• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR INTERNAL YANG MELATARBELAKANGI KETIDAKKAMBUHAN PADA PENDERITA SKIZOFRENIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR INTERNAL YANG MELATARBELAKANGI KETIDAKKAMBUHAN PADA PENDERITA SKIZOFRENIA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR INTERNAL YANG MELATARBELAKANGI

KETIDAKKAMBUHAN PADA PENDERITA SKIZOFRENIA

(Studi pada individu yang pernah mengalami skizofrenia)

SKRIPSI

Disusun oleh :

Dian Gupitasari

07810009

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

FAKTOR-FAKTOR INTERNAL YANG MELATARBELAKANGI

KETIDAKKAMBUHAN PADA PENDERITA SKIZOFRENIA

(Studi pada individu yang pernah mengalami skizofrenia)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

Dian Gupitasari

07810009

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan Rahmat serta Hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor Internal Yang Melatarbelakangi

Ketidakkambuhan

Pada Penderita Skizofrenia (Studi Pada Individu Yang Pernah

Mengalami Skizofrenia)”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan

dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam

kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesarnya-besarnya kepada :

1.

Drs. Tulus Winarsunu, M. Si, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Malang.

2.

Dra. Cahyaning Suryaningrum, S.Psi, M.Si, selaku dosen Pembimbing I dan

dosen wali yang selalu memberikan bimbingan dan masukan serta

nasehat-nasehat yang sangat berguna dalam kelancaran skripsi ini.

3.

Dosen Pembimbing II, M. Salis Yuniardi, M. Psi dan Adib Asrori, S.Psi, M.Psi

yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan serta masukan yang

berharga kepada penulis, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4.

Ibunda tercinta Lelia Herdina dan ayahanda Iskandar Djamaah yang tak pernah

henti-hentinya mendukung dan mendoakan penulis hingga proses skripsi ini

selesai dengan hasil yang memuaskan.

5.

Saudara-saudara penulis, M. Yusuf (fusoi) Al-Ghazali yang sangat berjasa

kepada subyek dalam proses pengambilan data skripsi, dan Dita (ichi)

Permatasari, terimakasih atas dukungan dan semangat serta kasih sayang yang

(7)

6.

Budeku tersayang, bude Trien Hariyati yang sudah memotivasi subyek, pakde

Mufat dan bude Hana yang memberikan semangat kepada subyek.

7.

Sahabatku, teman seperjuanganku para “Rangers”, Ria Lyka Febrina, I love u

full bestfriend, jangan pernah patah semangat yah, kita selalu ada buat kamu,

Putri Fadhilah Amri, terimakasih atas masukan, saran, dan mau mendengarkan

uneg-uneg subyek, Merlina Nourmalita yang telah memberikan motivasi dan

menjadi teman seperjuangan pada detik-detik akhir dalam skripsi ini.

8.

Untuk seseorang yang datang tepat pada waktunya, Yuda Novianto yang

memberikan support dan perhatian yang tiada henti kepada penulis hingga

menumbuhkan semangat untuk menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya.

9.

Mbok Juminten Larasati, F.I.M, terimakasih atas kesediaannya membantu dan

memudahkan subyek dalam proses penelitian ini.

10.

Teman-teman Psikologi angkatan 2007, Ratih Ayu Suryaningrum, Mutia

Mayarizka, M. Gengki, Siska Triana Niagara, dan yang lainnya yang tidak

dapat disebutkan satu per satu, yang telah memberikan semangat sehingga

penulis terdorong untuk menyelesaikan skripsi ini.

11.

Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah memberikan

bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satu pun karya manusia yang sempurna,

sehingga kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis

harapkan. Namun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 14 Agustus 2011

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ……….

i

INTISARI ……….... iii

DAFTAR ISI ……… iv

DAFTAR TABEL ……… vi

DAFTAR LAMPIRAN ……… vii

BAB I PENDAHULUAN ………... 1

1.1 Latar Belakang ………... 1

1.2 Rumusan Masalah ………. 6

1.3 Tujuan Penelitian ……… 6

1.4 Manfaat Penelitian ………. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Skizofrenia ……… 7

2.1.1 Pengertian Skizofrenia ……….. 8

2.1.2 Kriteria Diagnostik Skizofrenia ……… 8

2.1.3 Gejala-Gejala Skizofrenia ……… 9

2.1.4 Perspektif Teoritis Penyebab Skizofrenia …………. 10

2.1.5 Tipe-Tipe Skizofrenia ………... 19

2.2 Konsep Relaps

2.2.1 Pengertian Relaps ………... 22

2.2.2 Faktor Penyebab Relaps ………... 22

(9)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian ……… 30

3.2 Batasan Istilah ………... 30

3.2.1 Skizofrenia ………... 31

3.2.2 Faktor Internal ………... 31

3.2.3 Ketidakkambuhan ………. 31

3.3 Subyek Penelitian ………... 31

3.4 Teknik Pengumpulan Data ……….…... 32

3.5 Jenis Data dan Instrumen Penelitian ………. 33

3.6 Konteks Penelitian ………. 33

3.7 Tahapan Penelitian ………. 34

3.8 Analisa data ……… 34

3.9 Keabsahan Data ……….. 35

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Identitas Subyek ………. 36

4.2 Deskribsi Data Hasil Penelitian ………... 37

4.3 Analisis Data ……….. 47

4.4 Pembahasan ………. 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ……… 72

5.2 Saran ……….. 72

(10)

DAFTAR TABEL

4.1

Identitas subyek penelitian ………... 35

4.2

Deskribsi subyek F ……… …... 46

4.3

Deskribsi subyek M ………... 54

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Guide Interview

Lampiran 2 : Verbatim Subyek

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Arif, I. S. (2006). Skizofrenia :

Memahami dinamika keluarga pasien. Bandung : PT.

Refika Aditama.

Davison, G. C., Neale, J. M., Kring, A. M. (2010).

Psikologi abnormal (Ed.

Kesembilan). Jakarta : Rajawali Pers.

Kembaren, L. (2009). Psikoedukasi keluarga pada pasien skizofrenia. Diakses 12 April

2011

diperoleh

dari

http://sehatjiwa.blogspot.com/2009/11/psikoedukasi-keluarga-pada-pasien.html

Moran, M. (1998).

Pengobatan psikososial sering hilang dari rejimen skizofrenia

Diakses 3 Agustus 2011 diperoleh dari http://translate.google.com/translate.

http://pn.psychiatryonline.org/

Moleong, L. J. (2010).

Metodologi penelitian kualitatif (Ed Revisi). Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Nevid, J., Rathus, S., & Greene, B. (2003).

Psikologi abnormal (Ed. Kelima). Jakarta:

Erlangga.

Semium, Y. (2006). Kesehatan mental 3. Yogyakarta : Kanisius.

Sirait, A. (2008). Pengaruh koping keluarga terhadap kejadian relaps pada skizofrenia

remisi sempurna di rumah sakit jiwa daerah propinsi sumatera utara tahun

2006 (Tesis) Diakses 23 mei 2011 diperoleh dari http://repository.usu.ac.id

/123456789/6815/ 1/047023001.pdf.

Simanjuntak, Y.P. (2008).

Faktor risiko terjadinya relaps pada pasien skizofrenia

paranoid

(Tesis)

Diakses

5

mei

2011

diperoleh

dari

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/ 6360/3/08E00835.pdf.

Sugiyono. (2008). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.

Veague, H. B. (2004). Skizofrenia mencegah relaps. Diakses 23 mei 2011 diperoleh dari

http://www.health.am/psy/more/schizophrenia-psychological-treatments/.

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang bersifat kronis atau kambuh ditandai dengan parahnya kekacauan pribadi, distorsi realita dan ketidakmampuan untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Pasien dapat kehilangan pekerjaan, teman, dan minat, karena mereka tidak mampu berbuat sesuatu, bahkan ada pasien yang hidup menggelandang di jalan atau dipasung di rumah (Atkinson,dkk, 1996). Menurut data hasil penelitian, di Indonesia terdapat sekitar 1-2% penduduk yang menderita skizofrenia, itu berarti sekitar 2-4 juta jiwa, dari jumlah tersebut diperkirakan penderita yang aktif sekitar 700.000-1,4 juta jiwa. Demikian juga pendapat Irmansyah (2006), bahwa penderita yang dirawat di bagian psikiatri di Indonesia hampir 70% karena skizofrenia (Chandra, 2006).

(14)

2

Dalam perjalanannya, penderita skizofrenia seringkali mengalami kekambuhan setelah ia selesai menjalani masa perawatan di Rumah Sakit Jiwa. Data yang diperoleh dari Medical Record Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara tahun 2004, pasien gangguan jiwa yang dirawat berjumlah 1.387 orang, dari jumlah tersebut penderita gangguan jiwa yang dirawat berjumlah 1.183 orang (88,15%). Pada tahun 2005 pasien gangguan jiwa yang dirawat berjumlah 1.694 orang, dari jumlah tersebut penderita skizofrenia sebanyak 1.543 orang (91,09%). Dari 1.543 orang penderita skizofrenia yang dirawat pada tahun 2005 sebanyak 1493 orang penderita remisi sempurna (96,76%), dan dari jumlah

tersebut penderita yang mengalami relaps sebanyak 876 orang penderita

(58,67%). Data di atas menunjukkan adanya peningkatan penderita skizofrenia dari tahun ke tahun di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara dan

juga menunjukkan tingginya angka relaps pada penderita remisi sempurna

(Medical Record RSJD Provinsi Sumatera Utara, 2005). Penyakit skizofrenia seringkali kronis dan kambuh, sehingga penderita memerlukan terapi/perawatan lama.

(15)

3

Faktor penting yang diterapkan dalam Berpikir Tentang Pencegahan

RelapsProgram, dari Harvard University oleh Dr Jill Hooley, melaporkan bahwa emosi negatif yang diekspresikan kepada skizofrenia dapat menjadi indikator kambuh kejiwaan. Emosi disajikan untuk tujuan penelitian ini didefinisikan sebagai keyakinan negatif dan kritik yang berasal dari mereka yang membentuk hubungan pribadi yang dekat dan keluarga yang mengelilingi dan pengaruh orang-orang dengan penyakit skizofrenia. Studi ini berkorelasi terhadap insiden tinggi kambuh ketika keluarga yang sangat kritis, baik penerimaan dan sikap terhadap anggota keluarga mereka yang terkena skizofrenia, yang menunjukkan bahwa keluarga memiliki kontrol internal yang tinggi. Ada fakta yang tak terbantahkan yaitu bahwa skizofrenia adalah gangguan mental yang dialami oleh orang dengan kondisi psikologis tertentu (Gabbard, 1994). Tampaknya lebih tepat dikatakan bahwa skizofrenia adalah penyakit yang meliputi predisposisi genetik, yang diaktifkan oleh faktor-faktor intrapsikis dan interpersonal

(Gabbard, 1994). Selain itu, beberapa faktor yang memicu terjadinya relaps yaitu

tidak patuh minum obat (non compliance), ekspresi emosi keluarga yang tinggi yaitu sikap keluarga yang negatif terhadap pasien, terlalu argumentatif, over protektif, dan terlalu mengkritik (Pramudya, 2005).

Walaupun fakta-fakta menunjukkan bahwa tidak sedikit penderita

skizofrenia mengalami relaps, tetapi bukan berarti penderita tidak dapat

bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Penelitian yang dilakukan oleh Barton (dalam Hawari, 2007) menunjukkan bahwa 50% dari penderita skizofrenia kronis yang menjalani program rehabilitasi dapat kembali produktif dan mampu menyesuaikan diri kembali di keluarga dan masyarakat. Hal ini berarti individu dapat melakukan penyesuaian diri dengan baik salah satunya karena motivasi tinggi yang bersumber dari dalam diri individu tersebut. Tidak dapat dipungkiri, faktor internal juga berperan dalam meminimalisir kekambuhan pada skizofrenia. Salah satu faktor internal pada individu dengan skizofrenia yang sangat berperan dalam mencegah dan meminimalisir kekambuhan adalah patuh mengkonsumsi obat (Kembaren, 2009). Dalam sebuah penelitian mengenai

(16)

4

tiga kelompok pasien yang menggunakan obat sebagai upaya meminimalisir

relaps. Hasil yang diperoleh yaitu 20 sampai 25 persen pasien memiliki sedikit pengurangan gangguan, pada 20 sampai 25 persen yang lainnya gangguan tersebut nampak relatif tidak merespon terhadap pengobatan dan berhubungan dengan cacat yang cukup parah, sementara mereka mengalami fluktuasi pada gangguan tersebut. Manfred Bleuler mengungkapkan bahwa proporsi dari dua grup yang pertama telah sedikit berubah selama penanganan secara klinis, namun perkembangan dalam famakologi dan psikososial tersebut telah memberikan manfaat pada pasien jenis ketiga. Sekelompok pasien rawat jalan dengan penyakit skizofrenia kronis yang telah ikut dalam tujuh tahun lebih awal dalam pemberian obat. Kesimpulan dari studi yang orisinil ini telah secara tegas menyatakan injeksi benar-benar bisa mencegah relaps dalam jangka pendek. Peneliti menemukan contoh kasus seseorang yang pernah mengalami skizofrenia dengan segala permasalahannya namun pada akhirnya dia bisa menjadi seperti orang normal lainnya dan mampu menjalani hidupnya dengan baik. Seorang laki-laki berinisial IS pernah menderita skizofrenia saat ia berumur 21 tahun. Dua minggu IS mendapat perawatan di Rumah Sakit Jiwa, kemudian IS diperbolehkan pulang dan menjalani rawat jalan. Selama menjalani rawat jalan IS mengkonsumsi obat yang diberikan dokter. Dalam kesehariannya IS tetap beraktivitas seperti orang normal lainnya, melanjutkan kuliahnya, kemudian ia lulus kuliah dan bekerja. Pada umur 24 tahun sampai sekarang berumur 32 tahun

IS tetap mengkonsumsi obat namun gejala relaps yang ia alami pada tahun

pertama sampai sekarang makin lama makin berkurang dan IS mampu mengelola

tekanan emosi saat relaps. Namun dalam perjalanan penyakitnya, IS pernah

(17)

5

baik di lingkungan manapun ia berada. Stressor yang ada membuatnya belajar berpikir positif dalam menyikapi permasalahan dan menjadikannya seseorang yang tidak gegabah dalam memandang suatu persoalan. Tidak banyak individu, khususnya yang pernah mengalami skizofrenia mampu beradaptasi dengan baik di lingkungannya dan bisa mengelola stressnya. Tentu hal ini juga diperkuat dengan dukungan keluarga dan orang-orang terdekat IS.

Dari contoh kasus di atas, terlihat bahwa seseorang yang pernah mengalami skizofrenia bisa bangkit untuk melawan penyakitnya. Ia juga mampu bersosialisasi dan berinteraksi dengan baik, serta mempunyai motivasi dan kepercayaan diri dari dalam dirinya bahwa ia bisa sembuh dan tidak berputus asa dengan keadaan yang pernah dialami. Ini juga memberikan gambaran pada masyarakat yang masih negatif dan minim pengetahuan mengenai seseorang yang menderita skizofrenia bahwa mereka juga bisa bermasyarakat dan berinteraksi dengan orang lain serta melakukan segala sesuatunya dengan baik walaupun mereka pernah menderita skizofrenia. Hal tersebut menunjukkan bahwa selain faktor eksternal, dalam hal ini peran keluarga, lingkungan dan masyarakat serta dukungan sosial, faktor internal juga sangat berpengaruh dalam ketidakkambuhan pada skizofrenia. Walaupun seseorang yang pernah menderita skizofrenia sulit disembuhkan, namun dengan semangat dan motivasi untuk sembuh yang ia miliki dan dapat mengendalikan dirinya (dalam hal ini mencegah

(18)

6

B. Rumusan Masalah :

Faktor-faktor internal apa sajakah yang melatarbelakangi

ketidakkambuhan pada individu yang pernah mengalami skizofrenia?

C. Tujuan Penelitian :

Untuk mengetahui faktor-faktor internal apa saja yang melatarbelakangi ketidakkambuhan pada individu yang pernah mengalami skizofrenia.

D. Manfaat Penelitian :

1. Secara teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan kontribusi yang berarti bagi perkembangan ilmu psikologi, terutama psikologi klinis.

2. Secara praktis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan dan menambah informasi mengenai faktor-faktor internal apa saja yang melatarbelakangi

ketidakkambuhan pada seseorang yang pernah mengalami skizofrenia, baik

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS ESTETIK KARYA SENI LUKIS MOEL SOENARKO YANG BERTEMA

Untuk itu diperlukan organisasi di atas fondasi tersebut di atas dengan struktur paling atas sebagai penanggung jawab program, kedua sebagai Tim Pengarah yang terdiri

Praktik Pengalaman Lapangan adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

Dari Tabel 5.4 dapat diketahui bahwa mayoritas tingkat sikap siswi SMKN 8 Medan tentang faktor resiko kanker serviks paling banyak berada pada kategori sedang yaitu sebanyak

menghasilkan produk konstruksi. Pengelolaan supply chain di industri konstruksi adalah salah satu usaha peningkatan kinerja. Pengelolaan supply chain harus efektif dan

Kebiasaan dalam pengelolaan pembuatan kue rumahan di Desa Lampanah memiliki kebiasaan kurang baik, hal ini di sebabkan karena pengelolaan kue rumahan oleh

KONTRIBUSI POWER TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DINAMIS TERHADAP HASIL DRIBBLE-SHOOT DALAM PERMAINAN FUTSAL.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sosial dalam Kumpulan Puisi “Aku Ingin Jadi Peluru” Karya Wiji Thukul. Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologi. sastra. Pendekatan