KOORDINASI
PENYELENGGARAAN TUGAS
PEMBANTUAN
DI
KABUPATEN BANGKA
Ayi
Karyanafurusan
Ilmu
Admisnistrasi Universitas TerbukaEmail: ayi@ut.ac.id
ABSTRACT
The study aims to descibe and analyze: (7) coordinate the implementation of co-administration in
Bangka Regency; and (2) obtain a picture of the coordination function implemented in co-operntion in
the Regency of Bangka. The method used
in
this research is descriptiae analysis on the basis of an interpretioe approach. The results showed,in
co-coordinnting the implementation of Bangkn regency between the Local GouernmentUnit (SWD)
as the executot of the affah's of Co-administration (TP) and that the coordination of deoelopment planning, and funders (Propincial and Central) are not well coordinaled.ln
the sense of coordination isstill
weak,it
does not function according to the procedure that should be. Lack of coordination can leail to programs and actiaities of TP can notfully
achieae the goals, and objectiaes arc clear,in
addition to the cost requirements, facilities and inf'rnstructure, re-source requirements neededto
ensure the successof
the TP has not been properly armlyzed and measured in accordance with local capabilities,Key,wor ds : Coor dination, Co or dination function, Co- adminis tr atio n.
ABSTRAK
Penelitian
ini
bertujuanuntuk
mendeskripsikandan
menganalisis:(1)
koodinasi
Pelalcsanaan Pembantuan(TP)
di Kabupaten
Bangka,dan
(2)
memperoleh gambaranfungsi
koordinasi dilaksanakan ilalam kerjasamadi
Knbupaten Bangka. Metode yang digunakan dalam penelitianini
adalah analisis dcslcriptif berdasarkan pendekatan interpretatif.Hasil
penelitian mmunjul<kan pelaksanaan TPdi
Kabupaten Bangkaanlan Unit
Pemerhftah Daerah(SWD)
sebagai pelalaana urusan TP dan penyandang dana (Proainsi dan Pusat) adalah tidak terkoorrlinasi dengan baik. Dalamarti
koordinasi masih lemah, tidak berfungsi sesuai dengan prosedur yang seharusnya. Kurangnya koordinasi dapat menyebabkafl prcgram dan kegiatan TP tidak ilapat sepenuhnya mencapai tujuan yang jelas. Persyardtan biaya, sarana dan prasaruna, sumber daya untuk keberhasilan TP belum dianalisis dan diukur sesuai dengan kemampuan lokal.Kata Kunci: Koordinasi, Fungsi koordinasi, Tugas pembantuani.
PENDAHULUAN
Penyelenggaraan asas Tugas Pembantuan (TP) merupakan
cetminan
dari
sistern danprosedur
penugasanpemerintah
kepada daerahdan
atau
desadari
pemerintah provinsi
kepada kabupaten dan atau desa, serta
dari
pemerintah kabupaten kepada desauntuk
me-nyelenggarakan suatu urusan pemerintahan dan pernbangunan yang disertai dengan
kewa-jiban
melaporkan
pelaksanaannyadan
mempertanggungjawabkannya kepadayang
mem-AyiKaryana
Jurnal Studi Pefie ntThan t/alutlte 3 Non ot :! feb!tart 2A1j
beri
penugasan.TP
diselenggarakankarena
tidak semua
wewenzrngdan
tugas
peme-rintahan dapat
dilakukan
dengan menggunakan asas desentralisasi dan asas dekonsentrasi.Pemberian'IP
adalahuntuk
meningkatkan efisiensi danefektivitas
penyelenggaraanpemerintahan,
pengelolaarrpembang'nan, dan
pelayananumum,
sedangkan hrjuannyarnemperlancar pelaksa.'aari fugas dan penyelesaian permasalahan serta membantu
penyele-nggaraan pemerintahan, dan pengembangan pembangunan bagi daerah dan desa.
Secara
tecritis
pengaturan pendanaan TP sebelum ditetapkan agar efisien danefektif
dalam pelaksanaannyaperlu
dilaktrkan terlebih dahulu koordinasi antarinstansi, agarterjadi
keselarasan dan sinergitas antara Kernenteriar-r (K) atau Lembaga Negara(L)
denganguber-nur
yang menerima kegiatanpeli'rpahan
wewenan&
dan daerahprovinsi
atau kabupatendan atau desa yang menerima kegiatan tugas pembanfuan.
Temuan
di
lapanganmembuktikan
bahwa penyelenggaraanTp
dalam implementa-sinyatidak
seperti yang diharapkan,telbukti
dengan fakta masalah sebagaiberikut:
(1)terja-di
ketidaksinkronanploglam
dan kegiatan Tp; (2) masih lemahnya sisi perencanaan,penge-lolaan, pelaporan serta pertanggungjawaban Tp pada pemberi tugas dan
pe.erima
tugas; (3) pemberian TP masih didasarkan pada kepentingan K./L penyedia dana tanpamempertim-bangkan
kebutuhan
mendesakdari
daerahyang
menerima DanaT?;
(4) kebijakan persa-maan situasidi
seluruh Indonesia yangdianut K/L
penyediadan4
sehingga usulan dari ka_bupatenlkota/provinsi
tidak si.kron
dengan
rencanadari
pemerintah
pusa!
(5)
penye-lenggaraankinerja program TP
secarafisik
maupun
keuangan, ketepatandan
kelancaran penyampaian laporan berdasarkan laporan bulanan dantriwulan
masih sangat rendah; (6)masih adanya
revisi Daftar Isian
PelaksanaanAnggaran/petunjuk operasionai
Kegiatan (DIPA/POK) pada satuan Kelengkapan PemerintahDaera\
padahalprogram
dan kegiatan seharusnya sudah berjalan dan dilaksanakan; (z) terjadinya keterlambatan per.retapan CalonPetani (CP)/Calon
Lahan (cL)
olehBupati pada sKpD,
karenasKpD tidak memiliki
petacPlcl-;
(8)belum
seluruh sKPD
meny'usunpetunjuk
pelaksanaan(juklak) dan
petunjuk
teknis (juknis); (9) belum seluruh kegiatan pengadaan dapat dilaksanakan, hal tersebut
dise-babkan karena terbatasnya panitia pengadaan dan sulitnya pembentukan panitia pengadaan
di
SKPD; (10) adanya sanggah dan banding pada beberapa proses pengadaan yangmemer-lukan
penelaahandan waktu cukup lama
dalam
penyelesaiannya; (11)seringnya
terjadiAlikdryana {aarciin,!;i Fenyeielggartan T!g3s Pemi.iantran
.turtal Stud; Pefietintdhan VoiLlr)e 3
^lomot
7 fehtuari 2072
mutasi pengawai
yang
menjabat sebagai pengelola keuangandana TP pada
SKPD; (12) pettemuankoordinasl
monitoring,
danevaluasi
triwulanan provinsi
dengan Satkerkabu-pate4
pertemuan bularrandan friwulanan
Satker kabupaten dengan desakurang optimal
seiring kesibrrkan masing-rnasing SKIrD melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dan
ku-rangnyadukungan
sarana dan prasarana; (13) pengelolaan dan pelaporandari
SKPD masihbelurn
mentaati berbagaiaiuran yang
mengatur tentang pengelolaandan
pelaporan danaTP.
Tim
penyusun
NaskahAkademik
Revisi
UU No
3212004menilai
bahrva hubungankoordinasi antaia
provinsi dan
kabupatenlkota
selamaini
masih kurang berjalan
secara efektiJ. Kewenangandnn
kapasitasiremerintah pror.insi
r:ntuk
melaksanakan koordinasidalam
perencanaanprogram
pembangunandan
pelayananpublik
yang
rnemiliki
ekster-nalitas
lintas
kabupaten&ota
kurang dapat dikeiola
secaraefektif dan
sinerjik.
Padahalberbagai peraturan sudah
dibuat
untuk
rnengeliminil tidak
sir*ronnya
suatuprogram
dan kegiatan, namun koordinasi tetap sulituntuk
disinergikan.Dalam pelaksanaan TP, kepala daerah wajib membangun pola koordinasi perencanaan
secara komprehensif dengan berbagai pihak yang
terkait
dengan Tugas Pembantuan. Dalamimplementasinya ploses
koordinasi tidak mudah untuk dilakukan, dapat teriadi untuk
merumuskan
program dan
kegiatan
TP
ini disatukan
dengan acaramusyawarah
peren-canaan pembangunan
untuk
keperluan
daerah
sendiri.
Ittrpun,
pihak daerah
masih menduga-duga program dan kegiatan yang atandi
TP-kan dari Kementerian/Lembaga yangmemberikan
dana.Jika polanya sudah terbangun
dan
sudah diputuskan, kepala
daerahmengusulkan
daftar
SKPDyang
mendapatkanTP
kepada Kementerian Negara/Lembaga yang memberikan tugasuntuk
ditetapkan sebagai Kuasa Pengguna AnggaranlKuasaPeng-guna Barang.
Apabila
kepala daerahtidak
menyampaikan usulan dafiar SKPD, Kementerian Negara/Lembaga dapat meninjau kembali pengalokasian TP.Salah satu daerah yang mendapat TP adalah Kabupaten Bangka. Salah sahr masalah
yang
dibahasdalam
rapatkoordinasi
dan sinkronisasiprogram
TP 2009di
Hotel
TanjungPesona, Sungailiat, Kabupaten Bangka, didapatkan informasi bahwa
koordinasi
dal
sinkro-nisasi
TP
didalam kegiatan
perencanaan,pelalsanaan
dan
pengawasanprogram
dananggaran masih
belum optimal. Diprediksi
r.rntukprogram
dan kegiatan tahr:n-tahunselan-Ayi Karyana
.lurnol5 )di Pemej in!tih G, Volame 3l'lcnar i Ft:Lrt
it0j2
jutnya
(2010 dan 2011), masa)ah yang sama akantimbul
dan berulang.Berdasarkan pengamatan,
informasi
daii
narasumber daninformary
penjajakan lapa_ngan
(obsuaation)di
Kabupaten Bangkadan latar
berakang permasalahanyang diuraikan
diatag peneliti melihat
terdapat masalah utama yangperlu
ditaji
melalui penelitianbidang
ilmu
adalah bagaimanakah koordinasi penyelenggaraan Tpdi
Kabupaten Bangka?KERANGKA
TEORITIK
Dalam suatu organisasi, koordinasi yang merupakan interaksi berupa
komunikasi
danmembangun sinergi
antarlembagaatau
kelompok/individu,
memegangperanan penting
untuk
berjalar,nya suatuprogram
dan kegiatan secaraharmoni
tanpa mengganggu dan me_nimbulkan
akibat yangtidak baik
terhadapprogram
dan kegiatanlainnya.
Tanpa koordi-nasi yangefektif,
lembaga/satuan ke4a/kelompok kerja akan kehilangan pandangan terha-dap perannya dalam organisasi secara totai, dan cenderung aktivitas anggotanya lebihrnen-dahulukan
kepentingansendiri
atau kelompoknyasendiri
dan mengorbankan hrjuan orga-nisasi, sehingga program dan kegiatan gagardicapai.
Halini
sesuai dengan pendapat stoner dan Freeman (1992) yang menyatakan bahwa:"Koordinasi adaiah suatu proses penyatupaduan tujuan-tujuan dan kegiatan dari unit-unit, bagian-bagian atau bidang fungsional suatu organisasi yang terpisah untuk mencapai sasaran organisasi secara efektif,,.
Koordinasi
tidak
hanya sekedar menyangkut kesepakatan daram penyatupaduan kerja bersama yang operasional sifatnya, tetapi juga koordinasi dalam pernbuatan kebijakan. Duahal
ini
memangtidak
serta merta menjamin terjadinya sinkronisasi antar organisasi, missal-nya kementerian dengan Daerah yang mener.bitkan peraturan dan kebijakan mengenaisuatu alokasi dana, tetapi secara
normatif koordinasi
dalam pen)rusunan kebijakan akanmengha-silkan
kebijakanyang
sistematisdan
tidak
bertubrukan
satu samalain. Dalam
kaitarmya dengan memantapkan sinergitas pusatdar
Daerah,perlu
adanya pengaturan yang sinkrondalam
pelaksanaankoordinasi
penyelenggaraa'
suatu program atau
kegiatan.
Hal
itu
berarti bahwa
untuk
mewujudkan elektivitas
pelaksanaanotonomi
Daerah,maka
segala tugasdan
satuankerja
organisasiberikut
pejabatyang
arladalam
organisasi pemerintah Daerah/satuan Kerja Perangkat Daerah (sKpD) harus dikoordinasikan secara baik.Ayi Karyana Kaor.ii'];ilj ireityelrf,dg:ri:ian Triiri pembantuan
lutnal Studi pemerintshFn \/olufie 3 Nomot 7 Februori 2012
Wirdi
(1983) menciefinisikankoordinasi sebap;ai
proses pengintegrasiantujuan,tujuan
dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (kementerian atau
bidang bidang
fungsional)
suahi
organisasi
untuk
mencapai
tujuan
organisasi
secaraefisien.
Tanpakoordinasi,
individtr.indiviciu dan
kementerian akan kehilangan
pegangan atas peranan merekadalam
organisasi. It{ereka akanmulai
mengejarkepentingan sendiri, yang
sering merugikan pencapaian tuju;,rn organisasi, menjauh dari keberpihakan terhadap kepentinganpublik. Dari
sisi administrasi, Siagian (1992) menyebutkan bahwa koordinasi adalahpenga-turan tata hubungan dari usaha bersama
untuk
memperoleh kesatuan tindakan dalam usaha mencapaitujuan
bersama. Karenaitu koordinasi
merupakan suatu prcsesyang
mengatur agar pembagian kerja ciari berbagai oiang atau kelompok dapat tersusun dandiikat
menjadi suatu kebutuhan yang integrasi dengan cara dan tindakan yang seefisien mungkin,Mengenai pentingnya
koordinasi dalam suatu
organisasi,ditulis
oleh
Stoner
danFreeman
(1992)bahwa tanpa koordinasi setiap
orang/individu dan
departemen
akan kehilangan pedoman/pegangan kerja tentang peranan apa yang harus dilaksanakan dalamorganisasi. Dalam suatu organisasi yang merupakan
kumpuian
dariorang/individu
ataupr:nunit
kerja
yang
akan
mencapaitujuan, penting
dilaksanakannyakoordinasi. Koordinasi
dapat
dilakukan
antar
individu
maupun
unit
kerja yang mempunyai ikatan
berdasarkantujuan
yang sama. Adapr.m pengertian bahwa koordinasi sebagai suatu proses menyatukansasaran dan kegiatan
dari r:nit-r:nit
kerjayang
terpisahuntuk
mencapaitujuan
organisasi secaraefektif,
karena adanya pembagian tugas pekerjaan sesuai dengan fungsinya masing-masingbaik menurut
unit
atau wilayah/areanya. Tugas pembantuan,menyiratkan
adanya tugas yangdilakukan
dengan menggr:nakan mekarLisme koordinasi.Pentingnya koordinasi dapat
dilihat
pada
batasanyang dikemukakan oleh
lvlcFar-land, (1979) yang mengemukakannya bahwa koordinasi adalah proses yang
di-tempuh
para rnanajeruntuk
mencapai pola-pola usaha keiompok danindividu
yang terpadu:"Untuk mengkoordinasi tujuan umum harus mengembangkan kesatuan tindakan. Koordinasi dapat mengarahkan dan menyatukan kegiatan dari beberapa satran kerja sehingga organisasi dapat bergerak sebagai
kesatuan
yang bulat guna melaksanakan tugas organisasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Koordinasi yangefektif
nrerupakan tujuan yang harus dicapai oleh administrasi yang baik dan hal ini menjadi tanggung jawab langsung dalam suatu organisasi".Ayi Karyana
)utnal Studi Pemetintahdn Volume 3llomat 1 Februa 2012
Untuk lebih
memperjelas bahasandari
koordinasi, McFarland
(1979) menguraikanlima hal pokok
tentangkoordinasi
sebagaiberikut:
(1) bal^.wakoordinasi
merupakan salahsatu tanggung jawab kepemimpinan manajer; (2) koordinasi terdapat pada 6elbagai
tingka-tan
danmerupakan
sebuah prosesyang
kontinyu;
(3)koordinasi diterapkan
untuk
usahakelompok,
bukan
usahaindividu;
(4)
kesatuantindakan
berarti
bahwa
pimpinan
harusmengatur
sedernikianrupa
usaha-usahatiap
kegiatanindividu
sehinggaterdapat
adanyakeserasian
di
dalam
mencapaihasil
dan (5)akhirnya definisi
tersebut menyatakan bahwa objek koordinasi adalah tujuan umum.Koordinasi merupakan upaya langkah dan tindakan
dari
berbagaibidang
tertenhr, sehingga akandapat
menciptakan keharmonisan dalam mencapaifujuan,
terutama dalam rangkaian kerja. Koordinasi merupakan alat menyesuaikan aktivitas seseorang atauunit-unit
yang satu dengan yang lainnya dalam upaya menciptakan kerjasama dalam suatu organisasi
dalam rangka mencapai
tujuan
organisasi. Mengenaihai
tersebut Sugandha (1991), menye-butkan unsur-unsur yang terkandr:ng dalam usaha koordinasiyaitu:
(1)unit-unit
atau orga-nisasi-organisasi; (2) sumber-sumber atau potensiyang
ada seperti tenaga kerja,keteram-pilan
personil-ny4teknologi,
anggaran sertafasilitas kerja lainnya;
dan
(3) kesatupaduanatau hubungan
di
antara sasar.rnnya sehinggamewujudkan
suatuintegritas
atau kesafuan yang kompak.Pengertian
koordinasi
diatas, sangat jelasbahwa
unsur yang
harus dibangun
dan dilaksanakan dalam penyelenggaraan TPdi
Kabupaten Bangka adalah dimana unsur-unsur terkait harus saLing memperkuat dalam pencapaian tujuan bersarnauntuk
mendapatknnha-sil
yang
optimal
sesuaidengan tugas
yang
diberikan.
senadadengan pendapat
diatassugandha (1991) menyebutkan ada dua jenis koordinasi sesuai dengan
lingkupnya, yaitu: (1)
koordinasi
intem
adalahkoordinasi
antara pejabat atau antaraunit
kerja
di
dalam
suafuorganisasi, dan (2)
koordinasi
eksternyaitu koordinasi
antara pejabatdari
berbagaiorgani-sasi.
Koordinasi antara sKPD
dengan
Biro yang
menangani
rp
di
provinsi;
provinsi
koordinasi
denganK/I- yang
menugaskan TP. Begitujuga koordinasi
di
tingkat
peiaksanadan
kelompok-kelompok masyarakat penerima bantuan
yang
tersebar
di
berbagaikecamatan dan desa.
A,,/iKiiryana l(oordina5i Penyelenggar.tan Tuili:t Pr'nrl,, :|an
Jut nq: Stud; pemerintahdn Volume
t
Notfiat 7 febtua 2012secara historis, TP merupakan asas yang
diwariskan
olehHukum
Tata NegaraHin-dia
Belanda. Tugas Pembantuanyang dahulu
disebut disebut
serta-tantrayaitu
suatu
te4e-nrahandari medebewind
yangpengaturarnya
tertuang dalar. Undang-Undang Desentralisasi1903
aiau
secara leng,kap Wethoutdende Decentralisatie ztan het Bestuutin
Nederlandsch-lnilie (s-19031329).Menurut
Kleintjes (1929), medebaoind caTarnHukum
Tata NegaraHindia
Be-landa diadopsi
dari Hukurn
Tata Negara Belanda.Di
Belanda sernuladipakai
isnlajnzelf-bestuur
unhtk
mr.debeuind.Apabila
istrlah zelftestuur diterjemahkandalam
bahasaInggris
menjadi sel;f goaernment, rmaka istilah tersebutmerupalan
padanan autonomy.oleh
karenaifu
kemudian dipakai istilah med ebewind.Menurut
Prasajo (2007)
di
Belanda
medebewinddiartikan
sebagai
pembantupenyelenggaraan kepentingan-kepentingan
dari pusat
atau daerah-daerahyang
tingkatan-nya
lebih
atas oleh perangkat daerah yanglebih
bawah.Menurut
BagirManan
(7994),W
diberikan oleh pemerintah pusat atau pemerintah yang lebih atas kepada pemerintah daerah
dibawahnya berdasarkan undang-undang.
oleh
karenaiis,
medebewind sering disebut SertaTantrafugas
Pembantuan. Mefubewind adalahkewaiiban
daerah otonomuntuk
menjalan-kan
peraturan
perundang-undanganpusat
atas penugasandari
pemerintah
dengan jalan mengadakanperahlran
daerahguna
rnenyesuaikan peraturan penrndang-undangan pusat dengankondisi
daerah otonom tersebut. Kleintjes (1929) mengemukakan medebewindbeiarti
ikut
sertanyadaerah
otonom
dalam pengaturan
dan
pelaksanaanmateri yang
menjadikompetensi badan-badan
hukum
yang lebihtinggi.
Disamping medebewind,di
Belandater-dapat istilal'r
medebestuuryang berarti
ikut
sertanyadaerah
otonom
dalam
peiaksanaan perundang-undangan badanhukum
yang lebihtinggi.
Koesoemahatma dja (7979) mengar tikan zz fubewind atat zelfbestuur sebagai pembe-rian
kemungkinan
dari
pemerintah pusat/pemerintah
daerahyang lebih
atasuntuk
memintabantuan
kepadapemerintah
daerah/pemerintahdaerah
yang tingkatannya
lebih
rendah agar menyelenggarakan tugas atauurusan rumah
tanggadari
daerahyang
tingkatannyalebih
atas. Daerahyang diberi
rP oleh pemerintah pusat
yang
disebui medebet.ufu1
atartzelftestuur (menjalankan peraturan-peraturan
yang dibuat oleh
dewanyang
tei.rih tinggr).rsttlah
zelJbestuur adalahterjemahan dari
selfgoaernment yar.gdi
Ingyis diartikan
sebagaisegala kegiatan pemerintahan
di
tiap
bagiandari
Lnggris yangdilakukan
olehwakil-wakil
dari yang diperintah.Ayi Keryana
Jurnql Studi Pemerintahon
Volume 3 Nomor 7 Februo 2072
Dalam menjalankan medebewinil tersebut urusan-urusan
yang
diselenggarakanpeme-rintah
Daerah masihtetap
merupakanurusan
pusat/daerahyang
lebih
atas,tidak beralih
menjadi urusan
rumah
tangga daerah yang
di
minta
bantuan. Hanya
saja cara daerahotonom menyelenggarakan bantuan tersebut diserahlcan sepenuhnya pada daerah
itu
sen-diri.
Daerah otonom
ini
tidak
berada
di
bawah perintah,
juga tidak
dapat dimintai
pertanggung jawaban oleh pemerintah pusat/daerah yang
lebih
tiogF
y*g
memberi tugas,karena hakekatnya urusan yang diperbantukan pada daerah otonom tersebut adalah urusan
pusat, maka dalam sistem medebewind anggarannya berasal
dari ApBN.
Anggaran pusatini
lalu
ditransfer Iangsung ke kas
daerah.Anggaran
ini
masuk
ke rekening khusus
yangpertanggungjawabannya terpisah dari APBD.
Menurut
Koesoemahatmadja (1979) dalam sisEm
medebewind pemerintahpusat
ataudaerah otonom
yang lebih tinggi,
dalamhal ini
pemerintahprovisi,
menyerahkan urusanyang
menurut
peraturan perundang-undangan merupakan kewenangannya kepada daerahotonom
di
bawahnya (kabupaten/kota/desa). Daerahotonom yang
diserahi tugas tersebutmelaksanakannya
melalui satuan Kerja
PerangkatDaerah (sKpD). Dalam
melaksanakantu8as tersebut, sKPD
tidak
bertanggung jawab kepada pemerintah pusat/daerah yanglebih
tinggi
yang memberi tugas tetapi kepada kepala d aerch (zelfuituoering).Konsep TP
yang dianut
di
Indonesia
adalah penugasan
(taak) dengan kewajibanmempertanggung jawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan. Luas dan sempitnya
wewenang
untuk
melaksanakan TP akansangat
tergantung kepada peraturanperundang-undangan
yang
mengafuhya.
Konsekuensinya, pertama, kebijakan pengaturanurusan Tp
tetap ada pada
pemerintah
pusat atau
daerah
tingkat
atasnya. Kedua,kebijakan
caramelaksanakan
urusan tersebut
diserahkankepada pemerintah daerah atau daerah
yanglebih rendah tingkatnya. Keleluasaan mengenai kebijakan cara melaksanakannya tergantung
kepada
peraturan
perundang-undanganyang
mengatumya.Ietiga,
kebijakan pembiayaanmenjadi beban dan tanggung jawab pemerintah yang menugaskan,
yaitu;
pemerintah pusatatau
pemerintah
daerahtingkat yang lebih
atas. Keempat, dasar pertimbangan pemberianmeilebewinil adalah
efisiensi
dan doelmatig serta mendorong pemerintah daerahuntuk
lebih
meningkatkan kemampuan
ekonominya melalui
learning process.ladi, didalam
asasTp
tersimpul
pengertian pemberian kewenanganotonomi yang
tidak penuh
ataudapat pula
dikatakan bahwa
penyerah.rnurusan dalam benful Tp
adalah sebagaifase
antara (tussen'
AyiKaryanaJ u !oal 5ttld i P:'m"rintahqn
VDI t t) ie 3 f\Jofi tar 7 teb tuari 2072
fase) dalam menuju kepada pembetian otonorni penuh. Pemerintah daerah yang
mempero-leh TP tersebut rnengadakan adaptasi melalui kegiatanlearnittg process.
Menunrt
Hoessein (2005),dalam
penyelenggaraanTP (medebewind;
co-administrntion;co-goaernffient),
Pemerintah
(K/L)
menetapkankebijakan
makro dan
menugaskan daerah otonomuntuk
implementasinya berdasarkan kebijakanrnikro
yang dapatdiatur
oleh daerah otonom sesuai dengankondisi
yang adadi
daerah. Sedangkan Wasistiono (2006) menjelas-kan latar belamenjelas-kangperlunya diberikan
TP kepada daerah dan des4yaitu:
(1) ada-nyapera-turan
perundang-undangan
yang
membuka
p€luang
dilakuka4n5'a pemberian
TP
dari
pemerintah kepada daerah
dan
desadan
dari
pemerintah daerah kepada desa (Pasal 18AUUD
1945sampai pada Undang-Undang
pelaksanaanya,UU No.
3212004 danUU
No.3312004); (2) adanya kemauan pol-itik (political rulll)
unhrk
memberikan pelayanan yanglebih
baik
kepada
seluruh
lapisan masyarkat dengan
prinsip lebih
murah,
Iebih
cepat, lebihmudah
danlebih
akura!
(3) adanya keinginanpolitik untuk
menyelenggarakanpemer:inta-han,
pembangunandan
pemberian pelayanan kepada masyarakat secaralebih
ekonomis,lebih
efesien
dan efektif, lebih
transparan
dan
akr:ntabel;
(4)
kemajuan negara
secarakeseluruhan akan sangat
ditentukan oleh
kemajuan daerahdan
desayang
adadi
dalamwilayahnya; dan (5) citra
masyarakat akanlebih
mudah
diukur
oieh
masyarakatmelalui
maju ataumundumya
suafu desa atau daerah. Citrainilah
yang memperkuat atau mempet-lemah dukr:ngan masyarakat terhadap pemerintah yang sedang berkuasa.Menurut Ateng
Syafrudin (dalam
Fauzan, 2005), dasarpertimbangan
pelaksa-naanasas TP,
yaitu:
(1) keterbatasan kemampuanpemerintah dan
ataupemerintah
daerah; (2) sifat sesuatu urusan yangsulit
dilaksanakan denganbaik
tanpa mengikutsertakanpemerin-tah
daerah; (3) perkembangan dan kebutuhan masyarakat, sehingga sesuatu urusan peme-rintahan akan lebih berdaya guna dan berhasil guna apabila ditugaskan kepada pemerintahdaerah.
Dalam kronologis
TP,Wasistiono
(2005) menjelaskanbahwa
sebelumdiberlakukan
UU No.
3212004,melalui
asasTP,
dana-dana dekonsentrasiyang
semula
dialokasikankepada instansi
vertikal
di
kabupaten/kota danprovinsi
pada masaUU
No.
511974,ditar*
!ke atas
untuk
kemudiandidistribusikan
kembali ke daerahmelalui
mekanisme TP. Asasini
sekaligusjuga
sebagai salah satu alatkendali
pemerintah pusat kepada pemerintah daerahAyi Karyana
Jurnal StuCi Pefiteti tahdn Valume 3 Noftnt
l
Feb,!fit; JA1::melalui
jalur
keuangan. Selamaini
pemerintah
pusat rnengendalikan daerahrnelalui
tigajalur yakni
kervenangary kepegawaian, sertakeuangal.
Setelah berlakunvaUU
lrlo.22
l1gg.4.,alat kendali
pemerintah
pusat hanya melalui
keuangan
saja,karena
kewenangan dan kepegawaian sut{ah diserahkan kepada daerah.untuk
koordinasi pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Tpdi
daerah provin-silkabupatenlkota telahdiatur
dalam PP No. 2312071 tentang perubahan atas pp No. 19l 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan wewenang serta Kedudukan KeuanganGubemur
sebagaiwakil
Pemerintahdi wilayah provinsi.
Gubernur melakukan koordinasi denganK/L
terkait
dalam rangka
penyusunan program/kegiatan
yang
akan dirimpahkan
kepadagubemur dan/atau
ditugaskan kepada provinsi/kabupaten/kota.
Koordinasi
dilaku-kan
melalui rapat kerja gubemur yang dilaksanakan paling sedikit 2 (dua)
kali
dalamsetah'n.
METODE PENELITIAN
Metode kajian yang digunakan
adalahdeskriptif
analisis.objek
yang
dikaji
adalahkoordinasi penyelenggaraan tugas pembantuan. Teknik yang digunakan dalam
pengumpu-Ian
data adalah
observasi
(pengamatan),wawancara
langsung
dengan
informan
dari
sumbemya, meminta jawabantertulis,
danstudi
dokumentasi. Dataprimer
bersumberdari
observasi,wawancar4
dan jawabantertulis
dari
semuapihak
yangterkait,
baik
langsungmaup'n
tidak
langsung dalam ruanglingkup
koordinasi penyelenggaraan tugaspembantu-an. Data sekunder berupa
dokume4
baik catatan, arsip, maupun laporan, danuntuk
meng-uji
keakuratan data dan informasi dilakukan triangulasi.HASIL DANANALISIS
wilayah
Kab,paten
Bangka
terletak
di
pulau
Bangka dengan
luas lebih
krrrang2.950,68 Km2
atau
295.068 Ha. secaraadminishatif wilayah
Kabupaten Bangka berbatasan langsung dengan daratanwilayah
KabupatenlKota 1ainnyadi
provinsi
Kepulauan BangkaBelitung
yaitu
dengan
wilayah
Koft
pangkalpinang, Kabupaten Bangka Tengah
dan Kabupaten Bangka Barat. Pada ,tahun 2008 Kabupaten Bangkaterdiri dari
g Kecamatan, 9I
Kelurahan, 60 Desa yang
merulakan
DesaDefinitif
dandi
dukung
199Dusun/Lingk'ngan.
1a
Ayi Karyanaiut.j. i Jtu l; pemerintohon Vclitr)e 3
^krt)tir i. ,ebtuati2012
Dari jumlah
seluruh
kelurahan/Desayang
adadi
Kabupaien
Bangkarnenurut
klasifikasiDesa
terdiri
dari
8 Desa sr^/axarya dan 61 Desa sv,radaya. Sementaraitu dilihat
dari
potensiaParatul
l{eg;rra
",ang
trda
hingga
2009terdapai
2.2A7 pegawainegeri
sipil
(PNS) yang tersebardi
ll
saLuarrkeqa
di
Kabupaten
Bangka. denganjumlah penduduk
pada
2009 sebanyak 260.395 jrn'a.Memnut
laporan dan
dokurnen yangditerima
Bacian Perencanaarrdan
;rcri-,bangu-nan
Daerah
(BAPPEDA) KabupaterL Bangkapada Talrun Anggaran
2010 sampai dengantriwular,
IV
(ii1
Desember 2011),terdapat
3 SKPD
yang
melaksanakankegiatan
yangmemiliki
sumber (lana APBN Tugas Pembantuanyaitu
Dinas Pertardan cian Peternakan,Ba-dan Ketahanan Pangan, Ba-dan Dinas Sosial Ba-dan tenaga Kerja.
1.
Analisis Koordinasi
Penyelenggaraan TPdi
Kabupaten BangkaKementerian Keuangan
Republik
Indonesia (2011), menguraikan permasalahan pen-danaan TPtidak
hanyadalam dimensi
perencanaarytetapi
terjaciijuga dalam
pelaksa-naan dan pertanggungjawabannya. Penyebabtimbulnya
permasalahan, selairi karena keti-dakkonsistenan menerapkan aturan juga disebabkan kurangnya koordinasi, pernbinaan, danpengawasan
yang dilakukan K/L
terl..adap penyelenggaraan kegiatan TP sehingga menjaditidak
optimal.Secara
normatif
SKPDpenerima
TP
di
KabupatenBangk4
pada
tingkat
pimpinan
memahami prosedur yang seharusnya dikerjakan dalam pelaksanaan perencanaanprogram
dan
kegiatan.Untuk
tugas perencanaern daerah dilaksanakar,oleh
Bappeda. Sesuai tugasdan fungsinya dalam
mengkoordinasikan perencanaan daeratr" berdasarkanhasil
wawim-cara dengan Bappeda Kabupaten tsangka pada 13 Oktober 2011di
Kantor Bappeda, semuausulan
dari
SKPD yang berkenaan dengan TP dikoordinasikan oleh Bappeda ke pemerintahpusat
melalui
masing-masing Kementerian
Negara
sesuaidengan urusannya.
Namun,setelah
disetujui,
ternyata danadari
Kementerien langsungdikirim
ke SKPD penerima TP, tanpa tembusan ke Bappeda. Langkah yangdiiakukan
Bappeda agartidak
kehiiangan datadan
unfuk
keperluan koordinasi
di bidang
perenc:rnaan pembangunan dae-rah, BappedaKabupaten
Bangkameminta data
ke Provinsi
Kepulauan
BangkaBelitung melalui
Biro
Kooralin?ii PrrveleDggaraan Tugas P{l;lLr;iiran
J u rn a I Stu(ii Pe meti ntahori Volume 3 Nomat 7 t"ebuari 2A1.2
Pemerintahan
untuk
evaluasi koordinasi
dan untuk
keperluan
pencatatanprogram
dankegiatan TP
di
lingkungan KabupatenBangka.
.r.Program dan
kegiatan
Tp
di
Kabupaten
Bangk4 terdapat
kegiatan
yang
belummengarah kepada
ke#atan
yang memprioritaskan kebutuhaninti sKpD
sering terjaditidak
sinkronnya kebutuhansKpD
denganKementerian. program
dan kegiatan Tp masih belum sinkron dengan pemanlaatan dan pengembangan SKpD dan Desa.Awaluddin
salah seorang Kepala Bidang pertaniandi
Dinas pertanian dan petemakan mengemukakan halberikut:
"sKPD
tidak
pernah menorak programTp
yang dikeruarkan Kementerian, waraupun ada program vang tidak sesuai dengan kebutuhan daerah dan SKPD. Komunikasi dan konsultasitetap
berjaran,komitmen
pimpinan SKpD terhadaptindak
ranjut
kesepakatan merarui koordinasi dengarr berbagai pihak termasuk kelompok penerima bansos atau kelompok tani melalui rapat-rapat diusahakan untuk tetap dilaksanakan,,.Pada dasarnya pola kerja dan mekanisme sinkronisasi perencanaan dan penganggaran
pembangunan antara kementerian
dan
daerah (provinsi/kablkota/desa) termasukprotram
dan
kegiatanTP
seharusnyadilakukan
melalui Musrenban&
yaitui
forum
dalam
rangka men)ruslln rencanaprogram
dan kegiatan K/L
dan
rencana pembangunan Daerah, yangsecara operasional dilaksanakan oleh SKpD-SKpD.
Pernyataan narasumber
dan
i.forman
berkenaan dengan hambatandan kendala
di
lapangan melaksanakankegiatan
Tp
ternyata memperkuat temuan
hasil monitoring
dan evaluasi yangdilakukan
oleh Kementerian Keuangan (2010),terhadap
pengelolaan
DanaTP
TahunAnggaran
2009yang dilakukan oreh 54
(lima
puluh
empat)
sKpD
penerima Dana TP,dari
5(lima) KlL,
yalat
(1) Kementerian Kelautan dan perikanan (19sKpD);
(2) Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (25sKpD);
(3) Kementerian pekerjaanUmum
(5
sKPD);
(4)
KementerianPendidikan Nasionar
(2 sKpD); dan
(5) Kementerian
DaramNegeri
(2 sKPD);ditemukan
isu
penting
atau
masalah
tentang aspek pere'canaan dan penganggaran, berkenaan denganmekanisme
yang
digunakan
daerah(provinsi/
kabupa-ten/kota/desa)dalam
menyampaikan
informasikebutuhan
pembangunan
daerah melauisKPD
masing-masingyang
didanai
merarui
program
dan
kegiatanTp.
Kementerian Keuangan menunjukkanhampir
sebagian besar (g2,50%) masih menggr:nakan mekanismedi
luar Musrenbangnas
dan
Musrenba.gda dalam
menyampaikan
informasi
kebufuhanpembangunan
daera\
sekitar 70% menggunakan mekanisme usulan daerah yangdilakukan
iLtm1l Stltdi pe erintdhoh VolLtftte 3 Nadto( 1. Fehkori 2072
secara
formal melaiui surat maupun proposal, dan
72,s0%menggunakan
mekanisme in{orma1.hJnrn':an
dati
Kantor Bappeda Kabupaten Bangka memperkuatbukti tidak
sinkronnyaprogram dan
kegiatan
TP.
Bukti
lain
adar'.ya masaiahkoordinasi
rI,
berkaitan
denganmekanisme
usulan
Daerah tc-ntang TPini,
dikemukakan olehinforman
dari Bapped4 Faisal (41 tahun), salah scorang kepala bidang di Kantor Bappeda Kabupaten Bangka."SKPD sepeitinya langsung menyampaikan laporan ke Kementerian, tidak menyampaikan ke provinsi, temfiusan tidak disampaikan ke provinsi, makanya kami kadang tidak tahu yang dapat Dana TP ini, kamijuga izin minta informasi ke provinsi. Jadi dari provinsi tidakjelas, apalagi dari pusat tidak pernah menyampaikan kecada kami yang bakal dapat dana Tp, sKpD ini itu, kami
jemput
borake
p.6v1nri. Jadi kami berpikiran dasar Tp semuanyadari
Musrenbangdan Musrenbang dikoordinasikan
oleh
BApEDA. Undang-undang perencanaan begitukan aturannya, tidak bnleh perencanaan dibuat sepertiitu,
kita tidak tahu mekanismedi
pusat seperti apa, bagaimana pembagiannya, tidak tahu kita, yang penting kami akomodir usulan dari sKPD diteruskan ke provinsi, minta ke provinsi dananya, itu mekanisme perencanaan di kami (Bappeda)".Pernyataan dari
Awaluddin
(Kepala Bidang Pertanian Dinas Pertanian da1 peternakanKabupaten Bangka) memperkuat adanya masalah dalam koordinasi 'rugas pembantuan:
"Begini, kalau
di
tahun seberumnya untuk usuran, baik danaTp
maupun dana Dekon di rapatkan dahuludi
provinsi, ada pertemuan, nanti pada saat pertemuan di minta membuat agenda usulan-usulan sepertiitu.
Nah, memangdi
2010-2011itu
kayaknya provinsi yang handle, kita sendiri tidak tahu, makanya kemarin begitu muncul banyak keluhan-keluhan dari semua kabupaten,seperti
pembangunan embung, embungitu
memangtidak
pernah mengusulkan tahu-tahu muncul, dari 20 unit yang dapat, ada yang sulit direalisasikan, kita siap saja, memang seperti itu adanya, mau dipaksakan juga mau tangan dua jadi satu sayapun mau. Karena ini menyangkut kesiapan dari masyarakat, bantuan sosial (bansos) ini untuk masyarakat yang mengelola, kalau mereka tidak siap kan tidak bisa dipaksa,,.sehubungan ketidaksiapan
TP
dial.arnioleh satker
Dinaspertanian dan
petemakan.Kelompok tani
tidak
siap melaksanakan bantuan sosialunhrk
kegiatan perluasan areal danpengelolaan lahan pertanian dengan
pagu
anggaran sebesar Rp. 1.650.000.000,-,
dana yangterserap sampai
September 2011 sebesarRp.
595.000.000,-(26,06%\
Ketika
ditanyakan, bagaimana menghadapi kasusseperti tidak
terserap dan tereaiisasinya kegiatan,Awaluddin
(t14 tahun), menyatakan:
"Pada 2011-
ini
masih dalam tahapan pelaksanaan, karena dari surat perjanjianitu
sendiri sampai dengan 31 Desember, nanti kalaupun seandainya pekerjaan tidak terselesaikan karena dana itu sudah ada di kelompok, kita hitung dana untuk konstruksi seberapa, seberapa itu yangkita
bayarkan, selebihnya dana yangtidak
terserap harus dikembalikan kembalike
kas nega ra...".Ayi Karyana
Koordinasi P€nyelen€igaraan Tugar Pefi baniuan Di Kabupnlcn
Baneka
I,t
IJurnol Studi Pemetiht\hon
Valome 3 fJoflto.1 F?:tti'.tnii 201:l
Berdasarkan penjelasan
dari
informan,
unfuk
pencairan DanaTp
tahap
3, penerimabansos
TP harus
mempersiapkan dokumentasi" pembobotan
fisik, dan
lain-lain
yangdisyaratkan, selanjutnya setelah selesai laporan dengan dukungan dokumen tadi, baru
furun
dana tahap berikutnya.
Indikasi
tidak
sinkronnya
program
dan
kegiatan dengan
Dana
Tp
di
KabupatenBangka
terjadi.
Di SKPD
Dinas pertanian dan
petemakary pembuatan cadanganair
atauembung tanaman pangan tidak pernah diusulkan, akibatnya sKIrD
ini
harus mempersiapkansarana dan prasarana, termasuk
lokasi
kegiatanembung&olam
cadanganair.
Berdasarkanpengatuan Kabid
Pertanian,Awaluddin,
persoalan yangmuncul dari
adanyaprogram
dankegiatan yang uba-tiba keluar,
tidak
sesuai dengan usulan dalam musrenbang adalah dayaserap. Menuruh:rya, kegiatan
di
lapangan memerlukan persiapary mencari
lahan,penunjukkan kelompok
tani
dan lainnya. penunjukkaninipun
tidak
bisa serta merta" tetapiperlu
koordinasi
dengan berbagaipihak
yangterkait
denganbentul
kegiatan. Dava serapPengelolaan
Air
Irigasi untuk
Pertanian/ embungini
per
20
septemb.rlz}77,
hanya
10%.
Fakta
lain,
kelompok
tani tidak
siap
untuk
melaksanakankegiatan perluasan areal
danpengelolaan lahan pertaniaa, sehingga daya serap hanya mencapai 36.06%. persoalan yang
dihadapi
bukan
hanya
ketidaksiapan
kerompok
tani,
temyata kerompok
tani yang
menyatakan siap, dalam
pelaksanaannyakelompk
ini
belum
membuat tahapan
usulan.termasuk kelompok
tani
calon
peserta
berum
menyerahkan syarat-syarat
yang
terahditetapkan. Pernah
te4adi Dinas pertanian dan
peternakan
merevisi surat
keputusansuslrran kelompok
tani
penerima kegiatan bansos. seharusnyakebufuhan
pembangunanDaerah
yang
didanai melalui program
dan kegiatan Tugas pembantuan adalah kebutu^han
pembangunanDaerah
yang
sesuai dengan
prioritas
pembangunannasional
danprioritas
pembangunanDaerah,
sebagaimana dinyatakandalam
penjelasan pasal 21 ayat(2) dan
Pasal 50ayat (2)
PP T l20o9 tentang Dekonsentrasi dan Tugas pembantuan.Untuk
penyempumaan p€renc.rnau[r
di
daerahperlu didorong r:ntuk
lebih mengoptimalkanpeng-gunaan mekanisme musrenbang dalam
menyampaika. informasi
kebutuhan pembangunandaerah agar
terwujudnya
efisiensi dan sinergi kebijakanprogram
dan kegiatanpembang'-nan pusat dan daerah.
Penyediaan
dana
pendampingan
terjadi pada satker Dinas
pekerjaan
Umum
Kabupaten Bangka
untuk program
nasional
pemberdayaanmasyarakat
pengembangan14
Koor.l inasi p-.nvelerg*r,
JuhJal Stutl pen.intdhan
\/aiuit)t 3 iletto.:l Febtuoti 2C12
inlrastruktur
sosial ekonorniwilayah (I'jNPld
PISEW) dengandala
sebesar Rp. 67s.g44.s00yang
diambil dari
dana APRD Kabupaten BangkaTahun Anggaran
2010. Danapendam-pingan
ini,
disedrakanjuga oleh
Dinas Pertaniandan peternakar;
serta Badan KetahananPangan.
Ilasil
E*aluirsi
KernenterianKeuangan
(2010)menunjukkan masih ada
Daerah/SKPI), sebanyak 22,86% y:urg diminta
untuk nenyediakan
dana pendamping.2,
Analisis
Fclaksanaan FungsiKoordinasi
Dalarn penyelenggaraanTp
Perkemba^gan
realisasi penverapan
dana program
Tp
sebagaibukti
pelaksanaanfungsi koordinasi
terse lenggaranya TP, berdasarkan kegiatanTalun
Anggaran
20L1yang
dilaksanakan di Kabupaten Bangka berdasarkan data lapangan diter:rukan, s:ebagai
berikut:
a.
Satuan Kerja Dinas Pertanian dan Petemakanuntuk
satuan
Kerja Dinas
Pertanian
dan
peternakan,
dana
Tp
diberikan untuk
perbaikan
irigasi,
perluasan arealdan
pegelolaan lahan pertanian, pengelolaan sistempe-nyediaan dan pengawan alat mesin pertanian, dukungan manajemen dar.
dukungan
teknislainny4
kegiatan pengelolaanproduksi
tanaman serealia, kegiatan pengelolaan sistempe-nyediaan benih tanaman pangan.
Untuk implementasi
pelaksanaan Tpdi
SKpD Dinasper-tanian dan Peternakan dapat
dilihat
pada tabel dibarvahini:
Tabel
1. Realisasi
Dana TP di Satker Dinas pertanian dan peternakanSumber; Doto Primer
l(oordin:sr PentelEnq!;:'r"dari Tirgns t'enbnritu:ln
Di (:buiril.fr Brngl(a
No
Kediatan
I
ragu Dana (np)l-nJsa:i
I
I
P/"\7 Kegiatan berupa pengelolaan Air lrigasi untuk pertanian
1.000.000.000 10,00 Usulan dali kelomook
lani belum diterima 2 Kegiatan Perluasan Areal dan Pengelolaan
Lahan Pertanian
1.650.000.000 36.06
'
tl
1t
iKelompok tanitidak
j!iap melaksanakan
bantuan sosial 3 Kegiatan Pengelolaan Sistem Penyediaan
dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian,
55.000.000 27,27 Usulan dari kelompok
tani belum diterima
4 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis lainnya Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian
50.000.000 5t ,37 Usulan dari kelompok
tani belum diterima
5 Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia
184.800.000 s0,26 Kelompok tani calon
peserta belum menyerahkan syarat yang cjitetapkan.
6 Kegiatan Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman PanRa
3.500.000 Benih BLBU belum
sampai ke lokasi 7 Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya
pada Ditjen Tanaman Pangan
42.500.000 46,I3%
[image:15.595.57.526.484.761.2]J u t fi a I tiu (i t le the t i t, t.:', t:i ti Volume 3 llo4rot ! l-t:t)t,-rtji;:.a)t
b.
Satuan Kerja Badan l{etahanan PanganPacia
tahnn
2011, SKPD Badan Ketahanan pangan I(abupaten Bangka melaksanakanProgram Peningkatan
Diversifikasi
dan Ketahanan pangan Masvarakat, <Iengantotal
paguanggaran sebesar Rp. 1.086.700.000,- dengan kegiatan dapat
dilihat
secara detail pada tabeldibawah
ini:
c.
Satuan KerjaDinas
Sosial dan TenagaKerja
Pada
tahun
2011,
sK"D
Dinas
sosiar
dan
Tenaga
Kerja
Kabupaten
Bangkamelaksanakan Program Penempatan dan perluasan Kesempatan Kerja, dengan
total
paguanggaran sebesar
Rp.
479.207.000,- dengan kegiatan dapatdilihai
secaradetail
pada tabeldibawah
ini:
Tabel
3.
Realisasi Dana TP Satker Di Sosial Dan TSumber; Data Primer
Hasil penelitian
di
Kabupaten Bangka, dalam hal pelibatan Bappeda sebagai perangkatkerja pemerintah daerah yang melakukan
fungsi
koordinasi, perencanaan,mo.itoring dan
16
rioori:rnir:i peny.je.srr..,,"
.r*r.
.11,;*"'jlill
f,r i,:,tar'rp:Jtait IlrFgka Tabel 2. Realisasi Dana TP Satker Badan KetahananSumber; Dats Primer
nas
7 Kegiatan peningkatan pengembangan pasar keria
50.000.000 72,26
2 Kegiatan pengembangan dan peningkatan perluasan kesempatan kerja
[image:16.595.44.510.211.392.2] [image:16.595.43.502.553.701.2]ju;nai SttJ.li teneintohan '.tolone 3 \ict/to. 1 teb uori 2012
pelapolan
dalam tata kelc,la Tugas Pembantuan sangat lemah. Bappeda Kabupaten Bangka hanya sebagai pen+:riina laporanjumlah
dana atau besaranpagu
Tugas Pembantuan suatu kemeirteriandi
SKi'jD,itupun
dil:etahr.ri setelah masing-masing SKPDyang
mendapat TP,yaitu;
i)lnas Fertalr,ian dan Petemakan, Dinas Sosial cian TenagaKerj4
dan Badan KetahananPangan Kabupaten Bangka,
untuk
Tahun Anggaran 2011 memberikan laporarL. Da1;,m proses pelaksanaan, Bappecia Kabupaten Bangkatidak lagi
mengetahui,. adanya proses ;:,orutrahanpagu,
apakahmasih
sesuai dengan perencanaanatau
tidak
sesuai, Bappeda mengetahuiterjadinya penrbahan
dari
iaporan
h'iwuianan
berikutnyn
setelair dibandinglca,r dengan laporan paling awal,itupun
sering terlambat dan seetelah diiakukan iemput bola.Berkenaan dei.gi.: r
laporan
Tugas Pembanhlandi
Kabupaten Bangkadil:einukakan
oleh Kepala Bappeda Moch.Karnil
.Abubakar, S.H, dalam wawancara yangdilakukan
pada12 Oktober 2011 di kantor Bappeda, seperti berikut:
" Dari hasil monitoring, evaluasi dan laporan yang diterima Bappeda per-20 September 2011, terhadap pelaksarraan kegiatan Tugas Pembantuan tahun Anggaren 2010 yang dibiayai oleh APBN, sampai dengan triwulan ke-lv, diketahui pada Kantor Dinas Sosial dan T€naga Kerja Kabupaten Bangka
untuk
kegiatan fasilitas pendukung pasar kerja, melalui penguatan kelembagaan, peningkatan informasi penyelenggaraan bursa kerjayaitu
pada kegiatan penyulLrhan dan penyebaran lnformasi, belum ada petugas atau pegawai yang menangarrisecara khusus kegiatan
tersebut.
Kurangnyapartisipasi
pihak
perusahaan daiam menyampaikan laporan ketenagakerjaan. Perusahaantidak
secara terbuka memberikan laporan secara terbuka dan lengkap. Masalah lain yang dihadapi adalah lambatnya SKpD yang mendapatkan Dana Tugas Pembantuan menyampaikan laporannya ke Bappeda Kabupaten Bangka sehingga penyusunan Iaporan yang seharusnyadikirinr ke
Kementerian yang memberikan Dana Tugas Pembantuan menjadi terlambat".Laporan
yang
tersumbatterjadi
dalamdomain fungsi koordinasi
penyelenggaran TPdi
Kabupaten
Bangka.Bukti adanya keterlambatan
diterimanya laporan oleh
BappedaKabupaten Bangka dapat
dilihat
dari
pelrnyataan Kepala Bappeda" Moch.Karnil
Abubakar,S.H, dalam
wawancaratanggal
12Oktober
2011di
Kantor
BappedaSungailiat
sebagaiberikut:
"Fada intinya Bappeda
itu
menerima laporan dari SKPD yang berkaitan dengan TP baik yang menyangkut realisasi dana TP maupun kegiatandi
lapangan,ltu biasa
pak, kalau terlambat, tapi untuk rnengantisipasi biar tidak ada sanksi, kami lakukan jemput bola, kami longsung ke SKPD mlnta laporannya untuk masa berjalan, aturannya maksimal tanggal tujirh setelah bulan yang bersangkutan, Iaporan dibuattriwulanan, jadi
sebelum tanggaltujuh
i<alau mereka (SKPD) tidak ada laporan ya ...sudah kami ke SKPD, biar tidak ribet, cuma tiga sKPtl, tinggal minta data dari mereka".Ayi Karyera
jutnsl Sttdi P.nerir' .rt,
t.
Vol)me 3 Alofilot :l l-rttr.t.: ?0:2
Pemyataan tersebut
menunjukkan
bahwasKpll
yang
melaksanakan darr mengelolaTugas Pembantuan iemah dalain pengadministrasian Dana Tp. Laporan tidak lengkap,
tidak
dilaporkan
per
ser:,ester,dan
tidal< menggarnbarkan keseluruhan pelaksanaan kegiatan.Dengan terjadinya
keterlambatan
laporan
dari
sKpD dan
tidak
rengkapnya
laporan,menimbulkan kebingungan bagi Bappeda. Berikut pemyataan Kepala Bappeda:
"Akhir september zo11 sebenarnya Kepala Bappecla seluruh Kabupaten dan Kota harus menyampaikan laporan penyerapan dana, dan menjelaskan segala macam berbagai hambatan berkenaan Dana TP ke provinsi, semestinya laporan tidak terlambat, mereka punya satker Tp koq. jadi, seharusnya mer.eka lebih lengkap menuliskan kendala dan hambatannya,;.
Lain halnya yang
dikemukakrn Mulyoto
(50 tahun), penyr:1uh pada Badan KetahananPangan yang selalu ada dan bertugas di lapangan, juga sebagai pelaksana kegiatan Tp:
"Masalah laporan tidak masalah,
itu kuncinya
di kita, asal kegiatan di trngkat kelompok ada, jadi kita lihat buku kegiatan, buku kas dan lain-lain, kemudian kita buat salinan untukbahan lapora n".
Menurut
Kementerian Keuangan (2010),sinergi pusat
dan
daerahdalam perspektif
desentralisasi
fiskal
menunjukkan
faktor
penyebab
dominan
atas
keterlambatanpencairan/penyerapan dana Dana Tugas pembantuan adatah kar.ena
lar'anya
penyelesaianrevisi
DIPA
(35,85'/.), dan adanya perbedaannomenklatur
(,20,7so/"). Lamanya penyelesaianrevisi DIPA
disebabkan adanya proses konsolidasiDIpA
yang
direvisi
oleh K
/L terkai!
sebelum
diajukan
ke
Kementeri;m Keuangan,
kondisi
ini memr.rngkinkan terjadinya
penambahan
waktu
atau memperlama penyelesaianrevisi
DIpA.
subhan
(33tahun), dari
Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Bangka menyatakan:
"Kegiatan pengembangan dan peningkatan perluasan kesempatan kerja kondisi sampai 20 september 2011, triwulan
lll
baru terserap 52,65%, permasalahan yang dihadapi adanya perubahan lokasi dari Desa Cit ke Desa Batu Ampar dan lambatnya 5K dari kementerian tenaga kerja dan transmigrasi yang berhubungan dengan proses pencairan dana pNBp, kita koordjnasi yang intensif via telepon dan emaij ke Biro Keuangan Depnakertrans.Pencairan
dana
tugas
pembanfuan
adalahtermasuk
bagia'l
terpenting
dari
percepatan penyerapan
APBN,
sehinggaperlu dilakukan rnonitoring
secara
terusmenerus pelaksanaa.nya
agardapat segera
diketahui
dan diatasi
segala permasalahanyang terjadi.
Mekanisme konsolidasi
untuk
pengumpulan
DIpA signifikan
untuk
ditataulang
oleh
Kementerian Negara/Lembag4
baik
mengenaijangka
,aktunya
maupunprosedurnya,
agar
penyelesaianrevisi
DIPA
dapat dipercepat
sesuai ketentuan
yang.lundl Studi P?merintohon Voiullie 3 Nnrnot
l
Febtuoti 2012berlaku.
Hasil
kajian
dokumen, ditemukan keputusan
untuk
penetapan
kelompok
tanipenedrna bantuan langsung benih
unggul
(BLBU) SL-PTI' dankelompok tani
penerimaLL
SL-PTT padi non
hibrida
dan iahan kering di Kabupaten Bangka Tahun Anggaran 2011,baru
ditetapkan pada 30 Juni 2011, sehingga berpengaruh terhadap pelaksanaan
iadwal
kegiatan.Apalagi
keberadaankelompok
tanidi
Kabupaten Bangka sangat tersebarhampir
di
seluruhkecamatan.
Kelompok
tani yang
dibentuk
tersebardi
7
kecamatan,yakni:
(1)
KecamatanBelinyu
tetsr'.barpada
4
Desa
dan
I
kelurahan, keseluruhan
kelompok tani
sebanyak 6keiompok, rencaru tanarn
Juli
2011;
(2)
KecamatanRiau
Silip
tersebar
pada
6
Des4keseluruhan
kelompok
tani penerirna dana sebanyak 17 kelompolg rencana tanamAgustus-September 2011;
(3)
Kecamatan Pemali lercebarpada
4
Desa, keseluruhankelompok
tani
sebanyak 11 kelompok, rencana tanam fu112017;
(\
Kecamatan Puding Besar tersebar pada 5Desa, keseluruhan kelompok
tani
penerima dana sebanyak 9 kelompok, rencana tanamfuli
dan September 2011; (5) Kecamatan Meruwang tersebar pada 2 Desa, keseluruhan
kelompok
tani
penerinra bantuan sebanyak 9 kelompok, rencana tanamJuli
20L1,; (6) Kecamatan Bakamtersebar pada 2Desa, keseluruhan kelornpok
tani
penerima bantuan sebanyak 2 kelompok,rencana
tanam
Juli
2017;dan (7)
Kecamatan Mendo Barat tersebarpada
6
(enam) Desa,keseluruhan kelompok
tani
penerima dana sebanyak 10 kelompok, rencana tanamJuli
2011sampai dengan September 2011.
Mundurnya
penetapan kegiatanmenimbulkan
masalahdi
tingkat pelaksana,
sepertiyang
dikemukakan Subhan (33 tahun),
informan
dari
Badan
Ketahanan Pangan (BKP)Kabupaten Bangka.
"Kita dapat peringatan dari KPPN Pangkalpinang, pelaporan terlambat, namun kami konfirmasi ulang pelaporan kami tepat waktu, hanya saja berjenjang, kami dari BKP Kabupaten ke BKP provinsi lalu ke KPPN, lalu provinsi tidak menyampaikan waktu itu, laporan hilang, sehingga
kita langsung ke provinsi dan KPPN langsung dua laporan sekaligus. Ya, kita dapat te8uran, tim
siaga juga kena, namun kita sudah berusaha".
Alasan yang dikemukakannya adalah:
"Jelas ada kendala, mengapa realisasi sekecil itu, terutama adanya Perpres 54, mungkin itu
salah satu kendala kami, mungkin pemahaman kami masih terbatas masalah Perpres 54 itu,
sehingga kami kesulitan melakukan SPJ, misalnya ada dana pertemuan di kelornpok, misalkan
untuk makan-minum, tapi kita masih kesulitan, awal-awal itu cukup ada talangan PKK saia kita
kasih dana, kemudian dimasak untuk makan-minum, apakah harus pihak ketiga yang sudah
ada NPWP, dan sebagainya, kemudian yang kedua, perubahan KPA, karena kepala badan kita
Ayi Karyana
J u rn a I St u d i l> L' lia e t' i at.r hd n Volume 3 Nome!
l
Feh iiti 2012diganti pada Maret
201
uasa anggaran, iadi itu terlambat dengan adanyapergantian KPA,
itu
kan
n keuangan, uang tidak bisa dicairkan, kemudianSDM nya terbatas,
iuml
etahanan pangan itu ada 7 orang (satker TpBKp), tidak mengganggu, cuma karena jumrah orang terbatas, ya sedikit kewarahan,
jadi
merebihi
darijam kerja.
Permasalahan
yang terjadi pada satker BKp,
sesuaidengan
hasil
evaluasi
dari
Kementerian Keuangan (2010) bahwayang
menjadi
faktor
dominan
ataskendala
teknisadministrasi
pengelolaan keuangan pelaksanaanDana
Tp
di
daerah adalah
terbatasnya
jumlah sDM
yangmempunyai
kemampuanteicris
daram menangani kegiatan
sekitar
46,610/o,
sementara 6,987o
menyatakan penyebab
rainnya, seperti: terrambat menerimapedoman
pelaksarraankegiatan
dari
pusat, format
sistem peraporanberbeda-bed4
danlainnya.
Apabila
kendala teknis
ini
tidak
segeradicarikan solusiny4
maka bukan
hanyamengakibar*an terhambatnya
penyelesaiaan peraksanaanTp
tersebut,juga
berpengaruhdalam pertanggungjawaban pengelolaan dana.
Pihak
SKPDpenerima dana
Tp
sebenarnyatelah
melakukan berbagaiupaya untuk
mengatasi
berbagai
permasarahanyang timbul, namun
terkendala dengan berbagai hal
seperti
yang
dikemukakan pada bagian terdahulu. Kata
kunci untuk
mengatasi masalahtersebut
sebenamya
adalah
sosialisasi
dan
koordinasi. Melakukan koordinasi
denganberbagai instansi
dan
perusahaanyang dilibatkan dalam
pengelolaan DanaTp,
koordinasidengan
kelompok
tani
dankoordinator
kegiatan, dan me_ng>ercepat seruruh kegiatan yangbelum
terlaksan".
o-Faktor
penyebab kendara
teknis
peraksanaan
program
dan
kegiatan
TugasPembantuan
di
Kabupaten Bangka antara
lain
dikemukakan
oleh subhan
dari
BadanKetahanan Pangan. Terjadinya keterlambatan peraksanaan
program
dan kegiatandi
satuankerja penerima Dana TP
dikemukakannya
antaralain
disebabkanterrambatnya
tu'.mnya
Petunjuk operasional Kegiatan
(PoK),
dan adanya revisi DaJtar Isian penggunaan Anggaran(DrPA).
Penatausahaan
barang
hasil peratsanaan
kegiaian
Tugas pembantuan
di
sKpD
dikemukakan subhan (33 tahun) Kasubbid Konsurnsi yang juga anggota Tirn
Koordinasi
rp
di
satkernya (BKP) Kabupaten Bangka, sebagaiberikut:
"Alat penepungan ini yang jadi masarah, arat penepung ini, karena proses relang bukan di kita,
tetapi di pemda. Jadi disana proses lelang sudah selesai, sebenarnya ini iinggal menunggu alat
ini datang, berita acara pemesanan barang, sudah tinggar pencairan dana, sedangkai untuk
Ayi t{a ryana Koc:dlnasi ierlyelenggaraen I ug:ls pembantuan
I utid! strdi llemetiniqhan Valane 3 Nanor i FefuLlcti 2A12
bantuan ke P2KP sudah terserap tapi duitnya kecil disitu. Uangnya 40 juta ditambah 160 juta. Kemudian untuk pangan segar
uji
lab itu ada. Uji labnya itu, sudah selesai tinggal pencairan dana. Sebenarnya tinggal barangnya".Barang
hasil
pelaksanaan kegiatan
TP
merupakan Barang
Milik
Negara(BMN),
sehingga harusdikelola dan
di
tata
usahakan denganbailg
sebagaimanadiatur
dalam PP No. 61 2006 tentang Pengelolaan Barang
Milik
Negara/Daerah sebagaimana telahdiubah
dengan PP
No.
38/2008.Barang
hasil
pelaksanaankegiatan Tugas
Pembantuandapat dialihkan/dihibahkan menjadi
Barang
Milik
Daerah (BMD).
Proses pengalihan/penghibahan tersebut mengacu
pada Peraturan
Menteri
Keuangan
No.
96l?MK.06/2007tentang
Tata
Cara
Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan,
danPemindahtanganan Barang
Milik
Negara. Subhan (33 tahun) menambahkan penjelasannya."Harapan kita sebelum bulan Desember ini sampai alatnya. Nanti kita ada pelatihan, kebetulan ada dana APBD kita untuk mendampingi ini, ada pelatihan penggunaan alat penepung itu, nanti dilatih alat penepung ini, dilatih kemudian kita sebarkan kepada kelompok yang sudah ada namanya, nanti kita catat dikita, inventarisir alat. Kemudian kita bina terus, kita dampingi terus karena ada PPL pendampingnya itu. Kita pernah mendapatkan laptop, di laporkan terus".
Berkaitan dengan biaya operasional pemeliharaan BMN,
informan
dari TimKoordinasi
TP
di
Kabupaten Bangk4 mengemukakan agaksulit
kalau biaya tersebut dibebankan kepada masyaraka! salah seorang anggota tim, yaitu; Subhan dari BKP mengemukakan alasannya."Dinilai dari peta kita, seluruh Desa di Kabupaten Bangka rawan pangan dilihat dari produksi pangannya, tapi kalau dilihat dari kemampuan daya beli tidak. Sepefti yang tahun 2010 itu, di Desa Ridipanjang, pertama kita alasannya
di
Desaitu
karena disitu memang ada beberapa lebih dari 100 KK itu miskin, kemudian jarak antar dusunnya jauh, misalkan antara Dusun Kupa, Bukit Pula aksesnya itu .jauh 9 KM, akses ke pasar jauh. Dikasih pangan, beras, minyak goreng,jadi
kalau dibebaniuntuk
pemeliharaanalat,
kelompok merasa beratjuga,
maksud kita memilih tempat tersebut justeru untu k membantu dan memberdayakan mereka, ya untuk saat ini dari Pemerintah Kabupaten Bangka."Biaya
operasional
dan
pemeliharaan
BMN hasil pelaksanaan kegiatan
TugasPembantuan yang
belum dihibahkan harus didanai
dari
APBN
sebagaimanadiatur
dalamPasal 7 huruf
b
PMK
156/2008tentang Pedoman
PengelolaanDana Dekonsentrasi
danDana Tugas Pembantuan. Ketentuan
i.i y-g
dijadikan
acuan oleh SKPD penerima Dana TPdi
Kabupaten Bangka.Kendala
dalam
penyusunan
dan
penyampaian
laporan
Tugas
Pembantuan
di
Kabupaten
Bangk4
antaralain
sortzoareyang
disediakanoleh Provinsi Kepulauan
BangkaBelitung
sampai dengantriwulan
IV
belum dapat diaplikasikan
untuk
menyusun laporan.Software
yang
dimaksudkan
oleh
Bappeda adalah
aplikasi yang dapat
membantu
danAyi
Karyana
21) u./ta ! Sl, d i P e tne tin\.dha, Voln(E 3 lNcita{ 1 Fenn}crj 2C1?
memudahkan
penrrsunan
Laporan pemantauan
pelaksanaan
rencana
pembangr:nanberdasarkan
PP
No.
39/2006tentang
Tatacarapengendarian
dan
Evaluasi
peraksanaanRencana Pembangunan, selanjutnya aplikasi teini diberi nama Aprikasi pp 39-sKpD.
sesuai dengan
Berita Acara
Rekonsiliasi,pada 04 oktober
2011, Satker
BadanKetahanan Pangan sebagai Kuasa penggr:na
Anggaran (KpA),
denganKantor
pelayananPerbendaharaan Negara pangkalpinang, dinyatakan DIpA"
tidak
terdapat perbedaan antaradata
sAU
dengan datasAI;
LRA,Tidak terdapat
perbedaan antara datasAU
dengan dataSAI; Nerac4 tidak terdapat perbedaan antara data SAU dengan data SAI
Dalam
hal
aspek pembinaan
dan
pengawasandi
sKpD
penerima
Dana
Tp
di
Kabupaten Bangka
dari
Kementerianpemberi Dana
Tugas pembantuan, sangat jarangdilakukary yang terjadi
adayang
disebutrapat koordinasi
dan sinkronisasidari
provinsi
yang dikoordinasikan oleh
Biro
pemerintahan
provinsi
Kepulauan Bangka
Beritung.sedangkan pembinaan
dan
pengawasanyang dilakukan
oreh
sKpD sendiri
terhadapkelompok-kelompok
masyarakatyang
mendapatkan
Dana
Tp, Awaruddin
(44
tahun)memberikan penjelasan sebagai
berikut.
"Pengawasan Dana Tp ini biasanya ada dua aparat pengawasan, yang pertama dari irjen dan
BPKP, biasanya karau sudah ;nasuk sarah satu, yang rain tidak masuk ragi, karau suiah dari
BPKP, kemarin BpKp yang turun yang irjen tidak masuk ragi ... pengawas internar tidak masuk
utuk Dana Tp, karena dari peraturan pusatnya tidak boreh. pengawasan program Tp sesuai
rencana dirakukan dengan cara kontror administrasi
dan
kontrorfisik
rapangan, prinsippendanaan di SKpD kami berupa bantuan sosial.,,
subhan
dari
Badan Ketahanan pangan Kabupaten Bangka menambahkan pembinaandan pengawasan pelaksanaan Tp di lapangan.
"Jadi pengontrolan di rapangan itu ada namanya ppl pendamping, untuk program p2Kp itu ada
PPL pendamping,
itu
sudah ada dan honornya 350 riburupiah untuk
pltugasrapangan,
pembinaan dari kami juga ada, kami bagi tim jadi masing-masing dua orang, iehingga bisa
tercapai misalnya rombongan satu mobir diturunkan di desa ini, yang satunya ragi di Jesa ini,
itu solusi kami untuk pengontroran dan pem binaa n.... Kita mengecek pembukuannya, kita kasih
tahu sebelumnya penggunaan dana, istirahnya kredit dan sardo kita ratih duru setiap kerompok
ada, cuma tidak dilaporkan ke kita, cuma pendampingnya wajib meraporkan ke kita
kegiatan-kegiatan itu...Dari kerompok
tidak, tetapi
ppLwajib
rapor pada
kami,
pencairan-dana
berdasarkan rencana kerja kerompok. Koordinasi dengan
plr
untuk mengetahui kegiatankelompok Pencairan dana kan harus berdasarkan laporan kegiatan. ppl kita liurang.
ratJr
pp1kebetulan ada rapat, kami konfirmasi dengan ppl, ppL menjadi ujung tombak pengiwasan dan
pembinaan".
Azyzy
(2007) menyatakary peraksanaan pengendalian sebaiknyadirakukan
sejak awarproses
kerja sampai
akhir
22
kerja.
Bahkan
controllingitu
juga harus dilakukan
terhadap(oordinasi penyetei]er.r"""
r"*".
oll,["]lll
Jttral Strd I perserintahan
Vtiurre 3 Nomat
l
Febtaari 2A12perencanaan.
Mungkin
sajaterjadi bahwa
pengorganisasiansuatu program atau
kegiatansangat
baik
sampai selesai,tetapi hasil akhirnya
tidak
sesuai dengan apayang
sebenarnyadibutuhkan, baik
dari
segi keuanganmaupun
dari
segi kegunaannya.Artinya
kalauterjadi
seperti
itu,
ada kesalahan dalam perencanaannya. Contoh, kegiatan embung sebenarnyatldak
menjadi
prioritas untuk
masyarakat, tetapijusfru
pengolahan pohon pisang menjadi berbagaimakanan, seperti nasi pisang, sangat
perlu untuk
dikembangkan.Informan yang
bemamaMulyoto
(50tahun)
dari
DesaKayu
Besi KecamatanPuding
Besar, mengatakan sebagaiberikut:
"Kalau saya lihat sekarang ini kan kita banyak yang serba instan, apalagi maraknya
ry
swastamenayangkan iklan-iklan yang menjanjikan suatu produk, lebih baik kita kembali ke olahan
alami, juga untuk mengenang masa lalu orang-orang tua menyajikan makanan untuk anaknya,
mie instan
itu
banyak bahan pengawetnya, nah dengan adanya pohon pisangini,
apalagisekarang kita banyak tahu, pisang bisa jadi nasi, kita olah tidak hanya menjadi pisang goreng
saja, dengan demikian pisang sekarang ada harganya. Harapan kita nanti kegiatan p2Kp ini,
minimal jangan hanya satu desa saja
di
kecamatan,di
minta semua desa ada semua caraprodu-ksi seperti ini, itu lurah atau kepala desa yang ada disitu bisa mencontohkan atau pun
kita salah satunya, kalau bisa itu ditingkatkan lagi, dana ini