• Tidak ada hasil yang ditemukan

Public opinion on Suralaya Steam Power Plant

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Public opinion on Suralaya Steam Power Plant"

Copied!
245
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Opini Publik tentang Pembangkit Listrik Tenaga Uap Suralaya adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan ataupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

(3)

MARIA FITRIAH. Public opinion on Suralaya Steam Power Plant. Supervised by DJUARA P. LUBIS and RICHARD WE LUMINTANG.

Coal has commonly been used as one of the energy sources to generate electricity in steam power plants in Indonesia for the reason that it is much more economical than other energy sources. However, it brings about negative impacts on the environment and health. This research aims at (1) analyzing public opinion on Suralaya Steam Power Plant, (2) analyzing correlation between newspaper, public relations, opinion leader and experience to shape public opinion. The research was conducted in the area around Suralaya Power Plant in January until March 2010. Using the community in the area as the research population, the research used cluster random sampling to obtain 343 respondents as the sample. Data was collected by using observation, questionnaire, interview FGD, and documentation study. The research used descriptive correlational method. Public opinion grouped based on the villages, types of occupation, and sexes was analyzed by using chi<square, while the correlation between newspaper, public relations, opinion leader, experience and public opinion was analyzed by using gamma correlation. The result showed that male respondents in Suralaya Village working as merchants and employees generally felt that their economy had become better. Respondents in Suralaya Village and Salira Village who were mostly female employees stated that their village had become more lively. Health problems were only felt by female employees living in Suralaya Village. Both male and female respondents working as fishermen in Suralaya Village were disturbed by the noise from the power plant. Nevertheless, only male respondents working as merchants in Suralaya Village who generally stated that the coal ash could poison the fish at sea and the female respondents confirmed that it could damage their farm. Moreover, female employees in Suralaya Village claimed that the coal ash could also spoil goods. The public opinion was related to opinion leader and experience; nonetheless, newspaper and public relations had no correlation with public opinion.

(4)

MARIA FITRIAH. Opini Publik tentang Pembangkit Listrik Tenaga Uap Suralaya. Dibimbing oleh DJUARA P. LUBIS dan RICHARD WE LUMINTANG.

Batubara merupakan salah satu sumber energi di Indonesia untuk membangkitkan listrik yang banyak dipakai Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) karena biaya lebih murah dibanding sumber energi lainnya, seperti PLTU Suralaya. Namun batubara berdampak negatif pada kesehatan dan lingkungan. Fenomena isu lingkungan menimbulkan pembentukan opini publik. Opini publik diperoleh dari pendapat publik sebagai masyarakat. Suratkabar, , , dan pengalaman dapat berhubungan dengan pembentukan opini publik.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis opini publik dan menganalisis hubungan suratkabar, , , serta pengalaman dalam pembentukan opini publik. Suratkabar, , , serta pengalaman merupakan variabel faktor pembentuk opini publik sebagai peubah bebas. Peubah terikat penelitian ini yaitu opini publik dengan variabel opini publik tentang dampak PLTU Suralaya

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional. Opini publik diteliti berdasarkan desa, jenis pekerjaan, dan jenis kelamin dengan analisis menggunakan chi kuadrat (chi square). Hubungan suratkabar, , , dan pengalaman dengan opini publik dianalisis menggunakan korelasi gamma.

Populasi penelitian adalah masyarakat sekitar PLTU Suralaya. Pengambilan sampel dilakukan dari masyarakat yang tinggal di Desa Suralaya, Salira Indah dan Lebakgede. Sampel pada pengambilan data kuantitatif diperoleh sebanyak 343 orang yang diambil 10 persen (0,1) dari 3430 orang. Data penelitian ini pun diperoleh melalui

(FGD) berdasarkan kelompok mata pencaharian.

Penggunaan bahan bakar batubara menghasilkan abu setiap hari sebanyak 1.500 sampai 2.000 ton yang terbagi menjadi 80 persen sebagai (abu terbang atau abu kering) dan 20 persen sebagai ( abu dasar atau abu basah). Abu batubara yang dihasilkan dari PLTU Suralaya membentuk opini publik, baik opini publik tentang dampak positif maupun negatif.

(5)

berdasarkan opini dari masyarakat Desa Suralaya dengan jenis kelamin perempuan umumnya yang bekerja sebagai pegawai.

Opini dari masyarakat sekitar dihubungkan oleh keterpaan dengan

karena tingginya tingkat frekuensi komunikasi. Opini masyarakat pun berhubungan dengan pengalaman keterlibatan masyarakat menghadapi masalah dalam kehidupannya dengan PLTU Suralaya berdasarkan pengetahuan. Namun suratkabar dan tidak berhubungan dengan opini masyarakat karena kurangnya informasi mengenai PLTU Suralaya.

perlu lebih banyak melakukan hubungan dengan masyarakat sekitarnya melalui kegiatan pengembangan masyarakat.

pun perlu melakukan komunikasi dengan agar

menyampaikan pesan kepada masyarakat sekitar. Upaya peningkatan pengetahuan mengenai PLTU Suralaya perlu dilakukan melalui media massa, termasuk media komunitas.

(6)

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2011

Hak Cipta dilindungi Undang<Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

(7)

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

(8)
(9)
(10)

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia< Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Penulis melakukan penelitian mengenai Opini Publik tentang Pembangkit Listrik Tenaga Uap Suralaya.

Penelitian ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS selaku ketua komisi pembimbing dan ketua program studi yang telah memberikan kritik, saran, dan motivasi selama menyelesaikan tesis ini.

2. Ir. Richard WE Lumintang, MSEA selaku anggota komisi pembimbing yang telah memberikan kritik, saran, dan motivasi selama menyelesaikan tesis ini.

3. Erick Rebiin sebagai koordinator Forum Peduli Suralaya.

4. Seluruh pegawai Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya yang telah membantu selama pengumpulan data penelitian.

5. Seluruh pegawai PT Indonesia Power yang telah membantu selama pengumpulan data penelitian.

6. Seluruh aparat Desa Suralaya, Desa Salira Indah, Desa Lebakgede yang telah memberikan izin dan membantu selama pengumpulan data penelitian.

7. Dr. Arif Satria, SP, M. Si selaku Dekan Fakultas Ekologi Manusia yang telah membantu kelancaran studi penulis.

8. Seluruh dosen pascasarjana Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan studi.

9. Seluruh staf pascasarjana Institut Pertanian Bogor yang telah membantu kelancaran studi penulis.

10. Agung Nugrahaprawira, S. Pt atas segala doa, motivasi, cinta, dan kasih sayangnya selama menyelesaikan studi penulis.

(11)

12. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak, ibu, serta seluruh keluarga atas segala doa, motivasi, cinta, dan kasih sayangnya selama menyelesaikan studi.

13. Teman<teman KMP angkatan 2007 yang telah memberikan bantuan, saran, dan motivasi selama menyelesaikan studi penulis.

Semoga tesis ini dapat bermanfaat.

Bogor, Juli 2011

(12)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Cirebon pada tanggal 27 Maret 1984 dari Bapak H. Mohamad Arifin dan Ibu Hj. Latifah. Penulis merupakan putri pertama dari tiga bersaudara.

Tahun 2002 penulis lulus dari SMA Bina Insani Bogor dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk Universitas Padjadjaran Bandung. Penulis memilih Fakultas Ilmu Komunikasi, Jurusan Jurnalistik. Saat kuliah, penulis magang di

dan pada Divisi pada tahun 2005.

(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)

!

Batubara banyak dipakai untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) karena biaya lebih murah dibanding sumber energi lainnya, salah satunya adalah PLTU Suralaya. Di samping biaya yang relatif murah, batubara berdampak negatif pada kesehatan dan lingkungan (Arifin, dkk, 2010).

Berdasarkan Pusat Data dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral (2009), Infeksi Saluran Pernafasan (ISPA) merupakan salah satu keluhan penyakit masyarakat yang berada di sekitar PLTU berbahan bakar batubara. Kondisi ini diduga bahwa emisi yang berasal dari PLTU Suralaya sejak beroperasinya hingga saat ini turut menjadi penyebab munculnya keluhan kesehatan masyarakat.

Data Puskesmas menunjukkan bahwa penderita ISPA cukup banyak meskipun emisi yang dikeluarkan oleh PLTU Suralaya di bawah NAB (Nilai Ambang Batas). Tim Ahli Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia memprognosa, kemungkinan salah satu penyebab penyakit ISPA yaitu adanya kandungan polutan di sekitar lingkungan hidup masyarakat tersebut.

Menurut Arifin, dkk (2010), pembakaran batubara sangat membahayakan kesehatan karena penyerapan gas karbon monoksida (CO2) yang diproduksi lebih tinggi dibandingkan oksigen (O2).

Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan Koalisi Anti<Batubara membuktikan bahwa masyarakat di sekitar PLTU banyak yang menderita penyakit pernafasan. Masyarakat juga kehilangan mata pencaharian karena sawahnya tidak bisa ditanami dan menurunnya hasil tangkapan ikan (Greenpeace, 2009). Sementara itu, Arifin, dkk (2010) mengatakan, ikan yang terkontaminasi merkuri akibat abu batubara membahayakan masyarakat sekitar yang mengkonsumsinya.

(19)

hidup berunjuk rasa ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cilacap karena penggunaan batubara sebagai sumber energi menimbulkan polusi. Menurut Koordinator Aksi Greenpeace Asia Tenggara, Ryanto, polusi abu batubara telah berpengaruh buruk ke masyarakat yang tinggal dalam radius dua kilometer dari PLTU Cilacap. Banyak warga menderita gangguan kesehatan (Anugrah, 2009).

Fenomena isu lingkungan menimbulkan pembentukan opini publik. Doob yang dikutip oleh Sunarjo (1997) mengatakan, sikap pribadi seseorang atau sikap kelompoknya membentuk opini publik. Menurut Nimmo (2000), sekumpulan orang tersebut menghasilkan sikap yang memperlihatkan reaksi sama terhadap rangsangan sama dari luar sebagai opini publik.

Penggunaan batubara sebagai sumber energi untuk membangkitkan listrik di Indonesia menyebabkan pembentukan opini publik. Pada tahun 2005 penggunaan batubara dalam pemenuhan energi nasional mencapai 41 juta ton. Lonjakan terjadi pada tahun 2010 hingga mencapai 67 juta ton (Adang, 2011).

Hal tersebut sejalan dengan Kebijakan Bauran Energi Nasional yang menargetkan konsumsi batubara mencapai angka 33 persen hingga pada tahun 2025. Kebijakan tersebut mengingat perkiraan akan tingginya harga minyak dunia. Oleh sebab itu, batubara memiliki posisi strategis untuk pemenuhan energi, baik di tingkat nasional, regional maupun global (Kumara, 2009).

Peningkatan akses energi listrik bagi seluruh rakyat dan perbaikan keandalan distribusi tenaga listrik menuntut peningkatan kapasitas daya listrik nasional. Salah satu program yang telah dan sedang dilakukan pemerintah adalah melaksanakan program percepatan pembangunan 35 buah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batubara dengan kapasitas keseluruhan 10.000 Megawatt. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas sistem ketenagalistrikan nasional.

(20)

Opini publik dapat dibentuk oleh suratkabar, , , dan pengalaman. Menurut Price (1989),

!

" .

Arifin (2008) menyatakan, suratkabar memiliki kemampuan untuk membentuk opini publik. Proses opini publik dimulai dengan pemuatan dan penyiaran berita yang memiliki nilai dan sifatnya kritikan terhadap kepentingan masyarakat dengan topik bahasan yang semakin berkembang.

pun membentuk opini publik dengan melakukan komunikasi kepada masyarakat tentang isu lingkungan. Komunikasi eksternal yang diterapkan dapat mengokohkan keberadaan organisasi dalam masyarakat sehingga terjalin hubungan yang baik antara keduanya. Masyarakat akan mengetahui langkah<langkah yang harus dilakukan jika mereka mengalami masalah dengan layanan perusahaan, dan masyarakat merasa ”diperhatikan” keberadaannya oleh perusahaan tersebut (Rochyadi, 2003).

Tidak hanya , pun merupakan faktor yang

dapat membentuk opini publik. O membuka diri terhadap informasi dengan menilai manfaat dan pentingnya informasi (Effendy, 1987).

Selain suratkabar, dan , pengalaman

inderawi juga merupakan suatu sumber kepercayaan. Seseorang berpengetahuan dan terampil melalui keterlibatan selama periode berdasarkan pengalaman. Pengalaman dapat dijadikan sebagai salah satu faktor pembentuk opini publik. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian mengenai opini publik tentang isu pencemaran abu batubara.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, opini publik dapat dibentuk dari berbagai faktor. Maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

"#"$ $ %

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dirumuskan beberapa masalah pada penelitian ini sebagai berikut:

(21)

2. Bagaimana hubungan suratkabar, , , dan pengalaman membentuk opini publik?

"&" ' '

Penelitian ini bertujuan:

1. Menganalisis opini publik tentang PLTU Suralaya berdasarkan tiga desa, jenis pekerjaan, dan jenis kelamin.

2. Menganalisis hubungan suratkabar, , , dan

pengalaman membentuk opini publik.

!" ' '

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak. Namun secara khusus, penelitian ini dapat berguna sebagai berikut:

1. Memperkaya khazanah opini publik dalam ilmu komunikasi.

2. dapat lebih banyak berkomunikasi dengan .

(22)

(' ' ") '

Menurut Sunarjo (1997), opini publik merupakan persatuan pendapat yang didukung oleh sejumlah orang dengan ikatan emosional atau perasaan. Sementara itu, Nimmo (2000) pun mengatakan, opini publik adalah pengungkapan kolektif dari kepercayaan, nilai, dan pengharapan personal yang saling mempengaruhi antara proses personal, sosial, dan politik. Sekumpulan orang tersebut menghasilkan sikap yang memperlihatkan reaksi sama terhadap rangsangan sama dari luar sehingga dapat dikatakan pula oleh Doob sebagai opini publik.

Doob yang dikutip oleh Sunarjo (1997) mengatakan, sikap pribadi seseorang atau sikap kelompoknya membentuk opini publik. Karena itu, sikapnya ditentukan oleh pengalamannya yaitu pengalaman dari dan dalam kelompoknya itu pula. Opini publik bersifat laten (terpendam) dan baru memperlihatkan sifat yang aktif apabila isu timbul dalam kelompok atau lingkungan karena konflik, kegelisahan, atau frustasi.

Opini publik dapat disimpulkan sebagai kumpulan pendapat individu dari pengungkapan kolektif yang mempengaruhi masyarakat terhadap isu yang sama dalam proses personal, sosial, dan politik sehingga membentuk persatuan pendapat dan sikap karena konflik, kegelisahan, atau frustasi.

*$ $ #) " (' ' ") '

Menurut Nimmo (2000), opini adalah tanggapan aktif terhadap rangsangan, tanggapan yang disusun melalui interpretasi personal yang diturunkan dan turut membentuk citra. Setiap opini mereflesikan kepercayaan, nilai, dan pengharapan

Pengalaman inderawi merupakan suatu sumber kepercayaan. Kepercayaan kita terikat erat pada nilai yang dihargai. Nilai dapat terancam oleh melonggarnya pegangan kepercayaan kepada kita.

(23)

bertindak dengan cara yang bermakna dalam mencapai tujuan yang dianggap bernilai.

Pengharapan berdasarkan pengalaman di masa lalu sehingga membentuk keadaan masa depan. Sistem pengharapan seseorang memainkan peran penting dalam mempengaruhi kepercayaan personal menjadi opini publik.

Penyusunan opini publik berasal dari opini pribadi yang melibatkan proses personal, sosial, dan politik saling mempengaruhi. Opini pribadi terdiri atas kegiatan verbal dan nonverbal yang menyajikan citra dan interpretasi individual tentang objek tertentu di dalam dalam bentuk isu.

Opini pribadi harus dimiliki bersama secara luas melalui kegiatan kolektif dengan lebih banyak orang daripada pihak pencetus perselisihan. Asal mula opini tentang berbagai masalah terletak dalam perselisihan atau perbantahan yang memiliki potensi untuk berkembang menjadi isu yang akan menangkap perhatian banyak orang.

Munculnya pertikaian yang memiliki potensi menjadi isu merupakan tahap pertama proses pembentukan opini publik. Kedua, munculnya kepemimpinan untuk melakukan publikasi. Kepemimpinan tersebut dapat dilakukan oleh seseorang untuk berkomunikasi melalui orang<orang yang dikenalnya secara pribadi. Jika kepemimpinan telah merangsang komunikasi tentang suatu isu melalui saluran komunikasi massa, interpersonal, dan organisasi, maka terbuka bagi tahap ketiga dari pembentukan opini yaitu munculnya interpretasi personal. Interpretasi personal memberikan gambaran tentang opini yang ada, apa yang mungkin dilakukan oleh orang lain, dan apa yang dapat diterima oleh individu. Ini menuju ke tahap akhir pembentukan opini di mana tahap menyesuaikan opini pribadi setiap orang kepada persepsinya tentang opini yang lebih luas yakni opini publik. Taksiran tentang kecenderungan opini merupakan tahap akhir dari proses pembentukan opini.

(24)

taksiran individu tentang distribusi opini yang sering diperlihatkan di depan umum.

Pandangan yang sejalan dengan kecenderungan opini menyebabkan seseorang bertindak dengan suatu cara di depan umum untuk mengungkapkan opini pribadinya. Ini dapat membantu penyusunan opini publik secara kolektif.

Arifin (2008) menyatakan, opini publik diperoleh dari pendapat publik< publik sebagai masyarakat. Masyarakat merupakan bagian dari massa yang tertarik oleh masalah<masalah sosial yang mendiskusikannya, mencari sikap<sikap yang harus diambil, dan pada akhirnya menyimpulkan suatu pendapat. Secara sosiologis, massa dipahami sebagai orang banyak yang memiliki minat dan perhatian yang sama dan mengikuti peristiwa atau kejadian penting. Dengan kata lain, massa yang terdiri dari individu<individu yang mengelompok secara spontan tertarik masalah<masalah kepentingan umum.

* +, * #) " (' ' ") '

-' $$ . " ) /

Suratkabar merupakan salah satu media massa yang dapat membangun opini publik. Sesuai dengan pernyataan Afdjani (2008), suratkabar berfungsi menyampaikan informasi dan membentuk opini publik. Menurut McQuail (2000) Afdjani (2008), media massa sebagai forum untuk mempresentasikan berbagai informasi dan ide<ide kepada khalayak sehingga terjadi umpan balik. Informasi yang disampaikan memiliki peran dalam proses sosial. Media massa akan mempengaruhi realitas subjektif pelaku interaksi sosial dengan menyampaikan informasi secara akurat dan berkualitas.

Media massa mempunyai kekuatan mengkonstruksi masyarakat. Pemberitaan tentang PLTU Suralaya, khususnya abu batubara, akan mendapat komentar para ahli atau tokoh masyarakat sesuai dengan realitas yang maraknya dihadapi masyarakat.

(25)

tertarik terhadap suatu isu aktual menyangkut kepentingan umum melalui media massa.

Proses opini publik biasanya dimulai dengan penyiaran berita yang memiliki nilai dan bersifat kritikan dengan kepentingan masyarakat. Berita dimuat secara berkelanjutan dan dikembangkan sehingga mendorong daya tarik khalayak dalam mencermati dan menyikapi isu tersebut. Suatu opini akan menjadi opini publik yang aktual jika dinyatakan secara terbuka kepada umum atau publik melalui media massa.

Opini publik dapat direkayasa dan dibentuk dengan memanfaatkan media massa. Opini publik yang terbentuk ini dapat bernilai positif maupun negatif. Media massa berupaya menciptakan citra dan opini publik yang positif kepada khalayak ( ) sebagai sasaran.

Sebuah citra akan terbentuk berdasarkan informasi yang diterima oleh masyarakat, dan kemudian media massa bekerja untuk menyampaikan informasi kepada khalayak. Informasi dapat membentuk, mempertahankan atau mendefinisikan citra. Peranan citra menjadi penting bagi opini publik yang merupakan kekuatan tertinggi dalam mempengaruhi baik atau buruknya sebuah citra (Afdjani, 2007).

Sesuai dengan pernyataan Pamen yang dikutip oleh Arifin (2008), salah satu keunggulan media massa adalah dapat memberikan efek pembentukan citra baik individu maupun kelompok. Pesan yang disampaikan media massa tersebut kemudian menimbulkan efek pada khalayak sebagai umpan balik. Efek berbentuk opini merupakan pesan yang disalurkan media massa kepada khalayak. Efek sangat tergantung pada situasi dan kondisi publik, daya tarik isi, dan kredibilitas komunikator (Arifin, 2008). Ruslan (2006) pun berpendapat, pesan<pesan tersebut dapat menimbulkan pengaruh efek keserempakan dan demonstrasi yang luar biasa bagi masyarakat.

(26)

masyarakat. Sebaliknya, yang diangkat dan disajikan media tersebut merupakan cerminan dari kondisi masyarakat yang memantulkan citra masyarakat. Di sini media massa memiliki peranan mediasi sebagai penengah atau penghubung antara realitas sosial yang objektif dengan pengalaman pribadi. Dalam arti, media massa seringkali berada di antara kita sebagai penerima dengan bagian pengalaman lain di luar persepsi dan kontak langsung kita dengan fenomena yang terjadi (McQuail, 1987).

Sesuai dengan pernyataan Syam dan Sugiana (2007), media mengandalkan seperangkat pengalaman dan ingatan yang tersimpan dalam diri khalayak. Media massa memanfaatkan potensi informasi yang sudah ada dalam ingatan khalayak untuk membentuk dan merubah citra. Dengan demikian, media massa mampu menyampaikan pesan<pesan yang berusaha mempengaruhi khalayak sasaran persuasi pada sikap, nilai, dan kepercayaan.

sebagai fungsi manajemen berperan dalam menanggapi opini publik. Opini publik dijadikan sebagai sumber dalam penetapan kebijakan publik dan pengambilan keputusan sehingga terbangun hubungan yang harmonis antara organisasi dengan masyarakat. Opini publik yang positif terbentuk melalui

dalam melakukan hubungan dengan masyarakat.

Menurut Hartono yang dikutip oleh Arifin (2008) menguraikan, adalah fungsi manajemen dengan tugas melakukan penelitian terhadap pendapat, keinginan dan sikap publik, melakukan usaha<usaha penerangan dan hubungan<hubungan untuk mencapai saling pengertian, kepercayaan, dukungan, dan integrasi dengan publik.

Opini publik yang positif diwujudkan dengan usaha dalam penyampaian ide atau pesan kepada publik untuk memperoleh dukungan publik. Dalam hal ini, tidak hanya menyampaikan informasi kepada publik, tetapi meneliti serta menghargai pendapat<pendapat, saran<saran, dan sikap<sikap dari publik untuk dijadikan pedoman dan tindakan yang akan diambil.

(27)

pernyataan tersebut berupa informasi, maka informasi tersebut harus diberikan secara jujur dan objektif dengan dasar mengutamakan kepentingan publik. Kedua, apabila pernyataan tersebut ditujukan kepada usaha untuk membangkitkan perhatian publik, maka pesan yang disampaikan harus direncanakan secermat mungkin sehingga publik simpati dan percaya melalui penyebaran informasi.

# (PRO) harus mengetahui keinginan dan kepentingan publik atau opini publik yang kemudian menyampaikan informasi kepada publik. Oleh karena itu, hendaknya memiliki kredibilitas bagi publik dari moral dan tingkah laku. Menurut Ruslan (2006), metode yang dapat digunakan adalah edukatif, informatif, dan persuasif.

Berkomunikasi yang baik dan efektif akan menghasilkan keuntungan yang tinggi. Komunikasi yang dilakukan merupakan tugas utama dalam membangun hubungan dengan publik organisasi (Suryadi, 2007).

Komunikasi dua arah yang efektif dipandang sebagai alat manajemen dalam mengembangkan organisasi. Umpan balik melalui opini publik yang diciptakan akan membawa perbaikan, perubahan, dan perkembangan sebagai efeknya. menyadari bahwa komunikasi yang baik merupakan alat dalam mengatasi hubungan yang tegang hingga terjadinya konflik (Rumanti, 2002). Ruslan (2006) juga mengatakan, berperan dalam komunikasi timbal balik untuk menciptakan saling pengertian, percaya, dukungan publik, dan citra positif bagi perusahaan

dapat menyampaikan informasi melalui media. Menurut Rumanti (2002), menggunakan media mempunyai beberapa tujuan antara lain membantu mempromosikan dan meningkatkan pemasaran suatu produk dan jasa, menjalin komunikasi berkesinambungan, meningkatkan kepercayaan publik, dan meningkatkan citra positif perusahaan.

memuat informasi melalui $ . % $

(28)

# dapat menentukan opini publik. Dengan kata lain,

berperan dalam membentuk pendapat masyarakat. Hal ini disebabkan berperan dan berpengaruh dalam masyarakat (Arifin, 2008). Sama halnya dengan Effendy (1987), opini publik terbentuk oleh adanya . Para biasanya membuka diri terhadap informasi mengenai beberapa bidang tertentu. # menilai manfaat dan pentingnya informasi yang diterima. # adalah ‘gatekeeper' yang berfungsi menyaring pesan<pesan komunikasi yang masuk untuk bisa atau tidak bisa, baik atau tidak baik, secara moral bagi masyarakat.

Menurut Rogers dan Shoemaker (1981) Badri (2008), masyarakat menjadikan sebagai tempat bertanya dan meminta nasihat mengenai urusan<urusan tertentu. # sebagai sumber informasi, sedangkan masyarakat sebagai penerima informasi. Para memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Dapat dikatakan,

memiliki keunggulan dari masyarakat lainnya.

Menurut Rogers (1983) Afdjani (2007), memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk bertindak laku dalam cara<cara tertentu. Untuk itu, memainkan peranan penting dalam penyebaran informasi. Melalui hubungan sosial yang intim, para berperan menyampaikan pesan<pesan, ide<ide, dan informasi<informasi baru kepada masyarakat.

Oleh sebab itu, mampu mendengarkan dan menyampaikan informasi kepada publik yang dituju. # adalah pribadi yang berkemampuan mempengaruhi dan menciptakan opini publik, pemikir elite, mampu memimpin, pandai dan terampil dalam membawakan pembicaraan secara pribadi maupun pendapat umum untuk tujuan<tujuan tertentu. Dalam hal ini, mampu mengangkat kearifan<kearifan lokal masyarakat pedesaan yang jauh dari sentra<sentra politik dan ekonomi bangsa untuk dijadikan bahan pertimbangan untuk menyejahterakan rakyatnya.

(29)

tegas, fasih berbicara, sikap percaya diri, dan populer dalam masyarakat. Pesan yang disampaikan harus memperhatikan kata<kata atau bahasa yang tepat, metode penyampaian pesan dengan mengadakan pendekatan pada publik, dan frekuensi pesan (Rumanti, 2002).

# mempunyai keunggulan yang membedakan dengan masyarakat lainnya. Oleh karena itu, dapat dijadikan sebagai sumber informasi. Menurut Nurudin (2005), ada beberapa karakteristik yang dimiliki antara lain partisipasi sosial yang lebih besar, lebih memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, lebih inovatif dalam menerima dan mengadopsi ide baru, mampu berempati lebih besar, lebih tinggi pendidikan formalnya, status sosialnya, dan pengenalan medianya.

! #

Proses pembentukan opini publik berasal dari pengalaman individu. Individu merupakan bagian dari masyarakat sehingga keberadaannya memiliki keterlibatan dalam pembentukan opini publik (Olii, 2008).

Menurut Vardiansyah (2008), seseorang memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang sesuatu yang diperoleh melalui keterlibatannya selama periode tertentu berdasarkan pengalaman. Seseorang yang merupakan bagian dari masyarakat lokal menghadapi beragam persoalan dalam kehidupan. Tingkat pendidikan masyarakat tidak mempengaruhi pemahaman. Tingkat pendidikan masyarakat yang rendah dapat lebih paham tentang cara bertahan hidup dibandingkan dengan akademisi yang berpendidikan tinggi.

!" " (' ' ") '

Arifin (2008), mengungkapkan, opini publik yang sehat hanya dapat tumbuh di masyarakat jika ada kebebasan berpikir dan mengeluarkan pendapat secara lisan dan tertulis. Hal ini harus ada minat yang cukup besar dari masyarakat terhadap masalah<masalah sosial dan politik serta adanya kesediaan masyarakat dalam mengutamakan kepentingan bersama.

(30)

yaitu mengundang lembaga<lembaga tertentu yang dianggap dapat mewakili opini masyarakat untuk menyatakan aspirasinya atau pendapatnya terhadap suatu hal menyangkut kepentingan umum. Sedangkan secara tertulis, dilakukan melalui surat atau mengisi angket yang diedarkan lembaga atau perusahaan yang ingin mengetahui pendapat publik tentang suatu kebijakan atau produknya.

Cara lain mengukur opini publik ialah . Hal ini dilakukan dengan maksud menetapkan berapa banyak orang yang setuju atau tidak setuju tentang suatu masalah. Jika publik ditawarkan beberapa alternatif, maka dapat diketahui berapa banyak yang memilih alternatif pertama, kedua, dan seterusnya.

Opini publik juga dapat diukur dengan cara melakukan wawancara yang bersifat umum, baik melalui masyarakat maupun . Cara ini dapat menggunakan pertanyaan survei. Ini dimaksudkan untuk mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan yang seragam dari sejumlah orang yang dipilih sebagai sampel sesuai dengan kriteria yang dianggap relevan mewakili seluruh kelompok orang atau populasi tentang informasi yang mereka perlukan.

Tulisan<tulisan dalam media massa pun merupakan cara untuk mengukur opini publik. Tulisan<tulisan tersebut mengemukakan pendapat tertentu bagi kepentingan publik untuk memancing timbulnya reaksi publik yang berwujud tulisan balasan. Tulisan<tulisan balasan dapat diperoleh kecenderungan tentang opini yang merebak dalam masyarakat.Dalam hal ini, sering digunakan untuk mengeluarkan pendapat melalui media massa dengan maksud memancing tanggapan atau reaksi publik. Ini diharapkan publik memberikan tanggapan tentang masalah tertentu yang menyangkut kepentingan umum, baik secara lisan maupun tertulis.

")" ! (' ' ") ' % - ( ' ! '$ $'

Opini berhubungan erat dengan citra. Ini disebabkan citra merupakan bagian atau salah satu bentuk dari opini. Opini masyarakat tentang suatu organisasi sangat ditentukan bagaimana citra organisasi tersebut di mata masyarakat. Menurut Kasali (2000), citra adalah kesan atau persepsi yang timbul karena pemahaman akan suatu fenomena atau kondisi tertentu.

(31)

Pembentukan citra diperoleh berdasarkan pikiran, perasaan, dan subyektivitas. Citra membantu dalam pemahaman, penilaian, dan pengidentifikasian peristiwa. Seseorang memperhitungkan pertikaian dan isu melalui interpretasi sehingga terbentuk citra. Citra dirumuskan berdasarkan gambaran tentang apa yang dipikirkan dan dirasakannya.

Soemirat (2003) mengatakan, banyak perusahaan yang sangat sensitif menghadapi publik yang kritis. Hal tersebut menunjukkan perlu adanya pemberian perhatian yang cukup untuk membangun suatu citra yang menguntungkan bagi suatu perusahaan dengan tidak hanya melepaskan diri terhadap terbentuknya suatu kesan publik negatif. Ini disebabkan citra perusahaan yang mudah rapuh.

Pembentukan citra pada akhirnya akan menghasilkan tanggapan atau perilaku tertentu. Citra yang terbentuk sebagai wujud sesuatu yang disukai dan tidak disukai publik tentang organisasi. Publik membentuk citra berdasarkan pengetahuan tentang fakta<fakta peristiwa atau perusahaan tersebut. Citra dapat didefinisikan sebagai kesan, perasaan, gambaran dari publik terhadap organisasi. Citra merupakan salah satu aset terpenting bagi suatu organisasi.

) ( $"$ ' #' (' ' ") '

Pemberitaan dan tayangan tentang resep obat dalam bentuk puyer akhir< akhir ini telah menimbulkan berbagai silang pendapat dan tanggapan berbagai pihak. Hal ini telah menimbulkan kesalahpahaman yang kemudian terbentuk opini publik maupun pencitraan negatif terhadap profesi dokter secara umum di Indonesia.

(32)

Berdasarkan penelitian Erlinda (2002), Perusahaan Umum Jasa Tirta I Malang pun mampu melaksanakan tugas<tugas tertentu yang diberikan pemerintah dalam rangka pengelolaan daerah aliran sungai untuk pengelolaan dan pelayanan perusahaan yang baik kepada publiknya.

Karyawan sebagai publik internal memiliki opini yang baik atau positif terhadap Perum Jasa Tirta I Malang. Sebagian besar karyawan mengetahui dan dapat memahami tugas<tugas . Hal itu disebabkan adanya kepedulian karyawan terhadap tugas<tugas dan adanya perhatian karyawan terhadap pelaksanaan serta hasil<hasil yang dicapai

. Petugas Perum Jasa Tirta I Malang memiliki keuletan, ketelitian, inisiatif dan daya kreatif yang cukup tinggi serta berusaha memperoleh kepercayaan, saling pengertian dan citra yang baik dari publik.

Penelitian Ruliana (1999) mengungkapkan, publik eksternal juga dapat memberikan opini terhadap suatu perusahaan. Dalam hal ini,

membentuk citra dengan berusaha mengembangkan ke arah yang lebih baik. Ini

memerlukan keterampilan komunikasi pada . PT

Telkom dapat mengembalikan citra ketika dihadapi berbagai masalah dengan mutu pelayanan jasa telekomunikasi. eksternal sebagai jembatan antara pelanggan dengan PT Telkom melakukan komunikasi dua arah yang bersifat informatif, edukatif, dan persuasif. Dengan demikian, adanya signifikan antara kredibilitas komunikator, daya tarik pesan, imbauan pesan, media komunikasi yang dilakukan, dan teknik komunikasi dengan sikap dan opini pelanggan dalam mutu pelayanan jasa telekomunikasi.

(33)

melalui surat kabar, radio, televisi, dan kontak personal. Semakin efektif media komunikasi, maka semakin positif sikap dan opini pelanggan dalam mutu pelayanan jasa telekomunikasi. Teknik komunikasi PT Telkom ternyata sangat kuat atau signifikan terhadap sikap dan opini pelanggan dalam mutu pelayanan jasa telekomunikasi. PT Telkom mampu melakukan pendekatan ataupun penjelasan kepada para pelanggan dalam mengatasi berbagai sikap dan opini pelanggan yang merasa tidak puas atas pelayanan yang diberikan PT Telkom sehingga terjalin saling pengertian di antara mereka. Semakin efektif teknik komunikasi, maka semakin positif sikap dan opini pelanggan dalam mutu pelayanan jasa telekomunikasi.

Penelitian Hasani (2004) menyatakan, keterlibatan dalam penyelesaian konflik pun berpengaruh terhadap konstruksi bangunan sosial yang ada dan memberikan makna yang lebih mendalam. Proses penyelesaian konflik yang terjadi pada tahun 2002 dilakukan Pemerintah Daerah (Pemda) dan masyarakat Maluku Utara dengan memerlukan keterlibatan . Efektivitas penyelesaian konflik akan lebih cepat dan terpola dengan baik. Sikap dan perilaku merupakan salah satu komponen yang menentukan dan memberikan kontribusi terhadap penyelesaian konflik sehingga menghasilkan tingkat efektivitas komunikasi di dalam penyelesaian konflik. #

sangat berperan dalam upaya penyelesaian konflik tersebut.

Masyarakat sangat membutuhkan mobilitas sebagai sumber informasi. Selain itu, radio dan surat kabar pun menjadi sumber informasi yang aktual dan menyentuh langsung pada masyarakat dibandingkan dengan televisi yang tidak dapat ditonton selama konflik berlangsung. Ini membuktikan adanya intensitas komunikasi yang berhubungan dengan efektivitas komunikasi

dalam penyelesaian konflik masyarakat di Maluku Utara.

0 # )" ") $ ) ! ' (' ' ") '

$" 0 # )" ") -' " 1

(34)

tentang Pembuangan Limbah Cair merupakan pendukung opini publik tentang isu pencemaran abu batubara di PLTU Suralaya. Umumnya masyarakat pun sudah merasakan bahwa penggunaan batubara sebagai bahan bakar menimbulkan polusi. Polusi tersebut dapat menimbulkan hujan asam yang dapat merusak hutan dan lahan pertanian, efek rumah kaca yang dapat menyebabkan kenaikan suhu global di permukaan bumi dengan segala efek sampingannya, serta gangguan kesehatan.

Kepala Humas PLTU Suralaya, Endang Hidayat, belum mengetahui adanya teguran mengenai perizinan limbah. Ini disebabkan pengelolaan limbah PLTU Suralaya dikelola oleh pihak ketiga. Segala hal yang berkaitan dengan pengelolaan limbah, termasuk dampak<dampak yang ditimbulkan akibat pengelolaan limbah, itu menjadi tanggung jawab pihak pengelola. Ini membuktikan Humas PLTU Suralaya belum menjalankan fungsinya secara efektif. Kredibilitas Humas PLTU Suralaya belum cukup dalam pengetahuan mengenai informasi tentang perusahaan tersbut.

$" 0 # )" ") -' &" ! ' (

Saptono (2006) mengungkapkan, isu yang diusung dalam demonstrasi disebabkan masyarakat sekitar merasa sangat terganggu oleh debu batubara yang tertiup angin dari arah barat. PLTU Tanjung Jati B merasa sudah melaksanakan kewajiban dengan menerapkan uji udara ambien. Balai Riset Standar Industri dan Perdagangan Pemprov Jawa Tengah pun secara berkala sudah dilaksanakan uji atas kemungkinan dampak lingkungan yang muncul dari PLTU Tanjung Jati B. Pada penerapan uji lingkugan paling akhir, dampak lingkungan dari proyek tersebut masih di bawah batas ambang. Namun masyarakat sekitar terkena gangguan kesehatan.

(35)

$" 0 # )" ") -' ' 0 (

PLTU Cilacap mulai beroperasi pada tahun 2006 yang langsung memasok jaringan listrik Jawa hingga Bali. Masyarakat Desa Karangkandri telah mengalami pencemaran udara sejak pertengahan 2006 akibat adanya PLTU yang menggunakan batubara sebagai bahan bakar. Kualitas kesehatan masyarakat menurun dengan infeksi saluran pernafasan ( dan kehilangan mata pencaharian dengan sawah yang tidak bisa ditanami serta menurunnya hasil tangkapan ikan.

Ketegangan akhirnya mereda meskipun PLTU tidak bersedia memberikan penjelasan. PLTU Cilacap dinilai belum menjalankan fungsi manajemen sebagai jembatan komunikasi antara perusahaan dengan masyarakat. Ketua KAM Sugriyanto menyatakan, akan terus menuntut PLTU Cilacap agar bersedia memberi kompensasi dan ganti rugi kepada warga atas dampak negatif yang ditimbulkannya (Greenpeace, 2009).

$" 0 # )" ") -' !

Warga Desa Leran, Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, mengelukan debu batubara Pembangkit Listrik Tenaga Uap I Jawa Tengah yang beterbangan hingga ke pemukiman. Warga tidak ingin debu batubara mengakibatkan penyakit pernafasan dan mata.

Warga menuntut ganti rugi dari PT PLN (Persero) sebagai penanggung jawab proyek, menuntut PT PLN (Persero) mengkaji ulang analisis dampak lingkungan (Amdal), dan menilainya tidak mampu menangani masalah. Namun PT PLN (Persero) tidak memberikan uang kepada setiap keluarga. Bantuan diberikan dalam bentuk pengobatan gratis dan penanaman pohon (Hen, 2010).

! #' ' - '(* $'$

Opini publik merupakan kumpulan pendapat individu dan mempengaruhi suatu kelompok orang<orang atau masyarakat. Opini publik bersumber dari opini pribadi yang melibatkan proses personal, sosial, dan politik saling mempengaruhi (Soemirat, 2003).

Opini publik dapat dibentuk oleh suratkabar, relations,

(36)

Pembentukan opini publik dapat diperoleh berdasarkan informasi yang diterima publik melalui media massa yang menyampaikan berbagai pesan umum dan aktual (Sunarjo, 1997).

Menurut Hartono yang dikutip oleh Arifin (2008), pun menjalankan fungsi manajemen dengan melakukan penelitian terhadap pendapat, keinginan dan sikap publik, usaha<usaha penerangan dan hubungan<hubungan untuk mencapai saling pengertian, kepercayaan, dukungan, dan integrasi dengan publik. dapat menyampaikan informasi melalui " '

$ yang merupakan penerbitan kalangan sendiri untuk masyarakat luas (Rumanti, 2002).

# juga berperan dan berpengaruh dalam membentuk opini publik (Arifin, 2008). Proses pembentukan opini publik berasal dari pengalaman individu. Individu merupakan bagian dari masyarakat sehingga keberadaannya memiliki keterlibatan dalam pembentukan opini publik (Olii, 2008). Opini publik dapat dibentuk oleh faktor<faktor tersebut.

Kerangka berpikir Gambar 1 dengan peubah bebas adalah faktor<faktor pembentuk opini publik (X) yaitu suratkabar (X1.), (X2),

(X3), dan pengalaman (X4). Faktor suratkabar, , dan

meliputi fungsi, pesan, dan frekuensi. Sedangkan pengalaman meliputi keterlibatan masyarakat dan fungsi PLTU Suralaya. Peubah terikat adalah opini publik (Y) yaitu opini publik tentang dampak PLTU Suralaya (Y1)

(37)

#) 2 ! #' ' (' ' ") ' ! " 1

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan, disusun hipotesis: ada hubungan positif antara suratkabar, , , dan pengalaman dengan opini publik tentang PLTU Suralaya.

(' ' ! #(

" 1 3

X2.1 Fungsi

X2.2 Pesan

X2.3 Frekuensi

3 " )

X1.1 Fungsi Media Massa

X1.2 Pesan Media Massa

X1.3 Frekuensi

34

X3.1 Fungsi # )

X3.2 Pesan # )

X3.3 Frekuensi

35 ! #

X4.1 Keterlibatan masyarakat

(38)

$ ' ' '

Penelitian yang dilaksanakan di wilayah sekitar PLTU Suralaya pada Januari sampai Maret 2010 dirancang sebagai metodologi deskriptif korelasional. Metodologi deskriptif bertujuan: (1) Menggambarkan jumlah dan persentase responden tentang opini publik berdasarkan desa, jenis pekerjaan, dan jenis kelamin, (2) Menggambarkan jumlah dan persentase responden menurut perilaku membaca suratkabar, (3) Menggambarkan jumlah dan persentase responden terhadap perilaku berkomunikasi, frekuensi berkomunikasi, dan informasi tentang PLTU Suralaya dari terhadap opini publik, (4) Menggambarkan jumlah dan persentase responden terhadap perilaku berkomunikasi, frekuensi berkomunikasi, dan informasi tantang PLTU Suralaya dari

terhadap opini publik. Sementara metodologi korelasional bertujuan: (1) Mengetahui hubungan antara suratkabar dengan opini publik, (2) Mengetahui hubungan antara dengan opini publik, dan (3) Mengetahui hubungan antara dengan opini publik.

Peubah bebas yang digunakan adalah faktor<faktor pembentuk opini

publik dengan variabel suratkabar, , , dan

pengalaman. Peubah terikat adalah opini publik dengan variabel opini publik tentang dampak PLTU Suralaya.

* $' - 6 "

(39)

*(" $' - #(

Populasi penelitian adalah masyarakat sekitar PLTU Suralaya.. Pengambilan sampel dilakukan dari masyarakat yang tinggal di Desa Suralaya, Salira Indah dan Lebakgede dengan jumlah penduduk yang berbeda pada masing<masing desa tersebut. Masyarakat dari tiga desa penelitian memiliki peluang yang sama berdasarkan mata pencaharian sebagai pegawai, petani, pedagang, dan nelayan. (Eriyanto, 2007).

Jumlah sampel pada pengambilan data kuantitatif sebanyak 343 orang yang diambil 10 persen (0,1) dari 3430 (Rakhmat, 2004). Berikut pengambilan sampel dari tiga desa di sekitar PLTU Suralaya (Tabel 1).

) 2 "# % *(" $' - #( - $ 0 % ' - '

Menurut Singarimbun dan Effendy (2006), validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur tersebut mengukur apa yang ingin diukur. Penelitian ini menggunakan kuesioner dalam pengumpulan data penelitian yang disusun dengan mengukur apa yang ingin diukurnya.

(40)

Butir<butir pertanyaan yang tersusun dalam kuesioner dianalisis dengan menggunakan ( dengan rumus yang digunakan sebagai berikut:

=

Y = skor total dikurangi skor item

N = ukuran sampel (Singarimbun dan Effendi, 2006)

Pengujian validitas menggunakan ( pada SPSS. 10.0.1. Hasil uji validitas terhadap kuesioner menunjukkan bahwa semua butir pada kuesioner dinyatakan valid.

' )' ' $

Relibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Penelitian ini menggunakan teknik , - . Rumusan koefesien reliabilitas untuk instrumen penelitian yang berupa skor berskala ordinal digunakan persamaan

. < (Cronbach,1951) Singarimbun dan Effendi (2006). Koefisien

, - dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

 korelasi. Reliabel bila r > rtabel, sedangkan bila r < rtabel maka perlu ada perbaikan

atau dilakukan uji ulang terhadap pertanyaan tersebut.

(41)

digunakan untuk penelitian ini menunjukkan alpha (koefisien reliabilitas) adalah 0. 6124. Hal ini berarti instrumen tersebut andal (reliabel) sebagai instrumen penelitian untuk n = 20 (Hasil uji validitas dan reliabilitas instrumentasi dapat dilihat pada Lampiran 1).

,' '$' ( $'*

Definisi operasional dan indikator<indikator peubah bebas dan peubah terikat diuraikan sebagai berikut:

42;2 ") % ) $

Peubah bebas yang digunakan penelitian ini adalah faktor<faktor pembentuk opini publik.

3 2 " ) , adalah faktor pembentuk yang dapat memiliki hubungan dengan opini publik tentang PLTU Suralaya terhadap dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif dari PLTU Suralaya yaitu ekonomi menjadi lebih sejahtera dan suasana lingkungan menjadi lebih ramai. Dampak negatif dari PLTU Suralaya antara lain PLTU Suralaya menimbulkan kebisingan dari suara mesin, abu batubara mengganggu kesehatan, abu batubara meracuni ikan di laut, abu batubara merusak pertanian, dan abu batubara mengotori bahan dagangan.

3 2 " !$' $" ) , adalah adalah informasi mengenai PLTU Suralaya yang diberikan oleh suratkabar kepada responden sehingga dapat membentuk opini publik dengan menggunakan skala ordinal berupa kategori rendah (tidak setuju), cukup (kurang setuju), tinggi (setuju), dan sangat tinggi (sangat setuju). Pertanyaan tentang fungsi suratkabar terdapat pada kuesioner dengan pertanyaan nomor 4.

3 2 $ $" ) , adalah kesesuaian isi informasi yang disampaikan suratkabar kepada responden sehingga dapat mempengaruhi tingkat kepuasan responden dengan menggunakan skala ordinal berupa kategori rendah (tidak setuju/tidak puas), cukup (kurang setuju/kurang puas), tinggi (setuju/puas), dan sangat tinggi (sangat setuju/sangat puas). Pertanyaan tentang pesan suratkabar terdapat pada kuesioner dengan pertanyaan nomor 5 dan 6.

(42)

kali), dan sangat tinggi (lebih dari enam kali). Pertanyaan tentang frekuensi suratkabar terdapat pada kuesioner dengan pertanyaan nomor 2.

3 2 , adalah seseorang yang dijadikan sebagai sumber informasi di PLTU Suralaya yang merupakan faktor pembentuk sehingga dapat memiliki hubungan dengan opini publik tentang PLTU Suralaya terhadap dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif dari PLTU Suralaya yaitu ekonomi menjadi lebih sejahtera dan suasana lingkungan menjadi lebih ramai. Dampak negatif dari PLTU Suralaya antara lain PLTU Suralaya menimbulkan kebisingan dari suara mesin, abu batubara mengganggu kesehatan, abu batubara meracuni ikan di laut, abu batubara merusak pertanian, dan abu batubara mengotori bahan dagangan. 3 2 " !$' = adalah informasi mengenai PLTU Suralaya yang diberikan oleh kepada responden sehingga dapat membentuk opini publik dengan menggunakan skala ordinal berupa kategori rendah (tidak setuju), cukup (kurang setuju), tinggi (setuju), dan sangat tinggi (sangat setuju). Pertanyaan tentang fungsi terdapat pada kuesioner dengan pertanyaan nomor 11.

3 2 $ = adalah kesesuaian isi informasi yang disampaikan kepada responden sehingga dapat mempengaruhi tingkat kepuasan responden dengan menggunakan skala ordinal berupa rendah (tidak setuju/tidak puas), cukup (kurang setuju/kurang puas), tinggi (setuju/puas), dan sangat tinggi (sangat setuju/sangat puas). Pertanyaan tentang pesan

terdapat pada kuesioner dengan pertanyaan nomor 12 dan 13.

3 24 " $', adalah jumlah atau tingkat keseringan responden berkomunikasi dengan dengan menggunakan pertanyaan terbuka. Pertanyaan tentang frekuensi terdapat pada kuesioner dengan pertanyaan nomor 8 dan 9.

(43)

lebih sejahtera dan suasana lingkungan menjadi lebih ramai. Dampak negatif dari PLTU Suralaya antara lain PLTU Suralaya menimbulkan kebisingan dari suara mesin, abu batubara mengganggu kesehatan, abu batubara meracuni ikan di laut, abu batubara merusak pertanian, dan abu batubara mengotori bahan dagangan. 342 " !$' , adalah informasi mengenai PLTU Suralaya yang diberikan oleh kepada responden sehingga dapat membentuk opini publik dengan menggunakan skala ordinal berupa kategori rendah (tidak setuju), cukup (kurang setuju), tinggi (setuju), dan sangat tinggi (sangat setuju). Pertanyaan tentang fungsi terdapat pada kuesioner dengan pertanyaan nomor 25.

342 $ , adalah kesesuaian isi informasi yang disampaikan kepada responden sehingga dapat mempengaruhi tingkat kepuasan responden dengan menggunakan skala ordinal berupa kategori rendah (tidak setuju/tidak puas), cukup (kurang setuju/kurang puas), tinggi (setuju/puas), dan sangat tinggi (sangat setuju/sangat puas). Pertanyaan tentang pesan

terdapat pada kuesioner dengan pertanyaan nomor 19 dan 20 untuk tokoh agama serta pertanyaan nomor 26 dan 27 untuk tokoh masyarakat.

342 " $', adalah jumlah atau tingkat keseringan responden berkomunikasi dengan dengan menggunakan pertanyaan terbuka. Pertanyaan tentang frekuensi terdapat pada kuesioner dengan pertanyaan nomor 15 untuk tokoh agama dan pertanyaan nomor 22 untuk tokoh masyarakat.

(44)

352 ') # $1 , adalah keterlibatan responden terkena abu batubara dengan menggunakan skala ordinal berupa kategori rendah (tidak setuju), cukup (kurang setuju), tinggi (setuju), dan sangat tinggi (sangat setuju). Pertanyaan tentang keterlibatan masyarakat terdapat pada kuesioner dengan pertanyaan nomor 4.

352 " !$' " 1 , adalah Pelayanan PLTU Suralaya kepada responden melalui program pada masalah abu batubara dengan menggunakan skala ordinal berupa kategori rendah (tidak senang/tidak pengaruh), cukup (kurang setuju/kurang pengaruh), tinggi (setuju/pengaruh), dan sangat tinggi (sangat setuju/sangat pengaruh).

42;2 ") % '

Peubah terikat yang digunakan penelitian ini adalah opini publik.

#( " 1 , adalah opini responden tentang dampak positif maupun negatif dari PLTU Suralaya dengan menggunakan skala ordinal berupa rendah (tidak setuju), cukup (kurang setuju), tinggi (setuju), dan sangat tinggi (sangat setuju).

' !"#("

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa data primer dan data sekunder.

/ ( '# -'( * % # "'> . / )$ ? $'

Peneliti melakukan observasi secara langsung terhadap kondisi PLTU Suralaya serta desa penelitian yang berhubungan dengan masalah abu batubara. Peneliti berinteraksi dalam situasi sosial untuk memahami masalah yang terjadi secara cermat. Peneliti secara langsung melihat atau mengamati apa yang terjadi di sekitar PLTU Suralaya, antara lain usaha konveksi, usaha pengembangan wisata pantai, pembuatan batako, tumpukkan abu batubara, dan sebagainya. . / " $'*

(45)

Kuesioner disusun berdasarkan data variabel faktor<faktor pembentuk opini publik dengan opini publik tentang PLTU Suralaya. Penyusunan pertanyaan dalam kuesioner dilakukan dengan menggunakan pertanyaan tertutup dan terbuka. Pertanyaan tertutup ditujukkan untuk fungsi dan pesan suratkabar,

, , pengalaman serta frekuensi suratkabar. Pertanyaan

terbuka ditujukkan untuk frekuensi dan .

Pertanyaan disusun berdasarkan hasil observasi di lapangan. Hal ini dimaksudkan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan penelitian.

.4/ 6 @ 0

Penelitian ini menggunakan teknik wawancara dengan subjek yang terlibat dalam interaksi sosial yang dianggap memiliki pengetahuan, mendalami situasi, dan mengetahui informasi secara jelas untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan isu abu batubara. Wawancara dilakukan secara formal maupun informal, terjadwal dan tidak terjadwal, serta di tempat resmi dan di tempat tidak resmi (umum) selama masih membutuhkan informasi sesuai dengan tujuan penelitian.

Wawancara dilakukan secara individu dengan individu maupun individu dengan kelompok. Wawancara individu dengan individu yaitu peneliti melakukan

wawancara dengan masyarakat, dan . Wawancara

ini bertujuan untuk mengetahui peristiwa yang sedang terjadi di lingkungan PLTU Suralaya dari berbagai sudut pandang.

Peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Endang Hidayat sebagai seorang PLTU Suralaya. Peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa di antaranya Bapak Usman, Bapak Wahli, dan Bapak Oman (Contoh gambar dapat dilihat pada lampiran 4). Beberapa masyarakat juga diwawancarai oleh peneliti di antaranya Bapak Fahri, Bapak Udi, Bapak Apit, Bapak Jarot, dan Ibu Tuti.

(46)

.5/ . /

FGD sebagai salah satu metode untuk memberikan interpretasi dari data kuesioner. Peneliti ingin memperoleh informasi yang akurat mengenai opini publik tentang PLTU Suralaya.

Menurut Litosseliti (2003), FGD disusun untuk menggali topik yang spesifik dari pandangan dan pengalaman individu melalui interaksi kelompok. Peneliti melakukan FGD dengan masyarakat yang bekerja sebagai pegawai, pedagang, petani, dan nelayan yang ditekankan pada interaksi serta perilaku yang muncul ketika disuguhkan isu mengenai PLTU Suralaya berdasarkan kepentingan penelitian.

Teknik ini mengungkap pemaknaan dari suatu kalompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari peneliti terhadap fokus masalah yang sedang diteliti.

Analisis data FGD merupakan proses analisis yang dapat digambarkan sebagai kontinum yang diawali dengan tahap<tahap berikut:

data adalah satu sisi kontinum berupa penyajian dari data mentah, yaitu pernyataan<pernyatan yang tepat dan teliti dari peserta FGD ketika menjawab topik yang diangkat dalam diskusi.

/ adalah pernyataan<pernyataan deskriptif ringkasan dari dari pernyataan responden. Dalam hal ini, peneliti membuat deskriptif singkat dari data mentah tersebut. Jika penyajian data mentah berisi semua jawaban, maka deskriptif ini merupakan penyederhanaan dengan hanya memberikan bagian< bagian penting yang menonjol. Bagian<bagian ini harus berdasarkan tujuan penelitian.

Interpretasi adalah proses deskriptif dengan menjelaskan arti dari data. Interpretasi hanya bertujuan memberikan penjelasan. Kegiatan FGD dihadiri empat orang peserta dari tiga desa penelitian. Peserta FGD terdiri dari kelompok petani, nelayan, pedagang, dan pegawai. Peneliti menyampaikan presentasi tentang PLTU Suralaya. Peserta FGD diambil pada tiga desa penelitian. Peserta

(47)

duduk melingkar selama berlangsungnya diskusi (Contoh gambar dapat dilihat pada Lampiran 5).

Diskusi ini dilengkapi form pertanyaan yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang apa yang akan dibicarakan dalam FGD. Peneliti mengawali FGD dengan memberikan gambaran tentang PLTU Suralaya secara umum. Kemudian peneliti mengajukan pertanyaan<pertanyaan yang berkembang hingga terjadinya diskusi dengan kelompok masyarakat. Setelah itu, peneliti mengakhiri FGD dengan penutup dari hasil diskusi.

.;/ ' !" $'

Menurut Iskandar (2008), peneliti melakukan triangulasi dengan pengecekan ulang terhadap sumber<sumber data dengan cara:

a) Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.

Peneliti tidak cukup memperoleh data dari pengamatan sebagai data penelitian. Oleh karena itu, peneliti melakukan wawancara dengan narasumber yang kredibel sesuai dengan kebutuhan informasi. Maka peneliti dapat membandingkan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan hasil wawancara.

b) Membandingkan apa yang dikatakan oleh seseorang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

Peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Endang Hidayat sebagai seorang PLTU Suralaya dan bapak Erick Rebiin sebagai koordinator Forum Peduli Suralaya yang merupakan sumber intern dan ekstern. Peneliti mendapatkan informasi yang kontras tentang PLTU Suralaya, termasuk abu batubara yang digunakan sebagai bahan bakar. c) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat

dan pandangan orang lain.

Data penelitian diperoleh dari berbagai sudut pandang orang yang berbeda. Maka peneliti melakukan wawancara dengan masyarakat yang bekerja sebagai pegawai, nelayan, pedagang, dan petani untuk mendapatkan informasi. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat dari mereka sesuai dengan pengalaman.

(48)

Peneliti juga tidak hanya memperoleh data dari hasil penelitian. Oleh karena itu, peneliti membutuhkan dokumen. Hasil wawancara dan isi dokumen dibandingkan oleh peneliti untuk kesesuaian informasi.

.8/ ? $ '! $'

Peneliti memeriksa kesamaan dokumentasi dan hasil penelitian selama proses penelitian berlangsung. Informasi yang diperoleh peneliti dari berbagai referensi sebelumnya ditindaklanjuti dengan penelusuran secara langsung pada keadaan di lapangan.

Investigasi dapat dilakukan dengan cara melakukan wawancara dan pengamatan selama penelitian sehingga peneliti dapat mengetahui kejelasan informasi yang dibutuhkan. Peneliti ingin mengetahui bagaimana opini publik tentang PLTU Suralaya secara umum, bagaimana kebenaran tentang isu gangguan pernafasan akibat PLTU Suralaya, dan bagaimana keinginan masyarakat sekitar terhadap PLTU Suralaya.

)/ $ " - -'( * % # "'> . / "-' -* "# $' " 1

Studi dokumentasi dalam penelitian ini berupa dokumentasi pribadi, dokumentasi resmi kelembagaan (organisasi), referensi<referensi (literatur laporan dan tulisan) yang memiliki relevansi dengan penelitian.

. / "-' * "# $' * *! ,' $

Studi dokumentasi yang merupakan analisis dokumen berupa penelaahnya terhadap dokumentasi data<data monografi Desa Suralaya, Desa Salira Indah, dan Desa Lebakgede yang diperlukan dalam penelitian ini.

'$'$

. / !* % " $'*

(49)

n = f/k x 100 Keterangan:

n = Jumlah populasi f = Frekuensi k = Kategori

100 = Persentase (%) (Mukhtar & Widodo, 2000)

Opini publik berdasarkan desa, jenis pekerjaan, dan jenis kelamin dianalisis dengan menggunakan chi kuadrat (chi square). Analisis penelitian ini menggunakan SPSS 10.

.Hubungan suratkabar, , , dan pengalaman

dengan opini publik dianalisis menggunakan korelasi gamma untuk menjelaskan antarvariabel dengan rumus sebagai berikut:

∂=

-+ −

Keterangan: ∂ = korelasi/asosiasi gamma C = Concordant

D = Discordant

. / '$( 1 " 1 &'

Penyajian data yang digunakan berbentuk teks naratif. Peneliti menganalisis dan menyusun secara sistematis dari data kuesioner sehingga data yang diperoleh dapat menjelaskan atau menjawab masalah yang diteliti. Dengan demikian, gambaran hasil penelitian dapat dipahami secara jelas.

.4/ $'#("

(50)

- #"# " 1

Cadangan BBM di Indonesia semakin berkurang. Program Konversi minyak tanah ke gas di masyarakat secara luas sudah berjalan. Namun tampaknya pemanfaatan batubara untuk sektor industri belum terasa optimal. Sebagian besar industri masih menggunakan BBM sebagai bahan bakar. Konversi batubara ini merupakan cara yang paling murah bagi industri.

Harga BBM naik secara drastis pada tahun 2005. Sejak saat itu batubara mulai menjadi bahan bakar penting untuk industri. Batubara merupakan bahan bakar pengganti yang sangat relevan digunakan saat ini. Penghematan biaya bahan bakar dengan menggunakan pembakar siklon ini bisa mencapai 60 persen. (Soemarjono & Setiawan, 2011)

Salah satunya PLTU Suralaya yang merupakan industri dengan menggunakan bahan bakar abu batubara. Pembangunan PLTU Suralya ini dalam rangka memenuhi peningkatan kebutuhan tenaga listrik, khususnya di Pulau Jawa, sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah untuk meningkatkan pemanfaatan sumber energi primer untuk pembangkit tenaga listrik.

PLTU Suralaya dibangun dengan menggunakan batubara sebagai bahan bakar utama yang merupakan sumber energi primer. Pengalihan kepada batubara merupakan salah satu yang ditempuh pemerintah mencari sumber energi pengganti.

PLTU Suralaya adalah unit bisnis terbesar dari PT Indonesia Power sebagai anak Perusahaan Listrik Negara (PLN). PLTU Suralaya dibangun oleh PLN Proyek Induk Pembangkit Therma Jawa Barat dan Jakarta Raya dengan konsultan asing dari 0 1 - (Monenco) Canada untuk Unit satu sampai dengan empat. Unit lima sampai dengan tujuh dari ( 2

& (BVI) Amerika Serikat. Dalam melaksanakan pembangunan,

proyek PLTU Suralaya dibantu oleh beberapa kontraktor lokal dan kontraktor asing.

(51)

tersebut PLTU Suralaya menetapkan misi dengan melakukan usaha bidang ketenagalistrikan dan mengembangkan usaha lainnya yang berkaitan berdasarkan kaidah industri dan niaga yang sehat guna menjamin keberadaan dan pengembangan perusahaan dalam jangka panjang.

Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya dibangun di atas areal seluas 239 hektar yang terdiri dari Gedung Sentral seluas 73 hektar, , delapan hektar, komplek perumahan 30 hektar dan sisanya merupakan daerah perbukitan serta hutan yang berfungsi sebagai paru<paru bagi lingkungan sekitarnya. PLTU Suralaya mengelola tujuh unit PLTU yang menggunakan batubara sebagai bahan bakar utamanya. Total kapasitas terpasang 3.400 Megawatt.

PLTU Suralaya berada di Pantai Laut Jawa Propinsi Banten, Desa Suralaya, Kelurahan Suralaya, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon. Sesuai dengan tata ruang Kota Cilegon, tiga desa yang berada di sekitar PLTU Suralaya antara lain Desa Suralaya, Desa Salira Indah, dan Desa Lebak Gede (Gambar 3).

#) 42 * $' " 1 ( - '! $

(52)

PLTU Suralaya dapat ditempuh sejauh 120 kilometer ke arah barat dari Jakarta menuju Pelabuhan Ferry Merak, dan tujuh kilometer ke arah utara dari Pelabuhan Merak tersebut. Luas area PLTU Suralaya adalah lebih kurang 254 Hektar. Ada empat lokasi alternatif yang dipilih sebelumnya untuk lokasi PLTU dengan bahan bakar utamanya batubara yaitu Cigading, Anyer; Suralaya, Merak; Gorenjang, Balaraja; dan Tanjung Pasir, Tangerang.

Berdasarkan hasil studi kelayakan, Suralaya dipilih sebagai lokasi yang paling baik karena adanya beberapa faktor di antaranya tersedia tanah dataran yang cukup luas di mana tanah tersebut dipandang tidak produktif untuk pertanian serta pantai dan laut yang cukup dalam, tenang dan bersih sehingga dinilai baik untuk pelabuhan dan air pendingin yang akan membantu atau memperlancar pengangkutan peralatan berat dan bahan bakar, jalan masuk lokasi tidak terlalu jauh dan sebelumnya sudah ada jalan namun belum begitu baik, jumlah penduduk di sekitar lokasi masih relatif sedikit sehingga tidak perlu pembebasan penduduk guna pemasangan saluran transmisi, tanah memungkinkan untuk didirikan bangunan yang besar dan bertingkat, tersedia tempat yang cukup untuk penimbunan limbah abu dari sisa pembakaran batubara, tersedia tenaga kerja yang cukup memperlancar pelaksanaan pembangunan, dan dampak lingkungan yang baik karena terletak diantara perbukitan dan laut.

'?'$' . "# $ - / " 1

Suatu perusahaan membutuhkan struktur organisasi yang baik, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Semakin besar perusahaan, maka semakin kompleks organisasinya. Struktur organisasi merupakan suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi yang dibatasi.

PT Indonesia Power kantor pusat membawahi PT Indonesia Power UBP Suralaya. Dengan demikian, bagan struktur organisasi PT Indonesia Power UBP Suralaya menggambarkan secara umum yang berada di bawah PT Indonesia Power kantor pusat. PT Indonesia Power UBP Suralaya tidak memiliki divisi

(53)

-merupakan program yang dimiliki Divisi Humas dan SDM sebagai tanggung jawab sosial perusahaan yang dinamakan CSR. Namun dalam struktur organisasi PT Indonesia Power kantor pusat, memiliki Divisi CSR yang berada pada posisi Bidang Komunikasi Korporat. Struktur organisasi PT Indonesia Power kantor pusat dan PT Indonesia Power UBP Suralaya (Contoh gambar dapat dilihat pada Lampiran 2 dan 3).

Bagian yang satu dengan yang lain dalam bagan struktur organisasi terjalin kerja sama satu sama lain. Hal ini dimaksudkan agar keberlanjutan di dalam internal perusahaan tetap terjaga. Selain itu, kerja sama antar bagian ini juga membuat lingkungan kerja seperti di lingkungan keluarga sendiri. Situasi saat bekerja menimbulkan rasa bahagia dan penuh rasa kekeluargaan. Kondisi ini tentunya diharapkan kinerja perusahaan akan semakin meningkat.

)" ") " 1

'$ - " ' $ )" ")

PLTU Suralaya membutuhkan 27.000 ton batubara setiap hari pada kapasitas penuh. Batubara yang digunakan PLTU Suralaya adalah batubara yang diperoleh dari Tambang Bukit Asam, Sumatra Selatan dan Berau, Kalimantan. Pembagian batubara tersebut sebagai berikut: Unit satu sampai empat menggunakan batubara yang berasal dari Bukit Asam, Sumatra Selatan dan Unit lima sampai tujuh menggunakan batubara dari Berau, Kalimantan. Batubara digunakan PLTU Suralaya sebagai bahan bakar utama dalam proses produksi listrik (Prijatama dan Sumarnadi, 1996).

(54)

2008). Berikut data dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Laboratorium membuktikan, abu batubara tidak berbahaya dan tidak beracun yang ditetapkan oleh KNLH<RI sesuai dengan PP 85/1999. Namun, KNLH<RI masih menggolongkan abu batubara sebagai limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).

!!" )" ")

Gambar

Tabel 7 menunjukkan, umumnya masyarakat beropini negatif tentang
Tabel 7 menunjukkan, umumnya masyarakat beropini negatif tentang

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta

Penelitian ini meneliti mengenai bagaimana analisis rasio keuangan dan keefektivitasan rasio keuangan yang digunakan terhadap penilaian keberhasilan kinerja keuangan

Pasal 5 mengatur pemberian paspor-paspor Republik Indonesia -Asing, yaitu kepada mereka yang bukan warga-negara Indonesia dan orang-orang asing yang oleh karena keadaan, didalam

Metode perbaikan yang digunakan pada kasus keroposnya beton   bored pile 46 AS 8 E-F pada proyek pembangunan Apartemen Bintaro   Plaza Residences –    Breeze Tower 

Iklan dapat diartikan sebagai berbagai bentuk presenteasi nonpersonal atas ide, produk atau jasa yang dibiayai oleh pihak sponsor (perusahaan), sedangkan word of mouth

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi dengan memetakan lokasi hiposenter dan episenter agar dapat mendelineasi zona dengan permeabilitas yang relatif

Menunjukkan bahwa terdapat 13 responden yang mengalami beban berat dan memiliki kemampuan tidak baik dalam merawat pasien perilaku kekerasan.. Hasil uji

Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan pengajaran, bimbingan, dan atau latihan bagi perannya di masa yang akan datang. Pendidikan tidak