1302 Ind
IT!j
pPETUNJ K PELAKSANAAN
SURVEILANS CiIZI ·
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
KATA PENGANTAR
Salah satu sasaran Reneana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) bidang Kesehatan 201520 19 ad al ah meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat dengan men urunkan prevalensi kekurangan gili (underweight) pada anak balita menjadi 17%, dan menurunkan prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak baduta (dibawah 2 tahun ) menjadi 28%.
Hasil Riset Ke sehatan Dasar (Riskesdas) men unjukkan prevalensi balita gizi kurang naik 17,9% tahu n 20 10 menjadi 19,6% tahun 2013 dan prevalensi balita pendek naik dari 35 ,6% tahu n 2010 menjadi 37,2% tahun 2013. Hasil terseb ut menunjukkan seeara nasional belum meneapai target preva lensi gizi kurang yang ditetapkan dalam Millenium Development Goals (MDGs) yaitu 15,5% pad a ta hun 2015.
Dalam Rencana Strategt Kementerian Keseh tan 20152019, telah di etapkan tnd ikator luaran yang harus dicapai dan kebijakan serta strategi yang harus dilaksanakan, yaitu: (1) Persentase kasus bali!a gill buruk yang mendapat perawatan; (2) Persentase balita yang ditimbang berat badannya; (3) Persenlase bayi usia kurang dari 6 bulan
mendapatASI Eksklusif; (4) Persentase rum ah tangga mengonsumsi garam beriodlum ; (5)
Persentase balita 659 bulan mendapat kapsul vita min A; (6) Persentase ibu hamil ya ng mendapatka n TTD mi nimal 90 tablet selama masa kehamilan ; (7) Persentase ibu hamil KEK yang mendapat Makanan Tambahan; (8) Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan ; (9) Persentase remaja puteri mendapat TTD; (10) Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin A; (11) Persentase bayi baru lahir yang mendapat IMD; (12) Persentase bayi BBLR ; (1 3) Persentase balita mempunyai buku KIAlKMS; (14) Persentase balita ditimbang yang naik bera! badannya: (15) Persentase balita ditimbang
yang tida k naik berat badannya (T); (16) Persentase balita diti mbang yang tidak naik berat
badannya dua kali berturutturut (2 ); (17) Persentase balita BGM; (18) Persentase ibu hamil anemia .
Hasil Riskesdas menjadi salah satu dasar untuk menetapka n kebijakan berbasis bukti dilakukan 35 tahun sekali. Untuk mengetahui perubahan indikator kinerj a keg iatan perbaikan gili secara cepat, akurat, teratu r dan berkelanjuta n, pelaksanaan surveilans gizi menjadi sang at penting memberikan gambaran antar wa ktu pelaksanaan Riskesdas.
Petunjuk pelaksanaan surveilans gili ini meru pakan aeuan bagi seluruh petugas kes ehatan dalam melaksan akan kegtatan survei lans gil i dt provinsi dan kabupaten/kota, untLlk memenuhi kebutuhan informasi di puskesmas, kabupaten/kota, provi nsi dan pusat tentang masalah gili dan pencap ian kinerja kegiatan pembinaan gil i masyarakal.
DAFTARISI
KATA PEN GANTAR
Halaman I
DAFTAR 151 iii
DAFTAR LAMPIRAN
v
DAFTAR TAB EL
ix
DAFTAR GAMBAR
xi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Pengertian
3
C. Prinsipprinsi p Dasar
4
D. Dasar Hukum
4
E.
Manfaat4
BAB II TUJUAN DAN RUANG LlNGKUP
5
A. Tuj uan
5
1. Umum 5
2. Khusus 5
B. Ruang Lingkup 6
BAB III KEGIATAN SURVEILANS GIZI
7
A. Kegiatan Surveilans Gizi 7
1. Pengump ulan Data 8
2. Pengolahan Data dan Penyaji an Informasi 10
3. Diseminasi Informasi 19
B. Pem anfaatan Informasi Hasil Surveilans Gizi 19
BAB IV PELAPORAN DAN UMPAN BALIK SERTA KOORDINASI 23
BAB V INDIKATOR KE BERHASILAN PELAKSANAAN
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Indikator Ki nerja Oan Target Kegiatan Pembinaan
Gizi Tahun 2015201 9 29
Lampiran 2. Oefinisi Operasional Indikator Kegiatan Pembinaan
Lampiran 3. Form ulir Rekapitulasi Kasu s Balita Gizi Buruk Di
Lampiran 4. Form ulir Rekapitulasi Kasus Balita Gizi Buruk Oi
Lampiran 5. Formulir Rekapitulasi Kasus Balita Gizi Buruk Oi
Lampiran 6. Forrnulir Rekapitu lasi Baduta Dan Balita Yang
Lampiran 7. Formulir Rekapitulasi Baduta Dan Balita Yang
Lam piran 8. Formulir Rekapitu lasi Bad uta Dan Balita Yang
Lampiran 9. Register Pencatatan Pemberi n Asi Eksklusif Pada
La mpiran 10. Register Rekapitulasi Pemberian Asi Eks klusif Pada
Lampiran 11. Formulir Rekapitulasi Pemberian Asi Eksklusif Pada
Lampiran 12. Formu lir Rek pitulasi Pemberian Asi Eksklusif Pada
Lampiran 13. Formulir Rekapitulasi Pemberian Asi Eksklusif Pad a
Lampiran 14. Formulir Rekapitulasi Ruma h Tangga Mengonsumsi
Lampiran 15. Formulir Rekapitulasi Rumah Tangga Mengonsumsi Garam
Lampiran 16. Formu lir Rekap itulasi Pemberian Kapsul Vitamin A Pada
Gizi Masyarakat 31
Wilayah Kerja Puskesmas 64
Wi layah Kerja Kabupaten/Kota 65
Wilayah Kerja Provinsi 66
Oitimbang Oi Wilayah Ke rja Puskesmas 67
Ditimbang Oi Wilayah Kerja Kabupaten/Kota 68
Oitimbang Oi Wilayah Kerja Provinsi 69
Bayi 06 Bulan Di Posyandu 70
Bayi 06 Bulan Oi Posyandu 71
Bayi 06 Bu lan Oi Wilayah Kerja Puskesmas 72
Bayi 06 Bulan Oi Wilaya h Kerja Kab upaten/Kota 73
Bayi 06 Bulan Oi Wllayah Kerja Provinsi 74
Garam Beriod ium Di Wilayah Kerja Kabupaten/Kota 75
Beriodium Oi Wilayah Kerja Provinsi 76
Lampiran 17. Formulir Rekapitulasi Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Balita 659 Bulan Oi Wilayah k・セ。@
Kabupaten/Kota 78
Lampiran 18. Formulir Rekapitulasi Pemberian Kapsul Vitamin A
Lampiran 19. Formullr Ibu Hamil Mendapat Tablet Tambah Oarah
Lamplran 20. Formulir Ibu Hamil Mendapat Tablet Tambah Darah
Lampiran 21. Formulir Ibu Hamil Mendapat Tablet Tambah Darah
Lampiran
22 .
Formullr Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK)Pada Balita 659 Bulan Di Wilayah Kerja Provinsl
79
(TID) Di Wilayah k・セ。@ Puskesmas
80
(TID) Oi Wilayah Kerja Kabupaten/Kota
81
(TID) Di Wilayah Keria Provinsi 82
Mendapat Makanan Tambahan Oi Wilayah k・セ。@
Puskesmas 83
Lampiran 23. Formulir Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) Mendapat Makanan Tambahan Di Wilayah Kerja
Kabupaten/Kota 84
Lampiran 24 . Forrnulir Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) Mendapat Makanan Tambahan Dj Wjlayah k・セ。@
Provinsl 85
Lampiran 25. Formulir Balita Kurus Mendapat Makanan Tambahan
Di Wilayah Keria Puskesmas 86
Lampiran 26. Formulir Balita Kurus Mendapat Makanan Tambahan
DI Wilayah k・セ。@ Kabupaten/Kota 87
Lampiran 27. Forrnulir Balita Kurus Mendapat Makanan Tambahan
01
Wilayah k・セ。@ Provinsi 88Lampiran 28. Formulir Remaja Putri Mendapat Tablet Tambah Darah
(TID) Di Wilayah Keria Puskesmas 89
Lampiran 29. Forrnulir Ibu Nifas Mendapat Kapsul Vitamin A
Di Wilayah k・セ。@ Puskesmas
90
Lampiran 30. Formulir Bayi Baru lahir Mendapat Inisjasi Menyusu
Dini (IMO) Oi Wilayah Kerja Puskesmas
91
Lampiran31
Forrnulir BaYI Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)Lamplf8n 32. ormullr Bailla MempunY81 BukU KIAlKMS (K). Nalk Bera Badannya (N), Tldak Nalk Beret Badannya IT) lida alk Berat Badannya Dua K Ir Berturut Turllt (2T) Dan Bawah Gans Marah (BGM) Oi
Wilaya , Kel)a Puskesmas 93
La p,ran 33 Formul r fbu Ham'l Anemia
01
Wilayah KerjaDAFTAR TABEL
[image:12.431.7.418.3.577.2]Halaman
Tabel 1. Jenis, Sumber dan Waktu Pelaporan Data Kegiatan
Pembinaan Gizi
8
Tabel 2. Cakupan Distribusi Kapsul Vita min A Balita 659 Bulan di
Tabel 3. Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A dan DIS di
Tabel 4. Cakupan Pemberian TTD (Fe3) Ibu Hamil Menurut
Kabupaten X Bulan Februari dan Agustus Tahun 2014 10
Kabupaten X Tahun 2014 12
Puskesmas di Kabupaten X Tah un 2014 15
Tabel 5. Penentuan Skori ng Indikator 17
DAF"AR GAMBAR
.:.'Imb<.: GambC.
gBLZョ「セO@
( 11"'.3f
(.:"T1 r
Halaman Keg :1 <;1.0 "\oC 3ns \:' 1
7
2. Grafik Cakupan DlStnbus/l(apsul Vitamin A Bahia &59Bulan dl Kabupale"l X Bulan Feb\lan dan Aqustus
Tlhun 2014
l'"3.
Di,tnbur Pl.Iskesmas Me'lurut k・sS、セイ ..'I1 Pencap<uan DIS エ・イィセ、。ー@ Cak Jprn Vlt.."T1ln ABa' 1 KLb .Jaten XTahu" L 14
4
Contoh Pata Wllaya1 C k Jpan t'em .enan T 0 (Fe3) bu Hamil Menurut Puske: 11:i!; 01 k。「オセ セQNョ@ XTahun
l 4
16 [image:14.416.20.394.20.570.2]BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya perbaikan gizi masyarakat sebagaimana disebutkan dalam Undang Undang Nomor 36 Ta hun 2009 Tentang Kesehatan, bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain melal ui perbaikan pola konsumsi makanan, perba ikan perilaku sadar gizi, peningkatan akses dan mulu pelayanan gizi serta kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
Hasil tiga kali Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yaitu pada ta hun 2007, 2010, dan 2013 men unjukkan tidak terjadi banyak perubahan pacta prevalensi balita gizi kurang ma upun balita pendek. Pada tahun 2007 prevalensi balita gizi buruk kurang adalah 18,4%, pada tahun 2010 17,9% dan pada tahun 2013 19,6%. Demikian pula dengan prevalensi balita pendek pada tahun 2007,2010, dan 2013 berturutturu t sebesar 36,6 %, 35, 6% dan 37 ,2%.
Secara nasional cakupan pemberian Air SUSLI Ibu (ASI) Eksklusif 06 bulan berfluktuasi dari waktu ke waktu. Pada tahun 2007 cakupan ASI Eksklusif sebesa r 62,2% turun menjadi 61 ,3% pada tahun 2009 dan meningkat menjadi 64,9% pada tahun 2013. Demlkian juga cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi sampai 6 bulan meningkat dari 28,6% pada tahun 2007 menjadi 34 ,3% pada tahun 2009 dan 44,0% pada tahun 2013 (Susenas 20072013).
Berdasarkan Global Nutrition Report (GNR) tahun 2014, Indonesia termasuk kedalam 17 negara diantara 11 7 negara yang mempunyai tiga masalah gizi pada balita yaitu stunting, wasting dan overweight, disamping ilu Indonesia termasuk juga di dalam 47 negara dari 122 negara yang mempunyai masalah anemia pada Wan ita Usia Subur (WUS).
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) bidang Kesehatan 20152019 telah ditetapkan Sasaran Pokok Pembangunan Sub Bidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat, yang bertujuan meningkatnya status gizi masyarakat, dengan larget indikator pada tahun 2019 sebagai berikut: 1) Anemia pada ibu hamil sebesar 28%;
2) Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebesar 8%;
61 Anak baOJta di tml 2 tahun)
stun'
19toe
dek dan jlMdel<I
Untuk rr_n Nセ@ RPJMN 「セセョ@ ke h セ@ 20 セセjQQq@ 0";':1
Rf!nr..an 「エイ。ャ・セイウ@ Kr>'ne,le n Ke" ,m 201520 3 tjise'x.'"kan I) セ@
szr:;J; 1
''''It
:>n P :)1::;:::"1 Ut,.1 ... kat 3d: セィ@ ュNNセャiョセセ@ W<1pe
T,-;lI セ@ セiziiL@ ..:, ltal :tatoI' セQc@ ., "ran :rsebl rp! t.. 1U4::
9 hII
KE"
,an,
,.
;atkan T;;.,ka,,
,nbal
"
•
"'
b sar9!
セLL[@
セL@,
21
,t
,
J ''''r.,
l J>end:.::,K
TO
•
" "
,
,.. j ' > , n y 1,e jaJat
,,'
4,
••
;JYI t ャiャセィ@,
n Mijセi@ r.t Ilyl .,.J,
,
b,
"
セL@ kl. JS y '""'" me ....•
"
Gセ@,
"
,
'"
.
6
セ@ " )an' m' j。Gセィ"
セZGl
,
,
,
k:J ::la
,
,"
'9
,.esch
h,
c WI ., 1 J ...wa
c 1,
,
-o • n
•
"TE
J P 51<.•
Bセ@ k' l' n k...
..
1 Jh ke • 1 ' kr",ltsn
,
L r,
,
:1U Jr:
"
j' [」セ@
.
1PTP
"
an.,nkQ
,
jeセ@
,
'"
•
,m
In" c
"'
c G171) YC;:111 m .Jll )( 31.<.. 3n jar
va
... 8' 'Je )Elrd Io.alD'I ): Nセ@
D: a 3Y3fl JJ C::, 1.;,.1
,p
N c ., 19, • 1
セセョー@ セᄋiiセ@ ョセエG@ IT.
セ@ nku!"
,, >t I :ri..Iruk i ;;;t:(J TIC'" ...iNセ@ .iu]n
1!.::' yar:
1:
"l9belal
IヲI」ゥセセ@.,a.
"
,C
,
>V, '1Q I セョ@ l b Jlar 'Tle"d ir.o I.. El klu.Ilnh
"
ne X 1<;' 51 !ram1 y, k ,
r C
,
,
¥ . . . セNゥHX@ T)jet7. Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang mendapat Makanan Tambahan;
8. Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan ; 9. Persentase remaja puteri mendapat n D;
10. Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin A; 11. Persentase bayi baru lahir yang mendapat IMD;
12. Persentase bayi dengan berat badan lahir rendah (berat badan < 2500 gram) ;
13. Persentase balita mempunyai buku KIAlKMS;
14. Persentase balita ditimbang yang naik beral badannya ; 15. Persentase balita ditimbang yang lidak naik berat badannya (T) ;
16. Persentase balita ditimbang yang tidak naik berat badannya dua kali berturutturut (2T);
17. Persentase balita di Bawah Garis Merah (8GM) ; 18. Persentase ibu hamil anemia.
Untuk memperoleh informasi pencapaia n kinerja perbaikan gizi masyarakal secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan', perlu dilaksanakan kegiatan surveilans gizi di seluruh wilayah provinsi dan kabupaten/kota . Pelaksananan surveilans gizi akan memberikan indikasi perubahan pencapaian indikator kegiatan pembinaan gizi masyarakat. Selain Itu , pelaksanaan surveilans gizi diperlukan untuk memperoleh tambahan informasi lain yang belum tersedia dari laporan rutin, seperti konsumsi garam beriodium, pemantauan status gizi anak dan ibu hamil risiko Kurang Energi Kron is (KEK) atau studi yang berkaitan dengan masalah gizi mikro, dan lainlain. Petunjuk Pelaksanaan Surveilans Gizi ini dimaksudkan sebagai acuan petugas kesehatan di provinsi dan kabupaten/kota dalam melaksanakan su rveilans gizi untuk menin gkatkan efektifitas kegiatan perbaikan gizi masyarakat dengan mempertajam upaya penanggulangan masalah gizi secara tepat waktu, tempat, sasaran dan jenis tindakannya .
B. Pengertian
C. Prinsipprinsip Casar
1. Tersedia data yang akural dan tepat waktu 2. Ada proses analisis atau kajian data
3 Tersedlanya informasi yang sistematis dan terus menerus
4.
Ada proses penyebarluasan informasi. umpan balik dan pelaporan 5. Ada tindak lanjut sebagai respon terhadap perkembangan informasi D. Dasar Hukum1. UndangUndang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 2. UndangUndang Nomor 18 Tahun 2012 tenlang Pangan
3 UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah 4. UndangUndang Nomor 25 Tahun 2015 tenlang Upaya Pelayanan
Kesehatan Anak
5. Peraluran Presiden I\jomor 2 Tahun 20151entang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 20152019
6 Peraturan Preslden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi
7 Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 {entang Kementerian Kesehatan
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK02.02/Menkes/5212015 Tentang Rencana Slrategis Kementerian Kesehatan Tahun 20152019 9. Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusal Kesehatan Masyarakat 10 Permenkes Nomor 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans
Kesehatan E. Manfaat
BAB II
TUJUAN DAN RUANG LlNGKUP
A. Tujuan
1. Umum
Terselenggaranya kegiatan surveilans gizi untuk memberikan gambaran perubahan pencapaian ki nerja pemb inaan glzi masyarakat dan indikator khusus lain yang diperlukan secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan dalam rangka pengambilan tindakan segera, perencanaan jangka pendek dan menengall serta perumusan kebijakan.
2. Khusus
Tersedian ya informasi secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan mengenai perubahan pencapaian kinerja pembinaan gizi :
1. Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan ; 2. Persentase balita yang ditimbang berat badannya;
3. Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat AS I Eksklusif;
4. Persentase nJmah tangga mengonsumsi garam beriodium; 5. Persentase balita 6·59 bu lan mendapat kapsul vitamin A;
6. Persentase ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tam ba h Oarah (TTO) minimal 90 tablet selama masa Kehamilan:
7. Persentase i u hamil Ku rang Energi Kronik (KEK) yang mendapat Makanan Tambahan;
8. Persen tase balita kurus yang mendapat makanan tambahan ; 9. Persentase remaJa puteri mendapat TTO;
10. Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin A: 11. Persentase bayi baru lahir yang mendapat IMD;
12. Persentase bayi dengan berat badan lahir rendah (berat badan < 2500 gram);
13. Persen!ase balita mempunyai buku KIAlKMS: 14. Persentase balita ditimbang yang naik berat badan nya;
15. Persentase balita ditimbang yang tidak naik erat badannya (T) ; 16. Persentase bal ita ditimbang yang tidak naik berat badannya dua kali
berturutturut (2T);
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup surveilans giZi meliputi kegiatan pengumpulan data dari laporan rutin atau surve i khusus. pengo!ahan dan diseminasi hasilnya yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan atau tindakan cepat perumusan kebijakan. perencanaan kegiatan dan evaJuasi hasil kegiatan .
BABIII
KEGIATAN SURVEILANS GIZI
A. Kegiatan Surveilans Gizi
Kegiatan surveilans gizi me iputi kegiatan pengumpulan dan pengolahan data, penyajian serta diseminasi informasl bagi pemangku kepentingan . Informasi dan surveilans gizi dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan untuk melakukan tindakan segera maupun untuk perencanaan program jangka pendek, menengah maupun jangka panjang serta untuk perumusan kebijakan , seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
MセNQiQQ@ I'ul.alt.l
AruIIsls dati (plllttll.an.
penmilt
n'
p."!amllanl·Peng.II.. 1 nhputvwo
·Ptr オウオィ「セゥiセ@ 0
•PIf.nunaanprogJ
llnoilbn "t""ns I s NセNイ|ャャAャゥャイオイB@
J,uaka,••d.k
J Il91a ""nln y h
j 。セァォゥャ puliiDIi
ItI'MUAS I nUH peu|jiGauセh@
p ejmセエ\u@
KEPEHT1hOAN
Sumber: Jahari , Abas Basuni. Sistem Kewaspadaan Pang an dan Gizi (SKPG) , 2006
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data secara cepat. akurat, teratur dan berkelanJutan dari berbagai kegiatan surveilans gizi sebagai sumber informasi, yailu: a. Kegiatan rutin yaitu pelaporan kasus gizi buruk, penimbangan batita
(DIS) balita kurus, balita N, balita T, ballta 2T, balita BGM), bayi BBLR, bayi mendapat IMO, pemberian ASI Eksklusif. baliia mempunyai buku KIAlKMS, pendislribusian kapsul vitamin A balita dan ibu nifas, pemantauan dan pendislribusian TID ibu hamil, Ibu hamll Kurang Energl Kronis (KEK), ibu hamil anemia
[image:23.428.21.409.16.574.2]b. Kegiatan survei khusus yang dilakukan berdasarkan kebutuhan, seperti konsumsi garam beriodlum, Pemantauan Status Gizi (PSG) dan studl yang berkaitan dengan masalah gill lalnnya.
Tabel berikut menunjukkan berbagai data dan sumbemya pada kegiatan surveilans gizi.
Tabel1
Jenis, Sumber dan Waktu Pelaporan Data Kegiatan Pembinaan Gizi
I Pengumpul
MMMNM
I
Data
I
Sumber Data Instrumen I Data Waktuセ
=+::
r:;::::
+ . _-• Laporan RS -• Form laporan
I-
Tenaga S ti b IKasus balila gjzi • Laporan kewaspadaan KLB Pelaksana de ap uセョ@
buruk dapal Puskesmas
I
Gizl dl RS GIZI (TPG) RS anktsebwla u-wa U I aada
perawatan Laporan • Form laporan bulanan. TPG kasus
Masyarakat セ。ウオセ gill buruk Puskesmas
Balila dltimbang
I __
beral badannya Kohort bahta LB3 alau Fill Gill TPG Puskesmas Setiap bulan
(DIS)
Bayi uSia kurang Setiap 6 bulan
dan 6 bulan dapat lKohort baYI .Form ASI Eksklusif TPG Puskesmas I,(Februari dan
Agustusl SI Eksklusif
I
rMmima'1 kallLaporan Form Pemantauan
TPG Puskesmas datalahm
mengonsumsi Puskesmas Garam Benodium se un
garam beriodium
(Agustus) I
セ@Setiap 6 bulan
8alila 659 bulan
i
L83 alau FfIlIJ L83 t Fill G TPG Puskesmas l(Februan danBidan
Ibu hamil dapat Laporan
LB3 atau Fill Giz! Koordinator dan Setiap bulan
TTO Puskesmas TPG Puskesmas
Ibu hamil KEK Bidan
dapat makanan Kohortlbu LB3, kohort ibu Koordinator dan Setiap bulan
tambahan TPG Puskesmas
I
Setiap bulan
Kasus balita Bidan
kurus dapat Kohort Balita LB3 atau Fill Giz! Koordinator dan dan sewaktu
makanan TPG Puskesmas waktu bila ad a
tambahan kasus
Remaja puteri
Laporan UKS Buku Raport Guru UKS dan Setiap 6 bulan
dapat TTO TPG Puskesmas
Ibu nifas dapat Bidan
Kohort Ibu LB3. kohort ibu Koordinator dan Setiap bulan
Vitamin A TPG Puskesmas
Bayi baru lahir Bidan
Kohort bayi L83, kohort bayi Koordinator dan Setiap bulan
mendapat IMO
TPG Puskesmas Bidan
Bayi BBLR Kohort bayi LB3. koho rt bayi Koordinator dan Setiap bulan
TPG Puskesmas
- ,
Balita mempunyai Bidan
Kohort bal ita LB3 Koordinator dan Setiap bulan
Buku KIAlKMS
TPG Puskesmas
Bidan
'Balita naik BB Kohort balita LB3 Koordinator dan Setiap bulan
TPG Puskesmas
Balita tidak naik 8idan
B8 (T) Kohort balita LB3 Koordinator dan s・セ 。ー@ bulan
TPG Puskesmas
-
BaHta tidak naik Bidan
BB dua kal i Kohart balita LB3 Koardinatar dan Setlap bulan
berturu tturut (2T) TPG Puskesmas
Bidan
Balita BGM Kahart balita LB3 Koordinator dan Setiap bulan
TPG Puskesmas
1 -
Dalam pelaksanaan pengumpulan data, bila ada Puskesmas yang tidak melapor atau melapor tidak tepat waktu, data laporan tidak lengkap dan atau tidak akural maka petugas Dinkes Kabupaten/Kota perlu melakukan pembinaan secara aktif untuk melengkapi data. Kegiatan ini dapat dilakukan melalul telepon. Short Message Service (SMS) atau kunjungan langsung ke Puskesmas.
2. Pengolahan Data dan Penyajian Informasi
Pengolahan data dapat dilakukan secara deskriptif maupun analitik. yang disajikan dalam bentuk narasi, tabeL grafik, gambar dan peta. atau bentuk penyajian informasi lainnya. sebagaimana contoh berikut.
a. Contoh penyajian data dalam bentuk tabel dan grafik Tabel2
Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Balita 659 Bulan di Kabupaten X Bulan Februari dan Agustus Tahun 2014
No Puskesmas
1 Manlan
2 tセ。ャ。@
3 Kamnganl ar
4 Sukasan
5 Cimalala
Jumlah BaUt!659
Bulan
4168
3713
4968
eak. VII A Februari Ballt! 659 Bulan
1.
d。セvBイャa@
2520 78
2789 2612 70
4331
4120 83 t 87
4326 3213 74 3865 89
3836 2450 64 2876 75
5646 4136 73 4591 81
4947 3161 64 3926 79
6181 4021 65 4758
n
4503 3401 76 4061l 90
3710 3321 90 3205 86
4695 4380 .!!.. 4306 92
6670 5228 76 6031 190
% 100
90
80
70
60 SO
40
30
20
10
o
セ@ セ@
• Februari
• AgustU$
;: セ@ .D
1: I.t :"i I.t '5 セ@ セ@
> セ@
..
セ@ Iii''"
E'"
5
c "IIセ@ (!
'"
'" セ@ E :J'"
セ@
...
...
><'"
'"
;;; i6 E.,
Q.""
セ@
.>< AIセ@ セ@
セ@ c
I
<II EU セ@ t:: :J
!
...
'"
!
VI セ@ VI"'
'"
0; [image:26.426.2.415.15.556.2]セ@ VI
Gambar 2
Grafik Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Balita 659 Bulan di Kabupaten X Bulan Februari dan Agustus Tahun 2014
Berdasarkan contoh data pada Tabel 2 dan Gambar 2, dapat dilihat grafik cakupan distribusi kapsul vitamin A di Kabupaten X pada umumnya meningkat dari 75% pada bulan Februari menjadi 83% pada bulan Agustus. Namun ada beberapa wilayah Puskesmas yang cakupannya pada bulan Agustus lebih rendah dari bulan Februari seperti Puskesmas Tenjolaya, Tirtamulya dan Sukamaju.
I
Tabel3
Cakupan Distribu51 Kapsul Vitamin A dan DIS dl Kabupaten XTahun 2014
% Cakupan
Puskesmas Distrlbusi Kapsul % Cakupan DIS
VitA
70 60
セ・ョエ。イゥ@
Tenjolaya 72 76
Karanganyar 84 82
セ@
79 60
セウ。 ョ@
Cimalaia 64 78
Jatiasri 73 68
Tegalraya 64 65
68
Sukmajaya 84
Mekarsari 80 85
80 64
-セャイエ。ュ オ ャセ@
Sukamaju 90 87
85 68
2?mpuma
tOO
Ta rget Vitamin A
9S III Th n lOl l
=
78%80
Me ar s.<I rI Sukamaju
85
•
•
Cim alaya
•
DIS 80
Kar<l nganyar
t・ョセャ。ケ。@ Target DIS
75
•
Thn 2011=
70%70
•
Sam purnaTegalraya Jatia.sri
115
II
110 IV M en tari
55
Vitamin A
50
50 1>5 50 115 70 75 80 85 gO 05 100
Gambar 3
Distribusi Puskesmas Menurut Kuadran Pencapaian DIS
terhadap Cakupan Vitam in A Balita di Kabupaten X Tahun 2014
Keterangan grafik
Kuadran I
Puskesmas dengan cakupan DIS tinggi (>70%) dan cakupan Vitamin A
tinggi (>78%).
Terdapat 3 Puskesmas di kuadran I, yang menunjukkan adanya keterpaduan penimbangan balita dengan pemberian kapsul vitamin A di Posyandu.
Kuadran II
Puskesmas dengan cakupan Vitamin A tinggi (>78%) tetapi cakupan DIS
rendah « 70%).
Terdapat 3 Puskesmas di kuadran II yang menunjukkan kemungkinan
aktivitas sweeping lebih linggi dan kurang memanfaatkan kegiatan
pemberian vitamin A di Posyandu.
Kuadran III
Puskesmas dengan cakupan Vitamin A rendah «78%) tetapi cakupan DIS
Terdapat 3 Puskesmas dl kuadran III. Hal ini menunjukkan dua kemungklnan. pertama perlu diklarifikasi apakah エ・セ。、ゥ@ keterbatasan ketersediaan kapsul vitamin A sehlngga balita yang sudah datang ke Posyandu tidak mendapatkan vitamin A. Kedua, jika kelersedlaan vitamin A cukup berarti pemberian kapsul vitamin A tidak terintegrasi dengan penimbangan balita dl Posyandu
Kuadran IV
Puskesmas dengan cakupan kapsul Vitamin A rendah «78%) dan DIS juga rendah «70%).
Terdapat 3 Puskesmas dl kuadran IV. yang memerlukan pembinaan dan pendampingan kepada pengelola kegiatan gizi di Puskesmas.
b. Contoh penyajian informasi dalam bentuk peta
Berdasarkan data pada label 4, dapat disajikan informasi dalam bentuk peta, seperti pada Gambar 4.
label 4
Cakupan Pemberian TID (Fe3) Ibu Hamil Menurut Puskesmas dl Kabupaten X Tahun 2014
No Puskesmas Jumlah
Ibu Hamil
Ibu Hamil
dapatTIO (Fe3l
%
Kelerangan Pencapaian Target
Tahun 201 41.86%)
1 Mentari 1229 973 79 Belurn Tercapai
2 Tenjolaya 953 851 89 Tercapai
3 4
Karanganyar Sukasari
1799 1321
1235 69 Be/urn Tercapai
11 54 87 Tercapai
5 Cirnal aya 1434 1105 77 Be/urn Tercapai
6 Jatiasri 1726 1103 64 Belurn Tercapai
7 Teg alraya 1433 1311 91 Tercapai
8 Sukrn ajaya 2152 1754 82 Be/urn Tercapai
9 Mekarsari 11 48 B42 73 Be/urn Tercapai
10 Tirtarnu/ya 869 834 96 Tercapai
11 Sukarnaju 1402 753 54 Be/urn Tercapai
12 Sarnpurna 2014 1811 90 Tercapai
[:::=J
Gambar4
Conloh Peta Wilayah Cakupan Pemberian TID (Fe3) Ibu Hamil MenuM Puskesmas dl Kabupaten X Tahun 2014
Pela pada gambar 4 menunjukkan Puskesmas dengan cakupan baik HセXVEI@ berada pada wilayah berwarna hijau dan Puskesmas dengan cakupan sedang (65%85%) berwarna kumng, sedangkan Puskesmas dengan cakupan kurang «65%) berada dl wilayah yang berwama merah
c. Conloh Penyajian Hasil Anallsis dalam Bentuk Matriks
Cara yang mudah untuk menyajikan hasll analisis siluasi adalah dengan mernbual matriks slluasi yang disusun menurul wilayah. Misatnya bila analisis siluasi dilakukan di lingkal kabupatenlkola maka matnks siluasi disusun menurut kecamatan dan bila dilakukan di tingkal provlnsi maka matriks siluasl disusun menurut kabupatenlkota. Penyusunan matriks siluasi gizi dimaksudkan untuk mempelajari berbagar permasalahan gizl dan masalah yang lerkail serta faklor-faktor penyebabnya.
Tabel5
Penentuan Skoring Indikator
No Indikator Target 2015
(%)
Hasil ukur Nilai
(%) Skor
1 ASI Eksklusif 39
< 39 1
3950 2
> 50 3
2 Bumil dapat TTO 82
< 82 1
8298 2
> 98 3
3 Bumil KEK mendapat
makanan tambahan 13
< 50 1
5095
, > 95
2 3
4 Balita kurus mendapat makanan tambahan 70
< 70 1
7090 2
> 90 3
5 Remaja Puteri mendapat
TTO 10
< 10 1
1030 2
> 30 3
6 IMO 38
> 38 1
38-50 2
Tabel6
HasJi Analisis Situasi Gizi dan Faktor Terkait
J
Bumil KEK BaJita Remaja
l
Bumll Kurus
No Kec Eksklu If ASI dapat dapat dapat puteri IMO Jumlah
TID makanan makanan dapat Skor
I
tambahantambahan TID
I
1 I A 2 1 3 2 2 ._
1t
12 _
' ;1
B 3 2 2 1 2 2 123 C 1 2 3 2 1 3 I 12
セ@
- -
0 2 3 2 1 3 2lセ
5 E 2 3 1 \ 3 2 1 I 12
6 F 1 1 2 :1 3 1 2
I
107 G 1 2 1 2 3 3
I
12セ
h
_ _ ' -_ 3 2 I 1 2 1I
1L_ 9 i⦅セ@ 3_ _ 2 3 3
r2-セ@
15 _.-!9
⦅ j⦅セ
2 _ _ 3[
_2_ .L-
2 c..L セ@ 13Pada contoh tabel 6 di atas dicantumkan angka skor dar! masingmasing indikator. Skor ini diperoleh dari angka kategori setiap indikator (misal 1= buruk, 2=cukup, 3=Baik) .
Jumlah indikator status glzi dapat bervariasi tergantung ketersediaan informasi. Demikian Juga dengan Jumlah faktor yang terkait gizi bisa bervanas; antar kabupaten atau provinsi tergantung pada ketersediaan Informasi di masing-masing wilayah. Bila ada informasi tentang prevalensi anemia atau defisiensi vitamin A.. dapat dilambahkan kolomnya. Pada kolom yang berwama dlcantumkan jumlah skor dari indikator status gizi (berada di tengah) dan jumlah skor unluk faktor terkail glZi ada di korom paling Kanan. Dalam contoh tabel di atas ada 6 skor indikator perbaikan gizL
3. Diseminasi Informasi
Diseminasi informasi dilakukan untuk menyebarluaskan informasi surveilans gizi kepada pemangku kepentingan. Kegiatan diseminasi informasi dapat dilakukan dalam bentuk pemberian umpan balik, sosialisasi atau advokasi.
Umpan bali k merupakan respon tertulis mengenai informasi surveilans gizi yang dikirimkan kepada pemangku kepentingan pada berbaga i kesempatan baik pertemuan lintas program maupun lintas se ktor.
Sosialisasi merupakan penyajian hasil surveilans gizi dalam forum koord inasi atau forumforu m lalnnya sedangkan advokasi merupakan penyajian hasil surveilan gizi dengan harapan mempero!eh dukungan dari pem ngku kepentin gan.
B. Pemanfaatan Informasi Hasil Surveilans Gizi
Hasil surveilans gizi dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan sebagai. tinda!< lanjut atau respon terhadap informasi yang dlperoleh. Tindak lanjut atau respon dapat berupa tindakan segera, perencanaan jangka pendek , menengah dan panjang serta perumusan kebijakan p mbinaan gizi masyarakat baik di kabupaten /kota , provinsi dan pusat.
Contoh tindak lanjut atau respon yang perlu dilakukan terhadap pencapaian indikator adalah sebagai berikut:
1. Jika hasil analisis menunjukkan peningkatan ka sus gizi buruk, respon yang perlu dilakukan adalah:
a. Melakukan konfirmasi laporan kasus gizi buruk
b. Menyiapkan Puskesmas Perawatan dan Rumah Sakit untuk pelaksanaan tatalaksana gizi buruk.
c. Meningkatkan kemampuan petugas Puskesmas dan rumah sakit dalam melakukan surveilans gizL
d. Memberikan makanan tambahan pemulihan untuk balita gizi buruk rawat jalan dan paska rawat inap.
2. Jfka hasil analisis menunJukkan DIS rendah dan alau cenderung menurun. respon yang perlu dilakukan adalah pembinaan kepada Puskesmas untuk a. Melakukan koordinasl dengan Camal dan PKK tingkat kecamatan
untuk menggerakan masyarakat datang ke Posyandu
b. Memanfaalkan kegia!an pada forumforum yang ada di desa. yang bertujuan untuk menggerakan masyaraka! datang ke Posyandu. c. Melakukan promosi !entang manfaa! kegiatan di Posyandu
3. Jika hasil analisis menunjukkan cakupan ASI Ekskluslf 06 bulan rendah. respon yang dilakukan adalah:
a Meningkalkan promosi dan advokasi lentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (PP ASI) .
b. MeOlngkalkan kemampuan petugas Puskesmas dan rumah sakil dalam melakukan konseling ASI
c. Membina Puskesmas unluk memberdayakan konselor dan motivator ASI yang telah dilalih.
4. Jika hasil analisis menunjukkan masih banyak ditemukan rumah langga yang beJum mengonsumsl garam beriodium. respon yang dilakukan adalah
a. Melakukan koordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten/Kota untuk melakukan operasi pasar garam beriodium . b. Melakukan promosi/kampanye peningkatan penggunaan garam
benodium.
5. Jika hasil analisis menunjukkan cakupan distribusi vitamin A rendah maka respon yang harus dilakukan adalah:
a. Bila ketersediaan kapsul vitamin A di Puskesmas tidak mencukupi maka perlu menginm kapsul vitamin A ke Puskesmas.
b. BHa kapsul vitamin A masih tersedia , maka perlu meminta Puskesmas untuk melakukan sweeping.
c. Melakukan pembinaan kepada Puskesmas dengan cakupan rendah 6 Jika hasll analisis menunjukkan cakupan distribusi TID rendah, respon
yang dilakukan adalah meminta Puskesmas agar lebih aktif mendistribusikan TID pada ibu hami!. dengan beberapa altematif: a. Bila ketersediaan TID di Puskesmas dan bidan di desa tidak
b, Bila TID masih tersedia , maka perlu meminta Puskesmas untuk melakukan pen ingkalan integrasi dengan program KIA khususnya kegi ata n Ante Natal Care (ANC ).
c. Melakukan pembinaan kepada Puskesmas dengan caku pan rendah.
7. Jika 11asil analisis menunjukkan rendahnya jum lah ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang mendapat makanan tambahan , maka respon yang haru s dilakukan adalah:
a, Melakukan kon firm asi data Ibu Hamil KEK yang mendapat maka nan tambahan
b. Melakukan konfirmasi ketersediaan makanan tambahan atau
pembiayaan untuk makanan tambahan bagi ibu hamil.
c. Bila dana atau makanan tambahan tersedia cukup , maka perlu meningkatkan integrasi tenaga gizi dan bid an dalam pemberian makanan tambahan ibu hami!.
d, Bila dana untuk makanan tambahan ibu hamil kurang , maka perlu berkoordinasi dengan bagian perencanaan dan penganggaran untuk meningkatkan pembiayaan untuk makanan tambahan ibu hamil sesuai dengan kebutuhan/data ibu hamil KEK,
e. Melakukan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan di Puskesmas dalam penanganan masalah ibu hamil KEK.
f, Mefakukan monitoring dan evaluasi serta pembinaan teknis secara berjenjang untuk meningkatkan cakupan indikator, terulama ke wilayah dengan masalah ibu ham il KEK terbesar dan cakupan rendah ,
8. Jika hasil analisis menunJukkan rendahnya jumlah balita kurus yang mendapat makanan tambahan , maka respon yang harus dilakukan adalah
a. Menemukan kasus bal ita kurus secara aktif (active case finding ) b, Mem erikan makanan tam bahan pem ulihan untuk balita kurus yang
ditem ukan
c. Melakukan pemantauan kasus yang lebih intensif
9. Jika hasil anal isis menunjukkan rendahnya jumlah remaja puteri yang mendapat dan mengonsumsi TID, maka respon yang harus dilakukan adalah:
b. Bila TID maslh tersedia, maka perlu memlnta Puskesmas untuk melakukan peningkatan integrasi program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
BABIV
PELAPORAN DAN UMPAN BALIK SERTA KOORDINASI
Mekanisme dan alur pelaporan, umpan balik serta koordinasi pelaksanaan surveilans gizi digambarkan sebagai berikut:
Direktoral Blna Glzi (www.gizl.depkes.go. idlslgizi)
Posyandu
Kementerian Kesehatan
RS PusatiProvinsi
[image:38.431.7.398.10.555.2]RS KabupatenlKota
Gambar 5
Alur Pelaporan dan Umpan Balik serta Koordinasi
Keterangan:
... ..
Penjelasan Alur Pelaporan dan Umpan Balik serta Koordinasi:
1 Laporan kegiatan surveilans dilaporkan secara berjenjang sesuai sumber data (blsa mulal dari Posyandu atau dari Puskesmas)
2. Dinas Kesehatan Kabupa!en/Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi berkoordinasl dengan Rumah Saki! (RS) 2 PusatlProvinsi/Kabupaten/Kota tentang data
terkait, seperti data kasus gizi buruk yang mendapat perawatan.
3. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengirimkan rekapitulasi laporan dan Puskesmas (Kecamatan) dan dari RS Kabupaten/Kota ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Direktorat Bina Gizi, Dltjen Blna Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan RI, sesuai dengan frekuensi pelaporan.
Direktorat Blna Gizi Kemenkes Rl Gedung Kemenkes Blok
A.
Ruang 701 JI. HR Rasuna Said Blok X5 Kav. 49 Jakarta 12950Telp. 0215203883 Fax. 0215210176
Email: subdltbkg@yahoo.com Website: http://www.gizi.depkes.go.id
Catatan:
• Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selain mengirimkan rekapitulasi laporan ke Dinas Kesehatan Provi nsi dan Direktorat Bina Gizi , Kementerian Kesehatan RI , juga melakukan pengolahan dan analisis data di kab upaten/kota .
• Dinas Kesehatan Pro vinsi, selain mengirimkan rekapitulasi laporan ke Direktorat Bina Gizi, Kementerian Kesehatan RI juga melakukan pengolahan dan analisis data di provinsi.
• Alur pelaporan yang digambarkan pada bagan merupakan sistim pelaporan dengan menggunakan form atforma t pelaporan dan dikirimkan secara berjenjang.
• Dalam rangka mendukung tersedianya informasi pencapaian indikator kegiata n pem bi naan gizi secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan, Direktorat Bina Gizi , Kementerian Kesehatan RI telah mengembangkan sistem pelaporan berbasis website melalui:
BABV
INDIKATOR KEBERHASILAN PELAKSANAAN KEGIATAN SURVEILANS GIZI
Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan surveilans gizi perlu ditetapkan indikator atau parameter objektif yang dapat dipaham i dan diterima oleh semua pihak. Oengan menggunakan indikator tersebut diharapkan dapat diketahui keberhasilan kegiatan surveilan s gizi, dan dapat pula digunakan untuk membandingkan ke berh asilan kegiatan surveilans gizl ntar wilayah.
Penentuan indikator keberhasilan kegiatan surveilans gizi didasarkan pad a
A. Indikator Input
1) Adanya tenaga manajemen data gizi yang meliputi pengumpul data dari laporan ru tin atau survei kh usus, pengolah dan analis data serta penyaji informasi
2) Tersedianya instrumen pengumpulan dan peogolahan data 3) Tersedianya sarana dan prasarana pengolahan data 4) Tersedianya biaya operasional surveilans gizi
B. Indikator Proses
1) Adanya proses pengumpulan data
2) Adanya proses editing dan pengolahan data
3) Adanya proses pembuatan laporan dan umpan balik hasil surveilans gizi 4) Adanya proses sosialisasi atau advokasi hasil surveilans gizi
C. Indikator Output
1) Tersedianya Informasi kasu s balita gizi buruk yang mendapat perawatan 2) Tersedianya informasi balita yan g ditimbang bern! badannya
3) Tersedianya informasi bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif 4) Tersedianya informasi rumah tangga mengonsumsi garam beriodium 5) Tersedianya informasi balita 659 bulan mendapat kapsul vitamin A 6) Tersedianya informasi ibu hamil yang menda patkan Tablet Tambah Oarah
(H O) minimal 90 tablet selama masa keham ilan
7) Tersedianya informasi ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang mendapat makanan tambah an
8) Tersedianya informasi balita ku rus yang mendapat makanan tambahan 9) Tersedianya informasi remaj a puteri mendapat TID
12) Tersedianya informasi bayi dengan beral badan lahir rendah (beral badan kurang dari 2500 gram)
13) Tersedianya informasl balila mempunyal buku KINKMS
14)Tersedianya informasi balila ditimbang yang naik beral badannya 15)Tersedianya informasl balita dilimbang yang Iidak naik berat badannya (T) 16) Tersedianya informasi balila ditimbang yang tidak naik beral badannya dua
kali berturutturut (2T)
Lampiran 1
INDIKATOR KINERJA DAN TARGET KEGIATAN PEMBINAAN GIZI TAHUN 2015-2019
Target (%) No Indikator Kinerja
2018 2019 2015 2016 2017
Persen tase kas us bali ta glzi
1 buruk yan g mendapat 100 100 100 100 100
perawatan
2 Pe rse n tase b alite yang ditirnbang berat badannya
Persentase bayi usia kurang
3 dari 6 bulan mendapat ASI 39 42 44 47 50
Eksklusif
Persen tase rumah ta ngga
4 rnengonsurnsi gararn
beriodium
5 Persentase ballta 659 bulan
mendapat kapsul vitamm A Persentase ibu hamil yang
6 mendapa tkan Tablet Tambah 82 85 90 95 98
Dara h (TT O) minimal 90 tablet selama masa Keh amilan
Persentase ibu harnil Kurang
7 Energi Kronik (KEK) yang 13 50 65 80 95
rnendapa t rnakanan tam bahan
8 Persentase balita kurus yang 70 75 80 85 90
mendapat makana n tambahan
9 Persentase rem aia puteri rnendapat T 0 10 15 20 25 30
Persentase ibu nifas
10 mendapat kap sul vi tam in A
11 Persen tase bayi yang baru 38 41 44 47 50
lahir mendapat IMD
13 Persentase balita mempunyai buku KIAlKMS
14 Persentase balita dltimbang
yang nalk berat badannya
15
r--16
Persentase balita ditimbang yang bdak naik berat
badannl'a (Tl
Persentase balita dltimbang yang tidak nalk berat badannya dua kaii berturut-turut (2T)
17 Persentase balita dl Bawah
Gans Merah (BGM)
-セ@
18 Persentase ibu hamii anemia 28
Lampiran 2
DEFINISI OPERASIONAL
INDIKATOR KEGIATAN PEMBINAAN GIZI MASYARAKAT
1. Persentase kasus bailla gili buruk yang mendapat perawatan a. Definisi Operasional
1) Balita adalah anak yang berumur di bawah 5 tahun (0-59 bulan 29 hari).
2) Kasus balita gizl buruk adalall balita denga n tanda klinis gili
buruk dan atau indeks Berat Badan menurut Panjang Badan (BBiPB) atau Berat Badan menurut Tinggi Badan (B BITB) dengan nilai Z-score <-3 SO.
3) Kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan adalah
balita gili buruk yang dirawal inap maupun rawat jalan di fasililas
pelayanan kesehatan dan masyarakal sesual dengan
tatalaksana gizi buruk.
4) Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat
perawatan adalah proporsi kaSU6 balita gizl buruk yang
mendapat perawatan terhadap jumlah kasus balita gili buruk yang ditemukan di suatu wilayah pad a periode terlentu x 100%.
b. Ukuran Indikator
Kinerja penanganan kasus balita gili buruk dinilai baik jika seluruh balita gili buruKyang ditemukan mendapat perawatan .
Rumus:
Jumlah kasus balira gizl buruk yang mendapat
Kasus balita Glzi Buruk perawatan di suaw wilayah pada periode tertentu
'10 yang Mendapat x 100%
Jumlah kasus balita gizi buruk yang ditemukan Perawatan
di suatu wilayah pada perl ode tertantu
c. Sumber Data/lnformasi
1) Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas
2) Sistem Pencatatan dan Pelaporan Dinkes KabupateniKota 3) Sislem Pencatatan dan Peiaporan Rumah Sa kit
2) Jumlah kasus ballta gizj buruk baru ditemukan yang dlrawal bulan ini balk rawat jalan dan rawa! inap
3) Jumlah kasus balita gizi buruk baru dltemukan yang membaik3
atau sembuh4
4) Jumlah kasus balita gizi buruk baru ditemukan yang meninggal 5) Jumlah kasus balita gizi buruk lama yang masih dlrawat e Frekuensi Pengamatan
Setiap saat termasuk hasil investigasi Kejadian Luar Biasa (KLB) gizi buruk
f. Frekuensi Laporan Setiap bulan g. Alat dan Bahan
1) Timbangan berat badan
2) Alat ukur panjang badan dan linggi badan
3) Tabel indeks BBtPB atau BBITS sesuai Jems kelamin berdasarkan Standar Antropometn Penilaian Status Gizi Anak (Kepmenkes Nomor 1995/MENKES/SKlXI1I2010 langgal 30 Desember 2010 tentang Standar Antropomelri Penilaian Status Gizi Anak)
4) Bagan Tatalaksana Gili Buruk (Buku I)
5) Petunjuk Tekms Tatalaksana Anak Gill Buruk (Buku II)
6) Pedoman Pelayanan Anak Gill Suruk 2. Persentase balita yang ditimbang berat badannya
Balita yang ditimbang berat badannya dilaporkan dalam dua ketompok umur yaitu 0·23 bulan dan 24-59 bulan. Dalam pelaporan dicantumkan jumlah Posyandu yang ada dan Posyandu yang menyampaikan hasil penimbangan pada bulan yang bersangkutan.
a. Definisi Operasional
1) Baduta adalah bayi dan anak umur 0-23 bulan 29 han
2) Balita adalah anak yang berumur di bawah 5 tahun (0-59 bulan 29 han)
[image:47.427.13.421.1.577.2]4) D baduta adalah Jumlah baduta yang ditimbang di seluruh
Posyandu yang melapor di suatu wilayah pada periode tertentu.
5) Persentase DIS baduta adalah proporsi baduta yang ditimbang
terhadap baduta yang berasal dari seluruh Posyandu yang melapor dl suatu wilayah pada periode terten tu x 100%.
6) S balita 24-59 bulan adalall jumlah anak umur 24- 59 bulan yang berasal dari seluruh Posyandu yang melapor di suatu wilayah pada periode tertentu.
7) D balita 24-59 bulan adalall jumlah anak umur 24- 59 bulan yang ditimbang di seluruh Posyandu yang melapor di suatu wilayah pada periode tertentu .
8) Persentase DIS balita 24-59 bulan adalah proporsi anak umur
24-59 bulan yang ditimbang terlladap anak umur 24-59 bulan
yang berasa l dari seluruh Posyandu yang melapor di suatu wilayah pada periode tertentu x 100%.
9) S Balita 0-59 bulan 29 hari adalah balita 0-59 bulan 29 hari yang berasal dari seluruh Posyandu yang melapor di suatu wilayah pada periode tertentu.
10) D Balita 0-59 bulan 29 han adalall balita 0-59 bulan 29 hari yang
ditimbang di seluruh Posyandu yang melapor di suatu wilayah pada periode tertentu.
11) Persentase DIS balita 0-59 bulan 29 han adalah proporsi balita
0-59 bulan 29 hari yang ditimbang terhadap balita 0-59 bulan 29
ha ri yang berasal dari seluruh Posyandu yang melapor di suatu wi layah pada periode tertentu x 100%.
b. Ukuran Indika tor
Kinerja penimbangan baduta dan balita yang ditimbang berat badannya dinilai baik bila persen tase DIS setiap bulannya sesuai target.
Rumus:
1) Persentase DIS Baduta
Jumlah Baduta dWmbang di suatu wilayah pada
% DIS Baduta = ⦅MZMMセZZMZMMZMM[MLー・セイゥッセ、・セエ・[[[Zイエ・Z[NZN[N[N[ョエ[[NNオ -:-_ _-:--_ 100%
Jumlah Baduta dan seluruh Posyandu yang melapor x
2) Persentase DIS Balita 24-59 Bulan 29 Han
DIS Balila Balila 2 ....59
bulan
"
Jumlah Balila 2....59 bulan 29 Harl ditJmbang di 5uaiu wllayah pada periode tertentu Jumlah BaUIa 2....59 bulan 29 Hart dari seluruh Posyandu yang melapor di suatu wi/ayah pada penode
x 100%
tertentu
3) Persenlase DIS Balila 0-59 Bulan 29 Han
Jumlah BaHia 1).59 bulan 29 han ditJmbang
DIS Balita
= __
セ⦅、セャセウオセ。セエオセキセゥャ。セセセィセーセ。セ、。セー・セョッ、セャセエ・セイエ・セョセエオセ ___1).59 bulan x 100'10
'10 29hari Jumiah Baltta 1).59 bulan 29 han dari sletJruh
Posyandu yang Melapor di 5uatu wllayah paela periode tertentu
c. Sumber Data
Sistem Informas! Posyandu (SIP) , register penlmbangan. Buku KIA! Kartu Menuju Sehat (KMS) bahta. laporan Puskesmas ke Dinkes Kabupaten/Kota
d. Frekuensi Pengamatan Setiap bulan
e. FrekuensiLaporan Setiap bulan f. Alat dan Bahan
Catalan:
• Oalam rangka evaluasi untu k modifikasi pencapai an program pada level provinsi dan kabupaten/kota, data S (jumlah balita) dapat menggunakan angka proyeksi yang telah ditetapkan olel1 Kementerian Kesehatan.
• Cakupan tahunan ad alah rata-rata cakupan per bulan pada tahun tertentu, yang dihitung dengan menjumlahkan dan merata-ratakan nilal 0 dan S dari bulan Januari sampai Oesember
• Surveilans gizi c1l1aksanakan di seluruh wil ayah ォ・セ。@ Puskesmas yang ada di
kabupaten/kota. Oihara pkan Posyand u yang mengirimkan laporan minimal 80% dan Posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas.
• Apabila Posyandu yang melapor dari tiap Puskesmas kurang dari 80% maka
petugas Oinkes Kabu patenlKota perlu meng unjungi wilayah kerja Puskesmas tersebut untuk melakukan verifikas i dan peng ambilan data lengkap.
• Hasil penimbangan ana" di Pendidikan Anak Usia Oini (PAUO) atau tempat penimbangan lainnya dlcatat dl Posyandu asal atau Posyandu dimana PAUO berada.
3. Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif
a. Defin is! Operasional
1) Sayi umur 0-6 bulan adalah se uruh bayi umur 0 bulan 1 hari sampai 5 bulan 29 hari
2) Bayi umur 6 bulan adalah seluruh bayi yang mencapai umur 5 bulan 29 hari
3) Bayi mendapat ASI Eksklusif 0-6 bulan adala h bayi 0-6 bulan yang diberi AS I saja tanpa makarlan atau cairan lain kecuali obat, vitamin dan mineral berdasarkan recall 24 jam.
4) Bayi mendapat ASI Eksklusif 6 bulan adalah bayi umu r 6 bulan yang diberi ASI saja ta npa makanan atau cairan lain kecuall obat, vi tamin dan mineral berdasarkan recall 24 jam. 5) Bayi umur 0-6 bulan yang ada di suatu wilayah adalah jumlah
selu ruh bayi umur 0 bulan 1 hari sampai 5 bulan 29 hari yang terca tat pad a register pencalatan pemberian ASI pada bayi umur 0-6 bulan di suatu wilayah pada periode tertentu.
6) Persentase bayi umur 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif
dalam register pencatatanlBuku KINKMS di sualu wllayah pada periode tertentu x 100%
7) Persentase bayl umur 6 bulan mendapat ASI Eksklusif adalah proporsi bayi mencapal umur 5 bulan 29 hari mendapal ASI Ekskluslf 6 bulan terhadap jumlah seluruh baYI mencapai umur 5 bulan 29 hari yang datang dan tercata! dalam register pencatatan/Buku KIAlKMS di sualu wilayah pada penode tertentu x 100%.
CATATAN:
• Data pemberian ASI Eksklusif dicatat dan KMS seluruh bayl uSia 0 bulan 1
han sampat 5 bulan 29 han pada Formullr Pencatatan Pemberian ASI
Eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan sebagalmana cantah pada Lamplran 10-13 sesual simbal berikut:
\ = bayi masih dlben ASI saja
X :::; baYI sudah diben makananlminuman lam selaln ASI kecuali abat. vitamin dan mineral
A = bayi tidak datang penlmbangan
• Pencatatan pada Buku KINKMS dllakukan sebap bulan
b. Ukuran Indikator
Kinel]a dinilai baik jika persentase bayi 06 bulan yang mendapat ASl ekskluslf sesual target.
Rumus:
Jumlah bayi oセ@ bulan mendapat AS) Eksklu$lf
b。ケャセbオャ。ョ@ dl suatu wflayah pada periode tertentu
% Mendapat ASI :::; x 100%
Jumlah bayi oセ@ bulan yang datang dan
Eksklusif
tercatat dalam regi ter penca13tanlKMS di suatu wflayah pada periode tertentu
Rumus:
Jumlah bayl mencapal umur 5 bulan 29 hari mendapat ASI Ekskluslf di suatu wilayah pada
Bayi 6 Bulan penode tertentu
% Mendapa\ ASI
=
x 100%Jumlah bayi mencapai 5 bulan 29 han yang Ekskluslf
c. Sumber Data
Buku KIAlKMS Balita, kohort bayi, Register Posyand u, Form ASI Eksklusif, Pencatatan dan pelapOfan RS/klinikJpraktek swasta
d. Data yang dikumpulkan
1) Jumlah bayi di bawah 6 bulan yang berada di suatu wilayah dan periode tertenlu
2) Jumlah bayi di bawah 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif e. Frekuensi PengamaLan
Setlap bulan bersamaan dengan penimbangan di Posyandu f. Frekuensi Laporan
Setiap enam bulan (Februari dan Agustus). Caku pan tahunan menggunakan penjumlahan bulan februari dan agustus.
g. AlaI dan Bahan 1) Buku KIAlKMS balita 2) Register bayi 3) Formulir pelaporan
Langkah-Langkah Perhitungan Cakupan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi 0 . 6 Bulan
A. Siapkan Kartu Menuju Sehat (KMS) ba lita dan hitung umur bayi pada saal penimbangan bulanan. Umur bayi dihitung berdasarkan bulan penuh artinya umur dihitung 1 bulan apabila telah genap 30 hari. Contoh:
1) Umur 25 hari
o
bulan2) Umur 1 bulan 29 hari 1 bulan 3) Umur 2 bulan 30 hari 3 bulan Cara penghilungan umur anak
1) Tulis tanggal lahir bayi, dalam format: tanggal-bu lan-tahun , mlsalnya: 5-4-2010
2) Tulis tanggal kunjungan, misaln ya : 19-9-2010
Contoh 1:
Tanggal kunjungan
19
09
2010Tanggallahir 05
04
201014 05
o
Jadi umur anak adalah 5 bulan 14 hari atau 5 bulan (menurut kaidah htlungan bulan penuh)
Contoh 2.
Tanggal kunjungan 05
04
2010
Tanggallahir
19
09
2009
-14 -5
Jadi umur anak adalah 1 tahun kurang 5 bulan kurang 14 hari atau 7 bulan kurang 14 hari atau 6 bulan (menurut kaidah Mungan bulan penuh)
8. Tanyakan ibu bayi apakah baYI sehari sebelumnya sudah diberikan makananfminuman lain kecuali obat, vitamin dan mineral. kemudian catat jawaban ibu ke dalam KMS bafita pada kolom Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif 0,1,2.3.4.5 bulan dengan memberikan tanda-tanda notasi atau simbol berikut:
= bayi masih diberi ASI saja
X = bay! sudah diberi makananlminuman lain selam ASI kecuali oba!, vitamin dan mineral
Gambar Contoh Catatan ASI Eksklusif Pada KMS
C. Pindahkan catalan inform asi ASI pada KMS sesuai dengan kode-kode atau simbol yang telah diisi ke dalam register bayi. Hal ini dilakukan setiap bulan pada saat bayi berkunjung ke Posyandu. Berdasarkan register bayi, pada kunjungan terakhir (Februari atau Agustus) hitung jum la h untuk masingmasing kodekode atau simbol sebagai berikut:
label Contoh Registrasi Pencatatan Pemberian ASI Ekskluslf Bayi Umur 0-6 Bulan di Posyandu Mawar
NamaAnak
-0 1
Umur Balli (Bulan
2 3 4 5
セ。 ョ@
"
A \ 1 X X Xセ@ ..J X X X X X
ClIhaya
セ。@
セ@
J
"
'i-"
"
A."
"
v
"
"
セ ュゥ@
-
-
-"
Jumlah bayi 0-5 bulan 29 hari ada 6 bayi dengan rincian: Jumlah = 3 bayi (Cahaya. Hera dan Bmi);
Jumlah X
=
2 baYI (Iwan dan Eko): Jumlah A = 1 baYI (Tltin)Jumlah bayi yang sudah berusia 5 bulan 29 hari ada 3 baYI dengan rinclan.
Jumlah = 1 bayi (Hera); Jumlah X = 2 baYI Iwan dan Eko)
D. Bidan di desa merekapltulasi jumlah masing-maslOg kode atau slmbol • X. dan A pada kunJungan terakhlr (Februan atau Agustus) di Posyandu ke dalam formulir rekapitulasi di desalkelurahan.
06 bulan 6 bulan
Posyandu
A A
x
2
a
Mawar 3 2
4-3 3
2
Melatl
セM
5 2-1- -
-Bougenvil 3
Kenanga 9
+
Anggrek 10
Jumlah 30
5 0 2
a
Catalan
Data bayi mencapal umur 5 bulan 29 han yang masih diberikan ASI saja pada bulan-bulan sebelum bulan Februan (Seplember-Februan) dan Agustus (Maret-AgusIUS) Juga dilaporkan jumlahnya dari register Posyandu/KMS Bahta.
Berdasarkan contoh dl atas maka persentase pemberian ASI Eksklusif 0-6 bulan di desa/kelurahan adalah:
Jumlah bayl 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusff Bayi 0-6 Bulan di suatu wilayah pada ー・イゥッ、ANA・イエ・ョエセ@ _
% Mendapat ASI
=
x 100%Jumlah bayi 0-6 bulan yang datang dan EkskJusif
= x 100%
30
x 100%
(30 + 15)
== 66,7%
Catatan :
Untuk menghitung cakupan pemberian ASI eksklusif sampai usia 5 bulan 29 hari , jumlah .J bayi yang sudah berusia 5 bulan 29 hari dibagi jumlah bayi yang sudah berusia 5 bulan 29 hari.
Berdasarkan contoh tabel di alas, maka persentase pemberian ASI
Eksklusif bayi yang sudah berusia 5 bulan 29 hari di desa/ke'lurahan
adalatl
x 100%
'>/ +X
18
x 100%
(18 +15)
=
54,4%Contoh Perhitungan di Wilayah Kerja Puskesmas Giri laya 1
Desa/Kelurahan
,
Xセ@
Gading Reja 30 15 I 7
Sumber Reja 15 4 4
Wana Reja 32 13 5
Bangun Reja
Taoggul Reja
Jumlah
,
28
25
130
-7
6
.-45
4
7 27
1
I
8erdasarkan contoh diatas, maka persentase pemberian ASI Eksklusif 0-6 bulan adalah
Jumlah bayl 0-6 bulan yang mendapat ASI ekskluslf dl suatu wilayah pada periode Bayl 0-6 Bulan
% Mendapat ASI
Ekskluslf
=
lertenluJumlah bayi 0-6 bulan yang datang dan x 100%
tercata! dalam register pencatatanlKMS dl suatu wilayah pada periode tertentu
x 100%
v +X
130
= - X 100%
(130 + 45)
co 74,3%
Contoh Perhitungan di Kabupaten/Kota
_.
Puskesmas
I
'.f X AGiri Laya 1 130 45 27
Pasir Hejo 129 53 14
Banjaran 132 36 15
Ciawi 2 126 10 14
Pangalengan 135
-52
37 26
-Jumlah 181 96
Berdasarkan contoh di alas , maka persentase pemberian ASI Eksklusif 0-6 bulan adalah :
Jumlah bayi 06 bulan yang mendapat ASI eksklusif di sualu wilayah pad a periode
Bay; 06 Bulan tertentu
% Mendapat ASI
=
x 100%Jumlah bay; 06 bu