• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penggunaan Bahan Perekat Terhadap Jumlah Candida Albicans Pada Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Penggunaan Bahan Perekat Terhadap Jumlah Candida Albicans Pada Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

' ()*+,* -( * ( . /.

(2)

!

" # $%

& ' &

& & ( ) * + * & * &

& &

( & ' & ,

' ' ( - * &

& ( & &

& & (

& ' & & + & ,

( - &

- & (

. & ( ) &

& " " ,/ & ' ' &

-' , & & &

& ( - ,

0 ,1 2 & .

' & $% - ( &

34 ( '

- ( 5

-& &

-& 6 , 7 8 , 9:,

& &

-& & - &

(3)

- &

6 , 7 8 , 9: ' & & < &

& & &

- & ( 5 '

& &

& * * & - &

& & &

(

(4)

! "

"

& '

( )

% ' *+*,***-.

/

/

'

! " 0 10 %

! " #$ ! % " & 0 10 % 2

(5)

!

"# $%& ' $&% (((((((((

) * + ,

(6)

!

" # $ %&' ( % ) ') '(') ' % *"+'

# , # $ ' (- . ) ')

' / 0 % ) ') ( 1

' # . ) ') ( 1

(7)

! " ! #

!$

$ % & ' ( ) * &+ )

#

+

#

$

,

-# .# / # #+# 0#1 # 1 # +

! " ! #

2# +3 # #

3

#

4# 5 ! 6 # + $

3

#

7# . ' 8# # # # # & )

#

9# . # & ) +

! " !

#

:# 5 # "

(8)

vi

;# .# * + # #+# # & )#

#

<# % # + $

#

=# . 3 +

! " ! "

$ #

-># 3 ! ! ( +

! " !

#

--# ( * %

#

-2# # # .

! " ! #

-4# + +

! " ! , " 5 + "

0 ? 6 $ + 3 ( 5 1 "

#

# 3

.

# +

#

2: 2>-4

&0 " ) >=>:>>>74

(9)

vii

( ')' (

* + *

* + , $ *

* # + ! $ *

#

# $ $ " '

-# -# . $ $ " '

-# & $ + ! $ % $ $ " '

-# & ,"

-# & -# $ /

# ( $ ! ! , $ $ $ /

# ( , 0,$ $ /

# ( # 0' $ 1

# ( & + $ 2 , ," $ 3

# * 4

# * $ + ! $ 4

(10)
(11)
(12)

x 6

' % 2 '! $ $ " ' $

! ! , $ $ $ . " 0 ! $ ! % !

2 " , 0, ! ,6 2 0 , 0, ! ,6 &*

# 5 2 2 $ " '% ""' %

! 2 " , 0, ! ,6 % 2 0 ' %

2 $ $ " ' $ ! ! , $ $ $

&-& 5 2 2 $ " '% ""' %

! 0 , 0, ! ,6 % 2 0 ' %

2 $ $ " ' $ ! ! , $ $ $ &/

( 6 2 " '% ""' % ! 2 " , 0,

! ,6 2 0 , 0, ! ,6 % 2 0 ' %

2 $ $ " ' $ ! ! , $ $

$ &1

(13)

xi

# '! ' , = % > ? *

& '! ' 6,!$ $ ' ,$ =; ;?

-( '! ' /

* 0 ##

@ - $ % 2 , !

#-/ #/

1 #1

3 #1

4 0 0 $ ! ! 0, $ $ 0 $ &

0 0 . " % 2 0 ! $ 6 % 0 !

(14)

xii 0

$ $ $ !

# ' " $

(15)

& ' &

& & ( ) * + * & * &

& &

( & ' & ,

' ' ( - * &

& ( & &

& & (

& ' & & + & ,

( - &

- & (

. & ( ) &

& " " ,/ & ' ' &

-' , & & &

& ( - ,

0 ,1 2 & .

' & $% - ( &

34 ( '

- ( 5

-& &

-& 6 , 7 8 , 9:,

& &

(16)

6 , // 7 ; , 9:, &

& & &

- &

6 , 7 8 , 9: ' & & < &

& & &

- & ( 5 '

& &

& * * & - &

& & &

(

* - = $$ 7 1/%+ :

(17)

Pembuatan gigitiruan bertujuan untuk meningkatkan kondisi kesehatan umum dan

kualitas hidup individu. Basis gigitiruan merupakan bagian dari gigitiruan yang bersandar

pada jaringan pendukung rongga mulut, tempat perlekatan anasir gigitiruan yang

menyalurkan tekanan oklusal ke jaringan pendukung dan memberikan retensi dan stabilisasi

pada gigitiruan. Basis gigitiruan dapat terbuat dari bahan logam dan resin. Berdasarkan

proses polimerisasi, resin akrilik dibagi menjadi beberapa macam yaitu resin akrilik

polimerisasi sinar, resin akrilik swapolimerisasi, dan resin akrilik polimerisasi panas.1,2

Resin akrilik polimerisasi panas merupakan bahan yang sering digunakan sebagai

bahan basis gigitiruan. Komposisi resin akrilik polimerisasi panas terdiri dari dua yaitu

bubuk dan cairan. Pemanipulasian bahan ini dilakukan dengan cara mencampur bubuk dan

cairan sesuai petunjuk pabrik dan diisikan ke dalam mold, kemudian dilakukan dan

proses kuring.3 Keuntungan resin akrilik adalah kuat, estetis, ekonomis, dan proses

manipulasi mudah karena tidak memerlukan peralatan yang rumit. Kerugian resin akrilik

polimerisasi panas adalah menyerap cairan, penghantar suhu yang buruk, rentan terhadap

abrasi dan kekasaran permukaan yang dapat menjadi tempat ideal untuk pengendapan sisa

makanan sehingga mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang biak.4,5

Sifat resin akrilik harus memenuhi syarat bahan di bidang kedokteran gigi terutama

yang digunakan pada rongga mulut yaitu bersifat biokompatibel, tidak bersifat karsinogenik

dan tidak menimbulkan alergi.4,5 Sifat%sifat bahan resin akrilik terbagi atas sifat fisis, sifat

mekanis, sifat kemis dan biologis. Pada sifat kemis dan biologis resin akrilik yang

berhubungan dengan interaksi terhadap mikroorganisme pada rongga mulut memperlihatkan

bahwa pada beberapa mikroorganisme seperti mempunyai kemampuan

untuk berkoloni pada permukaan resin akrilik.3,4

merupakan flora normal yang hidup dalam rongga mulut sekitar

45%65 % pada individu yang sehat. Pasien pemakai gigitiruan yang mengkonsumsi obat%

obatan seperti antibiotik, obat immunosupresan, dan pada pasien yang menjalani kemoterapi

(18)

2

pasien menjadi virulent dan kemudian mengakibatkan terjadinya .

sering ditemukan pada 60%65% pemakai gigitiruan.5 Sudarmawan (2009)

menyatakan bahwa 32,3% dari 30 pemakai gigitiruan juga terdeteksi adanya

.2,4

Pemakaian gigitiruan dengan retensi dan stabilisasi yang baik, merupakan salah satu

syarat yang diutamakan.6,7 Prinsip utama seperti mendapatkan hasil cetakan yang sesuai

dengan anatomi rongga mulut, menjadi dasar untuk mendapatkan retensi dan stabilisasi

yang baik. Pada akhir abad 18, bahan perekat gigitiruan telah diperkenalkan kepada

masyarakat.8 Bahan perekat gigitiruan menjadi alternatif bagi pemakai gigitiruan untuk

meningkatkan stabilisasi dan retensi tanpa saran dari dokter gigi.9 Di Amerika, para dokter

gigi sependapat bahwa bahan perekat gigitiruan merupakan bahan yang dapat meningkatkan

retensi dan stabilisasi bahkan pada gigitiruan yang telah memenuhi syarat.6%10 Hasil dari

beberapa survei mengenai penggunaan bahan perekat gigitiruan menyatakan bahwa ada

lebih dari 5 miliyar pemakai gigitiruan menggunakan bahan perekat gigitiruan untuk

menjaga stabilisasi gigitiruan.6,8

Bahan perekat gigitiruan selain meningkatkan retensi dan stabilisasi mempunyai

tujuan untuk meningkatkan fungsi penguyahan, fungsi pengucapan serta meningkatkan rasa

percaya diri pasien. Beberapa pasien yang diindikasikan menggunakan bahan perekat

gigitiruan yaitu pada pasien yang menjalani kemoterapi, terapi obat%obatan dan kelainan

neurologi yang mengakibatkan kelainan kelenjar saliva yang memicu timbulnya xerostomia

maka bahan perekat gigitiruan digunakan sebagai pengganti fungsi saliva dengan tujuan

untuk menambah stabilisasi gigitiruan. Bahan perekat gigitiruan dikontraindikasikan pada

gigitiruan yang tidak memenuhi syarat gigitiruan yang benar dan pasien yang alergi

terhadap bahan perekat gigitiruan tersebut.11%14

Bahan perekat gigitiruan mempunyai komponen seperti

, metil salisilat, p%hidroksibenzodic metil ester, dan sodium tetraborat

yang bekerja sebagai antimikroba.7 Komponen antimikroba didalam bahan

perekat gigitiruan merupakan komponen antimikroba yang sering digunakan untuk

kebutuhan obat%obatan, makanan dan kosmetik dalam menghambat mikrooraganisme seperti

. Scher dkk (1978) meneliti mengenai penggunaan bahan perekat yang

mengandung komponen antimikroba pada pasien dan menunjukkan

penurunan yang tidak signifikan, namun derajat keparahan

pada pasien tersebut mengalami penurunan.15 Pada penelitian yang dilakukan

(19)

Ekstrand dkk (1994) dengan bahan perekat yang mempunyai komponen antimikroba

memperlihatkan pertumbuhan pada bahan perekat tersebut.16 Kim dkk

(2003) menyatakan bahwa bahan perekat gigitiruan tanpa komponen antimikroba tidak

meningkatkan maupun menurunkan jumlah yang signifikan pada

penelitan yang dilakukan dalam jangka waktu dua minggu.17 Pada penelitian yang dilakukan

oleh Maia dkk (2010) terhadap beberapa bahan perekat, memperlihatkan bahwa bahan

perekat yang tidak mempunyai komponen antimikroba cenderung mengalami peningkatan

jumlah , sedangkan pada bahan perekat yang mempunyai komponen

antimikroba berupa menunjukkan penurunan jumlah .8%9

Ozkan dkk (2010) menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaaan pertumbuhan

mikroorganisme yang signifikan antara pasien pemakai bahan perekat gigitiruan dengan

komponen antimikroba dan yang tidak menggunakan bahan perekat gigitiruan.7

Pembuatan gigitiruan bertujuan untuk meningkatkan kondisi kesehatan umum dan

kualitas hidup individu. Pada pemakaian gigitiruan, retensi dan stabilisasi yang baik

merupakan salah satu syarat yang diutamakan. Bahan perekat gigitiruan memenuhi kriteria

sebagai salah satu bahan yang digunakan untuk meningkatkan retensi dan stabilisasi dari

gigitiruan. Pada beberapa hasil penelitian terdapat perbedaan pendapat mengenai pengaruh

bahan perekat gigitiruan terhadap mikroorganisme seperti , terutama

mengenai pengaruh penggunaan bahan perekat gigitiruan dengan komponen antimikroba

dan tanpa komponen antimikroba terhadap jumlah .

merupakan flora normal dalam rongga mulut manusia dimana pada pasien

pemakai gigitiruan yang mengkonsumsi obat%obatan, menjalani kemoterapi dan yang tidak

menjaga kebersihan rongga mulut dapat meningkatkan jumlah sehingga

menjadi virulent dan menyebabkan . Dari uraian diatas maka perlu

dilakukan penelitian mengenai apakah ada pengaruh penggunaan bahan perekat terhadap

(20)

4

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Berapa Jumlah pada basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi

panas yang menggunakan bahan perekat dengan komponen antimikroba dan tanpa

komponen antimikroba.

2. Apakah ada pengaruh penggunaan bahan perekat dengan komponen antimikroba

terhadap jumlah pada basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas.

3. Apakah ada pengaruh penggunaan bahan perekat tanpa komponen antimikroba

terhadap jumlah pada basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas.

4. Apakah ada perbedaan pengaruh penggunaan bahan perekat dengan komponen

antimikroba dan tanpa komponen antimikroba terhadap jumlah pada basis

gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas.

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui jumlah pada basis gigitiruan resin akrilik

polimerisasi panas yang menggunakan bahan perekat dengan komponen antimikroba dan

tanpa komponen antimikroba.

2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan bahan perekat dengan komponen

antimikroba terhadap jumlah pada basis gigitiruan resin akrilik

polimerisasi panas.

3. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan bahan perekat tanpa komponen

antimikroba terhadap jumlah pada basis gigitiruan resin akrilik

polimerisasi panas.

4. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh penggunaan bahan perekat dengan

komponen antimikroba dan tanpa komponen antimikroba terhadap jumlah

pada basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas.

(21)

! "

! " #

1. Sebagai bahan masukan tentang pengaruh bahan perekat gigitiruan terhadap

jumlah

2. Sebagai bahan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya pada

bidang prostodonsia

3. Sebagai dasar penelitian untuk melakukan penelitian selanjutnya.

! "

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dokter gigi sebagai suatu

(22)

6

$ % & '

(

Basis gigitiruan merupakan bagian dari gigitiruan yang bersandar pada jaringan

lunak rongga mulut dan tempat melekatnya anasir gigitiruan. Basis gigitiruan memberi

dukungan pada rongga mulut dengan menutupi daerah jaringan mukosa.1,19

&) (

Beberapa persyaratan yang dibutuhkan pada suatu basis gigitiruan yaitu:19%22

1. Biokompatibel (tidak toksik dan tidak bersifat mengiritasi)

2. Perubahan dimensi yang kecil

3. Permukaannya keras dan tidak mudah aus

4. Tidak menyerap cairan rongga mulut

5. Estetis dan stabilisasi warna baik

6. Harga ekonomis dan terjangkau

7. Mudah dibersihkan

8. Penghantar suhu yang baik.

Berdasarkan syarat ideal suatu basis gigitiruan yang harus dipenuhi, sampai saat ini

belum dijumpai bahan yang mampu memenuhi syarat tersebut.

' " (

Bahan yang digunakan dalam pembuatan basis gigitiruan dibagi menjadi dua

kelompok, yaitu logam dan resin.1,19,20

#

Bahan logam telah digunakan sebagai bahan basis gigitiruan pada abad ke%18

sampai ke%20. Bahan logam sebagai basis gigitiruan memiliki beberapa keuntungan yaitu

ketepatan dimensional yang tinggi, penghantar termis yang baik, tahan terhadap abrasi,

memiliki kekuatan yang maksimal dan mudah dibersihkan.

(23)

Bahan basis gigitiruan logam juga mempunyai beberapa kerugian antara lain kurang

estetis dan tidak harmonis dengan jaringan sekitarnya, penyesuaian dengan jaringan sekitar

dan gigi sulit, basis logam tidak dapat dicekatkan dan dilapis kembali, teknik pembuatannya

lebih rumit dan harganya relatif lebih mahal.1,19,21

Bahan basis gigitiruan yang sering digunakan adalah resin. Sebagai basis gigitiruan,

resin memiliki beberapa keuntungan yaitu warnanya harmonis dengan jaringan sekitarnya,

sehingga memenuhi faktor estetis, dapat dilapis dan dicekatkan kembali, relatif lebih ringan,

teknik pembuatan dan pemolesannya mudah, dan biaya murah.

Di samping keuntungan tersebut, resin juga memiliki beberapa kerugian yaitu

penghantar suhu yang buruk, dimensinya tidak stabil baik pada waktu pembuatan,

pemakaian dan reparasi, mudah terjadi abrasi pada saat pembersihan atau pemakaian, dan

walaupun dalam derajat kecil, resin menyerap cairan mulut sehingga mempengaruhi

stabilitas warna. Bahan basis resin dibagi menjadi beberapa macam yaitu resin akrilik

polimerisasi sinar, resin akrilik polimerisasi panas, dan resin akrilik swapolimerisasi.1,19

#

Resin akrilik merupakan bahan basis gigitiruan yang paling banyak digunakan untuk

pembuatan basis gigitiruan. Resin akrilik adalah turunan dari etilen yang mengandung gugus

vinil dalam rumus strukturnya. Resin akrilik merupakan bahan pilihan karena memiliki

estetis yang baik, sifat fisis dan mekanis yang cukup baik, murah, dan mudah dibuat dengan

peralatan yang tidak mahal. Bahan basis gigitiruan resin akrilik tidak terlepas dari

keterbatasan dan tidak memenuhi seluruh persyaratan bahan basis gigitiruan yang ideal.1,19

'# *#

Unsur utama dari resin akrilik polimerisasi panas adalah: 1,19%22

• Bubuk

Polimer : butiran polimetil metakrilat

Inisiator : benzoil peroksida

(24)

8

• Cairan

Monomer : metil metakrilat

: etilen glikol dimetilakrilat

Inhibitor : hidroquinon

Komponen utama dari bubuk adalah butiran%butiran poli metil metakrilat dengan

diameter hingga 100 µm dan massa jenis 1,19 g/cm2, sedangkan komponen utama dari

cairan adalah monomer metil metakrilat yang bening, tidak berwarna, tidak kental dan

berbau menyengat yang disebabkan tekanan penguapan yang relatif tinggi pada suhu

ruangan.19,21

*

Resin akrilik polimerisasi panas umumnya diproses dalam sebuah kuvet dengan

menggunakan teknik . Bubuk dan cairan dicampur dengan

perbandingan volume 3:1 atau perbandingan berat 2,5:1. Bahan yang telah dicampur

melewati empat tahap:

1. Tahap pertama: tahap basah, seperti pasir ( ).

2. Tahap kedua: tahap lengket berserat (s ) selama polimer larut dalam

monomer ( ).

3. Tahap ketiga: tahap lembut, seperti adonan, sesuai untuk diisi ke dalam mold

( ).

4. Tahap keempat: tahap kaku, seperti karet ( ).

Setelah pembuangan malam, adonan diisi ke dalam mold gips. Kuvet ditempatkan,

di bawah tekanan, dalam dengan waktu dan suhu terkontrol untuk memulai

polimerisasi resin akrilik polimerisasi panas. Umumnya resin akrilik polimerisasi panas

dipolimerisasi dengan menempatkan kuvet dalam dengan suhu konstan pada

70oC selama 90 menit dan dilanjutkan dengan perebusan akhir pada suhu 100oC selama 30

menit sesuai rekomendasi (JIS).1,19

Setelah prosedur polimerisasi, kuvet dibiarkan dingin secara perlahan hingga mencapai

suhu kamar untuk memungkinkan pelepasan yang cukup sehingga

meminimalkan perubahan bentuk basis. Selanjutnya dilakukan pemisahan kuvet dan harus

dilakukan dengan hati%hati untuk mencegah fraktur atau distorsi gigitiruan. Setelah

dikeluarkan dari kuvet, basis gigitiruan akrilik siap untuk diproses akhir dan dipoles. 1,19,22

(25)

& " ' + # #

Bahan basis gigitiruan seharusnya secara alamiah tidak larut dalam cairan rongga

mulut dan saliva oleh karena perubahan sifat kemis bahan basis tersebut dan menyebabkan

menjadi tidak higienis. Bahan basis gigitiruan harus tidak toksis dan tidak menyebabkan

iritasi bagi pemakainya. Sifat biologis dan kemis bahan basis resin akrilik antara lain:1,19,21

1. Penyerapan Air

Resin akrilik menyerap air secara perlahan, biasanya melalui difusi, dan mencapai

titik keseimbangan sekitar 2 % setelah periode beberapa hari atau minggu tergantung pada

ketebalan gigitiruan. Penyerapan air selalu terjadi pada resin akrilik dengan tingkat yang

lebih besar pada bahan yang lebih kasar. Penyerapan air menyebabkan perubahan dimensi,

meskipun tidak signifikan.

2. Pembentukan Koloni Bakteri

Kemampuan organisme tertentu untuk berkembang pada permukaan gigitiruan resin

akrilik berkaitan dengan penyerapan air, energi bebas permukaan, kekerasan permukaan,

dan kekasaran permukaan. Hal yang berhubungan dengan absorpsi air adalah kemampuan

beberapa organisme berkoloni di permukaan resin akrilik, tetapi belum jelas apakah

organisme, seperti , terdapat pada permukaan dari gigitiruan, atau

mempenetrasi lapisan luar resin.1,20,22

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa resin akrilik polimerisasi panas memiliki

penyerapan air yang rendah, permukaan yang halus, kekerasan permukaan yang lebih tinggi

dibandingkan nilon dan sudut kontak permukaan dengan air yang cukup besar sehingga

apabila diproses dengan baik dan sering dibersihkan maka perlekatan bakteri tidak akan

mudah terjadi. Pembersihan dan perendaman gigitiruan dalam pembersih kemis secara

teratur umumnya sudah cukup untuk mengurangi masalah perlekatan bakteri. 21,22

3. Biokompatibilitas

Resin akrilik polimerisasi panas sangat biokompatibel. Beberapa pasien mungkin

menunjukkan reaksi alergi yang disebabkan monomer sisa metil metakrilat atau asam

benzoid pada basis gigitiruan. Pasien yang tidak alergi juga dapat mengalami iritasi apabila

terdapat jumlah monomer sisa yang tinggi pada basis gigitiruan yang tidak dipolimerisasi

dengan baik. Batas maksimal konsentrasi monomer sisa untuk resin akrilik polimerisasi

(26)

10

!

merupakan flora normal yang ada pada rongga mulut, saluran

pencernaan, saluran pernafasaan bagian atas dan mukosa genital pada mamalia. Salah satu

yang dikenal banyak menimbulkan penyakit pada manusia maupun hewan

adalah . merupakan fungi opportunistik penyebab

sariawan, lesi pada kulit , dan merupakan pertanda penting bagi

pasien yang mengalami imunokompresi seperti AIDS, kemoterapi kanker, dan transplantasi

organ (Gambar 1).24,25

dapat ditemukan baik dalam bentuk ragi maupun dalam bentuk

hifa semu, tergantung kondisi lingkungannya. Bila dibiakkan pada suhu 37oC,

akan berbentuk sel ragi, sedangkan bila dibiakkan pada suhu 30oC maka akan

berbentuk pseudohifa. Pada pemakai gigitiruan ditemukan jumlah sekitar

45%65 %.24 Infeksi memberikan gambaran berupa lesi berwarna merah,

bengkak dan menimbulkan rasa sakit pada permukaan mukosa rongga mulut, lesi ini dikenal

dengan !25,26

! ' "

Berdasarkan klasifikasi ilmiah diklasifikasi menjadi:25

" # $

$ # %

& #

#

' #

$ #

( #

:

(27)

Gambar 1. )*

! , # -, # ) * %

Faktor%faktor yang mempengaruhi jumlah dibedakan menjadi

faktor lokal dan faktor sistemik yang berhubungan dengan kemampuan

dalam melakukan adhesi dan proliferasi pada jaringan mukosa .18,26

Faktor%faktor sistemik yang menyebabkan meningkatnya jumlah

pada rongga mulut adalah:18,26

1. Diabetes

Pada uji laboratorium, saliva pada penderita diabetes menjadi salah satu tempat yang

ideal bagi mikroorganisme seperti untuk tumbuh. Pada permukaan basis

gigitiruan pasien diabetes terjadi peningkatan jumlah bila dibandingkan

dengan pasien yang tidak mengalami diabetes.

2. Penderita gagal ginjal

Pada pasien yang mengalami gagal ginjal, diwajibkan untuk mengkonsumsi obat%

obatan antibiotik. Penggunaan antibiotik yang terus%menerus secara berulang mengganggu

keseimbangan flora normal rongga mulut yang menyebabkan bakteri%bakteri dalam rongga

mulut mengalami penurunan dan hal tersebut meningkatkan jumlah secara

signifikan!

3. Xerostomia

Kualitas dan kuantitas aliran saliva mengalami penurunan pada pasien pemakai

gigitiruan yang sudah lansia. Aliran saliva yang berkurang menyebabkan sistem imun

pertahanan rongga mulut terganggu sehingga jumlah meningkat secara

signifikan! Faktor lain dapat berupa konsumsi obat%obatan seperti antihipertensi yang

(28)

12

Faktor%faktor lokal yang menjadi indikasi meningkatkan jumlah

adalah:

1. Trauma

Trauma akibat dari gigitiruan yang tidak stabil merupakan salah satu etiologi dari

. Analisis imunohistokimia dari jaringan mukosa memperlihatkan bahwa

mempunyai hubungan antara trauma dengan munculnya berbagai antigen

pada jaringan mukosa.

2. Saliva

Saliva mempunyai molekul sistem pertahanan seperti lisosim, laktoferin, kalprotein,

IgA, buffer pH dan rongga mulut yang bertugas untuk mengurangi

pertumbuhan adhesi pada rongga mulut. Berkurang atau tidak adanya kehadiran

saliva pada seorang individu akan mengakibatkan perubahan dan ketidakseimbangan flora

normal dalam rongga mulut. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa saliva memegang peran

adhesi dari .

3. pH rongga mulut

Buffer pH yang rendah sangat menguntungkan bagi adhesi dan proliferasi dari

. Faktanya, pH sama dengan tiga, mengoptimalkan bukan hanya pada adhesi

tapi juga mengaktifkan enzimatik proteinasi bersamaan dengan lipase yang

menjadi faktor terpenting dalam virulensi .

4. Permeabilitas dari resin akrilik

Adhesi bergantung pada mikroporositas yang ada pada permukaan

basis gigitiruan. Pada permukaan basis gigitiruan yang kasar memungkinkan untuk

berkembang dan menyulitkan mengeliminasi bakteri baik pada pembersih secara kemis

maupun mekanis.26

! . ( +

Gigitiruan resin akrilik dapat menjadi tempat penumpukan stain, dan plak

disebabkan oleh sifat akrilik yang porus dan menyerap air, sehingga mudah terjadi

akumulasi sisa makanan dan minuman dimana akan berpengaruh buruk terhadap kesehatan

rongga mulut pemakai gigitiruan tersebut. Permukaan resin akrilik yang menghadap mukosa

adalah permukaan yang tidak rata, permukaan gigitiruan yang tidak dilakukan pemolesan

mempermudah penempelan plak dan merupakan tempat yang baik untuk berkembang

(29)

biaknya mikroorganisme sehingga sering ditemukan terjadinya peradangan. Trauma karena

pemakaian gigitiruan juga mempermudah terjadinya infeksi !2,18,26

Pasien pemakai gigitiruan harus benar%benar menjaga kebersihan, karena dengan

adanya plak pada basis gigitiruan menjadi tempat yang baik bagi berkembangnya

mikroorganisme seperti ! Jumlah berbeda%beda pada tiap

pasien pemakai gigitiruan, hal ini tergantung pada seberapa lama gigitiruan dipakai. Bila

gigitiruan dipakai terus menerus baik pada malam hari maka pertumbuhan

cenderung mengalami peningkatan yang signifikan sehingga menjadi virulen dan

menyebabkan . 2,18,26 Ozkan dkk. (2010) menyatakan bahwa kebersihan

rongga mulut yang tidak dijaga merupakan faktor utama penyebab inflamasi pada pengguna

gigitiruan dimana basis gigitiruan menjadi tempat kolonisasi bagi beberapa

mikroorganisme.7

/ (

Bahan perekat gigitiruan merupakan suatu bahan yang biokompatibel, beredar luas,

dan larut dalam air yang diaplikasikan pada permukaan basis gigitiruan untuk meningkatkan

retensi, stabilisasi dan fungsi dari gigitiruan.27,28

/ ' (

Kegunaan bahan perekat gigitiruan antara lain adalah: 27%30

1. Meningkatkan retensi dari gigitiruan pada permukaan mukosa rongga mulut.

Mekanisme bahan perekat adalah dengan membentuk selapis tipis seperti saliva di antara

gigitiruan dan mukosa.

2. Meningkatkan fungsi pengunyahan.

3. Meningkatkan rasa percaya diri pasien.

4. Meningkatkan adhesi, kohesi dan viskositas dari saliva yang berada di antara

gigitiruan dan jaringan pendukung.

(30)

14

/ $ + + '# + (

Bahan perekat gigitiruan diindikasikan: 27%30

1. Ketika gigitiruan yang ideal, tidak memuaskan harapan dan psikologis pasien

dalam retensi dan stabilisasi.

2. Pasien dengan kelainan neurologi seperti:

− Stroke (menyebabkan otot wajah tegang, berkurangnya sensasi, dan paralisis

otot%otot rongga mulut).

' (tidak terkendalinya aktivitas dari lidah, pipi, bibir dan

mandibula dan kelainan otot wajah lainnya).

3. Pasien yang sedang menjalani kemoterapi terutama pada daerah kepala dan leher

(aliran saliva berkurang dikarenakan radiasi yang diterima mengakibatkan gangguan pada

kelenjar saliva).

4. Pasien yang sedang menjalani terapi obat%obatan, dan mengakibatkan xerostomia.

5. Pasien dengan penyakit sistemik dan penyakit keturunan seperti: diabetes,

hipertensi dan + , !

Berdasarkan indikasi di atas, bahan perekat gigitiruan digunakan dengan fungsi

untuk mengkompensasi berkurangnya fungsi saliva agar meningkatkan retensi dan

stabilisasi yang berkurang sehingga mengurangi ulserasi akibat gesekan dari penggunaan

gigitiruan.

Kontraindikasi dari penggunaan bahan perekat gigitiruan adalah: 27%30

1. Gigitiruan yang salah, baik pada vertikal dimensi, oklusi dan tidak mencakup

daerah anatomis struktur pendukung dan pembatas yang seharusnya.

2. Alergi terhadap bahan perekat gigitiruan

3. Gigitiruan yang sudah tidak memadai akibat dari linggir mandibula dan maksila

yang mengalami resorpsi tulang yang parah.

4. Kebersihan rongga mulut dan gigitiruan yang tidak adekuat sehingga dapat

berakibat buruk bagi kesehatan rongga mulut. Bahan perekat gigitiruan dapat menjadi

tempat melekatnya bolus makanan dikarenakan meningkatnya ikatan adhesi dan kohesi

sehingga bahan perekat yang digunakan melebih waktu pemakaian dapat menjadi tempat

berkoloninya mikroorganisme.

(31)

/ '# *# (

Komposisi utama bahan perekat gigitiruan adalah:

1. Poli (metilvinileter/ )

Poli (metilvinileter/ ) merupakan komponen utama yang berupa gabungan

dari beberapa ikatan garam yang bertindak sebagai perekat dari bahan perekat gigitiruan

dengan mekanisme kerja yang sama dengan Karboksilmetilsellulosa. Poli (metilvinileter)

yang berkontak dengan saliva akan menunjukkan ikatan silang antara molekul yang

menyebabkan peningkatan aktivitas kohesi (Gambar 2).27,28 Poli (metilvinileter/ )

dapat berikatan dengan beberapa mineral seperti kalsium, zinc, sodium dan magnesium. Poli

(metilvinileter/ ) yang berikatan dengan zinc memperlihatkan kemampuan

sebagai komponen antimikroba yang kuat, tetapi zinc mengakibatkan efek samping pada

manusia yaitu dan gangguan sistem saraf.32

Gambar 2. Struktur Kimia Poli (metilvinileter/ )27

2. Karboksilmetilsellulosa

Karboksilmetilsellulosa merupakan campuran beberapa material garam yang bekerja

dalam jangka waktu yang pendek. Karboksilmetilsellulosa yang terkontaminasi dengan air,

memperlihatkan yang cepat menimbulkan ikatan terhadap gigitiruan dengan

epitelium mukosa. Karboksilmetilsellulosa meningkatkan volume dan viskositas cairan

dalam rongga mulut, sehingga mengeliminasi kekosongan antara basis gigitiruan dan

permukaan mukosa. Kedua aksi tersebut meningkatkan kekuatan interfasial pada gigitiruan

(32)

16

Gambar 3. Struktur Kimia Karboksilmetilsellulosa29

3.

-- + adalah campuran semi%padat hidrokarbon yang digunakan sebagai

salep topikal dikarenakan sifat penyembuhnya. - + memiliki sifat tidak larut

dalam air dan berfungsi sebagai pelumas, pelindung dan antioksidan.32

4. - . /

- . / dikenal sebagai minyak mineral, merupakan +

yang dicairkan dengan proses distilasi. - / bersifat ekonomis dan tidak

beracun. - / mempunyai fungsi sebagai pengawet, pelumas, dan

pendingin.33

Bahan perekat gigitiruan memiliki komponen antimikroba seperti:

1.

-- berfungsi utama sebagai antimikroba dan mempunyai struktur kimia

berupa Na(C3H7(C6H4COO)O) (Gambar 4). - merupakan n%propil ester dari

asam p%hidroksibenzodik metil ester berupa substansi alami yang dapat ditemukan pada

mayoritas tumbuhan dan beberapa serangga. - merupakan sebagai salah satu

bahan yang digunakan untuk kebutuhan kosmetik, obat%obatan dan makanan.34

- mempunyai kemungkinan menimbulkan efek samping seperti alergi, iritasi

pada mukosa walaupun kasus tersebut jarang terjadi. - dapat mengakibat

kanker payudara karena mempunyai kemampuan untuk meniru hormon

estrogen yang memicu pertumbuhan sel. FDA ( ) membatasi

penggunaan tidak melebihi konsentrasi 0.01 sampai 0.3%.35

- lebih efektif dalam melawan fungi daripada bakteri.

-bekerja aktif dalam buffer pH yang berkisar antara 3%8, dan akan kehilangan efek

antimikroba pada pH buffer lebih dari 8. - bekerja dengan cara

(33)

menghancurkan permeabilitas membran dari sel mikroorganisme dan mengganggu

metabolisme sel dengan mencegah oksidasi dari fosfat alpha gliserol sehingga mengganggu

sistem transportasi membran dari sel tersebut dan memperlambat pertumbuhan sel.

Mekanisme cenderung bekerja pada mikroorganisme yang mempunyai sel

yang dikelilingi lapisan membran lemak. Kemampuan tergolong lebih

menghambat pertumbuhan daripada membunuh mikroorganisme.36 Bredin dkk (2005)

menyatakan bahwa - memicu potasium keluar dari membran sel

mikroorganisme sehingga enzim di dalam sel mikroorganisme mengalami degradasi.

Sitotoksis dari terhadap sel mikrooganisme dapat dikaitkan dengan

mitokondrial yang mengalami depolarisasi dan berkurang sel ATP melalui proses

oksidasi.37

Gambar 4. Struktur Kimia - 34

2. 0

0 merupakan antimikroba dengan sifat bakteristatik terhadap

mikroorganisme gram positif, dan tidak terlalu efektif terhadap mikroorganisme gram

negatif. 0 lebih sering digunakan pada krim dan sabun. 0

memperlihatkan mekanisme kerjanya berupa menghambat rantai transportasi membran dari

membran sel yang kemudian menyebabkan membran sel dari bakteri tersebut mengalami

lisis.38,39

3. Metil salisilat

Metil salisilat merupakan minyak esensial yang berasal dari beberapa tumbuhan

seperti dan s yang berfungsi sebagai analgesik dan

antimikroba. Metil salisilat sering digunakan pada kosmetik, makanan dan obat%obatan.

Metil salisilat mempunyai dua mekanisme kerja yaitu mengganggu struktur dari membran

sel sehingga menyebabkan sel tersebut rusak kemudian sel tersebut mengalami kematian,

dan aksi kedua berupa menghalangi sintesis dari membran sel dan menghambat respirasi

(34)

18

4. p%Hidroksibenzodic metil ester

p%Hidroksibenzodic metil ester merupakan agen anti%fungal dikarenakan asam p%

Hidroksibenzodic metil ester mempunyai kriteria yang berupa tidak mengiritasi, tidak

berbau dan tidak beracun pada tubuh manusia. Mekanisme p%Hidroksibenzodic metil

ester adalah dengan menganggu proses transportasi membran atau dengan menghambat

sintesis dari DNA dan RNA.42

5. Sodium Tetraborat

Sodium tetraborat (B4H10Na2O12) merupakan subtansi yang berbentuk kristal

dengan karakteristik lembut, ringan dan bening. Sodium tetraborat sering digunakan

sebagai desinfektan, obat kumur, dan larutan buffer. Mekanisme aksi dari sodium

tetraborat terhadap fungi adalah menghambat pertumbuhan fungi dengan mencegah

produksi spora.43

Ekstrand dkk. (1994) menyatakan bahwa bahan perekat yang mempunyai

komponen antimikroba memperlihatkan pertumbuhan

pada bahan perekat tersebut.16 Kim dkk. (2003) menyatakan bahwa bahan perekat

gigitiruan tanpa komponen antimikroba tidak meningkatkan maupun menurunkan

jumlah yang signifikan pada penelitan yang dilakukan dalam jangka

waktu dua minggu.17 Pada penelitian yang dilakukan oleh Maia dkk. (2010) terhadap

beberapa bahan perekat, memperlihatkan bahwa bahan perekat yang tidak mempunyai

komponen antimikroba cenderung mengalami peningkatan jumlah ,

sedangkan pada bahan perekat yang mempunyai komponen antimikroba berupa

menunjukkan penurunan jumlah .8%9Ozkan dkk. (2010)

menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaaan pertumbuhan mikroorganisme yang

signifikan antara pasien pemakai bahan perekat gigitiruan dengan komponen

antimikroba dan yang tidak menggunakan bahan perekat gigitiruan.7

(35)

"

#

$

%&' % '

" ( ( "

" "

U

n

iv

e

r

s

ita

s

Su

m

a

te

r

a

U

ta

r

(36)
(37)
(38)

22

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris

Sampel penelitan ini menggunakan resin akrilik polimerisasi panas yang

berbentuk lempeng uji dengan ukuran (10 x 10 x 0.7) mm (Gambar 5).6

Gambar 5. Sampel penelitian

Jumlah sampel penelitian berdasarkan rumus sebagai berikut:

(t # 1) (r # 1) ≥ 15

Keterangan :

t : jumlah perlakuan

r : jumlah ulangan

Dalam penelitian ini sampel resin akrilik polimerisasi panas akan dibagi menjadi

tiga kelompok. Maka, t = 3 dan jumlah sampel (n) tiap kelompok dapat ditentukan

sebagai berikut:

10 mm 10 mm

0.7 mm

(39)

(3 # 1) (r # 1) ≥ 15

2 (r # 1) ≥ 15

2r # 2 ≥ 15

2r ≥ 15 + 2

2r ≥ 17

r ≥ 8,5

n = 10

Berdasarkan rumus besar sampel penelitian didapatkan n = 10. Maka, setiap satu

kelompok memiliki jumlah 10 sampel penelitian dengan total seluruh sampel penelitian

adalah 30 sampel.

! "

# $ % & ! "

! " "

Penggunan bahan perekat gigitiruan dengan komponen antimikroba (kelompok A)

dan tanpa komponen antimikroba (kelompok B).

! " &

Jumlah pada basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas.

! " &

1. Ukuran sampel

2. Jenis, perbandingan adonan waktu pengadukan gips keras

3. Penggunaan bahan perekat gigitiruan

4. Suhu dan waktu

5. Suhu dan waktu inkubator

6. Pembuatan suspensi

7. (PDA)

8. Teknik pengisolasian dan pengkulturan

9. Sterilisasi alat, bahan coba dan media

(40)

24

11. Saliva buatan

12. Peneliti yang sama.

% '

Bahan perekat gigitiruan (

yang mempunyai komponen antimikroba didalam komposisi bahan

Bahan perekat gigitiruan (

) yang tidak mempunyai

komponen antimikroba didalam komposisi bahan perekat tersebut.

* *

! " & % ' &

(&) (&)

Jumlah pada basis gigitiruan resin

akrilik polimerisasi panas yang diberi perlakuan dengan bahan perekat gigitiruan dengan komponen antimikroba dan tanpa komponen antimikroba kemudian dihitung

jumlah yang tersisa pada

media (PDA) dalam

satuan CFU/ml dalam 100 mm3

Skala

Resin akrilik polimerisasi panas adalah bahan resin akrilik yang terdiri atas bubuk (polimer) dan cairan (monomer) dengan perbandingan 2 gram bubuk : 1 gram ml cairan yang diproses dengan

sesuai dengan petunjuk pabrik.

(41)

Penggunaan bahan perekat gigitiruan

Penggunaan bahan perekat gigitiruan yang

diaplikasikan pada sampel penelitian

digunakan sebanyak 500 mg

* Timbangan

Perbandingan adonan gips keras

Perbandingan jumlah gips keras : air yang digunakan untuk menanam sampel dalam kuvet, yaitu:

Waktu pengadukan gips keras

Waktu yang diperlukan untuk mengaduk gips dengan menggunakan spatula, yaitu 60 detik

*

Perbandingan polimer dan monomer

Perbandingan jumlah polimer : monomer resin akrilik polimerisasi panas yang digunakan pada penelitian, yaitu 2 : 1

*

Sendok takar dan wadah air

Tekanan pengepresan Tekanan yang digunakan untuk mengepres

kuvet yang telat berisi resin akrilik

polimerisasi resin akrilik polimerisasi panas, yaitu fase I 70oC selama 90 menit dan fase II 100oC selama 30 menit, lalu kuvet dibiarkan sampai dingin pada suhu kamar

*

Suhu dan waktu Suhu dan waktu yang dipergunakan untuk

mensterilkan alat yaitu 121o selama 1 jam *

Suhu dan waktu

Media untuk pertumbuhan

* #

Saliva buatan Saliva terdiri dari NaCl, KCl, NaHCO3,

KCN, H2NCONH2, Na2HPO4, KH2PO4 dan

air aquades serta mempunyai pH 7

* #

NaCl 0,9% steril Kontrol percobaan, merupakan larutan

garam fisiologis (normal saline) yang

konsentrasi/kepekatannya sama dengan

cairan tubuh sehingga dapat menjaga keseimbangan sel dan mencegah kerusakan

sel selama direndam

(42)

26

+ , & )

+

Laboratorium Mikrobiologi FMIPA USU

+ ")

1. Unit UJI Laboratorium Dental FKG USU

2. Laboratorium Departemen Prostodonsia

+ , & )

Penelitian dilakukan pada bulan april tahun 2013

- .

- / ) & ) )& . &

1. Kuvet besar (Smic, China)

2.

3. Model induk terbuat dari logam dengan ukuran (10x10x0.7) mm

4. Lekron

5. Spatula

6. Pres hidrolik (!" #$ % & (Gambar 6)

Gambar 6. Pres hidrolik

(43)

7. Unit kuring (' % & )

8. ( )! * +

9. , )! * +

10.'

11.- ( . ' % & ) (Gambar 7)

Gambar 7.

-12.'

13. Inkubator

14. Spritus

15. / ) +

16. Pinset

17.

18. Timbangan

-1. / ) +

2. Pipet ukur 1 ml dan pipet & ( +

3. Tabung reaksi ( / , Indonesia)

4. Rak tabung

5. 0 )1 / *

6. Pinset

7. Inkubator

8. - ) '

(44)

28

10., / /

11. Tabung ( * ) / Indonesia)\

12. Ose

- .

Bahan yang digunakan adalah :

1. Resin akrilik polimerisasi panas (3 .4 (

2. Vaselin

3. 5 &

4. Pumis

5. Gips keras (% 1 * )

6. Air

7. % (3 .4 ( )

8. dengan komponen antimikroba ( (Gambar 8)

9. 6 (Gambar 9)

Gambar 8. Gambar 9.

10. Akuades (7 * ' * , Indonesia)

11. && (PBS)

12. Saliva buatan

13. Jamur

14. (PDA)

15. NaCl 0,9%

16. Kertas pasir ukuran 600 (' )

(45)

# 0

# ")

# ' )& $)1 2 .

a. Siapkan kuvet besar untuk penanaman model.

b. Kuvet diolesi dengan bahan separasi vaselin.

c. Gips keras dicampur dengan air dengan perbandingan 300 gram gips keras :

90 ml air pada 8

d. Adonan gips keras diaduk dengan spatula selama 15 detik hingga homogen

dan kemudian diletakkan di atas dengan posisi vertikal dan dinyalakan

selama 5 detik.

e. Adonan gips keras dituang ke dalam kuvet bawah yang telah disiapkan.

f. Gips keras dibiarkan selama beberapa menit hingga konsistensinya sedikit

mengeras dan model induk ditanamkan pada gips keras tersebut, satu kuvet berisi 6 model

induk.

g. Gips keras dirapikan dan didiamkan selama 60 menit hingga mengeras.

# $)1

a. Setelah gips keras mengeras, pada permukaan gips keras, model induk, dan

kuvet atas diolesi dengan vaselin.

b. Kuvet atas dipasang pada kuvet bawah dan dikunci rapat.

c. Gips keras dicampur dengan air, perbandingan 300 gram gips keras : 90 ml air

pada 8

d. Adonan gips keras diaduk dengan spatula selama 15 detik hingga homogen

dan kemudian diletakkan di atas dengan posisi vertikal dan dinyalakan

selama 5 detik.

e. Adonan gips keras dituangkan ke dalam kuvet.

(46)

30

# & ' )&

a. Kunci kuvet dibuka dan kuvet dipisahkan.

b. Model induk dilepaskan dari gips keras dengan menggunakan lekron.

c. Mold dibasahi dengan air mendidih hingga tidak ada vaselin yang tersisa.

d. Setelah kering, mold kemudian diolesi dengan * dan tunggu

hingga * kering selama 20 menit.

# + & & '

a. Polimer dituang ke dalam pot porselen dan monomer dimasukkan dengan

perbandingan 2 gram polimer : 1 ml monomer (sesuai petunjuk pabrik)

b. Adonan diaduk dengan spatula semen sampai polimer dan monomer tersebut

menjadi homogen.

c. Adonan dibiarkan selama 10 menit hingga melunak, tidak lengket dan tidak

menempel pada dinding pot porselen ( ). Kemudian adonan dimasukkan ke

dalam mold pada kuvet bawah.

d. Letakkan plastik selopan diantara kuvet atas dan bawah, kemudian kuvet

dipasang dan ditekan dengan hidrolik mencapai 1000 psi.

e. Kuvet dibuka kembali dan akrilik yang berlebihan dibuang dengan lekron,

kuvet kemudian dipasang kembali dan ditekan dengan hidrolik mencapai 2000 psi.

f. Baut pada kuvet dipasang untuk mempertahankan kuvet atas dan bawah agar

tetap rapat.

# - $)

Proses kuring dilakukan pada 8 Pengaturan waktu dan suhu selama

kuring diatur pada beberapa fase yaitu:

a. Fase I : Kuvet dibiarkan pada suhu 70 oC selama 90 menit.

b. Fase II : Suhu dinaikkan hingga 100 oC, kuvet dibiarkan selama 30 menit.

c. Fase III: kuvet dibiarkan sampai dingin pada suhu kamar.

(47)

# # /

a. Sampel penelitian kemudian dikeluarkan dari kuvet.

b. Sampel penelitian tersebut, dirapikan pada bagian yang berlebih menggunakan

bur & .

c. Permukaan sampel penelitian dirapikan dengan menggunakan kertas pasir

ukuran 600 di bawah air (Gambar 10).

Gambar 10. Sampel penelitian Resin akrilik polimerisasi panas

G

# " & . ) 3) . $' '

a. Sampel penelitian disterilkan dengan menggunakan pada suhu

121oC selama 1 jam.

b. Sampel penelitian direndam dalam saliva buatan selama 1 jam dengan tujuan

agar sampel tersebut sesuai dengan keadaan rongga mulut dan kemudian sampel tersebut

dibilas dengan && sebanyak dua kali.

c. Sampel penelitian kemudian dibagi menjadi tiga kelompok yaitu, kelompok A

(bahan perekat dengan komponen antimikroba), kelompok B (bahan perekat tanpa

komponen antimikroba), dan kelompok C (kontrol).

d. Suspensi yang berisi dibuat dengan mengambil 1#2 ose

biakan murni yang telah dikultur kemudian dicampurkan dengan

larutan NaCl 0,9% sampai diperoleh kekeruhan yang sesuai dengan standar % '

dengan perbandingan jumlah bakteri 1 x 108 CFU/ml.

e. Kelompok A dan B diaplikasikan bahan perekat gigitiruan sesuai dengan

bahan perekat gigitiruan kelompok A (dengan antimikroba) sebanyak 500 mg dan

(48)

32

gigitiruan dilakukan dengan cara mengoleskan bahan perekat tersebut pada seluruh

permukaan sampel penelitian8 Setiap satu kelompok terdiri atas 10 sampel penelitian

(Gambar 11) .

Gambar 11. Sampel penelitian yang telah diaplikasi bahan perekat dan dikontaminasi

f. Sampel penelitian kelompok A dan B kemudian dikontaminasi dengan

dengan cara memasukkan sampel tersebut ke dalam tabung reaksi yang

berisi 0,1 ml suspensi dalam NaCl 0,9%8

g. Sampel penelitian pada tiap kelompok kemudian dimasukkan ke dalam tabung

reaksi dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 oC.

h. Setelah 24 jam diinkubasi, kedua kelompok sampel penelitian dikeluarkan dari

tabung reaksi dan dibilas dengan && sebanyak dua kali.

i. Sampel penelitian dimasukkan ke dalam && 10 ml,

kemudian digetarkan dengan selama 30 detik untuk melepaskan

yang melekat pada sampel penelitian.

j. Selanjutnya setiap sampel penelitian dilakukan pembenihan 0,1 ml

&& pada (PDA), dan dilakukan pemerataan

menggunakan / / serta diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37oC.

k. Setelah 48 jam dilakukan penghitungan jumlah dengan

satuan CFU/ml dalam 100 mm3 pada setiap sampel penelitian tersebut.

(49)

! "

" " # $ % & ' (

! ! % "

! ) ) #

! ) $ % % )

!

"# % * +

) ) ( . ! !

"# % * +

/,-* %

-!( % ! 0 " (

! & ) ) " 12 0 "3 4

"# % * +

/,-( # %

*5-% " &

! # ) & ( # % ! ! %

) & 6 7,, "!

"# % *

+/,-( %

*8-% " &

(50)

34

(51)
(52)
(53)
(54)

38

< ! ! ! ! !

! ! ! ! < 4 = ,

? ! ! !

! ! !

! 5% 6

% & +! ! ) !

+! ! ) ! % &

' ( ) !

% 1

& +! !

! !

!

7/. 0

& +! !

! !

!

. . 11

& &

! ! ! !

! !

722 0

+ 3

0 4 ?

(55)

2

#

2 # ! ! !

( ! !

!

! !

! ! ! !

! ! ! !

2 ,

2 ,

! " #

$! ! !% $! ! !%

<

! ! !

! ! ! 8 ! !

! ! ! /

, /- "#$ - "#$

! ! ! ! !

. - "#$

. / - "#$ ! ! ! !

1 - "#$

, . - "#$

% ! !

! ! ! ! ! ! ! ;

! ! ! !

(56)
(57)
(58)
(59)
(60)

44

&

?

! ! )D*>

< ! ! !

8

? ?? ; !

!

" ! 7? !

!

<

!! E@ 5/ 6

< ! ? !

?

! ! !! 1

& < ! !

! ! ! !

<

+ 7

" ! ? ! 7

? ! ; 8 8!

8 8 ! ! 8

! ! !

)

! ! !! ! !

! ! <

! ! ! ! !

(61)

4

$ # ) /

4 $

* ! !

3

! ! ! !

! 5 / 9 . 2 / 6

! ! ! 5 2 9 21 . 6

! ! ! ! !

! ! ! ! 51. / 9 2 .1/6

/ ) ! ! !

! 4 5 = ,6

2 % ! ! !

! 4 11 5 : ,6

) ! ! !

! ! !

! 4 5 = ,6

; !

! ! !

! ! !

!

4 ,

! ! !

! ! !

/ " "

! !

! ! ! ! ! !

(62)
(63)
(64)

Gambar

Gambar 2. Struktur Kimia Poli (metilvinileter/�����������)27
Gambar 4. Struktur Kimia -������������34
Gambar 6. Pres hidrolik
Gambar 7. -�������

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi ini juga sebagai panduan dengan harapan pemakai dapat dengan mudah dan cepat mengetahui

Guru meyampaikan tujuan pembelajaran pada saat ini, yaitu membuat kalimat yang berkaitan dengan tarkib yang telah dipelajari.. Guru memberi penjelasan mengenai tehnik

Kegiatan kemahasiswaan bertaraf nasional yang dapat memperoleh bantuan dana, paling sedikit melibatkan (panitia dan peserta) mahasiswa dari sekurang-kurangnya

ُﺔﱠﻴ ِﺼ ْﺨ ﱠﺸﻟا ُتﺎَﻧﺎَﻴَﺒْﻟا.. 4.1 Mensimulasikan dialog sederhana tentang cara merespon ungkapan, Mendemonstrasikan ungkapan sederhana tentang cara

 Pendaft aran program Bidikmisi bebas biaya (biaya daft ar, biaya seleksi, dan biaya-biaya lainnya)..  M endapat bant uan biaya hidup sesedikit nya 600.000 /

Madinah al-Munawaroh http://bloginfohaji.blogspot.com.. Berikan arahan kepada peserta didik untuk mengamati gambar yang disediakan pada judul A. Berikan kesempatan kepada peserta

[r]

[r]