• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS : PTK di kelas VII K SMP Negeri 12 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS : PTK di kelas VII K SMP Negeri 12 Bandung."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

Dewi Sri Lestari, 2013

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di kelas VII K SMP Negeri 12 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh:

Dewi Sri Lestari

0901599

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

(2)

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII K SMP Negeri 12 Bandung)

Oleh:

Dewi Sri Lestari

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk

Memenuhi salah satu syarat

Memperoleh gelar sarjana pada

Fakultas Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial

©Dewi Sri Lestari 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak cipta dilindungi Undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak

Seluruhnya atau sebagian,

dengan dicetak ulang, difoto kopi,

atau cara lainnya tanpa ijin dari

(3)

Dewi Sri Lestari, 2013

LEMBAR PENGESAHAN

DEWI SRI LESTARI

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII K SMP Negeri 12 Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. Hj. Kokom Komalasari, M.Pd

NIP. 19721001 200112 2 001

Pembimbing II

Yeni Kurniawati, M.Pd

NIP. 19770602 200312 2 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Dr. Nana Supriatna, M.Ed

(4)

Tempat : Gedung FPIPS UPI Bandung

Panitia ujian terdiri dari:

1. Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si

NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekretaris :

Dr. Nana Supriatna, M.Ed

NIP. 19611014 198601 1 001

3. Penguji : 3.1

Prof. Dr. Aim Abdulkarim, M. Pd

NIP. 19590714 198601 1

: 3.2

Dr. Nana Supriatna, M.Ed

NIP. 19611014 198601 1 001

: 3.3

Muhamad Iqbal, S.Pd.,M.Si

(5)

Dewi Sri Lestari, 2013

ABSTRAK

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS (PTK di kelas VII K SMP Negeri 12 Bandung)

(6)

ABSTRACT

THE USE OF ENVIRONMENT AS A SOURCE OF LEARNING SOCIAL STUDIES TO IMPROVE STUDENT LEARNING RESULT IN SOCIAL STUDIES SUBJECT (Action Class Research in SMP N 12 Bandung, class

VII K)

This research was inspired by an observation conducted in SMP 12

Bandung, which showed students’ had lack of enthusiasm to participate in social studies compared with other subjects. The observation was conducted in several times that had been began on March 13, 2013 until May 22, 2013. The researcher noticed the teachers had a little attention to use the environment as a source of learning social studies. It gave an indication of what makes a problem in the learning process in the classroom. The teacher frequently used a textbook only as the learning resource, making it explore less of the potential of students. Based on the observations, the researcher wanted to provide an alternative solution which is using the environment as a source of material in learning social studies, so that the learning resources used would be more varied. The problem of the research were how the environment should be planned and implemented as a learning source in social studies, and what kind of obstacles, solutions and outputs that came in using environment as a source of social studies. This study aimed to improve student learning outcomes by using the environment as a learning resource in the classroom. Theoretical basis used in this study was the concept of environmental approach in learning social studies. The researcher used Classroom Action Research (CAR) with Hopkins model as the research method. The research is conducted in four cycles consisting: planning, implementation, observation, and reflection. Subjects in this study would be a teacher and students of class VII K SMP Negeri 12 Bandung. The data were analyzed using a qualitative approach. The instruments used were observation, interviews, diaries, tests, attitude assessment, and performance assessment. The results showed that by using the

(7)

Dewi Sri Lestari, 2013

DAFTAR ISI

Halaman

SURAT PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR GRAFIK ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG ... 1

B. RUMUSAN MASALAH ... 6

C. TUJUAN PENELITIAN ... 7

D. MANFAAT PENELITIAN ... 7

E. STRUKTUR ORGANISASI ... 8

BAB II KAJIAN TEORI ... 10

A. SUMBER BELAJAR IPS ... 10

1. Pengertian Sumber Belajar ... 10

2. Ciri-ciri Sumber Belajar ... 13

3. Macam-macam Sumber Belajar ... 14

4. Fungsi Sumber Belajar ... 17

5. Manfaat Sumber Belajar ... 19

B. LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS ... 21

1. Pengertian Lingkungan ... 21

2. Macam-macam Lingkungan... 22

3. Lingkungan sebagai Sumber Belajar IPS ... 25

C. HASIL BELAJAR IPS ... 29

D. HASIL PENELITIAN TERDAHULU ... 35

E. KERANGKA PEMIKIRAN ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

A. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN ... 41

B. DESAIN PENELITIAN ... 41

(8)

D. DEFINISI OPERASIONAL ... 47

1. Lingkungan sebagai Sumber Belajar ... 47

2. Hasil Belajar ... 48

E. PROSEDUR PENELITIAN... 52

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN INSTRUMEN PENELITIAN ... 54

G. TEKNIK PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA... 61

H. VALIDASI DATA ... 64

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL OBSERVASI ... 66

A. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN ... 66

1. Lokasi Penelitian ... 66

2. Seting Kelas ... 66

3. Deskripsi Visi dan Misi SMP Negeri 12 Bandung ... 68

4. Profil Guru Mitra ... 69

5. Deskripsi Keadaan Sarana dan Prasarana ... 70

6. Deskripsi Hasil Observasi Awal ... 72

B. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan... 74

1. Tindakan Siklus I ... 74

2. Tindakan Siklus II ... 85

3. Tindakan Siklus III ... 95

4. Tindakan Siklus IV ... 102

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 110

1. Perencanaan Pembelajaran dengan Memanfaatkan Lingkungan sebagai Sumber Belajar ... 110

2. Pembelajaran dengan Memanfaatkan Lingkungan sebagai Sumber Belajar ... 113

3. Hasil Belajar Setelah Memanfaatkan Lingkungan sebagai Sumber Belajar ... 118

4. Hambatan dalam Memanfaatkan Lingkungan sebagai Sumber Belajar ... 120

5. Upaya untuk Mengatasi Hambatan dalam Memanfaatkan Lingkungan sebagai Sumber Belajar ... 122

BAB V PENUTUP ... 124

A. KESIMPULAN ... 124

B. SARAN ... 127

DAFTAR PUSTAKA ... 128

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

Dewi Sri Lestari, 2013

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1. Sarana dan prasarana sekolah ... 71

Tabel 4.2. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar pada siklus ... 80

Tabel 4. 3. Refleksi Siklus ... 83

Tabel 4.4.Observasi hasil belajar siswa siklus I ... 84

Tabel 4.5. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar pada tindakan siklus II .... 91

Tabel 4. 6. Refleksi siklus II ... 94

Tabel 4. 7. Observasi hasil belajar siswa pada siklus II ... 95

Tabel 4. 8. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar ... 99

Tabel 4. 9. Refleksi siklus III ... 101

Tabel 4. 10. Observasi hasil belajar tindakan siklus III ... 102

Tabel 4.11. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar pada siklus IV ... 105

Tabel 4. 12. Observasi hasil belajar siswa siklus IV ... 107

Tabel 4. 13. Perencanaan tindakan ... 111

Tabel 4. 14. Pelaksanaan tindakan ... 113

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 : Kerangka Berpikir ... 39

(11)

Dewi Sri Lestari, 2013

DAFTAR GRAFIK

Halaman

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Penelitian Tindakan siklus I – IV

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2. Soal Tes

3. Lembar observasi

4. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lampiran 2 Hasil Penelitian tindakan

1. Soal Tes

2. Lembar observasi

3. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lampiran 3 Foto-foto Kegiatan

Lampiran 4 Surat Keterangan

(13)

Dewi Sri Lestari, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penelitian ini berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan

oleh peneliti di SMP Negeri 12 Bandung. Dalam observasi ini peneliti

menemukan beberapa masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran tersebut banyak siswa yang kurang

memperhatikan ketika guru menyampaikan materi. Para siswa tersebut

sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Banyak siswa yang berbicara

dengan teman sebangkunya, ada yang sibuk bermain handphone, bahkan

ada juga siswa yang sampai tertidur di dalam kelas.

Proses pembelajaran di kelas guru hanya menggunakan ceramah

yang membuat siswa kurang antusias untuk memperhatikan materi yang

disampaikan oleh guru. Selain itu, guru hanya memanfaatkan buku teks

sebagai sumber belajar dan tidak mengembangkan materi yang telah ada

untuk proses pembelajaran. Guru kurang memperhatikan perkembangan

dan kebutuhan siswa. Mengajar bukanlah sekedar menyajikan informasi

ataupun gagasan seperti yang banyak dilakukan di dalam pengajaran

ilmu-ilmu sosial serta IPS sampai desawa ini, khususnya di sekolah-sekolah

Indonesia. Di dalamnya tercakup pula diantaranya membimbing siswa

untuk belajar melalui kegiatan-kegiatan pemeriksaan, menemukan,

menganalisis, dan menguji yang disebut berpikir reflektif sebagai suatu

yang penting dalam membangun sikap dan nilai-nilai yang lebih langsung

adalah tugas-tugas pengembangan keterampilan (Wahab, 2012: 28).

Guru hanya merupakan salah satu dari sekian banyak sumber

belajar yang ada. Bahkan guru hanya salah satu sumber belajar yang

berupa orang, selain petugas pustakawan, petugas laboratorium,

tokoh-tokoh masyarakat dan lain-lain. Peran guru adalah menyediakan,

menunjukkan, membimbing dan memotivasi siswa agar mereka dapat

(14)

sumber belajar yang berupa orang, melainkan juga sumber-sumber belajar

yang lain. Bukan hanya sumber belajar yang dirancang untuk keperluan

belajar, melainkan juga sumber belajar yang tersedia. Sumber belajar itu

dapat kita temukan, kita pilih, dan kita manfaatkan sebagai sumber belajar

siswa. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar IPS ini diharapkan

akan dapat memberikan motivasi untuk siswa agar memperhatikan

penjelasan yang disampaikan oleh guru di kelas dan dengan pemanfaatan

lingkungan sebagai sumber belajar ini juga diharapkan hasil yang

didapatkan oleh siswa meningkat.

Menurut Al Muchtar dalam Maksum (1997: 2) IPS merupakan

bidang studi yang menjemukan dan kurang menantang minat belajar

siswa, bahkan lebih dari itu dipandang sebagai “kelas dua” oleh siswa

maupun oleh orang tua siswa. Kelemahan pembelajaran IPS selama ini

adalah kurang mengikutsertakan siswa dalam proses pembelajaran.

Menurut Somantri dalam Maksum (1997: 2) salah satu kelemahan dalam

pembelajaran IPS menekankan pada strategi ceramah dan ekspositori atau

transfer of knowledge yang menjadikan guru sebagai pusat kegiatan

belajar siswa. Pengembangan kegiatan pembelajaran IPS di Sekolah

Menengah Pertama yang kajiannya berdimensi pada konteks lingkungan

sekitar siswa atau berkaitan dengan latar kehidupan masyarakat dengan

berbagai aktivitasnya, fenomena atau permasalahannya sebagai sumber

belajar yang nyata dalam proses pembelajaran IPS di SD sama halnya

dengan SMP mutlak harus dilakukan. Hal ini dipertegas oleh Sumaatmadja

dalam Permana (2006: 5) bahwa:

“Ilmu pengetahuan sosial adalah bidang-bidang yang digali dari kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. Oleh sebab itu, pengajaran IPS yang melupakan masyarakat sebagai sumber dan objeknya, merupakan suatu bidang pengetahuan yang tidak berpijak kepada kenyataan tidak mungkin mencapai sasaran dan

tujuannya, dan tidak akan memenuhi tuntutan

(15)

3

Dewi Sri Lestari, 2013

Berdasarkan pengalaman di lapangan dan analisis dari beberapa

sumber, ternyata banyak guru yang belum memiliki pengetahuan dan

keterampilan yang memadai untuk memilih dan mengaplikasikan berbagai

metode atau pendekatan pembelajaran yang mampu meningkatkan

kegairahan, keaktifan, kreativitas, dan motivasi belajar siswa. Kesulitan

siswa untuk menangkap pesan yang telah disampaikan oleh para guru

dalam proses pembelajaran merupakan salah satu yang menyebabkan

banyak siswa yang kurang menyukai pelajaran IPS. Guru hanya berfokus

pada buku teks, guru tidak memanfaatkan sumber belajar lainnya misalnya

dengan menjadikan lingkungan yang kaya dengan sumber sebagai sumber

belajar IPS atau sumber belajar lainnya.

Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar IPS dalam proses

pembelajaran sangat penting, karena lingkungan merupakan sumber

belajar yang sangat kaya dengan pengetahuan dan pengalaman siswa itu

sendiri. Lingkungan sebagai sumber dan media pembelajaran adalah

segala kondisi di luar diri siswa dan guru baik berupa fisik maupun

nonfisisk yang dapat menjadikan perantara agar pesan pembelajaran

tersampaikan kepada siswa secara optimal. Sehingga setiap lingkungan

yang secara sengaja digunakan dalam proses pembelajaran bisa disebut

sebagai media pembelajaran (Musfiqon, 2012: 133). Menurut Poedjiadi

dalam Permana (2006: 5) dengan menggunakan lingkungan sebagai

sumber belajar, diharapkan siswa akan memiliki kepedulian terhadap

lingkungannya dan berawal dari pemahaman dan kepedulian siswa itu

dapat mencari solusi, mengambil keputusan dan melakukan tindakan nyata

ketika masalah dalam lingkungan mereka sendiri.

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar ( di dalam

atau luar) organisme yang mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku

organisme. Lingkungan tertentu mempunyai fenomena, keunikan dan

batas-batas sendiri. Pengenalan dari fenomena dari fenomena, keunikan,

dan batasan akan memberikan rasa aman dan tentram pada diri siswa

(16)

sekitarnya, baik berupa benda hidup, benda mati, benda nyata ataupun

benda abstrak, termasuk manusia lainnya, serta suasana yang terbentuk

karena terjadinya interaksi diantara elemen-elemen di alam tersebut

(Effendi, 2007: 159).

Berdasarkan masalah di atas peneliti mencoba untuk memberikan

solusi agar pembelajaran di kelas tidak membuat siswa menjadi jenuh dan

kurang memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru. Dengan

pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar tersebut maka hasil

belajar siswa diharapkan akan menjadi lebih baik dan meningkat. Banyak

lingkungan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar dalam proses

pembelajaran di kelas seperti lingkungan fisik, lingkungan sosial,

lingkungan intelektual, dan lingkungan psikologis. Dalam Syaodih (2012:

3) lingkungan fisik terdiri atas lingkungan alam sekitar siswa, yang

merupakan tempat dan sekaligus memberikan dukungan kadang-kadang

juga hambatan bagi berlangsungnya proses pendidikan. Lingkungan sosial

merupakan lingkungan pergaulan antara manusia, pergaulan antara guru

dengan siswa serta orang-orang lainnya yang terlibat dalam interaksi

pendidikan. Interaksi pendidikan dipengaruhi oleh karakteristik pribadi

dan corak pergaulan antar orang-orang yang terlibat dalam interaksi

tersebut, baik pihak siswa dan pihak lainnya. Sedangkan lingkungan

intelektual adalah iklim sekitar yang mendorong dan menunjang

pengembangan kemampuan berpikir, lingkungan ini mencakup perangkat

lunak. Lingkungan yang dapat dimanfaatkan tersebut yaitu lingkungan

yang berada dekat dengan siswa atau juga berasal dari media massa atau

cetak seperti televisi, radio, koran, majalah, dan sumber lainnya.

Hasil penelitian Permana (2006: 105) berdasarkan temuan di

lapangan, penulis menyimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan

pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapar meningkatkan

kualitas dan perolehan hasil belajar dalam pembelajaran IPS, karena suatu

kegiatan yang dapat memberikan kelengkapan pengetahuan bagi siswa

(17)

5

Dewi Sri Lestari, 2013

terbatas untuk dijadikan arena dalam mengarahkan aktivitas belajar siswa.

Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapat menciptakan siswa

yang peduli terhadap lingkungan sekitarnya, karena siswa bersentuhan

langsung dengan lingkungan di mana ia tinggal. Pengetahuan siswa tidak

hanya dari buku teks yang ada dan diajarkan oleh guru ketika berada di

dalam kelas, tetapi siswa juga dapat merasakan secara langsung mengenai

materi yang telah disampaikan oleh guru. Sehingga dapat menjadikan

pembelajaran ini sebagai pengalaman dan menjadikan pembelajaran yang

bermakna.

Semua aspek yang terkait dengan lingkungan sosial siswa dapat

dilihat sebagai masalah dan sebagai sumber belajar. Siswa merupakan

bagian dari struktur serta kelembagaan yang ada di lingkungan sosialnya.

Mereka terkait dengan adat istiadat, norma hokum, sejarah, budaya, dan

lain-lain sebagai konsep yang terkait dengan lingkungan. Masalah-masalah

tersebut harus dibahas dan dijelaskan di dalam proses pembelajaran oleh

guru dan dijadikan sebagai bahan ajar.

Tujuan lingkungan digunakan sebagai sumber belajar yaitu agar

siswa diperkenalkan pada wawasan, kesadaran, dan kepedulian terhadap

masalah lingkungan, karena hal ini merupakan modal dasar untuk bekal

dalam rangka membangun kemampuan siswa untuk berpartisipasi secara

relevan dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan lingkungan.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti “Pemanfaatan

(18)

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah umum

penelitian adalah: “Bagaimana mengembangkan pembelajaran dengan

pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar IPS untuk meningkatkan

hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 12 Bandung?”

Selanjutnya dari tujuan umum tersebut dijabarkan pada rumusan

masalah khusus adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana guru merencanakan proses pembelajaran dengan

memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar IPS untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS di SMP

Negeri 12 Bandung?

2. Bagaimana guru melaksanakan proses pembelajaran dengan

pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar IPS untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS di SMP

Negeri 12 Bandung?

3. Bagaimana hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran dengan

pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar IPS untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS di SMP

Negeri 12 Bandung?

4. Bagaimana hambatan proses pembelajaran dengan pemanfaatan

lingkungan sebagai sumber belajar IPS untuk meningkatkan hasil

belajar siswa dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 12 Bandung”

5. Bagaimana upaya mengatasi hambatan dalam pemanfaatan lingkungan

sebagai sumber belajar IPS untuk meningkatkan hasil belajar siswa

(19)

7

Dewi Sri Lestari, 2013

C. TUJUAN PENELITIAN

Secara umum penelitian ini bertujuan memanfaatkan lingkungan

sebagai sumber belajar IPS untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran IPS di SMP Negeri 12 Bandung.

Sedangkan secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan proses pembelajaran yang meliputi:

1. Proses perencanaan pembelajaran dengan pemanfaatan lingkungan

sebagai sumber belajar IPS untuk meningkatkan hasil belajar siswa

dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 12 Bandung

2. Proses pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sebagai

sumber belajar IPS untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran IPS di SMP Negeri 12 Bandung

3. Hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran dengan pemanfaatan

lingkungan sebagai sumber belajar IPS untuk meningkatkan hasil

belajar siswa dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 12 Bandung

4. Hambatan dalam proses pembelajaran dengan pemanfaatan lingkungan

sebagai sumber belajar IPS untuk meningkatkan hasil belajar siswa

dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 12 Bandung

5. Upaya untuk mengatasi hambatan dalam pemanfaatan lingkungan

sebagai sumber belajar IPS untuk meningkatkan hasil belajar siswa

dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 12 Bandung

D. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini

adalah:

1. Bagi siswa

Memberikan pengalaman bagi siswa dengan menggunakan

lingkungan sebagai sumber belajar IPS untuk meningkatkan hasil

belajar siswa., siswa dapat berekspresi sesuai dengan minat dan

(20)

2. Bagi guru

Meningkatkan kinerja guru dan profesionalisme guru dalam

mengajar di dalam kelas, serta sebagai pedoman untuk melaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber

belajar IPS untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran IPS.

3. Bagi sekolah

Meningkatkan proses pembelajaran dan pelayanan terhadap

siswa serta membuat prestasi menjadi lulusan yang terbaik sekolah.

4. Bagi peneliti

Dengan dilakukannya penelitian ini, peneliti sangat berharap

siswa dapat meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan

lingkungan sebagai sumber belajar IPS.

E. STRUKTUR ORGANISASI

Skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu bab I pendahuluan, bab II

kajian teori, bab III metodologi penelitian, bab IV analisis data dan hasil

observasi, dan bab V penutup.

Bab I berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian dan struktur organisasi. Dalam bab ini pula berisi

tentang alasan dan penyebab mengapa peneliti tertarik untuk menelitinya.

Bab II berisi kajian teori yang memuat pengertian dan konsep dasar

lingkungan sebagai sumber belajar serta kajian tentang hasil belajar. Pada

bab ini juga disampaikan mengenai bukti-bukti empirik yang berhubungan

dengan konsep lingkungan sebagai sumber belajar secara langsung serta

hasil belajar siswa.

Bab III merupakan metodologi penelitian yang mencakup desain

penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data serta prosedur

(21)

9

Dewi Sri Lestari, 2013

Bab IV membahas tentang laporan hasil penelitian yang meliputi

pengolahan atau antusias data untuk menghasilkan temuan dan

pembahasan.

Bab V menguraikan tentang penutup yang mencakup kesimpulan

dan saran terhadap proses pembelajaran, pendidik, dan pemegang

(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN

Lokasi penelitian dimaksud menunjukkan pada pengertian situasi sosial

yang mengandung tiga unsur yaitu tempat, perilaku, dan kegiatan (Permana,

2006: 42). Yang dimaksud lokasi penelitian ini adalah tempat berlangsungnya

proses belajar mengajar, yaitu SMP Negeri 12 Bandung. Dari unsur perilaku

adalah guru dan siswa kelas VII K, sedangkan dari unsur kegiatan adalah

pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar IPS dalam pembelajaran

IPS.Adapun alasan pengambilan lokasi tersebut karena sejalan dengan

dilaksanakannya kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) dan lebih

memudahkan lagi bagi peneliti untuk melakukan tindakan.

Subjek penelitian kualitatif untuk penelitian kelas dapat berupa peristiwa,

manusia, dan situasi yang diamati (Permana, 2006: 43). Dalam penelitian ini

yang menjadi subjek penelitian adalah guru, siswa, serta proses-proses interaktif

yang terjadi diantara guru dengan siswa selama berlangsungnya penelitian ini di

kelas VII K dengan jumlah siswa seluruhnya adalah 36 orang yang terdiri dari 19

orang adalah siswa laki-laki dan 17 orang adalah siswa perempuan.

B. DESAIN PENELITIAN

Sebelum tahap-tahap siklus dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan studi

pendahuluan (orientasi). Hal ini dilakukan untuk menemukan informasi-informasi

aktual dan akan dijadikan indikator dalam menyusun rencana tindakan untuk

memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar IPS selanjutnya pada siklus

kedua dan seterusnya. Jenis kegiatan yang dilakukan peneliti bersama observer

adalah memperbaiki rencana, pelaksanaan, pengamatan, refleksi, dan tahap-tahap

(23)

42

Dewi Sri Lestari, 2013

Menurut Hopkins dalam Sanjaya (2011: 53) pelaksanaan penelitian tindakan

dilakukan membentuk spiral yang dimulai dari merasakan adanya masalah ,

menyusun perencanaan, melaksanakan tindakan, melakukan observasi,

mengadakan refleksi, melakukan rencana ulang, melaksanakan tindakan, dan

seterusnya. Prosedur penelitian akan dilaksanakan dengan menggunakan

(24)

Gambar 3.1: Penelitian Tindakan Model Hopkins

Identifikasi

Masalah

Perencanaan

Aksi

Refleksi

Observasi

Perencanaan

ulang

Refleksi

Observasi

(25)

44

Dewi Sri Lestari, 2013

Sumber: Sanjaya (2011: 54)

Prosedur penelitian dalam gambar siklus tersebut, dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Orientasi atau identifikasi masalah yaitu pendahuluan sebelum melakukan

tindakan. Kegiatan ini terdiri dari pengamatan terhadap lingkungan Sekolah

Menengah Pertama Negeri 12 Bandung, kegiatan pembelajaran IPS yang

dilakukan oleh peneliti di kelas VII K. wawancara dengan guru mitra (DM)

dan wawancara dengan siswa kelas VII K. secara umum kegiatan orientasi ini

bertujuan untuk mengumpulkan berbagai informasi tentang kondisi sekolah

dan secara khusus untuk melihat gambaran awal pembelajaran IPS di kelas

VII K Sekolah Menengah Pertama Negeri 12 Bandung. Hasil orientasi ini

akan disesuaikan dengan hasil kajian teoritis secara relevan, sehingga

menghasilkan suatu program pengembangan tindakan yang dipandang tepat

dengan situasi sosial di kelas di mana tindakan akan dilaksanakan.

2. Perencanaan (plan) adalah kegiatan yang dilakukan dalam menyusun rencana

tindakan yang hendak dilaksanakan di kelas. Rencana disusun secara fleksibel

karena untuk mengakomodir berbagai kemungkinan yang dapat saja terjadi

ketika tindakan dilaksanakan. Perencanaan disusun secara partisipatif,

kolaboratif, dan reflektif antara peneliti dengan observer, agar tindakan dapat

lebih terarah pada sasaran yang hendak dicapai, dengan didasari pada

pertimbangan apakah tindakan yang akan dilakukan tersebut mungkin untuk

dapat dilaksanakan secara efektif dalam berbagai situasi kelas. Dari kegiatan

identifikasi pada studi orientasi di kelas VII K Sekolah Menengah Pertama

Negeri 12 Bandung. Peneliti dan observer merencanakan langkah-langkah

perencanaan pembelajaran sesuai dengan pokok bahasan pelajaran IPS. Pada

perencanaan ini disepakati tentang hal-hal yang akan di observasi,

(26)

sumber, tempat dan waktu pelaksanaan, persiapan perangkat pembelajaran,

serta media pembelajaran yang dibutuhkan.

3. Pelaksanaan atau aksi yaitu kegiatan pembelajaran yang dilakukan

berdasarkan rencana yang telah disepakati sebelumnya antara peneliti dengan

observer. Tindakan ini dilakukan untuk memperbaiki keadaan atau proses

pembelajaran dan hasil belajar siswa. Tindakan ini merupakan kegiatan nyata

pembelajaran IPS di kelas VII K Sekolah Menengah Pertama Negeri 12

Bandung, dengan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar IPS yang

dilakukan berdasarkan rencana yang telah disepakati sebelumnya antara

peneliti dengan observer peneliti. Pelaksanaan tindakan di Kelas VII K

Sekolah Menengah Pertama Negeri 12 Bandung tersebut berlangsung selama

beberapa siklus pembelajaran IPS hingga sudah stabil (jenuh).

4. Observasi yaitu kegiatan mengamati, mengenali sambil mendokumentasikan

(mencatat dan merekam) terhadap proses, hasil, pengaruh, dan masalah baru

yang mungkin saja muncul selama tindakan dilakukan. Hasil observasi ini

akan dijadikan bahan analisis dan dasar refleksi terhadap tindakan yang telah

dilakukan dan bagi penyusunan rencana tindakan selanjutnya.

5. Refleksi yaitu kegiatan menganalisis tentang apa-apa saja rencana dan

tindakan yang sudah tercapai dan apa pula yang dapat dicapai pada suatu

siklus tertentu. Refleksi dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan

observer. dalam penelitian ini, jumlah siklus yang dilakukan bergantung dari

tingkat ketercapaian hasil pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar IPS

untuk meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan rencana yang telah

disusun sebelumnya. Artinya, penelitian akan diakhiri, apabila hasil belajar

siswa yang paling optimal telah dicapai melalui pemanfaatan lingkungan

(27)

46

Dewi Sri Lestari, 2013

C. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas

(PTK).Kemmis dalam Sanjaya (2011: 24) menyatakan penelitian tindakan

adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh

peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial

mereka.Sedangkan menurut Hopkins dalam Wiriaatmadja (2010: 12)

mengemukakan penelitian tindakan adalah kajian sistematik dari upaya

perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan

melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi

mereka mengenai hasil tindakan-tindakan tersebut.

Kember dalam Suharsaputra (2012: 248) mengemukakan bahwa

penelitian tindakan merupakan suatu diskursus kritis atas fenomena sosial, di

mana emansipasi dan perubahan menjadi hal yang dicarinya, melalui

partisipasi dan peran agen perubahan serta konsensus bersama meskipun efek

perubahan hanya terkena pada partisipannya, yang jelas tujuan melakukan

perubahan dan emansipasi perlu dilakukan. Dengan demikian tampak bahwa

landasan penelitian tindakan lebih berorientasi praktis, meskipun sudah tentu

tanpa mengabaikan makna penting teori sebagai kerangka dalam memahami

praktik-praktik tertentu yang perlu diperbaiki.

Oleh karena itu penelitian tindakan kelas sangat tepat dilakukan oleh

guru untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan dalam proses belajar

mengajar di kelas, sehingga kekurangan-kekurangan tersebut dapat

diperbaiki.Adapun tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk

meningkatkan praktik guru dalam proses pembelajaran di kelas, untuk

(28)

sebagai seorang guru yang baik, serta untuk meningkatkan dalam penggunaan

alat dan teknologi untuk media pembelajaran dalam proses belajar mengajar

di kelas.

Secara ringkas penelitian tindakan kelas adalah bagaimana

sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran, dan

belajar dari pengalaman mereka sendiri.Mereka dapat mengujicobakan suatu

gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran di kelas, dan melihat

pengaruh nyata dari upaya yang dilakukan tersebut.

Penelitian ini diharapkan baik untuk guru maupun siswa dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya, dapat

melakukan perbaikan dan meningkatkan kemampuan kinerjanya, dapat

mendorong guru untuk memiliki sikap profesionalnya, mengurangi rasa jenuh

dalam mengikuti proses pembelajaran, dan dapat pula meningkatkan hasil

belajar siswa.

D. DEFINISI OPERASIONAL

Untuk memudahkan dalam memahami istilah yang ada serta memperoleh

kesamaan pandangan dan menghindari perbedaan pendapat dalam penelitian ini,

penulis mengemukakan beberapa istilah sebagai berikut:

1. Lingkungan sebagai Sumber Belajar

Lingkungan yaitu situasi yang tersedia di mana pesan itu diterima oleh

siswa.Lingkungan terdiri atas lingkungan fisik dan non fisik. Lingkungan

fisik seperti gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, taman dan

lain-lain. Sedangkan lingkungan non fisik terdisi atas penerangan dan sikulasi

(29)

48

Dewi Sri Lestari, 2013

Lingkungan sebagai sumber belajar dalam penelitian ini didefinisikan

sebagai sumber dan media belajar yang bahannya tidak dirancang terlebih

dahulu.Lingkungan sebagai sumber belajar adalah tempat atau ruangan yang

dapat mempengaruhi siswa. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar

ini dapat berupa orang, situasi maupun fenomena yang memiliki muatan

pesan yang sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam proses

pembelajaran.

Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar disajikan dalam

kegiatan pembelajaran pada waktu yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Hal

ini disesuaikan dengan tujuan pembelajaran agar lebih memudahkan siswa

dalam proses pembelajaran dan memudahkan siswa menyerap materi yang

telah disampaikan oleh guru di kelas.

Dapat kita lihat bahwa di sekitar sekolah terdapat berbagai macam

sumber belajar yang dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa dalam proses

belajar mengajar. Dengan demikian siswa akan lebih mengenal

lingkungannya, pengetahuan siswa akan lebih autentif, sifat verbalisme pada

siswa dapat dikurangi serta siswa akan lebih aktif dan banyak berlatih.

Indikator yang digunakan untuk memanfaatkan lingkungan sebagai

sumber belajar tercapai apabila siswa tidak hanya terfokus kepada buku

paket, siswa mengetahui dan memiliki pengalaman langsung dengan

menggunakan lingkungan sebagai sumber belajarnya, siswa banyak

mengetahui tentang masalah-masalah yang berada di lingkungannya baik

lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, lingkungan keluarga dan

lain-lain, kemudian siswa juga dapat mengatasi masalah yang terjadi di

lingkungan.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar menurut Gagne dalam Cheliawati (2010: 9) dapat

(30)

perilakunya sebagai akibat pengalaman. Perubahan perilaku dapat berupa

perkembangan dari berbicara, berpikir, mengingat, memecahkan masalah

atau berbuat kreatif dan tentunya hal ini membutuhkan proses dan waktu.

Pengalaman merupakan penyebab terjadinya proses belajar, namun

bagaimana sebenarnya siswa memperoleh pengetahuan dalam pikirannya

sehingga dapat dikatakan bahwa siswa tersebut telah belajar.

Menurut Sudjana dalam Astuti (2009: 21) hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima

pengalaman-pengalaman belajarnya. Hasil belajar merupakan indikator yang paling

mudah untuk menentukan dan mengetahui serta menilai tingkat prestasi atau

keberhasilan belajar siswa dalam setiap mata pelajaran.Dalam sistem

pendidikan nasional penilaian hasil belajar menggunakan klasifikasi dari

Benyamin Bloom, yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah

yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

Hasil belajar dalam penelitian ini didefinisikan sebagai pencapaian

kompetensi-kompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, pemahaman,

aplikasi dan analisis.Hasil belajar diukur melaluites dalam bentuk soal

objektif dan uraian yang telah diuji kelayakannya untuk digunakan dalam

kegiatan penelitian.

Hasil belajar siswa dikatakan sudah stabil (jenuh) apabila hasil yang

diperolehnya mengalami perubahan, baiuk dari kognitif, afektif maupun

psikomotornya.Dilihat dari ranah kognitifnya dikatakan berhasil apabila

hasilnya diatas dari KKM.Dari ranah kognitif dapat dilihat yang berkenaan

dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas aspek pengetahuan atau

ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi siswa tentang

materi yang telah disampaikan oleh guru ketika mengerjakan post test yang

(31)

50

Dewi Sri Lestari, 2013

disampaikan dalam proses pembelajaran, kemudian dapat menganalisis

dengan baik tugas yang diberikan setelah mendapatkan penjelasan dari guru.

Ranah afektif dapat dilihat yang berkenaan dengan sikap terdiri atas

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi

siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran di kelas. Penilaian hasil

belajar aefektif pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya

pada pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru, dan teman

sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial (Sudjana, 2012:

30).Penilaian afektif ini dapat dilihat dari kemauan siswa untuk menerima

pelajaran dari guru, perhatian siswa terhadap apa yang dijelaskan oleh guru,

hasrat bertanya kepada guru, kemauan untuk mempelajari bahan pelajaran

lebih lanjut, kemauan untuk menerapkan hasil pelajaran, dan senang

terhadap guru dan mata pelajaran yang diberikannya. Sedangkan dari ranah

psikomotornya dapat dilihat yang berkenaan dengan hasil belajar

keterampilan dan kemampuan siswa dalam mempresentasikan hasil

diskusinya dengan baik, siswa mampu mengemukakan pendapatnya, dan

kemauan siswa untuk bertanya kepada guru mengenai bahan pelajaran yang

belum jelas.

Mata pelajaran IPS ini adalah mata pelajaran yang disusun secara

sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajarannya untuk

menuju kedewasaan serta keberhasilan siswa dalam kehidupan di

masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan siswa akan lebih

memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmi

yang berkaitan. Berdasarkan tujuan IPS menurut Sapriya (2012: 201) adalah

sebaia berikut:

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat

(32)

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,

memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dengan kompetisi

dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal dan global.

Berdasarkan tujuan IPS di atas, pembelajaran IPS di SMP/MTs

masih dikembangkan dan dipelajari secara korelasi. Pembelajaran tersebut

masih secara terbatas dipelajari dan dikembangkannya, saling keterkaitan

antara disiplin ilmu satu dengan disiplin ilmu lainnya.Setelah pembelajaran

IPS siswa diharapkan dapat berpikir logis dan kritis, memiliki rasa ingin tahu

yang besar dan dapat memecahkan masalah yang ada dalam kehidupan

sehari-harinya.

Evaluasi pembelajaran sangat penting untuk menentukan apakah

siswa tersebut dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi

atau harus mengulang materi ajar yang lama.Bagi guru evaluasi

pembelajaran sangat penting, karena untuk mengetahui aktivitas dalam

pembelajaran.Dengan evaluasi pembelajaran guru terdorong untuk

mengevaluasi apakah tes yang telah mereka buat sudah benar atau belum.

Evaluasi hasil belajar siswa dapat diketahui dengan berbagai cara.

Menurut Gunawan (2013: 106) secara mendasar pengajaran IPS

berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku

dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha

memenuhi kebutuhan meterilnya, memenuhi kebutuhan budayanya,

kebutuhan jiwanya, pemanfaatan sumber daya yang ada di permukaan bumi,

(33)

52

Dewi Sri Lestari, 2013

memegang peranan penting dalam pengembangan pembelajaran IPS.

Pembelajaran itu bukan hanya menyampaikan materi agar siswa menjadi

cerdas, tetapi lebih dari pada itu agar siswa memiliki karakteristik pribadi

yang peka nurani dan tanggap nalarnya, dalam rangka pemecahan

masalah-masalah sosial yang ada dalam kehidupan bermasyarakat.

Hasil belajar yang diperoleh oleh siswa setelah memanfaatkan

lingkungan sebagai sumber belajar mengalami perubahan yang sangat baik

dari setiap siklusnya, di mana hasil belajar mengalami peningkatan baik pada

ranah kognitif, afektif maupun ranah psikomotornya.Hal tersebut karena

siswa langsung yang terjun ke lapangan untuk mencari tahu tentang hal-hal

yang hanya ada dalam buku, itu merupakan pelajaran tambahan yang

diperoleh siswa selain dari buku paket yang mereka punya.Pada ranah

kognitif hasil belajar sudah sesuai dengan yang diharapkan yaitu mencapai

ketuntasan dengan nilai di atas 75.Hasil belajar pada ranah afektif dapat

terlihat dari antusias siswa dalam menanggapi materi yang disampaikan oleh

guru, siswa memperhatikan yang disampaikan guru, dan kemauan siswa

untuk bertanya kepada guru. Sedangkan pada ranah psikomotor dapat dilihat

dari kemampuan siswa ketika mempresentasikan hasil diskusinya dengan

baik, mampu mengemukakan pendapatnya, dan mau bertanya kepada guru

mengenai bahan pelajaran yang belum jelas dan belum dimengerti

E. PROSEDUR PENELITIAN

Guru sebagai peneliti melakukan prosedur yang ditempuh dalam

melaksanakan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Observasi dan Identifikasi Masalah

Guru melakukan pengamatan sebagai peneliti yang memfokuskan

(34)

ditemukan sejumlah masalah yang dihadapi dan segera dicari pemecahannya.

Masalah yang ditemukan yaitu sumber belajar yang hanya mengacu pada

buku teks dan informasi yang diberikan guru.Berdasarkan hal tersebut,

peneliti ingin melakukan penelitian tentang pemanfaatan lingkungan sebagai

sumber belajar IPS untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran IPS.

2. Kegiatan Pra Tindakan

a. Merumuskan rencana Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan mengacu

pada Standar Kompetensi adalah “memahami kegiatan masyarakat” dan Kompetensi Dasar adalah “mendeskripsikan kegiatan pokok ekonomi yang meliputi kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi barang/jasa”

yang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar IPS dengan

menggunakan materi pelajaran yang telah disesuaikan dengan

pembelajaran saat itu yaitu kegiatan produksi barang dan jasa dengan cara

mengunjungi tempat prduksi sebagai upaya meningkatkan hasil belajar

siswa pada pelajaran IPS.

b. Memilih pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar IPS sesuai

dengan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan materi yang akan

dibahas pada pertemuan saat itu kemudian disesuaikan pula dengan

kondisi di lapangan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada

pembelajaran IPS melalui pemanfaatan tempat produksi barang dan jasa

sebagai sumber belajar siswa untuk materi kegiatan produksi.

c. Peneliti mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan dikerjakan

(35)

54

Dewi Sri Lestari, 2013

yang ada dengan kunjungan ke tempat produksi yang telah disepakati

bersama dengan kelompok kerjanya.

3. Rencana Tindakan

Dengan memperhatikan proses pembelajaran di kelas dengan hanya

menggunakan buku teks sebagai sumber belajar siswa, peneliti menyusun

rencana tindakan pembelajaran yang meliputi:

a. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b. Pembuatan Lembar Kerja Siswa (LKS)

c. Pembuatan pedoman observasi

d. Pembuatan pedoman wawancara

e. Membuat alat evaluasi

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN INSTRUMEN PENELITIAN

Sanjaya (2011: 84) instrument penelitian adalah alat yang dapat digunakan

untuk mengumpulkan data penelitian. Karena alat atau instrument ini

mencerminkan juga cara pelaksanaannya. Penelitian sebagai suatu cara ilmiah

dalam memecahkan masalah termasuk PTK, selamanya berhubungan dengan

instrument pengumpulan data. Tanpa instrument yang tepat, penelitian tidak akan

menghasilkan sesuatu yang diharapkan.

Di dalam PTK banyak instrument yang dapat digunakan untuk

mengumpulkan data, namun penggunaannya sangat tergantung kepada jenis

permasalahan yang akan diteliti. Oleh karena itu, belum tentu suatu instrument

yang cocok mengumpulkan data tertentu, cocok juga untuk mengumpulkan data

yang lain.

Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai

berikut:

(36)

Observasi yaitu merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara

mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan

alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. Dilihat dari

persiapan dan pelaksanaannya observasi bisa bersifat sistematis atau

insidental.Dalam observasi yang sistematis, sebelum pelaksanaannya

dipersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan baik mengenai aspek-aspek yang

diamati, waktu observasi, maupun alat yang digunakan.Observasi insidental

dapat dilakukan kapan saja tanpa perencanaan yang sistematis. Dilihat dari

hubungan observer dan observant dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

a) Observasi Partisipatif adalah observasi yang dilakukan apabila observer

ikut serta dalam kegiatan atau situasi yang dilakukan oleh observant.

b) Observasi nonpartisipatif adalah observasi yang tidak melibatkan

observer dalam kegiatan yang sedang diobservasi. Dengan demikian,

dalam observasi jenis ini, observasi murni bertindak sebagai pengamat

(Sanjaya, 2011: 86).

Dalam hal ini, peneliti melakukan pengamatan pada aktivitas siswa

dalam menggunakan lingkungan untuk dijadikan sebagai sumber belajar IPS.

Sebelum melakukan kegiatan penelitian ini, peneliti telah melakukan

observasi terlebih dahulu dan untuk kegiatan observasi peneliti bertindak

langsung sebagai instrument yang melakukan observasi ke lapangan. Dari

hasil observasi yang dilakukan, peneliti menemukan suatu masalah yang

terjadi di lapangan yaitu kurangnya guru memanfaatkan sumber belajar dan

kurangnya guru memperhatikan kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan buku teks saja sebagai

sumber belajar, sebenarnya guru dapat memanfaatkan lingkungan sekitar

sebagai sumber belajar selain buku teks.

Instrument yang digunakan adalah pedoman observasi.Semua data

(37)

56

Dewi Sri Lestari, 2013

pembelajaran IPS, pengelolaan kelas, kegiatan guru atau kegiatan siswa

dicatat dalam catatan sesuai dengan lembar observasi yang telah dibuat.

Catatan tersebut sebagian berisi tentang beberapa kejadian yang terjadi dalam

proses pembelajaran, dicatat dan dijadikan sebagai bahan refleksi dan analisis.

2. Wawancara

Menurut Hopkins dalam Wiriaatmadja (2010: 117) wawancara

adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat

dari sudut pandang yang lain. Wawancara atau interview dapat diartikan

sebagai teknik mengumpulkan data dengan menggunakan bahasa lisan baik

secara tatap muka maupun melalui saluran media tertentu (Sanjaya, 2011:

96). Untuk mengumpulkan data dalam PTK, wawancara dilihat dari

pelaksanaannya bisa dilakukan dengan cara:

a) Wawancara insidental adalah jenis wawancara yang dilaksanakan

sewaktu-waktu bila dianggap perlu. Wawancara demikian juga

dinamakan sebagai wawancara yang tidak formal.

b) Wawancara terencana adalah jenis wawancara yang dilaksanakan secara

formal yang dilaksanakan secara terencana baik mengenai waktu

pelaksanaannya, tempat, dan topik yang akan dibicarakan.

Wawancara dapat digunakan sebagai teknik pengumpulan data saat

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menentukan permasalahan

yang akan diteliti, dan ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih

mendalam. Teknik pengumpulan ini berdasarkan pada laporan tentang diri

sendiri atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.

Instrument lain yang digunakan selain pedoman observasi adalah

dengan menggunakan pedoman wawancara. Pada tahap awal, peneliti

melakukan wawancara dengan guru yang mengajar IPS di kelas VII K.

Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui latar belakang pendidikan,

(38)

wawancara dilakukan pada beberapa siswa kelas VII K, tujuannya untuk

mengetahui sikap mereka terhadap pembelajaran IPS, cara guru mengajar

dan sikap siswa terhadap guru. Dalam wawancara ini peneliti menggunakan

wawancara yang terencana yaitu sudah ditentukan topiknya yaitu

penggunaan sumber belajar selain buku teks seperti penggunaan lingkungan

siswa sebagai sumber belajar.

3. Catatan harian

Catatan harian merupakan instrument untuk mencatat segala

peristiwa yang terjadi sehubungan dengan tindakan yang dilakukan guru.

Catatan harian berguna untuk melihat perkembangan tindakan serta

perkembangan siswa dalam melakukan proses pembelajaran. Ada dua jenis

catatan harian untuk kepentingan PTK, yaitu:

a) Catatan harian yang dilakukan guru. Catatan harian guru digunakan untuk

mencatat berbagai temuan guru selama proses tindakan yang dilakukan.

b) Catatan harian yang dilakukan siswa. Catatan harian siswa berisi tentang

tanggapan siswa terhadap tindakan yang dilakukan guru. Catatan harian

yang disusun siswa sangat penting sebagai umpan balik untuk guru dalam

rangka perbaikan dan penyempurnaan tindakan.

Catatan harian digunakan oleh peneliti sebagai instrument lainnya

untuk memperoleh data.Catatan harian ini diperoleh ketika sedang

melakukan tindakan di kelas VII K yang dilakukan oleh siswa maupun oleh

guru.Catatan harian memiliki banyak manfaat.Isinya dapat berupa catatan

(39)

lain-58

Dewi Sri Lestari, 2013

lain.Catatan harian ini juga dapat menjadikan motivasi, introspeksi terhadap

sesuatu, kondisi, dan lain sebagainya.

4. Tes

Tes merupakan instrument pengumpulan data untuk mengukur

kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat penguatan materi

pembelajaran. Sebagai alat ukur dalam proses evaluasi, tes harus memiliki

dua criteria yaitu criteria validitas dan reabilitas. Tes sebagai suatu alat ukur

dikatakan memiliki tingkat validitas seandainya dapat mengukur apa yang

akan hendak diukur.

Dilihat dari pelaksanaannya tes dibedakan menjadi tiga yaitu tes

lisan, tes tulisan dan tes perbuatan. Tes tulisan atau sering juga disebut tes

tertulis adalah yang dilakukan dengan cara siswa menjawab sejumlah item

soal dengan cara tertulis. Tes lisan adalah bentuk tes yang menggunakan

bahasa lisan .tes ini cocok untuk menilai kemamampuan menalar siswa.

Melalui bahasa secara verbal guru dapat mengetahui secara mendalam

pemahaman siswa tentang sesuatu yang dievaluasi, yang bukan hanya

pemahaman secara konsep. Sedangkan tes perbuatan adalah tes dalam

bentuk peragaan. Tes ini cocok manakala guru ingin mengetahui

kemampuan dan keterampilan seseorang mengenai sesuatu (Sanjaya, 2011:

99).

Tes dilakukan untuk mengukur kemampuan seseorang.Tes

merupakan instrument yang digunakan ketika guru ingin mengetahui

pengaruh tindakan yang dilakukan terhadap kemampuan siswa tertentu atau

ketika guru ingin mengetahui pengaruh tindakan yang dilakukan terhadap

rata-rata hasil belajar siswa.Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui

(40)

sebagai sumber belajar, apakah hasil belajar yang diperoleh oleh siswa

semakin baik atau sebaliknya.

Tes ini digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa

dalam proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan jenis tes tertulis

dengan bentuk soal objektif dan soal essai.

Yang dimaksud dengan tes uraian adalah butir soal yang

mengandung pertanyaan atau tugas jawaban atau pengerjaan soal tersebut

harus dilakukan dengan cara mengekspresikan pikiran peserta tes. Ciri khas

tes uraian ialah jawaban terhadap soal tersebut tidak disediakan oleh orang

yang mengkontruksikan butir soal, tetapi harus dipasok oleh peserta

tes.Sedangkan butir soal objektif adalah soal yang telah mengandung

kemungkinan jawaban yang harus dipilih atau dikerjakan oleh peserta tes

(Zainul, 2001: 61).

Tes yang diberikan kepada siswa-siswi kelas VII K adalah

materi-materi yang telah disampaikan sebelumnya. Tes tersebut dilakukan untuk

mengetahui peningkatan yang terjadi setelah memanfaatkan lingkungan

sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran. Tes yang diberikan

adalah tes objektif dan essai.Tes objektif sebanyak 10 butir soal dan tes essai

sebanyak 5 butir soal.

5. Penilaian Sikap

Sudjana (2012: 80) skala sikap digunakan untuk mengukur sikap

seseorang terhadap objek tertentu.Hasilnya berupa kategori sikap yaitu

mendukung (positif), menolak (negatif), dan netral.Ada tiga komponen sikap

yaitu kognisi, afeksi, konasi.Kognisi berkenaan dengan pengetahuan

seseorang tentang objek atau stimulus yang dihadapinya, afeksi berkenaan

dengan perasaan dalam menanggapi objek tersebut, sedangkan konasi

(41)

60

Dewi Sri Lestari, 2013

Sikap bermula dari perasaan baik suka maupun tidak suka terkait

dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu atau objek.Sikap

juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki

oleh seseorang.Sikap terdiri dari tiga komponen yaitu afektif, kognitif, dan

konatif.Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau

penilaiannya terhadap sesuatu objek.Komponen kognitif adalah kepercayaan

atau keyakinan seseorang mengenai objek.Sedangkan komponen konatif

adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara

tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.Jadi, penilaian sikap

merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati perasaan atau

penilaian siswa, kepercayaan atau keyakinan siswa, dan kecenderungan

untuk berperilaku siswa berkaitan dengan suatu objek.

Selain dari beberapa instrument di atas peneliti juga menggunakan

instrument penilaian sikap.Penilaian sikap ini dapat dilakukan dengan

menggunakan beberapa alat atau penilaian instrument seperti format

observasi perilaku dan item pertanyaan langsung.

Format observasi perilaku ini dapat dilakukan dengan menggunakan

buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian yang berkaitan dengan siswa

selama di sekolah, penilaian sikap dalam diskusi, penilaian sikap dalam

suatu materi pokok bahasan tertentu.Sedangkan dengan pertanyaan langsung

kita dapat menanyakan secara langsung tentang sikap seseorang yang

berkaitan dengan sesuatu hal, misalnya tanggapannya tentang penggunaan

lingkungan sebagai sumber belajar.

6. Penilaian Performance

Penilaian performance merupakan penilaian yang dilakukan dengan

mengamati kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu (Komalasari, 2010:

153).Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk

(42)

kemampuan mengemukakan pendapat siswa, misalnya dilakukannya

pengamatan atau observasi berbicara yang seragam seperti diskusi dalam

kelompok kecil, berpidato, bercerita, dan melakukan wawancara.

Penilaian performance ini dilakukan untuk mengetahui tingkat

kemampuan yang dimiliki oleh siswa tertentu.Baik kemampuan dalam

bidang olahraga, alat musik, tarian dan lain sebagainya. Penilaian

performance ini sangat perlu dilakukan karena tidak semua siswa memiliki

kemampuan yang sama. Ada siswa yang hanya suka dan mampu dalam

bidang kognitif namun dalam bidang afektif dan psikomotornya kurang atau

bahkan sebaliknya.Akan lebih baik jika siswa mampu melakukan semua

bidang baik kognitif, afektif maupun psikomotornya.Oleh karena itu,

kemampuan tersebut harus terus diasah dan dilatih oleh guru.

Tes performance diperoleh dari kegiatan siswa dalam memanfaatkan

lingkungan dengan berkunjung ke tempat produksi, perpustakaan, dan kantin

atau koperasi sekolah sesuai dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah

diberikan oleh guru. Selain itu tes performance diperoleh juga dari

penampilan ketika mempresentasikan hasil kegiatannya di depan kelas. Hal

tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah siswa tersebut sudah mengerti

dengan tugas yang telah diberikan oleh guru.

G. TEKNIK PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Teknik pengolahan data mempunyai peranan penting dalam suatu

penelitian. Penelitian Tindakan Kelas sebagai penelitian tradisi kualitatif

dengan latar belakang atau setting yang wajar dan alami yang diteliti,

memberikan peranan penting kepada penelitinya yakni sebagai satu-satunya

instrument karena manusia yang dapat menghadapi situasi yang berubah-ubah

(43)

62

Dewi Sri Lestari, 2013

Teknik pengolahan data merupakan langkah yang strategis dalam suatu

penelitian, kerena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data maka peneliti tidak akan mendapatkan

data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Tahap penelitian kualitatif tidak membedakan proses penelitian, kegiatan

pengumpulan datanya terlebih dahulu, namun menyatupadukan kegiatan

pengumpulan data dengan analisis data. Menurut Lofland dan Lofland dalam

Moleong (2011: 157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah

kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain.Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi ke

dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto, dan statistik.

Sanjaya (2011: 117) menganalisis data adalah suatu proses mengolah dan

menginterpretasi data dengan tujuan untuk mendudukkan berbagai informasi

sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai

dengan tujuan penelitian. Analisis data dapat dilakukan melalui tiga tahap

yaitu kegiatan menyeleksi data sesuai dengan fokus masalah, mendeskripsikan

data sehingga data telah diorganisir jadi bermakna, dan membuat kesimpulan

berdasarkan deskripsi data. Menurut Moleong (2011: 247) proses

menganalisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari

berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah ditulis dalam

catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan

sebagainya.

Pengumpulan data melibatkan terutama melalui pengamatan dan

wawancara.Peneliti pun dapat menjadi pengamat yang berperan serta dalam

(44)

Moleong (2011: 248) analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan

dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya

menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan

menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Di pihak lain,

analisis data kualitatif prosesnya berjalan sebagai berikut:

a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode

agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri

b. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan,

membuat ikhtisar, dan membuat indeknya

c. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna,

mencari dan menentukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat

temuan-temuan umum.

Pengolahan data penelitian dilakukan dengan cara menentukan sumber

data terlebih dahulu, kemudian jenis data, teknik pengumpulan data, dan

instrument yang digunakan. Data yang diperoleh dari setiap tindakan penelitian

dianalisis. Setelah diperoleh data, langka selanjutnya yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

1. Membuat grafik pola kecenderunga testuntuk mengetahui peningkatan

hasil belajar siswa pada penelitian ini, maka dibuat grafik yang

menunjukkan efektivitas pembelajaran sebagai hasil penelitian, sehingga

akan Nampak jelas pola kecenderungan perubahan hasil belajar setiap

siklus.

Adapun langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pemberian skor testsoal yang digunakan pada penelitian ini berupa

(45)

64

Dewi Sri Lestari, 2013

skor 10 apabila siswa dapat menjawab soal dengan benar sehingga skor

maksimum yang diperoleh siswa adalah 100.

b. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah skor yang

diperoleh siswa untuk setiap jawaban.

c. Membuat grafik pola skor test berdasarkan rata-rata hitung.

Selain menggunakan metode kualitatif, penelitian ini juga menggunakan

pendekatan kuantitatif.Sugiyono (2012: 8) penelitian kuantitatif dapat

diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan.

H. VALIDASI DATA

Untuk penelitian kualitatif, analisis data telah dilaksanakan sejak awal

penelitian dimulai dari pembentukan tindakan yang diuji kebenarannya

dengan memperoleh informasi melalui observasi dan wawancara (Haryadi,

2010: 69). Adapun analisis dan penafsiran data merupakan proses yang tidak

dapat dipisahkan dalam suatu penelitian. Oleh karena itu, data-data tersebut

dianalisis secara deskriptif supaya dapat memberikan gambaran yang jelas

mengenai tahapan pelaksanaan penelitian yakni penampilan guru dalam

pembelajaran IPS dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.

Suharsaputra (2012: 181) penelitian kualitatif adalah penelitian menjadi

tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental

(46)

berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam

peristilahannya.Sedangkan menurut Sugiyono (2012: 9) penelitian kualitatif

adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,

digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah.

Data yang diperoleh umumnya data kualitatif, sehingga teknik analisis

data yang digunakan belum ada polanya yang jelas.Oleh sebab itu, sering

mengalami kesulitan dalam melakukan analisis.Analisis data dalam kualitatif,

dilaksanakan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai

pengumpulan data dalam periode tertentu.Pada saat wawancara, peneliti sudah

melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawncarai. Bila jawaban belum

memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap

tertentu, diperoleh data yang dianggap benar.Dimulai dari siklus satu dan

seterusnya, ketika data yang diinginkan dianggap cukup dan mengalami

perubahan dan peningkatan hasil belajar siswa sesuai dengan yang diharapkan

oleh peneliti.Selain itu penelitian ini juga menggunakan penelitian kuantitatif,

pengumpulan data yang dilakukan pada objek tertentu baik berbentuk

populasi maupun sampel.Setelah data terkumpul, maka selanjutnya dianalisis

untuk menjawab rumusan masalah dan menguji yang diajukan dengan teknik

statistic tertentu.

Semua data yang masuk divalidasi dengan teknik seperti yang digunakan

dalam analisis kualitatif dalam Wiriaatmadja (2010: 168) yaitu:

a. Dengan melakukan member check, yakni memeriksa kembali

keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau

wawancara dari nara sumber, siapa pun juga seperti kepala sekolah. Guru,

teman sejawat, siswa, dan lain-lain. Apakah keterangan atau informasi itu

tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya,

(47)

66

Dewi Sri Lestari, 2013

dengan yang diinginkan data-data tersebut diperiksa kembali

kebenarannya.

b. Melakukan validasi dengan triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran

hipotesis, konstruk, atau analisis yang ditimbulkan sendiri dengan

membandingkan dengan hasil orang lain. Data-data tersebut dibandingkan

dengan hasil data yang telah diperoleh dan diteliti oleh orang lain.

c. Expert opinion adalah meminta nasihat kepada pakar. Expert opinion

yang dalam hal ini adalah pembimbing penelitian. Pembimbing akan

memeriksa semua tahapan kegiatan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti dan memberikan arahan terhadap masalah-masalah penelitian

yang peneliti lakukan. Perbaikan, modifikasi, atau penghalusan

berdasarkan arahan atau opini pembimbing akan memvalidasi data

penelitian yang dilakukan peneliti dan pada tahap selanjutnya analisis

yang dilakukan oleh peneliti, dan dengan demikian akan meningkatkan

(48)

BAB V

PENUTUP

Pada BAB ini akan membahas tentang kesimpulan yang diperoleh dari

hasil penelitian dan saran dari peneliti untuk dilanjutkan oleh peneliti lainnya.

A. KESIMPULAN

Setelah melakukan seluruh rangkaian tindakan penelitian yang

dimulai dari tindakan siklus I sampai dengan tindakan siklus IV di kelas

VII K SMP Negeri 12 Bandung. Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dijelaskan pada bab sebelumnya mengenai pemanfaatan lingkungan <

Gambar

Gambar 3.1: Penelitian Tindakan Model Hopkins  .........................................
Grafik 4.1: Perbandingan pelaksanaan observasi............................................
Gambar 3.1: Penelitian Tindakan Model Hopkins

Referensi

Dokumen terkait

Tidak terdapat penyedia yang meminta penjelasan terhadap dokumen pengadaan paket pekerjaan Pembangunan Fasilitas Umum (Fasum) Gedung Utama Bertingkat 3 Lantai SPN

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu) bahwa Tingkat kesadaran masyarakat umum untuk penegakan hukum sangat kurang karena kebanyakan

Upaya Mengatasi Kasus Anak Yang Tantrum Dengan Metode Time Out Di Taman Kanak-Kanak1. Universitas Pendidikan Indonesia |

Berapa anggota keluarga yang mengalami keluhan kesehatan terhadap keberadaan limbah cair industri tahu ...1. Keluhan terhadap adanya industri tahu

Perubahan yang terdapat pada desain didaktis revisi yaitu situasi didaktis menghitung volume kubus digantikan dengan situasi didaktis mengenai perbandingan pada

Seni rupa daerah di wilayah Nusantara sangat beragam. Keberagaman karya seni rupa tersebut dapat dipengaruhi oleh wujud dan coraknya. Wujud atau bentuk karya seni rupa murni

Perilaku kelompok etnis mereka dijelaskan dalam referensi untuk pilihan yang disengaja yang optimal pada situasi tertentu.Di balik kelompok etnis kita dapat menemukan tidak lebih

Berd asarkan beberap a p end ap at tersebut, diidentifikasikan kekhasan cerpen sebagai karya sastra, yaitu (1) biasanya ditulis dalam bentuk prosa; (2) merupakan cerita