• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BETON BOX GIRDER PRATEGANG SEGMENTAL DENGAN METODE KESETIMBANGAN BEBAN (LOAD BALANCING)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BETON BOX GIRDER PRATEGANG SEGMENTAL DENGAN METODE KESETIMBANGAN BEBAN (LOAD BALANCING)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

SEGMENTAL DENGAN METODE KESETIMBANGAN BEBAN

(LOAD BALANCING)

(STUDI KASUS : SUNGAI BRANTAS DI LAHAN BARAT KAMPUS 3 UMM)

SKRIPSI Diajukan kepada

Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Akademik dalam Menyelesaikan Program Sarjana Teknik

OLEH :

PAJAR ACHMAD YOFFYAN NOOR 201110340311088

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)

Nama : PAJAR ACHMAD YOFFYAN NOOR NIM : 201110340311088

Jurusan : TEKNIK SIPIL Fakultas : TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa :

Tugas akhir dengan judul :

STUDI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BETON BOX GIRDER

PRATEGANG SEGMENTAL DENGAN METODE KESETIMBANGAN BEBAN

(LOAD BALANCING) STUDI KASUS : SUNGAI BRANTAS DI LAHAN BARAT

KAMPUS 3 UMM adalah hasil karya saya sendiri, dan bukan karya tulis orang lain. Dalam

naskah tugas akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain

untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian maupun

seluruhnya, kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber

kutipan atau daftar pustaka.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar

saya bersedia mendapat sangsi akademis .

Malang, 21 Desember 2015

Yang Menyatakan,

(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan limpahan nikmat, serta hidayahnya tak lupa

sholawat serta salam pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sehingga

penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul Studi Perencanaan

Struktur Jembatan Beton Box Girder Prategang Segmental dengan Metode

Kesetimbangan Beban (Load Balancing) Studi Kasus : Lahan Barat Kampus 3

UMM Sungai Brantas Sengkaling Kabupaten Malang ini dapat terselesaikan.

Tugas Akhir ini dilaksanakan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Teknik Sipil di Universitas Muhammadiyah Malang.

Adapun penyusunan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan semua pihak, baik

secara moril maupun materil. Pada kesempatan ini dengan kerendahan hati

penulis mengucapkan terima kasih sebesar – besarnya kepada :

1. Kedua orang tua Bapak Karly dan Mama Wagini dan saudara penulis

Afrilyadi Eko Wibowo, Akhmad Deden Triyadi Handoko serta semua

keluarga yang telah memberikan dukungan tanpa henti.

2. Bapak Ir. Sudarman, MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Muhammadiyah Malang

3. Ir. Rofikatul Karimah, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas

Muhammadiyah Malang dan selaku dosen pembimbing I Tugas Akhir.

4. Ir. Yunan Rusdianto, MT selaku dosen pembimbing II Tugas Akhir

(5)

6. Semua Dosen Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang yang telah

membimbing penulis diperkuliahan dari awal sampai sekarang.

7. Bu Dilla T.U jurusan yang telah banyak membantu penulis dalam

mengurus persyaratan dan berkas-berkas dalam proses Tugas Akhir

8. Kawan-kawan seperjuangan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah

Malang yang setia mendukung, berdoa, dan bersama selama berkuliah di

kampus ini.

9. Serta semua pihak yang membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

Terima kasih atas bimbingan, saran dan petunjuk serta masukan yang

diberikan sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan sesuai waktu yang

diharapkan.

Besar harapan semoga Tugas Akhir yang penulis susun dapat bermanfaat

dan menambah pengetahuan yang luas bagi pembacanya.

Malang, Agustus 2015

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Perencanaan ... 4

1.5 Manfaat Perencana ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

3.1 Umum ... 6

3.2 Jembatan Box Girder Segmental ... 7

3.3 Perencanaan Awal ... 8

3.4 Pembebana pada Jembatan ... 9

3.5 Penulangan Melintang Box Girder... 20

3.6 Beton Prategang ... 22

3.7 Perencanaan dengan Metode Load Balancing ... 30

3.8 Daerah Aman Kabel ... 34

(7)

3.10 Kehilangan Gaya Prategang ... 36

3.11 Perencanaan End Block ... 41

3.12 Perencanaan Penulangan Geser ... 43

3.13 Perencanaan Sambungan antar Segmen ... 45

3.14 Tegangan pada Box Girder ... 45

3.15 Lendutan pada Box Girder ... 46

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN ... 47

3.1 Lokasi Perencanaan ... 47

3.2 Data-data Teknis ... 48

3.3 Spesifikasi Bahan untuk Struktur ... 50

3.4 Jenis dan Sumber Data ... 51

3.5 Teknik Analisis Data ... 51

3.6 Diagram Alir Perencanaan ... 52

BAB IV URAIAN PERENCANAAN ... 54

4.1 Data Umum Jembatan ... 54

4.2 Data Material ... 55

4.3 Dimensi Box Girder Prategang ... 57

4.4 Potongan Penampang Box Girder ... 58

4.5 Pembebanan pada Jembatan ... 59

4.6 Perencanaan Tulangan Melintan Box Girder ... 80

4.7 Perencanaan Gaya Prategang dan Jumlah Tendon... 94

4.8 Analisa Daerah Aman Kabel ... 98

4.9 Posisi Tendon Terhadap Box Girder ... 104

(8)

4.11 Perencanaan Pembesian End Block ... 121

4.12 Perencanaan Tulangan Geser ... 128

4.13 Perencanaan Sambungan Antar Segmen ... 131

4.14 Tegangan Pada Box Girder ... 136

4.15 Kontrol Tegangan Terhadap Kombinasi Pembebanan ... 148

4.16 Lendutan Box Girder ... 150

BAB V KESIMPULAN ... 158

DAFTAR PUSTAKA ... 159

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Faktor Beban Untuk Beban Mati (Berat Sendiri) ... 10

Tabel 2.2 Faktor beban untuk beban mati tambahan ... 11

Tabel 2.3 Faktor beban akibat beban lajur “D” ... 11

Tabel 2.4 Jumlah lajur lalu lintas rencana ... 12

Tabel 2.5 Pembebanan Truk “T” ... 15

Tabel 2.6 Faktor Beban Akibat Gaya Rem ... 16

Tabel 2.7 Faktor Beban Akibat Pembebanan untuk Pejalan Kaki... 17

Tabel 2.8 Koefisien Seret Cw ... 19

Tabel 2.9 Kecepatan Angin Rencana Vw ... 19

Tabel 2.10 Jenis Tendon Baja Prategang ... 28

Tabel 4.1 Berat Jenis Bahan ... 55

Tabel 4.2 Pendimensian Box Girder ... 58

Tabel 4.3 Pembebanan Mati Tambahan ... 69

Tabel 4.4 Resume Momen dan Gaya Geser pada Jembatan ... 77

Tabel 4.5 Momen pada Jembatan ... 78

Tabel 4.6 Gaya Geser pada Jembatan ... 79

Tabel 4.7 Beban Mati Tambahan... 82

Tabel 4.8 Resume Momen pada Setiap Pembebanan ... 85

Tabel 4.9 Momen Maksimum setiap Plat Box Girder ... 86

Tabel 4.10 Rangkuman Eksentrisitas Selubung CGS ... 102

(10)

Tabel 4.12 Eksesntrisitas Masing-masing Tendon ... 105

Tabel 4.13 Lintasan Posisi Tendon ... 106

Tabel 4.14 Sudut Angkur ... 107

Tabel 4.15 Tata Letak dan Jalur Kabel... 108

Tabel 4.16 Lintasan Tendon dan Daerah Aman Kabel ... 110

Tabel 4.17 Posisi Layout Tendon ... 113

Tabel 4.18 Perbedaan Sudut Vertikal (radian) ... 114

Tabel 4.19 Menghitung Rasio Tegangan Setelah Friksi ... 114

Tabel 4.20 Rangkuman Kehilangan Sebagian Gaya Prategang ... 120

Tabel 4.21 Tabelisasi Angkur Hidup dan Angkur Mati ... 121

Tabel 4.22 Momen Statis Luasan Bagian Atas ... 122

Tabel 4.23 Momen Statis Luasan Bagian Bawah... 123

Tabel 4.24 Perhitungan Sengkang Arah Vertikal ... 126

Tabel 4.25 Perhitungan Sengkang Arah Horizontal ... 127

Tabel 4.26 Rekapitulasi Kebutuhan Sengkang... 129

Tabel 4.27 Desain Shear Key pada Setiap Sambungan... 135

Tabel 4.28 Momen Akibat Temperatur ... 147

Tabel 4.29 Kombinasi Pembebanan Tegangan Ijin... 149

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Konsep Tata Ruang Lahan Barat Kampus 3 UMM ... 2

Gambar 2.1 Jenis Jembatan yang Umum ... 6

Gambar 2.2 Tipe Penampang Box Girder ... 7

Gambar 2.3 Jembatan Box Girder dan Metode Pelaksanaan ... 8

Gambar 2.4 Beban Lajur “D” ... 13

Gambar 2.5 Beban “D” : BTR s Panjang yang dibebani ... 13

Gambar 2.6 Penyebaran Beban Arah Melintang ... 14

Gambar 2.7 Pembebanan Truk “T” ... 15

Gambar 2.8 Gaya Rem per Lajur 2,75 m (KBU) ... 17

Gambar 2.9 Pembebanan Untuk Pejalan Kaki ... 17

Gambar 2.10 Grafik Gaya Rem per Lajur 2,75m ... 18

Gambar 2.11 Peta Gempa Indonesia ... 20

Gambar 2.12 Diagram Alir Perencanaan Tulangan pada Plat Jembatan .. 21

Gambar 2.13 Ilustrasi Aplikasi Beton Prategang ... 23

Gambar 2.14 Distribusi Tegangan Sepanjang Beton Prategang Eksentris 24

Gambar 2.15 Momen Tahanan Internal pada Balok Prategang ... 25

Gambar 2.16 Balok Prategang dengan Tendon Parabola ... 26

Gambar 2.17 Strand (7-wires strand) ... 28

Gambar 2.18 High-Strength Bar ... 28

Gambar 2.19 Garfik Analisa Tegangan dan Lenturan ... 30

Gambar 2.20 Keseimbangan Gaya-gaya pada Arah Vertikal ... 31

(12)

Gambar 2.22 Daerah Aman Kabel ... 35

Gambar 2.23 Lintasan Kabel Terhadap Balok Beton... 36

Gambar 2.24 Zona Angker Ujung untuk Tendon Terlekat ... 42

Gambar 3.1 Foto Satelit Lokasi Jembatan ... 47

Gambar 3.2 Site Plan Bangunan Jembatan ... 47

Gambar 3.3 Potongan Melintang Sungai ... 48

Gambar 3.4 Potongan Memanjang Jembatan ... 48

Gambar 3.5 Penampang Melintang Segmen Tengah Jembtan ... 49

Gambar 4.1 Potongan Melintang Jembatan ... 54

Gambar 4.2 Dimensi Box Girder ... 57

Gambar 4.3 Titik Berat Box Girder ... 58

Gambar 4.4 Pembebanan Berat Sendiri ... 59

Gambar 4.5 Dimensi Pipa Sandaran ... 60

Gambar 4.6 Pembebanan pada Pipa Sandaran ... 60

Gambar 4.7 Penulangan Kerb ... 62

Gambar 4.8 Gaya Luar yang dialami Kerb ... 63

Gambar 4.9 Diagram Regangan-Tegangan ... 64

Gambar 4.10 Sketsa Penulangan Kerb ... 65

Gambar 4.11 Grafik Hubungan Gaya Rem dan Bentang ... 72

Gambar 4.12 Gaya Rem yang Bekerja pada Jembatan ... 73

Gambar 4.13 Gaya Angin yang Bekerja pada Jembatan ... 75

Gambar 4.14 Dimensi Box Girder ... 80

Gambar 4.15 Pembebanan akibat Berat Sendiri (MS) ... 81

(13)

Gambar 4.17 Pembebanan akibat Berat Mati Tambahan (MA) ... 82

Gambar 4.18 Momen akibat Berat Mati Tambahan (MA) ... 82

Gambar 4.19 Beban Truk ... 83

Gambar 4.20 Pembebanan akibat Beban Truk ... 83

Gambar 4.21 momen akibat Beban Lalu Lintas ... 84

Gambar 4.22 Pembebenan akibat Beban Kombinasi ... 84

Gambar 4.23 Momen akibat Beban Kombinasi ... 84

Gambar 4.24 Penulangan Arah Melintang ... 93

Gambar 4.25 Lintasan Tendon Prategang ... 94

Gambar 4.26 Diagram Gaya Prategang ... 94

Gambar 4.27 Momen setiap Segmen ... 99

Gambar 4.28 Daerah Aman Lintasan Kabel ... 103

Gambar 4.29 Posisi Tendon Tengah bentang ... 104

Gambar 4.30 Posisi Tendon di Tumpuan ... 104

Gambar 4.31 Lintasan CGS Arah Memanjang Jembatan ... 106

Gambar 4.32 Jalur Masing-masing Kabel ... 108

Gambar 4.33 Jalur Tendon di Tengah Bentang ... 109

Gambar 4.34 Jalur Tendon di Tumpuan ... 109

Gambar 4.35 Letak CGS Terhadap Daerah Aman Kabel ... 110

Gambar 4.36 Kehilangan Gaya Prategang Akibat Friksi ... 115

Gambar 4.37 Total Kehilangan Gaya Prategang Setiap Segmen ... 121

Gambar 4.38 Daerah Momen Statis Bagian Atas ... 122

Gambar 4.39 Daerah Momen Statis Bagian Bawah ... 123

(14)

Gambar 4.41 Plat Angkur untuk Bursting Force ... 124

Gambar 4.42 Plat Angkur dan Sengkang Untuk Bursting Force ... 127

Gambar 4.43 Potongan Melintang Tulangan Sengkang ... 130

Gambar 4.44 Potongan Memanjang Tulangan Sengkang ... 130

Gambar 4.45 Daerah Tumpuan Potongan Melintang ... 130

Gambar 4.46 Daerah Lapangan Potongan Melintang ... 131

Gambar 4.47 Daerah End Block Potongan Memanjang ... 131

Gambar 4.48 Shear Key pada Sambungan Box Girder ... 132

Gambar 4.49 Potongan Shear Key pada Sambungan Box Girder ... 132

Gambar 4.50 Tegangan pada Saat Transfer ... 137

Gambar 4.51 Tegangan Pada Saat Transfer ... 138

(15)

Badan Standardisasi Nasional (BSN)., 2004. Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan (RSNI T – 12 – 2004).

Badan Standardisasi Nasional (BSN)., 2005. Standar Permbebanan untuk Jembatan (RSNI T – 02 – 2005).

Dewi, S.M., 2003. Beton Prategang.Sidoarjo : Citramedia.

Dipohusodo, Istimawan. 1993. Struktur Beton Bertulang. Jakarta : Gramedia

Ilham, Noer 2008. Perhitungan Box Girder Beton Prestress Studi Kasus Gajayana Fly Over. Yogyakarta

Lin T.Y., Ned H. Burns., 2000a. Desain Struktur Beton Prategang jilid 1. Surabaya : Erlangga.

Nawy, E.G., Bambang., 2001. Beton Prategang (suatu pendekatan mendasar) Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jembatan adalah suatu struktur bangunan yang berfungsi untuk

menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya

rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, saluran irigasi dan

pembuangan, jalan kereta api, waduk, dan lain-lain. Ditinjau dari aspek

transportasi jembatan merupakan media jalan yang sangat penting untuk tiga

hal, yaitu:

1) Merupakan pengontrol kapasitas dari sistem,

2) Mempunyai biaya tertinggi per mil dari sistem,

3) Jika jembatan runtuh, sistem akan lumpuh.

Ditinjau dari infrastruktur jaringan jalan dan fungsinya, jembatan

merupakan bagian dari peningkatan aktifitas perekonomian masyarakat.

Pertimbangan dan perencanaan teknis, ekonomis maupun metode

konstruksinya dan juga tingkat keawetan dalam pembangunan jembatan harus

dipertimbangkan pula. Dengan kompleksitas setiap individu yang berproses

secara profesional dibidang pembangunan jembatan harus mampu mengetahui

dan memahami secara komprehensif proses dan komponennya agar jembatan

yang dirancang dan kemudian dibangun dapat berfungsi optimal serta dapat

(17)
[image:17.595.129.513.84.566.2]

Gambar 1.1 Konsep Tata Ruang Lahan Barat Kampus 3 UMM

Dalam perkembangannya Kampus 3 Universitas Muhammadiyah

Malang melakukan pengembangan area pembangunan gedung kuliah ke arah

lahan barat daerah Sengkaling. Area tersebut mempunyai sungai yang

membentang antara area pembangunan kampus dan akses jalan Raya

Tlogomas. Sehingga dibutuhkan jembatan sebagai moda penyebrangan untuk

memudahkan mahasiswa maupun orang-orang menuju Kampus 3 UMM yang

berada dilahan barat daerah Sengkaling.

Selain itu juga jembatan ini bisa menjadi alternatif cara penyebrangan

antara jalan Tegalgondo (belakang kampus 3 UMM) dan jalan Raya

Tlogomas. Karena kebiasaan masyarakat setempat menyebrang melewati

sungai Brantas menggunakan jembatan bendung Sengkaling yang sebenarnya

bukan peruntukan sebagai moda penyebrangan kendaraan bermotor melainkan

sebagai jalan inspeksi perbaikan pipa maupun pengecekan bendung. Jembatan

tersebut sangat tidak layak untuk kendaraan bermotor karena hanya memiliki

(18)

membahayakan pengguna kendaraan ketika menyebrang. Sehingga sehingga

perlu direncanakannya jembatan penyebrangan yang layak dan nyaman untuk

pengguna kendaraan bermotor.

Pada tugas akhir perencanaan struktur atas jembatan yang terletak di

sungai Brantas daerah Sengkaling Kabupaten Malang ini direncanakan

menggunakan jembatan beton box girder prategang segmental menggunakan

metode kesetimbangan beban (load balancing). Pemilihan jembatan box

girder prategang segmental untuk bentang pendek sebenarnya kurang

ekonomis dalam bentuk penampang maupun pelaksanaannya di lapangan,

tetapi penulis berharap perencanaan jembatan ini sebagai bentuk alternatif dan

pembelajaran di masa yang akan datang.

Pemilihan box girder beton prategang karena memiliki keuntungan

sebagai berikut :

1) Box girder selain untuk menopang beban luar, interiornya dapat digunakan

untuk penggunaan lain seperti jalur pipa gas atau pipa air

2) Bentuk box girder memiliki nilai estetika yang dapat menambah

keindahan struktur itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan ditinjau adalah sebagai berikut :

1) Bagaimana merencanakan dimensi profil penampang box girder?

2) Bagaimana merencanakan tendon dan tulangan box girder pada jembatan

box girder beton prategang?

3) Bagaimana mengontrol keamanan struktur jembatan terhadap beban yang

(19)

1.3 Batasan Masalah

Permasalahan mengenai prasarana perhubungan akan mencakup pengertian

yang luas, namun mengingat keterbatasan waktu, perencanaan ini mengambil

batasan :

1) Tinjauan meliputi struktur atas jembatan.

2) Tidak melakukan peninjauan terhadap rencana biaya dan waktu

perencanaan.

3) Tidak merencanakan perkerasan jalan pada jembatan.

4) Metode pelaksanaan pemasangan box girder prategang dilakukan dengan

cara memasang segmen di daerah samping jembatan. Segmen tersebut

dirakit menggunakan mobil crane sesuai dengan nomor segmen yang telah

ditentukan agar lubang lintasan tendon sesuai dengan perencanaan.

Kemudian kabel tendon ditegangkan setelah semua kabel terpasang pada

tempatnya. Setelah gelagar box girder terpasang dengan baik kemudian

diangkat ke posisi jembatan diatas abutmen yang sudah disiapkan

menggunakan crane.

5) Lokasi jembatan terletak di daerah Sengkaling Kabupaten Malang Provinsi

Jawa Timur.

6) Aspek-aspek peraturan yang dipakai dalam perencanaan struktur jembatan

beton prategang yakni RSNI T-02-2005 (Peraturan Pembebanan untuk

Jembatan) dan RSNI T-12-2004 (Perencanaan Struktur Beton untuk

(20)

1.4 Tujuan Perencanaan

Tujuan yang akan dicapai adalah sebagai berikut :

1) Menghitung beban total yang akan diterima pada struktur jembatan.

2) Merencanakan kebutuhan dimensi profil penampang, tendon, dan tulangan

box girder pada struktur jembatan box girder beton prategang

3) Menganalisa kontrol keamanan struktur jembatan dengan pembebanan

yang telah disyaratkan pada peraturan SNI T-12-2004 (Perencanaan

Struktur Beton untuk Jembatan).

1.5 Manfaat Perencanaan

Manfaat perencanaan ini adalah:

1) Bagi Perencana

Sebagai sarana untuk menerapkan serta membandingkan antara ilmu

yang diperoleh dari perkuliahan dengan keadaan yang sebenarnya secara

langsung pada obyek perencanaan, sehingga dapat mengetahui yang

terjadi pada kondisi lapangan suatu wilayah serta menambah informasi

atau pengetahuan dan pengalaman dalam dunia kerja.

2) Bagi Universitas Muhammadiyah Malang

Perencanaan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang

positif serta gambaran yang jelas mengenai kondisi lapangan sehingga

instansi terkait dapat merealisasikan konsep jembatan ini.

3) Bagi Pembaca

Perencanaan ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi

bagi peneliti lain tentang materi yang berhubungan dengan masalah

Gambar

Gambar 4.44 Potongan Memanjang Tulangan Sengkang .........................   130
Gambar 1.1 Konsep Tata Ruang Lahan Barat Kampus 3 UMM

Referensi

Dokumen terkait

Sering kali kata populasi dipakai secara salah, misal : populasi pasien yang saya teliti ini terdiri dari anak berusia di bawah 5 tahun yang berobat di poliklinik psikiatri

Perlu dijelaskan bahwa vektor pendapatan yang umumnya muncul pada fungsi permintaan, dalam frame keseimbangan umum ini dapat dimunculkan dalam bentuk penerimaan konsumen

Dengan ini menyatakan bertanggung jawab sepenuhnya atas hibah yang diterima untuk Program Pendampingan dan Pemberdayaan Anak Terlantar-Anak Dhuafa dan Anak

1. Semua harta yang dapat dibuktikan diperoleh selama perkawinan, sekalipun harta atau barang terdaftar diatas namakan salah seorang suami istri, maka harta

6.Variabel konsep diri merupakan variabel yang paling berpengaruh secara simultan dan sinifikan terhadap kesiapan kerja bidang otomotif siswa sekolah menengah

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang budaya Jawa dalam video klip Tersimpan di Hati menggunakan analisis semiotika Charles Sanders Peirce

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, terdapat dua permasalahan yang terkait dengan pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks. Permasalahan pertama

Mengevaluasi penggunaan kemoterapi pada pasien kanker serviks di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr.Moewardi Tahun 2010 dilihat dari sisi tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis dan