• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Sumber Sumber Belajar dalam Proses Pembelajaran di SMP N 2 Lebaksiu Kabupaten Tegal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemanfaatan Sumber Sumber Belajar dalam Proses Pembelajaran di SMP N 2 Lebaksiu Kabupaten Tegal"

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

1

PEMANFAATAN SUMBER - SUMBER BELAJAR

DALAM PROSES PEMBELAJARAN

DI SMP NEGERI 2 LEBAKSIU

KABUPATEN TEGAL

SKRIPSI

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Prodi Teknologi Pendidikan

oleh

Juniya Ip Any

1102407009

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia

ujian skripsi.

Hari : Rabu

Tanggal : 24 Agustus 2011

Semarang, 24 Agustus 2011

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Wardi, M.Pd. Drs. Daniel Purnomo, M.Si.

NIP. 19600318 198703 1 002 NIP. 19501128 198503 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Drs. Budiyono, M.S.

NIP. 19631209 198703 1 002

(3)

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi, Jurusan

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Semarang pada

Hari :

Tanggal :

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Drs. Hardjono, M.Pd. Drs. Budiyono, M.S.

NIP. 195108011979031007 NIP. 196312091987031002

Penguji I

Drs. Sukirman, M.Si.

NIP. 195501011986011001

Penguji II Penguji III

Drs. Wardi, M.Pd. Drs. Daniel Purnomo, M.Si.

NIP. 196003181987031002 NIP. 195011281985031001

(4)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil

karya saya sendiri. Bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

keseluruhan. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip

atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 24 Agustus 2011

Juniya Ip Any NIM. 1102407009

(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

 Buah dari kesabaran menghadapi cobaan membawa rasa manis.

 Berusahalah meski melihat kenyataan yang tidak mungkin, karena dibalik itu

Allah punya rencana lain.

 Sesudah ada kesulitan, pasti ada kemudahan.

Skripsi ini kupersembahan untuk:

 Bapak/ Ibu yang telah mendukung serta mendoakanku

 Kakak-Kakakku yang telah memberiku motivasi

 Adikku, Meli

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah mencurahkan

segala rahmat, hidayah, karunia dan bimbingan-Nya sehingga penyusunan skripsi

dengan judul “Pemanfaatan Sumber-Sumber Belajar dalam Proses Pembelajaran di

SMP N 2 Lebaksiu Kabupaten Tegal” sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan

UNNES dapat terselesaikan.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan

dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis ucapkan

banyak terima kasih kepada yang terhormat :

1. Prof. DR. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si. Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk memperoleh pendidikan

formal di UNNES sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik.

2. Drs. Hardjono M.Pd. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan ijin dan rekomendasi penelitian sehingga

penelitian ini dapat dilangsungkan di SMP Negeri 2 Lebaksiu Kabupaten Tegal.

3. Drs. Budiyono, M.S. Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan yang

telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk melakukan penelitian

tentang Pemanfaatan Sumber-Sumber Belajar dalam Proses Pembelajaran Di

SMP N 2 Lebaksiu Kabupaten Tegal

(7)

4. Drs. Wardi, M.Pd. Dosen pembimbing I yang dengan sabar selalu membantu

dan mengarahkan serta memberikan masukan terhadap kesempurnaan skripsi

ini.

5. Drs. Daniel Purnomo, M.Si. Dosen pembimbing II yang telah memberikan saran

dan masukan dalam pembuatan skripsi ini.

6. Kepala SMP Negeri 2 Lebaksiu yang telah memberikan ijin kepada peneliti

untuk melakukan penelitian.

7. Keluarga yang selalu mendoakan, mendukung dan memberi saya semangat

dalam penyusunan skripsi ini

8. Semua pihak yang telah membantu dalam menyusun Skripsi ini, khususnya

teman-teman TP’ 07.

Semoga bantuan dan bimbingan yang telah diberikan menjadi amal

kebaikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka

kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan

guna kelengkapan dan perbaikan skripsi ini

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri

khususnya dan berguna bagi pembaca pada umumnya.

Semarang, Agustus 2011

Penulis

(8)

ABSTRAK

Any, Juniya Ip. 2011. Pemanfaatan Sumber-Sumber Belajar dalam Proses Pembelajaran di SMP N 2 Lebaksiu Kabupaten Tegal. Skripsi, Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I : Drs. Wardi, M.Pd, Pembimbing II : Drs. Daniel Purnomo, M.Si, 127 halaman.

Kata Kunci: Pemanfaatan, Sumber Belajar, Pembelajaran

Pemanfaatan sumber belajar dalam pembelajaran sangat membantu dalam mencapai tujuan proses pembelajaran. Penggunaan sumber belajar tersebut sangat berpengaruh untuk menunjang proses belajar mengajar. Kurang beragamnya pemanfaatan jenis-jenis sumber belajar sebagai sarana pembelajaran membuat

peneliti terinspirasi melakukan penelitian tentang Pemanfaatan Sumber-Sumber

Belajar dalam Proses Pembelajaran di SMP N 2 Lebaksiu Kabupaten Tegal

Permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana jenis sumber belajar yang dipakai dalam proses pembelajaran, upaya guru memaksimalkan sumber belajar dalam proses pembelajaran dan keefektifan pemanfaatan sumber belajar dalam proses pembelajaran di SMP N 2 Lebaksiu Kabupaten Tegal. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemanfaatan, bagaimana upaya guru memaksimalkan, serta bagaiamana keefektifan sumber-sumber belajar dalam pembelajaran.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Data penelitian ini akan diuji dengan teknik analisis deskriptif menggunakan metode kuantitatif. Untuk mengetahui seberapa besar pemanfaatan jenis sumber belajar yang dipakai dalam proses pembelajaran, upaya guru memaksimalkan sumber belajar dalam proses pembelajaran serta keefektifan pemanfaatan sumber belajar dalam proses pembelajaran di SMP N 2 Lebaksiu Kabupaten Tegal

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan sumber belajar dalam proses pembelajaran di SMP N 2 Lebaksiu Kabupaten Tegal adalah pemanfaatan sumber belajar pesan sebanyak 18%, pemanfaatan sumber belajar manusia 17%, pemanfaatan sumber belajar bahan 14%, pemanfaatan sumber belajar alat 21%, pemanfaatan sumber belajar berupa metode 16%, dan pemanfaatan sumber belajar lingkungan sebanyak 14 %. Upaya memaksimalkan sumber belajar dalam proses pembelajaran sebesar 51% dengan kategori cukup baik serta Keefektifan pemanfaatan sumber belajar di SMP N 2 Lebaksiu Kabupaten Tegal 48 % dengan kategori kurang baik.

Untuk perbaikan dan penelitian selanjutnya, saran yang dapat diberikan

adalah diperlukan adanya pelatihan terhadap pendidik bagaimana cara

mengembangkan serta memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar dan Guru mampu memaksimalkan lagi pemanfaatan sumber belajar dengan baik serta lebih mengefektifkan pemanfaatan sumber belajar dalam proses pembelajaran.

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1Manfaat Teoritis ... 5

1.4.2 Manfaat Praktis ... 6

(10)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teknologi Pendidikan ... 7

2.1.1 Definisi Teknologi Pendidikan ... 7

2.1.2 Landasan Filosofis Teknologi Pendidikan ... 10

2.1.3 Kawasan Teknologi Pendidikan ... 13

2.1.4 Peranan Teknologi Pendidikan dalam Pembelajaran ... 18

2.2 Sumber Belajar dalam Proses Pembelajaran ... 20

2.2.1 Hakikat Sumber Belajar ... 20

2.2.2 Pemanfaatan Sumber Belajar ... 24

2.2.3 Keefektifan Pemanfaatan Sumber Belajar ... 26

2.3 Proses Pembelajaran dalam Perkembangan TP ... 28

2.3.1 Pengertian Pembelajaran ... 28

2.3.2 Ciri-Ciri Pembelajaran ... 35

2.3.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Proses belajar ... 36

2.3.3.1 Faktor Internal ... 36

2.3.3.2 Faktor Eksternal ... 37

2.4 Kerangka Berfikir……… 38

2.5 Hipotesis ………39

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 40

3.2 Rancangan Penelitian ... 40

(11)

3.3 Populasi dan Sampel ... 41

3.3.1Populasi ... 41

3.3.2Sampel dan Teknik Sampling ... 42

3.4 Variabel Penelitian ... 43

3.5 Definisi Operasional ... 43

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 45

3.6.1 Metode Kuesioner ... 45

3.6.2 Metode Dokumentasi ... 46

3.7 Validitas dan Reliabilitas Angket ... 46

3.7.1 Validitas ... 46

3.7.2 Reliabilitas ... 47

3.8 Metode Analisis Data ... 49

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 51

4.1.1 Deskripsi Jenis Sumber Belajar yang dimanfaatkan ... 52

4.1.1.1 Sumber Belajar Pesan ... 53

4.1.1.2Sumber Belajar Manusia ... 55

4.1.1.3Sumber Belajar Bahan ... 56

4.1.1.4Sumber Belajar Alat ... 58

4.1.1.5 Sumber Belajar Metode ... 59

4.1.1.6 Sumber Belajar Lingkungan ... 61

(12)

4.1.2 Deskripsi Upaya Memanfaatkan Sumber Belajar ... 62

4.1.3 Deskripsi Keefektifan Pemanfaatan Sumber Belajar ... 65

4.2 Pembahasan ... 66

4.2.1 Jenis Sumber Belajar yang dimanfaatkan ... 67

4.2.2 Upaya Memanfaatkan Sumber Belajar ... 69

4.2.3 Keefektifan Pemanfaatan Sumber Belajar ... 70

BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 72

5.2 Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA... 74

LAMPIRAN ... 76

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

3.1 Daftar Populasi Siswa ... 42

3.2Daftar Jumlah Sampel ... 43

3.3 Deskripsi Variabel, Sub Variabel & Indikator Penelitian ... 44

3.4 Interval Pengolongan Hasil Penelitian ... 50

4.1 Pemanfaatan Sumber Belajar Pesan ... 53

4.2 Pemanfaatan Sumber Belajar Manusia ... 55

4.3 Pemanfaatan Sumber Belajar Bahan ... 56

4.5 Pemanfaatan Sumber Belajar Alat... 58

4.6 Pemanfaatan Sumber Belajar Metode ... 59

4.7 Pemanfaatan Sumber Belajar Lingkungan ... 61

4.8 Upaya Memanfaatkan Sumber Belajar ... 62

4.9 Keefektifan Pemanfaatan Sumber Belajar ... 65

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

2.1 Kawasan TP ... 14

2.2 Hubungan Antar Kawasan dalam Bidang ... 17

2.3 Kerangka Berfikir ... 39

(15)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Hal

4.1 Jenis-Jenis Sumber Belajar yang Digunakan ... 52

4.2 Sumber Belajar Pesan ... 54

4.3 Sumber Belajar Manusia ... 55

4.4 Sumber Belajar Bahan ... 57

4.5 Sumber Belajar Alat ... 58

4.6 Sumber Belajar Metode... 60

4.7 Sumber Belajar Lingkungan ... 61

4.8 Upaya Guru Memaksimalkan Sumber belajar ... 63

4.9 Keefektifan Pemanfaatan Sumber belajar ... 65

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1. Kisi-Kisi Instrumen ... 76

2. Lembar Kuesioner Pemanfaatan Sumber Belajar ... 77

3. Rekapitulasi Hasil Pengisian Kuesioner ... 85

4. Perhitungan Validitas Kuesioner ... 89

5. Perhitungan Varian Butir & Varian Total ... 92

6. Uji Reliabilitas Soal... 94

7. Analisis Kuesioner ... 95

8. Daftar Nama Guru ... 119

9. Daftar Sampel Penelitian ... 121

10. Dokumentasi Penelitian ... 122

11. Lembar Kartu Bimbingan

12. Surat Ijin Penelitian

13. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian

(17)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Dunia pendidikan sekarang ini telah menghadapi tantangan dalam era

globalisasi. Dunia pendidikan dituntut agar mampu mendorong dan mengupayakan

peningkatan kemampuan dasar untuk menjadi individu unggul dan memiliki daya

saing yang kuat secara cepat.

Adanya isu sentral rendahnya mutu atau kualitas dan relevansi pendidikan

membuat lembaga pendidikan seperti sekolah dituntut untuk mempersiapkan sumber

daya manusia (SDM) yang kompeten. Apalagi dengan adanya otonomi daerah

membawa perubahan-perubahan serta penyesuaian pendidikan demokratis, yang

sangat memperhatikan keragaman kebutuhan daerah dan pembelajar itu sendiri.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003).

Ada dua proses yang saling berkaitan dalam pembelajaran yang pada hakekatnya

tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yaitu proses belajar dan proses mengajar.

Proses belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja terlepas dari ada yang

mengajar atau tidak. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi individu dengan

lingkungan. Apabila mengajar kita pandang sebagai kegiatan atau proses yang

(18)

seseorang, maka pendapat bahwa seorang belajar karena ada yang mengajar adalah

tidak benar.

Belajar merupakan proses kompleks yang terjadi pada semua orang dan

berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi hingga ke liang lahat (meninggal)

nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan

tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik

perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif). Keterampilan (psikomotorik),

maupun nilai (afektif). Sesorang telah belajar apabila terdapat perubahan tingkah

laku dalam dirinya. Perubahan tersebut hendaknya terjadi sebagai akibat interaksinya

dengan lingkungan, yang tidak lain karena proses pertumbuhan fisik atau

kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.selain itu,

perubahan itu harus bersifat permanen, tahan lama dan menetap, tidak berlngsung

sesaaat saja. Dalam hal ini guru bukanlah satu-satunya sumber belajar, walaupun

tugas, peranan, fungsingnya dalam proses belajar mengajar sangtlah penting.

Timbulnya berbagai tuntutan membawa perubahan paradigma dalam belajar

mengajar menjadi pembelajaran yang efektif. Strategi dan pendekatan pembelajaran

tidak lagi bertumpu pada guru tetapi berorientasi pada siswa sebagai subyek (student

centered). Guru bukan satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Tanpa guru,

pembelajaran tetap dapat dilaksanakan karena adanya sumber belajar yang lain.

sehubungan hal tersebut di atas para pendidik atau guru di sekolah diharapkan untuk

(19)

Adanya media atau alat-alat (sarana) yang mendukung dalam proses

pembelajaran, maka mau tidak mau guru atau instruktur suatu latihan harus

mengakui bahwa mereka bukanlah satu-satunya sumber belajar. Apabila kita pakai

istilah belajar mengajar atau kegiatan belajar mengajar, hendaklah diartikan bahwa

proses belajar mengajar pada diri siswa terjadi karena ada yang secara langsung

mengajar (guru, instruktur) atau secara tidak langsung. Diharapkan siswa mampu

aktif berinteraksi dengan media atau sumber belajar yang lain.guru atau instruktur

hanya bagian dari begitu banyak sumber belajar yang dapat memungkinkan siswa

belajar.

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan pesan/bukan

pesan sehingga tujuan belajar dapat tercapai (Purwanto: 2003), Sumber belajar

menurut AECT dalam Daryanto 2010: 60-62) dibedakan menjadi enam jenis yaitu:

pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan.

Sumber belajar sebagai salah satu komponen sistem pengajaran, harus

bekerjasama. Saling berhubungan dan saling ketergantungan dengan

komponen-komponen pengajaran lainnya, bahkan tidak dapat berjalan secara terpisah/sendiri

tanpa berhubungan dengn komponen lainnya.

Untuk menjamin bahwa sumber belajar tersebut sebagai sumber belajar yang

cocok, maka sumber belajar harus memenuhi persyaratan. Pertama, Sumber belajar

harus mampu memberikan kekuatan dalam proses belajar mengajar sehingga tujuan

(20)

mempunyai nilai-nilai instruksional edukatif, yaitu dapat mengubah dan membawa

perubahan yang sempurna terhadap tingkah laku sesuai dengan tujuan yang ada.

Ketiga, sumber belajar haruslah dapat tersedia dengan cepat, harus memungkinkan

siswa untuk memacu diri sendiri dan harus bersifat individual yakni memenuhi

berbagai kebutuhan para siswa dalam belajar mandiri.

Berdasarkan pengamatan di SMP N 2 Lebaksiu Kabupaten Tegal bahwa (1)

sumber belajar yang dipakai jenisnya kurang beragam, hal tersebut dapat dilihat

dalam proses pembelajaran masih konvensional yakni hanya penggunaan buku,

modul ataupun LKS, (2) Dalam pembelajaran TIK penggunaan komputer untuk

setiap siswa masih minim yakni satu komputer digunakan untuk tiga atau empat

siswa, (3) Belum ada tenaga khusus pengelola sumber-sumber belajar (laboran) yang

tersedia di sekolah. Untuk itu peneliti memunculkan masalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:

1.2.1 Apakah jenis sumber belajar yang dipakai dalam proses pembelajaran di SMP

N 2 Lebaksiu Kabupaten Tegal?

1.2.2 Bagaimana upaya guru memaksimalkan sumber belajar dalam proses

pembelajaran di SMP N 2 Lebaksiu Kabupaten Tegal?

1.2.3 Bagaimana keefektifan pemanfaatan sumber belajar dalam proses

(21)

1.3

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari dilaksanakannya

penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang:

1.3.1 Jenis sumber belajar yang dipakai dalam proses pembelajaran di SMP Negeri 2

Lebaksiu Kabupaten Tegal

1.3.2 Upaya guru memaksimalkan sumber belajar dalam proses pembelajaran di

SMP Negeri 2 Lebaksiu Kabupaten Tegal

1.3.3 Keefektifan pemanfaatan sumber belajar dalam proses pembelajaran di SMP

Negeri 2 Lebaksiu Kabupaten Tegal

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan baik secara

teoretis maupun secara praktis.

1.4.1 Secara teoretis

a. Memberikan pemahaman tentang sumber belajar dalam proses pembelajaran di

Sekolah Menengah Pertama di SMP N 2 Lebaksiu Kabupaten Tegal.

b. Dapat menjadi bahan acuan dalam penelitian sejenis atau sebagai bahan

(22)

1.4.2 Secara Praktis

a.Bagi Siswa

Dengan pemanfaatan sumber-sumber belajar memungkinkan siswa menambah

pengetahuan serta membantunya dalam proses belajar

b.Bagi Pendidik

Memberikan masukan kepada guru-guru tentang pentingnya sumber belajar

dalam proses pembelajaran

c. Bagi Sekolah

(23)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teknologi Pendidikan

2.1.1 Definisi Teknologi Pendidikan

Secara historis definisi teknologi pendidikan selalu mengalami perkembangan

dari tahun ke tahun. Definisi terakhir yang dikemukakan oleh AECT (the Association

for Educational Communication and Technology) menyatakan bahwa teknologi

pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan,

pengelolaan serta evaluasi proses dan sumber untuk belajar (AECT, 1994).

Teknologi pendidikan merupakan suatu bidang kajian khusus (spesialisasi)

ilmu pendidikan dengan objek formal “belajar” pada manusia secara pribadi atau

yang tergabung dalam suatu organisasi. Bidang kajian ini pada mulanya digarap

dengan mensintensiskan berbagai teori dan konsep dari berbagai disiplin ilmu ke

dalam suatu usaha terpadu, atau disebut dengan pendekatan isomeristik, yaitu

penggabungan berbagai unsur yang berkaitan dalam satu kesatuan yang lebih

bermakna. Perkembangan bidang kajian ini selanjutnya mensyaratkan pendekatan

tambahan, yaitu sistematik dan sistemik. Sistematik artinya dilakukan secara runtut

(teratur dengan langkah tertentu), sedangkan sistemik artinya menyeluruh atau

disebut pula holistik atau komprehensif (Miarso, 2007: 199).

(24)

Teknologi pendidikan adalah suatu bidang yang berkepentingan dengan

usaha memudahkan proses belajar dengan ciri khas : (1) memberikan perhatian

khusus dan pelayanan pada kebutuhan yang unik dari masing-masing sasaran didik,

(2) menggunakan aneka ragam dan sebanyak mungkin sumber belajar, dan (3)

menerapkan pendekatan sistem (Miarso, 2007: 140).

Teknologi pendidikan adalah suatu cara yang sistematis dalam mendesain,

melaksanakan, dan mengevaluasi proses keseluruhan dari belajar dan pembelajaran

dalam bentuk tujuan pembelajaran yang spesifik, berdasarkan penelitian dalam teori

belajar dan komunikasi pada manusia dan menggunakan kombinasi sumber-sumber

belajar dari manusia maupun non-manusia untuk membuat pembelajaran lebih

efektif. (Comission on Instructional Technology, 1970)

Beberapa definisi konseptual teknologi pendidikan (Miarso, 2007: 76-77)

adalah sebagai berikut: Pertama, teknologi pendidikan merupakan proses yang

kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, gagasan, peralatan, dan

organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan,

mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek

belajar manusia. (Association for Educational Communication and

Technology/AECT, 1986).

Kedua, teknologi instruksional (sebagai bagian teknologi pendidikan)

merupakan cara yang sistematik dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi

(25)

pada penelitian terhadap belajar dan komunikasi pada manusia, serta dengan

menggunakan kombinasi sumber belajar insani dan non-insani agar menghasilkan

pembelajaran yang lebih efektif. (Commission on Instructional Technology, 1970).

Ketiga, Teknologi pendidikan adalah suatu bidang yang berkepentingan

dengan usaha memudahkan proses belajar dengan ciri-ciri khas (1) memberikan

perhatian khusus dan pelayanan pada kebutuhan yang unik dari masing-masing

sasaran didik, (2) menggunakan aneka ragam dan sebanyak mungkin sumber belajar,

dan (3) menerapkan pendekatan sistem.

Definisi teknologi pembelajaran tahun 1994 dirumuskan sebagai teori dan

praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian

proses dan sumber untuk belajar (Seels, 1994: 10). Dalam pengertian ini terlihat

bahwa kawasan atau bidang garapan teknolog pembelajaran ada 5 (lima), yaitu:

Desain, Pengembangan, Pemanfaatan, Pengelolaan dan Penilaian. Namun, dalam

perkembangan terakhir, teknologi pendidikan secara konseptual didefinisikan

sebagai teori dan praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan,

penilaian dan penelitian proses, sumber, dan sistem untuk belajar (Miarso, 2007:

168). Dengan masuknya bidang penelitian dalam teknologi pendidikan, maka

kawasan teknologi pendidikan (pembelajaran) menjadi enam bidang, yaitu: Desain,

Pengembangan, Pemanfaatan, Pengelolaan, Penilaian, dan Penelitian

Dari definisi teknologi pendidikan di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi

(26)

pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan

orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari

jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah

yang menyangkut semua aspek belajar manusia.

Jadi, menurut konsep ini tujuan utama teknologi pembelajaran adalah

membuat agar suatu pembelajaran lebih efektif yaitu dengan cara mendesain,

melaksanakan dan mengevaluasi secara sistematis berdasarkan teori komunikasi dan

belajar tentunya, serta memanfaatkan segala sumber baik yang bersifat manusia

maupun non-manusia. dengan demikian, sejak tahun 1970an, sudah ada pandangan

bahwa manusia (dalam hal ini guru) bukanlah satu-satunya sumber belajar.

Berbagai definisi teknologi pendidikan yang telah dikemukakan, dapat

disimpulkan bahwa teknologi pendidikan dapat membantu jalannya pembelajaran,

mengingat bahwa teknologi pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan

terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasiuntuk

menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan

mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia.

2.1.2 Landasan Filosofis Teknologi Pendidikan

Falsafah merupakan rangkaian pernyataan yang di dasarkan pada keyakinan,

konsepsi, dan sikap seseorang yang menunjukan arah atau tujuan yang diambilnya

(Miarso, 2007: 102). Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan (Ely, 1980: 81)

(27)

memberikan arti tersebut didasarkan oleh pengalaman empirik atas sejumlah data

yang diamati, jadi merupakan generalisasi dari berbagai gagasan yang berkaitan

dengan rujujan tertentu.

Berdasarkan tinjauan dari falsafah ilmu, menurut Suriasumantri dalam

(Miarso, 2007: 103) setiap pengetahuan mempunyai tiga komponen yang merupakan

tiang penyangga tubuh pengetahuan yang di dukungnya. Ketiga komponen tersebut

adalah ontologi (apa), epistemologi (bagaimana), dan aksiologi (untuk apa).

Selanjutnya Suriasumantri mengemukakan bahwa ontologi merupakan asas dalam

menetapkan ruang lingkup ujud yang menjadi objek penelaahan, serta penafsiran

terntang hakikat realitas dari objek tersebut.

Epistemologi merupakan asas mengenai cara bagaimana materi pengetahuan

diperoleh dan disusun menjadi suatu tubuh pengetahuan. Sedangkan aksiologi

merupakan asas dalam menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disusun

dalam tubuh pengetahuan tersebut. (Miarso, 2007: 103)

Landasan falsafah teknologi pendidikan akan memberikan pembenaran

bahwa teknologi pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan terapan yang

berdiri sendiri, sehingga diakui keberadaannya sejajar dengan disiplin ilmu lainnya.

Landasan falsafah suatu ilmu hendaknya ditinjau dari tiga sistem filsafat yaitu

ontologia, epistemologi dan aksiologi.

Tinjauan ontologia, mempelajari dan menjelaskan apa hakekat suatu yang ada

(28)

menjelaskan bahwa obyek formal belajar, belajar sepanjang hayat, kesempatan

belajar terbatas, sumber yang ada dan potensial belum didayagunakan, perlu usaha

khusus dan perlu pengelolaan yang inovatif dan reformatif.

Teknologi pendidikan ditinjau dari segi filsafat pengetahuan, maka dapat pula

disebut sebagai obyek formal atau landasan ontologi teknologi pendidikan. Obyek

formal tersebut digarap dengan cara khusus yaitu dengan pendekatan isomeristik

yaitu menggabungkan berbagai pemikiran atau bidang keilmuan seperti psikologi,

komunikasi, ekonomi, manajemen, dan sebagainya ke dalam kebulatan tersendiri.

Pendekatan sistemik yaitu dengan cara yang berurutan dan terarah dalam usaha

memecahkan persoalan. Pendekatan sinergistik yaitu yang menjamin adanya nilai

tambah dari keseluruh kegiatan dibandingkan dengan bila kegiatan itu dijalankan

sendiri-sendiri. Sistemik yaitu pengkajian secara menyeluruh. Inovatif yaitu mencari

penyelesaian masalah dengan pendekatan baru. Komponen inovatif Ini merupakan

usaha khusus atau pendekatan ini merupakan asas epistemologis teknologi

pendidikan.

Tinjauan epistemologi menjelaskan bagaimana kebenaran dan teknologi

pendidikan diperoleh. Tinjauan aksiologi menjelaskan apa nilai teori dan prktek dari

teknologi pendidikan. Nilai teknologi pendidikan secara potensial adalah efektivitas

dalam kegiatan, efisiensi dalam penyelenggaraan, memungkinkan kesempatan

meluasnya kesempatan pendidikan, daya penyesuaian terhadap kondisi belajar,

(29)

2.1.3 Kawasan Teknologi Pendidikan

Pada tahun 1973, Ely mengemukakan bahwa definisi-definisi teknologi

pendidikan mengandung tiga tema utama, dengan mengetengahkan bahwa teknologi

pendidikan merupakan pendekatan sistematik, pengkajian sarana atau cara, dan suatu

bidang untuk diarahkan untuk tujuan tertentu (Seels, 1994: 22).

Dari definisi ini, mencerminkan teknologi pendidikan adalah suatu bidang

kajian dan profesi, dan bahwa kontribusi bidang kajian ini berupa teori dan praktek.

Definisi tahun 1994 dirumuskan dengan berlandaskan lima bidang garapan

bagi teknologi pendidikan, yaitu: Desain, Pengembangan, Pemanfaatan, Pengelolaan,

Penilaian, Penelitian. Kelima ini merupakan kawasan dari bidang teknologi

pendidikan.

Sebagaimana diusulkan oleh Jacobs dalam Seels (1994: 27) bahwa dalam

teknologi pendidikan adalah suatu kawasan teknologi kinerja manusia yang

mencakup teori dan praktek, mengidentifikasi tugas-tugas para praktisi. Berdasarkan

kawasan yang diajukan oleh Jacobs, terdapat tiga fungsi, yaitu: fungsi pengelolaan,

fungsi pengembangan sistem kinerja, dan komponen system kinerja manusia yang

merupakan dasar konseptual untuk melakukan fungsi yang lain. Setiap fungsi

mempunyai tujuan dan komponen. Sub komponen pengelolaan meliputi administrasi

dan personalia. Subkomponen pengembangan adalah langkah-langkah dalam proses

pengembangan. Sedangkan sub komponen dari sistem perilaku manusia adalah

(30)

Bagan 2.1 : Kawasan TP (Seels, 1994: 28)

Deskripsi masing-masing domain dalam kawasan teknologi pendidikan diatas

adalah: pertama, desain, merupakan proses menspesifikasikan kondisi belajar.

Domaian desain mencakup studi tentang desain sistem pembelajaram, desain pesan,

strategi pembelajaran dan karakteristik pembelajaran.desain sistem pembelajaran

merupakan prosedur yang terorganisir mencakup langkah-langkah antara lain

menganalisis, mendesain, mengembangkan, melaksanakan dan mengevaluasi. Desain

pesan melibatkan perencanaan untuk mengatur bentuk fisik pesan tersebut. Strategi

pembelajaran merupakan spesifikasi untuk menyeleksi dan mengurutkan peristiwa

kegiatan dalam sebuah pelajaran.

TEORI & PRAKTEK

PENGEMBANGAN

 Teknologi cetak

 Teknologi audiovisual

 Teknologi berbasis komputer

 Teknologi terpadu

PEMANFAATAN

 Pemanfaatan media

 Difusi inovasi

 Implementasi & institusionalisasi

 Kebijakan & regulasi

DESAIN

 Desain sistem

pembelajaran

 Desain pesan

 Stategi pembelajaran

 Karakteristik pebelajar

PENILAIAN

 Analisis masalah

 Pengukuran acuan

patokan

 Evaluasi formatif

 Evaluasi sumatif

PENGELOLAAN

 Manajemen proyek

 Manajemen sumber

 Manajemen sistem

penyampaian

(31)

Kawasan teknologi pendidikan yang kedua adalah pengembangan.

Pengembangan merupakan proses penerjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk

fisiknya. Domain pengembangan diorganisasikan dalam empat kategori yaitu

teknolohi cetak, teknologi audio visual, teknologi berdasarkan komputer dan

teknologi terpadu.

Ketiga, pemanfaatan, merupakan tindakan untuk menggunakan proses dan

sumber belajar. Domain ini bertanggung jawab untuk mencocokkan pembelajar

dengan materi dan kegiatan spesifik, mempersiapkan pembelajar untuk berinteraksi

dengan materi dan kegiatan yang dipilih, memberikan bimbingan selama keterlibatan

tersebut, memberikan penilaian hasil dan memadukan pemakaina ini ke dalam

keberlanjutan prosedur organisasi. Dalam domain pemakain terdapat empat kategori

yaitu pemakaian media, difusi inovasi, implementasi dan institusionalisasi dan

kebijakan dan aturan.

Keempat, pengelolaan. Domain manajemen melibatkan pengontrolan

teknologi pembelajaran melalui perencanaan, organisasi, kootdinasi dan supervise.

Dalam domain manajemen sendiri terdapat empat kategori domain yaitu manajemen

proyek, manajemen sumber, manajemensistem penyebaran, dan menajemen

informasi.manajemen proyek melibatkan perencanaan, monitoring, pengontrolan

desain pembelajaran dan proyek pengembanagan. Manajemen sumber melibatkan

perencanaan, monitoring, dan pengontrolan sistem dukungan sumber daya dan

(32)

persyaratan perangkat keras atau perangkat lunak dan dukungan teknis kepada

pemakai dan operator seperti petunjuk untuk desainer dan instruktur. Manajemen

informasi melibatkan perencanaan, monitoring, pengontrolan, penyimpanan, transfer

dan proses informasi untuk belajar.

Kelima, evaluasi (panilaian) adalah proses menentukan kesesuaian pebelajar

dan belajar. Evaluasi dimulai dengan analisis masalah. Analisis masalah merupakan

langkah awal yang penting dalam pengembangan dan evaluasi pembelajaran. Dalam

domain evaluasi terdapat empat kategori yaitu analisis masalah, pengukuran

beracuan kriteria, evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.

Hubungan antar kawasan tidak linier tetapi saling melengkapi, terbukti

dengan ditunjukannya lingkup penelitian dan teori dalam setiap kawasan. Hubungan

antar kawasan juga bersifat sinergetik. Sebagai contoh seorang praktisi yang bekerja

dalam kawasan pengembangan menggunakan teori dari kawsan desain, seperti teori

desain system pembelajaran dan desain pesan. Seorang praktisi yang bekerja dalam

kawasan desain menggunakan teori mengenai karakteristik media dari kawsan

pengembangan dan kawasan pemanfaatan dan teori mengenai analisis masalah dan

pengukuran dari kawasan penilaian. Sifat saling melengkapi dari hubungan antar

(33)

[image:33.612.120.526.123.486.2]

Gambar 2.2 Hubungan antara Kawasan dalam Bidang (Seels, 1994: 29)

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa setiap kawasan memberikan

kontribusi terhadap kawasan yang lain dan kepada penelitian maupun teori yang

digunakan bersama oleh semua kawsasan. Sebagai contoh, teori yang digunakan

bersama ialah teori mengenai umpan balik yang dalam beberpah hal digunakan oleh

setiap kawasan. Umpan balik dapat termasuk dalam strategi pembelajaran maupun

dalam desain pesan.putaran umpan balik digunakan dalam system pengelolaan, dan

penilaian juga memberikan umpan balik (Seels, 1994: 28). Teknologi pendidikan

merupakan suatu proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang,

prosedur, ide, peralatan dan organisasi unyuk menganalisis masalah, mencari jalam

pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah yang

menyangkut semua aspek belajar manusia.

PENGEMBANGAN

PEMANFAATAN TEORI & PRAKTEK

PENGELOLAAN PENILAIAN

(34)

Berdasarkan uraian kawasan teknologi pendidikan di muka, maka topik

penelitian ini tentang Pemanfaatan Sumber-sumber Belajar dalam Proses

Pembelajaran di SMP Negeri 2 Lebaksiu Kabupaten Tegal termasuk dalam kawasan

domain pemanfaatan (pemanfaatan media sumber belajar).

2.1.4 Peranan Teknologi Pendidikan dalam Pembelajaran

Teknologi pendidikan secara konseptional berperan dalam pembelajaran

manusia dengan mengembangkan dan atau menggunakan aneka sumber, meliputi

sumber daya manusia (narasumber) dan sumber daya alam dan lingkungan, sumber

daya kesemapatan atau peluang, serta dengan meningkatakan efektivitas dan

efesiensi sumber daya keuangan (Miarso, 2007: 701)

Dengan demikian, teknologi pendidikan berperan dalam upaya pemecahan

masalah pendidikan dan pembelajaran dengan cara: pertama, memadukan berbagai

macam pendekatan dari bidang ekonomi, manajemen, psikologi, rekayasa dan

lain-lain secara sistem; kedua, memecahakan masalah belajar pada manusia secara

menyelurih dan serempak, dengan memperhatikan dan mengkaji semua kondisi dan

saling kaitan diantaranya; ketiga, menggunakan teknologi sebgai proses dan produk

untuk membantu masalah belajar, dan keempat, timbulnya daya lipat atau

unsur-unsur mempunyai nilai lebih dari sekadar penjualan. Demikian pula pemecahan

secara menyeluruh dan serempak akan mempunyai nilai lebih daripada mamacahkan

(35)

Masalah belajar ada yang bersifat mikro maupun makro. Beberapa masalah

belajar diantaranya adalah: (1) sulit mempelajari konsep yang abstrak, (2) sulit

membayangkan peristiwa yang lalu, (3) sulit mengamati sesuatu objek yang terlalu

kecil/besar, (4) sulit memperoleh pengalaman langsung, (5) sulit memahami

pelajaran yang diceramahkan, (6) sulit memahami konsep yang rumit, (7) terbatasnya

waktu untuk belajar. Masalah tersebut dapat diatasi dengan menggunakan berbagai

kombinasi komponen sistem pembelajaran. Misalnya, masalah pada butir (1) sampai

(4) dapat diatasi dengan penggunaan media pembelajaran. Masalah pada butir (5)

sampai (7) dapat diatasi dengan mengkombinasikan pesan dengan teknik

pembelajaran tertentu. Pemecahan masalah ini tidak mungkin terlaksana begitu saja

tanpa adanya pengetahuan dan keterampilan (Miarso, 2007: 554).

Beberapa masalah pembelajaran dalam skala makro adalah belum cukupnya

kesempatan belajar yang merata pada SLTP, terbatasnya kualitas pendidikan yang

ditandai antara lain dengan rendahnya produktivitas belajar, belum sesuai dan

sepadannya pendidikan sekolah denga dunia kerja, dan belum sesuainya dengan

perkembangan IPTEK. Masalah kurangnya kesempatan belajar , misalnya,

diusahakan dengan menciptakan suatu sistem pembelajaran yang inovatif melalui

pelaksanaan semua fungsi pengembangan dan pengelolaan, antara lain dengan

adanya SMP Terbuka dan Universitas Terbuka.

Menurut Warsita (2008: 58-59), peranan Teknologi Pendidikan dalam

(36)

akses mutu pendidikan, melalui: a) penerapan prosedur pengembangan pembelajaran

Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), struktur dan muatan

kurikulum, kalender pendidikan, silabus dan perangkat pembelajaran lain, b)

penerapan prosedur pengembangan pembelajaran dalam penyusunan bahan belajar,

modul, buku teks, atau buku elektronik; c) penerapan metode pembelajaran yang

lenih menekankan kapada penerapan teoti-teori belajar mutakhir, seperti teori belajar

konstruktiviasme dan paradigma baru pendidikan lainnya, d) mengembangkan dan

memanfaatkan berbagai jenis media yang sesuai dengan kebutuhan dan dengan

mengindahkan prinsip-prinsip pemanfaatannya secara efektif dan efisisen, dan e)

mengembangkan strategi pembelajaran untuk membangun dan menemukan jati diri

melalu proses pembelajaranyang aktif, kreatif, afektif, dan menyenangkan

(PAKEM).

2.2 Sumber Belajar dalam Proses Pembelajaran

2.2.1 Hakikat Sumber Belajar

Proses belajar mengajar merupakan sistem yang tidak terlepas dari

komponen-konponen yang saling berkaitan didalamnya. Salah satu komponen

tersebut adalah sumber belajar. Sumber belajar adalah daya yang dimanfaatkan guna

kepentingan proses belajar mengajar. Baik secara langsung maupun tidak langsung,

(37)

Dale dalam Rohani (1997: 102) menyatakan, sumber belajar adalah

pengalaman-pengalaman yang pada dasarnya sangat luas, yakni seluas kehidupan

yang mencakup segala sesuatu yang dapat dialami, yang dapat menimbulkan

peristiwa belajar maksudnya adanya perubahan tingkah laku kearah yang lebih

sempurna sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.

Sudono (2000: 7) mendefinisikan sumber belajar sebagai bahan termasuk

juga alat permainan untuk memberikan informasi maupun berbagai keterampilan

kepada murid maupun guru, antara lain buku referensi, buku cerita, gambar-gambar,

narasumber, benda atau hasil budaya. Sedangkan Syukur (2005: 96) mendefinisikan

definisi sumber belajar yang dipakai dalam pendidikan atau latihan sebagai suatu

system yang terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi yang dikumpulkan secara

sengaja dan dibuat agar memungkinkan siswa belajar secara individual. Sumber

belajar yang seperti inilah yang disebut sebagai media pendidikan atau media

instruksional.

Sumber belajar adalah bahan yang mencakup media belajar, alat peraga, alat

permainan untuk memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada anak

maupun orang dewasa yang berperan mendampingi anak dalam belajar (Yunanto,

2005: 20).

Menurut Elly dalam Warsita (2008: 210-211) sumber belajar adalah data

orang dan bahan yang memungkinkan peserta didik melakukan belajar. Pernyataan

(38)

sumber yang berkenaan dengan data, manusia, barang yang memungkinkan dapat

digunakan secara terpisah atau kombinasi yang oleh peserta didik digunakan secara

optimal untuk memberikan fasilitas dalam kegiatan belajar. Kemudian, Percival dan

Ellington mengemukakan bahwa sumber belajar suatu set bahan atau situasi yang

dengan sengaja diciptakan untuk menunjang peserta didik belajar mandiri. Dengan

demikian sumber belajar adalah suatu system yang terdiri dari sekumpulan bahan

atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar memungkinkan peserta

didik belajar secara individual ( Warsita, 2008: 209)

Berdasarkan tipe atau asal usulnya, sumber belajar dapat dibedakan dua jenis

menurut AECT dalam Komalasari (2010:109) yaitu : pertama, sumber belajar yang

dirancang (learning resources by design), yaitu sumber belajar yang secara khusus

atau sengaja dirancang atau dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran

tertentu. Contohnya: buku pelajaran, modul, program VCD pembelajaran, dan

lain-lain. Kedua, sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan (learning

resources by utilization), yaitu sumber belajar yang secara tidak langsung dirancang

atau dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, tetapi dapat dipilih dan

dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Contohnya: surat kabar, siaran televisi,

pasar, terminal, dan lain-lain.

Klasifikasifikasi lain yang biasa dilakukan terhadap sumber belajar (Syukur,

2008: 101) adalah, pertama, sumber belajar tercetak, yaitu: buku , brosur, koran,

(39)

slide, video, dan objek; ketiga sumber belajar yang berbentuk fasilitas.yaitu;

perpustakaan, ruangan belajar, studio dan lapangan olahraga; keempat, sumber

belajar berupa kegiatan yaitu: wawancara, kerja kelompok, observasi, simulasi dan

permainan serta kelima, sumber belajar berupa lingkungan masyarakat, yaitu :

terminal, pasar, taman, museum, dan lain-lain.

Sumber belajar dipandang sebagai suatu sistem karena merupakan satu

kesatuan yang didalamnya terdapat komponen-komponen dan faktor-faktor yang

berhubungan dan berpengaruh satu sama lain. sumber belajar menurut AECT dalam

Daryanto (2010: 60-62) terdiri dari :

a. Pesan (message) adalah informsi yang ditransmisikan atau

diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, makna, nilai, dan data. Contoh: bahan pelajaran, cerita rakyat, dongeng dan sebagainya.

b. Manusia (people) yang berperan sebagai pencari, penyimpan,

pengolah dan penyaji pesan atau informasi. Tidak termasuk mereka yang menjalankan fungsi pengembangan dan pengelolaan sumber belajar. Contoh; guru, dosen pembimbing, guru pembina, tutor, siswa, pemain, pembicara, instruktur, dan penatar.

c. Bahan (materials) adalah sesuatu (program, media, atau software)

yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunaan alat dirinya sendiri.Contoh: buku, modul, majalah, bahan majalah terprogram, trasnparansi, film, video tapel, pita audio (kaset audio), filmstrip dan sebagainya.

d. Alat (device) adalah sesuatu (hardware atau perangkat keras) yang

digunakan untuk menyampaikan pesan yang ada didalam bahan. Contoh: proyektor slide,(OHP), monitor televisi, monitor computer, kaset recorder, kaset radio dan lain-lain.

e. Metode/ teknik (tecnique) adalah prosedur yang runtut atau acuan

(40)

diskusi, ceramah, pemecahan masalah, Tanya jawab, dan sebagainya.

f. Lingkungan (setting), yaitu situasi sekitar dimana pesan

disampaikan. Contoh: ruangan kelas, studio, aula dan sebagainya.

Dalam penelitian ini pengertian sumber belajar adalah segala sesuatu yang

sengaja dirancang maupun yang tersedia dilingkungan meliputi: pesan, manusia,

bahan, alat, metode dan lingkungan yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik

dalam membantu proses belajar. Dengan kata lain, peserta didik seharusnya tidak

mengandalkan guru sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi dapat belajar dari

sumber belajar yang tesedia di lingkungannya baik secara individu maupun bersama-

sama untuk membantu proses pembelajaran.

2.2.2 Pemanfaatan Sumber Belajar

Sebelum memanfaatkan sumber belajar secara luas, hendaknya seorang guru

memahami beberapa kualifikasi atau kriteria dalam memilih sumber belajar. kriteria

umum dalam memilih sumber belajar adalah:

a) Ekonomis dalam arti hendaknya dalam memilih sumber belajar

mempertimbangkan segi ekonomis dalam arti murah, yakni secara nominal uang atau biaya yang dikeluarkan hanya sedikit.

b) Praktis dan Sederhana, Praktis artinya tidak memerlukan pelayanan dan pengadaan sampingan yang sulit dan langka. Sederhana artinya

tidak memerlukan pelayanan khusus yang mensyaratkan

keterampilan yang rumit dan kompleks.

c) Mudah diperoleh, Dalam arti sumber belajar itu dekat, tersedia di mana-mana dan tidak perlu diadakan dan dibeli.

d) Bersifat Fleksibel, Artinya dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan

(41)

e) Komponen-komponen sesuai dengan tujuan, Mungkin satu sumber belajar sangat ideal, akan tetapi salah satu, bahkan keseluruhan komponen ternyata justru menghambat pembelajaran.

Beberapa kriteria memilih sumber belajar berdasarkan tujuan (antara lain,

Pertama, Sumber belajar guna memotivasi, Terutama berguna untuk siswa yang

lebih rendah semangat belajarnya. kedua, Sumber belajar untuk pembelajaran, yaitu

mendukung kegiatan belajar mengajar. Ketiga, Sumber belajar untuk penelitian,

Merupakan bentuk yang dapat diobservasi, dianalisis, dicatat secara teliti dan

sebagainya. Keempat, Sumber belajar untuk memecahkan masalah. Kelima, Sumber

belajar untuk presentasi, misalnya penggunaan alat, pendekatan dan metode, serta

strategi pembelajaraan (Rusman, 2008: 136-137).

Sumber belajar sebagai komponen dalam proses belajar mengajar mempunyai

manfaat sangat besar, sehingga dengan memasukkan sumber belajar secara

terencana, maka suatu kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan efisien dalam

usaha pencapaian tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Implementasi

pemanfaatan sumber belajar di dalam proses pembelajaran sudah tercantum dalam

kurikulum saat ini bahwa proses pembelajaran yang efektif adalah proses

pembelajaran yang menggunakan berbagai ragam sumber belajar. Manfaat sumber

belajar diantaranya adalah:

a. Memberi pengalaman belajar secara langsung kepada peserta didik sehingga

(42)

b. Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin dikunjungi, atau dilihat secara

langsung. Misal: Candi Borobudur.

c. Dapat menambah dan memperluas pengetahuan sajian yang ada di dalam kelas.

Missal: buku-buku teks, foto-foto, film majalah dan sebagianya.

d. Dapat memberi informasi yang akurat. Misal buku-buku bacaan ensiklopedia,

majalah.

e. Dapat membantu memecahkan masalah pendidikan baik dalam lingkup mikro

maupun makro. Misal, secara makro: sistem pembelajaran jarak jauh melalui

modul, secara mikro: pengaturan ruang (lingkungan) yang menarik, simulasi,

penggunaan film dan OHP.

f. Dapat memberi motivasi yang positif, apabila diatur dan direncanakan

pemanfaatannya secara tepat.

g. Dapat memacu untuk berpikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut. Misal buku

teks, buku bacaan, film dan lain-lain, yang mengandung daya penalaran sehingga

dapat memacu peserta didik untuk berpikir, menganalisis dan berkembang lebih

lanjut (Syukur, 2008: 96-97)

Sedangkan guru perlu menggunakan berbagai sumber belajar dalam

pembelajaran dengan alasan (Komalasari, 2010: 113): (1) Tidak semua siswa cara

belajarnya sama, (2) Membaca kemampuan siswa yang berbeda, memerlukan sumber

(43)

menyampaikan pesan, (4) Bahan untuk dipelajari bervariasi, (5) Penggunaan

beragam media akan memotivasi siswa (6) sumber belajar berbeda dapat

memberikan pengertian mendalam yang berbeda.

Hal tersebut diatas membawa paradigma baru dalam metode pembelajaran.

Penyediaan sumber belajar yang cukup menunjang terhadap pelaksanaan

pembelajaran, berfungsi sebagai perantara untuk menyampaiakan bahan-bahan

sehingga memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran.

2.2.3Keefektifan Pemanfaatan Sumber Belajar

Menurut Poerwadarminta (1980: 250), keefektifan berasal dari kata efektif

yang berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya). Secara harfiah keefektifan dapat

diartikan bersifat memepunyai daya guna dan membawa hasil/tepat guna.

Keefektifan biasanya digunakan dalam menejemen dan pendidikan, misalnya

keefektifan suatu program.

Dengan demikian keefektifan dapat diartikan sebagai suatu ukuran yang

menyatakan seberapa jauh tindakan atau usaha yang mendatangkan hasil guna dan

dapat mencapai tujuan. Untuk menentukan keefektifan suatu usaha atau tindakan

perlu diadakan evaluasi. Keefektifan dalam penelitian ini adalah ketercapaian tujuan

pembelajaran terkait pemanfaatan berbagai sumber belajar.

Menurut Ditjend. Dikti (1983: 38-39), dalam Herlinawati (2007: 143) guru harus

(44)

a. Menggunakan sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari

b. Mengenalkan dan menyajikan sumber belajar

c. Menerangkan peranan berbagai sumber belajar dalam

pembelajaran.

d. Mencari sendiri bahan dari berbagai sumber.

e. Memilih bahan sesuai dengan prinsip dan teori belajar.

f. Menilai keefektifan penggunaan sumber belajar sebagai bagian dari

bahan pembelajarannya.

g. Merencanakan kegiatan penggunaan sumber belajar secara efektif.

Di samping kemampuan di muka, guru harus dapat : (1) Mengetahui proses

komunikasi dalam proses belajar, (2) Mengetahui sifat masing-masing sumber

belajar, baik secara fisik maupun sifat-sifat yang ditimbulkan oleh faktor lain yang

mempengaruhi sumber belajar tersebut, (3) Memperolehnya, yaitu guru mengetahui

dimana lokasi suatu sumber dan bagaimana cara memberikan pelayanannya.

Kemampuan tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran bahwa guru

perlu menyadari pentingnya kemampuan-kemampuan khusus yang dikembangkan

bila menginginkan proses belajar mencapai sasaran yang optimal.

2.3

Proses

Pembelajaran

dalam

Perkembangan

Teknologi

Pendidikan

2.3.1 Pengertian Pembelajaran

Dalam meninjau pembelajaran sebagai suatu sistem diperlukan adanya

pendalaman terhadap konsep sistem dan konsep pembelajaran. Apakah yang

(45)

berbagai unsur yang mempunyai hubungan fungsional dan berintraksi secara dinamis

untuk mencapai tujuan/ fungsi sistem tersebut. Maka sistem sebagai pendekatan

berarti cara memandang sesuatu secara sistematik dan menyeluruh, tidak

terpisah-pisah. Sedangkan pembelajaran di sini adalah menekankan proses pembelajaran di

sekolah, sehingga secara umum pembelajaran tersebut digambarkan sebagai kesatuan

sub-sub sistem yang membentuk suatu sistem utuh. Dalam prosesnya sistem

pembelajaran itu merupakan intraksi fungsional antara sub sistem seperti sub sistem

kurikulum, kesiswaan, tenaga kependidikan, perpustakaan dan sebagainya.

Kegiatan pendidikan bermaksud menyelenggarakan kegiatan pembelajaran di

sekolah untuk membantu peserta didik menumbuh-kembangkan potensi-potensi

kemanusiaannya. Tugas pendidik akan dapat dilakukan dengan benar, bila pendidik

mampu menganalisis kesulitan-kesulitan dalam pembelajaran di kelas (Hamalik,

2001: 5).

Menurut Hamalik (2001: 57) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan

prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Selanjutnya dijelaskan unsur manusia yang terlibat dalam sistem pengajaran terdiri

dari siswa, guru, dan tenaga lainnya seperti petugas laboratorium. Unsur material

meliputi buku-buku, papan tulis, kapur, fotografi, slide, film, audio, dan video tape.

(46)

komputer (multimedia). Unsur prosedur meliputi; jadwal, metode penyampaian

informasi, praktik, belajar, ujian, dan sebagainya.

Pembelajaran menurut Sugandi (2004: 9). Pembelajaran terjemahan dari kata

instruction” yang berarti self instruction (dari internal) dan external instruction

(dari eksternal). Pembelajaran yang bersifat eksternal antara lain datang dari guru

yang disebut teaching atau pengajaran. Dalam pembelajaran yang bersifat eksternal

prinsip-prinsip belajar dengan sendirinya akan menjadi prinsip-prinsip pembelajaran.

Sesuatu yang dikatakan prinsip biasanya berupa aturan atau ketentuan dasar yang

bila dilakukan secara konsisten, sesuatu yang ditentukan itu akan efektif atau

sebaliknya. Prinsip pembelajaran merupakan aturan/ ketentuan dasar dengan sasaran

utama adalah perilaku guru. Pembelajaran yang berorintasi bagaimana perilaku guru

yang efektif, beberapa teori belajar mendeskripsikan pembelajaran sebagai berikut :

a. Untuk guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan

lingkungan, agar terjadi hubungan stimulus (lingkungan) dengan tingkah laku si

belajar. (Behavioristik)

b. Cara guru memberikan kesempatan kepada si belajar untuk berpikir agar

memahami apa yang dipelajari. (Kognitif)

c. Memberikan kebebasan kepada si belajar untuk memilih bahan pelajaran dan

cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuanya. (Humanistik)

Senada dengan arti pembelajaran tersebut Briggs (1992) dalam Sugandi

(47)

si belajar sedemikian rupa sehingga si belajar itu memperoleh kemudahan dalam

berinteraksi berikutnya dengan lingkungan. Dengan demikian prinsip belajar

menurut teori belajar tertentu, teori tingkah laku dan prinsip-prinsip pengajaran

dalam implementasinya akan berintegrasi menjadi prinsip-prinsip pembelajaran.

Menurut Darsono (2001: 22) belajar adalah proses perubahan yang relatif

tetap, dan sering terjadi dalam keseluruhan tingkah laku. Menurut Reber dalam Syah

(1997: 13) belajar juga dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku karena

pengalaman dan latihan. Dari teori belajar di atas dapat ditegaskan bahwa belajar

adalah proses perubahan untuk memperoleh pengetahuan. Proses pembelajaran ini

mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor siswa.

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang

melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik atau peserta

didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka mencapai

kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui

penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta

didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai oleh peserta

didik.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan

pembelajaran meliputi; pertama, kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan

bantuan kepada para pendidik, khususnya guru agar dapat melaksanakan proses

(48)

yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi

dasar. Ketiga, penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki

konsep materi pembelajaran. Keempat, rumusan pernyataan dalam kegiatan

pembelajaran mengandung dua unsur yang mencerminkan pengelolaan pengalaman

belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.

Belajar merupakan suatu proses (Purwanto, 2003: 106). Sebagai suatu proses

didalamnya harus ada yang diproses (masukan atau input) dan hasil dari pemrosesan

(keluaran atau output).

Faktor-faktor dalam proses belajar mengajar diantaranya:

a. Raw Input

Didalam proses belajar mengajar di sekolah, yang dimaksud raw input adalah

siswa. Sebagai raw input, siswa memiliki karakteristik atau kekhususan

sendiri-sendiri yang banyak mempengaruhi keberhasilan dalam belajar, baik fisiologi

maupun psikologi. Mengenai fisiologis ialah bagaimana kondisi fisiknya,

kesehatannya dan panca inderanya. Sedangkan yang menyangkut psikologinya

meliputi minat, tingkat kecerdasan, bakat, motivasi, kesehatan mental dan

kebiasaan/tipe belajar.

b. Instrumental Input

Yang dimaksud dengan instrumental Input adalah kurikulum atau bahan

pelajaran, guru yang memberikan pengajaran, sarana dan fasilitas serta manajemen

(49)

c. Environmental Input

Yang dimaksud dengan environmental input adalah lingkungan yang secara

langsung maupun tidak langsung mempengaruhi siswa dalam belajar, meliputi

lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat.

d. Output

Yang dimaksud output adalah siswa lulusan sekolah yang bersangkutan.

Berbagai faktor yang terdiri dari raw input, instrumental input dan

environmental input satu sama lain saling melengkapi dan menunjang dalam

pembelajaran guna meng hasilkan output yang diharapkan.

Dalam proses pembelajaran, guru diharapkan dapat menguasai berbagai

strategi pengajaran, memahami hakekat belajar, hakekat peserta didik, dan mengikuti

perkembangan pendidikan terbaru. Guru hendaknya juga mengkaji dan mengevaluasi

tindakan pembelajaran yang telah dilakukan untuk kemudian merefleksikan dengan

tindakan baru sebagai perbaikan agar dapat melakukan pengelolaan pembelajaran

dengan baik dan bermutu (Dimyati, dan Mudjiono 2002: 28).

Menurut Hasibuan (2002: 3), komponen-komponen yang terlibat dalam

pembelajaran berupa: tujuan instruksional yang ingin dicapai, materi yang diajarkan,

guru dan siswa, jenis kegiatan yang dilakukan, serta sarana dan prasarana yang

tersedia. Banyak komponen yang terlibat dalam proses pembelajar. Unsur-unsur

yang terlibat tersebut sangat komplek dan terkait satu dengan lainnya baik berupa

(50)

pendekatan tertentu maupun berupa perangkat keras seperti sarana dan prasarana

gedung sekolah, laboratorium dan media. Oleh sebab itu dalam pengelolaan proses

pembelajaran tentunya juga diperlukan pemahaman yang mendalam tentang

unsur-unsur pembelajaran tersebut.

Menurut Syah (2004: 12) kegiatan pengajaran tidak sekedar mentransfer

pengetahuan pada siswa dengan memandang siswa seperti bejana atau botol kosong

yang harus diisi begitu saja. Akan tetapi lebih dari itu proses pengajaran hendaknya

memungkinkan terjadinya proses interaktif dan adanya pengalaman belajar siswa

secara optimal. Siswa tidak hanya berperan sebagai penerima informasi berupa

pengetahuan tetapi justru harus mencari dan menemukan pengetahuan tersebut. Oleh

sebab itu proses pengajaran harus diciptakan sampai terjadinya proses belajar

tersebut secara interaktif. Hal ini Gulo dalam Syah (2004: 8) menjelaskan bahwa

mengajar adalah usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan

terjadinya proses belajar secara optimal.

Hudoyo (2003: 64) menyatakan bahwa mengajar akan efektif jika

kemampuan berpikir anak diperhatikan dan karena itu perhatian ditujukan kepada

kesiapan struktur kognitif siswa. Adapun struktur kognitif mengacu pada organisasi

pengetahuan atau pengalaman yang telah dikuasai seorang siswa yang

memungkinkan siswa itu dapat menangkap ide-ide atau konsep-konsep baru.

Kesiapan struktur kognitif siswa mencakup perkembangan intelektual siswa.

(51)

adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya, sehingga terjadi

perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa tugas

guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang

terjadinya perubahan perilaku bagi siswa.

Lingkungan pembelajaran yang terkondisikan dengan adanya fasilitas yang

mencukupi dapat memberikan nilai positif dalam pencapaian tujuan pendidikan.

Adanya prasarana seperti media, alat pembelajaran, sumber bacaan dapat membantu

dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah (Retnoningsih, 2005:

42-54).

Menurut Mulyasa (2004: 101), proses pembelajaran dikatakan efektif apabila

seluruh siswa terlibat secara aktif, baik mental, fisik, maupun sosialnya. Selanjutnya

dapat dijelaskan bahwa kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari

segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila

seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara

aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, di samping

menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan

percaya diri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil

apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri siswa seluruhnya atau

setidak-tidaknya sebagian besar (65%).

Demikian jelas bahwa hakekat pembelajaran dititik-beratkan pada

(52)

pengalaman belajar secara langsung dan bukan sekedar transfer pengetahuan dari

guru kepada siswa. Proses pembelajaran juga ditekankan pada pengembangan dan

penguasaan kompetensi tertentu oleh siswa. Hal demikian tentunya harus dipahami

semua pihak terutama guru sebagai pelaksanan di garis depan dalam mengelola

proses pembelajaran yang efektif dan berkualitas.

Dalam penelitian ini pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

2.3.2 Ciri-Ciri Pembelajaran

Ada tiga ciri khas yang terkandung dalam pembelajaran, diantaranya adalah:

a. Rencana, ialah penataan ketenagaan, material dan prosedur yang termasuk

unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus.

b. Kesalingtergantungan (interdependence), anatara unsur-unsur system

pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap unsur bersifat esensial

dan masing-masing memberikan sumbangannya kepada sistem pembelajaran.

c. Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai.

Ciri ini menjadi dasar perbedaan antara sistem yang dibuat oleh manusiaa dan

sistem yang alami (natural). Sistem yang dibuat oleh manusia seperti: sistem

transportasi, sistem komunikasi, sistem pemerintahan, semuanya memiliki

tujuan.sistem alami (natural) seperti; sistem ekologi, sistem kehidupan hewan,

memiliki unsur-unsur yang saling ketergantungan satu sama lain disusun sesuai

(53)

menuntun proses merancang sistem. Tujuan utama sistem pembelajaran agar

siswa belajar. Tugas seorang perancang sistem adalah mengorganisasi tenaga,

material dan prosedur agar siswa belajar secara efektif dan efisien.dengan proses

mendesain sistem pembelajaran siperancang membuat rancangan untuk

memberikan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan sistem pembelajaran

tersebut (Hamalik, 2001: 66).

2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan atas dua

kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling

mempengaruhi dan menentukan kualitas belajar.

2.3.3.1Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam individu, meliputi:

faktor fisiologis, dan faktor psikologis (Baharuddin, dan Wahyuni 2007: 19).

Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik

individu, meliputi keadaan tonus jasmani dan keadaan fungsi jasmani. Keadaan tonus

jasmani berpengaruh pada aktivitas belajar seseorang, kondisi fisik yang sehat dan

bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu dan

sebaliknya. Keadaan fungsi jasmani yaitu keadaan pancaindra. Dalam proses belajar

pancaindra merupakan pintu masuk bgai segala informasi yang diperoleh individu.

(54)

Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat

memperngaruhi proses belajar meliputi; kecerdasan siswa, motivasi, sikap minat, dan

bakat. Pertama, kecerdasan/inteligensi siswa merupakan kemampuan psiko-fisik

dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui sara

yang tepat. Kecerdasan menentukan kualitas belajar siswa, semakin tinggi tingkat

inteligensi individu maka semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses

dalam belajar. Kedua, motivasi yaitu proses didalam diri individu yang aktif,

memdorong, memberikan arahan, dan menjaga perilaku setiap saat. Motivasi

dipengaruhi oleh faktor diri sendiri dan faktor luar seperti : pujian, peraturan, tata

tertib, teladan guru, orang tua dan lain sebagainya. Ketiga, minat merupakan

kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap

sesuatu. Keempat sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif sehingga

kecenderungan untuk merespons dengan cara yang relativ tetap terhadap objek,

orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Kel

Gambar

Tabel
Gambar
Gambar 2.2 Hubungan antara Kawasan dalam Bidang (Seels, 1994: 29)
Gambar 2.3  Kerangka Berfikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan taman sekolah sebagai sumber belajar pada materi ekosistem melalui pembelajaran luar ruang berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa di

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar IPS sangat baik karena dapat meningkatkan antusias siswa

yang dimanfaatkan guru dalam proses pembelajaran; (2) Kemampuan guru memanfaatkan sumber belajar by utilization ; dan (3) Implikasi pemanfaatan sumber belajar

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan Proses Pembelajaran dan Motivasi berpengaruh terhadap Hasil Belajar IPS Siswa di SMP Maulana Pegayaman sebesar

Berdasarkan analisis data diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa ada pengaruh minat baca, pemanfaatan fasilitas belajar, dan pemanfaatan sumber belajar terhadap

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemanfaatan sumber belajar pada pembelajaran matematika dan bagaimana keefektifannya dalam pembelajaran matematika.Data

Tujuan peneliti an ini adalah untuk memperoleh kejelasan data tentang (1) Pemanfaatan Lingkungan Belajar dalam proses belajar IPS kelas VII di SMP N 1 Jalaksana-Kuningan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: Kegiatan Kepramukaan Sebagai Sarana Menumbuhkan Kedisiplinan Siswa SMP N 1 Dukuhturi Kabupaten Tegal adalah benar-benar