• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS USAHA TANI DAN STRATEGI BISNIS BUNGA KRISAN (Studi Kasus pada CV. Dwi Putri Agro Desa Blarang Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS USAHA TANI DAN STRATEGI BISNIS BUNGA KRISAN (Studi Kasus pada CV. Dwi Putri Agro Desa Blarang Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS USAHATANI DAN STRATEGI BISNIS BUNGA KRISAN(Studi

Kasus pada CV. Dwi Putri Agro Desa Blarang Kecamatan

TuturKabupaten Pasuruan)

Oleh: LILY RIANA SABAR ( 02720013 )

Agribisnis

Dibuat: 2007-01-17 , dengan 3 file(s).

Keywords: Usahatani, Strategi Bisnis, Krisan

Krisan (Chrysanthemum sp.) termasuk salah satu sub sektor komoditi Hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan prospek yang cerah. Hal ini disebabkan budidaya yang terbatas sedang permintaan pasar yang cukup banyak. Bagi para produsen bunga potong di Indonesia, bunga krisan merupakan salah satu pilihan utama untuk ditanam. Selain karena merupakan salah satu primadona bunga potong, bunga krisan bersifat universal, artinya diminati oleh semua kalangan. Varietasnya pun beragam, baik dari segi bentuk maupun warna. Selain pemanfaatannya yang luas, dapat digunakan sebagai bunga utama dalam rangkaian bunga, kelebihan lainnya adalah daya tahan yang lebih lama.

Meningkatnya permintaan khususnya bunga krisan di tingkat domestik dan luar negeri akibat dari meningkatnya pendapatan dan kebijakan pemerintah dalam mengelola lingkungan melalui tanaman bunga menyebabkan bisnis bunga utamanya bunga krisan menarik untuk diusahakan. Meningkatnya bisnis bunga selain memacu perekonomian masyarakat pedesaan dan

meningkatkan devisa negara, juga akan membuka kesempatan kerja, yang jadi permasalahan bahwa usahatani bunga krisan pada saat ini masih diusahakan oleh sebagian kecil masyarakat saja. Selain itu pengembangan usaha budidaya krisan belum bisa diusahakan secara optimal karena adanya beberapa kendala diantaranya keterbatasan modal, bibit produksi yang masih didatangkan dari luar daerah.

Dari permasalahan diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1.Bagaimana pola tanam budidaya tanaman hias krisan potong pada CV. Dwi Putri Agro. 2.Bagaimana struktur biaya, pendapatan, dan tingkat efisiensi budidaya tanaman hias krisan potong di CV. Dwi Putri Agro.

3.Bagaimana strategi yang telah dijalankan oleh CV. Dwi Putri Agro.

Dari rumusan masalah yang ada diatas, maka kita dapat menentukan tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

1.Untuk mengetahui pola tanam budidaya tanaman krisan di CV Dwi Putri Agro.

2.Untuk mengetahui struktur biaya, pendapatan, dan tingkat efisiensi budidaya tanaman krisan di CV. Dwi Putri Agro.

3.Untuk mengetahui strategi yang telah dijalankan oleh CV. Dwi Putri Agro.

Hipotesa yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah diduga bahwa budidaya tanaman hias krisan potong menguntungkan dan efisien untuk diusahakan.

Penelitian ini dilakukan di CV. Dwi Putri Agro Desa Blarang Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive), dasar dari pemilihan daerah penelitian ini adalah bahwa CV. Dwi Putri Agro merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha budidaya dan pemasaran tanaman hias krisan potong, selain itu merupakan salah satu perusahaan yang bermitra kerja dengan PT. Saung Nirwa Bogor yang mana

merupakan salah satu produsen tanaman krisan terbesar di Indonesia.

(2)

diperoleh langsung kepada pemilik perusahaan melalui wawancara, dan pengamatan langsung di lapangan. Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan melalui berbagai sumber misalnya: cacatan dan laporan keuangan, literatur serta sumber lain guna untuk mendukung data yang diperoleh.

Metode Analisa data yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah dengan metode deskriptif tabel yang digunakan untuk mengevaluasi strategi perusahaan yang telah dijalankan sesuai dengan tujuan penelitian yang pertama dan ketiga kemudian analisis kuantitatif untuk

mengetahui tujuan yang kedua digunakan analisis usahatani dengan asumsi bahwa luas lahan yang digunakan sama yakni 0,08ha dan tingkat produksi bunga selalu meningkat setiap tahunnya yang diasumsikan selera konsumen terhadap bunga tetap.

Dari hasil penelitian diperoleh data deskriptif untuk evaluasi strategi yang telah dijalankan perusahaan yakni pola tanam tanaman secara periodik dikarenakan perusahaan berusaha untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus-menerus secara kontinu, kemudian strategi lainnya adalah penggunaan bibit impor yang hasilnya lebih sesuai dengan keinginan konsumen dan strategi yang terakhir adalah kontrak kerja perusahaan yaitu mengadakan kerjasama dengan perusahaan maupun florist dengan mengadakan kontrak kerja sebagai pensuplay tetap bunga secara kontinu dalam jangka panjang.

Dari analisis usahatani diperoleh total biaya produksi sebesar Rp 11.001.900 dan total

penerimaan per satu kali tanam adalah sebesar Rp 30.000.000 sehingga pendapatan perusahaan per satu kali tanam sebesar Rp 18.998.100 untuk luas lahan 0,08ha, dengan R/C ratio sebesar 2,73, sedangkan dari keseluruhan green house yang dimiliki perusahaan seluas 2 ha

mengeluarkan biaya produksi rata-rata tiap green house sebesar Rp 22.691.654,17. Kemudian penerimaan rata-rata tiap green house sebesar Rp 62.500.000 sehingga pendapatan perusahaan tiap satu kali tanam adalah sebesar Rp 39.808.345,83 dengan R/C ratio rata-rata tiap green house sebesar 2,75 yang berarti bahwa setiap pengeluaran 1 rupiah maka perusahaan akan

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan OVOP dalam rangka memajukan industri kerajinan memerlukan strategi yang sesuai dengan prinsip mendasar OVOP dan dapat menyelesaikan permasalahan yang

Pada tipe ini, guru menjadi fasilitator, nara- sumber dan pembimbing (guide) selama proses pembelajaran berlang- sung, dalam hal ini guru memberi arahan tentang

• Diketahuinya jenis bahan yang digunakan, misalnya Kuda-kuda/gelagar/lantai kayu kelas II, atap seng/genteng beton, dll. a) Desain, berdasarkan hasil Survey kondisi lapangan

Wawancara atau kuesioner ditujuan kepada pelaku usaha pengguna HCFC mengenai konsumsi HCFC di industri manufaktur, alih teknologi yang sudah dilakukan, jumlah

Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138,Tambahan Lembaran Negara Nomor

Akan tetapi, seiring dengan perkembangan pasar dan dukungan teknologi, maka permintaan berbagai produk turunan kelapa semakin meningkat seperti dalam bentuk tepung

Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa ada beberapa alasan yang menyebabkan suatu putusan arbitrase tidak dapat diakui atau dilaksanakan yang salah satunya

Karena yang terjadi sekarang dengan adanya internet maka dituntut agar aplikasi yang digunakan diperusahaan mereka harus dapat mendukung internet dan semua komponennya,