• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinerja Produksi Ikan Rainbow Kurumoi Melanotaenia parva pada Sistem Resirkulasi dengan Filter Cangkang Kerang Simping, Kerang Darah, dan Kerang Hijau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kinerja Produksi Ikan Rainbow Kurumoi Melanotaenia parva pada Sistem Resirkulasi dengan Filter Cangkang Kerang Simping, Kerang Darah, dan Kerang Hijau"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

KINERJA PRODUKSI IKAN

RAINBOW KURUMOI

Melanotaenia parva

PADA SISTEM

RESIRKULASI DENGAN FILTER CANGKANG KERANG

SIMPING, KERANG DARAH DAN KERANG HIJAU

ASLIA

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Kinerja Produksi Ikan Rainbow Kurumoi Melanotaenia parva pada Sistem Resirkulasi dengan Filter Cangkang Kerang Simping, Kerang Darah dan Kerang Hijau” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dan tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Desember 2014

Aslia

(4)

ABSTRAK

ASLIA. Kinerja Produksi Ikan Rainbow Kurumoi Melanotaenia parva pada Sistem Resirkulasi dengan Filter Cangkang Kerang Simping, Kerang Darah dan Kerang Hijau. Dibimbing oleh TATAG BUDIARDI dan TUTIK KADARINI.

Ikan rainbow kurumoi merupakan ikan hias asli Indonesia dengan nilai ekonomis tinggi, namun jumlahnya di alam menurun karena kerusakan habitat. Untuk itu perlu dilakukan peningkatan produksi melalui budidaya dengan pendekatan lingkungan. Cangkang kerang diketahui mampu meningkatkan kualitas perairan. Jenis kerang beraneka macam sehingga perlu dianalisis lebih lanjut mengenai jenis cangkang kerang yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis cangkang kerang yang paling baik diantara kerang simping, kerang darah dan kerang hijau untuk meningkatkan produksi ikan rainbow kurumoi. Ikan yang digunakan adalah benih berukuran panjang 2,04±0,25 cm/ekor dan bobot 0,11 ± 0,04 g/ekor. Derajat kelangsungan hidup antar perlakuan tidak berbeda nyata, juga terhadap kontrol. Laju pertumbuhan panjang, laju pertumbuhan bobot, dan laju pertumbuhan spesifik antar perlakuan tidak berbeda nyata, namun berbeda nyata terhadap kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cangkang kerang mampu memperbaiki kualitas air sehingga meningkatkan pertumbuhan ikan rainbow kurumoi. Penggunaan bahan filter antar jenis cangkang kerang tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.

Kata kunci: rainbow kurumoi, cangkang kerang, pertumbuhan, kualitas air ABSTRACT

ASLIA. The Productivity Performance of Rainbow Kurumoi Melanotaenia parva

Fish on Recirculating System by Using Simping Shell, Cockle Shell, and Green Mussel Shell. Supervised by TATAG BUDIARDI and TUTIK KADARINI.

Rinbow kurumoi fish is an Indonesian ornamental fish with high economic value, but its numbers in the nature decreases due to habitat destruction. It is necessary to increase production through aquaculture with environmental aprroach. Mussel shells are known can improve water quality. Mussel shells are varying types, so it needs further analysis of mussel shells used. The aim of this study was to analyze the type of mussel shells that the best among simping shells, cockle shells and green mussel shells to increase rainbow kurumoi fish production. Rainbow kurumoi fish used in this research had length 2.04±0.25cm/fish and weight 0.13± 0.14g/fish. Survival rate percentage was not significantly different among treatments. Each of length, weight, and specific growth rates was significantly different as compared to the control, but it was not prefail for different treatments. The result of this research showed that the shell could fix water quality so that the growth of rainbow kurumoi fish could be improved, but it was not really different as compared to all kinds of shell such as simping shell, blood shell and green mussel shell.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan

pada

Departemen Budidaya Perairan

KINERJA PRODUKSI IKAN RAINBOW KURUMOI

Melanotaenia parva

PADA SISTEM RESIRKULASI DENGAN

FILTER CANGKANG KERANG SIMPING, KERANG DARAH

DAN KERANG HIJAU

ASLIA

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2014 Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan

pada

(6)
(7)
(8)

PRAKATA

Rasa syukur terdalam penulis hantarkan kepada Allah atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul “Kinerja Produksi Ikan Rainbow Kurumoi Melanotaenia parva pada Sistem Resirkulasi dengan Filter Cangkang Kerang Simping, Kerang Darah dan Kerang Hijau” berhasil diselesaikan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2014 bertempat di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok.

Berbagai pihak telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Tatag Budiardi, M.Si. selaku Pembimbing I dan Ir. Tutik Kadarini, M.Si selaku Pembimbing II yang telah dengan sabar memberi bimbingan serta arahan hingga selesainya skripsi ini, serta Bapak Prof. Dr. D. Djokosetiyanto selaku dosen penguji tamu dan Dr. Ir. Dedi Jusadi, M.Sc. selaku dosen perwakilan Ketua Program Studi yang telah memberikan banyak masukan pada penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada keluarga tercinta, Ayahanda Edy Jazuli, Ibunda Nur Asni, Uni Indah Ariesta atas kasih sayang, segala bentuk dukungan dan doa, Ibu Siti Zuhriyyah, Ibu Yusni dan Pak Sanusi yang banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian, teman-teman seperjuangan BDP 47, Sistekers atas semangat, kebersamaan dan keceriaan, serta sahabat-sahabat tercinta: Listya Arawinda, Novia Tiara, Aninditha Adyarini, Hana Filya, R Cindy Ray, Fatimah Zahra, Lilis Desmawati, Regina Novanda, Siti Kamila.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi penulis, dan seluruh pihak yang membutuhkannya.

.

Bogor, Desember 2014

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 2

METODE ... 2

Rancangan Penelitian ... 2

Prosedur Penelitian ... 2

Parameter Uji ... 4

Analisis Data ... 5

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 5

Hasil ... 5

Pembahasan ... 9

KESIMPULAN DAN SARAN ... 12

Kesimpulan ... 12

Saran ... 12

DAFTAR PUSTAKA ... 12

(10)

DAFTAR TABEL

1 Parameter kualitas air, satuan, dan alat ukur ... 3 2 Kinerja produksi ikan rainbow kurumoi selama 40 hari pemeliharaan ... 6 3 Kualitas air media pemeliharaan ikan rainbow kurumoi Melanotaenia

parva dengan penambahan cangkang kerang simping, kerang darah, kerang hijau ... 8

DAFTAR GAMBAR

1 Derajat kelangsungan hidup ikan rainbow kurumoi tanpa penambahan

cangkang kerang (♦), penambahan cangkang kerang simping (■), cangkang kerang darah (▲), cangkang kerang hijau (x) yang

dipelihara selama 40 hari ... 6 2 Bobot rata-rata ikan rainbow kurumoi tanpa penambahan cangkang

kerang (♦), penambahan cangkang kerang simping (■), cangkang

kerang darah (▲), cangkang kerang hijau (x) yang dipelihara selama

40 hari ... 7 3 Panjang rata-rata ikan rainbow kurumoi tanpa penambahan cangkang

kerang (♦), penambahan cangkang kerang simping (■), cangkang kerang darah (▲), cangkang kerang hijau (x) yang dipelihara selama

40 hari ... 7 4 Analisis pH (a), suhu (b) alkalinitas (c), kesadahan (d), nitrit (e), dan

amonia (f) berdasarkan waktu, tanpa penambahan cangkang kerang

(♦), penambahan cangkang kerang simping (■), cangkang kerang

darah (▲), cangkang kerang hijau (x) ... 9

DAFTAR LAMPIRAN

1 Susunan sistem resirkulasi pemeliharaan ikan rainbow kurumoi ... 14 2 Pola rancangan acak lengkap wadah pemeliharaan ... 14 3 Analisis statistik parameter produksi ikan rainbow kurumoi

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ikan rainbow merupakan salah satu spesies ikan hias asli Indonesia dengan nilai ekonomis tinggi. Ikan rainbow kurumoi dengan ukuran 3,75-5 cm, di Amerika dijual dengan harga $6 (Jeremy 2011). Rainbow kurumoi (Melanotaenia parva) merupakan salah satu jenis ikan rainbow yang berasal dari daerah Papua, tepatnya Danau Kurumoi, Sorong. Danau Kurumoi merupakan danau dengan kalsium tinggi yaitu 45,05 mg/L. Danau sebagai habitat asli ikan rainbow mulai rusak karena penyempitan lahan oleh erosi tanah dan pendangkalan danau (Kadarusman et al. 2010). Oleh karena itu, ikan rainbow harus terus dikembangkan melalui budidaya.

Dalam pengembangan budidaya, kualitas air merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan. Optimasi penggunaan air dapat dilakukan dengan menggunakan sistem resirkulasi. Michael dan Charles (2000) menyatakan bahwa resirkulasi dilakukan untuk meminimalkan pergantian air dan menjaga kualitas air. Resirkulasi dikatakan efektif jika memenuhi kebutuhan aerasi, penghapusan partikel, filtrasi biologis, dan bufer pH.

Nilai pH (potensial of hydrogen) merupakan parameter lingkungan yang bersifat mengontrol laju metabolisme yakni melalui pengontrolan terhadap aktivitas enzim (Affandi dan Tang 2002). Tappin (2010) menyatakan bahwa di habitat aslinya pH 6,5-7,8 dan alkalinitas 50-200 mg/L dapat mendukung pertumbuhan ikan rainbow secara umum. Dalam upaya budidaya ikan rainbow, kualitas air pada setiap perairan berbeda dan seringkali ditemukan air dengan pH rendah. Salah satu cara meningkatan pH adalah dengan menggunakan penambahan cangkang kerang yang dapat melepaskan ion terutama kalsium.

Ikan dan krustase mendapatkan 50-60% kebutuhan kalsiumnya melalui air. Insang, kulit, dan mulut merupakan organ yang berperan dalam pengaturan kalsium. Kalsium merupakan unsur yang penting dalam perkembangan serta pertumbuhan tulang pada ikan dan krustase (Guillaume et al. 2001). Cangkang kerang sebagai sumber kalsium, tergolong kedalam limbah. Penggunaan limbah cangkang kerang di dalam negeri mulai meningkat, terbukti dari menurunnya jumlah ekspor koral dan kulit kerang pada tahun 2011 sebesar 11 548 ton dan tahun 2012 sebesar 5 631 ton (BPS 2013). Jenis cangkang kerang yang digunakan adalah kerang simping (Amusium sp.) dengan kandungan kalsium 49,61%, kerang darah (Anadara sp.) denga kalsium 64,27%, dan kerang hijau (Mytilius viridis) dengan kalsium 52,91%.

Beberapa penelitian sebelumnya mengenai penambahan cangkang kerang pada pemeliharaan ikan rainbow seperti Nurhidayat et al. (2012) dan Zuhrriyah et al. (2012) menunjukkan bahwa cangkang kerang berhasil meningkatkan pertumbuhan ikan rainbow melalui peningkatan kualitas air. Zuhrriyah et al.

(12)

2

kesadahan dibandingkan dengan penambahan pecahan keramik, biobol dan zeolit, sehingga didapatkan pula laju pertumbuhan spesifik ikan rainbow merah yang lebih baik.

Berdasarkan pemaparan di atas terbukti bahwa cangkang kerang mampu meningkatkan kualitas air dan pertumbuhan ikan rainbow. Jenis kerang di Indonesia yang beraneka macam diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber kalsium. Dengan demikian perlu dilakukan penelitian mengenai pemakaian berbagai jenis cangkang kerang yang memberikan hasil terbaik bagi kualitas air sehingga meningkatkan produksi ikan rainbow kurumoi.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan menganalisis jenis cangkang kerang yang paling baik untuk meningkatkan kualitas air sehingga selanjutnya dapat meningkatkan produksi ikan rainbow kurumoi (Melanotaenia parva).

METODE

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah penggunaan kerang simping (Amusium sp.), kerang darah (Anadara sp.), dan kerang hijau (Mytilius viridis) sebagai bahan filter, serta kontrol tanpa penambahan cangkang kerang.

Prosedur Penelitian

Persiapan Wadah

Wadah yang digunakan berupa 12 bak fiber berdiameter 50 cm dan tinggi 50 cm. Tahapan persiapan penelitian meliputi pembersihan wadah, penempatan wadah, pengisian wadah, dan stabilisasi air. Filter yang digunakan adalah filter vertikal yang direndam dalam bak pemeliharaan.

(13)

3 sistem resirkulasi diaktifkan selama 3 hari sebelum ikan dimasukkan. Penempatan wadah pemeliharaan hasil pengacakan digambarkan pada Lampiran 2.

Penebaran Benih

Benih ikan rainbow yang digunakan dalam penelitian ini berumur sekitar 1,5 bulan dengan panjang rata-rata 2,04 ± 0,25 cm dan bobot rata-rata 0,11 ± 0,04 gram yang berasal dari pemijahan di BPPBIH Depok, Jawa Barat. Padat tebar setiap perlakuan adalah 2 ekor/liter.

Pemeliharaan

Penelitian dilakukan selama 40 hari masa pemeliharaan. Selama penelitian dilakukan pengelolaan air, pemberian pakan, serta pengamatan ikan dan air media pemeliharaan. Kualitas air dijaga menggunakan sistem resirkulasi dengan debit sekitar 0.03 liter/detik. Pakan yang diberikan berupa pelet yang ditepungkan kemudian diberikan secara ad satiation (sampai kenyang). Frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali sehari yaitu pada pukul 08.00, 12.00, dan 15.00 WIB. Parameter Kualitas air

Parameter kualitas air berupa suhu dan pH diukur secara insitu setiap hari, sedangkan oksigen terlarut (DO), amonia, nitrit, alkalinitas dan kesadahan diukur setiap 10 hari. Pengukuran parameter suhu, pH, kandungan oksigen terlarut (DO), nitrit, TAN (untuk menghitung amonia), dan alkalinitas dilakukan dari awal sampai akhir pemeliharaan (Tabel 1).

Tabel 1 Parameter kualitas air, satuan, dan alat ukur

Parameter Satuan Metode/alat ukur

Suhu oC Termometer digital

Oksigen terlarut mg/L DO-meter

pH - pH-meter

Nitrit mg/L Spektrofotometeri

Amonia mg/L Spektrofotometeri

Alkalinitas

(14)

4

Parameter Uji

Parameter yang diamati selama penelitian meliputi panjang ikan, bobot ikan, kematian ikan, dan jumlah pakan yang diberikan kepada ikan. Data parameter tersebut digunakan untuk menghitung derajat kelangsungan hidup (SR), laju pertumbuhan panjang (GRL), laju pertumbuhan bobot (GRW), laju pertumbuhan

spesifik (SGR) dan konversi pakan (FCR). Selain itu dilakukan pengamatan parameter kualitas air meliputi suhu, pH, DO, alkalinitas, kesadahan, amonia dan nitrit.

Derajat Kelangsungan Hidup

Derajat kelangsungan hidup (survival rate, SR) adalah perbandingan jumlah ikan yang hidup sampai akhir pemeliharaan dengan jumlah ikan pada awal pemeliharaan. Derajat kelangsungan hidup dihitung menggunakan rumus dari Goddard (1996) yaitu:

Keterangan: SR = derajat kelangsungan hidup (%)

Nt = jumlah ikan pada akhir pemeliharaan (ekor)

N0 = jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)

Laju Pertumbuhan

Laju pertumbuhan (growth rate, GR) adalah perubahan bobot dan panjang rata-rata individu dari awal sampai akhir pemeliharaan. Pertumbuhan bobot dan panjang mutlak dihitung menggunakan rumus dari Goddard (1996):

GRw =

Wt-Wo

t

Keterangan: GRw = laju pertumbuhan bobot mutlak (g/hari)

Wt = bobot rata-rata pada akhir pemeliharaan (g) Wo = bobot rata-rata pada awal pemeliharaan (g) t = waktu pemeliharaan (hari)

GRL =

L�−L� �

Keterangan: GRL = laju pertumbuhan panjang mutlak (cm/hari)

Lt = panjang rata-rata pada akhir pemeliharaan (cm) Lo = panjang rata-rata pada awal pemeliharaan (cm) t = waktu pemeliharaan (hari)

Laju Pertumbuhan Spesifik

Laju pertumbuhan spesifik (specific growth rate, SGR) adalah laju pertumbuhan harian ikan yang dihitung menggunakan rumus Huisman et al.

(15)

5

SGR= Wt W0 t

-1 x 100%

Keterangan: SGR = laju pertumbuhan individu harian (%) Wt = bobot rata-rata pada akhir pemeliharaan (g) Wo = bobot rata-rata pada awal pemeliharaan (g) t = waktu pemeliharaan (hari)

Konversi Pakan

Konversi pakan (feed conversion ratio, FCR) adalah jumlah pakan yang diberikan (kg) untuk menghasilkan 1 kg bobot tubuh ikan. Konversi pakan dihitung menggunakan rumus dari Goddard (1996):

Bt = biomassa ikan pada akhir pemeliharaan (g) Bd = biomassa ikan mati selama pemeliharaan (g) Bo = biomassa ikan pada awal pemeliharaan (g) F = jumlah pakan selama pemeliharaan (g)

Analisis Data

Data yang telah diperoleh kemudian ditabulasi dan dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian. Parameter dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) dengan selang kepercayaan 95%. Apabila berpengaruh nyata maka diuji lanjut menggunakan uji Duncan. Data kualitas air dianalis secara deskripsi kuantitatif dengan menggunakan tabel. Analisis data dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Ms. Excel 2007 dan SPSS 16.0

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

(16)

6

Tabel 2 Kinerja produksi ikan rainbow kurumoi selama 40 hari pemeliharaan

Parameter Perlakuan

Kontrol Kerang simping Kerang darah Kerang hijau Derajat kelangsungan hidup (%) 99.0± 1a 95.3 ± 4.62a 98.3 ± 1.53a 94.3 ± 3.21a

Laju pertumbuhan panjang (cm/hari) 0.015±0.01 b 0.016 ± 0.03ab 0.021 ± 0.02a 0.021 ± 0.02a

Laju pertumbuhan bobot (g/hari) 0.002 ± 0b 0.005 ± 0.001a 0.005± 0.001a 0.005 ± 0.001a

Laju pertumbuhan spesifik (%) 1.43 ± 0.2b 2.21 ± 0.41a 2.52 ± 0.21a 2.48 ± 0.34a

Konversi pakan (g) 8.37 ± 1.96b 5.7 ± 2.76ab 3.74 ± 0.63a 4.35 ± 0.91a aangka-angka pada baris yang sama dengan huruf sama menunjukkan hasil tidak berbeda nyata pada taraf

uji 5%

Kelangsungan hidup pada semua perlakuan hingga hari ke-20 adalah 100%, akan tetapi pada pemeliharaan selanjutnya pada perlakuan penambahan cangkang kerang simping, kerang darah dan kerang hijau mulai terjadi kematian. Derajat kelangsungan hidup di semua perlakuan tidak berbeda nyata (p>0,05) dengan nilai terkecil 95±2,65%. Hal ini menunjukkan kematian pada ikan terjadi secara wajar, bukan akibat perlakuan. Laju pertumbuhan panjang, laju pertumbuhan bobot dan laju pertumbuhan spesifik pada kontrol lebih rendah dibandingkan dengan penambahan ketiga jenis kerang (p<0,05) namun di antara ketiga perlakuan cangkang kerang tidak berbeda nyata (p>0,05). Konversi pakan pada penambahan cangkang menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan kontrol (p<0,05), namun diantara ketiga perlakuan cangkang tidak berbeda nyata (p>0,05).

Gambar 1 Derajat kelangsungan hidup ikan rainbow kurumoi tanpa penambahan

cangkang kerang (♦), penambahan cangkang kerang simping (■),

cangkang kerang darah (▲), cangkang kerang hijau (x) yang

(17)

7

kerang darah (▲), cangkang kerang hijau (x) yang dipelihara selama

40 hari

Gambar 3 Panjang rata-rata ikan rainbow kurumoi tanpa penambahan cangkang

kerang (♦), penambahan cangkang kerang simping (■), cangkang

kerang darah (▲), cangkang kerang hijau (x) yang dipelihara selama

40 hari Kualitas Air

(18)

8

Tabel 3 Kualitas air media pemeliharaan ikan rainbow kurumoi Melanotaenia parva dengan penambahan cangkang kerang simping, kerang darah, dan kerang hijau

Parameter Perlakuan Nilai Optimal

Kontrol K. Simping K. Darah K. Hijau

38,50-115,50 43,12-127,51 69,30-118,58 64,68-124,74 50-250 (Tappin 2010)

Alkalinitas (mg/L)

(19)

9

Gambar 4 Analisis pH (a), suhu (b), alkalinitas (c), kesadahan (d), nitrit (e), dan amonia (f) berdasarkan waktu, tanpa penambahan cangkang kerang

(♦), penambahan cangkang kerang simping (■), cangkang kerang

darah (▲), cangkang kerang hijau (x)

Pembahasan

Pertumbuhan merupakan perubahan bentuk yang terjadi akibat pertambahan bobot dan panjang selama periode waktu tertentu. Pertumbuhan secara individual adalah pertambahan jumlah sel-sel secara mitosis yang menyebabkan pertambahan ukuran jaringan. Energi untuk tumbuh didapat dari energi bahan makanan yang dimakan setelah dikurangi energi untuk metabolisme (pergerakan, produksi organ seksual, perawatan bagian tubuh, penggantian sel, dan ekskresi) (Effendi 1997). Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan menurut Effendi (1997) terdiri dari faktor internal (keturunan, jenis kelamin dan umur) dan faktor eksternal (kualitas media budidaya dan makanan). Faktor eksternal yang optimal dapat meminimalkan energi yang dibutuhkan oleh ikan untuk metabolisme dasarnya sehingga energi dapat dioptimalkan untuk pertumbuhan. Hal ini dapat dilihat dari data laju pertumbuhan spesifik yang menunjukkan bahwa ikan dengan perlakuan penambahan cangkang kerang pada media pemeliharaan memiliki pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan media tanpa penambahan cangkang kerang.

(20)

10

yang dibuktikan dengan nilai alkalinitasnya yang tidak jauh berbeda. Dengan demikian laju pertumbuhan diantara ketiga jenis kerang tidak berbeda nyata.

Konversi pakan (feed conversion ratio) dalam penelitian ini berkisar antara 3,74 – 8,37. Nilai ini lebih baik jika dibandingkan dengan penelitian Utami (2012) yang menyatakan bahwa nilai FCR pakan benih ikan rainbow adalah sebesar 15,04 – 24,81. FCR pada perlakuan penambahan cangkang kerang (3,74-5,7) lebih baik dibandingkan tanpa penambahan cangkang (8,37). Rendahnya nilai FCR menyatakan bahwa ikan mampu meningkatkan efisiensi pakan dalam proses metabolismenya serta meminimalkan penggunaan energi tubuh. William dan Robert (1992) menyatakan bahwa kalsium merupakan garam divalent yang paling penting dalam perairan budidaya. Kalsium dapat membantu kekurangan garam lainnya seperti natrium dan kalium dari darah. Natrium dan kalium berperan dalam normalitas jantung, saraf dan fungsi otot. Kalsium pada lingkungan diperlukan untuk penyerapan kembali garam-garam yang hilang sehingga meminimalkan penggunaan energi tubuh untuk penyerapan kembali garam yang hilang.

Suhu selama pemeliharaan tercatat sebesar 28,030,0o

C. Hal ini sesuai dengan kisaran suhu optimal yang dinyatakan oleh Boyd (1982) yaitu sebesar 2532o

C. Suhu dapat mempengaruhi laju metabolisme dalam tubuh ikan. Affandi dan Tang (2002) menyatakan suhu dapat mempengaruhi enzim pencernaan di lambung dan usus sehingga meningkatnya suhu dapat mempercepat laju pencernaan pada ikan yang akan merangsang proses rasa lapar pada ikan. Oleh karena itu, laju konsumsi pakan pada ikan juga meningkat.

Derajat keasaman atau pH pada kontrol berkisar antara 4,57,4 sedangkan pada penambahan cangkang kerang berkisar antara 6,48,1. Menurut Tappin (2010) menyatakan bahwa pH optimal dalam pemeliharaan ikan rainbow adalah 6,57,8. Nilai pH dengan perlakuan penambahan kerang relatif lebih tinggi yaitu 6,48,1 dibandingkan dengan perlakuan tanpa penambahan cangkang kerang (kontrol) dengan kisaran 4,5-7,4. pH dan kesadahan meningkat karena cangkang kerang dapat melepaskan ion ke perairan. Pertukaran ion merupakan suatu proses dimana ion-ion yang menempel pada suatu permukaan media filter ditukar dengan ion lain yang berada dalam air (Prima 2009). Reaksi yang dihasilkan dari pelepasan CaCO3 ke perairan adalah sebagai berikut (Goldman dan Horne 1983):

CO2 + H2O → H2CO3

CaCO3 + H2CO3→ Ca(HCO3)2

Reaksi inilah yang membantu dalam peningkatan pH pada perlakuan dibandingkan kontrol. Tingginya nilai pH dan kesadahan membantu ikan dalam hal pencernaan dan penyerapan makanan. Affandi dan Tang (2002) menyatakan bahwa pH perairan mempengaruhi aktivitas pH cairan tubuh pada organ insang. Nilai pH cairan pada sel insang akan mempengaruhi aktivitas enzim melalui pengikatan O2 oleh hemoglobin. Proses pengikatan O2 yang baik akan

(21)

11 bahan mengoksidasi amonia menjadi nitrit dan nitrit menjadi nitrat oleh bakteri autotrof yaitu Nitrosomonas dan Nitrobakter (Nurhidayat 2009).

Kesadahan optimal pemeliharaan ikan rainbow menurut Tappin (2010) yaitu 50250 mg/L. Nilai kesadahan kontrol yaitu 38,50115,50 cenderung lebih rendah dibandingkan kesadahan pada penambahan cangkang kerang simping 43,12127,51, kerang darah 69,30118,58, dan kerang hijau 64,68124,74. Kesadahan ialah besarnya konsentrasi ion-ion logam divalen dalam air yang digambarkan sebagai milligram/liter kalsium karbonat. Kation divalen yang berlimpah pada perairan tawar adalah kalsium (Ca2+) dan magnesium (Mg2+) sehingga kesadahan pada dasarnya ditentukan oleh jumlah kalsium dan magnesium yang biasanya berikatan dengan anion penyusun alkalinitas yaitu bikarbonat dan karbonat (Boyd 1982). Nilai kesadahan diantara ketiga jenis kerang ini tidak jauh berbeda, artinya kelarutan ion kalsium dalam wadah pemeliharaan juga tidak jauh berbeda. Nilai kesadahan lebih besar dibandingkan nilai alkalinitas selama pemeliharaan, artinya sebagian dari kation penyusun kesadahan (Ca2+ dan Mg2+) berikatan dengan anion sulfat (SO42-), klorida (Cl-),

silikat (SiO32-), atau nitrat (NO3-) yang tidak terdeteksi pada penentuan alkalinitas

(Boyd 1982). Alkalinitas optimal menurut Tappin (2010) untuk pemeliharaan ikan rainbow adalah 50200 mg/L.

Nilai alkalinitas perlakuan kontrol yaitu 33,9867,96 mg/L relatif lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan penambahan cangkang kerang simping 45,31101,95, kerang darah 45,31101,95 dan kerang hijau 56,64101,95. Nilai alkalinitas diantara ketiga jenis cangkang kerang tidak jauh berbeda, artinya jumlah anion untuk mengikat kalsium juga tidak jauh berbeda. Diduga hal inilah yang menyebabkan pertumbuhan antara kontrol dengan perlakuan berbeda namun antar perlakuan penambahan kerang tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Rendahnya nilai alkalinitas pada kontrol dibandingkan penambahan cangkang kerang disebabkan dalam proses nitrifikasi terjadi penurunan CaCO3 untuk

mengoksidasi amonia menjadi nitrat (Rijn et al. 2006).

Kandungan amonia selama pemeliharaan berkisar antara 0,0000,025 mg/L. Menurut Boyd (1982) kisaran normal amonia dalam perairan untuk kehidupan ikan adalah kurang dari 0,1 mg/L. Nilai nitrit dalam media pemeliharaan adalah sebesar 0,0000,072 mg/L, yang masih dalam kisaran toleransi kehidupan ikan yaitu kurang dari 0,5 mg/L (Boyd 1982). Cangkang kerang menjadi media hidup bakteri nitrifikasi sehingga proses nitrifikasi terjadi lebih cepat. Layaknya zeolit, selain kemampuannya menyerap amonia melalui pertukaran ion, permukaan yang kasar memberikan tempat untuk bakteri dalam pembentukan biofilm sehingga proses oksidasi bahan organik secara biologi dapat terjadi pada media biofilter cangkang kerang (Nurhidayat 2009). Spotte (1970) menyatakan bahwa prinsip utama dari filter biologi adalah menyediakan tempat seluas-luasnya sebagai tempat menempelnya bakteri yaitu Nitrosomonas dan Nitrobakter. Cangkang kerang dapat bertindak sebagai filter kimia melalui proses penyerapan ion, dan juga berperan sebagai filter biologi melalui permukaannya yang kasar sebagai media penempelan bakteri.

(22)

12

metabolisme ikan. Nilai amonia selama pemeliharaan berada di bawah kisaran maksimum toleransi ikan. Bufer pH yang terbentuk akibat pelarutan kalsium dari cangkang menyebabkan pH relatif stabil pada kisaran 6,0–8,0 sehingga dapat menekan terbentuknya amonia yang bersifat racun.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pemakaian cangkang kerang simping (Amusium sp.), kerang darah (Anadara sp.), dan kerang hijau (Mytilius viridis) sebagai bahan filter dapat memperbaiki kualitas air sehingga meningkatkan pertumbuhan ikan rainbow kurumoi. Kinerja produksi pada perlakuan ketiga jenis cangkang lebih baik dibandingkan dengan kontrol, namun tidak berbeda antar ketiga jenis cangkang kerang.

Saran

Ketiga jenis cangkang kerang simping, kerang darah, dan kerang hijau, dapat digunakan sebagai bahan filter dengan preferensi pada penggunaan cangkang kerang darah.

DAFTAR PUSTAKA

Affandi R, Tang M. 2002. Fisiologi Hewan Air. Jakarta (ID): Unri Pr.

[BPS] Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. 2013. Statistik Ekspor Hasil Perikanan Menurut Komoditi, Provinsi, dan Pelabuhan Asal Ekspor. Jakarta (ID): BPS-RI.

Boyd CE. 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Amsterdam (NL): Elsavier Science Pub. B.V.

Effendie MI. 1997. Biologi Perikanan. Yogyakarta (ID): Yayasan Pustaka Nusantara.

Goddard S. 1996. Feed Management in Intensive Aquaculture. New York (US): Chapman and Hall.

Goldman CR, Horne AJ. 1983. Limnology. New York (US): McGraw-Hill.

Guillaume J, Kaushik S, Bergot P, Metailer R. 2001. Nutrition and Feeding of Fish and Crustaceans. United Kingdom (UK): Springer Praxis.

Huisman EA. 1987. Principle of Fish Production. Amsterdam (NL): Department of Fish Culture and Fisheries, Wageningen Agricultural University.

Jeremy B. 2011. Rainbowfish and others 4sale. Rainbowfish.info [Internet]. [Diunduh 2 Juli 2014]. Tersedia pada: http://www.rainbowfish.info/forum/ viewtopic.php?t=2892

(23)

13 Michael MG, Charles C. 2000. Principles of Water Recirculation and Filtration in Aquaculture. Departement of Fisheries and Aquatic Sciences, Florida Cooperative Extension Service, Institut of Food and Agricultural Sciences, University Of Florida.

Nurhidayat, Priyadi A, Nur B, Solichah L, Zamroni M. 2012. Rekayasa Akuatik Menggunakan Jenis Filter Berbeda Terhadap Kualitas Air, Pertumbuhan, dan Sintasan Calon Induk Ikan Rainbow (Melanotaenia sp.). Laporan seminar hasil penelitian. Balai Penelitian Benih Ikan Hias, Depok.

Nurhidayat. 2009. Efektifitas Kinerja Media Biofilter dalam Sistem Resirkulasi Terhadap Kualitas Air, Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Red Rainbow (Glossolepis incises Weber). Tesis. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Prima YA. 2009. Efektifitas Penambahan Zeolit Terhadap Kinerja Filter Air Dalam Sistem Resirkulasi pada Pemeliharaan Ikan Arwana Sceleropages formosus di Akuarium. Skripsi. Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Rijn JV, Tal Y, Schreier HJ. 2006. Denitrification In Recirculating System: Theory an Aplications. Aquaculture Engineering. 34: 364–376.

Spotte S. 1970. Fish and Invertebrate culture: water management in closed system. New York (US): Willey Intersci

Tappin AR. 2010. Rainbowfishes: Their Care and Keeping in Captivity. Ebook edisi 2 [Internet]. [Diunduh 2 Juli 2014]. Tersedia pada: http://myweb.tiscali. co.uk/ hounslowfish/index.htg/Rainbowfishes.pdf

Utami AD. 2012. Pemakaian Suplementasi Vitamin C Melalui Pakan Buatan Terhadap Ketahanan Stress dan Kinerja Pertumbuhan Pada Benih Ikan Hias Rainbow Praecox Melanotaenia praecox. Skripsi. Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. William AW, Robert MD. 1992. Interactions of pH, Carbon dioxide, Alkalinity

and Hardness in Fish Ponds. Shoutern Regional Aquaculture Center. No. 464. Zuhrriyah SM, Kadarini T, Zamroni M. 2012. Pemanfaatan Karang dan Kulit

(24)

14

Lampiran 1 Susunan sistem resirkulasi pemeliharaan ikan rainbow kurumoi

Lampiran 2 Pola rancangan acak lengkap wadah pemeliharaan

Keterangan: K = kontrol (tanpa cangkang) 1 = ulangan 1 S = cangkang kerang simping 2 = ulangan 2 A = cangkang kerang anadara 3 = ulangan 3 H = cangkang kerang hijau 4 = ulangan 4

Keterangan: 1 = Pompa 2 = Kain kasa

(25)

15 Lampiran 3 Analisis statistik parameter produksi ikan rainbow kurumoi

Melanotaenia parva terhadap kinerja resirkulasi dengan filter cangkang kerang simping, kerang darah dan kerang hijau

1. Derajat kelangsungan hidup (ekor)

a. Deskripsi

Ulangan Perlakuan

Kontrol Kerang Simping Kerang Anadara Kerang Hijau

(26)

16

Kontrol Kerang Simping Kerang Anadara Kerang Hijau

(27)

17 4. Laju Pertumbuhan Spesifik (%)

a. Deskripsi

Ulangan Perlakuan

Kontrol Kerang Simping Kerang Anadara Kerang Hijau

1 1.24 2.09 2.36 2.21

Kontrol Kerang Simping Kerang Anadara Kerang Hijau

1 10.55 4.95 4.16 5.36

2 7.81 8.76 3.02 3.59

3 98.00 3.39 4.04 4.10

Rataan 38.79 5.70 3.74 4.35

(28)

18

b. Anova

Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat

Derajat Bebas

Kuadrat

Tengah Nilai F Nilai P

Perlakuan 38.072 3 12.691 3.997 0.052

Sisa 25.398 8 3.175

Total 63.469 11

c. uji Duncan

Perlakuan N α = 0,05

a b

1 3 83.700

2 3 57.000 57.000

3 3 43.500

4 3 37.400

Gambar

Tabel 1  Parameter kualitas air, satuan, dan alat ukur
Tabel 2  Kinerja produksi ikan rainbow kurumoi selama 40 hari pemeliharaan
Gambar  2  Bobot rata-rata ikan rainbow kurumoi tanpa penambahan cangkang
Tabel 3  Kualitas air media pemeliharaan ikan rainbow kurumoi Melanotaenia
+2

Referensi

Dokumen terkait

Saat suaminya gagal, seorang perempuan yang telah diberi wewenang, bisa mendapat- kan keturunan yang diinginkan dengan cara yang tepat dan diperbolehkan dengan hidup bersama

Berdasarkan uraian diatas, maka dalam tugas akhir ini, dengan judul ‘ Deteksi Kematangan pada Buah Tomat Berdasarkan Warna Buah Menggunakan Webcam ’’.. Adapun tujuan

didasarkan pada pemikiran bahwa : a) pembelajar dalam belajar akan.. lebih baik ketika mereka terlibat secara langsung dalam pengalaman belajar. Individu akan lebih merasa bermakna

Dari hasil observasi siklus I terhadap penilaian kemampuan guru dalam PHODNVDQDNDQ SHPEHODMDUDQ VHEHVDU \DQJ PDVXN GDODP NDWHJRUL ³FXNXS´ ,QL menunjukkan bahwa guru belum

Temuan ini didasarkan adanya hasil observasi selama proses pembelajaran berlangsung yang antara lain indikatornya dapat membuat siswa: (1) termotivasi dan senang untuk belajar;

Dari hasil simulasi dengan menggunakan metode optimasi E-shaped, nilai-nilai parameter dari antena yang dirancang sudah sesuai dengan spesifikasi maka dapat dilanjutkan

Adopsi pengarusutamaan gender oleh individu anggota Fatayat menginspisari anggota Fatayat untuk melakukan perubahan dalam masyarakat yang lebih luas dengan melakukan

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui resepsi komunitas Stand Up Comedy kota Salatiga terkait dengan adanya video unggahan Beda Media yang di dalamnya berisi potongan stand