• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Sistem Informasi Status Ketersediaan Alat dan Mesin Pertanian di Kabupaten Bogor, Jawa Barat Berbasis Internet.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancang Bangun Sistem Informasi Status Ketersediaan Alat dan Mesin Pertanian di Kabupaten Bogor, Jawa Barat Berbasis Internet."

Copied!
216
0
0

Teks penuh

(1)

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kabupaten Bogor merupakan daerah satelit bagi kota Jakarta, kondisi ini mengakibatkan banyak lahan-lahan pertanian khususnya padi sawah yang beralih fungsi menjadi kawasan pemukiman penduduk dan industri. Hal ini dapat dilihat pada besarnya luas tanam pada tahun 2005 dan 2006. Pada tahun 2005, Kabupaten Bogor memiliki luas tanam lahan padi sawah sebesar 81 185 ha (Dinas Pertanian dan Kehutanan, 2005). Namun pada tahun 2006, luas tanam padi sawah berkurang menjadi sebesar 71 650 ha (Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, 2006).

Selain berkurangnya luas lahan-lahan pertanian, banyak pula sumber daya manusia di bidang pertanian yang memilih pindah ke kota serta beralih profesi. Hal-hal tersebut tentunya akan menjadi hambatan dalam usaha peningkatan produksi pangan khususnya beras di Kabupaten Bogor, dimana permintaan beras semakin tinggi seiring meningkatnya jumlah penduduk.

Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan - permasalahan tersebut yaitu dengan menerapkan mekanisasi pertanian. Mekanisasi pertanian merupakan aplikasi teknologi dan manajemen penggunaan alat dan mesin pertanian, mulai dari pengolahan tanah, penanaman, pengelolaan air, pemupukan, perawatan tanaman, pemanenan, penanganan pasca panen sampai menghasilkan produk yang siap dipasarkan (Priyanto, 1997). Dukungan mekanisasi pertanian harus menjadi agenda pembangunan pertanian jika dikaitkan dengan program revitalisasi pertanian, yang mengisyaratkan tiga pilar utama yaitu ketahanan pangan, pengembangan agribisnis, dan kesejahteraan rakyat. Sektor pertanian selalu dikaitkan dengan ketiga hal tersebut, karena merupakan sumber mata pencaharian yang sangat dominan bagi lebih dari 65% penduduknya (Balitbang, 2007).

(2)

data mau n sulit dicar al bagi penge Pada peneliti

si Status Ket arat. Sistem nternet dilak ia yang mer Miniwatts M

1.

1. Sepuluh 2008.

Selain itu p mudah serta

serta penged enjadi pertim adalah bany ersifat open ulan, salah sa

0 i dan isinya embangan m ian ini dihas tersediaan A m Informasi kukan sebaga rupakan mas Marketing G

h negara pe

penggunaan a memperce ditan data ya mbangan sis a kurang aktu mekanisasi p

silkan sistem Alat dan Mes

ini dibangu ai upaya mem syarakat pen Group, 2008)

engguna inte

n media in epat proses ang dilakuka stem inform angkat lunak

rangkat luna u bisa didapa

34.8 25

an dan peny ual sehingga ertanian di K m informasi sin Pertanian un berbasis mperluas ak ngguna inter ) seperti ya

ernet terbesa

ternet dilak pemasukkan an oleh insta masi dikemba k (software) ak open sou atkan dan di

20.2 17.5

yebaran alat a penggunaa Kabupaten B yang berna n di Kabupa internet. P kses kepada m

rnet terbesar ang ditunjuk

ar di Asia p

kukan seba n (input), p ansi terkait. angkan mel anya belum Bogor.

ama Sistem aten Bogor, Penggunaan masyarakat r kelima di

kkan pada

pada tahun

agai upaya engeluaran Aspek lain alui media nan sistem iki banyak cara gratis.

(3)

Dengan demikian penggunaan perangkat lunak ini dapat meminimalisasi biaya yang dibutuhkan dalam pembangunan sistem.

B. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah membangun Sistem Informasi Status Ketersediaan Alat dan Mesin Pertanian di Kabupaten Bogor berbasis Internet, memberikan informasi persebaran alat dan mesin pertanian di Kabupaten Bogor, serta memberikan informasi kebutuhan alat dan mesin pertanian pada tiap-tiap kecamatan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

C. Manfaat Penelitian

(4)

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Alat dan Mesin Pertanian

Menurut Riyansah (2008) alat dapat didefinisikan sebagai perkakas sederhana yang berguna meringankan dan mempermudah pekerjaan sehingga dapat mengurangi tenaga manusia. Sedangkan mesin diartikan sebagai suatu alat yang digerakkan secara mekanis, yang disertai dengan adanya perubahan dari satu bentuk energi ke dalam bentuk energi lainnya (Pratomo, 1983).

Aplikasi teknologi dan manajemen alat dan mesin di bidang pertanian dikenal dengan mekanisasi pertanian. Mekanisasi pertanian ini mencakup aplikasi atau penggunaan alat dan mesin dalam kegiatan prapanen hingga pascapanen yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian (Priyanto, 1997). Menurut Daywin et al. (1992) tujuan utama dari penggunaan alat dan mesin di bidang pertanian adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja petani dan merubah pekerjaan berat menjadi ringan dan menarik.

Ada beberapa cakupan dari alat dan mesin pertanian yaitu: Pertama, alat dan mesin yang digunakan dalam kegiatan pengolahan lahan. Pada kegiatan ini dibagi atas pengolahan primer dan sekunder. Kedua, alat dan mesin yang digunakan dalam kegiatan penanaman. Alat dan mesin ini dibagi atas alat tanam padi dan alat tanam biji-bijian. Ketiga, alat dan mesin yang digunakan dalam kegiatan pemeliharaan. Alat dan mesin ini dibagi atas kegiatan alat kegiatan pemupukan dan alat kegiatan pengendalian hama dan gulma. Kelima, alat dan mesin yang berperan dalam kegiatan pengairan atau irigasi dalam proses budidaya pertanian. Keenam, alat dan mesin yang digunakan dalam kegiatan panen dan kegiatan pascapanen. (Riyansah, 2008).

B. Traktor Roda Dua

(5)

Tenaga penggerak traktor roda dua selalu menggunakan internal combustion engine yang dapat dibedakan terutama dari bahan bakarnya, yaitu motor bensin dan motor diesel. Biasanya traktor roda dua menggunakan motor penggerak dengan satu silinder. Sistem transmisi pada traktor roda dua menggunakan sabuk dan gigi yang berfungsi untuk memindahkan tenaga ke bagian yang bergerak lainnya. Putaran gigi dapat diatur atau diubah dengan menggunakan kopling dan pengaturan putaran motor serta stering clutch yang berfungsi untuk membelokkan traktor. Traktor roda dua juga dilengkapi implemen untuk mengolah tanah seperti bajak singkal, bajak rotari, garu penggulud, dan papan perata (Sakai et al., 1998).

Menurut ukurannya, traktor roda dua dapat diklasifikan menjadi 4 tipe yakni (Sakai et al., 1998):

1. Tipe Mini Tiller (1.47 – 2.21 kW) 2. Tipe Traksi (2.99 – 4.42 kW) 3. Tipe Ganda (3.68 – 5.51 kW) 4. Tipe Gerak (5.51 - 10.30 kW)

Menurut Direktorat Alat dan Mesin Departemen Pertanian RI tahun 2002, traktor roda dua memiliki kapasitas kerja sebesar 20-30 ha/musim dengan 8 jam kerja/hari dan 50-60 hari kerja/musim. Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbang Pertanian) traktor roda dua dengan daya 8.5 Hp memiliki kapasitas kerja sebesar 25 ha/musim dengan 8 jam kerja/hari dan 90 hari kerja/tahun.

C. Perontok Padi Bermotor (PowerThresher)

Menurut Purwono (1992) prinsip kerja perontok (thresher) padi yaitu: 1. Cara thresher merontokkan padi dengan melepas bulir-bulir gabah dari

tangkai atau malai untuk kemudian memisahkannya.

2. Pelepasan bulir gabah dari tangkai atas dasar tarikan, pukulan, dan gesekan serta kombinasi dari masing-masing itu.

(6)

Menurut tenaga penggerak dan cara kerjanya, thresher padi dapat dibedakan menjadi tiga (Purwono, 1992):

1. Pedal Thresher

Menurut Purwono (1992) pedal thresher adalah alat perontok yang digerakkan oleh kaki operator. Pada saat perontokan, padi dipegang dan bagian malai diumpankan pada bagian atas silinder perontok berputar. Menurut Direktorat Alat dan Mesin Pertanian (2002) kapasitas kerja dari pedal thresher yaitu berkisar antara 75–100 kg/jam dengan 6 jam kerja/hari dan 30 hari kerja/musim.

2. Power Thresher

Menurut Purwono (1992) perontok padi bermotor (power thresher) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3 merupakan perontok padi yang digerakkan oleh motor bahan bakar atau motor listrik melalui sistem transmisi. Biasanya besar tenaga motor yang digunakan tergantung ukuran perontoknya (Riyanto, 1994). Purwono (1992) juga menyatakan bahwa pada umumnya power thresher sudah dilengkapi dengan unit pembersih berupa saringan dan kipas penghembus untuk memisahkan tangkai atau jerami, daun, dan gabah hasil perontokan. Pengumpanan padi yang dirontokkan dengan cara memegang tangkai padi dan bagian malai diletakkan di bawah atau di atas silinder perontok (Purwono, 1992).

Perontokan dengan power thresher menggunakan motor sebagai penggeraknya mempunyai kapasitas perontokan sebesar 420 kg gabah/jam hingga mendekati 1 ton gabah/jam (Dewa, 1998). Menurut Direktorat Alat dan Mesin (2002), power thresher padi memiliki kapasitas kerja sebesar 600 – 800 kg/jam dengan 8 jam kerja/hari dan 25 hari kerja/musim.

3. Automatic Thresher

(7)

D. Rice Milling Unit (RMU)

Rice Milling Unit (RMU) termasuk dalam penggiling padi kecil yang kompak dan lengkap. Menurut Patiwiri (2006) penggilingan padi kecil adalah unit peralatan teknik yang merupakan gabungan dari beberapa mesin menjadi satu kesatuan utuh yang berfungsi sebagai pengolah gabah menjadi beras dengan kapasitas lebih kecil 2 (dua) ton per jam gabah kering giling. Skema proses dari penggilingan gabah kecil tipe lengkap dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Penggilingan padi kecil tipe lengkap (Patiwiri, 2006).

Pada tipe RMU (lengkap) terdapat empat proses, yaitu: proses pembersihan gabah, proses pecah kulit, proses pemisahan gabah dengan beras pecah kulit, dan proses pemutihan beras pecah kulit, serta pemindahan bahan antarmesin menggunakan elevator. Meskipun peralatan yang digunakan telah dikategorikan lengkap, akan tetapi peralatan yang digunakan masih sederhana (Patiwiri, 2006).

(8)

E

Dilihat dari erhubungan ma masukan

isasi (O’Brie Menurut Sim ekerja sama nakan pengo esan data un oses pengam n sebagai s ur perolehan no, 2001). K

3.

G

Sistem infor rasi, sistem

definisinya, olahan data y ntuk mengha mbilan keputu

suatu kump n, penyimp Komponen d

Gambar 3. K

rmasi dapat manusia-m

, sistem ada sama untuk m hasilkan kelu

, sistem info a manual m dari sistem

Komponen si

t pula dide mesin, untuk

alah sekump mencapai su uaran di dal

ormasi adala maupun berb a pengumpul rmasi yang b n itu, suatu s onen yang ipulasi dan

informasi i

istem inform

efinisikan se k menyedia

pulan komp uatu tujuan d lam suatu pr

ah sekumpul n distribusi

ini dapat di

masi

ebagai sebu akan inform

onen yang dengan cara

roses yang

lan elemen uter dalam panan serta an berguna masi dapat ama untuk

informasi ilihat pada

(9)

mendukung operasi, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Sistem ini memanfaatkan perangkat keras dan lunak komputer, prosedur manual, model manajemen dan pengambilan keputusan serta basis data (Mannino, 2001). Whitten et al. (2003) mendefinisikan sistem informasi sebagai kumpulan dari manusia, data, proses, informasi dan teknologi informasi yang saling berinterkasi untuk mendukung kegiatan bisnis serta mendukung dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan suatu pengguna atau manajemen.

Secara umum, fungsi utama sistem informasi ada tiga, yaitu (1) mangambil data (data capturing/input), (2) mengolah, mentransformasikan dan mengkonversi data menjadi informasi dan (3) mendistribusikan informasi (reporting/disseminating) kepada para pemakai sistem informasi (Dwipayana, 2007).

F. Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem berbasis komputer untuk mendayagunakan dan menghasilgunakan, penyimpanan, pengolahan dan analisis data spasial (keruangan) serta data non spasial (tabular), dalam memperoleh berbagai informasi yang berkaitan dengan aspek keruangan, baik yang berorientasi ilmiah, komersil, pengelolaan maupun kebijaksanaan (Purwadhi, 1999). SIG mempunyai karakteristik sebagai perangkat pengelola basis data, Data Base Management System (DBMS), sebagai perangkat analisis keruangan (Spatial Analysis), dan juga sekaligus sebagai proses komunikasi untuk pengambilan keputusan. Suatu SIG biasanya dihubungkan dengan teknologi komputer yang bereferensi geografis, suatu sistem terintegrasi yang dipakai sebagai aplikasi subtansial yang telah banyak menarik perhatian di seluruh dunia.

(10)

Secara umum keuntungan SIG pada perencanaan dan pengelolaan sumberdaya alam adalah sebagai berikut (Kam et al., 1992):

1. Mampu mengintegrasikan data dari berbagai format data (grafik, teks, digital dan analog) dari berbagai sumber.

2. Memiliki kemampuan yang baik dalam pertukaran data diantaranya berbagai disiplin ilmu dan lembaga terkait.

3. Mampu memproses dan menganalisis data lebih efisien dan efektif daripada pekerjaan manual.

4. Mampu melakukan permodelan, pengujian dan perbandingan antara berbagai alternatif kegiatan sebelum dilakukan aplikasi di lapangan.

5. Memiliki kemampuan pembaharuan data yang efisien, terutama grafik. Dengan berbagai keuntungan tersebut di atas, penggunaan SIG dalam klasifikasi penggunaan lahan akan sangat membantu. Dalam klasifikasi kesesuaian lahan yang membutuhkan fungsi tumpang tindih dari berbagai peta tematik, dapat dilakukan oleh SIG. Kemampuan SIG mengintegrasikan berbagai format data sangat dibutuhkan dalam klasifikasi kesesuaian lahan. Data penggunaan lahan, jenis tanah, kondisi iklim dan data pendukung lainnya, serta parameter-parameter klasifikasi akan diintegrasikan menjadi satu kesatuan hingga dapat menghasilkan informasi kesesuaian lahan.

Kemampuan SIG menampilkan data dalam bentuk gambar (peta digital) memudahkan pengguna untuk memahami informasi yang diinginkan, sebagai contoh untuk melihat daerah yang tidak sesuai dengan komoditi tertentu, perubahan penggunaan lahan dan lain sebagainya dengan mudah dapat ditampilkan dengan SIG. Klasifikasi kesesuaian lahan dengan pendekatan SIG memungkinkan pengembangan database dalam bentuk sistem informasi berorientasi geografis.

G. Database Management System (DBMS)

(11)

merupakan perangkat lunak (software) khusus yang diciptakan suatu perusahaan komputer, yang digunakan untuk menciptakan, mengakses, mengatur, dan memenej basis data. Pada awalnya DBMS digunakan untuk mendukung penyimpanan dan pengambilan data. Sejalan dengan permintaan pasar dan inovasi produksi, penerapan DBMS meluas meliputi aktivitas lain yang lebih luas seperti penyediaan kesempatan yang luas untuk akuisisi, diseminasi, pengambilan dan pemformatan data (Mannino, 2001).

DBMS merupakan salah satu alat penting dalam berbisnis dan sistem informasi manajemen. Aplikasi komputer yang sudah dibangun dapat diubah oleh DBMS dan juga merubah cara mengatur (manajemen) perusahaan. Pendekatan awal dari basis data dengan menggunakan premis yang merupakan aspek penting adalah data yang disimpan (Post, 1999).

Sistem informasi berbasis data memberikan keuntungan yang signifikan dibandingkan data konvensional (Post, 1999). Keuntungan yang dapat diperoleh:

1. Data menjadi sumberdaya bersama (shareable resources) dari berbagai pengguna (user) maupun program aplikasi.

2. Metoda untuk akses dan perawatan data menjadi baku dan konsisten. 3. Tidak terjadi redudansi data dan variasi struktur data.

4. Data tidak tergantung pada perubahan program aplikasinya (data independence).

5. Keterkaitan logik antar data terpelihara.

Menurut Post (1999) komponen-komponen dasar dari suatu sistem manajemen basis data adalah sebagai berikut:

1. Database engine, berperan dalam penyimpanan, pengambilan kembali, dan updating data.

2. Data dictionary, data dictionary dibuat dalam bentuk tabel dalam suatu database.

(12)

4. Report writer, komponen berfungsi untuk membuat laporan dengan berbagai tipe dan spesifikasi yang ingin ditampilkan dan atau dihitung. 5. Form regenerator, berfungsi untuk menciptakan input/output form

database sehingga lebih menarik dalam segi tampilan.

6. Application generator, laporan dan bentuk form yang dirancang untuk user tertentu karena mempunyai fungsi input/output spesifik.

7. Communication and integration, perlengkapan yang mendukung keterkaitan dan kesatuan data pada bebrapa database apabila dijalankan pada mesin berbeda bahkan lokasi yang berbeda.

8. Security, komponen yang bertanggung jawab dalam memelihara keamanan dan akses data. Komponen ini mampu mengenali level akses user, memberikan atau membatasi waktu dan jenis akses pada user.

H. EntityRelationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Digram (ERD) merupakan salah satu pemodelan data menggunakan beberapa notasi untuk menggambarkan data dalam bentuk entitas-entitas dan relasi-relasi yang digambarkan oleh data tersebut. Entitas merupakan kelas dari orang, tempat, objek, event, atau konsep tentang apa yang dibutuhkan untuk mengambil dan menyimpan data. Setiap entitas memiliki atribut, yaitu suatu properti yang deskriptif atau karakteristik dari suatu entitas (Whitten et al., 2001). Notasi Entity Relationship Diagram ini ditunjukkan pada Tabel 1.

(13)

Tabel 1. Ada dua tip elasi biner

ty Relationsh

h suatu hub e constraint memiliki k

hip Diagram

bungan atau t pada relasi

kardinalitas

m (Whitten e

D

uatu objek

erepresemtasi

an berguna

formasi.

pe entitas

rgantung dari

pe entitas yan

ang merupaka

y entitas gunakan untu

-many relatio stance enti rhubung ke te

in pada relatio stance enti rhubung ke m

in pada relatio stance enti rhubung ke

ntitas lain pada

stance enti rhubung ke t

tu, atau bany

ada relationsh

keterkaitan i yaitu kardi yang men

entitas lain.

ng memiliki p an turunan d

lain. Tipe

uk menggant

onship. itas ini h

epat satu inst onship terseb itas ini h

maksimal inst onship terseb itas ini h

minimal sat

a relationship itas ini h

tidak sama s

yak instance hip tersebut.

antara satu inalitas dan nspesifikasik

ual yang

aan atribut

menyimpan

beradaannya

primary key dari primary

ini biasa

tikan

many-hanya bisa

ance entitas but.

hanya bisa

tance entitas but.

hanya bisa

tu instance p tersebut. hanya bisa

sekali, tepat

entitas lain

(14)

Investigasi Sistem

Analisis Sistem

Desain Sistem

Implementasi Sistem

Perawatan Sistem keterhubungan dimana suatu entitas berpartisipasi. Sedangkan partisipasi suatu entitas pada relasi ada dua macam yaitu total, dimana semua anggota entitas terlibat pada relasi tersebut; dan relasi parsial, dimana tidak semua anggota entitas terlibat dalam relasi tersebut (Whitten et al., 2001).

I. System Development Life Cycle (SDLC)

System Development Life Cycle (SDLC) merupakan metode dalam melakukan pengembangan suatu sistem. SDLC terdiri dari beberapa tahapan yaitu investigasi (investigation) sistem, analisis (analysis) sistem, desain (design) sistem, implementasi (implementation) sistem, dan pemeliharaan (maintenance) sistem (O’Brien, 1999). Diagram alir dari tahapan-tahapan tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Diagram alir pengembangan sistem metode SDLC (O’Brien, 1999)

(15)

Tabel 2. Kelebihan dan Kelemahan SDLC

Kelebihan Kelemahan

Mudah dalam mengontrol Waktu pengembangan meningkat Mudah memonitor proyek besar Dana pengembangan meningkat Kejelasan tahap-tahap Sistem harus didefinisikan dari awal Baik dalam mengevaluasi dana dan

penyelesaian rencana kerja

Kaku

Baik dalam dokumentasi Sulit untuk memperkirakan dana Baik dalam mendefinisikan

kebutuhan pengguna

Input dari pengguna terkadang terbatas

Mudah dalam perawatan

Mudah dalam desain dan pengembangan sistem

Mentolerasi perubahan dalam manajemen sistem informasi.

1. Investigasi sistem

Manfaat dari fase investigasi atau penyidikan dilakukan untuk menentukan masalah-masalah atau kebutuhan yang timbul. Pada tahapan investigasi sistem dilakukan perumusan masalah yang dihadapi oleh end user, membuat solusi alternatif pemecahan masalah yang tersedia, melakukan studi kelayakan (organisasi, ekonomi, teknik dan operasional) analisis manfaat (baik yang terukur atau yang tidak terukur) terhadap solusi alternatif, serta membuat perencanaan manajemen proyek pengembangan (Post, 1999).

(16)

dan kemudian mengusulkan sistem yang paling nyata dan layak untuk pembangunan sistem (Post, 1999).

2. Analisis sistem

Tahapan analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting karena kesalahan dalam tahap ini akan menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnya. Proses analisis sistem dalam pengembangan sistem informasi adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk pemeriksaan masalah dan penyusunan alternatif pemecahan masalah yang timbul serta membuat spesifikasi sistem yang baru atau sistem yang akan diusulkan atau dimodifikasi (Sutabri, 2004). Beberapa aktivitas dasar dari analisis sistem diperlukan dalam pembangunan aplikasi secara cepat maupun pembangunan proyek yang memerlukan waktu lama. Pada umumnya aktivitas tersebut merupakan perluasan dari pelaksanaan studi kelayakan. 3. Desain sistem

Tahapan desain sistem merupakan prosedur untuk mengkonversi spesifikasi logis ke dalam sebuah desain yang dapat diimplementasikan pada sistem komputer organisasi. Selain itu, melakukan desain informasi seperti content, form dan time. Mendesain format tampilan yang dapat menghubungkan antara sistem dengan pengguna dan juga membuat proses desain yaitu dengan cara mentransformasikan input menjadi output serta membuat keamanan sistem. Menurut Whitten et al. (2003) tahapan desain sistem dalam SDLC meliputi :

a. Desain basis data

Pada tahap desain data dilakukan pada desain struktur database yang akan digunakan oleh sistem.

b. Desain proses

Aktivitas desain proses terfokus pada desain software berupa program dan prosedur yang telah diusulkan.

c. Desain antar muka (user interface)

(17)

end user. Aktivitas pada desain user interface terfokus pada dukungan interaksi antara end user dan aplikasi berbasis komputer.

4. Implementasi sistem

Tahap implementasi adalah untuk menyelesaikan desain sistem yang sudah disetujui, menguji serta mendokumentasikan program-program dan prosedur sistem yang diperlukan, memastikan bahwa komponen yang terlibat dapat mengoperasikan sistem baru dan memastikan bahwa konversi sistem lama ke sistem baru dapat berjalan secara baik dan benar. 5. Pemeliharaan sistem

Tahap akhir SDLC melibatkan monitoring, evaluasi dan modifikasi sistem untuk membuat perbaikan yang penting atau diinginkan oleh pihak end user.

J. Internet dan Jaringan Komputer

Internet (interconnected network) adalah jaringan komputer yang terdiri dari ribuan jaringan komputer independen yang dihubungkan satu dengan yang lainnya. Internet juga didefinisikan sebagai sekumpulan jaringan komputer yang menggunakan TCP (Transmission Control Protocol) atau IP (Internet Protocol) yang saling terhubung, sehingga pengguna pada suatu jaringan dapat menggunakan laysanan yang disediakan oleh TCP/IP untuk mencapai jaringan lain (Agusrinaldy, 2006).

(18)

Menurut Agusrinaldy (2006) ada beberapa jenis jaringan komputer lainnya yaitu:

1. Local Area Network (LAN)

LAN merupakan suatu jaringan yang terbatas dalam jarak atau area setempat (local). Jaringan ini banyak digunakan dalam suatu perusahaan yang berhubungan antara departemen-departemen dalam satu gedung. 2. Metropolitan Area Network (MAN)

MAN merupakan versi LAN yang memiliki mobilitas tinggi dan biasanya digunakan di kota-kota besar.

3. Wide Area Network (WAN)

Jaringan dari sistem komunikasi data yang masing-masing node berlokasi jauh (remote location) satu dengan yang lainnya. Jarak biasanya mencakup daerah geografis yang luas dan sering kali mencakup sebuah negara atau benua. WAN disebut juga dengan nama Remote Network atau External Network atau Long Distance Network.

4. Jaringan tanpa kabel (Wireless Network)

Pada jaringan tanpa kabel jalur transmisi untuk arus informasi diantara node dapat berupa microwave system, layer system atau satelite system.

K. Server Side dan Client Side Programming

Ciri-ciri situs yang bersifat dinamis adalah bisa berinteraksi dengan pengunjung situs, bisa menampilkan informasi-informasi yang berasal dari basis data dan halaman-halaman web bisa berubah secara otomatis. Menurut Sutisna (2007) Berdasarkan tempat dijalankannya perintah-perintah program dalam halaman web, pemrograman web dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu Server-Side Programming dan Client-Side Programming.

1. Server-Side Programming

(19)

ASP, Perl dan sebagainya. Program jenis middleware mampu menerjemahkan dan menjalankan bahasa pemrograman web tertentu serta memungkinkan berinteraksi dengan basis data.

2. Client-Side Programming

Kode program dijalankan pada komputer klien, kemudian hasilnya ditampilkan pada browser. Skrip program yang termasuk client-side antara lain HTML, XHTML, CSS, Javascrpit, VbScript dan sebagainya.

L. World Wide Web

World Wide Web (WWW) atau sering disebut Web, adalah jaringan informasi yang menggunakan protokol HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) dan dapat diakses melalui suatu interface sederhana dan mudah digunakan (Agusrinaldy, 2006). Web juga didefinisikan sebagai kumpulan dari banyak dokumen, gambar, dan sumber lainnya yang saling berhubungan. Sumber-sumber tersebut dihubungkan dengan hyperlink dan URLs. Hyperlink dan URLs memungkinkan web server maupun mesin-mesin lain yang menyimpan sumber informasi dan mengirimkan informasi tersebut menggunakan HTTP. Selain HTTP, protokol yang sangat penting dalam penggunaan internet adalah FTP (File Transfer Protocol). Penggunaan FTP sebagai protokol memungkinkan beberapa operasi sebagai berikut :

a. Pemindahan files antar komputer.

b. Melihat direktori pada komputer yang terhubung.

c. Menghapus, memindahkan, dan mengganti nama files pada komputer lain. d. Navigasi struktur direktori pada komputer yang terhubung.

e. Membuat dan menghapus direktori pada komputer yang terhubung.

(20)

M.Open Source

Menurut Coar (2006) Open Source tidak hanya berarti suatu hak atau kebolehan akses terhadap source code. Coar (2006) juga menambahkan bahwa terminologi distribusi di dalam perangkat lunak open source harus sesuai dengan kriteria-kriteria berikut :

1. Free distribution

Lisensi yang didapat tidak akan membatasi pengguna untuk menjual atau memberikan perangkat lunak. Lisensi juga tidak memerlukan royalti atau biaya.

2. Source Code

Distribusi program juga harus disertai dengan source code (program-program atau scripts terkait sebelum dikompilasi.

3. Derived Works

Lisensi harus mengizinkan pemodifikasian berikut derived works lainnya, dan harus memungkinkan produk terkait didistribusikan dengan ketentuan yang sama sebagaimana perangkat lunak aslinya.

4. Integrity of The Author’s Source Code

Lisensi secara explisit harus mengizinkan pendistribusian perangkat lunak yang telah dimodifikasi.

5. No Discrimination Against Persons or Group

Lisensi yang didapat adalah sama baik untuk individu maupun kelompok.

6. No Discrimination Against Fields of Endeavour

Lisensi yang diberikan adalah sama untuk semua bidang usaha. 7. Distribution of License

Hak yang terkait dengan program harus mengikat pihak-pihak yang menerima distribusi produk terkait tanpa kebutuhan untuk pengeksekusian lisensi tambahan oleh pihak-pihak tersebut.

8. License Must Not Be Specified to a Product

(21)

9. License Must Not Restrict Other Software

Lisensi tidak boleh membatasi perangkat lunak lainnya yang kebetulan didistribusikan bersama dengan perangkat lunak berlisensi tersebut.

10.License Must Be Technology Neutral

Lisensi tidak menyebutkan ketentuan teknologi atau ’gaya’ antarmuka yang digunakan

N. Penelitian Terdahulu

Lestari (2003) membangun Sistem Informasi Geografis (SIG) Klasifikasi Lahan untuk Padi Sawah dan Status Ketersediaan Traktor Roda Dua di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor. SIG ini disajikan dalam format project Arcview, yang bersumber dari data digital Arcinfo. SIG ini terdiri atas informasi-informasi peta administrasi, peta kemampuan lahan dan kesesuaian lahan bagi tanaman padi sawah serta dilengkapi data penyebaran dan status ketersediaan traktor roda dua di kecamatan Jonggol. Klasifikasi kesesuaian lahan berkenaan dengan data-data yang bersifat spasial (keruangan) yang membutuhkan analisis geografis, sedangkan status ketersediaan traktor roda dua berkenaan dengan data-data tabular yang membutuhkan analisis matematik.

(22)

pembatasnya terberat atau yang paling sulit diatasi. Klasifikasi tanaman padi sawah yang digunakan adalah FAO (1976).

Candra (2004) membangun Sistem Informasi Pemilihan Traktor Roda Dua Berbasis Internet dengan PHP. Pembangunan sistem informasi tersebut bertujuan untuk membantu dalam pemilihan traktor roda dua yang banyak beredar di pasaran.

Pane (2006) membangun Sistem Informasi keberadaan alat dan mesin pertanian di Indonesia berbasis Internet (Sikampi). Sistem informasi tersebut dirancang dan dibangun menggunakan sistematika proses pengembangan sistem, yang dikenal sebagai Sistem Development Life Cycle (SDLC). Informasi yang disajikan meliputi : penjelasan sistem informasi dan keanggotaan, profil lembaga/perusaahaan, detail spesifikasi produk alat dan mesin pertanian (alsintan), cara pemesanan alsintan, kontak detail lembaga/perusahaan, informasi terkini seputar keberadaan alsintan, serta memberikan kemudahan dalam pencarian data alsintan. Sistem informasi ini juga dilengkapi level akses anggota, yaitu registered publisher, dan super admin.

Agusrinaldy (2006) membangun Sistem Informasi Monitoring Penyebaran Alat dan Mesin Pertanian di Wilayah Pulau Jawa berbasis web. Sistem informasi ini dibangun dengan tujuan dapat meyajikan informasi maupun data-data persebaran alat dan mesin pertanian di Pulau Jawa. Pada penelitian ini alat dan mesin pertanian dikelompokan berdasarkan fungsinya yaitu, mesin pengolahan lahan, mesin penanam, alat pemupukan, mesin pemberantasan hama, mesin perontok padi, mesin pengolah padi dan mesin pompa air. Pada penelitian ini digunakan perangkat lunak MapServer untuk membuat aplikasi GIS berbasis web. Tujuan aplikasi dibangun berbasis web adalah untuk memperluas akses bagi masyarakat.

(23)

mengakses informasi yang ada di dalam Aplikasi Sistem Informasi Geografis. Sistem informasi yang dihasilkan diberi nama Gmap.

(24)

III.

METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2008 sampai dengan Mei 2009 di Laboratorium Sistem dan Manajemen Mekanisasi Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, serta pengambilan data di Dinas Pertanian Kabupaten Bogor, Biro Pusat Statistik Kabupaten Bogor, Unit Pelaksana Teknis Daerah Alat dan Mesin Pertanian Wilayah Bogor Timur, serta Unit Pelaksana Teknis Daerah Penyuluhan Pertanian Wilayah Bogor Timur.

B. Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan pada penelitian ini yaitu seperangkat komputer dengan spesifikasi sebagai berikut :

1. Processor AMD Athlon XP 2000+ (1,67 GHz) 2. RAM DDR 1024 Mb PC 3200

3. VGA Card AGP 256 MB 128 Bit 4. Hardisk berkapasitas 40 GB 5. Monitor 15’

Bahan yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari data-data spasial yang berasal dari hasil penelitian yang dilakukan Lestari (2003) dan Dwipayana (2007). Selain itu juga terdapat data-data mengenai persebaran alsintan, luas sawah, luas panen, produktivitas padi di Kabupaten Bogor yang diperoleh dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor serta Biro Pusat Statistik Kabupaten Bogor.

C. Metodologi Penelitian

(25)

(26)

D. Metodologi Pengembangan Sistem

Metodologi pengembangan sistem adalah proses pengembangan sistem yang baku dan rinci yang mendefinisikan kumpulan aktivitas-aktivitas, metoda-metoda, praktek-praktek, laporan, serta peralatan otomatis yang digunakan pengembang sistem maupun manager proyek, untuk mengembangkan dan merawat seluruh sistem informasi dan perangkat lunak (Whitten et al., 2001).

Dalam mengembangkan Sistem Informasi Status Ketersediaan Alat dan Mesin Pertanian di Kabupaten Bogor, metodologi yang peneliti gunakan ialah metodologi System Development Life Cycle (SDLC). Menurut O’Brien (1999), SDLC ini memiliki lima tahap pengembangan sistem, yaitu dimulai dengan investigasi sistem dan dilanjutkan dengan analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem serta perawatan sistem.

1. Investigasi Sistem

Tahap investigasi sistem dimaksudkan untuk merumuskan permsalahan dan peluang dari suatu kondisi. Kegiatan investigasi meliputi pemantauan, seleksi dan studi awal mengenai tujuan pemecahan masalah dalam sistem. Tahapan investigasi sistem meliputi tahap studi kelayakan.

Studi kelayakan adalah suatu tinjauan sekilas pada faktor-faktor utama yang akan mempengaruhi sistem untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Empat dimensi kelayakan sistem meliputi kelayakan teknis, kelayakan ekonomis, kelayakan organisasi, dan kelayakan operasional.

(27)

2. Analisis Sistem

Tahapan analisis sistem melakukan analisis terhadap informasi yang dibutuhkan dari organisasi, end user dan kemampuan sistem yang akan dibangun untuk mempertemukan kebutuhan pengguna dengan fungsi operasional sistem yang akan dikembangkan. Analisis sistem dibagi atas kebutuhan fungsional dan nonfungsional.

Pada kebutuhan fungsional objek sistem yang pertama kali harus ditetapkan adalah target pengguna yang dituju oleh sistem yang dibangun, kemudian dilanjutkan dengan analisa kebutuhan pengguna. Analisa kebutuhan ini merupakan dasar dalam penyusunan spesifikasi sistem yang kemudian akan diimplementasikan menjadi suatu perangkat lunak yang mengintegrasikan seluruh sistem. Sumber analisa kebutuhan dapat berasal dari buku dan data sekunder mengenai persebaran alat dan mesin pertanian.

Pada tahapan siklus sistem ini, analisis mengumpulkan dokumentasi dari sistem yang ada, menelaah dan menambahkan dokumentasi baru jika dirasa perlu. Hasil akhir yang baik diharapkan dari sistem ini adalah agar mempermudah dalam pengambilan keputusan oleh pengguna.

Sistem yang dibangun juga memiliki kebutuhan nonfungsional, yang merupakan kebutuhan tambahan di luar fungsi sistem yang mampu memberikan nyaman bagi pengguna dalam melakukan penelusuran sistem informasi.

3. Desain Sistem

Pada tahap ini menjelaskan bagaimana sistem dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi pengguna.

a. Desain data

(28)

b. Desain proses

Aktivitas desain proses terfokus pada desain software berupa program dan prosedur yang telah diusulkan. Aktivitas desain proses digambarkan dengam Data Flow Diagram (DFD).

c. Desain antar muka (Interface)

Desain user interface merupakan prototipe dimana model kerja di desain dan dimodifikasi berulang kali menggunakan feedback dari end user. Aktivitas pada desain user interface terfokus pada dukungan interaksi antara end user dan aplikasi berbasis komputer.

4. Implementasi Sistem

Tahapan implementasi meliputi pengadaan hardware, software, pengembangan software, pengujian program dan prosedur, pengembangan dokumentasi dan aktivitas instalasi kebutuhan program. Pada tahapan ini dilakukan kegiatan pengembangan dari desain yang ada dan dilakukan penerapan terhadap sistem yang telah dibangun. Proses yang dilakukan dalam tahapan ini adalah pemrograman (coding) untuk pembangunan sistem informasi. Dilakukan pula uji sistem dan prosedurnya untuk mengetahui kinerja dari program yang dibangun, serta pembuatan dokumentasi untuk kelengkapan sistem.

5. Perawatan Sistem

Tahap ini adalah tahapan akhir dari siklus daur hidup sistem (SDLC), yang meliputi kegiatan pengawasan, evaluasi dan modifikasi sistem yang sesuai. Perawatan sistem dilakukan selama dan setelah proses perancangan sistem berlangsung.

Pada tahap ini pula Sistem Informasi langsung diuji di Dinas terkait seperti, Dinas Pertanian Kabupaten Bogor untuk mengetahui apakah ada bug-bug dan kesalahan pada program. Perbaikan akan dilakukan apabila ditemukan kesalahan yang terjadi saat pengujian.

(29)

E. Penentuan Kebutuhan Alat dan Mesin Pertanian

Penentuan kebutuhan alat dan masin pertanian ini terdiri dari perhitungan jumlah kebutuhan pada traktor roda dua, perontok padi bermotor dan Rice Milling Unit (RMU). Proses penentuan kebutuhan alat dan mesin pertanian ini dapat dilihat pada Gambar 6.

1. Penentuan Jumlah Kebutuhan Traktor Roda Dua

Tahap-tahap yang dilakukan dalam menentukan kebutuhan traktor roda dua adalah:

a. Mengkonversi satuan kapasitas lapang traktor roda dua (ha/jam) kedalam satuan ha/tahun.

... (1) b. Menghitung luas sawah yang diolah menggunakan traktor roda dua.

% ... (2) c. Menghitung kebutuhan traktor roda dua.

/ ... (3) Keterangan:

Ktt = luas sawah yang diolah menggunakan traktor roda dua per tahun (ha/tahun)

Ktj = kapasitas kerja traktor roda dua (ha/jam)

Jtk = jumlah waktu operasional traktor roda dua per hari (jam/hari) Htk = jumlah waktu operasional traktor roda dua per tahun (hari/tahun) Ls = luas sawah per tahun (ha/tahun)

Lso = luas sawah yang diolah menggunakan traktor roda dua per tahun (ha/tahun)

A = asumsi penggunaan tenaga traktor roda dua (%) Jb = kebutuhan traktor roda dua (unit)

2. Penentuan jumlah kebutuhan perontok padi bermotor (power

thresher)

Tahap-tahap yang dilakukan dalam menentukan kebutuhan power thresher adalah:

(30)

b. Mengkonversi satuan kapasitas kerja power thresher (ton/jam) kedalam satuan ton/tahun.

... (5) c. Menghitung jumlah produksi GKP yang diolah menggunakan power

thresher per tahun.

% ... (6) d. Menghitung kebutuhan power thresher.

/ ... (7) Keterangan:

P = jumlah produksi gabah kering panen per tahun (ton/tahun) Lp = luas panen per tahun (ha/tahun)

ph = produktivitas gabah kering panen per hektar (ton/ha)

Kpt = jumlah produksi gabah kering panen yang diolah menggunakan power thresher per tahun (ton/tahun)

Kpj = kapasitas kerja power thresher (ton GKP/jam)

Jpk = jumlah waktu operasional power thresher per hari (jam/hari) Hpk = jumlah waktu operasional power thresher per tahun (hari/tahun) Po = jumlah gabah kering panen yang diolah menggunakan power

thresher per tahun (ton/tahun)

A = asumsi penggunaan tenaga power thresher bermotor (%) Jp = kebutuhan power thresher (unit)

3. Penentuan jumlah kebutuhan Rice Milling Unit (RMU)

Tahap-tahap yang dilakukan dalam menentukan kebutuhan RMU adalah:

a. Menghitung jumlah produksi gabah kering giling (GKG) per tahun. ... (8) b. Mengkonversi satuan kapasitas kerja RMU (ton beras/jam) kedalam

satuan ton beras/tahun.

... (9) c. Mengkonversi kapasitas kerja RMU (ton beras/tahun) kedalam satuan

(31)

% ... (10) d. Menghitung jumlah produksi gabah yang diolah menggunakan RMU.

% ... (11) e. Menghitung kebutuhan RMU.

/ ... (12)

Keterangan:

Pg = jumlah produksi gabah kering giling per tahun (ton/tahun) P = jumlah produksi gabah kering panen per tahun (ton/tahun) k = angka konversi dari ton GKP ke ton GKG (86.01%) kb = angka konversi dari ton GKG ke ton beras (62.74%) Krb = jumlah produksi beras yang diolah menggunakan

RMU per tahun (ton/tahun)

Krt = jumlah produksi gabah kering giling yang diolah menggunakan RMU per tahun (ton/tahun)

Krj = kapasitas giling RMU (ton GKG/jam)

Jrk = jumlah waktu operasional RMU per hari (jam/hari) Hk = jumlah waktu operasional RMU per tahun (hari/tahun) A = asumsi penggunaan tenaga RMU (%)

Ppo = jumlah gabah kering giling yang diolah menggunakan RMU per tahun (ton GKG/tahun)

(32)

Gambar 6. Proses penentuan kebutuhan alat dan mesin pertanian

E. Asumsi-asumsi

(33)

1. Traktor roda dua

a. Kapasitas lapang traktor roda dua (8.5 Hp) yang digunakan sama pada tiap-tiap kecamatan, yaitu sebesar 0.06 ha/jam (Direktorat Alat dan Mesin Departemen Pertanian Republik Indonesia, 2002).

b. Waktu operasional traktor roda dua per hari adalah 8 jam (Balitbang Pertanian, 2007).

c. Waktu operasional traktor roda dua per tahun adalah 90 hari (Balitbang Pertanian, 2007).

d. Prosentase luas sawah yang diolah menggunakan traktor roda dua sama pada tiap-tiap kecamatan.

e. Prosentase luas sawah yang diolah oleh traktor roda dua berbeda pada setiap tahun, dan meningkat sebesar 10.3% pada tiap tahunnya. Pada tahun 2005, prosentase luas sawah yang diolah menggunakan traktor roda dua adalah sebesar 48.3%, tahun 2006 sebesar 58.6%, dan tahun 2007 sebesar 68.9%. Nilai-nilai ini didasarkan kepada nilai penggunaan tenaga traktor roda dua di Indonesia pada tahun 2004 sebesar 38%, dan target penggunaan tenaga traktor roda dua di Indonesia pada tahun 2010 sebesar 100% (Balitbang Pertanian, 2007). f. Tidak ada perpindahan traktor roda dua antar kecamatan.

g. Tidak ada perpindahan traktor roda dua ke kabupaten lain, juga sebaliknya.

2. Perontok Padi Bermotor (Power Thresher)

a. Kapasitas kerja power thresher (5.5 Hp) yang digunakan sama pada tiap-tiap kecamatan, yaitu 600 kg GKP/jam (Direktorat Alat dan Mesin Departemen Pertanian Republik Indonesia, 2002).

b. Waktu operasional power thresher per hari adalah 8 jam (Balitbang Pertanian, 2007).

c. Waktu operasional power thresher per tahun adalah 90 hari (Balitbang Pertanian, 2007).

(34)

e. Prosentase jumlah gabah yang dirontokkan oleh power thresher berbeda pada setiap tahun, dan meningkat sebesar 6.5% pada tiap tahunnya. Pada tahun 2005, prosentase jumlah gabah yang diolah menggunakan power thresher adalah sebesar 27.5%, tahun 2006 sebesar 34%, dan tahun 2007 sebesar 40.5%. Nilai-nilai ini didasarkan kepada nilai penggunaan tenaga power thresher di Indonesia pada tahun 2004 sebesar 21%, dan target penggunaan tenaga power thresher di Indonesia pada tahun 2010 sebesar 60% (Balitbang Pertanian, 2007). f. Tidak ada perpindahan power thresher antar kecamatan.

g. Tidak ada perpindahan power thresher ke kabupaten lain, juga sebaliknya.

3. Rice Milling Unit (RMU)

a. Kapasitas kerja RMU (16 - 21 Hp) yang digunakan sama pada tiap-tiap kecamatan, yaitu sebesar 350 kg beras/jam (Direktorat Alat dan Mesin Departemen Pertanian Republik Indonesia, 2002).

b. Waktu operasional RMU per hari adalah 8 jam (Balitbang Pertanian, 2007).

c. Waktu operasional RMU per tahun adalah 90 hari (Balitbang Pertanian, 2007).

d. Penggunaan tenaga RMU sama pada tiap-tiap kecamatan, yaitu pada tahun 2005, 2006 dan 2007 sebesar 40%. Nilai ini didasarkan kepada nilai penggunaan tenaga penggiling padi di Indonesia pada tahun 2004 sebesar 100% (Penggilingan Padi Kecil 20%, RMU 40%, dan Penggilingan Padi Besar 40%), dan target penggunaan RMU di Indonesia pada tahun 2010 sebesar 40% (Balitbang Pertanian 2007). Namun dari data yang peneliti peroleh diketahui bahwa di Kabupaten Bogor tidak tersedia Penggilingan Padi Besar (PPB), maka peneliti menaikkan nilai penggunaan tenaga RMU menjadi sebesar 60% sedangkan penggunaan tenaga PPK menjadi sebesar 40% (Balitbang Pertanian, 2007).

e. Tidak ada perpindahan RMU antar kecamatan.

(35)

IV.

PEMBAHASAN

A. Kondisi Umum Kabupaten Bogor

Kabupaten Bogor merupakan salah satu daerah kabupaten di Propinsi Jawa Barat. Luas Kabupaten Bogor adalah 2301.95 km2 yang terbagi dalam 40 kecamatan. Daerah ini terletak di 6.19°-6.47°LS dan 106°1’-107°103’BT dengan batas-batas administrasi sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Depok

2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lebak dan Kabupaten Tangerang

3. Sebelah Timur dengan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Bekasi 4. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Sukabumi

5. Sebelah Tenggara dengan Kabupaten Cianjur

Luas sawah rata-rata di Kabupaten Bogor selama periode tahun 2005-2007 adalah 86 181 ha, sedangkan luas panen padi per tahun di Kabupaten Bogor adalah 81 294.67 ha dengan produksi padi (sawah dan gogo) rata-rata pertahun mencapai 439 624.7 ton. Luas sawah, luas panen, dan rata-rata produksi padi di 40 kecamatan Kabupaten Bogor periode tahun 2005-2007 dapat dilihat pada Lampiran 1 sampai dengan Lampiran 3.

Dalam rangka pengembangan daerah, Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor melakukan pengembangan alat dan mesin pertanian untuk menunjang peningkatan hasil pertanian, terutama pada produksi beras. Keadaan beberapa alat dan mesin pertanian (alsintan) pada produksi beras selama tahun 2005-2006 di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Lampiran 4 sampai dengan Lampiran 6.

B. Pembangunan Sistem Informasi

1. Investigasi Sistem

(36)

a. Kelayakan Organisasi

Sasaran pengguna dan sekaligus pengelola dalam sistem ini adalah Dinas Pertanian Kabupaten Bogor atau Dinas Perindustrian Kabupaten Bogor serta Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alat dan Mesin Pertanian tiap-tiap wilayah (barat, tengah dan timur). Hal ini didasari karena lembaga-lembaga pemerintahan tersebut yang mampu membuat kebijakan pada bidang mekanisasi pertanian di Kabupaten Bogor. Penggunaan sistem informasi pada pada lembaga pemerintahan tersebut tentunya akan membantu proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengembangan mekanisasi pertanian yang sesuai dengan kebutuhan tiap-tiap wilayah maupun kecamatan.

Selain pengguna dari lembaga-lembaga pemerintah, sistem informasi ini juga dapat digunakan oleh pihak swasta yang terkait dalam bidang mekanisasi pertanian maupun tidak, masyarakat tani dan masyarakat luas yang membutuhkan informasi ketersediaan dan kebutuhan alat dan mesin pertanian di Kabupaten Bogor. Kemampuan mengakses informasi yang luas ini disebabkan karena sistem dibangun berbasis internet. Pembangunan sistem informasi berbasis internet pada saat ini memiliki potensi yang sangat besar di Indonesia, hal in dikarenakan terdapat 25 juta pengguna internet di Indonesia pada tahun 2008 (Miniwatts Marketing Group, 2008).

Dariuraian-uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi yang dibangun layak dari segi organisasi.

b. Kelayakan Teknis

(37)

didukung oleh pemerintah, salah satunya tercermin dengan dikeluarkannya program internet masuk desa.

Sistem yang dibangun berbasis internet, dalam penggunaannya juga memungkinkan pengaksesan di berbagai platform sistem operasi yang kini banyak beredar seperti, Windows, Linux, UNIX, Mac Os, dan sebagainya. Sistem juga dapat diakses melalui ponsel pintar (smart phone) yang telah memiliki browser intenet didalamnya.

Secara teknis, spesifikasi komputer yang digunakan dalam pengembangan harus memenuhi syarat spesifikasi minimum yaitu, processor berkecepatan 1 GHz, RAM 256 MB, Hardisk 15 GB, VGA 32 MB, monitor 15’ dan koneksi internet dengan modem internal atau eksternal 54 Kbps, atau dengan wireless. Selain itu komputer juga harus ter-install sistem operasi dan beberapa perangkat lunak yang berfungsi sebagai pendesain web, editor web, web server, web browser dan manajemen basis data. Keuntungan lain pada sistem yang dibangun berbasis web adalah semua perangkat lunak yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem dapat diperoleh secara mudah dan gratis. Dengan segala keunggulan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi layak secara teknis.

c. Kelayakan Ekonomis

Pada penerapannya, sistem dapat membantu mempermudah proses pengolahan data yang biasa dilakukan secara manual. Dengan demikian, sistem juga membantu meminimalkan anggaran suatu instansi untuk menggaji karyawan-karyawan yang digunakan pada proses pengolahan data secara manual.

(38)

Pengguna sistem informasi ini juga dapat menggunakan jasa warung internet ataupun menggunakan paket-paket program jasa pelayanan internet yang banyak disediakan operator telepon selular dan provider internet. Dengan menggunakan warung internet (warnet), pengguna dapat mengakses sistem tanpa harus membeli peralatan untuk mengakses internet. Biaya akses internet yang dikenakan pengguna juga tidak terlalu mahal yaitu sekitar Rp 4.000,-/jam. Biaya ini tentunya sangat murah dibandingkan dengan biaya transportasi yang harus dikeluarkan untuk mencari data-data ke sumber-sumber informasi. Biaya yang dikenakan kepada pengguna melalui paket program yang disediakan operator telepon selular maupun provider internet juga terhitung murah. Ada beberapa paket program yang menawarkan biaya akses internet sebesar Rp 75.000,-/bulan. Dari uraian-uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi yang dibangun layak dari segi ekonomis.

d. Kelayakan Operasional

Sistem informasi ini juga dikatakan layak secara operasional dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:

1) Kemudahan penggunaan jasa internet oleh pengguna informasi. 2) Pembangunan sitem informasi berbasis internet/web

memungkinkan terjadi akses dalam jumlah yang banyak pada waktu yang bersaman.

3) Penelusuran data akan semakin mudah karena mengaplikasikan Sistem Informasi Geografis yaitu berupa peta interaktif berbasis internet.

4) Mudah dalam pengelolaan dan pemeliharaan Sistem Informasi (data dan informasi), karena sistem informasi dibuat berbasis sistem manajemen konten.

(39)

2. Analisis Sistem

Tahap analisis sistem meliputi tahap identifikasi kebutuhan dan fungsional. Hal ini dilakukan agar sistem yang dibangun mampu memberikan alternatif informasi yang dibutuhkan oleh pengguna (user). a. Kebutuhan Fungsional

Pengguna utama sistem ini ditujukkan kepada Dinas Pertanian Kabupaten Bogor atau Dinas Perindustrian Kabupaten Bogor. Hal ini dikarenakan setiap tahunnya instansi tersebut melakukan kebijakan dalam pengadaan alat dan mesin pertanian. Dalam melakukan pengadaan tersebut tentunya diperlukan informasi mengenai persebaran dan kebutuhan alat dan mesin pertanian pada setiap wilayah. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang alat dan mesin pertanian juga membutuhkan informasi tersebut. Informasi yang cepat dan akurat tentunya dapat membantu perusahaan dalam melakukan perencanaan produksi dan penjualan dengan baik.

Selain dari pihak pemerintah dan swasta, sistem informasi ini juga dapat digunakan oleh masyarakat tani (kelompok tani, petani) dan masyarakat luas yang membutuhkan informasi secara umum mengenai alat dan mesin pertanian khususnya traktor roda dua, perontok bermotor (power thresher), Penggilingan Padi Kecil (PPK), dan Rice Milling Unit (RMU) serta persebaran dan kebutuhannya khususnya pada tiap-tiap kecamatan di Kabupaten Bogor.

b. Kebutuhan Nonfungsional

Untuk memberikan kenyamanan bagi pengguna maka dilakukan perancangan antarmuka yang dilakukan dengan prinsip konsistensi dari segi penggunaan jenis dan ukuran huruf, serta posisi link untuk navigasi yang tidak berubah-ubah.

3. Desain Sistem

(40)

Pada proses ini pula dijelaskan bagaimana sistem dapat dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna.

a. Deskripsi Sistem

Tujuan utama dikembangkannya sistem informasi ini adalah menyajikan informasi mengenai informasi maupun data-data alat dan mesin pertanian khususnya traktor roda dua, perontok padi bermotor (power thresher), dan Rice Milling Unit (RMU) serta kebutuhannya di tiap-tiap kecamatan pada Kabupaten Bogor dengan cepat, mudah pemakaiannya, interaktif dengan pengguna, serta mampu diakses dimanapun.

Sebagai upaya memperluas akses kepada pengguna, sistem informasi juga dibangun berbasis internet (internet-based). Selanjutnya agar sistem informasi dapat bekerja secara interaktif dengan pengguna, maka disediakan halaman-halaman yang menyediakan peta digital. Penyajian peta digital berbasis internet dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Mapserver. Peta tersebut memungkinkan pengguna mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan mudah.

Agar fungsi-fungsi sistem informasi dapat dirawat dengan mudah dan baik, maka digunakan perangkat lunak berbasis konten (Content Management System). Pada sistem informasi ini juga dilakukan penggunaan level akses, hal ini bertujuan untuk menjaga keamanan sistem.

b. Batasan Sistem

Sistem informasi yang dikembangkan diharapkan lebih terarah dan tidak keluar dari tujuan yang direncanakan. Oleh karena itu, perlu ditentukan batasan (domain) sistem dengan mempertimbangkan kebutuhan pengguna, tujuan sistem dan alur sistem yang dikembangkan. Batasan umum sistem ini adalah:

(41)

khususnya traktor roda dua, perontok padi bermotor (power thresher) Penggilingan Padi Kecil (PPK), dan Rice Milling Unit (RMU) di Kabupaten Bogor.

2) Sistem informasi juga dapat memberikan informasi mengenai kebutuhan alsintan pada kecamatan-kecamatan di Kabupaten Bogor. Pemilihan ke-empat alat dan mesin diatas didasari karena alat - alat tersebut memiliki tujuan dalam upaya pengefisienan pada proses produksi beras.

3) Sistem ini terdiri dari aplikasi utama berbasis internet dan basis data (spasial dan non spasial) untuk penyimpanan informasi.

c. Perancangan Sistem

Kegiatan perancangan meliputi perancangan basis data dan perancangan alur atau proses kerja sistem.

1) Perancangan Basisdata

Basisdata pada sistem informasi ini terdiri dari basisdata spasial dan non-spasial. Basisdata spasial yang digunakan yaitu Bogor.dbf dan Klcov.dbf. Basisdata spasial tersebut berasal dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2003) dan Dwipayana (2007).

(42)

Gambar 7. ERD Sistem Informasi Status Ketersediaan Alat dan Mesin Pertanian di Kabupaten Bogor.

Gambar 7 memperlihatkan bahwa basisdata non-spasial sistem informasi status ketersediaan alat dan mesin pertanian di Kabupaten Bogor melibatkan 10 entitas, yaitu:

a) User. Entitas ini menyimpan data pengenal pengguna serta mengatur level akses akses pengguna.

b) Level_Akses. Entitas ini merupakan master data level akses yang akan digunkanan pengguna.

c) Provinsi. Entitas ini menyimpan data provinsi. d) Kabupaten. Entitas ini menyimpan data kabupaten.

e) Kecamatan. Entitas ini menyimpan data nama-nama kecamatan.

(43)

g) Alsintan. Entitas ini menyimpan data alat dan mesin pertanian (Alsintan). Dan variabel-variabel yang digunakan dalam perhitungan kebutuhan alat dan mesin pertanian.

h) Jenis Alsintan. Entitas ini menyimpan data jenis alat dan mesin pertanian.

i) Data. Entitas ini meyimpan data mengenai pertanian secara umum di suatu kecamatan pada tahun tertentu.

j) Detil. Entitas ini merupakan entitas turunan dari entitas data. Entitas ini menyimpan data mengenai ketersediaan serta kebutuhannya alsintan di suatu kecamatan pada tahun tertentu. 2) Perancangan Proses Sistem Informasi

Perancangan proses Sistem Informasi Status Ketersediaan Alat dan Mesin Pertanian dibuat menggunakan diagram kontekstual seperti yang ditujukkan pada Gambar 8.

Gambar 8. Diagram Konteks Sistem Informasi Status Ketersediaan Alat dan Mesin Pertanian di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

(44)

lain yang memiliki perhatian terhadap mekanisasi pertanian (distributor alsintan, dsb). Sementara itu administrator sistem informasi terdiri atas empat level akses, yaitu level Super Administrator, Administrator, Admin UPTD dan Admin Kecamatan. Dalam melakukan manajemen sistem informasi administrator harus melakukan registrasi terlebih dahulu sebelum masuk ke halaman administrator, hal ini dilakukan untuk menjaga keamanan sistem informasi. Penjelasan mengenai level akses sistem informasi akan dijelaskan pada sub bab Perancangan Halaman Administrator.

d. Solusi Teknis

Solusi teknis yang digunakan dan diimplementasikan pada sistem akan dijelaskan melalui dua hal, yaitu lingkungan pengembangan (development environment) dan perangkat lunak pembantu. Development environment adalah perangkat-perangkat lunak yang digunakan untuk menunjang berjalannya sistem. Pada Tebel 3 dijelaskan rangkuman komponen-komponen yang digunakan sebagai development environment.

Tabel 3. Development Environment No Development

Environment Penjelasan

1 Apache 2.2.4 Apache merupakan aplikasi yang berfungsi

sebagai web server dalam pengembangan sistem.

2 PHP 5.2.3 PHP merupakan bahasa program yang

digunakan dalam pengembangan sistem.

3 MapServer 4.10.2 MapServer merupakan salah satu lingkungan

open-source yang dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi intenet-based yang melibatkan data spasial.

(45)

No Development

Environment Penjelasan 5 Mozilla Firefox

3.0.1

Mozilla Firefox seri ini digunakan sebagai web browser dalam pengembangan sistem.

6 Internet Explorer 7 IE 7 merupakan webbrowser yang digunakan sebagai web browser pembanding dalam pengembangan sistem.

7 Opera 9.50 Opera 9.50 merupakan web browser yang digunakan sebagai web browser pembanding dalam pengembangan sistem.

8 Windows Xp

Professional SP2

Merupakan sistem operasi yang dipakai dalam

pengembangan sistem.

sedangkan perangkat-perangkat lunak pembantu digunakan untuk menunjang proses analisis, perancangan, dan implementasi sistem. Perangkat-perangkat lunak pembantu tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Perangkat Lunak Pembantu No Perangkat lunak

Pembantu Penjelasan

1 PHPMyAdmin

2.5.7

Aplikasi yang berfungsi untuk melakukan

pengaturan database MySql seperti DDL, pengujian

query, pengaturan data, dan lain sebagainya.

2 Macromedia Dreamweaver 8

Macromedia Dreamweaver merupakan software editor web WYSIWYG (What You See is What You Get).

3 Adobe

Photoshop CS 2

Adobe Photoshop CS2 merupakan software pengolah foto dan gambar, yang digunakan untuk

mendesain halaman web dalam pengembangan sistem

6 Java Web Start Java Web Start merupakan perangkat lunak yang

(46)

No Perangkat lunak

Pembantu Penjelasan

4 CMS Joomla

1.5.4

Joomla Merupakan Content Management System (CMS) untuk membuat aplikasi berbasis web dan berorientasi terhadap konten.

5 Flash Player 9 Flash Player merupakan perangkat lunak yang

digunakan untuk menjalankan flash object pada web browser.

e. Perancangan Halaman Depan (Front End)

Desain halaman depan ini terdiri dari halaman utama, halaman profil alsintan, halaman situs terkait, halaman kontak, halaman pencarian, halaman download, halaman bantuan dan halaman web GIS. Desain layout halaman depan Sistem Informasi ini dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Desain layout halaman depan (front end) Sistem Informasi

1) Halaman Utama

Halaman Utama merupakan titik awal bagi pengguna dalam melakukan penelusuran pada Sistem Informasi. Pada halaman ini terdapat dua buah menu yang terdapat di kiri dan atas. Menu

Header

Menu Kiri Konten (Tengah)

Menu Atas

(47)

sebelah k Alsintan, atas terdi Bantuan penjelasa bagian ko Gambar 1

kiri terdiri menu Situs iri dari men

dan menu an umum m onten. Tamp 10.

Gambar 10.

dari menu s Terkait, da nu Halaman Download. mengenai Si pilan dari h

.Tampilan ha

u Halaman an menu Pen n Utama, m

Pada halam stem Inform halaman utam

alaman muk

Utama, m ncarian. Me menu Web G

man ini jug masi yang t ma dapat d

ka (Home).

enu Profil enu sebelah

(48)

2

2) Halaman H Pada hala alat dan gambar a informasi dengan c dapat dili

Profil Alsin alaman ini aman ini dis mesin pert atau foto a i yang diber contoh alat d

ihat pada Ga

Gambar 11 ntan

dapat diaks sajikan peng tanian. Hala alat dan me ikan. Contoh dan mesin p ambar 11.

1. Tampilan

ses melalui ertian atau p aman ini ju

esin pertani h tampilan h pertanian be

halaman pro

menu Profi profil umum uga dilengka ian untuk m halaman pro erupa traktor

ofil alsintan.

l Alsintan. m mengenai api dengan melengkapi ofil alsintan r roda dua

(49)

3 alaman ini d

ini disajika alaman ini

ini penggu administrator

n maupun k da administr ihat pada Ga it

dapat diakses an daftar sit

i. Pengguna n ini dengan pilan halama

s melalui me tus-situs lain juga dapat n meng-klik

an situs terk

n halaman si

kses melalui mendapatka pengguna ju a mengenai

i email. Tam

enu Situs Te n yang terk mengakses nama situs p kait dapat d

itus terkait.

i menu Kon an informa uga dapat m

sistem infor mpilan halam

erkait. Pada kait dengan

situs-situs pada daftar dilihat pada

ntak. Pada asi tentang memberikan

(50)

5

5) Halaman H halaman terkait), k Sistem In itu, peng waktu, ke dilihat pa

Gamba

Pencarian alaman ini

ini penggu kontak, kate nformasi ini gguna juga

epopuleran d ada Gambar

Gambar 1

ar 13. Tampi

dapat diaks una dapat m egori, bidang

dengan han dapat men dan kategori

14.

14. Tampilan

ilan halaman

es melalui m mencari art g maupun fe nya menulisk ngurutkanny i. Tampilan

n halaman p

n kontak.

menu Penca tikel, web feed berita y

kan kata ku ya berdasark

dari halama

pencarian.

(51)

6 alaman ini

ini penggun erkaitan deng i ini khusu n halaman in

Gambar

Bantuan alaman ban

ini memb aan khusus a ada Gambar

dapat diakse na dapat me gan informa usnya pada ni dapat dilih

15. Tampila

ntuan dapat berikan inf aplikasi Web

16.

es melalui m emperoleh f asi yang dis a bidang m hat pada Gam

an halaman d

diakses m formasi kep b GIS. Tamp

menu Down file-file doku

ampaikan p mekanisasi pada sistem pertanian.

(52)

8

8) Halaman H Halaman status ke (alsintan) didalamn (peta), da

Gambar

Web GIS alaman Web

ini membe etersediaan ) di Kabu nya. Informa

ata-data tabu

r 16. Tampil

b GIS dapat erikan inform

dan kebutu upaten Bo si tersebut d lar dan dalam

lan halaman

t diakses me masi kepada uhan Alat ogor dan disajikan dala

m bentuk gra

bantuan.

elalui menu a pengguna

dan Mesin kecamatan-am bentuk d afik.

Web GIS. a mengenai

(53)

Gamb alsintan t

bar 17. Tamp

nformasi-info a alsintan, j atus keters ki halaman

i maupun da di Kabupat

ga dapat me a peta deng

an Web GIS

g disajikan , jumlah rus

Pada pert guna akan ngenai keters

seperti ya

endapatkan i gan cara mem

Kabupaten

pada menu sak, jumlah

tama kali disajikan sediaan dan ang ditunjuk

informasi ke milih layer

Bogor.

(54)

alsintan en Bogor de t dilihat pada

18. Tampilan layer per

ambar 18 m a ditampilka p jangkauan pada menu L elain disajik a juga dis n khususnya melalui menu nformasi ya sajikan pula memahami. D

a), luas pan

inkan. Cont engan pemili a Gambar 18

n halaman W rsebaran trak

memperlihat an dengan m

nilai. Keter Layer di sebe kan informas sajikan info padi di Kab u Data Perta ang disajikan

a dengan gr Data pertani

en (ha), jum

toh tampilan ihan layer p 8.

Web GIS Kab ktor roda dua

tkan inform memberikan rangan warn elah kiri peta

si mengenai ormasi umu bupaten Bog anian yang b n tidak hany rafik agar p an yang dis mlah produk n warna yan na ini dapat a.

ketersediaa um menge gor. Informas

erada di seb ya berupa da

pengguna d ajikan antar ksi (ton), pr

Web GIS raktor roda

gor dengan

ran traktor ng berbeda t dilihat di

an alsintan, enai profil

(55)

sawah (t n dapat diliha

r 19. Tampil

engguna ju at pada Gam

lan halaman

ga dapat d ah ketersed n Bogor, den ah kanan baw

sajikan deng daiaan dan ngan mengak

wah halaman gan grafik b lan halaman dapat dilihat

mpilan hala

an Kabupate

dah menge kebutuhan kses menu tr n Web GIS

etahui tren n beberapa ren alsintan

Kabupaten r pengguna

(56)

Gambar 2 rtanian di K emilih tahu an untuk m ertanian tiap camatan yan

emukan di b edua list m

n halaman tr a

ren alsintan d

rmasi status ogor pada tah da pada lis

informasi matan, peng list menu dat ah peta. Gam ut dengan t

dengan alsin ta. Kedua lis mbar 21 me tanda panah

ntan traktor

an alat dan . Pengguna data tahun.

(57)

Gambar 2

21. Lokasi l halaman an tersebut s

anduse) ya n halaman

an Jonggol d engguna ju an tersebut ada bagian b aan dan k a dapat den n output men ada Gambar

list menu da n Web GIS.

guna memili Pengguna a n di halam si status ket ngan data-d

informasi seperti topog ang disajika Web GI dapat dilihat ga dapat m dengan men bawah halam

kebutuhan ngan mudah nu data perta 19 dan Gam

ata tahun dan

ih nama kec akan disajik man Web G tersediaan d data tabular mengenai k grafi, jenis t an dengan

S Kecama pada Gamba memperoleh ngakses men man. Untuk m alsintan di h mengakses

anian dan m mbar 20.

n data kecam

amatan pada kan inform GIS Kecama dan kebutuha r dan grafi

keadaan ge tanah dan p data spas atan, denga

ar 22. h profil pe

nu data alsi mengetahui t

kecamatan s menu tren menu tren als

matan pada

a list menu masi status

atan. Pada an alsintan

k. Namun eografis di penggunaan

ial (peta). an contoh

ertanian di intan yang tren jumlah n tersebut

(58)

Gamb

In data-data Dwipayan layer yan menunjuk pemilihan

ar 22. Tamp

nformasi kea hasil penel na (2007). ng tersedia p

kkan halam n layer topog

pilan halaman

adaan geogra litian yang d

Informasi in pada menu l man Web G

grafi.

n Web GIS K

afis Kecamat dilakukan ol ni dapat dia layer. Sebag GIS Kecam

Kecamatan J

tan Jonggol leh Lestari ( akses denga gai contoh, G matan Jongg

Jonggol

(59)

f. P terletak d mencatat modul Data P di sebelah k jumlah pen sarkan hari, pengguna y i pada saat nya sebuah an modul j at waktu den n Halaman B man ini dise MS). Halama on-spasial (

pilan halaman an pemilihan

at menu-men ga terdapat Pengguna, m kiri bawah ngguna yang minggu, da yang online bersamaan. h poling y jam berfun ngan mudah. Belakang (Ba

ebut juga de an ini berfu (tambah, ed

n Web GIS K n layer topog

nu, pada hala beberapa m modul Poling

halaman. M g telah mem

an bulan. Se e atau seda Modul Poli

aman ini dan modul tamb g dan modul Modul Data makai Sistem

n Content M gai tempat p

yang dilak

Jonggol

n halaman-ahan yaitu l Jam yang

Pengguna m Informasi

formasikan kai sistem kan tempat ministrator. una dalam

(60)

a sehingga m sistem infor masing level

or. Untuk dap akukan login an Login Adm

ambar 24. Ta

man yang ersebut. Lev rmasi. Selain ormasi dilak memudahkan rmasi ini ter l dijelaskan p

pat mengaks n dengan mem

ministrator (

ampilan hala

diakses d vel akses ber n itu level a kukan oleh

dalam me rdapat empa pada Tabel 5

ses halaman masukkan us (Gambar 24)

aman login a

disesuaikan rguna dalam akses memu beberapa elakukan up at level akse

5.

n ini, penggu sername dan ).

administrator

dengan le m menjamin

ungkinkan p orang atau pdate inform

es. Hak akse

una terlebih n password

r.

evel akses keamanan pengelolaan u lembaga masi. Pada

(61)

masing-Tabel 5. Hak akses halaman back end pada berbagai level akses

No Modul

Level Akses

Super

Admin

Admin

Kabupaten

Admin

UPTD

Admin

Kecamatan

1 Manajemen User X - - -

2 Master Data Alsintan X X - -

3 Master Data Jenis

Alsintan X X - -

4 Master Data

Kecamatan X X - -

5 Manajemen Data

Pertanian X X - X

6 Manajemen Data

Alsintan X X X -

Ket: ( X ) = dapat mengakses modul

( - ) = tidak dapat mengakses modul

Pengguna (user) dengan level akses Super Admin dapat mengakses 6 modul, sementara user dengan level akses lainnya dapat mengakses modul sesuai yang tertera pada Tabel 5. Modul-modul ini dapat diakses melalui menu yang ada sebelah kiri halaman utama back end (Gambar 25).

Gambar

Gambar 7. ERD Sistem Informasi Status Ketersediaan Alat dan Mesin Pertanian di Kabupaten Bogor
Tabel 4. Perangkat Lunak Pembantu
Gambar 110.
Gambar 111. Tampilan halaman proofil alsintan..
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemanfaatan informasi tentang teknologi pertanian yang diperoleh penyuluh. dari berbagai sumber informasi paling banyak dimanfaatkan, berdasarkan

Berdasarkan uraian diatas, peneliti akan membuat sistem informasi pembelian dan penjualan produk pertanian yang dapat digunakan oleh pihak yang menjadi tempat / wadah

Informasi tentang teknologi pertanian yang diper- oleh dari berbagai sumber informasi berturut-turut dimanfaatkan untuk menyusun materi penyuluhan, menyusun materi pengajaran

Dengan adanya aplikasi sistem penunjang keputusan untuk pemberian hibah alat dan mesin pertanian (alsintan) menggunakan metode SAW (Simple Additive Weighting) ini

Tulisan  ini  bertujuan  untuk  mengembangkan  program  komputer  dalam  mengidentifikasi  pengelolaan  alat  dan  mesin  pertanian  di  perkebunan  yang  difokuskan 

Sistem informasi persediaan barang pertanian yang ada pada Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian masih dilakukan secara manual, mulai dari

Adanya keterkaitan diantara pemakai, pembuat (produsen) dan pakar terkait dengan rancang bangun alat / mesin pertanian tersebut untuk mendapatkan umpan balik positif

iii ABSTRAK Nama : Carnengsih Program Studi : Teknik Informatika Judul Skripsi : Rancang Bangun Sistem Informasi Portal Desa Ciseeng Bogor Berbasis Website Desa merupakan suatu