• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHA N AJAR GEOGR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAHA N AJAR GEOGR"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BAHAN AJAR

Mata Kuliah : Telaah Kurikulum Dan Buku Teks Geografi/ IPS Dosen : Nofrion,S.Pd,M.Pd

Satuan Pendidikan : SMA

Kompetensi Dasar : KD 12 Menganalisis Budaya Bangsa sebagai Identitas Nasional dalam Konteks Interaksi Global

Materi : Budaya Bangsa sebagai Identitas Nasional dalam Konteks Interaksi Global

A. Pengantar

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dalam berbagai hal, seperti keanekaragaman budaya, lingkungan alam, dan wilayah geografisnya. Kebudayaan lokal Indonesia yang sangat beranekaragam menjadi suatu kebanggaan sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi selanjutnya. Budaya lokal Indonesia sangat membanggakan karena memiliki keanekaragaman yang sangat bervariasi serta memiliki keunikan tersendiri. Setiap daerah akan mempunyai kebudayaan yang berbeda, perbedaan itulah yang menjadi jati diri bangsa sehingga ketika kebudayaan itu berubah atau hilang maka jati diri yang dimilikinya akan memudar .Seiring berkembangnya zaman, menimbulkan perubahan pola hidup masyakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih memilih kebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal.

Pada hakekatnya bangsa Indonesia, juga bangsa-bangsa lain, berkembang karena adanya pengaruh-pengaruh luar. Kemajuan bisa dihasilkan oleh interaksi dengan pihak luar, hal inilah yang terjadi dalam proses globalisasi. Oleh karena itu, globalisasi bukan hanya soal ekonomi namun juga terkait dengan masalah atau isu makna budaya dimana nilai dan makna yang terlekat di dalamnya masih tetap berarti. Uraian berikut di awali dengan sejarah manusia Indonesia, sejarah kebudayaan Indonesia, budaya, sebaran keragaman budaya nasional, kearifan local dalam budaya nasional Indonesia, interaksi global dan pengaruhnya terhadap budaya nasional, dan budaya tradisional sebagai potensi wisata dan ekonomi kreatif.

B. Sejarah Manusia Indonesia

1. Periodisasi Berdasarkan Geologi

(3)

mengenai lapisan kulit bumi. Berdasarkan penelitian tentang lapisan kulit bumi atau menurut geologi, dilakukan pembagian zaman sebagai berikut :

a. Masa Arkaikum (2.500 juta tahun yang lalu)

Masa Arkaikum merupakan masa awal pembentukan bumi dari inti sampai kulit bumi. Kondisi bumi pada saat itu belum stabil dan memiliki udara yang sangat panas sehinggga tidak memungkinkan adanya kehidupan. Batuan tertua tercatat berumur kira-kira 3,8 milyar tahun.

b. Masa Paleozoikum (340 juta tahun yang lalu)

Paleozoikum artinya masa ketika pada permukaan bumi mulai terbentuk hidrosfer dan atmosfer. Saat itu sudah mulai ada tanda-tanda kehidupan dengan munculnya organisme bersel tunggal yang kemudian berkembang menjadi organisme bersel banyak (multiseluler). Kemudian muncullah organisme-organisme yang memiliki organ tubuh lebih kompleks dari jenis inverterbrata bertubuh lunak (ubur-ubur, cacing, koral),ikan tanpa rahang (landak laut, bintang laut), dan beberapa hewan laut lainnya. Zaman ini ditandai dengan munculnya kehidupan darat yang berasal dari air.

c. Zaman Mesozoikum (140 juta tahun yang lalu)

Pada zaman Mesozoikum ini, bumi mengalami perkembangan yang sangat cepat dan ditandai dengan munculnya hewan-hewan bertubuh besar, seperti reptil pemakaman daging. Pada masa ini, jenis reptile meningkatnya jumlahnya, dinosaurus menguasai daratan, Ichtiyosaurus berburu di dalam lautan, dan Pterosaurus merajai angkasa. Telah muncul pula jenis hewan mamalia (hewan menyusui). Walaupun demikian, zaman ini tetap disebut zaman reptil karena banyaknya populasi reptil yang hidup.

d. Zaman Neozoikum (60 juta tahun lalu)

Pada zaman ini keadaan bumi semakin membaik, perubahan cuaca tidak begitu besar dan kehidupan berkembang dengan pesat. Zaman ini dibagi menjadi dua era, yaitu :

1) Zaman Tersier

(4)

dan moluska, sangat mirip dengan fauna laut yang hidup sekarang. Sedangkan tumbuhan berbunga terus berevolusi menghasilkan banyak variasi seperti semak belukar, tumbuhan merambat, dan rumput. 2) Zaman Kuarter

Kemunculan dan kepunahan hewan dan tumbuhan terjadi silih berganti, seiring dengan perubahan cuaca secara golobal. Zaman kuarter terdiri atas dua kurun waktu yakni ;

a) Kala Plestosen

Di mulai sekitar 600.000 tahun yang lalu. Pada kala Plestosen paling sedikit telahn terjadi 5 kali zaman es (zaman Glasial). Pada zaman glacial sebagian besar wilayah eropa bagian utara, Amerika bagian utara, & Asia bagian utara ditutupi es, begitu pula Pengunungan Alpen & Pengunungan Himalaya. Keadaan flora dan fauna yang hidup pada zaman Plestosen sangat mirip dengan flora & fauna yang hidup sekarang. Dalam kehidupan manusia purba, pada kala inilah muncu, manusia purba Pithcanthropus Erectus. b) Kala Holosen

Mulai muncul sekitar 200.000 tahun yang lalu. Manusia modern seperti manusia sekarang, diperkirakan muncul pada kala Holosen ini.

2. Manusia Purba di Indonesia

Berdasarkan penemuan para ahli dapat di ketahui ada beberapa jenis manusia purba yang berhasil ditemukan di Indonesia diantaranya:

a. Meganthoropus Paleo Javanicus (manusia raksasa dari jawa kuno) Fosil ini ditemukan di sangiran oleh van koesningwald pada tahun 1941 berupa rahang bagian bawah lebih besar dan kuat dari Phithecanthropus Erectus. Ciri-ciri Meganthoropus paleo javanicus: a) berbadan tegap dengan pipi lonjong tajam di belakang kepala, b) bertulang pipi tebal dengan tonjolan kening yang mencolok, c) tidak berdagu d) otot kunyah, gigi, dan rahang besar dan kuat e) makannya jenis tumbuhan.

(5)

Sumber : http://www.eyuana.com.

b. Pithecanthropus ( manusia kera)

Fosil manusia purba jenis Pithecanthropus adalah jenis manusia purba yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Ciri-ciri Pithecanthrotonpus adalah sebagai berikut: a) tinggi tubuhnya kira-kira 165-180 cm, b) badan tegap namun tidak setegap meganthoropus, c) tonjolan kening tebal dan melintang sepanjang pelipis d) otot kunyah tidak sekuat megantropus e) makanannya bervariasi tumbuhan dan daging hewan buruan.

Gambar. 2 Pithecanthropus ( manusia kera)

Sumber : http://bahrilwahdah.blogspot.co.id/2014/11/ macam-macam-manusia-purba-di-indonesia.html

Pithecanthropus mempunyai jenis-jenis sebagai berikut:

1. Pithecanthropus Erectus, artinya manusia kera yang sudah dapat berjalan tegak fosilnya di temukan di Trinil (tepi Bengawan Solo), Ngawi (Madiun) pada tahun 1890 oleh Eugene Dubois

(6)

3. Pithecanthropus Soloensis, berarti manusia kera dari Solo ditemukan di daerah Ngandong di Lembah Sungai Bengawan Solo antara tahun 1931-1934 fosil ini di teliti oleh Von Koeningwald dan Oppenorth.

c. Homo Sapiens ( manusia)

Fosil manusia purba jenis homo adalah paling muda dibandingkan fosil manusia purba jenis lainnya. Homo di sebut juga Homo Erectus (manusia berjalan tegap) atau Homo Sapiens (manusia cerdas/ bijaksana) ciri- ciri dari homo: a) tinggi tubuh 130-210 cm, b) otak lebih berkembang dari pada meganthropus dan pithentoropus c) otot kunyah, gigi dan rahang sudah menyusut, d) tonjolan kening sudah berkurang dan sudah berdagu e) mempunyai ciri-ciri ras mongoloid dan ausromelanesoid.

Gambar . 3 Homo Sapiens ( manusia)

Sumber : http://galaxidukra.blogspot.co.id/ 2014_09_01_archive.html

Ada 2 jenis fosil homo yang di temukan yaitu :

1) Homo Soloensis, manusia dari solo di temukan oleh Von Koeningwald dan Weidenrich pada tahun 1931-1934 di Lembah Bengawan Solo

2) Homo Wajakensis, manusia dari wajak di temukan oleh E. Dubois pada tahun 1889 di daerah Wajak dekat Tulungagung.

3. Persebaran Manusia di Kepulauan Indonesia

(7)

sebagian besar belahan bumi utara dan selatan tertutup oleh lapisan es tebal. Permukaan air laut menurun dan laut yang dangkal ini berubah menjadi daratan. Kondisi demikian memungkinkan bagi manusia ataupun hewan yang hidup pada masa itu melakukan migrasi.

Para ahli geologi memperkirakan bahwa pada kala pleistosen khususnya ketika terjadinya glasiasi, Kepulauan Nusantara ini bersatu dengan daratan Asia. Laut dangkal yang ada di antara pulau-pulau di Nusantara bagian barat surut sehingga membentuk paparan yang disebut dengan Paparan Sunda yang menyatukan Indonesia bagian barat dengan daratan Asia. Hal yang sama juga terjadi di Indonesia bagian timur. Di daerah ini terbentuk paparan yang kemudian dinamakan Paparan Sahul yang menyatukan Indonesia bagian timur dengan daratan Australia. Adanya Paparan Sunda memungkinkan terjadinya perpindahan manusia dan hewan dari daratan Asia ke Indonesia bagian barat, atau sebaliknya. Adapun Paparan Sahul memungkinkan terjadinya perpindahan manusia dan hewan dari daratan Australia ke Indonesia bagian timur, atau sebaliknya.

Hal di atas dibuktikan dengan hasil kajian yang dikembangkan oleh Wallace yang menyelidiki tentang persebaran fauna (zoogeografi) di Kepulauan Indonesia. Fauna yang terdapat di daerah Paparan Sunda, yaitu daerah-daerah Jawa, Sumatera, dan Kalimantan, mempunyai persamaan dengan fauna yang terdapat di Daratan Asia. Adapun fauna yang terdapat di daerah Paparan Sahul, yaitu daerah Papua (Irian) dan sekitarnya mempunyai persamaan dengan fauna yang terdapat di Australia. Wallace menyimpulkan bahwa Selat Lombok merupakan garis yang membagi dua jenis daerah zoogeografi di Indonesia. Di sebelah barat garis tersebut terdapat fauna Asia, sedangkan di timurnya terdapat fauna Australia. “Garis pemisah” fauna ini kemudian oleh Huxley diberi nama “garis Wallace”. Selanjutnya ia kemudian melengkapi dengan menarik garis itu lebih jauh ke arah utara, yaitu dimulai dari Selat Lombok sampai Selat Makasar dan terus lagi ke utara melewati selat antara Kepulauan Sangir dan Mindanao (Filipina).

(8)

Proses migrasi yang terjadi pada masa pleistosen ini menyebabkan wilayah Nusantara mulai dihuni oleh manusia. Timbul pertanyaan tentang asal-usul manusia yang bermigrasi ke wilayah Nusantara ini. Menilik dari segi fisik manusia Indonesia sekarang ini, mayoritas dapat dikelompokkan ke dalam ras Mongoloid dan Austroloid. Para ahli memperkirakan bahwa pada sekitar abad ke-40 sebelum masehi, Pulau Jawa merupakan daerah pertemuan dari beberapa ras dan daerah pertemuan kebudayaan. Ciri-ciri Mongoloid yang terdapat pada manusia Indonesia, nampaknya disebabkan adanya arus migrasi yang berasal dari daratan Asia. Kedatangan mereka pada akhirnya menyingkirkan manusia yang sudah hidup sebelumnya di tanah Nusantara, yaitu dari ras yang disebut Austroloid. Bangsa pendatang dari Asia ini mempunyai kebudayaan dan tingkat adaptasi yang lebih baik sebagai pemburu dibandingkan dengan manusia pendahulunya. Keturunan dari ras Austroloid ini nampaknya tidak ada yang dapat hidup di Jawa,tetapi mereka saat ini dapat ditemukan sebagai suku Anak Dalam atau Kubu di Sumatera Tengah dan Indonesia bagian timur.

Arus migrasi para pendatang dari wilayah Asia ke Kepulauan Nusantara terjadi secara bertahap. Pada sekitar 3.000 - 5.000 tahun lalu, tiba arus pendatang yang disebut proto-Malays (Proto Melayu) ke Pulau Jawa. Keturunan mereka saat ini dapat dijumpai di Kepulauan Mentawai Sumatera Barat, Tengger di Jawa Timur, Dayak di Kalimantan, dan Sasak di Lombok. Setelah itu, tibalah arus pendatang yang disebut Austronesia atau Deutero- Malays (Detro Melayu) yang diperkirakan berasal dari Taiwan dan Cina Selatan. Para ahli memperkirakan kedatangan mereka melalui laut dan sampai di Pulau Jawa sekitar 1.000 - 3.000 tahun lalu. Sekarang keturunannya banyak tinggal di Indonesia sebelah barat. Orang Detro Melayu ini dating ke wilayah Nusantara dengan membawa keterampilan dan keahlian bercocok tanam padi, pengairan, membuat barang tembikar/pecah-belah, dan kerajinan dari batu.Seorang ahli bahasa, yaitu H. Kern, melalui hasil penelitiannya menyatakan bahwa terdapat keserumpunan bahasa-bahasa di Daratan Asia Tenggara dan Polinesia. Menurut pendapatnya, tanah asal orang-orang yang mempergunakan bahasa Austronesia, termasuk bahasa Melayu, harus dicari di daerah Campa, Vietnam, Kamboja, dan daratan sepanjang pantai sekitarnya.

Hal ini menimbulkan dugaan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Cina Selatan yaitu di daerah Yunan. Selain itu, R. von Heine Geldern yang melakukan penelitian tentang distribusi dan kronologi beliung dan kapak lonjong yang ada di Indonesia tiba pada kesimpulan bahwa alat-alat tersebut merupakan hasil persebaran komplek kebudayaan Bacson-Hoabinh yang ada di daerah Tonkin (Indocina) atau Vietnam sekarang ini. Sebenarnya terdapat beberapa teori yang membahas tentang asal-usul manusia yang sekarang menghuni wilayah Nusantara. Teori-teori tersebut antara lain sebagai berikut:

(9)

Teori ini didukung oleh beberapa sarjana seperti R.H Geldern, J.H.C Kern, J.R Foster, J.R Logen, Slametmuljana, dan Asmah Haji Omar. Secara keseluruhan, alasan-alasan yang menyokong teori ini yaitu sebagai berikut:

a. Kapak Tua yang ditemukan di wilayah Nusantara memiliki kemiripan dengan Kapak Tua yang terdapat di Asia Tengah. Hal ini menunjukkan adanya migrasi penduduk dari Asia Tengah ke Kepulauan Nusantara.

b. Bahasa Melayu yang berkembang di Nusantara serumpun dengan bahasa yang ada di Kamboja. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk di Kamboja mungkin berasal dari Dataran Yunan dengan menyusuri Sungai Mekong.

Arus perpindahan ini kemudian dilanjutkan ketika sebagian dari mereka melanjutkan perpindahan dan sampai ke wilayah Nusantara. Kemiripan bahasa Melayu dengan bahasa Kamboja sekaligus menandakan pertaliannya dengan Dataran Yunan. Migrasi dari Sungai Mekong.

Gambar. 4 Peta Migrasi Manusia dari Sungai Mekong

Sumber: D.G. Hall. Sg

Teori ini merupakan teori yang paling populer dan diterima oleh banyak kalangan. Berdasarkan teori ini, orang-orang Nusantara datang dan berasal dari Yunan. Kedatangan mereka ke Kepulauan Nusantara ini melalui tiga gelombang utama, yaitu perpindahan orang Negrito, Melayu Proto, dan juga Melayu Deutro.

a) Orang Negrito

(10)

menurunkan orang Semang, yang sekarang banyak terdapat di Malaysia. Orang Negrito mempunyai ciri-ciri fisik berkulit gelap, berambut keriting, bermata bundar, berhidung lebar, berbibir penuh, serta ukuran badan yang pendek.

b) Melayu Proto

Perpindahan orang Melayu Proto ke Kepulauan Nusantara diperkirakan terjadi pada 2.500 SM. Mereka mempunyai peradaban yang lebih maju daripada orang Negrito. Hal ini ditandai dengan kemahirannya dalam bercocok tanam.

c) Melayu Deutro

Perpindahan orang Melayu Deutro merupakan gelombang perpindahan orang Melayu kuno kedua yang terjadi pada 1.500 SM. Mereka merupakan manusia yang hidup di pantai dan mempunyai kemahiran dalam berlayar.

2. Teori Nusantara

Gambar . 5 Peta Nusantara

Sumber : http://sejarahkelasx.blogspot.co.id/2013/10/ teori-asal-usul-nenek-moyang-bangsa.html

Teori ini menyatakan bahwa asal mula manusia yang menghuni wilayah Nusantara ini tidak berasal dari luar melainkan mereka sudah hidup dan berkembang di wilayah Nusantara itu sendiri. Teori ini didukung oleh sarjanasarjana seperti J. Crawford, K. Himly, Sutan Takdir Alisjahbana, dan Gorys Keraf. Akan tetapi, nampaknya teori ini kurang populer dan kurang banyak diterima oleh masyarakat. Teori Nusantara didasarkan pada alasan-alasan seperti di bawah ini.

(11)

tidak berasal dari manamana, tetapi berasal dan berkembang di Nusantara.

b) K. Himly tidak setuju dengan pendapat yang mengatakan bahwa bahasa Melayu serumpun dengan bahasa Champa (Kamboja). Baginya, persamaan yang berlaku di kedua bahasa tersebut adalah suatu fenomena yang bersifat “kebetulan”.

c) Manusia kuno Homo Soloensis dan Homo Wajakensis yang terdapat di Pulau Jawa. Penemuan manusia kuno ini di Pulau Jawa menunjukkan adanya kemungkinan orang Melayu itu keturunan dari manusia kuno tersebut, yakni berasal dari Jawa.

d) Bahasa yang berkembang di Nusantara yaitu rumpun bahasa Austronesia, mempunyai perbedaan yang sangat jauh dengan bahasa yang berkembang di Asia Tengah yaitu bahasa Indo-Eropah.

3. Teori Out of Taiwan

Gambar . 6 Peta Taiwan

Sumber : https://wiryanto.wordpress.com/2011/02/02/ studi-banding-jurusan-teknik-sipil-uph-2010

(12)

4. Teori “out of Africa”

Gambar .7 Peta Afrika

Sumber : http://www.kaskus.co.id nenek-moyang-bangsa-indonesia

Hasil penelitian mutakhir atau kontemporer menyatakan bahwa manusia modern yang hidup sekarang ini berasal dari Afrika. Setelah mereka berhasil melalui proses evolusi dan mencapai taraf manusia modern, kemudian mereka bermigrasi ke seluruh benua yang ada di dunia ini. Apabila kita bersandar pada teori ini, maka bisa dikatakan bahwa manusia yang hidup di Indonesia sekarang ini merupakan hasil proses migrasi manusia modern yang berasal dari Afrika tersebut.

(13)

ditemukannya peralatan dari batu (misalnya untuk membelah daging atau untuk berburu) di sekitar fosil mereka menunjukkan bahwa kehidupannya masih sangat primitif. Diduga mereka memakan daging dari binatang yang telah mati (scavenger). Kolonisasi Homo Sapiens yang berasal dari Afrika berhasil, karena mereka punya strategi hidup yang lebih baik disbanding penduduk asli Homo Erectus.

Keberadaan masyarakat awal di kepulauan Indonesia di ketahui dan di dukung oleh beberapa teori dan pendapat yang di kemukakan oleh : Prof .Dr. H. Kern, degan teori imigrasi yang menyatakan bangsa Indonesia berasal dari asia, teorinya di dukung oleh perbandingan bahasa yang di pakai di kepulauan Indonesia, polinesia, Micronesia, berasal dari satu akar bernama Austronesia. Penduduk yang menempati daerah kepulauan Indonesia diperkirakan dari daratan asia. Melalui jejak-jejak sejarah yang berhasil di teliti di ketahui bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah yunan selatan, termasuk pada rumpun melayu. Bangsa melayu langsung menjadi nenek moyang bangsa Indonesia sekarang dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:

a) Bangsa proto melayu ( periode I berlangsung sekitar 1500 SM) Bangsa ini memasuki wilayah indonesia melalui 2 jalur :

1. Jalur barat, melalui semenanjung melayu, terus ke sumatera selanjutnya tersebar ke seluruh Indonesia

2. Jalur timur melalui filiphina terus ke Sulawesi dan selanjutnya tersebar ke seluruh Indonesia

Kebudayaan mereka adalah kebudayaan btu muda (neolitikum) kebudayaan kapak persegi dibawa oleh bangsa proto melayu melalui jalur barat dan kebudayaan kapak lonjong melalui jalan timur keturunan bangsa proto melayu seperti suku dayak, toraja, batak dan papua (irian jaya)

b) Bangsa detro melayu ( perode II berlangsung sekitar 500 SM) Bangsa detro melayu memasuki wilayah Indonesia secara bergelombang mereka memasuki wilayah Indonesia melalui jalan barat yaitu melalui daerah semenanjung melayu terus ke sumatera dan selanjutnya tersebar ke seluruh wilayah Indonesia kebudayaan detro melayu lebih tinggi dari kebudayaan proto melayu benda hasil budayanya telah terbuat dari logam kebudayaan mereka ini sering disebut dengan kebudayaan dong song keturunan bangsa detro melayu seperti : suku bangsa jawa, melayu, bugis dan minang.

c) Bangsa Primitif

(14)

bangsa-bangsa primitif dengan budaya yang sangat sederhana. Mereka di antaranya adalah manusia pleistosin, suku wedoid, dan suku negroid. Manusia Pleistosin; Kehidupan manusia purba ini selalu berpindah tempat dengan kemampuan yang sangat terbatas. Demikian juga dengan kebudayaannnya sehingga corak kehidupan manusia purba ini tidak dapat diikuti lagi, kecuali beberapa aspek saja. Suku Wedoid; Sisa-sisa suku Wedoid hingga kini masih ada dan dapat kita temukan. Mereka hidup meramu dan mengumpulkan makanan dari hasil hutan dan memiliki kebudayaan yang sangat sederhana. Suku Sakai di Siak dan suku Kubu di perbatasan Jambi dan Palembang adalah dua contoh peninggalan Suku Wedoid di masa kini. Suku Negroid; Di Indonesia sudah tidak terdapat lagi sisa-sisa kehidupan suku negroid. Namun, di pedalaman Malaysia dan Philipina, keturunan suku ini rupanya masih ada Suku Semang di Semenanjung Malaysia dan Suku Negrito di Philipina merupakan bukti nyatanya. Nah, itulah artikel tentang asal usul nenek moyang Indonesia yang kami berhasil rangkum dari beberapa sumber.

C. Sejarah Kebudayaan Indonesia 1. Zaman Batu dan Logam

Indonesia adalah bangsa yang besar dengan sejarah kebudayaan yang sangat panjang. Menurut hasil temuan-temuan yang ada kebudayaan Indonesia sudah dimulai dari zaman Zaman batu, kira-kira 1.7 juta tahun yang lalu. Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli prehistoris, zaman batu dibagi menjadi 3, yaitu :

a. Zaman Batu Tua (Paleolitikum)

b. Zaman Batu Pertengahan (Mesolitikum) c. Zaman Batu Muda (Neolitikum)

a. Zaman Batu Tua (Paleolitikum)

Periode zaman ini adalah antara tahun 50.000 SM - 10.000 SM. Pada zaman ini, manusia hidup secara nomaden dalam kumpulan kecil untuk mencari makanan. Mereka memburu binatang, menangkap ikan dan mengambil hasil hutan sebagai makanan. Mereka belum bisa bercocok tanam. Mereka menggunakan batu, kayu dan tulang binatang untuk membuat peralatan memburu. Mereka membuat pakaian dari kulit binatang tangkapan mereka. Selain itu, mereka telah pandai menggunakan api untuk memasak, memanaskan badan dan mengusir binatang.

b. Zaman Batu Pertengahan (Mesolitikum)

(15)

umumnya berlokasi di tepi pantai (kjokkenmoddinger) dan goa-goa (abris sous roche). Kjokkenmoddinger adalah sampah dapur yang berisi siput, kerang dan barang-barang hasil kebudayaan seperti kapak genggam, ditemukan di sepanjang pantai timur Pulau Sumatera. Abris sous roche adalah goa menyerupai ceruk batu karang yang digunakan manusia sebagai tempat tinggal. Ditemukan didaerah Madiun, Besuki, Timor dan Rote.

c. Zaman Batu Muda (Neolitikum)

Zaman batu muda (Neolitikum) benar-benar membawa revolusi dalam kehidupan manusia. Pada zaman ini, mereka telah hidup menetap, membuat rumah, membentuk kelompok masyarakat desa, bertani dan berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sejalan dengan itu revolusi alat-alat penunjang kehidupanpun terjadi.

Setelah masa Neolitikum, kemudian kebudayaan Indonesia berlanjut kemasa zaman logam. Hal ini ditandai dengan dikenalnya tekhnik untuk mengecor / mencairkan logam dari biji besi, dan menuangkan kedalam cetakan-cetakan serta mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka mampu membuat aneka ragam senjata berburu dan berperang serta alat-alat lain yang mereka perlukan.

2. Kebudayaan Hindu dan Budha

Berkat hubungan dagang dengan negara-negara tetangga maupun dengan yang lebih jauh seperti India, Tiongkok, dan wilayah Timur tengah, di Indonesia pun mulai berkembang kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha. Agama Hindu masuk ke Indonesia diperkirakan pada awal tarikh Masehi (sekitar abad ke 2 sampai abad ke 4), dibawa oleh para musafir dari India antara lain: Maha Resi Agastya, yang di Jawa terkenal dengan sebutan Batara Guru atau Dwipayana dan juga para musafir dari Tiongkok yakni musafir Budha Pahyien.

Agama Budha sendiri mulai masuk ke Indonesia pada sekitar abad ke-5. Agama Budha sendiri dikemudian hari berkembang lebih pesat, dikarenakan dalam agama Budha tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masyarakat. Kedua agama tersebut tumbuh dan berkembang secara berdampingan secara damai. Kebudayaan Hindu dan Budha beralkulturasi dengan kebudayaan asli Indonesia yang sebelumnya telah ada. Masa kedua agama tersebut ditandai dengan munculnya banyak kerajaan-kerajaan di Nusantara. Berikut adalah daftar kerajaan-kerajaan Hindu-Budha yang ada di Nusantara :

a. Kerajaan Hindu/Buddha di Kalimantan 1) Kerajaan Kutai

(16)

2) Kerajaan Tarumanegara (358-669) 3) Kerajaan Sunda Galuh (669-1482) 4) Kerajaan Kalingga

5) Kerajaan Mataram Hindu 6) Kerajaan Kadiri (1042 - 1222) 7) Kerajaan Singasari (1222-1292) 8) Kerajaan Majapahit (1292-1527) c. Kerajaan Hindu/Buddha di Sumatra

1) Kerajaan Malayu Dharmasraya 2) Kerajaan Sriwijaya

Baik penganut agama Budha dan Hindu sama-sama melahirkan karya-karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan/arsitektur, seni pahat, seni ukir maupun seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan/arsitektur, relief-relief yang dibuat dalam dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun Jawa Timur. Candi-candi yang dimaksud diantaranya : Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan (Jawa Tengah), Badut, Kidal, Jago, Singosari (Jawa Timur). Candi Borobudur sendiri adalah candi terbesar dan termegah di Asia Tenggara.

3. Kebudayaan Islam

Pada abad ke 11, diperkirakan agama Islam telah masuk ke Indonesia, khususnya daerah Jawa dan Sumatra. Hal ini ditandai dengan ditemukannya makam dari seorang wanita islam di kota Gresik. Islam sendiri masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan, di bawa oleh para saudagar-saudagar yang berasal dari Timur Tengah. Karena Islam masuk dengan damai tanpa adanya pemaksaan, Islam pun dengan cepat dapat berkembang di Indonesia.

Bersamaan dengan makin surutnya kejayaan Majapahit di Nusantara pada abad ke-15, muncullah kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara. Kerajaan-kerajaan yang dimaksud adalah Kerajaan-kerajaan Malaka di Semenanjung Malaka, kerajaan Aceh di Ujung Pulau Sumatera, kerajaan Banten di Jawa Barat, kerajaan Demak dipesisir Utara pulau Jawa Tengah. Persebaran Islam di Indonesia, khususnya di jawa sebagian besar dilakukan oleh wali songo. "Walisongo" berarti sembilan orang wali. Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Dradjad, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati. Mereka tidak hidup pada saat yang persis bersamaan. Namun satu sama lain mempunyai keterkaitan erat, bila tidak dalam ikatan darah juga dalam hubungan guru-murid.

(17)

masyarakat pada masanya. Mereka mengenalkan berbagai bentuk peradaban baru: mulai dari kesehatan, bercocok tanam, niaga, kebudayaan dan kesenian, kemasyarakatan hingga pemerintahan.

Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia. Khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat "sembilan wali" ini lebih banyak disebut dibanding yang lain.

Sekarang agama islam telah menjadi agama terbesar di Indonesia, dengan persentase sekitar 90% warga Indonesia memeluk agama Islam. Bahkan Indonesia sekarang adalah negara dengan jumlah pemeluk agama Islam di dunia. Tak dapat dipungkiri lagi bahwa kebudayaan islam adalah pemberi saham yang besar dalam perkembangan kebudayaan dan kepribadian bangsa.

4. Kebudayaan Barat

Dimulai dengan kedatangan bangsa Portugis pada tahun 1512 di Ternate, setelah itu disusul oleh Spanyol dan Belanda. Inilah awal dari masuknya kebudayaan Barat di Indonesia. Portugis dan Belanda yang akhirnya menjajah nusantara juga menyebarkan agama Nasrani di Indonesia, terutama di wilayah-wilayah yang hampir belum tersentuh agama Islam.

Selama sekitar 350 Indonesia dijajah oleh bangsa asing, selama itu pula Indonesia mendapat masukan kebudayaan dari barat. Setelah Indonesia dikuasai mereka, munculnya budaya-budaya barat, contohnya bangunan-bangunan bergaya arsitektur barat, tradisi-tradisi dari barat seperti acara pesta dansa, dan lain-lain.

5. Kebudayaan dan Kepribadian

Sudah menjadi watak dan kepribadian Timur pada umumnya, serta masyarakat Jawa khususnya, bahwa dalam menerima setiap kebudayaan yang datang dari luar, kebudayaan yang dimilikinya tidaklah diabaikan. Hal ini harus kita pertahankan terus untuk memfilter kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Kita harus menjaga kebudayaan kita dengan baik agar kebudayaan kita berkembang makin baik dan kita tidak kehilangan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia.

(18)

1. Pengertian Budaya

Kata budaya diambil dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah yang mempunyai arti bahwa segala sesuatu yang ada hubungannya dengan akal dan budi manusia. Secara harfiah, budaya ialah cara hidup yang dimiliki sekelompok masyarakat yang diwariskan secara turun temurun kepada generasi berikutnya. Adapun perbedaan antara agama, suku, politik, pakaian, lagu, bahasa, bangunan, maupun karya seni itu akan membuat terbentuknya suatu budaya. Contohnya budaya dabali yaitu tari Bali.

Gambar. 8 Tari Bali

Sumber : http://pratamanoval12.blog.com/kebudayaan-bali

Ada beberapa penjelasan budaya lainnya menurut para ahli:

a. Menurut Trenholm dan Jensen, Budaya adalah seperangkat nilai, norma, kepercayaan dan adat-istiadat, aturan dan kode, yang secara sosial mendefinisikan kelompok-kelompok orang, mengikat mereka satu sama lain dan memberi mereka kesadaran bersama.Dalam pandangan Trenholm dan Jensen, pemahaman budaya ini memandu kita untuk mempersepsi dunia, bagaimana kita berpikir mengenai diri kita sendiri dan hubungan kita dengan orang lain, serta bagaimana kita menetapkan dan mencapai tujuan kita, dan bagaimana kita mempertukarkan pesan.

(19)

budaya yang paling dangkal, sementara pahlawan-pahlawan dan ritual-ritual berada di antara lapisan luar dan tercakup dalam praktik-praktik. Unsur unsur budaya ini terlihat oleh pengamat luar, tetapi maknanya tersembunyi dan makna persisnya terdapat dalam penafsiran orang dalam.

c. Edward T Hall mengatakan bahwa Budaya adalah komunikasi dan komunikasi adalah budaya. Begitu kita mulai berbicara mengenai komunikai, tidak dihindakan kita juga berbicara mengenai budaya. Budaya dan komunikasi berinteraksi secara erat dan dinamis. Inti budaya adalah komunikasi, akan tetapi pada gilirannya budaya yang tercipta juga mempengaruhi cara berkomunikasi anggota budaya yang bersangkutan.

d. Menurut KBBI, Budaya berarti sebuah pemikiran, adat istiadat atau akal budi. Secara tata bahasa, arti dari kebudayaan diturunkan dari kata budaya dimana cenderung menunjuk kepada cara berpikir manusia. e. Menurut Koentjaraningrat, Budaya merupakan sebuah sistem gagasan

& rasa, sebuah tindakan serta karya yang dihasilkan oleh manusia didalam kehidupannya yang bermasyarakat, yang dijadikan kepunyaannya dengan belajar.

f. Menurut Alfred G Smith, Budaya adalah kode yang kita pelajari bersama dan untuk itu dibutuhkan komunikasi. komunikasi membutuhkan pengkodean dan simbol-simbol yang harus dipelajari. Godwin C Chu mengatakan bahwa setiap pola budaya dan setiap tindakan melibatkan komunikasi. Untuk dipahami, keduanya harus dipelajari bersama-sama. Budaya tidak akan dapat dipahami tanpa mempelajari komunikasi dan komunikasi hanya dapat dipahami dengan memahami budaya yang mendukungnya.

Jadi dapat di simpulkan bahwa pengertian budaya adalah perkembangan majemuk dari budaya, yang berarti daya dari budi. Jadi budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, rasa, dan karsa.

2. Unsur-unsur Budaya

Budaya terbentuk dari berbagai unsur-unsur yang saling terkait yang dapat berupa ide, artefak, dan aktivitas unsur-unsur kebudayaan secara universal antara lain sebagai berikut:

a. Bahasa

Bahasa merupakan alat pengantar dalam berkomunikasi. Bahasa memiliki perbedaan untuk setiap wilayah di Indonesia. Perbedaan bahasa ditentukan oleh adat istiadat wilayah dan demografi. Contohnya penduduk yang tinggal di wilayah pesisir pegunungan dan perkotaan memiliki perbedaan tutur kata karena pengaruh letak wilayah.

(20)

Pengetahuan sangat berguna untuk melahirkan ide-ide yang baru dan kreatif oleh karena itu budaya tersebut dapat dipertahankan tanpa adanya pengetahuan budaya tersebut tidak akan tercipta apalagi berkembang.

c. Organisasi sosial

Manusia membutuhkan manusia lain dalam hidupnya maka organisasi social muncul untuk memenuhi kebutuhan manusia sebagai makhluk social

d. Peralatan hidup dan teknologi

Manusia mengembangkan peralatan hidup dan teknologi untuk dapat menyiasati lingkungan tempat tinggalnya. Contohnya masyarakat petani dan peladang membuat alat-alat pertanian untuk dapat membantu mereka dalam bercocok tanam

e. Mata pencarian

Manusia memiliki naluri untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya maka manusia berusaha untuk mendapatkan mata pencarian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

f. Sistem realigi

System religi muncul untuk memenuhi kebutuhan manusia akan yang kuasa manusia sadar terdapat zat yang menguasai seluruh bumi dan alam semesta

g. Kesenian

Manusia tidak hanya memerlukankebutuhan fisik tetapi juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka. Oleh karena itu manusia menciptakan kesenian yang dapat dirasa dadn didengar.

3. Ciri-ciri Budaya

Ciri-ciri budaya antara lain :

a. Budaya bukan bawaan, tetapi di pelajari

b. Budaya dapat di sampaikan dari orang ke orang, dari kelompok-kekelompok, dan dari generasi ke generasi

c. Budaya berdasarkan symbol

d. Budaya bersifat dinamis, suatu system yang selalu berubah sepanjang waktu

e. Budaya bersifat selektif, merepresentatifkan pola-pola prilaku manusia yang jumlahnya terbatas

f. Berbagai unsure budaya saling berkaitan

g. Etnosentrik (menganggap budaya sendiri sebagai yang terbaik atau standar untuk menilai budaya lain)

(21)

Kebudayaan dalam bahasa inggris culture, kata culture berasal dari perkataan cultura dari bahsa latin colere yang berarti memelihara, memajukan, dan memuja- muja. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sanskerta yaitu buddhayah bentuk jamak dari buddhi ( budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Geertz menganggap bahwa kebudayaan adalah jaringan- jaringan yang dibangun oleh manusia untuk mencari makna. Jaringan-jaringan tersebut ditenun oleh manusia karena dalam hidupnya manusia penuh ekspresi dan isyarat-isyarat yang harus ditafsirkan maknanya.

Sugiarti mendefinisikan secara sederhana pengertian kebudayaan dan budaya sebagai berikut:

a) Kebudayaan dalam arti luas adalah keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil karyamanusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang diperoleh melalui belajar. Istilah kebudayaan digunakan untuk menunjukan hasil fisik karya manusia, meskipun hasil fisik karya manusia sebenarnya tidak lepas dari pengaruh pola berpikir (gagasan) dan polaa prilaku ( tindakan) manusia. Kebudayaan sebagai suatu system memberikan pengertian bahwa kebudayaan tercipta dari hasil renungan yang mendalam dan hasil kajian yang berulang-ulang tentang sesuatu permasalahan yag dihadapi manusia sehingga diperoleh suatu yang dianggap benar dan baik.

b) Kebudayaan dalam arti sempit dapat disebut dengan istilah budaya atau sering disebut (culture, bahasa inggris) yang mengandung pengertian keseluruhan system gagasan dan tindakan. Pengertian budaya atau culture dimaksudkan untuk menyebut nilai-nilai yang digunakan oleh sekelompok orang dalam berpikir dan bertindak. Seperti halnya dengan kebudayaan, budaya sebagai suatu system juga merupakan hasil kajian yang berulang-ulang tentang suatu permasalahan yang dihadapi manusia.

Setelah mengetahui secara garis besar pengertian budaya berikut ini dijelaskan lebih teperinci arti kebudayaan dari berbagai tokoh:

a) Edward B Taylor, Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang didalamnya terkandung pengetahuan kepercayaan kesenian moral hukum adat istiadat dan kemampuan- kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat

b) M Jacobs dan Bj Stern, Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi social ideology religi dan kesenian serta benda yang kesemuanya merupkan warisan social.

c) Dr K Kupper, Kebudayaan merupakan system gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi kehidupan manusia dalam bersikap dan berperilaku baik secara individu maupun kelompok

(22)

dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat diterima oleh semua masyarakat

e) Ki Hajar Dewantara, Kebudayaan adalah sebuah budi manusia dari hasil perjuangannya terhadap dua pengaruh kuat yaitu zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagian yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai

f) Francis Merill, Kebudayaan adalah pola-pola perilaku yang dihasilakan dalam interaksi social dan semua perilaku ataupun semua produk yang dihasilkanoleh seseorang sebagai anggota masyarakat yang ditemukan melalui interaksi simbolis

g) Robert H Lowie, Kebudayaan merupakan segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat mencakup kepercayaan adat istiadat norma-norma artistic kebiasaan keahlian yang diperoleh bukan dari kreativitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang diperoleh melalui pendidikan formal dan informal.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang dipergunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan serta pengalamannya kemudian menjadi pedoman bagi tingkah lakunya. Kebudayaan merupakan milik bersama anggota masyarakat atau golongan social tertentu yang disebarkan oleh anggota masyarakat dan pewarisnya kepada generasi berikutnya. Penyebaran tersebut dilakukan melalui proses belajar dan dengan menggunakan simbol-simbol yang terwujud dalam bentuk yang terucapkan atau yang tidak terucapkan . Oleh karena itu, setiap anggota masyarkat mempunyai perbedaan pengetahuan mengenai kebudayaannya dengan anggota masyarakat lainnya karena pengalaman dan proses belajar yang berbeda dan lingkungan-lingkungan mereka hadapi pun tidak selamanya sama.

2. Pengaruh Kondisi Geografis terhadap Keragaman Budaya Indonesia Menurut Bandan Informasi Geopasial Indonesia memiliki luas kurang lebih 5.193.250 km2 dengan luas 3.237.810 km2 , dan luas daratan 1.919.440 km2 dengan jumlah pulau sebanyak 13.446 yang telah disertai dengan koordinat Global Positioning System (GPS) yang dilakukan oleh Bandan Informasi Geopasial (BIG) dan dilaporkan ke United Nations Group of Ekspert on Geographical Names (UNGEGN). Satuan geografis yang ada di Indonesia terbagi menjadi 4 yaitu satuan kepulauan sunda besar, terdiri dari Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi, termasuk pulau-pulau sekitarnya.

(23)

menyebabkan daerah-daerah yang dulunya merupakan sebuah kesatuan memiliki beberapa kesamaan. Keragaman budaya suatu wilayah bergantung beberapa faktor geografis. Pada umumnya budaya yang berkembang di suatu wilayah cenderung menunjukkan karakteristik dan pemenuhan kebutuhan masyarakat daerah itu sendiri. Misalnya, di daerah pegunungan yang subur masyarakatnya cenderung bermata pencarian sebagai petani. Mereka harus menyiasati alam dengan membuat sistem pertanian dan alat-alat pertanian. Sistem dan alat tersebut merupakan hasil dari buah piker manusia sehingga dapat dikatakan kedua hal tersebut adalah cerminan budaya setempat.

Gambar. 9 Pengaruh Kondisi Geografis terhadap Keragaman Budaya Indonesia

Sumber : http://www.noval12.blog.com

Kebudayaan daerah di Indonesia sangatlah beragam. Hal ini di pengaruhi oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan batas-batas geografis antara lain sebagai berikut:

a. Letak

Indonesia terdiri atas ribuan pulau yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Keadaan geografis Indonesia yang luas tersebut telah memaksa penduduk untuk menetap di daerah yang terpisah satu sama lain. Keterbatasan teknologi komunikasi pada masa lalu menyebabkan isolasi geografis antara masyarakat yang tersebar di berbagai pulau.

(24)

terisolasi dari suku bangsa lainnya akibatnya, mereka mengembangkan kebudayaan masing-masing yang semakin berbeda dengan kebudayaan asal. Sebagai contoh, kebudayaan Bajo berbeda dengan kebudayaan di Pulau Sumatera berbeda dengan kebudayaan di Pulau Sulawesi dan sebagainya.

b. Posisi strategis

Menurut Koentjaraningrat, budaya lokal Indonesia banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu-Budha, Islam dan Eropa. Hal ini tidak terlepas dari posisi Indonesia yang berada di jalur strategis, yaitu terletak di antara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia dan dua samudra yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia yang menjadi perlintasan hubungan antar bangsa. Banyak bangsa asing yang menjalin hubungan dengan penduduk Indonesia baik untuk kepentingan ekonomi (gold), kekuasaan (glory), dan agama (gospel) kedatangan bangsa-bangsa ini memberikan pengaruh yang besar terhadap kebudayaan.

Sebagai contoh, kebudayaan di Pulau Timor yang dahulu dijajah oleh portugis, berbeda dengan kebudayaan di Maluku yang dahulu di jajah oleh Belanda. Lakar belakang historis penjajahan kedua wilayah yang berbeda tersebut berpengaruh terhadap kebudayaan penduduk setempat.

c. Ekologi

Lingkungan ekologis terbentuk dari struktur tanah, iklim dan topografi memberikan kontribusi bagi kondisi penduduk baik dari segi ekonomi social maupun budaya. Perbedaan ekologis tersebut berpengaruh terhadap kemajemukan budaya lokal di Indonesia. Penduduk mengembangkan budaya sesuai dengan kondisi ekologis wilayah yang ditempatinya. Sebagai contoh terdapat perbedaan bahasa dan adat istiadat antara suku Gayo-Alas daerah pegunungan Gayo-Alas dengan penduduk suku Aceh yang tinggal di pesisir pantai.

3. Sebaran Keragaman Budaya Indonesia

Indonesia sebagai Negara kepulauan memiliki wilayah yang luas terbentang dari Sabang sampai Merauke ada 17504 pulau yang tersebar di seluruh Kedaulatan Republik Indonesia yang terdiri atas 8651 pulau yang bernama dan 8853 pulau yang belum bernama (Situmorang, 2006) disamping kekayaan alam dengan keragaman hayati dan nabati Indonesia dikenal dengan keberagaman budayanya ada puluhan etnis yang memiliki budaya masing-masing yaitu sebagai berikut:

(25)

b. Pulau Jawa : Sunda, Badui ( masyarakat tradisional yang mengisolasi diri dari dunia luar Provinsi Banten) Jawa, Madura dan Bali.

c. Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur : Sasak, Mangarai, Sumbawa, Flores, dan sebagainya.

d. Kalimantan : Dayak, Melayu, Banjar

e. Sulawesi : Bugis, Makassar, Toraja, Gorontalo, Minahasa, Manado f. Maluku : Ambon, Ternate

g. Papua : Dani, Asmat

Ada sekitar 726 bahasa daerah yang tersebar diseluruh Nusantara (Sugono, 2005) mulai dari penutur yang hanya berjumlah belasan orang, seperti bahasa papua, sampai dengan penutur yang berjumlah puluhan juta orang seperti bahsa jawa dan sunda. Suku bangsa merupakan sekumpulan masyarakat yang memiliki kebiasaan dan budaya yang sama. Bangsa Indonesia terdiri lebih dari 300 suku bangsa. Sebagai contoh suku di Indonesia antara lain Suku Jawa, Suku Sunda, Suku Tengger, Suku Aceh, Suku Batak, Suku Asmat, Suku Dayak, Suku Bali, Suku Sasak dan lain sebagainya. Dari semua suku tersebut ada yang belum banyak mendapat pengaruh budaya lain mereka sering dikenal sebagai suku terasing.Budaya dan kebudayaan adalah semua hasil olah cipta, rasa, dan karsa manusia. Budaya ada yang berbentuk fisik dan ada yang berbentuk non fisik. Budaya yang berbentuk fisik contohnya pakaian, rumah adat dan alat musik. Ada pula budaya yang berbentuk non fisik contohnya kepercayaan, bahasa, adat istiadat atau tradisi dan pengetahuan.

Bentuk-bentuk budaya yang biasa terdapat di tiap suku bangsa antara lain sebagai berikut:

1) Bahasa

Gambar. 10 Peta Persebaran Bahasa Daerah di Indonesia

Sumber: http://saripedia.files.wordpress.com/2010/10/01-idni_eth.jpg

(26)

digunakan dalam bahsa pergaulan sehari-hari di suatu daerah tertentu. Di Indonesia terdapat sekitar 665 bahasa daerah contohnya bahasa daerah adalah bahsa bali, bahasa Madura, bahsa batak, bahasa jawa, dan bahasa bugis. Agar dapat saling berkomunikasi antar suku bangsa, Indonesia memiliki bahasa nasional yakni bahsa Indonesia.bahasa nasional berfungsi sebagai alat pemersatu bangsa.

2) System kemasyarakatan

Sistem kemasyarakatan meliputi kelompok atau organisasi, hubungan kekerabatan, peraturan-peraturan dan hukum

3) Kelompok atau organisasi

Pada dasarnya manusia selalu membutuhkan dan tidak dapat hidup sendiri. Oleh sebab itu di tiap suku atau daerah biasanya terdapat kelompok-kelompok atau organisasi. Suatu kelompok di pimpin oleh seseorang yang di hormati dan disegani. Pemimpin ini disebut kepala adat atau kepala suku. Kepala adatlah yang biasanya memimpin upacara-upacara adat.

4) Hubungan kekerabatan

Masyarakat di daerah-daerah biasanya juga memiliki hubungan kekerabatan tertentu yang terkadang berbeda satu sama lain. Misalnya di daerah Minangkabau hubungan kekerabatan didasarkan pada garis ibu yang di sebut Matrilineal. Sedangkan di Jawa hubungan kekerabatan di dasari pada garis ayah yang disebut Patrilineal.

5) Peraturan dan hukum

Di tiap suku bangsa biasanya terdapat peraturan atau hukum. Peraturan ini ada yang tertulis ada yang tidak tertulis. Peraturan ini sering disebut sebagai hukum adat. Di daerah tertentu hukum adat masih sangat ditaati oleh masyarakat. Misalnya di masyarakat Kampung Naga, Jawa Barat terdapat peraturan setiap ada penduduk yang lahir harus disertai dengan adanya orang yang keluar dari desa. Peraturan ini membuat jumlah penduduk di desa ini selalu tetap.

6) Rumah adat

Di setiap daerah atau suku bangsa biasanya memiliki rumah adat yang khas. Manun seiring dengan perkembangan zaman, rumah-rumah adat ini biasanya sulit kita temukan di daerah perkotaan. Kita dapat melihat seluruh rumah adat yang ada di Indonesia di taman mini indnesia indah, Jakarta contoh rumah adat adalah Rumah Joglo di Jawa Tengah, Rumah Gadang di Sumatera Barat dan Rumah Tongkonan di Sulawesi Selatan.

7) Upacara adat

(27)

Kasodo (Suku Tengger, Jawa Timur), upacara Lompat Batu (Suku Nias) upacara Grebeg Suro (Jawa Tengah) dan sebagainya. saat ini banyak masyarakat yang tidak melakukan upacara adat. Hal ini antara lain disebabkan oleh semakin berkembangnya pemikiran, agama, dan kepercayaan.

8) Pakaian adat

Hampir suatu daerah di Indonesia mempunyai pakaian adat sendiri. Warna dan rancangan pakaiannya sangat indah. Pakaian khas tersebut selain indah juga mempunyai arti tertentu. Untuk saat ini pakaian adat banyak yang tidak di pergunakan dalam kehidupan sehari-hari Biasanya pakaian adat digunakan saat upacara adat, upacara perkawinan dan saat memperagakan tarian atau pertunjukan daerah. Berikut ini merupakan beberapa contoh pakaian adat.

Suku bangsa dan etnis adakalanya menempati daerah atau wilayah dalam sebuah provinsi dan adakalanya menempati lintas provinsi. Etnis jawa misalnya menempati tiga provinsi yaitu Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Di setiap daerah itu terdapat pula subetnis dengan subbudaya yang berbeda pula misalnya Solo, Yogyakarta sampai ke Banyuwangi , Jawa Timur. Orang Solo di Daerah Istimewa Yogyakarta sering dikatakan sebagai masyarakat yang memiliki budaya yang halus tutur sapa yang lembut dan budi bahasa yang satun.

F. Kearifan Lokal dalam Budaya Nasional Indonesia 1. Pengertian Kearifan Lokal

Kearifan lokal (local wisdom) adalah tata nilai atau perilaku hidup masyarakat lokal dalam berintekrasi dengan lingkungan tempatnya hidup secara arif. Berbagai pandangan banyak menjelaskan mengenai kearifan lokal, akan tetapi pada dasarnya kearifan lokal mengacu pada nilai-nilai dalam masyarakat dan keseimbangan alam.

Gambar. 11 Pemberdayaan Petani Berbasis Kearifan Lokal

(28)

Berikut beberapa pengertian mengenai kearifan lokal yaitu :

a. Keraf menegaskan bahwa kearifan lokal adalah semua bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas ekologis.

b. Francis Wahono menjelaskan bahwa kearifan local adalah kepandaian dan strategi-strategi pengelolaan alam semesta dalam menjaga keseimbangan ekologis yang sudah berabad-abad teruji oleh berbagai bencana dan kendala serta keteledoran manusia.

c. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 memberikan pengertian mengenai kearifan local, yaitu nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari.

Kearifan lokal berasal dari kearifan nenek moyang yang menyatu dalam kehidupan manusia yang diturunkan dari generasi kegenerasi.kearifan local tergambar dari religi, budaya, dan adat istiadat. Masyarakat melakukan adaptasi terhadap lingkungan tempat tinggalnya dengan mengembangkan suatu kearifan dalam wujud pengetahuan atau ide, nilai budaya, serta peralatan, yang dipadukan dengan nilai dan norma adat dalam aktivitas mengelola lingkungan untuk mencukupi kebutuhan hidup.Kearifan lokal dibangun sebagai pedoman, penggendalian, aturan dan rambu-rambu untuk berprilaku hubungannya dengan antarmanusia maupun dengan alam.

Fungsi kearifan lokal adalah sebagai berikut :

a. Sebagai bentu konservasi dan pelestarian terhadap sumber daya alam. b. Untuk mengembangkan sumber daya manusia.

c. Pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan. d. Bermakna sosial, sebagai penguat solidaritas masyarakat.

Nilai-nilai dalam kearifan lokal menjadi modal utama dalam membangun masyarakat tanpa merusak tatanan sosial dengan lingkungan alam.

2. Bentuk Kearifan Lokal dalam Budaya Nasional

(29)

Bentuk-bentuk kearifan lokal dalam masyarakat dapat berupa nilai, norma, kepercayaan, dan aturan-aturan khusus. Beberapa bentuk kearifan local yang berperan dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungannya dalam kebudayaan masyarakat adalah sebagai berikut :

a. Kearifan lokal dalam bidang pertanian

Gambar . 12 Kearifan Lokal dalam Bidang Pertanian

Sumber : https://ediz11.wordpress.com/2011/11/19/ ilmu-sosial-dasar-bab-vii/

1) Subak di Bali

Subak adalah suatu organisasi masyarakat adat yang mengelola irigasi untuk sistem pertanian. Subak memiliki karakteristik sosio-agraris-religius yang berrlandaskan filosofi Tri Hita Karana. Tri Hita Karana adalah ajaran Hindu Bali yang menekankan pada keseimbangan dan keharmonisan antar manusia, alam, dan Tuhan sebagai pencipta alam semesta. System pengairan ramah lingkungan di wilayh lain terdapat di Jawa Tengah yang di kenal dengan Dharma Tirta, di Jawa Barat disebut Mitracai, dan di Sulawesi Tengah disebut Tolai.

2) Pranoto Mongso di Jawa

Pranoto Mongso (penentuan musim) merupakan watu musim yang digunakan oleh para petani sebagai patokan untuk mengolah pertanian. Pranoto Mongso mengikuti tanda-tanda alam dalam mongso atau musim dalam bercocok tanam.petani akan memulai pertanian dengan menggunakan hitungan kalender Jawa, dan melihat tanda-tanda alam. Oleh karena itu, tanah tidak jenuh dan member waktu kepada tanah untuk mengumpulkan unsur hara. Melalui perhitungan pranoto mongso, alam dapat menjaga keseimbangannya.

3) Nyabuk gunung di Jawa

(30)

planting). System pertanian ini dilakukakan dilahan pertanian atau perkebunan di lereng-lereng pegunungan. Wilayah yang memerlikan sistem nyabuk gunung contohnya adalah petani dilereng Gunung Sindoro dan Sumbing. Di Jawa Barat terdapat system pertanian serupa yang disebut ngais gunung, sedangkan di Bali disebut sengkedan.

4) Masyarakat Undau Mau di Kalimantan Barat

Kearifan local pada masyarakat Undau Mau tercermin dalam penataan ruang permukiman, klasifikasi hutan dan pemanfaatannya. Aturan adat pada masyarakat Undau Mau mengharuskan kegiatan membuka hutan (rimbo) harus seizing ketua adat. Keberadaan hutan bagi mereka adalah penopang kehidupan. Dalam mengolah lahan pertanian, masyarakat mengenal system bera. System ini ramah lingkungan karena lahan pertanian yang telah terpakai dibiarkan hingga mencapai kurang lebih 7-10 tahun. Hal ini bertujuan agar tanah menjadi subur kembali.

b. Kearifan Lokal dalam Falsafah

1) Kearifan Suku Mentawai

Suku mentawai hidup selaras dengan alam. Mereka percaya bahwa hasil alam adalah milik bersama, yang harus dijaga kelestariannya. Sebelum pembukaan ladang, suku mentawai melakukan upacara-upacara untuk meminta izin kepada roh-roh penjaga hutan. Dalam kegiatan perladangan, tidak dikenal system tebas bakar karena mereka percaya akan menimbulkan kemarahan roh penjaga hutan.

2) Falsafah hidup suku Baduy di Banten

Kearifan lokal suku Baduy terlihat pada pandangan hidup yang selaras dengan alam. Penghormatan pada alam tercermin dalam perilaku dan falsafah hidup. Suku baduy tidak mengeksploitasi alam, mereka menggunakan seperlunya. Pembagian wilayah dalam pemanfaatan air sungai memperhatikan system daya pulih air. Area untuk mandi, mencuci, buang air, dan konsumsi dibagi ke dalam tempat yang berbeda. Oleh karena itu masyarakat memperoleh air yang berkualitas. Permukiman suku Baduy juga mengikuti kontur tanah, mereka tidak mengubah, atau menggali tanah untuk pembangunan rumah.

(31)

Sumber : http://tercreative.blogspot.co.id/2014/12/ kearifan-lokal-suku-baduy-terhadap-alam.html

c. Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam

1) Konservasi laut Orang Bajo di Togean

Orang Bajo merupakan pelaut yang tangguh. Laut merupakan bagian dari hidup mereka. Orang Bajo telah mengenal konsep pemanfaatan tanah, air tawar, laut, dalam batas atau kadar sesuai kebutuhan. Mereka mempunyai kenyakinan bahwa penguasa laut memberikan hasil laut yang melimpah kepada mereka. Sebagai timbale balik, setelah mereka menangkap ikan, setidaknya dua ekor ikan dilepas kembali sebagai bentuk terima kasih kapada laut.

2) Kepercayaan terhadap alam di Papua

Di Papua terdapat kepercayaan te aro neweak lako (alam adalah aku), dimana tanah adalah sebagian hidup manusia. Seperti pandangan mereka terhadap Gunung Erstberg dan Grasberg yang dipercaya sebagai kepala mama (ibu). Pengambilan hasil alam dan pemanfaatannya harus dilakukan secara hati-hati.

3) Tradisi Tana’ Ulen suku Dayak Keyah di Kalimantan Timur

Konsep konservasi lingkungan telah dikenal lama oleh masyarakat Dayak yang disebut dengan Tana’ Ulen. Dalam wilayah Tana’ Ulen, penduduk dilarang menebang pohon, membakar hutan, membuat ladang, dan melakukan aktivitas-aktivitas lain yang menimbulkan kerusakan hutan.hasil hutan yang dapat diambil diantaranya rotan, kayu manis, buah-buahan, ikan dan binatang.pengambilan hasil hutan Tana’ Ulen hanya dimanfaatkan pada waktu-waktu tertentu saja, dan diperuntukan bagi kepentingan umum. Pengambilan hasil hutan untuk kepentingan pribadi sanagt dibatasi.

(32)

1) Pasang ri kajang pesan leluhur masyarakat adat Kajang Tana Toa, Kabupaten Bulikumba.

Masyarakat adat Tana Toa memiliki pesan leluhut (teks lisan) yang berisi 120 pasal, dan 19 pasal. Di antaranya berisi system pengelolaan lingkungan.salah satu pasal dari pesan tersebut berbunyi “Anjo boronga anre nakkulle nipanraki. Punna nipanraki boronga, nupanraki kalennu” (Hutan tidak boleh di rusak. Jika engkau merusaknya, sama halnya merusak dirimu sendiri). Terdapat juga pasal lain yang berbunyi “Anjo natahang ri boronga karana pasang. Rettopi tanayya rettoi ada” (Hutan bisa lestari karena dijaga oleh adat. Jika bumi hancur, maka hancur pula adat).

2) Semong dalam cerita rakyat Aceh

Semong atau smong merupakan sebuah seni bahasa yang dimiliki oleh masyarakat Aceh. Semong menjadi semacam mitigasi bencana yang menyerukan kepada penduduk untuk lari kebukut ketika terjadi gempa.

[image:32.595.192.432.440.577.2]

Berikut contoh kearifan lokal budaya pulau Jawa.

Gambar. 14 Kearifan Lokal Budaya Pulau Jawa

Sumber : https://rraaggiill.wordpress.com/2013/04/27/ kearifan-budaya-lokal-pulau-jawa-wayang

e. Kearifan lokal dalam sastra Melayu

Suku Melayu terkenal dengan seni sastranya. Lewat seni sastra suku Melayu menggambarkan kearifan lokal yang wajib dijunjung tinggi. Seperti petikan seni sastra berikut:

(33)

Tebasnya tidak menghabiskan Tebangnya tidak memusnahkan Bakarnya tidak membinasakan

f. Kearifan lokal dalam mitos masyarakat

1) Hutan larangan di Kampung Naga, Jawa Barat

Leuweung larangan atau hutan larangan merupakan kawasan hutan yang berada disekitar Kampung Naga. Masyarakat Kampung Naga memiliki aturan untuk tidak memasuki hutan larangan, bagi yang memasukinya akan celaka. Aturan ini sebenarnya merupakan bentuk kearifan untuk melindungi kelestarian alam. Masyarakat Kampung Naga hidup selaras dengan alam, tidak mengubah keadaan alam. Hutan menjadi penyokong ketersediaan mata air untuk kehidupan masyarakat Kampung Naga.

2) Lubuk Larangan, Sumatera Barat

[image:33.595.185.434.481.633.2]

Lubuk Larangan merupakan kearifan local masyarakat Sumatera Barat dalam melestarikan wilayah sungai dan danau atau waduk.penduduk dilarang mengambil ikan pada waktu-waktu tertentu. Pengambilan ikan diwajibkan menggunakan alat yang ramah lingkungan. Keberadaan lubuk larangan merupakan bentuk pelestarian lingkungan pelestarian sungai dan ekosistem di dalamnya.

Gambar. 15 Lubuk Larangan, Sumatera Barat

Sumber : https://ucuf.wordpress.com/2011/06/15

3) Mitos terhadap pohon-pohon dan hewan keramat

(34)

dan penyedia oksigen. Mitos terhadap hewan yang dianggap keramat juga turut menyumbang pelestarian hewan dari kepunahan. Hewan yang dianggap keramat contohnya ular, kucing, burung gagak, burung hantu, buaya, burung enggang, dan hewan lainnya. Dengan adanya mitos tersebut kelangsungan hidup hewan tersebut lebih terjamin. Hal ini mengingat bahwa satwa merupakan bagian jarinagan ekosistem yang memainkan perannya dalam keseimbangan ekosistem.

g. Kearifan lokal dalam seni aksitektur rumah adat

Konsep kearifan lokal juga terdapat dalam seni aksitektur rumah adat suku-suku Indonesia. Biasanya rumah adat dibangun dengan menyelaraskan alam sekitarnya. Bentuk rumah adat di daerah pesisir tentu berbeda dengan rumah adat di pegunungan. Sebagai contoh rumah adat bali, dengan kearifan lokalnya terbukti ramah lingkungan, memperhatikan konsep Tri Hita Karana, Tri Mandala, Asta Bumi, dan Asta Kosala Kosali. Kearifan lokal dalam seni arsitektur rumah adat tidak hanya pada bentuk rumah saja, tetapi juga dari ukiran, penggunaan bahan bangunan ramah lingkungan, posisi, dan tata letak. Seperti halnya pada rumah adat suku Batak selalu menggambarkan cicak didinding rumah mereka. Orang Batak memiliki falsafah hidup hendaknya dapat meniru cicak, binatang yang dapat hidup di rumah mana saja. Artinya orang Batak dapat beradaptasi dengan lingkungannya seperti hidup cicak. Ornament dan dekorasi dari rumah adat Batak dibuat dengan berbagai bentuk yang memiliki makna dan lambing tertentu. Secara umum ornamennya menggambarkan jati diri, kebersatuan keluarga dan permohonan keselamatan. Selain berbagai contoh di atas masih banyak lagi kearifan likal yang terdapat di Indonesia.

Gambar.16 Rumah Adat Toraja Gambar.17 Rumah Adat Saomario

Sumber : http://dshadows-architecture.blogspot.co.id/ 2011_09_25_archive.html

(35)

Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kekayaan keanekaragaman hayati. Bahkan, keanekaragaman hayati Indonesia menempati posisi kedua terbesar di dunia. Akan tetapi, kerusakan lingkungan menjadi isu utama yang menerpa di berbagai wilayah Indonesia. Berbagai bencana akibat kerusakan lingkungan banyak terjadi dan menjadi bukti kesalahan manusia dalam menggelola sumber daya alam, seperti banjir, tanah longsor, hutan gundul, kebakaran hutan, dan abrasi pantai.

Akhir-akhir ini eksitensi kearifan lokal dirasa semakin memudar dalam kelompok masyarakat. Apalagi ditempa dengan interaksi dan budaya luar tanpa disaring nilai-nilai positifnya. Kesalahan pengelolaan sumber daya alam memeng bukan masalah baru, namun sampai sekarang belum ada solusi untuk menyelesaikannya. Pengelolaan sumber daya alam yang arif dengan teknologi tinggi juga belum tentu menjamin kelestarian alam. Kearifan lokal merupakan suatu alternative untuk menyelesaikannya. Maka kearifan local sangat penting untuk dikaji dan dilestarikan keberadaannya. Selain itu, kearifan local penting untuk menjaga nilai-nilai budaya dan kelestarian lingkungan alam.

G. Interkasi Global dan Pengaruhnya terhadap Budaya Nasional 1. Pengertian globalisasi

Globalisasi berasal dari bahasa inggris yaitu globalization kata “global” berarti mendunia sedangkan “lization” berarti proses sehingga globalisasi menurut bahasa adalah suatu proses masuknya Negara ke dalam pergaulan dunia. Globalisasi membuat suatu Negara semakin kecil atau sempit dikarenakan kemudahan dalam berinteraksi antara Negara baik itu dalam perdagangan, teknologi, pertukaran informasi dan gaya hidup maupun dengan bentuk-bentuk interaksi lainnya. Globalisasi adalah intensifikasi hubungan social secara mendunia sehingga menghubungkan antara kejadian yang terjadi dilokasi yang satu dengan yang lainnya serta menyebabkan terjadinya perubahan pada keduanya.

(36)

Manfaat dengan adanya globalisasi yaitu sebagai berikut:

1. Membuka wawasan yang lebih luas mendunia sehingga memiliki pola piker yang terbuka dengan perubahan

2. Menyebarkan teknologi yang sangat bermanfaat dalam kehidupan manusia

3. Membuka diri terhadap nilai-nilai modern seperti disiplin dan etos kerja yang tinggi

4. Membuka lapangan pekerjaan sehingga dapt meningkatkan kesejahteraan

5. Menyadarkan akan pentingnya identitas nasional setiap Negara

2. Saluran Globalisasi

Saluran – saluran globalisasi, antara lain sebagai berikut :

1) Komunikasi dan transportasi

[image:36.595.193.428.472.625.2]

Komunikasi di era globalisasi menggunakan teknologi satelit sehingga mempermudah setiap orang berhubungan dengan orang lain di berbagai tempat tanpa dibatasi oleh ruang.

Gambar. 18 Komunikasi dan Transportasi

Sumber : http://megatrustlink.com/transportasi-dan-komunikasi.php

2) Perdagangan International

(37)
[image:37.595.196.428.163.323.2]

barang dengan mudah dan melakukan proses transaksi dengan cepat melalui internet, telepon, atau teknologi komunikasi lainnya.

Gambar 19 Perdagangan International

Sumber : http://bangkusekolah.com/2015/06/20/ perdagangan-internasional

3) Pariwisata international

[image:37.595.192.427.431.591.2]

Sektor pariwisata merupakan lahan potensial untuk mendatangkan devisa negara. Pariwisata telah memberikan kemudahan bagi semua orang untuk pergi kemana pun dan tanpa harus dibatasi letak geografis.

Gambar. 20 Pulau Bali Pariwisata international

Sumber : sebagai-tujuan-wisata-internasional

4) Migrasi international

Migrasi international merupakan migrasi yang melewati batas politik dan budaya antarnegara. Penduduk yang melalukan migrasi international biasanya masih lekat dekat dengan kebudayaan yang dibawanya.

(38)

Sumber : http://rizkiapriliad.blogspot.co.id/2015/09/ migrasi-dan-kebudayaan_27.html

5) Kerjasama antarnegara

[image:38.595.190.436.109.259.2]

Setiap negara memerlukan kerjasama dengan negara lain untuk mencukupi kebutuhan. Kerjasama antar negara bisa bersifat bilateral atau multilateral, kerjasama antarnegara biasnya meliputi bidang sosial, ekonomi, budaya, pendidikan, pariwisata, olahraga, dan sebagainya.

Gambar. 22 Kerjasama antarnegara

Sumber : https://wordpress.com.

6) Media massa

Saluran utama globalisasi adalah media massa. Dengan adanya media massa, masyarakat dapat mengakses informasi dari berbagai belahan dunia.

[image:38.595.202.426.398.558.2]
(39)

Sumber : https://modaldengkoel.wordpress.com/2012/10/19/ media-massa-alat-pemersatu-bangsa

3. Dampak globalisasi

[image:39.595.192.428.109.236.2]

Terjadi dan berlangsungnya globalisasi ada dampak yang ditimbulkan dari era globalisasi dampak globalisasi terbagi dua yaitu dampak positif dan negative globalisasi. Dampak positif dan negativ globalisasi adalah sebagai berikut :

Tabel. 1 Dampak Positif dan Negative Globalisasi

Dampak Positif Dampak Negatif

Akses komunikasi dan informasi

semakin mudah Interaksi masyarakat semakinberkurang karena interaksi lebih banyak dilakukan melalui teknologi

Kemajuan transportasi

menyebabkan mobilitas tinggi a. Populasi udara dan lingkunganb. Penggunaan bahan bakar yang semakin bertambah c. Meningkatnya angka

kemacetan

Mudah mendapatkan barang

komoditas dari berbagai negara a. Timbulnyadengan pola konsumtifmasnyarakat b. Ancaman terhadap industri

lokal

(40)

Kualitas SDM semakin meningkat. Masyarakat semakin gencar meningkatkan kualitas SDM sebagai antisipasi persaingan global

a. Persaingan dunia kerja menjadi semakin ketat

b. Spesialisasi dalam berbagai bidang pekerjaan

Sikap toleransi semakin

berkembang a. Sikap invisualistikb. Kepekaan sosial semakin memudar

Pengelolaan SDA dengan teknologi canggih

a. Eksploitasi SDA secara berlebihan

b. Banyak kerusakan lingkungan alam

Berkembangnya demokrasi a. Ideologi asing mudah masuk sehingga mengubah tata nilai dalam masyarakat

b. Adopsi budaya yang belum tentu sesuai dengan kepribadian bangsa

Sumber : https:/wordpress.com/

Globalisasi yang terus menurus tanpa adanya seleksi akan menimbulkan dampak seperti pudarnya identitas budaya bangsa. Kita sabagai generasi muda harus peduli dan tetap melestarikan budaya bangsa agar pengaruh negative dari globalisasi dapat berkurang sebab keanekaragaman budaya dan identitas nasional merupakan landasan dan pegangan dalam menghadapi globalisasi.

Menurut Dominique Wolton dalam Nimrot (2007) Indonesia memiliki keunggulan budaya dalam interaksi global yaitu sebagai berikut :

1. Memiliki identitas nasional berupa bahasa Indonesia dan semboyan Bhineka Tunggal Ika sehingga dapat mempersatukan suku bangsa yang beranekaraga

2. Indonesia memiliki beragam suku bangsa sehingga menjadi modal dalam pelestarian dan pengembangan budaya nasional

3. Indonesia memiliki sejarah yang meninggalkan banyak warisan budaya

4. Pengaruh Globalisasi terhadap Budaya Nasional

(41)

paham masuk ke Indonesia, baik itu paham positif yang berguna untuk kemajuan bangsa maupun paham negatif.

Paham-paham tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Individualisme yaitu suatu paham yang mementingkan kepentingan diri sendiri

b. Materilisme yaitu suatu paham yang selalu mengutamakan segala sesuatu berdasarkan materi

c. Sekuralisme yaitu suatu paham yang selalu mencerminkan kehidupan keduniawian

d. Hedonisme yaitu suatu paham yang melihat bahwa kesenangan atau kenikmatan menjadi tujuan hidup dan tindakan manusia.

Globalisasi dewasa ini merambah hampir di semua bidang kehidupan. Tidak semua masyarakat menerima globalisasi dengan tangan terbuka. Masyarakat akan memberikan reaksi yang berbeda beda berdasarkan tingkat kehidupan, usia, pendidikan, pekerjaan dan jenis kelamin.

a. Kesenjangan budaya (cultural lag)

Cultural lag adalah suatu kondisi dimana terjadi kesenjangan antara berbagai bagian dalam kebudayaan. Dapat dikatakan cultural lag merupakan suatu ketertinggalan kebudayaan. Cultural lag terjadi ketika unsur-unsur budaya yang masuk kemasyarakat berkembang secara tidak bersamaan. Dimana unsur saty berkembang, tetapi unsur yang lain ketinggalan.

b. Gegar Budaya (cultural shock)

Cultural Shock merupakan istilah psikologis untuk menggambarkan keadaan dan perasaan seseorang menghadapi kondisi lingkungan sosial dan budaya yang berbeda. Isitilah ini mengandung pengertian, adanya rasa cemas, hilangnya arah, perasaan tidak tahu apa yang harus dilakukan atau tidak tahu bagaimana melakukan sesuatu.

H. Budaya Tradisional sebagai Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif

(42)
[image:42.595.201.426.144.294.2]

1. Musik

Gambar. 24 Musik

Sumber : https://gjb3112bogie.wordpress.com/ musik-tradisional

Ekonomi kreatif dibidang music merupakan kreatifitas yang berkaitan dengan perpaduan irama. Budaya daerah yang mengelola music sebagai ekonomi kreatif antara lain alat music angklung di Bandung Jawa Barat.

2. Seni Pertunjukan

Gambar. 25 Seni Pertunjukan

Sumber : http://www.kompasiana.com/didik_djunaedi/ pertunjukan-seni-tradisional-dimana-kebaradaannya

[image:42.595.221.436.512.650.2]
(43)

nasional maupun internasional sehingga menjadi ekoonomi kreatif antara lain Tari Saman, Tari Bali dan Sentratari Ramayana.

[image:43.595.224.442.194.336.2]

3. Film, Video, Fotografi

Gambar. 26 Film, Video, Fotografi

Sumber : http://www.kapanlagi.com/foto/berita-foto/ indonesia/foto-adegan-sokola-rimba.html

Merupakan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi produksi film, video, dan jasa fotografi. Film Indonesia yang mengangkat kebudayaan daerah antara lain film berjudul Sokola Rimba yang mengangkat kearifan lokal masyarakat Suku Anak Dalam di Sumatera dan film yang berjudul Denias Senandung di Atas Awan yang mengangkat kehidupan masyarakat Suku Dani di Pedalaman Papua. Budaya daerah seperti kesenian dan benda- benda

Gambar

Gambar. 2 Pithecanthropus ( manusia kera)
Gambar . 3 Homo Sapiens ( manusia)
Gambar. 4 Peta Migrasi Manusia dari Sungai Mekong
Gambar . 5 Peta Nusantara
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengelolaan sumberdaya alam masyarakat lokal tepi Danau Toba dilakukan secara tradisional dan kearifan lokal berjalan dengan baik disebabkan adanya peran tokoh adat, tokoh

Pendekatan ini mengkaji konsep empiris mengenai realita peran dari hukum adat khususnya kearifan lokal masyarakat adat dayak ngaju dalam penanggulangan illegal

Masyarakat suku asli memiliki kearifan lokal di dalam pengelolaan sumber daya alamnya seperti perlindungan tempat sakral, melestarikan berbagai adat istiadat

Oleh sebab itu lah rumah adat karo merupakan sebuah kearifan lokal masyarakat Karo dimana dalam proses pendirian rumah adat tersebut dikenal dengan semangat

saat ini, kearifan lingkungan merupakan perilaku positif manusia dalam berhubungan dengan alam dan lingkungan sekitarnya yang dapat bersumber dari nilai-nilai agama, adat

Masyarakat suku asli memiliki kearifan lokal di dalam pengelolaan sumber daya alamnya seperti perlindungan tempat sakral, melestarikan berbagai adat istiadat

perbantuan prabencana alam di wilayah Nganjuk dan sekitarnya yaitu dengan meningkatkan ketahanan masyarakat akan resiko bencana, menjadikan kearifan lokal sebagai pilar

Hasil kajian menunjukan bahwa, konsep KKPD hampir mirip dengan konsep pengelolaan berbasis hukum adat laot di Aceh, dimana dalam kearifan lokal adat laut juga