• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Kualitas Berita Sebagai Penentu Redaktur Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara Biro Bandung Dalam Memilih Berita Yang Layak Di Online-Kan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor Kualitas Berita Sebagai Penentu Redaktur Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara Biro Bandung Dalam Memilih Berita Yang Layak Di Online-Kan"

Copied!
153
0
0

Teks penuh

(1)

v

BIRO ANTARA PRESS AGENCY’S EDITOR IN SELECTING STORIES THAT ARE WORTH TO BE MADE ONLINE

Oleh : Alant Gartina NIM. 41804044

This essay under the guidance, Melly Maulin P, S.Sos., M.Si

The purpose of this research was to find out how is The factor of stories quality as a determinant for Bandung Biro Antara Press Agency (LKBN)’s editor in selecting stories that are worth to be made online. To accomplish the purpose, stories accuracy, balance, objectivity, brevity, clarity and newness factors were inquired and how is stories quality factor as a determinant of Bandung Biro Antara Press Agency’s editor in selecting stories that are worth to be made online.

This research used a qualitative approach by a descriptive method. The data was collected by interview, literature study, and Internet searching and observasi. The research subjects were LKBN Antara Biro Bandung editor because of high important role of editor in determining the quality of stories that are worth to be made online. The informant of this research was only one, LKBN Antara Biro Bandung editor.

The data analysis technique was conducted by using descriptive method, with purposive sampling technique. Result from this study discussion that the accuracy factor is already considered by the editors, the balance of factor is already considered by the editors, objectiveness of factor is already considered by the editors, a factor already considered by the editor of brevity, clarity factor considered by the editors and newness factor has been considered by the editor.

The conclusion drawn was editor in her online her the news refers to news quality faktor it self, LKBN Antara Biro Bandung editor looked at accuracy, balance, objectivity, brevity, clarity, and newness factors.

(2)

iv

LEMBAGA KANTOR BERITA NASIONAL (LKBN) ANTARA BIRO BANDUNG DALAM MEMILIH BERITA YANG

LAYAK DI-ONLINE-KAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana Faktor Kualitas Berita Sebagai Penentu Redaktur LKBN Antara Biro Bandung Dalam Memilih Berita Yang Layak Di-Online-kan. Untuk menjawab tujuan tersebut ditanyakan faktor ketelitian berita, faktor keseimbangan berita, faktor keobjektifan berita, faktor keringkasan berita, faktor kejelasan berita, faktor kebaruan berita, bagaimana faktor kualitas berita sebagai penentu redaktur LKBN Antara Biro Bandung dalam memilih berita yang layak di-online-kan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara, studi kepustakaan, internet searching dan juga observasi. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah redaktur LKBN Antara Biro Bandung karena peran redaktur sangat penting dalam menentukan kualitas berita yang layak di-online-kan. Informan dalam penelitian ini hanya 1 orang yaitu redaktur LKBN Antara Biro Bandung. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, dengan teknik sampling purposive.

Hasil dari penelitian ini bahwa faktor ketelitian, faktor keseimbangan, faktor keobjektifan, faktor keringkasan, faktor kejelasan dan faktor kebaruan sudah merupakan faktor yang dipertimbangkan oleh redaktur dan ditempatkan dalam memilih berita yang layak di-online-kan oleh redaktur.

Kesimpulan yang didapat bahwa redaktur dalam meng-online-kan berita nya mengacu pada faktor kualitas berita itu sendiri, redaktur LKBN Antara Biro Bandung melihat dari faktor ketelitian, keseimbangan, keobjektifan, keringkasan, kejelasan dan kebaruan.

(3)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak pernah lepas dari berita, semua

orang membutuhkan berita, baik itu berita yang sifat nya menghibur ataupun

sebaliknya. Pemberitaan dari suatu berita itu sendiri sangat dinantikan oleh

khalayak yang membutuhkan informasi terlebih lagi apabila berita tersebut berita

yang baru, terkini, atau hangat (up to date). Pemberitaan itu sendiri adalah

laporan lengkap ataupun interpretatif (telah disajikan sebagaimana dianggap

penting oleh redaksi pemberitaan) ataupun berupa pemberitaan penyelidikan

(investigatif reporting) yang merupakan pengkajian fakta-fakta lengkap dengan

latar belakang, trend/ kecenderungan, yang mungkin terjadi di masa mendatang.

Berita itu sendiri adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru

yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui

media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media online internet.Berita

(news) mengandung kata new yang berarti baru. Secara singkat sebuah berita

adalah sesuatu yang baru yang diketengahkan bagi khalayak pembaca atau

pendengar. Dengan kata lain, news adalah apa yang surat kabar atau majalah

cetak, apa yang para penyiar beberkan ataupun media online internet yang

(4)

1.Straight News : berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan

lugas. Sebagian besar halaman depan surat kabar berisi berita jenis ini,

jenis berita Straight News dipilih lagi menjadi dua macam :

a. Hard News: yakni berita yang memiliki nilai lebih dari segi

aktualitas dan kepentingan atau amat penting segera diketahui

pembaca.

Berisi informasi peristiwa khusus (special event) yang terjadi

secara tiba-tiba.

b. Soft News, nilai beritanya di bawah Hard News dan lebih

merupakan berita pendukung.

2.Depth News : berita mendalam, dikembangkan dengan pendalaman hal-hal

yang ada di bawah suatu permukaan.

3.Investigation News: berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau

penyelidikan dari berbagai sumber.

4.Interpretative News: berita yang dikembangkan dengan pendapat atau

penelitian penulisnya/reporter.

5.Opinion News: berita mengenai pendapat seseorang, biasanya pendapat

cendikiawan, sarjana, ahli atau pejabat mengenai suatu hal, peristiwa atau

kondisi.

Di era globalisasi ini, pemberitan dari sebuah berita dapat dengan mudah

kita dapatkan dan informasi sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia demi

memenuhi kebutuhan rasa keingintahuan mereka untuk mengatasi suatu masalah.

(5)

teknologi dan informasi saat ini. Informasi bisa didapatkan melalui berbagai

macam cara, baik melalui media cetak, media elektronik, maupun media online.

Hampir 100 persen manusia menghabiskan waktunya untuk berkomunikasi,

sejak bangun tidur sampai tertidur lagi. Dalam buku The Process of

Communication: An Introduction to Theory and Practice. Berlo mengatakan

bahwa:

“There is research evidence to indicate that the average American spends

about 70 per cent of his active hours communicating verbally-listening, speaking, reading, and writing, in that order”(Bukti riset menunjukkan bahwa 70 persen orang Amerika menghabiskan waktu kerjanya untuk berkomunikasi, baik mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis). (1960:1).

Menurut Palapah dan Atang Syamsudin media yang digunakan dalam

menyampaikan pesan atau informasi terdiri dari “tiga jenis”, diantaranya:

“Media visual (media yang hanya dapat dilihat seperti surat kabar), media

audio (media yang hanya dapat didengar seperti radio), dan media audio visual (media yang dapat dilihat dan didengar seperti televisi)” Semua jenis

media yang telah disebutkan di atas sering dikenal dengan sebutan media massa (1983:121).

Peran media massa juga tidak bisa dilepaskan dari masyarakat, hal ini

disebabkan masyarakat yang konsumtif akan informasi–informasi yang terbaru.

Jadi, keberadaan media massa merupakan penghubung komunikasi massa untuk

khalayak banyak, dimana pesan yang disampaikan media massa itu bersifat umum

dan cara penyampaiannya pun secara tepat serta terbuka kepada semua orang.

Pesan (massage) yang terdapat di media massa ini ada dua aspek yaitu isi pesan

(6)

Pesan yang disampaikan di media massa bersifat umum, karena ditujukan

untuk masyarakat luas, penataan pesan juga tergantung kepada media itu sendiri

yang berbeda dengan media lainnya, karena penataan pesan pada media elektronik

maupun pada media cetak dapat menarik perhatian dan memukau para khalayak,

yang pada akhirnya memberikan pengaruh dalam perubahan sikap, pandangan dan

perilaku mereka.

Salah satu keunggulan dari media massa ini bahwa ia mampu menjangkau

khalayak (audience). Selain itu juga media massa berperan dalam menambah

pengetahuan kepada khalayak dengan hal–hal yang baru, tidak hanya itu saja

khalayak selalu mempunyai rasa ingin tahu mengenai hal–hal yang baru di

sekitarnya. Akan tetapi mereka tidak bisa memenuhi itu tanpa bantuan pihak lain.

Dalam hal ini dibutuhkan suatu pranata atau lembaga yang dapat mencari

informasi dan dapat memenuhi kebutuhan khalayak, lembaga yang dimaksud

adalah pers. Pers disini bukan hanya sebagai sarana untuk mencari informasi dan

memenuhi kebutuhan khalayak saja.

Dan jika di dunia nyata kita mengenal media visual seperti surat kabar

media audio seperti radio dan audio visual seperti televisi, maka di cyberspace

ada media online atau portal. Ini adalah salah satu jenis website yang bersifat

content oriented. Di dalamnya terdapat berita, artikel dan sebagainya yang harus

selalu up to date. Jika memungkinkan, setiap menit bahkan setiap detik harus ada

informasi baru yang dihadirkan.

Media online sendiri lahir di Indonesia pada saat jatuhnya pemerintahan

(7)

komoditi yang dicari banyak pembaca. Dari situlah kemudian tercetus keinginan

membentuk detikcom yang up-date nya tidak lagi menggunakan karakteristik

media cetak yang harian, mingguan, bulanan. Yang dijual detikcom adalah

breaking news. Dengan bertumpu pada tampilan apa adanya detikcom melesat

sebagai situs resmi informasi digital paling popouler di kalangan pengguna

internet Indonesia.

Menurut kamus komputer dan teknolgi, definisi online adalah terhubung,

terkoneksi, aktif dan siap untuk dan dapat berkomunikasi dengan atau dikontrol

oleh komputer. Online juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana sebuah

divisi (komputer) terhubung dengan divisi lain,biasanya melalui modem. Sebagai

media massa, media online juga menggunakan kaidah-kaidah jurnalistik dalam

sistem kerja mereka. Salah satu isu yang sering ditujukan pada media online

adalah tingkat kebenaran informasinya. Kita tahu, di internet kita bisa menemukan

berita apa saja, mulai dari yang terpercaya hingga yang sekadar gosip, rumor,

bahkan fitnah. Karena itu, jika membaca sebuah berita di internet, yang pertama

kali harus kita teliti adalah dari mana sumbernya, setelah ketemu, cari tahu siapa

pemiliknya. Jika informasi tersebut berasal dari media online yang jelas

sumbernya, dikelola secara profesional oleh perusahaan atau lembaga tertentu,

boleh dibilang tingkat kebenarannya lebih kurang sama dengan media cetak yang

(8)

Dalam Memilih beritanya pun harus melihat dari segi kualitas berita itu

sendiri, seperti yang diungkapkan Mitchell V. Charnley, dalam bukunya

Reporting, 1965, bahwa :

Berita itu harus teliti (News is accurate)

Berita itu harus seimbang (news is balanced)

Berita itu harus objektif (news is objective)

Berita itu harus ringkas (news is concise)

Berita itu harus jelas (news is clear)

Berita itu harus baru (news is recent)

Seperti yang diungkapkan di atas, maka redaktur memiliki peran yang

sangat penting dalam memilih berita yang berkualitas atau yang layak di-online

-kan. Redaktur sendiri sering juga disebut sebagai editor, adalah orang yang

melakukan penyuntingan (editing) dan juga melengkapi naskah-naskah berita

yang ditulis oleh wartawan atau reporter.

Fungsi redaktur di LKBN ANTARA itu sendiri meliputi :

Menerima berita dari wartawan lapangan lalu masuk ke redaktur

kemudian di baca, setelah dibaca baru di nilai berita itu pantas

tidaknya di-online-kan.

Redaktur di LKBN ANTARA juga menentukan besar kecilnya

berita yang akan di-online-kan.

Melihat substansi berita, itu pun harus berpacu pada buku panduan

(9)

Redaktur juga bisa melakukan penulisan ulang apabila ada berita

yang kurang atau tidak layak di-online-kan, dan juga bisa merubah

berita apabila berita tersebut tidak sesuai dengan fakta dan berisikan

interpretasi dari wartawan tersebut.

Mengenai alur kerja dari redaktur sendiri dalam meng-online-kan berita,

sebenarnya tidak jauh berbeda dengan media cetak, karena sifatnya yang harus

menyajikan berita secara cepat (sebagaimana halnya media elektronik), maka

media online perlu melakukan beberapa penyesuaian di dalam proses kerjanya.

Peran redaktur dalam memilih berita itu layak tidaknya untuk di-online-kan

juga tidak lepas dari peran wartawan yang mencari berita dengan kualitas yang

sangat baik. Wartawan juga disini harus mampu mengemas berita semenarik

mungkin agar pembaca tertarik dan memahami berita tersebut.

Bertolak dari uraian diatas, peneliti mencoba mencari tahu bagaimana faktor

kualitas berita sebagai penentu redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung dalam

memilih berita yang layak untuk di-online-kan ditinjau dari kualitas beritanya.

Apakah faktor-faktor penentu tersebut sesuai dengan yang dikehendaki dan bisa

direalisasikan hingga mencapai tujuannya atau tidak. Maka penulis merumuskan

(10)

I.2 Identifikasi Masalah

Setelah penulis merumuskan masalah, maka penulis dapat mengidentifikasi

masalah tersebut sebagai berikut :

1. Bagaimana faktor ketelitian berita sebagai penentu redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung dalam memilih berita yang layak di-

online-kan?

2. Bagaimana faktor keseimbangan berita sebagai penentu redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung dalam memilih berita yang layak

di-online-kan?

3. Bagaimana faktor keobjektifan berita sebagai penentu redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung dalam memilih berita yang layak

di-online-kan?

4. Bagaimana faktor keringkasan berita sebagai penentu redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung dalam memilih berita yang layak

di-online-kan?

5. Bagaimana faktor kejelasan berita sebagai penentu redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung dalam memilih berita yang layak di-

online-kan?

6. Bagaimana faktor kebaruan berita sebagai penentu redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung dalam memilih berita yang layak di-

(11)

7. Bagaimana faktor kualitas berita sebagai penentu redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung dalam memilih berita yang layak di-

online-kan?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud diadakannya penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana

faktor kualitas berita sebagai penentu redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung

dalam memilih berita yang layak di-online-kan.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian di atas adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui faktor ketelitian berita sebagai penentu redaktur

LKBN ANTARA Biro Bandung dalam memilih berita yang layak

di-online-kan.

2. Untuk mengetahui faktor keseimbangan berita sebagai penentu redaktur

LKBN ANTARA Biro Bandung dalam memilih berita yang layak

di-online-kan.

3. Untuk mengetahui faktor keobjektifan berita sebagai penentu redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung dalam memilih berita yang layak

(12)

4. Untuk mengetahui faktor keringkasan berita sebagai penentu redaktur

LKBN ANTARA Biro Bandung dalam memilih berita yang layak

di-online-kan.

5. Untuk mengetahui faktor kejelasan berita sebagai penentu redaktur

LKBN ANTARA Biro Bandung dalam memilih berita yang layak

di-online-kan.

6. Untuk mengetahui faktor kebaruan berita sebagai penentu redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung dalam memilih berita yang layak

di-online-kan.

7. Untuk mengetahui faktor kualitas berita sebagai penentu redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung dalam memilih berita yang layak

di-online-kan.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

(13)

1.4.2 Kegunaan Praktis Untuk Universitas :

Hasil penelitian ini diharapakan dapat menjadi referensi/literature

bagi mahasiswa selanjutnya, khususnya mahasiswa yang akan meneliti

tentang kualitas berita.

Untuk Peneliti :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuat peneliti lebih

mengetahui seperti apa kualitas berita yang di-online-kan redaktur LKBN

ANTARA Biro Bandung khususnya dengan memakai media online internet.

Untuk LKBN ANTARA Biro Bandung :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang

bermanfaat bagi Redaktur LKBN ANTARA dalam meningkatkan kualitas

berita, agar tugas menyampaikan informasi kepada masyarakat untuk

meningkatkan sumber daya manusia yang berpengetahuan luas dapat

tercapai.

1.5 Kerangka Pemikiran 1.5.1 Kerangka Teoritis

(14)

Syarat suatu berita adalah fakta (fact), Objektif (objective), berimbang (balance), lengkap (complete), dan akurat (accurate) (Widodo, 1997: 36). Dalam Kode Etik Jurnalistik Wartawan Indonesia pasal 5 dikatakan bahwa :

“Wartawan Indonesia menyajikan berita secara berimbang dan adil, mengutamakan kecermatan dan ketepatan, serta tidak mencampurkan fakta dan opini sendiri. Tulisan berisi interpretasi dan opini wartawan agar disajikan dengan menggunakan nama jelas penulisnya”(Kusumaningrat, 2006: 47).

Berita dikelompokkan berdasarkan materi, diantaranya:

1. Berita pernyataan pendapat, ide atau gagasan (talking news) 2. Berita ekonomi (economic news)

3. Berita keuangan (financial news) 4. Berita politik (political news)

5. Berita sosial kemasyarakatan (social news) 6. Berita pendidikan (education news)

7. Berita hukum dan keadilan (law and justice news) 8. Berita olah raga (sport news)

9. Berita kriminal (crime news)

10.Berita bencana dan tragedi (tragedy and disaster news) 11.Berita perang (war news)

12.Berita ilmiah (scientifict news) 13.Berita hiburan (entertainment news)

14.Berita tentang aspek-aspek ketertarikan manusiawi atau minat insani (human interest news)

(Sumadiria, 2005 : 67)

Dalam memilih berita, tidak hanya mencari dari nilai berita nya saja, bisa

juga dengan mencari dari kualitas berita nya juga, seperti yang diungkapkan

Mitchell V. Charnley, dalam bukunya Reporting, 1965, bahwa mencari kualitas

berita harus melihat faktor-faktor, seperti :

Berita itu harus teliti (news is accurate)

(15)

Berita itu harus objektif (news is objective)

Berita itu harus ringkas (news is concise)

Berita itu harus jelas (news is clear)

Berita itu harus baru (news is recent)

a. Berita itu harus teliti

Ketetapan atau ketelitian berita,meliputi:

Ketelitian fakta itu sendiri

Setiap pernyataan dalam berita,nama orang, jabatan, gelar, tempat

peristiwa, hari dan tanggal peristiwa, setiap kata atau ekspresi atau kalimat

definitive, setiap angka atau data statistik, harus disajikan secara tepat dan

tidak menimbulkan kesalahpahaman, baik bagi orang-orang yang

diberitakan, maupun bagi khalayak pembaca.

Kesan ketelitian secara umum

Ketetapan atau ketelitian berita disini tidak hanya terbatas kepada

ketelitian mengenai keseluruhan cerita secara umum, yaitu cara-cara

ketelitian itu dikatakan bersama-sama dan tekanan yang diberikan.

b. Berita itu harus seimbang

Aspek keseimbangan meliputi :

Penekanan dan kelengkapan

Penekanan : setiap fakta umumnya mempunyai hubungan yang erat

dengan fakta-fakta lain dan membangun hubungan yang penting dengan

(16)

Kelengkapan : Menyuguhkan suatu gambaran lengkap mengenai

keseluruhan peristiwa yang dapat dimengerti pembaca.

Reporter hendaknya mampu memilih dan menyusun fakta-fakta, sehingga

ia dapat memberikan keseimbangan pandangan dari keseluruhan situasi

peristiwa.

c. Berita itu harus objektif

Ditulis apa adanya

Reporter dalam memilih berita dan menyusun tidak memasukkan

prasangka-prasangka pribadinya atau pesan dari pihak lain.

Berita harus jujur

Aspek kejujuran erat kaitannya dengan berita interpretasi/asumsi.

Seringkali masalah yang diberitakan itu sangat kompleks sehingga dengan

sendirinya memaksa reporter mengadakan interpretasi.

d. Berita itu harus ringkas

Penyajian berita harus sejalan dengan bentuk berita. Berita harus

merupakan satu kesatuan, singkat, jelas, dan sederhana. Sebuah berita yang

hambar, yang ngambang, tidak teroganisir, atau memiliki dua makna dalam tujuan

(17)

e. Berita itu harus baru (aktual)

Kata “Aktual” berasal dari kata latin, in actu, yang berarti :

Sedang terjadi ; sedang dalam pembentukan.

Kejadian yang lain dari yang lain.

Menurut De Volder, sesuatu memperoleh nilai aktual apabila :

Sedang terjadi

Jarang terjadi

Mempunyai hubungan dekat (“ketegangan” antara komunikator dengan

komunikan,yaitu hubungan waktu maupun tempat)

Media online adalah media massa yang dapat kita temukan di internet.

Sebagai media massa, media online juga menggunakan kaidah-kaidah jurnalistik

dalam sistem kerja mereka. Perbedaan antara media cetak dan media online

internetterlihat jelas pada medianya.

Tabel 1.1

Perbedaan Teknis Media Cetak dengan Media OnlineInternet Unsur Media Cetak Media Online Internet Pembatasan

Tidak ada pembatasan panjang naskah, karena halaman web bisa menampung naskah yang sepanjang apapun. Namun demi alasan kecepatan akses, keindahan desain dan alasan-alasan teknis lainnya, perlu dihindarkan penulisan naskah yang terlalu panjang.

Prosedur naskah

Naskah biasanya harus di-ACC oleh redaksi sebelum dimuat.

(18)

dipercaya untuk meng-upload sendiri diedit dengan leluasa. Tapi biasanya, editing hanya mencakup masalah-masalah teknis, seperti merevisi salah ketik, dan seterusnya.

Tugas desainer atau layouter

Tiap edisi, desainer atau layouter harus tetap bekerja untuk menyelesaikan desain pada edisi tersebut.

Desainer dan programmer cukup bekerja sekali saja, yakni di awal pembuatan situs web. Selanjutnya, tugas mereka hanya pada masalah-masalah maintenance atau ketika perusahaan memutuskan untuk mengubah desain dan sebagainya. Setiap kali redaksi meng-upload naskah, naskah itu akan langsung “masuk” ke desain secara otomatis. Jadwal terbit Berkala (harian, mingguan,

bulanan, dua mingguan, dan sebagainya).

Kapan saja bisa, tidak ada jadwal khusus, kecuali untuk jenis-jenis tulisan/rubrik tertentu.

Distribusi Walau sudah selesai dicetak, media tersebut belum bisa langsung dibaca oleh khalayak ramai sebelum melalui proses distribusi.

Begitu di-upload, setiap berita dapat langsung dibaca oleh semua orang di seluruh dunia yang memiliki akses internet.

Dari segi sifatnya, ada satu kemiripan antara media online dengan media

elektronik seperti radio dan televisi. Mereka selalu dituntut untuk menyajikan

berita yang paling up to date secepat mungkin. Mereka juga biasanya tidak perlu

menunggu hingga seluruh data terkumpul. Begitu ada data, walau hanya sedikit,

mereka langsung melaporkannya. Jika ada perkembangan baru mengenai

peristiwa tersebut, mereka melaporkannya lagi, demikian seterusnya. Karena itu,

aturan penulisan di dalam media online cenderung lebih bebas, tidak terlalu

terpaku pada kaidah-kaidah bahasa dan jurnalistik yang berlaku umum.

Untuk mendukung toeri di atas, peneliti menggunakan teori Uses and

Gratification.

(19)

Dalam buku Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Onong Uchjana Effendy mengemukakan bahwa :

“Pendekatan Uses and Gratification menempatkan manusia sebagai khalayak yang bersifat aktif dalam menghadapi terpaan pesan melalui media. Pesan yang diterima oleh khalayak, diolah sesuai bidang pengalaman yang dimiliki masing-masing khalayak dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Pendekatan ini pertama kali dikemukakan oleh Elihu Katz pada tahun 1959 melalui hasil penelitian yang menunjukan bahwa orang yang berbeda dapat menggunakan pesan komunikasi massa yang sama untuk kegunaan yang berbeda-beda. (Effendy, 1993 : 289).

Istilah Uses and gratification timbul dari sikap aktif khalayak dalam

menggunakan media dari pemenuhan kebutuhan khalayak melalui penggunaan

media tersebut. Model Uses and Gratification menunjukan bahwa, yang menjadi

permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap prilaku

khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial

khalayak.

Jadi bobotnya ialah khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media

untuk mencapai tujuan khusus. Asumsi Uses and Gratification yang diungkapkan

oleh, Tan yaitu :

Penggunaan media pada akhirnya untuk mencapai suatu tujuan. Kita

menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang

sifatnya spesifik, kebutuhan ini berkembang dalam lingkungan sosial

kita.

Khalayak memilih jenis dan isi media untuk memenuhi isi kebutuhan.

Jadi khalayak terlibat dalam satu proses komunikasi massa dan mereka

dapat mempengaruhi media untuk kebutuhan-kebutuhan mereka secara

(20)

Disamping media massa sebagai sumber informasi maka ada pula

berbagai sumber lain yang dapat memuaskan kebutuhan khalayak. Oleh

karena itu media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain. Dari

sekian banyak sumber yang bukan media yang dapat memuaskan

kebutuhan antara lain misalnya keluarga, teman-teman, komunikasi antar

pribadi (dengan media, tanpa media), mengisi waktu luang bahkan

minum obat tidur.

Khalayak mengetahui kebutuhan tersebut dan dapat memenuhi jika

dikehendaki, juga mengetahui alasan-alasanya untuk menggunakan

(21)

Social Environment

3. Exposure to media, per se

4. Social context of media

(22)

1.5.2 Kerangka Konseptual

Dari kerangka teori diatas dapat diaplikasikan, bahwa sebagai seorang

redaktur, redaktur harus dapat mengedit berita yang baik, berkualitas atau layak

tidaknya berita tersebut di cetak, disiarkan, dan di-online-kan. dan menyajikan

berita semenarik mungkin yang sesuai dengan visi, misi dan tujuan program acara

dan perusahaan dan juga dapat dengan mudah di terima oleh khalayak.

Untuk mendapat kejelasan mengenai model Uses and Gratification gambar.

di atas, berikut penjelasan nya :

Cognitive needs (kebutuhan kognitif)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi,

pengetahuan dan pemahaman mengenai linkungan kebutuhan ini

didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan;

juga memuaskan rasa penasaran kita dan dorongan untuk

penyelidikan kita.

Affective needs (kebutuhan afektif)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan

pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan, dan emosional.

Personal integrative needs (kebutuhan pribadi secara integratif)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas,

kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal-hal tersebut

(23)

Social integrative needs (kebutuhan sosial secara integratif)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan

keluarga, teman, dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat

untuk berafiliasi.

Escapist needs (kebutuhan pelepasan)

Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan,

ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman.

Berdasarkan apa yang menjadi bahan penelitian penulis, maka berdasarkan

pendekatan Uses and Gratification yang mengatakan bahwa pendekatan Uses and

Gratification menempatkan manusia sebagai khalayak yang bersifat aktif dalam

menghadapi terpaan pesan melalui media. Dalam hal ini yang menjadi khalayak

yaitu masyarakat yang membutuhkan informasi, kebutuhan akan informasi ini

terdiri dari kebutuhan kognitif yaitu kebutuhan khalayak akan informasi mengenai

pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan, kebutuhan afektif yaitu

kebutuhan yang berkaitan dengan pengalaman-pengalaman yang menyenangkan

dan emosional, kebutuhan pribadi secara integratif yaitu kebutuhan dari khalayak

mengenai kredibilitas dan status individual, kebutuhan sosial secara intergratif

yaitu kebutuhan akan informasi dari khalayak yang berkaitan dengan interaksi

dengan keluarga, teman dan dunia, kebutuhan pelepasan yaitu kebutuhan khalayak

akan informasi untuk menhindari tekanan dari orang lain. Kemudian pesan adalah

isi dari berita yang di-online-kan, serta media yang dimaksudkan disini adalah

(24)

ANTARA Biro Bandung disajikan secara kontinyu, dan semua itu merupakan

tanggung jawab dari seorang redaktur dalam memilih berita yang layak untuk

di-online-kan.

Redaktur sendiri umumnya berasal dari reporter lapangan yang dalam

karirnya kemudian naik menjadi redaktur muda, madya dan kemudian redaktur

kepala atau redaktur bidang, yakni yang membawahi bidang tertentu (seperti

politik, pertahanan keamanan, ekonomi, perkotaan, hukum kriminal, olah-raga)

atau halaman tertentu di media cetak. Redaktur yang cemerlang karirnya bisa

diangkat menjadi Redaktur Pelaksana ataupun Redaktur Eksekutif, Yakni orang

yang memimpin pelaksanaan harian operasi sebuah redaksi media cetak ataupun

elektronik.

Dalam mengedit berita, redaktur harus dapat menyajikan berita semenarik

mungkin yang dapat diterima oleh khalayak banyak, beberapa kriteria–kriteria nya

adalah :

Berita itu layak dimuat misalnya, memenuhi standar rukun iman berita

atau layak berita).

Fakta yang terkandung dalam berita itu sudah benar.

Ditulis dengan baik (berbahasa Indonesia dengan benar, tulisannya runtut

dan menarik, bisa dipahami oleh pembaca dan lain–lain).

Memenuhi standard moral (seimbang, coverage both side, tak melanggar

kode etik).

Diperoleh lewat prosedur yang benar, serta memprediksikan seberapa

(25)

(misalnya untuk berita–berita yang agak menyerempet bahaya kepihak

ketiga).

1.6 Pertanyaan Penelitian I. Faktor Ketelitian

- Bagaimana ketelitian sebuah berita dalam menghasilkan berita

yang menarik?

- Bagaimana ketelitian fakta penulisan dalam menghasilkan berita

yang menarik?

II. Faktor Keseimbangan

- Bagaimana penekanan berita dalam menghasilkan berita yang

menarik?

- Bagaimana kelengkapan berita dalam menghasilkan berita yang

menarik?

- Bagaimana pemilihan berita sehingga menghasilkan berita yang

menarik?

- Bagaimana penyusunan berita sehingga menghasilkan berita yang

menarik?

III. Faktor Keobjektifan

- Bagaimana redaktur memilih berita yang tidak memihak?

- Bagaimana redaktur memilih berita yang tidak berdasarkan

(26)

IV. Faktor Keringkasan

- Bagaimana redaktur memilih berita yang ringkas yang dengan

mudah diterima oleh khalayak?

- Bagaimana redaktur mengedit berita yang ringkas?

V. Faktor Kejelasan

- Bagaimana redaktur memilih berita yang jelas?

- Bagaimana redaktur mengedit berita yang jelas?

VI. Faktor Keaktualan

- Bagaimana redaktur memilih berita yang aktual?

- Bagaimana redaktur memilih berita yang lain dari yang lain?

1.7 Subjek Penelitian dan Informan 1.7.1 Subjek Penelitian

Subjek Penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Jika

bicara tentang subjek penelitian sama halnya bicara tentang unit analisis, yaitu

subjek yang menjadi perhatian atau sasaran peneliti, di dalam penelitian ini

peneliti menetapkan redaktur LKBN ANTARA biro Bandung sebagai subjek dari

penelitian karena peran redaktur sangat penting dalam menentukan kualitas berita

(27)

1.7.2 Informan

Setelah subjek penelitian diperoleh yang menetapkan redaktur sebagai subjeknya,

maka peneliti menetapkan informan hanya satu yaitu redaktur LKBN ANTARA

Biro Bandung itu sendiri dan untuk memperoleh hasil dari pembahasan, peneliti

menetapakan pembaca sebagai penjelas untuk hasil pembahasan.

Table 1.2 Data Informan

Redaktur LKBN ANTARA Biro Bandung

No. Nama

1. Sapto Heru P

Tabel 1.3 Data Pembaca

1.8 MetodePenelitian

Metode penelitian yang dilakukan adalah metode penelitian deskriptif.

Metode deskriptif tidak menjelaskan hubungan diantara variabel, tidak menguji

hipotesis atau melakukan prediksi.

No Nama

1 Imaniar Cahya Komala 2 Yusup Fajar

(28)

“Metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran

mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak akumulasi data

dasar belaka” (Nazir, 1988 : 64). Jadi bisa dikatakan bahwa “tujuan analisis

deskriptif adalah melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi

tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat” (Rakhmat, 1993 : 22).

Metode deskriftif yang peneliti lakukan yaitu penelitian yang bertujuan

untuk melihat faktor kualitas berita sebagai penentu redaktur LKBN ANTARA

Biro Bandung dalam memilih berita yang layak di-online-kan.

1.9 Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data peneliti menggunakan beberapa teknik, yaitu :

1. Wawancara

Wawancara adalah untuk memperoleh keterangan, mencari informasi yang

lebih lengkap dengan teknik wawancara. Teknik wawancara yang peneliti

lakukan yaitu, dengan mewawancarai redaktur di LKBN ANTARA Biro

Bandung, yaitu Sapto Heru P

Keuntungan dari teknik ini adalah dimungkinkannya penggalian data

yang mendalam terhadap informasi yang dibutuhkan dari responden.

Kartono menjelaskan bahwa.“Wawancara adalah suatu percakapan yang

diarahkan pada suatu masalah tertentu, ini merupakan proses tanya jawab

lisan, dimana dua orang atau lebih yang berhadapan secara fisik”(Kartono,

(29)

2. Studi Kepustakaan

Teknik kepustakaan yang dilakukan peneliti yaitu dengan menelaah teori,

opini, serta membaca buku yang relevan dan sesuai dengan masalah yang

diteliti.

3. Internet Searching

Internet searching memudahkan dan membantu peneneliti untuk mencari

dan menemukan hal-hal yang peneliti butuhkan dalam mencari informasi

yang dibutuhkan dalam penelitian.

4. Observasi

Observasi merupakan teknik paling mendasar, dalam teknik penilaian non

testing. Pengumpulan data melalui observasi langsung atau dengan

pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan

mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut, dalam

hal ini penenliti melalukan pengumpulan data untuk lebih memperjelas hasil

pembahasan dengan mengetahui tanggapan dari pembaca mengenai berita

yang di-online-kan di LKBN ANTARA Biro Bandung.

1.10 Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian

atau untuk menuju hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dinyatakan

sebelumnya. Analisis data adalah proses penyederhanaan data dan penyajian data

(30)

Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif, sehingga pembahasannya

dilakukan secara deskriptif meliputi :

Pengumpulan Data, dilakukan oleh peneliti saat melakukan observasi

awal, sehinnga pada tahap penelitian akhir dilakukan dengan

mengumpulkan berbagai macam mengenai strategi yang dilakukan

oleh redaktur LKBN ANTARA Biro Bandungdalam membuat naskah

yang menarik untuk di-online-kan.

Analisis Data, yakni penyusunan, penyajian kategori jawaban dalam

tabel, gambar atau kecenderungan dari informan disertai analisis awal

terhadap berbagai temuan dari lapangan sebagai proses awal dalam

pengolahan data.

Editing adalah pengecekan atau pengkoreksian data yang telah di

kumpulkan karena kemungkinan data yang masuk atau data yang

terkumpul itu tidak logis dan meragukan (Hasan, 2002:89).

Pengeditan dilakukan dengan cara mengecek kelengkapan yang ada

pada seluruh data yang peneliti dapatkan, hal ini dilakukan untuk

menghidari kesalahan dan memperoleh kejelasan makna dari data atau

informasi yang peneliti peroleh.

Tujuan editing adalah untuk menghilangkan kesalahan–kesalahan

yang terdapat pada pencatatan di lapangan dan bersifat koreksi. Pada

(31)

atau diperbaiki dengan pengumpulan data ulang ataupun dengan

interpolasi (penyisipan).

Proses akhir analisis penelitian dan pembahasan yang didasarkan pada

berbagai teori yang digunakan, dimana didalamnya ditentukan suatu

kepastian mengenai aspek teori dan kesesuaian atau ketidak sesuaian

dengan fakta hasil perolehan dilapangan.

1.11 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.11.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Lembaga Kantor Berita Nasional

(LKBN) ANTARA Biro Bandung yang beralamat di Jl. Braga No 25 Kota

Bandung.

1.11.2 Waktu Penelitian

Peneliti melakukan penelitian yang dimulai pada bulan September

2010 hingga bulan Januari 2011, dan meminta data saat peneliti

(32)

Tabel 1.3

Waktu dan Jadwal Penelitian

Sumber : Penelitian bulan September 2010 sampai dengan bulan Februari 2011

NO. URAIAN SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JANUARI FEBRUARI

(33)

1.12 Sistematika Penulisan

Skripsi ini merupakan satu kesatuan dari hasil penelitian yang terdiri dari:

1. BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan awal dari keseluruhan yang berisikan

ANTARA lain : Latar Belakang Masalah, Identifikasi

Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Kegunaan

Penelitian, Kerangka Pemikiran, Pertanyaan penelitian,

Subjek dan Informan, Metode Penelitian, Teknik

Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, Model Penelitian,

Lokasi dan Waktu Penelitian, dan Sistematika Penulisan

2. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Mencakup tinjauan tentang komunikasi, tinjauan tentang

komunikasi massa, tinjauan tentang media massa, tinjauan

tentang jurnalistik, tinjauan tentang internet, tinjauan tentang

media online, Tinjauan tentang kualitas, tinjauan tentang

berita, tinjauan tentang redaktur dan tinjauan tentang teori

Uses and Gratifications.

3. BAB III : OBJEK PENELITIAN

Bagian ini memaparkan tinjauan tentang perusahaan yaitu

sejarah perusahaan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN)

ANTARA Biro Bandung, visi, misi dan motto LKBN

(34)

description, sarana dan prasarana perusahaan, serta tinjauan

tentang objek penelitian.

4. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini menjelaskan analisis deskriptif penelitian,

interpretasi hasil penelitian dan mengenai judul faktor

kualitas berita sebagai penentu redaktur LKBN ANTARA

Biro Bandung dalam memilih berita yang layak di-online

-kan.

5. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab terakhir yang terdiri dari kesimpulan

dari seluruh isi penelitian serta saran-saran bagi objek

penelitian dan mahasiswa.

(35)

33 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi

Di dalam kehidupan sehari-hari kita mengalami suatu interaksi dengan

mahkluk lainnya, dalam hal ini individu yang berada dalam satu ruang lingkup

dengan kita. Sebagai manusia yang memiliki tingkat sosial yang tinggi, bertukar

informasi dengan individu lain merupakan faktor utama dalam pencapaian tujuan

hidup. Cara sederhana dalam penyampaian informasi adalah dengan

berkomunikasi.

Begitu pentingnya komunikasi bagi kehidupan manusia, sehingga komunikasi

yang pada mulanya hanya sebagai fenomena sosial, dalam perkembangan

selanjutnya gejala tersebut berkembang menjadi ilmu dan telah memenuhi

syarat-syarat untuk disebut ilmu komunikasi. Dimana ilmu komunikasi ini apabila

diaplikasikan secara benar akan mampu mencegah dan menghilangkan konflik

antar pribadi, antar kelompok, antar suku, antar bangsa dan antar ras, sehingga

terbina persatuan dan kesatuan diantara umat manusia.

Agar tercipta suasanan yang saling mengerti, suasana yang harmonis maka

diperlukan suasana yang serasi, selaras, dan seimbang. Maka dari itu kita tidak

boleh putus asa dan tetap menyesuaikan diri dalam berbagai keadaan dan situasi

dimana hubungan tersebut berlangsung. Terlepas dari komunikasi sebagai

kebutuhan umat manusia dalam berhubungan, komunikasi juga harus dilakukan

dengan baik dalam artian komunikasi yang efektif yang sesuai dengan kaidah

(36)

pada struktur keseimbangan seseorang dalam bermasyarakat, baik seseorang itu

sebagai President, dokter atau buruh kasar sekalipun. Hal tersebut diatas berarti

bahwa dalam komunikasi harus ada pengertian yang sama pada kedua belah pihak

yaitu komunikator dan komunikan dalam memaknai pesan.

Selain itu komunikasi juga tidak secara langsung merupakan kebutuhan umat

manusia didunia untuk berhubungan dengan sesamanya. Schramm mengatakan

bahwa;

“Komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat

dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi, masyarakat tidak mungkin akan terbentuk, dan sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi”(Schramm dalam Effendy, 1992: 21).

Hovland yang dikutip oleh Effendy (2002) mendefinisikan komunikasi

sebagai berikut:

The process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal symbols) to modify the behavior of other individuals (communicatess”(Proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang (biasanya lambang bahasa) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan). (Effendy, 2002: 49).

Jadi menurut definisi diatas, maka peneliti memaknai komunikasi adalah

proses penyampaian pesan, baik melalui semiotika /lambang, parabahasa dengan

tujuan dan makna yang sama antara komunikator dan komunikan yaitu untuk

mengubah prilaku orang mengikuti komunikator sehingga terjadi komunikasi

yang efektik dan komunikatif. Segala sesuatu yang ada pada dunia ini adalah

merupakan hasil atau akibat dari sebuah proses, begitupun dengan komunikasi,

komunikasi tidak pernah terlepas dari sebuah proses, maka tersampaikan atau

tidaknya suatu pengiriman pesan tergantung pada proses yang terjadi.

(37)

1. Proses Komunikasi Secara Primer

Yaitu proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain

dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media

primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan

sebagainya yang secara langsung dapat menerjemahkan pikiran dan atau perasaan

komunikator kepada komunikan. Media primer atau lambang yang paling banyak

digunakan dalam komunikasi adalah bahasa. Hal ini jelas karena hanya bahasalah

yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain (apakah itu

berbentuk ide, informasi atau opini baik mengenai hal yang konkret maupun yang

abstrak dan bukan hanya tentang hal atau peristiwa yang terjadi pada saat

sekarang, melainkan pada waktu yang lalu dan yang akan datang).

2. Proses Komunikasi Secara Sekunder

Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang

sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam

melancarkan komunikasi karena komunikasi sebagai sasarannya berada di tempat

yang relatif jauh dan komunikan yang banyak. Surat, telepon, surat kabar,

majalah, radio, televisi, film, dan masih banyak lagi media kedua yang sering

digunakan dalam komunikasi.

Menurut Effendy (2002; 6) bahwa dari berbagai pengertian komunikasi yang

telah ada, tampak adanya sejumlah komponen atau unsur yang dicakup, yang

merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Komponen atau unsur-unsur

(38)

- Komunikator : Orang yang menyampaikan pesan;

- Pesan : Pernyataan yang didukung oleh lambang;

- Komunikan : Orang yang menerima pesan;

- Media : Sarana atau saluran yang mendukung pesan bila

komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya;

- Efek : Dampak sebagai pengaruh dari pesan.

(Effendy, 2002 : 6)

Dalam penyampaian pesan, seorang komunikator (pengirim) dituntut untuk

memiliki kemampuan dan sarana agar mendapat umpan balik (Feedback) dari

komunikan (penerima), sehingga maksud dari pesan tersebut dapat di penuhi

dengan baik dan berjalan efektif. Komunikasi dengan tatap muka (face-to-face)

dilakukan antara komunikator dengan komunikan secara langsung, tanpa

menggunakan media apapun kecuali bahasa sebagai lambang atau simbol

komunikasi bermedia dilakukan oleh komunikator kepada komunikan, dengan

menggunakan media sebagai alat bantu dalam menyampaikan pesannya.

Komunikator dapat menyampaikan pesannya secara verbal dan non verbal.

Verbal di bagi ke dalam dua macam yaitu lisan (Oral) dan tulisan

(Written/printed). Sementara non verbal dapat menggunakan gerakan atau isyarat

badaniah (gesturual) seperti melambaikan tangan, mengedipkan mata dan

sebagainya, dan menggunakan gambar untuk mengemukakan ide atau

(39)

Berdasarkan dari komponen-komponen komunikasi dapat dijelaskan ciri-ciri

komunikasi massa menurut Effendy (2003) yaitu sebagai berikut:

a. Komunikator pada komunikasi massa melembaga

Komunikator melakukan komunikasi atas nama organisasi atau institusi,

maupun instansi. Mempunyai struktur organisasi garis tanggung jawab

tertentu sesuai dengan kebijakan dan peraturan lembaganya.

b. Pesan Komunikasi massa bersifat umum.

Komunikasi massa menyampaikan pesan yang ditujukan kepada umum,

karena mengenai kepentingan umum pula, maka komunikasi yang ditujukan

perorangan atau sekelompok orang tertentu tidak termasuk ke dalam

komunikasi massa. Komunikasi massa mencapai komunikan dari berbagai

golongan, berbagai tingkat pendidikan, usia, maupun latar belakang

kebudayaan yang berbeda.

c. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan

Komunikasi melalui media massa dapat dinikmati oleh komunikan yang

jumlahnya tidak terbatas dan terpisah secara geografis pada saat yang sama.

d. Komunikan pada komunikasi massa bersifat heterogen

Komunikasi massa menyebarkan pesan yang menyangkut masalah

kepentingan umum. Oleh karena itu, siapapun dapat memanfaatkannya.

komunikannya tersebar dan terdiri atas berbagai latar belakang yang berbeda.

e. Komunikasi massa berlangsung satu arah

Berbeda dengan komunikasi tatap muka, dimana komunikan dapat

memberikan respon secara langsung, maka dalam komunikasi massa tidak

(40)

2.1.2 Fungsi-Fungsi Komunikasi

Fungsi adalah potensi yang dapat digunakan untuk memenuhi

tujuan-tujuan tertentu. Komunikasi sebagai ilmu, seni, dan lapangan kerja sudah tentu

memiliki fungsi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya. (Cangara, 2005 : 55).

Berbicara mengenai fungsi komunikasi, Onong Uchjana Effendy,

mengemukakan bahwa fungsi komunikasi adalah :

1. Mengimformasikan (To Inform)

Adalah memberikan informasi kepada masyarakat, memberitahukan kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide atau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain.

2. Mendidik (To Educated)

Adalah komunikasi merupakan sarana pendidikan, dengan komunikasi, manusia dapat menyampaikan ide dan pikirannya kepada orang lain sehingga orang lain mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan.

3. Menghibur (To Entertain)

Adalah komunikasi selain berguna untuk menyampaikan komunikasi, pendidikan, dan mempengaruhi juga berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain.

4. Mempengaruhi (To Influence)

Adalah fungsi mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi, tentunya berusaha saling mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan lebih jauh lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan apa yang

diharapkan.” (Effendy, 1997 : 36).

Sedangkan menurut Sean MacBride, ketua komisi masalah-masalah

komunikasi UNESCO (1980) mengemukakan bahwa :

“Komunikasi tidak bisa diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi juga sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai pertukaran data, fakta,

(41)

2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi Massa

Untuk memberikan batasan tentang komunikasi massa dan setiap bentuk

komunikasi massa memiliki ciri tersendiri. Begitu mendengar istilah komunikasi

massa, biasanya yang muncul dibenak seseorang adalah bayangan tentang surat

kabar, radio, televisi atau film. Banyak pakar komunikasi yang mengartikan

komunikasi massa dari berbagai sudut pandang, seperti halnya Bitner dalam buku

karangan Jalaludin Rakhmat mengartikan komunikasi massa sebagai berikut :

Mass Communication Is Messages Communicated Trough A Mass Medium To A Large Number Of People”(Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang). (Rakhmat, 2003 : 188).

Dari pendapat diatas dapat diartikan komunikasi massa ialah penyebaran

pesan dengan menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak,

yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh komunikator. Hal ini tidak berarti

bahwa komunikasi massa merupakan suatu proses komunikasi yang selalu

menggunakan media massa, tetapi tidak dapat dikatakan sebagai proses

komunikasi massa. Ada kalanya proses komunikasi terjadi dengan menggunakan

media massa tetapi tidak dapat dikatakan sebagai proses komunikasi massa.

Komunikan pada komunikasi massa tidak hanya besar dalam jumlah, tetapi

juga memiliki sifat yang heterogen, mereka terdiri dari orang-orang yang berbeda

dalam banyak hal. Perbedaan tersebut bisa berupa usia, tingkat pendidikan, jenis

pekerjaan, agama dan adat istiadat.

Dari beberapa pendapat Jalaludin Rahkmat dalam bukunya psikologi

komunikasi menjabarkan sebagai berikut :

(42)

melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat”(Rahkmat, 1999 : 177).

2.2.1 Karakteristik Komunikasi Massa

Dalam komunikasi massa terdapat juga ciri-ciri khusus yang Seperti yang

dikatakan oleh Severin dan Tankard Jr dikaitkan dengan pendapat Devito, maka

komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus yang disebabkan oleh sifat-sifat

komponennya, ciri-cirinya sebagai berikut :

1. Komunikasi massa berlangsung satu arah

Ini berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada

komunikator, dengan kata lain perkataan komunikator tidak mengetahui

tanggapan para pembacanya terhadap pesan atau berita yang disiarkan.

2. Komunikasi pada komunikasi massa melembaga

Yakni suatu institusi atau organisasi, oleh karena itu komunikatornya

melembaga, mempunyai lebih banyak kebebasan.

3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum

Media ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum, tidak

ditujukan kepada sekelompok orang tertentu. Media massa tidak akan

menyiarkan suatu pesan yang tidak menyangkut kepentingan umum.

4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan

Ciri ini merupakan yang paling hakiki dibandingkan dengan media

komunikasi lainnya.

5. Komunikasi massa bersifat heterogen

Komunikasi adalah khalayak yang merupakan kumpulan anggota

masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran

yang dituju komunikator bersifat heterogen dalam keberadaannya secara

terpecah-pecah, dimana satu sama lain tidak saling mengenal dan tidak

memiliki kontak pribadi, masing-masing berbeda dalam berbagai hal, jenis

kelaminnya, usia, agama, ideologi, pekerjaan, pendidikan, pengalaman

hidup, kebudayaan, pandangan hidup, keinginan, cita-cita dan sebagainya.

(43)

Pada umumnya memang media massa bersifat seperti diatas baik media cetak

maupun media elektronik. Akan tetapi masyarakat tidak menyadari bahwa salah

satu sifat dari media massa dapat menimbulkan keserempakan di lingkungan

masyarakat.

Mengenai karakteristik komunikasi Massa Wright berpendapat sebagai

berikut :

“Bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut : diarahkan pada khalayak yang kreatif, besar, heterogen dan anonim. Pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas, komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang komplek melibatkan biaya besar”(Rakhmat, 2003 : 189).

Media massa memang ditujukan bagi khalayak yang besar, aktif, heterogen

dan anonim. Karena media massa itu sendiri media yang diperuntukan bagi

masyarakat/massa. Pada saat sekarang ini banyak sekali media massa baru yang

bermunculan namun tidak memiliki karakteristik seperti yang dikatakan oleh para

ahli di atas.

2.3 Tinjauan Tentang Media Massa

Media massa (mass media) singkatan dari media komunikasi massa dan

merupakan channel of mass yaitu saluran, alat atau sarana yang dipergunakan

dalam proses komunikasi massa, karakteristik media massa itu meliputi :

(44)

Isi media massa secara garis besar terbagai atas tiga kategori : berita, opini,

feature. Karena pengaruhnya terhadap massa (dapat membentuk opini publik),

media massa disebut “kekuatan keempat” (The Four Estate) setelah lembaga

eksekutif, legistatif, yudikatif. Bahkan karena idealisme dengan fungsi social

controlnya media massa disebut-sebut “musuh alami” penguasa.

Media yang termasuk kedalam kategori media massa adalah surat kabar,

majalah, radio, TV dan film. Kelima media tersebut dinamakan “The Big Five Of

Mass Media” (lima besar media massa), media massa sendiri terbagi dua macam,

media massa cetak (printed media), dan media massa elektronik (electronic

media). Yang termasuk media massa elektronik adalah radio, TV, film (movie),

termasuk CD. Sedangkan media massa cetak dari segi formatnya Romly (2003 :

5) dibagi menjadi enam yaitu :

1. Koran atau surat kabar (ukuran kertas broadsheet atau ½ plano) 2. Tabloid (½ broadsheet)

3. Majalah (½ tabloid atau kertas ukuran polio atau kuarto) 4. Buku (½ majalah)

5. Newsletter (polio atau kuarto, jumlah halaman lazimnya 4 – 8 halaman)

6. Buletin (½ majalah jumlah halaman lazimnya 4 – 8)

2.4 Tinjauan Tentang Jurnalistik 2.4.1 Pengertian Jurnalistik

Jurnalistik berasal dari kata dujour (Prancis) yang berarti hari, sedangkan

Journal berarti catatan harian. Biasanya catatan ini berisi hal–hal yang menarik

(Wahyudi 1996 ; 04). Jurnalistik dapat diartikan sebagai ilmu, proses, dan karya.

Jurnalistik adalah salah satu ilmu terapan (applied science) dari ilmu komunikasi

(45)

menyeleksi, dan mengolah informasi yang mengandung nilai berita. Jurnalistik

selain mengolah informasi yang mengandung nilai berita sebagai karya

jurnalistiknya, juga menyajikannya kepada khalayak melalui media massa

periodik (baik cetak /elektronik).

”Jurnalistik sebagai teknik mengelola berita dari mulai mendapatkan bahan

sampai menyebarluaskan kepada khalayak. Apa saja yang terjadi didunia ini, apakah itu berupa peristiwa fakta maupun yang bersipat ucapan atau pendapat seseorang, jika menarik perhatian khalayak, akan merupakan bahan dasar bagi jurnalistik akan merupakan bahan berita untuk dapat disebarluaskan”( Effendy, 2003 ).

Melihat beberapa definisi tentang jurnalistik diatas, peneliti melihat kesamaan

pengertian tentang jurnalistik. Peneliti menyimpulkan jurnalistik adalah suatu

kegiatan yang dimulai dari mencari, mengolah, serta menghasilkan sebuah karya

jurnalistik, kemudian berakhir pada penyebarluasan hasil karya jurnalistik tersebut

pada khalayak.

2.4.2 Istilah Jurnalis

Istilah Jurnalis baru muncul di Indonesia setelah masuknya pengaruh ilmu

komunikasi yang cenderung berkiblat ke Amerika Serikat. Istilah ini kemudian

berimbas pada penamaan seputar posisi-posisi kewartawanan. Misalnya,

"redaktur" menjadi "editor."

Pada saat Aliansi Jurnalis Independen berdiri, terjadi kesadaran tentang istilah

jurnalis ini. Menurut aliansi ini, jurnalis adalah profesi atau penamaan seseorang

yang pekerjaannya berhubungan dengan isi media massa. Jurnalis meliputi juga

kolumnis, penulis lepas, fotografer, dan desain grafis editorial. Akan tetapi pada

(46)

wartawan.Sementara itu wartawan, dalam pendefinisian Persatuan Wartawan

Indonesia, hubungannya dengan kegiatan tulis menulis yang di antaranya mencari

data (riset, liputan, verifikasi) untuk melengkapi laporannya. Wartawan dituntut

untuk objektif, hal ini berbeda dengan penulis kolom yang bisa mengemukakan

subjektivitasnya.

2.4.3 Asal dan Ruang Lingkup Istilah Jurnalis

Dalam awal abad ke-19, jurnalis berarti seseorang yang menulis untuk Jurnal,

seperti Charles Dickens pada awal karirnya. Dalam abad terakhir ini artinya telah

menjadi seorang penulis untuk koran dan juga majalah. Banyak orang mengira

jurnalis sama dengan reporter, seseorang yang mengumpulkan informasi dan

menciptakan laporan, atau cerita. Tetapi, hal ini tidak benar karena dia tidak

meliputi tipe jurnalis lainnya, seperti kolumnis, penulis utama, fotografer, dan

desain editorial.

2.5 Tinjauan Tentang Internet 2.5.1 Definisi Internet

Sampai saat ini belum ada persetujuan yang pasti mengenai pengertian

Internet. Hal ini dikarenakan defini internet mungkin berbeda maknanya antara

dahulu, sekarang dan akan datang. Namun demikian ada beberapa ahli yang

mengemukakan pendapatnya mengenai Internet.

“Internet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang

menjangkau jutaan orang di seluruh dunia”(Laquey dalam Ardianto dan

(47)

Adapun pakar lain mengemukakan sebagai berikut :

“Internet adalah sebuah jaringan komputer yang terdiri dari berbagai macam

ukuran jaringan komputer diseluruh dunia mulai dari sebuah PC, jaringan-jaringan lokal berskala kecil, jaringan-jaringan-jaringan-jaringan kelas menengah hingga jaringan-jaringan utama yang menjadi tulang punggung Internet (Taryana, 1999-2001 : 2).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Internet merupakan sebuah perkakas

sempurna untuk menyiagakan dan mengumpulkan sejumlah besar orang secara

elektronis. Informasi mengenai suatu peristiwa tertentu dapat ditransmisikan

secara langsung, sehingga membuatnya menjadi suatu piranti yang sangat efektif.

2.5.2 Sejarah Singkat Internet

Dewasa ini internet secara cepat menjadi ajang utama bisnis komputasi rumah

dan sejumlah lembaga di berbagai negara termasuk Indonesia. Sejumlah teknologi

yang berhubungan dengannya telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari

kita, dan akan berlanjut untuk mengubah cara kita hidup dan bekerja.

Menurut Laquey (Ardianto dan Erdinaya,2005:142) asal mula Internet adalah

tercipta oleh suatu ledakan tak terduga di tahun 1969, yaitu dengan lahirnya

Arpanet, suatu proyek eksperimen Kementrian Pertahanan Amerika Serikat

bernama DARPA (Department Of Defense Advanced Research Project Agency).

Misi awalnya sederhana, yaitu mencoba menggali teknologi jaringan yang dapat

menghubungkan para peneliti dengan berbagai sumber daya jauh seperti sistem

komputer dan pangkalan data yang besar. Arpanet berhasil membantu

membudidayakan sejumlah jaringan lainnya, yang berhubungan. Setelah dalam

(48)

yang semakin luas perkembangannya, yang mencakup puluhan juta orang dan

ribuan jaringan.

Penggunaan Internet saat ini mencakup berbagai kalangan, para pengelola

media massa (penerbit surat kabar dan majalah, radio siaran dan televisi), penerbit

buku, artis, guru dan dosen, pustakawan, penggemar komputer dan pegusaha.

Alasan penggunaannya pun beraneka ragam, mulai sekedar untuk berkomunikasi

hingga mengakses informasi dan data yang penting. Sebagian besar komputer dan

jaringan yang tersambungkan ke internet masih berkaitan dengan masyarakat

pendidikan dan penelitian. Kenyataan ini tidaklah mengejutkan karena internet

memang lahir dari benih penelitian. Namun semakin banyak Universitas kini

bekerja sama dengan kalangan bisnis untuk mengembangkan berbagai katalog dan

arsip online.

Pertumbuhan dan kelarisan internet ini perlu dipahamai. Di satu sisi internet

dapat dibandingkan dengan perkembangan mesin faksimili pada akhir dasawarsa

1980-an. Nilai yang ditawarkan internet dapat dikiaskan sebagai jalan raya dengan

transportasi berkecapatan tinggi yang memperpendek perjalanan atau diibaratkan

sebagai sebuah perpustakaan yang dapat dikunjungi setiap saat, dengan

kelengkapan buku, sumber informasi, dan kemungkinan penelusuran informasi

yang tak terbatas.

Informasi penting yang tersedia di internet jumlahnya terus meningkat. Ini

mencakup berbagai arsip gratis dan arsip umum, katalog perpustakaan, layanan

pemerintah, dan sebagainya. Informasi yang menarik, yepat waktu dan cermat

sangat penting untuk jurnalisme yang baik. Dalam seabad terakhir, pekerjaan

(49)

Sama halnya dengan telepon, yang memungkinkan wartawan mewawancarai

orang dimana pun orang itu berada, jaringan komunikasi elektronik juga

memungkinkan wartawan mencari dimana seseorang berada dan mendapatkan

informasi dari berbagai tempat di seluruh dunia. Singkatnya, informasi melalui

jaringan komputer (internet) memudahkan wartawan menjalankan tugasnya

dimana pun dia berada.

2.6 Tinjauan Tentang Media Online

Media online adalah media massa yang dapat kita temukan di internet.

Sebagai media massa, media online juga menggunakan kaidah-kaidah jurnalistik

dalam sistem kerja mereka. Perbedaan antara media cetak dan media online

internetterlihat jelas pada medianya.

Tabel 2.1

Perbedaan Teknis Media Cetak dengan Media OnlineInternet

Unsur Media Cetak Media Online Internet Pembatasan

Tidak ada pembatasan panjang naskah, karena halaman web bisa menampung naskah yang sepanjang apapun. Namun demi alasan kecepatan akses, keindahan desain dan alasan-alasan teknis lainnya, perlu dihindarkan penulisan naskah yang terlalu panjang.

Prosedur naskah

Naskah biasanya harus di-ACC oleh redaksi sebelum dimuat.

(50)

Editing Kalau sudah naik cetak (atau sudah di-film-kan pada proses percetakan), tak bisa diedit lagi.

Walaupun sudah online, masih bisa diedit dengan leluasa. Tapi biasanya, editing hanya mencakup masalah-masalah teknis, seperti merevisi salah ketik, dan seterusnya.

Tugas desainer atau layouter

Tiap edisi, desainer atau layouter harus tetap bekerja untuk menyelesaikan desain pada edisi tersebut.

Desainer dan programmer cukup bekerja sekali saja, yakni di awal pembuatan situs web. Selanjutnya, tugas mereka hanya pada masalah-masalah maintenance atau ketika perusahaan memutuskan untuk mengubah desain dan sebagainya. Setiap kali redaksi meng-upload naskah, naskah itu akan langsung “masuk” ke desain secara otomatis. Jadwal terbit Berkala (harian, mingguan,

bulanan, dua mingguan, dan sebagainya).

Kapan saja bisa, tidak ada jadwal khusus, kecuali untuk jenis-jenis tulisan/rubrik tertentu.

Distribusi Walau sudah selesai dicetak, media tersebut belum bisa langsung dibaca oleh khalayak ramai sebelum melalui proses distribusi.

Begitu di-upload, setiap berita dapat langsung dibaca oleh semua orang di seluruh dunia yang memiliki akses internet.

Dari segi sifatnya, ada satu kemiripan antara media online dengan media

elektronik seperti radio dan televisi. Mereka selalu dituntut untuk menyajikan

berita yang paling up to date secepat mungkin. Mereka juga biasanya tidak perlu

menunggu hingga seluruh data terkumpul. Begitu ada data, walau hanya sedikit,

mereka langsung melaporkannya. Jika ada perkembangan baru mengenai

peristiwa tersebut, mereka melaporkannya lagi, demikian seterusnya. Karena itu,

aturan penulisan di dalam media online cenderung lebih bebas, tidak terlalu

terpaku pada kaidah-kaidah bahasa dan jurnalistik yang berlaku umum.

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 1.1 USES AND GRATIFICATION MODEL
Table 1.2 Data Informan
Tabel 1.3 Waktu dan Jadwal Penelitian
+5

Referensi

Dokumen terkait