• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN LEARNING CYCLE PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN LEARNING CYCLE PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

DAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT

DAN NON ELEKTROLIT

Oleh:

Rahmi Ananda Samosir NIM. 4123331040

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN LEARNING

CYCLE PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Rahmi Anada Samosir (4123331040) Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia siswa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Learning Cycle pada pokok bahasan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit. Penelitian ini merupakan penelitian eksprimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Kartini Utama Sei Rampah yang tediri dari tiga kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan random sampeling yaitu secara undian diambil 2 kelas dari 3 kelas yaitu kelas X2 sebagai kelas eksprimen I dan kelas X1 sebagai eksprimen II. Sampel penelitian kelas eksprimen I dan kelas eksprimen II masing-masing berjumlah 40 orang. Instrumen test digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa berupa tes objektif dalam bentuk pilihan berganda berjumlah 20 soal. Kelas eksprimen I diberikan perlakukan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan kelas eksprimen II diberikan perlakuan dengan model Learning Cycle. Dikedua kelas diberikan perlakuan yang sama yaitu pada pertemuan awal dilakukan pretest dan pada pertemuan terakhir dilakukan posttest. Data hasil belajar siswa diuji normalitas dan homogenitasnya, hasil yang diperoleh kedua kelompok sampel homogen dan berdistribusi normal. Hasil uji t di peroleh thitung = 4,71 dan ttabel = 1,974 untuk α = 0,05, karena thitung berada pada daerah kritis dimana daerah kritis berada pada t<-1,974 dan t >1,974 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar kimia siswa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan model pembelajaran Learning Cycle.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahhirabbal A’lamin Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhana Wa Ta’ala, atas segala berkat dan rahmat-Nya, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Kimia Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Model Pembelajaran Learning Cycle Pada Pokok Bahasan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Bapak Dr.Wesly Hutabarat, M.Sc sebagai dosen pembimbing skripsi (PS) yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan skiripsi sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr. Ida Duma Riris, M.Si, Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si, dan Bapak Drs. Kawan Sihombing, M.Si, yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari penelitian sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Drs. Eddyanto, P.hD selaku dosen pembimbing akademik (PA) dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih kepada guru-guru sekolah yang telah mendidik penulis sehingga penulis dapat memperoleh gelar Sarjana. Ucapan terima kasih kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Staf Tata Usaha, Guru Kimia dan Siswa/i kelas SMA Kartini Utama Sei Rampah yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.

(5)

v

Terkhusus ucapan terimakasih saya sampaikan kepada sahabat terbaikku Nurul Tasria Lubis, Fauziah Hanum Harahap, Melinda Siregar, Nurkumalasari, Rizka Amanda, Dina Wahida yang memberikan dukungan dan warna terindah kepada saya sehingga saya lebih bersemangat dalam menjalani hidup ini. Tak lupa ucapan hangat terima kasih juga saya sampaikan kepada sahabat saya Wardiana, Tri Rizki, Agus, Junifer, Kumala Pontas, Rudi, Yani, Ranti, Indah, Masro, Nova, Maya, Nila, dll serta seluruh mahasiswa Kimia Ekstensi B yang selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. Begitu juga saya ucapkan terimakasih untuk tim almihdiaat alqalb untuk semua dukungan dan semangatnya selama ini teristimewa kepada Syukri Hamdani, Wasadea Haji Asky, dan Muhammad Hadi Suhendra.

Terima kasih juga kepada adik saya di Kost Tercinta: Reni Novianti, City Asmaini, Nur Rizka, Khairani Harahap, Suci Rahmizul yang selalu setia menemani bersama di Kost Tercinta dengan suka dan dukanya serta memberikan semangat dalam perjalanan memperoleh pendidikan ini. Ucapan terimakasih juga saya ucapkan kepada teman- teman satu pembimbing skripsi untuk Graciana Manalu, Ramadhan Syahputra, Ria Jelita, Shintauli Sihombing dan daniel. Ucapan terima kasih juga kepada seluruh teman-teman, kakak, abang dan saudara/i yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang selalu memberikan senyuman hangat dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi saya ini.

Medan, Juni 6 Penulis,

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Daftar Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Ruang Lingkup 4

1.3. Rumusan Masalah 4

1.4. Batasan Masalah 4

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 5

1.7. Defenisi Operasional 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 7

2.1.1. Hakikat Belajar Kimia 7

2.1.2. Hasil Belajar Kimia 7

2.1.3. Model Pembelajaran 8

2.1.3.1.Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) 9 2.1.3.2.Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah 10 2.1.4. Model Pembelajaran Bersiklus (Learning Cycle) 11 2.1.4.1.Pengertian Siklus Belajar (Learning Cycle) 11

(7)

vii

2.1.4.3.Penerapan di dalam Kelas 14

2.1.4.4.Mengembangkan Model Pembelajaran Bersiklus (Learning Cycle) 16 dalam Pembelajaran Kimia

2.1.4.5.Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Bersiklus 17 (Learning Cycle)

2.1.4.6.Sintaks Model Pembelajaran Bersiklus (Learning Cycle) 19 2.1.5. Materi Ajar Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit 20

2.1.5.1.Pengertian Larutan 20

2.1.5.2.Teori Ion Svante Arrhenius 21

2.1.5.3.Elektrolit Senyawa Ion & Senyawa Kovalen Polar 22 2.1.5.4.Elektrolit Kuat dan Elektrolit Lemah 23

2.2. Kerangka Konseptual 25

2.3. Hipotesis Penelitian 26

2.3.1. Hipotesis erbal 26

2.3.2. Hipotesis Statistik 26

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan aktu Penelitian 27

3.2. Populasi dan Sampel 27

3.3. ariable Penelitian 27

3.3.1. ariabel Bebas ( 1, 2) 27

3.3.2. ariabel Terikat 28

3.3.3. ariabel Kontrol 28

3.4. Instrumen Penelitian 28

3.4.1. Instrumen Tes 28

3.4.1.1. aliditas Isi (Content Validity) 29

3.4.1.2.Indeks Kesukaran 29

3.4.1.3.Daya Pembeda Soal 30

3.4.1.4.Reliabilitas Tes 30

3.5. Rancangan Penelitian 32

(8)

viii

3.6.1. Tahap Persiapan Penelitian 34

3.6.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian 34

3.6.3. Tahap Akhir Penelitian 35

3.7. Teknik Analisis Data 35

3.7.1. Menentukan Nilai Rata- rata dan Simpangan Baku 35

3.7.2. Uji Normalitas 36

3.7.3. Uji Homogenitas Data 37

3.7.4. Uji Hipotesis 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitan 39

4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian 39

4.1.1.1.Analisis Instrumen Tes 39

4.1.2. Data Hasil Penelitian 40

4.1.3. Deskripsi Data Hasil Penelitian 41

4.2. Analisis Data Hasil Penelitian 41

4.2.1. Data Pre-tes Kelas Eksperimen I Dan Kelas Eksperimen II 41 4.2.2. Data Post-tes Kelas Eksperimen I Dan Kelas Eksperimen II 42 4.2.3. Uji Normalitas Data Pre-tes dan Postest 44 4.2.4. Uji Homogenitas Data Pre-tes dan Data Post-tes 44 4.2.5. Uji Hipotesis Penelitian ( Uji t Dua Pihak ) 46

4.3. Pembahasan 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 49

5.2. Saran 49

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(10)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Peran Guru dalam Pembelajaran Berbasis Masalah 9 Tabel 2.2. Penerapan Pembelajaran Bersiklus (Learning Cycle) di Dalam Kelas 15 Tabel 2.3. Sintaks Model Pembelajaran Bersiklus (Learning Cycle) 19 Tabel 2.4. Perbedaan Antara Elektrolit Senyawa Ion Dengan Senyawa 23

Kovalen Polar

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 32

Tabel 3.2. Tabel Penolong Uji Normalitas 36

Tabel 4.1. Data Pre-tes Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II 42 Tabel 4.2. Data Post-tes Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II 43 Tabel 4.3. Uji Normalitas Data Pretes dan postest Kelas Eksperimen I 44

dan Eksperimen II

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 53

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 56 Lampiran 3. Lembar Studi Kasus Problem Based Learning 79 Lampiran 4. Jawaban Studi Kasus Problem Based Learning 82 Lampiran 5. Penuntun Percobaan 84 Lampiran 6. Kisi-kisi Instrumen Tes Setelah Divalidkan 87 Lampiran 7. Instrumen Tes Sebelum Divalidkan 102 Lampiran 8. Instrumen Tes Setelah Divalidkan 113 Lampiran 9. Perhitungan Validitas Tes 120 Lampiran 10. Tabel Uji Validitas Instrumen Tes 123 Lampiran 11. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 124 Lampiran 12. Tabel Uji Tingkat Kesukaran Tes 126 Lampiran 13. Perhitungan Daya Pembeda Butir Tes 128 Lampiran 14. Tabel Uji Daya Beda 129 Lampiran 15. Perhitungan Reabilitas Tes 130 Lampiran 16. Tabel Uji Reabilitas Tes 131 Lampiran 17. Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Standar Deviasi Hasil 132

Belajar Siswa Kelas Ekperimen I dan Kelas Eksperimen II Lampiran 18. Tabulasi Data Nilai Siswa Kelas Eksperimen I dan Kelas 134

Eksperimen II

Lampiran 19. Perhitungan Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa 135 Lampiran 20. Perhitungan Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Siswa 139 Lampiran 21. Pengujian Hipotesis Hasil Belajar 142 Lampiran 22. Tabel Nilai-nilai r-Product Moment 144 Lampiran 23. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2) 145 Lampiran 24. Tabel Nilai-nilai Distribusi-t (Tabel t) 146 Lampiran 25. Nilai Kritis Distribusi F 147

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penggunaan model pembelajaran yang tepat merupakan salah satu hal yang penting sebagai sarana dalam kegiatan belajar mengajar untuk menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa secara efektif dan meningkatkan keberhasilan belajar siswa. Pemilihan model pembelajaran juga harus sesuai dengan materi yang disampaikan karena materi yang berbeda diperlukan model pembelajaran yang berbeda pula agar pencapaian tujuan dan hasil belajar menjadi maksimal. Pemilihan model pembelajaran juga dipengaruhi oleh karakteristik siswa. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan dalam pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran (Assriyanto, 2014).

Model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru antara lain model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Model pengajaran ini bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan yang menyatakan model ini merupakan pengembangan kurikulum dan system pengajaran yang mengembangkan secara simultan strategi pemecahan masalah dan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik (Shoimin, 2014).

(13)

2

informasi, diskusi dan kolaborasi antar kelompok untuk pemecahan masalah tersebut ( ewi, 2013).

Model pembelajaran ini memiliki karakteristik antara lain 1) Belajar dimulai dengan suatu permasalahan 2) Permasalahan yang diberikan harus berhubungan dengan dunia nyata siswa 3) Mengorganisasikan pembelajaran di seputar permasalahan, bukan di seputar disiplin ilmu 4) memberikan tanggung jawab yang besar dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri ) Menggunakan kelompok kecil ) menuntut siswa untuk mendemonstrasikan apa yang telah dipelajarinya dalam bentuk produk dan kinerja (Wena, 2011).

Penelitian yang terkait dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) telah banyak dilakukan, diantaranya penelitian dilakukan oleh ewi (2013) bahwa prestasi belajar siswa pada materi sistem koloid meningkat dengan hasil pada siklus I adalah 1 , %, sedangkan hasil yang diperoleh pada siklus II yaitu 0, 3%. Ini artinya penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berhasil.

alam penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi ( 2014) pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi reaksi redoks, hasil penelitiannya menunjukkan 1,2 % peserta didik yang sudah mencapai KKM materi reaksi redoks. apat diketahui bahwa melalui pembelajaran Problem Based Learning menyebabkan peserta didik dapat memiliki prestasi belajar yang baik pada ranah pengetahuan.

(14)

iri khas model pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cycle) adalah setiap siswa secara individu belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan guru. Kemudian, hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan oleh anggota kelompok dan semua anggota kelompok bertanggung jawab secara bersama-sama atas keseluruhan jawaban. Langkah- langkahnya adalalah 1) Engagement (undangan), minat dan keingintauan pembelajaran tentang topik yang akan diajarkan berusaha dibangkitkan 2) Exploration (Eksplorasi), siswa diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari guru untuk menguji prediksi, melakukan, dan mencatat pengamatan serta ide-ide 3) Explanation (penjelasan),

uru mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka sendiri. Pada tahap ini pembelajar menemukan istilah-istilah dari konsep yang dipelajari 4) Elaboration (pengembangan), siswa mengembangkan konsep dan keterampilan dalam situasi baru ) Evaluation (Evaluasi), melakukan tes untuk melihat apakah pembelajaran sudah berlangsung baik (Shoimin, 2014).

Sementara penelitian mengenai model pembelajaran Learning Cyle telah dilakukan oleh Susanti, hasil penelitiannya menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Learning Cyle pada pokok bahasan hidrokarbon di kelas X SMA N 3 Tapung berada pada kategori tinggi dengan nilai N-gain 0, 11.

Penelitian lain yang dilakukan Astutik yang menerapkan Model Pembelajaran Learning Cycle pada pembelajaran Sains di S N Patrang I Jember, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa besarnya nilai rata-rata ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan yaitu 0, 0% pada siklus I dan , 0% pada siklus II.

(15)

diskusi kelas sehingga siswa mampu membangun pemahaman mereka sendiri melalui bantuan teman sebaya (Yunani, 2012).

Berdasarkan latar belakang diatas materi larutan elektrolit dan non elektrolit dapat diajarkan dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Model Pembelajaran Learning Cycle oleh sebab itu penulis tertarik membuat penelitian dengan judul Perbedaan Has l Bela ar K m a swa

Menggunakan M del Pembela aran Problem Based Learning PBL Dan

M del Pembela aran Learning Cycle Pada P k k Ba asan Larutan Elektr l t

dan N n Elektr l t.

1. uang L ngku

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka ruang lingkup dalam penelitian ini adalah perbedaan hasil belajar belajar kimia siswa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan model pembelajaran Learning Cycle pada pokok bahasan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit kelas X di SMA Kartini Utama Sei Rampah.

1. umusan Masala

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada perbedaan hasil belajar kimia siswa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan model pembelajaran Learning Cycle pada pokok bahasan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit?”

1. Batasan Masala

(16)

1. u uan Penel t an

Berdasarkan rumusan masalah diatas yang telah disusun, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah perbedaan hasil belajar kimia siswa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan model pembelajaran Learning Cycle pada pokok bahasan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit.

1. Manfaat Penel t an

Manfaat yang dapat diharapkan dari hasil penelitian ini adalah

1. Bagi guru sebagai bahan masukan sekaligus informasi mengenai model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dan siklus belajar (Learning Cycle) dalam pengajaran kimia dan menjadikannya sebagai salah satu alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar.

2. Bagi siswa Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi yang nyata dalam pemahaman siswa terhadap materi Larutan Elektrolit an Non Elektrolit karena siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang telah dipelajarinya melalui percobaan sehingga hasil belajar siswa meningkat dan dapat mengembangkan aspek kognitif yang dimiliki siswa. Penelitian ini juga diharapkan dapat menarik minat dan memotivasi siswa dalam mengikuti pelajaran karena siswa dilibatkan secara langsung dalam menemukan konsep-konsep yang sedang dipelajari

3. Bagi sekolah sebagai sumbangan pemikiran dalam perbaikan pengajaran serta referensi untuk bahan pertimbangan agar penggunaan model pembelajaran dapat diterapkan disekolah.

1. Def n s O eras nal

(17)

2. Model Siklus Belajar (Learning Cycle) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa (s den cen ered). Learning ycle merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif (Astutik, 2012). 3. asil belajar adalah ketika seseorang melakukan proses pembelajaran

(18)

49

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan uji statistik pada bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada pokok bahasan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit diperoleh rata-rata pretest 32,25 dan rata-rata postest 87,625.

2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle pada pokok bahasan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit diperoleh rata-rata pretest 28,5 dan rata-rata postest 81,125.

3. Ada perbedaan hasil belajar kimia siswa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan model pembelajaran Learning Cycle pada pokok bahasan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit kelas X di SMA Kartini Utama Sei Rampah Tahun Ajaran 2015/2016 yaitu lebih baik model Problem Based Learning (PBL) daripada model pembelajaran Learning Cycle yang dilihat dari nilai rata-rata posttest siswa.

5.2. SARAN

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas maka penulis menyarankan hal-hal berikut:

1. Bagi guru dan calon guru, penerapan model Problem Based Learning (PBL) mempermudah pencapaian tujuan instruktusional dan dapat memperoleh hasil belajar siswa yang lebih baik, khususnya mata pelajaran kimia pokok bahasan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit.

(19)

50

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z., (2009), Evaluasi Pembelajaran, PT Remaja rosdakarya, Bandung.

Ariyanti, P., Martini, K.S., dan Agustina, W., (2015), Penerapan Problem Based Learning (PBL) Dengan Penilaian Portofolio Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Pada Materi Stoikiometri Di SMAN 2 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) Vol. 4 Halaman 1-9.

Assriyanto, K.E., Sukardjo, J.S., dan Saputro, S., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Metode Eksperimen Dan Inkuiri Terbimbing Ditinjau Dari Kreativitas Siswa Pada Materi Larutan Penyangga Di SMA N 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/2014, jurnal pendidikan kimia,Vol. 3 Halaman 89-97.

Astutik, S., (2012), Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Model Siklus Belajar (Learning Cycle 5E) Berbasis Eksperimen Pada Pembelajaran Sains Di SDN Patrang I Jember, Jurnal Ilmu Pendidikan Sekolah Dasar,

Vol. 1 Halaman 143-153.

Depari, G., (2011), Pembelajaran Kooperatif Team Games Tournament Dan

Learning Cycle pada Mata Pelajaran Elektronika Digital, Jurnal

Pendidikan, Vol. 7 halaman 161-174.

Dewi, R., Haryono, dan Suryadi, B., (2013), Upaya Peningkatan Interaksi Sosial Dan Prestasi Belajar Siswa Dengan Problem Based Learning Pada Pembelajaran Kimia Pokok Bahasan Sistem Koloid Di Sma N 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012, Jurnal PendidikanVol. 2 Halaman 15-20.

Fajaroh dan Dasna., (2008), Pembelajaran Dengan Model Siklus Belajar

(Learning Cycle), Jurusan Kimia FMIPA UM, Malang.

Husna, S., Parlan,dan Dedek, S., (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5E pada Materi Hidrokarbon Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Batu Program Keahlian Agribisnis Hasil Pertanian, Jurnal Pendidikan, Halaman 1-9.

Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E., (2011), Models of Teaching, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

(20)

5

Lorsbach, A.W., (2002), The Learning Cycle as a Tool for Planning Science Instruction, http://www.coe.ilstu.edu/scienced/lorsbach/257lrcy.html

Malihah, M., (2011), Pengaruh Model uided Inquiry (Inkuiri Terbimbing) Terhadap asil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Laju Reaksi, Skripsi, FT UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Milfayetty, S., Yus, N., Rahmulyani., Hutasuhut, E., dan Zulhaini., (2015),

Psikologi Pendidikan, PPs Unimed, Medan.

Mursid, R., (2013), Pengembangan model pembelajaran berbasis Kompetensi, Unimed Press, Medan.

Nurhadi, 2004, Model Pembelajaran kontekstual dan penerapannya dalam KBK, Universitas Negeri Malang, Malang.

Pratiwi, Y., Tri, R., dan Mohammad, M., (2014), Pelaksanaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Redoks Kelas X Sma Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan, Vol. 3 Halaman 40-48.

Purba, M., (2012), KIMIA Untuk SMA MA kelas X, Erlangga, Jakarta.

Rusdiana, M., Endang, B., dan Dedek, S., (2013), Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Kimia Berbasis Learning Cycle 5 E Pada Materi Larutan Penyangga Dan Hidrolisis Garam Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Semester 2 SMK Negeri 2 Batu Program Keahlian Agribisnis Hasil Pertanian, Jurnal Pendidikan, Halaman 1-14.

Sanjaya, W., (2011), Strategi pembelajaran, Kencana, Jakarta.

Shoimin, A., (2014), 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum ,

Ar-ruzz Media, Yogyakarta.

Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA UNIMED, Medan.

Simatupang, D., (2008), Pembelajaran Model Siklus Belajar (Learning Cycle),

Jurnal Pendidikan, Vol. 10 Halaman 62-70.

(21)

5

Sudarmo, U., (2013), KIMIA untuk SMA MA Kelas X, Erlangga, Jakarta.

Sudjana, N., (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Susanti, W., Armiyus, T., dan Elva Y., (2012), Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7e Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon Di Kelas X Sma N 3 Tapung, Jurnal Pendidikan, Halaman 1-7.

Suyanti, D.R., (2010), Strategi Pembelajaran Kimia, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Trianto, (2010), Model Pembelajaran Terpadu, PT Bumi Aksara, Jakarta

Trihatmo, A., Soepardjo, dan Antonius T., Widodo, (2012), Penggunaan Model

Problem Based Learning pada Materi Larutan Penyangga dan Hidrolisis,

Jurnal Pendidikan, Vol.1 Halaman 1-7.

Wena, M., (2011), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi Aksara, Jakarta

Witanti, E,. Nurdian, Wildan, dan Muti’ah, (2015), Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia Ditinjau dari Peta Pikiran pada Siswa Kelas X MAN 1 Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015, Jurnal Ilmiah, Halaman 1-14.

Yamin, M., (2013), Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, GP Press

Group, Jakarta.

Yunani, Idianti, F., dan Bertha Y., (2012), Keterampilan Sosial Siswa Pada materi Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit di SMA Negeri 1 Surabaya Pada Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS),

Unesa Journal of Chemichal Education, Vol.1 Halaman 19-26.

Referensi

Dokumen terkait

Based on the previous reason the writer will observe The Jakarta Post and The Jakarta Globe by using Critical Discourse Analysis by Teun Van Dijka. So, the

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pengaruh pengembangan kawasan agropolitan terhadap pendapatan usahatani petani, (2) mengetahui pengaruh pembangunan

asam laktat menghasilkan asam dalam waktu cepat sehingga menurunkan pH yang menyebabkan bakteri patogen tidak dapat tumbuh. ) yang terbentuk oleh BAL yang bersifat

PERSEPSI DOSEN AKUNTANSI DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP TEKNOLOGI INFORMASI YANG HARUS DIKUASAI.. OLEH

ANALISA PENGARUH BIAYA KEAGENAN, RESIKO PERUSAHAAN DAN KESEMPATAN INVESTASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN.. PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA

Undenwiting Treaty &amp; Retrosesi, Kepala Dibisi Undehting Facultative clan Kepala Bagian Undmwiting Treaty &amp; Retrosesi. Reasuransi Nasional Indonesia dengan nilai TAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis Perancangan Proses Produksi Surfaktan Non Ionik Alkil Poliglikosida (APG) Berbasis Pati Sagu dan Dodekanol serta Karakterisasinya

Melihat latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh Minat Membaca Buku Perpustakaan Dan Media Pembelajaran