• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan Bisnis Produk Gel Handsanitizer

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Pengembangan Bisnis Produk Gel Handsanitizer"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PRODUK

GEL

HANDSANITIZER

DEVI UMI PUSPASAFITRI

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Strategi Pengembangan Bisnis Produk Gel Handsanitizer adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, 28 Agustus 2014

Devi Umi Puspasafitri

(4)

ii

ABSTRAK

DEVI UMI PUSPASAFITRI. Strategi Pengembangan Bisnis Produk Gel Handsanitizer. Dibimbing oleh HARTRISARI HARDJOMIJOJO dan DWI SETYANINGSIH.

Handsanitizer umum digunakan masyarakat untuk membersihkan tangan di era modern. Berkembangnya peluang pasar produk handsanitizer mendorong terbukanya peluang bisnis produk tersebut. Tujuan dari kajian ini adalah mempersiapkan strategi peluncuran produk ini ke pasar. Terdapat dua tahap dalam kajian ini yakni desain produk dan perencanaan strategi. Desain produk mencakup identifikasi pasar, desain prototipe penentua harga pokok dan penerimaan pelanggan. Perancangan strategi dikembangkan dengan menggunakan evaluasi internal faktor dan eksternal faktor (matriks IFE-EFE) yang diikuti dengan matriks perencanaan strategi kuantitatif (QSP). Hasil yang diperoleh menunjukan bauran pasar produk sebesar 1.23 juta dan desain produk yang dipilih adalah kemasan sekali pakai. Harga pokok produk adalah Rp 4 032. Hasil juga menunjukkan penerimaan pelanggan yang tinggi terhadap produk. Terdapat 20 faktor yang mempengaruhi peluncuran produk (secara internal dan eksternal). Total skor bobot pada faktor internal adalah 2.568 dan 2.620 untuk faktor eksternal. Dengan analisis kartesius, dapat dilihat bahwa posisi bisnis terdapat pada kuadran kelima. Berdasarkan posisi tersebut, strategi-strategi yang disarankan adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.

Kata Kunci : handsanitizer, peluncuran produk, matriks IFE-EFE, matriks QSP

ABSTRACT

DEVI UMI PUSPASAFITRI. Bussiness Development Strategy on Gel Handsanitizer Product. Supervised by HARTRISARI HARDJOMIDJOJO and DWI SETYANINGSIH

(5)

customers. There were 20 factors could affect the launch of the product (internally and externally). Total weight score of internal factor is 2.568 and 2.620 for the external factors. Using Cartesian analysis, we could see that the business position is located at fifth quadrant. Based on this location, the strategies suggested are market penetration and product development.

(6)

iv

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian

pada

Departemen Teknologi Industri Pertanian

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PRODUK

GEL

HANDSANITIZER

DEVI UMI PUSPASAFITRI

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(7)
(8)

vi

Judul Skripsi : Strategi Pengembangan Bisnis Produk Gel Handsanitizer

Nama : Devi Umi Puspasafitri NIM : F34100153

Disetujui oleh

Dr.Ir. Hartrisari Hardjomijojo, DEA Pembimbing I

Dr. Dwi Setyaningsih, S.Tp, MSi Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof.Dr.Ir. Nastiti Siswi indrasti Ketua Departemen

(9)

PRAKATA

Rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian mengenai pengembangan bisnis pada produk handsanitizer ini dilaksanakan mulai bulan Februari 2014 sampai Mei 2014 dengan judul Strategi Pengembangan Bisnis Produk Gel Handsanitizer.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada

1. Recognition and Mentoring Program (RAMP) IPB yang telah mempercayakan dana penelitian kepada penulis sehingga penelitian ini berjalan lancar dari segi finansial.

2. Ibu Hartrisari Hardjomijojo dan Ibu Dwi Setyaningsih selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan kepada penulis dalam penyelesaian penelitian ini.

3. Bapak Syamsul Ma’arif selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis terhadap hasil penelitian dan penulisan karya ilmiah ini.

4. Bapak Aji Hermawan selaku pimpinan Recognition and Mentoring Program (RAMP) IPB beserta jajarannya yang telah memberi bimbingan dan masukan dalam keberhasilan penelitian ini.

5. Bapak Tri selaku manager rumah makan x beserta jajarannya yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mewawancarai pelanggan rumah makan.

6. Nirwan H, Ryan A, Annalisa PF, Giovanni NP, Bapak Sugi, Fatkhia F, Fitriana DP dan Elok P yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan bisnis handsanitizer serta Alzara Z yang membantu penelitian pengembangan produk.

7. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.

8. Keluarga besar TIN 47 seperjuangan serta Annisha, Kardina dan Hadiwijoyo rekan bimbingan.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, 28 Agustus 2014

(10)

viii

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

Ruang Lingkup Penelitian 2

METODOLOGI 2

Instrumen Penelitian 2

Waktu dan Tempat Penelitian 3

Kerangka Penelitian 3

Metode Penelitian 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Penelitian Tahap I 7

Identifikasi Pasar 7

Desain prototipe 9

Riset dan Pengembangan 11

Penerimaan Pelanggan 12

Penelitian Tahap II 13

Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal 13

Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE) 16

Analisis Matriks Internal-Eksternal (IE) 17

Pengambilan Keputusan dengan Matriks Quantitative Strategy Planning (QSP) 19

SIMPULAN DAN SARAN 20

Simpulan 20

Saran 20

DAFTAR PUSTAKA 20

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Identifikasi faktor internal ... 15

Tabel 2 Identifikasi faktor eksternal ... 16

Tabel 3 Evaluasi Faktor Internal ... 16

Tabel 4 Evaluasi faktor eksternal ... 17

Tabel 5 Strategi Deskriptif ... 18

Tabel 6 Hasil QSPM ... 19

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka pemikiran tahap I ... 3

Gambar 2 Kerangka pemikiran penelitian tahap II ... 3

Gambar 3 Cara membersihkan tangan ... 8

Gambar 4 Alasan memilih handsanitizer ... 9

Gambar 5 Desain grafis logo prototipe (a) kemasan primer (b) kemasan sekunder (c) ... 10

Gambar 6 Prototipe produk ... 10

Gambar 7 Persen penerimaan masyarakat ... 12

Gambar 8 Total penerimaan masyarakat ... 12

Gambar 9 Matriks internal-eksternal ... 18

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Form kuisioner cara membersihkan tangan dan data yang diperoleh ... 22

Lampiran 2 Form kuisioner alasan masyarakat memilih handsanitizer dan data yang diperoleh ... 23

Lampiran 3 Perhitungan harga pokok penjualan ... 23

Lampiran 4 Hasil uji kelembaban tangan ... 26

Lampiran 5 Form penerimaan terhadap prototipe ... 26

Lampiran 6 Form evaluasi faktor internal dan eksternal ... 27

(12)
(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Berbagai penyakit seperti penyakit pernafasan dan penyakit pencernaan disebabkan oleh sistem imun tubuh yang terganggu oleh virus. Widyastuti (2013) menyebutkan virus penyebab infeksi saluran pencernaan seperti bakteri

Staphylococcus dan Streptococcus dengan mudah mampu menyerang sistem pencernaan manusia melalui tangan dan udara. Kondisi sosial masyarakat yang semakin modern di era global ini, menjadikan mencuci tangan dengan sabun yang dialiri air tidak dapat diaplikasikan pada setiap aktivitas masyarakat.

Handsanitizer atau pembersih tangan antiseptik merupakan temuan ilmiah yang akhirnya dimanfaatkan masyarakat untuk menjaga kebersihan tangan.

Peluang bisnis produk handsanitizer terus meningkat dibuktikan meningkatnya jumlah merek produk tersebut di pasar. Dwianto (2007) mencatat sedikitnya ada tujuh merek handsanitizer yang dijual di pasar yakni Antis, Handy Clean, Nuvo, Number 1, Eskulin, Instance dan Laxmay pada tahun 2001 hingga 2007. Merek-merek yang kini beredar di pasar selain yang disebutkan sebelumnya mengalami penambahan diantaranya Carrex, Dettol, Purrel, Calmic (Pengamatan di Alfamart, Alfamidi, Carrefour, Giant pada tahun 2014) serta handsanitizer tanpa merek yang diimpor dari China dan Korea (pengamatan Online shop 2014). Mengingat besarnya peluang bisnis tersebut, invensi Widyastuti tahun 2013 berupa produk handsanitizer alami perlu dikomersialisasikan. Dalam mengomersialkan produk, peninjauan mendalam mengenai produk yang akan ditawarkan serta strategi bisnis perlu dilakukan. Peninjauan produk mencakup identifikasi pasar, desain prototipe, riset dan pengembangan serta analisis penerimaan masyarakat. Peninjauan yang diperlukan setelah itu adalah perumusan rencana strategi yang sesuai untuk peluncuran produk.

Perumusan strategi bisnis diperlukan guna mengetahui langkah melaksanakan aktivitas bisnis melalui tahapan identifikasi faktor, evaluasi faktor,

positioning dan penentuan skenario. Melalui identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada di lingkungan bisnis, manajemen akan peka terhadap faktor keberhasilan peluncuran produk . Evaluasi lanjutan terhadap faktor peluncuran produk akan menghasilkan positioning bisnis dalam menentukan skenario strategi. Rangkaian kegiatan ini perlu dilakukan untuk memperoleh gambaran nyata pengembangan bisnis produk gel handsanitizer.

Penelitian ini akan menghasilkan sistem pengembangan bisnis pada produk

handsanitizer. Output yang diharapkan dari penelitian ini adalah desain prototipe dan penerimaan masyarakat terhadap prototipe serta skenario strategi peluncuran produk. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti yang akan melanjutkan riset terhadap handsanitizer, bagi calon pelaku bisnis

handsanitizer serta bagi para pembaca karya ini.

Perumusan Masalah

(14)

2

strategi yang sesuai untuk suatu produk. Dua tahap peninjauan produk dan peninjauan strategi dapat diterapkan untuk mengevaluasi persiapan peluncuran produk handsanitizer untuk menghasilkan rancangan nyata pengembangan bisnis produk tersebut.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan menghasilkan sistem pengembangan bisnis

handsanitizer pada produk yang akan diluncurkan.

Manfaat Penelitian

Bagi peneliti terdahulu

Sebagai upaya mewujudkan hasil penelitian agar layak dikomersialisasikan.

Bagi peniliti lain

Memberikan informasi dan gambaran nyata untuk peneliti lanjutan mengenai pengembangan bisnis gel handsanitizer.

Bagi pelaku bisnis

Menghasilkan evaluasi perencanaan bisnis sebagai gambaran pengembangan bisnis produk gel handsanitizer yang layak diluncurkan di tengah masyarakat

Ruang Lingkup Penelitian

Lingkup dari penelitian terdiri dari dua bahasan utama yakni tahap I dan tahap II. Tahap I meliputi identifikasi pasar, desain prototipe, riset & pengembangan serta analisis penerimaan produk. Tahap II meliputi identifikasi faktor internal eksternal, evaluasi faktor internal eksternal, positioning bisnisdan perumusan startegi deskriptif serta analisa quantitative stratetgy planning (QSP).

METODOLOGI

Instrumen Penelitian

(15)

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 24 Februari 2014 sampai April 2014. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua tahap yakni penelitian I yang dilakukan di wilayah Jakarta, Bekasi dan Bogor, sementara penelitian tahap II dilakukan di Bogor.

Kerangka Penelitian

Gambar 1 Kerangka pemikiran tahap I

Gambar 1 dan 2 merupakan kerangka pemikiran penulis untuk menjalankan penelitian tahap I dan II.

Gambar 2 Kerangka pemikiran penelitian tahap II

Mulai

Identifikasi pasar

Desain prototipe

Riset dan pengembangan

Analisa penerimaan pasar

Selesai

Studi literatur, survey teknik wawancara

Design graphis, HPP

Studi literatur, uji kelembaban, pendugaan

umur simpan

Survey teknik wawancara (skala likert)

Mulai

Identifikasi faktor

Evaluasi faktor

Positioning bisnis dan perumusan

strategi

Selesai

Daftar faktor internal eksternal, studi literatur

Matriks IFE dan EFE

Matriks IE, analisis deskriptif

(16)

4

Metode Penelitian

Penelitian tahap I

Tahap I dilakukan untuk memperoleh desain produk yang akan diluncurkan ke pasar. Kegiatan ini meliputi identifikasi pasar, desain prototipe, research and development, serta analisis penerimaan pelanggan terhadap produk yang akan ditawarkan.

Identifikasi pasar

Identifikasi pasar dilakukan untuk menentukan segmen pasar dan besarnya pasar yang dituju melalui studi literatur dan observasi calon pelanggan. Observasi pelanggan dilakukan dengan metode kuisioner teknik wawancara (Singrimbun dan Sofyan 1987) kepada 50 responden. Jumlah 50 responden untuk mengurangi besarnya standar error dari hasil penghitungan, di mana syarat minimal jumlah responden untuk memenuhi statistik adalah 30 responden.

Desain prototipe

Desain prototipe dilakukan dengan brainstorming ide-ide mengenai desain logo dan tag line, desain kemasan, dan desain harga pokok penjualan. Desain logo dan kemasan dilakukan dengan graphis design menggunakan corel draw x6. Penentuan harga pokok penjualan dilakukan secara sederhana menggunakan ekonomi teknik total biaya produksi untuk unit produk yang dihasilkan.

Research and development

Riset dan pengembangan dilakukan untuk meningkatkan mutu dan kualitas produk yang akan diluncurkan. Kegiatan riset yang dilakukan adalah studi literatur mengenai karakteristik produk, uji sensori kelembaban produk saat penggunaan dengan rataan nilai baca alat skin analyzer serta pendugaan umur simpan prototipe yang dilaksanakan dalam penelitian Zetiara tahun 2014.

Analisis penerimaan pelanggan

Analisis penerimaan pelanggan dilakukan untuk mengetahui pengaruh rangkaian identifikasi pasar hingga kegiatan riset terhadap penerimaan calon pelanggan. Kegiatan analisis penerimaan ini dilakukan dengan teknik wawancara langsung terhadap 50 responden supaya nilai error minimal. Responden tersebut merupakan masyarakat yang termasuk dalam katagori segmen pelanggan produk. Aspek yang ditinjau dalam analisis penerimaan adalah aspek kepedulian, harga, kemasan, tekstur, kelembaban, kecukupan isi dan aroma produk. Pengolahan data dilakukan dengan skala likert dengan pembagian tiga interval penerimaan yakni rendah (1-7) sedang (8-14) dan tinggi (15-21). Alasan pembagian tiga interval karena skala likert yang digunakan terdapat tiga buah yakni; tidak setuju (1), ragu (2), dan setuju (3) sehingga dengan jumlah aspek penilaian tujuh buah akan menghasilkan interval penerimaan seperti yang sebelumnya disebutkan.

(17)

Penelitian tahap II

Kegiatan ini bertujuan untuk menghasilkan skenario strategi pengembangan bisnis dari produk yang di desain pada kegiatan sebelumnya. Hasil dari tahap II ini adalah skenario rangkaian strategi bisnis sesuai lingkungan bisnis.

Identifikasi faktor

Identifikasi faktor dilakukan dengan mengidentifikasi kemungkinan faktor-faktor yang mempengaruhi berdasarkan literatur yang terkait untuk masing-masing aspek dan fakta yang ada di lapang. Identifikasi dilakukan dengan sistem

listing dan checking untuk setiap faktor yang memberi pengaruh. Metode yang digunakan ini mengacu pada Chatarine (2012) dan David (2010) dalam mengidentifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan.

Evaluasi faktor internal dan eksternal bisnis

Evaluasi faktor-faktor dilakukan untuk menilai besar kecilnya pengaruh faktor tertentu terkait tujuan peluncuran produk. Nilai yang dihasilkan dari evaluai faktor ini menggambarkan kondisi bisnis secara internal maupun eksternal (David 2010). Kegiatan evaluasi ini dikenal dengan istilah internal factor evaluation

(IFE) dan external factor evaluation (EFE). Evaluasi faktor internal dan eksternal dilakukan oleh enam responden yang terkait dalam berjalannya proses bisnis produk. Evaluator merupakan orang yang terkait secara langsung (internal) dan tidak langsung (eksternal) dalam proses bisnis produk handsanitizer.

Tahapan dalam pengisian matriks IFE (David 2010) dan (Chatarine 2012) adalah:

1. Membuat daftar faktor internal (kekuatan dan kelemahan)

2. Memberi bobot berkisar dari 0-1 (tidak penting-sangat penting) untuk setiap faktor. Bobot yang diberikan merupakan signifikansi faktor terhadap keberhasilan tujuan (jumlah total bobot harus 1). Penentuan bobot dilakukan dengan paired comparison dengan skala; 1=faktor horizontal kurang penting dibanding vertikal; 2= faktor horizontal sama penting dengan faktor vertical; 3=faktor horizontal lebih penting dari faktor vertical.

3. Bobot setiap variabel faktor diperoleh dengan rumus: keterangan :

αi = bobot variabel ke-I n = jumlah data Xi = nilai variabel ke-i i = 1,2,3,…,n

4. Peringkat 1 sampai 4 pada diberikan pada setiap faktor (1=sangat lemah, 2=lemah, 3=kuat, 4=sangat kuat). Peringkat pada data individual ditentukan menggunakan sebaran frekuensi (Walpole 1993). Data setiap individual selanjutnya dikelompokkan menjadi data kelompok yang peringkat utamanya ditentukan dengan modus.

5. Masing-masing bobot faktor dikalikan dengan peringkat untuk menentukan skor bobot masing-masing variabel.Total skor bobot organisasi adalah jumlah bobot keseluruhan faktor. Nilai bobot untuk organisasi 2,5 (total skor bobot >2,5=organisasi lemah; total skor bobot <2,5=organisasi kuat).

Langkah evaluasi faktor eksternal sama dengan tahapan dalam evaluasi faktor internal, perbedaannya pada tahap akhir total skor bobot 4,0 menunjukkan

αi =

(18)

6

strategi bisnis memiliki respon baik terhadap peluang dan ancaman. Total skor bobot 1,0 menunjukkan strategi perusahaan kurang memanfaatkan peluang atau tidak menghindari ancaman.

Analisis matriks internal-eksternal (IE) dan perumusan strategi

Tahapan ini merupakan positioning bisnis dengan sebuah matriks yang bernama matriks IE. Pengisian matriks ini dilakukan dengan plot hasil evaluasi internal dan eksternal (Sutrisno et al 2013). Total rata-rata tertimbang IFE merupakan sumbu x dan total skor EFE merupakan sumbu y (Chatarine 2012). Hasil evaluasi ditarik garis kearah dalam matriks sampai keduanya bertemu pada satu titik koordinat. Titik potong dari kedua faktor tersebut merupakan posisi strategi perusahaan. Perumusan strategi dilakukan secara deskriptif sesuai hasil identifikasi faktor, evaluasi faktor dan positioning bisnis. Strategi dirumuskan berdasarkan posisi bisnis dan strategi yang diperlukan untuk mencapainya.

Pengambilan keputusan strategi dengan matriks Quantitative Planning Strategy (QSP)

Langkah untuk menghasilkan prioritas strategi dalam QSPM adalah (David 2010) dan (Chatarine 2012):

1. Menulis daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada kolom paling kiri matriks.

2. Menulis bobot setiap faktor sesuai hasil IFE dan EFE pada kolom sebelah kanan faktor.

3. Menulis hasil evaluasi alternatif strategi yang diperoleh dari tahap penyesuaian (analisis I-E dan analisa deskriptif) pada baris atas matriks. 4. Menentukan Attractiveness score (AS), yakni nilai daya tarik dari suatu alternatif strategi. Interval penilaian untuk AS berkisar dari 1 sampai 4 (1=tidak menarik, 2=agak menarik, 3=cukup menarik dan 4=sangat menarik). Menentukan Total attractiveness score (TAS), yakni nilai total yang diperoleh dari hasil kali bobot faktor dengan nilai AS (gambaran daya tarik relatif dari masing-masing alternatif strategi). 5. Langkah terakhir menjumlahkan seluruh nilai TAS dalam satu strategi

yang mempertimbangkan keseluruhan faktor internal maupun eksternal. Nilai total ini merupakan faktor relevan untuk mengambil keputusan strategi pengembangan bisnis handsanitizer.

(19)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian Tahap I

Penelitian tahap I merupakan kegiatan mendesain produk sebagai sarana menentukan segmen dan ukuran pasar, potensi pengembangan pelanggan, kebiasaan masyarakat, desain logo dan kemasan, harga pokok penjualan, uji kelembaban, pendugaan umur simpan, penerimaan pelanggan dan interval penerimaan pelanggan.

Identifikasi Pasar

Segmen dan ukuran pasar

Data statistik Indonesia menyebutkan jumlah penduduk usia 15-65 tahun (segmen pelanggan) pada tahun 2014 diproyeksikan sebanyak 176 juta penduduk (BPS 2013 dan Data Statistik Indonesia 2014). Jumlah masyarakat menengah ke atas (asumsi peduli kebersihan tangan) dari total penduduk sebanyak 50% adalah 88 juta merupakan total available market (TAM). PT Harlina Indah (Antis) pada tahun 2006 dalam Dwianto 2007 menganalisis market share produk handsanitizer dikuasai oleh empat (4) merek yakni antis, handy clean, dettol dan nuvo. Perkembangan dari 2006 hingga 2013 memunculkan asumsi penulis mengenai merek-merek handsanitizer lain yang beredar di masing-masing bisnis retail dan berpacu pada data yang diperoleh Dwianto (2007). Proyeksi market share pada tahun 2013 : antis (28%), dettol (30%), handy clean (25%), nuvo (10%) dan lain-lain (7%). Served available market (SAM) sebesar 7% atau 6,16 juta penduduk (Dwianto 2007).

Target market (TM) merupakan sasaran pasar yang dituju sebagai pasar. Berdasarkan data SAM (6,16 juta penduduk), asumsi target pasar sebesar 20% dari pasar merek lain-lain yang beredar di pasar. Angka target pasar sebesar 20% dipilih karna persaingan produk handsanitizer yang semakin ketat sehingga peluang bersaing dalam merek others kecil. Target 20% tersebut setara dengan 1,23 juta penduduk yang tersebar di Indonesia. Ukuran pasar yang berpotensi dikembangkan untuk skala nasional sejumlah 1,23 juta penduduk.

(20)

8

Potensi pengembangan pelanggan

Bersamaan dengan survey yang dilakukan di salah satu rumah makan di kawasan Jakarta Selatan diperoleh peluang pasar yang mungkin dikembangkan untuk perluasan pasar produk handsanitizer. Bisnis ini mampu menjadi salah satu rekan bisnis dalam penyedia produk preventif kesehatan mengingat rumah makan ini tergolong restoran tradisional yang memiliki lebih dari 15 outlet penjualan di seluruh Indonesia dengan omset outlet minimal per hari Rp 60.000.000.

Kebiasaan masyarakat

Data kebiasaan masyarakat berikut diperoleh berdasarkan survey tertanggal 28 Februari – 2 Maret 2014 yang berlokasi di Galeri ATM BNI Dramaga, Restoran Ny. Suharti Jaksel, Sekolah Dasar Insan Kamil, CV. Abyan Bogor, Perumahan Galaxy Bekasi, dan Perwira Dramaga. Tanggal 28 Februari hingga 2 Maret 2014 bertepatan

dengan hari Jum’at hingga Minggu. Weekend dipilih karena kesediaan responden untuk mengisi kuisioner sehingga hasil penilaian diharapkan objektif. Rumah makan dan SD Insan Kamil dipilih untuk alasan sampel di kedua tempat tersebut memiliki perekonomian relatif menengah ke atas. Untuk lokasi-lokasi lainnya merupakan tempat umum dengan karakter responden beragam, sehingga diharapkan mampu mewakili sampel segmen pelanggan. Jumlah total responden yang bersedia menjadi responden sebanyak 50 masyarakat yang berasal dari golongan usia 15-65 tahun dengan perekonomian menengah ke atas. Form kuisioner dan data survey terdapat pada Lampiran 1 dan 2. Data yang diperoleh dalam survey tersebut selanjutnya disajikan pada gambar 3 dan 4.

Gambar 3 Cara membersihkan tangan

Gambar 3 adalah hasil pengolahan data mengenai persentase cara umum yang dilakukan masyarakat untuk membersihkan tangan. Cara umum tersebut adalah mencuci tangan (dengan dan tanpa sabun) serta menggunakan tisu basah dan

handsanitizer. Hasil yang diperoleh menunjukan cara konvensional mencuci tangan dengan sabun memiliki persen tinggi yakni 40%. Mencuci dengan sabun merupakan cara utama masyarakat untuk membersihkan tangan. Gambar 3 dapat diartikan bahwa masyarakat umumnya telah peduli dengan kebersihat tangan. Kepedulian masyarakat dibuktikan dengan rendahnya persen mencuci tangan tanpa sabun (10%) dibandingkan mencuci tangan dengan sabun.

(21)

Pembersihan tangan yang paling sering digunakan masyarakat selain dengan sabun adalah kombinasi satu cara dengan cara lainnya (46%). Untuk penggunaan tisu basah tidak dilakukan sehari-hari, melainkan termasuk dalam cara kombinasi. Penggunaan handsanitizer dilakukan oleh 4% masyarakat hampir di setiap waktu. Fakta yang diperoleh dari survey ini menunjukan bahwa masyarakat peduli dengan kebersihan tangan dan penggunaan handsanitizer menjadi salah satu bentuk kepedulian. Fakta lainnya adalah peluang bisnis handsanitizer terbuka karena mampu mensubstitusi mencuci tangan pada kalangan tertentu.

Wawancara juga dilakukan terhadap 50 responden tentang alasan masyarakat dalam memilih handsanitizer. Gambar 4 adalah hasil survey mengenai kebiasaan masyarakat dalam memilih produk handsanitizer. Sebagian besar masyarakat memilih produk handsanitizer berdasarkan aroma (45%) dan kepraktisan (35%). Masyarakat berpendapat bahwa handsanitizer yang memiliki aroma menyenangkan dan kemasan yang praktis akan memberi dorongan tertentu untuk meningkatkan daya beli. Alasan harga (6%) dan kemasan (8%) tidak menjadi alasan utama masyarakat untuk menentukan daya beli dan keinginan masyarakat dalam pemilihan

handsanitizer. Hal yang harus dilakukan untuk memasuki pasar pada produk

handsanitizer adalah meningkatkan kepraktisan dalam penggunaan produk dan aroma produk yang menyenangkan. Berdasarkan hasil observasi tersebut maka hal yang dapat dikembangkan adalah riset mengenai varian aroma sehingga diperoleh keunggulan produk dari segi aroma. Hal lain yang dapat dikembangkan adalah mengembangkan desain kemasan yang praktis dan disukai masyarakat.

Gambar 4 Alasan memilih handsanitizer

Desain prototipe

Brand desain suatu prototipe perlu dilakukan untuk memberi gambaran good

yang akan ditawarkan kepada pelanggan dengan relasi saling menguntungkan (Kotler dan Amstrong 1997). Desain prototipe dilakukan melalui desaian logo, desain kemasan dan desain harga pokok penjualan. Desain logo dan desain kemasan dilakukan dengan graphical design menggunakan software corel draw x6. Dasar-dasar penentuan bentuk dan warna dalam melakukan desain logo dan kemasan berdasarkan filosofi dari bentuk yang akan dihasilkan. Desain harga pokok penjualan

(22)

10

dilakukan dengann penghitungan ekonomi teknik menggunakan software Ms. excel

dari Microsoft office.

(c)

(a)

(b)

Gambar 5 Desain grafis logo prototipe (a) kemasan primer (b) kemasan sekunder (c) Desain logo dan kemasan pada gambar 5 diperoleh dari mengumpulkan ide-ide dan mengeliminasi sesuai kebutuhan dan tujuan yang diinginkan. Logo produk yang akhirnya dipilih adalah tiga pilar daun berwarna hijau. Tiga pilar daun berwarna hijau dalam logo prototipe memiliki filosofi kealamian produk yang akan ditawarkan.

Merek produk “Flair” merupakan adopsi kata Bahasa Inggris yang berarti kecerdasan

dalam memilih. Tag line produk “kecerdasan memilih kebersihan tangan” bertujuan

sebagai kalimat ajakan memilih produk tersebut karena sifat produk yang aman dan alami. Desain kemasan primer dan sekunder dilakukan dengan proses pemasangan dan pencocokan ikon-ikon yang sesuai dengan produk yang akan ditawarkan.

Gambar 6 Prototipe produk

(23)

Penentuan harga pokok penjulan dilakukan dengan menentukan biaya investasi, biaya produksi dan biaya non produksi. Harga pokok penjualan merupakan kalkulasi biaya produksi dan biaya nonproduksi per unit produk yang dihasilkan. Harga pokok penjualan prototipe kemasan inner box (isi 20 sachet) adalah Rp 4.032,-. Perhitungan harga pokok produksi ini dilakukan dengan sederhana dengan parameter-parameter yang disesuaikan dengan kapasitas produksi (Lampiran 3). Harga yang ditawarkan berdasarkan perhitungan tersebut adalah Rp 10.000.

Riset dan Pengembangan

Karakteristik produk

Produk handsanitizer yang dikembangkan merupakan hasil invensi Widyastuti pada tahun 2013. Produk yang dihasilkan tersebut merupakan produk berbahan baku alami yakni bioetanol hasil fermentasi singkong dengan aroma alami yang berasal dari minyak atsiri. Karakteristik produk memiliki pH 5,01-5,71; densitas 0,87-0,88 g/ml; viskositas 5700 cP-8500 cP; serta efektifitas mikroba sekitar 16,55 CFU/cm2 (Widyastuti 2013). Produk yang dihasilkan tersebut selanjutnya dikembangkan dalam riset bisnis dalam penelitian ini.

Pengujian kelembaban penggunaan produk

Uji kelembaban tangan dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan produk terhadap penigkatan kelembaban tangan. Uji ini dilakukan kepada tujuh orang sebagai sampel menggunakan alat pembaca kelembaban skin analyzer. Pengujian kelembaban tangan ini dilakukan sebelum menggunakan handsanitizer dan setelah menggunakan handsanitizer. Selisih kelembaban tangan responden meningkat rata-rata 2,143% setelah menggunakan handsanitizer (lihat Lampiran 4). Peningkatan kelembaban tangan ini merupakan hasil yang baik karena produk yang ditawarkan terbukti mampu meningkatkan nutrisi kulit pemakainya dengan meningkatnya kelembaban. Hasil uji ini merupakan inputan untuk kegiatan riset dan pengembangan produk dari aspek kelembaban.

Pendugaan umur simpan

(24)

12

Penerimaan Pelanggan

Analisa penerimaan pelanggan dilakukan untuk mengetahui pengaruh identifikiasi pasar, desain prototipe dan kegiatan riset pengembangan terhadap penerimaan masyarakat. Prototipe hasil desain diujicoba kepada 50 masyarakat sebagai responden sesuai hasil identifikasi segmen pasar. Responden yang berusia 10-65 tahun diminta memberikan penerimaan terhadap produk yang ditawarkan (Lihat form pada Lampiran 5). Penilaian yang diberikan terhadap produk adalah skala likert berupa tiga skala yakni (1)setuju, (2)ragu-ragu dan (3)tidak setuju terhadap pernyataan.

Gambar 7 Persen penerimaan masyarakat

Gambar 7 menunjukan penerimaan masyarakat pada prototipe yang dihasilkan mampu diterima baik oleh responden dengan persentase yang cukup tinggi. Penerimaan masyarakat disajikan dalam persen penerimaan masyarakat. Persen penerimaan diperoleh dari perbandingan total nilai aspek terhadap total nilai penuh (apabila penerimaan setuju dengan pernyataan). Hasil yang diperoleh untuk keseluruahan aspek mencapai 86% sampai dengan 98% pada masing-masing aspek. Input dari hasil survey ini adalah harga yang ditawarkan untuk prototipe perlu diperbaiki, kelembaban produk perlu dikembangkan dan desain kemasan sekali pakai perlu dikaji ulang. Proses identifikasi produk, desain prototipe dan kegiatan riset terbukti mampu dijadikan model aplikasi untuk menghasilkan prototipe yang sesuai keinginan calon pelanggan.

Gambar 8 Total penerimaan masyarakat

(25)

Gambar 8 merupakan hasil lanjutan pengolahan data dari survey penerimaan masyarakat. Penyajian total penerimaan masyarakat ini bertujuan untuk mengetahui interval penerimaan responden terhadap prototipe yang ditawarkan. Pengelompokan interval ini didasarkan skala likert menjadi tiga sesuai jumlah skala yakni 1-7= penerimaan rendah, 8-14= penerimaan sedang, dan 15-21= penerimaan tinggi. Interval-interval tersebut diperoleh berdasarkan hasil bagi dari total selang nilai 21 (3 skala dikalikan 7 aspek). Keseluruhan nilai penerimaan responden selanjutnya diolah sedemikian sehingga diperoleh 100% responden pada interval penerimaan yang tinggi (lihat gambar 8).

Dari keselururan rangkaian tahap I pada penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa rangkaian proses pada tahap ini mampu menjadi evaluasi persiapan produk. Evaluasi ini mampu diaplikasikan sebagai salah satu langkah pengembangan bisnis untuk tujuan mengetahui penerimaan calon pelanggan terhadap produk yang akan ditawarkan. Rangkaian proses pada tahap I ini terbukti mampu memberikan hasil penerimaan yang tinggi oleh calon pelanggan terhadap produk yang ditawarkan.

Penelitian Tahap II

Penelitian tahap II merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh rancangan strategi guna peluncuran produk. Hasil rumusan strategi ini berupa skenario strategi yang dilakukan. Menurut Angkasa et al (2012) langkah perumusan alternatif strategi dikembangkan melalui rangkaian analisis internal factor evaluation

(IFE) & external factor evaluation (EFE), positioning bisnis dan perumusan strategi serta quantitative strategy planning matrix (QSPM).

Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal

Faktor internal

Identifikasi faktor internal dilakukan terhadap lima (5) aspek yakni pasar dan pemasaran, sumber daya, produksi dan pengembangan produk, finansial dan sistem informasi manajemen (David 2010) dan Chatarine (2012). Penentuan faktor ditentukan dari pemikiran penulis atas acuan pustaka Chatarine (2012), Angkasa et al

(2012), Nasir et al (2012) dan Sutrisno et al (2013) mengenai penentuan faktor-faktor untuk menghasilkan strategi pengembangan usaha bidang pertanian dan usaha kecil menengah (UKM). Penentuan faktor juga ditentukan berdasarkan pengamatan lapang yang terkait dengan masing-masing aspek tersebut.

(26)

14

wawancara terhadap inventor atas kekurangan dan kelebihan produk yang ditawarkan. Keseluruhan cara tersebut selanjutnya di daftar dan eliminasi terkait pengaruhya dalam peluncuran produk.

Aspek pasar dan pemasaran

Aspek pasar ditentukan dengan mencari teori terkait pemasaran yang diperlukan untuk memenuhi pasar dan mencocokan teori yang ada dengan fakta di lapang. Faktor yang mempengaruhi terpenuhinya pasar menurut Umar (2000) adalah keinginan, daya beli dan tingkah laku. Pemasaran adalah suatu upaya untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen (Kotler 1997). Berdasarkan hasil lapang kegiatan kontrol terhadap pasar, kegiatan promosi dan pengembangan desain produk merupakan hal yang mampu meningkatkan daya beli dan tingkah laku pelanggan. Faktor-faktor ini diperoleh diantaranya dari inputan pada tahap I di mana masyarakat menyukai produk yang praktis dan aroma menyenangkan sebagai ide pengembangan desain produk yang perlu diimbangi dengan kegiatan promosi. Faktor juga diperoleh berdasarkan kegiatan survey pada tahap I yang menghasilkan potensi pengembangan pasar sebagai kegiatan kontrol pasar. Faktor-faktor selanjutnya di daftardalam tabel 1.

Aspek sumber daya

Aspek sumber daya ditentukan berdasarkan acuan Ostewalder (2010) yang menyebutkan komponen sumber daya adalah manusia, bahan baku, alat mesin dan komponen yang mendukung kelanjutan proses produksi. Hasil lapang terhadap pelaksaan bisnis ini adalah memerlukan peran karyawan bidang produksi dan pengemasan, tim survey dan peneliti pengembangan produk untuk menjalankan bisnis. Inputan dari tahap I menunjukan bahwa pelanggan menginginkan produk yang aman terbukti dengan penerimaan produk. Dari kedua keadaan lapang tersebut maka keamanan produk serta prinsip bisnis kekeluargaan merupakan faktor internal bisnis. Faktor-faktor yang ditetapkan tersebut akan memberikan pengaruh kuat terhadap keberhasilan kualitas goods yang ditawarkan. Faktor-faktor selanjutnya di list dalam tabel 1.

Aspek produksi dan pengembangan produk

Produksi merupakan suatu rangkaian proses dan aktivitas yang dilaksanakan untuk menghasilkan suatu barang atau jasa yang mempunyai nilai ekonomis. Assauri (1999) menambahkan, produksi merupakan rangkaian proses yang dilakukan untuk mentransformasikan input menjadi output (barang/jasa). Untuk menentukan faktor internal dari aspek ini, penulis mengevaluasi keadaan yang terjadi di lapang terkait kegiatan produksi. Kondisi bisnis ini memiliki kendala produktivitas produk yang minimal dan relatif tidak stabil. Faktor lainnya yang memberikan pengaruh adalah umur simpan produk. Inputan umur simpan produk sebagai faktor diperoleh dari penelitian tahap I pendugaan umur simpan 268,8 hari serta publikasi Arif (2014) tentang syarat minimum label. Faktor-faktor selanjutnya di list dalam tabel 1.

(27)

Aspek finansial

Faktor pada aspek ini juga ditentukan dengan langkah utama studi literatur dan pencocokan lapang. Kebutuhan finansial dan pengembalian (return) berbeda-beda, tergantung pemilihan alternatif yang ada untuk sebagian besar usaha baru (Moerdiyanto 2008). Harga yang terjangkau merupakan keinginan masyarakat yang dibuktikan dalam penelitian tahap satu (lihat gambar 4) sebagai salah satu alasan masyarakat membeli produk. Ketika harga yang ditawarkan mampu bersaing positif dengan produk sejenis lain, maka kontinuitas permintaan akan terwujud. Faktor harga produk ini mampu dijadikan salah satu variabel penentu tingkat penjualan produk. Faktor selanjutnya di list dalam tabel 1.

Aspek sistem informasi manajemen

Sistem informasi manajemen (SIM) merupakan suatu alat yang biasa digunakan oleh suatu manajemen untuk pengambilan keputusan (decision making) untuk meningkatkan kualitas keputusan dan kebijakan perusahaan (David 2010). Faktor ini ditentukan berdasarkan pendapat Nasir et al (2012) bahwa pengembangan usaha dapat dilakukan dengan peningkatan mutu, maka sistem jaminan mutu merupakan faktor yang berpengaruh dalam kelangsungan bisnis. Pengalaman penulis saat melakukan praktek di lapang menunjukan bahwa kegiatan administrasi manajemen perlu diterapkan untuk kepentingan file. Faktor-faktor selanjutnya di list dalam tabel 1.

Tabel 1 Identifikasi faktor internal

Aspek Faktor Kekuatan Kelemahan

Pasar dan Pemasaran Kontrol pasar secara rutin 

Kurang promosi 

Desain kemasan kurang menarik 

Sumber daya Produk yang aman dan alami 

Prinsip bisnis kekeluargaan dan loyal 

Produksi dan pengembangan produk

Produktivitas rendah 

Penyimpanan produk mudah dan awet 

Finansial Harga yang terjangkau 

Sistem informasi manajemen Sistem jaminan mutu rendah 

Administrasi masih sederhana 

Faktor eksternal

Aspek-aspek yang ditinjau dalam faktor eksternal diantaranya adalah ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, politik, pemerintahan,perkembangan teknologi dan persaingan (David 2010) dan Chatarine (2012). Acuan yang penulis gunakan untuk menentukan faktor eksternal diantaranya adalah Chatarine (2012), Angkasa et al

(28)

16

Tabel 2 Identifikasi faktor eksternal

Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE)

Evaluasi faktor-faktor yang terdapat pada tabel 3 dan 4 dianalisis dengan metode pembobotan kuisioner yang dilakukan oleh enam (6) orang responden. Kualifikasi responden yang berhak mengisi kuisioner adalah orang yang terkait langsung dalam penelitian, mengetahui tujuan penelitian serta memiliki peran aktif dalam berlangsungnya penelitian. Responden tersebut yakni Nirwan, Annalisa, Giovanni dan Ryan yang merupakan karyawan bagian produksi dan pengemasan, Alzara yang merupakan peneliti lain untuk produk handsanitizer serta Elok yang merupakan tim survey pasar (Form evaluasi dan perhitungan lihat Lampiran 6 dan 7). Tabel 3 menunjukan hasil rekapitulasi evaluasi faktor internal

Tabel 3 Evaluasi Faktor Internal

Faktor internal bobot peringkat skor bobot Total

Ekonomi Permintaan pasar 

Ketersediaan SDM Indonesia 

Sosial Inovasi baru disukai masyarakat 

Budaya Edukasi masyarakat rendah 

Lingkungan Produk handsanitizer alami langka 

Politik Birokrasi legalisasi dan pendaftaran nama dagang

Pemerintah Kebijakan pemerintah terhadap perizinan 

Teknologi Desain produk sekali pakai jarang ditawarkan

Produk meningkatkan selera makan 

Persaingan produsen sejenis

(29)

Keterangan : A.Kontrol pasar secara rutin

B. Produk yang aman dan alami

C.Harga yang terjangkau

D.Penyimpanan produk mudah dan awet

E. Prinsip bisnis kekeluargaan dan loyal

F. Produktivitas rendah

G.Desain kemasan kurang menarik

H.Kurang promosi

I. Administrasi masih sederhana

J. Sistem jaminan mutu rendah

Hasil rekapitulasi faktor internal bisnis handsanitizer (tabel 3) menunjukan total skor bobot sebanyak 2,568 yang terdiri dari kekuatan sebesar 1,118 dan kelemahan sebesar 1,450.

Tabel 4 Evaluasi faktor eksternal

Faktor

A. Inovasi baru disukai masyarakat B. Produk handsanitizer alami langka

C. Desain produk sekali pakai jarang ditawarkan

D. Ketersediaan SDM Indonesia melimpah E. Produk meningkatkan selera makan

F. Ancaman produsen handsanitizer raksasa G. Kebijakan pemrintah terhadap perizinan H. Permintaan pasar

I. Birokrasi legalisasi dan pendaftaran nama dagang

J. Edukasi masyarakat rendah

Hasil rekapitulasi faktor eksternal bisnis handsanitizer (tabel 4) menunjukan total skor bobot 2,620 yang terdiri dari total peluang dan ancaman.

Analisis Matriks Internal-Eksternal (IE)

Matriks internal-ekternal (IE) merupakan hasil komparasi bobot antara total skor bobot IFE dengan EFE yang menggambarkan posisi suatu bisnis atau usaha, apakah itu sedang berkembang, perlu dijaga atau tahap harvesting (Sutrisno et al 2013). Posisi bisnis

(30)

18

merupakan posisi dengan solusi strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Bisnis

handsanitizer sebagai bisnis yang baru perlu memperkuat manajemen secara internal (pengembangan produk) sebelum melakukan penetrasi ke lingkungan luar. Prinsip tersebut selanjutnya diterapkan untuk merumuskan strategi bisnis (tabel 5).

Pengembangan produk dan penetrasi pasar akan menyebabkan pergeseran grafik (gambar 9) ke arah kiri menuju sel I, II dan IV yakni grow & build yang mana pada posisi ini bisnis akan mampu tumbuh dan berkembang.

Gambar 9 Matriks internal-eksternal

Perumusan strategi secara deskriptif

Strategi bisnis produk ini ditentukan secara deskriptif berdasarkan posisi strategis yang terletak dalam sel V (gambar 9) . Posisi strategis sel V dilaksanakan dengan pengembangan produk dan penetrasi pasar. Delapan hasil rumusan strategi pengembangan bisnis merupakan upaya realisasi strategi pengembangan produk dan strategi penetrasi pasar (tabel 5).

Tabel 5 Strategi Deskriptif

Strategi pengembangan produk Strategi penetrasi pasar

1. Melakukan pengembangan riset mengenai varian aroma produk yang meningkatkan selera makan

4. Menggunakan sistem agen sebagai sarana pemasaran efektif baik langsung maupun online

2. Melakukan pendekatan langsung dengan pelanggan melalui event promo

3. Mengembangkan desain kemasan praktis dan unik

5. Mengembangkan umur simpan produk yang lebih tahan lama 8. Ikut berperan aktif dalam kehidupan masyarakat melalui sosialisasi dan kegiatan pembinaan

6. Menjaga ketersediaan produk di channel penjualan

7. Meningkatkan mutu dan keamanan produk melalui pengembangan efektifitas produk

Strategi yang dirumuskan dalam tabel 5 tersebut ditentukan berdasarkan arahan dari pakar.

2568

(31)

Pengambilan Keputusan dengan Matriks Quantitative Strategy Planning (QSP)

Pengambilan keputusan untuk menentukan atractiveness score (AS) dan prioritas strategi dihasilkan menggunakan evaluasi deskriptif. Penilaian terhadap masing-masing strategi dilakukan dengan memberi nilai daya tarik antara strategi dengan setiap faktor yang mempengaruhi bisnis. Nilai yang diberikan adalah 1 untuk ketertarikan rendah dan 4 untuk ketertarikan tinggi, sementara nilai 2 dan tiga 3 merupakan nilai antara keduanya.

Hasil analisis pengambilan keputusan strategi pengembangan bisnis produk gel handsanitizer dengan Quantitative Strategy Planning Matrix adalah rangking/prioritas strategi. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 6 yang berisi total nilai daya tarik dan rangking/prioritas strategi.

Tabel 6 Hasil QSPM

* Attractiveness score| nilai daya tarik masing-masing strategi terhadap masing-masing faktor ** Total attractiveness score| total daya tarik strategi

Analisis QSPM menghasilkan skenario strategi sebagai upaya pengembangan bisnis produk handsanitizer. Skenario strategi mampu dijadikan sebagai evaluasi pelaksanaan pengembangan bisnis produk melalui tahapan-tahapan yang dihasilkan berdasarkan prioritas. Rangkaian proses dari pemodelan ini adalah meningkan mutu dan kualitas produk melalui penerapan sistem jaminan mutu. Meningkatkan mutu dan keamanan produk melaluikegiatan riset pengembangan efektifitas produk. Melakukan pendekatan langsung kepada pelanggan melalui promosi seperti kegiatan pemasaran below the line. Melakukan riset dan pengembangan varian produk yang memiliki aroma peningkat selera makan. Melakukan desain kemasan praktis dan unik yang disukai pelanggan sehingga mampu mempengaruhi daya beli dan tingkah laku. Menjaga ketersediaan produk di pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Memperluas agen pemasaran untuk membangun bisnis yang berkembang dan berkelanjutan. Tahapan terakhir adalah berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat melalui sosialisasi dan kegiatan pembinaan masyarakat. Tahapan pelaksanaan strategi perlu dilaksakan sesuai prosedur skenario yang dihasilkan, mengingat setiap strategi memiliki prioritas yang berbeda-beda dalam tujuan peluncuran produk.

Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4

AS* TAS** AS TAS AS TAS AS TAS

Total 4,729 4,739 4,671 4,467

Prioritas

strategi 4 3 5 7

Strategi 5 Strategi 6 Strategi 7 Strategi 8

AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

Total 4,820 4,541 4,823 4,370

Prioritas

(32)

20

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penelitian ini menghasilkan strategi pengembangan bisnis produk handsanitizer

untuk tujuan peluncuran produk. Sistem yang dihasilkan adalah dua tahapan utama, tahap pertama dilakukan dengan identifikasi pasar, desain prototipe, riset & pengembangan serta upaya validasi penerimaan calon pelanggan. Tahapan kedua dilakukan melalui tahapan identifikasi faktor-faktor, evaluasi faktor-faktor, positioning bisnis dan perumusan strategi serta analisis quantitative strategy planning matrix (QSPM). Dengan evaluasi pengembangan ini, dihasilkan desain prototipe yang mampu diterima oleh calon pelanggan dengan perimaan tinggi. Hasil yang diperoleh pada tahap dua adalah mengetahui faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi peluncuran produk, hasil evaluasi faktor-faktor, posisi bisnis, alternatif strategi dan skenario strategi untuk peluncuruan produk.

Saran

Melakukan strategi pengembangan pasar terlebih dahulu sebelum melakukan penetrasi pasar untuk mempersiapkan produk sebelum dilempar ke pasar. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan pada penerapan strategi pengembangan bisnis handsanitizer dengan

marketing mix.

DAFTAR PUSTAKA

Angkasa WI, Hubeis M, dan Pandjaitan NK. 2012. Strategi dan Kelayakan Pengembangan Lembaga Intermediasi untuk Meningkatkan Daya Saing Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia. Jurnal Manajemen IKM, September 2012 Vol. 7 no. 2 hal 95-101.

Arif W. 2014. Label untuk Produk Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) untuk Pengusaha Industri Rumah Tangga (PIRT) di Kabupaten Bogor. Seminar hasil penelitian Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, siap terbit.

Assauri Sofyan. 1999. Manajemen Produksi. Edisi Revisi. Jakarta (ID). UI Press.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Jumlah Penduduk Usia 15-65 Tahun. (Desember 2013) [Internet].(Diakses pada Desember 2013).Tersedia pada http://www.bps.go.id . Jakarta (ID).

(33)

Data Statistik Indonesia. 2014. Proyeksi Penduduk Indonesia menurut kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2010-2015). [Internet]. (Diakses pada Januari 2014). Tersedia pada: http://www.datastatistik-Indonesia.com. Jakarta (ID).

David FR. 2010. Strategic Management – Manajemen Strategis Konsep. Edisi Keduabelas. Jakarta (ID) : Salemba Empat.

Dwianto AW. 2007. Analisis Ekuitas Merek Produk Handsanitizer Antis. [Tesis]. Program Studi Magister Bisnis, Pascasarjana. Bogor (ID): IPB

Kotler P,Amstrong G. 1997. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi Ketiga. Jilid 1. Jakarta (ID) : Erlangga.

Moerdiyanto. 2008. Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta (ID) : UNY Press.

Nasir, Bintoro MH, Limbong WH. 2012. Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha Beras Cimanuk Melalui Peningkatan Mutu oleh PD Jaya Saputra Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Jurnal Manajemen IKM, September 2012 Vol. 7 no. 2 hal 102-110.

Nainggolan TY, Sumantadinata K, Suryani A. 2010. Strategi Pengembangan Usaha “Nilla Puff “ dalam Meningkatkan Pendapatan IKM Pengolahan Hasil Perikanan pada CV “X” di Cibinong Bogor. Jurnal Manajemen IKM, September 2010 Vol.5 no.2

hal 132-144

Ostewalder A, Pigneur, Yves. 2010. Business Model Generation. United States of America (US) : John Willey & sons, Inc., Hoboken, New Jersey.

Pemerintah Jakarta. 2012. Penduduk DKI Capai 9,6 Juta jiwa. [Internet]. Tersedia pada: http:/www.Jakarta.go.id/v2/news/2012/II/penduduk-dki-capai-9,6-juta-jiwa. Rangkuti, Fredy. 2008. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta (ID) : PT

Gramedia Pustaka Utama.

Singrimbun, Masri dan Efendi, Sofyan. 1987. Metode Penelitian Survai. Jogjakarta (ID) : LP3S.

Sutrisno A, Basith A, dan Wijaya NH. 2013. Analisis Strategi Penerapan Sistem Manajemen Keamanan Pangan HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points) di PT Sierad Produced Tbk. Parung. Jurnal Manajemen dan Organisasi. Vol IV (2) : 73-90.

Umar, Husein. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta (ID) : PT Gramedia Pustaka.

Walpole RE. 1993. Pengantar Statistika Edisi ke-3. Jakarta (ID) : PT Gramaedia Pustaka Utama.

Widyastuti, AS. 2013. Aplikasi Minyak Atsiri pada Pembuatan Produk pembersih Tangan (Handsanitizer). [Skripsi]. Program Sarjana Teknologi Pertanian, Departemen Teknologi Industri Pertanian. Bogor (ID) : IPB

(34)

22

LAMPIRAN

Lampiran 1 Form kuisioner cara membersihkan tangan dan data yang diperoleh

INTERVIEW PROTOCOL CARA MEMBERSIHKAN TANGAN

MASYARAKAT

Nama :

Usia :

No. HP : Pekerjaan : Jenis Kelamin : L/P Tanggal mengisi:

Cara yang umum dilakukan responden untuk membersihkan tangan  Mencuci tangan dengan sabun

 Mencuci tangan tanpa sabun  Membersihkan dengan tisu basah  Membersihkan dengan hand sanitizer  Kombinasi

Keterangan

a mencuci tanpa sabun b mencuci dengan sabun c dengan tisu basah d dengan hand sanitizer e kombinasi

CARA MEMBERSIHKAN TANGAN

a b c d e

5 20 0 2 23 total

10 40 0 4 46 %

(35)

Lampiran 2 Form kuisioner alasan masyarakat memilih handsanitizer dan data yang diperoleh

INTERVIEW PROTOCOL CARA MEMBERSIHKAN TANGAN

MASYARAKAT

Nama :

Usia :

No. HP : Pekerjaan : Jenis Kelamin : L/P Tanggal mengisi:

Alasan responden saat hendak memilih hand sanitizer  Harga

 Kemasan  Aroma  Praktis  Lainnya

Lampiran 3 Perhitungan harga pokok penjualan

kapasitas mesin jumlah satuan unit produk (sachet) unit produk (box)

menit 1 menit 55 2,75

hari 12 jam 39600 1980

tahun 330 hari 13068000 653400

alasan menggunakan hand sanitizer harga kemasan aroma praktis lainnya

3 4 23 18 3 total

0,059 0,078 0,451 0,353 0,059 5,882 7,843 45,098 35,294 5,882 %

(36)

24

rincian/armada

kegiatan jangkauan biaya/jangkauan

jumlah

load total

load produk Jabotabek 10000000 12 120000000

Distribusi jumlah satuan biaya total

armada 5 buah/tahun 120000000 600000000

BIAYA INVESTASI

No Jenis Pengeluaran Unit Jumlah Harga (Rp)

Total

Harga(Rp) umur Depresiasi

1 mesin pengemas buah 1

No Jenis Pengeluaran Unit Jumlah Harga (Rp) Total Harga(Rp)

1 Direct Labor

Gaji Pegawai Orang 3 2.500.000

7.500.000

2 Direct Material

bioetanol Liter 3.920

(37)

kemasan primer buah 13.068.000

50

653.400.000

kemasan sekunder buah 653.400

ongkos lembur bulan 12 2.000.000 24.000.000

Upah tak langsung orang 12 1.500.000 18.000.000

Pemeliharaan mesin termin 4 2.000.000 8.000.000

Pemeliharaan peralatan termin 4 250.000 1.000.000

Telfon bulan 12 600.000 7.200.000

Foto copy bulan 12 300.000 3.600.000

dokumentasi bulan 12 350.000 4.200.000

ATK bulan 12 300.000 3.600.000

penyusutan 22.825.000 22.825.000

total 101.425.000

TOTAL PRODUCTION COST

1.854.404.400

BIAYA NON PRODUKSI

No Jenis Pengeluaran (Rupiah)

(38)

26

Lampiran 4 Hasil uji kelembaban tangan

Sebelum (%) rata2 Sesudah (%) rata2 selisih

Lampiran 5 Form penerimaan terhadap prototipe

KUISIONER PENERIMAAN MASYARAKAT TERHADAP PRODUK

GEL HAND SANITIZER

FLAIR

Nama :

Cara pengisian : berilah tanda  pada jawaban yang sesuai dengan responden

Pernyataan Setuju (S) Ragu –

ragu (R)

Tidak setuju (T) Saya adalah orang peduli terhadap

kebersihan tangan untuk menjaga kesehatan saya.

(39)

Menurut saya kemasan Flair yang ditawarkan menarik perhatian saya

Saya menyukai aroma hand sanitizer Flair yang ditawarkan kepada saya

Menurut saya kemasan sachet Flair cukup untuk sekali pakai

Saya tidak merasa lengket (merasa lembab) pada tangan saya saat mencoba produk hand sanitizer Flair

Saya merasa tekstur produk hand sanitizer Flair sesuai dengan keinginan saya

Harga Rp 10.000 menurut saya cukup untuk satu kemasan inner box produk hand sanitizer Flair yang berisi 20 kemasan sachet

Lampiran 6 Form evaluasi faktor internal dan eksternal

KUISIONER

Analisis Lingkungan Bisnis

PENENTUAN BOBOT FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL

BISNIS GEL HAND SANITIZER

Tanggal Pengisisan :

Nama Responden

:

(40)

28

Devi Umi Puspasafitri

PENGANTAR

Pengisian kuisioner ini ditujukan untuk mengetahui bobot faktor internal dan eksternal dari bisnis produk gel hand sanitizer. Pengisian matriks fator internal dan eksternal ini digunakan sebagai dasar analisis faktor internal dan eksternal yang menenentukan strategi bisnis produk tersebut. Landasan utama pengisian matriks ini adalah analisa Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE)

PETUNJUK PENGISIAN

I.

UMUM

1. Isi kolom identitas yang terdapat pada halaman depan Kuisioner.

2. Berikan penilaian terhadap perbandingan faktor internal dan faktor eksternal yang terdapat dalam masing-masing matriks evaluasi faktor internal dan eksternal.

3. Penilaian dilakukan dengan membandingkan tingkat kepentingan dari masing-masing faktor yang disediakan dalam masing-masing-masing-masing matriks internal dan eksternal.

4. Pembandingan antar faktor dipertimbangkan berdasarkan kepentingan faktor tersebut mempengaruhi keberhasilan peluncuran produk.

II.

SKALA PENILAIAN

Definisi dari skala yang gigunakan adalah sebagai berikut :

P

(41)

Contoh pengisian :

Misalkan terdapat empat (4) faktor yang mempengaruhi suatu lingkungan bisnis

Fakt

or A B C D Tota

l

Bo bot

A 3(a) 2 1 0.2

5

B 1 2(b) 1 0.2

5

C 2 2 1 0.2

5

D 3 3 3 0.2

5

Total 1.0

0

Keterangan:

Nilai pada (a) : Faktor B lebih penting dari faktor A Nilai pada (b) : Faktor C sama penting dengan faktor B

PENGISIAN KUISIONER

Tabel 1. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Faktor

internal

A B C D E F G H I J Total Bobo

t A

(42)

30

Di mana :

A. Kontrol pasar secara rutin B. Produk yang aman dan alami C. Harga yang terjangkau

D. Penyimpanan produk mudah dan awet E. Prinsip bisnis kekeluargaan dan loyal F. Produktivitas rendah

G. Desain kemasan kurang menarik H. Kurang promosi

I. Administrasi masih sederhana J. Sistem jaminan mutu rendah

Keterangan: Anda diminta untuk membandingkan mana faktor yang memberikan pengaruh penting terhadap keberhasilan peluncuran produk hand sanitizer. Faktor-faktor di atas merupakan faktor yang mempengaruhi peluncuran produk secara internal.

Tabel 2. Matriks External Factor Evaluation (EFE) Faktor

A. Inovasi baru disukai masyarakat B. Produk hand sanitizer yang alami langka C. Desain produk sekali pakai jarang ditawarkan D. Ketersediaan SDM Indonesia melimpah E. Produk meningkatkan selera makan F. Ancaman produsen hand sanitizer raksasa G. Kebijakan pemerintah terhadap perizinan H. Permintaan pasar

(43)

Keterangan: Anda diminta untuk membandingkan mana faktor yang memberikan pengaruh penting terhadap keberhasilan peluncuran produk hand sanitizer berdasarkan ancaman dan peluang yang ada. Faktor-faktor di atas merupakan faktor yang mempengaruhi peluncuran produk pada lingkungan eksternal.

Lampiran 7 Perhitungan IFE & EFE

(44)
(45)

Bobot IFE

Peringkat IFE

tika zara vani nirwan ryan elok Modus

3 1 3 4 3 3 3

3 1 1 3 4 1 1

2 1 1 3 1 1 1

4 2 3 4 2 2 2

4 4 4 1 1 3 4

4 3 2 2 3 1 3

2 3 4 4 2 1 3

1 3 3 4 3 1 3

4 4 4 1 1 4 4

1 2 1 1 4 2 1

Bobot EFE

tika zara vanni nirwan ryan elok rata2

0,111 0,089 0,089 0,100 0,122 0,100 0,102

0,133 0,100 0,133 0,072 0,106 0,144 0,115

0,139 0,128 0,133 0,100 0,106 0,117 0,120

0,122 0,117 0,150 0,106 0,056 0,111 0,110

0,133 0,072 0,100 0,061 0,089 0,117 0,095

0,056 0,083 0,106 0,106 0,083 0,078 0,085

0,089 0,100 0,067 0,122 0,117 0,083 0,096

0,061 0,061 0,083 0,128 0,128 0,083 0,091

0,089 0,122 0,061 0,144 0,106 0,094 0,103

0,067 0,128 0,078 0,061 0,089 0,072 0,082

Tika Zara Vani Nirwan Ryan Elok Rata2

0,100 0,071 0,111 0,117 0,111 0,111 0,104

0,106 0,071 0,061 0,101 0,122 0,089 0,092

0,083 0,082 0,078 0,112 0,078 0,089 0,087

0,117 0,088 0,111 0,117 0,094 0,106 0,106

0,117 0,132 0,117 0,073 0,067 0,122 0,104

0,128 0,110 0,094 0,089 0,117 0,083 0,104

0,089 0,110 0,128 0,117 0,100 0,078 0,104

0,061 0,115 0,100 0,134 0,106 0,078 0,099

0,133 0,126 0,133 0,061 0,067 0,139 0,110

(46)

34

Peringkat EFE

tika zara vanni nirwan ryan elok modus

3 2 2 2 4 2 2

4 3 4 1 3 4 4

4 4 4 2 3 3 4

4 4 4 3 1 3 4

4 1 2 1 2 3 2

1 2 2 3 2 1 2

2 2 1 3 4 1 2

1 1 1 4 4 1 1

2 4 1 4 3 2 3

(47)

RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan anak ketiga dari pasangan Dr. Ir. Mustadjab HK, M.S dan Dra Sri Sumaryati. Penulis dilahirkan di kota Yogyakarta pada 20 Desember 1991. Penulis menghabiskan masa kecil di Jogjakarta dan menuntaskan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Muhammadiyah Sapen (1998-2004) kemudian melanjutkan ke SMP Muhammadiyah II Yogyakarta (2004-2007). Penulis menyelesaikan pendidikan menegah atas di SMA Negri 11 Yogyakarta (2010). Tahun 2010 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negri (SNMPTN) pada Departemen Teknologi Industri Pertanian.

Semasa kuliah penulis aktif dalam berbagai kegiatan seperti keorganisasian mahasiswa. Penulis merupakan sekretaris Organisasi Mahasiswa Daerah Jogja (OMDA) pada tahu 2010-2012 dan Staf Departemen Komunikasi, Informasi dan Jurnalistik (KOMIK) Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (BEM Fateta) Kabinet benang merah pada tahun 2011-2012. Selain aktif dalam organisasi penulis juga aktif dalam kegiatan kepanitiaan di lingkungan IPB dan mengikuti pelatihan serta seminar. Penulis pernah memperoleh dua kali medali perak pada cabang atletik lari estafet putri di ajang Olimpiade Mahasiswa IPB (OMI) tahun 2012 dan 2014.

Penulis pernah menjadi asisten pada mata kuliah Bioproses (2014). Penulis sempat beberapa kali diundang untuk menyampaikan presentasi pada konferensi Internasional yang diselenggarakan CBEES pada tahun 2013 di bidang lingkungan dan pertanian, dan diselenggarakan GSTF di bidang Teknologi Komputerisasi pada tahun 2013. Penulis memperoleh beasiswa dari PPA/BBM Dikti dan dari Bank Indonesia sderta biaya penelitian dari RAMP IPB. Penulis melaksanakan praktek lapangan di PT Mustika Ratu Tbk di bagian Purchasing (2013). Judul studi yang dilakukan saat melakukan praktek lapang

(48)
(49)

Gambar

Gambar 2  Kerangka pemikiran penelitian tahap II
Gambar 3  Cara membersihkan tangan
Gambar 4  Alasan memilih handsanitizer
Gambar 6  Prototipe produk
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor internal dan eksternal, alternatif strategi dan prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam mengembangkan bisnis

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi pengembangan Taman Wisata Mora Indah Faria di Jalan Medan Tj

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi pengembangan Taman Wisata Mora Indah Faria di Jalan Medan Tj

Strategi bisnis yang dirumuskan dari hasil analisis lingkungan eksternal dan internal, telah menyimpulkan bahwa perusahaan sebaiknya meningkatkan pemasaran online melalui internet

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor internal dan eksternal serta merumuskan strategi dalam pengembangan bisnis Usaha Pelayanan Jasa Alsintan

1. Faktor lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang mempengaruhi strategi pemasaran yaitu: untuk faktor internal perusahaan kekuatan utama

1) Berdasarkan hasil identifikasi faktor SWOT dan hasil validasi oleh pihak expert didapatkan 6 aspek eksternal dan 5 aspek internal serta 39 faktor internal dan 43 faktor

Hasil tersebut menunjukkan terdapat enam faktor internal dan satu faktor eksternal yang mempengaruhi pilihan mahasiswa dalam memutuskan untuk belajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis