Laporan Pengantar Tugas Akhir
PERANCANGAN KAMPANYE PENYULUHAN PELESTARIAN TERUMBU KARANG DI KEPULAUAN SERIBU
DK 38315/TUGAS AKHIR Semester II 2013-2014
Oleh:
Riandi Achmad Fauzi 51910101
Program Studi Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
59 DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Riandi Achmad Fauzi
TTL : Bandung, 07 Mei 1992
Alamat : Jln. Babakan Cibeureum No.217 RT 02 RW 01 Kelurahan
Campaka Kecamatan Andir Kota Bandung 40184
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
No Telp : 089673581933 / 022-86062801
Email : raidermonz@gmail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN (2004) Lulus SDN Cibeureum 7 (2007) Lulus SMP Negeri 9 Bandung
(2010) Lulus SMK Angkasa Lanud Husein Sastranegara (2014) Lulus Universitas Komputer Indonesia S1
KEMAMPUAN
Software : Adobe Photoshop, Adobe Illustrator, Adobe Premiere Adobe InDesign, Adobe Flash Professional, Adobe After
60 PENGALAMAN KERJA
Aircraft Services Lanud Husein Sastranegara Kastuba Resort
Hormat saya,
vi DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
Bab II PERANCANGAN KAMPANYE PENYULUHAN PELESTARIAN TERUMBU KARANG DI KEPULAUAN SERIBU ... 5
2.1 Perancangan ... 5
2.2 Kampanye ... 5
2.3 Pelestarian ... 10
2.4 Terumbu Karang ... 10
2.5 Aturan Hukum Yang Mengatur Terumbu Karang ... 14
2.6 Kepulauan Seribu ... 15
2.7 Potensi Keunggulan Dan Daya Tarik Objek Wisata di Kepulauan Seribu ... 16
2.8 Pulau Pramuka ... 18
2.9 Opini Masyarakat Mengenai Terumbu Karang... 19
vii
Bab III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 24
3.1 Strategi Perancangan ... 24
3.2 Konsep Visual ... 32
Bab IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI ... 39
4.1 Proses Perancangan ... 39
4.2 Teknis Media ... 40
DAFTAR PUSTAKA ... 51
51 DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Bappekab Administratif Kepulauan Seribu. (2005). Buku Saku Kabupaten
Adimistratif Kepulauan Seribu. Jakarta: Badan Perencanaan Kabupaten
Kepulauan Seribu.
Cleary, D.F.R., Suharsono & B.W. Hoeksema. (2006). Coral diversity across a
disturbance gradient in The Kepulauan Seribu reef complex off Jakarta,
Indonesia. Jakarta: Biodiversity and Conservation.
Daliyo, E. (2003). Kualitas SDM Pariwisata. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. 2005. Sebaiknya Anda tahu: Data
Kabupaten administrasi Kepulauan Seribu. Jakarta: Bagian Humas dan
Protokol Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.
Karyono, Hari. (1997). Kepariwisataan. Jakarta: Grasindo.
Kristanto & F. Momberg (eds.). (2008). Alam Jakarta: Panduan ekosistem dan
satwa liar yang tersisa. Jakarta: Murai Kencana.
Napitupulu, D.L., S.N. Hodijah, & A.c. Nugroho. (2005). Socio-economic
Assessment: in the User of Reef Resouces by Local Community and Other
Direct Stakeholders. Jakarta: TERANGI.
Nugroho, Irwan. (2011). Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar Yogyakarta.
Soekadji, R.G. (2002). Antomi Pariwisata (Memahami sebagai “Systematic
52
Suharsono, (2005). Status pencemaran di Teluk Jakarta dan saran
pengelolaannya. Dalam: W.B. Setyawan, P. Purwati, S. Sunanisari, D.
Widarto, R. Nasution, dan O. Atijah (eds). Interaksi daratan dan lautan:
pengaruhnya terhadap sumber daya dan lingkungan. Jakarta: LIPI.
Wahab, S. (1992). Manajemen Kepariwisataan. Jakarta : Pramadya Paramita.
Yoeti, O.A. (1980). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.
Laporan Ilmiah :
LAPI-ITB. (2001). Laporan Akhir Pengelolaan Laut Lestari: Pendataan dan
Pemetaan Potensi Sumberdaya Alam Kepulauan Seribu dan Pesisir Teluk
Jakarta. LAPI ITB. Bandung.
Nuryadin, Gun Gun. (2011). Kampanye Sosial Pendukung Program Gerakan
Cikapundung Bersih Dalam Upaya Pembersihan Sungai Cikapundung – Universitas Komputer Indonesia. Bandung.
Pranindita, A.K. (2004). Rancang Bangun Sistem Informasi Pariwisata Bahari
Kepulauan Seribu –Institut Pertanian Bogor.Bogor.
Syafei, Firman. (2006). Analisis Strategi Pemasaran Pariwisata Bahari Taman
Nasional Laut Kepulauan Seribu– Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Wijoko. (2011). Perancangan Kampanye Pelestarian Hutan Mangrove Dipesisir
Pantai Utara Kabupaten Tangerang – Universitas Komputer Indonesia. Bandung.
53 Website :
UNWTO. (2006). Indonesia Tourism Set To Recover This Years Says UNWTO.
Diakses pada 26 Februari 2006. W.W.W : world-tourism.org
Yudista, A. Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu. Diakses pada 02 November
iii KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pengantar
tugas akhir dengan judul “Perancangan Kampanye Penyuluhan Pelestarian
Terumbu Karang Di Kepulauan Seribu”. Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam menyelesaikan
program studi Desain Komunikasi Visual di Universitas Komputer Indonesia.
Pada kesempatan ini saya ucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah
membantu dan memberikan dorongan, hingga usulan laporan perancangan tugas
akhir ini selesai ditulis, terutama kepada Bapak Deni Albar, M.Ds yang selalu
memberikan bimbingan dan motivasi, juga kepada Ibu, Ayah, dan kawan-kawan
yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan penulisan laporan
pengantar tugas akhir ini. Akhir kata, semoga laporan ini dapat berjalan sesuai
dengan apa yang telah direncanakan dan bermanfaat bagi semua pihak.
1 BAB 1
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Indonesia sebagai negara kepulauan dengan panjang garis pantai 81.000 km
merupakan kawasan pesisir dan lautan yang mempunyai berbagai macam sumber
daya yang besar dan beragam. Berbagai sumber daya tersebut merupakan potensi
yang sangat penting untuk sumber pertumbuhan ekonomi. Kepulauan Seribu
merupakan gugusan pulau-pulau yang membentang ke utara sejauh 80 km dari
pantai utara Jakarta. Kepulauan Seribu terdiri dari 105 pulau. Ukuran pulau yang
ada di Kepulauan Seribu cenderung kecil, yaitu hampir 70 % dari total
pulau-pulaunya yang memiliki luas kurang dari 10 ha. Secara administratif Kepulauan
Seribu berada dalam wilayah Propinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, sehingga
wilayah Kepulauan Seribu memiliki nama Kabupaten Administratif Kepulauan
Seribu.
Gambar I.1 Gambar keseluruhan peta Kepulauan Seribu Sumber : www.risahtours.com
2
Pulau-pulau di Kepulauan Seribu dibangun oleh ekosistem terumbu karang yang
sekaligus menjadi ekosistem pesisir utama di Kepulauan Seribu. Masyarakat di
Kepulauan Seribu sangat bergantung pada sumber daya terumbu karang. Kondisi
karang yang baik memberikan manfaat dan dampak yang besar terhadap
masyarakat. Cesar (2000) menjelaskan bahwa ekosistem terumbu karang banyak
menyediakan berbagai biota laut seperti ikan karang, moluska, berbagai jenis
kepiting bagi masyarakat yang hidup di kawasan pesisir. Selain itu terumbu
karang pun menyediakan makanan dan tempat untuk memijah bagi berbagai jenis
biota laut. Perikanan di Kepulauan Seribu juga tergantung terhadap sumber daya
ikan karang. Diperkirakan sekitar 60% sumber protein hewani yang dikonsumsi
oleh penduduk Indonesia berasal dari ikan karang.
Gambar I.2 Tumpukan sampah yang ada di Kepulauan Seribu. Sumber : www.beritapulauseribu.com
(20 Maret 2014)
Dalam beberapa tahun terakhir banyak aktifitas yang memberikan dampak buruk
terhadap keberadaan dan kesehatan terumbu karang. Aktifitas tersebut diantaranya
adanya pencemaran minyak yang terjadi pada tahun 2003 sampai 2004 dimana
seluruh pulau (78 pulau) di Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu tercemar,
eksploitasi karang, penggunaan sianida dan polusi air. Beberapa kegiatan manusia
yang berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap kelimpahan karang
keras dalam satu dekade ini adalah penggunaan bom dan sianida untuk
menangkap ikan, pengambilan karang untuk perdagangan akuarium,
3
disebabkan oleh sistem pengelolaan sampah dan limbah yang belum baik dan
kegiatan wisata yang ada di Kepulauan Seribu. Kegiatan-kegiatan ini dapat secara
langsung menghancurkan, menghilangkan, dan mematikan terumbu karang. Perlu
adanya solusi agar masyarakat di Kepulauan Seribu mengetahui dampak positif
dari pelestarian terumbu karang, sehingga ekosistem terumbu karang di
Kepulauan Seribu dapat terjaga dengan baik dan potensi sumber daya laut yang
dihasilkan dari terumbu karang pun tidak akan berkurang.
I.2. Identifikasi Masalah
Dari berbagai masalah yang terjadi diambil dua masalah untuk dijadikan bahan
dasar perancangan, yaitu :
Banyaknya pembangunan yang menggunakan material bahan baku dari batu karang dan pasir laut di Kepulauan Seribu.
Pengambilan terumbu karang oleh masyarakat setempat untuk cinderamata dan penghias akuarium di Kepulauan Seribu.
I.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan masalah yang ada, yaitu :
“ Bagaimana merancang kampanye penyuluhan untuk masyarakat di Kepulauan Seribu tentang pelestarian terumbu karang ? ”
I.4. Tujuan Perancangan
Tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu :
Memberikan pemahaman dan informasi kepada masyarakat setempat di Kepulauan Seribu khususnya Pulau Pramuka tentang dampak yang
ditimbulkan dari pembangunan yang berbahan dasar material batu karang dan
pasir laut.
4 Tercapainya pemanfaatan sumber daya ikan dan ekosistem terumbu karang secara rasional guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat
5 BAB II
PERANCANGAN KAMPANYE PENYULUHAN PELESTARIAN TERUMBU KARANG DI KEPULAUAN SERIBU
2.1. Perancangan
Definisi perancangan adalah suatu sistem yang berlaku untuk segala jenis
perancangan, dimana titik beratnya adalah melihat suatu persoalan tidak secara
terpisah atau tersendiri, melainkan sebagai satu kesatuan, satu masalah dengan
lainya yang saling berkaitan dan perancangan merupakan suatu kegiatan membuat
desain teknis berdasarkan permasalahan kasus yang terjadi yang telah dilakukan
pada kegiatan analisis. Analisis adalah suatu kegiatan dalam mempelajari serta
mengevaluasi suatu bentuk permasalahan atau kasus yang terjadi.
2.2. Kampanye
Kampanye pada prinsipnya merupakan suatu proses kegiatan komunikasi individu
atau kelompok yang dilakukan secara terlembaga. Penyelenggara kampanye
umumnya bukan individu melainkan lembaga atau organisasi dan bertujuan untuk
menciptakan suatu efek atau dampak tertentu. Rogers dan Storey (1987)
mendefinisikan kampanye sebagai “serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu” (Venus, 2004:7).
Setiap aktivitas kampanye komunikasi setidaknya mengandung empat hal, yaitu
tindakan kampanye yang ditujukan untuk menciptakan efek atau dampak tertentu,
jumlah khalayak sasaran yang besar, dipusatkan dalam kurun waktu tertentu, dan
melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisir. Kampanye memiliki
karakteristik, yaitu sumber yang jelas, yang menjadi penggagas, perancang,
penyampai sekaligus penanggung jawab suatu produk kampanye (campaign
6 mengidentifikasi bahkan mengevaluasi kredibilitas sumber pesan tersebut setiap
saat.
Selain itu pesan-pesan kampanye juga terbuka untuk didiskusikan, bahkan
gagasan-gagasan pokok yang melatarbelakangi diselenggarakannya kampanye
juga terbuka untuk dikritisi. Keterbukaan seperti ini dimungkinkan karena
gagasan dan tujuan kampanye pada dasarnya mengandung kebaikan untuk publik.
Segala tindakan dalam kegiatan kampanye dilandasi oleh prinsip persuasi, yaitu
mengajak dan mendorong publik untuk menerima atau melakukan sesuatu yang
dianjurkan atas dasar kesukarelaan. Dengan demikian kampanye pada prinsipnya
adalah contoh tindakan persuasi secara nyata. Dalam ungkapan Perloff (1993) dikatakan “Campaigns generally exemplify persuasion in action” (Venus, 2004:7).
Dengan demikian setiap tindakan kampanye pada prinsipnya adalah tindakan
persuasi. Persuasi adalah proses transaksional diantara dua orang atau lebih
dimana terjadi upaya merekonstruksi realitas melalui pertukaran makna simbolis
yang kemudian menghasilkan peubahan kepercayaan, sikap atau perilaku secara
sukarela (Venus, 2004:7).
2.2.1. Jenis Kampanye
Kampanye berkaitan dengan aktivitas berkomunikasi suatu kepentingan demi
tercapainya tujuan. Dalam berbagai kegiatan tersebut terdapat beberapa jenis
program kampanye yang bertitik tolak untuk memotivasi dan membujuk sehingga
tujuan kampanye dapat tercapai. Menurut Charles U.Larson (1992) dalam Venus
(2004:7) jenis kampanye terbagi menjadi:
Product – Oriented Campaigns
Kegiatan kampanye yang berorientasi pada produk. Biasanya dilakukan dalam
kegiatan komersial kampanye promosi pemasaran atau peluncuran produk
baru. Motivasi yang mendasarinya adalah memperoleh keuntungan finansial.
Istilah lain yang sering dipertukarkan dengan kampanye jenis ini adalah
7 Gambar 2.1. Gambar contoh kampanye produk.
Sumber : http://www.koreandoll.net/wp-content/uploads/2013/04/marketing-campaign.jpg (29 April 2014)
Candidate – Oriented Campaigns
Kampanye yang berorientasi pada pencalonan (kandidat) untuk kepentingan
kampanye politik, umumnya kampanye ini dimotivasi oleh hasrat untuk
meraih kekuasaan politik. Oleh karena itu jenis kampanye ini dapat pula
disebut sebagai political campaigns (kampanye politik).
8 Ideologically or Cause – Oriented Campaigns
Jenis kampanye ini berorientasi pada masalah sosial, sering disebut juga
kampanye sosial.Karena itu kampanye jenis ini sering disebut sebagai social
change campaigns, yaitu kampanye yang ditujukan untuk menangani
masalah-masalah sosial melalui perubahan sikap dan prilaku publik yang terkait.
Informasi yang diberikan tidak dikenakan biaya, dibuat untuk menyampaikan
informasi, aktivitas maupun program yang telah dibuat oleh pemerintah
maupun organisasi non-profit. Kampanye pelestarian terumbu karang
termasuk kedalam kampanye sosial.
Gambar 2.3. Gambar contoh kampanye sosial. Sumber :
http://3.bp.blogspot.com/-5fbNW69JqMY/TekWZe4SnuI/AAAAAAAAAFo/xExQa5HNe6A/s840/web.jpg (29 April 2014)
2.2.2. Elemen Penting Kampanye
Menurut Nowak dan Warneryd dalam Venus (2004:23) ada delapan elemen
kampanye yang saling berkaitan dan harus diperhatikan. Kedelapan elemen
9 Intended effect (efek yang diharapkan). Efek yang hendak dicapai harus dirumuskan dengan jelas. Dengan demikian, penentuan elemen-elemen
lainnya akan lebih mudah dilakukan.
Competiting communication (persaingan komunikasi) agar suatu kampanye menjadi efektif, maka perlu diperhitungkan potensi penggunaan
dari kampanye yang bertolak belakang (counter campaign).
Communication object (objek komunikasi). Objek kampanye biasanya dipusatkan pada satu hal saja, karena untuk objek yang berbeda
menghendaki metode komunikasi yang berbeda.
Target population & receiving group (populasi target dan kelompok penerima). Kelompok penerima adalah bagian dari populasi target. Agar
penyebaran pesan lebih mudah dilakukan maka penyebaran pesan lebih
baik ditujukan kepada opinion leader (pemuka pendapat).
The channel (saluran). Saluran yang digunakan dapat bermacam-macam tergantung karakteristik kelompok penerima dan jenis pesan kampanye.
Media dapat menjangkau hampir seluruh kelompok, namun bila tujuannya
adalah mempengaruhi perilaku maka akan lebih efektif bila dilakukan
antar pribadi.
The message (pesan). Pesan dapat dibentuk sesuai dengan karakteristik kelompok yang menerimanya. Pesan juga dapat dibagi kedalam tiga fungsi
yakni :
- Menumbuhkan kesadaran.
- Mempengaruhi.
- Mempertegas dan meyakinkan penerima pesan bahwa pilihan atau
tindakan mereka adalah benar.
The communicator / sender (komunikator / pengirim pesan). Komunikator dapat dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu, misalnya seorang yang
ahli atau seorang yang dipercaya khalayak, atau malah memiliki kedua
sifat tersebut. Komunikator harus memiliki kredibilitas dimata penerima
10 2.2.3. Tujuan Kampanye
Tujuan kampanye dalam Perancangan Kampanye Penyuluhan Pelestarian
Terumbu Karang adalah merubah pola pikir dan kesadaran masyarakat akan
pentingnya pelestarian terumbu karang dan warga sekitar di Pulau Pramuka
Kepulauan Seribu bisa ikut berperan aktif dalam menjaga dan merawat terumbu
karang. Pulau Pramuka dipilih karena pulau ini merupakan pusat administrasi di
Kepulauan Seribu.
2.3. Pelestarian
Pelestarian merupakan upaya untuk melindungi lingkungan dari kerusakan,
misalnya pemanasan global dan perusakan sumber daya alam. Pelestarian
berkaitan erat dengan lingkungan hidup, lingkungan hidup adalah istilah yang
dapat mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi.
Terumbu karang termasuk kedalam unsur biotik, terumbu karang layak di
lestarikan karena terumbu karang memiliki ciri kehidupan dan berfungsi sebagai
penyeimbang kehidupan bagi pesisir pantai.
Menurut Undang-Undang No 4 Tahun 1982, lingkungan hidup merupakan
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang memengaruhi kelangsungan
kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Berdasarkan
pengertian tersebut, lingkungan hidup tersusun dari berbagai unsur yang saling
berhubungan satu sama lain, yaitu unsur biotik, abiotik, dan sosial budaya.
2.4. Terumbu Karang
Terumbu karang adalah bangunan ribuan hewan karang yang menjadi tempat
hidup berbagai ikan dan makhluk laut lainnya. Terumbu karang berfungsi
melindungi pantai dari proses pengikisan oleh gelombang (ombak) dan arus air
laut. Selain sebagai pelindung, terumbu karang dapat menghasilkan pasir. Struktur
terumbu karang yang unik memungkinkan terumbu karang menyediakan begitu
11 tempat memijah, membesarkan, dan mencari makan bagi hewan-hewan laut.
Terumbu karang termasuk ekosistem yang paling tua di bumi ini. Tahap pertama
evolusi terumbu karang terjadi kira-kira 500 juta tahun yang lalu. Terumbu karang
modern ada sejak lebih dari 50 juta tahun yang lalu. Waktu yang dibutuhkan
terumbu karang untuk tumbuh adalah antara 5000 sampai 10.000 tahun. Selama
satu tahun rata-rata karang hanya dapat menghasilkan batu karang setinggi 1 cm.
Jadi selama 100 tahun karang hanya tumbuh 100 cm. (Institut Pertanian Bogor,
2009).
2.4.1. Biologi Karang
Menurut Nybakken (1998), koloni karang adalah kumpulan dari berjuta-juta polip
penghasil bahan kapur (CaCO3) yang memiliki kerangka luar yang disebut
koralit. Pada koralit terdapat septum-septum yang berbentuk sekat-sekat yang
dijadikan acuan dalam penentuan jenis karang. Polip karang mempunyai mulut
yang terletak di bagian atas dan juga berfungsi sebagai dubur, tentakel-tentakel
yang digunakan untuk menangkap, memangsa serta untuk membersihkan tubuh.
Gambar 2.4. Gambar Terumbu Karang di Kepulauan Seribu Sumber : Tim Monitoring Kepulauan Seribu (14 April 2014)
Karang hidup berasosiasi dengan biota lainnya. Dalam kehidupan berasosiasi ini
karang berperan sebagai produsen sekaligus sebagai konsumen. Hal tersebut
disebabkan karena karang bersimbiosis dengan zooxanthellae yang menghasilkan
bahan organik, disamping itu karang juga memakan plankton untuk memenuhi
12 Proses perkembangbiakan karang secara vegetatif dilakukan dengan cara
membentuk tunas baru. Pertunasan dibedakan menjadi pertunasan intratenkuler
yaitu pembentukan individu baru dalam individu lama serta pertunasan
ekstratentakuler yaitu pembentukan individu baru di luar individu lama.
2.4.2. Habitat Karang
Habitat terumbu karang umumnya di pulau-pulau yang memiliki perairan pantai
yang jernih, kadar oksigen tinggi, bebas dari sendimen dan polusi serta bebas
limpasan air tawar yang berlebihan. Lebih dari 95% pulau-pulau di Indonesia
dikelilingi oleh terumbu karang. Penyebaran terumbu karang pada umumnya
dapat dijumpai pada perairan yang dibatasi oleh permukaan yang mempunyai
isotherm (20ºC). Terumbu karang biasanya berasosiasi dengan pulau-pulau kecil
dan sedang. Pulau-pulau yang lebih besar dan pantai benua kurang menunjang
untuk kehidupan karang, karena tingginya sedimentasi, kekeruhan dan salinitas
rendah yang diakibatkan oleh adanya aliran-aliran sungai kelaut. Pulau-pulau
yang jauh dari pantai dan terpencil menunjang terumbu karang dengan baik dan
meluas.
13 2.4.3. Manfaat Terumbu Karang
Terumbu karang bermanfaat pada 3 faktor kehidupan yaitu dalam segi ekologi,
ekonomi dan sosial.
Manfaat Ekologi
- Penunjang kehidupan.
- Mengandung keanekaragaman hayati yang tinggi.
- Pelindung pantai dari hempasan ombak.
- Mengurangi pemanasan global.
- Tempat asuhan dan berkembang biak bagi ikan, dan m enyediakan
makanan, tempat tinggal, dan perlindungan bagi makhluk laut. Manfaat Ekonomi
- Sumber makanan dan protein bagi masyarakat.
- Sumber bahan dasar untuk obat-obatan dan kosmetika.
- Menyediakan lapangan kerja melalui perikanan dan pariwisata.
- Sebagai sumber mata pencaharian.
- Sebagai sumber bibit budidaya. Manfaat Sosial
- Menunjang kegiatan pendidikan dan penelitian.
- Sebagai sarana rekreasi masyarakat.
2.4.4. Faktor Pengancam Kelestarian Terumbu Karang
Secara garis besar kerusakan (degradasi) ekosistem terumbu karang di Indonesia
disebabkan oleh dua faktor utama yaitu:
Faktor Dari Alam
Bencana alam dan kejadian lainnya yang terjadi secara alamiah dapat merusak
terumbu karang. Di bawah ini tercantum hal-hal yang dapat merusak terumbu
karang yang terjadi secara alamiah, antara lain ialah:
- Gempa bumi berakibat memporak-porandakan terumbu karang.
- Badai di laut seperti halnya tsunami berakibat menghancurkan terumbu
14 - Kenaikan suhu air laut dan kenaikan permukaan air laut pada tahap
tertentu dapat mematikan karang.
- Penyakit antara lain akibat infeksi oleh bakteri berakibat mematikan
karang.
- Serangan hewan pemangsa (Bulu Seribu) berakibat mematikan karang.
Faktor Dari Kegiatan Manusia
Kegiatan manusia yang dapat merusak kelestarian terumbu karang diantaranya
adalah:
- Penambangan karang (coral mining) untuk keperluan bahan bangunan,
pembuatan jalan, dan bahan hiasan akuarium.
- Penggunaan bahan peledak (bom), bahan beracun, dan teknik-teknik
destruktif lainnya dalam aktivitas penangkapan ikan di kawasan
terumbu karang.
- Kegiatan wisata bahari yang kurang memperhatikan kelestarian
sumberdaya alam laut.
- Pencemaran, baik yang berasal dari kegiatan-kegiatan ekonomi
(pembangunan) di darat maupun di laut.
- Sedimentasi akibat pengelolaan lahan atas (upland areas) yang tidak
atau kurang mengindahkan kaidah-kaidah ekologis (pelestarian
lingkungan) konversi kawasan terumbu karang menjadi kawasan
pemukiman, bisnis, industri dan lainnya melalui kegiatan reklamasi,
seperti yang terjadi di Menado, Lampung dan Pantai Carita.
2.5. Aturan Hukum Yang Mengatur Terumbu Karang
Pengrusakan terumbu karang tersebut khususnya yang disebabkan oleh aktivitas
manusia, merupakan tindakan inkonstitusional atau melanggar hukum. Dalam UU
1945 pasal 33 ayat 3 dinyatakan, "Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pasal 33 ayat 3 ini merupakan landasan yuridis dan sekaligus merupakan arah
15 Selain itu salah satu tujuan dari Strategi Konservasi Dunia 1980 adalah
menetapkan terumbu karang sebagai sistem ekologi dan penyangga kehidupan
yang penting untuk kelangsungan hidup manusia dan pembangunan berkelanjutan.
Karena itu, terumbu karang di sebagai salah satu sumberdaya alam yang ada di
Indonesia, pengelolaannya harus di dasarkan pada peraturan - peraturan, di
antaranya :
UU RI No. 4/1982, tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup.
UU RI No. 9/1985. Tentang perikanan.
UU RI No. 5/1990 tentang konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistem. UU RI No. 9/1990 Tentang Kepariwisataan.
Peraturan pemerintah No. 29/1986 tentang analisa dampak lingkungan.
Keputusan menteri kehutanan No. 687/Kpts.II/1989 tanggal 15 Nopember 1989 tentang pengusaha hutan wisata, Taman Nasional, Taman Hutan Raya
dan Taman Hutan Laut.
Surat edaran Menteri PPLH No. 408/MNPPLH/4/1979, tentang larangan pengambilan batu karang yang dapat merusak lingkungan ekosistem laut,
ditujukan kepada Gubenur Kapala Daerah, Tingkat I di seluruh Indonesia. Surat Edaran Direktur Jenderal Perikanan No. IK.220/D4.T44/91, tentang
penangkapan ikan dengan bahan/alat terlarang - ditujukan kepada Kepala
Dinas Perikanan Propinsi Daerah Tingkat I di seluruh Indonesia.
2.6. Kepulauan Seribu
Kepulauan Seribu terletak di Teluk Jakarta tebentang dari 05°54'40" - 06°00'40"
Lintang Selatan dan 106°40'45" Bujur Timur (Parjaman 1977:84). Batas sebelah
barat Teluk Jakarta adalah Tanjung Pasir, sedang disebelah timur adalah Tanjung
16 Gambar 2.6. Gambar Pusat Pemerintahan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.
Sumber : www.pulaupramuka.com (26 Desember 2013)
Secara administratif, Kepulauan Seribu ini dibagi kedalam dua kecamatan, yaitu
Kecamatan Kepulauan Seribu Utara yang memiliki tiga kelurahan (Kelurahan
Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Kelapa, dan Kelurahan Pulau Kelapa) dan
Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan yang juga memiliki tiga kelurahan
(Kelurahan Pulau Untung Jawa, Kelurahan Pulau Tidung, dan Kelurahan Pulau
Pari) (Bappekab Administratif Kepulauan Seribu, 2005). Sedangkan kantor Balai
Taman Nasional Kepulauan Seribu sendiri berada di jalan Salemba Raya No. 9
Lt.III Jakarta Pusat. Kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu terdiri dari
kurang lebih 78 buah pulau yang dikelola sistem zonasi, dimana terdapat empat
zona yaitu zona inti, zona perlindungan, zona pemanfaatan, dan zona pemukiman.
2.7. Potensi Keunggulan Daya Tarik Objek Wisata di Kepulauan Seribu
Kepulauan Seribu memiliki tiga jenis wisata yang menjadi daya tarik dalam
merespon motivasi wisatawan untuk datang. Ketiga jenis wisata ini adalah wisata
alam berjumlah empat puluh lima pulau, wisata cagar alam berjumlah dua pulau
dan wisata sejarah berjumlah empat pulau (Razak dan Suprihardjo, 2013).
2.7.1. Pulau Wisata Alam
Pulau wisata yang memiliki potensi wisata bahari terletak pada seluruh pulau di
17 permukiman yang menjadi daerah tujuan wisata dengan jumlah pengunjung
terbanyak, yaitu Pulau Untung Jawa, Pulau Pramuka, Pulau Tidung, dan Pulau
Harapan.
Pada masing-masing pulau memiliki potensi-potensi wisata yang hampir seragam,
namun memiliki perbedaan karena lokasinya yang berbeda, karakteristik
Kepulauan Seribu bagian Utara jauh lebih alami karena jauh dari teluk Jakarta.
Potensi dari pulau-pulau yang memiliki potensi wisata bahari menjadikan
kawasan ini menjadi kegiatan wisata utama dalam pengembangan kawasan wisata
terpadu di Kepulauan Seribu (Razak dan Suprihardjo, 2013).
2.7.2. Pulau Wisata Sejarah dan Arkeolog
Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu mempunyai objek wisata yang dapat
menjadi daya tarik tersendiri yaitu dari segi sejarahnya. Adapun daya tarik wisata
budaya ini dilihat dari peninggalan-peninggalan Belanda pada saat kemerdekaan
Indonesia. Pulau Khayangan (Cipir), Pulau Onrust, Pulau Kelor dan Pulau
Bidadari memilik situs bersejarah. Di pulau Khayangan terdapat sisa bangunan
benteng lengkap dengan meriam Belanda. Pulau Onrust dahulu merupakan
galangan kapal VOC dan terdapat sisa-sisa bangunan Karantina Haji, sedangkan di
Pulau Kelor dan Pulau Bidadari terdapat Benteng Martello yang pada masa
penjajahan Belanda merupakan benteng pertahanan bagi wilayah perairan Teluk
Jakarta. Potensi dari pulau-pulau yang memiliki potensi wisata sejarah dan
pendidikan menjadikan kawasan ini menjadi kegiatan wisata pendukung dalam
pengembangan kawasan wisata terpadu di Taman Nasional Laut Kepulauan
Seribu.
2.7.3. Pulau Cagar Alam
Pulau-pulau yang memiliki potensi wisata sebagai cagar alam terdapat dua pulau
yaitu Pulau Rambut dan Pulau Bokor. Pulau-pulau ini dijadikan pulau cagar alam
sesuai Keputusan Gouvernour General Hindia Belanda di Jakarta. Penggunaan
pulau ini sebagai pulau konservasi menjadikan kegiatan di pulau ini menjadi
18 Potensi dari pulau-pulau yang memiliki potensi wisata cagar alam menjadikan
kawasan ini menjadi kegiatan wisata penunjang dalam pengembangan kawasan
wisata terpadu di Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu. 2.8. Pulau Pramuka
Pulau Pramuka merupakan salah satu pulau yang berada pada gugusan Kepulauan
Seribu. Pulau ini merupakan pusat administrasi dan pemerintahan Kabupaten
Administrasi Kepulauan Seribu. Pulau Pramuka termasuk ke dalam Kelurahan
Pulau Panggang. Lokasi Pulau Pramuka sendiri masuk bagian dari kawasan
Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu yang berada pada zona permukiman.
Untuk atraksi yang terdapat di Pulau Pramuka berupa lokasi pelestarian penyu
sisik serta adanya pelestarian terumbu karang. Untuk melakukan kegiatan
snorkeling di Pulau Pramuka kurang menarik disebabkan keindahan lautnya
kurang terlihat, namun bila melakukan diving dikedalaman lebih dari 8 meter
terdapat spot yang indah karena terdapat lokasi rehabilitasi terumbu karang.
Pada dasarnya Pulau Pramuka hanya dijadikan lokasi untuk penginapan, karena
tujuan lain dari itu ialah menuju lokasi pulau lain sekitar pulau pramuka untuk
melakukan kegiatan snorkeling pada pulau-pulau sekitar Pulau Pramuka
diantaranya adalah Pulau Semak Daun dan Pulau Air yang memiliki panorama
bawah laut yang indah.
19 Sebagai pusat pemerintahan fasilitas yang terdapat di Pulau Pramuka cukup
lengkap dengan adanya penginapan, rumah makan, toko keperluan sehari-hari,
hingga rumah sakit. Pulau ini dapat dicapai melalui perjalananengan laut dengan
perahu motor tradisional dari pelabuhan nelayan Muara Angke atau Kali Adem,
Kelurahan Kapuk atau dengan perahu motor cepat dari dermaga kapal Marina
Ancol.
2.9. Opini Masyarakat Mengenai Terumbu Karang
Terumbu karang merupakan ekosistem di wilayah pesisir yang sangat penting
bagi kehidupan manusia. Tidak hanya kaya akan keanekaragaman hayati yang
merupakan sumber makanan dan obat-obatan, tetapi juga mempunyai fungsi
sebagai pelindung wilayah pesisir pantai dari gempuran ombak, tempat rekreasi
bawah air dan sebagai sumber perikanan terumbu karang.
Berdasarkan hasil penelitian dari kuisioner yang dilakukan kepada masyarakat dan
wisatawan yang berada di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu. Kawasan Pulau
Pramuka dipilih karena pulau tersebut merupakan pusat administrasi dan
pemerintahan di Kepulauan Seribu.
Maka hasil yang diperoleh adalah masih rendahnya pemahaman masyarakat dan
wisatawan yang ada di Kepulauan Seribu tentang arti pentingnya terumbu karang
dan masih maraknya nelayan yang dapat menyebabkan rusaknya terumbu karang
di Kepulauan Seribu.
Berikut adalah data hasil kuisioner yang diberikan kepada masyarakat dan
wisatawan :
2.9.1. Data Primer
Proses pencarian data primer dilakukan dengan cara melakukan kuisioner kepada
masyarakat dan wisatawan. Studi kasus dilakukan di RW 11 Pulau Pramuka
20 Kuisioner Masyarakat
Tabel 2.1. Presentasi hasil dari kuisioner kepada masyarakat di Pulau Pramuka.
Berdasarkan kuisioner tersebut diuraikan sebagai berikut :
Mengetahui manfaat dari terumbu karang - 10 orang menjawab “mengetahui” - 4 orang menjawab “sedikit”
- 73 orang menjawab “tidak mengetahui” Cara melestarikan terumbu karang
- 5 orang menjawab “mengetahui” - 0 orang menjawab “sedikit”
- 82 orang menjawab “tidak mengetahui” Kegiatan yang dapat merusak terumbu karang
- 0 orang menjawab “mengetahui” - 14 orang menjawab “sedikit”
- 73 orang menjawab “tidak mengetahui”
Dampak yang ditimbulkan apabila terumbu karang rusak - 0 orang menjawab “mengetahui”
- 14 orang menjawab “sedikit”
- 73 orang menjawab “tidak mengetahui”
21 Kuisioner Wisatawan
Tabel 2.2. Presentasi dari hasil kuisioner kepada wisatawan di Pulau Pramuka.
Berdasarkan kuisioner tersebut diuraikan sebagai berikut :
Mengetahui manfaat dari terumbu karang - 12 orang menjawab “mengetahui” - 6 orang menjawab “sedikit”
- 28 orang menjawab “tidak mengetahui” Cara melestarikan terumbu karang
- 5 orang menjawab “mengetahui” - 12 orang menjawab “sedikit”
- 29 orang menjawab “tidak mengetahui” Kegiatan yang dapat merusak terumbu karang
- 12 orang menjawab “mengetahui” - 6 orang menjawab “sedikit”
- 26 orang menjawab “tidak mengetahui”
Dampak yang ditimbulkan apabila terumbu karang rusak - 3 orang menjawab “mengetahui”
- 13 orang menjawab “sedikit”
- 30 orang menjawab “tidak mengetahui”
22 Berdasarkan hasil dari kuisioner yang diberikan kepada masyarakat dan
wisatawan, dapat disimpulkan bahwa pemahaman masyarakat terhadap terumbu
karang masih sangat minim. Untuk itu perancangan media informasi tentang
pelestarian terumbu karang sangat diperlukan agar ekosistemnya dapat terjaga dan
terlestarikan dengan baik.
2.9.2. Data Sekunder
Proses pencarian data selanjutnya dilakukan dengan melalui media buku dan
media internet, dimana sumber data isi buku yang diperoleh berasal dari beberapa
penelitian sebelumnya terkait tentang terumbu karang di Kepulauan Seribu. Buku
yang dipilih sebagai referensi sumber data diantaranya buku dari Yayasan
Terumbu Karang Indonesia yang berjudul Terumbu Karang Jakarta hal 9-11 tahun
2011, dimana dijelaskan pula bahwa pemahaman masyarakat tentang terumbu
karang masih sangat minim.
Untuk media internet pencarian data diambil dari website resmi di Kepulauan
Seribu yaitu www.beritapulauseribu.com dimana dijelaskan pula pemahaman
masyarakat tentang pelestarian terumbu karang masih sangat minim.
2.10. Target Khalayak
Target Audiens adalah satu segmen yang menjadi sasaran komunikasi suatu
merek, produk atau informasi dan belum tentu sebagai pengambil keputusan.
Demografis
- Jenis kelamin : Laki-laki dan Perempuan.
- Pekerjaan : Nelayan dan pedagang.
- Usia : 20 – 45 tahun.
- Ekonomi Sosial : menengah-bawah.
Geografis
- Masyarakat setempat di Pulau Pramuka, karena pulau ini merupakan
23 Pulau Pramuka mempunyai wilayah ekosistem terumbu karang yang
cukup luas dan keadaanya semakin menurun.
Psikografis
- Dapat menentukan keputusan sendiri.
24 BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1. Strategi Perancangan
Strategi perancangan yang akan dilakukan dan diuraikan dari masalah
penambangan terumbu karang yang dijadikan bahan baku material pembangunan
dan souvenir hiasan akuarium adalah membuat suatu kegiatan kampanye
penyuluhan yang bersifat mengingatkan dan mengajak masyarakat untuk menjaga
dan ikut melestarikan terumbu karang di Kepulauan Seribu.
Strategi perancangan yang akan dilakukan untuk membuat media informasi
tentang pelestarian terumbu karang yaitu :
Pendekatan Komunikasi Strategi Kreatif
Strategi Media Strategi Distribusi
Untuk itu langkah-langkah strategi perancangannya meliputi :
3.1.1. Pendekatan Komunikasi
Pendekatan komunikasi merupakan suatu perencanaan untuk mengkomunikasikan
suatu informasi agar tepat sasaran dengan bahasa yang sesuai dan dapat diterima
dengan baik oleh penerimanya. Pendekatan komunikasi yang digunakan untuk
kampanye ini adalah pendekatan komunikasi persuasi. Pendekatan ini bertujuan
untuk mengajak dan meningkatkan kesadaran warga di Pulau Pramuka secara
aktif dalam upaya melestarikan terumbu karang di Kepulauan Seribu.
Pendekatan secara teknis saja tidak cukup maka dari itu perlu adanya pendekatan
secara perilaku dengan peran aktif dari warga Pulau Pramuka dengan mengajak
agar tidak melakukan penambangan karang untuk bahan material bangunan, tidak
membuang sampah ke laut dan menjual terumbu karang sebagai souvenir
akuarium dengan cara membuat kampanye penyuluhan dan perlombaan
25 Tujuan Komunikasi
Pendekatan komunikasi ini bertujuan untuk mengajak dan meningkatkan
kesadaran masyarakat di Pulau Pramuka yang berlatar belakang sebagai
nelayan den pedagang agar dapat menjaga dan merawat kelestarian terumbu
karang juga memberikan pengetahuan akan manfaat ekosistem terumbu
karang.
Pendekatan Komunikasi Visual
Pendekatan visual dalam media informasi ini dengan memadukan gaya
ilustrasi vektor dengan teknik digital painting dan fotografi, lalu tipografi
sebagai penjelas tagline kampanye tersebut, yang menggambarkan keceriaan
dan keindahan yang ada didasar laut dengan gaya bahasa hiperbola atau
dilebih-lebihkan. Pendekatan visual ini diharapkan bisa lebih menarik
perhatian karena menggunakan warna-warna yang cerah. Pendekatan Komunikasi Verbal
Berdasarkan wilayah target khalayak yang berada di Pulau Pramuka
Kepulauan Seribu, dengan mayoritas penduduknya adalah nelayan dan
pedagang, penyampaian pesan untuk media informasi ini menggunakan
bahasa Indonesia yang tidak baku dengan menyisipkan bahasa-bahasa
keseharian agar informasi yang disampaikan dapat mudah dimengerti. Slogan
pada kampanye ini adalah : “Ayo Jaga dan Lestarikan Terumbu Karang”,
bodycopy: “Menjaga terumbu karang, menjaga masa depan generasi kita”.
3.1.2. Strategi Kreatif
Strategi kreatif sangat penting dalam menerjemahkan pesan yang ingin
disampaikan kedalam bahasa visual karena pesan yang disampaikan jelas
menggunakan elemen grafis sebagai dasar pada media yang dirancang. Strategi
kreatif yang akan dibuat adalah dengan membuat media ambient “photo stand ins” yang menjadi media untuk menarik perhatian dan nantinya disimpan pada acara Peduli Terumbu Karang yang bekerjasama dengan Yayasan TERANGI
sebagai moderator acara tersebut.
26 Sebagai daya tarik untuk melihat informasi yang ingin disampaikan untuk
warga dan wisatawan yang berada di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu.
Mengajakan warga yang ada di Pulau Pramuka untuk ikut menjaga dan melestarikan terumbu karang.
Sebagai media kampanye yang nantinya bisa tersebar di situs-situs media sosial seperti Facebook dan Twitter dan sebagainya.
3.1.3. Konsep Pelaksanaan Acara
Konsep pada acara ini disesuaikan dengan kegiatan Peduli Terumbu Karang.
Peduli Terumbu Karang merupakan sebuah gerakan untuk menyelamatkan
terumbu karang, yang digaungkan pertama kali bersama dengan Hari Karang
Se-Dunia yang jatuh setiap tanggal 9 Juni. Kampanye Peduli Terumbu Karang
dilakukan di lokasi Balai Kota Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu yang
letaknya berada di Pulau Pramuka. Kampanye Peduli Terumbu Karang ini
diharapkan akan menjadi gerakan lingkungan yang membangkitkan kembali
martabat Indonesia sebagai negara kepulauan, yang selama ini selalu muncul di
media tentang kerusakan lautnya akibat sistem pengawasan dan penegakan hukum
yang lemah dan juga sebagai kegiatan untuk mengajak warga setempat untuk ikut
berpartisipasi dalam menjaga kelestarian terumbu karang.
Acara kampanye penyuluhan ini diselenggarakan selama 1 hari pada tanggal 9
Juni 2015 yang bertempat di Balai Kota Kabupaten Administratif Kepulauan
Seribu di Pulau Pramuka.
3.1.4. Tahapan Kampanye Penyuluhan
Dalam tahapan perencanaan penyampaian pesan dan informasi untuk khalayak
sasaran agar mengikuti acara Peduli Terumbu Karang ini dibuat suatu tahapan,
dimana tahapan tersebut merupakan bagian dari keseluruhan proses kampanye,
tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
Tahap Pra-event
Sebagai tahap awal yang akan dimunculkan di lingkungan pesisir Pulau
27 dan keingintahuan tentang apa dari isi dari pesan yang disampaikan. Teknis
pelaksanaan yaitu dengan menyebarkan media-media poster ukuran A3 di
tempat yang strategis untuk ditargetakan ke khalayak sasaran yaitu di papan
pengumuman setiap RT/RW, sekolah, kios-kios pedagang, dan kapal-kapal
nelayan.
Tahap Informasi
Tahap kedua adalah dengan memberikan brosur yang berisikan tentang
kondisi terumbu karang sekarang yang mengkhawatirkan dengan tujuan
mencari rasa simpati dari warga setempat agar ikut berpartisipasi pada acara
kampanye penyuluhan Peduli Terumbu Karang. Tahap Acara/Event
Tahap ketiga adalah mengadakan kegiatan seminar tentang terumbu karang
dengan narasumber Bupati Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Bapak
Asep Syarifudin, bintang tamu Riyani Djangkaru dari Tim Jejak Petualang dan
Ketua Tim Monitoring Yayasan TERANGI Kepulauan Seribu Bapak Ismail S
yang bertujuan untuk memberikan informasi dan pesan yang akan
disampaikan kepada masyarakat sekaligus menjadi pembina dalam kegiatan
adopsi karang. Tahap Pasca Event
Tahap terakhir adalah mengadakan acara perlombaan gratis untuk warga
ataupun wisatawan yang ingin ikut berpartisipasi untuk ikut serta dalam
membersihkan sampah-sampah yang ada di dasar laut dan pesisir pantai di
Pulau Pramuka. Hasil pemenang akan ditentukan dari berapa banyak sampah
yang dikumpulkan oleh peserta perlombaan.
3.1.5. Strategi Media
Dalam perancangan kampanye ini, dibutuhkan strategi media yang terperinci dan
fokus pada target khalayak agar informasi yang disampaikan dapat diterima
dengan baik.
- Media Utama
Berangkat dari fokus permasalahan yang sebelumnya dibahas adalah
28 untuk pelestarian teumbu karang di Kepulauan Seribu. Untuk mencapai
tujuan, ambient media ini harus memperhatikan dari segala aspek, mulai dari
konsep visual, strategi pemilihan media dan juga teknis produksi.
Media photo stand ins dipilih pada ambient media ini karena media ini
mempunyai ketertarikan yang tinggi untuk masyatakat atau wisatawan agar
dapat ikut berpartisipasi dalam upaya menjaga kelestarian terumbu karang.
Tidak hanya mempunyai ketertarikan, media ini pun bisa menjadi kampanye
sosial selanjutnya di situs-situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter,
Instagram dan lain sebagainya. Setiap peserta yang mengikuti acara kampanye
penyuluhan ini berhak berfoto gratis bersama figure pada photo stand ins
tersebut. Pengambilan gambar dilakukan oleh pihak penyelenggara panitia
yang nantinya bisa diunduh pada situs-situs atau bisa memberikan langsung
hasilnya ditempat lewat perangkat teknologi.
Gambar 3.1. Gambar contoh ambient media photo stand ins. Sumber : www.pinterest.com ( 16 Juni 2014)
- Media Pendukung
Sesuai fungsinya media pendukung adalah media yang mendukung
tersampaikannya informasi pada media utama. Adapun media pendukung
yang digunakan antara lain :
- Poster
Poster menjadi media untuk menginformasikan pesan yang akan
29 dijumpai dan merupakan media yang bersinggungan langsung dengan
masyarakat.
Gambar 3.2. Gambar desain poster teaser. Sumber : Dukumen pribadi (22 Juni 2014)
- Brosur
Merupakan media cetak yang digunakan untuk memunculkan simpati,
kepedulian atau keberpihakan khalayak sasaran pada masalah mengenai
terumbu karang.
- Baliho
Baliho adalah media informasi yang dipasang di tempat terbuka, di
jalan-jalan yang akan menuju tempat berlangsungnya acara kampanye
penyuluhan, umumnya baliho menggunakan rangka dari bambu.
- Banner
Media ini sering dipakai untuk menginformasikan sebuah acara yang
ditempatkan langsung dilokasi kegiatan berlangsung sehingga sangat tepat
30 - Backdrop
Media ini sering ditempatkan langsung di lokasi kegiatan berlangsungnya
acara sehingga sangat tepat dan efektif, media ini berfungsi sebagai media
informasi ketika acara berlangsung.
- Stiker
Stiker sebagai media yang mudah di tempel di mana saja seperti kendaraan
kaca lemari dan benda lainnya, melalui stiker lebih memudahkan untuk
menyampaikan pesan tagline.
- Kalender
Merupakan media yang dapat disimpan dimana saja sehingga dapat mudah
terlihat oleh khalayak sasaran. Pemilihan kalender ini bertujuan agar
masyarakat ketika melihat tanggal atau hari mereka juga melihat pesan
dari media informasi ini.
- Pin
Merupakan media yang dapat diberikan sebagai tanda bukti bahwa
masyarakat disana sudah ikut serta dalam pelestarian terumbu karang.
- Jam Dinding
Jam merupakan media pengingat yang dilihat setiap waktu, Pemilihan jam
dinding ini dimaksudkan agar masyarakat ketika melihat waktu mereka
melihat juga pesan kampanye ini.
- Flag Chain
Media ini digunakan untuk keperluan display panggung yang langsung
ditempatkan di lokasi kegiatan kampanye penyuluhan.
3.1.7. Strategi Distribusi
Pendistribusian dilakukan melalui kerjasama dengan Pemerintah Pusat Kepulauan
Seribu dan RT dan RW setempat dan juga karang taruna. Media utama akan
disimpan pada saat terselenggaranya acara kegiatan, sedangkan untuk media
pendukung akan disebarkan di papan pengumuman, kios-kios, kapal transportasi,
sekolah, pasar ikan, dermaga serta tempat-tempat publik lainya yang sering ramai
31 penempatan media dan pemerataan. Adapun tabel tahapan strategi distribusinya
sebagai berikut:
32 3.2. Konsep Visual
Menggunakan konsep visual yang persuasi yang disesuaikan dengan khalayak
sasaran. Dengan teknik digital painting dan dilengkapi oleh tipografi akan
menjadi pelengkap untuk menambah data informatif tentang tujuan kampanye.
Dan konsep visual meliputi:
- Format Desain
- Tata Letak (Layout)
- Tipografi
- Ilustrasi
- Warna
3.2.1. Format Desain
Format desain portrait yaitu media utama berupa photo stand ins. Format desain
yang akan digunakan bersifat simetri dimana letak unsur-unsur visual hampir
semua sama, hanya diolah sedemikian rupa dan disesuaikan dengan media yang
akan digunakan sehingga tidak terkesan monoton. Peletakan gambar, tagline,
bodycopy atau pun teks letaknya disesuaikan dengan media yang akan digunakan
pada kampanye penyuluhan ini. Untuk ukuran yang digunakan adalah 180 cm x
100 cm ukuran ini disesuaikan dengan ukuran standar tubuh manusia di Indonesia.
33 3.2.2. Tata Letak
Penyusunan dalam penempatan unsur-unsur desain memakai pola simetris dengan
memperhatikan keseimbangan layout dan prinsip-prinsip desain. Layout yang
digunakan pada media utama yaitu portrait. Keterkaitan pada setiap media
perancangan desain yang digunakan pada setiap media kampanye ini telihat pada
penempatan tagline, headline, dan logo kampanye yang penempatannya
disesuaikan berdasarkan media yang digunakan.
Gambar 3.4. Gambar Layout Photo Stand Ins. Sumber : Dukumen pribadi (22 Juni 2014)
3.2.3. Tipografi
Font pada perancangan kampanye sosial ini memiliki kriteria yaitu :
Persuasif, yaitu memberi ajakan untuk ikut serta dalam menjaga ekosistem terumbu karang kepada khalayak.
34 Jenis huruf yang akan digunakan adalah :
LMS Coral
Huruf LMS Coral digunakan untuk logotype karena mempunyai kesan seperti
bentuk karang dan memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi, huruf ini juga
mempunyai fleksibilitas yang bagus apabila digunakan untuk logotype.
MV Boli
Huruf MV Boli digunakan untuk tagline, disamping memiliki tingkat
keterbacaan yang tinggi, huruf ini digunakan sebagai penguat dan cocok untuk
ilustrasi dan logo yang dibuat.
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
1234567890
!@#$%^&*()-
+={}[]:;”
\<>?/,.
3.2.4. Ilustrasi
Kusrianto (2006) menjelaskan “Ilustrasi menurut definisinya adalah seni gambar
yang di manfaatkan untuk memberi penjelasan atas suatu maksud atau tujuan
secara visual”. Ilustrasi menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang bertujuan menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan atau informasi tertulis
lainnya sehingga tulisan tersebut lebih mudah dipahami.Ilustrasi digunakan untuk
35 media Kampanye Penyeluhuan Pelestarian Terumbu Karang. Ilustrasi juga bisa
digunakan sebagai daya tarik visual.
Ilustrasi Media Utama
Dalam perancangan media utama ini yaitu Photo Stand Ins, ilustrasi yang
digunakan adalah visualisasi vektor orang yang sedang melakukan Diving
dengan struktur tubuh sedemikian rupa membuat kesan agar mengajak untuk
ikut melestarikan terumbu karang dan disisinya ilustrasi vektor kartun ikan
badut atau clown fish. Ikan badut dipilih karena ikan ini sering menggunakan
terumbu karang sebagai tempat berlindung, berkembang biak dan juga
mencari sumber makanan. Untuk ilustrasi terumbu karang yang ada didasar
laut juga menggunakan vektor dengan sedikit ditambahkan teknik digital paint
agar memberikan warna yang cerah yang lebih real agar dapat menarik
perhatian masyarakat.
Gambar 3.5. Gambar ilustrasi orang sedang dive. Sumber : Dukumen pribadi (22 Juni 2014)
36 Gambar 3.7. Gambar ilustrasi Background.
Sumber : Dukumen pribadi (22 Juni 2014)
Ilustrasi Media Pendukung Poster Acara
Menggunakan latar seperti didalam kapal selam agar menarik perhartian kepada
masyarakat dan wisatawan. Tanggal penyelenggaraan acara dibuat lebih terang.
Jenis font menggunakan Impact agar mudah terbaca
Gambar 3.8. Gambar ilustrasi poster acara. Sumber : Dukumen pribadi (22 Juni 2014)
Konsep Logo Acara
Logo acara Peduli Terumbu Karang menggunakan logotype yang terbentuk
dari penyederhanaan bentuk karang. Untuk lebih jelasnya berikut merupakan
37 Gambar 3.9. Gambar desain logotype Peduli Tarumbu Karang.
Sumber : Dukumen pribadi (29 April 2014)
Penjelasan logo :
- Jenis huruf yang digunakan mempunyai bentuk struktur terumbu karang.
- Peduli Terumbu Karang merupakan hari terumbu karang se-dunia yang
jatuh pada tanggal 9 Juni.
- Warna biru gelap yang mendominasi diambil dari warna air diadasar laut
sebagai tempat hidup jenis-jenis biota laut termasuk terumbu karang.
- Warna biru memberikan kesan keindahan lautan dan memberikan kesan
kekuatan dan kepercayaan.
3.2.5. Warna
Warna merupakan element yang sangat penting bagi dunia desain. Warna
memiliki daya tarik yang kuat untuk menciptakan makna dan pesan tersendiri.
Warna dapat mempengaruhi emosi seseorang yang melihatnya. Dari dua hal
tersebut, agar penyampaian pesan dalam kampanye penyuluhan pelestarian
terumbu karang dapat tersampaikan sesuai dengan target primer menggunakan
warna cerah dengan menggunakan warna-warna yang ada di dasar laut, efek
38 Gambar 3.10. Gambar warna yang digunakan pada media.
Sumber : Dukumen pribadi (18 Juni 2014)
Warna-warna diatas merupakan warna yang dipilih sesuai dengan konsep visual
yaitu keceriaan dan keindahan dasar laut. Warna biru merupakan warna yang
paling banyak digunakan karena warna ini merupakan warna dasar dari air dan
39 BAB IV
MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI
Untuk mencapai tujuan, kampanye ini harus memperhatikan dari segala aspek,
mulai dari konsep visual, strategi pemilihan media dan juga teknis produksi.
Dalam produksi, semua media dipertimbangkan supaya dapat menciptakan
efektivitas untuk menyampaikan pesan. Setiap media memiliki karakteristik dan
fungsi yang berbeda, serta penempatan media yang berbeda juga. Berikut adalah
media-media beserta teknis produksinya:
4.1. Proses Perancangan
Media photo stand ins dipilih pada ambient media ini karena media ini
mempunyai ketertarikan yang tinggi untuk masyatakat atau wisatawan agar dapat
ikut berpartisipasi dalam upaya menjaga kelestarian terumbu karang. Tidak hanya
mempunyai ketertarikan, media ini pun bisa menjadi kampanye sosial selanjutnya
di situs-situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram dan lain
sebagainya. Setiap peserta yang mengikuti acara kampanye penyuluhan ini berhak
berfoto gratis bersama figure pada photo stand ins tersebut.
Pengambilan gambar dilakukan oleh pihak penyelenggara panitia yang nantinya
bisa diunduh pada situs-situs atau bisa memberikan langsung hasilnya ditempat
lewat perangkat teknologi. Dengan menggunakan ilustrasi visual vektor seseorang
yang sedang melakukan diving dan ikan badut atau clownfish memberikan
ketertarikan kepada masyarakat yang ikut serta dalam acara kampanya
penyuluhan.Keindahan terumbu karang yang ada di dasar laut digunakan sebagai
background dari media Photo Stand Ins.
4.1.1. Pra Produksi
Dalam pembuatan media utama Perancangan Kampenye Penyuluhan Pelestarian
Terumbu Karang melalui beberapa tahap dalam pengerjaanya, dimulai dari tahap
sketsa visual, sketsa dilakukan untuk menentukan ilustrasi pada media utama dan
40 4.1.2. Produksi
Setelah melakukan proses sketsa visual, sketsa tersebut diolah kembali menjadi
visual dalam bentuk vektor digital dengan menggunakan software desain yaitu
Adobe Illustrator CS6 sebagai berikut:
Gambar 4.1. Gambar perancangan visual digital.
4.2. Teknis Media
Dalam pembuatan media Kampanye Penyuluhan Pelestarian Terumbu Karang di
Kepulauan Seribu melalui beberapa tahap pengerjaan, seperti sketsa visual lalu
proses visual digital. Dalam teknis produksi media dilakukan beberapa tahap dan
menggunakan media-media untuk mengoptimalkan hasil dari karya yang telah
dirancang agar pesan yang disampaikan terlihat menarik dan dapat tersampaikan
dengan baik dan jelas, berikut merupakan tahap-tahap perancangan dan
media-medianya.
4.2.1. Media Utama
Strategi media yang digunakan sebagai media utama adalah membuat ambient
41 kampanye berkelanjutan yang dapat tersebar pada media-media lain seperti
Facebook, Twitter, Instagram dan sebagainya.
Gambar 4.2. Gambar Photo Stand Ins.
Ukuran : 100 cm x 180 cm
Material : Papan Triplek 200 cm x 100 cm dengan ketebalan 9 mm,
Banner Korean Glossy.
Teknis Produksi : Cetak Separasi (offset)
4.2.2. Media Pendukung Poster
Media poster dipilih pada kampanye ini karena media ini berpotensi terbaca oleh
setiap orang yang melewati daerah penempelan poster tersebut. Daerah tersebut
42 Seribu. Alasan lain pemilihan media poster adalah karena harganya yang cukup
murah.Pada desain poster teaser menggunakan teknik fotograpi dengan
menggunakan foto perahu nelayan yang sedang mengibarkan bendera acara
kampanye penyuluhan Peduli Terumbu Karang. Ditambahkan tanggal
pelaksanaan acara pada poster yang bertujuan untuk memberikan info acara dan
penanggung jawab acara.
Gambar 4.3. Gambar Poster Teaser.
Ukuran : A3 (29.7 cm x 42 cm)
Material : Art Papper 260 gram
Teknis Produksi : Cetak Separasi (offset)
Pada desain poster acara menggunakan ilustrasi digital painting dan ilustrasi
vektor. Dengan menggunakan latar seakan didalam sebuah kapal selam yang
memberikan kesan indah dari terumbu karang tersebut supaya dapat mengajak
43 Karang yang diselenggarakan pada tanggal 9 Juni 2015 di Balaikota Kabupaten
Administratif Kepulauan Seribu.
Gambar 4.4. Gambar Poster Acara.
Ukuran : A3 (29.7 cm x 42 cm)
Material : Art Papper 260 gram
Teknis Produksi : Cetak Separasi (offset)
4.2.2. Brosur
Media brosur dipilih karena media ini dapat langsung diterima oleh khalayak
sasaran karena media ini dibagikan secara langsung kepada khalayak sasaran
dengan isi pesan yang informatif tentang sungai Cikapundung dan persuasif
44 Gambar 4.5. Gambar Desain Brosur.
Ukuran : A4 (29.7 cm x 21 cm)
Material : Art Papper 210 gram
Teknis Produksi : Cetak Separasi (offset)
4.2.3. Pin
Merupakan media yang dapat diberikan sebagai tanda bukti bahwa masyarakat
45 Gambar 4.6. Gambar Pin.
Ukuran : Diameter : 7cm
Material : Costume
Teknis Produksi : Digital Printing
4.2.4. Flag Chain
Media ini digunakan untuk keperluan display panggung yang langsung
ditempatkan di lokasi kegiatan kampanye penyuluhan.
46 Ukuran : A5 (14.85 cm x 11 cm)
Material : Art Papper 210 gram
Teknis Produksi : Cetak Separasi (offset)
4.2.5. Stiker
Media stiker sebagai souvenir yang juga berfungsi sebagai pengingat masyarakat
mengenai kalender program redenominasi mata uang rupiah yang dapat di
tempelkan dimanapun.
Gambar 4.8. Gambar Desain Sticker
Ukuran : 10 x 8 cm
Material : Sticker Plastic
Teknis Produksi : Cetak Separsi (offset)
4.2.6. Flyer Acara
Media flyer dipilih karena media ini dapat langsung diterima oleh khalayak
sasaran karena media ini dibagikan secara langsung kepada khalayak sasaran
47 Gambar 4.9. Gambar Desain Flyer Acara
Ukuran : A5 (14.85 cm x 11 cm)
Material : Art Papper 210 gram
Teknis Produksi : Cetak Separasi (offset)
4.2.7. Kalender
Merupakan media yang dapat ditempatkan dimana saja. Media ini dibagikan
sebagai souvenir saat berlangsungnya acara kampanye kepada masyarakat dan
48 Gambar 4.10. Gambar Desain Kalender
Ukuran : A3 (29.7 cm x 42 cm)
Material : Art Papper 260 gram
Teknis Produksi : Cetak Separasi (offset)
4.2.8. Gelas Mug
Media ini dibagikan sebagai souvenir saat berlangsungnya acara kampanye
49 Gambar 4.11. Gambar Desain Gelas Mug
Ukuran : Costum
Material : Costum
Teknis Produksi : Cetak Separasi (offset)
4.2.9. Kaos
Kaos sebagai media pendukung yang juga berfungsi sebagai pengingat
masyarakat dengan pertanyaan. Kaos ini diberikan kepada masyarakat yang ikut
berpartisipasi dalam acara lomba membersihkan pesisir pantai dan laut. Dengan
logo “ Peduli Terumbu Karang “ dapat menjadi media pengingat untuk
50 Gambar 4.12. Gambar Desain Kaos Acara.
Material : Combad 24s