• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bolank 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bolank 2"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI

(Studi pada Perusahaan yang Melakukan Akuisisi yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta)

A. Latar belakang

Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, pertumbuhan perekonomian dunia saat ini identik dengan perubahan-perubahan yang terjadi di pasar. Perubahan penting dalam lingkungan bisnis dewasa ini ditandai dengan meningkatnya persaingan yang tajam di dunia usaha. Persaingan telah menjadi menu sehari-hari yang harus dihadapi pelaku bisnis disetiap sektor kegiatan ekonomi. Untuk beberapa pelaku bisnis yang tidak mampu mengimbangi dinamika kompetitornya akan tertindas, kalah dalam persaingan dan akhirnya bangkrut. Untuk dapat mempertahankan eksisitensinya suatu perusahaan harus mempunyai keunggulan kompetitif serta perencanaan jangka panjang yang matang.

(2)

dihasilkan juga bisa jauh lebih besar dan mungkin juga bisa menyelamatkan kegiatan bisnis yang terancam bangkrut. Inilah yang disebut sebagai sinergi, di mana sinergi tersebut dapat bersumber dari pemanfaatan manajemen untuk beroperasi secara lebih ekonomis, pertumbuhan yang lebih cepat dan pemanfaatan pajak.

Dalam pasar yang mengalami pertumbuhan, kegiatan akuisisi merupakan keputusan strategis dalam upaya meningkatkan kinerja keuangan dan strategi penciptaan nilai bagi pemegang saham (creating sareholders value). Kinerja keuangan perusahaan yang semakin baik akan menjadikan perusahaan tersebut mempunyai daya saing yang tinggi sekaligus mampu untuk meningkatkan nilai perusahaan.

Gelombang akuisisi pada awalnya muncul di Amerika Serikat, yang dimulai sekitar tahun 1897. Aktivitas ini dalam beberapa periode telah diidentifikasikan sebagai periode pertumbuhan pesat karena meningkatnya transaksi bisnis, baik dari segi jumlah maupun besarnya. Periode ini termasuk periode pendirian monopoli pada akhir tahun 1800-an, periode oligopoly pada tahun 1920-an, dan periode konglomerat pada tahun 1955-1969. Sedangkan di Indonesia akuisisi baru mulai pada tahun 1970-an. Akuisisi di Indonesia di dominasi oleh perusahaan yang mengakuisisi yang telah go public. Banyak

(3)

Menurut helfert (1996: 670) kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh pihak manajemen dalam mencapai tujuan. Dua kriteria yang digunakan untuk menilai kinerja manajemen yaitu efektivitas dan efisiensi. Adapun pengertian efektifitas diartikan sebagai kemampuan suatu unit mencapai suatu tujuan yang diinginkan, sedangkan efisiensi meggambarkan beberapa yang diperlukan untuk menghasilkan suatu unit keluaran. Jadi pada dasarnya kinerja perusahaan merupakan suatu ukuran beberapa efisien dan efektif seorang manajer atau perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan.

Menurut Payamta (2001) keputusan merger dan akuisisi mempunyai pengaruh besar dalam memperbaiki kondisi perusahaan, meningkatkan kinerja perusahaan, terutama dalam penampilan financial perusahaan. Perubahan-perubahan ini akan tampak pada laporan keuangan baik berupa laba bersih, laba persaham, atau likuditas sahamnya.

(4)

Berdasarkan uraian diatas maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul “Analisis kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi (studi pada perusahaan manufaktur yang melakukan akuisisi yang tercatat di Bursa Efek Jakarta)”.

B. Rumusan Masalah

Sebagaimana telah disebutkan di muka bahwa akuisisi dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan dalam meningkatkan posisi perusahaan secara menyeluruh, maka permasalahan yang peneliti ketengahkan adalah : “Apakah ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi pada perusahaan manufaktur yang tercatat di BEJ.

C. Pembatasan Masalah

Dari uraian di atas agar pembahasan lebih terarah maka, perlu membatasi permasalahan tersebut pada : kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang meliputi : Current Ratio (CR), Debt to Equity (DER), Leverage Ratio (LR), Gross Profit Margin (GPM), Operating Profit

Margin (OPM), Net Profit Margin (NPM), Inventory Turn Over (ITO), Total asset Turn Over (TATO), Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE).

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

(5)

2. Kegunaan Peneliian a. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk memperbaiki kinerja keuangan, baik sebelum maupun sesudah akuisisi b. Bagi Investor

Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan investasi yang tepat, khususnya invetasi pada perusahaan yang melakukan akuisisi.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai bahan refereni bagi penelitian selanjutnya, khususnya tentang penilaian kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi. E.Tinjauan Penelitian Terdahulu

Dari hasil peneliti terdahulu yang dilakukan oleh Nanang Qosim (Universitas brawijaya Malang: 2005) dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan dan Reaksi Pasar Atas Peristiwa Merger dan Akuisisi di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan perusahaan public sebagai akibat merger dan akuisisi. Penelitian ini juga mengamati reaksi pasar atas merger dan akuisisi serta metoda akuntansi yang digunakan

(6)

muatan informasi, seperti yang tercermin pada tidak adanya abnormal return yang signifikan di sekitar tanggal publikasi laporan keuangan konsolidasi pasca meger dan akuisisi. Meskipun signifikansi aktivitas volume perdagangan mengindikasikan bahwa ada sebagian investor secara individu memberikan reaksi yang signifikan atas merger dan akuisisi, tetapi transaksi tersebut tidak menghasilkan abnormal return. Selanjutnya penelitian ini juga menemukan bahwa penggunaan metode pooliing of interest dan metode purchase untuk merger dan akuisisi tidak menimbulkan reksi pasar yang berbeda.

Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama menilai kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi dan sama-sama meggunakan analisis rasio. Perbedaan penelitian ini dengan peneliti terdahulu adalah obyek penelitian terdahulu menggunakan seluruh perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Jakarta, sedangkan penelitian sekarang hanya menggunakan perusahaan manufaktur yang juga tercatat di Bursa efek Jakarta sebagai obyek penelitian.

F. Tinjuan Teori 1. Investasi

(7)

mendapatkan manfaat atau keuntungan tentang sebagian hasil penanaman modal tersebut.

Masalah terpenting pada investasi adalah mengambil keputusan dalam berinvestasi, karena masalah utama dalam mengambil keputusan adalah bagaimana cara menafsirkan profitabilitas (menguntungkan atau tidaknya suatu usulan investasi). Secara ekonomis suatu usulan investasi dikatakan menguntungkan kalau memberikan manfaat yang lebih besar dari pengorbanan.

Investasi di pasar modal memerlukan pengetahuan yang cukup pengalamanan serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang akan dibeli, mana yang akan di jual dan mana yang akan tetap di miliki. Mereka yang ingin berkecimpung dalam jual beli saham harus meninggalkan budaya ikut-ikutan, gambling dan sebagainya yang tidak rasional. (Halim, 2003:2)

Setiap keputusan investasi saham hal mendasar yang harus diketahui para investor untuk menentukan berapa perkiraan harga saham yang wajar dengan melakukan analisis saham, mengingat tanpa analisis yang baik dan rasional para investor akan mengalami kerugian, selain itu investor juga harus mempunyai ketajaman pemikiran tentang perkiraan masa depan perusahaan yang sahamnya akan dibeli atau dijual.

Investasi dalam arti luas terdiri dari 2 bagian yaitu:

(8)

b. Investasi pada aktiva finanssial, merupakan klaim terhadap pihak tetentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sertifikat atau surat berharga yang menunjukkan kepemilikan atas aset tersebut, misalnya saham dan obligasi. Dan pada financial ini dibagi menjadi 2 macam yaitu:

1. Investasi langsug (direct investment) yaitu merupakan pembelian langsung atas aktiva keuangan tersebut.

2. investasi tak langsung (indirect investment) yaitu pembelian saham di perusahaan investasi yang mepunyai portfolio aktiva-aktiva di perusahaan lain.

2. Penggabungan usaha

Secara umum, pengabungan usaha adalah penyatuan entitas-entitas usaha yang sebelumnya terpisah. Meskipun tujuan utama penggabungan usaha adalah profitabilitas, penggabungan juga ditujukan untuk memperoleh efisiensi melalui integrasi operasi secara horizontal atau vertical atau mendiversifikasikan resiko usaha melalui operasi konglomerasi. (Beams, 2004:1)

Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 22 mendefinisikan penggabungan usaha (business combination) adalah penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan (uniting with) perusahaan lain atau memperoleh kedali (control) atas aktiva dan operasi perusahaan lain.

(9)

kontrol antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya, yang mana kepemilikannya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.

3. Bentuk-bentuk Penggabungan Usaha

Menurut Payamta (Simposium Nasional Akuntansi IV: 246), ada berbagai macam bentuk penggabungan badan usaha yang dapat dilaksanakan oleh perusahaan lain, antara lain:

a. Merger

Merger adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan di mana satu perusahaan tetap hidup sedangkan perusahaan yang lain dilikuidasi diambil alih oleh perusahaan yang masih bediri dan meneruskan usahanya. Perusahaan yang hidup (surviving company) tersebut harus berbentuk perseroan terbatas. (Moin,2003:5) menyatakan merger adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan yang kemudian hanya ada satu perusahaan yang tetap hidup sebagai badan hukum, sementara yang lainnya menghentikan aktivitasnya atau bubar. Menurut peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 TTahun 1998 merger adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu perseroan atau lebih untuk mengabungkan diri dengan perseroan lain yang telah ada dan selanjutnya perseroan yang menggabungkan diri menjadi bubar. Merger dapat dilakukan dalam tiga bentuk di bawah ini (Payamta Sympoium Akntansi IV:243)

(10)

2. Subsidiary merger adalah merger yang terjadi jika perusahaan anak dan acquiring company mengambil alih langsung harta dan kewajiban dan

target company, jadi perusahaan target akan bergabung dengan perusahaan anak dari acquiring company.

3. Reserve triangular merger. Perusahaan anak dari acquiring company yang di sebut dengan holding company akan bergabung dengan target company. Holding company merupakan suatu perusahaan yang memiliki sejumlah saham dalam jumlah yang cukup sehingga dapat mengendalikan kepentingan dalam perusahaan atau lebih.

b. Akuisisi

Akuisisi adalah pengambilalihan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau aset suatu perusahaan oleh perusahaan lain, dalam Peristiwa ini baik perusahaan pengambilalih atau yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah.(Moin, 2003:8) Akuisisi menurut peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1998 tentang penggabungan usaha peleburan dan pengambilalihan perseroan terbatas adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perseroan untuk mengambil alih baik seluruh atau sebagian besar saham perseroan yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut.

Dalam prakteknya akuisisi dapat mengambil bentuk-bentuk sebagai berikut 1. Akuisisi horizontal yang dilakukan oleh perusahaan terhadap

(11)

pemasok, konsumen, langganan, atau distributor dan perusahaan yang megakusisi.

2. Akuisisi internal yang dilakukan antar perusahaan yang tergabung dalam satu grup, dan akuisisi eksternal yang dilakukan oleh suatu perusahaan terhadap perusahaan lainnya yang belum satu grup.

c. Konsolidasi

Konsolidasi adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perseroan atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara membentuk satu perseroan baru dan masing-masing perseroan yang meleburkan diri menjadi bubar.

4. Penggolongan Penggabungan Usaha

Menurut Suparwoto dalam Payamta (Simposium Nasional Akuntansi IV) mengklasifikasikan penggabungan usaha dtinjau dari segi hubungan antara perusahaan-perusahaan yang melakukannya menjadi tiga macam.

a. Penggabungan Badan Usaha Vertikal

Penggabungan usaha jenis ini terjadi apabila perusahaan yang melakukan penggabungan usaha tersebut mempunyai kegiatan yang berbeda akan tetapi saling berhubungan, yaitu sebagai rekan dan langganan.

b. Penggabungan Badan Usaha Horisontal.

(12)

c. Penggabungan Badan Usaha Konglomerat.

Jenis penggabungan usah ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu (1) penggabungan usaha vertical dan penggabungan usaha horizontal secara bersama-sama, dan (2) penggabungan badan usaha oleh perusahaan yang tidak mepunyai hubungan usaha.

5. Alasan-alasan Penggabungan Usaha

Beberapa alasan yang mungkin untuk memilih penggabungan usaha sebagai alat perluasan adalah (Beams, 2004: 1)

a) Manfaat biaya (cost advantage). Sering kali lebih murah bagi perusahaan untuk memperoleh fasilitas yang dibutuhkan melalui penggabungan dibandingkan melalu pengembangan.

b) Risiko lebih rendah (lower Risk). Membeli lini produk dan pasar yang telah didirikan biasanya lebih kecil risikonya dibandingkan dengan mengembangkan produk baru dan pasarnya. Penggabungan usaha kurang berisiko terutama ketika tujuannya adalah diversifikasi.

c) Memperkecil keterlambatan operasi ( Fower Operating Delays). Fasilitas-fasilitas pbrik yang diperoleh melalui penggabungan usaha dapat diharapkan untuk segera beroperasi dan memenuhi peraturan yang berhubungan dengan lingkungan dan peraturan pemerintah yang lainnya

(13)

sebagai pertahanan terbaik melawan usaha pengambilalihan oleh perusahaan lain.

e) Akuisisi harta tak berwujud (Acquisition of intangible assets). Penggabungan usaha melibatkan penggabungan sumber daya yang tidak berwujud maupun berwujud.

6. Krakteristik akuisisi di Indonesia

Karakteristik yang dilakukan oleh perusahaan publik di Indonesia:

a. Bersifat internal dan memiliki unsur benturan kepentingan (Conflik of interest). Akuisisi dilaksankan atas perusahaan yang berada pada pengendalian yang sama (common control), di mana kata akhir dari rencana sampai dengan pelaksanaan akuisisi dari kedua belah pihak berada pada pihak yang sama ini mencerminkan adanya benturan kepentingan.

b. Peranan dari pendiri (founders) dominant. Pemegang saham berdiri yang masih mempunyai merupakan matyoritas saham dari perusahaan-perusahaan yang telah go publik, dari segi manajemen belum terlihat adanya pemisahan yang jelas antara manajemen perusahaan dan pemilik

Menurut Marcel Go (1992:22) akusisi sebagai salah satu bentuk kombinasi bisnis dapat dibedakan dalam dua tipe yaitu:

a. Akuisisi Finansial (financial acquisition)

(14)

lebih tinggi. Namun demikin apabila transaksi tesebut dilaksanakan antara perusahaan yang berada dalam satu grup bisnis atau kepemilikan yang sama, harga yang dibeli dapat mejadi lebih mahal atau lebih murah tergantung pada kepentingan dan keuntungan yang akan diperoleh pemilik mayoritas bersangkutan. Motif utama akuisisi adalah untuk mengeruk keuntungan finansial sebesar-besarnya.

b. Akuisisi Strategis (strategic acquisition)

Akuisisi ini dilakukan untuk meciptakan strategi dalam bidang apapun dengan didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan jangka pajang. Sinergi ini tidak hanya berupa sinergi finansial tetapi juga mencakup sinergi produksi, sinergi distribusi, sinergi pengembangan teknologi, dan gabungan-gabungan dari sinergi-sinergi tersebut. Seringkali latar belakang pengambilan keputusan untuk akuisisi strategis adalah pertimbangan akan faktor efisiensi dan kemudahan ketimbang memulai dari awal untuk membangun perusahaan yang baru.

Dalam kaitannya dengan pembahasan mengenai klasifikasi tipe akuisisi atas akuisisi finansial dan akuisisi strategis, maka perusahaan pengambil alih yang bertindak sebagai akuisitor (pembeli) dapat dibedakan atas dua tipe yaitu:

(15)

2. Pembeli strategi (strategi buyer). Motivasinya adalah menciptakan dan meningkatkan produktifitas riil melalui cara penciptaan sinergi, upaya diversifikasi dan usaha pengembangan teknologi.

Dari sudut pandang analisis laporan keuangan terdapat tiga kategori akuisisi yaitu:

a. Akusisi Horisontal yaitu akuisisi yang dilakukan atas perusahaan yang begerak dalam bidang yang sama atau sejenis, perusahaan yang membeli merupakan pesaing dari perusahaan yang dibeli dalam hal produk.

b. Akuisisi Vertikal yaitu akuisisi yang melibatkan dua perusahaan yang bersifat saling mendukung dalam proses produksi. Perusahaan yang saitu akuisisi akan menjad supplier sedangkan perusahaan yang lain menjadi menjalin kesinambungn bahan baku produksi maupun penjualan produk. c. Konglomerat yaitu penggabugan usaha yang saling tidak berhubungan,

dengan kata lain perusahaan yang mengakuisisi dan perusahaan yang diakuisisi tiak mempunyai keterkaitan operasi.

7. Tujuan Akuisisi

Menurut Hitt, Horison, dan Ireland (2002:62-63) perusahaan-prusahaan melibatkan diri dalam karena berbagai alasan. Akuisisi yang efektif sebenarnya dapat:

a. Berguna sebagai platform pertumbuhan perusahaan b. Menyebabnya meningkatnya pangsa pasar

(16)

yakni keuntungan yang diperoleh jika perusahaan bisa memanfaatkan sumber-sumber dayanya untuk menekan biaya produksi berbagai macam produk, penghematan ini terutama dicapai pada tataran operasional dan penghematan cakupan atau economies of scope (keuntungan yang didapat melalui pemanfaatan sumber-sumber daya satu unit usaha untuk mencapai pengoperasian unit lainnya)

d. Mengurangi pengeluran-pengeluaran organisasional dengan cara meghapuskan penggandaan dan menstransfer pengetahuan di antara unit-unit bisnis atau alur produk individu.

8. Motivasi Akuisisi

Alasan perusahaan pengakuisisi yang sering dikemukakan adalah lebih cepat dari pada harus membangun untuk usaha sendiri, meskipun alasan tersebut benar, fakor yang paling mendasari sebenarnya adalah motif ekonomi (Husnan & Pujiastuti, 1999:428).

Para manajer melakukan akuisisi karena beberapa alasan berikut (Sudarsanam, 1999:19):

a. Untuk memperbesar ukuran perusahaan, karena penghasilan, bonus, status dan kekuasaan mereka merupakan suatu fungsi dari ukuan suatu fungsi dari ukuran suatu perusahaan (syndrome empire building)

b. Untuk menyusun kemampuan manajerial yang saat ini belum digunakan secara maksimal (motivasi pemenuhan diri)

(17)

d. Untuk menghindari pegambilalihan.

Menurut Sutarjo dalam Payamta (Simposium Nasional Akuntansi IV) menggolongkan motivasi untuk melakukan merger dan akuisisi menjadi dua, yaitu motivasi ekonomis dan motivasi non ekonomis.

a. Motivasi ekonomis yaitu perusahaan target mempunyai keunggulan kompetitif, yang diharapkan akan menghasilkan sinergi setelah digabung. b. Motivasi non ekonomis. Misalnya, karena perusahaan sudah lemah secara

modal dan ketrampilan manajemen, kinginan menjadi kelompok yang terbesar di dunia, Meskipun ada kemungkinan penggabungan usaha yang dilakukan tersebut tidak menguntungkan, karena diambil alih oleh pihak bank.

Salah satu motivasi utama perusahaan melakukan akuisisi adalah untuk menciptakan sinergi, dimana manfaat ekstra atau sinergi ini tidak bisa diperoleh seandainya perusahaan-prusahaan tersebut secara tepisah, konsep inilah disebut sinergi, sebuah terminologi yang bisa dipakai untuk menerangkan manfaat unik yang dihasilkan dari akuisisi. pada umumnya tujuan dilakukan akuisisi adalah mendapatkan sinergi atau nilai tambah. Keputusan untuk akuisisi bukan sekedar menjadikan dua ditambah dua menjadi empat, tetapi merger dan akuisisi harus menjadikan dua ditambah dua dijadikan lima. Nilai tambah yang dimaksud tersebut bersifat sementara saja. Oleh karena itu, ada tidaknya sinergi suatu akuisisi tidak bisa dilihat beberapa setelah akuisisi, tetapi diperlukan waktu yang relatif panjang (Payamta, Simposium Nasional Akuntansi IV:244)

(18)

a. Sinergi operasi (Operating synergi). Sinergi ini terjadi ketika perusahaan hasil kombinasi mampu mencapai efisiensi biaya. Efisiensi ini dicapai dengan cara pemanfaatan secra optimal sumberdaya perusahaan.

b. Sinergi finansial (financial synergy). Sinergi ini dihasilkan ketika perusahaan hasil akuisisi memiliki struktur modal yang kuat dan mampu mengakses sumber-sumber dari luar secara lebih mudah dan murah sedemikian rupa seingga biaya modal perusahaan semakin menurun.

c. Sinergi manajerial (manajerial synergy). Sinergi ini dihasilkan ketika terjadi transfer kapabilitas manajerial dan skill dari perusahaan yang satu ke perusahaan yang lain atau ketika secara bersama-sama mampu memamfaatkan kapasitas know-know yang mereka miliki.

d. Sinergi teknologi. Sinergi ini bisa dicapai dengan memadukan keungglan teknik sehingga mereka saling memetik manfaat.

e. Sinergi pemasaran. Sinergi ini bisa dicapai apabila perusahaan yang melakukan akuisisi akan memperoleh manfaat dari semakin luas dan terbukanya pemasaran produk bertambahnya lini produk yang dipasarkan, dan semakin banyaknya konsumen yang bisa dijangkau.

9. Teknik Melakukan Akusisi

Husnan (1993:370) menyebutkan bahwa akuisisi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

(19)

dapat dilakukan dengan membeli saham-saham perusahaan target melalui pasar bursa.

b. Pertukaran saham, yaitu dilakukan dengan memberikan sejumlah saham kepada penmilik perusahaan target dan kompensainya, pemilik perusahaan target dan kompensasinya pemilik perusahaan target mnyerahkan saham-saham yang dimiliki perusahaan target kepada pembeli.

10. Tahap-tahap Melakukan Akuisisi

Menurut Marcel Go (1992:15) ada beberapa tahapan dalam proses akuisisi:

a. Penentuan sasaran akuisisi

b. Identifikasi calon perusahaan yang dianggap potensial untuk diakuisisi melalui prosedur pelacakan.

c. Menghubungi pihak manajemen perusahaan untuk mewujudkan keinginan memberikan penawaran dan kemungkinan memperoleh informasi tambahan. d. Membatasi jumlah calon perusahaan yang akan dimbil alih.

e. Berdasarkan tahap permulaan tersebut dibuat suatu evaluasi yang realistis mengenai kelayakan akuisisi tersebut.

f. Mendapatkan laporan keuangan untuk periode lima tahun terakhir dan informasi-informasi penting lain yang relevan seperti kontrak-kontrak yang telah ditanda tangani, leasing dan sebagainya.

(20)

h. Mengungkapkan sumber-sumber keuangan.

i. Membuat suatu persetujuan yang secara prinsip tidak mengikat dan memperjelas posisi masing-masing dalam hal kelanjutan manajemen lama dan pemenuhan kewajiban.

j. Melakukan suatu studi secara lebih mendalam dan komprehensif (in-dept study) mengeni perusahaan yang akan diambil alih.

k. Menyiapkan penandatanganan kontrak atas persetjuan akuisisi. l. Terakhir adalah realisasi pengalihan aktiva dan realisasi pembayaran. 11. Permasalahan dalam Praktik Akuisisi

Masalah umum yang dihadapi dalam Setiap akuisisi berkaitan dengan masalah pengendalian terhadap perusahaan, penentun kontribusi relatf perusahaan yang bergabung, presentasi laba, penentuan harga yang wajar, pnentuan harga perolehan serta sumber dan besarnya dana investasi bagi peruahaan pengakuisisi, dan sebagainya.

(21)

prusahaan pengakuisisi tidak memiliki pengalamanan di bidang usaha yag baru diakuisisi.

12. Faktor-Faktor Penyebab Akuisisi

selain memberikan banyak manfaat, akuisisi juga dapat menimbulkan permasalahan karena tidak memberikan keuntungan bagi pemegang saham perusahaan pengakuisisi. Masalah umum yang dihadapi dalam Setiap keputusan akuisisi berkaitan dengan masalah penegendalian terhadap perusahaan, penentu kontribusi, relatif perusahaan yang bergabung persentase laba, penentuan harga wajar, penentuan harga perolehan serta sumber dan besarnya dana investasi bagi perusahaan pengakuisisi.

Menurut Sudarsanam (1999:265) penyebab kegagalan akuisisi disebabkan oleh: a. Sikap manajemen perusahaan target dan perbedaan kebudayaan

b. Tidak adanya perencanaan integrasi pasca akuisisi c. Tidak adanya pengalaman akuisisi

13. Kinerja Keuangan Perusahaan

(22)

a. Analisis common size yaitu menyajikan presentase setiap elemen terhadap total aktiva dan untuk laporan laba rugi persentase setiap elemen terhadap penjualan

b. Analisis indek menyajikan persentase elemen neraca terhadap tahun tertentu sebagai tahun dasar, kemudian mencari indek untuk periode berikutnya. Begitu juga dengan laporan keuangan, indek tersebut jug didasarkan atas tahun tertentu sebagai tahun dasar. Dengan analisis indek dapat diketahui fluktuasi setiap elemen baik neraca maupun rugi laba sebelum periode tertentu

c. Analisis rasio keuangan adalah cara membandingkan prestasi suatu periode dibandingkan dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan selama periode tertentu selain itu dapat pula dilakukan dengan cara membandingkan perusahaan sejenis dalam industri sehingga dapat diketahui bagaimana posisi perusahaan dalam industri.

14. Laporan Keuangan

(23)

dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh pemilik perusahaan.

Laporan keuangn merupakan informasi yang diharapkan mampu memberi bantuan kepada pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial. Tujuan laporan keuangan dikemukakan secara jelas oleh Standar Akuntansi Keangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan Akuntansi Keuangan Indoneia sebagai brikut: tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Laporan keuangan yang disususn untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.

(24)

Dalam memahami tujun laporan keuangan,ada dua kata kunci yang harus dipahami: pertama, laporan keuangan harus memberikan informasi yang useful; kedua, untuk digunakan dalam membuat keputusan yang rasional. Dari dua kata kunci, yait useful (bermanfaat) dan rasional (logis) bisa ditemukaan bahwa laporan keuangan akan bermanfaat untuk digunakan dalam membuat keputusan investasi, kredit, dan sejenisnya, apabila yang menggunakan laporan keuangan tersebut rasional. Artinya pembuatan keputusan mereka didasarkan pada informasi dan bukan intuisi.

Laporan keuangan berisi informasi penting untuk masyarakat, pemerintah, pemasok dan krditur, pemilik perusahaan atau pemegang saham manajemen perusahaan, investor, pelanggan dan karyawan, yang diperlukan secara tetap untuk mengukur kondisi efisiensi operasi perusahaan. Analisa dari laporan keuangan bersifat relative

Ada dua macam bentuk laporan keuangan utama yang dihasilkan oleh suatu perusahaan (Warsono, 2002:24) yaitu:

a. Neraca yaitu laporang keuangan yang menggambarkan posisi keuanngan suatu organisasi pada suatu periode tertentu. Dalam sebuah neraca, perusahaan menyajikan lima kelompok pos utama yaitu:

(25)

2. Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi. Aktiva tetap ini akan berkurang nilainya dengan adanya penyusutan.

3. Hutang lancar adalah klaim pihak luar kepada perusahaan agar melunasi kewajibannya dalam jangka waktu paling lama satu periode akuntansi. Atas pelunasan klaim tersebut perusahaan harus menggunakan aktiva lancarnya, atau membentuk hutang lain.

4. utang jangka panjang adalah klaim pihak ketiga kepada perusahaan yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi. 5. Modal adalah hak milik para pemilik perusahaan, dalam perusahaan

perseroan adalah para pemegang saham.

b. Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang menggambarkan hasil-hasil usaha yang dicapai selama periode tertentu. Laporan ini mengenai sebuah entitas selama jangka waktu tertentu; menunjukkan jumlah penghasilan (revenues), biaya-biaya (expenses), dan elemen-elemen lain pebentuk laba. 15. Pihak-Pihak yang Berkepentingan Atas Laporan Keuangan

(26)

yang lebih baik, (3) kreditor berkepentingan atas perusahaan untuk mendapatkan syarat kredit, menjaga keamanan kekayaan yang digunakan oleh perusahaan dan slanjutnya menilai apakah kepercayaan yang akan diberikan perlu ditarik atau tidak, (4) Pemilik berkepentingan atas perusahaan untuk mengetahui kemajuan yang dicapai, bagian laba yang diharapkan dan menilai berhasil tidaknya pihak manajemen dalam megelola perusahaan, (5) Manajemen berkepentingn atas laporan keuangan dengan jumlah untuk menaksir sifat dan jumlah uang atau dana yang diperlukan,mengevaluasi hasil-hasil keputuan dan kebijaksanaan perusahaan.

16. Tujuan Laporan Keuangan

Zaki Baridwan (1996;17) menyatakan tujuan laporan keuangan adalah untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dapat digunakan untuk memenuhi tujun-tujuan lain, yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak lain di luar perusahaan. Dari tujuan laporan keuangan di atas, maka laporan keuangan yang dibuat oleh pihak manajemen ditujukan kepada dua pihak yaitu kepada pemilik perusahaan. Kepada pihak luar perusahaan laporan keuangan ditujukan untuk menginformasikan posisi keuangan perusahaan, kinerje serta posisi keuangan perusahaan.

17. Analisis Rasio Keungan dan Jenis-jenisnya

Kriteria unuk menentukan apakah posisi keuangan suatu perusahaan sehat atau tidak dapat diklasifikasikan menjadi lima macam rasio keuangan (Warsono, 2003:32) yaitu:

(27)

Rasio-rasio likuiditas (liquidity ratio) adalah suatu rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini terdiri dari:

1. Current Ratio yaitu membandingkan antara total aktiva lancar dengan kewajiban lancarnya

Current Ratio =Kewajiban Aktivalancarlancar

2. Quick Ratio yaitu dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva lancar dan kemudian membaginya dengan kewajiban lancar

Quick Ratio = X100% lancar

hutang

persediaan

-lancar aktiva

b. Rasio Akivitas

Rasio aktivitas adalah rasio keuangan yang mengukur bagaimana perusahaan secara efektif mengelola akiva-aktivanya. Rasio ini digunakan untuk melihat seberapa besar tingkat aktiva tertentu yang diiliki perusahaan. Rasio aktivitas dapat diukur dengan rasio inventori turnover/ ITO dan perputaran aktiva total (Total asset turnover/ TATO)

 ITO yaitu dihitung dengan membagi penjualan dengan persediaan

Inventory Turnover / ITO =

Persediaan Penjualan

 Total asset turnover mengukur perputaran dari semua aset perusahaan dan dihitng dengan cara membagi penjualan dengan aktiva total.

Total asset turn over/ TATO =

aktiva total

(28)

c. Rasio Leverage / rasio Solvabilitas

Raio leverage adalah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur hingga sejauh mana aktivitas operasionl perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio leverage dapat menggunakan dua ukuran, yaitu rasio utang terdapat ekuitas (debt to equity ratio / DER)

 DR (Debt ratio) mngukur prosentase dana yang disediakan oleh kreditur terhadap aktiva total yang dimiliki perusahaan.

Debt Ratio=

Total Aktiva

Total Utang

 DER diukur dengan cara mebandingkan antara utang jangka panjang (long term debt) perusahaan dengan modal ekuitas (stock equity)

DER =

Saham Ekuitas

Utang Total

d. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

Untuk megukur profitabilitas suatu perusahaan dapat dilakukan dengan lima macam rasio, yaitu gross profit margin, net operating profit mrgin, net profit margin, return on investmen, return on equity.

 Gross profit margin merupakan perbandingan antara laba kotor dengan penjualan

(29)

 Net operating profit margin merupakan rasio perbandingan antara laba operasi bersih (earning before interest and taxes / EBIT) dengan penjualan

Net operating profit margin = PenjualanEBIT

 Margin laba bersih (Net profit margin) merupakan rasio perbandingan antara leba bersih Setelah pajak (earning after taxes / EAT)

Net Profit margin = PenjualanEAT

Retun on Investment merupakan perbandingan antara laba tersedia bagi

para pemegang saham biasa (earning available for common stockholders) dengan aktiva total

ROI =

Total Aktiva

EACS

 Rasio pengembalian atas ekuitas (ROE) mrupakan perbandingan antara laba tersedia bagi para pemegang saham biasa (EACS), dengan ekuitas saham (modal saham biasa)

ROE =

Biasa Ekuitas

(30)

No Variabel Sub Variabel Terdiri dari

1. Kinerja keuangan

perusahaan

Likuiditas

* Curent Ratio * Aktiva Lancar

* Hutang Lancar

* Quick Ratio * Aktiva Lancar

* Persediaan * Hutang Lancar Aktiva

* ITO * Penjualan

* Persediaan

* TATO * Penjualan

Aktiva Total Leverage

* Debt Ratio * Hutang Total

* Aktiva Total

* DER * Hutang Jangka Panjang

* Ekuitas Saham Provitabilitas

* Gross Provit Margin * Laba Kotor

*Penjualan * Net Operating Provit

Margin

* EBIT * Penjualan * Net Profit Margin

* ROI * ROE

* EAT * Penjualan * EACS * aktiva Total * EACS * Ekuitas Biasa

18. Metode tolak Ukur Kinerja Keuangan Perusahaan

Untuk menentukan apakah perusahaan sehat atau tidak dari sisi keuangan dapat dilakukan dengan dua macam metode tolak ukur (Warsono, 2002:28) yaitu:

a. Metode lintas waktu (time series)

(31)

b. Metode lintas seksi/industri (cross section)

Yaitu metode tolak ukur yang digunakan dengan cara membandingkan rasio keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu dengan rasio keuangan rata-rata indusrtinya pada periode yang bersangkutan.

G. kerangka pikir

Keputusan akuisisi mempunyai pengaruh besar dalam memperbaiki kondisi perusahaan. Melalui akuisisi diharapkan perusahaan dapat melakukan penghematan operasi dan meningkatkan daya saing di pasar internasional.

Para manajer keuangan dituntut untuk bisa menilai kapan perusahaan harus melakukan akuisisi dan beberapa aktif menilai calon perusahan yang akan diajak akuisisi, sehingga tujuan perusahaan untuk memberikan keuntungan dengan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan tercapai.

Perusahaan

Akuisisi

Perbedaan

Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum Akuisisi

(32)

Salah satu motivasi perusahaan dalam melakukan akuisisi adalah untuk meningkat kinerja kuangan perusahaan. Evaluasi terhadap keberhasilan strategi akuisisi dalam upaya meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, melalui perbandingan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi dengan menggunakan analisisi rasio keuangan likuiditas, aktivitas, leverage dan profitabilitas.

H. Hipotesis

secara ringkas penelitian ini akan membandingkan kinerja keungan perusahaan yang dijadikan sampel penelitian ini untuk masa sebelum dan sesudah akuisisi. Berdsarkan masalah, tujun penelitian, dan pemikan tersebut, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

“Terdapat perbedaan yang signifikan kinerja keuangan sbelum dan sesuah akuisisi pada perusahaan manufaktur tahun 2001-2005

I. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian

(33)

2. Data dan Sumber data a. Data

Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang digunakan diperoleh dari publikasi-publikasi otentik ataupun publikasi ilmiah dari lembaga yang diteliti dan bukan bersumber dari perusahaan yang diteliti, meliputi data yang dipublikasikan oleh BEJ dan media lain, yaitu data perusahaan yang melakukan akuisisi dan data dari obyek penelitian berupa neraca dan laporan laba rugi perusahaan.

b. Sumber Data

Sumber data berasal dari Indonesian Capital Market Directory 3. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan ang melakukan akuisisi selama periode 2001-2005. Sampel penelitian yang diambil adalah perusahaan manufaktur yang melakukan akuisisi yaitu 3 perusahaan diantaranya PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk, PT. Unilever Indonesia, Tbk, dan PT. HM Sampoerna, Tbk. Anggota sampel yang memenuhi kriteria tersedia laporan keuangan tahunan yang sudah diaudit untuk masa 2 tahun sebelum dan sesudah akuisisi

4. Teknik Pengumpulan Data

(34)

5. Definisi Operasinal Variabel

Pengukuran terhadap variabel yang digunakan di dalam penelitian ini didasarkan pada ukuran-ukuran yang ada pada umumnya telah digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya. Adapun pengukuran variabel-variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Akuisisi

Akuisisi Menurut PSAK no 22 adalah suatu penggabungan usaha di mana salah satu perusahaan yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas aktiva neto dan operasi perusahaan yang diakuisisi (acquirer), dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajban, atau mengeluarkan saham.

b. Kinerja Keuangan Perusahaan

(35)

1. Rasio Likuiditas

Rasio-rasio likuiditas (liquidity ratio) adalah suatu rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini terdiri dari:

a. Current Ratio yaitu membandingkan antara total aktiva lancar dengan kewajiban lancarnya

b. Quick Ratio yaitu dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva lancar dan kemudian membaginya dengan kewajiban lancar 2. Rasio Aktivtas

Rasio aktivitas adalah rasio keuangan yang mengukur bagaimana perusahaan secara efektif mengelola akiva-aktivanya. Rasio ini digunakan untuk melihat seberapa besar tingkat aktiva tertentu yang dimiliki perusahaan. Rasio aktivitas dapat diukur dengan rasio inventori turnover ITO dan perputaran aktiva total (Total asset turnover/ TATO)

 ITO yaitu dihitung dengan membagi penjualan dengan persediaan

Total asset turnover mengukur perputaran dari semua aset perusahaan

dan dihitung dengan cara membagi penjualan dengan aktiva total. 3. Rasio Leverage

(36)

 DR (Debt ratio) mengukur prosentase dana yang disediakan oleh kreditur terhadap aktiva total yang dimiliki perusahaan.

 DER diukur dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang (long term debt) perusahaan dengan modal ekuitas (stock equity).

4. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

Untuk megukur profitabilitas suatu perusahaan dapat dilakukan dengan lima macam rasio, yaitu gross profit margin, net operating profit mrgin, net profit margin, return on investmen, return on equity.

Gross profit margin merupakan perbandingan antara laba kotor dengan

penjualan

Net operating profit margin merupakan rasio perbandingan antara laba operasi bersih (earning before interest and taxes / EBIT) dengan penjualan

 Margin laba bersih (Net profit margin) merupakan rasio perbandingan antara leba bersih setelah pajak (earning after taxes / EAT)

Retun on Investment merupakan perbandingan antara laba persediaan bagi para pemegang saham biasa (earning available for commo stockholders) dengan aktiva total

(37)

6. Teknik analisis Data a. Rasio Likuiditas

Current ratio = X100% lancar

hutang lancar aktiva

Quick ratio = X100%

lancar hutang persediaan -lancar aktiva

b. Rasio Aktivitas

TATO =

aktiva total

penjualan

ITO =

Persediaan Penjualan

c. Rasio Leverage

DR =

Total Aktiva Total Utang DER= Saham Ekuitas Utang Total

d. Rasio Profitabilitas

Gross profit margin = LabaPenjualanKotor

Net operating profit margin = PenjualanEBIT

Net profit margin = PenjualanEAT

ROI = Total Aktiva EACS ROE = Biasa Ekuitas EACS

(38)

Dalam penelitian ini dilakukan pengujian dua sisi atau dua arah untuk menguji apakah terdapat perbedaan antara perubahan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi dengan kinerja keuangan setelah akuisisi

Adapun langkah-langkah adalah sebagai berikut : a. Kriteria pengujian

H0 diterima dan Ha ditolak : Tidak ada perbedaan perubahan kiinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi H0 ditolak dan Ha diterima : ada perbedaan perubahan kinerja

keuangan sebelm dan ssudahh akuisisi b. Membandingkan angka t hitung dan t tabel

Angka t hiitung dibandingkan dengan angka t tabel adalah untuk mengambil keputusan Berdasarkan pada uji paired samples t-test dengan keuntungan sebagai berikut:

a. Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima b. Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak

Sebagai kriterian penilaian adalah dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95%, yaitu untuk menguji hipotesis yang digunakan dengan membandingkan niali probabilitas dengan alphanya yaitu dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Nilai probabiitas < , maka H0 ditolak; Ha diterima

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

dengan judul “Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Keputusan Revaluasi Aset Tetap pada Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011”. 1.2

• Guru memulai pelajaran dengan mengajak siswa mengamati gambar pada buku tema 6 Subtema 4 Pembelajaran 2, atau kalau guru, mempunyai tayangan video tentang sikap pemborosan

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti mempunyai gagasan untuk mengadakan penelitian tentang adakah korelasi kecerdasan spiritual dengan motivasi belajar siswa pada

Saya pernah menggunakan jasa doorsmeer ditempat lain.,menurut saya perbedaannya dengan doorsmeer lain terletak diruang tunggu Sabena yang luas dan juga

Untuk informasi lebih lanjut tentang keselamatan dan pengaturan serta informasi pembuangan baterai, lihat Maklumat Pengaturan, Keselamatan, dan Lingkungan yang terdapat pada cakram

b) Pencegahan HIV/AIDS, kegiatannya dengan melakukan pencegahan penularan ibu ke anak, memberikan layanan kesehatan kepada para remaja, pemeriksaan dan pengobatan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia, didalamnya terkandung pesan moral yang

Pada luka insisi operasi dilakukan infiltrasi anestesi local levobupivakain pada sekitar luka karena sekresi IL-10 akan tetap dipertahankan dibandingkan tanpa