HUBUNGAN ANTARA INSOMNIA DENGAN KECERDASAN
EMOSI PADA SISWA MAN PAITON KABUPATEN
PROBOLINGGO
SKRIPSI
Disusun Oleh
Baitus Sholehah
NIM : 07060107
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
ii
HUBUNGAN ANTARA INSOMNIA DENGAN KECERDASAN
EMOSI PADA SISWA MAN PAITON KABUPATEN
PROBOLINGGO
SKRIPSI
Oleh :
Baitus Sholehah
NIM. 07060107
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
3
HUBUNGAN ANTARA INSOMNIA DENGAN KECERDASAN EMOSI
PADA SISWA MAN PAITON KABUPATEN PROBOLINGGO
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Oleh :
BAITUS SHOLEHAH
NIM. 07060107
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
4
LEMBAR PERSETUJUAN
HUBUNGAN ANTARA INSOMNIA DENGAN KECERDASAN EMOSI PADA SISWA MAN PAITON KABUPATEN PROBOLINGGO
SKRIPSI
Disusun oleh : Baitus Sholehah
NIM. 07060107
Skripsi ini telah disetujui
Tanggal06 Agustus 2011
Pembimbing I, Pembimbing II,
Prof.Dr.Sujono,M.Kes . Faqih Ruhyanuddin S.Kep.,Ns. NIP.UMM. 131.8770.94 NIP. UMM. 112.0309.0391
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
5
LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN ANTARA INSOMNIA DENGAN KECERDASAN EMOSI PADA SISWA MAN PAITON KABUPATEN PROBOLINGGO
SKRIPSI
Disusun Oleh :
Baitus Sholehah NIM. 07060107
Di Ujikan
Pada Tanggal 13 Agustus 2011
Penguji I, Penguji II,
Prof.Dr.Sujono,M.Kes. Faqih Ruhyanuddin S.Kep., Ns NIP.UMM. 131.8770.94 NIP. UMM. 112.0309.0391
Penguji III, Penguji IV,
Tri Handayani Lestari M. Kep,Sp. Mat Sunardi S.Kep., Ns
NIP. UMM. 112.0309.0405 NIP.UMM. 112.0508.0425
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
6
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Baitus Sholehah
NIM : 07060107
Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM
Judul Skripsi : Hubungan Antara Insomnia dengan Kecerdasan Emosi pada Siswa MAN Paiton Kabupaten Probolinggo
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya
akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan,
maka saya bersedia menerima sanksi perbuatan tersebut.
Malang, 06 agustus 2011
YangMembuat Pernyataan,
9
N DICIPTAKAN UNTUK MENJADI MAHLUK SEMPURNA, TERIMA KASIH SERTA
PUJI SYUKUR KEPADA ALLAH SWT YANG TELAH MEMBERIKAN
KESEMPATAN UNTUK MEMPELAJARI HIDUP YANG SELALU PENULIS JALANI UNTUK MENCAPAI KESEMPURNAAAN MESKI TIDAK SEMPURNA SEUTUHNYA.
TABURAN CINTA DAN SALAM TETAP TERCURAHKAN KEPADA JUNJUNGAN SANG PENCERAH DUNIA NABI MUHAMMAD SAW YANG SELALU MEMBERIKAN SEJARAH KEBAIKAN YANG TERUS BERJALAN HINGGA AKHIR JAMAN.
SKRIPSI INI MERUPAKAN BENTUK PERSEMBAHAN KEPADA ORANG TUA YANG DAPAT DICAPAI PENULIS YAITU ABA TERCINTA YANG SELALU
TERUKIR DI HATI ALM. H. ABDUR RAZAQ DAN UMI’ HJ. AIZZATUL
MUTMAINNAH YANG SELALU MENJADI SUPER MOM. SEGALANYA DARI KALIAN AKAN ABADI DAN TIDAK AKAN PERNAH TERGANTIKAN.
UNTUK KAKAK-KAKAK KHOIRUR ROZI DAN AHMAD TUFFAH, TERIMA KASIH TELAH MENJADI KAKAK2 TERBAIK DAN MENJADI TEMAN HIDUP SUKA DAN DUKA BERSAMA SAMPAI DETIK INI.
TERIMA KASIH MY YANDA ATAS CINTA DAN KASIH SAYANG YANG SELALU MENGALIR DAN BERTAMBAH SETIAP DETIK, KESABARAN, PERHATIAN SERTA DUKUNGANDOA PADA BUNDA. I LOVE YOU DOUBLE SO MUCH.
10
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap Puji Syukur Alhamdulillah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Hubungan Antara Insomnia dengan Kecerdasan Emosi pada Siswa MAN Paiton Kabupaten Probolinggo”.Tugas Akhir Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Bersamaan dengan ini penulis mengucapkan terima kasih banyak dengan hati yang tulus kepada :
1. Ibu Tri Lestari Handayani, M. Kep, Sp. Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Prof. Dr. Sujono., M.Kes selaku pembantu Rektor I Universitas Muhammadiyah Malang dan sebagai pembimbing I yang banyak memberikan arahan dan masukan untuk mencapai kesempurnaan hasil skripsi.
3. Bapak Faqih Ruhyanuddin, S.Kep., Ns selaku pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malangdan sebagai Pembimbing II yang telah memberikan arahan dan masukan yang sangat berguna selama proses penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Baroya Mila Shanti M.M yang telah berkenan menjadi pembimbing tambahan. 5. Drs. Suhartono.., M.Pd selaku kepala MAN Paiton Kabupaten Probolinggo
6. Drs. Moh. Rosyidi selaku guru BK (Bimbingan Konseling) MAN Paiton Kabupaten Probolinggo
7. Orang Tua dan Keluarga yang selalu mendoakan dan memberikam motivasi kepada penulis untuk kelancaran dalam mengerjakan skripsi sampai menempuh akhir pendidikan.
8. Para Siswa MAN Paiton yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga untuk mengisi kuesioner penelitian.
9. Semua dosen PSIK UMM yang telah mengajar, mendidik dan membimbing selama masa menempuh pendidikan di UMM.
10. Semua TU FIKES yang telah memberikan pelayanan terbaik.
11
12. Semua pihak yang telah banyak membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis mohon maafapabila melakukan tindakan yang kurang berkenan. Semoga langkah kita semua selalu mendapatkan ridho Allah SWT sehingga mencapai kebaikan yang kita cita-citakan, Amin.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Malang, 06 agustus 2011
12 ABSTRAK
Hubungan Antara Insomnia dengan Kecerdasan Emosional pada Siswa MAN Paiton Kabupaten Probolinggo
Baitus Sholehah1, Sujono2, Faqih Ruhyanuddin3
Latar Belakang :Istilah tidur didefinisikan sebagai aktifitas sehari-hari yang merupakan salah satu cara untuk melepaskan kelelahan jasmani dan kelelahan mental. Kurang tidur yang
diakibatkan karena sulitnya untuk memulai tidur, sering terbangun di malam hari dan sulit tidur lagi, bangun dini hari serta tidak segar saat bangun pagi adalah gejala yang dialami penderita insomnia.Ukuran tidur normal untuk remaja sekitar 7-9 jam. Tapi penderita insomnia
kebanyakan tidur hanya 3-4 jam. Dampakkekurangan tidur pada remaja menyebabkan masalah kecerdasan emosional, karena masih kurang tidur saat malam hari sehingga di pagi hari sulit dibangunkan dan di sekolah sulit mengarahkan konsentrasi secara penuh. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui kejadian insomnia pada siswa MAN Paiton Kabupaten Probolinggo, mengetahui kecerdasan emosional pada siswa MAN Paiton Kabupaten Probolinggo dan mengetahui hubungan antara insomnia dengan kecerdasan emosi pada siswa MAN Paiton Kabupaten Probolinggo.
Metode: Penelitianyang dilakukan adalah penelitian non-eksperimental dengan korelasional yang meneliti hubungan antar variabel dengan desain penelitian Cross Sectional. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 150 responden siswa MAN Paiton Kabupaten Probolinggo dengan metode total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner sedangkan teknik analisa data menggunakan SPSS Versi 16 dengan uji Spearman Rank dengan taraf signifikansi 0,01.
Hasil :Penelitian ini menunjukkan ada hubungan negatif antara insomnia dengan kecerdasan emosional pada siswa MAN Paiton Kabupaten Probolinggo. Hasil uji statistik dengan
menggunakan Spearman Rank didapatkan nilai r= -0,675, t hitung = -11,127, t tabel= -2,326, jadi hasil
uji t hitung berada pada daerah penolakan maka Ho ditolak dan H1 diterima.
Kesimpulan :Ada hubungan antara insomnia dengan kecerdasan emosi pada siswa MAN Paiton yaitu semakin tinggi tingkat insomnia maka kecerdasan emosi pada siswa MAN Paiton semakin menurun.
Kata Kunci : insomnia, kecerdasan emosional, siswa MAN
14 ABSTRACT
The InsomniaCorrelationwith Emotional Intelligence at Students of MAN Paiton Districtof Probolinggo
Baitus Sholehah1, Sujono2, Faqih Ruhyanuddin3
Background:The term of sleep was defined as daily activities, which is one way of relieving physical fatigue and mental fatigue. Lack of sleep resulting from the difficulty to initiate sleep, often waking at night and trouble falling tosleeping again, woke up early morning and not fitter when wake up in the morningaresymptom experiencedinsomnia sufferers. Normal durationsto sleep for teenagers about 7-9 hours. More of insomniacs sleep only 3-4 hours. The impact of sleep deprivation in adolescents are causing the problems of emotional intelligence, because they still lack of sleep at night so hard to be woken in the morning and homework will lead
concentrations in full. This researchgoal are determine the case of insomnia at students of MAN Paiton Districtof Probolinggo, knowing the emotional intelligence at students of MAN Paiton Probolinggo and determine the correlation between insomnia with emotional intelligence at students of MAN Paiton Districtof Probolinggo.
Methods: The research was conducted non-experimental correlational research with examine between variables correlation with Cross Sectional research design. The sample in this research amounted to 150 respondents at students of MAN Paiton district of Probolinggo without a total sampling method. The instrument wasused a questionnaire than data analysis technique using SPSS Version 16 by Spearman Rank test with significance level 0.01.
Results: This research represent there are a negative correlation of insomnia with emotional intelligence in students MAN Paiton Probolinggo district. Statistical test results with values obtained using the Spearman Rank r = -0.675, t count = 11.127, t table = 2.326, so the test results of
t count in the region of rejection so Ho rejected and H1 accepted.
Conclusion:There arecorrelationinsomniawith emotional intelligence in students MAN Paiton is namely the higher level of insomnia it is emotional intelligence in students MAN Paiton
declining.
Keywords: insomnia, emotional intelligence, student of MAN
15 2. Lecturer University of Muhammadiyah Malang. 3. Lecturer University of Muhammadiyah Malang.
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Lembar Persetujuan ... iii
Lembar Pengesahan ... iv
Surat Pernyataan Keaslian Penulis ... v
Moto ... vi
Halaman Persembahan ... vii
Kata Pengantar ... viii
abstrak….. ... x
Abstract... ... xi
Daftar Isi.. ... xii
Daftar Tabel ... xv
Daftar Gambar ... xvi
Daftar Lampiran ... ... xvii
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.3.1 Tujuan Umum ... 5
1.3.2 Tujuan Khusus ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.4.1 BagiKeperawatan ... 5
1.4.2 Bagi MAN Paiton ... 5
1.4.3 Bagi Siswa ... 5
1.4.4 Bagi Peneliti ... 6
1.4.5 Bagi Peneliti Selanjutnya ... 6
BAB. II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tidur ... 7
2.1.1 Konsep Tidur ... 7
2.1.2 Fase Tidur ... 8
2.1.3 Siklus Tidur ... 10
2.1.4 Fisiologi Tidur ... 11
2.1.5 Manfaat Tidur ... 13
2.1.6 Gangguan Tidur ... 13
2.2 Insomnia ... 15
2.2.1 Konsep Insomnia ... 15
2.2.2 Etiologi Insomnia ... 17
2.2.3 Klasifikasi Insomnia ... 18
2.2.4 Faktor Resiko Insomnia ... 20
2.2.5 Dampak Insomnia ... 21
2.2.6 Terapi Insomnia ... 22
2.2.7 Instrumen Insomnia ... 24
2.3 Kecerdasan Emosi ... 26
2.3.1 Konsep Kecerdasan Emosi ... 26
2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kecerdasan Emosi ... 29
16
2.3.4 Instrumen Kecerdasan Emosi ... ... 37
2.4 Hubungan antara Insomnia dengan Kecerdasan Emosi pada Siswa ... 38
BAB III. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESI 3.1 Kerangka Konsep ... 42
3.2 Hipotesis ... 43
BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 44
4.2 Populasi, Sampel dan Metode Pengambilan Sampel ... 44
4.2.1 Populasi ... 44
4.2.2 Sampel ... 44
4.2.3 Metode Pengambilan Sampel ... 45
4.2.4 Metode Pengumpulan Data ... 46
4.3 Variabel Penelitian ... 46
4.4 Definisi Operasional ... 47
4.5 Tempat dan wakru penelitian ... 48
4.6 Instrumen Penelitian ... 48
4.6.1 Uji Instrumen Penelitian ... 51
1. Uji Validitas ... 52
2. Uji Reabilitas ... 53
4.7 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data... 53
4.8 Analisa Data ... 54
4.9 Etika Penelitian ... 56
4.9.1 Informed Consent ... 56
4.9.2 Anomity ... 57
4.9.3 Kerahasiaan ... 57
BAB V. HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA 5.1 Karakteristik Sampel ... 58
5.1.1 Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ... 58
5.1.2 Karakteristik Sampel Berdasarkan Usia ... 59
5.2 Analisa Data ... 59
5.2.1 Insomnia pada Siswa MAN Paiton Kabupaten Probolinggo ... 59
5.2.2 Kecerdasan Emosi pada Siswa MAN Paiton Kabupaten Probolinggo... 62
5.2.3 Hubungan Insomnia dengan Kecerdasan Emosi pada Siswa MAN Paiton Kabupaten Probolinggo ... 64
BAB VI. PEMBAHASAN 6.1 Interpretasi dan Hasil Penelitian ... 66
6.1.1 Insomnia pada Siswa MAN Paiton Kabupaten Probolinggo ... 66
6.1.2 Kecerdasan Emosi pada Siswa MAN Paiton Kabupaten Probolinggo... 67
6.1.3 Analisa Hubungan antara Insomnia dengan Kecerdasan Emosi pada Siswa MAN Paiton Kabupaten Probolinggo ... 70
6.2 Keterbatasan Penelitian ... 73
6.2.1 Desain Penelitian ... 73
6.2.2 Instrumen Penelitian ... 74
17 BAB VII. PENUTUP
7.1 Kesimpulan ... 77
7.2 Saran ... 77
7.2.1 Bagi Keperawatan ... 77
7.2.2 Bagi Sekolah ... 78
7.2.3 Bagi Siswa MAN ... 78
7.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya ... 78
18
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Definisi Operasional ... 47 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Sampel menurut Jenis Kelamin... 58 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Sampel menurut Usia ... 59 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Insomnia Ringan, Sedang dan Berat Ber dasarkan Jenis... 60 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Insomnia Ringan, Sedang dan Berat Ber dasarkan Usia ... 60 Tabel 5.5 Disrtibusi Frekuansi Sampel Berdasarkan tingkat Insomnia ... 61 Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosi Rendah dan
Tinggi Berdasarkan Jenis Kelamin ... 62 Tabel 5.7 Disrtibusi Frekuensi Kecerdasan Emosi Rendah dan Tinggi
Berdasarkan Usia ... 63 Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Tingkat
Kecerdasan Emosi ... 63 Tabel 5.9 Hubungan Insomnia dengan Kecerdasan Emosi ... 64 Tabel 5.10 Nilai t hitung, koefisien korelasi dan Determinasi
19
DAFTAR GAMBAR
20
DAFTAR LAMPIRAN
1. ... Lembar Surat Ijin Studi Pendahuluan dan Ijin Penelitian ... 82
2. ... Lembar Surat Keterangan Selesai Penelitian ... 83
3. ... Lembar Permohonan Menjadi Responden ... 84
4. ... Lembar Persetujuan Menjadi Responden ... 85
5. ... Lembar Kisi-kisi Instrumen Kecerdasan Emosi ... 86
6. ... Lembar Kisi-kisi Instrumen Insomnia ... 87
7. ... Lembar Kuesioner Kecerdasan Emosi ... 88
8. ... Lembar Kuesioner Insomnia ... 90
9. ... Lembar tabulasi Insomnia dan Kecerdasan Emosi pada Siswa MAN
Paiton Kabupaten Probolinggo ... 92
10... Lembar Tabel Corelasi Spearman Rank Menggunakan SPSS Versi16 96
11... Pedoman Memberikan Inrerpretasi Terhadap Koefisien Korelasi ... 97
12... Lembar tabel descriptive dan Frequency Insomnia dengan Kecerdasan
Emosi ... 98
13... Lembar Tabel Hasil Uji Validitas ... 100
14... Lembar Tabel Hasil Uji Reabilitas ... 103
[image:20.595.88.525.116.567.2]1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah tidur didefinisikan sebagai aktifitas sehari-hari yang merupakan salah
satu cara untuk melepaskan kelelahan jasmani dan kelelahan mental. Dengan tidur
semua keluhan hilang atau berkurang dan akan kembali mendapatkan tenaga serta
semangat untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Selain itu dengan adanya
tidur maka tubuh akan berproses untuk mengurangi asam laktat yang berfungsi untuk
terakumulasinya kecapekan. Itulah sebabnya jika remaja tidurnya normal maka ketika
bangun tidur akan terasa segar kembali yang disebabkan asam laktat tersebut telah
terminimalisasi. Sebaliknya jika remaja mengalami kurang tidur maka asam laktat
belum hilang secara sempurna (Japardi, 2002).
Hasil penelitian WHO (Word Health Organization) di pusat kesehatan
menunjukkan prevalensi sekitar 27 % untuk keluhan kesulitan tidur, ternyata
insomnia merupakan keluhan tidur yang paling sering ditemukan (Rowley, 2005).
Insomnia di definisikan sebagai kesulitan untuk jatuh tidur dan mempertahankan
tidur, atau bangun lebih dini (Bixer, dkk, 2000). Insomnia disebabkan olah beberapa
hal diantaranya lingkungan, kebiasaan (begadang), kondisi medis & biologis
(penyakit-penyakit tertentu), masalah psikologis (stress, depresi, cemas) dan
obat-obatan. Sehingga penderita insomnia akan selalu terjaga, kondisi seperti ini
disebabkan oleh sistem ARAS (Ascending Reticulary Activity System) yang meningkat.
Aktifitas ARAS dipengaruhi oleh aktifitas neurotransmiter seperti sistem
2
Kurang tidur yang diakibatkan karena sulitnya untuk memulai tidur, sering
terbangun di malam hari dan sulit tidur lagi, bangun dini hari serta tidak segar saat
bangun pagi adalah gejala yang dialami penderita insomnia. Berdasarkan hasil riset
internasional yang dilakukan US Census Bureau, International Data Base tahun 2004,
diketahui bahwa 28 juta orang Indonesia mengalami insomnia atau gangguan
kesulitan tidur. Ketika penduduk Indonesia tahun 2004 berjumlah 238,452 juta ada
sebanyak 28,053 juta orang Indonesia yang terkena insomnia atau sekitar 11,7%.
Jumlah ini bisa terus bertambah seiring dengan perubahan gaya hidup. Sekitar 10
persen dari total jumlah penduduk Indonesia mengalami kesulitan tidur dan salah
satunya terjadi pada remaja. Menurut Amir (2007) (dalam Sirat dan Read, 2002)
ukuran tidur normal untuk remaja sekitar 7-9 jam. Tapi penderita insomnia
kebanyakan tidur hanya 3-4 jam.
Remaja sekolah sering mengalami insomnia akibat jadwal kegiatan yang tidak
memperhatikan jam biologis/irama sirkadian. Jam biologis remaja berbeda dengan
orang dewasa karena saat orang dewasa mengantuk pada jam 22.00 WIB. Mereka
masih dalam keadaan segar dan baru mengantuk setelah lewat malam. Padahal
mereka harus bangun pagi untuk masuk sekolah. Terlambat tidur dan bangun lebih
siang pada remaja disebabkan karena adanya perubahan denyut jantung yang
diakibatkan oleh perubahan hormon yang dihasilkan oleh otak. Faktor lain penyebab
kurang tidur pada remaja adalah perkembangan teknologi seperti permainan lewat
komputer, internet, video dan televisi. Jumlah waktu tidur optimum yang dibutuhkan
oleh seorang remaja berkisar antara 7-9 jam perhari sehingga memberi manfaat yang
maksimal dalam proses tidur itu sendiri, seperti regenerasi sel-sel tubuh, menjaga
kemampuan memori, perhatian atau konsentrasi dan juga kesehatan emosi. Saat
3
kemampuan konsentrasi belajar, cepat lupa dan sulit menangkap pelajaran, cemas,
kesulitan perhatian dan depresi meningkat. Selain itu, motivasi, humor, dan
kemampuan sosial seringkali mengalami penurunan (Sitat dan Read, 2002).
Kekurangan tidur pada remaja menyebabkan masalah kecerdasan emosional,
karena masih kurang tidur saat malam hari sehingga di pagi hari sulit dibangunkan
dan sepanjang hari di sekolah mereka sulit mengarahkan konsentrasi secara penuh.
Beberapa di antaranya bahkan tertidur di dalam kelas. Dalam hal ini jika seseorang
mengalami kekurangan tidur, maka akan terganggu dalam proses belajar mengajar,
menyelesaikan tugas, dan interaksi sosial. Hasil dari proses belajar umumnya tersebut
tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam upaya untuk meraih prestasi
belajar yang memuaskan dibutuhkan suatu proses belajar yang di pengaruhi oleh
kecerdasan emosional (Dalam jurnal Psychology Today, Juni 1986) (Prasadja, 2008).
Banyak usaha yang dilakukan oleh para siswa untuk meraih prestasi belajar
agar menjadi yang terbaik dalam sekolahnya, seperti mengikuti bimbingan belajar atau
kursus lainya. Usaha semacam itu positif, namun masih ada faktor lain yang tidak
kalah pentingnya dalam mencapai keberhasilan dalam sekolah selain kecerdasan
ataupun kecakapan intelektual yaitu faktor kecerdasan emosional. Individu dengan
keterampilan kecerdasan emosional yang berkembang baik berarti kemungkinan
besar akan berhasil dalam kehidupan dan memiliki motivasi untuk berprestasi.
Hampir semua siswa yang prestasi sekolahnya buruk disebabkan karena tidak
memiliki satu atau lebih unsur-unsur kecerdasan emosional (tanpa memperdulikan
apakah mereka juga mempunyai kesulitan-kesulitan kognitif seperti kertidakmampuan
belajar) (Goleman, 2002).
Kecerdasan emosional didefinisikan sebagai kemampuan seseorang mengatur
4
menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its
expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati
dan keterampilan sosial. remaja yang memiliki kecerdasan emosi memiliki
kemampuan sebagai berikut; Kesadaran diri (Self-awarness), mampu mengendalikan
dorongan hati ( Self-control), mampu memotivasi diri sendiri, mampu optimis dan
berempati ,serta memiliki kemampuan untuk membina hubungan atau kecakapan
social (Goleman, 2002 ).
Dengan adanya data yang diperoleh diatas dan berdasarkan hasil studi
pendahuluan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Paiton Kabupaten Probolinggo
pada tanggal 10 oktober 2010 didapatkan hasil bahwa dari 412 siswa MAN Paiton
Kabupaten Probolinggo banyak yang mengalami insomnia yaitu sebanyak 150 siswa,
disamping itu para guru juga mengeluhkan bahwa banyak siswa yang tertidur dikelas
saat proses belajar mengajar berlangsung yang disebabkan kekurangan tidur, bahkan
banyak siswa kurang pengendalian terhadap dorongan emosinya seperti: kurang
semangat belajar (malas), sering bertengkar dan berkelahi serta kurangnya perhatian
terhadap nilai-nilai dan peraturan disekolah, sehingga dalam hal ini penulis sangat
tertarik untuk mengetahui hubungan antara insomnia dengan kecerdasan emosi pada
siswa MAN Paiton Kabupaten Probolinggo.
1.2 Rumusan Masalah
“Apakah ada hubungan antara Insomnia dengan Kecerdasan emosi pada siswa
5
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara Insomnia dengan kecerdasan emosi
pada siswa MAN Paiton Kabupaten Probolinggo.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui kejadian insomnia pada siswa MAN Paiton Kabupaten
Probolinggo.
b. Mengetahui kecerdasan emosi pada siswa MAN Paiton Kabupaten
Probolinggo.
c. Mengetahui hubungan antara insomnia dengan kecerdasan emosi
pada siswa MAN Paiton Kabupaten Probolinggo.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan
tambahan informasi dalam perkembangan ilmu keperawatan mengenai
insomnia dan hubungannya dengan kecerdasan emosi pada siswa.
1.4.2 Bagi MAN Paiton
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi pihak sekolah
terutama bagi pengajar sehingga dapat menyesuaikan kepada tingkat
kecerdasan siswa MAN Paiton Kabupaten Probolinggo.
1.4.3 Bagi Siswa
Sebagai masukan dan tambahan informasi tentang insomnia dan
kecerdasan emosi pada siswa serta mengetahui hubungan antara insomnia
6
1.4.4 Bagi Peneliti
Meningkatkan keilmuan penulis serta menerapkan pengetahuan
riset keperawatan yang sudah didapat sehingga meperoleh informasi dan
mencari hubungan antara insomnia dengan kecerdasan emosional.
1.4.5 Bagi peneliti selanjutnya
Bemberikan wacana dan literatur serta tambahan informasi
tentang hubungan antara insomnia dengan kecerdasan emosional yang