• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KOMPENSASI PENGURANGAN SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK BIDANG EKONOMI DI KABUPATEN BULUNGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KOMPENSASI PENGURANGAN SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK BIDANG EKONOMI DI KABUPATEN BULUNGAN"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan Perda No 3 tahun 2009 tentang penanganan kesejahteraan

sosial di Kabupaten Bulungan, bahwa usaha-usaha kesejahteraan sosial adalah

upaya, program dan kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan, membina,

memelihara, memulihkan dan mengembangkan kesejahteraan sosial. Munculnya

kebijakan ini dilatarbelakangi oleh kenaikan harga BBM yang berdampak pada

kenaikan harga kebutuhan pokok. Hal ini diringi dengan kenaikan harga beras

juga pasti memiliki kontribusi yang besar. Dalam hal ini Program Kompensasi

Pengurangan Subsidi (PKPS) merupakan salah satu sarana, baik bagi pemerintah

untuk membantu masyarakat dengan kenaikan BBM yang melebihi kapasitas serta

kemampuan masyarakat. Sebagaimana tahun sebelumnya, program bantuan beras

miskin dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) adalah upaya kompensasi akibat

kebijakan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi (PKPS) BBM.

Berbagai upaya pemerintah selama ini sacara absolut sudah dapat

membantu masyarakat miskin, tetapi penurunan angka kemiskinan ternyata masih

sangat rentan terhadap kondisi perkembangan ekonomi makro, dimana hal ini

dapat ditunjukan dari peningkatan angka kemiskinan secara drastis akibat krisis

ekonomi serta bertambahnya penduduk miskin baru yang diakibatkan oleh

berbagainya konflik politik dan konflik sosial di beberapa daerah.1

1

(2)

2

Selama ini perkembangan pembangunan yang dijalankan Pemerintah

Indonesia, masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan, upaya untuk

mengatasi kemiskinan dan keterbelakangan pembangunan ditempuh dengan

mengejar pertumbuhan ekonomi yang diyakini sangat penting dalam kemajuan

bangsa. Oleh karenanya, tidak mengherankan jika paradigma pembangunan saat

ini didominasi pemikiran pentingnya pertumbuhan ekonomi dalam mengejar

ketertinggalannya dengan kurang memperhatikan aspek pemerataan.2

Dalam hal ini, terdapat empat penyebab utama kenaikan angka

kemiskinan: Pertama, kenaikan harga BBM yang over-dosis. Kedua Kegagalan

PKPS. Ketiga Kegagalan stabilisasi harga bahan pokok dan keempat macetnya

efek tetes menetes pertumbuhan ekonomi. Sekalipun pertumbuhan ekonomi

dilaporkan terus meningkat tetapi angka kemiskinan tidak serta merta berkurang.3

Terkait dengan PKPS BBM, Dari hasil observasi4, diperoleh gambaran

bahwa penyaluran dana PKPS-BBM di Kabupaten Bulungan diarahkan untuk 7

Kecamatan yang tersebar di 13 kabupaten/kota dengan nilai Rp 89 miliar yang

akan dikerjakan selama dua bulan kerja. Apabila pengucuran dana tersebut lebih

cepat maka penyelesaian proyek juga bisa lebih cepat sehingga diharapkan proses

administrasi oleh pihak pusat segera dilakukan agar pelaksanaan di lapangan juga

bisa segera dimulai. Berbagai kegiatan infrastruktur yang akan dibangun itu, yakni

jalan usaha tani, irigasi pertanian, jalan desa dan berbagai program infrastruktur

yang mendukung peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat. Disisi lain dalam

2

Ibid

3

Bastanul Girsang, Erna Siregar, 2006. Angka Kemiskinan Kembali Melonjak. Bisnis Indonesia. Edisi 2 September, hlm: 6

4

(3)

3

pelaksanaan PKPS-BBM di daerah itu dibutuhkan pengawasan agar benar-benar

tersalur dengan baik dan sesuai sasaran. Pentingnya pengawasan terhadap

program tersebut, karena dana yang dialoksikan kegiatan itu merupakan uang

rakyat yang berasal dari pengurangan subsidi BBM.

Namun sampai saat ini belum terserapnya dana tersebut karena pencairan

dana membutuhkan persyaratan yang harus dipenuhi sementara sebagian besar

program tersebut belum memenuhi syarat untuk pencairan dana. Dengan kondisi

itu, hingga kini dana yang disiapkan untuk program tersebut belum terserap.

Akibatnya kegiatan di lapangan juga belum jalan karena dananya belum bisa

dicairkan, sehingga program pembangunan infrastruktur di daerah ini bisa

dikatakan belum mulai. Lambatnya pengucuran dana tersebut bukan kesalahan

daerah, tetapi karena sistem administrasi yang sebagian besar ditangani

pemerintah pusat sehingga berjalan lambat.

Salah satu hambatan tersebut, yakni tentang pengesahan SK satuan kerja

(Satker) peroyek infrastruktur di pedesaan itu menjadi kewenangan Departemen

Kimpraswil dan PU, sehingga sampai kini terdapat sejumlah daerah yang belum

mendapat SK tersebut. Hingga kini sejumlah daerah di Kaltim yang belum

menerima SK Satker itu, yakni Balikpapan, Samarinda, Nunukan, Bulungan,

Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara. Sehingga dari 13 kabupaten/kota di

Kaltim baru lima daerah yang SK Satkernya sudah ada, sedangkan tujuh daerah

lainya masih menunggu SK dari Depkimpraswil dan PU yang hingga kini masih

(4)

4

sudah dilakukan sehingga tinggal menunggu pihak pusat yang justru dinilai

lambat sehingga pelaksanaan di daerah terganggu.5

Disisi lain, upaya meningkatkan ketahanan pangan dan memberikan

perlindungan kepada keluarga miskin serta dalam memberdayakan masyarakat,

pemerintah harus tetap melanjutkan program beras untuk keluarga miskin dan

PKPS BBM Bidang ekonomi. Bantuan beras untuk masyarakat kurang mampu

dan program kompensasi pengurangan subsidi BBM tersebut merupakan salah

satu upaya pemerintah membantu mengurangi beban pengeluaran penduduk

miskin. Diharapkan terjadi transfer energi yang dapat mendukung program

lainnya, seperti perbaikan gizi, peningkatan kesehatan masyarakat dan kualitas

pendidikan, serta produktivitas keluarga miskin.

Penanggulangan kemiskinan dengan menitikberatkan pada pemberdayaan

masyarakat sebagai pendekatan operasional, merupakan wujud komitmen

Pemerintah Kabupaten Bulungan dalam merealisasikan kesejahteraan sosial bagi

masyarakatnya. Kegiatan program kompensasi pengurangan subsidi BBM

merupakan perwujudan nyata dari upaya menanggulangi kemiskinan dan

mendorong pembangunan di daerah. Dalam pelaksanaannya, masyarakat terus

didorong dan dikuatkan untuk dapat mengorganisir diri, termasuk menentukan

sendiri kegiatan pembangunan daerahnya secara musyawarah sesuai dengan

kebutuhannya.

(5)

5

Dari permasalahan ini mendorong penulis untuk lebih jauh meneliti tentang

bagaimana implementasi kebijakan PKPS BBM dalam upaya membantu beban

masyarakat miskin. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi

pemikiran dalam membantu meringankan beban kemiskinan

B. Perumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang sebagaimana yang telah dikemukakan

di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan:

1. Bagaimana implementasi kebijakan PKPS BBM Bidang Ekonomi di

Kabupaten Bulungan Kalimantan Timur ?

2. Apa saja kendala dalam implementasi kebijakan PKPS BBM Bidang

Ekonomi di Kabupaten Bulungan ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya,

dan diantara tujuan yang ingin dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan implementasi kebijakan PKPS

BBM Bidang Ekonomi di Kabupaten Bulungan Kalimantan Timur.

2. Untuk mengetahui kendala dalam implementasi kebijakan PKPS BBM

Bidang Ekonomi di Kabupaten Bulungan.

D. Manfaat Penelitian

Setelah mengetahui rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah

diuraikan diatas, tentunya peneliti mengharapkan manfaat dari hasil penelitian

(6)

6 1. Manfaat Akademis

Sebagai bahan pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam

menyusun karya ilmiah serta sekaligus sebagai sumbangan pemikiran di

bidang sosial dan bagi perkembangan ilmu pemerintahan. Disamping itu

hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur bagi mahasiswa

yang membutuhkannya dalam melakukan penelitian yang sama.

2. Manfaat Praktis

Melalui penelitian ini diharapkan peneliti dapat mengkaji, memahami

dan menambah informasi serta sebagai bahan rekomendasi bagi masyarakat,

LSM, terlebih Pemerintah Kabupaten Bulungan Kalimantan Timur.

E. Defenisi Konseptual

Defenisi konseptual merupakan rencana yang terdapat pada judul

penelitian, supaya tidak terjadi penjelasan dan keterangan tentang suatu hal yang

berbeda atas inti dari judul tersebut. Definisi konseptual merupakan definisi yang

dipakai dalam unsur dari suatu penjelasan umum serta peristiwa-peristiwa

tertentu, sedangkan yang dimaksud konsep merupakan suatu yang sudah menjadi

ketentuaan dari apa yang kita amati. Dalam penelitian telah diterangkan bagian

yang penting, karena definisi konseptual digunakan agar penelitian yang akan

dilakukan lebih fokus, lebih mudah serta terarah.

Dengan mengacu pada judul “Implementasi kebijakan PKPS BBM Bidang

Ekonomi di Kabupaten Bulungan Kalimantan Timur”, maka dijelaskan secara

(7)

7

1. Implementasi Kebijakan sebagai “suatu tindakan yang dilakukan baik

oleh individu atau kelompok, baik swasta maupun pemerintah yang

diarahkan pada tercapainya tujuan yang telah digariskan dalam

kebijakan”.6 Jadi implemantasi merupakan proses memahami yang

senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau

dirumuskan yakni berupa kejadian atau kegiatan yang timbul sesudah

disahkannya aturan tersebut, baik dalam usaha pengadministrasian

maupun untuk menimbulkan dampak atau akibat nyata pada

masyarakat. Van Meter dan Horn (1975) merumuskan bahwa proses

implementasi kebijakan adalah sebagai “suatu tindakan yang dilakukan

baik oleh individu atau kelompok, baik swasta maupun pemerintah

yang diarahkan pada tercapainya tujuan yang telah digariskan dalam

kebijakan”.7

2. PKPS BBM adalah Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM

sebagai salah satu sarana, baik bagi pemerintah daerah maupun

pemerintah pusat untuk membantu masyarakat dengan kenaikan BBM

yang melebihi kapasitas serta kemampuan masyarakat.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penetapan dari indikator-indikator yang

akan dipelajari dan dianalisis, sehingga nantinya dapat diperoleh gambaran yang

6

Ibid 7

(8)

8

jelas variabel-variabel gejalanya.8 Implementasi kebijakan PKPS BBM adalah

suatu tindakan yang dilakukan baik oleh individu atau kelompok, baik swasta

maupun pemerintah yang diarahkan pada tercapainya tujuan yang digariskan

dalam kebijakan. Dalam hal ini adalah kebijakan PKPS dalam membantu

masyarakat dengan kenaikan BBM yang melebihi kapasitas serta kemampuan

masyarakat.

Oleh karena itu berdasarkan judul penelitian yaitu tentang Implementasi

kebijakan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM Bidang Ekonomi di

Kabupaten Bulungan, maka indikator yang dipakai dalam penelitian ini adalah:

1. Implementasi kebijakan PKPS BBM Bidang Ekonomi di Kabupaten

Bulungan Kalimantan Timur;

a. Sosialisasi dalam program PKPS.

b. Aktor pelaksana program PKPS

b. Pendataan warga miskin.

c. Pendistribusian beras kepada keluarga miskin.

2. Kendala dalam implementasi kebijakan PKPS BBM Bidang Ekonomi di

Kabupaten Bulungan;

a. Pemetaan tentang sasaran dan program

b. Sarana pendistribusian beras kepada keluarga miskin

c. Monitoring pendistribusian kepada keluarga miskin

d. Jaringan pelaksana program PKPS

8

(9)

9 G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan

alasan agar dapat menggali informasi yang mendalam mengenai objek

yang diteliti. Metode deskriptif sebagai prosedur pemecahan masalah yang

diteliti berdasarkan fakta-fakta yang ada, sehingga tujuan dari metode

deskripstif adalah untuk menggambarkan suatu masyarakat tertentu atau

gambaran tentang gejala sosial. 9

Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian diskriptif

kualitatif dengan alasan bahwa dalam penelitian ini berupaya menggali

data, yaitu data berupa pandangan responden dalam bentuk cerita rinci

atau asli. Kemudian responden bersama peneliti memberikan penafsiran,

sehingga dapat memunculkan temuan tentang Implementasi kebijakan

PKPS BBM Bidang Ekonomi di Kabupaten Bulungan.

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.10 Karena sebagai

subyek yang mampu memberikan informasi, maka dalam penelitian

berhati-hati menentukan informan, agar didapatkan informasi yang

lengkap dan mendalam. Adapun proses penetapan subyek penelitian

menggunakan metode purposive sampling, yaitu:

9

Soehartono, Irawan. 2002. Metode Penelitian Sosial. Bandung: hlm:35 10

(10)

10 1. Camat

2. Kepala Desa

3. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)

4. Tim Verifikasi

5. Masyarakat yang diberdayakan.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pada prinsipnya pengumpulan data empirik diawali dengan

memahami setting. Dalam hal ini peneliti masuk sebagai bagian dari

subyek penelitian. Sehubungan dengan ini, maka digunakan teknik

pengumpulan data berupa pengamatan, wawancara, dan dokumentasi.

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian11.

a. Observasi

Ada beberapa alasan penggunaan teknik observasi: Pertama, teknik ini

didasarkan atas pengalaman secara langsung, kedua, teknik pengamatan

juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, mencatat perilaku

dan kejadian sebagaimana terjadi, ketiga, pengamatan memungkinkan

mencatat peristiwa dalam situasi berkaitan dengan pengetahuan

proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data,

keempat, pengamatan merupakan alternatif menghindari bias data,

kelima, memungkinkan memahami situasi-situasi yang rumit.12

11

Gulo, W. 2002. Metode Penelitian, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Hlm: 115 12

(11)

11

Dalam penelitian ini proses obervasi adalah mengamati segala sesuatu

yang terkait dengan permasalahan kebijakan PKPS di Kabupaten

Bulungan.

b. Wawancara

Teknik pengumpulan data berikutnya yang digunakan adalah teknik

wawancara. Dalam penelitian ini sengaja menggunakan teknik

wawancara mendalam dan terstruktur dengan menggunakan pedoman

wawancara yang merupakan suatu cara pengumpulan data secara

langsung dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran

lengkap tentang masalah yang diteliti.

Menurut Moloeng (2002) taknik wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara

yang mengajukan pertanyaan kepada informan. Pencatatan data

wawancara merupakan suatu aspek utama yang amat penting dalam

proses wawancara, karena jika tidak dilakukan dengan semestinya,

maka sebagian dari data akan hilang, dan usaha wawancara akan

sia-sia.13

c. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan penelusuran dokumen resmi dalam

menjajaki sumber tertulis. Sehingga memperkaya data disamping itu

metode dokumentasi akan membantu dalam penganalisaan. Peneliti

mencari data sekunder dengan jalan mengadakan studi kepustakaan dan

13

(12)

12

rekaman. Lincoln dan Guba seperti yang diikuti oleh Sonhaji

mengartikan rekaman sebagai setiap tulisan atau pernyataan yang

dipersiapkan oleh individual atau organisasi dengan tujuan

membuktikan adanya suatu peristiwa dan permasalahan atau memenuhi

accountin. Sedangkan dokumen digunakan untuk mengacu setiap

tulisan atau rekaman, yaitu dipersiapkan secara khusus untuk tujuan

tertentu.14

4. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, dilakukan serangkaian kegiatan lapangan mulai dari

penjajakan lokasi penelitian, orientasi dan studi terfokus. Cara yang dilakukan

dengan mendiskripsikan implementasi kebijakan PKPS BBM Bidang

Ekonomi berikut kendalanya. Oleh karena itu lokasi penelitian adalah di

Kabupaten Bulungan Kalimantan Timur

5. Teknik Analisa Data

Analisa data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Analisa data yang dipergunakan

dalam penelitian kali ini adalah deskriptif kualitatif. Dari penelitian ini maka

data akan dianalisa dengan pelukisan keadaan obyek berdasarkan data

obyektif, sehingga data-data yang ada dapat disimpulkan setelah analisa.

Dalam rangka mencapai hasil penelitian, data yang akan dikumpulkan

perlu dianalisis. Analisis data merupakan tahap yang sangat menentukan

14

Sonhadji, Ahmad, 1994. Teknik Pengumpulan dan Analisa Data Dalam Peneltian Kualitatif (Dalam buku Penelitian Kualitatif dalam Bidang Ilmu-Ilmu Sosial Keagamaan).

(13)

13

dalam keseluruhan proses penelitian. Analisis data menyangkut kekuatan

analisis dan kemampuan mendeskripsikan situasi dan konsepsi yang

merupakan bagian dari penelitian. Dengan melakukan analisa data dapat

memberikan arti dari makna yang berguna dalam memecahkan

permasalahan.15

Teknik analisis data adalah proses mengatur urutan data,

pengorganisasian ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar,

sehingga dapat ditemukan tema yang dirumuskan. Data yang terkumpul terdiri

dari catatan lapangan, interview, gambar, foto dan dokumen berupa laporan,

biografi, artikel, kemudian direduksi dan diolah untuk memperoleh

kesimpulan informasi tersebut. Proses analisis data dimulai dengan menelaah

seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yang kemudian dilakukan

reduksi data (menformulasikan teori ke dalam seperangkat konsep) yang

dilakukan dengan membuat rangkuman inti dalam penelitian tersebut. Dalam

penelitian ini data dianalisis secara normatif melalui studi literatur dan hasil

analisis bersifat kualitatif dalam bentuk deskripsi atau uraian. 16

Oleh karenanya dengan menerapkan metode analisa yang lazim

digunakan dalam penelitian lapangan. Peneliti berpedoman pada tahapan

penelitian, bahwa:

1. Analisa data dalam penelitian lapangan dilakukan secara jalin-menjalin

dengan proses pengamatan.

15

Lexey, Moleong. 2002 Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung.: Remaja Rosdakaria. Hlm: 15

16

(14)

14

2. Berusaha menemukan kesamaan dan perbedaan berkenaan dengan

gejala sosial yang diamati, dan menemukan

penyimpangan-penyimpangan pola-pola tindakan atau norma sosial tersebut.

3. Membentuk taksonomi tindakan berkenaan dengan gejala sosial yang

diamati.

4. Menyusun secara tentatif proposisi-proposisi teoritis, berkenaan dengan

hubungan antar kategori yang dikembangkan atau dihasilkan dari

penyusunan taksonomi tersebut diatas.

5. Melakukan pengamatan lebih lanjut terhadap tindakan sosial yang

berkaitan dengan proposisi-proposisi sementara.

6. Mengevaluasi proposisi teoritis untuk menghasilkan kesimpulan.

7. Untuk mencegah penarikan kesimpulan secara subyektif, dilakukan

upaya: (a) mengembangkan intersubyektif melalui diskusi dengan orang

lain, (b) menjaga kepekaan sosial dan kesadaran peneliti.17

Selanjutnya, proses analisis data baik ketika mengumpulkan data

maupun setelah selesai pengumpulan dimulai dengan:

1. Data yang telah terkumpul dari berbagai sumber melalui observasi,

wawancara, studi dokumen dan sebagainya, dibaca dan ditelaah

dengan seksama untuk dijadikan acuhan berfikir serta mencari solusi

yang tepat, dan pada penelitian lebih lanjut diharapkan menghasilkan

hasil data yang valid.

(15)

15

2. Data yang telah terkumpul, direduksi sehingga tersusun secara

sistematis, akan lebih nampak pokok-pokok terpenting menjadi fokus

penelitian, guna memberikan gambaran yang lebih tajam terhadap

fenomena yang diteliti.

3. Data yang direduksi, di susun dalam satuan-satuan yang berfungsi

untuk menentukan atau mendefinisikan kategori dari satuan yang telah

dikategorikan akan diberikan kode-kode tertentu untuk memudahkan

pengendalian data dan penggunaannya setiap saat, sehingga dapat

dijadikan pijakan untuk mempermuda penelitian.18

Dengan demikian, peneliti harus aktif selama pengumpulan data,

selanjutnya aktif di antara kegiatan reduksi, penyajian, dan penarikan

kesimpulan atau verifikasi sebagaimana digambarkan Milles dan

Huberman.19

Sumber: Miles, Matthew B dan Huberman, A. Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif.

Jakarta: UI-Press. Hlm: 2320

18

Fasial Sanapiah, 1990, Penelitian Kualitatif, Dasar – Dasar dan Aplikasinya, Yayasan Asah Asih Asuh , Malang.

(16)

16

Sebelum analisis data dilakukan, maka data yang sedang dan telah

dikumpulkan terlebih dahulu disajikan dalam bentuk seperti yang

disarankan Lincoln dan Guba. yaitu data dalam penelitian kualitatif

disajikan dalam bahasa yang tidak formal, dalam susunan kalimat

sehari-hari dan pilihan kata atau konsep asli responden, cukup rinci serta tanpa

ada interpretasi dan evaluasi dari peneliti.

6. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam upaya mendapatkan data yang valid atau sahih peneliti melakukan

metode triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data

dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan,

pengecekan atau sebagai pembanding data itu.21

Hal ini merupakan cara paling popular dalam penelitian kualitatif. Dengan

triangulasi ini peneliti mampu menarik kesimpulan yang tidak hanya dari satu

cara pandang sehingga kebenaran data lebih diterima.

Dalam prakteknya peneliti menggunakan tiga macam triangulasi

(perbandingan), pertama triangulasi sumber. Di sini peneliti membandingkan

data hasil pengamatan dengan hasil wawancara. Kedua, triangulasi metode.

Caranya dengan menggunakan metode wawancara, pengamatan dan

dokumentasi untuk mengecek topik atau data yang sama. Ketiga, triangulasi

teori. Menguraikan pola, hubungan dan mengetahui penjelasan yang muncul

dari analisis.

21

(17)

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KOMPENSASI PENGURANGAN SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK BIDANG

EKONOMI DI KABUPATEN BULUNGAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan untuk

Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Disusun oleh: Iwan Wijaya NIM: 05230019

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(18)

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Iwan Wijaya

NIM : 05230019

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)

Judul Skripsi : Implementasi Kebijakan PKPS BBM Bidang Ekonomi di Kabupaten Bulungan

Disetujui Untuk Diuji

Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si) ( )

Dekan Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan

(19)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN

Nama : Iwan Wijaya

NIM : 05230019

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)

Judul Skripsi : Implementasi Kebijakan PKPS BBM Bidang Ekonomi di Kabupaten Bulungan

Telah dipertahankan di depan dewan penguji dan dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan (S.IP)

Pada tanggal: 01-November- 2010 Dihadapan Dewan Penguji

1. Drs. Jainuri, M.Si (...)

2. Drs. Krishno Hadi (...)

3. Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si (...)

4. Drs. Saiman, M.Si (...)

Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(20)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat, ni’mat dan taufiknya, sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini. Penyelesaian penelitian ini memerlukan pencurahan tenaga dan

pikiran, oleh sebab itu diharapkan hasilnya akan banyak memberikan

konstribusi, manfaat dan informasi baru tentang implementasi kebijakan PKPS

BBM bidang ekonomi dalam rangka membangun wawasan berfikir dibidang

sosial dan upaya meningkatkan kebijakan pelayanan publik yang lebih baik.

Penelitian yang kami lakukan ini berjudul “Implementasi Kebijakan

PKPS BBM Bidang Ekonomi di Kabupaten Bulungan”. Secara sadar kami

mengakui, bahwa penelitian ini masih terdapat kekurangan terutama karena

penelitian sifatnya kasuistik, sehingga kesimpulan yang dihasilkan tidak dapat

digeneralisasi secara umum. Untuk itu, penelitian lebih lanjut sebagai

pengembangan fokus penelitian ini sangat diperlukan.

Selanjutnya, ucapan terima kasih yang tidak terhingga kami sampaikan

kepada semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak

langsung terhadap penelitian ini. Mudah-mudahan amal baiknya diterima disisi

Allah SWT sebagai amal shaleh, Amiin. Secara khusus kami sampaikan

kepada :

1. Kedua orang tuaku, karena pengorbanan dan motivasinya, sehingga

(21)

2. Ibu Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si, kepada beliau kami sampaikan

terima kasih dan rasa simpati saya atas motivasi dan pengorbanannya

dalam penyelesaian skripsi ini

3. Bapak Drs. Saiman, M.Si, kepada beliau juga kami sampaikan banyak

terimakasi atas pengorbanan dan waktu yang diberikan dalam proses

bimbingan skripsi

4. Bapak Drs. Jainuri, M.Si, selaku penguji terimakasi atas masukan yang

diberikan dalam perbaikan skripsi ini

5. Bapak Drs. Krishno Hadi, selaku penguji terimakasi atas masukan dan

kritikan dalam perbaikan skripsi ini

6. Teman-teman seperjuangan di Universitas Muhammadiyah Malang,

tempat dimana kami dapat saling berbagi, berdiskusi bersama.

Akhirnya kami tidak lupa mohon maaf yang sebesar-besarnya selama

perkuliahan ini terutama terhadap kekurangan yang ada dalam penelitian ini.

Kami tetap berharap adanya kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan

penelitian ini. Semoga penelitian ini bermanfaat, Amiin.

Malang, 01 November 2010 Penyusun

(22)

SURAT PERNYATAAN

Nama : Iwan Wijaya

NIM : 05230019

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)

Judul Skripsi : Implementasi Kebijakan PKPS BBM Bidang Ekonomi di Kabupaten Bulungan

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang, 01 November 2010

(23)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Iwan Wijaya

NIM : 05230019

Fakultas : FISIP

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Program Studi : Strata. 1 (S-1)

Judul Skripsi : Implementasi Kebijakan PKPS BBM Bidang Ekonomi di Kabupaten Bulungan

Pembimbing : 1. Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si 2.

Tanggal Bimbingan Paraf Pembimbing Keterangan

I II

Tanggal 29-08-2009 Revisi Bab I /Proposal

Tanggal 05-09-2009 ACC Bab I

Tanggal 10-09-2009 Seminar

Tanggal 14-11-2009 Revisi Bab II/III

Tanggal 23-01-2010 ACC Bab II/III

Tanggal 18-02-2010 Bimbingan Bab IV/V

Tanggal 12-10-2010 Revisi Bab IV/V

Tanggal 16-10-2010 ACC Bab IV dan V

Tanggal 17-10-2010 ACC ujian

Malang, Oktober 2010

Mengetahui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si) ( )

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(24)

ABSTRAKSI

Iwan Wijaya, 05230019. Universitas Muhammadiyah Malang. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Pemerintahan. “Implementasi Kebijakan PKPS BBM Bidang Ekonomi di Kabupaten Bulungan”, Pembimbing I: Dr.Tri Sulistyaningsih, M.Si; Pembimbing II: Drs. Saiman, M.Si.

Sesuai dengan Perda No 3 tahun 2009 tentang penanganan kesejahteraan sosial di Kabupaten Bulungan, bahwa usaha-usaha kesejahteraan sosial adalah upaya, program dan kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan, membina, memelihara, memulihkan dan mengembangkan kesejahteraan sosial. Penanggulangan kemiskinan dengan menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat sebagai pendekatan operasional, merupakan wujud komitmen Pemerintah Kabupaten Bulungan dalam merealisasikan kesejahteraan sosial bagi masyarakatnya. Kegiatan program kompensasi pengurangan subsidi BBM merupakan perwujudan nyata dari upaya menanggulangi kemiskinan dan mendorong pembangunan di daerah. Dalam pelaksanaannya, masyarakat terus didorong dan dikuatkan untuk dapat mengorganisir diri, termasuk menentukan sendiri kegiatan pembangunan daerahnya secara musyawarah sesuai dengan kebutuhannya.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui: Observasi dan wawancara serta dokumentasi. Setelah dilakukan pemeriksaan keabsahanya, data dianalisis dengan cara penyajian data sekaligus dianalisis dan penarikan kesimpulan.

(25)

menerima, kondisi geografis wilayah yang luas dan banyaknya sungai sehingga dari desa satu ke desa lainnya melalui tranportasi sungai. Kalaupun menggunakan jalan darat sangat jauh karena melalui jalan kabupaten. Selain itu, infrastruktur yang masih ketinggalan atau kurang, persebaran penduduk yang tidak merata dan sarana-dan prasarana perhubungan yang masih minim.

Oleh karena itu diharapkan pemerintah setempat diharapkan mampu menjalankan kebijakan PKPS BBM secara efektif dan efisien, dan meminimalisir kemungkinan penyimpangan. Selain itu itu, pemerintah juga harus mampu mengendalikan laju pertumbuhan penduduk untuk menjamin kesinambungan perencanaan sejumlah program penanggulangan kemiskinan. Yang lebih penting adalah harus segera diterbitkan strategi penanggulangan Kemiskinan yang akan menjadi rujukan bagi implementasi program-program penanggulangan kemiskinan dengan membangun indikator kemiskinan baku yang akan memudahkan dalam identifikasi rakyat miskin dan targeting program-program penanggulangan kemiskinan.

Meyetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(26)

ABSTRACT

Iwan Wijaya, 05230019. University Muhammadiyah Malang. Faculty Social Science and Politics, Majors Public Administration Science. "Implementation

Policy of Economic PKPS BBM Area in Sub-Province of Bulungan",

Counsellor I: Dr. Three Sulistyaningsih, M.Si; Counsellor II: Drs. Saiman, M.Si.

As according to law area number 3/2009 about handling of prosperity social in Sub-Province of Bulungan, that effort prosperity of social effort, activity and program addressed to realize, constructing, looking after, curing and developing prosperity of social. Poorness anticipation with focus at enableness of society as approach operational, representing form comitmen Governmental of Sub-Province Bulungan in realize prosperity of social to its society. Activity compensation program reduction of subsidy BBM represent materialization of reality effort overcome poorness and push development in area. In its execution, society continue to be pushed and strengthened to be able to organize x'self, including determining by x’self activity of development of area upon mutual consensus as according to its requirement.

This research is conducted by using approach qualitative with descriptive method. Technique data collecting through: Observation and interview and also documentation. After conducted by its inspection of him, data analysed by presentation of data at the same time analysed and withdrawal of conclusion.

(27)

less, resident disseminating which do not flatten and communication medium-dan which still minim.

Is therefore expected by local government expected can run policy of PKPS BBM effectively and is efficient, and meminimalisir possibility of deviation. Besides that, government also have to can control resident growth rate to guarantee continuity planning a number of program anticipation of poorness. more important is having to immediately published by strategy anticipation of Poorness to become reference to programs implementation anticipation of poorness by developing standard poorness indicator to facilitate in identifying impecunious people and programs targeting penanggulangan of poorness.

Aggreeing,

Counsellor I Counsellor II

(28)

DAFTAR ISI

3. Teknik Pengumpulan Data ... 10

4. Lokasi Penelitian ... 12

5. Teknik Analisa Data ... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Implementasi Kebijakan.. ... 17

1. Pengertian Implementasi Kebijakan... 17

2. Model-model Implementasi Kebijaksanaan ... 24

3. Pendekatan-pendekatan Implementasi Kebijaksanaan ... 26

4. Langkah-langkah dalam Mengimplementasikan Kebijaksanaan... 27

B. Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak.. ... 27

1. Potensi Masalah dalam Kebijakan PKPS BBM 2005 ... 28

2. Problem Transparansi dan konsultasi publik ... 29

3. Problem pendataan dan tidak tepat sasaran ... 30

4. Problem sosialisasi dan diseminasi ... 32

5. Problem partisipasi dan pelibatan pemerintah daerah ... 34

6. Problem indikator keberhasilan program ... 36

7. Problem pemenuhan hak dan tuntutan moral ... 38

(29)

C. Model Implementasi Kebijakan ... 30

1. Model Implementasi ... 30

2. Indikator Kimiskinan ... 35

3. Implementasi Kebijakan BLT ... 40

BAB III. DESKRIPSI PERUSAHAAN A. Kondisi Geografis ... 42

B. Perekonomian Daerah ... 44

C. Sosial Budaya Daerah ... 45

1. Demografi ... 45

2. Kesehatan ... 47

3. Pendidikan ... 47

4. Kesejahteraan Sosial ... 49

5. Agama, Pemuda dan Olahraga serta Kebudayaan ... 50

D. Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM ... 54

BAB IV. PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Implementasi kebijakan PKPS BBM Bidang Ekonomi di Kab. Bulungan ... 57

1. Sosialisasi dalam program PKPS BBM ... 57

2. Aktor pelaksana program PKPS ... 61

3. Pendataan warga miskin ... 66

4. Pendistribusian beras kepada keluarga miskin ... 69

B. Kendala dalam implementasi kebijakan PKPS BBM Bidang Ekonomi ... 74

1. Pemetaan tentang sasaran dan program ... 74

2. Sarana pendistribusian beras kepada keluarga miskin ... 77

3. Monitoring pendistribusian kepada keluarga miskin ... 82

4. Jaringan pelaksana program PKPS ... 84

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 88

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi R. 2004. Street Children and the Role of NGO`s. Jurnal Ilmu

Kesejahteraan Sosial. Volume 3 No. 1. Mei. Depok.

Arief, Syaiful,2000. Menolak Pembangunanisme. Pustaka Pelajar Yogjakarta

Arifin, Haswinar. 2002. Analisis Efektivitas Upaya Demokrasi terhadap Penanggulangan Kemiskinan. Jurnal Analisis Sosial Volume 7 No. 2. Juni. Bandung.

Bastanul Girsang, Erna Siregar, 2006. Angka Kemiskinan Kembali Melonjak.

Bisnis Indonesia. Edisi 2 September

Effendy, 1994. Metodologi Penelitian dan Aplikasi, PT Gramedia

Fasial Sanapiah, 1990, Penelitian Kualitatif, Dasar – Dasar dan Aplikasinya,

Yayasan Asah Asih Asuh , Malang

Gulo, W. 2002. Metode Penelitian, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia

Hastuti dan John Maxwell. 2003. Beras untuk Keluarga Miskin (RASKIN): Apakah Program Tahun 2002 Berjalan Efektif ? Bukti-bukti dari

Bengkulu dan Karawang. Laporan Lapangan. Jakarta: Lembaga

Penelitian SMERU.

Irfan, Islamy M. 2004. Prinsip-prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Edisi 2, Cetakan 13. Bumi Aksara. Jakarta

Kettner, Peter M., Robert M. Moroney and Lawrence L. Martin. 1991.

Designing and Managing Program: an Effectiveness Based

Approach. London: Sage Publication.

Komite Penanggulangan Kemiskinan. 2005. PKPS BBM 2005: Bagian

Integral dalam Penanggulangan Kemiskinan. Paper dalam Diskusi

Publik: Efektifitas Penyaluran Dana Kompensasi BBM dalam Upaya Penanggulangan Kemiskinan diselenggarakan oleh The Indonesian Institute tanggal 10 Maret 2005. Jakarta.

Laksmono, Bambang Shergi. 1999. Memahami Permasalahan Akses dalam Program Penanggulangan Kemiskinan : Kajian Dimensi Lembaga dalam Pelaksanaan Program IDT di Wilayah DKI Jakarta pada

Tahun Pelaksanaan Pertama 1994-1995. Ringkasan Disertasi.

(31)

Miles, Matthew B dan Huberman, A. Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif.

Jakarta: UI-Press.

Moleong Lexey J. 2005 Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung.: Remaja Rosdakaria

Nugroho, D Riant. 2003. Kebijakan Publik. PT Elex Media Komputindo Kelmpok Gramedia Jakarta

Rahayu, Sri Kusumastuti., et.al. 2001. Pelaksanaan Reorientasi Kebijakan Subsidi BBM di Kabupaten Jember Jatim, Kabupaten Kapuas

Kalteng dan Kabupaten Barito Kuala Kalsel. Laporan Penelitian.

Jakarta: Lembaga Penelitian SMERU.

Sholichin Abdul, Wahab S. 2005. Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi Ke

Implementasi Kebijaksanaan Negara. Edisi 2. Bumi Aksara. Jakarta

Sonhadji, Ahmad, 1994. Teknik Pengumpulan dan Analisa Data Dalam Peneltian Kualitatif (Dalam buku Penelitian Kualitatif dalam

Bidang Ilmu-Ilmu Sosial Keagamaan). Penerbit Kalimasahada Press

Malang

Soehartono, Irawan. 2002. Metode Penelitian Sosial. Bandung.

Sumber lain:

Kompas 4 Maret 2005. Citra Buruk Birokrasi Bisa Hambat Subsidi BBM.

Koran Tempo 14 Maret 2005. BBM Naik Penduduk Miskin Bertambah.

Media Indonesia 23 Februari 2005. Kompensasi BBM Kurangi Kemiskinan.

Sinar Harapan 10 Maret 2005. Dirut Askes: Mendesak, Standarisasi Kriteria Orang Miskin.

Referensi

Dokumen terkait

Pada Diabetes Mellitus dimana terjadi kondisi hiperglikemia, mekanisme pertahanan utama terhadap radikal bebas pada lensa mata (sistem glutation) akan berusaha

Menurut Pedoman Penentuan Klasifikasi Fungsi Jalan di Kawasan Perkotaan Tahun 2004, struktur kawasan perkotaan dapat dibagi dalam beberapa kawasan berdasarkan

Penyelesaian hukum kadang tidak dianggap cukup untuk memuaskan rasa keadilan, dan hukum tidak selalu dapat memuaskan kebutuhan masyarakat, oleh karena itu

Demikian juga dengan ukuran perusahaan yang tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen, hal ini terjadi karena umumnya perusahaan besar juga memerlukan

Hal ini mungkin menjadi salah satu faktor yang mengisi pemahaman Jawa tentang pengabulan doa dengan menganggap Kanjeng Ratu Kidul dan Panembahan Senopati sebagai orangorang

Dalam penelitian ini, tujuan yang akan dicapai yaitu mengetahui bagaimana proses pelaksanaan bimbingan kelompok dengan teknik motivational interviewing untuk meningkatkan

Sehubungan dengan Pelelangan Pekerjaan Pengadaan Alat Laboratorium Balai Pengawas Obat dan Makanan di Pangkalpinang Tahun Anggaran 2011, dengan ini diumumkan kepada para

[r]