• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penilaian Kualitas Perangkat Lunak Pada Perangkat Lunak web Server

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penilaian Kualitas Perangkat Lunak Pada Perangkat Lunak web Server"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

iii

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judu

l “Penilaian Kualitas

Perangkat Lunak pada Perangkat Lunak Web Server’’ sebagai ssal

ah satu syarat

untuk mencapai gelar kesarjanaan pada program studi Teknik Informatika di

Universitas Komputer Indonesia. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah

kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan

sahabatnya. Dalam penyelesaian skripsi ini telah banyak pihak yang membantu

penyusunan baik secara langsung maupun tidak langsung, baik secara moril maupun

materi. Sebagai rasa hormat dan ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1.

Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan motivasi dan semangat

kepada penulis setiap saat, serta untuk adik dan seluruh keluarga penulis yang

memberikan dorongan semangat dan doa tiada henti.

2.

Bapak Irfan Maliki, S.T., M.T selaku dosen wali yang telah banyak membantu

dalam masa pekuliahan penulis

3.

Bapak Irawan Afrianto, S.T., M.T. selaku ketua prodi teknik informatika

4.

Bapak Alif Finandhita S.Kom. sebagai dosen pembimbing

yang telah

memberikan arahan dan berbagi ilmu yang berhubungan dengan penelitian

yang dilakukan oleh penulis.

5.

Bapak Adam Mukharil Bachtiar S.Kom., M.T. selaku dosen penguji kesatu

yang telah hadir pada saat acara sidang dan semoga juara terus dalam ajang

(2)

iv

membantu dalam memperoleh data seputar penelitian yang telah dilakukan.

8.

Teman-teman seperjuangan di IF-4 angkatan 2010, khususnya pada

Deadline-Man, Cusa Danhar, Rizki Yansyah, Sugiono, Herdiawan, Pras, Adam

Hermawan, Hendri Susanto, Lutfi Adiya

9.

Teman-teman kostan TUISDA-42b yang selalu mendukung dalam susah sedih

senang bahagia dalam pembuatan skripsi ini

Penulis sadari bahwa dalam penelitian ini masih terdapat kekurangan baik dari

pembahasan maupun pengetikan yang kurang baik, dan masih jauh dari

kesempurnaan.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para pembaca

dan pihak lain yang ingin menggali lebih dalam lagi terkait penelitian yang penulis

lakukan.

Akhir kata sekali lagi penulis ucapkan mohon maaf atas segala kekurangan dan

kesalahan yang terdapat pada tugas akhir ini.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

(3)

v

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR GAMBAR ...ix

DAFTAR TABEL ...x

DAFTAR LAMPIRAN

………..

xviii

BAB I PENDAHULUAN ...1

I.1 Latar Belakang Masalah ...1

I.2 Rumusan Masalah ...2

I.3 Maksud dan Tujuan ...2

I.4 Batasan Masalah ...2

I.5 Metodologi Penelitian ...3

I.5.1 Metode Pengumpulan Data ...3

I.5.2 Metode Pembangunan Faktor Kualitas Perangkat Lunak ...3

1.6 Sistematika Penulisan...5

BAB II LANDASAN TEORI ...7

II.1 Kualitas Perangkat Lunak...7

II.2 Domain Perangkat Lunak ...7

II.3 Perangkat Lunak

Web Server

...8

(4)

vi

II.4.1 Model ISO-9126 Eksternal ...10

II.4.2 Model ISO-9126 Quality In Use ...29

II.5 Pengukuran ...33

II.6 Kuesioner ...33

II.7 Rata-rata (Mean) ...33

II.8 Metode Pembobotan ...34

II.9 Metode Keputusan ...35

BAB III ANALISIS FAKTOR KUALITAS PERANGKAT LUNAK ...37

III.1 Analisis Faktor Kualitas ...37

III.1.1 Analisis Masalah ...37

III.1.2 Analisis Perangkat Lunak Web Server ...37

III.1.3 Analisis Faktor Kualitas Perangkat Lunak Web Server ...39

III.1.4 Analisis Kebutuhan Pengguna Pada Perangkat Lunak

Web Server ...44

III.2 Pembentukan Kriteria Berdasarkan Faktor Kualitas ...44

III.2.1 Kriteria Faktor Kualitas Perangkat Lunak Web server ...45

III.2.1.1

Common Gateway Interface

...45

III.2.1.2

Reverse Proxy

...46

III.2.1.3

Virtual Host

...47

III.2.1.4

Secure Socket Layer

...47

III.2.1.5

Personal Home Page

...48

(5)

vii

III.2.3 Pembentukan Pertanyaan Berdasarkan Metrik Dari Sub-Faktor

Kualitas

Eksternal

...52

III.2.4 Kriteria Faktor

Quality In Use

...57

III.2.5 Pembentukan Pertanyaan Berdasarkan Faktor

Quality In Use

.58

III.3 Pembentukan Matrik Pertanyaan Berdasarkan Faktor Kualitas

Perangkat Lunak ...61

BAB IV PEMBUATAN HASIL KUESIONER DAN PEMBENTUKAN

MATRIKS PENILAIAN ...63

IV.1 Karakteristik Responden ...63

IV.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...63

IV.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia...64

IV.2 Jawaban Responden Terhadap Kualitas Perangkat Lunak Web Server ...64

IV.2.1 Jawaban Responden Berdasarkan Model Kualitas

Eksternal

...64

IV.2.1.1 Jawaban Terhadap Faktor

Functionality

...64

IV.2.1.2 Jawaban Terhadap Faktor

Reliability

...67

IV.2.1.3 Jawaban Terhadap Faktor

Usability

...69

IV.2.1.4 Jawaban Terhadap Faktor

Efficiency

...71

IV.2.1.5 Jawaban Terhadap Faktor

Portability

...72

IV.2.2 Jawaban responden Berdasarkan Model Quality In Use ...74

IV.2.2.1 Jawaban Terhadap Faktor

Effectiveness

...74

IV.2.2.2 Jawaban Terhadap Faktor

Productivity

...74

(6)

viii

IV.2.2.4 Jawaban Terhadap Faktor

Satisfaction

...75

IV.3 Perhitungan Metrik Sub-Faktor ...76

IV.4 Perhitungan Faktor ...97

III.4.1 Berdasarkan Kualitas

Eksternal

...97

III.4.1 Berdasarkan

Quality In Use

...114

III.5 Perhitungan Akhir ...117

III.5.1 Kualitas

Eksternal

...117

III.4.1

Quality In Use

...124

IV.6 Matrik Penilaian Faktor Kualitas Perangkat Lunak Web Server ...125

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...127

V.1 KESIMPULAN ...127

V.2 SARAN ...128

(7)

129

DAFTAR PUSTAKA

[1]

N.F. Schneidewind, “Body of Knowledge for Software Quality Measurement,”

Computer, vol. 35, no. 2, pp. 77-83,Feb. 2002.

[2]

K. Khosravi, and Y.G. Guéhéneuc, “On Issues with Software Quality Models”,

ICFAI University Press,ch. 11, pp.218--235, January 2008.

[3]

Roger S. Pressman, Software Engineering : A Practitioner’s Approach,7th

Edition. The McGraw Hill Companies

[4] ISO/IEC TR 9126-3(new): Software engineering

Product quality - Part 3:

Internal metrics

[5]

[6]

[7]

[8]

Hans Vans Vliet, "Software Engineering - Principles and Practice" Wiley &Sons,

2000.

James F. Peters and Witold Pedrcyz, "Software Engineering : Engineering

Approach", Jhon Wiley & Sons, 2000.

Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Triantaphyllou Evangelos. 2000. Multi-criteria Decision Making Methods: A

Comparative Study. Springer

[9]

[10]

http://httpd.apache.org/docs/2.2/en/

Kusaeri

dan

Suprananto.Pengukuran

dan

Penilaian

Pendidikan.2012.

Yogyakarta: Graha Ilmu

[11] Agresti, Alan. An Introduction to Categorical Data Analysis : Second edition.

Wiley. 2007

[12] S. M. P. Prof. H. E. T Ruseffendi, Dasar-dasar penelitian & Bidang non eksakta

lainnya, Bandung: PT Tarsito Bandung. 2005.

[13]

[14]

[15]

Turban. Decision Support System and Intelligent System (Sistem Pendukung

Keputusan dan Sistem Cerdas). Yogyakarta : Andi. 2005

ISO/IEC TR 9126-2 (new): Software Engineering - Product quality- Part 2:

External metrics

ISO/IEC 9126-1(new): Software engineering

Product quality - Part 1: Quality

(8)
(9)

1

I.1.

Latar Belakang Masalah

Web Server

merupakan perangkat lunak yang memberikan layanan data

yang berfungsi menerima permintaan HTTP atau HTTPS dari klien yang dikenal

dengan web browser dan mengirimkan kembali hasilnya dalam bentuk

halaman-halaman web yang umumnya berbentuk dokumen HTML. Penggunaan paling

umum

Web Server

adalah untuk menempatkan situs web, namun pada prakteknya

penggunaannya diperluas sebagai tempat penyimpanan data ataupun untuk

menjalankan sejumlah aplikasi. Sebuah halaman situs web dapat terdiri atas

berkas, teks, gambar, video dan lain-lainya, biasanya pengguna melalui web

browser meminta layanan atas berkas ataupun halaman web yang terdapat pada

sebuah

Web Server

, kemudian server sebagai manajer layanan akan merespon

balik dengan mengirimkan halaman dan berkas-berkas pendukung yang

dibutuhkan, atau menolak permintaan tersebut jika halaman yang diminta tidak

tersedia.

Kualitas perangkat lunak dapat dinilai melalui ukuran-ukuran dan

metode-metode tertentu, penilaian kualitas perangkat lunak dapat dilakukan dengan

menggunakan salah satu dari berbagai model yang ada. Salah satu tolak ukur

kualitas perangkat lunak yang ada adalah model ISO-9126, yang dibuat oleh

International Organization for Standardization

(ISO) dan

International

Electrotechnical Commission

(IEC). Model ISO-9126 mendefinisikan kualitas

produk perangkat lunak, model, karakteristik mutu, dan metrik terkait yang

digunakan untuk mengevaluasi dan menetapkan kualitas sebuah produk

software[1]. Standar ISO-9126 telah dikembangkan dalam usaha untuk

mengidentifikasi atribut-atribut kunci kualitas untuk perangkat lunak komputer.

Metode pengukuran kualitas perangkat lunak memiliki peran yang berharga

dalam praktek rekayasa perangkat lunak[2]. Oleh sebab itu perlu dilakukan

penelitian tentang kualitas sebuah perangkat lunak dalam hal ini apakah secara

(10)

kemudahan dalam penggunaan pada perangkat lunak tersebut. Faktor dari sisi

pengguna juga merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan karena dapat

memberikan penilaian terhadap kualitas perangkat lunak yang dimiliki oleh

perangkat lunak

Web Server

Apache

. Selain itu untuk mengetahui faktor mana

saja yang lebih dominan untuk dapat memenuhi kebutuhan penggunanya.

I.2.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimana cara mengetahui nilai kualitas dengan melakukan

penilaian terhadap perangkat lunak dengan keterkaitannya antara perangkat lunak

dengan model ISO-9126.

I.3.

Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah membentuk faktor kualitas perangkat

lunak pada

Web Server

. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1.

Menentukan karakteristik dari perangkat lunak

Web Server

Apache

dan

keterkaitannya dengan model ISO-9126.

2.

Mengetahui nilai kualitas keseluruhan perangkat lunak berdasarkan model

penilaian dari penilaian terkait dengan kualitas

eksternal

dan

quality in

use.

3.

Membantu pengguna dalam menyeleksi perangkat lunak

Web Server

Apache

dari nilai faktor dan sub-faktor dalam model ISO-9126.

I.4.

Batasan Masalah

Batasan masalah diperlukan agar tidak keluar dari ruang lingkup penelitian,

adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.

Penilaian kualitas dilakukan pada perangkat lunak

Web Server

dan

difokuskan hanya dalam

Apache

(11)

3.

Metode Keputusan yang digunakan adalah

Weighted Summation Model

(WSM)

4.

Metode Pembobotan yang digunakan adalah

Rank Order Centroid

(ROC)

I.5.

Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metodologi penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang didasarkan pada teori yang

telah ada sebelumnya. Metode yang digunakan dalam penulisan laporan penelitian

ini menggunakan yaitu metode pengumpulan data dan metode pembangunan

faktor kualitas perangkat lunak.

I.5.1

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1.

Studi Literatur

Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan mempelajari hal

yang berkaitan dengan penggunaan model ISO-9126 dan metrik penilaian

terhadap kualitas perangkat lunak dan pengumpulan data lainnya

diperoleh dari buku dan

review

jurnal.

2.

Wawancara

Pada tahapan wawancara diperlukan untuk mengajukan beberapa

pertanyaan kepada narasumber yang berhubungan langsung dengan

perangkat lunak

Web Server

Apache

.

3.

Kuesioner

Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada

para pengguna perangkat lunak

Apache

untuk mengetahui pendapat

mereka tentang penggunaanya.

I.5.2

Metode Pembangunan Faktor Kualitas Perangkat Lunak

Untuk penilaian faktor kualitas perangkat lunak yang dilakukan pada

(12)

1.

Domain perangkat lunak

Pada tahap ini dilakukan penentuan domain masalah dengan cara

pemilihan perangkat lunak apa yang akan dijadikan objek penelitian.

2.

Penentuan karakteristik

Pada bagian ini penentuan karakteristik yang akan digunakan pada

penelitian lalu dilakukan analisis terhadap karakteristik perangkat lunak

yang akan digunakan.

3.

Penentuan model kualitas pada perangkat lunak

Tahap selanjutnya adalah penentuan model untuk kualitas terhadap

perangkat lunak.

4.

Pembuatan kuesioner

Tahap ini adalah untuk merancang kuesioner yang akan diajukan kepada

responden berdasarkan model faktor kualitas yang telah ditentukan.

5.

Pengajuan kuesioner

Pengajuan kuesioner dilakukan untuk mencari pendapat dari responden

yang merupakan pengguna dari perangkat lunak

Web Server

Apache

.

6.

Pengolahan data kuesioner

Setelah data diperoleh dari penyebaran kuesioner kemudian data tersebut

diolah.

7.

Analisis hasil pengolahan kuesioner

Pada tahap ini dilakukan analisis dari hasil pengolahan kuesioner dan

disesuaikan dengan model penilaian yang telah ditentukan sebelumnya

8.

Pengukuran berdasarkan model kualitas perangkat lunak

Pada tahap ini penilaian terhadap karakteristik perangkat lunak dengan

model kualitas perangkat lunak yang telah ditentukan.

9.

Pembuatan matrik hasil penilaian

Pada tahap terakhir ini dilakukan penilaian dengan menggunakan metrik

(13)

Gambar 1. Metode Pembangunan Faktor Kualitas Perangkat Lunak

I.6.

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan penelitian untuk memberikan gambaran

umum mengenai penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang masalah, perumusan

masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah, metode penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Membahas mengenai konsep dan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian

yang akan dilakukan dan hal-hal lain yang digunakan dalam proses analisis

permasalahan serta tinjauan terhadap penelitian serupa yang telah dilakukan

(14)

BAB III ANALISIS FAKTOR KUALITAS PERANGKAT LUNAK

Bab ini membahas mengenai analisis terhadap perangkat lunak yang

digunakan sebagai objek penelitian dengan menggunakan model faktor yang telah

ditentukan dan juga dilakukan pembuatan kuesioner berdasarkan karakteristik dari

perangkat lunak.

BAB IV PENGOLAHAN DATA KUESIONER DAN PEMBUATAN

MATRIKS PENILAIAN

Pengolahan data kuesioner dengan menggunakan skala yang telah ditentukan

sebelumnya kemudian menguraikan pembuatan matrik penilaian berdasarkan

model faktor yang telah ditentukan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Menjelaskan tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil dan pengujian

(15)

7

Pada pengertian yang paling umum kualitas perangkat lunak dapat

didefinisikan sebagai suatu proses yang efektif diterapkan dalam arti kata proses

perangkat lunak yang menyediakan nilai yang dapat diukur untuk mereka yang

menghasilkan dan untuk mereka yang menghasilkannya.

Beberapa organisasi, seperti ISO dan IEEE mencoba untuk membuat standar

kualitas software yang mengkombinasikan model dan mengaitkan faktor dan

sub-faktor. Beberapa penelitian juga mengusulkan metrik perangkat lunak sebagai alat

untuk mengukur

source code

program, arsitektur dan kinerja dari perangkat lunak.

Sampai saat ini proses penilaian perangkat luak tetap menjadi masalah terbuka

dengan banyak model karena belum jelas dan belum adanya kesepakatan

hubungan antara

software quality model

serta hubungan antara model dan metrik.

Pengukuran kualitas tidak hanya berfokus pada hasil akhir tetapi juga proses

pada pengukuran kualitasnya sehingga meyakinkan penilaian untuk kualitas

dengan metode yang digunakan. Hal ini akan mengarah ke penekanan yang

berbeda dari pada berfokus pada kualitas akhir.

II.2.

Domain Perangkat Lunak

Domain perangkat lunak merupakan kategori dari setiap jenis perangkat

yang ada. Menurut Roger S. Pressman, terdapat tujuh kategori mengenai jenis

domain perangkat lunak yaitu[3]:

1.

System software

merupakan sebuah program yang dibuat untuk

mendukung program lain untuk dapat digunakan. Perangkat lunak

jenis ini misalnya

compilers, editor, file management, operating

system, telecommunications processors,

dan lain-lain.

2.

Application software

adalah sebuah program yang berdiri sendiri dan

(16)

3.

Engineering/scientific software

merupakan perangkat lunak pada

domain ini biasanya ditekankan pada penggunaan algoritma.

Penggunaan perangkat lunak ini terdapat pada kebutuhan seperti

astronomi, vulkanologi, pabrik, biologi, dan lain sebagainya.

4.

Embedded software

merupakan perangkat lunak yang ditanam pada

suatu sistem. Perangkat lunak ini digunakan dalam mengatur fungsi

untuk pengguna maupun untuk dirinya sendiri.

5.

Product-line software

merupakan perangkat lunak pada domain

product-line software

dibuat untuk membantu kebutuhan pengguna

yang bersifat spesifik yang dapat digunakan oleh pengguna yang

berbeda. Contoh dari perangkat lunak pada domain

product-line

software diantaranya untuk keperluan

word processing, multimedia,

computer graphic, database management, entertainment,

dan lain

sebagainya.

6.

Web application

atau biasa disebut

webapps

adalah perangkat lunak

yang berbasis

website

. Pada perangkat lunak ini bukan hanya sekedar

menampilkan informasi berbentuk teks namun dapat juga berupa

gambar.

7.

Artificial intelligence software

merupakan perangkat lunak pada

domain ini ditekankan pada algoritma untuk dapat menyelesaikan

suatu masalah yang kompleks, yang tidak bisa diselesaikan dengan

perhitungan ataupun analisis langsung. Perangkat lunak ini seperti

untuk pengenalan pola, jaringan syaraf tiruan, robotik, dan lain-lain.

II.3.

Perangkat Lunak

Web Server

Server HTTP

Apache

atau Server Web/WWW

Apache

adalah server web

yang dapat dijalankan dibanyak system operasi seperti

Unix, BSD, Linux,

Windows, Novell Netware

serta platform lainnya yang berguna melayani dan

memfungsikan situs web. Protocol yang digunakan untuk melayani fasilitas

(17)

pesan kesalahan yang dapat dikonfigurasi, autentikasi berbasis basis data dan

lain-lain.

Apache

juga didukung oleh sejumlah antarmuka pengguna yang berbasis

grafik (GUI) yang memungkinkan penanganan server menjadi mudah.

Pengguna biasanya melalui aplikasi pengguna seperti peramban web,

meminta layanan atas berkas ataupun halaman web yang terdapat pada sebuah

server web kemudian server sebagai manajer layanan tersebut akan merespon

balik dengan mengirimkan halaman dan berkas-berkas pendukung yang

dibutuhkan, atau menolak permintaan tersebut jika halaman yang diminta tidak

ada. Saat ini umumnya

Web Server

telah dilengkapi pula dengan mesin

penerjemah bahasa yang memungkinkan

Web Server

menyediakan layanan situs

web dinamis dengan memanfaatkan pustaka tambahan seperti PHP dan ASP.

Pemanfaatan

Web Server

saat ini tidak terbatas hanya untuk publikasi situs

web, pada prakteknya

Web Server

banyak pula digunakan dalam

perangkat-perangkat keras lain seperti printer, router, kamera web yang menyediakan

layanan HTTP dalam jaringan local yang ditujukan untuk menyediakan perangkat

manajemen serta mempermudah peninjauan atas perangkat keras tersebut.

II.4. Model Faktor Kualitas Perangkat Lunak

Kualitas perangkat lunak dapat di nilai melalui ukuran-ukuran dan

metode-metode tertentu, serta melalui pengujian-pengujian perangkat lunak. Salah satu

tolak ukur kualitas perangkat lunak adalah ISO-9126, yang dibuat oleh

International Organization for Standardization

(ISO) dan

International

Electrotechnical Commission

(IEC). ISO-9126 mendefinisikan kualitas produk

perangkat lunak, model, karakteristik mutu dan metrik terkait yang digunakan

untuk mengevaluasi dan menetapkan kualitas sebuah produk perangkat lunak.

Standar ISO-9126 telah dikembangkan dalam usaha untuk mengidentifikasi

atribut-atribut kunci kualitas untuk perangkat lunak komputer[4].

Berikut adalah model ISO-9126 untuk faktor kualitas

Eksternal

dan

Quality

(18)

II.4.1

Model ISO-9126

Eksternal

Dalam model ini dapat digunakan untuk mengukur kualitas suatu perangkat

lunak dengan mengukur dari perilaku sistem yang merupakan dari bagiannya.

Metrik eksternal hanya dapat digunakan selama tahap pengujian proses siklus

hidup dan selama tahap operasional. Berikut penjelesan beberapa faktor dan

sub-faktornya yang dari ISO-9126.

II.4.1.1

Functionality

Kemampuan perangkat lunak untuk menyediakan fungsi sesuai kebutuhan

pengguna, ketika digunakan dalam kondisi tertentu. Setiap perangkat lunak dapat

diamati sebagai berikut:

II.4.1.1.1

Suitability

Kemampuan perangkat lunak untuk menyediakan serangkaian fungsi yang

sesuai untuk tugas-tugas tertentu dan tujuan pengguna.

Tabel II-1

Suitability

Nama Metrik Pengukuran Interpretasi Nilai Ukur

Functional adequacy X = 1-A/B

A = jumlah fungsi yang terdapat masalah dalam evaluasi

B = Jumlah fungsi yang di evaluasi

0 <= X <= 1

Semakin dekat ke 1.0 semakin baik

Functional

implementation

completeness

X = 1-A/B

A = jumlah fungsi yang hilang terdeteksi dalam evaluasi

B = Jumlah fungsi yang dijelaskan dalam spesifikasi kebutuhan

0 <= X <= 1

Semakin dekat ke 1.0 semakin baik

Functional

implementation coverage

X = 1-A/B

A = jumlah yang dilakasanakan dengan benar atau fungsi yang hilang dalam evaluasi

B = jumlah fungsi yang dijelaskan dalam spesifikasi kebutuhan.

0 <= X <= 1

(19)

Nama Metrik Pengukuran

Interpretasi Nilai Ukur

Functional specification

stability

(volatility)

X = 1-A/B

A = Jumlah fungsi perubahan setelah memasuki operasi

B = Jumlah fungsi yang dijelaskan dalam spesifikasi kebutuhan

0 <= X <= 1

Semakin dekat ke 1.0 semakin baik

II.4.1.1.2

Accuracy

Kemampuan perangkat lunak dalam memberikan hasil yang presisi dan

benar sesuai dengan kebutuhan.

Tabel II-2

Accuracy

Nama Metrik Pengukuran Interpretasi Nilai Ukur

Accuracy to

expectation

X = A/T

A = jumlam kasus yang dihadapi oleh pengguna dengan perbedaan terhadap hasil yang diharapkan T = Waktu operasi

0 <= X

Semakin dekat ke 0 semakin baik

Computational

Accuracy

X = A/T

A = Jumlah perhitungan akurasi yang dihadapi oleh pengguna

T = Waktu operasi

0 <= X

Semakin dekat ke 0 semakin baik

Precision X = A/T

A = Jumlah hasil yang dihadapi oleh pengguna dengan tingkat presisi yang berbeda dari yang dibutuhkan

T = Waktu operasi

0 <= X

Semakin dekat ke 0 semakin baik

II.4.1.1.3

Interoperability

Kemampuan perangkat lunak untuk berinteraksi dengan satu atau lebih

(20)

Tabel II.3

Interoperability

Nama Metrik Pengukuran Interpretasi Nilai Ukur

Data exchangeability

(Data format based)

X = A/B

A = jumlam format data yang disetujui untuk ditukar dengan perangkat lunak lain atau sistem pengujian data

B = Total jumlah format data yang akan diperlukan

0 <= X <= 1

Semakin dekat ke 1.0 semakin baik

Data exchangeability

(User’s success

attempt based)

X = 1-A/B

A = Jumlah kasus dimana pengguna gagal dalam pengiriman data dengan perangkat lunak atau sistem lain

B = Jumlah kasus di mana pengguna berupaya dalam pengiriman data

0 <= X <= 1

Semakin dekat ke 1.0 semakin baik

II.4.1.1.4

Security

Kemampuan perangkat lunak untuk mencegah akses yang tidak diinginkan,

menghadapi penyusup (

hacker

) maupun otorisasi dalam modifikasi data.

Tabel II-4

Security

Nama Metrik Pengukuran Interpretasi Nilai Ukur

Access auditability X = A/B

A = Jumlah pengguna yang mengakses ke sistem data

B = Jumlah “pengguna akses ke sistem dan data” dilakukan selama evaluasi

0 <= X <= 1

Semakin dekat ke 1.0 semakin baik

Access

controllability

X = A/B

A = Jumlah yang terdeteksi sebagai jenis operasi ilegal

B = Jumlah jenis operasi ilegal seperti dalam spesifikasi

0 <= X <= 1

(21)

Nama Metrik Pengukuran

Interpretasi Nilai Ukur

Data corruption

prevention

X = 1 – A/N

A = Jumlah kehilangan data terbesar yang terjadi

N = Jumlah uji coba yang menyebabkan kehilangan data

0 <= X <= 1

Semakin dekat ke 1.0 semakin baik

II.4.1.1.5

Functionality Compliance

Kemampuan perangkat lunak dalam memenuhi standar dan kebutuhan

sesuai peraturan yang berlaku.

Tabel II-5

Functionality Compliance

Nama Metrik Pengukuran Interpretasi Nilai Ukur

Functional

Compliance

X = 1 - A/B

A = Jumlah item yang mengikuti fungsi tertentu yang belum dilakasanakan selama pengujian B = Total jumlah item kepatuhan fungsi tertentu

0 <= X <= 1

Semakin dekat ke 1.0 semakin baik

Interface standard

Compliance

X = A/B

A = Jumlah interface yang diterapkan dengan benar

B = Total jumlah interface yang membutuhkan pemenuhan

0 <= X <= 1

Semakin dekat ke 1.0 semakin baik

II.4.1.2

Reliability

Kemampuan perangkat lunak untuk mempertahankan tingkat kinerja

tertentu, ketika digunakan dalam kondisi tertentu.

II.4.1.2.1

Maturity

Kemampuan perangkat lunak untuk menghindari kegagalan sebagai akibat

(22)

Tabel II-6

Maturity

Nama Metrik Pengukuran Interpretasi Nilai Ukur

Estimated latent fault

density

X = {ABS(A1 – A2)}/B (X : perkiraan kesalahan ) ABS ()= Absolut

A1 = Jumlah kesalahan dalam produk perangkat lunak

A2 = Jumlah yang sebenarnya terprediksi dalam kesalahan.

B = Produk Ukuran

0 <= X

Hal ini tergantung pada tahap pengujian.

Pada tahap

selanjutnya lebih kecil lebih baik.

Failure density against

test cases

X = A1/A2

A1 = Jumlah kegagalan terdeteksi A2 = Jumlah kasus uji yang dilakukan

0 <= X

Hal ini tergantung pada tahap pengujian.

Pada tahap

selanjutnya lebih kecil lebih baik.

Fault density X = A/B

A = Jumlah kesalahan yang terdeteksi B = Ukuran Produk

0 <= X

Hal ini tergantung pada tahap pengujian.

Pada tahap

selanjutnya lebih kecil lebih baik.

Fault removal a).X = A1/A2

A1= Jumlah kesalahan dikoreksi

A2= Jumlah yang sebenarnya terdeteksi dalam kesalahan.

b).Y = A1/A3

A= Jumlah kesalahan dalam produk perangkat lunak.

0 <= X <= 1

Semakin dekat 1.0 semakin lebih baik sebagai kesalahan yang lebih sedikit 0 <= Y

Semakin dekat 1.0 semakin lebih baik sebagai kesalahan

(23)

Nama Metrik Pengukuran

Interpretasi Nilai Ukur

Mean time between

failures (MTBF)

a).X = T1/A

b).Y = T2 / A T1=Waktu operasi

T2=Jumlah waktu interval yang berturut-turut dalam mengalami kegagalan

A=Jumlah sebenarnya yang terdeteksi dalam kegagalan,( kegagalan terjadi selama waktu operasi).

0 <= X, Y

Semakin lama semakin baik, seperti waktu yang lebih

lama dapat

diharapkan anatara kegagalan

Test coverage

(Specified operation

scenario testing

coverage )

X = A / B

A=Jumlah uji kasus selama pengujiaan. B=Junlah uji kasus yang akan dilakukan untuk menutupi kebutuhan

0 <= X <= 1

Semakin mendekati 1.0 semakin lebih baik

Test maturity X = A / B

A=Jumlah uji kasus lulus selama pengujian B=Jumlah kasus uji yang akan dilakukan untuk menutupi kebutuhan

0 <= X <= 1

Semakin mendekati 1.0 semakin lebih baik

II.4.1.2.2

Fault Tolerance

Kemampuan perangkat lunak untuk mempertahankan kinerjanya jika terjadi

kesalahan perangkat lunak.

Tabel II-7

Fault Tolerance

Nama Metrik Pengukuran Interpretasi Nilai Ukur

Breakdown avoidance X = 1-A/B

A = Jumlah kerusakan B = Jumlah kegagalan

0 <= X <= 1

Semakin dekat ke 1.0 semakin baik

Failure avoidance X = A/B

A = Jumlah kegagalan terhadap uji kasus B=Jumlah kasus uji dieksekusi dari pola kesalahan.

0 <= X <= 1

(24)

Nama Metrik Pengukuran

Interpretasi Nilai Ukur

Incorrect operation

avoidance

X = A/B

A = Jumlah kegagalan terhadap uji kasus dari kesalahan

B=Jumlah kasus uji dieksekusi dari kesalahan.

0 <= X <= 1

Semakin dekat ke 1.0 semakin baik

II.4.1.2.3

Recoverability

Kemampuan perangkat lunak untuk membangun kembali tingkat kinerja

ketika terjadi kegagalan sistem, termasuk data dan koneksi jaringan.

Tabel II-8

Recoverability

Nama Metrik Pengukuran Interpretasi Nilai Ukur

Availability a).X={To/(To+Tr)}

To=Waktu untuk operasi Tr=Wakto untuk memperbaiki

A1=Total kasus yang tersedia ketika pengguna mencoba untuk menggunakannya

b).Y=A1/A2

A2=Jumlah kasus pengguna untuk menggunakan perangkat lunak selama waktu pengamatan

0 <= X <= 1

Semakin dekat ke 1.0 semakin baik, karena pengguna dapat menggunakan

perangkat lunak untuk lebih banyak waktu 0 <= Y <= 1

Semakin dekat ke 1.0 semakin baik

Mean down time X=T/N

T= Jumlah down time

N=Jumlah kerusakan yang diamati kasus terburuk atau distribusi down time

0 <X

Semakin dekat ke 1.0 semakin baik

Mean recovery

time

X=Sum(T)/N

T=Waktu untuk pemulihan sistem perangkat lunak B=Jumlah kasus yang diamati sistem software masuk recovery

0 <X

(25)

Nama Metrik Pengukuran

Interpretasi Nilai Ukur

Restartability X=A/B

A=Jumlah restart yang bertemu dibutuhkan selama pengujian

B=Total jumlah restart selama pengujian

0 <= X <= 1

Semakin dekat ke 1.0 semakin baik, karena pengguna dapat me restart dengn mudah.

Restorability X=A/B

A=Jumlah kasus restorasi yang berhasil dilakukan

B=Jumlah kasus restorasi diuji sesuai dengan kebutuhan

0 <= X <= 1

Semakin dekat ke 1.0

semakin baik, karena produk lebih mampu untuk mengembangkan dalam kasus tertentu.

Restore

effectiveness

X=A/B

A=Jumlah kasus yang berhasil dipublikasikan untuk mengembalikan waktu

B=Jumlah kasus yang dilakukan

0 <= X <= 1

Semakin dekat ke 1.0 semakin baik, karena proses restorasi di produk lebih efektif.

II.4.1.2.4

Reliability Compliance

Sebuah metrik

eksternal

yang mampu mengukur atribut seperti jumlah

fungsi dengan kejadian masalah keputusan, di mana produk perangkat lunak

gagal untuk mematuhi standar, konvensi atau peraturan yang berkaitan

dengan kehandalan suatu perangkat lunak.

Tabel II-9

Reliability Compliance

Nama Metrik Pengukuran Interpretasi Nilai Ukur

Reliability

Compliance

X = 1-A/B

A = Jumlah item kepuasan keandalan ditentukan yang belum dilaksanakan selama pengujian B = Total jumlah item kepatuhan keandalan ditentukan

0 <= X <= 1

(26)

II.4.1.3

Usability

Kemampuan perangkat lunak untuk dipahami, dipelajari, digunakan, dan

menarik bagi pengguna, ketika digunakan dalam kondisi tertentu..

Hasil akan dipengaruhi oleh kemampuan pengguna dan karakteristik

perangkat lunak. Karena software dievaluasi dijalankan dalam kondisi eksplisit

ditentukan oleh sampel pengguna yang mewakili kolompok pengguna yang di

diindentifikasikan. Untuk hasil yang bisa diandalkan sampel pengguna setidaknya

harus memnguasai perangkat lunak tersebut, meskipun informasi yang berguna

dapat diperoleh dari kelompok-kelompok yang lebih kecil. Pengguna harus

melakukan tes tanpa petunjuk atau bantuan dari luar.

II.4.1.3.1

Understandability

Kemampuan perangkat lunak dalam kemudahan untuk dipahami. Metrik ini

dapat menilai apakah penguna baru dapat memahami, apakah software tersebut

cocok, dan bagaimana hal itu dapat digunakan untuk tugas-tugas tertentu.

Tabel II-10

Understandability

Nama Metrik Pengukuran Interpretasi Nilai Ukur

Completeness of

description

X = A/B

A =Jumlah fungsi (jenis fungsi) dipahami B = Total jumlah (jenis fungsi)

0 <= X <= 1

Semakin dekat ke 1.0 semakin baik.

Demonstration

accessibility

X = A/B

A =Jumlah demonstrasi/tutorial yang berhasil B =Jumlah demonstrasi/tutorial yang tersedia

0 <= X <= 1

Semakin dekat ke 1.0 semakin baik.

Demonstration

accessibility in use

X = A/B

A =Jumlah kasus pengguna yang berhasil ketika pengguna mencoba demonstrasi

B =Jumlah kasus pengguna mencoba untuk melihat demonstrasi selama periode pengamatan

0 <= X <= 1

Semakin dekat ke 1.0 semakin baik.

Demonstration

effectiveness

X = A/B

A =Jumlah fungsi yang di operasikan berhasil B =Jumlah demonstrasi/tutorial yang di akses

0 <= X <= 1

(27)

Nama Metrik Pengukuran

Interpretasi Nilai Ukur

Evident functions X = A/B

A =Jumlah fungsi (jenis fungsi) yang didentifikasi oleh pengguna

B =Total jumlah fungsi yang sebenarnya

0 <= X <= 1

Semakin dekat ke 1.0 semakin baik.

Function

understand-ability

X = A/B

A =Jumlah fungsi antarmuka yang tujuanya benar

B =Jumlah fungsi yang tersedia dari antarmuka

0 <= X <= 1

Semakin dekat ke 1.0 semakin baik.

Understandable input

and output

X = A/B

A =Jumlah input dan output data item yang pengguna yang berhasil dimengerti

B =Jumlah item data input dan output yang tersedia dari antarmuka.

0 <= X <= 1

Semakin dekat ke 1.0 semakin baik.

II.4.1.3.2

Learnability

Kemampuan perangkat lunak dalam kemudahan untuk dipelajari.

Tabel II-11

Learnability

Nama Metrik Pengukuran Interpretasi Nilai Ukur

Ease of function learning T= waktu yang dibutuhkan untuk

menggunakan fungsi dengan benar

0 < T

Semakin pendek semakin baik

Ease of learning to perform a

task in use

T=Jumlah waktu operasi pengguna sampai waktu dicapai untuk melakukan tugas tertentu

0 < T

Semakin pendek semakin a=baik

Effectiveness of the user

documentation and/or help

system

X = A/B

A = Jumlah tugas yang berhasil diselesaikan

B =Jumlah tugas diuji

0 <= X <= 1 Semakin dekat ke 1.0 semakin baik

II.4.1.3.3

Operability

(28)

Tabel II-12

Operability

Nama Metrik Pengukuran Interpretasi Nilai Ukur

Error correction T = Tc – Ts

Tc = waktu menyelesaikan koreksi Ts = Waktu mulai koreksi

0 <= X <= 1 Semakin dekat ke 1.0 semakin baik

II.4.1.3.4

Attractiveness

Metrik

attractiveness

bisa menilai penampilan perangkat lunak. Dan akan

dipengaruhi oleh fakto-faktor seperti desain layar dan warna. Hal ini sangat

penting untuk produk konsumen.

Tabel II-13

Attractivenes

Nama Metrik Pengukuran Interpretasi Nilai Ukur

Attractive interaction Kuesioner untuk menilai daya tarik dari

antarmuka pengguan, setelah pengguna mengunakannya

Tergantung pada metode kuesioner scoringnya

Interface appearance

customisability

X = A/B

A = Jumlah elemen antarmuka

B = Jumlah antarmuka pengguna yang ingin menyesuaikan

0 <= X <= 1 Semakin dekat ke 1.0 semakin baik

II.4.1.3.5

Usability Compliance

Metrik

Usability Compliance

mampu menilai kepatuhan terhadap standar,

konvensi, panduan gaya atau peraturan yang berkaitan dengan kegunaan.

Tabel II-14

Usability Compliance

Nama Metrik Pengukuran Interpretasi Nilai Ukur

Usability

Compliance

X = 1-A/B

A = Jumlah item kepuasan kegunaan terentu yang belum dilaksanakan selama pengujian

B = Total jumlah item kepuasan kegunaan tertentu

(29)

II.4.1.4

Efficiency

Metrik

Efficiency

mampu mengukur atribut seperti penggunaan waktu dan

sumber daya termasuk pada sistem komputer perangkat lunak selama pengujian.

Disarankan bahwa maksimal dan distribusi waktu yang diuji untuk banyak

kasus pengujian atau operasi, karena ukuran yang kuat dipengaruhi tergantung

pada kondisi penggunaan, seperti pengolahan data, frekuensi penggunaan, dan

sebagainya. Oleh karena itu, metrik ini dapat mencakup rasio nilai aktual yang di

ukur dengan fluktual kesalahan dengan nilai yang dirancang dengan

memungkinkan berbagai kesalahan yang dibutuhkan secara spesifik..

II.4.1.4.1

Time Behaviour

Metrik

time behaviour

mampu mengukur atribut seperti perilaku pada

sistem komputer dan termasuk juga perangkat lunak selama pengujian atau

pengoperasian.

Tabel II-15

Time Behaviour

Nama Metrik Pengukuran Interpretasi Nilai Ukur

Response time T = (Waktu untuk mendapatkan hasil) 0 < T

Semakin cepat semakin baik.

Response time (Mean

time to response)

Tmean = (Ti) ∑/ N, (untuk i = 1 sampai N)

TXmean = diperlukan waktu respon rata-rata

Ti = waktu respon untuk evaluasi ke-i (shot) N = jumlah evaluasi (tembakan sampel)

0 <= X

Semakin dekat ke 1.0 dan kurang dari 1.0 lebih baik

Response time (Worst

case response time ratio)

X = Tmax / Rmax

Tmax = MAX (Ti) (untuk i = 1 sampai N) Rmax = diperlukan waktu respons maksimum

MAX (Ti) = waktu respons maksimum antara evaluasi

N = jumlah evaluasi (tembakan sampel) Ti = waktu respon untuk evaluasi ke-i (shot)

0 <= X

(30)

II.4.1.4.2

Resource Utilisation

Kemampuan perangkat lunak dalam menggunakan sumber daya yang

dimilikinya ketika melakukan fungsi yang ditentukan.

Tabel II-16

Resource Utilisation

Nama Metrik Pengukuran Interpretasi Nilai Ukur

I/O devices utilisation X = A/B

A = Waktu I/O dalam perangkat

B = Ditentukan waktu yang telah dirancang

0 <= X <= 1

Semakin dekat ke 1.0 semakin baik

I/O loading limits X = Amax/Rmax

Amax = MAX (Ai), (untuk i = 1 sampai N) Rmax = maksimum pesan yang diperlukan I / O

MAX (Ai) = Jumlah maksimum pesan I / O dari 1 untuk evaluasi ke-i.

N = jumlah evaluasi.

0 <= X

Semakin kecil semakin baik

I/O related errors X = A/T

A= Jumlah pesan peringatan atau kegagalan sistem

T= Penggunaan waktu operasi selama pengamatan pengguna

0 <= X

Semakin kecil semakin baik

Mean I/O fulfillment

ratio

X = Amean/Rmean Amean = ∑ (Ai) / N

Rmean = diperlukan rata jumlah pesan I /O Ai = jumlah pesan kesalahan I / O untuk i th evaluasi

N = jumlah evaluasi

0 <= X

Semakin kecil semakin baik

User waiting time of I/O

devices utilisation

T= Waktu yang dihabiskan untuk menuggu akhir dari perangkat I/O operasi

0 < T

[image:30.595.79.490.194.652.2]
(31)

II.4.1.4.3

Efficiency Compliance

Metrik

Efficiency Compliance

yang mampu mengukur atribut seperti jumlah

fungsi, atau kejadian masalah kepatuhan yang merupakan produk software gagal

untuk mematuhi standar, konvensi atau peraturan yang berkaitan dengan efisiensi.

Tabel II-17

Efficiency Compliance

Nama Metrik Pengukuran Interpretasi Nilai Ukur

Efficiency Compliance X = 1-A/B

(X : item rasio yang berkaitan dengan efisiensi)

A = Jumlah efisiensi yang belum dilaksanakan selama pengujian

B = Total jumlah item efisiensi yang ditentukan

0 <= X <= 1

Semakin dekat ke 1.0 semakin baik

II.4.1.5

Maintainability

Metrik

maintainability

mampu mengukur atribut seperti pengolahan atau

perawatan perangkat lunak, pengguna atau sistem termasuk perangkat lunak.

Ketika perangkat lunak dipertahankan atau diubah selama pengujian atau

pemeliharaan.

II.4.1.5.1

Analysability

Metrik yang mampu mengukur atribut seperti pemeliharaan usaha atau

menghabisan sumber daya ketika mencoba untuk mengetahui kekurangan atau

penyebab kegagalan atau bagian untuk pengguna.

Tabel II-18

Analysability

Nama Metrik Pengukuran Interpretasi Nilai Ukur

Audit trail

capability

X = A/B

A = Jumlah data yang direkam selama operasi

B = Jumlah data yang direncanakan untuk memantau status perangkat lunak selama operasi

0 <= X

Semakin dekat ke 1.0

semakin baik

Diagnostic function

support

X = 1-A/B

A = Jumlah kegagalan yang dapat menyebabkan

0 <= X <= 1

[image:31.595.108.519.602.742.2]
(32)

Nama Metrik Pengukuran

Interpretasi Nilai Ukur

efek

B = Total jumlah kegagalan terdaftar

semakin baik

II.4.1.5.2

Changeability

Metrik

changeability

mampu mengukur atribut seperti upaya pemelihara

atau pengguna dengan mengukur perilaku pengelola, pengguna atau sistem

termasuk perangkat lunak ketika mencoba untuk menerapkan modifikasi tertentu.

Tabel II-19

Changeability

Nama Metrik Pengukuran Interpretasi Nilai Ukur

Change cycle efficiency Average Time : Tav = Sum(Tu) / N

Tu= Trc – Tsn

Tsn = Waktu untuk mengirim permintaan dengan laporan masalah

Trc = Waktu menerima laporan status n = Jumlah versirevisi

0<Tav

Semakin pendek lebih baik kecuali dari jumlah versi revisi itu besar

Change implementation

elapse time

Average Time : Tav = Sum(Tm) / N Tm=Tout – Tin

Tout = Waktu penyebab kegagalan dengan mengubah perangkat lunak

Tin = Waktu penyebab kegagalan yang menemukan

N = Jumlah kegagalan terdaftar

0<Tav

Semakin pendek lebih baik kecuali dari jumlah versi revisi itu besar

Modification complexity T = Sum (A / B) / N

A = Kerja dihabiskan untuk mengubah

B = Ukuran perubahan software N = Jumlah perubahan

0 < T

Semakin dekat ke 1.0

semakin baik

Parameterised

modifiability

X=1- A / B

A = Jumlah kasus gagal untuk mengubah perangkat lunak dengan menggunakan parameter

B = Jumlah kasus untuk mengubah perangkat lunak dengan menggunakan parameter

0 <= X <= 1

(33)

Nama Metrik Pengukuran

Interpretasi Nilai Ukur

Software change

control capability

X= A / B

A = Jumlah data log perubahan

B = Jumlah data perubahan log untuk melacak perubahan perangkat lunak

0 <= X <= 1

Semakin dekat ke 1.0 semakin baik

II.4.1.5.3

Stability

Sebuah metrik

yang mampu mengukur atribut yang berhubungan dengan

perilaku yang tak terdiga dari sistem perangkat lunak ketika perangkat lunak diuji

atau dioperasikan.

Tabel II-20

Stability

Nama Metrik Pengukuran Interpretasi Nilai Ukur

Change

success ratio

X = Na/Ta

Y={(Na/Ta)/(Nb/Nb)}

Na = Jumlah kasus kegagalan selama operasi setelah software berubah

Nb = Jumlah kasus kegagalan selama operasi sebelum perangkat lunak berubah

Waktu ta = Operasi selama periode observasi ditentukan setelah perangkat lunak berubah Tb waktu = Operasi selama periode pengamatan ditentukan sebelum perangkat lunak berubah

0 <= X,Y

Semakin dekat ke 1.0 semakin baik

Modification impact

localisation

( Emerging failure

after change)

X=A/N

A = Jumlah kegagalan muncul selama periode tertentu

N = Jumlah kegagalan diselesaikan

0<=X

Semakin dekat ke 0 semakin baik

II.4.1.5.4

Testability

Sebuah metrik yang mampu mengukur atribut seperti upaya pemelihara

atau pengguna dengan mengukur perilaku pengelola, pengguna atau sistem

(34)

Tabel II-21

Testability

Nama Metrik Pengukuran Interpretasi Nilai Ukur

Availability of

built-in test function

X = A/B

A = Jumlah kasus sesuai buit-in fungsi tes B =Jumlah kasus peluang uji

0 <= X <= 1

Semakin dekat ke 1.0 semakin baik

Re-test efficiency X = Sum(T)/N

T = Waktu habis untuk memastikan kegagalan selesai atau tidak

N = Jumlah kegagalan selesai

0 <= X

Semakin dekat ke 1.0 semakin baik

Test restartability X = A/B

A = Jumlah kasus berhenti dan restart selama uji coba untuk memeriksa langkah demi langkah

B = Jumlah kasus jeda melaksanakan uji coba

0 <= X

Semakin dekat ke 1.0 semakin baik

II.4.1.5.5

Maintainability Compliance

Sebuah metrik yang mampu mengukur atribut seperti fungsi atau kejadian

masalah kepuasan, dimana produk perangkat lunak gagal untuk memenuhi standar

yang diperlukan, konvensi atau peraturan yang berkaitan dengan pemeliharaan.

Tabel II-22

Maintainability compliance

Nama Metrik Pengukuran Interpretasi Nilai Ukur

Maintainability

compliance

X = 1-A/B

A = Jumlah item kepatuhan yang belum dilaksanakan selama pengujian

B = Total jumlah item kepatuhan rawatan ditentukan

0 <= X <= 1

Semakin dekat ke 1.0 semakin baik

II.4.1.6

Portability

Metrik

portability

dengan kemampuan mampu mengukur atribut seperti

[image:34.595.78.491.131.385.2]
(35)

II.4.1.6.1

Adaptability

Metrik yang mampu mengukur atribut seperti perilaku sistem atau

pengguna yang mencoba untuk beradaptasi pada perangkat lunak untuk

lingkungan tertentu yang berbeda, ketika pengguna harus menrapkan prosedur

dari sebelumnya yang disediakan oleh perangkat lunak.

Tabel II-23

Adaptability

Nama Metrik Pengukuran Interpretasi Nilai Ukur

Adaptability of data

structures

X = A/B

A = Jumlah data yang beroperasi dan tidak lengkap yang disebabkan oleh keterbatasan adaptasi

B = Jumlah data yang dapat beroperasi dalam lingkungan perangkat lunak yang disesuaikan

0 <= X <= 1

Semakin dekat ke 1.0 semakin baik

Hardware

environmental

adaptability

X = 1-A/B

A = Jumlah fungsional operasi tidak selesai atau tidak cukup selama pengujian operasi dengan hardware

B = Total jumlah fungsi yang diuji

0 <= X <= 1

Semakin dekat ke 1.0 semakin baik

II.4.1.6.2

Installability

Metrik

yang mampu mengukur atribut seperti perilaku sistem atau

pengguna yang mencoba untuk menginstal perangkat lunak dalam lingkungan

tertentu.

Tabel II-24

Installability

Nama Metrik Pengukuran Interpretasi Nilai Ukur

Ease of installation X = A/B

A = Jumlah kasus pengguna untuk menginstal / kenyamanannya

B = Total jumlah kasus pengguna dalam instalasi

0 <= X <= 1 Semakin dekat ke 1.0 semakin baik

Ease of Setup Re-try X = 1-A/B

A = Jumlah kasus pengguna gagal selama set -

[image:35.595.106.518.236.469.2]
(36)

Nama Metrik Pengukuran

Interpretasi Nilai Ukur

up operasi

B = Total jumlah kasus pengguna untuk kembali mencoba setup selama set - up operasi

1.0 semakin baik

II.4.1.6.3

Co-Existence

Metrik yang mampu mengukur atribut seperti perilaku sistem atau

pengguna yang mencoba untuk menggunakan perangkat lunak dengan perangkat

lunak independen lain dalam lingkungan yang sama berbagi sumber daya umum.

Tabel II-25

Co-existence

Nama Metrik Pengukuran Interpretasi Nilai Ukur

Available co-existence X = A/T

A = Jumlah hambatan atau kegagalan tak terduga selama operasi bersamaan dengan software lain

T = Waktu durasi bersamaan operasi perangkat lunak lain

0 <= X

Semakin dekat ke 1.0 semakin baik

II.4.1.6.4

Replaceability

Metrik yang mampu mengukur atribut seperti perilaku sistem atau

pengguna yang mencoba untuk menggunakan perangkat lunak di tempat software

ditentukan lain dalam lingkungan perangkat lunak.

Tabel II-26

Replaceability

Nama Metrik Pengukuran Interaksi nilai ukur

Continued use of

data

X = A/B

A = jumlah data yang digunakan dalam perangkat lunak lain yang akan diganti dan terus menerus digunakan

B = jumlah data yang digunakan dalam perangkat lunak lain untuk diganti dan digunakan kembali

[image:36.595.81.489.323.472.2]
(37)

Nama Metrik Pengukuran

Interaksi nilai ukur

Function

inclusiveness

X = A/B

A = jumlah fungsi yang menghasilkan hasil yang sama seperti sebelumnya dan di mana perubahan tidak akan diperlukan

B = jumlah fungsi diuji yang mirip dengan fungsi yang disediakan oleh perangkat lunak lain yang akan diganti

0 <= X <= 1

Semakin dekat ke 1.0 semakin baik

User support

functional

consistency

X = 1-A1/A2

A = Jumlah fungsi baru yang ditemukan pengguna dengan ekspektasi pengguna

B = Jumlah fungsi baru

0 <= X

Semakin dekat ke 1.0 semakin baik

II.4.1.6.5

Portability Compliance

Metrik yang mampu mengukur atribut seperti jumlah fungsi dengan, atau

kejadian masalah kepatuhan, di mana produk perangkat lunak gagal untuk

mematuhi standar yang diperlukan, konvensi atau peraturan yang berkaitan

dengan portabilitas.

Tabel II-27

Portability Compliance

Nama Metrik Pengukuran Interpretasi Nilai Ukur

Portability

compliance

X = 1-A/B

A = Jumlah portabilitas yang ditentukan dan belum dilaksanakan selama pengujian

B = Total jumlah portabilitas yang ditentukan

0 <= X <= 1 Semakin dekat ke 1.0 semakin baik

II.4.2

Model ISO-9126

Quality In Use

Ukuran kualitas yang digunakan harus didasarkan pada data yang

mencerminkan hasil pengguna berinteraksi dengan suatu perangkat lunak. Hal ini

memungkinkan untuk mengumpulkan data tujuan tertentu. Selain itu terdapat pula

model

quality in use

pada model ISO-9126 yang akan digunakan dalam penelitian

[image:37.595.107.516.113.341.2]
(38)

terhadap sebuah perangkat lunak. Berikut beberapa faktor yang terdapat dalam

model

quality in use

diantaranya sebagai berikut :

II.4.2.1

Effectiveness

Menilai apakah tugas yang dilakukan oleh pengguna mencapai tujuan

tertentu dengan akurasi dan kelengkapan dalam konteks tertentu yang digunakan.

Tabel II-28

Effectiveness

Nama Metrik Pengukuran Interpretasi Nilai Ukur

Task Effectiveness M1 = | 1-ƩAi |1

Ai = nilai value proporsional masing-masing komponen yang hilang atau tidak benar dalam output tugas

0 <= M1 <= 1

Semakin dekat ke 1 lebih baik.

Task Completion X = A / B

A = jumlah tugas diselesaikan B = jumlah tugas berusaha

0 <= X <= 1

Semakin dekat ke 1 lebih baik.

Error Frequency X = A / T

A = jumlah kesalahan yang dibuat oleh pengguna T = waktu atau jumlah tugas

0 <= X

Semakin dekat ke 0 yang lebih baik.

II.4.2.2

Productivity

Menilai sumber daya yang pengguna gunakan dalam konteks tertentu yang

digunakan. Sumber daya yang paling umum adalah waktu untuk menyelesaikan

tugas, meskipun sumber daya lainyang relevan dapat mencakup upaya pengguna.

Tabel II-29

Productivity

Nama Metrik Pengukuran Interpretasi Nilai Ukur

Task Time X = Ta / T

Ta = jumlah waktu yang digunakan untuk menyelesaikan tugas

T = waktu atau jumlah tugas

0 <= X

Semakin kecil semakin baik.

Task Efficiency X = M1 / T

M1 = efektivitas tugas T = tugas waktu

0 <= X

[image:38.595.79.491.236.451.2] [image:38.595.79.488.572.746.2]
(39)

Nama Metrik Pengukuran

Interpretasi Nilai Ukur

Economic

Productivity

X = M1 / C

M1 = efektivitas tugas C = total biaya tugas

0 <= X

Semakin besar lebih baik.

Productive

Proportion

X = Ta / Tb

Ta = waktu produktif =

waktu tugas - membantu waktu - waktu error - waktu pencarian

Tb = waktu tugas

0 <= X <= 1

Semakin dekat ke 1,0 lebih baik.

Relative User

Efficiency

Efisiensi pengguna relatif X = A / B

A= Efisiensi tugas atau Seorang pengguna biasa B = Efisiensi tugas atau ahli pengguna

0 <= X <= 1

Semakin dekat ke 1,0 lebih baik.

II.4.2.3

Safety

Menilai tingkat resiko terhadap pengguna, bisnis, software atau lingkungan

dalam konteks tertentu yang digunakan. Ini termasuk kesehatan dan keselamatan

baik pengguna dan mereka yang terkena dampak penggunaan serta konsekuensi

fisik atau ekonomi yang tidak di inginkan.

Tabel II-30

Safety

Nama Metrik Pengukuran Interpretasi Nilai Ukur

User health and

safety

X = 1-A / B

A = jumlah pengguna melaporkan RSI (cedera yang diakibatkan dari kegiatan yang dilakukan berulang-ulang)

B = Jumlah pengguna

0 <= X <= 1

Semakin dekat ke 1 yang lebih baik.

Safety of people

affected by use of

the system

X = 1-A / B

A = jumlah orang menaruh di hazard

B = Jumlah orang yang berpotensi terkena dampak oleh sistem

0 <= X <= 1

Semakin dekat ke 1 yang lebih baik.

Economic damage X = 1-A / B

A = jumlah kejadian kerusakan ekonomi B = Jumlah situasi penggunaan

0 <= X <= 1

[image:39.595.107.515.110.384.2]
(40)

Nama Metrik Pengukuran

Interpretasi Nilai Ukur

Software Damage X = 1-A / B

A = jumlah kejadian data hilang dalam perangkat lunak

B = Jumlah situasi penggunaan

0 <= X <= 1

Semakin dekat ke 1 yang lebih baik.

II.4.2.4

Satisfaction

Menilai sikap pengguna terhadap penggunaan produk dalam konteks yang

digunakan. Sebagai catatan kepuasan dipengaruhi oleh persepsi pengguna sifat

dari produk perangkat lunak dan oleh persepsi pengguna dari efisiensi,

produktivitas dan dalam penggunaan.

Tabel II-31

Satisfaction

Nama Metrik Pengukuran Interpretasi Nilai Ukur

Satisfaction Scale X = A / B

A = memproduksi kuesioner skala psikometrik B = rata populasi

0 < X yang lebih besar lebih baik

Satisfaction

Questionnaire

X = Ʃ (Ai) / n

Ai) = menanggapi pertanyaan n = jumlah tanggapan

Bandingkan dengan nilai sebelumnya, atau dengan rata-rata populasi

Discretionary

Usage

X = A / B

A = berapa kali fungsi perangkat lunak tertentu / aplikasi / sistem yang digunakan

B = jumlah kali mereka dimaksudkan untuk digunakan

0 <= X <= 1 dekat ke 1 yang lebih baik.

Berdasarkan gambar 2 dibawah dalam model ISO-9126 juga terdapat

internal quality yang dalam faktor dan subfaktor terdapat kesamaan dengan

eksternal quality hanya saja terdapat perbedaan dari metrik dan tujuannya dari

[image:40.595.79.490.113.228.2]
(41)
[image:41.595.114.511.121.322.2]

Gambar-2 Model ISO-9126

II.5

Pengukuran

Pengukuran perangkat lunak adalah faktor utama untuk mengetahui

seberapa baik perangkat lunak yang akan dinilai berdasarkan metode yang

digunakan. Pengukuran dilakaukan dengan cara mencari nilai kriteria perangkat

lunak dan mencari bobot kepentingan berdasarkan metode-metode yang

digunakan. Penilaian keseluruhan dapat di peroleh dari hasil nilai kriteria dan nilai

bobot. Perhitungan bobot dan nilai kriteria bisa bervariasi tergantung dengan

metode yang digunakan[5][6.]

II.6

Kuesioner

Kuesioner merupakan sebuah daftar pertanyaan diajukan kepada responden

dengan tujuan dan maksud tertentu untuk memperoleh data, sehingga data tersebut

dapat digunakan atau diolah kembali. Dalam penelitian ini kuesioner digunakan

untuk mengambil data dari responden yang bertujuan untuk mendapatkan data

berupa tanggapan atau pengalaman dari responden dalam menggunakan perangkat

lunak

Web Server

Apache.

II.7

Rata-rata (Mean)

Rata-rata atau Mean merupakan ukuran statistik kecenderungan terpusat yang

(42)

seluruh nilai data suatu kelompok sampel, kemudian dibagi dengan jumlah sampel

tersebut. Jadi jika suatu kelompok sampel acak dengan jumlah sampel n, maka

bisa dihitung rata-rata dari sampel tersebut dengan rumus sebagai berikut.

Untuk mencari nilai rata-rata digunakan rumus rata-rata (Mean) sebagai berikut

[7] :

(2.1)

Dimana :

= nilai rata-rata

= nilai sample ke-

i

= jumlah sample

II.8

Metode Pembobotan

Metode pembobotan

Rank Order Centroid

(ROC) didasarkan pada tingkat

kepentingan atau prioritas dari kriteria. Menurut Jeffreys dan Cockfield (2013)

teknik ROC memberikan bobot pada setiap kriteria sesuai dengan rangking yang

dimulai berdasarkan tingkat prioritas. Untuk menentukan bobotnya diberikan

aturan yaitu dimana merupakan bobot untuk kriteria sebagai berikut :

Jika

Maka

(43)

Secara umum pembobotan ROC dapat dirumuskan sebagai berikut.

II.9.

Metode Keputusan

Metode

Weighted Summation Model

digunakan untuk mengubah optimasi

multi-objective

menjadi bentuk optimasi

single-objective.

Fungsi objective

tunggal ini dibentuk dari penjumlahan tiap-tiap fungsi objective

ai

dikalikan

dengan koefisien pembobot

wi.

Secara umum untuk metode dapat dinyatakan

sebagai berikut [8] :

Dimana :

= nilai kriteria

= bobot kriteria

(44)
(45)

129

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran yang diperoleh berdasarkan

pembahasan pada bab-bab sebelumnya serta untuk memperbaiki hasil penelitian

kedepannya.

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapat karakteristik dalam

perangkat lunak

Web Server

Apache

dengan keterkaitannya dengan model

ISO-9126.

2.

Dari hasil penilaian dimana nilai tersebut menggambarkan bahwa

perangkat lunak tersebut Baik / Menengah ketika digunakan untuk

kebutuhan pengguna baik dukungan secara teknis melaui sebuah website

dalam melayani beragam jenis data dari teks sampai grafis sedangkan hasil

dari

quality in use

berdasarkan penilaian

dimana nilai tersebut Sangat Baik

dalam hal kepuasan penggunaan.

3.

Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan untuk kualitas dari perangkat

lunak diperoleh nilai sehingga pengguna mengetahui nilai-nilai dari faktor

dan sub-faktor dalam model ISO-9126.

V.2 Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh selama penelitian, bahwa pada dasarnya

masih terdapat banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, terdapat

beberapa saran kedepannya untuk memperbaiki hasil dari penelitian yang telah

dilakukan, antara lain

1.

Untuk penelitian pada perangkat lunak sejenis disarankan untuk memilih

karakteristik lain yang terdapat pada perangkat lunak yang bersangkutan

sehingga bisa dijadikan masukan kepada developer dari perangkat lunak

(46)

2.

Untuk menguji model kualitas yang sama disarankan agar menggunakan

jenis perangkat lunak yang lain agar dapat mengetahui sejauhmana model

tersebut sudah benar-benar memenuhi kebutuhan penggunanya.

3.

Ada baiknya untuk mengetahui kualitas perangkat lunak yang lain agar

tidak memperhatikan dari segi pengguna dan penggunaannya melainkan

dari sisi pengembangannya.

(47)

Place/ Date of Birth : Bandung / 19 Januari 1991

Address : Jl. Kebon Kalapa 04/04 No 88 Ds. Panenjoan Kec. Cicalengka Kab. Bandung

Gender : Male <

Gambar

Tabel II-16 Resource Utilisation
Tabel II-17 Efficiency Compliance
Tabel II-22 Maintainability compliance
Tabel II-24 Installability
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Menginstal Perangkat lunak web server pada perangkat keras yang telah disediakan..  Menentukan Jumlah pengguna yang dapat mengakses web server secara bersamaan  Menentukan Port

Perangkat lunak ini telah dapat membantu konsumen dalam memberikan kepercayaannya pada web toko Sakinah Kerudung. Perangkat lunak ini memiliki kemudahan

Mengimplementasikan web server apache serta membandingkan kecepatan transfer data web server dengan web server stress tool 2 client setiap client mensimulasikan 10 klient

Rancangan Halaman Buku Tamu pada Perangkat Lunak Bantu Pendaftaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Pada Pt. Baiti Sejahtera Berbasis Web ini

Pembuatan peta geologi berbasis web ini menggunakan beberapa perangkat lunak yaitu web server yang digunakan adalah Xampp dengan alasan merupakan program

Pada Proses pembuatan aplikasi ini perangkat lunak yang digunakan adalah XAMPP yang merupakan gabungan dari Apache Web Server, PHP, dan MySQL, dan browser Google

Didalam server backend apache dan nginx akan diberikan konfigurasi yang dapat memberikan hak akses pada reverse proxy apache dan server block nginx agar server

Perangkat Lunak Sistem System Software Perangkat lunak sistem adalah program yang digunakan untuk mengontrol sumber daya komputer, baik yang bersifat internal maupun eksternal..