• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYELENGGARAAN SISTEM PENGURUSAN KEHUTANAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN OTONOMI DAERAH (Studi di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lampung Tengah)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENYELENGGARAAN SISTEM PENGURUSAN KEHUTANAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN OTONOMI DAERAH (Studi di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lampung Tengah)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

PENYELENGGARAANSISTEM PENGURUSAN KEHUTANANDALAM

RANGKA PENGEMBANGAN OTONOMI DAERAH (Studi di Dinas

Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lampung Tengah)

Oleh: ALIS NURMALISA (02230048)

Government Science

Dibuat: 2007-01-29 , dengan 3 file(s).

Keywords: Sistem Pengurusan Kehutanan, Pengembangan Otonomi Kehutanan

Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah membawa perubahan besar terhadap sistem pemerintahan di Indonesia. Sistem pemerintahan yang

sentralisasi berubah menjadi desentralisasi atau otonomi daerah. Sebagai konsekuesinya adalah adanya pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah. Berdasarkan perkembangan yang ada ternyata pelaksanaan otonomi daerah menuai banyak permasalahan. Timbulnya

berbagai kepentingan baik ekonomi, sosial, dan politik berbagai fihak baik pemerintah pusat maupun daerah menjadi faktor penghambat pelaksanaan kewenangan dan mengakibatkan otonomi daerah tidak berjalan sebagaimana mestinya. Perubahan sistem ini terjadi pada semua tata cara penyelenggaraan pemerintahan, tak terkecuali dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lampung Tengah dalam kegiatan penyelenggaraan kehutanan. Dinas ini harus melaksanakan penyelenggaraan sistem pengurusan kehutanan berdasarkan otonomi daerah dengan cara melaksanakan semua kewenangan bidang kehutanan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pelaksaaan kewenangan bidang kehutanan banyak menuai permasalahan. Berbagai kewenangan yang dimiliki dinas Kehutanan dan Perkebunan tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya terutama berkaitan dengan pelaksanaan kewenangan yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Lampung Tengah Nomor 20 tahun 2000 Tentang Kewenangan Kabupaten Lampung Tengah Sebagai Daerah Otonom.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian diskriptif. Secara teknis peneliti melakukan berbagai wawancara dengan fihak terkait secara langsung dan melaksanakan pengumpulan data berupa dokumen tertulis yang berkaitan dengan penyelenggaraan kehutanan dan pelaksanaan otonomi daerah di dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lampung Tengah. Data yang didapat dianalisis dan diintepretasikan kedalam bentuk laporan diskripsi yang bertujuan untuk mendiskripsikan penyelenggaraan sistem pengurusan kehutanan dan

mengidentifikasi faktor-faktor penghambat dalam penyelenggaraan sistem pengurusan kehutanan dalam rangka pengembangan otonomi daerah yang dilaksanakan oleh dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lampung Tengah.

(2)

Tengah sebagai Daerah Otonom. Dari pembahasan yang dilaksanakan berhasil diidentifikasi berbagai faktor penghambat dalam penyelenggaraan sistem pengurusan kehutanan dalam rangka pengembangan otonomi daerah yang dilaksanakan dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lampung Tengah. Faktor tesebut adalah minimnya sumber daya manusia (SDM), kurangnya koordinasi dengan Bupati, hubungan antara pemerintah pusat dan daerah yang kurang efektif, minimnya pendanaan yang diberikan pemerintah, dan kerusakan hutan yang parah.

Penelitian ini memberi kesimpulan bahwa penyelenggaraan sistem pengurusan kehutanan dalam rangka pengembangan otonomi daerah yang dilaksanakan oleh dinas Kehutanan dan Perkebunan diwujudkan dalam penyusunan rencana strategis dan pengembangan otonomi daerah

dilaksanakan dengan melaksanakan semua kewenangan bidang kehutanan terutama yang diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Lampung Tengah Nomor 20 Tahun 2000 Tentang Kewenangan Kabupaten Lampung Tengah Sebagai Daerah Otonom. Pelaksanaan

penyelenggaraan sistem pengurusan kehutanan dalam rangka pengembangan otonomi daerah masih kurang efektif meskipun dinas Kehutanan dan Perkebunan sudah berusaha seoptimal mungkin. Namun, karena berbagai faktor seperti minimnya sumber daya manusia, pendanaan yang kurang, dan hubungan antara pemerintah pusat dan daerah kurang efektif maka

Referensi

Dokumen terkait

f. Pengadaan obat, vaksin, reagensia dan alat kesehatan; g. Biaya transportasi rujukan pasien.. jadwal kegiatan yang dibuat Puskesmas bagi kader dan dukun bersalin

Dari temuan yang berupa gambaran tentang instrumen gendrang dan pola tabuhannya yang dilihat dari sisi manfaat bahwa instrumen gendrang merupakan hasil dari

yang terletak pada perairan kepulauan Natuna merupakan struktur fixed platform yang menggunakan jacket sebagai struktur penopang beban, akan tetapi letak Indonesia

ekanisme umpan balik dan penanganan keluhan dari pelanggan ke petugas promosi kesehatan yaitu suatu prosedur yang dilakukan dengan sasaran program promkes se)ara  proaktif

71 Hasil studi lapangan digunakan untuk menganalisis kebutuhan (need assessment) apakah produk PETASAN GALAU yang akan dihasilkan benar-benar dibutuhkan dan dapat dimanfaatkan

Dalam halaman pemandu haji terdapat tiga menu yang tersedia diantaranya, user yang merupakan informasi pengguna atau data pemandu haji, riwayat jamaah haji berfungsi

Penjumlahan vektor adalah penjumlahan dari gaya-gaya gravitasi yang dialami oleh benda, maka dapat dihitung jika sebuah benda mengalami dua buah gaya gravitasi

model pembe-lajaran langsung, (2) manakah yang menghasilkan pemahaman konsep dan keterampilan komputasi matematika yang lebih baik, siswa dengan kemam-puan