• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik pelatihan kuda (Equus caballus) untuk upacara kenegaraan dan sarana kesenjataan di detasemen kavaleri berkuda (DENKAVKUD) TNI-AD Parongpong

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Teknik pelatihan kuda (Equus caballus) untuk upacara kenegaraan dan sarana kesenjataan di detasemen kavaleri berkuda (DENKAVKUD) TNI-AD Parongpong"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNIK PELATIHAN KUDA (Equus caballus) UNTUK UPACARA

KENEGARAAN DAN SARANA KESENJATAAN

DI DETASEMEN KAVALERI BERKUDA

(DENKAVKUD) TNI-AD PARONGPONG

SKRIPSI

NOLIS NILARESWATI

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

(2)

TEKNIK PELATIHAN KUDA (Equus caballus) UNTUK UPACARA

KENEGARAAN DAN SARANA KESENJATAAN

DI DETASEMEN KAVALERI BERKUDA

(DENKAVKUD) TNI-AD PARONGPONG

NOLIS NILARESWATI D14051226

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

(3)

TEKNIK PELATIHAN KUDA (Equus caballus) UNTUK UPACARA

KENEGARAAN DAN SARANA KESENJATAAN

DI DETASEMEN KAVALERI BERKUDA

(DENKAVKUD) TNI-AD PARONGPONG

Oleh

NOLIS NILARESWATI D14051226

Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 18 Agustus 2009

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Prof. Dr. Ir. Pollung H. Siagian, MS Prof. Dr. Ir. Sri Supraptini M.

Ketua Departemen

Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan

Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Cece Sumantri M. Agr Sc Dekan Fakultas Peternakan

Institut Pertanian Bogor

(4)

RINGKASAN

NOLIS NILARESWATI. D14051226. 2009. Teknik Pelatihan Kuda (Equus caballus) untuk Upacara Kenegaraan dan Sarana Kesenjataan di Detasemen Kavaleri Berkuda (DENKAVKUD) TNI-AD Parongpong. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Pembimbing Utama : Prof. Dr. Ir. Pollung H. Siagian, MS Pembimbing Anggota : Prof. Dr. Ir. Sri Supraptini Mansjoer

Kuda merupakan salah satu jenis ternak yang telah dikenal luas dan banyak dimanfaatkan oleh manusia dalam beberapa aktivitas untuk menarik dan mengangkut barang, seperti kendaraan roda atau delman. Kuda dapat ditunggangi oleh manusia dengan menggunakan sadel untuk aktivitas olahraga, rekreasi, berburu dan daging kuda memang diolah untuk dikonsumsi di beberapa daerah. Kemampuan yang dimiliki oleh kuda dalam hal kecepatan, daya tahan dan sifat bersahabat dengan manusia kemudian dimanfaatkan oleh militer untuk sarana perang.

Detasemen Kavaleri Berkuda (Denkavkud) TNI-AD merupakan salah satu divisi militer di Indonesia yang memanfaatkan kuda sebagai sarana kesenjataan. Kondisi kedaulatan Indonesia yang aman dan tenteram mengakibatkan kuda di Denkavkud TNI-AD lebih banyak beralih fungsi terutama untuk upacara kenegaraan dan olah raga. Peran kuda dalam upacara kenegaraan dan sarana kesenjataan memerlukan latihan khusus agar kuda memiliki keterampilan dan mampu berada dalam kegiatan Denkavkud TNI-AD.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dan memahami proses pelatihan kuda di Denkavkud TNI-AD dengan pemahaman tingkah laku dan kesejahteraan kuda. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2008, di Denkavkud TNI-AD Parongpong, Bandung. Penelitian ini menggunakan 15 ekor kuda yang sedang dalam proses pelatihan dan penjinakan. Kuda yang diamati terdiri dari tiga kuda jantan, sembilan betina dan tiga kebiri. Sebelum penelitian dimulai, terlebih dahulu dilakukan penelitian pendahuluan untuk mengetahui gambaran umum. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan, dokumentasi, wawancara dengan responden dan pengisian langsung lembar kuisioner oleh responden di Denkavkud TNI-AD Parongpong.

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: pengadaan kuda, kuda penelitian, latar belakang pelatih kuda, penanganan kesehatan kuda, pemeliharaan kuda, teknik pelatihan secara umum, teknik pelatihan setiap materi, kesejahteraan kuda, evaluasi pelatihan, serta informasi mengenai catatan silsilah kuda.

(5)

yang telah dilatih dapat menjadi jinak dan mampu memberikan respon terhadap perintah pelatih. Kuda yang dinyatakan lulus dapat mengikuti pelatihan materi lanjutan dan kemudian siap dioperasikan sesuai kebutuhan di Denkavkud TNI-AD. Kuda dioperasionalkan sebagai kuda tunggang militer sampai umur kuda 18 tahun, setelah itu kuda akan dialihkan tanggungjawab pemeliharaannya untuk dirawat dan dipelihara sampai kuda mati.

Mata pelajaran perkenalan pada kuda adalah suatu usaha mengenali tingkah laku kuda yang dilatih atau kegiatan pelatih untuk membiasakan agar kuda mengenal pelatih atau penunggang agar saling mengerti instruksi pelatih atau kemauan kuda sehingga kuda liar menjadi kuda jinak. Menerapkan konsep hierarki sosial ketika proses pembelajaran antara pelatih dan kuda. Didalam latihan perkenalan, pelatih harus memperlakukan kuda dengan penuh kesabaran sehingga timbul hubungan yang baik antara kuda terhadap manusia dengan cara menghindarkan diri melakukan tindakan-tindakan kekerasan (pemukulan) sebagai hukuman pada kuda akibat respon kuda yang tidak diinginkan.

(6)

ABSTRACT

Horse Training Technique for the Purpose of Formal State Ceremony and Armed Forces in Cavalary Horse Detachement (Denkavkud) Indonesian

National Army-Cavalary (TNI-AD) Parongpong

Nilareswati, N. , P. H. Siagian, and S.Supraptini M.

The objective of this study was to obtain all related information and understanding the training process were carried out at the Cavalry Detachement Equstrian along with the understanding of horses behaviour and welfare. This study conducted in August 2008, at the Cavalry Detachment Equstrian (Denkavkud) TNI-AD Parongpong, Bandung, used 15 horses that were in the process of training and taming. Horses observation comprised of three male horses, nine female horses and three cartrated horse. Before starting a thorough and completed research, a preliminary review was conducted; that was to get a general overview descriptions. All data collection were classified as follow : horse trainer background, handling horse health, horse maintenance, technical training in general, each detailed technical training material, welfare of horse, evaluation training materials, and all information about horse geneacological records. Training was conducted in Detachment Equstrian (Denkavkud) TNI-AD includes introduction material cognition (through sounds, view dan touching), field practice, repetition, habitual and materials evaluation. The horses trained were tamed would be able to show expected response to the trainer. A coach playing a very important role on the succes of each training, at the same time patience are also required from both trainer and rider. In order to mastering the 19 basic material, basic training will take six month of time, each technical training materials will has a time allocation base which will vary with or will be adjusted with the schedule of basic education curiculum for horses training. Training are divided into stages, that is from a very easy up to a very difficult materials. Horses that have ever been trained to be tamed should be able to show expected response to the respected trainer. From this point of step if the horses are declared passing from this stage soon will be prepared and ready to receive further advanced training matterials. At the end of this advanced training, the horse will be charged and operated as a horse in the millitary until 18 years old. After this operating period are ended, then all of the horse care or welfare and health responsibilities will be moved to other departement until their death.

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 30 Januari 1987 di Bogor Jawa Barat dari

pasangan suami istri Bapak Sugiri dan Ibu Yati Atikah. Penulis merupakan anak

ketiga dari empat bersaudara. Penulis menempuh pendidikan yang dimulai dari

Taman Kanak-kanak pada tahun 1992 di TK Semboja Sari Bogor, dilanjutkan

dengan pendidikan dasar (SD) dan lulus pada tahun 1999 di SDN Polisi 5 Bogor.

Pendidikan lanjutan menengah pertama (SMP) diselesaikan Penulis pada tahun 2002

di SMPN 4 Bogor dan pendidikan lanjutan menengah atas (SMA) diselesaikan pada

tahun 2005 di SMAN 5 Bogor. Penulis diterima menjadi mahasiswa di Institut

Pertanian Bogor pada tahun 2005 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB

(USMI) dengan sistem mayor minor dan pada tahun berikutnya Penulis diterima

sebagai mahasiswa Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP),

Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Selama menjalani perkuliahan, Penulis aktif di beberapa organisasi

kemahasiswaan diantaranya UKM Gentra Kaheman IPB sebagai anggota, dan

Himpunan Profesi Mahasiswa Produksi Peternakan (HIMAPROTER) Fakultas

Peternakan IPB sebagai anggota. Selain itu, Penulis juga pernah menjadi tim

pendamping Pos Pemberdayaan Keluarga (POSDAYA) Bina Sejahtera Desa

Pasirmulya Ciomas Bogor di bawah binaan LPPM PPSDM IPB yang bekerjasama

dengan Yayasan Damandiri.

Penulis berkesempatan mendapat pendanaan pada Program Kreativitas

Mahasiswa (PKM) bidang penelitian bersama tim yang diselenggarakan DIKTI pada

tahun 2008 dengan judul karya tulis ”Peningkatan nilai gizi dan cita rasa mie basah

dengan penambahan tepung tulang daging leher ayam pedaging”. Penulis juga

pernah menjadi juara kedua lomba poster tingkat Kota Bogor yang diselenggarakan

(8)

KATA PENGANTAR

Assalamualikum Wr.Wb. Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT atas karunia dan limpahan rahmat-Nya Penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul Teknik Pelatihan Kuda (Equus caballus) untuk Upacara Kenegaraan dan Sarana Kesenjataan di Detasemen Kavaleri Berkuda (DENKAVKUD) TNI-AD

Parongpong. Shalawat beriring salam semoga senantiasa tercurah kepada Baginda Rasulullah SAW. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Program Studi Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan,

Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Kuda merupakan hewan yang digunakan sebagai sarana angkutan, olah raga,

hiburan dan berbagai kegiatan resmi yang dilakukan dalam lingkungan militer.

Detasemen Kavaleri Berkuda (Denkavkud) TNI-AD Parongpong merupakan salah

satu kesatuan militer di Indonesia yang memanfaatkan kuda sebagai sarana

kesenjataan. Teknik pelatihan bagi kuda yang digunakan dalam kegiatan militer tentu

berbeda dengan fungsi kuda sebagai sarana angkut, olah raga dan hiburan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu Penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Penulis berharap

agar skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan, dan dapat

menambah khazanah ilmu pengetahuan.

Bogor, September 2009

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ... i

ABSTRACT ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 2

Manfaat ... 2

TINJAUAN PUSTAKA ... 3

Kuda ( Equus Caballus ) ... 3

Klasifikasi ... 3

Morfologi ... 4

Reproduksi ... 5

Habitat ... 6

Tingkah Laku ... 6

Proses Belajar, Latihan dan Pendewasaan ... 7

Prinsip Pelatihan ... 7

Hierarki Sosial ... 8

Pakan dan Nutrisi ... 8

Keseimbangan Pakan ... 8

Teknik Pelatihan Kuda Kavaleri ... 9

Seleksi Kuda ... 9

Aksi dan Tipe Kuda ... 10

Tipe Berjalan ... 10

Gerakan Berputar ... 11

METODE ... 12

Lokasi dan Waktu ... 12

Materi ... 12

Kuda ... 12

Respon ... 12

(10)

Kandang ... 12

Rancangan ... 12

Prosedur ... 13

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 16

Keadaan Umum ... 16

Pengadaan Kuda ... 18

Kuda Penelitian ... 19

Latar Belakang Pelatih Kuda ... 21

Penanganan Kesehatan Kuda ... 22

Pemeliharaan Kuda ... 28

Teknik Pelatihan Secara Umum ... 34

Teknik Pelatihan Setiap Materi ... 37

Materi Pengenalan Karakter Kuda ... 44

Materi Pengenalan dan Perawatan Serta Pemeliharaan Kuda .... 45

Materi Pengenalan Perlengkapan Sandang Kepala ... 47

Materi Pengenalan Alat Tunggang ... 48

Materi Pengenalan Rintangan Buatan (Kavaleti) dan Melewatinya... 49

Materi Pemasangan Sandang Kepala ... 50

Materi Pemasangan Pelana Kuda ... 51

Materi Menuntun Kuda Keluar Asrama ... 52

Materi Latihan Angkat Kaki untuk Perawatan Kuku ... 53

Materi Perawatan Kuku Kuda ... 55

Materi Pemasangan Ladam atau Tapel ... 56

Materi Kuda Dilongser (Lungeing) ... 58

Materi Kuda Diberi Beban ... 58

Materi Pengenalan Air ... 59

Materi Pengenalan Bunyi-bunyian ... 60

Materi Pengenalan Sinar atau Kilat Cahaya ... 61

Materi Pengenalan Asap dan Api ... 62

Kesejahteraan Kuda ... 62

Evaluasi Pelatihan ... 64

Catatan Silsilah Kuda ... 66

KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

Kesimpulan ... 68

Saran ... 68

UCAPAN TERIMAKASIH ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70

(11)

TEKNIK PELATIHAN KUDA (Equus caballus) UNTUK UPACARA

KENEGARAAN DAN SARANA KESENJATAAN

DI DETASEMEN KAVALERI BERKUDA

(DENKAVKUD) TNI-AD PARONGPONG

SKRIPSI

NOLIS NILARESWATI

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

(12)

TEKNIK PELATIHAN KUDA (Equus caballus) UNTUK UPACARA

KENEGARAAN DAN SARANA KESENJATAAN

DI DETASEMEN KAVALERI BERKUDA

(DENKAVKUD) TNI-AD PARONGPONG

NOLIS NILARESWATI D14051226

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

(13)

TEKNIK PELATIHAN KUDA (Equus caballus) UNTUK UPACARA

KENEGARAAN DAN SARANA KESENJATAAN

DI DETASEMEN KAVALERI BERKUDA

(DENKAVKUD) TNI-AD PARONGPONG

Oleh

NOLIS NILARESWATI D14051226

Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 18 Agustus 2009

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Prof. Dr. Ir. Pollung H. Siagian, MS Prof. Dr. Ir. Sri Supraptini M.

Ketua Departemen

Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan

Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Cece Sumantri M. Agr Sc Dekan Fakultas Peternakan

Institut Pertanian Bogor

(14)

RINGKASAN

NOLIS NILARESWATI. D14051226. 2009. Teknik Pelatihan Kuda (Equus caballus) untuk Upacara Kenegaraan dan Sarana Kesenjataan di Detasemen Kavaleri Berkuda (DENKAVKUD) TNI-AD Parongpong. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Pembimbing Utama : Prof. Dr. Ir. Pollung H. Siagian, MS Pembimbing Anggota : Prof. Dr. Ir. Sri Supraptini Mansjoer

Kuda merupakan salah satu jenis ternak yang telah dikenal luas dan banyak dimanfaatkan oleh manusia dalam beberapa aktivitas untuk menarik dan mengangkut barang, seperti kendaraan roda atau delman. Kuda dapat ditunggangi oleh manusia dengan menggunakan sadel untuk aktivitas olahraga, rekreasi, berburu dan daging kuda memang diolah untuk dikonsumsi di beberapa daerah. Kemampuan yang dimiliki oleh kuda dalam hal kecepatan, daya tahan dan sifat bersahabat dengan manusia kemudian dimanfaatkan oleh militer untuk sarana perang.

Detasemen Kavaleri Berkuda (Denkavkud) TNI-AD merupakan salah satu divisi militer di Indonesia yang memanfaatkan kuda sebagai sarana kesenjataan. Kondisi kedaulatan Indonesia yang aman dan tenteram mengakibatkan kuda di Denkavkud TNI-AD lebih banyak beralih fungsi terutama untuk upacara kenegaraan dan olah raga. Peran kuda dalam upacara kenegaraan dan sarana kesenjataan memerlukan latihan khusus agar kuda memiliki keterampilan dan mampu berada dalam kegiatan Denkavkud TNI-AD.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dan memahami proses pelatihan kuda di Denkavkud TNI-AD dengan pemahaman tingkah laku dan kesejahteraan kuda. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2008, di Denkavkud TNI-AD Parongpong, Bandung. Penelitian ini menggunakan 15 ekor kuda yang sedang dalam proses pelatihan dan penjinakan. Kuda yang diamati terdiri dari tiga kuda jantan, sembilan betina dan tiga kebiri. Sebelum penelitian dimulai, terlebih dahulu dilakukan penelitian pendahuluan untuk mengetahui gambaran umum. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan, dokumentasi, wawancara dengan responden dan pengisian langsung lembar kuisioner oleh responden di Denkavkud TNI-AD Parongpong.

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: pengadaan kuda, kuda penelitian, latar belakang pelatih kuda, penanganan kesehatan kuda, pemeliharaan kuda, teknik pelatihan secara umum, teknik pelatihan setiap materi, kesejahteraan kuda, evaluasi pelatihan, serta informasi mengenai catatan silsilah kuda.

(15)

yang telah dilatih dapat menjadi jinak dan mampu memberikan respon terhadap perintah pelatih. Kuda yang dinyatakan lulus dapat mengikuti pelatihan materi lanjutan dan kemudian siap dioperasikan sesuai kebutuhan di Denkavkud TNI-AD. Kuda dioperasionalkan sebagai kuda tunggang militer sampai umur kuda 18 tahun, setelah itu kuda akan dialihkan tanggungjawab pemeliharaannya untuk dirawat dan dipelihara sampai kuda mati.

Mata pelajaran perkenalan pada kuda adalah suatu usaha mengenali tingkah laku kuda yang dilatih atau kegiatan pelatih untuk membiasakan agar kuda mengenal pelatih atau penunggang agar saling mengerti instruksi pelatih atau kemauan kuda sehingga kuda liar menjadi kuda jinak. Menerapkan konsep hierarki sosial ketika proses pembelajaran antara pelatih dan kuda. Didalam latihan perkenalan, pelatih harus memperlakukan kuda dengan penuh kesabaran sehingga timbul hubungan yang baik antara kuda terhadap manusia dengan cara menghindarkan diri melakukan tindakan-tindakan kekerasan (pemukulan) sebagai hukuman pada kuda akibat respon kuda yang tidak diinginkan.

(16)

ABSTRACT

Horse Training Technique for the Purpose of Formal State Ceremony and Armed Forces in Cavalary Horse Detachement (Denkavkud) Indonesian

National Army-Cavalary (TNI-AD) Parongpong

Nilareswati, N. , P. H. Siagian, and S.Supraptini M.

The objective of this study was to obtain all related information and understanding the training process were carried out at the Cavalry Detachement Equstrian along with the understanding of horses behaviour and welfare. This study conducted in August 2008, at the Cavalry Detachment Equstrian (Denkavkud) TNI-AD Parongpong, Bandung, used 15 horses that were in the process of training and taming. Horses observation comprised of three male horses, nine female horses and three cartrated horse. Before starting a thorough and completed research, a preliminary review was conducted; that was to get a general overview descriptions. All data collection were classified as follow : horse trainer background, handling horse health, horse maintenance, technical training in general, each detailed technical training material, welfare of horse, evaluation training materials, and all information about horse geneacological records. Training was conducted in Detachment Equstrian (Denkavkud) TNI-AD includes introduction material cognition (through sounds, view dan touching), field practice, repetition, habitual and materials evaluation. The horses trained were tamed would be able to show expected response to the trainer. A coach playing a very important role on the succes of each training, at the same time patience are also required from both trainer and rider. In order to mastering the 19 basic material, basic training will take six month of time, each technical training materials will has a time allocation base which will vary with or will be adjusted with the schedule of basic education curiculum for horses training. Training are divided into stages, that is from a very easy up to a very difficult materials. Horses that have ever been trained to be tamed should be able to show expected response to the respected trainer. From this point of step if the horses are declared passing from this stage soon will be prepared and ready to receive further advanced training matterials. At the end of this advanced training, the horse will be charged and operated as a horse in the millitary until 18 years old. After this operating period are ended, then all of the horse care or welfare and health responsibilities will be moved to other departement until their death.

(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 30 Januari 1987 di Bogor Jawa Barat dari

pasangan suami istri Bapak Sugiri dan Ibu Yati Atikah. Penulis merupakan anak

ketiga dari empat bersaudara. Penulis menempuh pendidikan yang dimulai dari

Taman Kanak-kanak pada tahun 1992 di TK Semboja Sari Bogor, dilanjutkan

dengan pendidikan dasar (SD) dan lulus pada tahun 1999 di SDN Polisi 5 Bogor.

Pendidikan lanjutan menengah pertama (SMP) diselesaikan Penulis pada tahun 2002

di SMPN 4 Bogor dan pendidikan lanjutan menengah atas (SMA) diselesaikan pada

tahun 2005 di SMAN 5 Bogor. Penulis diterima menjadi mahasiswa di Institut

Pertanian Bogor pada tahun 2005 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB

(USMI) dengan sistem mayor minor dan pada tahun berikutnya Penulis diterima

sebagai mahasiswa Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP),

Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Selama menjalani perkuliahan, Penulis aktif di beberapa organisasi

kemahasiswaan diantaranya UKM Gentra Kaheman IPB sebagai anggota, dan

Himpunan Profesi Mahasiswa Produksi Peternakan (HIMAPROTER) Fakultas

Peternakan IPB sebagai anggota. Selain itu, Penulis juga pernah menjadi tim

pendamping Pos Pemberdayaan Keluarga (POSDAYA) Bina Sejahtera Desa

Pasirmulya Ciomas Bogor di bawah binaan LPPM PPSDM IPB yang bekerjasama

dengan Yayasan Damandiri.

Penulis berkesempatan mendapat pendanaan pada Program Kreativitas

Mahasiswa (PKM) bidang penelitian bersama tim yang diselenggarakan DIKTI pada

tahun 2008 dengan judul karya tulis ”Peningkatan nilai gizi dan cita rasa mie basah

dengan penambahan tepung tulang daging leher ayam pedaging”. Penulis juga

pernah menjadi juara kedua lomba poster tingkat Kota Bogor yang diselenggarakan

(18)

KATA PENGANTAR

Assalamualikum Wr.Wb. Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT atas karunia dan limpahan rahmat-Nya Penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul Teknik Pelatihan Kuda (Equus caballus) untuk Upacara Kenegaraan dan Sarana Kesenjataan di Detasemen Kavaleri Berkuda (DENKAVKUD) TNI-AD

Parongpong. Shalawat beriring salam semoga senantiasa tercurah kepada Baginda Rasulullah SAW. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Program Studi Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan,

Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Kuda merupakan hewan yang digunakan sebagai sarana angkutan, olah raga,

hiburan dan berbagai kegiatan resmi yang dilakukan dalam lingkungan militer.

Detasemen Kavaleri Berkuda (Denkavkud) TNI-AD Parongpong merupakan salah

satu kesatuan militer di Indonesia yang memanfaatkan kuda sebagai sarana

kesenjataan. Teknik pelatihan bagi kuda yang digunakan dalam kegiatan militer tentu

berbeda dengan fungsi kuda sebagai sarana angkut, olah raga dan hiburan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu Penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Penulis berharap

agar skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan, dan dapat

menambah khazanah ilmu pengetahuan.

Bogor, September 2009

(19)

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ... i

ABSTRACT ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 2

Manfaat ... 2

TINJAUAN PUSTAKA ... 3

Kuda ( Equus Caballus ) ... 3

Klasifikasi ... 3

Morfologi ... 4

Reproduksi ... 5

Habitat ... 6

Tingkah Laku ... 6

Proses Belajar, Latihan dan Pendewasaan ... 7

Prinsip Pelatihan ... 7

Hierarki Sosial ... 8

Pakan dan Nutrisi ... 8

Keseimbangan Pakan ... 8

Teknik Pelatihan Kuda Kavaleri ... 9

Seleksi Kuda ... 9

Aksi dan Tipe Kuda ... 10

Tipe Berjalan ... 10

Gerakan Berputar ... 11

METODE ... 12

Lokasi dan Waktu ... 12

Materi ... 12

Kuda ... 12

Respon ... 12

(20)

Kandang ... 12

Rancangan ... 12

Prosedur ... 13

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 16

Keadaan Umum ... 16

Pengadaan Kuda ... 18

Kuda Penelitian ... 19

Latar Belakang Pelatih Kuda ... 21

Penanganan Kesehatan Kuda ... 22

Pemeliharaan Kuda ... 28

Teknik Pelatihan Secara Umum ... 34

Teknik Pelatihan Setiap Materi ... 37

Materi Pengenalan Karakter Kuda ... 44

Materi Pengenalan dan Perawatan Serta Pemeliharaan Kuda .... 45

Materi Pengenalan Perlengkapan Sandang Kepala ... 47

Materi Pengenalan Alat Tunggang ... 48

Materi Pengenalan Rintangan Buatan (Kavaleti) dan Melewatinya... 49

Materi Pemasangan Sandang Kepala ... 50

Materi Pemasangan Pelana Kuda ... 51

Materi Menuntun Kuda Keluar Asrama ... 52

Materi Latihan Angkat Kaki untuk Perawatan Kuku ... 53

Materi Perawatan Kuku Kuda ... 55

Materi Pemasangan Ladam atau Tapel ... 56

Materi Kuda Dilongser (Lungeing) ... 58

Materi Kuda Diberi Beban ... 58

Materi Pengenalan Air ... 59

Materi Pengenalan Bunyi-bunyian ... 60

Materi Pengenalan Sinar atau Kilat Cahaya ... 61

Materi Pengenalan Asap dan Api ... 62

Kesejahteraan Kuda ... 62

Evaluasi Pelatihan ... 64

Catatan Silsilah Kuda ... 66

KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

Kesimpulan ... 68

Saran ... 68

UCAPAN TERIMAKASIH ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70

(21)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Informasi yang Dikumpulkan Selama Penelitian ... 15

2. Daftar Nominatif Kuda Denkavkud TNI-AD Pussenkav Bulan Juni 2008... 20

3. Latar Belakang Pelatih... 21

4. KegiatanPenanganan Kesehatan Kuda ... 23

5. Jenis Penyakit yang Sering Menyerang Kuda dan Cara Pengobatannya... 24

6. Tugas Pemeliharaan Kuda ... 28

7. Jadwal Kegiatan Manajemen Pemeliharaan Kuda di Denkavkud TNI-AD Parongpong ... 29

8. Komposisi Konsentrat Kuda di Denkavkud TNI-AD Parongpong ... 30

9. Hasil Analisa Proksimat Konsentrat Kuda di Denkavkud TNI-AD Parongpong ... 32

10. Hasil Analisa Proksimat Pelet Kuda di Denkavkud TNI-AD Parongpong ... 34

11. Klasifikasi Kuda yang Dilatih... 34

12. Cara Pelatih Mengatasi Masalah Pelatihan... 36

13. Teknik Pelatihan Dasar Kuda Kavaleri ... 38

14. Alat yang Digunakan pada Setiap Materi Latihan... 43

15. Daftar Nilai Ujian Akhir Kuda ... 64

(22)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kondisi Sekitar Kandang Pendidikan Dasar (Remonte)... 17

2. Proses Pengawinan Kuda Secara Kawin Alami ... 18

3. Persiapan Nekropsi pada Kuda ... 25

4. Nekropsi pada Kuda... 26

5. Peralatan yang Digunakan pada Kegiatan Latihan Pendidikan Dasar

(Remonte) ... 40

6. Pengusapan Bagian Muka pada Materi Pengenalan Karakter Kuda ... 44

7. Pengenalan dan Perawatan Serta Pemeliharaan Kuda ... 46

8. Memperlihatkan Sandang Kepala pada Materi Pengenalan Perlengkapan

Sandang Kepala ... 47

9. Materi Pengenalan Alat Tunggang di Bagian Punggung Kuda ... 48

10. Rintangan Buatan untuk Latihan Pengenalan Kavaleti... 49 11. Materi Pemasangan Sandang Kepala pada Bagian Kepala ... 50

12. Materi Pemasangan Pelana Kuda ... 51

13. Materi Menuntun Kuda Keluar Asrama ... 52

14. Proses Mengangkat Kaki Kuda Bagian Depan... 54

15. Materi Mengangkat Kaki Kuda Bagian Belakang ... 54

16. Materi Perawatan Kuku Kuda... 55

17. Materi Pemasangan Ladam atau Tapal pada Kuku Kuda... 57

18. Materi Kuda Di-longser (Lungeing)... 58 19. Materi Kuda Diberi Beban Mati ... 59

20. Materi Pengenalan Air Menggunakan Selang Air ... 60

21. Materi Pengenalan Bunyi-bunyian Menggunakan Ember... 61

22. Materi Pengenalan Sinar atau Kilat Cahaya ... 61

(23)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Beberapa Atraksi Kuda Kavaleri ... 73

2. Bagan Organisasi Denkavkud TNI-AD ... 74

3. Foto Kuda Penelitian ... 75

4. Contoh Buku Registrasi Kuda (BRK) ... 77

(24)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Kuda sudah dikenal manusia sejak lama, dahulu kuda hanya dimanfaatkan

dagingnya untuk dikonsumsi oleh manusia, yang selanjutnya meningkat untuk

ditunggangi oleh manusia sebagai transportasi, olahraga, hiburan dan berbagai

kegiatan resmi kenegaraan. Sebagai kuda tunggang, kuda mulai banyak

dipergunakan sejak tahun 1500 sebelum Masehi. Sebelum digunakan untuk sarana

perang dan alat transportasi, kuda juga sering dipakai untuk berburu. Dalam

pengembangannya, bangsa Asiria merupakan bangsa pertama yang membentuk

kavaleri (pasukan berkuda).

Detasemen Kavaleri Berkuda (Denkavkud) TNI-AD Parongpong merupakan

salah satu kesatuan militer di Indonesia yang memanfaatkan kuda sebagai sarana

kesenjataan. Kondisi kedaulatan Indonesia yang aman dan tenteram mengakibatkan

kuda di Denkavkud TNI-AD lebih banyak beralih fungsi terutama untuk upacara

kenegaraan dan olahraga. Salah satu pusat kavaleri berkuda ini terletak di kota

Cimahi, 10 km dari Bandung ke arah barat.

Pengembangan kuda kavaleri di Indonesia dilaksanakan oleh Satuan Kavaleri

TNI-AD. Satuan Kavaleri Berkuda memanfaatkan kuda sebagai alat tempur dalam

tugas pokoknya. Kondisi geografi di Indonesia yang merupakan rangkaian medan

datar, lembah, pegunungan, rawa-rawa dan kombinasi berbagai bentuk medan; sering

perlu menggunakan kuda sebagai sarana mobilitasnya, karena tugas pokok tersebut

maka kuda kavaleri harus terlatih sebagai kuda tunggang militer.

Peran kuda dalam upacara kenegaraan dan sebagai sarana kesenjataan,

memerlukan latihan tersendiri serta khusus bagi kuda yang digunakan dalam

kegiatan tersebut. Keterampilan yang perlu dimiliki kuda diberikan melalui latihan

khusus dan yang diajarkan oleh pelatih. Proses pelatihan yang menjadikan kuda

mampu berada dalam kegiatan upacara kenegaraan dan sebagai sarana kesenjataan

(25)

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dan memahami proses

pelatihan kuda yang dilakukan di Detasemen Kavaleri Berkuda TNI-AD, melalui

pemahaman tingkah laku dan kesejahteraan kuda.

Manfaat

Melalui pemahaman tingkah laku dan kesejahteraan kuda, diharapkan dapat

meningkatkan kesejahteraan kuda dan meningkatkan kualitas kuda militer serta kuda

(26)

TINJAUAN PUSTAKA Kuda (Equus caballus)

Kuda merupakan salah satu jenis ternak berlambung satu atau nonruminansia yang telah dikenal luas. Ternak ini bersifat nomadik dan kuat serta memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi. Kuda memiliki kemampuan belajar yang baik dalam mengenal suatu obyek (Kilgour dan Dalton, 1984).

Kuda hidup berkelompok membentuk suatu hubungan sosial yang erat pada kehidupan bebas dialam. Seekor kuda jantan akan memimpin kelompok yang terdiri atas sekumpulan kuda betina beserta anak-anaknya (Blackshaw, 1986).

Kilgour dan Dalton (1984) menyatakan bahwa kuda jantan yang memimpin dan menguasai sekelompok betina, akan melindungi kuda betina dewasa yang merupakan bagian dari kelompoknya dari gangguan kuda jantan lain khususnya selama estrus, sedangkan kuda betina muda dibiarkan begitu saja.

Lebih jauh Blackshaw (1986) menambahkan bahwa dalam suatu kelompok betina yang permanen (sekelompok kuda yang terdiri atas kuda betina dewasa dan anak-anak kuda, dipimpin oleh seekor kuda jantan) terbentuk suatu hubungan sosial yakni kuda betina yang berhubungan tetap hanya dengan seekor pejantan yang memimpin kelompok tersebut. Disamping adanya kelompok betina yang permanen, terdapat juga kelompok lain yaitu kelompok kuda jantan muda yang selalu berusaha merebut kelompok betina yang telah terbentuk.

Kavaleri berasal dari bahasa latin caballus dan bahasa Perancis chevalier

yang berarti kuda. Awalnya istilah kavaleri mengacu kepada pasukan berkuda, namun dalam perkembangan zaman, kavaleri bertempur dengan menggunakan kendaraan lapis baja (Kavaleri TNI-Angkatan Darat, 2008).

Klasifikasi

Menurut Ensminger (1962) ternak kuda memiliki klasifikasi zoologis sebagai berikut, kerajaan Animalia (hewan), pillum Chordata (bertulang belakang), kelas

Mammalia (menyusui), ordo Perissodactyla (berteracak tidak memamahbiak), famili

Equidae, genus Equus, dan Spesies Equus caballus.

(27)

merupakan salah satu hewan ternak yang penting secara ekonomis dan telah memegang peranan penting dalam pengangkutan orang dan barang selama ribuan tahun. Kuda dapat ditunggangi oleh manusia dengan menggunakan sadel dan dapat pula digunakan untuk menarik sesuatu, seperti kendaraan beroda, atau bajak. Kuda pada beberapa daerah juga digunakan sebagai sumber makanan, walaupun peternakan kuda diperkirakan telah dimulai sejak tahun 4500 SM, bukti-bukti penggunaan kuda untuk keperluan manusia baru ditemukan terjadi sejak 2000 SM (Ronald et al., 1996).

Morfologi

Fungsi dasar tulang adalah membentuk kerangka yang sifatnya kaku untuk melindungi semua bagian lunak serta memelihara bentuk tubuh. Kerangka melindungi bagian organ yang vital, seperti otak dalam tempurung dan sistem saraf di bagian tulang belakang. Konformasi kuda merupakan poin yang sangat penting sehingga menjadi salah satu pertimbangan, karena panjang, posisi dan kelurusan tulang yang benar berkaitan dengan gerak kuda yang baik. Sambungan tulang terjadi pada dua atau lebih tulang yang saling bersinggungan. Sistem sambungan dan pertautan otot akan menjadikan pergerakan yang bebas dari tulang. Kombinasi antara otot dengan tulang akan memberikan bentuk pada kuda (Hamer, 1993).

Orang memiliki prioritas yang berbeda dalam menilai bentuk kuda. Untuk tujuan penampilan yang bagus, tungkai dan kaki menjadi prioritas utama untuk melihat kekokohan kuda secara cepat. Kaki depan berhubungan dengan bagian bahu. Kaki belakang memiliki peran penting dalam menggerakan sebagian tubuh karena dorongan dari seperempat bagian otot belakang. Fungsi kekuatan dari panjang garis bagian pinggul ke arah pantat harus baik, begitupun panjang garis dari pinggul ke bagian hock, yang berfungsi untuk kecepatan, dan susunan kaki belakang yang lurus menopang berat seperempat bagaian belakang (Hamer, 1993).

(28)

5 otot di leher berperan dalam pergerakan bahu dan kaki depan. Hal ini membuat keterbatasan pada kuda untuk meletakkan kaki depan melewati garis hidung saat bergerak (Hamer, 1993).

Konformasi yang baik dilihat dari susunan kepala, panjang leher yang baik dan bagus, punggung yang baik dan kuat serta tidak terlalu panjang atau pendek, daerah bagian pinggang yang kuat dan seperempat bagian belakang yang kuat (Hamer, 1993).

Reproduksi

Seekor kuda dinyatakan telah dewasa kelamin apabila telah memperlihatkan tanda-tanda estrus bagi betina dan telah mampu berkopulasi untuk yang jantan dan apabila terjadi kopulasi dapat menghasilkan individu baru (Hafez, 1967).

Seekor kuda betina mencapai masa dewasa kelamin pada umur sekitar 12-15 bulan, sedangkan untuk kuda jantan dewasa kelamin dicapai pada umur sekitar 24 bulan (Blakely dan Bade, 1991).

Siklus estrus pada kuda betina rata-rata berulang setiap 22 hari dengan lama estrus rata-rata enam hari dengan variasi 2-11 hari (Hafez, 1967). Lebih jauh Kilgour dan Dalton (1984) menyatakan bahwa lama estrus bervariasi pada musim semi dan musim panas. Pada musim semi, lama masa estrus adalah 7,6 hari; sedangkan pada musim kemarau 4,8 hari. Blakely dan Bade (1991) melaporkan bahwa untuk kuda yang dipelihara secara intensif, perkawinan pertama biasa dilakukan pada saat kuda betina berumur 2-3 tahun dan jantan berumur 3-4 tahun. Hal ini disebabkan pada umur tersebut kuda benar-benar sudah siap untuk bereproduksi dan anatomi tubuh telah berkembang dengan sempurna. Kilgour dan Dalton (1984) melaporkan juga bahwa umumnya di alam bebas, kuda melakukan perkawinan di saat musim panas. Lama kebuntingan berkisar antara 315-350 hari dengan rata-rata 335 hari.

Dalam keadaan liar, efisiensi reproduksi kuda mencapai 90% atau lebih baik. Akibat domestikasi dengan campur tangan manusia dan adanya serangan penyakit menyebabkan efisiensi reproduksi dapat menurun (Blakely dan Bade, 1991).

Habitat

(29)

dan tempat berkembangbiak (Alikodra, 1979). Kuda merupakan ternak sosial yang dalam keadaan bebas di alam hidup berkelompok bergerak dari suatu padang rumput ke padang rumput lain. Penyebaran ternak ini sangat luas, dapat ditemui hidup dan berkembang di padang-padang sabana, di hutan sekunder dan di pinggiran padang pasir (Zeuner, 1963).

Kilgour dan Dalton (1984) melaporkan bahwa kuda dapat berjalan sejauh 16 km setiap hari dari padang rumput ke sumber air, dengan areal untuk merumput yang luasnya mencapai 1.000 ha. Kuda yang dipelihara secara intensif jelas terjadi perubahan habitat, tetapi dengan kemampuan belajar yang tinggi, hal ini tidak terlalu menjadi masalah.

Tingkah Laku

Tingkah laku hewan merupakan reaksi atau ekspresi hewan yang disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tingkah laku hewan merupakan fungsi dari faktor endogen (hormonal), eksogen (lingkungan), pengalaman dan fisiologi (Alikodra, 1979). Lehner (1979) menyatakan bahwa tingkah laku yang dipelajari tidak hanya apa yang dilakukan oleh hewan saja, tetapi tergantung pada waktu, tempat, cara dan sebab tingkah laku itu terjadi.

Tingkah laku tergantung dari genetik dan faktor lingkungan, tentu saja faktor genetik berperan dalam setiap penerimaan dan reaksi terhadap stimulus. Tingkah laku tergantung dari sistem saraf dan antara sistem saraf saling berkomunikasi melalui neuron dan hal ini dipengaruhi pula oleh neurokimia. Terdapat genetik penentu dari setiap bentuk konformasi dari neuron (Bowling dan Ruvinsky, 2000).

(30)

7 Proses Belajar, Latihan dan Pendewasaan

Langkah pertama memanfaatkan pengetahuan tingkah laku dalam pelatihan kuda adalah memahami setiap kemampuan dari sensor tubuh, diantaranya adalah penglihatan, pendengaran, penciuman, selera dan sentuhan. Secara umum terdapat beberapa hal yang disukai dan tidak disukai oleh kuda dan harus dipahami saat manajemen dan penanganan kuda (Kilgour dan Dalton, 1984).

Kuda menyukai tempat makan, minum, tidur dan eliminasi yang masing-masing terpisah, kuda tidak suka kehilangan keseimbangan ketika berjalan di jalan yang sempit dan licin, kuda biasanya melangkah dalan langkah biasa, trot ketika bermain, dan gallop ketika berkelahi, tetapi tanpa beban diatas punggungnya. Kuda merupakan hewan yang melihat dengan kecurigaan terhadap suatu objek yang ditemuinya dan memiliki daya ingat yang baik terhadap pengalaman sebelumnya. Kenyamanan memberikan rasa aman kepada kuda, kuda yang ketakutan akan kembali ke kandang. Kuda merupakan hewan yang ingin tahu dan membutuhkan stimulasi untuk mencegah kebosanan dan stres (Kilgour dan Dalton, 1984).

Prinsip Pelatihan

Prinsip dasar untuk bekerja menggunakan kuda hampir sama dengan yang terjadi pada anjing dan domba. Poin-poin yang utama diantaranya adalah : tidak menakuti kuda karena dapat menimbulkan respon berbahaya, pemberian hukuman hanya menekan tingkah laku dan bukan untuk menghilangkan tingkah laku, pemberian hukuman pada kuda dibatasi, pemberian hadiah harus diikuti oleh respon kuda yang cepat dan benar, pemberian hadiah tidak dilakukan setiap kuda melakukan respon yang benar (Kilgour dan Dalton, 1984).

(31)

Hirarki Sosial

Kelompok sosial dicirikan dengan adanya hubungan persaingan secara terus menerus antara individu yang terdiri atas individu yang tunduk dan agresif. Pertemuan antar kelompok yang sering terjadi dapat menimbulkan pembentukan peringkat yang diakibatkan adanya kecenderungan kelompok yang kalah atau yang menang. Peringkat tersebut berkenaan dengan hirarki dominan atau sosial. Dalam hirarki, individu alpha menjadi individu yang paling dominan dalam kelompok, individu beta memiliki sifat dominan terhadap yang lain namun tidak terhadap individu alpha, dan peringkat dibawahnya tidak memiliki sifat dominan terhadap individu lain dalam kelompoknya (Barnard, 2004).

Status dominan menjadi sangat penting untuk memperoleh akses terhadap kemampuan yang dimiliki oleh suatu individu atau kelompok, pemilik status dominan dapat memberikan statusnya kepada individu lain. Status dominan bukan hanya fungsi tingkah laku, tetapi juga berhubungan dengan perubahan dalam physiologi, tingkat hormon steroid seperti androgen dan glucocorticoids (Barnard, 2004).

Pakan dan Nutrisi

Untuk menjaga kesehatan kuda, sangat penting untuk menemukan keseimbangan yang baik antara latihan dan pakan. Hal ini sama pentingnya dalam pengaturan pakan itu sendiri agar seimbang, sehingga kuda memperoleh asupan nutrien yang dibutuhkan. Pakan yang baik secara ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini memungkinkan kita untuk memperoleh jumlah spesifik kebutuhan nutrisi bagi individu kuda di setiap kompetisi, hal ini akan membedakan antara pemenang dan kalah (Hamer, 1993).

Keseimbangan Pakan

Pemberian pakan yang seimbang, pertama kali adalah dengan memahami fungsi dari berbagai jenis pakan. Hal yang penting dari setiap unsur akan sangat bervariasi tergantung dari kebutuhan kuda berdasar umur, kerja yang dilakukan dan kondisi lingkungan (Hamer, 1993).

(32)

9 kerja yang dilakukan dan tingkat kesehatan. Perlu diingat bahwa kuda merupakan hewan merumput dan oleh karena itu saluran pencernaannya membutuhkan serat kasar setiap hari. Perbandingan antara konsentrat dan serat kasar dalam pakan kuda yang kerjanya ringan diberikan persentase serat kasar yang banyak. Kuda yang digunakan pada latihan dan berburu diberikan perbandingan pakan yang seimbang antara konsentrat dan serat kasar, sedangkan kuda untuk perlombaan diberikan perbandingan konsentrat yang tinggi dibanding serat kasarnya (Hamer, 1993).

Teknik Pelatihan Kuda Kavaleri

Sebaiknya kuda muda hanya dilatih oleh penunggang dan pelatih berpengalaman. Sesekali saat dimulai latihan, hal yang sangat penting yang perlu diperhatikan dalam proses latihan yaitu terletak pada kecepatan kuda muda belajar. Beberapa kuda muda memiliki koordinasi dan belajar yang cepat. Jika kuda belajar lambat, gunakan waktu sesuai yang dibutuhkan, walaupun ini artinya program pelatihan semakin lama dari perkiraan. Apapun dilakukan agar diakhir pelatihan, kuda dapat belajar melakukan sesuatu dengan baik dan percaya diri (Hamer, 1993). Terdapat perbedaan tertentu dalam kemampuan belajar dan mempelajari tugas tertentu pada setiap bangsa kuda (Hart dan Hart, 1985).

Seleksi Kuda

Konformasi secara garis besar dapat menjelaskan penampilan umum seekor kuda. Konformasi tubuh dan kaki diketahui memiliki heritabilitas yang tinggi. Hal ini diketahui bahwa penilaian subjektif dari konformasi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor bukan-genetik (Arnason, 1984; Preisinger et al., 1991; Saastamoinen, 1993; Saastamoinen et al., 1998a). Faktor bukan-genetik ini meliputi tim penilai, jenis kelamin, kondisi tubuh dan manajemen pemeliharaan kuda, bulan dan tahun judging

dan perawatan pada anak kuda. Semua faktor ini dihitung bersama dengan data konformasi tubuh jika digunakan untuk melakukan seleksi kuda dan analisis genetik (Bowling dan Ruvinsky, 2000).

(33)

bertahap dengan menyiapkan latihan dan mengumpulkan gaya berjalan (Bowling dan Ruvinsky, 2000).

Aksi dan Tipe Kuda

Diketahui bahwa bangsa kuda yang berbeda cenderung memiliki karakteristik yang berbeda, yang berarti bahwa setiap konformasi tubuhnya disesuaikan pada kerja yang dilakukan agar kuda lebih nyaman. Pada dasarnya, kuda dikelompokkan menjadi dua kategori: Thoroughbred dan bukan-Thoroughbred (Hamer, 1993).

Thoroughbred telah mengalami peningkatan dari abad ke abad melalui program persilangan dan sedang dikembangbiakkan untuk memungkinkan agar memiliki kecepatan berlomba, baik pada langkah pendek maupun panjang. Kuda jenis ini memiliki keunggulan dari panjang otot datar yang memberikan kuda ini kecepatan. Kuda ini digunakan pada kompetisi kuda cepat, tetapi bukan untuk tampil ataupun lompat kuda, sehingga harus hati-hati. Kuda ini memiliki tempramen yang sensitif sehingga membutuhkan seorang penunggang yang sabar dan konsisten (Hamer, 1993).

Banyak keturunan yang masuk kategori bukan-Thorougbred termasuk keturunan bangsa kuda asli British, kuda Arab dan banyak keturunan kuda Eropa serta kuda keturunan Amerika lainnya. Salah satu kuda yang populer yaitu Welsh

Cob/persilangan Thorougbred. Kuda Cob memberikan aksi menarik dalam penampilannya, sedangkan darah Thorougbred memberikan keringanan dan kualitas dalam gerak (Hamer, 1993).

Kuda Arab dikenal karena memiliki stamina, tetapi cenderung berukuran lebih tinggi dan punggung datar sehingga membuat kurang nyaman untuk penampilan tertentu dan melompat (Hamer, 1993).

Tipe Berjalan

Berjalan bebas (free walk) memiliki empat kali hentakan dan berirama tetap. Berjalan bebas beriringan dengan gerak kepala yang bebas, sehingga tidak mengikuti derapan langkah kaki. Berjalan sedikit berlari, hal ini sedikit berbeda dalam irama derap langkah berjalan bebas, seperti terdengar tiga derap langkah (Hamer, 1993).

(34)

11 keseimbangan dan berjalan dalam dua kali derap. Dibutuhkan langkah yang lambat dan tidak dilakukan dengan terburu-buru karena akan mengakibatkan kehilangan keseimbangan (Hamer, 1993).

Berlari kecil, memiliki tiga kali derap. Kaki bagian belakang digerakkan terlebih dahulu dan lari kecil dilakukan oleh kaki depan. Lari kecil dapat mengarah kekiri atau kekanan tergantung pada kaki depan yang memimpin (Hamer, 1993).

Gerakan Berputar

Seperempat putaran dengan gerak kaki belakang dan kaki depan sebagai poros, dilakukan dengan menghadapkan kuda pada dinding. Jika akan melakukan putaran kearah kanan, jangan menggunakan tali kendali kanan dan sebaliknya (Knowles, 1994).

Setengah putaran dengan perpindahan kaki belakang dan kaki depan sebagai poros, dapat dilakukan dengan hati-hati dan lembut. Kuda sejajar dengan dinding, diberikan ruas antara tubuh dan tembok agar dapat berputar. Posisi berputar harus diatur sedemikian rupa agar langkah kaki untuk berputar tidak salah atau terhalang (Knowles, 1994).

Seperempat putaran dengan gerak kaki depan dan kaki belakang menjadi poros, dilatih dengan menghadapkan kuda pada sudut tembok. Putaran kearah kiri dilakukan dengan menarik tali kendali kearah kepala akan pergi dan tergantung sudut tembok yang kosong (Knowles, 1994).

(35)

METODE Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2008 di Detasemen Kavaleri

Berkuda (Denkavkud) TNI-AD Parongpong, Jl. Kol. Masturi Km 7

Parongpong-Lembang, Bandung-Jawa Barat.

Materi Kuda

Kuda (Equus caballus) yang diamati sedang dalam proses pelatihan dan penjinakan sebanyak 15 ekor. Kuda yang diamati terdiri dari tiga ekor kuda jantan,

sembilan ekor kuda betina dan tiga ekor kuda kebiri.

Responden

Responden yang dilibatkan meliputi 15 orang pelatih, satu orang asisten

pelatih dan tiga orang petugas kandang.

Peralatan

Peralatan yang digunakan meliputi alat tulis, satu unit kamera dan lembar

wawancara yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.

Kandang

Kandang tersebar dari kandang A – P. Bangunan kandang berbentuk persegi

panjang dengan luas bangunan 35x10 m dan setiap bangunan terdiri petak kecil yang

berukuran 4x4 m. Bangunan kandang terdiri dari dua deretan kandang individu.

Setiap kandang individu memiliki tempat pakan dan air minum. Bangunan kandang

terdiri dari lantai dan dinding yang terbuat dari bahan semen.

Rancangan

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini : (1) keadaan umum, (2)

pengadaan kuda, (3) kuda penelitian, (4) latar belakang pelatih kuda, (5) penanganan

(36)

13 Data ditabulasikan dan dianalisis secara deskriptif untuk mendapatkan

informasi yang menggambarkan cara pelatihan dan manajemen pemeliharaan

termasuk kesehatan kuda. Cara analisis data secara kuantitatif dengan rumus :

Y = x x 100%

Keterangan :

Y = peubah yang diamati (peubah-peubah kuantitatif), dan

x = rataan populasi

Prosedur

Sebelum penelitian dilakukan, terlebih dahulu dilakukan penelitian

preliminary atau penelitian pendahuluan. Penelitian pendahuluan ini dilaksanakan selama satu minggu dengan melakukan survei di Detasemen Kavaleri Berkuda (Denkavkud) TNI-AD Parongpong. Kemudian hasil penelitian pendahuluan sebagai

gambaran umum untuk mendukung pelaksanaan penelitian yang sebenarnya.

Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan, dokumentasi, wawancara

dengan responden dan pengisian langsung lembar kuesioner (daftar pertanyaan) oleh

responden di Detasemen Kavaleri Berkuda (Denkavkud) TNI-AD Parongpong.

Data yang dikumpulkan meliputi beberapa hal yang penting yaitu:

1. Pengadaan kuda, hal-hal yang dicatat meliputi sistem pengadaan, asal-usul

kuda, umur pada saat dilatih dan jenis kelamin. Data ini digunakan untuk

mengetahui asal-usul kuda yang sering digunakan dan cara pengadaan kuda

tersebut.

2. Kuda penelitian, hal-hal yang dicatat meliputi nama kuda, nomor kuda, umur,

jenis kelamin, warna bulu, tinggi, bobot badan, lingkar dada, dan panjang

badan.

3. Latar belakang pelatih kuda, hal-hal yang dicatat meliputi asal-usul pelatih,

pengalaman dalam melatih dan tingkat pendidikan pelatih. Data ini digunakan

untuk mengetahui latar belakang dan keterampilan pelatih.

4. Penanganan kesehatan, data yang dicatat meliputi kesehatan kuda, penyakit

yang sering menjangkit dan cara pengobatannya. Data ini digunakan untuk

mengetahui tingkat perhatian pengelola di Detasemen Kavaleri Berkuda

(37)

5. Pemeliharaan kuda, digunakan untuk mengetahui manajemen pemeliharaan

dengan mengamati langsung manajemen pemeliharaan yang dilakukan.

6. Teknik pelatihan secara umum menggambarkan pelatihan secara umum yang

digunakan pelatih dalam melatih kuda dari awal sampai kuda terampil untuk

siap tampil

7. Teknik pelatihan setiap materi, data ini menggambarkan tentang cara pelatihan

dari setiap materi, waktu yang dibutuhkan untuk setiap materi, alat bantu yang

digunakan, dan tingkat keterampilan yang harus dimiliki kuda untuk dapat

tampil. Teknik disusun secara bertahap, mulai dari latihan pertama sampai

latihan terakhir saat kuda mampu tampil.

8. Kesejahteraan kuda, menjelaskan tentang perlakuan yang diterima oleh kuda.

Data yang diamati meliputi lama penggunaan kuda, jenis tingkah laku yang

diamati dan kondisi fisik kuda serta lama istirahat kuda/hari.

9. Evaluasi pelatihan, menggambarkan evaluasi pelaksanaan materi yang telah

diberikan, meliputi pelaksanaan ujian, jenis materi yang diujikan dan kepatuhan

kuda terhadap pelatih. Data ini menentukkan keberhasilan pelatihan yang telah

dilakukan.

10. Catatan atau recording atau silsilah, menggambarkan keadaan secara umum mengenai karakteristik dan riwayat hidup kuda yang ada di Denkavkud

TNI-AD Parongpong, Lembang-Bandung.

Data ini ditabulasikan dan dianalisa secara deskriptif untuk mendapatkan

informasi yang menggambarkan cara pelatihan dan manajemen pemeliharaan

termasuk kesehatan. Contoh informasi data yang ditabulasikan diperlihatkan pada

(38)
[image:38.612.118.516.79.712.2]

15 Tabel 1. Informasi yang Dikumpulkan Selama Penelitian

1. Pengadaan Kuda - Sistem pengadaan dan asal usul kuda - Umur kuda saat dilatih

- Jenis kelamin - Kondisi saat dilatih

2. Kuda Penelitian - Nama kuda - Nomor kuda - Umur

- Jenis kelamin - Warna bulu - Tinggi - Bobot badan - Lingkar dada - Panjang badan

3. Latar Belakang Pelatih - Umur - Asal daerah - Pendidikan

- Tahun pertama melatih - Pengalaman melatih

- Kendala yang sering dihadapi

4. Penanganan Kesehatan - Waktu pembersihan kuda/hari - Frekuensi pembersihan kandang/hari - Jenis penyakit yang sering menyerang kuda - Cara pengobatan dan pencegahan (vaksinasi) - Pemanfaatan jasa Dokter Hewan (Drh.)

5. Pemeliharaan Kuda - Frefekuensi pemberian pakan/hari - Jumlah dan jenis pakan yang diberikan - Luas kandang yang digunakan

- Lama istirahat kuda/hari

6. Teknik Pelatihan Secara Umum

- Umur awal dilatih

- Waktu dan lama pelatihan - Pelaksanaan pelatihan

- Masalah yang sering timbul, cara mengatasi masalah dan jenis pelatihan

- Frekuensi pelatihan dalam sebulan - Alat bantu yang digunakan

7. Teknik Pelatihan untuk Setiap Materi

- Cara pelatihan untuk setiap materi - Waktu yang dibutuhkan untuk pelatihan - Cara penilaian

- Alat bantu untuk melatih setiap jenis atraksi

8. Kesejahteraan Kuda - Periode dan lama penggunaan kuda, kondisi fisik kuda dan tingkat stres (cekaman) 9. Evaluasi Materi Latihan - Tempat, lama dan waktu evaluasi

(39)

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum

Detasemen Kavaleri Berkuda (Denkavkud) TNI-AD terletak di Jalan Kolonel

Masturi Km 7, Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung sekitar

15 km dari kota Bandung dengan ketinggian 1.200-1.400 m diatas permukaan laut,

temperatur 17-270 C pada kelembaban udara 45-95% dan berada di bawah kaki Gunung

Tangkuban Perahu dan Burangrang. Selain itu, lokasi Denkavkud berdekatan dengan

objek wisata seperti Ciater, Maribaya, Curug Cimahi, Situ Lembang dan Teropong

Bintang Boscha (Web Kab Bandungkab.go.id, 2007).

Di lokasi satuan ini terdapat beberapa divisi TNI-AD yang antara lain adalah: 1.

Pussenkav yang terletak di Bandung sebagai Pusat Kesenjataan Kavaleri, 2. Pusdikkav

yang terletak di Padalarang sebagai Lemdik (Lembaga Pendidikan) yang mencetak

prajurit-prajurit kavaleri, 3. Denkavkud yang terletak di Parongpong, Cisarua Bandung

Barat. Satuan berkuda dipimpin oleh seorang Komandan Detasemen. Satuan ini

bertugas selain sebagai satuan tempur berkuda, juga sebagai sekolah berkuda atau yang

lebih dikenal dengan pendidikan untuk kuda (Remonte) dan 4. Satuan setingkat

Batalyon yaitu Detasemen dan Kompi yang tersebar di seluruh pelosok di Indonesia,

sebagai satuan tempur berkendaraan tank maupun panser yang bertugas

mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kavaleri memiliki

moto yaitu "Jaya Dimasa Perang Berguna Dimasa Damai".

Remonte berasal dari bahasa Perancis yaitu monter yang artinya naik kembali ke kuda. Untuk olahraga berkuda seringkali di Perancis disebut monter au cheval. Kuda yang sedang dilatih ditempatkan di kandang A. Fasilitas penting yang terdapat di

Denkavkud antara lain, bagian kesehatan kuda, manisi (indoor), tempat melatih kuda

diluar ruangan (outdoor) yang diberi nama Bala Turangga dan tempat menapal kuda.

Prasarana kandang terdiri atas flok-flok kandang berukuran kurang lebih 4 x 4

m untuk seekor kuda, susunan kandang berderet saling berhadapan yang dipisahkan

oleh satu lorong. Satu bangunan terdiri atas dua deretan kandang. Setiap kandang sudah

(40)

17 (a) Lapangan Rintangan Buatan (b) Lorong Kandang Kuda

(c) Kandang Kuda Didik (Remonte)

(d) Ruang Peralatan Pelana Kuda (e) Ruang Peralatan Sandang Kepala

(41)

Kuda yang dikandangkan, secara otomatis untuk perawatan dan

pemeliharaannya tergantung kepada manusia, dan kuda ketika dibekerjakan secara

intensif hal ini membutuhkan waktu khusus dan pemeliharaan yang mahal untuk

menjaga kuda. Pada keadaan ini, kuda secara keseluruhan tergantung pada manusia

meliputi pemberian pakan, air, alas, perawatan, pengerokan (clothing), latihan dan

kesehatan secara umum, dan hal itu merupakan tanggungjawab kita untuk teliti

terhadap semua yang dibutuhkan (McBane, 1991).

Pengadaan Kuda

Detasemen Kavaleri Berkuda (Denkavkud) TNI-AD memelihara kurang lebih

220 ekor kuda yang terdiri atas kuda pejantan, kuda jantan dewasa, kuda induk, kuda

betina dewasa, kuda kastrasi, anak kuda jantan dan anak kuda betina. Jumlah kuda yang

sedang dilatih dan diamati adalah 15 ekor, yang terdiri atas tiga ekor kuda jantan,

sembilan ekor kuda betina dan tiga ekor kuda kebiri.

Kuda yang sedang dilatih dan dipelihara di Detasemen Kavaleri Berkuda

(Denkavkud) AD merupakan kuda yang dikembangbiakkan di Denkavkud

TNI-AD Parongpong. Pengembangbiakan dilakukan dengan cara inseminasi buatan (IB)

atau dengan cara kawin alami. Kawin secara alami yang dimaksud tidak sepenuhnya

alami, namun masih terdapat campur tangan manusia dalam membantu pelaksanaan

pengawinan. Pengawinan kuda dilaksanakan di lapangan umbar, kuda betina diikat

pada tiang dan kuda jantan dibawa atau diawasi dengan tali kendali yang dipegang oleh

petugas TNI-AD. Proses pengawinan kuda dengan kawin secara alami dapat dilihat

pada Gambar 2.

(42)

19

Tahun 1953 Denkavkud TNI-AD mendatangkan 30 ekor kuda dari Australia

dan tahun 1957 didatangkan pejantan Thoroughbred bernama Dark Chevaliere dari Australia yang kemudian dikawinkan dengan kuda betina lokal untuk meningkatkan

kualitas kuda lokal Kavaleri. Kuda hasil keturunan dari kuda Australia dengan kuda

lokal Kavaleri ini, diharapkan mampu meningkatkan dan mendukung tugas militer di

Indonesia.

Kuda yang dibeli dari luar harus melewati karantina untuk diperiksa

kesehatannya dan diadaptasikan terlebih dahulu, jika terdapat kelainan maka akan

ditangani oleh Dokter Hewan dan jika dinyatakan sehat maka dapat dioperasikan.

Setiap kuda yang dikembangkan di Denkavkud TNI-AD memiliki Buku Registrasi

Kuda (BRK), yang berisi informasi mengenai identifikasi kuda, ciri-ciri kuda, foto

kuda, silsilah, pendidikan kuda, daftar nilai pendidikan dan informasi kesehatan.

Kuda Penelitian

Kuda yang sedang dilatih yang menjadi objek penelitian, umumnya berwarna

jragem (coklat gelap). Diutamakan warna kuda yang tidak mencolok atau berwarna alam untuk dilatih, sehingga kuda tersebut dapat menyamar ketika berada di alam.

Terdapat juga kuda yang dilatih berwarna terang dan biasanya dapat ditunggangi oleh

pemimpin upacara ketika kegiatan upacara.

Thoroughbred telah mengalami peningkatan dari abad ke abad melalui program persilangan dan sedang dikembangkan kemungkinannya agar memiliki kecepatan

berlomba, baik pada langkah pendek atau panjang. Kuda jenis ini memiliki keunggulan

pada panjang otot datar yang memberikan kuda ini kecepatan, sedangkan darah

Thoroughbred memberikan keringanan dan kualitas dalam hal gerak. Kuda ini memiliki

temperamen yang sensitif sehingga membutuhkan seorang penunggang yang sabar dan

konsisten (Hamer, 1993).

Kuda yang sedang dilatih dan menjadi objek penelitian memiliki kisaran tinggi

antara 125-156 cm dengan rataan tinggi 146,6 cm dan bobot badan berkisar antara

313-414 kg dengan rataan bobot badan 342,3 kg. Kuda dengan bobot badan kurang dari 400

kg dan tinggi kurang dari 145 cm tidak dapat memenuhi kategori sebagai kuda ringan

seperti yang disampaikan oleh Blakely dan Bade (1991). Hasil pengukuran bagian

tubuh kuda yang dilakukan pada bulan Juni 2008 oleh Denkavkud TNI-AD

(43)
[image:43.612.128.518.115.380.2]

Tabel 2. Daftar Nominatif Kuda Denkavkud TNI-AD Pussenkav Bulan Juni 2008

No Nama Kuda Nomor

Kuda Umur

Jenis Kelamin

Warna

Bulu T BB LD PB

(tahun) (cm) (kg) (cm) (cm)

1 Bunga Camomil P04-14 4,08 Jragem 143,0 329,5 165 136,0

2 Bunga Zinia P03-24 4,58 Dawuk 138,0 315,0 163 133,5

3 Bunga Keladi P04-08 4,42 Jragem 145,0 331,0 164 119,5

4 Bunga Seruni P05-08 2,75 Dawuk 142,0 338,5 162 125,0

5 Bunga Kerasak P04-09 4,33 Jragem 145,0 343,0 167 135,0

6 Bunga Melati P04-17 3,75 Napas 145,0 332,5 172 134,0

7 Sekar Kedaton P05-03 3,25 Jragem 145,0 313,0 168 126,0

8 Larges P04-07 4,42 Bopong 153,0 385,0 171 137,0

9 Bunga Teratai P04-16 3,75 Bopong 156,0 351,0 168 137,0

10 Gunung Ciremai P04-06 4,42 Kebiri Jragem 156,0 414,0 167 134,0

11 Gunung Tampomas P04-01 4,42 Hitam 143,6 312,5 158 124,2

12 Gunung Sambang P04-11 4,25 Dawuk 142,1 308,5 155 127,0

13 Gunung Malino P04-05 4,42 Kebiri Jragem 148,0 344,5 165 127,0 14 Gunung Sanggara P04-03 4,42 Kebiri Putih 153,0 375,0 167 139,0

15 Triyuda P05-06 3,17 Jragem 144,1 342,2 163 122,0

Rataan 4,02 146,6 342,3 165 130,4

Keterangan : T = Tinggi ; BB = Bobot badan ; LD = Lingkar Dada ; PB = Panjang Badan ; = betina ; = jantan

Warna kuda umumnya berwarna jragem (7 ekor), dawuk (3 ekor), bopong (2 ekor), napas (1 ekor), putih (1 ekor) dan hitam (1 ekor). Kuda berwarna jragem memiliki warna yang cenderung coklat gelap dan disesuaikan dengan kebutuhan kuda

kavaleri di Detasemen Kavaleri Berkuda (Denkavkud) TNI-AD agar kuda tersebut

mampu berada dalam kondisi di alam dan tidak diketahui keberadaannya oleh musuh.

Umur kuda pertama kali dilatih berkisar antara 2,75-4,58 tahun, dengan rataan umur

kuda 4,03 ± 0,57 tahun. Rataan umur kuda menunjukkan bahwa kuda memiliki

keragaman yang tinggi atau tidak memiliki umur yang seragam.

Terdapat hanya satu ekor kuda dari 15 ekor kuda yang dilatih yang dapat

dikatakan masuk kategori kuda ringan yang bernama Gunung Ciremai, karena tinggi

dan bobot badan yang dimiliki memenuhi kriteria kuda ringan seperti yang dinyatakan

oleh Blakely dan Bade (1991), kuda digolongkan menjadi kuda tunggang adalah karena

ukuran badannya, lazim disebut kuda ringan (beratnya hanya 400-600 kg, dengan tinggi

pundak antara 145-170 cm); kuda tarik (berat biasanya > 600kg dengan tinggi antara

(44)

21

Latar Belakang Pelatih Kuda

Pelatih merupakan anggota Kesatuan Denkavkud TNI-AD yang ditunjuk dan

diberi tanggungjawab untuk melatih kuda sesuai dengan kurikulum pendidikan dasar

tahun angkatan 2008. Pelatih dan seluruh anggota Denkavkud TNI-AD sebelumnya

telah mengikuti pendidikan materi mengenai kuda dan wajib bagi setiap anggota untuk

mengikuti pendidikan ini. Pelatih dan seluruh anggota Kavaleri TNI-AD yang telah

mengikuti pendidikan memiliki pengetahuan yang dapat membantu dalam pelaksanaan

tugas di lapangan dengan menggunakan kuda. Pelatih diberi tanggungjawab untuk

melatih dan disahkan melalui surat keputusan. Materi yang diajarkan dan pelaksanaan

pelatihan harus sesuai dengan kurikulum pelatihan kuda. Latar belakang pelatih kuda di

Denkavkud TNI-AD saat penelitian dilakukan diperlihatkan pada Tabel 3.

Tabel 3 menunjukkan, sedikit lebih banyak pelatih berusia kurang atau sama

dengan 30 tahun (delapan orang) dibanding pelatih yang berusia lebih daripada 30

tahun (tujuh orang), sehingga terjadi proses regenerasi pelatih dengan ada pelatih

berusia kurang atau sama dengan 30 tahun dan umumnya (14 orang) pelatih pernah

mengenyam pendidikan terakhir Sekolah Menengah Atas (SMA), namun hanya satu

orang pelatih dengan tingkat pendidikan terakhir adalah SMP. Pelatih yang sudah

[image:44.612.121.518.326.543.2]

pernah melatih kuda sebelumnya (delapan orang) dapat membantu pelatih yang belum Tabel 3. Latar Belakang Pelatih

Keterangan Jumlah Persentase

(orang) (%)

1. Umur Pelatih (tahun)

- ≤30 8 53,33

- > 30 7 46,67

2. Pengalaman Melatih

- Belum pernah 7 46,67

- Sudah pernah 8 53,33

3. Pendidikan Pelatih

- SMP 1 6,67

(45)

pernah melatih kuda (tujuh orang), sehingga pengalaman melatih yang dimiliki dapat

dimanfaatkan oleh pelatih baru.

Tidak ada hubungan antara umur pelatih dengan pengalaman melatih, walaupun

diperoleh proporsi nilai yang sama. Hal ini dilihat dari pelatih yang berusia kurang atau

sama dengan 30 tahun terdiri atas tiga pelatih yang sudah berpengalaman dan lima

pelatih belum berpengalaman. Pelatih berusia lebih dari 30 tahun terdiri atas lima

pelatih yang sudah berpengalaman dan dua pelatih yang belum berpengalaman melatih

sebelumnya. Saling membantu antar pelatih untuk mengendalikan kuda diperlukan

ketika pelatih yang lain kesulitan menangani kuda. Pengalaman melatih kuda dirasa

sangat penting untuk memahami tingkah laku kuda, sehingga pelatih mengerti kondisi

kuda yang akan dilatih.

Pelatih yang hanya mengenyam pendidikan sampai SMP, saat diwawancara

sudah berumur 30 tahun lebih dan sudah berpengalaman melatih kuda sebelumnya.

Pelatih dengan latar belakang pendidikan sampai SMP, selepas sekolah SMP sudah

mendaftar menjadi prajurit di TNI-AD dan mendapat pengetahuan tentang kuda selama

mengikuti pendidikan di Denkavkud TNI-AD. Selain melatih, para pelatih juga

mempunyai kegiatan lain seperti kegiatan dibidang kesenian, bidang olahraga dan

kegiatan tugas militer yang lain yang sudah terjadwal.

Hamer (1993) menyatakan, sebaiknya kuda yang masih muda hanya dilatih oleh

penunggang dan pelatih berpengalaman. Menurut McBane (1991), orang yang tidak

pernah diposisikan sebagai pelatih sebelumnya akan sangat membahayakan diri mereka

sendiri dan butuh waktu untuk belajar menangani sedikit banyak tentang kuda.

Kesulitan penanganan kuda oleh pelatih pemula dapat melibatkan pelatih lain atau

asisten pelatih untuk membantunya.

Penanganan Kesehatan Kuda

Penanganan kesehatan kuda dilakukan oleh bagian kesehatan hewan, yang

terdiri dari Dokter Hewan berserta anggota staf kesehatan kuda. Bagian kesehatan kuda

berada d

Gambar

Tabel 1.  Informasi yang Dikumpulkan Selama Penelitian
Tabel 2. Daftar Nominatif Kuda Denkavkud TNI-AD Pussenkav Bulan Juni 2008
Tabel 3.  Latar Belakang Pelatih
Tabel 5. Jenis Penyakit yang Sering Menyerang Kuda dan Cara Pengobatannya
+7

Referensi

Dokumen terkait