• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KONSELING INDIVIDU TEKNIK CLIENT-CENTERED TERHADAP PENYESUAIAN DIRI SISWA DI KLEAS X SMA NEGERI I BINJAI KAB.LANGKAT TP 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KONSELING INDIVIDU TEKNIK CLIENT-CENTERED TERHADAP PENYESUAIAN DIRI SISWA DI KLEAS X SMA NEGERI I BINJAI KAB.LANGKAT TP 2014/2015."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KONSELING INDIVIDU TEKNIK CLIENT-CENTERED TERHADAP PENYESUAIAN DIRI SISWA DI KELAS X

SMA NEGERI 1 BINJAI KAB. LANGKAT TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

OLEH :

WAHID KUSNO ANGGORO

NIM. 1103151069

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)

PENGARUH KONSELING INDIVIDU TEKNIK CLIENT-CENTERED TERHADAP PENYESUAIAN DIRI SISWA DI KELAS X

SMA NEGERI 1 BINJAI KAB. LANGKAT TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Psikologi Pendidikan dan

Bimbingan

OLEH :

WAHID KUSNO ANGGORO

NIM. 1103151069

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... i

Daftar Isi... v

Daftar Tabel ... viii

Daftar Lampiran ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Pembatasan Masalah ... 6

1.4 Rumusan Masalah ... 6

1.5 Tujuan Penelitian ... 7

1.6 Manfaat Penelitian... 7

BAB II KAJIAN TEORI... 8

2.1 Penyesuaian Diri ... 8

2.2 Pengertian Konseling Individu... 25

2.3 Pendekatan Client-Centered ... 37

2.4 Kerangka Konseptual ... 44

2.5 Hipotesis ... 46

BAB III METODE PENELITIAN ... 47

3.1 Jenis Penelitian ... 47

(9)

3.3 Desain Penelitian ... 48

3.4 Operasional Variabel Penelitian ... 48

3.5 Langkah – Langkah Penelitian ... 49

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 49

3.7 Jadwal Penelitian ... 57

3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 59

4.2. Deskripsi Data ... 60

4.3 Analisis Data Penelitian ... 60

4.4. Pengujian Hipotesis... 62

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

5.1 Kesimpulan ... 67

5.2 Saran ... 67

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Skala Likert... 50

Tabel 2 : Kisi-kisi Angket ... 51

Tabel 3 : Kisi-Kisi Angket yang Sudah Valid ... 53

Tabel 4 : Hasil Varians Reliabel ... 54

Tabel 5 : Hasil Pre-Test ... 61

Tabel 6 : Hasil Post-Test ... 61

Tabel 7 : Hasil Perbandingan Pre-Test Dan Post-Test ... 62

Tabel 8 : Tabel r produck moment ... 74

Tabel 9 : Perhitungan Angket Validitas ... 76

Tabel 10 : Perhitungan Varians Butir Angket ... 82

Tabel 11 : Tabulasi Data skor Pre-Test dan Post-Test ... 91

Tabel 12 : Hasil Data Wilcoxon ... 91

Tabel 13 : Tabel Nilai Kritis Uji Wilcoxon ... 92

Tabel 14 : Kategori Tingkat Penyesuaian Diri ... 94

Tabel 15 : Tabel Presentase Post-Test ... 94

(11)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu modal utama dalam menghadapi masa

depan, seperti pendidikan formal di sekolah siswa-siswi diharapkan aktif, kunci

utamanya adalah dapat berinteraksi dengan lingkungan sekolah yaitu berinteraksi

dengan guru dan teman. Dari interaksi itu seorang siswa lambat laun akan

memperoleh kesadaran akan dirinya sebagai pribadi yang memiliki perbedaan

dengan pribadi yang lain. Dengan adanya kesadaran ini maka seorang siswa dapat

mengatur sikapnya seperti yang diharapkan orang lain kepadanya dan ia mampu

menyesuaikan dirinya pada situasi dan lingkungan dimanapun dia berada.

Kemajuan berpikir dan kesadaran manusia akan diri dan dunianya, telah

mendorong terjadinya globalisasi. Situasi global membuat kehidupan semakin

kompetitif dan membuka peluang bagi manusia untuk mencapai status dan tingkat

kehidupan yang lebih baik. Dampak positif dari kondisi global telah mendorong

manusia untuk terus berfikir, meningkatkan kernampuan, dan tidak puas terhadap

apa yang dicapainya pada saat ini. Adapun dampak negatif dari globalisasi

menurut (Nichy Red ; 2014) dalam (http theblackred.blogspot.com/2014/05/

psikologi-kepribadian-ii html) tersebut adalah (1) keresahan hidup di kalangan

masyarakat yang semakin meningkat karena banyaknya konflik, stress,

kecemasan, dan frustasi; (2) adanya kecenderungan pelanggaran disiplin, kolusi,

dan korupsi, makin sulit diterapkannya ukuran baik jahat serta benar salah secara.

(12)

2

konflik psikis, tetapi juga konflik fisik; dan (4) pelarian dari masalah melalui jalan

pintas yang bersifat sementara juga adiktif, seperi penggunaan obat-obat terlarang.

Seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri

atau tidak mampu menyesuaikan diri. Kondisi fisik, mental, dan emosional

dipengaruhi dan diarahkan oleh faktor-faktor lingkungan di mana kemngkinan

akan berkembang proses penyesuaian yang baik atau yang salah suai. Sejak lahir

sampai meninggal seseorang individu merupakan organisme yang aktif. Ia aktif

dengan tujuan dan aktivitas yang berkesinambungan. Ia berusaha memuaskan

kebutuhan-kebutuhan jasmaninya dan juga semua dorongan yang memberi

peluang kepadanya untuk berfungsi sebagai anggota kelompoknya. Penyesuaian

diri adalah suatu proses. Dan salah satu ciri pokok dari kepribadian yang sehat

mentalnya ialah memiliki kemampuan untuk mengadakan penyesuain diri secara

harmonis, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannya.

Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment

atau personal adjustment. Schneiders (Ali dan Asrori 2011: 173), berpendapat

bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian

diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas

(conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery). Pada

mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi (adaptation), padahal

adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik,

fisiologis, atau biologis. Misalnya, seseorang yang pindah tempat dari daerah

panas ke daerah dingin harus beradaptasi dengan iklim yang berlaku di daerah

(13)

3

Menurut Schmeider (Ali dan Asrori 2011 : 173) penyesuaian diri dapat

ditinjau dari tiga sudut pandang yaitu :

“1) Penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation) 2) Penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity) dan, 3) Penyesuaian diri sebagai usaha

penguasaan (mastery).Tiga pandangan tersebut sama-sama memaknai

penyesuaian diri, akan tetapi sesuai dengan istilah dan konsep masing-masing memiliki pendekatan yang berbeda-beda”.

Ada juga penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang

mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pemaknaan penyesuaian diri seperti

ini pun terlalu banyak membawa akibat lain. Dengan memaknai penyesuaian diri

sebagai usaha konformitas, menyiratkan bahwa di sana individu seakan-akan

mendapattekanan kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari

penyimpangan perilaku, baiksecara moral, sosial, maupun emosional. Sudut

pandang berikutnya adalah bahwa penyesuaian diri dimaknai sebagai usaha

penguasaan (mastery), yaitu kemampuan untuk merencanakan dan

mengorganisasikan respons dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik,

kesulitan, dan frustrasi tidak terjadi.

Dari beberapa kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri

adalah seseorang yang mampu beradaptasi dalam lingkungan yang baru yang

bereaksi dengan cara yang matang,efisien,memuaskan dan sehat baik secara fisik

maupun psikis.

Konseling individual menurut Prayitno dan Erman Amti (2004:105)

adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling

oleh seorang ahli atau (konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu

masalah (klien) yang akan bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi

(14)

4

Proses konseling individual merupakan relasi antara konselor dengan klien

dengan tujuan agar dapat mencapai relasi antara konselor dengan klien dengan

tujuan agar dapat mencapai tujuan klien. Dengan kata lain tujuan konseling tidak

lain adalah tujuan klien itu sendiri. Hal ini amat perlu ditekankan sebab sering

kejadian terutama pada konselor pemula atau yang kurang professional, bahwa

subjektivitas dia amat menonjol di dalam proses konseling. Seolah-olah

mengutamakan tujuan konselor sementara tujuan klien terabaikan.

Carl R. Rogers (Corey 2010:91) mengembangkan terapi client-centered

sebagai :

Reaksi terhadap apa yang disebutkannya keterbatasan keterbatasan mendasar dari psikoanalisis. Pada hakikatnya, pendekatan client-centered adalah cabang khusus dari terapi humanistik yang menggarisbawahi tindakan mengalami klien berikutnya dunia subjektif dan fenomenalnya. Terapis berfungsi terutama sebagai penunjang pertumbuhan pribadi kliennya dengan jalan membantu kliennya itu dalam menemukan kesanggupankesanggupan untuk memecahkan masalah-masalah”.

Pendekatan client-centered menaruh kepercayaan yang besar pada

kesanggupan klien untuk mengikuti jalan terapi dan menemukan arahnya sendiri.

Hubungan pendekatan client-centred antara terapi dan klien merupakan hasil bagi

perubahan klien secara baik, menggunakan hubungan yang unik sebagai alat unuk

meningkatkan kesadaran dan untuk menernukan sumber-sumber terpendam yang

bisa digunakan secara konstruktif dalam pengubahan hidupnya.

Bimbingan untuk pengembangan berarti bantuan untuk pengembangan

potensi klien agar mencapai taraf perkembangan yang optimal. Proses bimbingan

dan konseling berorientasi pada aspek positif artinya selalu melihat klien dari segi

positif (potensi, keunggulan) dan berusaha menggembirakan klien dengan

(15)

5

Sedangkan bimbingan untuk mengantisipasi masalah bertujuan agar klien mampu

mengatasi masalahnya setelah dia mengenal,menyadari, dan memahami potensi

serta kelemahan dan kemudian mengarahkan potensinya untuk mengatasi masalah

dan kelemahannya.

Adapun hasil wawancara yang telah saya lakukan dengan guru BK Risdah

Mena (2014) adalah sebagai berikut sebagian besar siswa masih belum bisa

menyesuaikan diri di lingkungan sekolah maupun dikelasnya. Ketidakmampuan

siswa dalam menyesuaikan diri tersebut dapat dilihat saat siswa melakukan proses

belajar mengajar di dalam kelas, contohnya siswa cenderung menyendiri dan tidak

mau berbaur dengan teman-teman yang ada di dalam kelas, siswa masih malu

mengeluarkan pendapat,serta siswa acuh akan kegiatan di sekolahnya.

Peran layanan konseling individu sini diperkirakan sangat tepat digunakan

sebagai salah satu bentuk dari layanan yang dapat diberikan kepada siswa yang

memiliki permasalahan khususnya dalam masalah menyesuaikan diri dalam

kelompok karena melalui konseling individu ini selain kita telah memecahkan

atau mencari jalan keluar dari masalah siswa yang kesulitan menyesuaikan diri

dalam kelompok tetapi kita juga telah mengarahkan siswa yang memiliki masalah

tersebut secara tidak langsung melakukan penyesuaian diri dalam kelompok

sehingga jalan keluar dari masalah yang di hadapi langsung dapat teraplikasikan.

Sejalan dengan hal ini maka penulis mengadakan penelitian yang mengangkat

judul : Pengaruh Konseling Individu Teknik Client-Centered Terhadap

(16)

6

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan

beberapa permasalahan yang akan diteliti di antaranya :

a. Rendahnya kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri di sekolah

b. Siswa sulit berinteraksi dengan teman di dalam kelas

c. Siswa sulit beradaptasi dengan siswa yang baru.

d. Siswa lebih suka menyendiri dan diam di dalam kelas.

e. Siswa sulit mengeluarkan pendapat.

f. Siswa sulit berbicara di dalam kelompok.

1.3Pembatasan Masalah

Untuk menghindari timbulnya permasalahan dan penafsiran yang berbeda–

beda, maka perlu ada pembatasan yang diteliti. Masalah yang akan dibahas adalah

“Pengaruh Konseling Individu Teknik Client-Centered Terhadap Penyesuaian

Diri Siswa Di Kelas X SMA Negeri 1 Binjai Kab. Langkat Tahun Ajaran

2014/2015”.

1.4Rumusan Masalah

Sesuai dengan batasan masalah, maka masalah penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut:

Apakah ada pengaruh konseling individu teknik client-centered terhadap

penyesuaian diri siswa di kelas X SMA Negeri 1 Binjai Kab. Langkat

(17)

7

1.5Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah “Untuk mengetahui pengaruh

konseling individu teknik client-centered terhadap penyesuaian diri siswa di kelas

X SMA Negeri 1 Binjai Kab. Langkat Tahun Ajaran 2014/2015”.

1.6Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai pihak

antara lain:

1. Manfaat Praktis

1. Bagi Siswa : setelah mendapatkan layanan konseling indvidu teknik

client-centered siswa memiliki kemampuan dalam

menyesuaikan diri di dalam kelas.

2. Bagi Sekolah : dapat dijadikan model untuk memberikan layanan

konseling individu teknik client-centered kepada siswa.

3. Bagi Guru BK : dapat dijadikan landasan untuk melakukan layanan

bimbingan untuk membantu siswa dalam menyelesaikan

masalahnya.

2. Manfaat Konseptual

Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi peneliti lain yang

melakukan penelitian dengan tema yang sama dalam lingkup masalah yang

(18)

67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian layanan

konseling individual teknik Client Centered terhadap penyesuaian diri siswa di kelas

X SMA Negeri 1 Binjai Kab.Langkat Tahun Ajaran 2014/2015. Hal ini dapat dilihat

dari hasil pengujian hipotesis dengan Jhitung > Jtabel = (6 > 0). Maka hipotesa yang

menyatakan bahwa ada pengaruh layanan konseling individual teknik Client

Centered terhadap penyesuaian diri siswa di kelas X SMA Negeri 1 Binjai

Kab.Langkat Tahun Ajaran 2014/2015 dapat diterima.

5.2.Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini

disarankan hal–hal sebagai berikut :

1. Guru BK agar mempertimbangkan dan lebih mengembangkan program

layanan konseling individu teknik Client Centered dalam meningkatkan

penyesuaian diri siswa.

2. Diharapkan siswa lebih serius dalam mengikuti layanan–layanan bimbingan

dan konseling di sekolah yang diberikan oleh guru BK, agar siswa dapat

mengantisipasi permasalahan–permasalahan sosial dan pribadinya terutama

(19)

68

3. Mengingat bahwa layanan konseling individu teknik Client Centered dapat

meningkatkan perilaku penyesuaian diri siswa, maka diharapkan kepala

sekolah dapat terus mendukung para guru terutama guru BK dalam hal

menjalankan layanan konseling individu teknik Client Centered.

4. Diharapkan sekolah berperan aktif dalam memfasilitasi kegiatan layanan

bimbingan dan konseling di sekolah agar tujuan yang diharapkan lebih

maksimal lagi.

5. Diharapkan sekolah mampu membuat ruangan konseling tersendiri tanpa

harus ada ruangan lainnya yang menumpang seperti untuk UKS atau

sebagainya.

6. Bagi peneliti selanjutnya, semoga dapat menjadi bahan refrensi dan

menambah wawasan dalam melakukan penelitian selanjutnya, serta

melakukan penelitian lebih lanjut tentang perilaku penyesuaian diri siswa

disekolah terutama dalam hal berinteraksi dan kematangan emosional atau

teknik bimbingan dan konseling jenis lainnya yang dapat mendukung

(20)

67

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Moh & Moh Asrori. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta : Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Corey, Gerald. 2010. Teori dan Praktek Konseling & Psikoteraphy. Bandung : Refika Aditama.

Gusti, Sri Andayani. 2013. Penerapan Model Konseling Client Centered Teknik Self

Understanding Untuk Mengembangkan Kecerdasan Emosional Siswa Kelas

XC AP SMKN 1 Singaraja, 2013 (online) dalam http:/ejournal.JBIK. Vol 1

10, diakses pada April 2013.

Nichy Red (2014). Aspek Globalisasi Dalam Penyesuaian Diri dalam (http

theblackred.blogspot.com/2014/05/psikologi-kepribadian-ii html) diakses

pada tanggal 21 Mei 2014

Nayya (2012). Cara Berinteraksi dan Menyesuaikan Diri dalam (http Unicom.blogspot.com/2012/03/11psikologi sosial html) di akses pada tanggal 8 Juli 2014.

Prayitno & Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Sunarto & Agung Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Rineka Cipta.

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung : Tarsito

Syarief, Kemali. 2014. Perkembangan Peserta Didik. Medan : Unimed Press.

Wau, Yasartado. 2013. Profesi Kependidikan. Medan : Unimed Press.

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyesuaian diri siswa kelas X 5 SMA Teuku Umar Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006 sebelum mendapatkan layanan konseling

mengadakan penelitian yang mengangkat judul : “ Pengaruh Konseling Kelompok Pendekatan Client-Centered Terhadap Kebiasaan Belajar Siswa Underachiever Di Kelas X.9

Tujuan penelitian ini adalah Untuk untuk mengetahui ada pengaruh layanan konseling individu teknik realita dapat meningkatkan Kecerdasan Emosi Siswa Kelas X SMA

Pelaksanaan penelitian dengan konseling client centered dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dilaksanakan di SMP Negeri 28 Bandar Lampung. Selanjutnya adalah

Jadi kesimpulannya ada hubungan antara kontrol diri dengan penyesuaian diri peserta didik kelas X SMA Negeri 4 Sumbawa Besar tahun

Penelitian yang berjudul, “Penerapan Konseling Client Centered Untuk Menurunkan Kecemasan Pada Remaja Korban Perceraian Di Kelas XII SMA Al-Ulum Medan”, dilaksanakan

rata-rata 107,63.Kepercayaan diri siswa setelah diberikan layanan konseling kelompok pendekatan client centered dilihat dari hasil post-test yang dilakukan meningkat

Kendala Yang Dihadapi Guru BK Saat Melaksanaan Layanan Konseling Individual Dengan Pendekatan Client Centered Berbasis Dalam Jaringan Daring Untuk Mengembangkan Citra Diri Self Image