• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN KONSELING INDIVIDU TEKNIK BEHAVIORAL UNTUK MENGURANGI PRILAKU AGRESIF PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 BABALAN T.A 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN KONSELING INDIVIDU TEKNIK BEHAVIORAL UNTUK MENGURANGI PRILAKU AGRESIF PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 BABALAN T.A 2012/2013."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN KONSELING INDIVIDU TEKNIK BEHAVIORAL UNTUK MENGURANGI PRILAKU AGRESIF PADA

SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 BABALAN T.A 2012/2013

SKRIPSI

Oleh :

NOVIA HARIYANI

NIM : 109 451 012

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)

ABSTRAK

NOVIA HARIYANI. Nim 109451012. Pengaruh Pemberian Layanan Konseling Individu Teknik Behavioral Untuk Mengurangi Prilaku Agresif Pada Siswa Kelas X Di SMA Negeri 1 Babalan T.A 2012/2013. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan. 2013.

Masalah dalam penelitian ini adalah: Adakah pengaruh pemberian layanan konseling individu teknik behavioral untuk mengurangi prilaku agresif pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Babalan T.A 2012/2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh pemberian layanan konseling individu teknik behavioral untuk mengurangi prilaku agresif pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Babalan T.A 2012/2013.Instrumen yang digunakan adalah angket prilaku Agresif yang berfungsi untuk mengumpulkan data tentang tingkat prilaku agresif. Teknik analisis data yang digunakan uji beda (uji t).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelaksanaan Layanan Konseling Individu Teknik Behavioral berpengaruh untuk mengurangi prilaku agresif pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Babalan T.A 2012/2013. Hal ini tergambar dengan hasil uji t yang dilakukan dengan hasil thitung > ttabel yaitu 7.18 > 2.353 artinya terdapat

pengaruh positif yang signifikan dalam pelaksanaan konseling individu teknik behavioral untuk mengurangi prilaku agresif pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Babalan T.A 2012/2013, dapat diterima.

(4)

iv

2.1.1. Pengertian Layanan Konseling Individu ... 9

2.1.2. Konseling Individu teknikbehaviral ... 12

2.1.3. Pengertian Teknik Behavioral ... 13

2.1.4. Tujuan Konseling Individu Teknik Behavioral ... 14

2.1.5. Fungsi Konseling Individu Teknik Behavioral ...,... 14

2.1.6. Langkah-Langkah Konseling Individu ... 15

2.2. pengertian agresif... 15

2.2.1. Bentuk-bentuk Perilaku Agresif ... 18

2.2.2. Ciri-ciri Perilaku Agresif ... 20

(5)

v

3.4. Langkah Penelitian ………..………... 30

3.5. Operasional Variabel ………..………... 30

3.6. Teknik Pengumpulan Data ………..………... 31

3.7. Teknik Analisis Data ………..………... 33

3.8. Lokasi dan Waktu Penelitian ……….………... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 37

4.1.Gambaran Umum Penelitian ... 37

4.1.1.Deskripsi Umum Keadaan SMA Negeri 1 Babalan ... 37

4.1.2.Persiapan Penelitian ... 38

4.1.3.Pelaksanaan Penelitian ... 39

4.1.4. Pemilihan Subjek Penelitian ... 40

4.1.5.Pelaksanaan pre-test... 40

4.1.6. Pelaksanaan pre-test... 40

4.1.7. Pembuatan Hasil Penelitian... 41

4.2. Analisis Data Penelitian... 41

4.3. Uji Hipotesis... 41

4.4. Analisis Persentase dan Perubahan tingkat prilaku agresif... 42

4.4.1. Pembahasan Hasil Penelitian... 43

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

5.1. Kesimpulan ... 46

5.2 Saran ... 46

(6)
(7)

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Rasanya tidak ada seorangpun anak Adam dimuka bumi ini yang tidak pernah

berperilaku agresif, hanya yang berbeda dalam bentuk, jenis, kualitas, dan kuantitasnya. Perilaku

agresif merupakan bentuk perilaku yang bersifat antisocial, bertentengan dengan norma-norma

sosial dan norma hukum yang berlaku dilingkungannya, perilaku yang tidak dikehendaki oleh

orang lain baik individual maupun masyarakat secara luas. Perilaku tersebut sangat merugikan

perkembangan dirinya maupun keamanan dan kenyamanan orang lain. Penyebab perilaku agresif

sangat kompleks, tidak tunggal tetapi secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua

penyebab, yaitu internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut menyebabkan terhambatnya

perkembangan aspek emosi dan perilaku sosial yang bersangkutan. Terhambatnya perkembangan

emosi dan perilaku sosial diantaranya diwujudkan dalam bentuk perilaku agresif. Perilaku agresif

dilakukan anak/remaja baik dirumah, sekolah, bahkan dilingkungan masyarakat luas. Perilaku

agresif pada batas-batas yang wajar pada seoarang anak masih dapat ditolerir atau diabaikan,

namun apabila sudah menjurus dapat merugikan dirinya dan orang lain perlu ditangani secara

sungguh-sungguh, karena dapat berakibat lebih fatal. Dampak perilaku agresif tidak hanya

mempengaruhi fungsi anak dalam perkembangan emosi dan perilaku, tetapi hal tersebut juga

mempengaruhi prestasi akademis, interaksi sosial mereka dengan teman sebaya dan guru.

Perilaku agresif bukan suatu kondisi melainkan suatu “penyakit”, maka sangat memungkinkan

(8)

2

Gangguan perilaku agresif dan antisocial merupakan gangguan umum yang terjadi pada

anak-anak. Anak yang agresif mengalami kesulitan dalam kemampuan kognisi sosial,

keterampilan sosial dan kesulitan penyesuaian diri. Ronen, dalam Safaria (2004:98). Mengatasi

anak yang agresif tidak saja terbatas pada melatih anak keterampilan memecahkan masalah,

tetapi juga menumbuhkan keterampilan sosial, latihan sikap asertif, dan menumbuhkan efikasi

diri anak dan meningkatkan aspirasinya.

Biasanya anak berusaha untuk menjadi anggota suatu kelompok, sering terlihat anak

menirukan apa saja yang dilakukan oleh anggota kelompok yang lain, pada masa anak sering

menirukan apa yang dilakukan anak lain. Tetapi tidak semua tingkah laku agresif merupakan has

peniruan. Misalnya anak memukul teman sepermainannya tidak selalu meniru karena orang lain

tetapi karena ingin melampiaskan kemarahan pada teman yang telah mengganggunya tersebut.

Meniru tingkah laku yang baik lebih sulit daripada meniru tingkah laku yang buruk. Misalanya

saja anak melihat bagaimana cara orangtua membentak orang, cara itu akan dilakukannya pada

orang lain.

Dalam peroses belajar mengajar di SMA N 1 Babalan masih ada beberapa siswa

berperilaku negative yaitu anak yang agresif seperti menyakiti dan melawan orang lain baik

secara verbal maupun nonverbal, seperti pukulan, tendangan, memukul meja saat marah,

menjahili teman yang terlalu berlebihan seperti menyimpan tas temannya secara diam-diam

disaat jam istirahat berlangsung, meletakkan permen karet di kursi teman yang tidak

disenanginya dan perilaku fisik lainnya, seperti makian, cercaan, ejekan, bantahan dan semacam

lainnya. Gejala anak yang agresif dapat terjadi akibat dari peroses peniruan, namun tidak semua

selalu meniru orang lain misalnya anak memukul teman sepermainannya karena ingin

(9)

3

bertujuan sehingga kurang mempunyai kontrol sosial. Gejala tersebut akan mempengaruhi proses

belajar siswa, sehingga siswa tidak dapat mengikuti pelajaran secara optimal.

Untuk memahami penyebab perilaku agresif sangat penting untuk memfokuskan pada

pengalaman dan keterlibatan anak dalam kekerasan pada masa usia sekolah dan remaja awal.

Perilaku agresif ini biasanya dapat bersifat verbal maupun nonverbal, bersifat nonverbal biasanya

bersifat situasional bersifat nonverbal yakni bersifat agresif yang merupakan respons dari

keadaan frustasi, takut atau marah dengan mencoba menyakiti orang lain. Perilaku yang paling

tampak adalah memukul, berkelahi, mengejek, berteriak, tidak mau mengikuti atau permintaan,

menangis atau merusak. Anak yang menunjukan perilaku ini biasanya kita anggap sebagai

pengganggu atau membuat onar, sebenernya anak yang tidak mengalami masalah emosi atau

perilaku juga menampilkan perilaku seperti yang disebutkan diatas, tetapi tidak sesering atau

seimplusif anak yang memiliki masalah emosi atau perilaku. Anak dengan perilaku agresif

biasanya mendapatkan masalah tambahan seperti tidak diterima oleh teman-temannya (dimusuhi,

dijauhi, tidak diajak bermain) dan dianggap sebagai pembuat masalah oleh guru. Perilaku agresif

semacam itu biasanya diperkuat dengan didapatkan penguatan dari lingkungan berupa status,

dianggap hebat oleh teman sebaya, atau didapatkannya sesuatu yang diinginkan, termasuk

melihat temannya menangis saat dipukul olehnya. orangtua yang selalu bertengkar adalah salah

satu penyebab timbulnya perilaku agresif pada anak. Misalnya , sejak kecil anak sering

mendengar dan melihat orangtuanya bertengkar. Akibat sering melihat dan mendngar

pertengkaran tersebut, anak menjadi suka menentang orangtuanya. Selain itu anak tersebut sering

melampiaskan perilaku agresifnya pada teman-temannya dengan cara memaki atau

(10)

4

Sebagaimana yang telah diuraikan diatas bukankah anak-anak yang berprilaku agresif

agar kiranya diperhatikan khususnya guru BK di sekolah karena anak yang bersikap agresif itu

lebih aktif, namun karena kurangnya pengaruh-pengaruh positif mengakibatkan anak bersikap

agresif kearah yang negative, maka alangkah baiknya jika memfokuskan sifat yang terlalu aktif

tersebut diarahkan ke hal-hal yang positif seperti, Melakukan Catharsis yaitu menyalurkan

perilaku agresif ke aktivitas yang positif dan terhormat, seperti anak yang suka menendang atau

memukul teman-teman, merusak benda atau barang disekitarnya, diarahkan dan kembangkan

motivasi untuk kegiatan bermain drama, sepak bola, bola volley dan sebagainya. Anak yang suka

memaki-maki, marah yang tidak terkendali, menghina, mencemooh orang lain, diarahkan ke

aktivitas yang positif, seperti membaca puisi, bermain peran atau drama, bernyanyi, bercerita,

menulis. Dengan kegiatan membaca puisi, bermain peran, bernyanyi, bercerita, menulis anak

akan merasa puas dan energi agresif akan tersalurkan, terbebas dari membahayakan dirinya

maupun orang lain, diterima oleh masyarakat dan mungkin kebanggaan bagi dirinya.

Dalam usaha pengentasan masalah ini, dalam bimbingan dan konseling ada beberapa

layanan meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran,

bimbingan kelompok, konseling kelompok, mediasi, konsultasi, konten dan konseling individu.

Kesembilan jenis layanan tersebut semuanya merupakan upaya untuk membantu individu dalam

menghadapi dan melalui tahap perkembangannya, mengatasi hambatan yang timbul serta

memperbaiki penyimpangan perkembangan agar perkembangan individu berlangsung secara

wajar. Jadi secara prinsip dengan melalui layanan bimbingan dan konseling dapat dibantu dalam

pencapaian tugas-tugas perkembangan secara optimal.

Salah satu jenis layanan bimbingan dan konseling yang dipandang tepat dalam membantu

(11)

5

konseling individu merupakan upaya untuk dapat memecahkan masalah dan lebih mudah untuk

membantu siswa dalam pemecahan masalah yang lebih bersifat pribadi karena dalam konseling

individu berpedoman pada asas-asas yang diantaranya asas sukarela, terbuka, kegiatan, mandiri

dan kenormatifan. Bukankah asas tersebut dapat membantu peroses konseling individu untuk

mengurangi perilaku agresif pada siswa.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis melakukan penelitian dengan

judul “Pengaruh Pemberian Layanan Konseling Individu Teknik Behavioral Untuk Mengurangi

Perilaku Agresif Pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Babalan P. Berandan Tahun Ajaran

2012-2013”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka penulis mengidentifikasikan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Banyaknya siswa di SMA Negeri 1 Babalan P. Berandan Tahun Ajaran 2012-2013 kelas X

yang berperilaku Agresif.

2. Masih kurangya penerapan teknik behavioral dalam konseling individu untuk mengurangi

perilaku agresif pada siswa di SMA Negeri 1 Babalan

3. Masih kurangnya pemahaman siswa kelas X di SMA Negeri 1 Babalan tentang dampak

perilaku agresif.

4. Masih kurangnya perhatian guru BK dalam menangani siswa yang berperilaku agresif di SMA

Negeri 1 Babalan.

5. Menyimpan benda-benda milik teman secara diam-diam disaat jam istirahat.

(12)

6 7. Menempelkan permen karet dikursi teman.

8. Mencemooh dan menghina teman yang tidak disukai.

1.3.Batasan Masalah

Agar memudahkan penelitian dan untuk menghindari kekeliruan dalam penulisan dan

pengkajian, penulis membatasi masalah dan objek yang akan dikaji yaitu: Pengaruh pemberian

layanan konseling individu teknik Behavioral dan perilaku Agresif pada siswa kelas X di SMA

Negeri 1 Babalan Tahun Ajaran 2012-2013.

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarakan pembatasan masalah, maka yang menjadi rumusan dalam penelitian ini

adalah “Adakah pengaruh pemberian layanan konseling individu teknik behavioral untuk

mengurangi perilaku agresif pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Babalan P.Berandan Tahun

Ajaran 2012-2013?”

1.5.Tujuan Penelitian

Sebagaimana layaknya sebuah penelitian ilmiah harus memiliki tujuan yang jelas, maka

dalam penelitian ini penulis bermaksud “Untuk mengetahui pengaruh pemberian layanan

konseling individu teknik behavioral untuk mengurangi perilaku agresif pada siswa kelas X di

SMA Negeri 1 Babalan P. Berandan Tahun Ajaran 2012-2013.”

1.6.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis:

(13)

7

1) Penelitian ini dapat bermanfaat dalam memberikan masukan untuk pengembangan ilmu,

khususnya untuk mengurangi perilku agresif dengan menggunakan teknik behavioral.

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan serta tambahan bagi pihak yang

terkait dengan masalah yang diteliti dan berguna bagi pihak yang berminat pada masalah

yang sama.

2. Manfaat praktis

1) Bagi guru

Sebagai bahan masukan dalam membantu siswa untuk mengurangi perilaku agresif de

(14)

8 2) Bagi siswa

Sebagai bahan masukan bagi siswa-siswi SMA Negeri 1 Babalan untuk mengurangi

perilaku agresif.

3) Bagi sekolah

Sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan konseling agar lebih efektif.

4) Bagi peneliti

Guna mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir dinamis sekaligus mengetahui

kemampuan peneliti dalam menerapkan ilmu yang dipelajari.

5) Bagi jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Sebagai bahan referensi dalam menambah dan memperkaya ilmu pengetahuan khusunya

(15)

46

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti, maka diperoleh

kesimpulan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan dalam pelaksanaan konseling individu

dengan menggunakan teknik behavioral untuk mengurangi prilaku agresif pada siswa kelas X di

SMA Negeri 1 Babalan T.A 2012/2013. Ini dapat dilihat dari hasil uji t menunjukan bahwa thitung

lebih besar dari ttabel yaitu thitung 7,18 > ttabel 2,353.

5.2. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan pada beberapa pihak, antaranya:

1. Bagi pihak sekolah terutama guru pembimbing, hendaknya lebih memperhatikan

teknik yang digunakan dalam konseling individu sehingga berpengaruh terhadap

penurunan tingkat prilaku agresif siswa, salah satu cara yang dapat digunakan adalah

teknik behavioral dalam pelaksanaan konseling individu

2. Guru pembimbing di sekolah hendaknya lebih sering mengontrol atau memperhatikan

prilaku-prilaku siswa sehari-hari agar tidak terjadi penyimpangan prilaku,

(16)

DAFTAR RIWAT HIDUP PENULIS

DATA PRIBADI

Nama : Novia Hariyani

Tempat/Tanggal Lahir : P.Berandan, 10 November 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Nama Ayah : Syahroni

Pekerjaan : Wiraswasta

Nama Ibu : Kardiana

Pekerjaan : Guru

Alamat Orang Tua : Jl.Besitang T.Lagan Timur P.Berandan

RIWAYAT PENDIDIKAN

Sekolah Dasar : SD Negeri No. 050756 Alur Dua Tahun Belajar 1997-2003

Sekolah Menengah Pertama : SMP Negeri 1 Babalan Tahun Belajar 2003-2006

Sekolah Menengah Kejuruan : SMA Negeri 1 Babalan Tahun Belajar 2006-2009

Hormat saya,

Referensi

Dokumen terkait

Masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah ada pengaruh pemberian layanan konseling kelompok teknik self- instruction dalam mengurangi kejenuhan belajar siswa kelas VIII

Sejalan dengan pemaparan tersebut dan berdasarkan hasil refleksi yang dilaksanakan, ternyata pemberian layanan konseling kelompok dengan konseling behavioral teknik perkuatan

Efektivitas Konseling Behavioral Teknik Modeling Untuk Meningkatkan Minat Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Kartika II-2 Bandar Lampung Tahun Ajaran

Berdasarkan hasil penelitian dapat di ambil kesimpulan bahwa Konseling individu dengan Pendekatan Behavioral efektif dapat mengurangi perilaku membolos pada Siswa ER dan

Simpulan Produk berupa buku panduan konseling behavioral teknik modeling untuk meningkatkan self regulated learning siswa SMA, dapat digunakan sebagai pedoman atau instrumen bagi guru

EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK BIBLIOTHERAPY UNTUK MENGURANGI SMARTPHONE ADDICTION PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MARTAPURA Salsabila Imtinani1, Muhammad

Hasil penelitian menunjukan bahwa : 1 implementasi layanan konseling individu dengan pendekatan terapi realita untuk mengatasi rendahnya belajar siswa adalah semua siswa menerima

6 Saya merasa puas untuk mengikuti keseluruhan kegiatan layanan konseling individu yang telah dilakukan 7 Saya merasa senang terhadap layanan konseling individu yang berikan karena