• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV Laporan Pemetaan Potensi Kerusakan Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB IV Laporan Pemetaan Potensi Kerusakan Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan Tahun 2016"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Data Hasil Pemantauan

Berdasarkan gambaran lokasi pemantauan kualitas air sungai di

Kabupaten Grobogan, yaitu terdapat 3 sungai yang dipantau yaitu Sungai

Lusi, Sungai Serang, dan Sungai Tuntang. Untuk mengetahui kondisi kualitas

air di 3 sungai tersebut maka diambil beberapa sampel air yang tersebar

sepanjang sungai pada Tahun 2014. Pemantauan kualitas air sungai dilakukan

pada musim kemarau. Periode waktu ini dipilih karena sebagian besar sungai

yang dipantau adalah badan air yang berfungsi sebagai badan air penerima

limbah cair baik dari kegiatan domestik, industri, maupun pertanian. Data

hasil kualitas air sungai diperoleh dari pengambilan sampel lapangan yang

diujikan di Laboratorium CITO Semarang.

IV.2. Hasil Analisis Kualitas Air

Berdasarkan definisinya, pencemaran air diindikasikan dengan

turunnya kualitas air sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak

dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Yang dimaksud dengan tingkat

tertentu tersebut di atas adalah baku mutu air yang ditetapkan dan berfungsi

sebagai tolok ukur untuk menentukan telah terjadinya pencemaran air, juga

merupakan arahan tentang tingkat kualitas air yang akan dicapai atau

(2)

No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian

Pencemaran Air).

Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan/atau diuji

berdasarkan parameter-parameter tertentu dang metode tertentu berdasarkan

standar yang berlaku. Status mutu air adalah tingkat kondisi mutu air yang

menunjukkan kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam

waktu tertentu dengan membandingkan dengan baku mutu air yang

ditetapkan.

Penetapan baku mutu air selain didasarkan pada peruntukan

(designated beneficial water uses), juga didasarkan pada kondisi nyata

kualitas air yang mungkin berada antara satu daerah dengan daerah lainnya.

Oleh karena itu, penetapan baku mutu air dengan pendekatan golongan

peruntukkannya perlu disesuaikan dengan menerapkan pendekatan klasifikasi

kualitas air (kelas air). Dalam perhitungan status mutu air ini digunakan

parameter fisika yang meliputi temperatur, residu terlarut, dan residu

tersuspensi; parameter kimia yang meliputi pH, BOD, COD, DO, Total fosfat,

NO3, Cd, Cr+6, dan NO2; parameter kimia organik meliputi deterjen sebagai

MBAS, senyawa fenol.

Sungai di Kabupaten Grobogan secara umum dimanfaatkan oleh

penduduk sebagai irigasi pertanian. Di lain pihak sumber daya air juga

dimanfaatkan sebagai badan air penerima limbah dari kegiatan industri

ataupun kegiatan domestik yang berpotensi untuk menurunkan kualitas dari

badan air tersebut. Pencemaran badan air dapat terjadi akibat limbah industri,

limbah rumah tangga/domestik maupun limbah pertanian. Berdasarkan

sumbernya, pencemaran dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu

(3)

dari perusahaan, dan limbah pertanian/perkebunan. Berbagai macam sumber

pencemar menunjukkan bahwa konsentrasi senyawa pencemar sangat

bervariasi, hal ini disebabkan karena sumber air limbah juga bervariasi

sehingga faktor waktu dan metode pengambilan sampling sangat

mempengaruhi besarnya konsentrasi dimana pengambilan sampling pada

musim kemarau menyebabkan kualitas badan air cenderung lebih buruk

karena faktor pengencer dari air hujan berkurang.

Selain dilakukan uji laboratorium terhadap kualitas air Sungai Lusi,

Sungai Tuntang, dan Sungai Serang, dilakukan pula pengamatan secara

langsung terhadap berbagai aktivitas penduduk yang berada di sekitar sungai

yang dimungkinkan berperan sebagai sumber pencemar. Titik pengamatan

dilakukan secara tersebar sepanjang sungai. 1. Sungai Lusi

Sungai Lusi merupakan salah satu sungai terbesar di Wilayah Sungai

Jratunseluna (Jragung Tuntang Serang Lusi Juwana). Berdasarkan Peraturan

Gubernur Jawa Tengah No. 81 Tahun 2014 baku mutu status mutu air Sungai

Lusi di Kabupaten Grobogan merupakan kriteria peruntukan air kelas II yaitu

air yang peruntukannya dapat digunakan untuk sarana rekreasi, budidaya ikan

air tawar, peternakan, dan untuk mengairi pertanaman.

Aktivitas yang berada di sepanjang Sungai Lusi antara lain adalah

permukiman penduduk, pertanian, dan industri kecil. Pengambilan sampel air

Sungai Lusi dilakukan pada 3 titik yang selanjutnya dianalisis di laboratorium

CITO Semarang. Adapun hasil uji laboratorium kualitas air Sungai Lusi untuk

beberapa parameter adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1. Hasil Uji Laboratorium Kualitas Air Sungai Lusi tahun 2016

N

o Parameter Satuan

Hasil Analisa

(4)

I. FISIKA

1 Temperatur 0C NA NA NA

2 Residu Terlarut mg/L 744 604 2570

3 Residu Tersuspensi mg/L - -

-II. KIMIA

1 pH - - -

-2 BOD mg/L 10 4 9

3 COD mg/L 35 41 45

4 DO mg/L 8 8.90 4,5

5 Total Fosfat sebagai P mg/L 3,62 2,87 3,56

6 NO3 sebagai N(NO3) mg/L - -

-7 Kadmium (Cd) mg/L 0,006 0,006 0,006

8 Khrom (Cr +6) mg/L - -

-9 Nitrit sebagai N (NO2) mg/L - -

-III. KIMIA ORGANIK

1 Deterjen sebagai MBAS µg/L - -

-2 Senyawa Fenol sebagai Fenol µg/L 220 270 430 IV. MIKROBIOLOGI

1 Fecal Coliform MPN/100ml 1700 490 1100

2 Total Coliform MPN/100ml 1700 490 1100

Keterangan

Lusi 1 : Desa Selo Kec Tawangharjo Lusi 2: Kelurahan Wirosari

Lusi 3 : Desa Pancan Kec Tawangharjo

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa ada beberapa parameter

yang melebihi baku mutu yaitu :

1. Residu Tersuspensi

Rata-rata residu tersuspensi 1306 mg/L melebihi baku mutu 50

mg/L 2. BOD

Rata-rata nilai BOD adalah 7,667 mg/L melebihi baku mutu

sebesar 3 mg/L 3. COD

Rata-rata nilai COD adalah 40,33 mg/L melebihi baku mutu

(5)

Rata-rata nilai DO adalah 6,25 mg/L melebihi baku mutu maksimal

4 mg/L 5. Total Fosfat

Konsentrasi Total Fosfat sebagai P sebesar 3,35 mg/L melebihi

baku mutu 0,2 mg/L 6. Senyawa Fenol

Konsentrasi senyawa fenol sebesar 306,67 mg/L melebihi baku

mutu sebesar 1 mg/L 7. Total Coliform

Konsentrasi Total Coliform 1096,7 mg/L melebihi baku mutu 1000

mg/L.

Untuk mengetahui status Mutu Air Sungai Lusi maka dilakukan analisa

dengan metode STORET berdasarkan Keputusan Menteri Negara

Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan

Mutu Air. Diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut. Tabel 4.2. Hasil Pengukuran Status Mutu Air Sungai Lusi

N

o Parameter Satuan

Baku Mutu Hasil Pengukuran Skor Maksimu m Minimu m Rata-rata I. FISIKA

1 Temperatur 0C

Deviasi

3 NA NA NA 0

2

Residu

Terlarut mg/L 1000 NA NA NA 0

3

Residu

Tersuspensi mg/L 50 2570 604 1306 -4

II. KIMIA

1 Ph

-6 sampai

8 NA NA NA 0

2 BOD mg/L 3 10 4 7,667 -10

3 COD mg/L 25 45 35 40,33 -10

4 DO mg/L > 4 8.90 4,5 6,25 -10

5

Total Fosfat

sebagai P mg/L 0,2 3,62 2,87 3,35 -10

6

NO3 sebagai

N(NO3) mg/L 10 NA NA NA 0

(6)

(Cd)

8

Khrom (Cr

+6) mg/L 0,05 NA NA NA 0

9

Nitrit sebagai N

(NO2) mg/L 0,06 NA NA NA 0

III. KIMIA ORGANIK

1

Deterjen sebagai

MBAS µg/L 200 NA NA NA 0

2

Senyawa Fenol sebagai

Fenol µg/L 1 430 220 306,67 -10

IV. MIKROBIOLOGI

1 ColiformFecal MPN/100ml 1000 1700 490 1.096,67 -12

2

Total Coliform

MPN/100

ml 5000 1700 490

1.096,6

7 0

Jumlah Skor -66

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa total skor yang diperoleh dari

penjumlahan skor tiap parameter yang di ukur mempunyai nilai -78. Hal ini berarti

bahwa kriteria Sungai Lusi termasuk dalam kategori CEMAR BERAT. Parameter yang melebuhi baku mutu antara lain BOD, COD, DO, Total Fosfat, Senyawa Fenol,

Total Coliform dan Fecal Coliform.

Dilihat dari parameter yang melampaui baku mutu, tampak bahwa bahan pencemar

merupakan bahan organik. Hal ini ditandai dengan tingginya nilai BOD, COD dan

rendahnya kadar oksigen terlarut dalam air (DO) di beberapa titik pengambilan

sampel. Bahan organik tersebut dimungkinkan berasal dari kegiatan domestik dan

home industry (Effendi,2003). Selain itu, parameter uji yang melampaui baku mutu ialah parameter Total Fosfat dan Senyawa Fenol. Fosfat dihasilkan dari kegiatan

(7)

dihasilkan dari kegiaatan industri yang bersifat toksik bagi organisme perairan

(Metcalf & Eddy, 2003).

a. Analisa Berdasarkan Gradien Alir Sungai

Gradien alir sungai merupakan perbedaan tinggi (elevasi) dasar sungai

dari hulu ke hilir pada jarak tertentu atau keseluruhan. Besaran nilai gradien

sungai berpengaruh besar terhadap laju aliran air. Gradien Sungai Lusi yang

berada pada kelerengan 0-8% yang dikategorikan sebagai daerah datar-landai

mengakibatkan laju aliran air cenderung lambat. Hal ini sedikit banyak akan

berpengaruh langsung terhadap keberadaan bahan pencemar di Sungai Lusi

karena laju aliran yang lambat akan memperpanjang waktu alir bahan

pencemar.

(8)

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, secara fisik terlihat

bahwa air Sungai Lusi berwarna hijau dan tidak jernih yang mengindikasikan

bahwa banyaknya ganggang di sungai. Banyaknya ganggang pada badan air

disebabkan karena kandungan nitrit dan phosphat yang berlebihan di dalam

air (Barus, 2004). Dari hasil uji kualitas air pada Tahun 2014 pada 6 titik

diketahui bahwa rata-rata konsentrasi fosfat di Sungai Lusi 3,35 mg/L (baku

mutu 0,2 mg/L) dan konsentrasi senyawa fenol306,6 mg/L (baku mutu 1 mg/L).

Menurut Ruttenberg (2004) dan Bahri (2010)phosphat dan senyawa fenol dihasilkan

dari kegiatan pertanian, limbah domestik, dan kegiatan indsutri. Jika dilihat dari hasil

pengamatan di lapangan bahwasannya kawasan di sekitar Sungai Lusi didominasi

kegiatan pertanian. Sehingga hipotesisnya adalah banyaknya ganggang di Sungai

Lusi diakibatkan oleh sisa pupuk pertanian yang tidak terserap tanaman sehingga

menyebabkan pencemaran Sungai Lusi.

Hasilpengamatan pada 3 titik di Sungai Lusi juga diketahui bahwa di

sekitar daerah sempadan Sungai Lusi jarang dijumpai vegetasi kayu keras. Gambar 4.2. Peta Kelas Lereng

(9)

Sempadan Sungai Lusi banyak dimanfaatkan warga masyarakat untuk

kegiatan pertanian. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011

bahwa sempadan sungai tak bertanggul di luar kawasan perkotaan adalah 50

meter. Sempadan sungai tidak boleh dimanfaatkan untuk kegiatan warga yang

dapat mengganggu kualitas sungai.

Tidak adanya vegetasi tanaman keras di sepanjang sempadan Sungai

Lusi menyebabkan pendangkalan dan kekeruhan air sungai pada musim

hujan.

2. Sungai Tuntang

Sungai Tuntang merupakan salah satu sumber daya air yang terdapat

di Kabupaten Grobogan yang kondisinya selalu berair. Sungai Tuntang

merupakan sungai utama yang termasuk dalam DAS Tuntang yang memiliki

panjang 105 km. Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah No.5 Tahun

2014 baku mutu status mutu air Sungai Tuntang di Kabupaten Grobogan

merupakan kriteria peruntukan air kelas II yaitu air yang peruntukannya dapat

digunakan untuk sarana rekreasi, budidaya ikan air tawar, peternakan, dan

untuk mengairi pertanaman.

Aktivitas yang berada di sepanjang Sungai Tuntang adalah berupa

aktivitas permukiman penduduk, perkebunan, pertanian, dan industri.

Pengambilan sampel air untuk mengetahui kondisi kualitas air Sungai

Tuntang dilakukan pada 3 titik yang tersebar sepanjang sungai. Hasil uji

laboratorium kualitas air Sungai Tuntang untuk beberapa parameter adalah

sebagai berikut.

Tabel 4.3. Hasil Uji Laboratorium Kualitas Air Sungai Tuntang

No Parameter Satuan

Hasil Analisa TUNTANG

(10)

I. FISIKA

1 Temperatur 0C NA NA NA NA

2 Residu Terlarut mg/L NA NA NA NA

3 Residu Tersuspensi mg/L 198 325 428 224

II. KIMIA

1 pH - NA NA NA NA

2 BOD mg/L 4 8 9 2

3 COD mg/L 70 73 64 80

4 DO mg/L 4,2 6,4 7,4 8,6

5 Total Fosfat sebagai P mg/L 1,69 1,54 1,5 0,9

6 NO3 sebagai N(NO3) mg/L - -

-7 Kadmium (Cd) mg/L 0,006 0,006 0,006 0,006

8 Khrom (Cr +6) mg/L - -

-9 Nitrit sebagai N (NO2) mg/L - -

-III. KIMIA ORGANIK

1 Deterjen sebagai MBAS µg/L - -

-2 Senyawa Fenol sebagai Fenol µg/L 240 330 270 860

IV. MIKROBIOLOGI

1 Fecal Coliform

MPN/100

ml 790 3500 490 790

2 Total Coliform

MPN/100

ml 790 3500 490 790

Tuntang 1 : Desa Jati Pecaron Kec Gubug Tuntang 2 : Desa Klitikan Kec Kedungjati Tuntang 3 : Desa Ngombak Kec Kedungjati Tuntang 4: Desa Gelapan Kec Kedungjati

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa ada beberapa parameter

yang melebihi baku mutu yaitu : 1. Residu Tersuspensi

Rata-rata residu tersuspensi 293,75 mg/L melebihi baku mutu 50

mg/L 2. BOD

Rata-rata nilai BOD adalah 5,75 mg/L melebihi baku mutu sebesar

3 mg/L 3. COD

Rata-rata nilai COD adalah 71,75 mg/L melebihi baku mutu

sebesar 25 mg/L 4. DO

Rata-rata nilai DO adalah 6,65 mg/L melebihi baku mutu maksimal

(11)

5. Total Fosfat

Konsentrasi Total Fosfat sebagai P sebesar 1,4075 mg/L melebihi

baku mutu 0,2 mg/L 6. Senyawa Fenol

Konsentrasi senyawa fenol sebesar 425 mg/L melebihi baku mutu

sebesar 1 mg/L 7. Total Coliform

Konsentrasi Total Coliform 1392,5 mg/L melebihi baku mutu 1000

mg/L.

Status Mutu Air Sungai Tuntang berdasarkan Keputusan Menteri Negara

Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan

Mutu Air dengan metode STORET diperoleh hasil perhitungan.

Tabel 4.4. Hasil Pengukuran Status Mutu Air Sungai Tuntang

No Parameter Satuan Baku Mutu

Hasil Pengukuran

Skor

Maksimum Minimum Rata-rata

I. FISIKA

1 Temperatur 0C Deviasi 3 0 NA NA 0

2 Residu Terlarut mg/L 1000 NA NA NA 0

3

Residu

Tersuspensi mg/L 50 425 198 293,75 -5

II. KIMIA

1 pH - 6 sampai 8 NA NA NA 0

2 BOD mg/L 3 9 2 5,750 -8

3 COD mg/L 25 80 64 71,75 -10

4 DO mg/L > 4 8,6 4,2 6,65 -10

5

Total Fosfat

sebagai P mg/L 0,2 1,69 0,9 1,4075 -10

6

NO3 sebagai

N(NO3) mg/L 10 NA NA NA 0

7 Kadmium (Cd) mg/L 0,01 0,006 0,006 0,006 0

8 Khrom (Cr +6) mg/L 0,05 NA NA NA 0

9

Nitrit sebagai

N (NO2) mg/L 0,06 NA NA NA 0

III. KIMIA ORGANIK

1

Deterjen

sebagai MBAS µg/L 200 NA NA NA 0

2

Senyawa Fenol

sebagai Fenol µg/L 1 860 240 425,00 -10

(12)

1 Fecal Coliform

MPN/100

ml 1000 3500 490 1.392,50 -24

2 Total Coliform

MPN/100

ml 5000 3500 490 1.392,50 0

Jumlah Skor -77

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa total skor

yang diperoleh dari penjumlahan skor tiap parameter yang di ukur

mempunyai nilai -77. Hal ini berarti bahwa kriteria Sungai Tuntang

termasuk dalam kategori CEMAR BERAT. Parameter yang melebihi baku mutu antara lain Residu Tersuspensi, BOD, COD, DO, Total fosfat,

Senyawa feno dan Fecal Coliform.

Selain uji laboratorium kualitas air, dilakukan pula

pengamatan secara langsung terhadap penggunaan lahan serta perhitungan

gradien Sungai Tuntang. Lokasi pengamatan terletak di Jembatan Tuntang.

Saat pengamatan, dilihat pula kondisi fisik eksisting air Sungai Tuntang. a. Gradien Sungai

Gradien Sungai Tuntang terletak pada kelerengan 0-15% yang

dikategorikan sebagai daerah datar-agak curam. Berbeda dengan Sungai

Lusi, persentase kelerengan Sungai Tuntang yang lebih besar

menyebabkan laju aliran air Sungai Tuntang cenderung lebih cepat. Hal ini

menyebabkan keberadaan bahan pencemar di Sungai Tuntang dapat lebih

cepat terangkut sehingga walaupun dikategorikan sebagai sungai yang

tercemar berat, parameter kualitas air Sungai Tuntang yang melebihi baku

mutu lebih sedikit dari pada parameter kualitas air yang melebihi baku

mutu pada Sungai Lusi. Sedangkan, Secara fisik kondisi sungai ini tidak

jernih dan debit aliran cenderung kecil pada musim kemarau. 3. Sungai Serang

Sungai Serang yang melewati Kabupaten Grobogan merupakan

(13)

No.9 Tahun 2013 baku mutu status mutu Sungai Serang di Kabupaten

Grobogan merupakan kriteria peruntukan air kelas I yaitu air yang

peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum dan/atau

peruntukan lain yang mempersyaratkan iar yang sama untuk peruntukan

tersebut.

Aktivitas yang berada di sepanjang Sungai Serang antara lain adalah

aktivitas permukiman penduduk, pertanian, perkebunan, dan industri.

Pengambilan sampel air untuk mengetahui kondisi kualitas air Sungai

Serang dilakukan pada 3 titik yang tersebar sepanjang sungai. Hasil uji

kualitas air Sungai Serang adalah sebagai berikut.

Tabel 4.5 : Hasil Uji Laboratorium Kualitas Air Sungai Serang Tahun 2016

No Parameter Satuan

Hasil Analisa SERANG

1 SERANG2 SERANG 3 I. FISIKA

1 Temperatur 0C NA NA NA

2 Residu Terlarut mg/L NA NA NA

3 Residu Tersuspensi mg/L 164 696 54 II. KIMIA

1 pH - NA NA NA

2 BOD mg/L 11 10 5

3 COD mg/L 51 41 32

4 DO mg/L 5,1 5,4 7,04

5 Total Fosfat sebagai P mg/L 0,94 2,28 0,71

6 NO3 sebagai N(NO3) mg/L - -

-7 Kadmium (Cd) mg/L 0,006 0,006 0,006

8 Khrom (Cr +6) mg/L - -

-9

Nitrit sebagai N

(14)

-III. KIMIA ORGANIK

1

Deterjen sebagai

MBAS µg/L - -

-2 Senyawa Fenol sebagai Fenol µg/L 290 270 260 IV.

MIKROBIOLOGI

1 Fecal Coliform MPN/100ml 790 16000 310

2 Total Coliform

MPN/100

ml 790 16000 310

Serang 1 : Desa Kandangrejo Kec Klambu Serang 2: Desa Pulorejo Kec Purwodadi Serang 2: Desa Pulorejo Kec Purwodadi

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa ada beberapa parameter

yang melebihi baku mutu yaitu : 1. Residu Tersuspensi

Rata-rata residu tersuspensi 304,67 mg/L melebihi baku mutu 50

mg/L 2. BOD

Rata-rata nilai BOD adalah 8,667 mg/L melebihi baku mutu

sebesar 3 mg/L 3. COD

Rata-rata nilai COD adalah 71,75 mg/L melebihi baku mutu

sebesar 25 mg/L 4. DO

Rata-rata nilai DO adalah 41,33 mg/L melebihi baku mutu

maksimal 4 mg/L 5. Total Fosfat

Konsentrasi Total Fosfat sebagai P sebesar 1,31 mg/L melebihi

baku mutu 0,2 mg/L 6. Senyawa Fenol

Konsentrasi senyawa fenol sebesar 273,33 mg/L melebihi baku

mutu sebesar 1 mg/L

7. Total Coliform dan Fecal Coliform

Konsentrasi Total Coliform 5700 mg/L melebihi baku mutu 1000

(15)

Status Mutu Air Sungai Serang berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan

Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Mutu Air dengan metode

STORET diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut.

Tabel 4.6. Hasil Pengukuran Status Mutu Air Sungai Serang

N o

Parameter Satuan Baku

Mutu

Hasil Pengukuran Skor

Maksimu m Minimu m Rata-rata I. FISIKA

1 Temperatur 0C

Deviasi

3 0 NA NA 0

2

Residu

Terlarut mg/L 1000 NA NA NA 0

3

Residu

Tersuspensi mg/L 50 696 54 304,67 -5

II. KIMIA

1 pH

-6 sampai

8 NA NA NA 0

2 BOD mg/L 3 11 5 8,667 -10

3 COD mg/L 25 51 32 41,33 -10

4 DO mg/L > 4 7,04 5,1 5,85 -10

5

Total Fosfat

sebagai P mg/L 0,2 2,28 0,71 1,31 -10

6

NO3 sebagai

N(NO3) mg/L 10 NA NA NA 0

7

Kadmium

(Cd) mg/L 0,01 0,006 0,006 0,006 0

8

Khrom (Cr

+6) mg/L 0,05 NA NA NA 0

9

Nitrit sebagai N

(NO2) mg/L 0,06 NA NA NA 0

III. KIMIA ORGANIK

1

Deterjen sebagai

MBAS µg/L 200 NA NA NA 0

2

Senyawa Fenol sebagai

Fenol µg/L 1 290 260 273,33 -10

IV. MIKROBIOLOGI

1

Fecal Coliform

MPN/100

ml 1000 16000 310

5.700,0

(16)

2

Total Coliform

MPN/100

ml 5000 16000 310

5.700,0

0 -12

Jumlah Skor -79

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa total skor

yang diperoleh dari penjumlahan skor tiap parameter yang di ukur

mempunyai nilai -79. Hal ini berarti bahwa kriteria Sungai Serang

termasuk dalam kategori CEMAR BERAT. Parameter yang melebuhi baku mutu antara lain BOD, COD, DO, Total Fosfat, Senyawa Fenol, Total

Coliform dan Fecal Coliform.. Banyaknya parameter kualitas air yang

melebihi baku mutu selain disebabkan oleh kondisi alam, sebagaian besar

juga dipengaruhi oleh aktivitas manusia yang berada di sekitar sungai. Secara fisik kondisi air Sungai Serang yang dilihat dari parameter Residu

tersuspensi (TSS ) keruh. Berdasarkan hasil perhitungan status mutu air

pada Sungai Tuntang memiliki nilai TSS di atas baku mutu air kelas I yang

dipersyaratkan. Hal ini dikarenakan kondisi air sungai tersebut yang mulai

mengalami perubahan fungsi dikarenakan banyaknya aktivitas yang terjadi

di sepanjang sungai sehingga akan berpengaruh terhadap kondisi fisik air

yang jelas tampak dari jumlah total padatan yang tersuspensi di sungai

tersebut.Parameter air Sungai lain yang melebihi baku Mutu Air Kelas I

adalah adanya kadar COD di beberapa titik pemantauan kualitas air

sungai. Parameter COD ini adalah parameter yang sangat penting karena

parameter ini juga merupakan salah satu indikator pencemaran air, yang

menunjukkan kandungan oksigen yang terdapat di sungai. COD adalah

jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang

terdapat dalam sungai dengan memanfaatkan oksidator kalium dikromat

(17)

air oleh zat organik secara alamiah dapat dioksidasi melalui proses

biologis dan dapat menyebabkan berkurangnya oksigen terlarut dalam

sungai. Salah satu parameter Sungai yang tercemar dapat dilihat dari

parameter COD. Tingginya parameter COD dapat disebabkan oleh limbah

industri ataupun limbah domestik pada umumnya mempunyai nilai COD

yang tinggi, sebaliknya air yang tidak tercemar mempunyai COD rendah. Parameter pencemaran air yang juga perlu mendapat perhatian adalah

tingginya kandungan fosfat. Parameter ini dapat berasal dari kegiatan

industri ataupun pertanian, mengingat penggunaan lahan di sekitar sungai

merupakan lahan pertanian. Munculnya fosfat dapat terjadi karena

pemakaian pupuk organik buatan yang berlebihan. Sumber air limbah

domestik adalah seluruh buangan air yang berasal dari seluruh kegiatan

permukiman dan industri skala rumah tangga yang bergerak di bidangnya

masing-masing. Limbah cair ini meliputi limbah buangan kamar mandi,

toilet, dapur dan air bekas pencucian pakaian. Sedangkan limbah dari

industri berasal dari aktivitas perusahaan-perusahaan yang ada di sekitar

sungai baik yang bergerak dibidang perkebunan ataupun industri rumah

(18)

Gambar

Tabel 4.2. Hasil Pengukuran Status Mutu Air Sungai Lusi
Gambar 4.1 Sungai Lusi
Tabel 4.4. Hasil Pengukuran Status Mutu Air Sungai Tuntang
Tabel 4.5 : Hasil Uji Laboratorium Kualitas Air Sungai Serang Tahun 2016

Referensi

Dokumen terkait

Pertanggungjawaban APBDesa yang dilakukan oleh Kepala Desa Pelaga dengan membentuk Peraturan Desa tentang Laporan Pertanggungjawaban Realisasi APBDesa Desa Pelaga

Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa persilangan dengan menggunakan tetua rentan TB1.10.2.27 sebagai tetua betina dan tetua tahan PR10.3.4.24 sebagai tetua jantan

Falsafah dan pemikiran yang dikemukakan Ibn Sina yang boleh penulis kaitkan dengan perubatan Islam, juga sebenarnya adalah serasi dengan Tibb al-Nabawi walaupun kedua-duanya

Dalam narasi, cerita adalah unsur kronologi dari suatu peristiwa, di mana peristiwa tersebut bisa ditampilkan dalam teks bisa juga tidak ditampilkan dalam

Menghimpun kembali jenis-jenis layanan yang telah disusun Standar Pelayanannya (misalnya layanan unggulan) untuk ditetapkan kembali dengan mengacu pada Standar

Sistem Informasi Eksekutif (SIE) adalah suatu sistem yang menyediakan informasi bagi Sistem Informasi Eksekutif (SIE) adalah suatu sistem yang menyediakan informasi bagi

Pemberian nutrisi bayi berat lahir rendah (BBLR) tidak sama dengan pemberian pada  Pemberian nutrisi bayi berat lahir rendah (BBLR) tidak sama dengan pemberian pada  bayi cukup