• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinerja Pelabuhan Perikanan Nusantara (Ppn) Kejawanan Cirebon Dan Strategi Pengembangannya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kinerja Pelabuhan Perikanan Nusantara (Ppn) Kejawanan Cirebon Dan Strategi Pengembangannya"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

i

KINERJA PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN)

KEJAWANAN CIREBON DAN STRATEGI

PENGEMBANGANNYA

AULIYA AL BAYYINAH

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

iii

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Kinerja Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan Cirebon dan Strategi pengembangannya adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2016

Auliya Al Bayyinah

(4)

RINGKASAN

AULIYA AL BAYYINAH. Kinerja Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan Cirebon dan Strategi Pengembangannya. Dibimbing oleh IIN SOLIHIN dan SUGENG HARI WISUDO.

Pelabuhan perikanan merupakan tempat penunjang aktivitas perikanan yang dapat membantu perkembangan ekonomi masyarakat di sekitarnya atau masyarakat luas. Salah satu Pelabuhan tipe B yang berada di Provinsi Jawa Barat adalah PPN Kejawanan yang terletak di Kota Cirebon. Aktifitas perikanan di PPN Kejawanan seperti pendaratan ikan, pengolahan ikan, dan pemasaran ikan yaitu sedikit. Berdasarkan kondisi diatas peneliti ini ingin mengetahui tingkat kinerja PPN Kejawanan. Selain kinerja pelabuhan salah satu penunjang keberhasilan pengembangan pelabuhan adalah tingkat kepuasan nelayan terhadap pelayanan yang di berikan pelabuhan. Sehingga dapat dipilih suatu rumusan strategi yang tepat untuk pengembangan PPN Kejawanan ke depannya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan nilai kinerja PPN Kejawanan, menganalisis tingkat kepuasan nelayan terhadap pelayanan PPN Kejawanan, dan merumuskan strategi pengembangan PPN Kejawanan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriftif dan studi kasus. Metode deskriftif digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktifitas dan kondisi PPN Kejawanan. Studi kasus digunakan untuk mengetahui kinerja operasional, tingkat kepuasan nelayan dan stategi peningkatan kinerja PPN Kejawanan. Penentuan Kinerja PPN Kejawanan menggunakan analisis Scoring Method,

Kepuasan nelayan di PPN Kejawanan menggunakan analisis Importance and

Performance Analysis (IPA) dan Customer Statisfaction Index (CSI), dan

(5)

v

rutin dalam upaya mempertahankan kapasitas kolam pelabuhan sehingga dapat mengatasi persaingan antar pelabuhan di sekitar PPN Kejawanan.

(6)

SUMMARY

AULIYA AL BAYYINAH. Kejawanan Cirebon Fishing Port’s Performance and Development Strategy. Supervised by IIN SOLIHIN and SUGENG HARI WISUDO.

Fishing ports was the supporting fishing activities which could help the economic development of the surrounding communities or the wider community. One of the fishing Port Type B located in West Java province is Kejawanan Fishing Port located in the city of Cirebon. Fishing activities in Kejawanan Fishing Port like landing a fish , fish processing, and marketing of fish that bit. Based on the above conditions these researchers want to know the performance level of Kejawanan Fishing Port. In addition to the fishing port's performance one of supporting the successful development of the fishing port is the level of satisfaction with the services provided in ports. So as to have a formulation of appropriate strategies for the future development of Kejawanan Fishing Port.

The purpose of this study was to determine the value of Kejawanan Fishing Port’s performance, analyze the level of fisherman’s satisfaction, and to formulate development strategies of Kejawanan Fishing Port. The method used in this research is descriptive method and case studies. Descriptive method used to collect data regarding the activities and conditions Kejawanan Fishing Port. The case studies are used to determine operating performance, the level of satisfaction of fishermen and performance improvement strategies Kejawanan Fishing Port. Determination of Kejawanan Fishing Port’s performance using analysis Scoring Method, Satisfaction fishermen in Kejawanan Fishing Port using analysis

Importance and Performance Analysis (IPA) and Customer statisfaction Index (CSI), and the determination of the Kejawanan Fishing Port development strategy using SWOT analysis.

(7)

vii

capacity of the port so that it can cope with competition between ports around Kejawanan Fishing Port.

(8)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(9)

ix

KINERJA PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN)

KEJAWANAN CIREBON DAN STRATEGI

PENGEMBANGANNYA

AULIYA AL BAYYINAH

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

pada

Program Studi Teknologi Perikanan Laut

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(10)
(11)

xi

Judul Tesis : Kinerja Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan Cirebon dan Strategi Pengembangannya

Nama : Auliya Al Bayyinah

NIM : C451140261

Disetujui oleh Komisi Pembimbing

Dr Iin Solihin, SPi, Msi Ketua

Dr Ir Sugeng Hari Wisudo, MSi Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Teknologi Perikanan Laut

Prof Dr Ir Mulyono S Baskoro, MSc

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Dahrul Syah, MscAgr

(12)
(13)

xiii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang berkat rahmat Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul “Kinerja Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan Cirebon dan Strategi Pengembangannya”. Sholawat serta salam semoga terlimpah curah pada Nabi Agung Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya dan kita semua yang tetap menjalankan jalannya dengan istiqomah. Dengan hormat dan kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Iin Solihin, S.Pi, M.Si, selaku ketua komisi pembimbing dan Dr. Ir. Sugeng Hari Wisudo, M.Si selaku anggota komisi pembimbing.

2. Prof Dr Ir Mulyono S Baskoro, M.Sc selaku dosen penguji luar komisi pembimbing.

3. Dr Yopi Novita S.Pi, M.Si selaku perwakilan ketua program studi Teknologi Perikanan Laut.

4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Teknologi Perikanan Laut Institut Pertanian Bogor.

5. Pihak Pelabuhan Perikanan Nusantara Kejawanan yang telah membantu dalam pengumpulan data yang dibutuhkan selama penelitian;

6. Kedua orang tua dan seluruh keluarga atas kasih sayang, doa dan semangatnya. 7. Teman-teman TPL 2014, IKA UNDIP chapter IPB, dan sahabat Dormintory

Mutiara atas doa serta dukungan yang diberikan.

8. Teman-teman tercinta dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Tidak lupa penulis sampaikan permohonan maaf bila dalam proses penulisan tesis terdapat kesalahan, kekurangan dan kekhilafan. Kritik dan saran yang positif penulis harapkan demi sempurnanya tesis ini. Terimakasih atas perhatiannya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Mei 2016

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

1 PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Perumusan Masalah ... 3

Tujuan Penelitian ... 4

Manfaat Penelitian ... 4

Kerangka Pemikiran ... 5

2 METODOLOGI PENELITIAN ... 7

Waktu dan Tempat ... 7

Metode Penelitian... 8

Metode Pengumpulan Data ... 8

Metode Analisis Data ... 8

3 PENILAIAN KINERJA PPN KEJAWANAN ... 10

Pendahuluan ... 10

Metodologi Penelitian ... 11

Hasil ... 15

Pembahasan ... 27

Kesimpulan ... 31

4 KEPUASAN NELAYAN DI PPN KEJAWANAN ... 31

Pendahuluan ... 31

Metodologi Penelitian ... 33

Hasil ... 38

Pembahasan ... 45

Kesimpulan ... 48

5 STRATEGI PENGEMBANGAN PPN KEJAWANAN ... 48

Pendahuluan ... 48

Metodologi Penelitian ... 49

Hasil ... 51

Pembahasan ... 59

Kesimpulan ... 63

6 PEMBAHASAN UMUM ... 63

7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

Kesimpulan ... 65

Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67

LAMPIRAN ... 71

(15)

xv

DAFTAR TABEL

1. Jumlah Pelabuhan Perikanan di Indonesia ... 2

2. Jenis dan Sumber Data... 7

3. Analisis Data ... 8

4. Parameter dan Sub Parameter Penilaian Kinerja ... 12

5. Penilaian Kinerja Operasional PPN Kejawanan ... 17

6. Realisasi DIPA Program PPN Kejawanan Tahun Anggaran 2014 ... 19

7. Pendapatan PPN Kejawanan Tahun 2014 ... 19

8. Komposisi Pegawai PPN Kejawanan ... 20

9. Fasilitas PPN Kejawanan ... 22

10. Jumlah Kapal di PPN Kejawanan Tahun 2014 ... 22

11. Produksi Ikan Di PPN Kejawanan Tahun 2014 (Ton) ... 23

12. Frekuensi Kunjungan Kapal Di PPN Kejawanan Tahun 2014 ... 23

13. Rekapitulasi STBLKK di PPN Kejawanan Tahun 2014 ... 23

14. Kegiatan Sosialisasi Dan Bimbingan Teknis di PPN Kejawanan Tahun 2014 ... 24

15. Kegiatan K5 di PPN Kejawanan... 24

16. Data Penyaluran Air Bersih Untuk Kapal Tahun 2014 ... 25

17. Data Penyaluran BBM Untuk Kapal Tahun 2014 ... 26

18. Daftar Industri Pengolahan Hasil Perikanan di PPN Kejawanan ... 26

19. Jumlah penyerapan tenanga kerja PPN Kejawanan tahun 2014 ... 27

20. Atribut Pelayanan Jasa Umum PPN Kejawanan ... 34

21. Penilaian Nilai Tingkat Kinerja dan Nilai Tingkat Kepentingan ... 35

22. Hasil Penilaian Responden terhadap Nilai Tingkat Kinerja ( ̅) dan Nilai Tingkat Kepentingan ( ̅) ... 42

23. Pengelompokan Atribut pada Kuadran I ... 43

24. Pengelompokan Atribut pada Kuadran II ... 43

25. Pengelompokan Atribut pada Kuadran III ... 43

26. Pengelompokan Atribut pada Kuadran IV ... 44

27. Perhitungan Customer Statisfaction Index pengguna jasa pelayanan umum PPN Kejawanan ... 44

28. Diagram Matriks SWOT... 50

29. Faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) PPN Kejawanan ... 51

30. Produksi ikan menurut cara penanganan di PPN Kejawanan tahun 2004 – 2014 ... 52

31. Harga ikan dalam kondisi beku di PPN Kejawanan tahun 2015 ... 53

(16)

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka Pemikiran ... 6

2. Struktur Organisasi PPN Kejawanan ... 20

3. Dermaga PPN Kejawanan ... 20

4. (a) TPI PPN Kejawanan, (b) Pasar Ikan PPN Kejawanan ... 21

5. Diagram Importance/Performance Matrix (Rangkuti, 2008)... 36

6. Petugas dibagian pelayanan Kesyahbandaran ... 39

7. (a) Pengisian air bersih ke kapal perikanan, (b) SPB di PPNK ... 40

8. Bongkar muat ikan hasil tangkapan... 40

9. (a) Perbaikan kapal di dermaga, (b) Bengkel di area PPNK ... 41

10.Diagram Cartesius Importance and Performance Analysis PPN Kejawanan ... 42

11.(a) Cumi-cumi dalam keadaan beku, (b) Pari dalam keadaan beku (c) Ikan dalam keadaan beku, (d) Kegiatan bongkar muat ikan ... 53

12.(a)Jalan Masuk PPN Kejawanan, (b) Dermaga PPN Kejawanan, (c) Gedung TPI (Tempat Pelelangan Ikan), (d) Kantor PPNK... 55

13.Matrik posisi strategi SWOT PPN Kejawanan ... 59

DAFTAR LAMPIRAN 1. Peta lokasi Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan ... 72

2. Data kapal di PPN Kejawanan Cirebon tahun 2014 ... 73

3. Perhitungan Nilai Tingkat Kinerja dan Nilai Tingkat Kepentingan Analisis IPA ... 75

4. Standar Operasional Perosedur (SOP) Pelayanan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) ... 76

5. Standar Operasional Perosedur (SOP) Pelayanan Surat Tanda Bukti Lapor Keberangkatan Kapal (STBLKK) ... 77

6. Standar Operasional Perosedur (SOP) Pelayanan Surat Tanda Bukti Lapor Kedatangan Kapal (STBLKK) ... 78

7. Standar Operasional Perosedur (SOP) Pelayanan Log Book Penangkapan Ikan ... 79

8. Standar Operasional Perosedur (SOP) Pelayanan Penerbitan Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan (SHTI). ... 80

9. Standar Operasional Perosedur (SOP) Pelayanan Rekomendasi Alokasi BBM Bersubsidi ... 81

10. Standar Operasional Perosedur (SOP) Pelayanan Penjualan Air ... 83

11. Standar Operasional Perosedur (SOP) Pelayanan Bongkar Muat ... 84

(17)

xvii

DAFTAR ISTILAH

Perikanan : Semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.

Penangkapan Ikan : Kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannya. Pelabuhan Perikanan : Tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di

sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang digunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh, dan/atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan.

Kinerja : Hasil kerja dari instansi yang diukur sesuai standar yang dapat diukur sesuai standar yang telah ditetapkan.

Kriteria Indikator : Tolak ukur yang digunakan mengukur dan menilai keberhasilan pengelolaan Pelabuhan Perikanan.

Evaluasi : Proses penilaian terhadap kinerja kebijakan atau program dalam mencapai tujuan.

Evaluasi Kinerja : Kegiatan manajemen untuk menilai hasil kerja dari Pelabuhan Perikanan yang terbukti secara konkret dapat diukur dan dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan.

Kepuasan Pelanggan : Perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan yang diharapkan.

Strategi : Suatu cara dimana sebuah lembaga atau organisasi akan mencapai tujuannya sesuai peluang dan ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi serta kemampuan internal dan sumber daya.

(18)

Pemilik Kapal : Orang perseorangan warga negara Republik Indonesia yang melakukan usaha perikanan tangkap.

Kapal perikanan : Kapal, perahu, atau alat apung lain yang digunakan untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan, dan penelitian/eksplorasi perikanan.

Syahbandar di pelabuhan perikanan

: Syahbandar yang ditempatkan secara khusus di pelabuhan perikanan untuk pengurusan administratif dan menjalankan fungsi menjaga keselamatan pelayaran. Surat Izin Usaha

Perikanan (SIUP)

: Izin tertulis yang harus dimiliki untuk melakukan usaha perikanan dengan menggunakan sarana produksi yang tercantum dalam izin tersebut.

Surat Izin

Penangkapan Ikan (SIPI)

: Izin tertulis yang harus dimiliki setiap kapal perikanan untuk melakukan penangkapan ikan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari SIUP.

Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI)

: Izin tertulis yang harus dimiliki setiap kapal perikanan untuk melakukan pengangkutan ikan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari SIUP.

Log book

penangkapan ikan

: Laporan harian tertulis nakhoda mengenai kegiatan perikanan dan operasional harian kapal penangkap ikan. bersangkutan telah berada di pelabuhan perikanan dan telah melapor kepada petugas Syahbandar perikanan. Surat Persetujuan

Berlayar (SPB)

: Dokumen negara yang dikeluarkan oleh Syahbandar di pelabuhan perikanan kepada setiap kapal perikanan setelah kapal perikanan memenuhi persyaratan kelaiklautan kapal, laik tangkap, dan laik simpan.

Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan (SHTI)

(19)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan (UU No.45 Tahun 2009). Upaya pengembangan perikanan haruslah dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan. Sistem perikanan mencakup tiga subsistem yaitu; 1) sumberdaya ikan dan lingkungannya; 2) sumberdaya manusia beserta kegiatannya; 3) manajemen perikanan (pengelolaan). Sumberdaya ikan dan lingkungannya meliputi tiga komponen yaitu ikan, ekosistem, dan lingkungan biofisik. Sumberdaya manusia meliputi empat komponen yaitu nelayan dengan kegiatan memproduksi ikan; kegiatan pasca panen, distribusi, pemasaran dan konsumen; rumah tangga nelayan dan masyarakat perikanan; serta kondisi sosial, ekonomi dan budaya. Subsistem manajemen perikanan meliputi tiga komponen yaitu perencanaan dan kebijakan perikanan; pengelolaan perikanan; serta pengembangan dan penelitian. Sistem perikanan bersifat dinamis, komponen-komponennya mengalami perubahan sepanjang waktu (Nuraini 2009; Charles 2001).

Perikanan tangkap merupakan bagian dari sub sistem sumberdaya manusia. Perikanan tangkap merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dari pembangunan kelautan dan perikanan secara keseluruhan (Direktur Jenderal Perikanan Tangkap 2014). Pembangunan perikanan tangkap sebagai bagian penting dari pembangunan kelautan dan perikanan dilaksanakan untuk mewujudkan empat pilar pembangunan nasional, yaitu pro-poor (penanggulangan kemiskinan), pro-job (penyerapan tenaga kerja), pro-growth (pertumbuhan ekonomi), dan pro-enviroment (pemulihan dan pelestarian lingkungan). Pembangunan perikanan tangkap dilaksanakan melalui satu program yakni Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap. Program tersebut selanjutnya dijabarkan dalam enam kegiatan, yaitu: (1) Pengelolaan sumber daya ikan; (2) Pembinaan dan pengembangan kapal perikanan, alat penangkap ikan, dan pengawakan kapal perikanan; (3) Pengembangan, pembangunan, dan pengelolaan pelabuhan perikanan; (4) Pelayanan usaha perikanan tangkap yang efisien, tertib, dan berkelanjutan; (5) Pengembangan usaha penangkapan ikan dan pemberdayaan nelayan skala kecil; dan (6) Peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis Ditjen Perikanan Tangkap.

(20)

dan/atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan. Pelabuhan perikanan merupakan pendukung kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan, dan pemasaran yang memiliki dua fungsi yaitu fungsi pemerintahan dan fungsi pengusahaan. Setiap pelabuhan perikanan dalam rangka menunjang fungsi pelabuhan perikanan, memiliki fasilitas yang terdiri dari fasilitas pokok, fasilitas fungsional, dan fasilitas penunjang. Fasilitas yang harus ada pada pelabuhan perikanan meliputi: fasilitas pokok terdiri dari lahan, dermaga, kolam pelabuhan, jalan komplek dan drainase; fasilitas fungsional terdiri dari kantor administrasi pelabuhan, TPI, suplai air bersih, dan instalasi listrik; fasilitas penunjang terdiri dari pos jaga dan MCK (Menteri Perikanan dan Kelautan 2008). Ketersediaan pelabuhan perikanan di sentra-sentra usaha perikanan tangkap sangat vital untuk mendukung kelancaran usaha penangkapan ikan dan usaha pendukungnya (Direktur Jenderal Perikanan Tangkap 2014). Pelabuhan Perikanan yang telah beroperasi dan telah memiliki lembaga pengelola pelabuhan perikanan dapat ditetapkan kelasnya berdasarkan kriteria teknis dan kriteria operasional (Menteri Perikanan dan Kelautan 2008). Pelabuhan perikanan diklasifikasikan menjadi Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS), Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN), Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP), dan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI). Setiap pelabuhan perikanan memiliki struktur organisasi sesuai dengan kelasnya masing-masing, dimana setiap bidang/ seksi mempunyai tugas yang berbeda.

Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Nomor KEP.09/DJ-PT/2014 tentang Rencana Strategis Direktorat Sumberdaya Ikan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementrian Kelautan dan Perikanan Tahun 2010 -2014 Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, sampai dengan akhir tahun 2011 jumlah pelabuhan perikanan diseluruh Indonesia adalah 816 unit. Pelabuhan perikanan tersebut terdiri dari 22 Pelabuhan Perikanan UPT Pusat, 792 Pelabuhan Perikanan/PPI UPT Daerah (Provinsi dan Kan/Kota), dan 2 Pelabuhan Perikanan swasta. Jumlah pelabuhan perikanan di Indonesia disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Jumlah pelabuhan perikanan di Indonesia

Status

Sumber : Direktur Jenderal Perikanan Tangkap (2014).

(21)

terbaru dari PIPP terdapat 6 PPS, 22 PPN, 51 PPP, dan 1143 PPI, dimana jumlah pelabuhan perikanan tersebut sebagiannya belum aktif beroperasi. Sebagai contoh dari jumlah PPN sebanyak 22 unit diperkirakan baru 15 PPN yang sudah beroperasi (Kementrian Kelautan Perikanan, 2015).

Propinsi Jawa Barat memiliki dua Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) yaitu PPN Pelabuhanratu di Sukabumi dan PPN Kejawanan di Cirebon. PPN Kejawanan sebagai unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Kementrian Kelautan dan Perikanan yang berada dan bertanggung jawab kepada Direktur perikanan tangkap diharapkan mampu menjadi pusat pertumbuhan dan pengembang ekonomi perikanan yang berbasis perikanan tangkap, yang diharapkan akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan perkembangan ekonomi secara keseluruhan. Berdasarkan empat pilar pembangunana nasional yang telah dijelaskan diatas, dampak pro-poor, pro-job, pro-growth, dan pro-environment yang diharapkan dapat tercapai apabila adanya penerapan teknologi yang memberikan kemudahan seluruh operasional masyarakat perikanan khususnya nelayan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hasil produk perikanan. Pembinaan dan sosialisasi kepada masyarakat perikanan merupakan salah satu cara pemberian informasi penerapan teknologi yang dapat memberikan kemudahan yang didukung dengan kelengkapan fasilitas pokok, fungsional dan pennjang. Oleh karena itu, PPN Kejawanan dalam memberikan layanan khususnya layanan fasilitas akan memprioritaskan kebutuhan yang mendesak diperlukan masyarakat perikanan dengan dilanjutkan kebutuhan yang lain (PPN Kejawanan 2015).

Perumusan Masalah

Tersedianya prasarana Pelabuhan Perikanan mempunyai arti yang sangat penting dalam usaha menunjang peningkatan produksi perikanan laut. Tersedianya pelabuhan perikanan atau pangkalan pendaratan ikan mempunyai peranan sebagai berikut: meningkatkan keterkaian fungsional antar sub sistem dalam suatu sistem agribisnis perikanan; meningkatkan aktivitas ekonomi pedesaan khususnya desa pantai; menunjang tumbuhnya usaha perikanan skala besar dan kecil; dan menunjang terwujudnya sentra produksi perikanan di suatu wilayah (Lubis 2012). Peran pelabuhan tersebut dalam pelaksanaannya perlu adanya indikator capaian kinerja untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat keberhasilan suatu pelabuhan perikanan. Masih banyaknya pelabuhan perikanan yang belum aktif beroperasional, menandakan bahwa perlu adanya suatu penilaian kinerja operasional pelabuhan. Pelabuhan-pelabuhan perikanan yang sudah beroperasinal pun perlu adanya suatu penilaian capaian kinerja untuk mengetahui bagian-bagian mana yang masih perlu adanya peningkatan, hal tersebut untuk mendukung upaya pengembangan perikanan.

(22)

Berdasarkan hal tersebut peneliti pada penilitian ini ingin mengetahui tingkat kinerja PPN Kejawanan.

Terdapat beberapa permasalahan yang terjadi di PPN Kejawanan yaitu: 1. Kinerja operasional di PPN Kejawanan belum optimal;

2. Pemanfaatan beberapa fasiltas di PPN Kejawaan belum optimal; 3. dan, belum adanya strategi pengembangan PPN Kejawanan.

Hal tersebut dapat terlihat dari sepinya aktivitas di PPN Kejawanan yang ditunjukan dengan sedikitnya frekuensi jumlah kapal yang melakukan bongkar muat ikan, dan mengisi perbekalan melaut. Aktivitas pengolahan pun tidak terlihat di area pelabuhan. Sedangkan aktivitas lainnya seperti perbaikan kapal masih bisa dijumpai hampir setiap hari di dermaga pelabuhan. Berdasarkan hal diatas maka peneliti ingin mengetahui apakah dengan kondisi seperti itu, PPN Kejawanan tetap menjalankan fungsi pelabuhan untuk mendukung keberhasilan suatu pelabuhan. Salah satu indikator pengukuran keberhasilan Pelabuhan Perikanan yaitu pencapaian kinerja. Selain kinerja pelabuhan salah satu penunjang keberhasilan pengembangan pelabuhan adalah tingkat kepuasan nelayan terhadap pelayanan yang diberikan pelabuhan. Berdasarkan hasil penilaian kinerja operasional pelabuhan perikanan dan penilaian tingkat kepuasan nelayan ini, kita bisa mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh pelabuhan, sehingga dapat diketahui bagian mana yang perlu adanya perbaikan atau peningkatan. Pelabuhan perikanan harus memiliki suatu rumusan strategi untuk pengembangan pelabuhan tersebut, agar pencapaian keberhasilan dapat ditingkatkan atau dipertahankan kedepannya.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menentukan nilai kinerja PPN Kejawanan;

2. Menganalisis tingkat kepuasan nelayan terhadap pelayanan PPN Kejawanan 3. Merumuskan strategi pengembangan PPN Kejawanan.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Memberikan informasi mengenai tingkat kinerja operasional PPN Kejawanan untuk perbaikan kedepannya.

2. Memberikan informasi bagi pengelola PPN Kejawanan mengenai tingkat kepuasan nelayan terhadap pelayanan yang diberikan, dan dijadikan bahan evaluasi untuk meningkatkan pelayanan kualitas jasa.

3. Memberikan rekomendasi dan sebagai bahan pertimbangan bagi pengelola PPN Kejawanan terhadap penyusunan strategi pengembangan pelabuhan. 4. Menjadi bahan masukan, acuan dan studi pembading bagi akademisi untuk

(23)

Kerangka Pemikiran

Kinerja operasional PPN Kejawanan diketahui dengan melakukan penilaian menggunakan metode pembobotan yang mengacu kepada Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Nomor 20/KEP-DJPT/2015 tentang Pedoman Evaluasi Kinerja Operasional Pelabuhan Perikanan. Parameter yang dijadikan tolak ukur yaitu administrasi dan sistem informasi, fasilitas pelabuhan perikanan, pelayanan umum, dan investasi dan industri. Parameter tersebut terbagi menjadi beberapa sub-sub parameter. Setelah melakukan pembobotan maka diketahui nilai kinerja operasional PPN Kejawanan. Dari situ dapat terlihat apakah nilai kinerja sudah sesuai dengan kriteria indikator yang ditetapkan atau tidak. Hasil pencapaian kinerja tersebut yang nantinya akan di evaluasi.

Keberhasilan pelabuhan tidak hanya dilihat dari pencapaian kinerjanya, tetapi juga dari sisi lain yaitu apakah pelayanan yang diberikan sudah sesuai harapan pengguna jasa pelayanan tersebut, maka dari itu perlu juga diketahui tingkat kepuasan pengguna. Pengguna disini hanya dibatasi sebagai nelayan. Penilaian tingkat kepuasan nelayan terhadap pelayanan pelabuhan menggunakan dua analisis yaitu Importance and Performance Analysis (IPA) dan Customer Statisfaction Index (CSI). Analisis Importance and Performance Analysis

digunakan untuk mengetahui tingkat kepentingan dan tingkat kinerja pada setiap atribut. Atribut yang digunakan dibagi kedalam 5 dimensi kualitas jasa dengan 15 jenis atribut. Sedangkan Customer Statisfaction Index untuk mengetahui tingkat kepuasan nelayan secara keseluruhan. Hasil penilaian tingkat kepuasan nelayan kemudian di evaluasi, untuk mengetahui kualitas jasa mana saja yang masih perlu ditingkatkan.

(24)

Gambar 1 Kerangka pemikiran

1. Kinerja operasional di PPN Kejawanan belum optimal. 2. Pemanfaatan beberapa fasiltas di PPN Kejawaan belum

optimal.

3. Belum adanya strategi pengembangan PPN Kejawanan.

(25)

1

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus dan Oktober 2015 di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan yang terletak di Jl.Pelabuhan Perikanan No. 1 Kelurahan Pegambiran Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon Provinsi Jawa Barat (Peta lokasi penelitian tersaji pada Lampiran 1).

Metode Pengumpulan data

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriftif dan studi kasus. Metode deskriftif digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas dan kondisi PPN Kejawanan. Studi kasus digunakan untuk mengetahui kinerja operasional, tingkat kepuasan nelayan, dan stategi pengembangan PPN Kejawanan. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder yang tersaji pada Tabel 2. Data yang digunakan pada penilaian kinerja merupakan data hasil statistik PPN Kejawanan, pengamatan langsung dilapangan dan wawancara dengan narasumber (pihak pelabuhan). Penilaian kepuasan nelayan terhadap pelayanan pelabuhan dan penentuan strategi pengembangan pelabuhan dilakukan dengan metode wawancara menggunakan kuisioner serta pengamatan langsung dilapangan. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara kepada 25 responden (penjelasan lebih rinci terdapat pada metode penelitian Bab 3, 4, dan 5).

Tabel 2 Jenis dan Sumber Data

Data Primer Data Sekunder Sumber data

(26)

Metode Analisis Data

Penelitian yang dilakukan di PPN Kejawanan yaitu terdiri dari tiga tahapan yaitu; penentuan kinerja PPN Kejawanan, penentuan tingkat kepuasan nelayan terhadap pelayanan PPN Kejawanan, dan penentuan strategi pengembangan PPN Kejawanan. Setiap tahapannya akan dijelaskan pada Tabel 3. berikut:

Tabel 3 Analisis data

Tahap Input Proses Output

Scoring Method Nilai kinerja PPN

Kejawanan

Kinerja merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang telah dilakukan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan bersama atau cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi menyelesaikan tugas. Istilah kinerja mengarah pada dua hal yaitu proses dan hasil yang dicapai. Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui tingkat keterkaitan antara kinerja dan kriteria yang ditetapkan serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Rai 2008).

Nilai kinerja pelabuhan perikanan didapat dengan menggunakan metode pembobotan (scoring method) yang mengacu kepada Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap. Penilaian evaluasi kinerja pelabuhan perikanan yang digunakan sebagai acuan adalah Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Nomor 20/KEP-DJPT/2015 tentang Pedoman Evaluasi Kinerja Operasional Pelabuhan Perikanan yang nantinya akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

Kepuasan nelayan terhadap pelayanan PPN Kejawanan

Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang merupakan hasil perbandingan dari presepsi kinerja produk dan harapannya. Pelanggan tidak akan merasa puas apabila pelanggan mempunyai presepsi bahwa harapannya belum terpenuhi. Kepuasan pelanggan sangat bergantung pada harapannya. Oleh karena itu strategi kepuasan pelanggan harus didahului dengan pengetahuan yang detail dan akurat terhadap harapan pelanggan (Sitinjak 2004).

(27)

1. Bukti langsung (tanglibles), meliputi fasilitas fisik, penampilan personel, dan saran komunikasi;

2. Keandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan;

3. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan untuk memberikan pelayan dengan tanggap;

4. Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh staf;

5. Empati, meliputi kemudahan dalam hubungan komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggan.

Penilaian mengenai tingkat kepuasan nelayan terhadap pelayanan PPN Kejawanan dilakukan dengan menggunakan analisis IPA (Importance and Performance Analysis) dan CSI (Customer Statisfaction Index). Penilaian meliputi pelayanan terkait operasional pelabuhan perikanan. Jenis-jenis pelayanan yang dilayani PPN Kejawanan berupa:

1. Pelayanan perbantuan perpanjangan SIPI/SIKPI (Surat Izin Penangkapan Ikan/ Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan

2. Pelayanan SPB (Surat Persetujuan Berlayar)

3. Pelayanan STBLKK (Surat Tanda Bukti Kedatangan dan Keberangkatan Kapal)

4. Pelayanan log book perikanan

5. Pelayanan SHTI (Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan) 6. Penyaluran perbekalan (BBM dan air)

7. Pelayanan bongkar muat ikan 8. Pelayanan perbaikan kapal

9. Lainnya seperti: pemberian informasi daerah penangkapan ikan dan harga ikan, dan sosialisasi/bimbingan kepada nelayan

Pengembangan PPN Kejawanan

Penyusunan strategi pengembangan pelabuhan menggunakan analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Strengths dan

(28)

2

PENILAIAN KINERJA PPN KEJAWANAN

Pendahuluan

Pelabuhan perikanan adalah tempat penunjang aktivitas perikanan yang dapat membantu perkembangan ekonomi masyarakat di sekitarnya atau masyarakat luas. Kegiatan operasional di pelabuhan di antaranya aktivitas yang berhubungan dengan hasil tangkapan, pengolahan, unit penangkapan, penyediaan kebutuhan melaut dll, sehingga dalam hal ini banyak pihak-pihak di dalamnya yang terlibat. Pelabuhan perikanan sendiri diklasifikasikan ke dalam 4 (empat) tipe, yaitu pelabuhan tipe A, pelabuhan tipe B, pelabuhan perikanan tipe C dan pelabuhan perikanan tipe D. Salah satu pelabuhan tipe B yang ada, adalah Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan yang berada di Provinsi Jawa Barat.

Pelabuhan perikanan yang dibangun harus berfungsi dalam mendukung segala aktivitas di dalamnya. Ukuran suatu pelabuhan perikanan sudah berfungsi atau belum berfungsi bisa mengacu kepada fungsi pelabuhan yaitu fungsi pemerintahan dan fungsi pengusahaan seperti pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.08/MEN/2012 tentang Kepelabuhan Perikanan. Hal ini berkaitan dengan kinerja dalam hal keragaan operasional dan pelayanan yang diberikan oleh pelabuhan perikanan kepada pelaku kegiatan agar pelabuhan perikanan dapat bekerja secara optimal. Kohar et al. (2010) menyatakan salah satu penunjang keberhasilan dunia perikanan yaitu pembangunan pelabuhan perikanan di era pasar bebas maka dari itu, untuk menjamin keberhasilan tersebut diperlukan pengevaluasian terhadap kinerjanya.

Pelabuhan perikanan mempunyai peranan penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian masyarakat perikanan, mendukung peningkatan produksi, memperlancar arus lalu-lintas kapal perikanan, pelaksanaan dan pengendalian sumberdaya ikan serta mempercepat pelayanan terhadap seluruh kegiatan di bidang perikanan (Ngamel 2014). Berdasarkan pernyataan diatas, seharusnya pelabuhan perikanan ramai oleh kegiatan operasional yang berlangsung di pelabuhan. Kondisi PPN Kejawanan pada kenyataannya sehari-harinya sepi dari aktivitas tersebut. Hal tersebut diperkuat oleh Sifa (2010), bahwa kondisi PPN Kejawanan terlihat sepi dan keadaanya bersih dari kegiatan perikanan, jarang terlihat nelayan-nelayan melakukan tambat labuh, bongkar muat hasil tangkapan serta pelelangan ikan.

(29)

bahan informasi mengenai tingkat kinerja operasional PPN Kejawanan untuk perbaikan kedepannya

Metode Penelitian

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus dan Oktober 2015 di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan yang terletak di Kota Cirebon Jawa Barat.

Pengumpulan data

Metode yang digunakan dalam penilaian kinerja adalah metode deskriftif dan studi kasus. Metode deskriftif digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas dan kondisi PPN Kejawanan. Studi kasus digunakan untuk mengetahui kinerja operasional PPN Kejawanan. Data yang digunakan pada penilaian kinerja merupakan data statistik PPN Kejawanan (data kegiatan kapal, data produksi ikan hasil tangkapan), serta pengamatan langsung dilapangan dan wawancara dengan pihak pelabuhan.

Analisis Data

Penilaian kinerja PPN Kejawanan dilakukan untuk mendapatkan nilai tingkat kinerja PPN Kejawanan. Nilai kinerja didapat dengan menggunakan metode pembobotan (Scoring method) yang mengacu pada Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Nomor 20/KEP-DJPT/2015 tentang Pedoman Evaluasi Kinerja Operasional Pelabuhan Perikanan yang nantinya akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Tahapan perhitungan nilai kinerja adalah sebagai berikut:

1. Menentukan parameter dan sub parameter

Penentuan parameter dan sub parameter ini mengacu pada indikator yang telah ditetapkan baik secara tolak ukur kriteria maupun standar volumenya. Parameter yang digunakan adalah administrasi dan sistem informasi, fasilitas pelabuhan perikanan, pelayanan umum, dan investasi dan industri. Parameter dan subparameter tersaji pada Tabel 4.

2. Penentuan Bobot, Skala dan Standar Indikator

(30)

Tabel 4 Parameter dan sub parameter penilaian kinerja B Fasilitas Pelabuhan Perikanan 20

(31)

Parameter Waktu 5 Fasilitas pemasaran &

(32)

Parameter Waktu

(33)

Parameter Waktu

Total bobot 100 Jumlah Nilai Keberhasilan

NK = ∑ (NKA1+…+ NKD3)

3. Penentuan Nilai Keberhasilan (NK)

Nilai keberhasilan diperoleh dengan mengalikan bobot (B) dengan skala (S) pada setiap sub parameter, kemudian dibagi dengan 4 sesuai dengan penilaian setiap sub parameter. Penentuan Nilai Keberhasilan (NK) terdapat pada Tabel 3.1. 4. Penentuan hasil penilaian

Nilai keberhasilan (NK) dari setiap sub parameter dijumlahkan. Nilai akhir ini yang merupakan nilai kinerja operasional PPN Kejawan yang kemudian hasilnya dimasukan kedalam kategori hasil evaluasi kinerja pelabuhan perikanan.

Hasil evaluasi kinerja pelabuhan perikanan dibagi menjadi 4 kategori yaitu : 1. Sangat baik jika NK = 86 – 100

2. Baik jika NK = 66 – 85 3. Sedang jika NK = 46 – 65 4. Kurang jika NK = 0 – 45

Hasil

Sejarah dan Lokasi PPN Kejawanan

Pelabuhan Perikanan Nusantara Kejawanan terletak di Kelurahan Pegambiran Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon, tepatnya pada posisi 06°- 44’- 14” LS/108°- 34’- 54” BT, dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang. Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

Sebelah utara : Laut Jawa

Sebalah selatan : Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan

Sebelah barat : Kabupaten Indramayu

Sebelah timur : Jawa Tengah

(34)

Visi dan Misi

Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan telah menetapkan visi dan misi sebagai berikut:

Visi : Pelabuhan perikanan sebagai sentra usaha mina yang berdaya saing Misi : Mensejahterakan masyarakat perikanan tangkap

Tujuan dan Sasaran

Tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dalam operasional PPN Kejawanan adalah merupakan penjabaran masing-masing tugas pokok dan fungsi serta misi yang telah ditetapkan dalam perencanaan strategis (RENSTRA). Sesuai dengan visi dan misi tersebut diatas. Tujuan pembangunan PPN Kejawanan adalah: 1. Meningkatkan pelayanan terhadap operasional kapal

2. Meningkatkan pelayanan terhadap pengguna jasa pelabuhan

3. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat perikanan dan pengembangan usaha perikanan tangkap

4. Meningkatkan mutu dan jaminan keamanan pangan hasil perikanan Sedangkan sasaran pembangunan PPN Kejawanan adalah :

1. Pengembangan dan pengelolaan perikanan tangkap

2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan

3. Meningkatkan ketersediaan produk kelautan dan perikanan yang berkualitas dan bernilai tambah

4. Meningkatnya usaha dan investasi di bidang perikanan tangkap 5. Tersedianya norma, standar prosedur dan kriteria sesuai kebutuhan

6. Terselenggaranya fasilitas sistem produksi perikanan tangkap, pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan yang optimal dan bermutu 7. Terselenggaranya pengendalian usaha perikanan tangkap

8. Tersedianya SDM Ditjen Perikanan Tangkap yang kompeten dan profesional

9. Tersedianya informasi perikanan tangkap yang valid, handal dan mudah di akses di PPN Kejawanan

10. Terwujudnya good governance dan clean governance di Ditjen Perikanan Tangkap

11. Terkelolanya anggaran yang optimal di Ditjen Perikanan Tangkap.

Penilaian Kinerja Operasional PPN Kejawanan

(35)

(NK). Penilaian keberhasilan menggunakan data statistik, laporan tahunan PPN Kejawanan serta pengamatan langsung di lapangan.

Tabel 5 Penilaian kinerja operasional PPN Kejawanan

Parameter Waktu A Administrasi & Sistem

Informasi

5 Aplikasi Inspeksi Pembongkaran Ikan

Bulanan 2 4 2 Ya

6 SISKA Bulanan 2 1 0,5 Tidak

7 Realisasi Penyerapan Anggaran Tahunan 4 4 4 antara 75%-100%

8 Pendapatan Pelabuhan Tahunan 4 4 4 diatas 90% dari target

9 Ketersediaan SDM Pengelola Pelabuhan Perikanan

B Fasilitas Pelabuhan Perikanan 20

1 Kapasitas daya tampung kolam pelabuhan

5 Fasilitas pemasaran & distribusi ikan

6 fasilitasi penyuluhan, pengawasan dan pengendalian sumber daya

8 Penyaluran Air Bersih (kapal dan industri pengolahan)

(36)

Parameter Waktu

1 Pelayanan pengolahan hasil perikanan di WKOPP

Tahunan 3 2 1,5 antara 5 - 10 unit

2 Pemanfaatan lahan pelabuhan Tahunan 3 3 2,25 optimal (60-79%) 3 Penyerapan Tenaga Kerja Bulanan 3 4 3 diatas 1.500 orang/bulan

Total bobot 100 88,75

A. Parameter administrasi dan sistem industri

Penilaian kinerja pelabuhan parameter administrasi dan sistem informasi terdiri dari 9 sub parameter. Berikut penjelasan dari masing-masing sub parameter:

1. Pusat Informasi Pelabuhan Perikanan (PIPP)

Nilai keberhasilan PIPP yaitu 4 karena pelabuhan aktif melakukan entry

data di aplikasi PIPP. Penyajian data tersebut dilaksanakan melalui entry data PIPP yang selanjutnya akan dikirimkan ke wesbsite PIPP (http://www.pipp.kkp.go.id).

2. E-logbook

Nilai keberhasilan e-logbook yaitu 2 karena pelabuhan aktif melakukan

entry data di aplikasi e-logbook. Kegiatan pendataan log book yang dilaksanakan PPNK melalui aplikasi Sistem Informasi Log Book Penangkapan Ikan (SILOPI) yang bisa diakses melalui www.integrasi.djpt.kkp.go.id. Pengisian data di aplikasi

e-loogbook dilakukan oleh petugas di seksi kesyahbandaran setelah petugas menerima catatan logbook dari pemilik kapal.

3. Aplikasi SPB-online

Nilai keberhasilan aplikasi SPB-online yaitu 2 karena pelabuhan aktif melakukan entry data di aplikasi SPB-online. Pengisian data di aplikasi SPB online dilakukan oleh petugas di seksi kesyahbandaran.

4. Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan (SHTI)

Nilai keberhasilan SHTI yaitu 2 karena pihak pengelola PPN Kejawanan aktif melakukan entry data di aplikasi SHTI.

5. Aplikasi Inspeksi Pembongkaran Ikan

Nilai keberhasilan aplikasi Inspeksi Pembongkaran Ikan yaitu 2 karena pelabuhan aktif melakukan entry data di aplikasi Inspeksi Pembongkaran Ikan. 6. Sistem Informasi Statistik Perikanan Tangkap Pelabuhan (SISKA)

Nilai keberhasilan SISKA Ikan yaitu 0,5 karena pelabuhan tidak aktif melakukan entry data di aplikasi SISKA. PPN Kejawanan belum menggunakan aplikasi SISKA karena adanya kesulitan pada pengisian data kegiatan kapal. 7. Realisasi penyerapan anggaran

(37)

Tabel 6 Realisasi DIPA program PPN Kejawanan tahun anggaran 2014

Program Anggaran Realisasi

Rp. % Rp. %

1 Peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Ditjen Perikanan Tangkap

2.858.728.000 32,30 2.725.599.294 30,79

2 Pengembangan usaha penangkapan ikan dan pemberdayaan nelayan skala kecil

62.140.000 0,70 36.647.500 0,41

3 Pengembangan pembangunan dan pengelolaan pelabuhan

5.574.944.000 62,98 5.495.142.387 62,08

4 Pengelolaan sumberdaya ikan (SDI) 241.767.000 2,73 168.604.150 1,90 5 Pembinaan dan pengembangan kapal

perikanan, alat penangkap ikan, dan pengawakan kapal perikanan

30.000.000 0,34 11.360.000 0,13

6 Pelayanan usaha perikanan tangkap yang efisien, tertib, dan berkelanjutan.

83.803.000 0,95 64.127.400 0,72

Jumlah 8.851.382.000 100 8.501.480.731 96,05

8. Pendapatan pelabuhan

Nilai keberhasilan sub parameter pendapatan pelabuhan yaitu 4 dimana target pendapatan yaitu Rp. 494.095.700,- sedangkan total pencapaian pendapatan Rp. 879.362.035,- atau sebesar 178% pada tahun 2014.

Tabel 7 Pendapatan PPN Kejawanan tahun 2014

Pendaparan Pelabuhan Rupiah

9. Ketersediaan SDM pengelola pelabuhan perikanan

(38)

Tabel 8 Komposisi pegawai PPN Kejawanan

S.2 S.1/ D.IV D.III SLTA SLTP SD Jumlah

PNS 1 16 4 28 4 1 54

CPNS - 1 - - - - 1

Kontrak - 4 1 10 1 - 16

Struktur organisasi PPN Kejawanan sesuai dengan Peraturan Mentri Kelautan dan Perikanan Nomor 20/PERMEN-KP/2014 tentang organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis pelabuhan perikanan terdapat pada Gambar 3.1.

Gambar 2 Struktur organisasi PPN Kejawanan

B. Parameter fasilitas pelabuhan perikanan

Penilaian kinerja pelabuhan parameter fasilitas pelabuhan perikanan terdiri dari 6 sub parameter. Berikut penjelasan dari masing-masing sub parameter:

1. Kapasitas daya tampung kolam pelabuhan

Nilai keberhasilan kapasitas daya tampung kolam pelabuhan yaitu 4 karena kapasitas daya tampung kolam pelabuhan diatas 2250 GT. Jumlah keseluruhan kapal 4744 GT. Pada saat cuaca buruk biasanya hampir 80% (3795 GT) kapal berada di pelabuhan (Lampiran 1).

2. Panjang dermaga

Nilai keberhasilan panjang dermaga yaitu 4 karena panjang dermaga PPN Kejawanan adalah 559 m.

(39)

3. Kolam pelabuhan

Nilai keberhasilan kolam pelabuhan yaitu 3 karena kedalaman kolam pelabuhan masih -3 m. Hal ini perlu diperhatikan karena dengan kedalaman kolam -3 m membuat kapal diatas 60 GT sulit untuk masuk pelabuhan pada saat keadaan surut.

4. Sarana perbaikan (docking, bengkel)

Nilai keberhasilan sarana perbaikan (docking, bengkel) yaitu 2 karena sudah tersedianya fasilitas docking dan bengkel di area pelabuhan.

5. Fasilitas pemasaran dan distribusi ikan

Nilai keberhasilan fasilitas pemasaran dan distribusi ikan (pasar, TPI, kendaraan berpendingin, peralatan pemasaran) yaitu 1,5 karena sudah dilaporkannya informasi pemasaran dan distribusi perikanan, namun untuk ketersediaan fasilitas pemasaran PPN Kejawanan tidak mempunyai kendaraan berpendingin karena setiap pemilik kapal sudah menyediakan kendaraan berpendingin sendiri. Ikan yang didaratkan di PPN Kejawanan didistribukikan ke beberapa tempat sesuai dengan jenis ikannya. Cumi-cumi dipasarkan ke jakarta, ikan asin dipasarkan ke daerah lokal (seperti Kuningan, Indramayu), dan ikan lainnya dijual kepada pengecer dari Tegal, Pemalang, Indramayu, Cirebon dan Bondet.

(a) (a)

(b)

Gambar 4 (a) TPI PPN Kejawanan, (b) Pasar Ikan PPN Kejawanan 6. Ketersediaan lahan pelabuhan

(40)

Berikut merupakan fasilitas PPN Kejawanan. Penilaian kondisi serta pemanfaatan berdasarkan hasil pengamatan dilapangan.

Tabel 9 Fasilitas PPN Kejawanan

No Fasilitas Ukuran Kondisi Pemanfaatan

A. Fasilitas Pokok

1 Kantor administrasi Luas = 300 m Baik Dimanfaatkan

2 Gedung TPI Luas = 940 m2 Baik Tidak dimanfaatkan

3 Area Parkir Luas = 2076 m2 Baik Dimanfaatkan

4 Resevoir air Kapasitas 200 m3 Baik Dimanfaatkan

5 Jaringan air bersir Kapasitas 100 L/detik Baik Dimanfaatkan

6 Sumur artesis 1 unit Baik Dimanfaatkan

7 Instalasi listrik Kapasitas 18200 VA Baik Dimanfaatkan

8 Gedung genset Luas = 26 m2 Baik Dimanfaatkan

9 Rambu navigasi 1 unit Baik Dimanfaatkan

10 Pagar kawasan Panjang= 1803 m Baik Dimanfaatkan

11 Menara air 1 unit

Kapasitas 27 m3

Baik Dimanfaatkan

12 Workshop Luas = 60 m2 Baik Dimanfaatkan

13 Gedung pelayanan satu atap Luas = 155,6 m2 Baik Dimanfaatkan

14 IPAL Luas = 855,6 m2 Baik Dimanfaatkan

15 Docking 1 unit Baik Dimanfaatkan

C. Fasilitas Penunjang

1 Balai pertemuan nelayan Luas = 360 m2 Baik Dimanfaatkan

2 Pos jaga Luas = 30 m2 Baik Dimanfaatkan

Penilaian kinerja pelabuhan parameter fasilitas pelabuhan perikanan terdiri dari 10 sub parameter. Berikut penjelasan dari masing-masing sub parameter: 1. Pelayanan tambat labuh

(41)

Tabel 10 Jumlah kapal di PPN Kejawanan tahun 2014

Nilai keberhasilan produksi perikanan yaitu 3,75 karena jumlah produksi perikanan rata-rata hanya 13,20 ton/hari (Tabel 11.)

Tabel 11 Produksi ikan di PPN Kejawanan tahun 2014 (ton)

Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total

Nilai keberhasilan frekuensi kunjungan kapal yaitu 1,25 karena berdasarkan data statistik PPN Kejawanan jumlah kunjungan kapal rata-rata sebanyak 377/tahun atau rata-rata 1 kali per harinya (Tabel 12.)

Tabel 12 Frekuensi kunjungan kapal di PPN Kejawanan tahun 2014

Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total

Kunjungan

Kapal 21 28 7 15 52 29 33 32 38 20 36 66 377

Rata-rata/hari 1

4. Surat Tanda Bukti Lapor Kedatangan dan Keberangkatan Kapal (STBLKK) Nilai keberhasilan STBLKK yaitu 5 karena jumlah STBLKK per kapal yang masuk pelabuhan adalah 100%. Data STBLKK terdapat pada Tabel 13.

Tabel 13 Rekapitulasi STBLKK di PPN Kejawanan tahun 2014

(42)

5. Sosialisasi dan bimbingan teknis (pertemuan)

Nilai keberhasilan sosialisasi dan bimbingan teknis (pertemuan) per triwulan yaitu 2 karena dalam tahun 2014 terdapat 6 kegiatan sosialisasi (rata-rata per tri wulan yaitu 1-2 kali). Kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis di PPN Kejawanan terdapat pada Tabel 14.

Tabel 14 Kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis di PPN Kejawanan tahun 2014

No Kegiatan

1 Sosialisasi pengelolaan pengaduan pelayanan publik dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

2 Sosialisasi cara penanganan ikan yang baik di PPN Kejawanan 3 Sosialisasi penerbitan SPB (Surat Persetujuan Berlayar) 4 Sosialisasi pemanfaatan lahan dan fasilitas

5 Sosialisasi pemanfaatan data dan peningkatan informasi pelayanan publik 6 Peningkatan SDM dalam rangka pelayanan prima

6. Fasilitasi penyuluhan, pengawasan dan pengendalian sumber daya ikan, perkarantinaan ikan, publikasi hasil penelitian, pemantauan wilayah pesisir, wisata bahari, pembinaan mutu, pengolahan, dan pemasaran, serta distribusi hasil perikanan

Nilai keberhasilan fasilitasi penyuluhan, pengawasan dan pengendalian sumber daya ikan, perkarantinaan ikan, publikasi hasil penelitian, pemantauan wilayah pesisir, wisata bahari, pembinaan mutu, pengolahan, dan pemasaran, serta distribusi hasil perikananyaitu 4 karena lebih dari 4 kegiatan yang terselenggara. Kegiatan yang tidak terselenggara di PPN Kejawanan adalah pengkarantinaan ikan.

7. Pelaksanaan K5 (Keamanan, Ketertiban, Kebersihan, Keindahan dan Keselamatan Kerja)

Nilai keberhasilan pelaksanaan K5 yaitu 4 (baik), pihak pelabuhan secara rutin melakukan kegiatan keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, dan keselamatan kerja dalam rangka menjaga kondisi pelabuhan agar tetap kondusif. Pelaksanaan K5 dapat terbukti dengan kondisi PPN Kejawanan yang dalam keadaan baik. Kegiatan K5 di PPN Kejawanan tersaji pada Tabel 15.

Tabel 15 Kegiatan K5 di PPN Kejawanan

Jenis Kegiatan Keamanan dan

Ketertiban

: 1 Penjagaan di wilayah kerja pelabuhan, meliputi area kantor, taman, jalan, wisata bahari, gedung pelayanan satu atap, gedung pertemua nelayan dan TPI. Waktu : jam kerja dan diluar jam kerja (malam hari).

2 Pelayanan tamu-tamu pelabuhan sesuai dengan maksud dan tujuan.

Kebersihan dan Keindahan

: 3 Pelaksanaan kebersihan dan keindahan di wilayah kerja pelabuhan, meliputi area kantor, taman, jalan, wisata bahari, pos terpadu dan TPI.

(43)

Jenis Kegiatan

sampah (memisahkan sampah plastik dan non plastik). Keselamatan Kerja : 5 Petugas dilengkapi dengan kelengkapan keselamatan

yaitu wearpack, sarung tangan dan alat pemadam kebakaran.

Wisata Pantai PPN Kejawanan

: 6 Sarana rekreasi, penanaman nilai-nilai kebaharian bersifat edukatif, sarana penambah wawasan sekaligus sosialisasi beberapa hal yang berkaiatan dengan dunia kelautan dan perikanan

8. Penyaluran air bersih (kapal dan industri pengolahan)

Nilai keberhasilan penyaluran air bersih (kapal dan industri pengolahan) yaitu 3, penyaluran air bersih untuk kapal dan industri dari pelabuhan yaitu 90%. Nilai ini didapatkan dari pemenuhan air untuk kebutuhan kapal 100% dan kebutuhan industri pengolahan 80%. Data penyaluran air bersih untuk kapal tersaji pada Tabel 16. Kebutuhan air bersih bagi industri pengolahan yaitu 80% dari total kebutuhan industri pengolahan karena industri 20% air yang digunakan berasal dari sumur artesis yang dibuat oleh industri pengolahan. Tidak adanya data mengenai jumlah air untuk industri pengolahan karena pada tahun 2014 data yang tersedia yaitu data keseluruhan penggunaan air untuk keperluan darat (investor, kantor, rumah dinas dan TPI).

Tabel 16 Data penyaluran air bersih untuk kapal tahun 2014

Bulan Penyaluran perbekalan air (ton) Perbekalan air untuk kapal (ton)

Januari 1.046 1.046

Tingkat penyaluran air bersih untuk kapal 100%

9. Es (kapal)

Penentuan nilai keberhasilan es (kapal) dilakukan penyesuaian dengan kondisi aktual di lapangan. Kapal perikanan di PPN Kejawanan sudah tidak menggunakan es sebagai sistem pendingin tetapi menggunakan frezeer.

(44)

Nilai keberhasilan BBM (kapal) yaitu 5 karena penyediaan BBM oleh sudah sesuai kebutuhan (Tabel 17).

Tabel 17 Data penyaluran BBM untuk kapal tahun 2014

Bulan Penyaluran perbekalan BBM (ton) Tingkat penyaluran BBM untuk kapal 100%

D. Parameter investasi dan industri

Penilaian kinerja pelabuhan parameter investasi dan industri teriri dari 3 sub parameter.

1. Pelayanan pengolahan hasil perikanan di WKOPP

Nilai keberhasilan pelayanan pengolahan hasil perikanan di WKOPP yaitu 1,5 karena jumlah industri/usaha pengolahan hasil perikanan di WKOPP berjumlah 8 unit yaitu jenis usaha pengalengan rajungan, chitosan, pengolahan cangkang rajungan dan kulit udang sebagai bahan pupuk organik, pengasinan ikan, dan pengolahan ikan (fillet ikan, otak-otak dan nugget), dan pengolahan ikan lainnya (Tabel 18.).

Tabel 18 Daftar industri pengolahan hasil perikanan di PPN Kejawanan

No Nama Perusahaan Bidang usaha

1 PD. Sambu Pengolahan ikan

2 UD Barokah Pengasinan ikan

3 PD. Horizon Group Pengolahan ikan

4 PT. Pan Putra Samudera Pengalengan rajungan

5 PT. Biotech Surindo Citosan

6 Mohan B Bahirawani I Gudang cangkang rajungan

7 Mohan B Bahirawani II Penjemuran hasil laut

8 PT Alam Segar Jaya Cold storage dan prosesing ikan

2. Pemanfaatan lahan pelabuhan

Nilai keberhasilan pemanfaatan lahan pelabuhan yaitu 2,25. Menurut pihak pegelola pelabuhan pemanfaatan lahan pelabuhan yaitu 63% sudah dimanfaatkan sedangkan sisanya 37% belum dimanfaatkan.

3. Penyerapan tenaga kerja

(45)

tersebut terdiri dari 1398 tenaga kerja perikanan dan 787 tenaga kerja non perikanan.

Tabel 19 Jumlah penyerapan tenanga kerja PPN Kejawanan tahun 2014

Bulan Jumlah (orang)

Januari 2.128

Februari 2.495

Maret 2.196

April 2.130

Mei 2.134

Juni 2.127

Juli 2.127

Agustus 2.127

September 2.130

Oktober 2.206

November 2.201

Desember 2.185

Pembahasan

Penilaian kinerja operasional PPN Kejawanan terdiri dari 4 parameter. Parameter tersebut adalah administrasi dan sistem informasi, fasilitas pelabuhan perikanan, pelayanan umum, dan investasi dan industri. Parameter ini merupakan penentu keberhasilan suatu pelabuhan perikanan. Hasil penilaian kinerja PPN Kejawanan adalah 88,75. Berdasarkan skor nilai keberhasilan maka hasil evaluasi kinerja PPN Kejawanan termasuk kedalam kategori sangat baik (jika NK = 86 – 100). Meskipun hasil evaluasi kinerja PPN Kejawanan sudah termasuk kedalam kategori sangat baik tetapi masih perlu adanya peningkatan kinerja pada setiap parameternya.

Administrasi dan sistem informasi

Penilaian kinerja pelabuhan parameter administrasi dan sistem informasi sudah mendapatkan Nilai keberhasilan tertinggi pada setiap sub parameternya kecuali pada sub parameter SISKA. Penilaian PIPP; e-logbook; aplikasi SPB

online; SHTI; Aplikasi Inspeksi Pembongkaran Ikan; SISKA; realisasi

(46)

penangkapan ikan; pemantauan mutu hasil perikanan; pendataan logbook

penangkapan ikan; penerbitan Surat Persetujuan Berlayar (SPB); penerbitan Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan (SHTI); operasional Pusat Informasi Pelabuhan Perikanan (PIPP); pengusahaan fasilitas pelabuhan; pelaksanaan minapolitan; operasional kebersihan; outbond. Pengembangan PPNB termasuk dalam kategori pengembangan penuh, dimana pelabuahan perikanan selain dikembangkan aktivitas dan sumberdaya manusianya, juga melakukan perbaikan fasilitas yang rusak dan pengembangan fasilitas yang ada.

Penilaian sub parameter SISKA juga belum terlaksana karena belum mulainya pengisian data pada aplikasi SISKA dikarenakan adanya kesulitan pada pengisian data kapal. Data kapal yang sudah masuk ke dalam aplikasi SISKA tidak bisa begitu saja dirubah oleh pihak pelabuhan apabila terdapat kesalahan. Sehingga apabila data kapal belum tercantum maka pengisian data kapal (ukuran, alat tangkap, trip, daerah asal), data ikan (jumlah produksi, nilai produksi menurut wilayah pengelolaan perikanan per tahun, jenis ikan dan bulan) dll tidak bisa diisi. Selanjutnya agar kinerja pelabuhan meningkat maka PPN Kejawanan harus sudah aktif mengisi data pada aplikasi SISKA dan bisa mengatasi kesulitan dalam pengisian data dengan cara mengecek ulang data awal kapal yang tercatat di PPN Kejawanan.

Fasilitas pelabuhan perikanan

Penilaian kinerja parameter fasilitas pelabuhan perikanan secara keseluruhan sudah maksimal. Penilaian tingkat kapasitas daya tampung kolam pelabuhan; panjang dermaga; kedalaman kolam; sarana perbaikan (docking, bengkel); fasilitas pemasaran & distribusi ikan (pasar, TPI, kendaraan berpendingin, peralatan pemasaran); ketersediaan lahan pelabuhan sudah sesuai dengan standar indikator yang di tetapkan tetapi belum 100% dimanfaatkan. Untuk mendukung kegiatan operasional pelabuhan maka pelabuhan harus memiliki fasilitas yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan nelayan. Dalam hal fasilitas pelabuhan, PPN Kejawanan sudah memiliki kapasitas fasilitas yang memadai dan dapat menunjang kegiatan operasional pelabuhan. Hal tersebut diperkuat oleh Nasir et al. (2012), bahwa pelabuhan harus didukung sarana fasilitas pelabuhan seperti dermaga, TPI demi kelancaran kegiatan operasional pelabuhan tersebut.

(47)

Pelayanan umum

Penilaian kinerja parameter pelayanan umum merupakan parameter yang sangat penting karena memiliki bobot 45 dari keseluruhan bobot penilaian kinerja operasional yaitu 100. Parameter ini menjadi penting karena yang dinilai merupakan keragaman operasional pelabuhan. Maka dari itu agar kinerja pelabuhan perikanan dinilai baik, haruslah memiliki tingkat keragaman operasional yang tinggi. Menurut Kresnanto (2004), tingkat operasional merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pengelolaan pelabuhan.

Penilaian kinerja pada pelayanan umum sudah mendekati maksimal. Nilai keberhasilan sub parameter pelayanan tambat labuh; STBLKK; sosialisasi dan bimbingan teknis; fasilitasi penyuluhan, pengawasan dan pengendalian sumber daya ikan, perkarantinaan ikan, publikasi hasil penelitian, pemantauan wilayah pesisir, wisata bahari, pembinaan mutu, pengolahan, dan pemasaran, serta distribusi hasil perikanan; pelaksanaan K5; penyaluran air bersih (kapal dan industri pengolahan); penyaluran es (kapal ); penyaluran bbm (kapal); sudah sesuai dengan standar indikator yang ditentukan dan pelaksanaanya sudah baik. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan lagi seperti produksi perikanan dan frekuensi kunjungan kapal.

Belum maksimalnya nilai keberhasilan produksi perikanan dan frekuensi kunjungan kapal di karenakan tidak setiap hari ada kapal yang mendaratkan hasil tangkapan di pelabuhan, sehingga jumlah produksi perikanan rata-rata hanya 13,39 ton/hari. Biasanya dalam satu minggu hanya ada 3 - 4 kali kedatangan kapal atau bahkan tidak sama sekali, hal ini akibat dari jumlah kapal perikanan yang hanya 125 kapal sedangkan yang melakukan operasional hanya 99 kapal sisanya dalam perbaikan, tidak beroperasi dan tidak menjadikan PPN Kejawanan sebagai pelabuhan pangkalan. Terbitnya Peraturan menteri kelautan dan perikanan nomor 26/PERMEN-KP/2013 tentang usaha perikanan tangkap di WPPNRI dimana kapal penangkap ikan dan kapal pengangkut ikan wajib mendaratkan ikan hasil tangkapan di pelabuhan pangkalan sebagaimana tercantum dalam SIPI atau SIKPI, menjadikan kapal yang awalanya mendaratkan ikan di PPNK meskipun tidak mencantumkan PPNK sebagai pelabuhan pangkalan, tidak mendarakan ikan di PPNK lagi. Kondisi ini mengakibatkan jumlah kunjungan kapal yang menurun. Kondisi ini sama dengan PPP Tegalsari dimana kecenderungan jumlah kunjungan kapal yang menurun dikarenakan adanya perpindahan pendaratan dari TPI Tegalsari ke TPI lainnya (Yahya et al. 2013). Namun di PPN Pekalongan, penurunan jumlah kapal disebabkan karena adanya pendangkalan alur sungai dan kolam pelabuhan yang menjadikan kapal-kapal tersebut enggan berlabuh di dermaga (Nasir et al.2012). Armada penangkap ikan maupun kapal pengangkut merupakan faktor yang dapat mempengaruhi produksi dan nilai produksi (Sinaga 2013).

(48)

pelabuhan sebagian besar tidak bermata pencaharian sebagai nelayan, padahal biasanya jika banyak nelayan di dekat area pelabuhan maka akan menarik bakul-bakul untuk membeli hasil tangkapan sehingga terjadilah kegiatan lelang di TPI dan banyak kunjungan kapal setiap harinya. Karena tidak adanya lelang dan sedikitnya kunjungan kapal maka PPN Kejawanan terlihat sepi dari kegiatan perikanan. Sama halnya dengan hasil penelitian Ngamel(2014), jumlah produksi hasil tangkapan yang didaratkan di PPN Tual adalah buruk. Kondisi ini dipengaruhi oleh jumlah kunjungan kapal yang mengalami penurunan. Ukuran kapal yang melakukan kunjungan ke PPN Tual adalah berukuran 100-200 GT sehingga lama tripnya mencapai berbulan-bulan dan mengakibatkan jarang melakukan kunjungan ke PPN Tual. Dengan demikian apabila frekuensi kunjungan kapal di pelabuhan perikanan sedikit, maka akan mempengaruhi produksi ikan yang didaratkan juga mengalami jumlah yang sedikit. Rendahnya jumlah produksi hasil tangkapan di PPN Tual ini mengakibatkan kegiatan operasional yang terjadi juga sepi dan berdampak bagi kinerja operasionalnya. Sebaliknya di PPN Brondong, hasil penelitian Rahmawati et al. (2014), menujukan bahwa terjadinya peningkatan produksi perikanan di PPNB disebabkan karena dalam terdapat sekitar 20 kapal yang bongkar hasil tangkapan dalam satu hari. Selain itu jumlah produksi ikan di PPNB selain dari hasil tangkapan nelayan yang fishing base nya PPNB juga didukung ikan dari luar baik dari jalur darat (truk) maupun dari jalur laut (kapal collecting).

Investasi dan industri

Penilaian kinerja pada parameter investasi dan industri sudah mencapai nilai maksimal pada penyerapan tenaga kerja lebih dari 1500 orang yaitu 2185 orang. Jumlah tenaga kerja tersebut terdiri dari tenaga kerja perikanan sebanyak 1398 dan non perikanan sebanyak 787. Banyaknya penyerapan tenaga kerja di PPN Kejawanan karena selain adanya aktivitas penangkapan ikan, terdapat pula perusahaan di kawasan pelabuhan. Perusahaan yang ada bukan hanya perusahaan di bidang industri pengolahan ikan tetapi juga di bidang lainnya seperti cold strorage, bengkel, docking, SPBU, warung-warung, dan pedagang kaki lima, sehingga PPN Kejawanan merupakan lahan pekerjaan bagi banyak orang. Sama halnya dengan PPN Brondong yang merupakan lahan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Bukan hanya nelayan saja yang memanfaatkan adanya PPNB tetapi juga tenaga kerja lain. Hal tersebut karena selain aktivitas penangkapan ikan, PPNB juga merupakan pusat jual beli hasil perikanan dan industri perikanan. Sehingga keberadaan PPNB memiliki peranan strategis dalam meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir di wilayah Kabupaten Lamongan Jawa Timur (Rahmawati et al. 2014).

(49)

ke permukiman penduduk dan sejarah pembentukan pelabuhan. Pelabuhan Ratu lebih dekat ke permukiman dan merupakan pengembangan dari pelabuhan yang sudah ada sejak dulu sehingga para nelayan secara budaya sudah terbiasa berlabuh di pelabuhan tersebut, sedangkan pelabuhan Kejawanan relatif baru dan relatif jauh dari pemukiman, sementara nelayan cenderung lebih suka berlabuh pada pelabuhan yang lebih dekat dengan permukiman mereka. Kondisi investasi di sekitar pelabuhan belum mengoptimalkan seluruh potensi yang ada sehingga diperlukan upaya-upaya pengembangan investasi di pelabuhan tersebut.

Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil evaluasi kinerja operasional PPN Kejawanan adalah 88,25 dan masuk ke dalam kategori sangat baik.

2. Hasil pencapaian kinerja yang belum maksimal terdapat pada sub parameter Sistem Informasi Statistik Perikanan Tangkap Pelabuhan (SISKA), kedalaman kolam pelabuhan, fasilitas pemasaran dan distribusi ikan, produksi perikanan, frekuensi kunjungan kapal, pelayanan pengolahan hasil perikanan di WKOPP, dan penyerapan tenanga kerja. Pada sub-sub parameter ini perlu ditingkatkan kembali agar pencapaian kinerja maksimal.

3

KEPUASAN NELAYAN TERHADAP PELAYANAN PPN

KEJAWANAN

Pendahuluan

Pelabuhan perikanan merupakan pusat pengengembangan ekonomi perikanan ditinjau dari aspek produksi, pengolahan dan pemasaran, baik secara lokal, nasional, maupun internasional. Pelabuhan perikanan mempunyai peran yang sangat penting terhadap perikanan laut, karena merupakan center

Gambar

Gambar 1  Kerangka pemikiran
Tabel 3  Analisis data
Tabel 4  Parameter dan sub parameter penilaian kinerja
Tabel 5  Penilaian kinerja operasional PPN Kejawanan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi pokok pelabuhan perikanan adalah sebagai pusat pengembangan perikanan di bidang produksi, pengolahan dan pemasaran.. Dengan terlaksananya fungsi pelabuhan

Analisis Dampak Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Pesisir.

Strategi pengembangan yang menjadi prioritas utama dalam upaya pengembagan kelembagaan pemasaran PPP Bajomulyo unit I dan unit II adalah memperluas pemasaran

Hal ini terkait dangan berlakunya Peraturan Wali Kota Cirebon Nomor 40 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Wali Kota Cirebon Nomor 57 Tahun 2011 Tentang

Sedangkan dari analisa SWOT IFAS EFAS diperoleh strategi rencana pengembangan pelabuhan yang dapat diterapkan di Pelabuhan Umum Gresik adalah strategi agresif yaitu :

Seiring dengan peningkatan status pelabuhan yang kemudian menjadi motivasi bagi PPN Kejawanan untuk terus meningkatkan kegiatan pembangunan, baik fisik maupun nonfisik, penulis

Sedangkan dari analisa SWOT IFAS EFAS diperoleh strategi rencana pengembangan pelabuhan yang dapat diterapkan di Pelabuhan Umum Gresik adalah strategi agresif yaitu :

Pengembangan pelabuhan perikanan yang dilengkapi dengan fasilitas kolam labuh untuk kapal berukuran besar atau di atas 30 GT memberikan banyak kemudahan dan