EVALUASI PELAKSANAAN REVITALISASI POSYANDU
DI KECAMATAN DARMAGA KA~UPATEN
BOGOR
Oleh:
DEW1 SARTIKA
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAIV BOGOR
ABSTRAK
DEW1 SARTIKA. Evaluasi Pelaksanaan Revitalisasi Posyandu di Kecamatan
Dramaga Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh ALI KHOMSAN, Ig. DJOKO
SUSANTO dan C. MET1 DWIRIANI.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang persediaan input (tenaga, dana, sarana dan prasarana) dan proses pelaksanaan revitalisasi Posyandu (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, penggerakan dan pengawasan), serta menganalisis output yang meliputi cakupan penimbangan dan status gizi baduta. Desain penelitian ini adalah cross-sectional dan retrospectif yang dilaksanakan di Kecamatan Darmaga Kabupaten Bogor. Pengambilan data dilakukan pada bulan
Agustus
-
Oktober 2001. Contoh adalah Posyandu yang direvitalisasi yang diambilsecaraacak sebanyak 30 Posyandu dari 44
Posyandu dengan kader aktif 2 4 orang berjurnlah 86,7%. Mayoritas
Posyandu (88,3%) selalu dikunjungi oleh petugas keseh2-tan setiap bulannya dan
sarana dan prasarana Posyandu sebagian besar telah terpenuhi 2 60% serta dana
revitalisasi yang dibutuhkan Posyandu belum tercukupi. JPS-BK telah memberikan dana satu kali dari tiga kali yang dijanjikan. LSM dan LKMD belum memberikan bantuan dana. Kekurangan dana sebagian dibantu oleh klinik swasta dan bantuan PMT dari IPB.
Perencanaan kegiatan secara umum telah berjalan dengan baik kecuali kegiatan paket opf onallpengembangan, pemberdayaan LKMD, kegiatan upaya daya tarik, dan memanfaatkan potensi yang ada. Posyandu telah memiliki strukt~u organisasi yang dilengkapi dengan pembagian tugas dan telab mengadakan pertemuan rutir, sntar kader, dokter Puskesmas d m Pokjanal tingkat ~ecamatan. Di
Kecamatan Drarnaga hanya sebagian ltecil (1 3,3'%0) yang mulai inelaksanakan
revitalisasi pad& bulan hlaret, sebagian besar (56,7%) inulai pada bulan April dan selebihr~ya (30,0%) mulai pada bulan Mei. Secara umum pelaksanaan revitalisasi telah dilaksanakan dengan baik. Sementara kegiatan yang belum terlaksana sama
sekali seperti : pelayanzn KB dan penaggulangan peilyakit ISPA (Infeksi Saluran
Pernafasan Akilt), kegiatan p ~ k e t optional/pengembangan, pemberdayaan LKMD,
upaya daya tariic dm n~e~nanfaatkan potensi yang ada. Kader seialu mengajak sasaran
untuk hadir ke Posyandu n-ziaupun hanya sebagian kecil (20%) mendzpat dukungan dari tokoh masyarakat d m lebih dari sepertiga kader telah mengadakan kunjungan rum'ah. Selama revirallsasi semua kader mendapatkan pelayanan, obat-obatan, KB cratis dari Puskesmas, pemah satu'kali mendapatkan insentif dan sebagian kecil b
(23.3%) kader pemdl mendapatkan bantuan kredit diantaranya 13,3% dari Takesra, 10% dari P2KP, 6,7O/E, dari Kukesra dan mendapatkan keterampilan lain selain keterampilan pelayanzn di Posyandu. Pengawasan kegiatan Posyandu telah dilakukan oleh pihak puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor secara berkala.
Cakupan penimbangan Baduta pada bulan Maret - Agustus 2000 selalu
SURAT PERNYATAAN
~ e n ~ a n ini Saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul :
~ v a l u a s i Pelaksanaan Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Darmaga Kabupaten
Bogor
adalah benar merupakan hasil karya Saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, Juli 2002
EVALUASI PELAKSANAAN REVITALISASI POSYANDU DI KECAMATAN DARMAGA KABUPATEN BOGOR
DEW1 SARTIKA
Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada
Program Studi Ilinu Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga
PROGRAM PASCA SARJANA ISSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Tesis : Evaluasi Pelaksanaan Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Darmaga Kabupaten Bogor
Nama Mahasiswa : Dewi Sartika
NomorPokok :99496
Program Studi : Ilmu Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga
Menyetujui
1. Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, M.S. Ketua
Dr. Ig. Dioko Susanto, SKM, APU. Anggota
2. Ketua Program Studi
Ilmu Gizi 3Iasyarakat dan Sumberdaya Keluarga
u
Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS.
Ir. C. Meti Dwiriani, M.Sc. Anggota
Mengetahui :
Tanggal lulus : 15 Agustus 2002
1__
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Lubuk-Linggau, Sumatera-Selatan, pada tanggal 3 1 Juli 1975
sebagai anak keempai dari lima bersaudara dari Ayah Ali-Hida.K dan Ibu Radjanah.
Pada bulan Januari 2001, penulis menikah dengan Hajarol Harahap S.Pd. dan
dikaruniai seorang putra, Ismail Abdur Rasyid.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar 5 Lubuk-Linggau dan
diselesaikan tahun 1987. Pendidikan Lanjutan Pertarna di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 3 Lubuk-Linggau dan diselesaikan tahun 1990. Pendidikan Lanjutan Atas di
Sekolah hlienengah Atas 1 Bengkulu dan diselesaikan tahun 1993.
Pada tahun akademik 1993 penulis diterima di Institut Keguruan dan ilmu
Pendidikan Padang, pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Jurusan
PKK. P r o s a m Studi Tata Boga melalui PMDK (Penelusuran Minat Dan
I<eniampuan) dan mendapat gelar sarjana pada tzhun 1998. Mulai September 1999
pezulis melanjutkan pendidikan Pascasarjana IPB Program Studi Ilmu Gizi
PRAKATA
Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi
rahmat dan karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis ini
yang berjudul "Evaluasi Pelaksanaan Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Darmaga
Kabupaten Bogor". Merupakan syarat akhir untuk memperoleh gelar Magister Saiils
dalam bidang keahlian Ilmu Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga.
Tanpa bantuan dan dukungan berbagai' pihak penulis tidak akan dapat
menyelesaikan tesis ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih dan rasa hormat kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS selaku Ketua
Komisi Pembinlbing dan Bapak Dr. Ig. Djoko Susanto, SKM, APU serta Ibi~ Ir. C.
Meti Dwiriani, MSc selakil a~iggota komisi pcmbimbi~ig yalig tclali 1~11ly;1l\:
membantu penulis dengan manbe~-ikan arahan, ~nasuka~i, bi~libi~lgun dan kcsahasan
serta kebaikan beliau mulai dari rencana pcnelitian liingg:1 pcn~.~!isan tcsis ini
Rasa hormat dan terima kasih yang tak terhingga' alas doa clan dukungan
Ayahanda Ali-Hida. K, Ibunda Radjanah scrirl Ayuk Yuli, Kakak .luh:rini, f(aIial<
Arlan dan Adik Umi Kalsum hingga pcnulis mcyclcsaika~l tcsis ici. Kliusus liclx~clu
suanliku terciilta Hajarol I-Iarahap dan putraku Ismail Abdur liasyid K u i~capl;un
terinla kasi!l atas doa, bantuan, dukungan dan kesabarannya serta kesetiannya
mendampingiku selama penulisan tzsis ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan untuk teman-teman seangkatan di
Program Studi GMK, terutana kepada Bu Marlina, Mbak Mila, Mbak Nova dan I'ita
atas persahabatannya, Bu Yuli, Bu Rosdiana, Bu Mariani, Bu Eti, Mbak Eni, Uni
Pak Pakhri dan Melya dan suarni serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
per satu. Semoga Allah S WT memberikan balasan yang lebih baik.
Semoga hasil studi ini dapat bermanfaat.
Bogor, Juli 2002
DAFTAR IS1
Halaman
...
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR
...
PENDAHULUAN
...
TINJAUAN PUSTAKA
...
Evaluasi
...
...
Posyandu
...
Sekilas Sejarah dan Perkembangan PosyanduOperasionalisasi Posyandu
...
Revitalisasi posyandu
...
...
KERANGKA PEMIKIRAN
...
t.METODE PENELITIAN
...
Desain Lokasi dan Waktu Penelitim
...
Teknik Penarikan Contoh...
Jenis dan Cara Pengambilan Data
...
:
...
Pengolahan dan Analisis Data...
Defenisi Operasional...
HASIL DAK ? E l . IBAHASAN ...
Keadaaan GIIIU~I Daerah Penelitian ...
Karakteristik Contoh ...
Keragaan Komponen Input ...
Keragaan Kotnponen Proses ...
...
Cakupan Peninlbangan dan Status Gizi anak Baduta
...
Kinerj a Posyandu
KESIMPULAN DAN SARAN ...
DAFTAR PUSTAKA ...
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Tingkat Kemandirian Posyandu
...
132 Penduduk Menurut kelompok Umur
...
28 3 Jumlah Posyandu di Kecamatan Drarnaga...
29 4 Tingkat Pendidikan kader...
305 Status Peke rjaan dan Perkawinan Kader
...
306 Status Pekerjaan Suarni Kader
...
317 Status Pekerjaan Ibu Pengunjung Posyandu
...
328 Status Peke rjaan Suami Ibu Pengunjung Posyandu
...
329 Jurnlah Kader Posyandu
...
3310 Jumlah Kader Yang Aktif Sebelum dan Sesudah Revitalisasi Posyandu 35
11 Status Gizi Anak Baduta (BB/U) di Posyandu yang Direvitalisasi
...
5112 Persentase Posyandu yang Sudah Terpenuhi Inputnya dengan Baik
...
5313 Persentase Posyandu yang Sudah Melaksanakm Persiapan dengan Baik 55
14 Persentase Posyandu yang S u d h Melakukal Pendaftaran dan Penimbangan
dengan Baik
...
5615 Persentase Posyandu yang Sudah melakukan Penyuluhan dengan Baik 5 6
16 ' Persentase Pelayanan y ang Sudah Melakukan Pelayanan dengan Baik 57
17 Persentaze Pelaporan dsn Tindak Lanjut yang Telah Terlaksana Dengan
Baik ... 57
...
DAFTAR GAMBAR
Halaman
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada pertengahan tahun 1997 Indonesia mengalami krisis moneter yang pada
akhirnya berlanjut menjadi krisis ekonomi. Darnpak krisis ini paling dirasakan
terutama pada kelompok masyarakat yang paling rendah, sehingga telah menurunkan
daya beli dan ~onsumsi pangan. Krisis ekonomi dan moneter yang tengah terjadi di
Indonesia c'iperkirakan berdampak buruk pada status gizi dan kesehatan masyarakat
terutama bagi masyarakat miskin (Gakin).
Latief (1999) menjelaskan bahwa
-
menurunnya daya beli masyarakatmenyebabkan: (a) perhatian krhadap pemeliharaan kesehatan dan gizi menurun,
karena kosentrasi orang tua lebih diprioritaskan untuk mencari tambahan pendapatan
guna mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari. (b) terjadi pergeseran permintaan
w
pzlayanzn kesehatan >.ang lebih rnurah. (c) respon untuk mencari pertolongan
kesehatan lebih lambat. Dari rumusan evaluasi Posyandu dan kader yang
diselenggarakm bulan November dan Desember 1998 diketahui bahwa krisis
ekonomi yang tejadi dewasa ini, berdampak terhadap rneningkatnya angka balita
kurang gizi. Menurut data Susenas tahun 1995 dan 1999 prevalensi KEP total pada
anak balita adalah 36.5 % dan 23, 0 % dan gizi buruk 9,8 O h dan 9,O
$4.
Angka ini lebill tinggi dari tingkat nasional tahun 1999 di nlana plevalensi KEP total 25,5 %dan
KEP
berat 7.8 $6 (Jahari, Sandjaja. Sudirrnan, Soekirman, Jus'at, Jalal. Latief,Atmarita, Pemerintah
Rl
&WHO
, 2000).Soekirn~an (1998). menyatakan b a h ~ ~ a kurang gizi selain terjadi karena
2
yang ada di masyarakat tidak difungsikan kembali. Hasil pemantauan Departemen
Kesehatan menunjukkan bahwa jumlah Posyandu secara nasional selarna tiga tahun
terakhir jumlahnya mengalanxi penurunan, di mana pada tahun 1996/1997 Posyandu
berjumlah 244.107 dan pada tahun 1948/1999 menurun menjadi 2 12.21 5
(Anonymous. 2000). Hasil rumusan evaluasi Posyandu dan kader yang
diselenggarakan pada bulan November dan Desember tahun 1998 menjelaskan bahwa
beberapa tahun terakhir ini kinerja Pospandu cendrung menurun dan pelaksanaan
kegiatan Posyandu yang sebulan sekali sangat tergantung pada keadaan dan dorongan
petugas kesehatan dan aktivitas para kader Posyandu.
Dalam mengatasi masalah krisis ekonomi tersebut, pemerintah khususnya
dalanl bidan: kesehatan masyarakat mengadakan berbagai upaya seperti program
Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan (JPS-BK), mengadakan kartu sehat dan
penberiarl makar,an tambahan. Swat Edaran Menteri Dalam Negeri No.
11 1.5,'536.'SJ: tangpal 3 Maret 1999 berisi mengenai tentang revitalisasi Posyandu.
Penringn\.a psmbsrdayzar, Posyandu sebagai salah satu upaya untuk meminimalisasi
da:t-!pk 'isisis e k c n o ~ ~ i pada penurdnail status gizi dan keseliatan ibu dan anak
i.4non>-mous. ZcJrJOl. .-ldapun tujuan re~~italisasi Pospandu adalah meningkatkan
hngsi dan kinen2 Fos\-andu melalui revitalisasi Posyandu agar dapat dipertahankan
dan ditinskatka~~ sr3rus gizi dari derajat kesehatan ibu dan anak, memantapkan sistem
pzia~-anan dalanl rangka pembangunan kualitas manusia serta meningkatkan
kemampuan organisasi kemasyarakatan dalam kemandirian untuk kesejahteraan.
Harroyo dkk. (2000) menjelaskan perlu dilakukan revitalisasi Posyandu yang
3
masyarakat dalarn upaya perbaikan gizi. Hal ini dapat dilakukan melalui penyediaan
dan peningkatan motivasi, pengetahuan, dan keterampilan kader, peningkatan
partisi fasi keluarga balita, dan toko h masyarakat dalam penyelenggaraan
penyempurnaan prosedur pelaksanaan. Revitalisasi Posyandu diperlukan untuk
menunjang program JPS-BK baik dalam pemberian makanan tarnbahan (PMT)
pemulihan maupun dalam penemuan sasaran yang berhak dan perlu mendapatkan
paket bantuan, serta memperkuat Posyandu baik kuantitas maupun kualitasnya
(anonymous, 2000). Posyandu didirikan sejak tahun 1986 merupakan wadah
masyarakzt untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara terpadu dalam berbagai
sektor, oleh karena itu Posyandu yang telah ada dapat membantu mengatasi masalah
dari dampak krisis ekonomi yang melanda negara kita khususnya dalam bidang
kesehatan ibu dan anak merupakan kelompok yang rawan dan sangat perlu
diperhaiika~ ser?? d a m p h y a terhadap pembangman Indonesia itu sendiri. U n t k
mencapai tujuan yang diharapkan manajernen pelaksanaan revitalisasi Posyandu
mutlak diperlukm. Pada tahun 2000 ini baru sekitar 120.000 Posyandu yang
dirsvitalisasi, textma stratzi rend& yaitu: Pratama dan h4adya (Anonymous, 2000).
Di Kecamatan Dmnaga Kabupaten Bogor terdapat 78 Posyandu yang tersebar
pada 10 kelurahan. Dari 78 Posyandu tersebut yang telah direvitalisasi berj urnlah 44. .
Program revitalisasi Posyandu ini telah dilaksanakan mulai bulan Maret tahun 2000.
Dari masalah-masalah di atas maka penulis tertarik untuk mengevaluasi
pelaksanaan revitalisasi Posyandu di Kecamatan Darmaga Kabupaten Bogor dengan
nlelihat keragaan dari input, proses. dan output, guna meningkatkan hasil guna dan
Tui uan Penelitian
Tuiuan Umum
Mengevaluasi pelaksanaan revitalisasi Posyandu di Kecarnatan Darmaga
Kabupaten Bogor.
Tuiuan Khusus
1. Memperoleh informasi tentang ketersediaan input Posyandu meliputi : tenaga,
dana dan sarana dan prasarana dalarn pelaksanaan revitalisasi posyandu.
2. Memperoleh informasi mengenai proses pelaksanaan revitalisasi meliputi :
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, penggerakan dan pengawasan.
3. Menganalisis output dari pelaksanaan revitalisasi Posyandu meliputi cakupan
penimbangan balita dan status gizi baduta.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharrpkan dapat memberikan masukan atau informasi tentang
kegiatan revitalisas; Posyandu dalam mencapai tujwn yang telah ditetapkan. Dengan
derr,iLi\ibri pengeicla d m penentu kebijdcan (keputusan) dapat meneiltukan apakah
I DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 1998. Fungsikan Kembali Posyandu. Harian Merdeka, 13 Maret.
Anonymous. 2000. Menuju Tercapainya Indonesia Sehat 2001. Warta Posyandu,
Nomor 1,l-5.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2000. Indikator Kesejahteraan Rakyat. Jakarta
Depkes RI. 1986. Buku Pedoman Petugas Kunjungan UPGK. Depkes RI, Dep. Pertanian, Dep. Agama, Depdagri, & UNICEP. Jakarta.
Depkes RI. 1999 Pedoman Penataran clan Lokakarya Pengguna Modul
PelatihanIPenyegaran Kader Posyandu/UPGK. Di rjen Kesmas, Depkes RI &
UNICEP. Jakarta.
Depkes RI. 1996. Profil Kesehatan Indonesia 1996. Pusat data kesehatan, Depkes RI, Jakarta.
Depkes RI. 1997. Pedoman Manajemen Peran Serta Masyarakat, Depkes RI, Jakarta.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. 2000. Laporan Kegiatzn Program Revitalisasi Posyandu di Kabupaten LIT 11. Bogor.
Dirjen Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Depkes RI, 2000. Arahan pada Lokakarya Nasional Peningkatan fungsi dan Kine j a Posyandu 25 April di Yogyakarta.
Dzrmawati, I. 200 I
.
Evaluasi Kinerja Posyandu di Kelurahan Pandeglang, KabupatenPandeglang. Skripsi Sarjana Jurusm Gizi Masyarakat dar, Surnberdaya
Keluarga, Fzkultas Fertaniari, IPB, Bogor.
Eddy. 2000. Faktor-faktor yang Berpenganh dengan Cakupan Penimbangan Balita di ~ o s j ~ a n d u Kab. Aceh Timur Tahun 1999. Tesis Magister Sains, Program Ilmu Kesehafan Masyarakat, Pascasarjana UI. Jakarta.
GintingR. 1999. Peranan Pemimpin Informal dalam Menggerakan Partisipasi Masyarakat untuk Pembangunan Desa. Desertasi, Program Studi PPN, IPB. Bogor.
Harianto, B. 1992. Hubungan Karakteristik Balita dan Lingkungan Posyandu dengan Partisipasi Masyarakat dalam Program UPGK, Tesis Magister sains, Program Studi Iimu Kesehatan Masyarakat, Pascasarjana UI. Jakarta.
Hartoyo, D.Astuti, D. Briawan & B. Setiawan 2000. Pemberian ~ a k a n a n Tambahan pada Anak Balita dan Pemberdayaan KeluargaIMasyarakat di Kodya Bogor. Jurusan GMSK. IPB. Bogor.
Heriyanto, W. 2001. Hubungan Keadaan Lingkungan Pola Asuh dan Konsumsi Pangan Anak dengan Status GLzi Baduta pada Keluarga Miskin dan Tidak Miskin. Skripsi Sarjana Jurusan Gizi Masyarakat din Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, IPB, Bogor
Hutagalung, M.M. 1995. Peranserta Pengguna Posyandu pada Posyandu Teladan dan Bukan Teladan serat Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Skripsi. Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian IPB, Bogor.
Jahari, A.B, Sandjaja, H. Sudirman, Soekirman, Jus'at, F. Jalal, D. Latief & Atmarita. 2000. Status Gizi Balita di Indonesia Sebelum dan Selama Krisis. Analisis Data Antropometri Susenas 1989-1 999. Makalah WKNPG 2000, LIPI, Jakarta.
Junadi, P. 1989. Laporan Akhir Penelitian Pengetahuan, Sikap, Prilaku dan Cakupan
UPGK di Posyandu. FLV-UI, Depok, Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Ditjen
Bin Kesmas Depkes RI. J&arta
Kasmita. 2000. Kinerja Posyandu dan Status Gizi Balita di Kabupaten Padang Pariaman, Propinsi Sumatera Barat. Tesis Magister Sains, Program Studi GMK,*IPB. Bogor.
Karolin, C. 2000. Evaluasi Manajemen Pelaksanaan Program Gizi di Puskesmas
Kota Bogor Tahun 1999. Tesis Magister Sains, Program studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat, UI. Jakarta.
Kodyat, B. 1998. O~erview Masalah dan program Kesehatan dan Gizi Masyarakat di
Indonesia Makalah pada Training Peliingkatan Kemampuan .Penelirian Bidang Kesehatzn dan Gizi Masyarakat di Bogcr 18-30 Agustus.
Latief. D. 1999. Kebijakan dan Program Perbaikan Gizi dalam Menghadapi Krisis. Makalah disampaikan pada Stadium General Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian.IPB. 3 1 Maret.
Menteri Dalam Negeri. 1999. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 41 1.3/536/SC. Tanggal 3 maret 1999 Tentang Revitalisasi Pos Pelayanan Terpadu, Depdagri. Jakarta.
Menteri Kesehatan
RI.
2000. Arahan pada Loka Karya Nasional Peningkatan Fungsidan Kinerja Posyandu 25 April di Yogyakarta.
Nuhamara, S, 1997. Perkembangan dan Kesinambungan Pelayanan Posyandu :
Kaitannya Dengan Pelayanan Proyek Kelangsungan Hidup Anak di Kec.
Balai dan Tayan Hilir Kabupaten Sanggau. Tesis Magister Sains. Program Ilmu Kesehatan Masyarakat. Pascasarjana UI. Jakarta.
Pakhri, A. 2002. Fzlktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kinerja Posyandu di Kabupaten Maros Propinsi Sulawesi Selatan. Tesis Magister Sains. Program Studi GMK, IPB. Bogor.
Pemerintah & WHO, 2000. Rencana Aksi Pangan dan Gizi Nasional 2001-2005.
Dirjen Kesehatan Masyarakat Depkes RI. Jakarta.
Riza, M. 1989. Peranan Posyandu dalam Meningkatkan Cakupan Imunisasi di Kodya
Palembang. Skripsi FKM-UI, Depok. Jakarta.
Sibuea,
M.S.
1992. Faktor-faktor yang Berh~bungan deilgan Drop Oct KaderPosyandu di Wilayah Puskesmas Metro Kecamatan Metro Raya Kab.
Lampung 'Tengah Tahun 1990. Skripsi FKM-UI, Depok. Jakarta.
Soeharto. 1990. Monitoring dan Evaluasi. PT. Gramedia. Jakarta.
Soekirman, Satoto, Thaha A.R, Agus z, Marks G.C & Zainal
E.
1999. PedomanPenyusunan Rancangan dan Usulan Studi Evzluasi. Bidang Sumberdaya Mailusia Bappenas. Jakarta.
Soekirnlan. 200'3. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat. Ditjen Dik~i, Jakarta.
Su~vandono,A. 1989. Peran Serta Masyarakat dan Posyandu
.
Makalah disampaikanpada diskusi Ilmiah Badan Litbang Kesehatan, 25 Oktober.
Sutopo. 198 1. Kriteria Daerah dalam Kegiatan PKMD yang Sedang Berjalan Untuk
Mendapatkan bantuan , Depkes RI, Badan Litbang. Surabaya.
TINJAUAN PUSTAKA
Evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan membandingkan antara hasil yang dicapai dengan
rencana yang telah ditentukan (Kaolin, 2000). Menurut Soeharto (1990) Evaluasi
adalah suatu proses untuk menentukan relevansi, efisiensi, efektivitas dan dampak
kegiatan-kegiatan proyeklprogram sesuai dengan tujuan yang akan dicapai secara
sistematik. Menurut Soekirman dkk. (1 999) menyatakan evaluasi adalah tahapan dari
manajemen program atau proyek, yang dalam beberapa buku dan jumal dibagi dalam
dua jenis yaitu : evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Sementara WHO (1990)
Evaluasi adalah suatu c a a yang sistematis untuk memperbaiki kegiatan-kegiatan
yang sedang berjalan sekarang untuk meningkatkan perencanaan yang lebih baik
d e ~ g a n menyeleksi secara seksama alternatif-alternatif tindakan yang akan datang.
Dziri beberapa pengertiar, di atas tentang evaluasi, penulis berkesinpulan bahwa yang
dimaksud evaluasi adalah suatu proses untuk mengujilmengkaji relevansi, efisiensi,
2fd:tivitzs dan dampak dengan membandingkan antara hasil yang diperoleh
kesesuaii?ya dengall tujuan sebelilm~jra secara sistenxitis.
Evaluasi proyek dapat dilaksanakan pzda waktu-waktu sebagai berikut: (1)
pada xvaktu pelaksanaan (evaluasi pada waktu proyek sedang berjalan = OH going
e~.altiatioiz). ( 2 ) pada waktu penyelesaian (evaluasi akhir proyek = terminal
e~.alztation). ( 3 ) bsberapa tahun setelah proyek selesai (evaluasi dilakukan pada saat
proyek diperkirakan telah berhasil mencapai dampak lperkembangan secara penuh =
Evaluasi sewaktu berjalan adalah evaluasi untuk mengetahui apakah
kesinambungan relevansi, efiesiensi, dan efektifitas kegiatan proyek dapat
dipertahankan, serta untuk mengetahui output, efek dan dampak yang timbul atau
mungkin ditimbulkan yang dilakukan pada waktu proyek tersebut sedang berjalan.
Evaluasi akhir dilaksanakan 6 sampai 12 bulan setelah proyek berakhir, atau sebelum
memulai fase proyek berikutnya, sebagai pengganti ex post evaluation (evaluasi
menyeluruh) pada proyek-proyek yang jangka waktu singkat. Evaluasi menyeluruh
dilaksanakan pada saat perkembangan proyek telah tercapai sepenuhnya yaitu
beberapa t&un setelah proyek berakhir, bila manfaat dan dampak yang diharapkan
dari proyek telah terealisasi semuanya.
Menurut Soekirman dkk. (1999) evaluasi dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu evaluasi forrnatif dan surnatif. Evaluasi formatif atau monitoring dilakukan
selarna prograrnlproyek. masih berlangsung dan iebih bersifat kualitatif. Sedangkan
evaluasi sumatif sering dilakukan menjelang atzu akhir program atau proyek selesai
.
sifarnya kuatitatif dan umunlnyz dengan rancangan yang lebih komplek.
T ~ j u a n evsluasi tergmtung untuk apa dan untuk s i q a hasi! evaluasi akan
. dirna~hatkan (Soekirman dkk.199Q). Menurut WHO (1990) tujuan evaluasi dalam
pembangunan kesehatan adalah untuk memperbaiki program-program kesehatan dan
dinas-dinss untuk melaksanakannya, dan untuk mengarahkan alokasi sumberdaya ,
tenaga dan dana kepada program-program dan dinas-dinas yang ada saat ini dan di
masa mendatang. Jenis evaluasi tergantung pada sifat dampak yang diharapkan dari
studi evaluasi akan dilaksanakan. Soekirman, dkk (1999) membagi jenis rancangan
rancangan studi di antaranya adalah rancangan studi kohort prosfektif; rancangan
studi khort retropektif; rancangan studi cross sectional, rancangan studi kelayakan
kecukupan program, serta rancangan studi kasus.
POSYANDU
Sekilas Seiarah dan Perkembangan Posyandu
Tumbuh kembarig Posyandu tidak terlepas dari perubahan orientasi
pembagunan kesehatan yang melanda dunia saqt itu dengan disepakatinya penfiekatan
Primary Health Care (PHC) Sebagai strategi untuk mencapai kesehatan semua.
Dokumen penting ini terpatri dalarn dekalarasi Alma ata, Uni Sovyet pada tahun
1978. PHC adalah upaya kesehatan essensial yang secara universal mudah dijangkau
dan dapat diterima oleh perorangaii dan keluarga dalam masyarakat, dengan peran
serta penuh mereka, dengan biaya yang dapat ditanggung oleh masyarakat dan
Negara bersangkutan. (WIIO, 1978). Indonesia jauh sebeium konprensi PHC telah
merintis pengembangan PKMD (Pembangunm Kesehatan Masyarakat Desa) di
Kabupaten BanjariNegara, Jzwa Tengah pada tahun 1975 (Dirjen Kesmas, 2000).
Pembentuksn Posyandu di Indonesia diawali dengan kegiatan yaitu telah
berd.irinya pos penimbangan anak balita yang mercpakan bagian dari Program Usaha
Perbaikan Gizi Keluarga, kemudian ditambah kegiatan-kegiatan lailmya. Usaha
perbaikan gizi di Indonesia telah dirintis sejak tahun 1963 yang dimulai dengan
kegiatan Applien Nutrition Program (ANP) di jawa, sumatera, Bali dan NTB. F A 0
8
rakyat terutama golongan rawan dengan peran serta masyarakat setempat dan
dukungan dari berbagai instansi secara terkoordinasi.
Tahun 1973 diadakan evaluasi kegiatan ANP oleh Sajogyo dan menghasilkan
berbagai rekomendasi antara lain perlunya dilanjutkan dan disempurnakan kegiatan
tersebut. Pada tahun itu juga pertemuan berbagai instansi nama ANP dirubah
menjadi Usaha Perbaikan Gizi keluarga (UPGK). Mulai pelita I1 program perbaikan
gizi merupakan program nasional dengan dimasukkannya kebijaksanaan program
tersebut dalam Repelita I1 (Soekirman, 2000).
. Pada tahun 1984 dikembangkan kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
berdasarkan instruksi bersama antara Menteri Dalam Negeri, Menteri Kesehatan dan
Kepala BKKBN. Posyandu merupakan kegiatan terpadu di tingkat desa dalam lima
kegiatm pokok yaitu : perbaikan gizi, keluarga berencana, kesehatan ibu d m anak,
inunisasi dan penaggulangan dizre. Pada tanggal 12 N opember 1986 Pcsymdu
dicanangkan oleh presiden Soeharto sebagai suatu strategi nasional pendukung
program dasa urarsa anak Indonesia 2 986- 1996 ( D i r j e ~ Kesmas, 2000). Peran serta
masyarakat itu semakin menampakkan sosoknya, setslah munculnya Posyarldu
sebagai salzh satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyasakat (UKMB).
Fakta ini inerupakan wujud nyata peran serta masyarakat dalam pembangunan
kesehatan. Kondisi ini temyata marnpu memacu milnculnya perbagai bentuk UKMB
lainnya seperti POD, Polindes, Pos UKK, Toga, Dana sehat dan lain-lain yang jenis
dan jumlahnya terus bertambah (Depkes,1997).
Tahun 1990 terjadi terobosan besar dengan keluarnya Inmendagri Nomor 9
kepada seluruh Kepala Daerah untuk meningkatkan mutu pengelolaan Posyandu
melalui pengefektifan fbngsi LKMD .dengan mengkoordinasikan dan menumbuhkan
peran serta aktif masyarakat dalarn pembangunan kesehatan.
Dalam beberapa tahun terakhir ini jumlah dan kualitas Posyandu menurun.
Untuk memfungsikan kembali Posyandu pemerintah mengeluarkan Surat Edaran
Menteri Dalam Negeri nomor 41 1.31536lSJ tahun 1990 tenkng revitalisasi Posyandu.
Operasionalisasi Posvandu
Posyandu merupakan unit' pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh,
dari dan untuk masyarakat, dengan dukungan teknis Departemen Kesehatan,
Departemen Pertanian, Departemen Dalarn Negeri, Departemen Agama, BKKBN dan
sektor tzrkait iainnya. Tujuannya adalah untuk menururkm angkz kematian bayi dan
men~mmnkan a q k 2 kematian ibu, rnenuunkan angkz kematizn bayi dan acak balita.
(Dirjen Kesmas, 2000).
Upaya keterpaduan pelayanan ini merupakan salah satu cara untuk
meningkatkm jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan
keterpaduan 5 progam tersebut baik dari segi lokasi, sarana maupun kegiatan dalam
diri petugas, akan sangat memudahkan dalam memberikan pelayanan. Oleh sebab itu
sangat mernilddnkan dalaq mcmberikan pelayanan. Oleh sebab itu sebaiknya
Posyandu berada pada tempat yang mudah didatangi masyarakat dan ditentukan oleh
masyarakzt itu sendiri seperti di tempat pertemuan RT/RW atau tempat khusus yang
dibangun masyarakat (Harianto, 1992). Fungsi Posyandu adalah
10
2. Sebagai wadah alih teknologi antara petugas kesehatan dengan kader kesehatan
dan antara kader dengan masyarakat p e n p j u n g Posyandu.
3. Sebagai wadah alih kelola kegiatan Posyandu
4. Sebagai wadah partisipasi masyarakat untuk dapat berperan serta dalam upaya
penerapan pelayanan (Riza, 1 989).
Posyandu pada hakikatnya melaksanakan kegiatan terpadu yaitu : KIA, KB,
Gizi, Imunisasi dan p e n a n g g ~ l a n g ~ diare. Macam pelayanan yang diberikan dan
kualitasnya bervariasi dari suatu daerah ke daerah lain dan satu Posyandu ke
Posyandu lain variasi antara 2 sampai 5 kgiatan narnun pelayanan gizi selalu
diberikan disetiap Posyandu (Junadi, 1989).
Soetopo (1981) dalam penelitiannya menyatakan ada empat kompoilen
keberhasilan Posyandu adalah sebagai berikclt :
1. Peran serta masyarakat dalam ha1 kese'natan selalu &if dalam kegiatm Posyandu.
2. Peran serta puskesmas, BKKBN yaitu h j u n g a n tenaga Puskesmas dan BKKBN
menentukan kualitas pelayanan Posymdu karena merekalah yang memenuhi
standar teknis dalam peiayman imunisasi, perneriksaan ibil harnil, penmggulangan
diare d m pengobam lai,mya.
3: Peran serta instansi non kesehatan yaitu BKKBN'peran serta pemuka masyarakzt
khususnya ketua RT, RW LSM lainnya. Peranan mereka diharapkan dalam
memobilisasi kemampuan masyarakat untuk penyediazn sarana kegiatan
posyandu, mendorong kehadiran ibu pada hari H.
4. Karakteristik pelayanan kesehatan meliputi : pendidikan ibu, pekerjaan Kepala
Penelitian Nuhamara (1997) menyatakan bahwa tumbuh dan berkembangnya
Posyandu telah membawa dampak yang amat luas. yang dapat digolongkan dalam tiga
1. Berkembangnya Posyandu telah mendorong tumbuhnya UKBM lainnya seperti
POD (Pos Obat Desa), Polindes (Pondok Bersalin Desa), dana sehat dll.
2. Instansi Posyandu yang menguat membuat setiap program bahkan diri sektor lain,
beramai-ramai memanfaatkan Posyandu sebagai "Entry Point"pe1aksana
programnya.
3. Makin banyaknya jurnlah Posyandu mendorong terjadinya variasi tingkat
perkembangan yang beragarn.
Keberhasilan pecyelenggaraan Posyandu dalam masyar&at dipengaruhi oleh
berbagk faktor yang saling berkaitan dan salah satu diantaanya kecukupan dan mutu
kader (Depkes
RI
& CWICEF, 1492). Hasil penelitiai Eddy (2000) menyatakanvariable kernampuan kader, sarana, supervisi dan pembinaan desa berhubungan
bermakna dengan cakupm penimbangan. Penelitian Sibuea (1992) nlenemukan
'oah\va fakrtor -ai& status perkawinan, pembinaan, imtalan serta cakupan I(B
berhubungan dengan drop out kader Posyandu.
Menuiut Di j e n Kesmas (2000) Kader Posyandu setislp Posyandu sekurang-
kurangnya mempunyai lima orang kader. Setiap Posyandu mempunyai wilayah kerja
yang melayani 100 balita atau 120 Kepala Keluarga atau sesuai kemampuan petugas
dan keadaan setempat seperti kendaraan, jarak antar sub kelompok di wilayah
kerjanya (Depkes, 1986). Pelayanan dasar bagi anak balita meliputi : pemberian
12
badan anak secara teratur, pelayanan antenatal, pemberian suplemen zat gizi,
menciptakan lingkungan yang bersih, penyediaan fasilitas stimulasi perkembangan
mental dan kecerdasan anak dan menyediakan oralit untuk mengurangi bahaya
penyakit diare. Pelayanan dasar dapat dilaksanakan melalui Posyandu, Puskesmas,
program kesehatan keluarga dan program lain. Berbagai lembaga pelayanan dasar
tersebut diupayakan dapat terjangkau baik secara fisik maupun ekonomi (Soekirman,
2000).
Untuk meningkatkvl kegiatan Posyandu Menteri Kesehatan (2000)
mengajukan 9 kegiatan yang perlu yaitu :
1. Pemberdayaan kader sebagai motor penggerak Posyandu melalui kegiatan
revitalisasi Posyandu, sehingga kader dapat mengelolanya secara handal.
2. Memperluas jangkauan pelayanaii Posyandu terutarna kegiatan di luar hari
pcsyandu, dengm cara kunjungan rurnah oleh kader atau kegiatan lainnya.
3. Penetapan prioritas sasaran Posyandu misalnya anak usia di bawah tiga tahun di
mana lnereka temasuk golongan paling rawan.
4. Membentuk pengelola Posyandu di tingkat desa agar dapat melakiian kerjasarxa
di antara Posyandu dan membuat jaringan yang dapat sinergis.
5 . Posyandu sebagai wadah upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang telah
.
memiliki 5 kegiatan utarna dapat dikembangkan sesuai situasi misalnya
memasukkan pencegahan infeksi saluran pernafasan akut yang banyak diderita
anak balita.
6. Peranan bidan di desa dalam pelapanan kesehatan sederhana dan penggerakan
13
7. Melanjutkan pelaksanaan JPS-BK (Jaring Perlindungan Sosial Bidang Kesehatan)
melalui kegiatan revitalisasi Posyandu dan pemberantasan penyakit menular.
8. Pelatihanlpenyegaran kader, penggerakan tokoh masyarakat dan penggalangan
pendanaan masyarakat untuk kegiatan kesehatan.
9. Pendataan dan pemberian penghargaan bagi kader kesehatan lestari yaitu kader
yang telah mengabdi secara terus menerus selama 10 tahun atau lebih.
Penghargaan dapat berupa pemberian piagam, pelatihan, studi banding, kartu
sehat, kartu diskon, pemberdayaan ekonomi kader, atau wujud lainnya sesuai
situasi setempat.
Menurut Depkes RI (1999), Posyandu dapat digolongkan pada 4 tingkatan
berdasarkan pada beberapa indikator. Secara ringkas kriteria pengkategorian
[image:114.590.89.512.424.571.2]Posyandu dapat di Iihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Tingkat Kemandirian Posyandu
1.
I
Frek. Periimbanganm r a t a kader tugas
2 8 kali
2 50 %
Mandiri
i
Purnama
Posyandu tingkat pratcrnza adalah Posyandu yang masih belum mantap,
Madya
(
No(
Indikator5 .
/
Cakupan KIA < 50 % 2 50 %I
( 6.
1
Cslkupan Imunisasi < 5 0 % 2 50 %I
kegiatannya belun~ bisa rutin tiap bulan. Posyandu pada tingkat madya sudah dapat
Pratama
/
7.1
Program tarnbahan1 8. Cakupan ciana sehat I < 50 ?h
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per-tahun, dengan rata-rata jumlah kader 5
(+>
r
50 %14
rendah, yaitu kurang dari 50 % ini berarti, kelestarian kegiatan Posyandu sudah baik
tetapi masih rendah cakupannya. Posyandu pada tingkat purnama adalah Posyandu
yang frekuensi pelaksanaannya lebih d a i 8 kali pertahun, rata-rata jumlah kader yang
bertugas 5 orang atau lebih, dan cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi dan
Imunisasi) lebih dai 50 %, serta yang masih sederhana. Pada Posyandu mandiri,
sudah dapat dilakukan kegiatan secara teratur, cakupn program utama sudah bagus,
ada program tambahan dan dan sehat telah menjangkau lebih dari 50 % KK.
Kodyat (1998) menjelaskan bahwa pelayanan di Posyandu diupayakan dan
dikelola oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) setempat dan berakar pada
masyarakat pedesaan, terutama oleh organisasi wanita termasuk PICK. Dengan
semakin meluasnya Posyandu di hampir semua desa, maka pelayanan gizi di
pedesmn makin dekat dan makin terjangkau cleh keluarga. Dengan keterpaduan
peiayanan kesehatan dasar khusilsnya ibu d m an&, Posyandcl akan merupakan iljung
iombak dalam penanggulangan maalah gizi. Kegiatan pelayanan gizi di Posyandu
meliputi :
1. Pemmtauan pertumbuhan d m perkembangan anak baiita antara lain dengan
penimbang2z berat badan secara teratur sebulm sekali.
2. Pemberian paket pertolongan gizi berupa tablet besi untuk ibu hamil d m
pemberian kapsul yodium untuk ibu hamil, ibu nifas (menyusui) dan anak balita
pada daerah ran-an GAKY serta pemberian Vitamin A pada anak balita dan ibu
15
3. Pemberian makanan tambahan sumber energi dan protein bagi anak balita KEP,
jenis makanan disesuaikan dengan keadaan setempat dan sejauh mungkin
tanggung jawab keluarga dan masyarakat sekitar.
Penyelenggaraan Posyandu dilaksanakan dengan pola lima meja, sebagaimana
kegiatan pos penimbangan dalarn rangka UPGK yang diintegrasikan kedalam
Posyandu (Tim Pengelola UPGK Tk. Pusat, 1999). Pola lima meja tersebut terdiri
dari Meja 1 : Pendaftaran. Meja 2 : Penimbangan. Meja 3 : Pencatatan/pengisian KMS. Meja 4 : Penyuluhan tentang gizi dan kesehatan pribadi. Meja 5 : Pelayanan
kesehatan dan KB oleh tenaga professional seperti pemberian imunisasi, pelayanan
KIA, KB, dan pemberian bubuk oralit serta rujukan. Pada pelayanan Posyandu im
dilakukan oleh kader dan petugas kesehatan. Khususnya meja 1 sarnpai 4 merupakan
kegiatan LTGK di posyandu. Sedangkan kegiatan UPGK di luar jadwal Posyandu
seperti kegiatan pemanfaatan pekarangan, motivasi d m penggerkan UPGK melalui
jalur agama, BKKBN, dan PMT.
Partisipasi masyarakat berkaitan erat dengan ikut sertanya masyarakzt dalam
nlemikirkarl ha: yang perlu dijalankan serta cara-cara pelaksanazin kegiaian yang akan
dilakukan bersarna anggota masvarakat lain. Suwandono (1989) inengemukakan a
bahwa di dalarn pelaksanaan Posyandu ada tiga komponen utama yang sahgat
berperan. yaitu peran serta masyarakat (kader dan tokoh masyarakat), peran petugas
Puskesmas dan KB. dan peran sektor lainnya. Dengan tidak mengurangi pentingnya
peran dari komponen lainnya, maka komponen peran serta masyarakat pada
16
1. Ikut serta dalam mengambil keputusan dan kegiatan yang dirnulai dari penjajakan,
perencanaan, pelaksanaan sampai pada monitoring dan evaluasi prograrnlkegiatan.
2. Mendapatkan keuntungan yang merata untuk kelompok sesuai dengan kegiatan
yang ada.
3. Mengutamakan prinsip kegotong-royongan/kerelawanan dan tidak ada paksaan.
4. Merangsang diri sendiri/kelompok untuk peningkatan kemampuan dan kegiatan
yang akhimya mencapai kemandirian.
5. Berkesinambungan.
Kasmita (2000) dalam penelitian di Surnatera Barat menemukan bahwa jika tokoh
masyarakat berperan rnembantu kelancaran pelaksanaan Posyandu, maka
berpengaruh positif terhadap pelaksanaan Posyandu.
Pelaksananan Posyandu tidak terlepas dari sarana d m dana. Penelitian
Huragalung (1 995 j mendapatkan Sahwa posyandu teladan nemiliki tingkat
pencapaian program, penyelenggaraan kegiatan dan perm serta pengguna Posyandu
letih baik. dar! Posyandu bukan teladan Ini berarti Posyandu yang lebih lengkap
ke~iatan sararlaja iebih menarik ibu-ibu untuk ciatar~g ke Posyandu. Penelitian di 4
desa di S T B menemukan bahwa makanan tarnbahan (PMTj umumnya .
diselenggarakan atas baniuan penierintah atau pihak luar. Namun ditemukan beberapa
Posyandu >.an,o menyelenggarakan PMT atas biaya swadaya berupa bantuan kas desa,
majlis ta'lim atau jimpitan beras (Tjukami, Hidayat, Luciasari & Tato, 2000).
Nuhsmara (1997) juga menemukan bahwa bantuan proyek untuk Posyandu
msmpun).ai arldil yang besar dalam upaya memfungsjkan Posyandu, meningkatkan
cenderung mulai menurun kembali. Hal ini karena kegiatan penyuluhan masyarakat
dan pembinaan kader berkurang pula. Adapun faktor yang cukup berperan terhadap
kesinambungan Posyandu adalah jumlah kader aktif dan kunjungan petugas
Puskesmas.
Revitalisasi Posvandu
Pada tanggal 3 maret 1999, pemerintah mengeluarkan Surat Edaran Menteri
Dalam Negeri Nomor : 41 1.315361SJ tentang "revitalisasi Posyandu". Secara umum
revitalisasi Posyandu adalah pemberdayaan Posyandu sebagai salah satu upaya untuk
meminimalisasi darnpak krisis ekonomi pada penurunan status gizi dan kesehatan ibu
dan anak. Revitalisasi Fosyandu bertujuan untuk meningkatkan fungsi dan kinerja
Posyandu agar dapat dipertahankan dan ditingkatkan status gizi dan derajat kesehatan
ibu dan an&: memantapkan sistem pelayanan icesehatan dalam rangka p e m b a ~ ~ a n
, kualitas manusia serLa meningkatkan kernampuan organisai kemasyarakatan dalam
kemandirian untuk kescj ahteraannya.
Yegiat2n reviralisasi Posyandu pada dasarnya meliputi seluruh Posyandu,
decgan perhazian utama pada Posyandu pratnma dan madya. R-evitalsasi
dilaksanakan dengan berbagai strategi, diantaranya melalui pengelompokan kegiatan
pelayanan di Posyandu, meningkatkan frekuensi kegiatan Posyandu, refungsionaiisasi
organiszsi Posyandu: pemberdayaan LKMD, pemberdayaan kader, penyediaan
fasilitas operasional Posyandu, mengupayakan kegiatan yang memiliki daya tarik
18
masyarakat, mengaktifkan kembali pokjanal Posyandu dan memanfaatkan potensi
yang ada di berbagai tingkatan administratif pemerintah guna kepentingan Posyandu.
Pengorganisasian revitalisasi Posyandu dilaksanakan mulai dari tingkat
Dusunl lingkungan RWRT, tingkat desa/kelurahan, tingkat kecarnatan, tingkat
kabupaten/kotarnadya, tingkat propinsi, sampai tingkat pusat meliputi : kedudukan,
susunan organisasi, serta mekanisme kerja.
Kegiatan pelayanan di Posyandu dalam revitalisasi Posyandu dikelompokkan
ke dalam dua kategori paket pelayanan yaitu :
1. Paket kegiatan pelayanan minimal, yaitu paket kegiatan yang hams dilaksanakan
di semua Posyandu, karena sangat penting dalam upaya untuk mengurangi dampak
krisis ekonomi terhadap status gizi dan derajat kesehatm ibu dan anak. Paket ini
terdiri dari 5 program utania yaitu :
a. Pertaikm gizi, termasuk paket PMT.
b. Kesehatan ibu dan anak (KIA)
c. Keiuargz Berencana (KS)
d. Jmunhasi: rermasuk pematxauan lcasus lumpuh layuh
e. Penm~gulangan penyakit diare (P2-diarej dan Infeksi Saluran Pernafasan
Akut (ISPA).
2. Paket tambzhan sesuai kebutuhan (optional), yaitu paket kegiatan yang dapat
dilaksanakan oleh Posyandu di samping paket kegiatan pelayanan, sesuai dengan
kebutuhan dan tingkat perkembangan Posyandu. Paket ini antara lain meliputi :
a. Program samijaga dan perbaikan lingkungan pemukiman
19
c. Penanggulangan penyakit endemis setempat, misalnya gondok. Demam
Berdarah Dengue (DBD), malaria, dll.
d. Usaha kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)
Berdasarkan paket tersebut kegiatan yang dilakukan dalam rangka revitalisasi
adalah kegiatan utama (Pelatihan, pelayanan, penggerakan masyarakat) dan kegiatan
pendukung ( pengadaan sarana Posyandu, pemberdayaan ekonomi kader dan keluarga
KERANGKA PEMIKIRAN
Krisis moneter yang berakibat kepada krisis ekonomi dapat berdampak pada
status gizi dan kesehatan masyarakat terutama bagi masyarakat miskin. Posyandu
merupakan salah satu tempat pelayanan yang ada di masyarakat untuk masyarakat
yang menghadapi masalah gizi dan kesehatan, khususnya untuk bayi, balita, ibu
hamil dan ibu manyusui. Melalui kegiatan yang dilaksanakan di Posyandu,
diharapkan dapat diciptakan kondisi kesehatan dan gizi mayarakat yang baik. Sejak
krisis ini banyak lembaga sosial yang ada di mkyarakat tidak berfungsi lagi
(Soekimant 1999). Untuk menanggulangi masalah itu maka melalui keputusan
34enteri Dalam Negeri mengeluarkan surat edaran No 41 1.3/536/SJ, tanggal 3 maret
1999 tentang revitalisasi Posyandu.
Untuk mencapai tujuan dari program revitalisasi Posyandu maka Posyandu
psrlu melzngkapi sarana dan pra sarana Posyandu, dan perlu meiniliki kader yang
mempuny~i keterampilan-keterampilan untuk kegiatan ekonomi produktif. Sarana
dan prasarana di Posyandu lengkap sangat mendukung pelayanan di Posyzndu baik
uniuk ha>-i. balita. ibu hamil dan ibu men! usu~. K ader ya~lg me~npunyai kemampuar,
msnimbang. membuat rencana kerja, mampu memberikan penyuluhan diharapkan
dapat melaksiinakan pelayanan Posyandu empzt kali dalam sztu bulan dengan sistem
5 msja. Kader mernpunyai kegiatan ekonomi produktif diharapkan dapat mendukung
psrekonomian kader itu sendiri, sementara kegiatan pelayanan Posyandu masih tetap
dilaksanakan
Dsngan meningkatnya cakupan pelayanan Posyandu diharapkan dapat
2 1
kelompok umur lain seperti bayi, ibu hamil dan ibu menyusui. Berdasarkan tujuan
penelitian, maka evaluasi pelaksanaan revitalisasi Posyandu dikembangkan dengan
memperoleh informasi tentang ketersediaan input, proses, dan output Kerangka
[image:122.595.70.508.174.761.2]pemikiran digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1. Bagan Kcrangka Pemikiran Penelitizn Evaluasi Pelaksanaan Revitalisasi P o s y a ~ d u
INPUT
Tenaga Dana Sarana dan
Prasarana . b
METODE PENELITIAN
Desain, lokasi, dan Waktu Penelitian
Desain penelitian ini adalah cross sectional studi dan retrosfektiJ yang
menggali informasi tentang evaluasi pelaksanaan revitalisasi posyandu. Penelitian ini
dilakukan di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Penelitian dilaksanakan pada
bulan Agustus
-
Oktober tahun 200 1.Teknik Penarikan Contoh
Populasi target dalam pe~elitian ini adalah keseluruhan Posyandu yang
direvitalisasi di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Sedangkan yang menjadi
sarnpel pada penelitian ini Posyandu yang direvitalisasi, yang diambil secara acak.
Jurnlah Posyandu yang akan dipilih dalam, penelitian ini adalah 30 Posyandu yang
telah direvitzlisasi. Unit observasj penelitian ini adalah kader (ketua kader),
dokter Puskesmas, Kepala Seksi Gizi Dinas Kesehatan dan ibu yang pengunjung
Posyandu serta balita.
Jenis dan Cara Pen~ambflan Data
Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Agar
pengalnbiian data sejalan dengan tujuarr penelitian inaka akzn dilakukan cara-cam
sebagai berikut:
1. Data karakteristik demografi dan potensi wilayah Kecarnatan Dannaga diperoleh
2. Data tentang input (sarana dan prasarana, tenaga, dana), Proses : perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, penggerakan, pengawasan merupakan data primer
yang diperoleh dari wawancara langsung dengan kader, pengelola Posyandu, ibu
pengunjung Posyandu, dokter Puskesmas dan Kepala Seksi Gizi Dinas Kesehatan
Kabupaten Bogor menggunakan kuisioner. Data ini di lihat secara cross sectional
studi.
3. Data berat bacian dan umur balita di 30 Posyandu selarna bulan Maret sampai
Agustus tahun 2001 diperoleh dari catatan Posyandu. Data in di lihat secara
retrosfektif.
Penpolahan dan Analisis Data
Data penelitian ini merupakan data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif
terdiri atas karakteristik demografi dan sosial ekonomi, tanggapan kader, dokter
Puskesmas,ibu peilgunjung Posyzndu.dan Kepala Seksi Dinas Kesehatan Kabapaten .
Bogor. Data kuantitatif terdiri dari skor evaluasi input, proses dan output.
Data mengenai karakteristik demografi dan sosizl ekonomi dan ibu
pengunjung Posyandu meliputi umur, pendidikafi, jenis pekerjaan dan status
perkawinan serta pendapatan keluarga perkapita disajikan dalam bentuk tabulasi
frekuensi.
Evaluasi pelaksanaan reiitalisasi Posyandu dinyatakan dengan memberi skor
pada variabel input dan proses Skor variabel input dan proses 0 - 10, skor O diberikan
Shl -Min xlOO Max
-
MinKeterangan : SB = Skor Baku
SM = Skor Mentah
Min = Nilai Minimum
Max = Nilai Maksimum
Selanjutnya skor baku digunakan untuk pengkategorian komponen yang
diamati. Pengkategorian ini dilakukan berdasarkan kriteria sebagai berikut :
Baik, jika SB > 80%
Sedang, jika SB 60%
<
SB 5 80%, Buruk, jika SB < 60%
Pengkategorian ini dilakukan untuk mengetakui pelaksanaan revitalisasi
Posyandu pada variabel input dan proses. Data antopometri, meliputi Berat Badan
(BB) dan Umur (U), digunakan untk menecrukan status gizi anak baduta. Penentuan
status gizi dilakukan dengan Z-score menggunakan standar baku WHO-NCHS
(WHO, 1983) dengar, rumus :
Kilai Individu
-
Nilai Mzdian Baku RujukanZ
-
Score =Nilai Simpanyan Baku Rujukan
Nilai Z - score y.mg diperoleh digunaka~l untuk menectukan statu,s gizi baduta.
Status gizi baduta dikelompokkan berdasarkan kriteria sebagai berikut :
Baik, jika -2 sd < Z - score < + 2 sd
Lebih, jika Z - score < + 2 sd
Baik, jika -2 sd < Z - score <
+
2 sdLebih, jika Z - score <
+
2 sdKurang, jika Z - score < -2 sd
Sementara data cakupan penimbangan ditentukan dari DIS, artinya D =
Jumlah balita yang ditimbang tiap bulannya, S = Jumlah balita yang ada dalam satu
wilayah Posyandu. Data mengenai karakteristik demografi dan sosial ekonomi kader,
tanggapan ibu pengunjung Posyandu, dokter Puskesmas, Kepala Seksi' Gizi Dinas
Kesehatan Kabupaten Bogor, evaluasi input (tenaga, dana dan sarana dan prasarana)
dan proses (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, penggerakan dan '
26
Definisi O~erasional
Posyandu adalah unit pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh, dari dan
untuk masyarakat
Revitalisasi Posyandu adalah menghidupkan kembali Posyandu dan memfungsiakan
Posyandu yang telah lam tidak berfiingsi secara baik sebagai saran pelayanan
kesehatan dasar masyarakat gum meningkatkan derajat kes.ehatan ibu dan anak.
Evaluasi adalah suatu proses untuk mengujilmengkaji relevansi, efisiensi, efektivitas
dan dampak dengan membandingkan hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan
sebelumnya secara sistematis.
input adalah semua jenis sarana dan prasarana, tenaga dan dana yang diperlukan
dalam pe!aksanaan revitalisasi Posyandu.
Proses adalah semua kegiatan dalam pelaksanaa~i revitalisasi Posyandu mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, penggerakan serta pengawasan.
Output adaiah hasil yang diperoleh dari pelaksanaan Posyandu meliputi cakupan
pelayansn dan status gizi balita.
Tenaga adalah orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan revitalisasi posyandu
(kader, petusas kesehatan)
Dana adalah jumlah dana yang disunakan untuk melaksanakan revitalisasi posyandu,
kecukupan maupun sumber dananya darimana.
Sarana dan prasarana adalah jumlah perlengkapan yang dibutuhkan untuk
mendukung pelaksanaan revitalisasi posyandu meliputi obat-obatan, alat peraga
Perencanaan adalah strategi kegiatan dalam mencapai tujuan pelaksanaan kegiatan
revitalisasi Posyandu.
Pengorganisasian adalah Suatu cara menata kegiatan agar pelaksanaan revitalisasi
Posyandu sesuai dengan tujuan.
Pelaksanaan adalah kegiatan-kegiatan stategis yang telah dilakukan dalam mencapai
tujuan selama revitalisasi Posyandu berlangsung.
Penggerakan adalah kegiahl yang membangkitkan pelaksanaan revitalisasi
Pos yandu.
Pengawasan adalah kegiatan penilaian dan penjagaan dalam kelangsungan
pelaksanaan revitalisasi Posyandu sesuai dengan tujuan.
Cakupan penimbangan adalah Jumlah sasaran yang ditimbang di wilayah kerja
Pos yandu.
Status Gizi adzlah keadaan gizi anak baduta yang diukur dengan indikator
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Daerah Penelitian
Letak Geoprafis
Kecamatan Darmaga terdiri dari 10 desa dengan luas wilayah 2.437.636 krn
dan terletak 500 m di atas pennukaan laut. Secara geografis, di sebelah utara
Kecamatan Darmaga berbatasan dengan Kota Bogor, di sebelah selatan berbatasan
dengan Kecamatan Ciomas, di sebelah timur berbatasan dengan Kota Bogor, dan di
sebelah barat bersebelahan dengan Kecamatan Ciampea.
Penduduk
Penduduk di Kecamatan Dramaga bejumlah 38.957 orang laki-laki dan
34.399 orang \vanita. Penduduk dalam kelompok urnur 19 - 24 tahun merupikan
jumlah terbesar yaitu 35.567 jiwa (45,95%). Sementara penduduk yang berusia 0 - 6
tahun berjunllah I 3.633 jiwa (13,7%)(lihat Tabel 3,j.
Tabel 2. Penduduk Menumt Ke:ompok Umur
Kelornpok Umur
i
Jumlah Pendudukyo 13,70 18,OS 7,93 45,95 7,48 4,08 3,48 100
I ;I
Sumber : Pendataan Profil Kecamatan Darmaga, Pemerintah Kabupaten Bogor
(1 999)
0 - 6
-
1 - 1 5 16 - 1s1 9 - 2 1 2 j - 5 5
56 - 79
Sarana Pelavanan
Kecamatan Darmaga memiliki 4 Puskesmas clan 2 Puskesmas Pembantu serta
5 rumah bersalin yang tersebar di 10 desa. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
akan pelayanan kesehatan dasar, dibentuk 78 Posyandu dan 10 Pos KB dengan
dibantu 16 bidan desa. Dari 78 jumlah Posyandu, 44 Posyandu telah direvitalisasi
(lihat Tabel 3). Revitalisasi Posyandu adalah menghidupkan dan memfungsikan
kembali Posyandu sebagai sarana masyarakat u n t ~ X mendapatkan pelayanan
kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak.
Tabel 3. Jumlah Posyandu di Kecamatan Darmaga
Karakteristik Contoh
Karakteristik Kader P o s v a n d ~
Karakteristik kader meliputi umur: jumlah anggota keluarga, tingkat
pendidikan, penazpatan keluarga, lama menjacii kader dan status pernikahan kcder Jumlah posyandu yang direvitalisasi 11 12 12 9 44
serta pekerjaan kader dan suami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata umur
Sumber : Dinas Kesehatan Dati I1 Kabupaten Bogor (2000)
Jumlah Posyandu
19 23 Kama Puskesmas
1 Drarnaga
kader 34,5 tahun dan jumlah anggota keluarga antara 3
-
4 orang.Sebagian besar kader berpendidikan tamat SD (40%). Selebihnya (30%) tamat
SLTP. dan 20% tamat SLTA. Sementara yang tidak tamat SD 6,6% dan sejumlah
1
3 Pun\-asari 2 1, 4 Cangkuravi~k
1
15I
! J ~ m l a h 7 8
[image:130.590.92.526.309.591.2]30
3,3% tarnat Perguruan Tinggi (lihat Tabel 4). Penelitian Hartoyo dkk (2000)
menyimpulkan bahwa sebaiknya kader minimal berpendidikan SLTP karena
mempunyai tingkat pengetahuan dan daya pikir yang cukup untuk menjalankan
[image:131.595.94.537.156.321.2]tugasnya sebagai kader.
Tabel 4. Tingkat Pendidikan Kader
Sebagian besar kader (86,2%) bekerja sebagai ibu rumah tailgga, 6,7%
sebagai guru dan pedagang serta 3.3% tidak bekerja. Sejumlah 96.7% kader berstatus
YO 6 6 40 30 20 3,3 100 Tingkat Pendidikan
Tidak tamat SD Tamat SD Tamat SLTP
Tamat SLTA
Perguruan Tinggi
Jumlah
kawin (lihat Tabel 5).
n 2 12 9 6 1 30
Tabel 5. Status Pekerjaan dan Perkawinan Kader
Pekerjaan suami kader cukup beragam. Persentase yang paling besar (33,3%)
83.3 6 7 6 7 3,3 - Siatus Pekerj aan
-
Jbu Rumah Tanpga-
Guru-
Dagang-
Tidak bektrjabekerja sebagai n-irasnrasta, 16.7% sebagai buruh dan supir, 10,0% sebagai karyawan
n
2 5
2 2 1
96.7
-1
3,3
I
Status Perka\i.inan
- Kanin 2 9
[image:131.595.74.533.409.650.2]swasta dan sebagian kecil bekerja sebagai PNS, petani dan purnawirawan ABRI (lihat
Tabel 6).
Tabel 6 . Status Pekerjaan Suarni Kader
Pendapatar. keluarga kader perkapita per bulan sebesar rata-rata Rp. 218.620.
5,lenurut BPS (2000) kriteria kemiskinan adalah pendapatan perkapita perbulan
adalah Rp. 72.750,00. Maka kurang dwi ini berada di atas garis kemiskinan. Jika
p e n d a p a f ~ ~ perkapira keluarga perbuian dikelompokkan menjadi keluarga miskin dan
tidzk miskin, terdapat 95,7% keluarga kader tergolong tidak miskin.
Karakteristik Ibu Peneuniune Posvandu
% 33,3 16,7 10,O 10,O 3 ,3
3,3 3,3 3 ,3 1 GO Status Pekerjaan Wiraswasta Buruh Supir Karyawan Swasta Petani Gun:
PNShukan
guru
Purnawirawan ABRI
Jumlah
Ibu pengmjung Posyandu rata-rata berusia 29,3 tahun. Sementara rata-rata n 10 5 3 3 1 1 . 1 1 30
jumlah' anggota keluarga 3-4 orang dan rata-rats jumlah balita dalam keluarga 1-2
orang.
Mayoritas ibu pengunjung Posyandu (60%) berpendidikan SD. Selebihnya
18:3% berpendidikan SLTP, 1 1 ,7% tidak tamat SD, 8,3% SLTA dan jumlah terkecil
[image:132.590.91.519.97.297.2]Sebagian besar ibu (96,7%) bekerja sebagai ibu nunah tangga. Selebihnya 2
orang kader masing-masing sebagai guru dan karyawati (lihat Tabel 7). Sedangkan
peke jaan suami sangat beragam. Mayoritas suami bekerja sebagai. wiraswasta (35%)
dan buruh (35%). Terdapat 8,3% suami bekerja sebagai karyawan swasta,
6,7%
sebagai bendaharawan desa, dan sisanya masing-masing sebagai PNS, petani dan
kondektur masing-masing 1,7% (lihat Tabel 8)
Tabel 7. Status Pekerjaan Ibu Pengunjung Posyandu
Tabel 8. Status Pekerjaaan Suami Ibu Pengunjung Posyandu
Status Pekerjaan 1bu
Ibu Rumah Tangga Guru Karyawati
B u ~ u h Supir Karyawan Swasta Petani Bendahara Desa PNS kondeictur n
5 8 1 1
Status Pekerjaan W iraswasta
Rata-rata yelidapat2.n keluarga ibu pengunjmg Posyandu perkapita perbulm-
sebesar Rp. 252.859. Berdasarkan kriteria kemisknan maka terdapat 85,0% keluarga
ibu pe~igunjung tergolong tidak miskin dan i 5 % tergolong miskin (BPS, 2000).
% - 96,7 197 1,7 n
[image:133.593.67.534.180.552.2]