SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika
Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia
MULYANA
10106246
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
iii
karunia-Nya. Serta atas ijin dan cinta-Nyalah dapat terselesaikannya skripsi ini
yang berjudul “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBUATAN
RUNWAY PESAWAT TERBANG “.
Adapun maksud dan tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk dapat
membantu dalam penentuan pembuatan runway pesawat terbang secara cepat dan
tepat di Dinas Perhubungan Jawa Barat.
Penulis sepenuhnya menyadari bahwa tanpa adanya dukungan dan perhatian
yang baik dari berbagai pihak, penulis tidak akan mampu menyelesaikan skripsi
ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Maka dari itu, ijinkanlah penulis
mengucapkan rasa terima kasih yang paling tulus dan sedalam-dalamnya kepada :
1. Allah SWT, atas semua kemudahan, kelancaran, nikmat dan jalan pikiran
yang tenang dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Kepada orang tua yang senantiasa memberikan dorongan, do’a,
pengorbanan yang tiada terkira juga keikhlasannya. Semoga Alloh
membalas sebaik-baiknya balasan (jaza kumulloh khoerul jaza).
3. Bapak Prof. DR, Ir H. Ukun Satraprawita, M.Sc. selaku dekan Fakultas
Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.
4. Ibu Mira kania sabariah, M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika
Universitas Komputer Indonesia sekaligus dosen pembimbing, Terima
5. Bapak andri Heryandi, ST,.M.T selaku wali kelas IF-6.
6. Seluruh Staf Dosen Jurusan Teknik Informatika.
7. Bapak Joko, M.Ag. selaku pembimbing lapangan di Dinas Perhubungan
Jawa Barat. Terima kasih atas bimbingannya di lapangan.
Secara khusus juga penulis ucapkan rasa terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada :
1. Teteh, Ai, Abang, atas inspirasinya terimakasih untuk segala do’a dan
dorongannya.
2. Sahabat-sahabatku IF-6, Tetep berjuang, kompak selalu. Jangan mau
mengalah terhadap ketidak tahuan, tetep berjalan dijalan yang penuh
cahaya.
Semoga segala amal baik, bantuan, dorongan, bimbingan serta doa yang
telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari ALLAH S.W.T. Amin.
Terima kasih.
Bandung, Juli 2010
v LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR SIMBOL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Maksud dan Tujuan ... 3
1.4 Batasan Masalah ... 3
1.5 Metodologi Penelitian ... 4
1.6 Sistematika Penulisan ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1 Tinjauan Dinas Perhubungan Jawa Barat ... 9
2.1.1. Sejarah Dinas Perhubungan Jawa Barat ... 9
2.1.3. Fungsi Dinas Perhubungan Jawa Barat ... 10
2.1.4. Visi Dinas Perhubungan Jawa Barat ... 10
2.1.5. Misi Dinas Perhubungan Jawa Barat ... 10
2.1.6. Struktur Organisasi ... 11
2.2. Konsep Dasar Sistem ... 11
2.2.1. Karakterisitk Sistem ... 12
2.2.2. Klasifikasi Sistem ... 15
2.2.3. Konsep Dasar Informasi ... 16
2.2.4. Konsp Dasar Sistem Informasi ... 18
2.2.5. Metoda Pengembangan Sistem dengan Waterfall ... 21
2.2.6. Analisa Perancangan Terstruktur ... 22
2.2.6.1. Diagram Konteks ... 22
2.2.6.2. Data Flow Diagram (DFD) ... 22
2.2.6.3. Kamus Data ... 23
2.2.6.3. Normaslisasi ... 23
2.2.6.4. Entity Relation Diagram (ERD) ... 25
2.2.7. Konsep Dasar Basis Data ... 26
2.2.7.1. Pengertian Basis Data ... 27
2.2.7.2. Desain Basis Data ... 27
2.2.8. Sistem Pendukung Keputusan ... 28
2.2.8.1. Pengertian ... 28
2.2.8.2. Karakterisitk dan kemampuan SPK ... 29
2.2.8.4. Komponen SPK ... 33
2.2.8.5. Pengetahuan tentang hasil ... 33
2.2.8.6. Tanggapan Keputusan ... 34
2.2.8.7. Uraian tentang Pengambilan keputusan ... 34
2.2.8.8. Metoda ICAO (Interantional Civil Aviation Organitation) .. 35
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 38
3.1. Analisis Sistem ... 38
3.1.1. Prosedur yang terlibat ... 38
3.1.2. Analisis kriteria ... 39
3.1.3. Perhitungan Manual ... 44
3.1.4. Analisis Basis Data ... 58
3.1.5. Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 60
3.1.5.1. Analisis Perangkat keras (Hardware) ... 60
3.1.5.2. Analisis Perangkat Lunak ... 61
3.1.5.3. Analisis Pengguna (User) ... 61
3.1.6. Analisis Kebutuhan Fungsional ... 63
3.1.6.1. Diagram Konteks ... 63
3.1.6.2. Data Flow Diagram ... 64
3.1.6.3. Kamus Data ... 72
3.1.6.4. Spesifikasi Proses ... 73
3.2. Perancangan Ssitem ... 86
3.2.1. Perancangan Data ... 86
3.2.1.2. Struktur tabel ... 87
3.2.2. Perancangan Antarmuka ... 90
3.2.2.1. Peracangan Antarmuka Program Aplikasi ... 90
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ... 100
4.1. Implementasi ... 100
4.2.1. Kebutuhan Perangkat Keras ... 100
4.2.2. Perangkat Lunak Pendukung ... 101
4.2.3. Implemenatsi Database ... 101
4.2.4. Implementasi Antarmuka ... 103
4.2. Pengujian ... 110
4.2.1. Rencana Pengujian ... 111
4.2.2. Kasus Dan hasil Pengujian ... 111
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 133
5.1 Kesimpulan ... 133
5.2 Saran ... 134
xi
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Jawa Barat ... 11
Gambar 2.2 Karakteristik Sistem ... 15
Gambar 2.3 Sirkulasi Informasi ... 17
Gambar 2.4 Kegiatan Sistem Informasi ... 21
Gambar 2.5 Bagan Alir ICAO ... 35
Gambar 3.1 Flowmap penentuan panjang dan lebar runway ... 56
Gambar 3.2 Flowmap konfigurasi runway ... 57
Gambar 3.3 ERD untuk pembuatan SPK runway ... 59
Gambar 3.4 Diagram Konteks SPK runway ... 63
Gambar 3.5 DFD Level 1 ... 64
Gambar 3.6 DFD Level 2 Proses 1.0 Login ... 65
Gambar 3.7 DFD Level 2 Proses 2.0 Pengolahan Data Master ... 65
Gambar 3.8 DFD Level 2 Proses 3.0 Pembuatan Runway ... 66
Gambar 3.9 DFD Level 3 proses 2.1.0 Pengolahan Tempat ... 67
Gambar 3.10 DFD Level 3 Proses 2.2.0 Pengolahan Pesawat ... 67
Gambar 3.11 DFD Level 3 Proses 2.3.0 Pengolahan Data Lebar ... 68
Gambar 3.12 DFD Level 3 Proses 2.4.0 Pengolahan Data Elevasi Dan Kemiringan ... 68
Gambar 3.14 DFD Level 3 Proses 3.2.0
Hitung panjang lebar dan arah ... 69
Gambar 3.15 DFD Level 4 Proses 3.2.2.0 Hitung Frekwensi, Persentasi Crosswind ... 70
Gambar 3.16 DFD Level 4 Proses 3.2.3.0 Hitung Frekwensi, Persentasi Crosswind ... 70
Gambar 3.17 Skema Relasi SPK runway ... 87
Gambar 3.18 Perancangan Form Menu Utama ... 91
Gambar 3.19 Perancangan Form Login ... 91
Gambar 3.20 Perancangan Form Pengolahan Tempat ... 91
Gambar 3.21 Perancangan Form Pengolahan Pesawat ... 92
Gambar 3.22 Perancangan Form Pengolahan Lebar ... 92
Gambar 3.23 Perancangan Form Penentuan Runway ... 93
Gambar 3.24 Perancangan Form Tambah Data Penentuan ... 93
Gambar 3.25 Perancangan Form Edit Data Penentuan ... 94
Gambar 3.26 Perancangan Form Ganti Password ... 94
Gambar 3.27 Perancangan Form Persentasi Angin ... 94
Gambar 3.28 Perancangan Form Nilai Crosswind ... 95
Gambar 3.29 Perancangan Form Histori update tempat ... 95
Gambar 3.30 Perancangan Form Histori update penentuan runway ... 96
Gambar 3.31 Perancangan Form report penentuan runway ... 96
Gambar 3.32 Perancangan pesan pada tombol login (M01) ... 97
Gambar 3.34 Perancangan pesan pada edit text inputan (M03) ... 97
Gambar 3.35 Perancangan pesan pada form utama (M04) ... 97
Gambar 3.36 Perancangan pesan pada Tombol hapus lebar (M05) ... 98
Gambar 3.36 Perancangan pesan pada Tombol Edit
Penentuan runway (M06) ... 98
Gambar 3.36 Perancangan pesan pada dblookup jenis pesawat diform tambah
ix
Tabel 3.2 Pesawat beserta bentang sayap ... 42
Tabel 3.3 Kode referensi bandar udara ... 42
Tabel 3.4 Data Ketentuan lebar runway ... 43
Tabel 3.5 Frekwensi kemunculan angin setiap arah ... 46
Tabel 3.6 Persentasi dari frekwensi angin setiap arah ... 47
Tabel 3.7 Perhitungan crosswind untuk arah N ... 47
Tabel 3.8 Perhitungan crosswind untuk arah NNE ... 48
Tabel 3.9 Perhitungan crosswind untuk arah NE ... 48
Tabel 3.10 Perhitungan crosswind untuk arah ENE ... 49
Tabel 3.11 Perhitungan crosswind untuk arah E ... 49
Tabel 3.12 Perhitungan crosswind untuk arah ESE ... 50
Tabel 3.13 Perhitungan crosswind untuk arah SE ... 50
Tabel 3.14 Perhitungan crosswind untuk arah SSE ... 51
Tabel 3.15 Perhitungan crosswind untuk arah S ... 51
Tabel 3.16 Perhitungan crosswind untuk arah SSW ... 52
Tabel 3.17 Perhitungan crosswind untuk arah SW ... 52
Tabel 3.18 Perhitungan crosswind untuk arah WSW ... 53
Tabel 3.19 Perhitungan crosswind untuk arah W ... 53
Tabel 3.20 Perhitungan crosswind untuk arah WNW ... 54
Tabel 3.22 Perhitungan crosswind untuk arah NNW ... 55
Tabel 3.23 Nilai crosswind untuk setiap arah ... 55
Tabel 3.24 Kamus Data ... 72
Tabel 3.25 Spesifikasi Proses ... 73
Tabel 3.26 Struktur Tabel Ttempat ... 88
Tabel 3.27 Struktur Tabe Tuser ... 88
Tabel 3.28 Struktur Tabe Tpesawat ... 88
Tabel 3.29 Struktur Tabe Tjenis_pesawat ... 88
Tabel 3.30 Struktur Tabe History_update_penentuan ... 88
Tabel 3.31 Struktur Tabel History_update_tempat ... 89
Tabel 3.32 Struktur Tabe TLebar... 89
Tabel 3.33 Struktur Tabel Tangin_temperatur ... 90
Tabel 3.34 Struktur Tabel Tpenentuan_runway ... 90
Tabel 3.35 Struktur Tabe Tdetail_arah ... 90
Tabel 3.36 Struktur Tabel Televasi_kemiringan ... 90
Tabel 3.37 Struktur Tabel Tperiode ... 90
Tabel 4.1 Hasil generate tabel pada database ... 102
Tabel 4.2 Implementasi Antarmuka ... 103
Tabel 4.3 Rencana pengujian SPK runway ... 104
Tabel 4.4 Uji data normal pada login ... 105
Tabel 4.5 Uji data salah pada login ... 106
Tabel 4.6 Uji data normal pada pengolahan data pesawat ... 108
Tabel 4.8 Uji data normal pada pengolahan data lebar ... 110
Tabel 4. 9 Uji data salah pada pengolahan data lebar ... 112
Tabel 4.10 Uji data normal pada pengolahan data elevasi dan kemiringan ... 115
Tabel 4.11 Uji data salah pada pengolahan data elevasi dan kemiringan ... 115
Tabel 4.12 Uji data normal pada pembuatan runway ... 116
Tabel 4.14 Uji data normal tambah pembuatan runway ... 118
Tabel 4.15 Uji data salah pada tambah pembuatan runway ... 120
Tabel 4.16 Uji data normal pada edit pembuatan runway ... 122
Tabel 4.17 Uji data salah padaedit pembuatan runway ... 124
Tabel 4.19 kuesioner pertanyaan no.1 ... 127
Tabel 4.20 kuesioner pertanyaan no.2 ... 128
Tabel 4.21 kuesioner pertanyaan no.3 ... 128
xiv 1. Simbol Entity Relationship Diagram
Simbol Nama Keterangan
Entity Menunjukkan himpunan entitas
Garis Menunjukkan penghubung antara
himpunan relasi dengan himpunan entitas dan himpunan entitas dengan atributnya
Belah ketupat / Relationship
Menunjukkan himpunan relasi
Atribut Menunjukan item data yang menjadi bagian dari suatu entitas
2. Simbol DataFlowDiagram
Simbol Nama Keterangan
Proses Menunjukkan kegiatan / kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer
xv
xvi
LAMPIRAN B LISTING PROGRAM ... B-1
LAMPIRAN C HASIL KUESIONER ... C-1
116
[2] Agus Prijono, Josep Widiadhi, Teddy Marcus (2004), DELPHI Developer
dan SQL Server 2000 Pengembangan Pemrograman Database
Menggunakan Delphi dengan SQL Server 2000, Informatika, Bandung.
[3] Fathansyah (2007), Basis Data, Informatika, Bandung.
[4] Ketut Darmayuda (2007), Program Aplikasi Client-Server Pengolahan Data Akademik dan Sistem Penjualan Terpadu dengan Visual Basic 6.0 dan
Borland Delphi 7.0, Informatika, Bandung.
[5] Roger S. Pressman, Ph.D. (2002), Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan
Praktis (Buku Satu), Andi, Yogyakarta.
[6] Yahya Yanuar, Lukmanul Hakim (2004), Pemograman Delphi dengan
1
1.1. Latar Belakang
Dinas perhubungan Jawa barat merupakan dinas yang menangani masalah
transportasi baik udara, ataupun darat, juga hal-hal yang menunjang terhadap
tranportasi seperti halnya sarana dan prasarana, setelah mengadakan wawancara
dengan kepala bagian perhubungan udara maka terdapat kesulitan dalam
penentuan arah juga ukuran-ukuran runway, karena dalam tranportasi udara atau
penerbangan salah satu faktor pendukung kehandalan penerbangan yaitu runway
atau istilah lainnya tempat landas pesawat terbang, ketika pesawat akan take off
atau landing maka runway ini memiliki peranan penting, karena lancar ataupun
tidaknya tranposrtasi udara, tentunya dipengaruhi handal dan tidaknya runway
yang dibuat
Dalam pembuatan runway ada banyak faktor yang mempengaruhi baik dari
faktor dalam ataupun dari faktor lingkungan sekitar, adapun yang termasuk faktor
yang mempengaruhi dari faktor dalam atau sering disebut dengan karakteristik
pesawat rencana, diantaranya bobot pesawat, jenis mesin, juga lebar sayap dari
pesawat. Sedangkan faktor lingkungan yang mempengaruhi dari perancangan dan
pembuatan runway tersebut diantaranya elevasi, temperatur, kemiringan runway
(effective sloope), landasan dan angin permukaan (surface wind). Faktor-faktor
tersebut dominan sekali sebagai penentu dari panjang dan lebar runway,
konfigurasi tersebut dapat menentukan kemana arah runway, dalam penelitian
angin ini diperlukan waktu lebih dari satu tahun sebagai data untuk perhitungan,
dan dengan perhitungan itu dapat memperkirakan ke arah mana akan terjadi cross
wind, head wind juga tail wind.
Dengan melihat komplektisitas masalah yang terjadi maka diperlukan sistem
yang mampu mendukung dalam pembuatan keputusan, diantaranya sebagai
penentu dari arah runway, dengan tujuan untuk meminimalisir terjadinya
crosswind yang sering menimbulkan kecelakaan, atau seberapa panjang dan lebar
runway dengan memperhatikan bobot pesawat, juga lebar sayap, atau dengan
melihat faktor lingkungan sebagai faktor korektif maka panjang dan lebar runway
dapat berubah menjadi berapa meter.
Dengan melihat permasalah tersebut diatas maka diperlukan software yang
dapat membantu menyelesaikan permasalahan dalam pengambil keputusan secara
cepat, tepat dan efisien. Adapun metode yang digunakan dalam menyelesaikan
permasalah diatas yaitu dengan metode standar ICAO (International Civil
Aviation Organitation), metode tersebut adalah metode khusus yang biasa
digunakan dalam penyelesaian permasalahan dalam pembuatan runway. Sehingga
dengan metode tersebut mampu memberikan output, diantaranya arah runway
dengan kemiringan berapa derajat dari titik acu, berapa meter panjang dan lebar
runway.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pihak instansi membutuhkan
suatu aplikasi untuk pendukung keputusan dalam pembuatan runway pesawat
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka dapat
diidentifikasikan masalah yang dihadapi yaitu bagaimana membangun Sistem
Pendukung Keputusan Pembuatan Runway Pesawat Terbang
1.3. Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud
Pembuatan laporan tugas akhir ini dimaksudkan untuk membangun
aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pembuatan Runway Pesawat Terbang.
1.3.2 Tujuan
1. Apabila disuatu daerah belum ada runway, lalu Dinas Perhubungan Udara
punya tujuan untuk membangunnya, maka untuk penentuan arah runway,
menentukan panjang dan lebar runway, ataupun menentukan arah, maka
software ini dapat membantu untuk memutuskannya.
2. Mampu memberikan solusi dalam perancangan landasan udara kepada
pihak-pihak planning pembuat landasan udara yaitu Dinas Perhubungan
Udara.
1.4. Batasan Masalah
Agar pembahasan tidak terlalu luas dan untuk memperjelas arah dari tugas
akhir ini, maka penulis akan membatasi permasalahan yang akan dibahas
diantaranya:
1. Aplikasi ini berisi tentang pendukung keputusan terhadap hasil
2. Hasil yang didapat dari keputusan pembuatan runway ini hanya
menentukan arah, panjang, dan lebar saja.
3. Data yang akan diolah dalam apliaksi ini, yaitu data pesawat, data angin,
temperatur, elevasi, kemiringan permukaan juga angin.
4. Metode yang digunakan dalam pembuatan runway ini memenuhi standar
perhitungan dan pembuatan runway yang dikeluarkan oleh
ICAO(International Civil Aviation Organitation).
5. Batasan Pengujian data selama setahun direpresentasikan dalam waktu dua
bulan.
6. Untuk studi kasus dilakukan untuk bandara husein sastranegara
7. Adapun Data diambil dari Dinas Perhubungan Jawa Barat dan LAPAN
(Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional), BMG(Badan
Meteorologi dan Geofisika.
8. Aplikasi ini berbasis Desktop.
9. Pemodelan analisis yang digunakan adalh anaslisis terstrukutur dan alat
yang digunakan adalah flowmap dan diagram E-R, dan model proses yang
digunakan adalah DFD (Data Flow Diagram)
10. Adapun software yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini
menggunakan Borland Delphi 7, MySQL Server sebagai databasenya.
1.5. Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai
berikut :
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Studi Literatur.
Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal, paper dan
bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan judul penelitian.
b. Observasi.
Teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan peninjauan
langsung terhadap permasalahan yang diambil, langsung dari perusahaan
tempat pengambilan studi kasus.
c. Interview.
Teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara
langsung kepada pemilik perusahaan yang ada kaitannya dengan topik yang
diambil untuk pembangunan aplikasi tersebut.
2. Tahap pembuatan perangkat lunak.
Teknik analisis data dalam pembuatan perangkat lunak menggunakan
paradigma perangkat lunak secara waterfall, yang meliputi beberapa proses
Gambar 1.1 Metode Waterfall
a. Perancangan System
Merupakan bagian dari sistem yang terbesar dalam pengerjaan suatu
proyek, dimulai dengan menetapkan berbagai kebutuhan dari semua elemen
yang diperlukan sistem dan mengalokasikannya kedalam pembentukan
perangkat lunak.
b. Analisis
Merupakan tahap menganalisis dan mempelajari hal-hal yang diperlukan
dalam pelaksanaan proyek pembuatan perangkat lunak.
c. Design
Tahap penerjemahan dari data yang dianalisis kedalam bentuk tampilan
menu yang mudah dimengerti dan dipelajari oleh user.
d. Coding
Tahap penerjemahan data atau pemecahan masalah yang telah dirancang
keadalam bahasa pemrograman tertentu, dimana software yang digunakan
e. Pengujian
Merupakan tahap pengujian terhadap perangkat lunak yang dibangun,
dimana perangkat lunak yang sudah dibangun akan langsung di
implementasikan di perusahaan dan di uji untuk mengetahui kekurangan dan
kelemahan system pada perangkat lunak tersebut dalam kurun waktu tertentu.
f. Maintenance
Tahap akhir dimana suatu perangkat lunak yang sudah selesai di uji dan
dapat mengalami perubahan–perubahan atau penambahan sesuai dengan
permintaan user dalam penggunaannya.
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan proposal penelitian ini disusun untuk memberikan
gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan
tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,
maksud dan tujuan, batasan masalah, metode penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi teori-teori yang membahas mengenai profile
profile perusahaan bab ini juga akan membahas mengenai teori – teori yang
berhubungan dengan aplikasi yang akan dibangun.
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
Bab ini membahas tentang analisis masalah dan juga analisis kebutuhan
perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian. Serta
perancangan Contex Diagram, DFD, Kamus Data, ERD, perancangan
database, perancangan antarmuka.
BAB IV IMPLEMENTASI
Merupakan tahapan yang dilakukan dalam penelitian secara garis besar sejak
dari tahap persiapan sampai penarikan kesimpulan, metode dan kaidah yang
diterapkan dalam penelitian. Termasuk menentukan variabel penelitian,
identifikasi data yang diperlukan dan cara pengumpulannya, penentuan sampel
penelitian dan teknik pengambilannya, serta metode/teknik analisis yang akan
dipergunakan dan perangkat lunak yang akan dibangun jika ada.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan membahas tentang kesimpulan dari penyelesaian masalah secara
keseluruhan serta saran-saran yang dapat dijadikan sebagai bahan
9
2.1. Tinjauan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat. 2.1.1.Sejarah Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat
Sesuai dengan peraturan undang-undang nomor 11 tahun 1950 tentang
peebentukan jawa barat(berita negara republik indonesia tanggal 4 juli 1950) juga
undang nomor 20 tahun 1950 tentang pemerintahan Jakarta Raya (lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1950. Nomor 31, tambahan lembaran lembaran
negara republik Indonesia Nomor 15), perlu adanya dinas yang mengtur dan
mengelola masalah perhubungan baik darat, laut ataupun udara maka dibentuk
dinas pewrhubungan yang bertanggung jawab atas pengelolaan sarana dan
prasarana perhubungan khusunnya daerah jawa barat
2.1.2.Tugas Pokok Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat
Dasar hukum organisasi Dinas Perhubungan Jawa Barat dibentuk dengan
peraturan daerah provinsi Jawa Barat Nomor 21 Tahun 2008 tentang Organisasi
dan tata kerja Dinas Daerah Jawa Barat (lembaran daerah tahun 2008 nomor 20
seri D, tambahan lembaran daerah no 55)sebagai perubahan tentang dinas daerah,
berdasarkan peraturan gubernur provinsi jawa barat nomor : 40 tahun 2008 tugas
pokok, fungsi, rincian tugas unit dan tata kerja pemerintahan daerah berdasarkan
azas otonomi dan tugas pembantuan bidang perhubungan.
2.1.3.Fungsi Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat
Dalam rancangan perturan Gubernur, maka Dinas perhubungan Provinsi
Jawa Barat mempunyai fungsi :
1. Perumusan dan penetapan kebijakan teknis urusan bidang transpotasi
darat, transportasi laut dan ASDP, transportasi udara, bina sistem
operasional transportasi.
2. Penyelengaraan bidang urusan perhubungan meliputi transportasi udara,
darat laut dan ASDP, bina sistem operasional tranposrtasi.
3. Pembinaan dan pelaksanaan yugas-tugas perhubungan meliputi tranportasi
darat, tranportasi laut dan ASDP, tranportasi udara, bina sistem
operasional tranportasi.
4. Pengkoordinasian dan pembinaan UPTD.
5. Pelaksanaan tugas lain dari Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2.1.4.Visi Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat
Visi Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 yang hendak
dicapai dalam tahapan kedua pembangunan jangka panjang daerah provinsi Jawa
Barat adalah : “Tercapainya Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis Dan
sejahtera”.
2.1.5.Misi Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat
Misi dari Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat yaitu :
1. Mewujudkan sumberdaya perhunbungan yang berkualitas
2. Mewujudkan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian tranportasi yang
3. Mewujudkan ketersediaan sarana dan prasarana tranportasi yang memadai
dan ramah lingkingan.
4. Mewujudkan sistem pelayanan tranportasi yang prima.
5. Mewujudkan pengelolaan tranpsortasi yang transparan dan akuntable.
2.1.6.Struktur Organisasi
KEPALA DINAS
KEPALA BIDANG TRANPORTASI UDARA
Kepala Seksi Angkutan Udara
Kepala Seksi Angkutan Udara
Kepala Seksi Tekban, Fasilitas Listrik Dan
Elektronika
Kepala Seksi Keselamatan Penerbangan
Sekertaris
Kepala Subbag Kepag, dan umum Kepala Subbag
perencanaan program
Kepala Subbag keuangan
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat
2.2. Konsep Dasar Sistem
Setiap sistem baik sistem dalam skala yang besar maupun dalam skala
yang kecil selalu memiliki komponen-komponen atau elemen-elemen sistem.
Komponen-komponenen ini dapat berupa subsistem atau bagian-bagian yang
memiliki sifat dari sistem. Komponen-komponen sistem ini saling berhubungan
dan bekerja sama untuk menciptakan satu kesatuan sehingga sistem dapat
Beberapa para ahli mengemukakan pengertian sistem seperti dibawah ini:
Menurut Susanto Azhar pengertian dari sistem itu sendiri sebagai berikut:
“ Sistem adalah kumpulan atau group dari bagian atau komponen
apapun baik fisik maupun nonfisik yang saling berhubungan satu sama lain dan
bekerjasama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu”[1].
Sedangkan Menurut Jerry FitzGerald sebagai berikut:
“ Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu “. [Referensi: Jerry FitzGerald,
Ardra F. FitzGerald, Warren D. Stallings, Jr.][1].
Dari definisi-definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa suatu
sistem merupakan kumpulan dari komponen-komponen yang saling terstruktur
dan terpadu serta saling bekerja sama untuk melakukan fungsi dari sistem
sehingga adanya ketercapaian tujuan dari sistem.
2.2.1. Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yaitu
sebagai berikut:
1. Komponen-komponen (components)
Setiap sistem baik sistem dalam skala besar maupun sistem dalam
skala kecil sekalipun memiliki komponen-komponen atau
elemen-elemen. Komponen-komponen ini saling berhubungan dan bekerja
sama sehingga tercipta satu kesatuan fungsi dari sistem. Sehingga
2. Penghubung Sistem (Sistem Interface)
Penghubung sistem merupakan media perantara antara subsistem yang
satu dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung sistem ini,
maka subsistem-subsistem dapat saling meberi dan menerima sumber
daya sehingga terjalin kerja sama dan dapat membentuk satu kesatuan
fungsi dari sistem.
3. Lingkungan luar (Environment)
Lingkungan luar dari sistem adalah segala sesuatu yang berada di luar
batas sistem. Lingkungan luar ini bisa juga berupa ekosistem dimana
sistem tersebut berada. Walaupun keberadaannya diluar sistem, tapi
lingkungan luar dapat mempengaruhi sistem. Adanya ketidakserasian
antara lingkungan luar dengan sistem dapat menyebabkan
terganggunya fungsi sistem. Oleh karena itu harus senantiasa tercipta
keharmonisan antara sistem dengan lingkungan luarnya.
4. Batas Sistem (Boundary)
Batas sistem merupakan daerah pemisah antara satu sistem dengan
sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini
memberikan ruang lingkup yang jelas dari suatu sistem. Dengan
adanya ruang lingkup yang jelas dari sistem tersebut, maka kita dapat
memisahkan dan membedakan satu sistem dengan sistem yang
lainnya maupun sistem dengan lingkungan luar.
Masukan adalah bahan atau energi yang dimasukkan kedalam sistem.
Energi ini dimasukkan kedalam sistem untuk diproses oleh sistem
sesuai dengan fungsi dari sistem agar dapat menghasilkan keluaran.
6. Keluaran Sistem (Sistem Output)
Keluaran merupakan hasil dari pengolahan suatu sistem. Keluaran ini
tentunya diharapkan dapat berguna sesuai dengan tujuan dari sistem.
Selain sebagai hasil akhir, sebagian keluaran bisa juga dijadikan
masukan untuk sistem lainnya.
7. Pengolah Sistem (Sistem Processing)
Pengolah sistem adalah mesin atau mekanisme yang digunakan untuk
mengubah masukan menjadi keluaran. Pengolah memiliki peranan
yang penting, karena disinilah proses perubahan dan pendayagunaan
masukan terjadi sehingga menghasilkan keluaran yang sesuai dengan
tujuan sistem.
8. Sasaran dan Tujuan ( goal objective )
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran ( objective ).
Tujuan merupakan hal akhir yang ingin dicapai oleh suatu sistem,
sedangkan sasaran merupakan hal-hal yang menjadi objek dan titik
fokus untuk meraih tujuan. Suatu sistem bisa dikatakan berhasil
menjalankan fungsinya bila berhasil mencapai sasaran dan tujuan dari
sistem tersebut.
Gambar 2.2 Karakteristik Sistem [1]
2.2.2. Klasifikasi Sistem
Sistem dapat diklasifikasikan dari berberapa sudut pandang, diantaranya
sebagai berikut:
1. Sistem diklasifikasikan sebagai abstark (abstract system) dan sistem
fisik (physical system).
Sistem Abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide
yang tidak tampak secara fisik. Sistem fisik merupakan sistem yang
ada secara fisik.
2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan
sistem buatan manusia (human made system).
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak
dibuat manusia. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang
oleh manusia. Sistem buatan manusia melibatkan interaksi manusia
dengan mesin disebut dengan human-machine system atau ada yang
3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system)
dan sistem tak tertentu (probabilistic system).
Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat
diprediksi. Interkasi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan
pasti, sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem tak
tertentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat
diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.
4. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan
sistem terbuka (open system)
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak
terpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem terbuka adalah sistem
yang berhubungan dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya.
2.2.3. Konsep Dasar Informasi
“Informasi merupakan data yang telah diolah menjadi bentuk yang
berguna bagi penerimanya dan nyata, berupa nilai yang dapat dipahami di dalam
keputusan sekarang maupun masa depan”. Menurut Davis Gordon[1].
Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari
bentuk tunggal datum atau data-item. Data adalah kenyataan yang dapat
menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian
(event) adalah suatu yang terjadi pada saat tertentu.
Kualitas dari sistem informasi yang harus dihasilkan harus akurat, tepat
pada waktunya, relevan. Dan yang menentukan nilai dari informasi adalah
menjadi informasi, penerima kemudian memberi informasi tersebut, membuat
suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu
tindakan yang lain yang membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan
ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya
membentuk suatu siklus. Seperti yang terdapat pada gambar berikut ini :
Gambar 2.3 Sirkulasi Informasi [1]
Informasi mempunyai nilai suatu kejutan atau mengungkapkan sesuatu
yang penerimanya tidak tahu, tidak dikira atau tidak disangka. Dalam waktu yang
tidak menentu informasi mengurangi ketidakpastian, dan kemungkinan besar
hasilnya yang di harapkan dalam sebuah keputusan merupakan nilai dalam proses
keputusan. Agar bermanfaat, informasi harus memiliki kualitas sebagai berikut :
a. Relevan, yaitu menambah pengetahuan atau nilai bagi para pembuat
keputusan, dengan cara mengurangi ketidakpastian, menaikan
kemampuan untuk memprediksi, atau menegaskan ekspetasi semula
b. Dapat dipercaya, yaitu bebas dari kesalahan atau bisa secara akurat
c. Lengkap, yaitu tidak menghilangkan data penting yang dibutuhkan
oleh para pemakai
d. Tepat waktu, yaitu disajikan pada saat yang tepat untuk
mempengaruhi proses pembuatan keputusan
e. Mudah dipahami, yaitu disajikan dalam format mudah dimengerti
f. Dapat diuji kebenarannya, yaitu memungkinkan dua orang yang
kompeten untuk menghasilkan informasi yang sama secara
independent.
Nilai informasi ditentukan dari dua hal yaitu manfaat dan biaya
mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif
dibandingkan dengan mendapatkannya. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa
informasi yang digunakan dalam suatu sistem informasi umumnya digunakan
untuk beberapa kegunaan. Sebagian informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya
dengan suatu nilai tetapi dapat ditaksir nilai keefektipannya.
2.2.4. Konsep Dasar Sistem Informasi
Sistem Informasi (SI) merupakan sistem pembangkit informasi. Dengan
integrasi yang dimiliki antar sub-sistemnya, Sistem Informasi akan mampu
menyediakan informasi yang berkualitas, tepat, cepat, dan akurat sesuai dengan
manajemen yang membutuhkannya.
Sistem Informasi Berbasis Komputer (Computer Based Information
Sistem-CBIS) mengandung arti bahwa komputer memainkan peranan penting
dalam sebuah Sistem Informasi. Lebih jelasnya, CBIS merupakan sistem
suatu alat bantu pengambilan keputusan. Beberapa istilah yang terkait dengan
CBIS antara lain adalah data, informasi, sistem, sistem informasi, dan “basis
komputer” sebagai kata kuncinya.
Dengan semakin majunya teknologi sekarang saat ini,
diperusahaan-perusahaan selau diterapkan suatu sistem informasi yang baru dengan mengikuti
perkembangan jaman. Dengan diterapkannya sistem yang dirancang dengan baik
akan mempermudah didalam pengoreksian jika terjadi kesalahan-kesalahan atau
kendala yang terjadi di dalam perusahaan.
Informasi dihasilkan oleh suatu proses sistem informasi dan bertujuan
menyediakan informasi untuk membantu pengambilan keputusan manajemen,
operasi perusahaan dari hari ke hari dan informasi yang layak untuk pihak
perusahaan.
Menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis di dalam bukunya
Accounting Informatioon Systems mendefinisikan sistem informasi sebagai
berikut:
“Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,
bersifat manajerial dan kegiatan strategis dari suatu organisasi dan menyediakan
pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”[4].
Sedangkan menurut Susanto Azhar:
“ Sistem Informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem komponen baik
bekerjasama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data
menjadi informasi yang berguna “[3].
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sistem informasi
merupakan perpaduan antara manusia, alat teknologi, media, prosedure dan
pengendalian yang bertujuan untuk menata jaringan komunikasi sehingga dapat
membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat. Kegiatan yang terdapat pada
sistem informasi antara lain :
a. Input, menggambarkan suatu kegiatan untuk menyediakan data yang
akan diproses
b. Proses, menggambarkan bagaimana suatu data diproses untuk
menghasilkan suatu informasi yang bernilai tambah
c. Output, suatu kegiatan untuk menghasilkan laporan dari proses diatas
d. Penyimpanan, suatu kegiatan untuk memelihara dan menyimpan data
e. Kontrol, suatu aktifitas untuk menjamin bahwa sistem informasi
tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan
Kegiatan sistem informasi dapat dilihat pada gambar 2.3.
2.2.5. Metode Pengembangan Sistem dengan waterfall
Metodologi yaitu kesatuan metode-metode atau aturan-aturan pekerjaan
yang digunakan oleh suatu ilmu pengetahuan. Sedangkan metode adalah suatu
cara atau teknik yang sistematik mengerjakan sesuatu.
Secara umum tujuan pengembangan sistem informasi adalah untuk
memberikan kemudahan dalam menyampaikan informasi, mengurangi biaya dan
menghemat waktu, meningkatkan pengendalian, mendorong pertumbuhan,
meningkatkan produktivitas serta profitabilitas organisasi.
Pengembangan sistem dapat berarti penyusunan suatu sistem yang baru
untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki
sistem yang telah ada.
Metode pengembangan sistem menggunakan Waterfall model, karena
metode waterfall ini terdiri dari tahap-tahap yang memberikan kemudahan, jika
pada satu tahap tidak sesuai atau mengalami kesalahan maka dapat kembali ke
tahap sebelumnya.
2.2.6. Analisis Perancangan Terstruktur
Dalam tahap perancangan suatu sistem diperlukan adanya teknik-teknik
penyusunan sistem untuk menganalisa dan mendokumentasikan data yang
mengalir didalam sistem tersebut. Teknik-teknik tersebut adalah diagram kontek,
data flow diagram, kamus data, normalisasi, dan Entity Relation Diagram (ERD).
2.2.6.1.Diagram Konteks
Diagram konteks adalah model atau gambar yang menggambarkan
konteks, kita deskripsikan data apa saja yang dibutuhkan oleh sistem dan dari
mana sumbernya, serta informasi apa saja yang akan dihasilkan oleh sistem
tersebut dan kemana informasi tersebut akan diberikan.
2.2.6.2.Data Flow Diagran (DFD)
Data Flow Diagram (DFD) adalah diagram alir yang dipresentasikan
dalam bentuk lambang-lambang tertentu yang menunjukkan proses atau fungsi,
aliran data, tempat penyimpanan data, dan entitas eksternal.
Penggunaan DFD sangat berguna untuk mengetahui prosedur suatu
program. Keuntungan yang lain adalah mempermudah pemakai atau user yang
kurang menguasai komputer, untuk mengerti sistem yang akan dibuat.
2.2.6.3.Kamus Data
“Kamus data atau data directory adalah katalog fakta tentang data dan
kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi”[1].
Dengan menggunakan kamus data, analisis sistem dapat mendefinisikan
data yang mengalir di sistem dengan lengkap. Pada tahap perancangan sistem,
kamus data dapat digunakan untuk merancang input, output, dan merancang
database program. Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang ada.
2.2.6.4.Normalisasi
“Normalisasi Adalah teknik yang digunakan untuk menstrukturkan data
sedemikian rupa sehingga mengurangi atau mencegah timbulnya
Proses normalisasi didalam model basis data relasional menitikberatkan
pada masalah penentuan struktur data yang paling sederhana untuk tabel-tabelnya.
Hasil proses normalisasi adalah data, records atau tabel-tabel yang konsisten
secara lojik, mudah dimengerti, dan pemeliharaannya tidak sulit dan murah.
Proses normalisasi sering digunakan sebagai salah satu pendekatan yang
dilakukan dalam perancangan skema basis data dalam bentuk normal.
Adapun Konsep-konsep yang digunakan pada normalisasi, antara lain :
1. Kunci Atribut (Key Field / Key Attribute)
Suatu kunci field yang mewakili record / tupple.
2. Kunci Kandidat (Candidate Key)
Satu atribut atau satu set atribut yang mengidentifikasikan secara unik
dari suatu entiti.
3. Kunci Primer (Primary Key)
Satu atribut atau satu set atribut yang mengidentifikasikan secara unik
dan mewakili setiap kejadian pada suatu entiti.
4. Kunci alternatif (Alternate Key)
Kunci kandidat yang dipakai sebagai kunci primer.
5. Kunci Tamu (Foreign Key)
Satu atribut atau satu set atribut dan melengkapi hubungan yang
menunjukan ke induknya.
Berikut ini merupakan bentuk-bentuk normalisasi:
Suatu tabel dapat disebut bentuk normal pertama jika semua
atributnya memiliki nilai yang atomik (atribut yang bersangkutan
tidak dapat dibagi lagi menjadi atribut-atribut yang lebih kecil) tetapi
masih mengandung redudancy (atribut yang tampil berulang-ulang)
2. Bentuk normal kedua (2NF)
Suatu tabel bentuk normal pertama yang memenuhi syarat tambahan
bahwa semua atribut bukan kuncinya hanya bergantung pada kunci
primer.
3. Bentuk normal ketiga (3NF)
Suatu tabel bentuk normal kedua yang memenuhi syarat tambahan
bahwa semua atribut bukan tidak memiliki ketergantungan transitif
terhadap kunci primer.
4. Bentuk normal Boyce-Codd (BCNF)
Suatu tabel yang memiliki semua field penentu yang merupakan
candidate key. Bentuk ini merupakan perbaikan bentuk normal ketiga.
2.2.6.5.Entity Relation Diagram (ERD) / Relasi Tabel
Entity Relationship Diagram (ERD) adalah suatu model diagram yang
menyatakan keterhubungan suatu entity dengan entity yang lain. Atau juga dapat
dikatakan sebagai sebuah teknik untuk menggambarkan informasi yang
dibutuhkan dalam sistem dan hubungan antar data-data tersebut.
Secara terjemahan dalam bahasa Indonesia, Entity Relationship Diagram
Diagram akan didapatkan data-data yang dibutuhkan sistem. Dengan begitu maka
akan didapatkan pula kejelasan aktivitas yang dilakukan dalam sistem.
Didalam Entity Relationship Diagram (ERD) dikenal beberapa
komponen, yaitu sebagai berikut :
a. Entitas (Entity)
Adalah suatu objek yang memiliki hubungan dengan objek lain.
Dalam ERD digambarkan dengan bentuk persegi panjang.
b. Hubungan (Relationship)
Dimana entitas dapat berhubungan dengan entitas lain, hubungan
ini disebut dengan entity relationship yang digambarkan dengan
garis.
Ada empat bentuk relasi dasar pada database, yaitu :
a. One-to-One
Artinya satu data memiliki satu data pasangan.
b. One-to-Many
Artinya satu data memiliki beberapa data pasangan.
c. Many-to-One
Artinya beberapa data memiliki satu data pasangan.
d. Many-to-Many
c. Atribut
Adalah elemen dari entitas yang berfungsi sebagai deskripsi
karakter entitas dan digambarkan dengan bentuk elips.
2.2.7. Konsep Basis Data
Hampir di semua aspek pemanfaatan perangkat komputer dalam sebuah
organisasi atau perusahaan senantiasa berhubungan dengan basis data. Perangkat
komputer dalam suatu organisasi atau perusahaan biasanya digunakan untuk
menjalankan fungsi pengelolaan sistem informasi, yang dewasa ini sudah menjadi
suatu keharusan demi untuk meningkatkan efisiensi, daya saing, dan kecepatan
operasional perusahaan.
2.2.7.1.Pengertian Basis Data
Basis Data terdiri dari dua kata, yaitu Basis dan Data. Basis kurang lebih
dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat bersarang atau berkumpul.
Sedangkan Data adalah representasi fakta dunia nyata mewakili suatu objek
seperti manusia, barang, hewan, peristiwa dan sebagainya.
Basis data merupakan kumpulan dari data-data yang saling terkait dan
saling berhubungan satu dengan lainnya. Basis data adalah kumpulan-kumpulan
file yang saling berkaitan.
2.2.7.2.Desain Basis Data
Penerapan basis data dalam sistem informasi disebut dengan sistem basis
data (database sistem). Sistem basis data ini adalah suatu sistem informasi yang
lain dan tersedia untuk beberapa aplikasi yang bermacam-macam di dalam suatu
organisasi.
Tujuan dari desain basis data ini adalah untuk menentukan data-data
yang dibutuhkan dalam sistem, sehingga informasi yang dihasilkan dapat
terpenuhi dengan baik. Perancangan database yang digunakan adalah untuk
memudahkan dalam mengetahui file-file database yang digunakan dalam
perancangan sistem, sekaligus untuk mengetahui hubungan antara file dari
database tersebut.
Beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam database adalah sebagai
berikut :
1. Menyimpan seluruh data dan informasi secara terpusat.
2. Mengurangi redudansi data atau duplikasi data.
3. Melakukan perubahan-perubahan data untuk menyelesaikan dan untuk
pengembangan yang akan datang.
4. Menjamin keamanan data.
2.2.8. Sistem Pendukung Keputusan 2.2.8.1.Pengertian
Definisi awalnya adalah suatu sistem yang ditujukan untuk mendukung
manajemen pengambilan keputusan. Sistem berbasis model yang terdiri dari
prosedur-prosedur dalam pemrosesan data dan pertimbangannya untuk membantu
sistem tersebut harus: (1) sederhana, (2) robust, (3) mudah untuk dikontrol, (4)
mudah beradaptasi, (5) lengkap pada hal-hal penting, (6) mudah berkomunikasi
dengannya. Secara implisit juga berarti bahwa sistem ini harus berbasis komputer
dan digunakan sebagai tambahan dari kemampuan penyelesaian masalah dari
seseorang.
Definisi lain DSS adalah (1) sistem tambahan, (2) mampu untuk
mendukung analisis data secara ad hoc dan pemodelan keputusan, (3) berorientasi
pada perencanaan masa depan, dan (4) digunakan pada interval yang tak teratur
atau tak terencanakan.
Ada juga definisi yang menyatakan bahwa DSS adalah sistem berbasis
komputer yang terdiri 3 komponen interaktif: (1) sistem bahasa – mekanisme
yang menyediakan komunikasi diantara user dan pelbagai komponen dalam DSS,
(2) knowledge system – penyimpanan knowledge domain permasalahan yang
ditanamkan dalam DSS, baik sebagai data ataupun prosedur, dan (3) sistem
pemrosesan permasalahan – link diantara dua komponen, mengandung satu atau
lebih kemampuan memanipulasi masalah yang dibutuhkan untuk pengambilan
keputusan.
Definisi terakhir adalah, istilah DSS mengacu pada “situasi dimana
sistem „final’ dapat dikembangkan hanya melalui adaptive process pembelajaran
dan evolusi”. DSS didefinisikan sebagai hasil dari pengembangan proses dimana
user DSS, DSS builder, dan DSS itu sendiri, semuanya bisa saling mempengaruhi,
2.2.8.2.Karakteristik dan kemampuan Sistem Pendukung Keputusan
Di bawah ini adalah karakteristik dan kemampuan ideal dari suatu system
pendukung keputusan :
1. Sistem pendukung keputusan menyediakan dukungan bagi pengambil
keputusan utamanya pada situasi semi terstruktur dan tak terstruktur dengan
memadukan pertimbangan manusia dan informasi terkomputerisasi.
Pelbagai masalah tak dapat diselesaikan (atau tak dapat diselesaikan secara
memuaskan) oleh sistem terkomputerisasi lain, seperti EDP atau MIS, tidak
juga dengan metode atau tool kuantitatif standar.
2. Dukungan disediakan untuk pelbagai level manajerial yang berbeda, mulai
dari pimpinan puncak sampai manajer lapangan.
3. Dukungan disediakan bagi individu dan juga bagi group. Pelbagai masalah
organisasional melibatkan pengambilan keputusan dari orang dalam group.
Untuk masalah yang strukturnya lebih sedikit seringkali hanya
membutuhkan keterlibatan beberapa individu dari departemen dan level
organisasi yang berbeda.
4. Sistem pendukung keputusan menyediakan dukungan ke pelbagai keputusan
yang berurutan atau saling berkaitan.
5. Sistem pendukung keputusan mendukung pelbagai fase proses pengambilan
keputusan: intelligence, design, choice dan implementation.
6. Sistem pendukung keputusan mendukung pelbagai proses pengambilan
atribut pengambil keputusan individu (contohnya vocabulary dan style
keputusan).
7. Sistem pendukung keputusan selalu bisa beradaptasi sepanjang masa.
Pengambil keputusan harus reaktif, mampu mengatasi perubahan kondisi
secepatnya dan beradaptasi untuk membuat Sistem pendukung keputusan
selalu bisa menangani perubahan ini. Sistem pendukung keputusan adalah
fleksibel, sehingga user dapat menambahkan, menghapus,
mengkombinasikan, mengubah, atau mengatur kembali elemen-elemen
dasar (menyediakan respon cepat pada situasi yang tak diharapkan).
Kemampuan ini memberikan analisis yang tepat waktu dan cepat setiap saat.
8. Sistem pendukung keputusan mudah untuk digunakan. User harus merasa
nyaman dengan sistem ini. User-friendliness, fleksibelitas, dukungan grafis
terbaik, dan antarmuka bahasa yang sesuai dengan bahasa manusia dapat
meningkatkan efektivitas DSS. Kemudahan penggunaan ini diiimplikasikan
pada mode yang interaktif.
9. Sistem pendukung keputusan mencoba untuk meningkatkan efektivitas dari
pengambilan keputusan (akurasi, jangka waktu, kualitas), lebih daripada
efisiensi yang bisa diperoleh (biaya membuat keputusan, termasuk biaya
penggunaan komputer).
10.Pengambil keputusan memiliki kontrol menyeluruh terhadap semua langkah
proses pengambilan keputusan dalam menyelesaikan masalah. Sistem
pendukung keputusan secara khusus ditujukan untuk mendukung dan tak
menindaklanjuti rekomendasi komputer sembarang waktu dalam proses
dengan tambahan pendapat pribadi atau pun tidak.
11.Sistem pendukung keputusan mengarah pada pembelajaran, yaitu mengarah
pada kebutuhan baru dan penyempurnaan sistem, yang mengarah pada
pembelajaran tambahan, dan begitu selanjutnya dalam proses
pengembangan dan peningkatan Sistem pendukung keputusan secara
berkelanjutan.
12.User/pengguna harus mampu menyusun sendiri sistem yang sederhana.
Sistem yang lebih besar dapat dibangun dalam organisasi user tadi dengan
melibatkan sedikit saja bantuan dari spesialis di bidang Information Systems
(IS).
13.Sistem pendukung keputusan biasanya mendayagunakan pelbagai model
(standar atau sesuai keinginan user) dalam menganalisis pelbagai keputusan.
Kemampuan pemodelan ini menjadikan percobaan yang dilakukan dapat
dilakukan pada pelbagai konfigurasi yang berbeda. Pelbagai percobaan
tersebut lebih lanjut akan memberikan pandangan dan pembelajaran baru.
14.Sistem pendukung keputusan dalam tingkat lanjut dilengkapi dengan
komponen knowledge yang bisa memberikan solusi yang efisien dan efektif
dari pelbagai masalah yang pelik.
2.2.8.3.Keuntungan Sistem Pendukung Keputusan
2. Respon cepat pada situasi yang tak diharapkan dalam kondisi yang
berubah-ubah.
3. Mampu untuk menerapkan pelbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi
berbeda secara cepat dan tepat.
4. Pandangan dan pembelajaran baru.
5. Memfasilitasi komunikasi.
6. Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja.
7. Menghemat biaya.
8. Keputusannya lebih tepat.
9. Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja
lebih singkat dan dengan sedikit usaha.
10. Meningkatkan produktivitas analisis.
2.2.8.4.Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Komponen-komponen sistem pendukung keputusan adalah :
1. Data Management. Termasuk database, yang mengandung data yang
relevan untuk pelbagai situasi dan diatur oleh software yang disebut
Database Management Systems (DBMS).
2. Model Management. Melibatkan model finansial, statistikal,
management science, atau pelbagai model kuantitatif lainnya, sehingga
dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan analitis, dan
3. Communication (dialog subsystem). User dapat berkomunikasi dan
memberikan perintah pada system pendukung keputusan melalui
subsistem ini. Ini berarti menyediakan antarmuka.
4. Knowledge Management. Subsistem optional ini dapat mendukung
subsistem lain atau bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.
2.2.8.5.Pengetahuan Tentang Hasil
Suatu hasil menentukan apa yang akan terjadi bila sebuah keputusan
diambil dan/atau arah tindakan diambil. Dalam analisis pengambilan keputusan,
biasanya dibedakan tiga jenis pengetahuan yang berhubungan dengan hasil, yaitu:
a. Kepastian yaitu pengetahuan yang lengkap dan akurat mengenai hasil tiap
pilihan. Hanya ada suatu hasil untuk setiap pilihan.
b. Resiko yaitu hasil yang mungkin timbul dapat diidentifikasi, dan suatu
kemungkinan peristiwa dapat dilekatkan pada masing-masing hasil.
c. Ketidakpastian yaitu beberapa hasil mungkin timbul dan dapat diidentifikasi,
tetapi tak ada pengetahuan mengenai kemungkinan yang dapat dilekatkan
kepada masing-masing hasilnya.
2.2.8.6.Tanggapan Keputusan
Keputusan dapat digolongkan sebagai terprogram atau tidak terprogram
berdasarkan kemampuan organisasi atau individu untuk mengadakan prarencana
atas proses pengambilan keputusan. Keputusan terprogram adalah keputusan yang
dapat dispesifikasikan sebelumnya sebagai seperangkat aturan atau prosedur
keputusan. Keputusan tidak terprogram adalah keputusan yang terjadi hanya satu
terbuka adalah tidak terprogram karena tidak mungkin menspesifikasikan
sebelumnya semua faktor.
2.2.8.7.Uraian tentang Pengambilan Keputusan
Sebuah model pengambilan keputusan yang memberitahukan pengambil
keputusan bagaimana seorang dai harus mengambil segolongan keputusan disebut
model normatif atau perspektif. Sebuah model yang menguraikan bagaimana
sesungguhnya pengambil keputusan mengambil keputusan disebut model
deskriptif. Model deskriptif berusaha menjelaskan perilaku sebenarnya dan karena
itu telah dikembangkan terutama oleh para ilmuwan keperilakuan.
2.2.8.8.Metoda ICAO (International Civil Aviation Organitation)
Adapun standar perhitungan yang digunakan dalam pembuatan runway
ini sesuai dengan ketentuan yang dikelurakan oleh ICAO,berikut bagan alir dari
Gambar 2.5 Bagan Alir ICAO
Dimana perhitungan faktor korektif dihitung dengan rumus sebagai berikut :
a. Penentuan panjang runway sementara sesuia dengan ketentuan tabel yang
dikeluarkan oleh ICAO
b. Faktor korektif elevasi (Fe)
Fe = 1 + 0.07 300/h, h : elevasi/ketinggian c. Faktor korektif temperatur
Ft = 1 + 0.01 (T –(15 - 0.0065h)), T : temperatur
d. Faktor kemiringan (effective sloope)
ARFL=(Lr
o x Ft x Fe x Fs)
e. Penentuan lebar sesuai dengan bentang yang sesuai dengan Aerodrome
Reference code
f. Ketentuan penentuan arah runway
1). Menentukan frekwensi angin untuk setiap arah dengan cara menyeleksi
data angin berapa kali kemunculan lalu mencatatnya.
2). Menghitung persentasi angin, sebagai perbandingan frekwensi angin
setiap arah dengan total frekwensi angin untuk semua arah.
3). Menghitung nilai crosswind untuk masing-masing arah dengan
persamaan linear
Dimana y adalah arah yang akan ditentukan berapa nilai crosswindnya dan x
adalah nilai crosswind arah yang lain, dan α adalah sudut antara y dengan x
4). Setelah didapat nilai crosswind lalu menjumlahkannya untuk masing
arah
5). Mencari nilai crosswind terkecil dan menjadikannya sebagai arah dari
runway
37
3.1 Analisis Sistem
Analisis sistem (system analysis) dapat didefiniskan sebagai penguraian
dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya
dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi
permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan
kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya[1].
Tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem dan sebelum
tahap perancangan sistem. Tahap analisis merupakan tahap yang paling kritis dan
sangat penting, karena kesalahan didalam tahap ini akan menyebabkan juga
kesalahan di tahap selanjutnya. Analisis sistem ini akan ditemukan beberapa data
dan fakta yang akan dijadikan bahan uji dan analisis menuju pengembangan dan
penerapan sebuah aplikasi sistem yang diusulkan.
3.1.1 Prosedur Yang Terlibat
Prosedur adalah kumpulan dari proses dalam suatu sistem yang sedang
terkait antara satu dengan yang lainnya untuk pencapai tujuan yang telah
ditetapkan[2].
Prosedur yang ada dalam pengambilan keputusan di Dinas Perhubungan
data hasil lapangan, penilaian parameter dan perhitungan untuk
pengambilan keputusan, dan prosedur pelaporan.
1. Prosedur pengolahan data hasil lapangan, penilaian parameter dan
pengambilan keputusan.
Prosedur pengolahan data hasil lapangan adalah proses rekap data hasil dari
survey dilapangan oleh pengelola data dan proses perhitungan untuk
masing-masing parameter. Proses-proses yang ada pada prosedur pengolahan data hasil
lapangan, penilaian parameter dan pengambilan keputusan sebagai berikut :
a. Rekapitulasi data hasil dari survey dilapangan oleh Staf monitoring dan
evaluasi yang terdiri dari data angin, data elevasi, data temperatur, data
kemiringan permukaan. Data angin terdiri dari data arah, data kecepatan, dan
data koefisien waktu Pencatatan. Data Temperatur terdiri dari data waktu
pencatatan, data temperatur selama setahun. Data elevasi terdiri dari data
ketinggian tanah diukur dari atas permukaan laut, sedangkan data kemiringan
permukaan (effectife sloope) adalah data perbandingan dari line center runway
dimana area yang paling tinggi dibandingkan dengan area yang paling rendah
b. Proses selanjutnya adalah penghitungan hasil yang telah diperoleh
menggunakan aplikasi Microsoft Excel untuk masing-masing parameter
berdasarkan standar evaluasi yang terdapat di pedoman kegiatan monitoring
dan evaluasi pengelolaan runway. Data hasil perhitungan kemudian akan
disimpan dalam Magnetic Disk (hardisk).
c. Dari hasil perhitungan untuk masing-masing kriteria/parameter yang terdiri
permukaan oleh staf monitoring dan evaluasi berdasarkan pedoman kegiatan
monitoring dan evaluasi pengelolaan runway, didapat hasil yang akan
memberikan informasi dalam pembuatan runway.
2. Prosedur Pelaporan
Prosedur pelaporan adalah proses penyusunan laporan kepala Dinas
perhubungan Jawa barat bagian transportasi udara. Proses-proses yang ada pada
prosedur pelaporan sebagai berikut :
a. Bagian lapangan akan melakukan pengumpulan data yang kemudan akan
diberikan kepada kepala dinas perhubungan, untuk diolah.
b. Laporan yang telah tersusun kemudian akan disahkan oleh kepala dinas
transportasi udara. Laporan-laporan yang telah disahkan kemudian akan
diserahkan kepada bagian lapangan dan akan disimpan sebagai arsip.
3.1.2 Analisis Kriteria
Kegiatan pengelolaan runway pada dasarnya adalah pengelolaan
berbagai komponen yang mempengaruhi dan menentukan terhadap nilai yang
akan didapat hasil dari perhiutngan tersebut.
Tujuan utama dilaksanakannya kegiatan pengelolaan runway ini adalah
untuk mempermudah pengelolaan saat pembuatan runway, terutama dalam
menentukan arah, dimana dalam menentukan arah ini diperlukan ketelitian dalam
perhitungan mengingat data yang diolah begitu banyak yaitu perhitungan data
angin selama setahun, penentuan arah ini bertujuan mengingat sering terjadinya
crosswind yang besar terhadap pesawat hal ini yang menyebabkan terjadinya
Permasalahan tersebut dapat dipilah menjadi beberapa kriteria yang
dapat menentukan panjang, lebar juga arah dari runway..
A. Menentukan Panjang Runway
1. Data Pesawat
Data pesawat terdiri dari nama pesawat itu sendiri, sehingga dapat ditentukan
panjang runway sementara (Lr
o) berdasarkan tabel 3.1 berikut. Berikut contoh
data tabel pesawat
Tabel 3.1 Data Pesawat beserta panjang runway rencana
No. Nama Pesawat Kriteria Pesawat Panjang Runway Sementara (sebelum faktor korektif) (m)
1 208A caravan Cessna 296
2 402C Cessna 669
3 441 Cessna 544
4 Cl600 Canadair 1737
5 CRJ-200 Canadair 1527
6 172 Cessna 272
7 206 Cessna 274
8 310 Cessna 518
9 404 Cessna 721
Setelah diketahui panjang runway sementara maka diperbaiki berdasarkan faktor
korektif dengan perhitungan sbb :
2. Elevasi
Elevasi didapat dari data ketinggian runway diatas permukaan laut .Menurut
ICAO bahwa panjang runway bertambah sebesar 7% setiap kenaikan 300 m (1000
ft) dihitung dari ketinggian di atas permukaan laut. Maka rumusnya adalah:
3. Temperatur
Pada temperatur yang tinggi dibutuhkan runway yang lebih panjang sebab
temperatur tinggi akan menyebabkan density udara yang rendah. Sebagai
temperatur standar adalah 15
o
C. Menurut ICAO panjang runway harus dikoreksi
terhadap temperatur sebesar 1% untuk setiap kenaikan 1
o
C. Sedangkan untuk
setiap kenaikan 1000 m dari permukaaan laut rata-rata temperatur turun 6.5
o
C.
Dengan dasar ini ICAO menetapkan hitungan koreksi temperatur dengan rumus:
Dengan Ft : faktor koreksi temperatur
T : temperatur dibandara, oC 4. Koreksi kemiringan runway
Faktor koreksi kemiringan runway dapat dihitung dengan persamaan berikut:
Dengan Fs : faktor koreksi kemiringan
Dimana nilai S menurut ICAO tidak boleh lebih dari 18,5% (10,5deg)
S : kemiringan runway, %
Jadi panjang runway akhir setelah diperbaiki oleh faktor korektif dengan
persamaan berikut:
Keterangan :
ARFL : Panjang runway setelah diperbaiki dengan faktor korektif
Ft = 1 + 0.01 (T –(15 - 0.0065h))
Fs = 1 + 0.1 S
ARFL=(Lr
Dengan Lr
o : Panjang runway rencana, m
Ft : faktor koreksi temperatur
Fe : faktor koreksi elevasi
Fs : faktor koreksi kemiringan
B. Menentukan lebar runway
Tabel 3.2 berikut menerangkan mengenai faktor yang mempengaruhi lebar
runway :
Tabel 3.2 Data Pesawat beserta bentang sayap
No. Nama Pesawat Kriteria Pesawat Bentang sayap pesawat (m)
1 208A caravan Cessna 15,9
2 402C Cessna 13,45
3 441 Cessna 15,1
4 Cl600 Canadair 18,9
5 CRJ-200 Canadair 21,21
6 172 Cessna 10,9
7 206 Cessna 10,9
8 310 Cessna 11,3
9 404 Cessna 14,1
Dan tabel 3.3 berikut merupakan range dari bentang sayap peswat
Tabel 3.3 Kode Referensi Bandar Udara (Aerodrome Reference code)
Kode Bentang
sayap (m)
A
B
C
D
< 15
15-24
24-36