KAJIAN OPTIMASI PRODUKSI DAN STRATEGI
PENGEMBANGAN USAHA PRODUK FISH JELLY
(Studi Kasus pada PT ”XP” di Jakarta)
ISMARSUDI
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2010
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan akhir ini yang berjudul:
“Kajian Optimasi Produksi dan Strategi Pengembangan Usaha
Produk Fish Jelly (Studi Kasus Pada PT “XP” di Jakarta)”
adalah benar merupakan karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan.
Semua data dan informasi yang digunakan dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, Pebruari 2010
Ismarsudi
ABSTRACT
ISMARSUDI. Study of Optimation Production and Develop Business on Fish Jelly Production (Case Study on PT “XP”, Jakarta). Supervised by ANI SURYANI and DARWIN KADARISMAN.
PT “XP” in its bussiness production has produced Fish Jelly with five types of products, there are Fish Sausage, Fish Ball, Fish Kakinaga, Otak – otak and Fish Finger.The main raw material that being used by PT XP for those products are surimi, fatty tuna and other fish.
Some of the constraints in Marketing Development for Fish and Fishery products in this country are Supply Aspect and Demand Aspect. The former constraint includes Quantity and Continuity, Quality, selling price, definite variiety of products, weak market information, limited facilities and marketing infrastructure and not conducive business climate. Demand Aspect includes low level of fish consumption, dynamic consumer preferences, weak marketing, distribution network and market strategy.
Analysis method that being used in this study is Exponential Comparative Method - Metode Perbandingan Eksponensial (MPE). It’s one of the methods to get superior products. Net profit margin reflects management's ability to generate net income. Linier Programming to achieve a single goal such as maximizing profits or minimizing cost. Other analysis, SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, threats), Matriks EFE and IFE are used to analyze external and internal factors.
Results of the studies obtained, the superior first product of fish finger and second product fish ball. The maximum profits that obtained from Linier Programe (LP) Calculation is Rp. 31.800/kg or Rp. 31.800.000/ton, with production composition 25% fish finger dan 75% bakso ikan for favored products.
PT “XP” has opportunity in fish jelly production since it has permanent distributor of raw materials, and yet has threat that is production cost increase caused by raised fuel prices and electricity fare. This company’s main strength lays on the manager’s preseverance in managing this business, while the Main Weakness of this company that is lack of capital to get supplies.
The result evaluation on external and internal factor (EFE and IFE) to make the
company in a kuadran agresif position, that company in a good posisition to develop
the business. The company can use the internal power for: 1) make use the external
opportunity 2) to content with internal weakness 3) avoid the extend threats
RINGKASAN
ISMARSUDI. Kajian Optimasi Produksi dan Strategi Pengembangan Usaha Produk Fish Jelly (Studi Kasus pada PT “XP” di Jakarta). Dibimbing oleh ANI SURYANI dan DARWIN KADARISMAN.
Produk perikanan di pasar dalam negeri merupakan penyedia protein hewani masyarakat selain sebagai bahan baku industri pengolahan, kosmetik, dan obat-obatan. Dengan jumlah penduduk yang banyak, peluang pasar dalam negeri mempunyai prospek yang baik. Meski demikian, ikan atau produk perikanan lainnya belum menjadi salah satu kebutuhan pokok dalam konsumsi ikan dalam negeri yang masih rendah. Pada tahun 2006, tingkat konsumsi ikan perkapita penduduk Indonesia hanya sekitar 23,18 kg/kapita/tahun.
Produk Fish Jelly (makanan olahan dari bahan baku ikan) merupakan suatu alternatif terobosan untuk mengolah ikan dalam bentuk yang menarik dengan rasa dan kandungan gizi yang baik. Produk Fish Jelly adalah makanan dari bahan baku ikan atau dalam bentuk surimi, produk yang dihasilkan spesifikasinya menuntut kemampuan dalam pembentukan Gel yang mempunyai tekstur kenyal/lentur seperti jelly. Gel yang baik adalah kenyal tetapi mudah dikunyah, Gel dapat terbentuk karena adanya kekuatan tarik-menarik antara senyawa aktin dan miosin menjadi aktomiosin yang banyak terkandung dalam protein daging ikan.
Kendala pengembangan pemasaran ikan dan produk perikanan dalam negeri yaitu, aspek supply meliputi kuantitas dan kontinyuitas, kualitas, harga, terbatasnya variasi jenis produk olahan, lemahnya informasi pasar, terbatasnya sarana dan prasarana pemasaran, iklim usaha yang belum kondusif. Aspek demand meliputi rendahnya tigkat konsumsi ikan, preferensi konsumen yang dinamis, lemahnya jaringan dan distribusi pemasaran dan penyiasatan pasar.
PT “XP” dalam usahanya telah memproduksi produk fish jelly dengan lima jenis produk antara lain Bakso Ikan, Sosis Ikan, Kakinaga Ikan, Otak-otak dan Fish Finger. PT “XP” dalam memproduksi menggunakan bahan baku utama surimi, tetelan ikan tuna dan ikan lain. Bahan baku surimi banyak didatangkan dari Pekalongan dan Tegal Jawa Tengah yang merupakan rekan usaha dibawah binaan DKP.
Metode Kajian Optimasi Produksi dan Strategi Pemasaran pada usaha pengolahan fish jelly di PT “XP” dilakukan untuk mencapai visi dan misi perusahaan khususnya untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan. Kajian dilakukan dengan mempelajari data empiris perusahaan untuk dilakukan kajian secara komprehensif dengan metode analisa yang relevan. Metode analisa yang digunakan adalah Metode Perbandingan Eksponensial (MPE), merupakan salah satu metode untuk menentukan urutan prioritas alternatif keputusan dengan kriteria jamak. Teknik ini digunakan sebagai pembantu bagi pengambilan keputusan untuk menggunakan rancang bangun model yang telah terdefinisi dengan baik pada tahapan proses, analisa terhadap lima jenis produk untuk mendapatkan jenis produk yang diunggulkan. Laba bersih perusahaan, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba dari setiap penjualan yang dilakukan. Margin laba besih, mencerminkan kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba setelah harga pokok penjualan, beban operasi/usaha, beban lain-lain dan pajak dalam hubungannya dengan penjualan. Program linier (Linier Programing) merupakan salah satu teknik riset operasional (Operation Research) yang digunakan paling luas dan diketahui baik. Ia merupakan metode matematika dalam mengalokasikan sumberdaya untuk mencapai tujuan tunggal seperti memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya. SWOT adalah singkatan dari kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman (threats) di dalam suatu lungkungan yang dihadapi oleh suatu organisasi atau perusahaan. Analisis SWOT merupakan cara sistematis untuk mengidentifikasi faktor-faktor dan strategi yang menggambarkan kecocokan paling baik diantara mereka. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan memaksimalkan kekuatan dan peluang dan meminimalkan kelemahan dan ancaman. Matriks EFE digunakan untuk menganalisis faktor-faktor eksternal, mengklasifikasikannya menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan kemudian dilakukan pembobotan. Matriks IFE digunakan untuk menganalisis faktor-faktor internal, mengklasifikasikannya menjadi kekuatan dan kelemahan bagi perusahaan kemudian dilakukan pembobotan. Penentuan bobot setiap variabel dilakukan dengan cara mengajukan identifikasi faktor strategis internal dan eksternal kepada manajemen perusahaan dengan menggunakan Perbandingan berpasangan metode Paired Comparison.
Lima produk yang dihasilkan dilakukan perhitungan dengan pemberian bobot sesuai dengan tingkat kepentingan bagi perusahaan adalah potensi pasar dengan bobot 9, kondisi bahan baku bobot 8, nilai tambah bobot 6, daya serap tenaga kerja 7, teknologi 5, kondisi sosial budaya bobot 7 dan dampak lingkungan bobot 5. Perhitungan dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) menghasilkan urutan peringkat produk sebagai berikut, urutan pertama untuk produk Fish Finger dengan nilai 407.189.639, kedua produk Bakso Ikan dengan nilai 154.218.327, ketiga produk Kakinaga dengan nilai 60.632.534, keempat produk Sosis Ikan dengan nilai 57.832.927 dan kelima produk Otak-otak Ikan dengan nilai 30.062.334. Jadi dua produk unggulan PT “XP” adalah fish finger dan bakso ikan.
Berdasarkan pertimbangan agar tidak over produksi pada salah satu jenis produk dan hasil perhitungan dengan Program Linier terhadap dua peringkat produk unggulan teratas fish finger (X1,) dan bakso ikan (X2 ) adalah, hasil yang diperoleh titik sudut produksi pada gambar
grafik (X1,X2) pada titik-titik sudut A (0,6), B (2,6), C (3,4), D (4,0) dan E (0,0). Keuntungan
maksimum dengan persamaan Z= 5.100 X1 + 3.600 X2 diperoleh nilai keuntungan
maksimum (Z) titik sudut A = Rp. 21.600, titik sudut B = Rp. 31.800, titik sudut C = Rp. 31.200, titik sudut D = Rp. 20.400 dan titik sudut E = 0. Dari kelima titik sudut keuntungan maksimum didapat pada titik sudut B (2,6) dengan keuntungan sebesar Rp. 31.800/kg atau Rp. 31.800.000/ton.
Disimpulkan bahwa ttik B (2,6) merupakan titik sudut optimal (optimal corner point) sebagai optimasi produksi, karena pada titik sudut tersebut perusahaan dapat mendatangkan nilai keuntungan tertinggi sebesar Rp. 31.800/kg. Kombinasi produksi yang efisien dan efektif adalah 2 bagian (25%) untuk produk X1 dan 6 bagian (75%) untuk produk jenis X2.,