• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KOMPARATIF KONSEP PENDIDIKAN ISLAM K.H. AHMAD DAHLAN DAN MUHAMMAD FETHULLAH GÜLEN Studi Komparatif Konsep Pendidikan Islam K.H. Ahmad Dahlan dan Muhammad Fethullah Gülen.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI KOMPARATIF KONSEP PENDIDIKAN ISLAM K.H. AHMAD DAHLAN DAN MUHAMMAD FETHULLAH GÜLEN Studi Komparatif Konsep Pendidikan Islam K.H. Ahmad Dahlan dan Muhammad Fethullah Gülen."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KOMPARATIF KONSEP PENDIDIKAN ISLAM

K.H. AHMAD DAHLAN DAN MUHAMMAD FETHULLAH GÜLEN

SKRIPSI

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Oleh:

Rio Estetika NIM: G000120007 NIRM: 14/X/02.2.1/3471

FAKULTAS AGAMA ISLAM

(2)

ii NOTA DINAS PEMBIMBING

Surakarta, 15 Juni 2016 Kepada Yth.

Dekan Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Surakarta di

Surakarta,

Assalamu’alaikum wr.wb.

Setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap penulisan Skripsi yang berjudul:

STUDI KOMPARATIF KONSEP PENDIDIKAN ISLAM K.H. AHMAD

DAHLAN DAN MUHAMMAD FETHULLAH GÜLEN

yang ditulis oleh:

Nama : Rio Estetika

NIM/NIRM : G000120007/14/X/02.2.1/3471 Program Studi : Pendidikan Agama Islam

saya berpendapat bahwa skripsi tersebut sudahdapat diajukan untuk dimunaqasyahkan dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Pembimbing,

(3)
(4)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Rio Estetika NIM : G000120007 NIRM :14/X/02.2.1/3471

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa naskahskripsi ini secara keseluruhan hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian tertentu yang telah dirujuk sumbernya.

Surakarta, 10 Juli 2016 Saya yang menyatakan,

(5)

v MOTTO

Jika kita terus bekerja dengan rajin disertai kesungguhan, kemauan keras, dan kesadaran tugas yang tinggi, maka insya Allah Tuhan akan memberi jalan dan

pertolongan-Nya akan segera tiba”1 (K.H. Ahmad Dahlan)

“Tidak ada gunanya kita berhela-hela mencari musuh di luar diri kita, karena musuh kita sebenarnya justru ada dalam diri kita sendiri”2

(Muhammad Fethullah Gülen)

1

Nasruddin Anshoriy, Matahari Pembaharuan: Rekam Jejak K.H. Ahmad Dahlan (Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher, 2010), hlm. 162.

2

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Segala puji milik Allah karena rahmat dan kenikmatan yang dianugerahkan-Nya kepada penulis, hingga bisa menyelesaikan skripsi ini. Kemudian, skripsi ini penulis persembahkan kepada:

 Bapak dan Ibuku tercinta Warsito dan Sriyatmi yang telah memberikan kasih sayang dan pendidikan terbaik.

 Kakakku Trubus Yulianto dan Biro Dinamiko yang telah memberikan keteladanan untuk tekun dalam belajar.

(7)

vii

Arab Nama Huruf Latin Keterangan

(8)

viii

2. Konsonan Ragkap Karena Syiddah Ditulis Rangkap ّ ع Ditulis „iddah

3. Ta‟ marbūṭah

a. Bila dimatikan ditulis h ه Ditiulis Hibah ي ج Ditulis Jizyah

(ketentuan ini tidak diberlakukan untuk kata-kata Arab yang sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya). Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan “h”.

(9)

ix 5. Vokal Panjang

fatḥah + alif contoh: يي ه ج Ditulis ā jāhiliyah fatḥah + alif layyinah contoh: ي Ditulis ā yas„ā kasrah + ya‟ mati contoh: ي ك Ditulis ī karīm ḍammah + wāwu mati contoh: ضو ف Ditulis ū furūḍ

6. Vokal Rangkap

fatḥah + ya‟ mati contoh: يب Ditulis ai bainakum fatḥah + wāwu mati contoh: وق Ditulis au qaulun 7. Huruf Sandang " "ا

Kata sandang “ا” ditransliterasikan dengan “al” diikuti dengan tanda penghubung “-”, baik ketika bertemu dengan huruf qomariyyah maupun huruf syamsiyyah; contoh:

لا Ditulis Al-qalamu لا Ditulis Al-syamsu 8. Huruf Kapital

Meskipun tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital, tetapi dalam transliterasi huruf kapital digunakan untuk awal kalimat, nama diri, dan sebagainya seperti ketentuan EYD. Awal kata sandang pada nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital; contoh

(10)

x ABSTRAK

Pendidikan Islam dianggap hanya berorientasi kepada akhirat semata, mengajarkan ritual peribadahan dan mengembangkan sikap defensif terhadap pengaruh negatif budaya Barat. Di sisi lain, pendidikan Islam dihadapkan pada fenomena keterputusan nilai yang dialami umat muslim, dimana mulai memudarnya penghargaan terhadap nilai dan etika dasar, seperti kejujuran, kedisiplinan, toleransi. Hal tersebut mendorong K.H. Ahmad Dahlan dan Muhammad Fethullah Gülen melakukan inovasi dan pengembangan pendidikan Islam yang ideal. Studi ini bertujuan untuk memahami konsep pendidikan Islam K.H. Ahmad Dahlan dan Muhammad Fethullah Gülen, bagaimana aplikasinya, bagaimana komparasinya. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dengan pendekatan historis dan filosofis.

Pendidikan Islam bagi K.H. Ahmad Dahlan adalah integralisme antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan, sikap toleran, terbuka terhadap kemodernan, dan kesempurnaan pendidikan akal untuk menyadarkan peran dan fungsi manusia dengan menerapkan Islam yang sebenar-benarnya. Gagasan pendidikan Fethullah Gülen bersandar pada manifestasi atas nama Allah Swt, penekanan pendidikan etika, sains, dan ilmu agama. Dalam praksisnya, pendidikan dikembangkan melalui proses

tarbiyah (pembangunan karakter), ta‘līm (pengajaran ilmu pengetahuan) dikombinasikan dengan berbagai disiplin ilmu modern.

Konsep pendidikan Islam K.H. Ahmad Dahlan dan Fethullah Gülen memiliki persamaan: (1) ide/gagasan pendidikan, yaitu mengintegrasikan ilmu agama dengan sains dan terbuka terhadap kemodernan; (2) sumber dan landasan pendidikan, yaitu Al Qur‟an dan Hadist, serta nilai-nilai fundamental; (3) tujuan pendidikan,yaitu mewujudkan individu yang berkarakter, menguasai ilmu pengetahuan (sains), dan komitmen untuk berjuang demi kepentingan umat Islam; (4) metodologi pendidikan, yaitu pendekatan metode kontekstual, keteladanan, nasihat, dan student centered.

Perbedaan konsep pendidikan Islam antara keduanya: (1) materi pendidikan, yaitu dalam pendidikan K.H. Ahmad Dahlan banyak diajarkan ilmu-ilmu dasar agama yang dikombinasikan dengan ilmu umum. Sedangkan materi pendidikan Fethullah Gülen dominan pada pengajaran sains yang dikombinasikan dengan nilai-nilai universal yang terdapat dalam Al-Qur’ān dan H{adi>; (2) kelembagaan pendidikan, K.H. Ahmad Dahlan mengembangkan lembaga pendidikan madrasah dengan sistem pembelajaran klasikal. Fethullah Gülen mengembangkan pendidikan model asrama (boarding school) dan menerapkan sistem moving class. Pendidikan Islam K.H. Ahmad Dahlan unggul dalam materi pendidikan agama yang mencakup seluruh dimensi keagamaan (ideologis, ritual, konsekuensional, intelektual). Kemudian, pendidikan Islam Fethullah Gülen unggul dalam persebaran lembaga pendidikan dan kompetisi sains.

(11)

xi ABSTRACT

Islamic education is considered only to be oriented to the hereafter, to teach rituals of worship and develop a defensive posture against the negative influence of Western culture. On the other side, Islamic education is faced with the phenomenon of discontinuity value experienced by Muslims, which begins with waning respect for the basic values and ethics, such as honesty, discipline, tolerance. It encourages K.H. Ahmad Dahlan and Muhammad Fethullah Gülen to innovate and develop an ideal Islamic education. This study aims to understand the concept Islamic education of K.H. Ahmad Dahlan and Muhammad Fethullah Gülen, how to aplicate, how to compare. This type of research is the study of literature with historical and philosophical approach.

Islamic education for K.H. Ahmad Dahlan is integralism between theology and science, tolerance, open to modernity, and the perfection of education of the mind for the realization of human roles with functions to implement Islam in truth. Education ideas of Fethullah Gülen are based on the manifestation in the name of Allah, the emphasis on ethics education, science, and theology. In praxis, developed through a process of tarbiyah (character development), ta‘līm (teaching science), it is combined with a variety of modern disciplines.

The concepts of Islamic education of K.H. Ahmad Dahlan and Fethullah Gülen have similarity in common: (1) the idea / notion of education, which integrates religion with science and open to modernity; (2) the source and basis of education, namely the Qur'an and Hadith, as well as the fundamental values; (3) educational purposes, namely to realize individual character, master of science (science), and help the stundents to have commitment to fight for the interests of Muslims; (4) educational methodology, the approach of contextual methods, modeling, advice, and student centered.

The difference between the two concepts of Islamic education: (1) educational materials, namely in education of K.H. Ahmad Dahlan widely teach basic sciences of religion combined with general knowledge. While the dominant educational materials of Fethullah Gülen are on science teaching combined with universal values contained in the Al-Quran and Hadith; (2) educational institutions, K.H. Ahmad Dahlan developed madrasah education institutions with classical learning system. Fethullah Gülen developing dormitory (boarding school) education models and implement has moving classsystem. Islamic education of K.H. Ahmad Dahlan is excellent in religious education materials that cover all religious dimensions (ideological, ritual, consequential, and intellectual). Later Islamic education of Fethullah Gülen is superior in the spread of educational institutions and science competition.

(12)

xii

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat-Nya yang begitu luas tak terhitung. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai teladan agung dan guru sepanjang zaman, yang menunjukkan jalan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Pendidikan Islam dianggap hanya berorientasi kepada kehidupan akhirat semata, mengajarkan ritual peribadahan dan cenderung mengembangkan sikap defensif. Pendidikan Islam telah banyak berkembang, tetapi dalam diri umat muslim masih terdapat paradigma formismeyang memunculkan dikotomi pendidikan. Kemudian, ditambah dengan fenomena keterputusan nilai yang terjadi pada umat muslim, dimana mulai memudarnya pengahargaan terhadap nilai dan etika dasar, seperti kejujuran, kebersihan, dan disiplin.

Penyusunan skripsi ini merupakan studi komparatif konsep pendidikan Islam K.H. Ahmad Dahlan dan Muhammad Fethullah Gülen. Dalam penyusunannya penulis banyak mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Apabila terdapat kesalahan dalam karya ini, maka penulis siap menerima kritik dan saran. Oleh karena itu dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis mengucapakan banyak terimakasih kepada:

(13)

xiii

2. Drs. Zaenal Abidin, M.Pd., selaku ketua jurusan Tarbiyah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta.

3. Dr. Mohamad Ali, S.Ag, M.Pd., selaku pembimbing yang telah memberikan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Segenap dosen, karyawan dan staff Fakultas Agama Islam yang telah membantu penulis dalam menempuh seluruh perkuliahan.

5. Kepada ayah dan ibu (Bapak Warsito dan Ibu Sriyatmi) yang telah memberikan kasih-sayang dan pendidikan terbaik.

6. Teman-teman prodi PAI angkatan 2012;Farih, Azriadian El haq, Yogi, Arya, Dartim, Enggar Bondan, dan teman-teman angkatan 2013; Iqbal Awaluddin dan Erni Lubis, yang menemani studi penulis selama di Fakultas Agama Islam.

7. Teman-teman Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Al-Qur‟an (MPQ); Fatkhu Roziqin, Reyhan, Fadhillah, Dwi Yuli, Sri Wahyuni, Zakiya, dan Idhofi yang mengajarkan kesabaran dan keteguhan dalam dakwah. Semua teman-teman IMM Komisariat Muhammad Abduh FAI-UMS Periode Pimpinan 2014 dan 2015 yang mendukung terselesaikan skripsi ini.

8. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung proses penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Surakarta, 10 Juli 2016 Penyusun

(14)

xiv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

HALAMAM MOTTO ... v

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 2

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

BAB II : LANDASAN TEORI ... 5

A.Tinjauan Pustaka ... 5

B.Tinjauan Teoritik Konsep Pendidikan Islam ... 6

1. Pendidikan Islam ... 6

2. Kerangka Konseptual Pendidikan Islam ... 8

C.Kerangka Konseptual Penelitian ... 15

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN ... 16

A.Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 16

1. Jenis Penelitian ... 17

2. Pendekatan Penelitian ... 17

B.Sumber Data ... 17

1. Sumber Primer ... 17

2. Sumber Sekunder ... 18

C.Metode Pengumpulan Data ... 19

D.Metode Analisis Data ... 20

BAB IV : KONSEP PENDIDIKAN ISLAM KH. AHMAD DAHLAN DANMUHAMMAD FETHULLAH GÜLEN ... 22

A.Biografi K.H. Ahmad Dahlan dan Muhammad Fethullah Gülen....22

1. Biografi K.H. Ahmad Dahlan ... 22

2. Biografi Muhammad Fethullah Gülen ... 23

B.Konsep Pendidikan Islam K.H. Ahmad Dahlan ... 24

1. Latar Belakang Pemikiran Pendidikan K.H. Ahmad Dahlan ... 24

2. Pendidikan Islam Perspektif K.H. Ahmad Dahlan ... 26

(15)

xv

C.Konsep Pendidikan Islam Muhammad Fethullah Gülen... 36

1. Latar Belakang Pemikiran Pendidikan Muhammad Fethullah Gülen ... 36

2. Pendidikan Islam Perspektif Fethullah Gülen ... 39

3. Aplikasi Konsep Pendidikan Islam Fethullah Gülen ... 41

BAB V: ANALISIS KOMPARATIF KONSEP PENDIDIKAN ISLAM K. H. AHMAD DAHLAN DAN MUHAMMAD FETHULLAH GÜLEN ... 47

A.Analisis Komparatif Pendidikan Islam K.H. Ahmad Dahlan dan Muhammad Fethullah Gülen ... 47

1. Titik Temu Persamaan Konseptual Pendidikan Islam ... 47

2. Titik Perbedaan Konseptual Pendidikan Islam ... 49

B.Keunggulan Konsep Pendidikan Islam K.H. Ahmad Dahlan dan Muhammad Fethullah Gülen ... 50

BAB VI: KESIMPULAN DAN SARAN ... 53

A.Kesimpulan... 53

B.Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57 LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Persamaan Konsep Pendidikan Islam K.H. Ahmad Dahlan dan Muhammad Fethullah Gülen, 47.

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Referensi

Dokumen terkait

dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi

RIKA MELIANSYAH. Peranan Gulma sebagai Inang Alternatif Geminivirus di Pertanaman Cabai di Jawa. Dibimbing oleh SRI HENDRASTUTI HIDAYAT dan KIKIN HAMZAH MUTAQIN. Geminivirus

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas enam sekolah dasar di Kota Denpasar, Bali yang berjumlah 12.268 siswa (DepDikNas Propinsi Bali, 2012). Denpasar dipilih

Dari grafik hasil UAT yang ditunjukkan pada Gambar 5.1 tampak bahwa sebagian besar responden yang merupakan penyeleksi bisa menerima aplikasi sistem pendukung

Berdasarkan gambar di atas pada kode PY1 subjek INTJ dapat membentuk model matematika. Pada kode PY2 dapat dilihat bahwa subjek INTJ dapat menggunakan

Masing-masing indikator akan diberi skor ukuran tinggi dan rendah terhadap harapan serta kenyataan yang terjadi selama ini, pemberian skor pada indikator akan

Oleh sebab itu penerapan pendekatan Giving Questions and Getting Answer (Strategi Pembelajaran Yang Mengembangkan Pertanyaan dan Untuk Memperoleh Jawaban) diharapkan

Tujuan penelitian adalah mempelajari pengaruh suhu dan lama pencelupan menggunakan pewarna gambir dengan bantuan mordan Al (SO ) , CaO dan FeSO 2 4 3 4 terhadap