• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Strategi Inovasi dan Pemanfaatan Teknologi Terhadap Daya Saing Bisnis Frame Sepeda Fixedgear Alphalab Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Strategi Inovasi dan Pemanfaatan Teknologi Terhadap Daya Saing Bisnis Frame Sepeda Fixedgear Alphalab Bandung"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

104

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Gani Gunawan

Tempat Tanggal Lahir : Sumedang, 16 September 1993

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-Laki Kewarganegaraan : Indonesia Alamat Asal : Sumedang

Nama Ayah : Endang Kusanadi

Nama Ibu : Mimin Mintarsih

Alamat : Jl.Ciseke No 319 (pondok Geri) Rt 05/03 cikeruh jatinangor

Email : ganigunawan16@gmail.com

DATA PENDIDIKAN

 Tahun 2000 – 2006 : SDN 1 jatinangor

 Tahun 2006– 2009 : SMPN 1 jatinangor

 Tahun 2009 – 2012 : SMAN 1 Tanjungsari

 Tahun 2012- Sekarang : Kuliah di Universitas Komputer Indonesia

(2)

BANDUNG

THE INFLUENCE INNOVATION STRATEGIES AND THE USE OF TECHNOLOGY TO BUSINESS COMPETITIVENESS FIXED GEAR BIKE FRAME ALPHALAB BANDUNG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun Oleh : Gani gunawan

21212071

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI BISNIS

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(3)

i

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, shalawat serta salam dilimpahkan kepada jungjungan Nabi besar Muhammad SAW karena dengan

kekuasaan dan pertolongannya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul “PENGARUH STRATEGI INOVASI DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI TERHADAP DAYA SAING BISNIS FRAME SEPEDA ALPHALAB BANDUNG”.

Begitu banyak hambatan dan kesulitan yang dihadapi penulis selama

menyelesaikan tugas ini, namun penulis mendapat banyak dukungan, bimbingan dan bantuan baik bersifat moril maupun materil dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang

sebesar–besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kepada :

1. Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku rektor Universitas Komputer

Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE.,Spec.Lic., selaku dekan fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Raeni Dwi Santy, SE.,M.Si selaku ketua program ptudi manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Trustorini Handayani SE., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk yang sangat berharga demi selesainya laporan ini sekaligus dosen

wali Manajemen 3.

(4)

ii penyususnan penelitian ini.

7. Adityo Saputro selaku Pemilik Dari Alphalab Bandung yang telah

mengijinkan penulis untuk meneliti perusahaannya.

8. Sahabat–sahabat saya (Bintang Pratwi irianto,Dian Agustina,Saskia Intan

Harningtyas Dan Riki Saiful Azis) yang selalu ada diwaktu penulis sedih,

galau, pusing, dan senang. Dimana ada kita disitu ada kebahagiaan.

9. Teman Teman Kampus Yang selalu memberikan Dukungan yang luarbiasa

10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan ini,

yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis berharap semoga Allah membalas segala budi baik dari semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan penelitian ini dan semoga penelitian ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan pembaca serta pihak lain

pada umumnya.

Bandung, 08 Agustus 2016 Penulis

GANI GUNAWAN

(5)

iii

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah... 9

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 9

1.2.2 Rumusan Masalah ... 10

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10

1.3.1 Maksud Penelitian ... 10

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Kegunaan Penelitian... 11

1.4.1 Kegunaan Akademi ... 12

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 12

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 13

1.5.1 Lokasi Penelitian ... 13

BAB II KERANGKA PEMIKIRAN,KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS .. 14

2.1 Kajian Pustaka ... 14

2.1.1 Strategi Inovasi... 14

2.1.1.1 Pengertian Strategi inovasi ... 14

2.1.1.2 Indikator Strategi inovasi ... 14

(6)

iv

2.1.2.1 Pengertian Pemanfaatan Teknologi... 17

2.1.2.2 Indikator Pemanfaatab Teknologi ... 21

2.1.3 Daya Saing Bisnis ... 22

2.1.3.1 Pengertian Daya Saing Bisnis ... 23

2.1.3.2 Indikator Daya Saing Bisnis ... 24

2.1.4 Penelitian terdahulu ... 26

2.2 Kerangka Pemikiran ... 28

2.3 Hipotesis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

3.1 Metode Penelitian... 35

3.1.1 Desain Penelitian ... 35

3.1.2 Operasionalisai Variabel ... 37

3.2 Sumber dan Teknik pengumpulan data ... 39

3.2.1 Sumber Data ... 40

3.2.2 Teknik penentuan data ... 42

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.2.3.1 Uji Validitas ... 44

3.2.3.2 Uji Reliabilitas ... 45

3.2.3.3 Uji MSI ( data ordinal ke interval) ... 47

3.2.4 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 48

3.2.4.1 Rancangan Analisis ... 50

3.2.4.1.1 Analisis Deskripstif (Kualitatif) ... 52

3.2.4.1.2 Analisis Verifikatif (Kuantitatif) ... 58

3.2.4.2 Pengujian Hipotesis ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 62

4.1 Metode Penelitian... 63

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 63

(7)

v

4.1.3 Deskripsi jabatan ... 66

4.1.4 Aspek kegiatan perusahaan ... 69

4.2 Karakteristik Responden ... 70

4.2.1 Data responden ... 70

4.3 Analisis Deskriptif ... 72

4.3.1 Tanggapan Responden Mengenai Persepsi Konsumen (X1) ... 72

4.3.2 Tanggapan responden mengenai motivasi konsumen (X2) ... 74

4.3.3 Tanggapan responden mengenai keputusan pembelian (Y) ... 77

4.4 Analisis Varifikatif ... 79

4.4.1 Uji asumsi regresi linier ... 79

4.4.1.1 Uji normalitas ... 79

4.4.1.2 Uji multikolinearitas... 80

4.4.1.3 Uji heteroskedastisitas ... 81

4.4.2 Analisis korelasi berganda ... 83

4.4.3 Analisis pengaruh parsial ... 85

4.4.4 Analisis Koefisien determinasi ... 88

4.4.5 Menguji keberartian koefisien Regresi ... 90

4.4.5.1 Pengujian Hipotesis secara overall (uji F) ... 95

4.4.5.2 Pengujian Hipotesis secara parsial (uji t) ... 97

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 98

5.1 Kesimpulan ... 98

5.2 Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ... 100

(8)

Andi Supangat. 2007. Statistika dalam Kajian Deskriptif Inferensial dan Nonparametik. Jakarta: Kencana.

Badera Nyoman. 2003. Teknologi Informasi dan Budaya Perusahaan: Implikasinya Terhadap Strategi Perusahaan. Denpasar: Udayana.

Budi Hermana. 2010. Mendorng daya saing di era informasi dan globalisasi: pemanfaatan mdal intelektual dan informasi sebagai basis inovasi di perusahaan. Jakarta: Gunadarma. Cooper. 2006. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT. Media Global

Edukasi.

Crevans. 1996. Pemasaran Strategis. Jakarta: Erlangga.

Emilia Widjaja. 2003. E-Business: Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Semarang: Unika Soegijapranata.

Husein Umar. 2004. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Hussey, R. 2003. Business Research. Basingstoke: Palgrave Macmillan.

Mardikanto. 1993. Penyuluhan Pembangua Pertanian. Universitas Terbuka. Jakarta.

Mohammad Abdul Mukhyi. 2008. Penerapan Teknologi Sistem Informasi danTeknologi Tepat Guna pada Usaha Kecil Menengah. Depok: Gunadarma.

Porter, Michael. 1994. Keunggulan Bersaing. Jakarta: Bina Rupa Aksara.

(9)

terhadap inovasi berkelanjutan dan kinerja pemasaran sentra industri kecil meubeul kayu di kabupaten madiun. Surabaya: STIESIA.

Sri Susilo. 2010. Strategi Meningkatkan Daya Saing Umkm Dalam Menghadapi Implementasi Cafta Dan Mea. Yogyakarta: Atma Jaya.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2006. Metode Peelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Santoso, Hieronymus Budi. 1994. Susu dan Yoghurt Kedelai.

Yogyakarta: Kanisius.

Tatang, A. 1996. Manajemen Teknologi Dan Inovasi Sebagai Kunci Daya Saing Bisnis Dalam Era Globalisasi. Jakarta.

Thurstone dalam Harun Al Rasyid. 1996:33.

Tumar Sumihardjo. 2008. Daya Saing Berbasis Potensi Daerah. Bandung: Fokusmedia.

Umi Narimawati. 2010. Analisis Korelasi dan Regresi Untuk Penelitian Ekonomi. Yogyakarta : Penerbit Andy Ofset.

Umi Narimawati. 2007. Riset Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta: Agung Media.

(10)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Melonjaknya jumlah pelaku usaha belakangan ini tentunya mengakibatkan

persaingan pasar menjadi semakin ketat. Bahkan sekarang ini persaingan antara pengusaha yang satu dengan pelaku usaha lainnya sudah dalam kondisi yang semakin kompleks, sehingga masing-masing perusahaan kini berlomba

menciptakan inovasi-inovasi baru untuk mempertahankan eksistensi bisnisnya.

Menggunakan inovasi baru untuk menghadapi persaingan pasar ternyata

cukup efektif untuk memenangkan pasar yang ada. Tanpa adanya inovasi dari para pelaku usaha, bisa dipastikan konsumen akan cepat bosan dan bisnisnya pun akan tenggelam di tengah ramainya persaingan. Karena itulah, para pelaku usaha

kecil maupun besar dituntut untuk selalu berinovasi baik dalam urusan internal perusahaan maupun untuk meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan. De

Jong & Den Hartog (2010) merinci lebih mendalam proses inovasi dalam 4 tahap sebagai berikut:

1. Melihat kesempatan

2. Mengeluarkan ide 3. Implementasi

(11)

Untuk melakukan inovasi, tentunya perusahaan memerlukan teknologi yang baik dan tepat. Teknologi juga sangat berpengaruh pada inovasi yang akan

dilakukan karena inovasi mengikuti perkembangan zaman atau perkembangan pasar sehingga produk yang dihasilkan tersebut menarik dan mampu bersaing

dengan produk yang telah lebih dulu menguasai pangsa pasar yang ada. Sehingga strategi inovasi dan pemanfaatan teknologi sangat berpengaruh terhadap daya saing produk perusahaan. Menurut Prayitno dalam Ilyas (2001), teknologi adalah

seluruh perangkat ide, metode, teknik benda-benda material yang digunakan dalam waktu dan tempat tertentu maupun untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Sedangkan menurut Miarso (2007:62) Teknologi adalah proses yang meningkatkan nilai tambah, proses tersebut menggunakan atau menghasilkan suatu produk , produk yang dihasilkan tidak terpisah dari produk lain yang telah

ada, dan karena itu menjadi bagian integral dari suatu sistem.

Tinggi rendahnya daya saing seseorang/organisasi/instansi tergantung

kepada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam kewilayahan (daerah), Tumar Sumihardjo (2008: 37-38) mengidentifikasi tentang indikator utama dan spesifik sebagai penentu daya saing. Ruang lingkup daya saing pada skala makro

meliputi: “(1) perekonomian daerah, (2) keterbukaan, (3) sistem keuangan, (4)

infrastruktur dan sumber daya alam, (5) ilmu pengetahuan dan teknologi, (6)

sumber daya alam, (7) kelembagaan, (8) governance dan kebijakan pemerintah,

dan (9) manajemen dan ekonomi mikro.”

Dengan demikian, strategi inovasi dan pemanfaatan teknologi sangat berpengaruh

(12)

Tak banyak jenis olahraga yang mampu bermetamorfosis menjadi sarana hiburan, sarana komunikasi, dan akhirnya menjadi gaya hidup. Meski tak semata

merupakan jenis olahraga, aktivitas bersepeda tampaknya menjadi fenomena. Bersepeda tumbuh menjadi hobi yang sangat populer, menjawab kebutuhan

berbagai lapisan usia, dan merambah beragam strata sosial ekonomi.

Alat fungsional yang semula merupakan sarana transportasi sederhana dan murah itu kini tak bisa dipandang remeh. Karena bergerak menjadi sebuah gaya

hidup, harga sebuah sepeda tak lagi murah, terdongkrak oleh berbagai strategi pemasaran dan pencitraan. Sebuah sepeda gunung produk massal spesifikasi

tinggi bisa bernilai hingga delapan puluhan juta rupiah! Padahal, satu dekade lalu, produk sepeda sejenis paling-paling bernilai di kisaran ratusan ribu rupiah.

Di kawasan tempat kumpul para pesepeda seperti jalur JPG (Jalur Pipa Gas),

Cimanuk, Jalur Puncak (sekitar Jakarta), Cangkringan-Kaliurang (utara Yogyakarta), atau Wonorejo (Surabaya), tiap akhir pekan bisa berkumpul ratusan

orang. Berkumpulnya ratusan pehobi sepeda itu dengan sendirinya mengundang bermacam jenis penyedia kebutuhan pesepeda yang menghidupkan perekonomian dalam skala tertentu.

Budaya bersepeda di Indonesia setidaknya dikenal sejak zaman penjajahan Belanda menjelang abad ke-19. Namun, pada masa itu hanya kalangan pangreh

praja dan kaum ningrat daerah yang mampu membeli sepeda buatan Belanda.

(13)

sepeda makin bervariasi dalam bentuk, fungsi, maupun harga. Umumnya orang

menggunakan sepeda ”kumbang”, sepeda ”jengki”, sepeda ”unta”, dan sepeda

”ontel” produksi Jepang, China, Eropa, maupun produk dalam negeri. Yang jelas,

sepeda lebih banyak berfungsi sebagai alat fungsional yang mencapai era

puncaknya, dengan penanda banyak berseliweran di jalan raya, sampai tahun 1970-an. bersepeda memperoleh momentum baru setelah tahun 1990-an muncul model sepeda baru, yakni mountain bike. Meski belum langsung populer,

bersepeda mulai kembali marak meski tidak lagi bersifat alat transportasi utama di jalan raya.

Seiring berkembangnya jaman muncul lah trend baru pada tahun 2008 yang dimana masyarkat pada masa itu mulai sadar menggunakan sepeda untuk kepentingan commuter dan banyak orang memilih sepedah jenis roadbike atau

fixed gear dan sepeda lipat. Sejak kelahiran trend itulah arus kebiasaan orang bersepeda bergeser lagi dari alat transportasi fungsional perlahan menjadi kegiatan

hobi dan akhirnya menjadi gaya hidup perkotaan.

Tingginya minat masyarakat untuk bersepeda berimbas pada munculnya berbagai komunitas sepeda, di antaranya komunitas jenis sepeda tertentu seperti

komunitas sepeda lipat, komunitas sepeda fixie, komunitas sepeda low rider, komunitas sepeda ontel, dan masih banyak komunitas lainnya selain itu dikota

bandung khususnya diberlakukan peraturan baru oleh walikota yaitu jum’at bersepeda sehingga berimbas pada persaingan bisnis antar produsen sepeda di Indonesia. Para produsen sepeda dituntut untuk menciptakan sebuah produk

(14)

Alphalab adalah sebuah pengrajin pembuat frame sepeda yang sekarang workshopnya berada di jl. Awiligar no 57 Bandung, Alphalab fokus membuat

Frame sepeda untuk penggunaan sepeda dijalan raya atau untuk keperluan commuter, pada tahun 2003 pertama kalinya alphalab membuat frame sepeda

BMX untuk menyalurkan hobi dari ownernya, barulah pada tahun 2008 alphalab mulai melihat celah peluang bisnis dan mulai serius membuat kostum frame sepeda fixed gear. Seiring berjalannya bisnis tersebut alphalab terus memperbaiki

konsep produknya dengan beberapa pegawai yang handal dibidangnya.

Ketika memuncaki masa kejayaan nya pada tahun 2011 alphalab pernah

tembus hingga Malaysia, Singapore dan Amerika akibatnya alphalab kebanjiran pesanan, meski produksinya dalam skala kecil dan menengah. Keterbatasan teknologi dalam pembuatan frame sepeda menjadi tantangan tersendiri bagi

perushaan tersebut dimana alphalab hanya menggunakan alat alat sederhana dan lebih mengandalkan keterampilan dari pegawainya dalam pembuatan frame

(15)

Berikut ini adalah table penjualan sepeda alphalab dari tahun 2012 hingga

2015.

Tabel 1.1

Penjualan Frame Sepeda Alphalab

Tahun Penjualan

2012 123

2013 78

2014 84

2015 98

Sumber : alphalab Bandung

Seiring dengan berkembangnya pabrik sepeda menyebabkan persaingan

semakin meningkat. terutama dampak persaingan ini dirasakan sekali bagi perusahaan sepeda yang masih kecil, sehingga keunggulan kompetitif menjadi

penting. Pada era sekarang ini banyak produsen frame sepeda sudah meninggalkan material Hi-ten karena saat menyambungkan/mengelas frame sulit dilakukan oleh robot karena tube yang kecil maka diperlukan orang yang

mempunyai keahlian dan ketelitian tinggi untuk mengelas frame Hi-ten. akan tetapi alphalab masih tetap menggunakan material Hi-ten dalam pembuatan frame

(16)

Alasan utama Alphalab tetap menggunakan bahan / material Hi-ten karena bahan ini mudah ditemukan dipasar selain itu harga bahan tersebut relatif lebih

murah dibandingkan material / bahan allumunium. Bahan Hi-ten ini kaku dan berat. Karena berat maka biasanya didesain dengan diameter tube kecil. Selain

berat, dapat lebih mudah timbul karat berbeda dengan bahan allumunium (alloy 6061). Frame alluminum dapat sangat kaku dan ringan karena kepadatannya begitu rendah, kompensasinya diameter tube dibuat lebih besar dan dinding tube

lebih tebal. Maka dari itu proses penyambungan yang dilakukan oleh robot mudah dilakukan. Akan tetapi Alluminum mempunyai “kelelahan” pada masa pakainya,

biasanya diatas 5 tahun alluminum tingakat kekuatan, kekakuan dan presisinya menjadi berkurang dan mudah rusak. Dan berikut ini adalah table survey awal

terhadap pemakai sepeda Alphalab Bandung.

Tabel 1.2

Survey Awal Pada Pemakai Frame Sepeda Alphalab

Variabel Indikator Keterangan

Strategi inovasi Produk

(17)

Ketersedian Warna 70% responden

Teknologi Informasi 60% responden menyatakan bahwa Teknologi Pemrosesan 30% responden

menyatakan bahwa mereka menginginkan sistem pemrosesan modern, sedangkan 70% menyatakan tidak perlu Teknologi Komunikasi 60% responden

menyatakan bahwa

Harga Bersaing 40% responden

menyatakan bahwa Frame alphalab mampu bersaing, sedangkan 60%

responden lainnya tidak

Kualitas Produk 60% responden

menyatakan bahwa mereka menyukai kualitas produk alphalab sedangkan 40% responden lainnya memilih produk lain

Keunggulan Produk 50% responden

menyatakan bahwa alphalab lebih unggul dari produk lain, sedangkan 50% responden lainnya memilih produk lain

(18)

Berdasarkan survey dari 20 orang responden, terdapat masalah pada indikator-indikator yang terjadi seperti pada strategi inovasi produk dimana para

responden menginginkan adanya bentuk frame / geometry baru, material / bahan Frame dan warna yang lebih menarik. Pada indikator pemanfaatan teknologi,

responden menginginkan adanya pemanfaatan teknologi informasi seperti website dan system pembelian lewat online sedangkan pada indikator kemampuan daya

saing responden menginginkan harga yang lebih bersaing atau yg lebih murah.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan dituangkan dalam skripsi yang berjudul :

“PENGARUH STRATEGI INOVASI PRODUK DAN PEMANFAATAN

TEKNOLOGI TERHADAP DAYA SAING BISNIS FRAME SEPEDA ALPHALAB BANDUNG”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Bagaimana inovasi produk dan pemanfaatan teknologi terhadap kemampuan daya saing Frame Sepeda alphalab sehingga mampu bersaing dengan

(19)

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang

menjadi identifikasi masalah adalah sebagai berikut :

1. Belum adanya inovasi terhadap produk dalam hal menciptakan

bentuk / geometry Frame Sepeda fixed gear alphalab bandung 2. Masih kurangnya pemanfaatan teknologi dalam kegiatan

pembuatan frame sepeda fixed gear dan ketersediaan warna produk pada alphalab bandung.

3. Perlunya peningkatan pemasaran produk melalui pengiklanan dan

promosi melalui media online dengan memanfaatkan teknologi

internet maupun media cetak atau elektronik pada alphalab bandung

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang pemikiran diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana tanggapan responden terhadap inovasi produk pada

Sepeda Alphalab Bandung

2. Bagaimana tanggapan responden terhadap pemanfaatan

teknologi pada sepeda Alphalab Bandung

3. Bagaimana daya saing produk sepeda Alphalab Bandung

4. Seberapa besar pengaruh inovasi produk dan pemanfaatan

(20)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana cara meningkatkan daya saing Frame sepeda

fixed gear Alphalab Bandung sehingga mampu bersaing dengan merek-merek lain yang sudah menguasai pangsa pasar, bagi kepentingan penelitian adalah sebagai

bahan analisis yang akan dipakai dalam kegiatan penelitian penulis,untuk menentukan

hasil akhir dari pemecah masalah.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui tanggapan responden tentang inovasi produk

Frame sepeda fixed gear Alphalab Bandung

2. Untuk mengetahui tanggapan responden tentang pemanfaatan

teknologi pada Frame sepeda fixed gear Alphalab Bandung 3. Untuk mengetahui tanggapan konsumen tentang daya saing pada

Frame sepeda fixed gear Alphalab Bandung

4. Untuk mengetahui pengaruh strategi inovasi dan pemanfaatan

teknologi terhadap daya saing pada frame sepeda fixed gear

Alphalab Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan penulis diharapkan mempunyai 2 (dua) kegunaan utama,yaitu (1) kegunaan Praktis dan (2) kegunaan

(21)

1. Kegunaan Praktis

Adapun penulis mengharapkan dari hasil penelitian ini dapat

berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan yaitu:

Bagi Perusahaan : Sebagai bahan masukan untuk atau

sumbangan informasi bagi pengelola perusahaan dalam menentukan langkah dan kebijakan perusahaan khususnya dalam menentukan strategi inovasi produk, pemanfaatan teknologi, dan

daya saing.

2. Kegunaan Akademis a. Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai strategi inovasi produk, pemanfaatan teknologi, dan daya saing.

melalui penerapan ilmu dan teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dan mengaplikasikannya kedalam teori penelitian

ini.

b. Bagi Peneliti Lain

Untuk peneliti lain diharapkan berguna sebagai bahan masukan

dan penelitian berikutnya dan dapat menambah wawasan yang dapat menambah pengetahuan tentang strategi inovasi produk,

pemanfaatan teknologi, dan daya saing.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pada upaya meningkatkan

(22)

strategi inovasi produk dan pemanfaatan teknologi terhadap daya saing bisnis frame sepeda alphalab Bandung

1.5.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di workshop alphalab bandung yang berlokasi di Jalan

awiligar No.57, Bandung, Jawa Barat 40111

1.5.2 Waktu Penelitian

Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan maret hingga bulan agustus 2016

Tabel 1.3 Waktu Penelitian

No Uraian

Waktu Kegiatan

Maret April Mei Juni Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

Survey Tempat

(23)

14 2.1.1 Definisi Inovasi

Melihat pentingnya strategi inovasi untuk mengatasi persaingan usaha,

tidak ada salahnya bila segera mencobanya untuk meningkatkan daya saing bisnis. Jangan pernah berhenti untuk berinovasi, karena para pesaing juga tidak pernah lelah untuk berkreasi. Seorang pengusaha bisa dikatakan sukses apabila mereka

tidak hanya berhasil merintis sebuah usaha, namun juga berhasil memajukan bisnisnya di tengah gempuran pasar yang semakin hari semakin padat. Ramainya

persaingan pasar dan munculnya beragam jenis peluang usaha, menuntut para pengusaha untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menyusun strategi bisnis.

Hal ini sangatlah penting, mengingat belakangan ini banyak para pemula

yang berhasil merintis usaha namun belum tentu berhasil mempertahankan kerajaan bisnisnya. Sebagian besar pelaku usaha pastinya berusaha untuk

menciptakan produk baru yang belum pernah ada sebelumnya. Strategi ini memang cukup efektif, sehingga produk yang diciptakan memiliki daya saing yang cukup kuat dan mampu bertahan di tengah padatnya persaingan pasar.

Inovasi bukan merupakan kegiatan satu kali pukul (one time phenomenon), melainkan suatu proses yang panjang dan kumulatif yang meliputi banyak proses

(24)

Pengertian Inovasi menurut UU No. 18 tahun 2002 adalah : Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yang bertujuan

mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah

ada ke dalam produk atau proses produksi. Inovasi sebagai suatu proses digambarkan sebagai proses yang siklus dan berlangsung terusmenerus, meliputi fase kesadaran, penghargaan, adopsi, difusi dan implementasi (Damanpour dkk

dalam Brazeal, D.V. dan Herbert, T.T. 1997). De Jong & Den Hartog (2003) merinci lebih mendalam proses inovasi dalam 4 tahap sebagai berikut:

a) Melihat kesempatan b) Mengeluarkan ide c) Implementasi

d) Aplikasi

Menurut Adair (1996) mengatakan ada 3 fase dalam proses inovasi sebagai berikut:

1. Generating ideas

Keterlibatan individu dan tim dalam menghasilkan ide untuk memperbaiki produk, proses dan layanan yang ada dan menciptkaan

sesuatu yang baru 2. Harvesting ideas

Melibatkan sekumpulan orang untuk mengumpulkan dan

(25)

3. Developing and implementing these ideas

Mengembangkan ide-ide yang telah terkumpul dan selanjutnya

mengimplementasikan ide tersebut.

Hussey (2003) berupaya membentuknya dalam tahapan dan dibuat dengan akronim EASIER yaitu:

1. Envisioning Yaitu proses ini meliputi penyamaan pandangan mengenai

masa depan untuk membentuk tujuan berinovasi. Visi ini harus meliputi ukuran, inovasi apa yangdilakukan untuk organisasi, ruang lingkup

inovasi, dan bagaimana visi tersebut sesuai dengan visi organisasi.

2. Activating Yaitu penyampaian visi ke publik agar tercapai sebuah

komitmen terhadap visi sehingga strategi akan relevan dengan visi begitu

pula dengan implementasi visi.

3. Supporting Yaitu tahapan ini merupakan upaya seorang pemimpin tidak

hanya di dalam memberikan perintah dan instruksi kepada bawahan, namun juga keterampilan di dalam menginspirasi bawahannya untuk bertindak inovatif. Dalam hal ini diperlukan kepekaan pemimpin dalam

memahami bawahannya. Oleh karena itu, pemimpin hendaknya bersikap empatik.

4. Installing Yaitu pada tahapan ini merupakan tahapan implementasi. Dalam

(26)

Berikut ini beberapa hal yang dapat membantu seseorang didalam memberikan masukan dalam implementasi sebuah inovasi sebagai berikut: a. meyakinkan bahwa konsekuensi yang terjadi dapat

dipahami kemudian,

b. mengidentifikasi apakah tindakan yang dilakukan

membawa perubahan,

c. mengalokasikan tanggung jawab dari berbagai tindakan

yang diterima,

d. memprioritaskan tindakan yang diterima,

e. memberikan anggaran yang sesuai, mengatur tim kerja dan

struktur yang dibutuhkan,

f. mengalokasikan orang-orang yang tepat,

g. dan menentukan kebijakan yang dibutuhkan untuk

memperlancar implementasiinovasi.

5. Ensuring Yaitu kegiatan yang meliputi monitoring dan evaluasi. Hal ini

dilakukan untuk meyakinkan bahwa tindakan yang dilakukan sudah tepat waktu dan sesuai rencana. Apabila tidak sesuai dengan rencana maka

rencana alternative apa yang dapat diambil. Selain itu, tahapan ini juga dipergunakan untuk memantau apakah hasil sesuai denganyang diharapkan

sehingga apabila tidak, maka akan dibuat langkah penyesuaian

6. Recognizing Yaitu tahapan ini meliputi segala macam bentuk penghargaan

(27)

finansial tapi dapat juga berbentuk kepercayaan, ucapan terima kasih yang tulus, serta bentuk promosi.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa ada beberapa tahap

dalam proses inovasi adalah sebagai berikut:

1. Melihat peluang

Peluang muncul ketika ada persoalan yang muncul atau dipersepsikan

sebagai suatu kesenjangan antara yang seharusnya dan realitanya. Oleh karenanya, perilaku inovatif dimulai dari ketrampilan melihat peluang. 2. Mengeluarkan ide

Ketika dihadapkan suatu masalah atau dipersepsikan sebagai masalah maka gaya berfikir konvergen yang digunakan yaitu mengeluarkan ide

yang sebanyak-banyaknya terhadap masalah yang ada. Dalam tahap ini kreativitas sangat diperlukan.

3. Mengkaji ide

Tidak Semua ide dapat dipakai, maka dilakukan kajian terhadap ide yang muncul. Gaya berfikir divergen atau mengerucut mulai diterapkan. Salah

satu dasar pertimbangan adalah seberapa besar ide tersebut mendatangkan kerugian dan keuntungan. Ide yang realistik yang diterima, sementara ide

(28)

4. Implementasi

Dalam tahap ini, keberanian mengambil resiko sangat diperlukan. Resiko

berkaitan dengan probabilitas kesuksesan dan kegagalan, oleh karenanya David McClelland menyarankan pengambilan resiko sebaiknya dalam

taraf sedang. Hal ini berakaitan dengan probabilitas untuk sukses yang disebabkan oleh kemampuan pengontrolan perilaku untuk mencapai tujuan atau berinovasi.

2.1.1.1 Strategi Inovasi

Untuk melakukan sebuah inovasi, bisa memulainya dari hal-hal yang

sederhana. Misalnya saja sebagai berikut : 1. Produk unik dan menarik

Sebagian besar pelaku usaha pastinya berusaha untuk menciptakan produk

baru yang belum pernah ada sebelumnya. Strategi ini memang cukup efektif, sehingga produk yang diciptakan memiliki daya saing yang cukup kuat dan

mampu bertahan di tengah padatnya persaingan pasar. Selain menciptakan produk baru, mengembangkan produk yang sudah ada menjadi produk yang luar biasa. Dalam hal ini bisa meningkatkan kualitasnya, memperbaharui

bentuknya, atau mempercantik kemasan produknya 2. Manfaatkan teknologi modern

(29)

bisa lebih teliti untuk mengurangi resiko kesalahan kerja yang disebabkan oleh human error.

3. Meningkatkan kualitas SDM

Untuk menciptakan produk yang inovatif, tentunya dibutuhkan sumber daya

manusia yang berkompetensi dan memiliki kreativitas cukup tinggi. Karenanya sebelum merencanakan sesuatu yang inovatif, penting bagi perusahaan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan

sesuai dengan perkembangan perusahaan. Sebab, tanpa tangan-tangan kreatif, mustahil sebuah produk inovatif bisa tercipta.

4. Tingkatkan Pelayanan

Disamping strategi inovasi dengan menciptakan sebuah produk, perusahaan juga bisa menawarkan pelayanan khusus bagi konsumen. Misalnya saja

melayani pemesanan secara online, memberikan layanan delivery order, serta menawarkan paket one stop service untuk memberikan total solusi bagi para

konsumen.

Menurut I Ketut Gede (2006. Hal : 104) strategi inovasi adalah sebuah cara untuk mengatasi persaingan usaha. Dan didalam persaingan bisnis

manufaktur terdapat 3 indikator yaitu : warna, material dan bentuk dari produk itu sendiri. Sebuah perusahaan bisnis tidak ada salahnya mencobanya untuk

meningkatkan daya saing bisnis. Jangan pernah berhenti untuk berinovasi, karena para pesaing juga tidak pernah lelah untuk berkreasi. Seorang pengusaha bisa dikatakan sukses apabila mereka tidak hanya berhasil merintis

(30)

pasar yang semakin hari semakin padat. Ramainya persaingan pasar dan munculnya beragam jenis peluang usaha menuntut para pengusaha untuk lebih

kreatif dan inovatif dalam menyusun strategi bisnis. (http://strategiinovasi.google.com)

2.1.2 Pemanfaatan Teknologi

Teknologi diartikan sebagai ilmu terapan dari rekayasa yang diwujudkan

dalam bentuk karya cipta manusia yang didasarkan pada prinsip ilmu pengetahuan. Menurut Miarso (2007) pemanfaatan teknologi adalah suatu bentuk

proses yang meningkatkan nilai tambah, proses yang berjalan dapat menggunakan atau menghasilkan produk tertentu dimana produk yang tidak tepisah dari produk yang sudah ada. Sedangkan menurut Prayitno dalam Ilyas (2001), pemanfaatan

teknologi adalah seluruh perangkat ide, metode, teknik benda-benda material yang digunakan dalam waktu dan tempat tertentu maupun untuk memenuhi kebutuhan

manusia, adapun unsur unusr pemanfaatan teknologi sebagai berikut :

a. Teknologi data yakni perangkat keras dan perangkat lunak yang

digunakan untuk menangkap, menyimpan dan mengelola data. b. Teknologi pemrosesan yakni perangkat keras dan perangkat lunak

yang digunakan untuk mengubah data menjadi informasi yang

bermamfaat.

c. Teknologi komunikasi yakni perangkat keras dan perangkat lunak

yang digunakan untuk menghubungkan teknologi data dan

(31)

Sedangkan menurut Mardikanto (1993), teknologi adalah suatu perilaku produk, informasi dan praktek-praktek baru yang belum banyak diketahui,

diterima dan digunakan atau diterapkan oleh sebagian warga masyarakat dalam suatu lokasi tertentu dalam rangka mendorong terjadinya perubahan individu dan

atau seluruh warga masyarakat yang bersangkutan. Dari beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa teknologi adalah hal-hal yang baru yang belum diketahui, diterima dan digunakan banyak orang dalam suatu lokasi tertentu

baik berupa ide maupun berupa benda atau barang. Suatu teknologi dapat diterima oleh masyarakat khususnya petani jika teknologi tersebut memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut:

(1) segi teknis mudah digunakan,

(2) segi ekonomi dapat memberi keuntungan, dan

(3) segi sosial budaya dapat diterima serta tidak bertentangan

dengan norma-norma yang ada/berlaku.

2.1.2.1 Dampak Perkembangan Teknologi

Teknologi Informasi telah mampu mengubah lingkungan bisnis menjadi dinamis dan berinteraksi dengan perkembangan teknologi informasi yang

menyebabkan transformasi bisnis dan organisasi.

Teknologi informasi dalam perkembangannya telah mampu berperan

sebagai katalisator untuk pembentukan dan penyusunan kembali organisasi dan berperan aktif sebagai agen perubahan yang dramatis untuk memperoleh perbaikan yang radikal dalam kinerja organisasi, baik dalam kualitas, biaya,

(32)

Tipe dan fungsi peranan teknologi informasi ini secara langsung akan berpengaruh terhadap rancangan atau desain struktur organisasi perusahaan; dan

struktur organisasi departemen, divisi, atau unit terkait dengan sistem informasi, teknologi informasi, dan manajemen informasi.

5 (lima) peranan mendasar teknologi informasi dalam struktur organisasi : a. Fungsi Operasional yang membuat struktur organisasi

menjadi lebih ramping dan jauh dari sifat birokratis karena

sejumlah aspek administratif yang ketat dan teratur telah diambil alih fungsinya oleh teknologi informasi. Karena

sifat penggunaannya yang menyebar di seluruh fungsi organisasi, maka unit terkait dengan manajemen teknologi

informasi akan menjalankan fungsinya sebagai “supporting

agency” dimana teknologi informasi dianggap sebagai

sebuah “firm infrastructure”.

b. Fungsi Monitoring and Control mengandung arti bahwa

keberadaan teknologi informasi akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan aktivitas dilevel manajerial –

embedded di dalam setiap fungsi manajer - sehingga struktur organisasi unit terkait dengannya harus dapat

memiliki “span of control” atau “peer relationship” yang

(33)

c. Fungsi Planning and Decision mengangkat teknologi

informasi ke tataran peran yang lebih strategis lagi karena

keberadaannya sebagai enabler dari rencana bisnis

perusahaan dan merupakan sebuah “knowledge generator”

bagi para pimpinan perusahaan yang dihadapkan pada realitas untuk mengambil sejumlah keputusan penting sehari-harinya. Tidak jarang perusahaan yang pada

akhirnya memilih menempatkan unit teknologi informasi sebagai bagian dari fungsi perencanaan dan/atau

pengembangan korporat karena fungsi strategis tersebut diatas.

d. Fungsi Communication secara prinsip termasuk ke dalam

“firm infrastructure” dalam era organisasi moderen dimana

teknologi informasi ditempatkan posisinya sebagai sarana

atau media individu perusahaan dalam berkomunikasi, berkolaborasi, berkooperasi, dan berinteraksi. Seperti halnya pada Fungsi Operational, unit teknologi informasi

akan menempatkan dirinya sebagai penunjang aktivitas sehari-hari perusahaan.

e. Fungsi Interorganisational merupakan sebuah peranan yang

cukup unik karena dipicu belakangan ini oleh semangat globalisasi yang memaksa perusahaan untuk melakukan

(34)

perusahaan lain. Konsep kemitraan strategis atau partnerships berbasis teknologi informasi seperti pada

implementasi Supply Chain Management atau Enterprise Resource Planning membuat perusahaan melakukan

sejumlah terobosan penting dalam mendesain struktur organisasi unit teknologi informasinya. Bahkan tidak jarang ditemui perusahaan yang cenderung melakukan kegiatan

pengalihdayaan atau outsourcing sejumlah proses bisnis terkait dengan manajemen teknologi informasinya ke pihak

lain demi kelancaran bisnisnya. (www.google.com)

2.1.3 Daya Saing Perusahaan

2.1.3.1 Pengertian Daya Saing

Secara bebas, Tumar Sumihardjo (2008:8), memberikan penjelasan tentang istilah daya saing ini, yaitu: “Kata daya dalam kalimat daya saing bermakna kekuatan, dan kata saing berarti mencapai lebih dari yang lain, atau

beda dengan yang lain dari segi mutu, atau memiliki keunggulan tertentu. Artinya daya saing dapat bermakna kekuatan untuk berusaha menjadi unggul dalam hal

tertentu yang dilakukan seseorang, kelompok atau institusi tertentu.”

Porter (1994: ix-xvii) dalam Tumar Sumihardjo (2008:8) menyebutkan bahwa: istilah daya saing sama dengan competitiveness atau competitive.

(35)

Hal senada diungkapkan oleh Rangkuti (2003) dalam Kuncoro (2008:73),

bahwa: “Keunggulan bersaing merupakan kegiatan spesifik yang dikembangkan

oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya”.

Kata unggul, berdasarkan pendapat Tumar Sumihardjo (2008) dan

Rangkuti (2003) di atas, merupakan posisi relatif organisasi terhadap organisasi lainnya. Hal ini seperti diungkapkan oleh Agus Rahayu (2008:66) bahwa:

Keunggulan merupakan posisi relatif dari suatu organisasi terhadap

organisasi lainnya, baik terhadap satu organisasi, sebagian organisasi atau keseluruhan organisasi dalam suatu industri. Dalam perspektif pasar, posisi relatif

tersebut pada umumnya berkaitan dengan nilai pelanggan (customer value). Sedangkan dalam perspektif organisasi, posisi relatif tersebut pada umumnya berkaitan dengan kinerja organisasi yang lebih baik atau lebih tinggi.

2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Daya Saing

Tinggi rendahnya daya saing seseorang/organisasi/instansi tergantung

kepada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam kewilayahan (daerah), Tumar Sumihardjo (2008: 37-38) mengidentifikasi tentang indikator utama dan spesifik sebagai penentu daya saing. Ruang lingkup daya saing pada skala makro

meliputi: “(1) perekonomian daerah, (2) keterbukaan, (3) sistem keuangan, (4)

infrastruktur dan sumber daya alam, (5) ilmu pengetahuan dan teknologi, (6)

sumber daya alam, (7) kelembagaan, (8) governance dan kebijakan pemerintah, dan (9) manajemen dan ekonomi mikro.”

Tumar Sumihardjo (2008) lebih jauh menjelaskan bahwa ruang lingkup

(36)

pendidikan dan teknologi, regulasi serta manajemen, dimana satu dengan yang lainnya memiliki keterikatan.

Selanjutnya pendapat lainya, dikemukan oleh Agus Rahayu (2008:65) yang menyebutkan ada beberapa aspek yang dapat menjadi daya tarik suatu

organisasi hingga organisasi tersebut akan memiliki daya saing, antara lain: “(1)

aspek pertumbuhan pasar, yang mencakup: ukuran pasar, tingkat pertumbuhan dan potensi pasar; (2) aspek intensitas persaingan, mencakup: jumlah organisasi,

kemudahan untuk masuk dan produk substitusi; serta (3) aspek akses pasar.”

Crevans (1996) mengutip pendapat Day & Wensley menyebutkan bahwa

keunggulan bersaing dipandang sebagai suatu proses dinamis. Prosesnya meliputi sumber keunggulan, keunggulan posisi, dan prestasi akhir suatu investasi laba untuk mempertahankan keunggulan bersaing.

2.1.3.3 Indikator Daya Saing

Menurut Porter (2008:419) indikator daya saing yaitu: a) Harga bersaing

b) Kualitas produk c) Keunggulan produk

2.2 Penelitian Terdahulu

Selanjutnya untuk mendukung penelitian ini, dapat di sajikan daftar penelitian

(37)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu NO Judul Penelitian /

Judul Referensi

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

(38)

2 Pengaruh kreativitas

(39)

5 Teknologi informasi

Melonjaknya jumlah pelaku usaha belakangan ini tentunya mengakibatkan persaingan pasar menjadi semakin ketat. Bahkan sekarang ini persaingan antara

pengusaha yang satu dengan pelaku usaha lainnya sudah dalam kondisi yang semakin kompleks, sehingga masing-masing perusahaan kini berlomba menciptakan inovasi-inovasi baru untuk mempertahankan eksistensi bisnisnya.

Menggunakan inovasi baru untuk menghadapi persaingan pasar ternyata cukup efektif untuk memenangkan pasar yang ada. Tanpa adanya inovasi dari

para pelaku usaha, bisa dipastikan konsumen akan cepat bosan dan bisnisnya pun akan tenggelam di tengah ramainya persaingan. Karena itulah, para pelaku usaha kecil maupun besar dituntut untuk selalu berinovasi baik dalam urusan internal

perusahaan maupun untuk meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan. Untuk melakukan sebuah inovasi, bisa memulainya dari hal-hal yang

(40)

Sebagian besar pelaku usaha pastinya berusaha untuk menciptakan produk baru yang belum pernah ada sebelumnya. Strategi ini

memang cukup efektif, sehingga produk yang diciptakan memiliki daya saing yang cukup kuat dan mampu bertahan di tengah

padatnya persaingan pasar. Selain menciptakan produk baru, perusahaan juga bisa mengembangkan produk yang sudah ada menjadi produk yang luar biasa. Dalam hal ini perusahaan bisa

meningkatkan kualitasnya, memperbaharui bentuknya, atau mempercantik kemasan produknya.

b. Manfaatkan teknologi modern

Strategi inovasi juga bisa dijalankan dengan memanfaatkan bantuan teknologi modern dalam setiap proses produksi maupun operasional usaha. Dengan begitu perusahaan bisa lebih produktif,

memiliki daya saing produk yang lebih tinggi, serta bisa lebih teliti untuk mengurangi resiko kesalahan kerja yang disebabkan oleh

human error.

2.3.1 Keterkaitan Inovasi Produk Terhadap Daya Saing Perusahaan

Inovasi sebagai suatu proses digambarkan sebagai proses yang siklus dan

berlangsung terusmenerus, meliputi fase kesadaran, penghargaan, adopsi, difusi dan implementasi (Damanpour dkk dalam Brazeal, D.V. dan Herbert, T.T. 1997). De Jong & Den Hartog (2003) merinci lebih mendalam proses inovasi dalam 4

(41)

a. Melihat kesempatan b. Mengeluarkan ide

c. Implementasi d. Aplikasi

Prakosa (2005:51) menjelaskan bahwa daya saing suatu produk merupakan salah satu faktor penentu dari kesuksesan produk baru (hingga suatu produk inovasi harus mempunyai keunggulan dibandingkan dengan produk lain

sejenis). Keunggulan daya saing tersebut tidak lepas dari pengembangan produk inovasi yang dihasilkan sehingga akan mempunyai keunggulan dipasar yang

selanjutnya akan menang dalam persaingan.

2.3.2 Keterkaitan Pemanfaatan Teknologi Terhadap Daya Saing Perusahaan Teknologi diartikan sebagai ilmu terapan dari rekayasa yang diwujudkan

dalam bentuk karya cipta manusia yang didasarkan pada prinsip ilmu pengetahuan. Menurut Prayitno dalam Ilyas (2001), teknologi adalah seluruh

perangkat ide, metode, teknik benda-benda material yang digunakan dalam waktu dan tempat tertentu maupun untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sedangkan menurut Mardikanto (1993), teknologi adalah suatu perilaku produk, informasi

dan praktek-praktek baru yang belum banyak diketahui, diterima dan digunakan atau diterapkan oleh sebagian warga masyarakat dalam suatu lokasi tertentu dalam

(42)

Dengan demikian, untuk meningkatkan daya saing perlu diterapkan beberapa inovasi-inovasi terhadap produk dan juga pemanfaatan teknologi untuk

meningkatkan daya saing perusahaan.

2.3.3 Keterkaitan Inovasi Produk dan Pemanfaatan Teknologi terhadap Daya Saing perusahaan

Inovasi teknologi menjadi semakin meningkat kompleksitas, biaya, dan resikonya sebagai timbal balik dari perubahan proses bisnis, tekanan persaingan

yang tinggi, dan perubahan drastis dan cepat dari teknologi itu sendiri. Teknologi adalah sumber daya penting dan merupakan sub sistem dari organisasi. Dengan

demikian, teknologi memiliki implikasi kritis terhadap daya saing dan keuntungan jangka panjang. Untuk tetap bertahan dan unggul dalam persaingan pasar.

perusahaan perlu memberikan perhatian dan mampu memperoleh

keunggulan dari peluang teknologi untuk mendukung strategi bisnis serta meningkatkan operasi dan layanannya. Dalam hal ini, keberhasilan organisasi atau

perusahaan sebagian ditentukan oleh daya tanggap dan adaptasi terhadap inovasi dan teknologi (Higa dkk, 1997). Sehingga penulis merangkum berbagai pendapat serta teori menyangkut strategi inovasi, pemanfaatan teknologi dan daya saing

(43)

Paradigma Penelitian

Menurut Sugiyono (2007:93), hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap yang diberikan, baru didasarkan pada teori yang relevan bukan di dasarkan pada faktor faktor empiris yang diperoleh dari pengumpulan

data.

Berdasarkan tujuan penelitian yang di deduksi melalui proposisi yang ada

dalam paradigma penelitian, maka hipotesis dari laporan penelitian ini adalah sebagai berikut:

(44)

H2 : pemanfaatan teknologi berpengaruh terhadap daya saing di Alphalab

Bandung

(45)

35

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode penelitian menurut Sugiyono (2015:2)

adalah sebagai berikut:

“Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,

memecahkan dan mengantisipasi masalah”

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode penelitian ini menggunakan metode

deskriptif dan verifikatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui pengaruh atau hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek

yang diteliti.

Pengertian metode deskriptif menurut Sugiyono (2011:147) adalah sebagai

berikut:

“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

(46)

Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan rumusan masalah satu sampai lima. Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan

masalah-masalah yang ada sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data dapat dikumpulkan, dianalisis, dan ditarik kesimpulan dengan teori-teori yang telah

dipelajari, untuk kemudian ditarik kesimpulan.Adapun tujuan penelitian Deskriptif menurut Husein Umar (2004:47) yaitu untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa

sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.

Pendekatan verifikatif menurut Sugiyono (2005 : 21) adalah : “metode

verifikatif adalah memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain

dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.

Tujuan dari metode verifikarif yaitu merupakan pembuktian untuk menguji hipotesis hasil penelitian deskriptif melalui suatu perhitungan statistik,

Penelitian yang digunakan untuk menguji variabel X1 dan X2 pengaruhnya terhadap Y yang akan diteliti. sehingga didapat hasil pembuktian yang menunjukkan hipotesis ditolak atau diterima. Dengan menggunakan metode

penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai

objek yang diteliti. Adapun obyek yang di uji dalam penelitian ini adalah

“Pengaruh Strategi Inovasi Produk Dan Pemanfaatan Teknologi Terhadap Daya

(47)

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan, penelitian ini menggunakan Metode Survei Penjelasan ( Explanatory Survey Method). Sesuai

dengan hipotesis yang diajukan, dalam penelitian akan digunakan statistika yang cocok, untuk itu dalam analisis menggunakan multiple regrestion (regresi

berganda).

3.1.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai

pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna

bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam

melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat.

Tabel 3.1

T-1 Deskriptif Exsplanatory

dan

T-2 Deskriptif Exsplanatory

dan

T-3 Deskriptif Exsplanatory

(48)

Menurut Sugiyono (2009:26), menjelaskan proses penelitian dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Sumber masalah 2. Rumusan masalah

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis

5. Metode penelitian

6. Menyusun instrument penelitian 7. Kesimpulan

Berdasarkan proses penelitian yang dijelaskan diatas, maka desain

penelitian pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Sumber masalah

Peneliti menentukan masalah-masalah sebagai fenomena untuk dasar penelitian yaitu variabel Seleksi, variabel Pengaruh Strategi Inovasi

Produk Dan Pemanfaatan Teknologi Terhadap Daya Saing Bisnis Frame Sepeda Fix Gear Alphalab Bandung

2. Perumusan masalah

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Proses penemuan masalah merupakan tahap penelitian yang paling sulit karena tujuan penelitian ini

(49)

Rumusan masalah atau pertanyaan penelitian akan mempengaruhi pelaksanaan tahap selanjutnya didalam tahap penelitian. Pada penelitian

ini masalah-masalah dirumuskan melalui suatu pertanyaan, yang akan diuji dengan cara menguji hipotesis.

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan

Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis) maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan

dengan masalah dan berfikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan

jawaban sementara terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian yang merupakan

tahap penelitian dengan menguji terpenuhinya kriteria pengetahuan yang rasional.

4. Pengajuan hipotesis

Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada

pembuktian secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang dibuat pada penelitian ini adalah Pengaruh Strategi Inovasi

Dan Pemanfaatan Teknologi Terhadap Kemampuan Daya Saing Perusahaan. Untuk langkah-langkah pengujian hipotesis yaitu menentukan variabel pengukuran, menentukan hipotesis nol (Ho), menentukan

(50)

5. Metode penelitian

Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu

adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang di kehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah, tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada penelitian ini metode penelitian

yang digunakan adalah teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dan verifikatif.

6. Menyusun instrument penelitian

Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun instrument penelitian. Instrument ini digunakan sebagai alat

pengumpul data. Instrument pada penelitian ini berbentuk kuesioner, untuk pedoman perkembangan perusahaan. Sebelum instrument digunakan untuk

pengumpulan data, maka instrument penelitian harus terlebih dulu di uji validitas dan reliabilitasnya. Dimana validitas digunakan untuk mengukur kemampuan

7. Kesimpulan

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian

(51)

Gambar 3.1 Desain Penelitian

3.1.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Operasionalsasi variabel dimaksudkan untuk memperjelas variabel-variabel yang diteliti beserta pengukuran-pengukurannya. Dalam penelitian ini

terdapat dua variabel penelitian yaitu :

1. Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat), Sugiyono (2009:59). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah

Strategi Inovasi dan Pemanfaatan Teknologi. 2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas, Sugiyono (2009:59). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel Dependent (terikat) Daya Saing Bisnis.

X1

X2

(52)

Untuk lebih jelasnya, operasionalisasi variabel penelitian ini dapa dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.2 Operasional Variabel

(53)

Variabel Konsep Variable Indikator Ukuran Sumber data Skala

3.2 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.1 Sumber Data

Penulis melakukan penelitian ini untuk mendapatkan data mengenai objek yang

akan diteliti, data tersebut dapat dikelompokkan kedalam dua jenis data : 1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diambil langsung dari responden secara langsung yang dikumpulkan melalui survei lapangan dengan menggunakan teknik pengumpulan tertentu yang dibuat untuk itu. (Umi Narimawati 2007:76)

2. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data penunjang yang digunakan untuk

(54)

penelitian terdahulu, serta materi perkuliahan yang berhubungan dengan objek data yang akan diteliti oleh penulis. (Umi Narimawati 2007:76)

3.2.2 Teknik Penentuan Data 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2009:115), populasi adalah “Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Populasi dari penelitian ini adalah pembeli frame sepeda fixgear

alphalab pada bulan januari hingga maret 2016 sebanyak 34 frame sepeda. Alasan

penulis memilih populasi tersebut dikarenakan terdapat rekap data pembeli yang lengkap sehingga memudahkan penulis dalam menyelesaikan penelitian ini selain itu pada bulan terdapatnya sebuah Event fixedgear yang selalu rutin

diselenggarakan tiap tahun nya.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2009:116), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik yang di ambil dalam penelitian dilakukan dengan teknik sampling jenuh. Sampling Jenuh adalah teknik

penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2012:96). Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil,

(55)

digunakan untuk pengukuran kuesioner adalah Pembeli / Konsumen Frame sepeda Alphalab Bandung sebanyak 34 Pembeli Frame sepeda Alphalab.

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan pengumpulan data lapangan dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada intansi yang menjadi objek untuk mendapatkan data

primer (data yang di peroleh langsung dari Alphalab Bandung Bandung). 1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan peninjauan langsung terhadap obyek yang diteliti, seperti :

a) Angket (Kuesioner)

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

kemudian dijawabnya. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya akan dihitung secara statistik. Kuesioner tersebut berisi daftar pertanyaan yang ditunjukkan kepada responden

yang berhubungan dalam penelitian ini karena data ini bersifat ordinal/rasio maka selanjutnya nilai – nilai dari alternatif tersebut dijumlahkan untuk setiap

(56)

Tabel 3.3 Skala Likert

Jawaban Bobot Nilai

a. Sangat Setuju (SS) 5

b. Setuju (S) 4

c.Cukup (C) 3

d. Tidak Setuju (TS) 2

e. Sangat Tidak Setuju (STS) 1

b) Pengamatan (Observasi)

Dengan mengadakan penelitian dan pengamatan secara langsung terhadap

kegiatan dan keadaan dialokasi penelitian guna memperoleh data dan informasi mengenai subyek penelitian.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner sebagai data penelitian.

Sebelum kuesioner atau instrument penelitian disebarkan kepada responden terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Pengujian validitas

(57)

3.2.3.1 Uji Validitas

Menurut Cooper (2006:720) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan

Linna Ismawati(2010:42), validitas adalah :

“Validity is a characteristic of measurement concerned with the extent

that a test measures what the researcher actually wishes to measure”.

Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi diantara masing

– masing pernyataan dengan skor total. Adapun rumus dari pada korelasi pearson

adalah sebagai berikut :

� ∑ � ∑ ∑ �

√ ∑ ∑ ∑ � ∑ �

Keterangan :

r = Koefisien korelasi pearson x = Skor item pertanyaan y = Skor total item pertanyaan

N = Jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba instrument

Apabila koefisien korelasi yang diperoleh lebih besar atau sama dengan 0,30, maka item tersebut dinyatakan valid (Barker et al, 2002; 70). Hal ini berarti, instrumen penelitian tersebut memiliki derajat ketepatan dalam mengukur variabel

(58)

dinyatakan tidak valid, dan tidak akan diikutsertakan dalam pengujian hipotesis atau instrumen tersebut dihilangkan dari pengukuran variabel. Pengujian validitas

dalam penelitian ini dapat dilakukan. Berikut adalah hasil uji validitas yang disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.4

(Sumber: Hasil pengolahan data : 2016)

Pada tabel di atas menunjukkan hasil uji validitas seluruh pertanyaan yang

digunakan untuk mengukur Strategi Inovasi, Pemanfaatan Teknologi dan Daya Saing. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa seluruh pertanyaan yang digunakan

(59)

3.2.3.2 Uji Reliabilitas

Menurut Cooper (2006:716) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:43), reliabilitas adalah :

“Reliability is a characteristic of measurenment concerned with accuracy,

precision, and consistency”

Meskipun reliabilitas mempunyai berbagai nama lain seperti keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi dan sebagainya, namun ide pokok

yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2001:4).

Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil

yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran tersebut.

Teknik perhitungan koefisien reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode Alpha-Cronbach dengan rumus sebagai berikut:

(60)

Selanjutnya Uji reliabilitas dilakukan dengan membandingkan koefisien

realibilitas atau rhitung dengan rtabel, karena n (jumlah responden) = 34 maka

diketahui rtabel sebesar 0,339 berikut adalah hasil uji reliabilitas yang disajikan

dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel rhitung rtabel Kesimpulan Strategi Inovasi (X1) 0,817 0,339 Reliabel

Pemanfaatan Teknologi (X2) 0,647 0,339 Reliabel

Daya Saing (Y) 0,619 0,339 Reliabel

(Sumber: Hasil pengolahan data : 2016)

Pada tabel di atas dapat dilihat koefisien reliabilitas yang diperoleh adalah seluruhnya lebih besar dengan dari rtabel yaitu 0,339, sehingga alat ukur yang

digunakan dinyatakan reliabel.

Berdasarkan hasil pengujian validitas dan reliabilitas yang telah diuraikan di atas, penulis menyimpulan bahwa keseluruhan jumlah pertanyaan yang

(61)

3.2.3.3 Uji MSI (Method of Successive Interval )

Data yang diperoleh sebagai hasil penyebaran dari kuesioner bersifat

ordinal, maka agar analisis dapat dilanjutkan maka skala pengukurannya harus dinaikkan ke skala pengukuran yang lebih tinggi, yaitu skala pengukuran interval

agar dapat diolah lebih lanjut. Untuk itu maka digunakan Method of Succesive Interval (MSI) dari Thurstone dalam Harun Al Rasyid (1996:33), yang pada dasarnya adalah suatu prosedur untuk menempatkan setiap objek ke dalam

interval.

Langkah-langkah dalam MSI (Umi Narimawati, 2007:82) adalah sebagai berikut :

a. Perhatikan banyaknya responden yang memberikan respon yang ada (1),

artinya hitung frekuensi setiap skor.

b. Tentukan frekuensi kumulatif yaitu dengan menjumlahkan terus dari setiap

skor.

c. Tentukan proporsi kumulatif dengan cara membagi frekuensi kumulatif

dengan total frekuensi. Proporsi kumulatif dianggap mengikuti distribusi

normal baku.

d. Selanjutnya adalah menghitung nilai z berdasarkan pada proporsi

kumulatif diatas.

e. Dari nilai z yang diketahui tersebut tentukan nilai densitynya.

f. Hitung SV (Scale Value = nilai skala) untuk masing-masing proporsi

(62)

dengan rumus:

Keterangan:

 Density at lower limit = Kepadatan Batas Bawah

 Density at upper lim = Kepadatan Batas Atas

 Area under lower limit = Daerah di Bawah Batas Bawah

 Area under upper limit = Daerah di Bawah Batas Atas

g. Mengubah Scale Of Value (SV) terkecil menjadi sama dengan satu (1) dan

mentrasformasikan masing-masing skala menurut perubahan skala terkecil sehingga diperoleh Transformed Scale Of Value (TSV) dengan rumus

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.2.5.1 Rancangan Analisis

Menurut Narimawati umi (2010:41), rancangan analisis dapat di

definisikan sebagai berikut :

“Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam katagori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan

(63)

3.2.1.5.1 Analisis Data Deskriptif

Dalam pelaksanaan, penelitian ini menggunakan jenis atau alat bentuk

penelitian deskriptif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan. Penelitian Deskriptif adalah jenis penelitian yang menggambarkan apa yang dilakukan oleh Pembeli / pemakai Sepeda Fix Gear Alphalab

Bandung berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk selanjutnya diolah menjadi data. Data tersebut kemudian dianalisis untuk memperoleh suatu kesimpulan.

Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana masing masing variabel penelitian. Metode kualitatif yaitu metode pengolahan data

yang menjelaskan pengaruh dan hubungan yang dinyatakan dengan kalimat. Analisis kualitatif digunakan untuk melihat faktor penyebab. Langkah-langkah

yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:

a. Setiap indikator yang dinilai oleh karyawan, diklasifikasikan dalam lima

alternatif jawaban dengan menggunakan skala ordinal yang

menggambarkan peringkat jawaban.

b. Dihitung total skor setiap variabel / subvariabel = jumlah skor dari seluruh

indikator variabel untuk semua karyawan.

c. Dihitung skor setiap variabel/subvariabel = rata-rata dari total skor.

d. Untuk mendeskripsikan jawaban karyawan, juga digunakan statistik

deskriptif seperti distribusi frekuensi dan tampilan dalam bentuk tabel ataupun grafik.

e. Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel penelitian ini,

Gambar

Gambar 2.1 2.4 Hipotesis
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.3 Skala Likert
Tabel 3.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan arus investasi atau penanaman modal masuk ke Indonesia , baik penanaman modal dari dalam negeri maupun

Sakii bawah tertutup kanan dan kiri j.. Ploi baju belakang tertutup

Pemerintah orde baru ketika itu melakukan “pukul rata” dalam memutuskan undang-undang peraturan tanpa mengindahkan apakah daerah tersebut sesuai dengan arah kebijakan tersebut karena

Untuk memperoleh peningkatan daya ledak otot tungkai dapat digunakan pelatihan plyometric depth jump 10 repetisi 3 set bagi para pelatih bolabasket untuk

Perkembangan batik Suminar, perkembangan baik Suminar cukup baik hal ini dibuktikan sejak motif pertama yang dibuat yaitu pada tahun 2003 hingga tahun 2014, tidak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi kerja terhadap kinerja pegawai dan penelitian Cahyono (2012) menunjukkan bahwa gaya

Terjadi peningkatan C-organik tanah dengan pemberian sludge palm oil diduga adanya sumbangan karbon dari dekomposisi sludge palm oil ke dalam tanah, hal ini sejalan dengan

Kegiatan pada kunjungan kedua dilakukan pendalaman informasi potensi wisata yang didapat pada diawal melalui forum diskusi yang lebih besar dengan melibatkan