• Tidak ada hasil yang ditemukan

Determinants of Foreign Direct Investment (FDI) and its impact on Gross Domestic Product (GDP) in Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Determinants of Foreign Direct Investment (FDI) and its impact on Gross Domestic Product (GDP) in Indonesia."

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

DETERMINAN

FOREIGN DIRECT INVESTMENT

(FDI)

DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRODUK DOMESTIK

BRUTO (PDB) DI INDONESIA

KURNIAWAN DEDY CAHYONO

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Determinan Foreign Direct Investment (FDI) dan Pengaruhnya Terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

RINGKASAN

KURNIAWAN DEDY CAHYONO. Determinan Foreign Direct Investment (FDI) dan Pengaruhnya Terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia. Dibimbing oleh SRI HARTOYO dan SAHARA.

Salah satu komponen penting dalam pembangunan suatu negara adalah investasi. Foreign Direct Investment (FDI) merupakan salah satu bentuk investasi penting bagi negara-negara berkembang. FDI selain menambah akumulasi modal domestik juga merupakan sarana penting bagi transfer teknologi dari negara maju ke negara berkembang.

Upaya Pemerintah Indonesia dalam menarik FDI dari negara luar dengan memperbaiki berbagai regulasi tentang penanaman modal telah dilakukan. Namun, capaian Indonesia dalam menarik investor asing masih rendah bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Oleh karena itu menjadi penting untuk mengetahui determinan yang memengaruhi masuknya FDI di Indonesia. Selain isu tersebut, dampak FDI terhadap perekonomian negara tujuan FDI (host country) masih menjadi perdebatan. Dampak FDI terhadap perekonomian negara tujuan FDI bisa positif ataupun negatif tergantung dari kondisi negara tujuan FDI tersebut. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis determinan masuknya FDI di Indonesia dan menganalisis dampak FDI terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia.

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder triwulanan dari periode 1997:1 sampai dengan 2011:4 yang bersumber dari BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal), BPS (Badan Pusat Statistik) dan BI (Bank Indonesia). Data yang digunakan terdiri dari FDI, PDB, upah riil buruh, PMTB pemerintah pusat, keterbukaan ekonomi, nilai tukar riil, suku bunga riil, PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri), pengeluaran pemerintah, dan tingkat inflasi. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif serta metode persamaan simultan (2SLS).

Variabel-variabel yang digunakan sebagai determinan FDI antara lain PDB, upah riil buruh, PMTB pemerintah pusat sebagai proxy pembangunan infrastruktur, keterbukaan ekonomi, nilai tukar riil dan suku bunga riil. Sedangkan untuk melihat dampak FDI terhadap PDB akan diestimasi dengan variabel lain yang turut memengaruhi PDB yaitu PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri), pengeluaran pemerintah, keterbukaan ekonomi dan tingkat inflasi.

Hasil 2SLS menunjukkan bahwa determinan yang memengaruhi masuknya FDI di Indonesia adalah PDB, upah buruh, infrastruktur dan keterbukaan ekonomi. Peningkatan PDB yang menunjukkan peningkatan market size adalah faktor dominan dalam rangka menarik masuknya FDI di Indonesia. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa FDI memberikan dampak positif terhadap PDB di Indonesia. Implikasi kebijakan yang disarankan bagi Pemerintah Indonesia guna menarik masuknya FDI ke Indonesia antara lain: (1) peningkatan pertumbuhan ekonomi; (2) penerapan kebijakan tenaga kerja terutama kebijakan upah buruh, sehingga Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lain dalam hal biaya tenaga kerja; (3) peningkatan kondisi infrastruktur.

(5)

SUMMARY

KURNIAWAN DEDY CAHYONO. Determinants of Foreign Direct Investment (FDI) and Its Impact on Gross Domestic Product (GDP) in Indonesia. Supervised by SRI HARTOYO and SAHARA.

An important component in the economic development of a country is investment. One form of investment that important for developing countries is Foreign Direct Investment (FDI). FDI can increase accumulation of domestic capital. Besides, FDI is important for technology transfer from developed to developing countries.

Indonesian Government made several efforts to attract FDI by improving the regulation of investment. However, the achievements of Indonesia in attracting foreign investors is still low compared to other ASEAN countries. Therefore, it is important to know what determinants of FDI that affect FDI inflow in Indonesia. The impact of FDI on the economy of destination country (host country) is actually still being debated. The impact could be positive or negative depend on the condition of host countries. The purposes of this study are to analyze the determinants of FDI inflows in Indonesia and to analyze the impact of FDI to Gross Domestic Product (GDP) in Indonesia.

This study uses secondary data with quarterly period from 1997:1 to 2011:4, obtained from BKPM (Indonesian Investment Coordinating Board), BPS (Statistics Indonesia) and BI (Bank Indonesia). The data include FDI, GDP, real wages, the central government gross fixed capital formation, openness, real exchange rate, real interest rates, Domestic Direct Investment (DDI), government spending and the inflation rate. The analytical methods applied include descriptive analysis method and the simultaneous equations method (2SLS).

The variables used as determinants of FDI are GDP, real wages, the central government gross fixed capital formation as a proxy for infrastructure, openness, real exchange rates and real interest rates. The impact of FDI to GDP is estimated by incorporating other variables that also affect the GDP; Domestic Direct Investment (DDI), government spending, openness and the inflation rate.

2SLS results indicate that determinant factors that affect the FDI inflow in Indonesia are GDP, labor wages, infrastructure and openness. Increase in GDP meaning an increase in market size is the dominant factor in attracting FDI inflow in Indonesia. The result also shows that FDI has positive impact on GDP in Indonesia.

Some policy implications are suggested to Indonesian Government in order to attract FDI inflows in Indonesia are: (1) increasing economic growth; (2) labor policies particularly wage policy, so Indonesia can compete with other countries in terms of labor cost; (3) improving the infrastructure conditon.

(6)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(7)

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

pada

Program Studi Ilmu Ekonomi

DETERMINAN

FOREIGN DIRECT INVESTMENT

(FDI)

DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRODUK DOMESTIK

BRUTO (PDB) DI INDONESIA

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2013

(8)
(9)

-Title : Analysis of Portfolio Optimization with and without Shortselling based

on Diagonal Model: Evidence from Indonesian Stock Market セ。ュ・@ : Kaleem Saleem

:.mP : H251118101

Approved by

Advisory Committee

Dr Ir Abdul Kohar Irwanto, MSc Dr Ir Endar Hasafah Nugrahani, MS

Supervisor Co-supervisor

Agreed by

Program Coordinator Management Science

Dr Ir Abdul Kohar Irwanto, MSc Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

(10)

Judul Tesis : Determinan Foreign Direct Investment (FDI) dan Pengaruhnya Terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia

Nama : Kurniawan Dedy Cahyono NIM : H151114154

Disetujui oleh Komisi Pembimbing

Dr Ir Sri Hartoyo, MS Ketua

Sahara, SP MSi PhD Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi

Dr Ir R Nunung Nuryartono, MSi

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

(11)
(12)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tesis ini berjudul “Determinan Foreign Direct Investment (FDI) dan Pengaruhnya Terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia”.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Sri Hartoyo, MS dan Sahara, SP MSi PhD selaku komisi pembimbing yang dalam kesibukannya masih meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran untuk memberikan bimbingan, arahan dan masukan yang sangat bermanfaat dalam penyusunan tesis ini. Terimakasih juga disampaikan kepada Dr Ir R Nunung Nuryartono, MSi selaku penguji di luar komisi dan Dr Lukytawati Anggraeni, SP MSi selaku perwakilan dari Program Studi Ilmu Ekonomi.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku Utara serta Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Halmahera Barat yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melanjutkan pendidikan Program Magister pada Program Studi Ilmu Ekonomi di Sekolah Pascasarjana IPB. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Dr Ir R Nunung Nuryartono, MSi beserta jajarannya selaku pengelola Program Studi Ilmu Ekonomi SPS IPB, semua dosen yang telah mengajar penulis dan rekan-rekan BPS Batch 4 yang senantiasa membantu penulis dalam perkuliahan dan penyelesaian tesis ini. Terimakasih dan perhargaan penulis juga sampaikan kepada Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Bank Indonesia (BI) atas ramahnya pelayanan serta data-data yang disediakan untuk tesis ini.

Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada istri tercinta Laelatul Qomariyah serta tiga jagoanku tersayang Azzam, Faruq dan Abdurrahman, kepada orangtua serta keluarga besar di Sukoharjo dan Nganjuk atas dukungan, doa dan kasih sayangnya.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan penulis. Kesalahan yang terjadi merupakan tanggungjawab penulis sedangkan kebenaran yang ada merupakan karunia dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan balasan dengan kebaikan-kebaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis. Harapan penulis semoga tesis ini dapat memberikan kontribusi positif dalam proses pembangunan dan bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

(13)
(14)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN ix

1 PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 5

Manfaat Penelitian 5

2 TINJAUAN PUSTAKA 6

Investasi 6

Foreign Direct Investment 6

PDB (Produk Domestik Bruto) 7

Teori-Teori FDI 8

Kerangka Teoritis 10

Determinan FDI 10

PDB (Market Size) 10

Infrastruktur 11

Pasar Tenaga Kerja 11

Derajat Keterbukaan Ekonomi 11

Nilai Tukar 12

Suku Bunga 12

Hubungan FDI dan PDB 13

Teori Pertumbuhan Harrod-Domar 14

Teori Pertumbuhan Neoklasikal Solow 15

Teori Pertumbuhan Endogen 16

Faktor-Faktor Lain yang Memengaruhi PDB 17

PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) 17

Pengeluaran Pemerintah 17

Keterbukaan Ekonomi 18

Inflasi 19

Studi Penelitian Terdahulu 20

Determinan FDI dan Dampaknya terhadap PDB dan Pertumbuhan

Ekonomi 20

Determinan FDI 20

Dampak FDI terhadap PDB dan Pertumbuhan Ekonomi 21

Kerangka Pikir 23

Hipotesis 24

(15)

Jenis dan Sumber Data 25

Analisis Deskriptif 26

Analisis Persamaan Simultan 27

Identifikasi Model 27

Metode 2SLS 28

Spesifikasi Model Penelitian 29

Uji Unit Root 30

Pemeriksaan Asumsi 30

Pemeriksaan Kenormalan 30

Pemeriksaan Multikolinieritas 30

Pemeriksaan Heteroskedastisitas 31

Pemeriksaan Autokorelasi 32

Uji Parameter Model 32

Uji F 32

Uji t 33

Koefisien Determinasi (R2) 34

Definisi Variabel Operasional 35

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 36

Perkembangan FDI di Indonesia 36

Perkembangan PDB dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia 39 Perkembangan Nilai Tukar Nominal dan Nilai Tukar Riil 40

Perkembangan Inflasi 41

Perkembangan Tingkat Upah Riil Buruh 42

Perkembangan Suku Bunga Riil 42

Perkembangan Realisasi PMDN 43

Perkembangan Pembangunan Infrastruktur 45

Keterbukaan ekonomi 46

Analisis Determinan FDI di Indonesia 47

Dampak FDI Terhadap PDB 50

5 SIMPULAN DAN SARAN 53

Simpulan 53

Saran 53

DAFTAR PUSTAKA 54

LAMPIRAN 57

(16)

DAFTAR TABEL

1 Rasio stok FDI per PDB negara-negara ASEAN (%) 3 2 Variabel yang digunakan dalam penelitian dan sumbernya 25

3 Identifikasi model persamaan simultan 30

4 Realisasi FDI di Indonesia berdasarkan 10 terbesar negara asal FDI

tahun 2012 38

5 Uji stasioneritas variabel penelitian 47

6 Hasil estimasi persamaan determinan FDI 49

7 Hasil estimasi persamaan dampak FDI terhadap PDB 50

DAFTAR GAMBAR

1 Realisasi FDI dan PMDN di Indonesia tahun 2003-2012 1 2 Rencana dan realisasi FDI di Indonesia tahun 2002-2007 2 3 Hubungan investasi dengan tingkat bunga riil 12

4 Hubungan investasi dengan output 14

5 Hubungan pengeluaran pemerintah dengan output 18

6 Kerangka pikir 23

7 Realisasi FDI di Indonesia tahun 1997-2012 36 8 Realisasi FDI menurut sektor ekonomi tahun 2005-2012 37

9 Rata-rata realisasi FDI menurut subsektor tahun 2005-2012 38 10 Nilai PDB riil dan pertumbuhan PDB riil Indonesia tahun 1997-2012 39 11 Nilai tukar nominal dan nilai tukar riil Indonesia 1997:1-2011:4 40

12 Inflasi Indonesia periode 1997:1-2011:4 41

13 Suku bunga riil periode 1997:1-2011:4 42

14 Rata-rata upah buruh per bulan di bawah mandor periode

1997:1-2011:4 43

15 Realisasi PMDN di Indonesia tahun 1997-2012 44 16 Realisasi PMDN berdasarkan sektor ekonomi tahun 2005-2012 44 17 Persentase PMDN berdasarkan subsektor tahun 2005-2012 45 18 Perkembangan PMTB pemerintah pusat tahun 1997-2011 46 19 Perkembangan keterbukaan ekonomi Indonesia periode 1997:1-2011:4 46 20 Rata-rata persentase impor menurut penggunaan barang tahun

1997-2011 52

DAFTAR LAMPIRAN

1 Ringkasan penelitian terdahulu 57

2 Uji unit root 62

3 Hasil estimasi persamaan FDI 68

(17)
(18)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu komponen penting dalam pembangunan suatu negara adalah investasi. Model Harrod-Domar telah menjelaskan tentang peranan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi melalui peran ganda yang dimiliki investasi yaitu investasi mampu meningkatkan pendapatan dan investasi memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan cara meningkatkan stok modal (Jhingan 2010).

Indonesia sebagai negara berkembang membutuhkan dana cukup besar untuk menggerakkan perekonomian. Pemerintah Indonesia tidak mampu menyediakan dana untuk menggerakkan perekonomian tanpa peran pihak swasta. Oleh karena itu, pemerintah berupaya menarik investor baik berasal domestik yang disebut dengan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun investor asing yang disebut Penanaman Modal Asing (PMA) atau Foreign Direct Investment (FDI).

Sumber pembiayaan FDI ini oleh sebagian pengamat, merupakan sumber pembiayaan luar negeri yang paling potensial dibandingkan dengan sumber yang lain (Sarwedi 2002). FDI faktanya merupakan sarana penting di dalam transfer teknologi dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi lebih besar dibandingkan dengan dengan investasi domestik (Borenztein et al. 1998).

Data realisasi FDI dan PMDN di Indonesia menunjukkan bahwa investasi asing lebih dominan dalam perekonomian Indonesia dibandingkan dengan investasi yang berasal dari investor domestik. Gambar 1 menunjukkan capaian realisasi FDI secara rata-rata mencapai dua sampai tiga kali lipat dibandingkan dengan PMDN di Indonesia. Pada tahun 2012, realisasi FDI di Indonesia mencapai 231.55 triliun rupiah atau sekitar 2.5 kali dibandingkan dengan realisasi PMDN yang mencapai 92.18 triliun rupiah.

Sumber: BKPM (2012), diolah.

Gambar 1 Realisasi FDI dan PMDN di Indonesia tahun 2003-2012

46.45 39.70 86.88 54.61 93.58 136.15 104.87 147.10 170.85 231.55

12.43 16.98 31.74

21.12 38.02

23.55

45.75 60.63

76.00 92.18 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

(19)

2

Pemerintah Indonesia sejak Orde Baru telah berupaya menarik investor asing masuk ke Indonesia yaitu sejak tahun 1967 melalui penetapan UU No. 1/1967 tentang FDI, yang disempurnakan dengan UU No. 11/1970. Pada tahun 1973 dibentuk pula Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang bertujuan mengkoordinasikan kebijakan penanaman modal, menyeleksi aplikasi investasi, memberikan lisensi dan izin serta memberikan insentif investasi. Antusiasme pemerintah juga tercermin dari berbagai paket regulasi dan deregulasi tentang FDI.

Perbaikan regulasi tentang FDI terus dilakukan dalam rangka menarik minat investor asing menanamkan modalnya di Indonesia. Namun, berdasarkan data masih terdapat gap antara rencana dan realisasi FDI di Indonesia. Gambar 2 menunjukkan bahwa banyak proyek FDI yang telah mendapatkan izin dari BKPM namun tidak direalisasikan oleh perusahaan. Pada tahun 2002, rencana FDI di Indonesia sebesar 9.99 miliar US$, namun hanya terealisasi sebesar 3.08 miliar US$ atau hanya 30.83% saja. Demikian pada tahun 2007, proyek FDI yang telah mendapat persetujuan BKPM sebesar 40.15 miliar US$, namun kenyataannya hanya terealisasi sebesar 25.78% atau sebesar 10.35 triliun US$.

Sumber: BKPM (2008).

Gambar 2 Rencana dan realisasi FDI di Indonesia tahun 2002-2007

Perumusan Masalah

Mengingat semakin ketatnya persaingan antara negara-negara tujuan FDI, berbagai kebijakan umum di bidang penanaman modal telah ditempuh untuk menarik FDI ke Indonesia. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal dipandang sebagai reformasi investasi paling penting yang pernah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia (Tambunan 2011). Dalam Undang-Undang ini telah memberikan jaminan dan perlindungan terhadap penanaman modal, dalam bentuk kebebasan berusaha, repatriasi modal dan keuntungan dalam mata uang asing, perlakuan yang sama, tidak akan ada nasionalisasi atau

9.99

14.30

10.47

13.64 15.66

40.15

3.08 5.45 4.57

8.92

5.98

10.35

0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00

2002 2003 2004 2005 2006 2007

R

en

can

a

d

an

r

eal

is

as

i

F

D

I (

m

il

iar

U

S

$

)

(20)

3 ekspropiasi (kecuali atas kepentingan nasional dan berdasarkan Undang-Undang), termasuk perlindungan hak kekayaan intelektual1.

Undang-Undang ini diharapkan mampu menarik FDI lebih banyak lagi ke Indonesia. Namun bila dibandingkan dengan negara-negara lainnya di ASEAN, Indonesia termasuk negara dengan arus FDI yang masih lemah. Salah satu indikator yang digunakan adalah rasio stok FDI per PDB (Produk Domestik Bruto). Rasio stok FDI per PDB di Indonesia pada tahun 2011 hanya sebesar 20,45% masih tertinggal dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia (41,11%), Thailand (40,43%), Vietnam (60,31%) dan Kamboja (53,35%).

Tabel 1 Rasio stok FDI per PDB negara-negara ASEAN Tahun 1980-2011 (%) Negara 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2011

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Indonesia 5.73 5.98 6.95 9.32 15.20 14.41 20.45 Malaysia 20.33 22.80 22.57 31.15 56.24 32.23 41.11 Filipina 2.82 5.98 10.22 13.69 23.92 15.17 12.26 Singapura 45.66 60.03 82.57 78.21 119.26 162.44 203.78 Thailand 3.03 5.14 9.66 10.53 24.38 34.24 40.43 Vietnam 59.10 30.25 25.49 34.48 66.07 58.93 60.31 Brunei Darussalam 0.33 0.54 0.94 13.55 64.44 96.76 76.15 Kamboja 5.29 3.58 2.22 10.75 43.08 39.26 53.35 Laos 0.67 0.09 1.45 12.47 35.58 2485 32.23 Myanmar 0.09 0.08 5.44 15.6 44.14 39.52 16.87 Sumber: UNCTAD (2013).

Berbagai kebijakan yang dilakukan berbagai negara khususnya negara berkembang dalam menarik FDI didasarkan pada keyakinan akan adanya dampak positif yang didapatkan dari arus masuk FDI ke negaranya. Alfaro (2003) menyatakan bahwa para pengambil kebijakan dan akademisi berpendapat bahwa Foreign Direct Investment (FDI) mempunyai dampak positif bagi pembangunan negara tujuan FDI (host countries). FDI merupakan sumber transfer teknologi dan pengetahuan yang bermanfaat bagi perusahaan-perusahaan lokal. Sehingga mampu mendorong perekonomian.

Namun, dampak FDI terhadap perekonomian negara tujuan masih menjadi perdebatan. El Wassal (2012) menyatakan bahwa secara teoritis terdapat tiga pandangan tentang dampak FDI terhadap negara tujuan FDI yaitu “positive view”, “negative view” dan “dependent impact” view. Positive view beranggapan bahwa FDI akan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi berdasarkan model pertumbuhan neoklasikal dan pertumbuhan endogen. Negative view beranggapan bahwa FDI akan berdampak negatif terhadap perekonomian negara tujuan FDI. Sedangkan dependent impact view beranggapan bahwa dampak FDI terhadap pertumbuhan ekonomi negara tujuan tergantung kemampuan negara tujuan FDI tersebut dalam menyerap teknologi asing.

Perdebatan dalam teori telah beralih ke dalam berbagai penelitian ilmiah di berbagai negara dan menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda. Ruxanda dan

1

(21)

4

Muraru (2010) dalam penelitiannya di Rumania, Agrawal dan Khan (2011) di China dan India serta Ayanwale (2007) di Nigeria menyimpulkan adanya dampak positif FDI terhadap PDB di negara-negara tersebut. Makki dan Somwaru (2004) juga menyimpulkan bahwa FDI berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang. Anwar dan Nguyen (2010) di Vietnam juga mendapatkan kesimpulan yang sama yaitu adanya pengaruh positif FDI terhadap pertumbuhan ekonomi Vietnam.

Berbeda dengan penelitian-penelitian di atas, Falki (2009) menyimpulkan adanya dampak negatif FDI terhadap peningkatan PDB di Pakistan. Louzi dan Abadi (2011) menyimpulkan bahwa FDI tidak signifikan memengaruhi peningkatan PDB di Yordania. Sedangkan El Wassal (2012) menyimpulkan bahwa dampak FDI terhadap pertumbuhan ekonomi di negara-negara Arab sangat terbatas.

Jalan tengah dari perdebatan antara kelompok positive view dan negative view yaitu dependent impact view. Dampak positif FDI terhadap perekonomian tergantung dari kondisi negara penerima FDI tersebut. Borensztein et al. (1998) menyimpulkan bahwa dampak FDI terhadap pertumbuhan ekonomi tergantung dengan kualitas human capital yang dimiliki oleh host country. Produktivitas FDI akan terjadi bila host country memiliki batas minimum stok human capital. FDI berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi hanya ketika host country memiliki kemampuan menyerap teknologi yang cukup. Namun, FDI tidak akan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi atau bahkan berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara yang memiliki kualitas human capital yang rendah.

Penelitian tentang determinan FDI serta dampak FDI terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia dilakukan dengan berbagai pendekatan dan metode baik secara time series seperti Kurniati et al. (2007), Sarwedi (2002) serta Anastasia (2010) maupun data panel diantaranya Effendi dan Soemantri (2003), Kholis (2012), Amin (2011), Fikri (2008). Namun, kebanyakan penelitian tersebut belum mempertimbangkan permasalahan endoginity antara FDI dan PDB. FDI dapat menjadi mesin yang mendorong peningkatan PDB, namun di sisi lain, peningkatan PDB dapat menjadi faktor penarik bagi investor asing untuk menanamkan modalnya (Ayanwale 2007).

Penelitian ini melengkapi penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya. Permasalahan endoginity antara FDI dan PDB diatasi dengan menggunakan persamaan simultan sehingga kemungkinan bias dan ketidakkonsistenan parameter estimasi yang dihasilkan dapat dihindari.

Berdasarkan latar belakang yang sudah disampaikan sebelumnya, beberapa masalah yang ingin dianalisis dalam tulisan ini antara lain:

1. Apakah determinan masuknya FDI ke Indonesia?

(22)

5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini antara lain:

1. Menganalisis determinan masuknya FDI ke Indonesia 2. Menganalisis dampak FDI terhadap PDB di Indonesia

Manfaat Penelitian

(23)

6

2 TINJAUAN PUSTAKA

Investasi

Investasi adalah arus pengeluaran yang menambah stok modal (Dornbusch et al. 2004). Menurut Mankiw (2007), investasi perekonomian tidak mencakup pembelian yang hanya merelokasi aset-aset yang ada diantara individu-individu yang berbeda namun investasi menciptakan modal baru. Investasi terdiri dari barang-barang yang dibeli untuk penggunaan masa depan. Investasi dibagi menjadi tiga subkelompok: investasi tetap bisnis, investasi tetap residensial dan investasi persediaan. Investasi tetap bisnis adalah pembelian pabrik dan peralatan baru oleh perusahaan, investasi tetap residensial adalah pembelian rumah baru oleh rumah tangga dan tuan tanah sedangkan investasi persediaan adalah peningkatan dalam persediaan barang perusahaan.

Investasi atau kegiatan penanaman modal menurut UU No. 25 Tahun 2007 adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2007, Penanaman Modal adalah investasi berupa aktiva tetap berwujud termasuk tanah yang digunakan untuk kegiatan utama usaha, baik untuk penanaman modal baru maupun perluasan dari usaha yang telah ada.

Foreign Direct Investment

Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal mendefinisikan Foreign Direct Investment (FDI) atau dikenal dengan penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.

FDI adalah proses dimana pelaku ekonomi (perorangan maupun perusahaan dari suatu negara (negara asal) memperoleh kepemilikan aset dengan tujuan untuk mengontrol produksi, distribusi dan aktivitas lainnya dari suatu perusahaan di negara lain (host country) (Moosa 2002).

Krugman dan Obstfeld (2004) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan FDI adalah suatu arus modal internasional dimana perusahaan dari suatu negara mendirikan atau memperluas operasi atau jaringan bisnisnya di negara-negara lain. Satu ciri menonjol dari FDI ini adalah hal tersebut melibatkan bukan hanya pemindahan sumberdaya, akan tetapi juga memberlakukan pengendalian (control) asing (pemilik modal). Artinya, cabang atau anak perusahaan itu tidak hanya diikat dengan kewajiban finansial kepada induk perusahaannya, akan tetapi secara keseluruhan ia adalah bagian integral dari struktur organisasi perusahaan induk, sehingga anak atau cabang perusahaan ini merupakan perpanjangan tangan perusahaan induk yang berada di negara asalnya. Segala macam keputusan puncak diambil dari pusat.

(24)

7 Realiasasi FDI adalah kegiatan investasi yang sudah direalisasikan oleh perusahaan dalam bentuk kegiatan nyata yang sudah menghasilkan produksi barang/jasa dan perusahaan sudah memperoleh Izin Usaha Tetap (IUT) dari Pemerintah (BKPM). Proyek-proyek FDI yang masih dalam pembangunan belum tercatat realisasi investasi.

Data Realisasi FDI tidak termasuk investasi sektor minyak dan gas bumi, perbankan, lembaga keuangan non bank, asuransi, sewa guna usaha, investasi yang perizinannya dikeluarkan oleh instansi teknis/sektor, investasi portofolio (pasar modal) dan investasi rumahtangga2.

PDB (Produk Domestik Bruto)

Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan indikator penting untuk mengetahui kondisi perekonomian di suatu negara. PDB merupakan nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang diterima oleh seluruh unit ekonomi. PDB menyatakan pendapatan total atau pengeluaran total nasional atas output barang dan jasa (Mankiw 2007). Nilai PDB dapat dihitung melalui tiga pendekatan, yakni pendekatan produksi, pendapatan dan pengeluaran (Dornbusch et al. 2004). Pendekatan produksi dan pendapatan merupakan pendekatan dari sisi penawaran agregat (Aggregate Supply), sedangkan pendekatan pengeluaran merupakan pendekatan dari sisi permintaan agregat (Aggregate Demand).

PDB pendekatan produksi (PDB sektoral/PDB berdasarkan lapangan usaha) merupakan penjumlahan Nilai Tambah Bruto (NTB) yang dihasilkan oleh seluruh aktivitas ekonomi di suatu wilayah tertentu selama periode tertentu (biasanya satu tahun). PDB dengan pendekatan produksi disajikan dalam sembilan sektor lapangan usaha, yakni: pertanian; pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listik, gas dan air bersih; konstruksi; perdagangan, hotel dan restoran; transportasi dan komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; dan jasa-jasa.

PDB dengan pendekatan pendapatan dihitung berdasarkan jumlah pendapatan atau balas jasa yang diterima oleh semua faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi di semua sektor. Balas jasa atau pendapatan berupa upah/gaji untuk pemilik tenaga kerja, bunga atau hasil investasi bagi pemilik modal, sewa tanah bagi pemilik lahan serta keuntungan bagi pengusaha.

PDB dari sisi pengeluaran dihitung sebagai penjumlahan semua komponen permintaan akhir, yakni konsumsi rumah tangga (C), investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), serta ekspor bersih (X-M) dan dirumuskan sebagai:

�=�+�+�+ (� − �) (1)

Nilai PDB dengan semua pendekatan biasa dihitung dan disajikan dalam dua bentuk yakni atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan pada tahun dasar tertentu. Nilai PDB atas dasar harga konstan sering disebut sebagai PDB riil dan mencerminkan nilai output yang dihitung dengan harga pada tahun dasar tertentu. Perubahan PDB riil dari waktu ke waktu mencerminkan perubahan

2

(25)

8

kuantitas dan sudah tidak mengandung unsur perubahan harga baik inflasi maupun deflasi.

Teori-Teori FDI

Pilihan investor asing untuk menanamkan modalnya dalam bentuk FDI dibandingkan modal lainnya dipengaruhi oleh kondisi negara penerima FDI (pull factor) yang terdiri dari kondisi pasar, sumberdaya, daya saing, kebijakan yang terkait dengan perdagangan dan industri serta kebijakan FDI itu sendiri. Selain itu juga kondisi dan strategi dari penanam modal asing (push factor) yang berinvestasi (Kurniati et al. 2007).

Keseluruhan determinan FDI dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu: (1) kondisi perekonomian; (2) kebijakan host country. Kondisi perekonomian terdiri dari market size, prospek pertumbuhan ekonomi, rate of return, urbanisasi/industrialisasi, upah tenaga kerja, human capital, infrastruktur fisik dan fundamental makroekonomi seperti inflasi, kebijakan pajak, utang luar negeri dan sebagainya. Sedangkan kebijakan host country meliputi kebijakan promosi kepemilikan pribadi, pasar finansial yang efisien, kebijakan liberalisasi perdagangan, kebijakan FDI, resiko negara, kerangka hukum dan kualitas birokrasi (Sahoo 2006).

Menurut Moosa (2002), beberapa teori yang menjelaskan tentang Foreign Direct Investment (FDI) dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian yaitu: (a) teori yang mengasumsikan pasar sempurna; (b) teori yang mengasumsikan pasar tidak sempurna; (c) teori-teori lain; (d) teori yang berdasarkan variabel lainnya. Beberapa teori-teori tersebut diantaranya:

1. The Differential Rates of Return Hypothesis

Teori ini menjelaskan bahwa modal (capital) akan mengalir dari negara dengan tingkat pengembalian rendah ke negara yang memiliki tingkat pengembalian yang tinggi. Dalam ha1 ini FDI diputuskan dengan mempertimbangkan marginal return dan marginal cost-nya tanpa memperhitungkan resiko (risk neutrality).

Teori ini tidak mampu menjelaskan bila suatu negara memiliki FDI masuk (inflow FDI) dan FDI keluar (outflow FDI) secara bersamaan. Karena teori ini hanya menjelaskan FDI searah yaitu dari negara dengan tingkat pengembalian rendah ke negara dengan tingkat pengembalian tinggi.

2. The Portofolio Diversification Hypothesis

Menurut teori ini bahwa keputusan dalam investasi terhadap suatu proyek tidak hanya ditentukan oleh tingkat pengembaliannya tetapi juga besarnya resiko yang dihadapi.

3. The Market Size Hypothesis

Teori ini menyatakan bahwa besarnya FDI yang mengalir ke suatu negara (host country) tergantung besarnya ukuran pasar (market size) dari negara tersebut (host country). Besarnya market size diukur berdasarkan PDB atau berdasarkan output dari perusahaan multinasional.

4. The Industrial Organization Hypothesis

(26)

9 perusahaan lokal. Hal ini disebabkan adanya perbedaan bahasa, budaya, sistem hukum dan perbedaan antara negara lainnya membuat perusahaan lokal memiliki keunggulan dibandingkan dengan perusahaan asing. Oleh karena itu, keunggulan yang harus dimiliki oleh perusahaan asing diantaranya harus memiliki merk (brand) terkenal, teknologi yang dipatenkan, kemampuan manajerial yang lebih dibandingkan dengan perusahaan lokal serta keunggulan spesifik lainnya.

5. The Internalization Hypothesis

Teori ini menjawab pertanyaan mengapa produksi suatu barang di lokasi yang berbeda dilakukan oleh perusahaan yang sama, bukan oleh perusahaan-perusahaan yang berbeda. Dengan kata lain, teori internalisasi (theinternalization hypothesis) membahas tentang faktor-faktor yang membuat suatu perusahaan lebih menguntungkan untuk melakukan sendiri proses produksi daripada menyerahkan kepada perusahaan lainnya.

Krugman dan Obstfeld (2004) menyatakan ada 2 pandangan yang berkenaan dengan masalah dasar mengenai mengapa kegiatan-kegiatan usaha di banyak negara yang berbeda akan lebih menguntungkan jika diintegrasikan ke dalam satu perusahaan saja, yaitu, (1) keunggulan internalisasi melalui transfer teknologi yaitu teknologi yang dimiliki oleh perusahaan induk hanya ditransfer ke anak perusahaan, sehingga tidak akan ditiru oleh perusahaan-perusahaan lain; (2) keunggulan internalisasi dengan terciptanya integrasi vertikal (vertical integration) yaitu integrasi antara perusahaan hulu yang memproduksi suatu produk yang merupakan input bagi perusahaan hilir dengan perusahaan hilir tersebut, sehingga ketidakpastian dalam permintaan dan penawaran, konflik antara perusahaan hulu dan hilir bila masing-masing monopoli dapat dihindari atau paling tidak dikurangi.

6. The Location Hypothesis

Teori ini menjawab pertanyaan mengapa suatu barang diproduksi di dua (lebih) negara yang berbeda dan bukan di satu negara saja. Menurut teori ini, FDI muncul karena immobilitas internasional beberapa faktor produksi seperti tenaga kerja dan sumberdaya alam. Hal ini menyebabkan perbedaan biaya faktor produksi diantara lokasi-lokasi produksi. Sehingga FDI akan cenderung memilih lokasi yang memiliki biaya faktor produksi yang murah.

7. The Eclectic Theory

Teori ini dikembangkan oleh Dunning dengan mengintegrasikan antara industrial organization hypothesis, the internalization hypothesis dan the location hypothesis. Teori ini berusaha membangun suatu model yang menjelaskan motivasi perusahaan dalam memperluas usaha untuk memenuhi permintaan pasar melalui FDI dan bukan melalui jalur lainnya misalnya ekspor. Menurut teori ini ada tiga kondisi penting yang harus menjadi pertimbangan bila suatu perusahaan terlibat dalam akivitas FDI.

(27)

10

Kedua, keuntungan internalisasi (internalization advantages) yang mengacu pada faktor-faktor yang membuat suatu perusahaan lebih menguntungkan untuk melakukan sendiri proses produksi di luar negeri daripada menyerahkan proses produksi tersebut kepada perusahaan lainnya. Harus lebih menguntungkan bagi perusahaan yang melakukan aktivitas FDI untuk menggunakan keunggulan kepemilikan (ownership advantages) daripada menjual ataupun menyewakan kepada perusahaan lain. Internalisasi ini dilakukan diantaranya dalam rangka menjaga kualitas produk, mengontrol suplai dan kondisi penjualan input serta mengontrol penjualan produk.

Ketiga, keunggulan lokasi (location advantages) yang berkaitan dengan faktor-faktor yang menguntungkan untuk melakukan produksi di negara tujuan (host country) daripada negara asal (home country). Suatu perusahaan yang memiliki keunggulan kepemilikan (ownership advantages) serta keunggulan internalisasi akan berproduksi di luar negeri (host country) bila terdapat keunggulan lokasi (location advantages) yang dimiliki host country tersebut, misalnya tenaga kerja murah, produktivitas tenaga kerja tinggi dan sebagainya.

Kerangka Teoritis Determinan FDI

PDB (Market Size)

Market size (ukuran pasar) merupakan faktor penting yang menentukan jumlah FDI yang masuk ke suatu negara. Argumen pentingnya pasar sebagai determinan masuknya FDI didasari dari teori skala ekonomi. Pasar yang besar mampu memberikan kesempatan yang lebih besar terhadap realisasi dan eksplorasi skala ekonomi (Chunlai 1997). Pasar yang cukup besar memungkinkan untuk spesialisasi faktor produksi sehingga akan tercapai minimisasi biaya produksi. Indikator market size dihitung berdasarkan penjualan dari perusahaan multinasional di negara tersebut atau besarnya PDB di suatu negara (Moosa 2002).

Chunlai (1997) menyebutkan bahwa terdapat tiga argumen dasar tentang pentingnya market size terhadap masuknya FDI di suatu wilayah:

• Untuk FDI yang berorientasi pasar domestik dan FDI di non-tradeable sector, khususnya di sektor jasa, pasar domestik merupakan determinan penting yang mempengaruhi keputusan lokasi FDI.

• Untuk FDI yang berorientasi ekspor, pasar domestik yang besar mampu menyediakan lebih banyak peluang bagi industri dan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan eksternalitas dari skala ekonomi dan efek spillover.

• Perekonomian yang besar tidak hanya menciptakan aktivitas ekonomi yang lebih berkesinambungan tapi juga dapat menyediakan lebih banyak peluang untuk diversifikasi ekonomi.

(28)

11 terhadap masuknya FDI di negara-negara negara-negara Asia Tenggara, Korea, China dan India.

Infrastruktur

Infrastruktur yang baik akan menarik investasi. Faktanya, investor asing berinvestasi pada host country yang memiliki fasilitas infrastruktur standar internasional karena efisien infrastruktur akan membantu mengurangi biaya transaksi (Anwardan Nguyen 2010). Berbagai indikator infrastruktur digunakan dalam penelitian-penelitian. Anwar dan Nguyen (2010) menggunakan variabel telepon per 1000 penduduk sebagai proxy infrastruktur dan menyimpulkan bahwa variabel infrastruktur berpengaruh positif terhadap arus masuk FDI di Vietnam.

Kurniati et al. (2007) menggunakan proxy pengeluaran transportasi dan komunikasi per PDB sebagai proxy pembangunan infrastruktur dan menyimpulkan bahwa variabel infrastruktur merupakan salah satu faktor penarik FDI ke negara-negara Asia Tenggara, China, Korea dan India.

Pasar Tenaga Kerja

Salah satu daya tarik dari negara-negara berkembang dalam menarik arus FDI masuk adalah pasar tenaga kerja di negara tersebut baik dalam hal upah tenaga kerja, ketersediaan serta produktivitas. Para ekonom menekankan faktor upah tenaga kerja sebagai faktor pendorong masuknya FDI ke negara-negara berkembang, karena upah yang murah merupakan keunggulan komparatif yang dimiliki oleh negara-negara berkembang dibandingkan dengan negara-negara maju (Anwar dan Nguyen 2010).

Tingkat upah berkorelasi negatif dengan arus FDI masuk yaitu bahwa kenaikan tingkat upah di host country berarti peningkatan biaya produksi yang akan berakibat pada penurunan produksi dan juga akan menurunkan arus FDI (Moosa 2002).

Hipotesis ini telah dibuktikan oleh Anwardan Nguyen (2010), Kurniati et al. (2007) yang menyimpulkan bahwa upah tenaga kerja berkorelasi negatif dengan arus FDI masuk. Artinya kenaikan upah tenaga kerja menyebabkan penurunan masuknya FDI ke suatu negara.

Derajat Keterbukaan Ekonomi

(29)

12

Nilai Tukar

Aliber (1970,1971) dalam Moosa (2002) mengajukan hipotesis yang mencoba untuk menjelaskan pengaruh kekuatan relatif dari berbagai mata uang terhadap FDI. Hipotesis ini mendalilkan bahwa perusahaan di negara dengan mata uang yang kuat cenderung berinvestasi di luar negeri, sementara perusahaan di negara dengan mata uang yang lemah tidak memiliki kecenderungan itu. Dengan kata lain, negara yang memilki mata uang yang kuat akan cenderung menjadi sumber FDI (home country), sedangkan negara yang memiliki mata uang yang lemah cenderung menjadi negara tujuan FDI (host country). Hipotesis ini didasarkan pada hubungan di pasar modal, resiko nilai tukar dan preferensi pasar dalam memegang aset didominasi di mata uang yang kuat.

Efek besarnya nilai tukar terhadap FDI tergantung dari tujuan barang tersebut diproduksi. Bila investor bertujuan untuk pasar lokal (FDI horisontal), kemudian FDI dan perdagangan bersifat substitusi, maka apresiasi mata uang host country akan meningkatkan masuknya FDI. Namun, apabila FDI bertujuan untuk re-export serta FDI dan perdagangan bersifat komplemen, maka apresiasi mata uang host country akan menurunkan masuknya FDI ke suatu negara, karena melemahnya kompetisi (Moosa 2002).

Kurniati et al. (2007) menemukan hubungan negatif antara FDI dan nilai tukar di negara-negara Asia Tenggara, Korea, China dan India. Indikator yang digunakan adalah nilai tukar riil efektif. Apresiasi nilai tukar yang terjadi di suatu negara akan mengakibatkan investasi di negara tersebut relatif lebih mahal dibandingkan di negara lain atau bahkan di negara investor sendiri.

Suku Bunga

Tingkat bunga merupakan faktor penentu dalam pengambilan keputusan berinvestasi (Mankiw 2007).Tingkat bunga yang dimaksud disini adalah tingkat bunga riil. Tingkat bunga riil mengukur biaya pinjaman yang sebenarnya sehingga menentukan jumlah investasi.

Kegiatan investasi akan dilaksanakan apabila tingkat pengembalian modal lebih besar atau sama dengan tingkat bunga. Semakin tinggi suku bunga maka tingkat investasi yang dilakukan akan mengalami penurunan. Ketika terjadi penurunan suku bunga maka investasi akan mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan investor akan menambah pengeluaran investasi apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi lebih besar dibandingkan dengan tingkat suku bunga.

Sumber: Mankiw (2007).

Gambar 3 Hubungan investasi dengan tingkat bunga riil

Fungsi Investasi, I(r) Suku Bunga Riil, r

(30)

13 Hubungan FDI dan PDB

Dampak FDI terhadap PDB suatu negara baik secara langsung maupun tidak langsung dapat ditelusuri dari teori-teori ekonomi seperti teori makro Keynes, teori pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar, teori pertumbuhan ekonomi neoklasikal (Solow) dan teori pertumbuhan Endogen.

Teori Makro Keynes

Investasi merupakan komponen penting bagi pembentukan PDB, sehingga pertumbuhan investasi akan secara langsung memengaruhi pertumbuhan ekonomi. FDI merupakan salah satu bentuk investasi yang berasal dari luar negeri. Hubungan antara FDI sebagai salah satu komponen investasi dengan PDB (output) dapat digambarkan dengan memadukan grafik fungsi investasi, kurva perpotongan Keynesian serta kurva IS. Fungsi investasi menggambarkan hubungan antara investasi dan suku bunga sedangkan kurva perpotongan Keynesian menggambarkan hubungan tingkat investasi dengan pendapatan (output). Sedangkan kurva IS merangkum hubungan antara tingkat suku bunga, investasi dan tingkat pendapatan (output).

Investasi merupakan komponen penting bagi pembentukan PDB, sehingga pertumbuhan investasi akan secara langsung memengaruhi pertumbuhan ekonomi. FDI merupakan salah satu bentuk investasi yang berasal dari luar negeri. Hubungan antara FDI sebagai salah satu komponen investasi dengan PDB (output) dapat digambarkan dengan memadukan grafik fungsi investasi, kurva perpotongan Keynesian serta kurva IS. Fungsi investasi menggambarkan hubungan antara investasi dan suku bunga sedangkan kurva perpotongan Keynesian menggambarkan hubungan tingkat investasi dengan pendapatan (output). Sedangkan kurva IS merangkum hubungan antara tingkat suku bunga, investasi dan tingkat pendapatan (output).

(31)

14

Gambar 4 Hubungan investasi dan output Teori Pertumbuhan Harrod-Domar

Harrod dan Domar merupakan pengembangan dari teori makro Keynes. Analisis Keynes dianggap kurang lengkap karena tidak mengungkapkan masalah-masalah ekonomi dalam jangka panjang. Sedangkan teori Harrod-Domar menganalisis syarat-syarat yang diperlukan agar suatu perekonomian dapat tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang (Arsyad 2010).

Harrod Domar memberikan peranan kunci kepada investasi dalam proses pertumbuhan ekonomi, khususnya mengenai watak ganda yang dimiliki investasi. Pertama, investasi meningkatkan pendapatan, dan kedua investasi memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan cara meningkatkan stok modal. Yang pertama dapat disebut sebagai “dampak permintaan” investasi dan yang kedua dapat disebut sebagai “dampak penawaran” investasi (Jhingan 2010).

Teori Harrod Domar melihat pengaruh investasi dalam perspektif waktu yang lebih panjang. Pengeluaran investasi (I) tidak hanya mempunyai pengaruh (lewat proses multiplier) terhadap permintaan agregat (kurva AD), tetapi juga terhadap penawaran agregat (kurva AS) melalui pengaruhnya terhadap kapasitas produksi (Prasetyo 2012).

Model pertumbuhan Harrod-Domar didasarkan pada tiga asumsi dasar (Todaro dan Smith 2006), yaitu:

Sumber: Mankiw (2007).

Pengeluaran aktual (b) Perpotongan Keynesian

Pengeluaran E

Pengeluaran yang direncanakan

Pendapatan , output, Y

Y1 Y2

(c) Kurva IS Tingkat

bunga, r

r1 r2

IS

Pendapatan , output, Y

Y1 Y2

(a) Fungsi Investasi Tingkat

bunga, r

r1 r2

Investasi, I I(r1)

I(r2)

I(r) ∆ I

(32)

15 Pertama, setiap perekonomian harus mencadangkan atau menabung (�) sebagian tertentu (�) dari pendapatan nasional (�) untuk menambah atau menggantikan barang modal yang telah rusak:

�=�� (3)

Kedua, perekonomian berada pada keseimbangan, dimana investasi yang direncanakan sama dengan tabungan yang direncanakan. Investasi didefinisikan sebagai perubahan kapital K atau �= ∆�

�= �= ∆� (4)

Ketiga, investasi dipengaruhi oleh ekspektasi kenaikan pendapatan nasional (∆�) dan rasio modal output k yang dikenal dengan Incremental Capital Output Rasio (ICOR) atau

� =� ����� =∆�∆� ), sehingga �= �=�� = ∆�= �∆� dan dapat diringkas menjadi:

��= �∆����� ∆�

� = �

� (5)

Persamaan di atas mengilustrasikan bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tingkat tabungan s dan rasio kapital output k. Agar perekonomian dapat tumbuh pesat maka setiap perekonomian harus menabung dan menginvestasikan sebanyak mungkin dari pendapatan nasional yang diperolehnya. Semakin banyak tabungan dan kemudian diinvestasikan, maka semakin cepat pula perekonomian akan tumbuh.

Menurut model Harrod-Domar kunci pertumbuhan ekonomi adalah terletak pada kemampuan negara mengakumulasikan tabungan domestik. Permasalahan yang dihadapi negara sedang berkembang adalah adanya kesenjangan antara kebutuhan investasi dan kemampuan mengakumulasikan tabungan. Dalam hal ini FDI berperan dalam mengurangi saving investment gap.

Teori Pertumbuhan Neoklasikal Solow

Model ini dirancang untuk menunjukkan bagaimana pertumbuhan persediaan modal, angkatan kerja dan kemajuan teknologi berinteraksi dalam perekonomian dan bagaimana pengaruhnya terhadap PDB atau output agregat yang dihasilkan suatu negara (Mankiw 2007).

Asumsi yang mendasari model Solow antara lain substitusi antara modal (K) dan tenaga kerja (L) bersifat sempurna dan adanya skala hasil yang terus berkurang (diminishing return) dari input tenaga kerja aau modal jika dianalisis terpisah, namun constan return to scale bila dianalisis secara bersamaan.

Kemajuan teknologi ditetapkan sebagai faktor residu untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang, dan tinggi rendahnya pertumbuhan itu sendiri oleh Solow maupun para teoretisi lainnya diasumsikan bersifat eksogen atau tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

Model pertumbuhan neoklasik Solow memakai fungsi produksi agregat standar yaitu:

�=�∝(��)1−∝ (6)

Dimana:

Y : Produk Domestik Bruto (PDB) K : stok modal

(33)

16

A : produktivitas tenaga kerja (kemajuan teknologi) yang pertumbuhannnya ditentukan secara eksogen.

∝ : elastisitas output terhadap modal (persentase kenaikan PDB yang bersumber dari 1% penambahan modal.

Menurut teori ini pertumbuhan output ditentukan oleh tenaga kerja, penambahan modal dan penyempurnaan teknologi. Faktor penambahan modal dapat dilihat dari tabungan dan investasi. Berdasarkan model pertumbuhan neoklasikal Solow, peran FDI terhadap PDB melalui peran FDI tersebut sebagai faktor yang menambah akumulasi modal. Manfaat ini disebut sebagai manfaat langsung FDI terhadap peningkatan PDB di negara penerima FDI.

Teori Pertumbuhan Endogen

Pada umumnya teori-teori pertumbuhan ekonomi hanya menekankan pentingnya akumulasi modal dalam pertumbuhan ekonomi. Artinya untuk mencapai laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi diperlukan investasi yang tinggi pula. Model pertumbuhan endogen ini menyajikan sebuah kerangka teoritis yang lebih luas dalam menganalisis model pertumbuhan ekonomi. Teori ini mencoba mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi yang berasal dari dalam (endogenous) sistem ekonomi itu sendiri. (Arsyad 2010).

Berbeda dengan neoklasik yang menganggap teknologi sebagai faktor eksogen, teori pertumbuhan endogen memasukkan pengaruh teknologi sebagai variabel endogen dan berupaya menjelaskan adanya increasing return to scale. Pengertian modal dalam model pertumbuhan endogen lebih luas yaitu mencakup modal fisik dan modal manusia.Menurut model ini, ilmu pengatahuan merupakan sebagai salah satu bentuk modal. Ilmu pengetahuan merupakan input penting dalam proses produksi. Ilmu pengetahuan menciptakan metode baru berproduksi, inovasi dan perbaikan-perbaikan pada bidang tertentu Sehingga, ilmu pengetahuan sebagai komponen modal bersifat increasing return to scale.

Dalam jangka panjang teknologi memegang peran penting untuk menciptakan pertumbuhan, teknologi merupakan bagian dari proses produksi dan bukan sebagai faktor yang berasal dari luar.

Berdasarkan pertumbuhan endogen ini dapat ditelusuri dampak FDI secara tidak langsung terhadap peningkatan PDB host country melalui dampak spillover/eksternalitas FDI terhadap peningkatan PDB. FDI dapat membawa keuntungan terhadap host country melalui transfer teknologi (adopsi teknik produksi baru), transfer keahlian (pendidikan dan pelatihan kerja), kompetisi (efisiensi dari perusahaan lokal) dan ekspor (peningkatan ekspor bagi perusahaan lokal) (El Wassal 2012).

Parulian (2008) menyebutkan bahwa eksternalitas dari kegiatan FDI dapat diterima melalui tiga saluran penting (horizontal effect) yaitu:

a. Efek demonstrasi sering disebut juga sebagai kegiatan imitation atau learning-by-watching effect. Karena FDI dianggap melibatkan teknologi dan managing skills yang lebih baik daripada yang dimiliki host country, maka ada kecenderungan akan ditransfer dalam proses produksi perusahaan-perusahaan lokal

(34)

17 efisien, tentu dengan menggunakan teknologi yang lebih baik dari sebelumnya

c. Sedangkan saluran labor turn over terjadi ketika pekerja yang bekerja di perusahaan-perusahaan asing telah menerima pelatihan-pelatihan teknologi dan keahlian manajemen yang lebih maju berpindah ke perusahaan-perusahaan lokal atau menjalankan sendiri perusahaan-perusahaannya dengan memanfaatkan pengetahuan yang diterimanya tadi.

Faktor-Faktor Lain yang Memengaruhi PDB PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri)

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal adalah kegiatan penanaman modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. PMDN sebagai salah satu komponen investasi merupakan faktor utama bagi perekonomian suatu wilayah. PMDN akan meningkatkan akumulasi kapital, sedangkan kapital merupakan komponen penting bagi pembentukan PDB suatu negara.

Pengeluaran Pemerintah

Indikator ini dihitung sebagai rasio pengeluaran pemerintah per PDB. Pengeluaran pemerintah berhubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi. Tingkat konsumsi pemerintah yang tinggi akan menyebabkan penyediaan modal sosial yang lebih tinggi sehingga meningkatkan produksi dan pertumbuhan ekonomi (Ayanwale 2007).

(35)

18

Gambar 5 Hubungan pengeluaran pemerintah dengan output Keterbukaan Ekonomi

Indikator keterbukaan ekonomi diterjemahkan sebagai rasio perdagangan (expor dan impor) per PDB. Indikator keterbukaan ekonomi erat kaitannya dengan perdagangan, ekspor dan impor suatu negara. Keterbukaan ekonomi menggambarkan semakin berkurang atau hilangnya hambatan perdagangan tarif maupun nontarif antarnegara dan semakin lancaranya mobilitas modal antarnegara. Dengan kata lain, keterbukaan ekonomi menunjukkan perdagangan internasional suatu negara dengan negara lainnya di dunia. Perdagangan internasional menjanjikan keuntungan bagi negara-negara yang terlibat di dalamnya. Menurut Adam Smith, perdagangan antara dua negara didasarkan pada keunggulan absolut. Suatu negara yang lebih efisien dalam memproduksi sesuatu komoditi (memiliki keunggulan absolut) akan memperoleh keuntungan bila masing-masing melakukan spesialisasi pada komoditi yang memiliki keunggulan absolut. Sehingga sumberdaya yang digunakan lebih efisien serta output komoditi meningkat (Salvatore 1997).

∆G

Y1

Pengeluaran aktual (a) Perpotongan Keynesian

Pengeluaran yang direncanakan

Pendapatan, output, Y

Y2 Y1

Pengeluaran E

Y2

(b) Kurva IS Tingkat

bunga, r

Pendapatan, output, Y

Y2 Y1

IS2 IS1

∆G/(1-MPC)

(36)

19 Teori keunggulan komparatif Hecksher-Ohlin, keterbukaan dapat bermanfaat dalam meningkatkan kinerja ekonomi suatu negara. Berdasarkan teori ini, suatu negara akan mengekspor produk yang memiliki keunggulan komparatif dan impor barang-barang yang tidak memiliki keunggulan komparatif dan ini akan menyebabkan untuk meningkatkan efisiensi sehingga akan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, keterbukaan akan meningkatkan capital inflow ke negara dan dengan demikian akan mempercepat akumulasi modal dan mentransfer teknologi yang dianggap komponen utama dalam memperkuat pertumbuhan ekonomi seperti yang didefinisikan oleh teori pertumbuhan endogen (Simorangkir 2008).

Tambunan (2004) menyebutkan bahwa globalisasi (keterbukaan ekonomi) dapat berdampak positif apabila diantisipasi dengan baik, namun sebaliknya berpeluang menciptakan dampak negatif apabila tidak mampu diantisipasi. Pengaruh globalisasi terhadap ekspor bisa meningkatkan pangsa ekspor di pasar dunia bila produk negara tersebut memiliki daya saing cukup kuat dibanding produk negara lain. Namun sebaliknya jika daya saing yang dimiliki produk dalam negeri cukup lemah maka pangsa ekspor produk domestik menjadi menurun. Disamping itu, globalisasi juga dapat meningkatkan impor apabila produk-produk serupa buatan dalam negeri mempunyai daya saing yang rendah dibanding produk luar negeri sehingga pasar domestik tidak dapat membendung serbuan produk impor. Peningkatan impor akan merugikan produsen domestik, sehingga produksi menurun dan pada akhirnya akan menurunkan output (PDB).

Inflasi

Inflasi merupakan indikator kestabilan makroekonomi (Anwardan Nguyen 2010). Inflasi umumnya memberikan dampak yang kurang menguntungkan dalam perekonomian. Prasetyo (2012) menyatakan bahwa dampak negatif inflasi secara umum antara lain:

- Inflasi menurunkan daya beli, terutama masyarakat miskin atau masyarakat yang berpendapatan tetap atau rendah.

- Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, masyarakat tidak suka menabung, sehingga investasi rendah dan pada gilirannya menghambat pertumbuhan ekonomi baik jangka pendek maupun jangka panjang.

- Memperlebar kesenjangan pendapatan antara kaya dan miskin

- Inflasi yang tinggi menghambat investasi produktif karena tingginya ketidakpastian, sehingga mengganggu dunia usaha, karena biaya produksi semakin mahal dan memperberat daya saing dunia usaha.

(37)

20

Studi Penelitian Terdahulu

Berbagai penelitian tentang determinan FDI serta dampak FDI terhadap perekonomian suatu negara telah dilakukan di berbagai negara. Berbagai pendekatan dilakukan untuk menganalisis tentang determinan FDI dan dampak FDI terhadap PDB maupun pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Pendekatan antarnegara melalui gabungan cross section dan time series melalui panel data merupakan pendekatan yang paling sering dilakukan. Disamping itu, pendekatan dengan data time series juga telah dilakukan di berbagai negara. Adanya keyakinan bahwa FDI dan PDB memiliki keterkaitan yang saling mempengaruhi, beberapa peneliti melakukan kajian tentang determinan FDI dan bagaimana dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi secara simultan. Untuk memperjelas, penelitian terdahulu akan dibagi menjadi tiga bagian, sedangkan rangkuman tentang penelitian terdahulu terdapat di Lampiran 1.

Determinan FDI dan Dampaknya terhadap PDB dan Pertumbuhan Ekonomi Ayanwale (2007) meneliti tentang hubungan antara non-extractive FDI dan peningkatan PDB perkapita (pertumbuhan ekonomi) di Nigeria dan mempelajari determinan FDI di Nigeria dari tahun 1970-2002 dengan menggunakan metode OLS dan 2SLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa determinan FDI di Nigeria adalah market size, pembangunan infrastruktur dan kestabilan makroekonomi. FDI di Nigeria berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Walaupun secara keseluruhan dampak FDI terhadap pertumbuhan ekonomi tidak terlihat, namun kompenen FDI persektor berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Nigeria. FDI di sektor komunikasi paling berpotensial terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan sektor manufaktur yang berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi menunjukkan rendahnya iklim bisnis di Nigeria.

Ruxanda dan Muraru (2010) menggunakan 2SLS untuk meneliti tentang FDI dan GDP menyimpulkan bahwa terdapat hubungan dua arah antara FDI dan PDB di Rumania. FDI akan masuk ke negara dengan PDB yang tinggi dan selanjutnya masuknya FDI akan menyebabkan peningkatan aktivitas perekonomian (peningkatan PDB).

Anwar dan Nguyen (2010) menggunakan persamaan simultan panel data untuk meneliti tentang FDI dan hubungannya dengan pertumbuhan ekonomi di Vietnam. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan dua arah antara FDI dan pertumbuhan ekonomi di Vietnam. FDI memiliki dampak positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi juga merupakan fakor penting untuk menarik FDI ke Vietnam.

Determinan FDI

(38)

21 Indonesia adalah PDB, infrastruktur, stabilitas politik dan tarif (keterbukaan ekonomi)

Sarwedi (2002) menganalisis tentang determinan FDI di Indonesia dari tahun 1978-2001 dengan mengkombinasikan periode jangka pendek dan jangka panjang dengan metode OLS dan mengaplikasikan model ECM (VECM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa PDB, pertumbuhan ekonomi, upah dan ekspor berhubungan positif dengan FDI di Indonesia. Sedangkan variabel non ekonomi yaitu stabilitas politik mempunyai hubungan negatif dengan FDI.

Amin (2011) menganalisis determinan FDI manufaktur sektor nommigas di Indonesia tahun 1993-2008 dengan menggunakan data panel menemukan bahwa market size dan infrastruktur berpengaruh positif terhadap arus FDI manufaktur sektor nommigas, sedangkan upah, inflasi dan otonomi daerah berpengaruh negatif terhadap arus masuk FDI manufaktur nonmigas di Indonesia.

Dampak FDI terhadap PDB dan Pertumbuhan Ekonomi

Agrawal dan Khan (2011) melakukan studi perbandingan tentang dampak FDI terhadap PDB di China dan India. Penelitian tersebut menggunakan regresi OLS dengan periode dari tahun 1993-2009. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa FDI di China dan India berdampak positif terhadap PDB kedua negara tersebut. Namun dampak positif FDI di China lebih besar dibandingkan dengan India.

Falki (2009) dalam penelitiannya di Pakistan tahun 1980-2006 menggunakan model yang didasarkan pada teori pertumbuhan endogen dan diestimasi dengan metode OLS. Variabel yang digunakan adalah PDB riil, FDI, kapital domestik, tenaga kerja dan ekspor. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa FDI tidak berkontribusi banyak terhadap peningkatan PDB di Pakistan dari tahun 1980-2006 bila dibandingkan dengan peran kapital domestik dan tenaga kerja, bahkan dari hasil estimasi menunjukkan bahwa FDI berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap peningkatan PDB di Pakistan.

Louzi dan Abadi (2011) melakukan penelitian dengan tujuan menganalisis dampak FDI terhadap pertumbuhan ekonomi di Yordania dari tahun 1990-2009. Metode penelitian yang digunakan adalah Cointegration and Error Correction Methods (ECM). Variabel yang digunakan antara lain PDB, FDI, investasi domestik serta liberalisasi perdagangan. Kesimpulan penelitian tersebut bahwa FDI tidak mempengaruhi pertumbuhan PDB, justru pertumbuhan ekonomi yang mempengaruhi besarnya FDI. Sedangkan investasi domestik dan liberalisasi perdagangan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan PDB.

(39)

22

dampak FDI terhadap pertumbuhan ekonomi positif dan signifikan di jangka pendek, akan tetapi tidak signifikan di jangka panjang.

El Wassal (2012) dengan menggunakan panel dinamis meneliti tentang dampak FDI terhadap pertumbuhan ekonomi di 16 negara Arab dari tahun 1970-2008. Variabel kontrol yang dijadikan variabel independen yang turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi antara lain PMTB proxy untuk kapital, angka partisipasi sekolah menengah sebagai proxy human capital, financial development yang di-proxy dengan rasio kredit swasta per PDB, keterbukaan ekonomi, tingkat inflasi, pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan penduduk. Kesimpulan dalam penelitian tersebut bahwa peran FDI dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di negara-negara Arab tidak ada atau sangat terbatas. Dalam penelitian tersebut juga disimpulkan bahwa finansial development, keterbukaan perdagangan, human capital dan kualitas infrastruktur tidak signifikan meningkatkan kapasitas negara-negara Arab dalam mendapatkan keuntungan dari adanya FDI.

Borensztein et al. (1998) melakukan penelitian tentang bagaimana FDI mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan data 69 negara berkembang selama dua dekade yaitu tahun 1970-1979 dan 1980-1989 dengan menggunakan metode data panel dan diestimasi dengan SUR. Selain variabel FDI, variabel-variabel lainnya yang dimasukkan sebagai variabel independen dalam analisis dampak FDI terhadap pertumbuhan ekonomi antara lain initial PDB perkapita, rata-rata lama sekolah menengah bagi siswa laki-laki sebagai proxy dari human capital, pengeluaran pemerintah, investasi domestik, financial development, inflasi, ketidakstabilan politik dan neraca modal dari neraca pembayaran yang di-proxy dengan parallel market premium untuk nilai tukar.

Hasil penting dari penelitian ini menunjukkan bahwa dampak FDI terhadap pertumbuhan ekonomi tergantung dengan kualitas human capital yang dimiliki oleh host country. Produktivitas FDI akan terjadi bila host country memliki batas minimum stok human capital. FDI berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi hanya ketika host country memiliki kemampuan menyerap teknologi yang cukup. Namun, FDI tidak akan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi atau bahkan berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara yang memiliki kualitas human capital yang rendah.

Makki dan Somwaru (2004) melakukan penelitian tentang dampak FDI dan perdagangan terhadap pertumbuhan ekonomi di 66 negara-negara berkembang selama tiga dekade yaitu 1971-1980, 1981-1990, 1991-2000 berdasarkan teori pertumbuhan endogen dengan menggunakan metode estimasi SUR dan TSLS. Variabel pertumbuhan PDB perkapita digunakan sebagai variabel dependen, sedangkan variabel independennya antara lain FDI, investasi domestik, perdagangan (expor+impor), human capital, initial PDB perkapita, tingkat inflasi, tingkat pajak dan pengeluaran pemerintah. Serta variabel interaksi antara FDI dengan trade, human capital dan investasi domestik.

(40)

23 Disamping itu, inflasi yang rendah, tingkat pajak dan pengeluaran pemerintah akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang.

[image:40.595.101.550.110.768.2]

Kerangka Pikir

Gambar 6 Kerangka pikir

Di tengah usaha Pemerintah Indonesia menarik investasi asing (FDI) karena keyakinan adanya dampak positif terhadap perekonomian, namun:

- Banyak proyek FDI di Indonesia yang telah disetujui oleh pemerintah (BKPM) namun tidak direalisasikan oleh pengusaha.

- Rasio FDI per PDB Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain di ASEAN

Foreign Direct Investment

(FDI)

Produk Domestik Bruto

- Pentingnya investasi terhadap perekonomian

- FDI di Indonesia lebih dominan dibandingkan dengan PMDN

Determinan FDI - PDB (Market Size) - Upah Buruh

- Infrastruktur - Keterbukaan

Ekonomi - Nilai Tukar - Suku Bunga

Dampak FDI terhadap perekonomian:

- Positif

- Negatif

- Tergantung kemampuan

host countrymenyerap teknologi

Faktor-faktor lain yang memengaruhi PDB - Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN)

- Keterbukaan Ekonomi

- Pengeluaran Pemerintah

(41)

24

Sebagaimana telah diuraikan pada latar belakang bahwa FDI merupakan sumber pembiayaan yang potensial bagi pembangunan di Indonesia. Dalam rangka untuk menarik masuknya FDI ke suatu negara perlu diketahui determinan masuknya FDI ke suatu negara. Dalam penelitian ini digunakan variabel yang secara teoritis berkaitan dengan FDI antara lain PDB, upah buruh, infrastruktur, keterbukaan ekonomi, nilai tukar dan suku bunga.

Disamping isu determinan FDI, tentang dampak FDI terhadap perekonomian suatu negara masih menjadi perdebatan. Sehingga penelitian ini sekaligus melihat bagaimana dampak FDI terhadap PDB di Indonesia dengan menambahkan variabel-variabel yang secara teoritis memengaruhi peningkatan PDB yaitu PMDN, pengeluaran pemerintah, keterbukaan ekonomi dan inflasi. Kerangka pikir penelitian ini terangkum dalam Gambar 6.

Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, permasalahan dan tinjauan pustaka, maka beberapa hipotesis yang diuji melalui penelitian adalah sebagai berikut:

1. PDB dan infrastruktur berpengaruh positif terhadap arus masuk FDI 2. Upah buruh dan suku bunga berpengaruh negatif terhadap arus masuk FDI 3. Keterbukaan ekonomi dan nilai tukar berpengaruh (positif atau negatif)

terhadap arus masuk FDI

4. FDI, keterbukaan ekonomi, inflasi berpengaruh (positif atau negatif) terhadap PDB

(42)

25

3 METODE PENELITIAN

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder triwulanan mulai dari periode 1997:1 hingga 2011:4 yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesia dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

[image:42.595.109.517.238.564.2]

Tabel 2 Variabel yang digunakan dalam penelitian dan sumbernya

No Variabel Keterangan Satuan Sumber

(1) (2) (3) (4) (5)

1. FDI Realisasi FDI Ribu US$ BKPM

2. PMDN Realisasi PMDN Juta Rupiah BKPM

3. PDB Riil PDB atas dasar harga konstan 2000

Miliar Rupiah BPS 4. Keterbukaan

ekonomi

Rasio jumlah ekspor dan impor terhadap PDB

Persen dari PDB BPS

5. Pengeluaran pemerintah

Persentase pengeluaran

pemerintah per PDB

Persen dari PDB BPS

6. PMTB pemerintah pusat

PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto) pemerintah pusat sebagai proxy infrastruktur

Juta Rupiah BPS

7. Upah buruh Rata-rata upah riil per bulan buruh di bawah mandor

Ribu Rupiah BPS

8. Nilai tukar riil Nilai tukar riil Terhadap US$ BI 9. Suku bunga riil Suku bunga riil Persen BI

10. Inflasi Perubahan IHK Persen BPS

Series data PDB atas dasar harga konstan yang diperoleh dari BPS adalah dalam bentuk triwulanan dengan tahun dasar yang berbeda-beda. Series PDB riil pada periode 1997:1-1999:4 diperoleh atas dasar harga konstan 1993, sedangkan series data PDB riil untuk periode 2000:1-2011:4 adalah atas dasar harga konstan 2000. Oleh karena itu data PDB perlu disamakan tahun dasarnya dimana untuk series PDB riil sebelum tahun 2000:1 dirubah tahun dasarnya ke tahun dasar 2000. Data nilai tukar riil diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

��� =�������������� (7)

dimana:

RER : real exchange rate atau kurs riil

(43)

26

penelitian ini didefinisikan sebagai harga mata uang asing dalam mata uang domestik (Rp/US$). Ketika kurs riil turun menunjukkan apresiasi mata uang domestik dan ketika kurs riil meningkat menunjukkan depresiasi mata uang domestik.

IHK AS : Indeks Harga Konsumen Amerika Serikat IHK IND : Indeks Harga Konsumen Indonesia

Data IHK diperoleh dalam frekuensi bulanan. Data IHK triwulanan diperoleh dari IHK akhir triwulan (IHK pada bulan Maret, Juni, September dan Desember).

Dalam penelitian ini infrastruktur didekati dengan PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto) pemerintah pusat. PMTB pemerintah pusat adalah pengeluaran pemerintah untuk pengadaan barang modal dikurangi penjualan dari barang-barang bekas.

Yang diklasifikasikan sebagai barang modal pemerintah pusat adalah barang modal milik pemerintah pusat, diantaranya:

1. Bangunan tempat tinggal dan bangunan bukan tempat tinggal 2. Jalan, jembatan dan konstruksi lainnya

3. Mesin-mesin dan peralatan

4. Kendaraan, alat utama sistem senjata

5. Perbaikan besar dan perluasan dari barang-barang modal yang telah disebutkan

6. Pengeluaran dalam rangka perluasan area pemukiman dan perkebunan serta pembiakan ternak untuk dikembangbi

Gambar

Tabel 1 Rasio stok FDI per PDB negara-negara ASEAN Tahun 1980-2011 (%)
Gambar 6 Kerangka pikir
Tabel 2 Variabel yang digunakan dalam penelitian dan sumbernya
Gambar 7 Realisasi FDI di Indonesia tahun 1997-2012
+7

Referensi

Dokumen terkait

The experimental results show that the accuracy rate of bank performance prediction of PCA-PNN or PCA-RBFN methods are higher than SVM method for Bank Persero, Bank Non Devisa and

Hasil penelitian Nashrath, Akkadechanunt dan Chontawan (2011) diperoleh data bahwa total skor untuk harapan perawat terhadap kualitas keperawatan adalah = 87,32 dan

Berdasarkan beberapa uraian yang telah dikemukakan diatas dimana investasi swasta, pengeluaran pemerintah, serta penyerapan tenaga kerja sangat mempengaruhi

Hasil dari penelitian ini adalah terdapat empat faktor yang secara signifikan mempengaruhi keputusan konsumen membeli kosmetika perawatan wajah, yaitu faktor

Puji syukur alhamdulillah atas rahmat dan karunia Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share Untuk

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan mengenai Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam film "Alangkah Lucunya (Negeri Ini)" , maka dapat penulis simpulkan

Alhamdulillah segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT akhirnya skripsi Saya yang berjudul “Pengaruh Kualitas Layanan dan Kepuasan Terhadap Loyalitas Nasabah

Pada proses pengerjaan penelitian ini, hal pertama yang dilakukan adalah melakukan pembuatan model sistem LTE- Advanced tanpa menggunakan relay. Setelah itu,