• Tidak ada hasil yang ditemukan

Simulasi Perhitungan Optimum Irigasi Alur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Simulasi Perhitungan Optimum Irigasi Alur"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

SIMULASI PERHITUNGAN OPTIMUM IRIGASI ALUR

Oleh :

MARLINA RAMADHANIYATI SM F14103068

2007

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

(2)

Marlina Ramadhaniyati SM. F14103068. Simulasi Perhitungan Optimum Irigasi Alur. Di bawah bimbingan : Yuli Suharnoto dan Mohamad Solahudin.

RINGKASAN

Irigasi alur merupakan salah satu sistem irigasi permukaan yang sering diterapkan di masyarakat. Perancangan irigasi alur memerlukan ilmu pengetahuan yang baik dan benar untuk mendapatkan hasil parameter pendukung yang baik sehingga dapat memperkecil faktor kesalahan yang terjadi.

Akhir-akhir ini sistem irigasi alur banyak diterapkan untuk menanam tebu dan sayur-sayuran namun penerapannya masih belum optimal, hal ini ditandai dengan munculnya kendala-kendala. Kemungkinan kesalahan yang menyebabkan ketidakefisiensian irigasi terletak pada tahap penentuan parameter-parameter irigasi alur.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat prototype program untuk simulasi perhitungan irigasi alur dan memudahkan pengguna melakukan simulasi perhitungan dengan program yang telah dibuat.

Alat yang digunakan dalam pembuatan program perhitungan irigasi alur (PROPERIA) adalah seperangkat Personal Computer, Microsoft Windows XP Professional version 2002, Microsoft Visual Basic 6.0 (MS VB), dan Microsoft Office Excel 2003. Bahan yang digunakan adalah Contoh studi kasus dari literatur acuan karangan Jensen, M.E yang berjudul “Design and Operation of farm Irrigation Systems” dan data hasil penelitian yang dilakukan Sudaryono (1985).

Validasi model yang dilakukan adalah membandingkan nilai efisiensi dari data penelitian Sudaryono (1985) dengan nilai efisiensi model yang dibangun. Rata-rata nilai koefisien korelasi R2 ketiga variasi debit adalah 1. Berdasarkan nilai koefisien korelasi yang diperoleh, menunjukkan bahwa penelitian Sudaryono (1985) dapat dinyatakan dengan model yang dibangun dengan tingkat hubungan 100 %.

Penelitian yang dilakukan adalah mensimulasi input data perhitungan irigasi alur dengan mengambil secara acak lima nilai furrow intake family, yaitu 0.1, 0.3, 0.5, 0.9, dan 2.0, yang dimodifikasi nilai panjang alur, kemiringan alur, dan debit. Modifikasi panjang alur mulai dari panjang alur 50 m sampai dengan 400 m setiap kenaikan 50 m. Kemiringan yang disimulasi dibatasi dari 0.001 sampai dengan 0.004 dengan kenaikan 0.001 dan debit yang dialirkan diubah-ubah mulai dari debit 0.2 l/det sampai dengan 1.0 l/det dengan selang 0.1 l/det. Nilai input data yang dimasukkan terdiri dari furow intake family, panjang alur, kemiringan alur, dan debit.

Hasil simulasi memberikan gambaran hubungan antara furrow intake family, panjang alur, kemiringan alur, dan debit terhadap efisiensi irigasi. Efisiensi tertinggi simulasi perhitungan sebesar 96.90 % diperoleh saat panjang alur 50 m, kemiringan alur 0.004, debit 0.2 l/det, dan furrow intake family 2.0.

(3)

perhitungan nilai data input dan menampilkan nilai output perhitungan irigasi alur. PROPERIA akan memanggil sebuah nilai yang sesuai dengan input data. Nilai yang dipanggil telah disimpan di files Excel secara terpisah. Pengguna dapat menjalankan program dengan mengisi nilai input data terlebih dahulu sebelum proses perhitungan dimulai.

Nilai output irigasi alur yang muncul adalah waktu penyebaran (Tt), perimeter pembasahan yang disesuaikan (P), waktu kesempatan infiltrasi (Tn), waktu pemberian air (Ti), kedalaman pemberian air kotor (Fg), rata-rata kesempatan infiltrasi (T), rata-rata penyerapan air (F), aliran permukaan (RO), kedalaman perkolasi (DP), dan efisiensi aplikasi (AE).

Hasil simulasi menampilkan grafik hubungan efisiensi dengan panjang alur berbagai variasi debit untuk kemiringan alur yang berbeda. PROPERIA menampilkan grafik batang nilai furrow intake family, panjang alur, kemiringan, debit dan efisiensi irigasi.

(4)

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

SIMULASI PERHITUNGAN OPTIMUM IRIGASI ALUR DENGAN PROGRAM VISUAL BASIC

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

MARLINA RAMADHANIYATI SM F14103068

Dilahirkan Pada Tanggal 11 Juni 1985 Di Surakarta

Lulus Pada Tanggal

Menyetujui,

Bogor,

Dr. Ir. Yuli Suharnoto, M.Eng Ir. Mohamad Solahudin, M.Si

Pembimbing Akademik I Pembimbing Akademik II

Mengetahui,

Dr. Ir. Wawan Hermawan, MS

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Marlina Ramadhaniyati

SM, dilahirkan di Surakarta pada tanggal 11 Juni 1985.

Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara

pasangan Bapak TB. Marsudi dan Ibu Srie Suwarsiyatmi.

Penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-kanak Sri

Juwita Hanum pada tahun 1990, kemudian dilanjutkan ke SDN Cengklik II

Surakarta pada tahun 1991 dan lulus pada tahun 1997. Penulis menamatkan

sekolah lanjutan tingkat pertama pada tahun 2000 di SLTPN 7 Surakarta. Pada

tahun 2003 penulis lulus dari SMUN 5 Surakarta. Lulus dari SMU penulis

mendapat undangan masuk IPB (USMI) dan diterima di Departemen Teknik

Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Selama belajar di Institut Pertanian Bogor, penulis aktif dalam organisasi

HIMATETA (Himpunan Mahasiswa teknik Pertanian) pada tahun 2005-2006.

pada tahun 2006 penulis memilih bagian Teknik Tanah dan air sebagai spesifikasi

ilmu.

Penulis melaksanakan Praktek Lapang pada tahun 2006 di PT. Saung

Mirwan dengan judul “Mempelajari Efisiensi Penggunaan Air Irigasi pada Mawar

Mini (Baby rose) di PT. Saung Mirwan, Gadog, bogor, Jawa Barat” dan

menyelesaikan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Simulasi Perhitungan Optimum Irigasi Alur dengan Program Visual Basic”. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat agar memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian, di Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan semua pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orangtuaku, mbak Heni, adik Ima, adik Maya, dan keluarga besar Soewardjo yang telah memberikan doa, kasih sayang, dan semangat. 2. Dr. Ir. Yuli Suharnoto, M.Eng selaku dosen pembimbing akademik I yang

telah memberikan bimbingan dan saran selama berlangsungnya penelitian hingga penyusunan skripsi.

3. Ir. Mohamad Solahudin, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam pembuatan program hingga penyusunan skripsi.

4. Chusnul Arif, S.TP selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan untuk penyempurnaan skripsi ini.

5. Seluruh staf dan pengajar di Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor atas ilmu yang telah diberikan selama penulis menuntut ilmu di IPB.

6. Teman-teman TEP 40, teman-teman TTA 40, Rena, Saldo, Edi, Bagus, Nunus, Dewi abon, Raning yang telah membantu selama penelitian. 7. Ulfa, Mila, Marlin, Elis, mbak wie, Nita, Acie, Wowoks, Resti, Ulan, Beti,

Tyas dan Ika yang setia menemani selama penelitian dan penyusunan skripsi.

8. Semua pihak yang telah membantu penulis.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan informasi bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Bogor, Agustus 2007

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rekomendasi panjang maksimum alur untuk jenis tanah,

kemiringan, dan kedalaman air yang akan diaplikasikan ... 10

Tabel 2. Klasifikasi ukuran butir tanah berdasarkan USDA dan ISSS ... 13

Tabel 3. Koefisien furrow intake family dan koefisien advance ... 14

Tabel 4. Perbandingan input data modifikasi panjang alur ... 41

Tabel 5. Perbandingan input data modifikasi kemiringan alur ... 42

Tabel 6. Perbandingan input data modifikasi debit ... 42

Tabel 7. Perbandingan input data modifikasi panjang alur ... 43

Tabel 8. Perbandingan input data modifikasi kemiringan alur ... 43

Tabel 9. Perbandingan input data modifikasi debit ... 44

Tabel 10. Perbandingan input data modifikasi panjang alur ... 45

Tabel 11. Perbandingan input data modifikasi kemiringan alur ... 45

Tabel 12. Perbandingan input data modifikasi debit ... 46

Tabel 13. Perbandingan input data modifikasi panjang alur ... 46

Tabel 14. Perbandingan input data modifikasi kemiringan alur ... 47

Tabel 15. Perbandingan input data modifikasi debit ... 47

Tabel 16. Perbandingan input data modifikasi panjang alur ... 48

Tabel 17. Perbandingan input data modifikasi kemiringan alur ... 48

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Sistem rigasi alur... 4

Gambar 2. Penampang irigasi alur ... 5

Gambar 3. Tampilan awal program ... 22

Gambar 4. Tampilan menu utama ... 22

Gambar 5. Tampilan menu input ... 23

Gambar 6. Tampilan pesan kesalahan pada menu input ... 24

Gambar 7. Tampilan menu bantuan ... 24

Gambar 8. Tampilan pesan untuk keluar program ... 25

Gambar 9. Tampilan peringatan pada menu input ... 26

Gambar 10. Tampilan nilai output ... 26

Gambar 11. Tampilan grafik hasil perhitungan simulasi ... 27

Gambar 12. Hasil regresi linier untuk Q = 0.5 l/det ... 28

Gambar 13. Hasil regresi linier untuk Q = 1.5 l/det ... 29

Gambar 14. Hasil regresi linier untuk Q = 2.5 l/det ... 29

Gambar 15. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.001 (skenario 1) ... 31

Gambar 16. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.002 (skenario 1) ... 31

Gambar 17. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.003 (skenario 1) ... 32

Gambar 18. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.004 (skenario 1) ... 32

Gambar 19. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.001 (skenario 2) ... 33

Gambar 20. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.002 (skenario 2) ... 33

Gambar 21. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.003 (skenario 2) ... 34

Gambar 22. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.004 (skenario 2) ... 34

(9)

Gambar 24. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur

untuk S = 0.002 (skenario 3) ... 35

Gambar 25. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur

untuk S = 0.003 (skenario 3) ... 36

Gambar 26. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur

untuk S = 0.004 (skenario 3) ... 36

Gambar 27. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur

untuk S = 0.001 (skenario 4) ... 37

Gambar 28. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur

untuk S = 0.002 (skenario 4) ... 37

Gambar 29. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur

untuk S = 0.003 (skenario 4) ... 38

Gambar 30. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur

untuk S = 0.004 (skenario 4) ... 38

Gambar 31. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur

untuk S = 0.001 (skenario 5) ... 39

Gambar 32. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur

untuk S = 0.002 (skenario 5) ... 39

Gambar 33. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur

untuk S = 0.003 (skenario 5) ... 40

Gambar 34. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Diagram alir perhitungan irigasi alur ... 55

Lampiran 2. Diagram alir pembuatan program... 56

Lampiran 3. Diagram alir simulasi perhitungan ... 57

Lampiran 4. Kombinasi data input yang digunakan dalam simulasi perhitungan ... 58

Lampiran 5. Data perhitungan hasil simulasi... 59

Lampiran 6. Kode program PROPERIA ... 68

Lampiran 7. Data hasil penelitian Sudaryono (1985) ... 72

Lampiran 8. Data perhitungan parameter dengan PROPERIA ... 74

(11)

SIMULASI PERHITUNGAN OPTIMUM IRIGASI ALUR

Oleh :

MARLINA RAMADHANIYATI SM F14103068

2007

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

(12)

Marlina Ramadhaniyati SM. F14103068. Simulasi Perhitungan Optimum Irigasi Alur. Di bawah bimbingan : Yuli Suharnoto dan Mohamad Solahudin.

RINGKASAN

Irigasi alur merupakan salah satu sistem irigasi permukaan yang sering diterapkan di masyarakat. Perancangan irigasi alur memerlukan ilmu pengetahuan yang baik dan benar untuk mendapatkan hasil parameter pendukung yang baik sehingga dapat memperkecil faktor kesalahan yang terjadi.

Akhir-akhir ini sistem irigasi alur banyak diterapkan untuk menanam tebu dan sayur-sayuran namun penerapannya masih belum optimal, hal ini ditandai dengan munculnya kendala-kendala. Kemungkinan kesalahan yang menyebabkan ketidakefisiensian irigasi terletak pada tahap penentuan parameter-parameter irigasi alur.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat prototype program untuk simulasi perhitungan irigasi alur dan memudahkan pengguna melakukan simulasi perhitungan dengan program yang telah dibuat.

Alat yang digunakan dalam pembuatan program perhitungan irigasi alur (PROPERIA) adalah seperangkat Personal Computer, Microsoft Windows XP Professional version 2002, Microsoft Visual Basic 6.0 (MS VB), dan Microsoft Office Excel 2003. Bahan yang digunakan adalah Contoh studi kasus dari literatur acuan karangan Jensen, M.E yang berjudul “Design and Operation of farm Irrigation Systems” dan data hasil penelitian yang dilakukan Sudaryono (1985).

Validasi model yang dilakukan adalah membandingkan nilai efisiensi dari data penelitian Sudaryono (1985) dengan nilai efisiensi model yang dibangun. Rata-rata nilai koefisien korelasi R2 ketiga variasi debit adalah 1. Berdasarkan nilai koefisien korelasi yang diperoleh, menunjukkan bahwa penelitian Sudaryono (1985) dapat dinyatakan dengan model yang dibangun dengan tingkat hubungan 100 %.

Penelitian yang dilakukan adalah mensimulasi input data perhitungan irigasi alur dengan mengambil secara acak lima nilai furrow intake family, yaitu 0.1, 0.3, 0.5, 0.9, dan 2.0, yang dimodifikasi nilai panjang alur, kemiringan alur, dan debit. Modifikasi panjang alur mulai dari panjang alur 50 m sampai dengan 400 m setiap kenaikan 50 m. Kemiringan yang disimulasi dibatasi dari 0.001 sampai dengan 0.004 dengan kenaikan 0.001 dan debit yang dialirkan diubah-ubah mulai dari debit 0.2 l/det sampai dengan 1.0 l/det dengan selang 0.1 l/det. Nilai input data yang dimasukkan terdiri dari furow intake family, panjang alur, kemiringan alur, dan debit.

Hasil simulasi memberikan gambaran hubungan antara furrow intake family, panjang alur, kemiringan alur, dan debit terhadap efisiensi irigasi. Efisiensi tertinggi simulasi perhitungan sebesar 96.90 % diperoleh saat panjang alur 50 m, kemiringan alur 0.004, debit 0.2 l/det, dan furrow intake family 2.0.

(13)

perhitungan nilai data input dan menampilkan nilai output perhitungan irigasi alur. PROPERIA akan memanggil sebuah nilai yang sesuai dengan input data. Nilai yang dipanggil telah disimpan di files Excel secara terpisah. Pengguna dapat menjalankan program dengan mengisi nilai input data terlebih dahulu sebelum proses perhitungan dimulai.

Nilai output irigasi alur yang muncul adalah waktu penyebaran (Tt), perimeter pembasahan yang disesuaikan (P), waktu kesempatan infiltrasi (Tn), waktu pemberian air (Ti), kedalaman pemberian air kotor (Fg), rata-rata kesempatan infiltrasi (T), rata-rata penyerapan air (F), aliran permukaan (RO), kedalaman perkolasi (DP), dan efisiensi aplikasi (AE).

Hasil simulasi menampilkan grafik hubungan efisiensi dengan panjang alur berbagai variasi debit untuk kemiringan alur yang berbeda. PROPERIA menampilkan grafik batang nilai furrow intake family, panjang alur, kemiringan, debit dan efisiensi irigasi.

(14)

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

SIMULASI PERHITUNGAN OPTIMUM IRIGASI ALUR DENGAN PROGRAM VISUAL BASIC

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

MARLINA RAMADHANIYATI SM F14103068

Dilahirkan Pada Tanggal 11 Juni 1985 Di Surakarta

Lulus Pada Tanggal

Menyetujui,

Bogor,

Dr. Ir. Yuli Suharnoto, M.Eng Ir. Mohamad Solahudin, M.Si

Pembimbing Akademik I Pembimbing Akademik II

Mengetahui,

Dr. Ir. Wawan Hermawan, MS

(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Marlina Ramadhaniyati

SM, dilahirkan di Surakarta pada tanggal 11 Juni 1985.

Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara

pasangan Bapak TB. Marsudi dan Ibu Srie Suwarsiyatmi.

Penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-kanak Sri

Juwita Hanum pada tahun 1990, kemudian dilanjutkan ke SDN Cengklik II

Surakarta pada tahun 1991 dan lulus pada tahun 1997. Penulis menamatkan

sekolah lanjutan tingkat pertama pada tahun 2000 di SLTPN 7 Surakarta. Pada

tahun 2003 penulis lulus dari SMUN 5 Surakarta. Lulus dari SMU penulis

mendapat undangan masuk IPB (USMI) dan diterima di Departemen Teknik

Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Selama belajar di Institut Pertanian Bogor, penulis aktif dalam organisasi

HIMATETA (Himpunan Mahasiswa teknik Pertanian) pada tahun 2005-2006.

pada tahun 2006 penulis memilih bagian Teknik Tanah dan air sebagai spesifikasi

ilmu.

Penulis melaksanakan Praktek Lapang pada tahun 2006 di PT. Saung

Mirwan dengan judul “Mempelajari Efisiensi Penggunaan Air Irigasi pada Mawar

Mini (Baby rose) di PT. Saung Mirwan, Gadog, bogor, Jawa Barat” dan

menyelesaikan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

(16)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Simulasi Perhitungan Optimum Irigasi Alur dengan Program Visual Basic”. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat agar memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian, di Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan semua pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orangtuaku, mbak Heni, adik Ima, adik Maya, dan keluarga besar Soewardjo yang telah memberikan doa, kasih sayang, dan semangat. 2. Dr. Ir. Yuli Suharnoto, M.Eng selaku dosen pembimbing akademik I yang

telah memberikan bimbingan dan saran selama berlangsungnya penelitian hingga penyusunan skripsi.

3. Ir. Mohamad Solahudin, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam pembuatan program hingga penyusunan skripsi.

4. Chusnul Arif, S.TP selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan untuk penyempurnaan skripsi ini.

5. Seluruh staf dan pengajar di Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor atas ilmu yang telah diberikan selama penulis menuntut ilmu di IPB.

6. Teman-teman TEP 40, teman-teman TTA 40, Rena, Saldo, Edi, Bagus, Nunus, Dewi abon, Raning yang telah membantu selama penelitian. 7. Ulfa, Mila, Marlin, Elis, mbak wie, Nita, Acie, Wowoks, Resti, Ulan, Beti,

Tyas dan Ika yang setia menemani selama penelitian dan penyusunan skripsi.

8. Semua pihak yang telah membantu penulis.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan informasi bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Bogor, Agustus 2007

(17)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rekomendasi panjang maksimum alur untuk jenis tanah,

kemiringan, dan kedalaman air yang akan diaplikasikan ... 10

Tabel 2. Klasifikasi ukuran butir tanah berdasarkan USDA dan ISSS ... 13

Tabel 3. Koefisien furrow intake family dan koefisien advance ... 14

Tabel 4. Perbandingan input data modifikasi panjang alur ... 41

Tabel 5. Perbandingan input data modifikasi kemiringan alur ... 42

Tabel 6. Perbandingan input data modifikasi debit ... 42

Tabel 7. Perbandingan input data modifikasi panjang alur ... 43

Tabel 8. Perbandingan input data modifikasi kemiringan alur ... 43

Tabel 9. Perbandingan input data modifikasi debit ... 44

Tabel 10. Perbandingan input data modifikasi panjang alur ... 45

Tabel 11. Perbandingan input data modifikasi kemiringan alur ... 45

Tabel 12. Perbandingan input data modifikasi debit ... 46

Tabel 13. Perbandingan input data modifikasi panjang alur ... 46

Tabel 14. Perbandingan input data modifikasi kemiringan alur ... 47

Tabel 15. Perbandingan input data modifikasi debit ... 47

Tabel 16. Perbandingan input data modifikasi panjang alur ... 48

Tabel 17. Perbandingan input data modifikasi kemiringan alur ... 48

(18)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Sistem rigasi alur... 4

Gambar 2. Penampang irigasi alur ... 5

Gambar 3. Tampilan awal program ... 22

Gambar 4. Tampilan menu utama ... 22

Gambar 5. Tampilan menu input ... 23

Gambar 6. Tampilan pesan kesalahan pada menu input ... 24

Gambar 7. Tampilan menu bantuan ... 24

Gambar 8. Tampilan pesan untuk keluar program ... 25

Gambar 9. Tampilan peringatan pada menu input ... 26

Gambar 10. Tampilan nilai output ... 26

Gambar 11. Tampilan grafik hasil perhitungan simulasi ... 27

Gambar 12. Hasil regresi linier untuk Q = 0.5 l/det ... 28

Gambar 13. Hasil regresi linier untuk Q = 1.5 l/det ... 29

Gambar 14. Hasil regresi linier untuk Q = 2.5 l/det ... 29

Gambar 15. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.001 (skenario 1) ... 31

Gambar 16. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.002 (skenario 1) ... 31

Gambar 17. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.003 (skenario 1) ... 32

Gambar 18. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.004 (skenario 1) ... 32

Gambar 19. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.001 (skenario 2) ... 33

Gambar 20. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.002 (skenario 2) ... 33

Gambar 21. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.003 (skenario 2) ... 34

Gambar 22. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.004 (skenario 2) ... 34

(19)

Gambar 24. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur

untuk S = 0.002 (skenario 3) ... 35

Gambar 25. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur

untuk S = 0.003 (skenario 3) ... 36

Gambar 26. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur

untuk S = 0.004 (skenario 3) ... 36

Gambar 27. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur

untuk S = 0.001 (skenario 4) ... 37

Gambar 28. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur

untuk S = 0.002 (skenario 4) ... 37

Gambar 29. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur

untuk S = 0.003 (skenario 4) ... 38

Gambar 30. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur

untuk S = 0.004 (skenario 4) ... 38

Gambar 31. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur

untuk S = 0.001 (skenario 5) ... 39

Gambar 32. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur

untuk S = 0.002 (skenario 5) ... 39

Gambar 33. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur

untuk S = 0.003 (skenario 5) ... 40

Gambar 34. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Diagram alir perhitungan irigasi alur ... 55

Lampiran 2. Diagram alir pembuatan program... 56

Lampiran 3. Diagram alir simulasi perhitungan ... 57

Lampiran 4. Kombinasi data input yang digunakan dalam simulasi perhitungan ... 58

Lampiran 5. Data perhitungan hasil simulasi... 59

Lampiran 6. Kode program PROPERIA ... 68

Lampiran 7. Data hasil penelitian Sudaryono (1985) ... 72

Lampiran 8. Data perhitungan parameter dengan PROPERIA ... 74

(21)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

A. Irigasi ... 3

B. Irigasi Alur ... 3

C. Sifat Fisik Tanah ... 10

D. Simulasi ... 15

E. Penelitian Terdahulu ... 16

a.Simulasi Karakteristik Pembekuan Vakum Udang Windu (Panaeas monodon Fab) ... 16

b.Hubungan Antara Panjang Alur, Debit, dan Lama Pemberian Air pada Sistem Irigasi Alur di Perkebunan Tebu Cinta Manis PTP XXI-XXII ... 17

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 19

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

B. Alat dan Bahan ... 19

C. Metode Penelitian ... 19

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 22

A. Hasil ... 22

a.Program Aplikasi ... 22

b.Validasi Model ... 28

(22)

B. Pembahasan ... 41

a.Simulasi Skenario 1 ... 41

b.Simulasi Skenario 2 ... 42

c.Simulasi Skenario 3 ... 44

d.Simulasi Skenario 4 ... 46

e.Simulasi Skenario 5 ... 48

f. Perbandingan Kelima Skenario ... 49

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

A. Kesimpulan ... 51

B. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

(23)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penentuan metode pemberian air akan mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan tanaman sehingga dihasilkan kualitas tanaman yang baik.

Metode pemberian air juga berpengaruh terhadap biaya operasional usaha tani.

Benami dan Ofen (1984) mengemukakan irigasi alur sebagai salah satu

metode pemberian air irigasi melalui permukaan, merupakan metode

pemberian air pada tanaman dengan menggunakan saluran-saluran atau

alur-alur yang biasanya memiliki kemiringan yang sangat kecil dan terbuka pada

ujung alur. Air diberikan pada pangkal alur dan selama pengaliran, air akan

meresap dan membasahi profil tanah serta bergerak secara lateral. Metode ini

biasanya ditandai dengan nilai efisiensi yang rendah.

Penelitian “Simulasi Perhitungan Optimum Irigasi Alur“ ditujukan untuk

membuat Program Perhitungan Irigasi Alur (PROPERIA) dengan input

masukan : panjang alur (L), kemiringan (S), dan debit air yang dialirkan ke

alur (Q). PROPERIA diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat kerja

perancangan sistem irigasi alur. Pengguna dapat melakukan simulasi

perhitungan dengan PROPERIA untuk mencari nilai optimum masing-masing

nilai output. Misalkan untuk memperkirakan banyaknya debit yang diberikan,

jarak alur yang akan diterapkan, kemiringan alur yang dibuat, berapa

kedalaman desain yang akan diaplikasikan untuk mendapatkan nilai efisiensi

yang optimum, walaupun tidak semua nilai efisiensi yang optimum akan

memberikan hasil yang tepat.

Hagan et al (1968) mengemukakan ilmu dan teknologi yang sekarang

berkembang telah mencukupi, jika diintegrasikan dan diaplikasikan dengan

baik, untuk menyalurkan air irigasi dari seni praktek yang berumur tua

(konvensional) ke ilmu modern yang dapat diterima untuk kesuksesan irigasi.

Suatu praktek irigasi yang spesifik diperlukan untuk produksi tanaman yang

(24)

Desain irigasi sebaiknya diprioritaskan untuk :

• Mengaplikasikan air irigasi di setiap waktu untuk produksi

pertumbuhan tanaman yang diinginkan.

• Menyediakan air dalam jumlah lebih untuk mengganti kehilangan air dari tanah melalui evaporasi dan transpirasi.

• Mengizinkan adanya pencucian profil tanah untuk meningkatkan

kebutuhan akan keseimbangan garam dalam tanah.

Menejemen efisiensi air tergantung dari seleksi metode irigasi yang baik

dan sesuai dengan kondisi setempat, penyiapan lahan yang baik, dan instalansi

perlengkapan irigasi yang diperlukan dalam mengatur operasi irigasi.

Penelitian ini menitikberatkan pada pengembangan program komputer

dalam melakukan perhitungan dan simulasi berdasarkan nilai furrow intake

family yang dikombinasikan dengan nilai panjang alur, kemiringan alur, dan

debit

B. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Membuat prototype program untuk simulasi perhitungan irigasi alur.

2. Memudahkan pengguna (masyarakat umum) melakukan simulasi

(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Irigasi

Irigasi adalah suatu usaha penyedian dan pengaturan air untuk menunjang

usaha pertanian. Irigasi dapat menaikkan dan menstabilkan produksi pertanian

berdasarkan produktivitas, meningkatkan faktor-faktor pertumbuhan yang

berkaitan dengan produksi, mengurangi resiko kegagalan panen, menambah

unsur hara bekerja lebih efektif, dan menciptakan kondisi kelembaban tanah

optimum untuk pertumbuhan tanaman, hasil serta kualitas tanaman yang lebih

baik (Deptan, 2007).

Metode pemberian air irigasi untuk tanaman dikelompokkan menjadi 4,

yaitu irigasi permukaan (surface irrigation), irigasi bawah permukaan (

sub-surface irigation), irigasi curah (sprinkler irrigation), dan irigasi tetes (drip

irrigation). Metode irigasi yang akan digunakan tergantung pada faktor

ketersediaan air, tipe tanah, topografi lahan, dan jenis tanaman. Pemilihan

metode irigasi harus memberikan efisiensi pemakaian air yang paling baik.

Penggunaan air irigasi yang salah dapat menyebabkan erosi tanah,

penggenangan yang berlebihan, terbentuknya salinitas tanah, dan

membuang-buang dana yang mahal dalam pembuatan instalasi sistem irigasi (Jensen,

1983).

Tugas dari ahli irigasi adalah menyediakan suatu sistem untuk

menyalurkan air dari sumber ke petakan sawah dan mendistribusikannya di

lahan (Kalsim dan Asep, 2003).

B. Irigasi alur

Salah satu penerapan irigasi permukaan adalah irigasi alur (furrow

irrigation). Air diberikan secara langsung ke permukaan tanah dari suatu

saluran atau pipa di mana elevasi muka airnya lebih tinggi dari elevasi lahan

yang akan dialiri. Air irigasi mengalir pada permukaan tanah dari pangkal ke

ujung lahan dan meresap ke dalam tanah membasahi daerah perakaran

(26)

Irigasi alur adalah metode pemberian air pada tanaman dengan

menggunakan saluran-saluran atau alur-alur dengan kemiringan yang relatif

kecil dan terbuka pada ujung alur. Air akan diberikan pada pangkal alur dan

selama pengaliran, air akan meresap dan membasahi profil tanah serta

bergerak secara lateral. Metode ini biasanya ditandai dengan nilai efisiensi

yang rendah (Benami dan Ofen, 1984).

Gambar 1. Sistem irigasi alur

sumber : www.ocinet.com

Irigasi alur dibandingkan dengan teknik irigasi yang lain memerlukan

sedikit luas permukaan air (penggenangan), sedikit kehilangan air dari

evaporasi, sedikit resiko pelumpuran tanah liat, serta memungkinkan operator

atau mesin pertanian bekerja di dalam lahan lebih cepat setelah aplikasi

pengairan (Schwab et al., 1966).

Penerapan irigasi alur memerlukan adanya penelitian untuk menentukan

hubungan antara panjang alur, debit aliran, dan lama pemberian air yang

digunakan untuk mencari panjang alur, debit, dan lama pemberian air sesuai

dengan ketersediaan air tanah dan kebutuhan air irigasi.

Metode irigasi alur sesuai bila diterapkan untuk tanah bertekstur sedang

(27)

hidraulik yang memungkinkan pergerakan air secara horizontal maupun

vertikal (Withers dan Vipond, 1974).

Pada irigasi alur, jarak antar guludan tergantung pada jenis tanaman yang

ditanam seperti sayuran, buah-buahan, dan tebu. Air meresap dari alur ke

dalam tanah pada semua arah dan hal ini memungkinkan terjadinya akumulasi

garam pada permukaan tanah kecuali jika hujan yang jatuh cukup banyak

untuk terjadinya pencucian (leaching). Permasalahan yang sering muncul pada

irigasi alur terletak pada kedalaman pembasahan sepanjang aliran tidak

seragam (Kalsim dan Asep, 2003).

Menurut Jensen (1983), di dalam pemberian air irigasi dikenal tiga prinsip

pengendalian air yang menggambarkan bentuk tipe dan sistem irigasi alur,

yaitu :

Gradient furrow

Pemberian air secara terus-menerus pada debit yang seragam untuk

semua periode irigasi dan aliran permukaan yang terjadi dapat digunakan

kembali.

Cutback inflow

Pengurangan debit pada ujung alur yang terbuka atau mengurangi

debit setelah air menyebar pada ujung alur dan melanjutkan pengurangan

debit dari waktu yang tersedia untuk mencapai peresapan yang diinginkan.

Level impoundment

Pengurangan debit sampai peresapan dicapai sehingga dapat

mengeliminasi aliran jenuh (runoff).

(28)

Menurut Jensen (1983) bahwa persamaan-persamaan dalam perencanaan

irigasi alur mencakup hubungan antara panjang alur, waktu irigasi, laju aliran,

perkolasi dalam, aliran permukaan, dan efisiensi pemakaian air pada nilai-nilai

perencanan yang sesuai dengan kedalaman penyerapan, laju infiltrasi,

kemiringan alur, dan jarak antara alur.

Jensen (1983) mengemukakan ada beberapa definisi yang digunakan pada

perhitungan irigasi alur dengan kondisi batas dari persamaan (boundary

condition) sebagai berikut :

1. koefisien kekasaran, n = 0.04

2. kedalaman aplikasi desain, Fn = 75 mm

3. jarak alur, W = 0.75 m

Waktu penyebaran (advance time) merupakan waktu dimana air akan

menyebar di atas permukaan tanah dari batas pangkal alur sampai batas ujung

alur. Waktu penyebaran dihitung dengan persamaan :

β = ... (1)

Nilai perimeter pembasahan yang disesuaikan (adjusted wetted perimeter)

diperoleh setelah waktu penyebaran didapatkan. Air yang meresap per unit

panjang alur secara langsung berhubungan dengan permukaan tanah yang

terkena air disebut perimeter pembasahan. Bila perimeter pembasahan

(29)

ditambah dengan konstanta empiris untuk mengimbangi peresapan horizontal

yang disebabkan tingkat kelembaban tanah disebut dengan perimeter

pembasahan yang disesuaikan. Hubungan empiris perimeter pembasahan yang

disesuaikan seperti pada persamaan berikut :

P = 0.265 * * ^ 0.5

Q n S

⎛ ⎞

⎜ ⎟

⎝ ⎠^ 0.425

+ 0.227 ... (3)

keterangan :

P = perimeter pembasahan yang disesuaikan (m)

Q = debit (l/det)

n = koefisien kekasaran

S = kemiringan (m/m)

Waktu kesempatan infiltrasi (Net oppurtunity time) adalah waktu yang

tersedia bagi air untuk berinfiltrasi di sepanjang alur. Waktu kesempatan

infiltrasi dihitung dengan persamaan :

Tn = ((Fn * - c)/a)^1/b ... (4)

keterangan :

Tn = waktu kesempatan infiltrasi (menit)

Fn = kedalaman aplikasi desain (mm)

W = jarak alur (m)

P =perimeter pembasahan yang disesuaikan (m)

a, b, c = koefisen intake family

Waktu pemberian air (desain inflow rate) merupakan penjumlahan waktu

penyebaran air dari pangkal alur ke ujung alur dengan waktu yang diperlukan

untuk mengisi zona perakaran. Nilai waktu pemberian air dihitung dengan

persamaan :

Ti = TT + Tn ... (5) P

(30)

keterangan :

Ti = waktu pemberian air (menit)

TT = waktu penyebaran (menit)

Tn =waktu kesempatan infiltrasi (menit)

Kedalaman pemberian air kotor (gross aplication) adalah kedalaman tanah

yang basah karena penyebaran air irigasi total. Nilai kedalaman pemberian air

dihitung dengan menggunakan persamaan :

Fg = 60 * *

Selama air berinfiltrasi di sepanjang alur dapat diketahui nilai rata-rata

kesempatan infiltrasi sepanjang jarak tertentu L (average oppurtinity time)

dimana nilai sepanjang alur diperoleh dengan memasukkan nilai x dengan

nilai L seperti pada persamaan berikut :

T = Ti -

[

(β−1) ^e β +1)

]

... (7)

keterangan :

T = rata-rata kesempatan infiltrasi sepanjang jarak tertentu L (menit)

(31)

Banyaknya penyerapan air ke dalam tanah dapat diketahui dari nilai

rata-rata penyerapan sepanjang alur (average intake) yang dihitung dengan

persamaan di bawah ini :

F = (a * Tb + c) * P

W ... (8)

keterangan :

F = rata-rata penyerapan air (mm)

a, b, c = koefisen intake family

P = perimeter basah yang disesuaikan (m)

W = jarak alur (m)

Rata-rata kedalaman aliran permukaan (surface runoff) yang terjadi di

sepanjang alur merupakan selisih antara kedalaman pemberian air kotor

dengan rata-rata penyerapan sepanjang alur yang dinyatakan dengan persaman

di bawah ini :

RO = Fg – F ... (9)

keterangan :

RO = aliran permukaan (mm)

Fg = kedalaman pemberian air kotor (mm)

F = rata-rata penyerapan air (mm)

Perkolasi dalam (deep percolation) adalah rata-rata kedalaman air

ekuivalen yang terinfiltrasi ke dalam tanah dan melebihi desain kedalaman

aplikasi. Nilai perkolasi dalam dihitung dengan persamaan di bawah ini :

DP = (F - Fn) ... (10)

keterangan :

DP = kedalaman perkolasi (mm)

Fg = kedalaman pemberian air kotor (mm)

(32)

Efisiensi aplikasi (application efficiency) merupakan perbandingan antara

desain kedalaman aplikasi dengan kedalaman pemberian air kotor seperti pada

persamaan :

Menurut Benami dan Ofen (1984), untuk mengefisiensikan irigasi alur,

alur yang dibuat harus pendek dengan kemiringan seragam dan pada jarak

tertentu. Untuk menghitung jarak alur digunakan persamaan :

W = (2*Fn + 6)*Wc ... (12)

keterangan :

W = jarak alur (inchi)

Fn = desain kedalaman aplikasi (inchi)

Wc = kapasitas menahan air total (ATT) (inchi/ft)

Tabel 1. Rekomendasi panjang maksimum alur untuk jenis

tanah,kemiringan, dan kedalaman air yang akan diaplikasikan

Sumber : Jensen, 1983

C. Sifat Fisik Tanah

Tanah memiliki tiga fase utama yang terdiri dari fase padat (solid

material), fase cair (liquid fase), dan fase gas (air fase). Salah satu sifat yang

Rata-rata kedalaman air yang diaplikasikan (cm) 7.5 15 22.

5

(33)

dimiliki tanah yaitu sifat fisik tanah. Sifat fisik tanah akan mempengaruhi

pertumbuhan dan produksi tanaman.

Densitas partikel tanah atau real spesifuc gravity merupakan massa

partikel tanah per unit volume tanah. Densitas partikel tanah dihitung dengan

persamaan :

Tanah organik dibentuk oleh materi organik yang berukuran besar yang

mempunyai densitas tanah 1.5 – 2.0 gram/cc sedangkan tanah mineral

mempunyai densitas tanah sekitar 2.65 gram/cc (Hansen et al., 1979).

Dry bulk density atau apparent spesific gravity merupakan perbandingan

antara massa partikel kering dengan total volume tanah (termasuk padatan dan

ruang pori). Dry bulk density merupakan sifat sifik tanah yang penting yang

berhubungan dengan kemampuan tanah dalam menahan air dan hantaran

hidrolika (konduktivitas hidrolika). Dry bulk density dipengaruhi oleh struktur,

tekstur, dan kepadatan tanah (Hansen et al., 1979) dan didefinisikan sebagai :

(34)

Porositas merupakan perbandingan antara pori-pori udara dan pori-pori air

terhadap pori-pori total tanah. Nilai porositas dipengaruhi oleh karakteristik

tekstur dan struktur tanah (Hansen et al., 1979). Porositas didefinisikan

sebagai :

n = ... (15)

Tekstur tanah merupakan sebaran relatif ukuran partikel tanah mineral.

Setiap kelas ukuran partikel tanah disebut fraksi tekstur (Kalsim dan Asep,

2003).

Partikel-partikel pasir ukurannya jauh lebih besar dan memiliki luas

permukaan yang kecil (dengan berat yang sama) dibandingkan dengan partikel

debu dan liat. Luas permukaan butir liat sendiri jauh lebih besar dari luas

permukaan butir debu (Bailey, 1986).

Semakin tinggi persentase pasir dalam tanah maka semakin banyak ruang

pori-pori diantara partikel-partikel tanah sehingga dapat memperlancar

gerakan udara dan air. Tanah-tanah yang memiliki kemampuan besar dalam

memegang air adalah fraksi liat, sedangkan tanah-tanah yang mengandung

debu dapat memegang air yang tinggi yang tersedia untuk tanaman (Bailey,

1986).

Tanah berpasir dikelaskan pada tekstur kasar, tanah liat (loam) dikelaskan

pada tekstur medium, dan tanah liat (clay) sebagai tekstur halus. Tekstur tanah

mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam aliran air di tanah, sirkulasi

udara, dan rata-rata transformasi kimia yang penting untuk pertumbuhan

tanaman (Hansen et al., 1979).

Ada dua klasifikasi ukuran butir tanah yang diberikan oleh United States

Departement of Agriculture (USDA) dan International Soil Science Society

(ISSS) seperti Tabel 2.

Struktur tanah adalah penggabungan dari sekelompok partikel-partikel

primer tanah. Secara garis besar struktur tanah dibedakan menjadi struktur

(35)

Kondisi tanaman dipengaruhi oleh struktur tanah karena sistem pori-pori

tanah mempengaruhi kapasitas dalam memegang air, aerasi, drainase, erosi

tanah (Withers dan Vipond, 1974).

Struktur tanah berkaitan dengan stabilitas, ukuran dan bentuk ped

(agregat) dalam tanah (Kalsim dan Asep, 2003).

Tabel 2. Klasifikasi ukuran butir tanah berdasarkan USDA dan ISSS

Diameter partikel (mm) Fraksi

USDA ISSS

Kerikil > 2 > 2

Pasir sangat kasar 1.0 – 2.0 -

Pasir kasar 0.5 – 1.0 0.2 – 2.0

Pasir medium 0.25 – 0.5 -

Pasir halus 0.10 – 0.25 0.02 – 0.20

Pasir sangat halus 0.05 – 0.10 -

Debu (silt) 0.002 – 0.05 0.002 – 0.02

Liat (clay) < 0.002 < 0.002

Sumber : Hansen et al., 1979

Tanah yang basah atau tanah berlumpur mempunyai struktur tanah yang

buruk. Struktur tanah yang baik pada tanah bertekstur halus penting untuk

pergerakan air dan udara. Struktur tanah dianggap peneliti tanah sebagai kunci

kesuburan tanah (Hansen et al., 1979).

Intake family adalah kelompok tanah yang diklasifikasikan oleh The Soil

Conservation Service yang didasarkan pada kemampuan dalam mengambil

atau menyerap air selama irigasi berlangsung pada waktu tertentu. Semakin

besar nilai intake family maka kemampuan penyerapan air ke dalam tanah

akan semakin cepat. Nilai koefisien intake family dan advance dapat dilihat

(36)

Tabel 3. Koefisien furrow intake family dan koefisien advance

Keterangan : a, b, c adalah koefisien furrow intake family f dan g adalah koefisien advance

If adalah pengelompokan tanah berdasarkan cepat-tidaknya penyerapan air Sumber : Jensen, 1983

Infiltrasi adalah proses masuknya air dari permukaan ke dalam tanah.

Sedangkan perkolasi adalah gerakan aliran air di dalam tanah (dari zone of

aeration ke zone of saturation). Infiltrasi berpengaruh terhadap saat mulai

terjadinya aliran permukaan dan juga berpengaruh terhadap laju aliran

permukaan (run off) (Hatma, 2006).

Infiltrasi mengurangi masalah yang muncul akibat penurunan air ke tanah,

seperti berkurangnya bahaya banjir, berkurangnya erosi tanah, dapat

memberikan sejumlah air bagi vegetasi dan tanaman, dapat mengisi kembali

reservoir tanah, dan menyediakan aliran pada sungai di musim kemarau

(Seyhan, 1977).

Beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi laju infiltrasi

menurut (Hatma, 2006), diantaranya kedalaman genangan di atas permukaan

tanah dan tebal lapisan yang jenuh, kelembaban tanah, pemadatan tanah oleh

(37)

dan hewan, struktur tanah, udara dalam tanah, topografi, kekasaran

permukaan, kualitas air, dan intensitas hujan.

D. Simulasi

Simulasi adalah suatu alat yang fleksibel dari model/metode kuantitatif.

Umumnya simulasi ini cocok bila diterapkan untuk menganalisa interaksi

masalah yang rumit dari sistem dan sedangkan penggunaan teknik analisa

yang ada sangat terbatas. Simulasi juga berguna untuk mengetahui pengaruh

atau akibat suatu keputusan dalam suatu jangka waktu tertentu (Muslich,

1993).

Menurut Siagian (1987), simulasi ialah suatu metodologi untuk

melaksanakan percobaan dengan menggunakan model dari satu sistem nyata.

Ide dasarnya menggunakan beberapa perangkat untuk meniru sistem nyata

guna mempelajari dan memahami sifat-sifat, tingkah laku (peringai), dan

karakter operasinya.

(Muslich, 1993) menjelaskan, untuk melakukan suatu simulasi terdapat

enam tahap prosedur yang perlu dilakukan, yaitu formulasi masalah,

menentukan apakah simulasi layak dilakukan, menyusun modelnya,

memvalidasi model, menerapkan model simulasi, dan menganalisa hasil

simulasi.

Tahap pertama dalam proses simulasi adalah menentukan tujuan, asumsi,

dan kendala-kendalanya. Formulasi masalah yang ada harus diperiksa

alternatif metode penyelesaiannya. Penyusunan model simulasi dapat dimulai

dengan suatu representasi sistem. Caranya dengan mengidentifikasi

komponen-komponen pokok sistem ke dalam formulasi matemetik atau

program komputer. Validasi model berarti menyakinkan bahwa model

simulasi mencerminkan suatu sistem yang sebenarnya. Salah satu cara

melakukan validasi model adalah mengetestnya dengan data historis dan

membandingkan hasil simulasi dengan hasil sebenarnya. Model simulasi yang

sifatnya memprediksi tidak banyak berarti memerlukan perbandingan hasil

simulasi dengan sebenarnya, mungkin memerlukan suatu teknik validasi yang

(38)

Keuntungan utama model simulasi adalah memberikan suatu fasilitas

untuk menangani masalah ketidakpastian. Model simulasi dapat dilakukan

berulang kali, dengan menggunakan parameter yang berbeda-beda untuk

mengevaluasi berbagai akibat atau pengaruh dan mempersingkat waktu

penyelesaian masalah dengan hasil yang dapat dipercaya (Muslich, 1993).

Simulasi lebih realistis terhadap sistem nyata karena memerlukan asumsi

yang lebih sedikit, simulasi lebih murah daripada percobaan yang dilakukan,

simulasi dapat digunakan untuk maksud pendidikan (Siagian, 1987).

Model simulasi pada umumnya besar dan rumit. Model yang besar dan

rumit memerlukan biaya percobaan yang mahal (Muslich, 1993).

Simulasi bukanlah suatu presisi dan proses optimisasi karena simulasi

tidak menghasilkan suatu jawaban melainkan cara untuk menilai jawaban

tersebut termasuk jawaban optimal. Tidak semua situasi simulasi dapat dinilai

melalui simulasi kecuali situasi yang memuat ketidakpastian (Siagian, 1987).

E. Penelitian Terdahulu

Penyusunan skripsi ini memerlukan pustaka penelitian terdahulu yang

berkaitan dengan topik penelitian penulis. Pustaka penelitian yang diambil

penulis ada dua, yaitu penelitian yang dilakukan Santi Muliyanti dan Milla

Diana.

a.Simulasi Karakteristik Pembekuan Vakum Udang Windu (Panaeus

monodon Fab).

Penelitian yang berjudul “Simulasi Karakteristik Pembekuan

Vakum Udang Windu (Panaeus monodon Fab)” oleh Santi Muliyanti

bertujuan untuk mengembangkan model matematik dalam menduga

karakteristik pembekuan vakum udang windu (Panaeus monodon Fab).

Penelitian ini melakukan simulasi penerapan model matematis

untuk menduga karakteristik pembekuan vakum berdasarkan data hasil

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Hasil simulasi diharapkan

dapat digunakan untuk menduga performansi pembekuan vakum udang

(39)

Udang windu (Panaeus monodon Fab) merupakan bahan penelitian

dan alat penelitian yang digunakan adalah komputer dengan aplikasi

program Macro Excel. Pengambilan data penelitian menggunakan mesin

pembeku vakum yang terdiri dari ruang pembeku, pompa vakum, dan

perangkap dingin.

Peneliti melakukan perbandingan hasil simulasi dengan hasil

pengukuran menggunakan pendekatan numerik dari model matematik.

Validasi model yang dilakukan adalah perbandingan hasil simulasi dengan

hasil pengukuran seperti penurunan tekanan ruang pembeku dan

penurunan suhu bahan.

Penelitian ini masih memerlukan perbaikan dengan melakukan

simulasi model yang mempertimbangkan pengaruh uap air yang teruapkan

dari produk pada skala pembekuan untuk menentukan ukuran cold trap

optimum yang dapat menjamin pompa vakum bekerja dengan baik.

b.Hubungan antara Panjang Alur, Debit, dan Lama Pemberian Air pada

Sistem Irigasi Alur di Perkebunan Tebu Cinta Manis PTP XXI-XXII.

Penelitian yang berjudul “Hubungan antara Panjang Alur, Debit,

dan Lama Pemberian Air pada Sistem Irigasi Alur di Perkebunan Tebu

Cinta Manis PTP XXI-XXII” oleh Milla Diana bertujuan untuk mencari

hubungan antara panjang alur, debit, dan lama pemberian air irigasi

dengan sistem alur pada kemiringan dan sifat fisik tanah tertentu, serta

untuk menentukan panjang alur dan lama pemberian air sesuai kebutuhan

air tanaman dan ketersediaan air dalam tanah.

Penelitian yang dilakukan terdiri dari pengolahan tanah dan

pembuatan alur; persiapan instalansi pengairan; perhitungan kebutuhan air

tanaman; penentuan sifat fisik tanah; perhitungan laju infiltrasi;

pengukuran waktu penyebaran, waktu resesi, lama pemberian air, panjang

alur, dan perubahan kandungan air; serta analisis data.

Alat yang digunakan untuk penelitian terdiri dari stopwatch,

meteran, sekop, plastik, penggaris, cangkul, oven, neraca, double ring

infiltrometer, ring sample, pompa baner FGL 912-MEC-MR 802, water

(40)

Alur dibuat dengan alat mouldboard. Kedalaman pengolahan 30-35

cm dan 15-20 cm. Kemiringan alur 0.5 %. Areal percobaan dibuat tiga

kelompok alur yang masing-masing ada sepuluh alur dengan panjang alur

100 m dan setiap jarak 10 m dipasang ajir. Perlakuan panjang alur pada

penelitian ini diulang sampai lima kali ulangan, yaitu 10 m, 20 m, 30 m,

40 m, 50 m.

Instalansi pengairan menggunakan pompa air bertekanan 6 bar

dengan bukaan pada hidran 180o. Hasil analisa menunjukkan sifat fisik tanah bertekstur lempung liat berpasir.

(41)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium SMMP dan TTA Departemen

Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor,

Jawa Barat.

Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dari bulan Maret– Mei 2007.

B. Bahan dan Alat

Bahan : - Contoh studi kasus dari literatur acuan.

- Data perhitungan nilai parameter irigasi alur dari penelitian

Sudaryono (1985).

Alat : - Personal Computer AMD Sempron ™ processor 1.80 GHz,

DDR 240 MB, harddisk 15 GB.

- Aplikasi-aplikasi untuk PROPERIA sebagai berikut :

a. Microsoft Windows XP Professional version 2002

b. Microsoft Visual Basic 6.0 (MS VB)

c. Microsoft Office Excel 2003

C. Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah membuat program perhitungan

irigasi alur (PROPERIA) untuk menghitung parameter irigasi alur.

PROPERIA tersebut digunakan untuk melakukan simulasi. Diagram alir

pembuatan program dapat dilihat pada Lampiran 2.

Metode simulasi

Simulasi dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :

a. Formulasi masalah.

Penentuan parameter diperlukan dalam merancang irigasi alur

sehingga dapat memperkecil kesalahan yang terjadi. Parameter

(42)

intake family yang saling berkaitan satu sama lain. Penentuan

parameter yang salah akan berakibat buruk bagi sistem irigasi alur

yang dirancang. Hubungan antar parameter irigasi memberikan

gambaran untuk merancang irigasi alur. Parameter-parameter tersebut

harus dihitung untuk memberikan hasil yang diinginkan. Perhitungan

parameter irigasi alur sangat rumit dan panjang. Diperlukan cara untuk

mempercepat perhitungan parameter daripada melakukan perhitungan

parameter secara manual dan analisa hubungan antar parameter.

b. Penentuan kelayakan simulasi.

Kelayakan simulasi terlihat apabila masalah yang dihadapi dapat

terselesaikan dengan solusi yang benar. Simulasi yang dilakukan

selama penelitian ini layak digunakan karena mampu memberikan

solusi untuk masalah yang dihadapi.

c. Penyusunan model simulasi.

Modal simulasi yang ingin disusun terdiri dari lima skenario

berdasarkan nilai furrow intake family. Simulasi yang dilakukan adalah

memodifikasi nilai panjang alur, kemiringan alur, dan debit untuk

mengetahui hubungan ketiga nilai tersebut.

Asumsi perhitungan yang digunakan pada persamaan Jensen

(1983) di skripsi ini adalah sebagai berikut :

1) Koefisien kekasaran, n = 0.04

2) Kedalaman aplikasi desain, Fn = 75 mm

Nilai rata-rata penyerapan air, F selalu lebih besar atau sama

dengan kedalaman aplikasi desain. Apabila nilai F lebih kecil

daripada Fn akan berpengaruh pada nilai kedalaman perkolasi

menjadi 0 (nol) karena hanya sedikit air yang terserap yang tidak

mencukupi kedalaman desain yang telah dibuat.

3) Jarak alur, W = 0.75 m

Nilai kedalaman pemberian air kotor, Fg selalu lebih besar atau

sama dengan nilai rata-rata penyerapan air, F. Apabila nilai Fg

(43)

terjadi sama dengan 0 (nol) karena air terserap dengan cepat ke

dalam tanah.

d. Validasi model simulasi.

Validasi yang dilakukan adalah membandingkan hasil penelitian

yang ada dengan hasil perhitungan simulasi dengan PROPERIA. Data

pembanding diambil dari penelitian Sudaryono (1985) yang telah

melakukan perhitungan parameter irigasi alur sebelumnya. Data

perhitungan parameter penelitian Sudaryono dapat dilihat pada

Lampiran 6.

e. Penerapan model simulasi.

Model simulasi yang telah dibuat harus dapat diterapkan sesuai

dengan kondisi lapangan. Penerapan model berdasarkan hasil validasi,

apabila nilai validasi atau akurasinya kecil, model simulasi harus

disusun ulang.

f. Analisa hasil simulasi.

Tahap terakhir simulasi adalah menganalisa hasil simulasi. Analisa

hubungan panjang alur, kemiringan alur, debit, dan furrow intake

family terhadap efisiensi irigasi penting dalam penetuan rancangan

parameter irigasi alur.

(44)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Bab ini menjelaskan hasil dan pembahasan dari penelitian yang telah

dilakukan. Hasil penelitian dibagi menjadi 3, yaitu program aplikasi, validasi

model dan hasil simulasi.

a. Program Aplikasi

PROPERIA dibuat menggunakan program Microsoft Visual Basic

6.0 yang dapat melakukan proses perhitungan dengan bahasa basic.

PROPERIA terdiri dari dua bagian, yaitu bagian Judul Program dan

bagian Menu Utama.

Bagian Program adalah form utama yang menampilkan cover dari

PROPERIA yang berisi tampilan gambar-gambar irigasi alur, nama

program, nama pembuat program, dan pilihan Menu Utama seperti pada

Gambar 3. Bagian Menu Utama merupakan form utama yang terdiri dari

beberapa form berbeda namun masih berkaitan satu dengan yang lain.

Gambar 4 menunjukkan bagian Menu Utama yang menampilkan pilihan

Input, pilihan Bantuan, dan pilihan Keluar bagi pengguna.

(45)

Pilihan Input pada Menu Utama menampilkan form pelaksanaan

PROPERIA yang menggunakan sstab. Ada tiga buah tab dalam tampilan

sstab. Tab pertama menampilkan Input Data, tab kedua menampilkan Nilai

Output, dan tab ketiga menampilkan Grafik.

Tab pertama terdiri dari kerangka Input, Keterangan penjelas

mengenai nilai input, pilihan Cek Nilai Input, pilihan Hapus Nilai Input,

pilihan Nilai output, dan pilihan Menu Utama seperti pada Gambar 5.

ComboBox furrow intake family dan kemiringan alur serta textBox

panjang alur dan debit ada di dalam kerangka Input. Pengguna dapat

mengisikan nilai-nilai input sesuai dengan keinginannya.

Gambar 4. Tampilan menu utama

Pengisian nilai input harus sesuai dengan ketentuan PROPERIA

seperti yang tertera pada Keterangan penjelas. Pilihan Cek Nilai Input

digunakan untuk memastikan nilai-nilai yang dimasukkan sudah

memenuhi ketentuan PROPERIA. Pesan kesalahan input data panjang alur

dan debit muncul apabila pengisian nilai input tidak sesuai ketentuan

seperti pada Gambar 6. Pilihan Hapus Nilai Input digunakan untuk

menghapus nilai-nilai input apabila pengguna ingin memasukkan nilai

input yang lain. Pilihan Nilai Output menampilkan hasil perhitungan nilai

input yang diletakkan di tab Nilai Output. Pilihan Menu Utama digunakan

(46)

Gambar 5. Tampilan menu input

Tab Grafik menunjukkan grafik Parameter Irigasi Alur seperti

furrow intake family, panjang alur, kemiringan alur, debit, dan efisiensi.

Pilihan Bantuan pada Menu Utama menampilkan informasi

program dan pembuat program dan pilihan Menu Utama digunakan untuk

kembali ke menu utama seperti pada Gambar 7.

(47)

Pilihan Keluar pada Menu Utama memberikan peringatan kepada

pengguna untuk keluar dari PROPERIA atau kembali ke PROPERIA

seperti pada Gambar 8.

Gambar 7. Tampilan menu bantuan

(48)

Sebagai contoh, akan diperlihatkan cara penggunaan PROPERIA

untuk memudahkan pemahaman penggunaan program. Pertama-tama

pengguna membuka program Microsoft Visual Basic 6.0, open file folder

IRIGASI pada komputer dan lakukan running program. Terlihat tampilan

PROPERIA seperti Gambar 3. Klik pilihan Menu Utama lalu muncul

Menu Utama seperti Gambar 4. Lanjutkan dengan mengklik pilihan Input

dan muncul tampilan peringatan untuk memasukkan nilai input seperti

Gambar 9.

Nilai input furrow intake family yang dimasukkan adalah 0.1, nilai

panjang alur 100 m, kemiringan alur 0.001, dan debit 0.1 l/det. Cek nilai

input sebelum mengklik pilihan Nilai Output. Langkah selanjutnya adalah

pengguna mengklik pilihan Nilai Output dan klik tab Nilai output untuk

melihat tampilan nilai outputnya seperti terlihat pada Gambar 10.

Lanjutkan mengklik tab Grafik untuk melihat grafik parameter irigasi

alurnya. Gambar 11 menunjukkan grafik batang masing-masing nilai

furrow intake family, nilai panjang alur, nilai kemiringan alur, nilai debit,

dan nilai efisiensinya.

Pengguna dapat mengganti-ganti nilai input dan melihat grafik dari

pengisian nilai input tersebut.

(49)

Gambar 10. Tampilan nilai output

PROPERIA akan berhenti melakukan perhitungan jika pengguna

mengklik pilihan Keluar pada Menu Utama.

(50)

Nilai output yang muncul di form Input dapat digunakan sebagai

acuan (kebijaksanaan) perancang irigasi alur untuk mencoba-coba

pengisian nilai input yang tepat agar dihasilkan efisiensi irigasi yang tinggi

dengan tetap mempertimbangkan kondisi lapang yang ada.

Program ini dapat digunakan oleh siapa saja yang ingin merancang

sebuah sistem irigasi alur. Perancang dapat melakukan simulasi

perhitungan dengan memasukkan nilai input ke program perhitungan

sesuai dengan keinginannya sebelum membuat desain irigasi alur.

Menentukan panjang alur yang akan dipakai untuk mendapatkan nilai

efisiensi yang tinggi, besarnya debit yang akan dialirkan ke alur, dan

kemiringan yang harus dibuat sesuai dengan kondisi tanah yang mendekati

nilai furrow intake family.

b. Validasi Model

Model yang telah dibangun divalidasi dengan membandingkan

penelitian yang telah dilakukan oleh Sudaryono (1985). Penelitian yang

dilakukan Sudaryono (1985) adalah melakukan perencanaan sistem irigasi

alur berdasarkan sifat fisik tanah dan dimensi atau panjang alur dengan

membandingkan hasil pengukuran lapang dan hasil perhitungan

berdasarkan persamaan Jensen (1983).

Lampiran 7 menunjukkan hasil penelitian Sudaryono dan

Lampiran 8 menunjukkan nilai simulasi hasil perhitungan dengan

PROPERIA. Validasi nilai terlihat pada hasil regresi masing-masing debit

untuk nilai efisiensi.

Gambar 12. Hasil regeresi linier untuk Q = 0.5 l/det

(51)

Gambar 13. Hasil regeresi linier untuk Q = 1.5 l/det

Gambar 14. Hasil regeresi linier untuk Q = 2.5 l/det

Regresi linier nilai efisiensi untuk Q = 0.5 l/det yaitu y = 1.0021X +

0.0184 dan nilai koefisien korelasi R2 = 1, regresi linier nilai efisiensi untuk Q = 1.5 l/det yaitu y = 0.9969X + 0.0356 dan nilai koefisien korelasi R2 = 1, regresi linier nilai efisiensi untuk Q = 2.5 l/det yaitu y = 0.9996X + 0.0115

dan nilai koefisien korelasi R2 = 1. Rata-rata nilai koefisien korelasi R2 ketiga variasi debit adalah 1. Berdasarkan nilai koefisien korelasi yang diperoleh

menunjukkan bahwa penelitian Sudaryono (1985) dapat dinyatakan dengan

model yang dibangun dengan tingkat hubungan 100 %.

(52)

c. Hasil Simulasi

Data yang digunakan untuk simulasi perhitungan adalah contoh

perhitungan yang diambil dari literatur acuan berjudul “Design and

Operation of farm Irrigation Systems” karangan Jensen, M.E. Ada lima

skenario yang dibuat pada penelitian ini, yaitu :

a. Skenario 1, nilai furrow intake family (If) 0.1 dengan modifikasi nilai

debit (Q), panjang alur (L), dan kemiringan alur (S).

b. Skenario 2, nilai furrow intake family (If) 0.3 dengan modifikasi nilai

debit (Q), panjang alur (L), dan kemiringan alur (S).

c. Skenario 3, nilai furrow intake family (If) 0.5 dengan modifikasi nilai

debit (Q), panjang alur (L), dan kemiringan alur (S).

d. Skenario 4, nilai furrow intake family (If) 0.9 dengan modifikasi nilai

debit (Q), panjang alur (L), dan kemiringan alur (S).

e. Skenario 5, nilai furrow intake family (If) 2.0 dengan modifikasi nilai

debit (Q), panjang alur (L), dan kemiringan alur (S).

Modifikasi yang dimaksud adalah mengubah-ubah nilai panjang

alur, kemiringan alur, dan debit dengan interval yang dipilih. Furrow

intakefamily terdiri dari 0.05, 0.1, 0.15, 0.2, 0.25, 0.3, 0.35, 0.4, 0.45, 0.5,

0.6, 0.7, 0.8, 0.9, 1, 1.5, dan 2. Panjang alur yang dimodifikasi terdiri dari

50 m, 100 m, 150 m, 200 m, 250 m, 300 m, 350 m, dan 400 m.

Kemiringan yang ditentukan terdiri dari 0.001, 0.002, 0.003, dan 0.004.

Debit yang diubah terdiri dari 0.2 l/det, 0.3 l/det, 0.4 l/det, 0.5 l/det, 0.6

l/det, 0.7 l/det, 0.8 l/det, 0.9 l/det, dan 1 l/det. Kombinasi data input yang

digunakan dalam simulasi perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 4.

PROPERIA memerlukan beberapa asumsi agar proses perhitungan

irigasi alur dapat dilakukan, diantaranya :

a. Data kondisi tanah harus menggunakan data furrow intake family (If)

seperti pada tabel 3.

b. Debit (Q) yang dialirkan ke alur berada pada kecepatan yang tidak

menyebabkan erosi (non-erosive velocities).

(53)

Hasil simulasi ditampilkan dalam bentuk grafik hubungan antara

efisiensi irigasi dengan panjang alur berbagai variasi debit untuk

kemiringan alur tertentu. Adapun tampilan masing-masing skenario adalah

sebagai berikut :

1. Skenario 1, nilai furrow intake family (If) 0.1 dengan modifikasi nilai

debit, panjang alur dan variasi kemiringan alur.

Gambar 15. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.001.

Gambar 15 menunjukkan hubungan antara efisiensi dengan

panjang alur untuk kemiringan 0.001. Efisiensi tertinggi sebesar 18.27 %

diperoleh saat panjang alur 300 m dan debit 0.4 l/det.

Gambar 16. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.002.

(54)

Gambar 16 menunjukkan hubungan antara efisiensi dengan

panjang alur untuk kemiringan 0.002. Efisiensi tertinggi sebesar 22.34 %

diperoleh saat panjang alur 250 m dan debit 0.2 l/det.

Gambar 17. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.003.

Gambar 17 menunjukkan hubungan antara efisiensi dengan

panjang alur untuk kemiringan 0.003. Efisiensi tertinggi sebesar 25.20 %

diperoleh saat panjang alur 300 m dan debit 0.2 l/det.

Gambar 18. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.004.

Gambar 18 menunjukkan hubungan antara efisiensi dengan

panjang alur untuk kemiringan 0.004. Efisiensi tertinggi sebesar 27.40 %

diperoleh saat panjang alur 350 m dan debit 0.2 l/det.

(55)

Hasil dari keempat grafik skenario 1, nilai efisiensi tertinggi sebesar 27.40 % saat panjang alur 350 m, debit yang dialirkan 0.2 l/det dan kemiringan 0.004.

2. Skenario 2, nilai furrow intake family (If) 0.3 dengan modifikasi nilai

debit, panjang alur, dan kemiringan alur.

Gambar 19. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.001.

Gambar 19 menunjukkan hubungan antara efisiensi dengan

panjang alur untuk kemiringan 0.001. Efisiensi tertinggi sebesar 34.34 %

diperoleh saat panjang alur 100 m dan debit 0.2 l/det.

Gambar 20 menunjukkan hubungan antara efisiensi dengan

panjang alur untuk kemiringan 0.002. Efisiensi tertinggi sebesar 42.10 %

diperoleh saat panjang alur 150 m dan debit 0.2 l/det.

(56)

Gambar 21. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.003.

Gambar 21 menunjukkan hubungan antara efisiensi dengan

panjang alur untuk kemiringan 0.003. Efisiensi tertinggi sebesar 46.51 %

diperoleh saat panjang alur 150 m dan debit 0.2 l/det.

Gambar 22. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.004.

Gambar 22 menunjukkan hubungan antara efisiensi dengan

panjang alur untuk kemiringan 0.004. Efisiensi tertinggi sebesar 51.68 %

diperoleh saat panjang alur 200 m dan debit 0.2 l/det.

Nilai efisiensi tertinggi dari keempat grafik skenario di atas adalah

51.68 % saat panjang alur 200 m, debit yang dialirkan 0.2 l/det dan

(57)

3. Skenario 3, nilai furrow intake family (If) 0.5 dengan modifikasi nilai

debit, panjang alur dan kemiringan alur.

Gambar 23. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.001.

Gambar 23 menunjukkan hubungan antara efisiensi dengan

panjang alur untuk kemiringan 0.001. Efisiensi tertinggi sebesar 42.86 %

diperoleh saat panjang alur 100 m dan debit 0.3 l/det.

Gambar 24. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.002.

Gambar 24 menunjukkan hubungan antara efisiensi dengan

panjang alur untuk kemiringan 0.002. Efisiensi tertinggi sebesar 53.99%

diperoleh saat panjang alur 100 m dan debit 0.2 l/det.

Gambar

Gambar 3. Tampilan awal program
Gambar 4. Tampilan menu utama
Gambar 5. Tampilan menu input
Gambar 7. Tampilan menu bantuan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sejauh pengamatan peneliti, penelitian mengenai perbedaan adversity quotient pada mahasiswa yang mengikuti Objective Structured Clinical Skills (OSCE) berdasarkan motivasi

(6) Pendidikan Profesi Guru (PPG) sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 kependidikan dan S1/D4

Untuk membantu seseorang berjuang dalam mencapai satu tujuan yang diinginkan diperlukan self-efficacy, dengan keyakinan diri yang kuat akan membuat mereka melakukan

Sikap layanan yang baik merupakan persyaratan utama yang harus dimiliki oleh petugas perpustakaan terutama petugas pada bagian layanan referensi, sebab sikap

Dalam tulisannya yang lain, Catherine Lewis (2004) mengemukakan pula tentang ciri-ciri esensial dari lesson study, yang diperolehnya berdasarkan hasil observasi

Pada penelitian ini, penurunan indeks plak terlihat masih terdapat 2 responden dengan kategori buruk, hal ini dikarenakan kedua respoden tersebut memiliki tingkat

Pada tahapan ini adalah tahap permulaan untuk membangun dan mengembangkan aplikasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Bagian ini merupakan kegiatan tentang

1) Pendiri organisasi. Budaya organisasi dapat ditelusuri, paling tidak sebagian, para pendiri organisasi. Pendiri-pendiri ini seringkali memiliki kepribadian yang