Katalog Dalam Terbitan. Kementerlan Kesehatan AI 297.352
Ind P
Indonesia. Kementerian Kesehatan RI..Sekretariat Jenderal
Pedoman Teknis Pembinaan Kesehatan Jemaah
Haji ,Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2011
ISBN YWXMVPRセXYSW 825
1. Judul I. PILGRIMS
II. HEALTH SERVICES
SAMBUTAN
Alhamduliliah puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya maka Pedoman Teknis Pembinaan Kesehatan Jemaah Haji Indonesia ini dapat terwujud sebagal baglan dad Penyelenggaraan Kesehatan Hajj Indonesia.
Amanat UU nomor 13 tahun 2008, pasal 3 tentang Penyelenggaraan Ibadah Hajj bahwa Penyelenggaraan Ibadah Hajj bertujuan untuk memberjkan pembinaan,
I
pelayanan, dan perlindungan yang sebaikbaiknya bagi jemaah haJi sehingga jemaah haji dapat menunaikan ibadahnya sesuai ketentuan ajaran agama Islam. Sesual dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republlk Indonesia nomor 442/MENKES/SKIVI/2009 tentang Pedoman Penyelenggaran Kesehatan Hajj, tujuan Penyelenggaraan Kesehatan Hajj adalah meningkatkan kondisi kesehatan jemaah haJi sebelum keberangkatan, menjaga agar jemaah hajl dalam kondisi sehat selama menunaikan ibadah, sampai tlba kembali di Tanah Air dan mencegah terjadinya transmisi penya\"it menular yang mung kin terbawa keluar
I
masuk oleh jemaah hajLSemoga pedoman teknis ini dapat menjad penyelenggaraan pembinaan kesehatan Jemaah hap
Sekretaris Jendl;;
ral,
セ@
"" dr. Ratna Rosita, MPHM NIP 1952120519800
KATA PENGANTAR
Sesuai dengan amanat UU nomor 13 tahun 2008 tentang Penyetenggaraan Ibadah Haji dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 442 IMENKESI SKI VI/2009 tentang Pedoman Penyelenggaran Kesehatan Hajl, maka telah dlsusun Pedoman Teknis Pembinaan Kesehatan Jemaah Hajl sebagaj salah satu pedoman dalam penyelenggaran kesehatan jemaah haJi di Tanah Air dan di Arab Saudi.
Buku pedoman teknjs Inl dlharapkan dapat menjadi acuan petugas pengelola program kesehatan hajj di Pusat, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupatenl Kota, Rumah Sakit. dan Puskesmas serta menjadi referensi dalam Pembinaan Penyelenggara Ibadah Hajj Khusus (PIHK), Kelompok Bimbingan tbadah Hajl, Ikatan Persaudaraan HaJI Indonesia, Majells Takllm dan organisasi masyarakat Islam lainnya.
Terima kasih kami ucapkan kepada para kontributor yang telah memberikan masu kan sehinggCl buku ini dapat terwujud. Untuk kesempurnaan dlmasa akan datang, kaml mohon krltik dan saran berbagal pihak, agar pedoman inl menjadi leblh sempu rna.
Kepala
Pl
Kesehatan HajiDr. Taufik Tjahjadi, Sp.S
DAFTAR lSI
SAMBUTAN ... III
KATA PENGANTAR ...,... V
I. PENDAHULUAN ...i ...セ ...u ... . 1
A. Latar Belakang ..._... 1
B. Tujuan ... 3
C. Dasar Hukum ..._ ... 4
D. Manfaat... 4
E. Sasaran...,... 4
F. Pengertian ..._..._ ... 5
G. Indikator... 5
II. PENYELENGGARAAN ... 6
A. Konsep..._.,.,.,...,...セ...I • • • • • • • • • • •セ. . . . 6
B. Substansi Bimbingan Dan Penyuluhan Kesehatan ... 10
C. Pelaksanaan Kegiatan Bimb"ingan dan Penyuluhan B Kesehatan ... 11
Ill. STRUKTUR ORGANISASI ...
20
l. Pengelola Program Pembinaan (Bimbingan Penyuluhan) Kesehatan Haji Indonesia ...
20
2. Pelaksana Pembinaan Kesehatan Jemaah Haji ... 21
PENUTUP ...
24
TIM PENYUSUN : KONTRIBUTOR ...
25
PENYUSUN ... 25
EDITOR... 25
I. PENDAHULUA
A. LatarBelakang
Ibadah haji sebagai pilar Islam ke5 merupakan kewajiban umat Islam karena Allah. Waliflahi afannaasi hijjul
bait; manistathooa' ilaihi sabilla (Ali lmran : 97) yaitu bagi
orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah.
'.... ampu., atau nlstitho'ah bidang kesehatan adalah mampu
menunaikan ibadah haji ditinjau dari jasmani yang sehat dan kuat agar dapat melaksanakan perjalanan dan mudah melakukan prosesibadah haji, berakal sehat dan memiliki kesiapan mental untuk menunaikan ibadah haji, aman dalam perjalanan dan pelaksanaan ibadah
hajj
di Arab Saudi; serta aman bagi keluarga yang ditinggalkannya.Penyelenggaraan Ibadah Haji; sebagaimana diamanahkan dalam UndangUndang Nomor 13, BAB If pasal 3, tahun
2008, bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan,
dan perlindungan yang sebaikbaiknya bagl Jemaah Haji
sehingga Jemaah Hajl dapal menunalkan iibadahnya sesual dengan ketenluan ajaran agama Islam. Pembinaan Ibadah Hajl adalah serangkaian kegiatan yang meliputi penyuluhan
dan pembimbingan bagi jemaah haji.
Sesuai dengan UndangUndang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 62 menyatakan bahwa peningkatan kesehatan merupakan .segala bentuk upaya yang dilakukan oleh pemerintah. pemerintah daerah,
dan/atau
masyarakat untuk mengoptimalkan kesehatan melalui kegiatan peny.uluhan, penyebar luasan informasi, atau kegiatan lain untuk menunjang tercapainya hidup sehat.mendaftar sampai 14 hari setelah kepulangan dati Arab Saudi, yang diselenggarakan oleh petugas kesehatan Puskesmas, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan, bersama KUA, KBIH dan LSM secara terpadu dan menyeluruh (paripurna). Pembinaan kesehatan diselenggarakan di daerah asal, embarkasil debarkasi hajj, selama perJalanan dan di Arab Saudi.
Data pemeriksaan awal status kesehatan jemaah haji sebagian masih mempunyai risiko tinggi. Proporsi jemaah hajl rlsiko tlng9i berklsar 3045%, sebagian besar karena usia lanjut Hipertensi dan Diabetes Mellitus merupakan penyakit risiko tinggl terbanyak (25 37%), sementara penyakit saluran pernapasan dan saluran pencernaan semakin meningkat jumlahnya dari tahun ketahun. Jemaah yang tidak risti sebagian besar masih memiliki pengetahuan,sii<ap dan prilaku kesehatan yang belum mengarah pada prilaku hidup sehat dan mandiri dlkarenakan masih besarnya proporsi jemaah berpendidlkan rendah (SO dan Tidak Tamat SO),
dengan pekerJaan petani, nelayan dan ibu rumah tangga. Dalam lima belas tahun terakhir (19952010) angka kematian jemaah haji berkisar antara ',483,9 per 1000 jemaah atau 0,5 > 1 kematian per hari per 10.000 Jemaah, jauh leblh tlnggi dibanding angka kematlan normal dl populasi. Risiko wafat pada usia lanjut sangat tinggL Jumlah Jemaah pad a kelompok usia 60 tahun ke atas berkisar antara 20 25 % dari keseluruhan jemaah, tetapi sekitar 70 % jemaah wafat terjadi pada kelompok usia ini. Hal Ini menunjukkan bahwapembinaan kesehatan jemaah haji pada kelompok usia tersebut belum optimal. Masalah lain yang timbul adalah hampir separuh kematian tersebut terjadi diluar sarana layanan kesehatan, kematian terbanyak terjadi di pondokan, sementara akses jemaah terhadap pelayanan kesehatan masih cukup rendah (hanya < 15 % jemaah akses terhadap pelayanan kesehatan dan 11.5 % darl lotal jemaah dl rawat inap di sarana layanan kesehatan balk BPHI maupun RS Arab Saudi)
Data penyelenggaraan kesehatan haji menunjukkan bahwa karakteristik jemaah hajj Indon esia tldak banyak mengalami perubahan dalam lima belas tahun terakhir, terdapat kecenderungan semakm tinggl pendldikan dan semakin muda usia saat menunaikan ibadah haji. Hal Ini merupakan peluang yang balk untuk meningkatkan status kesehatan jemaah hajl melalui kegiatan pembinaan
Mencerm ati kondisi jemaah haji tersebut,j emaa il haji perlu mendapa t pemblnaan kesehatan secara komprehensif, teTus menerus dan berkesinambungan sebelu m keberangkatan ke tanah suei, selama perjalanan lbadah haj j dan sekembalinya ke tanah air, maka disusun suatu Pedoman Teknis Pembinaan Kesehatan bagi Jemaah Haji Indonesia.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatnya Kesadaran, Kemauan dan Kemampuan Kesehatan Jemaah Haj l se h ingga mampu melaksanakan Ibadah Hajl dengan Balk.
2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya bimbingan m ana sik kesehatan haji b. Terlaksananya Penyuluhan Kesehatan paripurna bagi
jemaah hajj
c. Terlaksananya Penyebaran Informasi Kesehatan sehingga jemaah hajl dapat memperslapkan kesehatannya, mengenali masalah kesehatannya be se rta kebutuhan obat dan kebutu han lain yang diperlukan untuk menjaga kesehatannya selama perjal anan ibad ah haji
d. Terkoordinaslnya kelembagaan pempinaan kesehatan haJi disemua tingkat pelayanan.
c.
Dasar Hukum
1. UndangUndang Nomor 2 tahun 1962 Tentang Karantina Udara
2. UndangUndang Nomor 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
3. UndangUndang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesebatan
4. UndangUndang Nomor 13 tahun 2008 エ・ョエセョァ@ Penyelenggaraan Ibadah Haji
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 442 tahun 2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Hajl Indonesia
6. Keputusan Preslden Nomor 62 tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Urusan HajJ, yang diubah dan disempurnakan dengan Keputusan Presiden Nomor 119 tahun 1998
7. SK Bersama Menteri Kesehatan & Kesejahteraan Sosial dan Menteri Agama Nomor 458 tahun 2000 tentang Calon Jemaah Haji Wanita Hamil Melaksanakan Ibadah Hajl
D. Manfaat
1. Menlngkatnya pengetahuan dan ketrampllan petugas dalam memberikan Pembinaan Kesehatan bagi jemaah haji
2. Sebagai acuan dalam perumusan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta monitoring -evaluasi kegiatan Pembinaan kesehatan bagi jemaah hajj
E. Sasaran
1. Petugas pengelola program kesehatan hajl, baik pusat, provinsi, kabupaten/kota, rumah sakit, puskesmas
2. Penyelenggara Ibadah Haji Khusus( PIHK )
3. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji, Ikatan Persaudaraan HaJi Indonesia, Majelis Taklim dan Asosiasi Kesehatan
Haji Indonesia (AKHI). Perguruan Tinggl dan Organisasl Masyarakat Islam lainnya serta sektor yang terkait.
F. Pengertian
1. Jel'l.1aah haji adalah warga Negara Indonesia yang beragama Islam dan telah mendaftarkan diri untuk menunalkan Ibadah Haji sesual dengan persyaratan yang ditetapkan.
2. Jemaah Haji Mandiri adalah jemaah haji yang memenuhi sya : at kesehatan dalam mengikuti perjalanan ibadah hajj secara mandiri, tidak membahayakan keselamatan dirl sendir; dan orang lain
3. Faktor faktor risiko adalah faktor fakter yang ada pada drri jemaah haji dan lingkungan di Arab Saudi yang diperkirakan dapat mempengaruhi kesehatan jemaah haji selama menunaikan Ibadah hajl.
4. Jemaah haJi risiko tinggi adalah jemaah hajj dengan kondisi atau penyakit tertentu (jemaah haji dengan
potensi masalah) yang dlperkirakan dapat memperburuk
kesehatannya selama menjalankan ibadah haji.
5. Pembinaan Kesehatan jemaah haji merupakan upaya kegiatan yang meliputi kegiatan penyuluhan, blmbingan manasik kesehatan haji, penyebar luasan informasi atau kegiatah lain untuk menunjang tercapainya hidup sellat yang diselenggarakan sejak jemaah mendaftar sampai 14 hari setelah kepulangan dari Arab Saudi, yang diselenggarakan oleh petugas kesehatan Puskesmas, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan, bersama KUA, KBIH dan LSM secara terpadu dan menyeluruh (paripurna).
G. Indikator
II. PENYELENGGARAAN
A. Alur Pembinaan Kesehatan Haji.
j」ュセ。 ィ@ Hajj Indo nes ia
•
(
,
'\ Pcmeriksaa n Kcscha tan Dasar' t
JJem aah risiko l ingg i (je maah den -ra ngk a t ). s i ap berh aj i
1. Jemaah haj i s ehat (lail..
bc-gan po tensi m.lsa lah ォ・セ・ィ。 エ 。ョI@ : 2. leJa h mendapat imunisas i I . Us ia La nju t (60 lh atau leb ih )
men ingitis 2 . Hami l
3 . re lah 「・「。セ@ penyak it menu - 3. Mcndcr it a s akit kron is bercll lar
4 . lIami l terkelo la
t
I Pemeriksa an Kese hatan Lanju tan (rujukan di Rumah Saki! )セ@
'-t
(
Pembinaao Kesehatmba rka si lJaji
Jemaah risiko l inggi dan sakil la in ya ng me mer llikan イ Lャキセャ@
Jc maa h haji schal. s iap berhaji 1. Telah mendapa t ICV
2. relah bebas penyakil men ulur 3. Ham il lerkelo la
Ruju kan di Rumah Sakit
l
Pembinaan KesehatanARAB SAUD I ( Iu :i o mp ok terba ng, BPIiI dan BPIII s eklor
Pembinaan Kesebatan
J
l.JRMAAII HA.JI MANDIRT
Dalam upaya memelihara dan ュ・ョゥョァォ。エセ。ョ@ kondisi kesehatan jemaah haji selama melaksanakan perjalanan ibadah haji, setiap Jemaah haji perlu mengetahui dan melaksanakan kegiatan sebagai berikut :
1 . Mempersiapkan dan mempertahankan kesehatan, balk fisik maupun psikis, dan kebutuhan obatobatan serta logistlk lain yang diperlukan selama perjalanan ibadah haji
2. Mengetahui perjalanan ibadah haji se bagai kondisi matra yan'g berpengaruh terhadap kesehatan jemaah haji 3. Melaksanakan manaj emen berhaji yang sehat dengan
pendekatan manajeme n berisiko dan mandiri, dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan dalam perjalanan haji
4.
Blmbingan da n penyuluhan kesehatan diprioritaskan pada jemaah haji usia lanjut, jemaah dengan masalah kesehatan (jemaah risiko tinggi penyakit), jemaah hajl yang menderita penyakit menular, dan jemaah haji hami!. Berdasarkan atas sasaran pembinaan kesehatan terbagi atas Pembinaan :a. Individual (perorangan)
Setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan akan didapat status kesehatan seorang jemaah, selanjutnya dilakukan
follow up (suatu upaya memperbalkl status kesehatan
jemaah hajj) baik berupa pengobatan sesuai standar praktik (Best Practice Medicine) yang berlaku, perawatan, pengendalian dan pemeliharaan kesehatan (dalam bentuk kontro l ulang) maupun penyuluhan
Metode pembinaan Individual meliputi : Pengobatan, Pemellharaan Kesehatan, Penyuluhan perorangan, Konsellng dan Wawancara.
Pemellharaan kesehatan : Upaya menjaga kemandirian kesehatan jemaah haji dengan persia pan obat dan cara-cara konsultasi kesehatan diperjalanan. aSLIpan makan dan gizi, konsultasi dan bimbingan kesehatan
Penyuluhan perorangan adalah prosespenyampaian pesan kesehatan secara singkat dan jelas melalui pendekatan individu dengan tUJuan agar terdapat peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku jemaah haji seperti yang diharapkan.
Konseling adalah suatu proses pemberian bantuan melalui komunikasi langsung (tatap muka) dan tidak langsung, dengan tujuan agar jemaah haji mampu mengenali keadaan dirinya dan masalah yang dihadapinya, sehingga dapat membuat keputusan yang tepat dalam mengatasi masalahnya secara mandiri berdasarkan kesadarannya sendiri. Konseling lebih bersifat individu dan biasanya diberikan kepada seseorang yang sedang mempunyai masalah kesehatan, ingin melakukan pencegahan penyakit, dan Ingin meningkatkan kesehatannya.
Wawancara dilakukan untuk menggali informasi apakah jemaah haji sudah atau belum menerima perubahan, apakah ia tertarlk dengan perubahan tersebut dan apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi Itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila belum, maka perlu dilakukan penyuluhan yang
11'1 lebih mendalam. I
Kepada Jemaah haJI ristl diberikan buku saku sesuai jenis penyakitnya , sa at int Pusat Kesehatan Haji menerbltkan 4 buku saku yaitu buku saku untuk jemaah yang Hypertesi, Diabetes Mellitus, PPOK dan Asma, serta jemaah dengan riwayat menderita penyakit jantung.
Kepada seluruh jemaah haji dlberlkan leaflet dan b{OSllr tentang persiapan kesehatan jemaah haji.
Layanan pembinaan kesehatan jemaah di Arab Saudi terkait dengan tugas pokok TKHI Kloter, melalui kegiatan pemetaan jemaah risti, deteksi dini jemaah berisiko, pengobatan jemaah ketika sakit, visitasi di kamar jemaah, penyuluhan saat bertemu jemaah.
Prioritas jemaah yang membutuhkan pembinaan
ー・イッイセョァ。ョ@ adalah jemaah usia lanjut, jemaah dengan risiko tinggi, hamil dan jemaah dengan masalah kesehatan. Pelaksanaan pembinaan penyuluhari individual dapat dilaksanakan setiap waktu sesuai dengan kebutuhan jemaah haji itu sendirl
b. Kelompok
Pembinaan kelompok adalah pembinaan yang dilakukan terhadap sekelompok jemaah haji yang telah mendapat pelayanan kesehatan di daerah (Puskesmas dan Rumah SakitL kloter, dan di Arab Saudi bertujuan agar jemaah hajl dapat mengenal lebih jauh arti dan manfaat pesan kesehatan yang diinformasikan.
Metode pemblnaan kelompok meliputi: diskusi kelompok. (urah pendapat, kelompokkelompok kecil, bermain peran, permainan dan simulasi.
Jumlah jemaah haji yang dibina dalam bentuk kelompok sebanyak 10 orang (regu) dan 50 orang (rombongan). Penyuluhan kesehatan dijadualkan secara terstruktur dengan materi yang telah ditentukan
c. Massa
informasi atau inovasi baru dalam kesehatan. Manfaatnya adalah dapat menyampaikan informasi secara cepat dan menjangkau banyak orang, sehingga diharapkan terjadinya perubahan perilaku.
Metode pembinaan massa meliputi: ceramah umum, pidato, penayangan/penyiaran/penerbitan pesan kesehatan melalui televisi, radio, majalah at au koran, billboard, spanduk, poster, menyelipkan pesan pada khotbah keagamaan,' menyelipkan pesan pada kesenian tradisional, memanfaatkan pengeras suara di tempat ibadah, menempelkan pesan di tempattempat ramai, dan pemutaran film di tempat terbuka.
Pembinaan massal adalah pembinaan yang dilakukan terhadap jemaah hajl dalam jumlah besar (lebih dari 50 orang) yang telah mendapat pelayanan kesehatan di daerah (Puskesmas dan Rumah Sakit). kloter, dan di Arab Saudi.
B. Substansi Pembinaan Kesehatan
Pembinaan kesehatan meliputi kegiatan sebagai berikut : 1. Pengelolaan Kesehatan Mandiri
2. Aklimatisasi
3. Kebugarah Jasmani 4. Gizi pada jemaah hajl
5. Perilaku Hidup bersih dan sehat 6.
7.
8. 9.
C. Pelaksanaan
Kegiatan
Pembinaan
Kesehatan Haji
Penyelenggaraan pembinaan kesehatan haji dapat dilaksanakan pad a berbagai kegiatan, baik sebagai kegiatan khusus, maupun bersama kegiatan lain, yaitu : pembinaan kesehatan pada saat Jemaah haji melaksanakan pelayanan atau pemerlksaan kesehatan, kegiatan kunjungan rumah, bersamaan dengan kegiatan manasik haJi, pembinaan kesehatan selama perjalanan ibadah hajl dalam kelompok terbang, serta penyuluhan kesehatan melalul media promosi
Pembinaan kesehatan dapat dilaksanakan secara pasif karena saki t atau secara aktif dengan meminta dilakukan pemerlksaan kesehatan, baik sejak dl daerah (Puskesmas, Rumah Sakit), maupun selama dalam perjalanan di masing -masing Kloter dan pelayanan kesehatan di BPHI dan BPHI sektor.
Berdasarkan atas waktu dan tempat pembi na an kesehatan terbagi atas :
1) Pembinaan
Kesehatan
melalui
Pelayanan
Kesehatan
1.1 Pembinaan Kesehatan setelah Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Hajl
Pembinaan kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit
bertujuan:
(a) Memperbaikl kondlsi kesehatan jemaah haji agar siap
meJaksanakan perjalanan Ibadah hajJ, balk fisik dan pslkis,
antara lain, pengobatan, makanan, menjaga kebugaran
dan aklimatisasJ
(b)
m・ュー・イウゥ。ーォセョ@kebutuhan obatobatan serta logistik
lain yang diperlukan selama perjalanan ibadah hajj
(el Mengenal perjalanan ibadah haji sebagai kondisi matra
yang berpengaruh terhadap kesehatan jemaah hajl
dan sesuai dengan kondlsl kesehatan masingmasing
Jemaah, ancaman penyakit menular dan perilaku hldup
sehat 5elama dalam perjalanan ibadah hajl di Arab Saudi,
termasuk tatacara pelayanan kesehatan selama perjalanan
dl kelompokterbang, BPHI dan RS Arab Saudi
Standar Fasilltas dan Tenaga Pembina Kesehatan Hajl
1. Oi Puskesmas, pembinaan kesehatan dilakukan dengan
menyediakan ruangan khusus untuk melaksanakan
pembinaan kesehatan bagi jemaah haji.
2. Pengobatan dllakukan oleh dokter puskesmas, dan bila
diperlukan jemaah haji akan dirujuk ke Rumah Sakit yang
lebih lengkap sarana dan prasarananya
3. Penyuluhan kesehatan dilaksanakan oleh tenaga yang
kompeten, misalnya : penyuluhan gizi dilakukan oleh ahll
gizi di Puskesmas, penyuluhan kesehatan dilakukan oleh
perawat dan dokter.
4. Pembinaan kesehatan dilengkapi dengan pedoman,
lembar bantu, brosur dan peralatan lain yang diperlukan.
5.
Pembinaan kesehatan dilaksanakan secara sistematis dan
berkelanjutan dalam beberapa kali (seserlng mungkin)
pertemuan sampai jemaah berangkat melaksanakan
perjalanan ibadah hajl.
1.2 Pembinaan Kesehatan Saat pemeriksaan Kesehatan di Poliklinik Embarkasl/Debarkasl dan Rumah Sa kit
Rujukan
Pada dasarnya pembinaan kesehatan yang dllaksanakan
pada saat pemeriksaan kesehatan di polikllnik embarkasil
debarkasi dan rumah sakit rujukan adalah mengingatkan
kemball terhadap materi pemblnaan pada saat melaksanakan
pemeriksaan kesehatan dl Puskesmas dan Rumah Sakit dl
daerah.
Pada saat jemaah berobat ke polikllfllk embarkasi atau
rumah sakit rujukan, dilaksanakan pembinaan kesehatan
dengan prioritas perlunya istlrahat dan tatalaksana sakit,
terutama dampak perjalanan yang panjang terhadap
kesehatan dan penyesuaian perbedaan lingkungan arab
saudi dan tanah air. Perlu ditekankan tentang kewajiban
melapor ke pelayanan kesehatan terdekat bila dalam 2 minggu
setelah kepulangan mengalami gejala gejala penyaklt
seperti yang tereantum dalam K3JH (Kartu Kewaspadaan
Kesehatan Jemaah Hajj)
2) Pembinaan MelaJui Kunjungan Rumah
Jemaah haji usia lanjut, jemaah dengan masalah kesehatan
yang dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatannnya
selama melaksanakan perjalanan ibadah haji, jemaah
yang menderita penyakit menular atau hamil, mendapat
prlorltas untuk dikunjungi ke rumahnya agar mendapatkan
pemeliharaan dan pembinaan kesehatan yang memadai.
nyata perjalanan ibadah haji dan pengelolaannya yang lebih tepat agar kesehatan jemaah dapat tetap terjaga.
3) Pembinaan Kesehatan Melalui BimbinganManasik
Haji
Pada umumnya, dalam rangka persia pan beribadah haji, setiap jemaah haji mengikuti kegiatan bimbingan manasik haji. Beberapa tahun terakhir ini, program bimbingan manasik haji diselenggarakan di Kecam atan dan di Kabup aten/Kota, balk merupakan program Kementerian Agama, ma upun oleh kelompokkelompok masyarakat.
Kegiatan Bimbingan Manasik Haji merupakan media yang tepat melaksanakan pembinaa n kesehatan ba gi j ema ah hajj, baik berkelompok maupu n p erorangan. Kegiatan Bimbjngan manasik Haji ini menjadi media diskusi antar jemaah dan konsultasi berhaji sehat dan mandiri.
Jemaah haji yang mengikuti program bimbingan manasik haji biasanya adalah jemaah yang secara fisik mempunyai kemampuan hadir dan aktif mengikuti aktifitas dalam program manasik haji, sementara jemaah usia lanJut atau yang menderita penyakit yang dapat mengganggu aktifitas normal, kemungklnan tfdak akan hadir. Jemaah dengan kondisi fislk usia lanjut dan yang menderita penyakit yang dapat mengganggu aktifita s normal tersebut merupakan prioritas program pembinaan kesehatan melalui kunjungan rumah.
Bentuk pembinaan kesehatan pada Bimbingan Manasik Hajl adalah :
3.1 Pemeriksaan kesehatan sederhana
Pemeriksaan tekanan darah, nadi, tinggi badan, berat badan, pemeriksaan fisik diagnostik, termasuk pengobatan dan pemeliharaan kesehatan serta bimbingan dan penyuluhan kesehatan sesuai dengan kondisi kesehatan masingmasing jemaah
3.2 Olah raga kebugaran dan akJimatisasi
Olah raga kebugaran dan aklimatisasi dilaksanakan selama berada di lokasj bimbingan manasik haji, balk perseorangan maupun bersama sama dengan jemaah lain, termasuk pengukuran kebugarannya
Olah raga kebugaran dan aklimatisasl Juga dilakukan dl rumah sesuai dengan pengaturan yang ditetapkan, sesuai dengan kondisi maslng masing jemaah hajl. Pengukuran kebugaranjuga dllakukan di lokasi bimbingan untuk mengukur keberhasilan jemaah haji mencapai tingkat kebugaran dan aklimatisasi yang diharapkan
3.3 Mempelajarl perjalanan ibadah haji yang berpengaruh
terhadap kesehatan haji (risiko kesehatan selama
perjalanan ibadah hajl).
Jemaah hajl perlu men genal perjalanan ibadah haji, apalagi bagi jemaah hajj yang belum pernah ke Arab Saudi dan melaksanakan acara ritual keagamaan, terutama kondisi yang berpengaruh terhadap kesehatan. Mengetahui rencana perjalanan ibadah haJI akan mendorong perslapan jemaah yang lebih bark, termasuk penylapan diri (akllmatisasi).
Untuk menjelaskan rencana perjalanan ibadah haj i dapat dapat dilaksanakan ceramah, distribusi buku, brosur dan sebagainya, dan pembelajaran dengan metode praktek, slmulasi dan contohcontoh gambar, video dsb.
:3.4 Mempelajari dan praktek manajemen berhaji sehat
dengan pendekatan manajemen risiko dan kemandlrian
jemaah (pondokan sehat, makanan sehat, pencegahan
penularan penyakit, masker, minum. sesat, kecelakaan
lalu !intas, tawaf dan sai, arafahmina)
dilaksanakan beberapa kali. Ofeh karena itu rencana manasik kesehatan haji perlu disusun dengan cermat, termasuk kegiatan yang perlu dilaksanakan oleh setiap jemaah selama dirumah.
Pembina an kesehatan tersebut diatas dapat Juga difaksanakan melalui pertemuan khusus untuk membahas bimblngan dan penyuluhan kesehatan.
4) Pembinaan Kesehatan Pada Kelompok Sosial
Kemasyarakatan
Pembinaan kesehatan bagl jemaah hajl dapat dilakukan oleh ,kelompok pengajian (majlisTa'lim), Kelompok Bimbingan Ibadah Hajj (KBIH), Asosiasi Muslim Penyelenggara HaJi Umroh Republik Indonesia (AMPHURI) dan sebagainya. Kelompok-kelompok sosial kemasyarakatan tersebut perlu mendapat pembinaan yang memadai bekerj<;lsama dengan sektor terkait (Kementerian Agama, Pemerintah Daerah dan kelompok-kelompok sosial kemasyarakatan)
5)
Penyuluhan Media
Bimbingan dan penyuluhan kesehatan jemaah tldak selalu melaksanakan pertemuan tatap muka antara petugas dan jemaah, tetapi dapat juga dilakukan melalui penyuluhan media cetak, elektronik, buku bacaan, booklet dan sebagainya dengan pendekatan teknofogl promosi kesehatan yang sesuai.
Prioritas Penyuluhan Media antara fain:
5.1 Istitho'ah dalam berhaji, hamil dan penyakit menular serta perfunya imunisasi meningitis
5.2 Perlunya pemerlksaan kesehatan dan persiapan fisik sebelum keberangkatan melaksanakan perjafanan ibadah hajj
5.3 Berhaji sehat mandiri bagi jemaah usia lanjut
5.4 Berhaji sehat mandiri bagi jemaah penderita hypertensi,
DM, Penyakit Jantung. Penyakit Sistem Pernafasan (PPOK, Asma dll)
5.5 Berhaji sehat mandiri secara umum, kondisi Arab Saudi dan caracara pengelolaannya (sering minum, makan dan Istlrahat yang efektif)
Dalam penyampaikan informasi/pesan agar dapat diinengerti oleh jemaah haji diperlukan media yang dapat membantu penyampaian pesan tersebut. Media yang digunakan yaitu:
1.
Media Cetak
Kumpulan berbaga'j media informasi yang diproduksi dan disampaikan kepada sasaran mefalui tulisan dan visuaL
Poster, leaflet, lembar balik (flipchart), sticker, brosur, selebaran (flier), kartu permainan (flascard).
Be",dabenda seperti gantungan kunci, flagchain, fas, topi, pin, dll.
Benda promosi yang ditempatkan di rakrak pajangan (contoh botol, mug/gelas).
Iklan di media massa cetak (koran, majafah).
2.
Media Elektronik
Televisi
TV Spot (lklan TV) dengan durasi 15,30 dan 60 detik. Sponsorship (blocking time), membeli waktu tayang selama 3060 menit. Contoh : acara dialog interaktif tentang Kesehatan, dan variety show Gaya Hidup Sehat.
Build in program, pesan dimasukan dalam segmen program
yang sudah ada di televisi, misalnya di Bajaj Bajuri, ElT)pat Mata, Extravaganza, dll
Radio
Radio Spot (iklan radio) durasi 3060 detik, pesan yang dis.ampaikan singkat, menggunakan slogan, ditujukan pada target sasaran tertentu .
Adlips, pesan singkat yang dlbacakan diselasela program radio.
Kuis, berupa permainan dan hlburan.
Dialog Interaktlf yang mellbatkan pendengar radio.
Internet dan SMS
Tayangan banner atau logo di website.
Penyampaian pesan massallewat SMS.
Media ,Luar Ruang
Spanduk, umbulumbul, yaitu kain rentang yang berisi pesan,slogan atau logo.
Billboard, poster, neon sign, megatron. Media Tradisional
Pesan kes.ehatan djsampaikan dal a m bentuk kesenian tradisional seperti Ketoprak, Ludruk, Wayang, Lenong atau panggung boneka.
Media Larn
Pemasangan pesan dl angkutan umum (di bus, taksi, kereta api,
Mengadakan event, merupakan suatu bentuk kegiatan yang dladakan dl pusat perbelanjaan atau hiburan yang menarik perhatian pengunjung .
Road Show, suatu kegiatan yang diadakan di beberapa tempat atau kota sebagai suatu bentuk kampanye massa.
Sampling, contoh produk yang dlberlkan kepada jemaah
secara gratis, misalnya tablet tambah darah, multivitamin, krim pelembab. dll
Pameran
6) Pemblnaan Kesehatan Pada Kelompok t・イ「セョァ@
Selama m e lakukan perjalanan ke Arab Sa udi pembinaan dilakukan di kelompok te rbang (Klot e r) dan mel a lui pelayanan kesehatan dl BPHI Daker d a n BPHI sekto r. Pada s aat je maah berobat ke dokter atau perawat kloter. atau berkonsultasi tentang kesehatannya , maka dllaksan a ka n pem b jnaan kesehatan dengan prioritas melaksanakan manajemen berhaJi yang sehat dengan pendekatan manajemen ber isiko dan mandiri, dan disesualkan dengan kondisi matra hajl
PeJayanan pemblnaan kesehatan jemaah di kelompok terbang adalah 2 keglatan yang dilaksanakan secara terpadu oleh petugas TKHI. terutama pada Pembinaan perorangan.
Sebagaimana pelayanan kesehatan, m a ka pembinaan kesehatanpun dapat dllakukan pasif maupun aktif . Pembinaan kesehatan secara pa sif dilakukan pada saat jema a h sa kit datang memlnta pelayanan kesehatan , sementara pemblnaan kesehatan secara aktif adalah dengan mendatangi jemaah di tempat tlnggal di asrama haj j atau pondokan selama d i Arab Saudi. Pembinaan kesehatan secara aktif perlu direncanakan jadual dan prioritas jemaah yang akan mendapat pembinaan, jemaah usia lanjut dan menderita sakit atau berisiko tinggi sakit merupakan jemaah prioritas untuk mendapat pembinaan petugas TKHI
Pembinaan kesehatan jemaah hajl berkelompok dilaksanakan dengan cara penyuluhan dalam suatu pertemuan khusus untuk itu, atau pada saat kunjungan anjangsana ke tempat tinggal jemaah. diseta seta waktu makan bersama dan sebagainya.
lanJut, jemaah berislko tlnggl mendapat masalah kesehatan, perlu adanya anggota jemaah yang mendampinglnya selama perjalanan ibadah haJI, terutama anggota keluarga, atau jemaah lain dalam satu kamar.
III. PENGORGANISASIAN
Pengorganisasjan pembinaan kesehatan haji ada di masingmaslng jenJang administrasi kesehatan yaitu Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota, Rumah Sa kit, Dinas Kesehatan Propinsidan Kantor Kesehatan Pelabuhan.
Organisasi pembinaan kesehatan hajj terdiri dari pengelola dan pelaksana program pemblnaan kesehatan haji Indonesia sebagal berikut :
Pengelola Program Pembinaan Kesehatan Haji
di Indonesia
1)
Oi
PusatPengelola Program Pembi naan Kesehatan Hajj Indonesia dilaksanakan oleh Pusat Kesehatan Haji, SetJen Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Hajl dan Umrah cq Dlrektorat Pembinaan Hajl, KB IH, Lembaga 5wadaya Masyarakat dan masyarakat peduli hajj. Serta Ormas Islam seperti Muhammadiyah & NU.
Upaya yang dilakukan adalah :
1.1. Membuat rancangan peraturan (regulasi) pembinaan kesehatan
1.2 Membuat dan mengembangkan metode pembinaan kesehatan
1.3. Memberikan asistensl dan bimbingan teknis pembinaan kesehatan
1.4. Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pembinaan kesehatan
2) Oi Provinsl dan Kabupaten/Kota
Pengelola program Dinas Kesehatan Provinsi dan Dlnas Kesehatan Kab/kota bekerJasama dengan lintas sektor terkait dan lembaga swadaya masyarakat di daerah setempat. Upaya yang dilakukan adalah :
2.1. Melaksanakan pembinaan kesehatan
2.2. Mengembangkan metode serta manajemen pembinaan kesehatan Sosialjsasi NSPK
MODEL PEMBINAAN KESEH,ATAN HAJJ
J I; !\lAAII " AJ .I
KBIII '+...セ i@ par G イOャゥeセsjiipZ@
AMPRll H.J AKU I LSM/NG O PIIIK Om1l., IMam Matl,mmadlu"
• Ntl .
PF: R'f F.M t' AN KOO RDINJ\S I
·Pellccguh.1II pnm4!r. pcpccgAholn l/t!kundcr. p.:nccgnliin tcr:sie.r " Inlcgr<llli Program Ke l chullIlI セャQエオォ@ O\cmun(llrlkn" Jcmaah hllji dulillQ
2. Pelaksana pembinaan Kesehatan Haji
MATRIKS PENGORGANISASIAN PEMBINAAN UNTUK PELAKSANA PROGRAM KESEHATAN HAJI
NO KEGlATAN PUSAT EMB
!DEB
DAERAH
PROV KAB PlJSKES
1. セカォュ「オ。エ@ rancangan
peratllran (regulasi) pem-binaan (bimbingan dan penyuluhan ) kesehatan
v
.
2. Membuat dan mengem- bangkan metode pcmbi-naan keschatan
.J ..J
3. Memberikan asistensi dan bimbingan teknis pembmaan kesehatan
-.J セ@ ..J
4. Mengawasi dan men-
gendalikan kegiaran pem-binaan kesehatan
"
..J
"
"
!5. Mctaksanakan pembi.
naan ke:.ehatan .J
"
..J セ@O. Mcngembangkan metode serta manajemenpembi· 1l3an kesehatan Sosial-isasi NSPK
-.J
.J
I"
..J7. Meniogkatkan \':ualitas pelayanan daJam pembi-naan keschatan
Y ,) ..J
"
a} Di Daerah
a.
Provinsi
Tim Pembina Kesehatan Haji Provinsi, yang terdiri darl unsur: Dinas Kesehatan Provinsl setempat, satuan kerja lain yang dianggap perlu dan lembaga swadaya masyarakat serta masyarakat peduli hC:'lji di tingkat provinsi.
b. Kabupatenl kota.
Tim Pembina Kesehatan Haji Kabupaten/Kota, yang terdiri dari unsur : Dinas Kesehatan Kabupatenl Kota, RSU
Kabup aten/Kota, satuan kerja la in yang dian ggap perlu dan lembaga swadaya masyarakat serta masyarakat peduli haji di tingka t Ka bupaten/Kota
c. Puskesmas
Tim Pembina Kesehatan Haji Pu ske smas, yang t erdiri dari petu gas keseh atan Pu skesma s setem pa t, petugas KUA dan satuan kerja lain yang dianggap perlu dan le mbaga swadaya masyarakat serta masyarakat pedul i haji di tingkat kabupatenl kota.
d. Embarkasi/debarkasi
Hajj
Ti m Ke seh atan Embarkas i / Debarkasi Haji, ya ng t erdiri dari unsur Kan tor Keseha t an Pelabuhan sebagai pelaksana utama, Dinas Kesehatan Provinsi, RS Rujukan yan g d itunju k dan satuan kerja lain yang dianggap perlu .
b). Di Kelompok Terbang (Kloter) dan Arab Saudi
Pelaksanaan pembinaan kesehatan haji di perjalanan dan di
Arab Saudi dilaksanakan oleh Tenaga Kesehatan Haji Indonesia
(TKHI)yang menyertru jemaah haji serta petugas kesehatan
haji bersifat menetap sebagai Panitia Penyelenggara Ibadah Haji
(PPill) di Arab Saudi pada tiga daerah kerja (Jeddah, Madinah
dan Makkah).
Tips Sehat Dan Bugar Sel'ama Berhaji
1. Pola hldup sehat bagi jemaah haji sangat penting, karena ibadah haJI memerlukan kesiapan fisik dan mental yang prima. Hal In! berkaitan dengan adanya peni ngkatan aktifitas, perubahan cuaca dan budaya .
2. Siapkan diri sebelum berangkat .
a. Calon jemaah wajib memeriksakan kesehatannya di puskesmas
b. Bagi calon jemaah risiko tinggi , dlsarankan untuk konsultasi ke dokter dan konsultasi diet ke ahli gizi Begitu Juga bag) calon jemaah haji sehat, tetap menjaga kesehatannya.
3. Setama perjalanan :
a. Segeratah makan setelah mendapat pembagian makanan
b. Tetap minum, walau tidak haus
c. Dl dalam pesawat, tetap melakukan fbadah dan aktjfitas fisik ringan.
d. Jangan menunda buang air kecil dan besar
4. Selama di tanah suci : Bagl jemaah haji risiko tinggi tetap mematuhi diet sesuai anjuran ahli gizl. Untuk jemaah hajf sehat tetap mempertahankan kesehatannya dengan menjaga pola makan seimbang dan aktivitas fisik yang dllakukan.
Tips Tetap Sehat Selama Berhaji
1. Tetap minum walaupun tidak haus. 2. Perbanyak makan buah.
3. Makan dengan porsi ke eil dan sering .
4. Makan dahulu sebelum melakukan aktivitas.
5. Pada saat arbain dan melontar jumrah, jangan lupa bawa bekal mlnuman dan makanan seperti kurma , buah-buahan, permen atau roti.
6. Bi la terjadl tandatanda seperti berkeringat dingin, m enguaP terus, pusing, mata kunang kunang, segeralah m akan atau minum yang manis.
7.
Hi
ndarl makanan pedas dan asam, karena dapat m enyebabkan terjadinya gangguan pencernaan .8. bセァゥェ・ュ。。ィ@ hajj lansia, pilfhlah makanan yang lebih lunak, P<:::lrsi kedl dan sering , serta sesuaikan dengan kebutuhan. 9. bセァゥ@ jen1aah haJI rlsti, pil lh makanan sesuai dengan diet
YC\ng disarankan oieh dokter dan ahli gizl
BAR"tHEL
INDEKS
JEMAAH HAJI
Bagiaa, 1 : Penilaian Fungsi Perawatan Diri
Kllen______セ@
m・ョ。セャイ@
Na
1.
2.
3.
エZ[オョァセQ@
(::lola defekasl
I::>ola berkemih
Membersihkan dirl (melap muka. l'l1enylsjr rambut, l'l1enylkat gigi)
Tanggal
Skar
0
1
2
0
1
2
0
1
Keterangan Nilai
Inkontlnenslaltak teratur (perlu enema)
Kadang Inkontinensla (sekall seminggu)
Inkontinensia, atau pakal kateter dan tldak terkontrol
Inkontlnensia. atau pakal kateter dan tldak terkontrol
Kadang inkontinensia (makslmal l x24 jam)
Teratur (untuk lebih dar i 7 hari)
Butuh pertolongan orang lain
Bagian 2: Penilaian Fungsl Kerumahtanggaan Dalam Aktivitas Keseharian
Klien _____________ _____Tanggal
Menaksir______________
4. Penggunaan toilet. 0 Tergantung pertolongan orang
pe rgl ke dan darl lain
we (melepas. 2 Perlu pertolongan beberapa
memakal eelana, aktlvitas tapi dapat mengerJakan
menyeka. sendiri beberapa aktlvitas yang
menyiram)
lain
. 3 Mandlrl .
5. Makan 0 Tidakmampu
1 Perlu seseorang menolong
memotong tahul tempel Daging
menu sayur dl l.
2 Mandlr!.
6. Berplndah 0 TIdakmampu
tempat dari tidur
1 Perlu bantuan untuk bisa dudLlk
ke ke duduk dan (2org)
sebagalnya.
2 Bant uan minimal (1 orang).
7. Mobilltas/berjalan 0 Tidak mampu (lmobil)
1 Bisa berjalan dengan kursi roda
2 BerJalan dengan bantuan 5atLl
orang
3 Mandlrl
8. Berpakaian 0 Terga ntung orang lain
(memakai baju)
1 Sebagian dlbantu (misal
menganeing baJu)
2 Mandiri.
9. Naikturun tangga 0 Tidakmampu
1 Butuh pert olongan
2 Mandiri (naik turun)
10. Mandl 0 Tergantung orang lain
1 Mandlrl.
Skor BAI 20 Mandlrl
1219 Ketergantungan Ringan
9 11 Ketergantungan Sedang
58 Ketergantungan Berat
04 Ketergantungan Total
No Item Angka Tugas Nllai
(Prestasi)
1. Tel epon 1 . TIdak bisa menggunaka n
telepon sama sekali
2.. Dapat menjaWab telepon
tetapi tidak bisa mem utar angka telepon
3 . Dapat memuta r angka
telepon bebera pa angka
-angka terkenal. Terma suk menggunakan tombol ya ng dapat mempercepat panggllan (tombol redia l)
4. Dapat menggunakan telepon
atas prakarsa sendl rl, mencari dan memutar angka telepon dan lain lain.
2. Belanja (j angan 1. Untuk berbelanja denga n
melJpuU sepenuhnya tidak mampu
pengangkutan 2.
Perlu ditemani pada 5etfap di si ni - meni lai
berbelanja pada item 6)
3. Dapat berbelanja sendiri untuk pembellan keel!
4. Dapat berbelanja sendiri dengan bebas
3. Persiapan 1. Makanan Harus d islapkan dan
Makanan dllayani
2. Dapat memanaskan dan menyiapkan maka nan send in, atau dapat meny;apkan makanan sendlri tetapi menJaga kecukupan dIet (lihat catatan d i bawah)
Dapat mereneanakan, menylapkan, menyedlakan makanan cukup [dengan bebas 4. l1dak bisa mengerJakan tugas tanggaan l.
4. Kerumah
-kerumahtanggaan mana pun
2_ Dapat melaksanakan tugas ringan sehari-hari, misalnya yang membilas, memberslhkan debu
Dapat memelihara kebersihan rumah dengan bebas
3.
,
.
Semua binatu harus d/lakukan (tidak termasukBinatu
S.
oleh (orang) yang lain
penyetrikaan) Dapatmencucibenda·benda
keeil. membilas kaos kaki, stocking, dll
2.
Dapat melakukan binatu pribadl tetapi memerlukan bantuan dengan barang yang lebih berat seperti selimut dan handuk
3.
Dapat melakukan binatu sendln dengan sepenuhnya
4.
Perlu bantuan secara manual dad 1 orang atau lebih atau tidak beperglan sama sekali
Pola transport.1sl 1.
6.
2. Beperglan terbatas
menggunakan taksi atau mobil dengan bantuan satu lain orang
3. Dapat bepergian dengan angkutan umum bila ditemani
7.
..
Kemarnpuan
atau dlbanw oleh orang lain
4.
1.
Dapat beperglan dengan bebas dengan pengangkutan umum atau dapat.mengemudl mobil. Termasuk perjalanan dengan taksi, tetapi tldak,termasuk dengan menggunakan angkutan pubJik.
TIdak mampu merolcikl
pengobatan mengambil obat untuk diti
mandlrl sendiri
2 . Dapat dlharapkan mampu melakukan pengobatan sendi'ri (minum obat) jika obat telah disiapkan dengan dosls terplsah
3 . Dapat diharapkan mampu mengambil obat dengan dosis benar dan pada waktu benar
8 . Kemampuan 1 . TIdak mampu menangani
menangani keuangan
keuangan,
2 .
3.
Dapat mengatur pembelanjaan seharl·hari, tetapl perlu bantuan perbankan. pembelian umum dll Dapat mengatur berbagai hal tentang keuangan dengan bebas (anggaran, menulis cek. membayar sewa. rekenlhgl daftar. pergi ke bank).
mengumpulkan dan menjejaki pendapatan
Bagian 3 : Penilaian Fungsi Perilaku
Petunjuk penilaian umum
Kllen ___________.____Tanggal
1. Nllai yang diperoleh adal ah kemampuan orang Menaksir___ _ ___ _ ____ sesungguhnya. yang pada umumnya lebih dari yang
biasa dilakukan mereka sesungguhnya. Didalam menaksir kemampuan. tidak hanya mempert i mbangkan fu ngsi fisik tetapi juga pengamatan kemampua n berpikir (permasalahan yang disebabkan dementia) atau suatu caeat intelektual dan perllaku.Kllen yang mampu sepenuhnya mengerjakan tugas Ifungsl terkait dengan kemampuan lisan, seharusnya t id ak dinilai secara mandiri ( dan oleh karena itu harus dinilal sebagai angka 2 atau 3) 2. Didalam menilai SlJatu yang sudah tidak relevan seperti orang tldak mempunyai telepon, atau tidak ada toko dilingkungan sekitar atau tidak menggunakan pengobatan) tingkat nllai didasarkan pada kemampuan orang pada situasi lain yang benarbenar relevan dengan situasi
3. Ketika menaksir ha l yang berkajtan dengan diet/makanan, eukup dengan perangkat ini atau bisa juga dengan menggunakan standar lain yang bisa diterima dengan mempertimbangkan aspek sosial orang bersangkutan dan konteks budaya. Tingkat nila! didasarkan pada relevansinya konteks yang ada, bukan de ngan memaksakan tingkat penilaian d engan menggunakan perangkat ini.
No Item Angka Pendamping Dan/Atau Orang Yang Diperlukan Melayani
Nilai
1. PERMA SALA HAN MENG EMB ARA (KELUYURAN ) ATAU PERILAKU MENGGANGGU
Terus -menerus
1 Pcrlu mo nitorJl1g untuk
kekam bll han dan pengawasan
Sebentar-seben tar
2 Perlll monitoring untuk
kekambu han Jan pengaw3san sehari-hari yan g tida k.ketat
Kadan gkaJa 3 Perl u monitoring tctapi tidak
pe.rllI pengawasan secara teratur
Tidak aJa 4 Tidak perlu monitoring (belLl m
pem ah berperilaku dim aksud di masa lalu )
2. KEKACAUAN VE RBAL ATA U GANGGUAt\; VERBAL
Terus-menerus
1 Perlu monitorillg unLuk
kekambuhan dan pengawasan
Sebentar-seben tar
2 Pe rl u monitoring untu k
ke kamb uhan dan pengawasan sehari-hari yang tida k ketal
Kadangkala 3 Perlu monitoring tetapi tidak
perlll pengawascm secara teratu[
Tidak ada 4 Tidak perlu monitoring (belli m
pcmah berperilaku d imaksud di
ュ。 セ。@ la lu)
3. AGRESIFITAS FlSIK ,
I
Terus-menerus
1 Periu mo nitoring unl uk
kekamb uhan dan pengawasan
Sebentar-sebenlar
2 Pe rIli monitor ing un tu k
kekambuhan dan pengawasan sehaJ'j-har i yang lidak ketal
Kadangkala 3 Perlu moni toring tetapi tid ak
perlu pen gawasa n secara teratur
Tidak ada 4 Tidak perlu moni toring (belum
pernah berperilaku dimaksud d i masa lalu)
4. KETERGANTUNGAN EMOSJON<\l
Tems- 1 reflu monitoring unLuk menerus kekambuhan dan ー・ョァ。キ。セ。ョ@
&!bentar- rerlu morutoring untuk sebentar
2
kekambuhan dan pengawasan scharihari yang tidak ketal
Kadangkala Perlu monitoring Letapi tidak perlu ーセァ。キ。ウ。ョ@ secara teratur
Tidakada 3
Tldak pedu moruloring (belum pemah bcrperllaku dimaksud di masa JaJu)
4
5. MEMBAHAYAKAN OrR) SENlJIRI ATAU ORANG LAIN
Tem:, Periu monitoring untuk
menerus 1
kekambuhan dan pengawasan
Sebentar- 2 rerlu monitoring unluk sebentar kekambuhan dan ー・ョァ。|GN。セ。ョ@
seharlhari yang tidak ketat Kadangkala Perlu monitoring [elap! tidak
perl\J pengawasan seca!a leratuf,
Tidak ada
3
Tidak pedu monitoring (belum pcmah berperilaku dimaksud di masa lalu)
Total skormaksimal20 4
Instruksi Penilaian Umum
1. Pertimbangkan semua 'sumber informasl (diskuslkan dengan klien dan pendamp ing, staf, dll sepertl yang dapat anda amati).
2. Jika anda mempunyai informasi tidak cukup untuk membuat suatu penilaian/beban maksimum, ndailah dengan angka 4 'tidak ada'
3. Tidak Ada berarti bahwa anda tidak menemukan klien tidak mengalami keadaan tertentu di masa lalu.
4. Monitor,ing berarti bahwa anda menemukan klien telah terlibat dalam perilaku tertentu di masa lalu. Pemberi layanan kesehatan sekarang dan yang akan perlu melakukan pengamatan terhadap kl ien, mewaspadai
kemungkinan munculnya keadaan serupa dan perlu mengambil tindakan pencegahan berupa intervensi yang sesuai untuk mencegah kekambuhan.
5. Pengawasan berarti bahwa pemberl layanan kesehatan harus memastlkan bahwa situasi spesifik atau pemicu yang mungkin memberi pengaruh kepada perilaku tertentu tidak terjadi, atau dfatur dengan caracara yang dapat menekan seminimal mungkln.
6. Seharihari berarti periode dua puluh empat jam.
7. Peitanyaan 1 meliputi keluyuran malam hari dan juga klien pergi dari rumah atau, sedang dalam pengembaraan, bertentangan dengan kebiasaan orang lain atau mereka sendiri.
8. Pertanyaan 2 meliputi bahasa yang mengandung kutukan dan ancaman secar lisan yang mengarah pada keluarga, pendamping, tetangga atau orang lain dalam suatu organisasi. Juga meliputi perilaku yang menyebabkan kegaduhan yang cukup mengganggu orang lain. Kegaduhan tersebut mungkin kombinasl yang berkenaan dengan suara orang (teriakan), atau suara gaduh tidak berkenaan dengan teriakan seperti derlk mebel atau benda lain.
9. Pertanyaan 3 meliputi perilaku fislk dengan melakukan ancaman dan mempunyai potens; untuk meruglkan anggota keluarga, pendamping, tetangga atau anggota lain dalam suatu organisasl. Termasuk di dalamnya, tetapl tidak terbatas pada, memukul, mendorong, menendang atau menggigit.
10. Pertanyaan 4 terbatas pada perilaku berikut: ( a) perlawanan aktif da n paslf selaln dari agresifitas fisik ( b) mencari cari perhatian ( c) perilaku manipulatif dan/atau ( 4) penarikan diri.
bahaya tersebut. Contoh . seperti (itu) meliputi perllaku kebiasaan merokok tak aman, berjalan tanpa alat bantuan yang diperlukan, mengeluarkan dirl melalui jendela, memotong bagian tubuh dirisendiri dan kecenderungan bunuh diri. Pertanyaan ini berkisar pada perilaku dan tidak dapat diterapkan/berlaku pada klien yang sedang mendapatkan perawatan medis yang dapat menyebabkan per lukaan, sebagal contoh, mengepas atau hilangnya kesadaran. Tldak dapat dit erapkan/berlaku pada perllaku jangka panjang yang mung kin dapat merusak atau mengurangi kesehatan, seperti kebiasaan merokok atau tidak terpenuhinya unsur diet tertentu. Dapat dit erapkanl berlaku pada kondisi yang mengandung ancaman merugikan.
IV.PENUTUP
Pada hakekamya pembinaan kesehatan jemaah haji bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan kesehatan jemaah haji agar mampu melaksanakan ibadah haji secara sehat dan mandtrl. Tujuan pembinaan dapat terwujud melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petugas baik petugas kesehatan. KUA. penyelenggara Ibadah Haji Khu5US (PIHK), Kelompok Bimbingan Ibadah Haji {KBIH),lkatan Persaudaraan Haji Indonesia (I PHI), Perguruan Tinggl, Majells Taklim maupun Organisasi Masyarakat Islam lalnnya. Oleh karena itu pembinaan kesehatan jemaah haJI akan sinergis jlka diperkuat dengan adanya pelatihan terhadap petugas pengelola program kesehatan. hajj dj Dinas Kesehatan. Rumah Sakit dan Puskesmas.
Selain itu sos.ialisasi pembinaan kesehatan Jemaah hajj kepada sektor terkalt harus dilakukan guna menyamakan persepsi tentang perlunya berhaji sehal bagi setiap orang yang akan melaksanakan ibadah hajL Advokasi kepada Kepala Daerah dalam regulasi dan dukungan pembiayaan kegiatan pembinaan akan mendorong terselenggaranya pembinaan kesehatan jemaah haji yang baik di setiap daerah.
Kajian, studi dan pengembangan metode pembinaan kesehatan jemaah hajj diperlukan untuk menghadapi perubahanperubahan status kesehatan, prilaku dan Ilngkungan . Selanjutnya kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap pembinaan kesehatan jemaah hajj harus secara rutin dilaksanakan untuk mengetahul kekurangan dan melakukan perbaikan dalam setiap pelaksanaannya.
KONTRIBUTOR
dr. Taufik Tjahjadi, Sp.s. Kepala Pusat Kesehatan Haji, Kementerlan Kesehatan RI
Netty Pakpahan,SH,MH, Biro Hukum dan Organisasi. Kementerian Kesehatan RI
dr Rachmad Arif,Sp.P, Kementerian Kesehatan RI Drs. eepy Supriatna, Kementerian Agama Rt
Drs. Asnawi Muhammadiyah, Kementerian Agama Rt Drs. Waki, Kementerian Agama Rt
dr. Imran Nurali Sp.OK, Subdit Kesehatan Perkotaan dan Olahraga, Kementerian Kesehatan RI
dr. Rohman Sp.PD, Direktorat Bina Upaya' Petayanan Kesehatan Rujukan, Kementerian Kesehatan RI
dr. Kamal, Direktorat Bina Upaya Pelayanan Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan Rt
dr. Upik Rukmini, Direktorat BinaUpaya Pelayanan Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan RI
Ora. Yussiana, Pusat Promosi Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI
Drs. Iskandar Malkiwi, SKM. Pusat PromosiKesehatan, Kementerian Kesehatan RI
dr. Inti, Direktorat Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI
Siti Husmiati, SKfyl, M Kes, Pusat Kesehatan Haji, Kementerian Kesehatan RI
Dr. Eka Jusuf Singka, MSc, Pusat Kesehatan Haji, Kementerian Kesehatan RI
PENYUSUN
Dr. Masdalina Pane, SKM, M. Kes dr. T Thafsin Alfarizl
Siti Kunjanaeni, S.Kp, Ners
Evy Nuryana, M.Si Zainuddin, SKM. M.Kes Rozall, SKM M.Epid
EDITOR
Dr. Masdalina Pane, SKM, M. Kes
CATATAN:
---'
MMMMMMMMMMMMMMセMMMMMMMMMMMMMMMMMMMJMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMセ@---
---I
I
I1
I I I I I In
I II I I
I I I
I I I
セ@
I I
I I I
I I I
I
I
I
I
セ@
I I I
I
I I Il>
I I
I
I I•
IZ
I I
I
I
I
I I f I
!
I!
I I I•
II
I,
!
I
,
,
I I I I II
!
I II
I
I I Ii
II
I I I I I I I
I
I
I
II
r•
I r
I I I
I
I
,
II
Ii
I
II I
I
,
I
)
I I
I
I
I
I I I,
I
I
,
,
I
I
I
I I I I II
I
II
I
I I I
I
I II I I I I I I
I
I•I
I I I I I
I
I
I I I I
I I I
•
r I I II
I I I I I Ir
II
I I I I I I
I
II
I I I II
I
II
f
I
II
I
I
lI
Ir
I I II
I!
I
I II
I II
I
i
I II I
I
I
I II I
I
,
I I I I I I Ii
•
I II
IJ
I I I I I I II
I I,
I II
f
I IJ
I I I II
II
I r I I I I II
I II
,
I I I II
II
!
I
II
II
If
I
I
I