• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA MOBIL HONDA JAZZ DI YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA MOBIL HONDA JAZZ DI YOGYAKARTA"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA

MOBIL HONDA JAZZ DI YOGYAKARTA

THE INFLUENCE OF EXPERIENTAL MARKETING AND CUSTOMER

SATISFACTION TOWARD THE CUSTOMER LOYALTY ON HONDA

JAZZ CAR IN YOGYAKARTA

Oleh :

Windyta Wahyu Utami 20120410377

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

i

THE INFLUENCE OF EXPERIENTAL MARKETING AND CUSTOMER

SATISFACTION TOWARD THE CUSTOMER LOYALTY ON HONDA

JAZZ CAR IN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh :

Windyta Wahyu Utami 20120410377

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(3)

ii

SKRIPSI

PENGARUH EXPERIENTAL MARKETING DAN KEPUASAN KONSUMEN

TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA PRODUK MOBIL

HONDA JAZZ DI YOGYAKARTA

Diajukan oleh:

Windyta Wahyu Utami 20120410377

Telah disetujui Dosen Pembimbing

Indah Fatmawati, Dr., M. Si Tanggal 6 Desember 2016

(4)

iii

HONDA JAZZ DI YOGYAKARTA

Diajukan oleh:

Windyta Wahyu Utami 20120410377

Skripsi ini Telah Dipertahankan dan Disahkan di Depan Dewan Penguji Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Tanggal 21 Desember 2016

Yang Terdiri dari

Indah Fatmawati, Dr., M. Si Ketua Tim Penguji

Sutrisno Wibowo, SE.,MM. Winarso Drs.,MM. Anggota Tim Penguji Anggota Tim Penguji

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(5)

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya,

Nama : Windyta Wahyu Utami

Nomor Mahasiswa : 20120410377

Menyatakan bahwa Skripsi ini dengan judul: “PENGARUH EXPERIENTAL

MARKETING DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS

KONSUMEN PADA PRODUK MOBIL HONDA JAZZ DI YOGYAKARTA”,

tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di

suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya

atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang

secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila

ternyata dalam Skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis

atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 6 Desember 2016

Windyta Wahyu Utami

(6)

v

itu berat, kecuali bagi orang-orang yang khusu’.

(Qs. Al Baqorah: 45)

“Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan

hanya kepada Tuhan mu lah hendaknya kamu berharap”.

(Qs. Alam Nasyrah: 6-8)

“Berangkat dengan penuh keyakinan, Berjalan dengan penuh keikhlasan, Istiqomah dalam menghadapi cobaan, Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, Karena

(7)

vi

PERSEMBAHAN

Sebuah persembahan untuk semua keluargaku tercinta……

Untuk almarhum papah yang selalu melihat windy dari sana, “ semoga beliau

mendapatkan kebagiaan di surga yang belum di wujudkan di dunia, semoga beliau

selalu di dalam kasih sayang Allah SWT”

Untuk hartaku, umi dan adik – adiku tercinta. Umi, terima kasih sudah

memberikan kesempatan untuk menimba ilmu sampai tinggi, terima kasih untuk

selalu berjuang untuk windy, terima kasih untuk doa, dukungan dan support yang

tiada henti. Dewa dan Dewi adik – adiku terima kasih telah motivasi ku untuk selalu

semangat dalam setiap langkahku.

Dan terima kasih untuk teman hidup selama merantau Chella, Digna, Yusi,

Vera, Eih, untuk dukunganya, sampai jumpa sukses nanti.

(8)

vii

Yogyakarta. Objek dalam penelitian ini adalah Mobil Honda Jazz di Yogyakarta. Subjek penelitian adalah konsumen Mobil Honda Jazz di Yogyakarta. Data penelitian diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada 100 orang konsumen Mobil Honda Jazz di Yogyakarta. Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda setelah sebelumnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner.

Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan experiential marketing

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen. Experiential marketing berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen.

Experiential marketing berpengaruh terhadap loyalitas konsumen melalui kepuasan konsumen.

(9)

viii

ABSTRACT

This research aims to analyze the influence of experiental marketing and customer satisfaction toward the customer loyalty on Honda Jazz car in Yogyakarta. The object of the research was Honda jazz car in Yogyakarta. The subject was the customers of Honda Jazz car in Yogyakarta. The data of the research were gotten by distributing the questionnaires to 100 customer of Honda Jazz car in Yogyakarta. The data analysis done by using the multiple linear regression after the validity test and reability questionnaire.

The result of research showed that the experiental marketing had positive and significant influence toward the customer satisfactory. The experiential markeing had positive and significant influence toward customer loyalty. The experiential marketing influenced the customer loyalty though the customer satisfaction.

(10)

ix

Penyayang. Sholawat dan salam senantiasa kami panjatkan kepada jujungan Nabi

Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta mereka yang mengemban sunnah-Nya

sampai akhir zaman.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

ramhat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Experiental Marketing dan Kepuasan Konsumen terhadap

Loyalitas Konsumen pada Produk Mobil Honda Jazz di Yogyakarta”.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat bantuan, dukungan dan

dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan ketulusan dan kerendahan hati

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Indah fatmawati, Dr. M. Si., selaku Dosen Pembimbing yang dengan penuh

kesabaran telah memberikan masukan dan bimbingan selama proses penyelesaian

karya tulis.

2. Ibu Retno Widowati, P.A., SE, M.Si. Ph.D., selaku Ketua Jurusan Manajemen

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Bapak Nano Prawoto, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

4. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan

(11)

x

Sebagai kata akhir, tiada gading yang tak retak, penulis menyadari masih

banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik, saran dan

pengembangan penelitian selanjutnya sangat diharapkan untuk kedalaman karya tulis

dengan topik ini.

Yogyakarta, 6 Desember 2016

Windyta Wahyu Utami

(12)

xi

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

INTISARI ... vi

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 7

1. Experiential Marketing ... 7

2. Kepuasan Pelanggan/Konsumen ... 16

(13)

xii

B. Penelitian Terdahulu ... 22

C. Penurunan Hipotesis ... 25

D. Model Penelitian ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian ... 29

B. Teknik Pengambilan Sampel ... 29

C. Jenis Data ... 29

D. Teknik Pengumpulan Data ... 29

E. Definisi Operasional Variabel ... 30

F. Indikator Variabel Penelitian ... 34

G. Uji Kualitas Instrumen ... 35

H. Uji Hipotesis dan Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Atau Subjek... 39

B. Uji Kualitas Instrumen ... 41

C. Uji Reabilitas ... 43

D. Profil Responden ... 44

E. Uji Hipotesis dan Analisis Data ... 45

F. Pembahasan ... 48

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN A. Simpulan ... 52

B. Keterbatasan... 52

C. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA

(14)

xiii

Tabel 3.1. Indikator Variabel Penelitian ... 34

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas Variabel Experiential Marketing ... 42

Tabel 4.2. Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Konsumen ... 42

Tabel 4.3. Hasil Uji Validitas Variabel Loyalitas Konsumen ... 43

Tabel 4.4. Hasil Uji Reliabilitas ... 43

Tabel 4.5. Deskripsi Profil Responden ... 44

Tabel 4.6. Ringkasan Hasil Uji Regresi Pengaruh Experiential Marketing terhadap Kepuasan Konsumen ... 45

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

(16)

xv Lampiran 1 : Kuisioner Penelitian

Lampiran 2 : Data Hasil Penelitian

Lampiran 3 : Uji Validitas dan Uji Reabilitas

(17)
(18)

research was Honda jazz car in Yogyakarta. The subject was the customers of Honda Jazz car in Yogyakarta. The data of the research were gotten by distributing the questionnaires to 100 customer of Honda Jazz car in Yogyakarta. The data analysis done by using the multiple linear regression after the validity test and reability questionnaire.

The result of research showed that the experiental marketing had positive and significant influence toward the customer satisfactory. The experiential markeing had positive and significant influence toward customer loyalty. The experiential marketing influenced the customer loyalty though the customer satisfaction.

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era persaingan yang semakin ketat, perusahaan harus menyusun

strategi dan taktik bisnis baru, kreatif dan juga inovatif dalam memenangkan

persaingan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler dan Keller (2012), yang

menjelaskan bahwa dalam meningkatkan daya saing, memenangkan persaingan

dengan cara menampilkan produk terbaik yang dapat memenuhi selera

konsumen. Faktor penting kesuksesan penjualan suatu produk tidak lepas dari

keberhasilan perusahaan dalam menciptakan persepsi positif di benak para

konsumen, maka dari itu perlunya menyampaikan atau mengkomunikasikan

suatu produk dengan menyentuh sisi emosional calon konsumen.

Mengacu pada kondisi saat ini maka digunakanlah suatu bentuk

pemasaran yang mencoba menganalisis konsumen dengan menggunakan

model-model psikologis dalam menganalisis perilaku konsumen yaitu

experiential marketing. Experiential marketing mencoba menggeser

pendekatan pemasaran tradisional yang hanya bertumpu pada feature dan

benefit. Pada experiential marketing, perusahaan tidak hanya berorientasi pada

feature dan benefit tetapi juga mengutamakan emosi pelanggan dengan

memberikan fasilitas-fasilitas yang bisa memberikan pengalaman bagi

pelanggan sehingga tercapai memorable experience yang membuat pelanggan

(20)

untuk menikmati pengalaman baru menggunakan fasilitas lain yang ditawarkan

perusahaan.

Experiential marketing didesain untuk bisa menciptakan pengalaman

layanan yang tidak terlupakan. Setelah tercipta pengalaman yang tidak

terlupakan bagi pelanggan, maka manajemen bisa mengharapkan tingginya

loyalitas pelanggan.

Experiential Marketing dapat sangat berguna untuk sebuah perusahaan

yang ingin meningkatkan merek yang berada pada tahap penurunan,

membedakan produk mereka dari produk pesaing, menciptakan sebuah image

dan identitas untuk sebuah perusahaan, meningkatkan inovasi dan membujuk

pelanggan untuk mencoba dan membeli produk. Hal yang terpenting adalah

menciptakan pelanggan yang loyal.

Untuk menciptakan kesan yang baik di benak konsumen maka setiap

perusahaan akan berusaha untuk dapat menonjolkan keunggulan dan manfaat

yang dapat diberikan dari produknya. Sehingga diharapkan dapat

mempengaruhi persepsi konsumen melalui apa yang mereka rasakan, yang

dapat membuat produk mereka lebih ungul dibanding pesaing sehingga

menimbulkan emotional relationship antara produk dengan konsumen dan

dengan produk yang dipersepsikan memiliki kualitas yang mempengaruhi

keputusan pembelian yang berlanjut kepada loyalitas pelanggan.

Perkembangan industry otomotif di Indonesia sangat pesat. Fenomena

tersebut dapat dilihat dari banyaknya perusahaan-perusahaan otomotif yang

(21)

3

terbesar di dunia yaitu Honda Motor Company Ltd, perusahaan yang didirikan

oleh Soichiro Honda pada tahun 1984 yang banyak meluncurkan berbagai

produknya hingga sekarang baik di seluruh dunia maupun di Indonesia. Hingga

saat ini di Indonesia telah banyak sekali pengguna produk Honda baik sepeda

motor maupun kendaraan roda empat.

Pada tahun 2015 Honda Jazz yang berada di segmen hatchback,

mencatat penjualan sebesar 1.689 unit dengan total penjualan sebesar 12.637

unit dan pembagian pangsa pasar sebanyak 39% di kelasnya. Dari banyaknya

konsumen Honda Jazz di Indonesia maka terdapat suatu komunitas mobil

Honda Jazz yang aktif sebagai organisasi otomotif di Indonesia yang bernama

HondaJazzKom. HondaJazzKom merupakan wadah bagi semua pengguna dan

pecinta mobil Honda Jazz baik yang versi lama sampai yang versi terbaru dari

berbagai penjuru Indonesia dan tidak menutup kemungkinan dari luar negeri.

Komunitas ini merupakan tempat yang tepat untuk saling berbagi informasi

apapun dari jual beli mobil Honda Jazz, jual beli aksesoris mobil Honda Jazz,

dan berbagi foto-foto terbaru dari kerabat #JazzMania dan sangat terbuka untuk

siapa saja.

Komunitas mobil Honda Jazz sangat berpengaruh bagi penjualan mobil

Honda Jazz, melalui pemasaran yang dilakukan komunitas tersebut. Perusahaan

Honda Company Ltd dapat membuat event yang mengikutsertakan komunitas

mobil Honda Jazz sebagai ajang promosi, seperti touring Mobil Honda Jazz

dan juga meet and greet pengguna mobil Honda Jazz serta dapat melakukan

(22)

Berdasarkan fenomena di atas maka dapat dimungkinkan adanya

pembentukan experiental marketing dan keputusan pembelian terhadap

loyalitas konsumen. Konsumen Honda Jazz memiliki pengalaman dalam

membeli produk Honda Jazz dengan sales-sales mobil Honda Jazz yang ada di

Yogyakarta. Setelah tercipta pengalaman yang tidak terlupakan bagi pelanggan,

maka manajemen bisa mengharapkan tingginya loyalitas pelanggan.

Pengalaman positif yang didapatkan pelanggan akan membangun loyalitas

pelanggan. Pengalaman yang diperoleh pelanggan ketika berinteraksi dengan

layanan perusahaan menjadi pertimbangan bagi pelanggan untuk tetap

memprioritaskan layanan perusahaan dibandingkan dengan layanan perusahaan

lainnya. Keberhasilan menciptakan loyalitas pelanggan akan mampu

mempertahankan perusahaan diantara pesaing yang ada.

Experiential marketing mendorong kepuasan pelanggan melalui

nilai-nilai emosional dan fungsional. Pengalaman produk yang berkesan dan

memberikan kepuasan kepada pelanggan sehingga pelanggan akan merasa puas

dan kemudian loyal. Sebelum pelanggan dapat loyal, pelanggan terlebih dahulu

mendapatkan rasa kepuasan yang sesuai dengan keinginannya bahkan lebih

Diangkat dari latar belakang masalah di atas maka peneliti bermaksud

melakukan penelitian pada produk Honda Jazz dengan mengambil judul

Pengaruh Experiental Marketing dan Kepuasan Konsumen terhadap Loyalitas

Konsumen pada Produk Mobil Honda Jazz di Yogyakarta. Penelitian ini

merupakan modifikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

(23)

5

terhadap Loyalitas Konsumen dengan Variabel Customer Experience sebagai

Variabel Perantara dengan merubahan variabel mediasi customer experience

dengan kepuasan konsumen.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang baru saja diuraikan, maka diperoleh rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Apakah experiential marketing berpengaruh terhadap kepuasan konsumen

pada Mobil Honda Jazz di Yogyakarta?

2. Apakah experiential marketing berpengaruh terhadap loyalitas konsumen

pada Mobil Honda Jazz di Yogyakarta?

3. Apakah kepuasan konsumen berpengaruh terhadap loyalitas konsumen

pada Mobil Honda Jazz di Yogyakarta?

4. Apakah kepuasan konsumen memediasi pengaruh experiential marketing

terhadap loyalitas konsumen konsumen pada Mobil Honda Jazz di

Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya dan

rumusan masalah maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh experiential marketing terhadap kepuasan

(24)

2. Untuk menganalisis experiential marketing terhadap loyalitas konsumen

pada Mobil Honda Jazz di Yogyakarta.

3. Untuk menganalisis kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen pada

Mobil Honda Jazz di Yogyakarta.

4. Untuk menganalisis kepuasan konsumen memediasi pengaruh experiential

marketing terhadap loyalitas konsumen pada Mobil Honda Jazz di

(25)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Experiential Marketing

Experiential marketing merupakan sebuah pendekatan dalam

pemasaran yang sebenarnya telah dilakukan sejak jaman dulu hingga

sekarang oleh para pemasar. Pendekatan ini dinilai sangat efektif karena

sejalan dengan perkembangan jaman dan teknologi, para pemasar lebih

menekankan diferensiasi produk untuk membedakan produknya dengan

produk kompetitor. Dengan adanya experiential marketing, pelanggan akan

mampu membedakan produk dan jasa yang satu dengan lainnya karena

mereka dapat merasakan dan memperoleh pengalaman secara langsung

melalui lima pendekatan (sense, feel, think, act, relate), baik sebelum

maupun ketika mereka mengkonsumsi sebuah produk atau jasa

Experiential marketing merujuk pada pengalaman nyata pelanggan

terhadap brand/product/service untuk meningkatkan penjualan/sales dan

brand image/awareness. Experiential marketing adalah lebih dari sekedar

memberikan informasi dan peluang pada pelanggan untuk memperoleh

pengalaman atas keuntungan yang didapat dari produk atau jasa itu sendiri

tetapi juga membangkitkan emosi dan perasaan yang berdampak terhadap

(26)

Pengertian experiential marketing menurut Schmitt (1999) dalam

Andreani (2007) adalah suatu usaha yang digunakan oleh perusahaan atau

pemasar untuk mengemas produk sehingga mampu menawarkan

pengalaman emosi hingga menyentuh hati dan perasaan konsumen.

Kartajaya (2004) mengatakan bahwa di dunia yang lebih emosional

dan interaktif produk dan jasa harus memberikan suatu pengalaman

(product and service shouled be an experience), seperti:

a. Pengalaman fisikal

Pengalaman yang diperoleh dari interaksi fisik manusia dengan

lingkungan sekitar yang dapat merangsang seluruh panca indera manusia.

Seperti menghabiskan malam panjang di Hard Rock Cafe, seluruh panca

indera akan dibuai oleh atmosfer kejayaan musik rock tahun 1970-an,

foto-foto dan alat musik bintang rock legendaris.

b. Pengalaman emosional

Pengalaman yang timbul karena adanya interaksi yang membangkitkan

emosi, baik emosi yang meningkatkan prestige maupun emosi yang

memperlihatkan identitas dan ekspresi manusia. Misalnya para wanita,

membaca Cosmopolitan adalah identitas dan ekspresi sebagai wanita

modern, independent dan tak tunduk pada determinasi laki laki,

Confident dan menjadi diri sendiri, berani dan sebagainya.

c. Pengalaman intelektual

Pengalaman karena adanya kemampuan untuk menggali potensi dan

(27)

9

d. Pengalaman spiritual

Pengalaman yang diperoleh manusia melalui sisi religius manusia, seperti

mengikuti ceramah dan pengajian sehingga memperoleh kedamaian

dunia dan akherat.

Pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi barang dan jasa erat

kaitanya dengan konsep experiential marketing. experiential marketing

dapat sangat berguna untuk sebuah perusahaan yang ingin meningkatkan

merek yang berada pada tahap penurunan, membedakan produk mereka dari

produk pesaing, menciptakan sebuah citra dan identitas untuk sebuah

perusahaan, meningkatkan inovasi dan membujuk pelanggan untuk

mencoba dan membeli produk.

Hal yang terpenting adalah menciptakan pelanggan yang loyal,

pelanggan mencari perusahaan dan merek–merek tertentu untuk dijadikan

bagian dari hidup mereka. Pelanggan juga ingin perusahaan-perusahaan dan

merek-merek tersebut dapat berhubungan dengan hidup mereka, mengerti

mereka, menyesuaikan dengan kebutuhan mereka dan membuat hidup

mereka lebih terpenuhi. Dalam era informasi, teknologi, perubahan dan

pilihan, setiap perusahaan perlu lebih selaras dengan para pelanggan dan

pengalaman yang diberikan produk atau jasa mereka (Rini, 2009). Tahap

awal dari sebuah experiential marketing yaitu terfokus pada tiga kunci

(28)

a. Pengalaman pelanggan

Pengalaman pelanggan melibatkan panca indera, hati, pikiran yang dapat

menempatkan pembelian produk atau jasa di antara konteks yang lebih

besar dalam kehidupan.

b. Pola konsumsi

Analisis pola konsumsi dapat menimbulkan hubungan untuk

menciptakan sinergi yang lebih besar. Produk dan jasa tidak lagi

dievaluasi secara terpisah, tetapi dapat dievaluasi sebagai bagian dari

keseluruhan pola penggunaan yang sesuai dengan kehidupan konsumen.

Hal yang terpenting, pengalaman setelah pembelian diukur melalui

kepuasan dan loyalitas.

c. Keputusan rasional dan emosional

Pengalaman dalam hidup sering digunakan untuk memenuhi fantasi,

perasaan dan kesenangan. Banyak keputusan dibuat dengan menuruti

kata hati dan tidak rasional. experiential marketing bertujuan membuat

pelanggan merasa senang dengan keputusan pembelian yang telah dibuat.

Dari definisi-definisi tersebut dapat dikatakan experiential marketing

merujuk pada pengalaman nyata pelanggan terhadap brand/product/service

untuk meningkatkan penjualan dan brand image/awareness. experiential

marketing adalah lebih dari sekedar memberikan informasi dan peluang

pada pelanggan untuk memperoleh pengalaman atas keuntungan yang

didapat dari produk atau jasa itu sendiri tetapi juga membangkitkan emosi

(29)

11

Experiential marketing dapat dimanfaatkan secara efektif apabila

diterapkan pada beberapa situasi tertentu. Schmitt (1999) dalam Andreani

(2007) berpendapat ada beberapa manfaat yang dapat diterima dan

dirasakan apabila badan usaha menerapkan experiential marketing. Manfaat

tersebut yaitu untuk membangkitkan kembali merek yang sudah merosot,

untuk menciptakan dan membuat perbedaan dengan produk pesaing, untuk

menciptakan citra dan identitas perusahaan,untuk mempromosikan inovasi,

untuk membujuk percobaan, pembelian, dan yang paling penting adalah

konsumsi loyal.

Menurut Nigam (2012) dalam Setiawan dan Michelle (2015),

experiential marketing meliputi lima dimensi sebagai berikut:

a. Sense

Sense berkaitan dengan gaya (styles) dan simbol-simbol verbal dan

visual yang mampu menciptakan keutuhan sebuah kesan (Andreani,

2007). Untuk menciptakan kesan yang kuat, baik melalui iklan,

packaging ataupun website, seorang pemasar perlu memilih warna yang

tepat sejalan dengan company profile. Pilihan warna ini harus menarik

untuk membangkitkan perhatian pelanggannya. Sedangkan Rini (2009)

berpendapat sense adalah aspek-aspek yang berwujud dan dapat

dirasakan dari suatu produk yang dapat ditangkap oleh kelima indera

manusia, meliputi pandangan, suara, bau, rasa, dan sentuhan. Sense bagi

konsumen, berfungsi untuk mendiferensiasikan suatu produk dari produk

(30)

membentuk value pada produk atau jasa dalam benak pembeli. Indera

manusia dapat digunakan selama fase pengalaman (prapembelian,

pembelian dan sesudah pembelian) dalam mengkonsumsi sebuah produk

atau jasa. Perusahaan biasanya menerapkan unsur sense dengan menarik

perhatian pelanggan melalui hal-hal yang mencolok, dinamis, dan

meninggalkan kesan yang kuat.

b. Feel

Feel atau perasaan sangatlah berbeda dengan kesan sensorik karena

hal ini berkaitan dengan suasana hati dan emosi jiwa seseorang. Ini

bukan sekedar menyangkut keindahan, tetapi suasana hati dan emosi jiwa

yang mampu membangkitkan kebahagiaan atau bahkan kesedihan

(Andreani, 2007). Rini (2009) menyatakan bahwa perasaan berhubungan

dengan perasaan yang paling dalam dan emosi pelanggan. Iklan yang

bersifat feel good biasanya digunakan untuk membuat hubungan dengan

pelanggan, menghubungkan pengalaman emosional mereka dengan

produk atau jasa, dan menantang pelanggan untuk bereaksi terhadap

pesan feel campaign sering digunakan untuk membangun emosi

pelanggan secara perlahan. Ketika pelanggan merasa senang terhadap

produk yang ditawarkan perusahaan, pelanggan akan menyukai produk

dan perusahaan. Sebaliknya, ketika pelanggan merasa tidak senang

terhadap produk yang ditawarkan perusahaan, maka konsumen akan

meninggalkan produk tersebut dan beralih kepada produk lain. Jika

(31)

13

konsisten bagi pelanggan, maka perusahaan dapat menciptakan loyalitas

merek yang kuat dan bertahan lama.

c. Think

Andreani (2007) berpendapat bahwa “dengan berpikir (think) dapat

merangsang kemampuan intelektual dan kreativitas seseorang”.

Sedangkan menurut Rini (2009) melalui aspek think perusahaan berusaha

untuk menantang konsumen, dengan cara memberikan problem-solving

experiences, dan mendorong pelanggan untuk berinteraksi secara kognitif

atau secara kreatif dengan perusahaan atau produk. Iklan pikiran

biasanya lebih bersifat tradisional, menggunakan lebih banyak informasi

tekstual, dan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang tak terjawabkan,

cara yang baik untuk membuat think campaign berhasil adalah:

1) Menciptakan sebuah kejutan yang dihadirkan baik dalam bentuk

visual, verbal ataupun konseptual.

2) Berusaha untuk memikat pelanggan.

3) Memberikan sedikit provokasi

d. Act

Act atau tindakan yang berhubungan dengan keseluruhan individu

(pikiran dan tubuh) untuk meningkatkan hidup dan gaya hidupnya.

Pesan-pesan yang memotivasi, menginspirasi dan bersifat spontan dapat

menyebabkan pelanggan untuk berbuat hal-hal dengan cara yang

berbeda, mencoba dengan cara yang baru merubah hidup mereka lebih

baik (Rini, 2009). Hal ini juga disampaikan Andreani (2007) bahwa act

(32)

berhubungan dengan bagaimana membuat orang berbuat sesuatu dan

mengekspresikan gaya hidupnya. Riset pasar menunjukkan banyak orang

membeli Volkswagen Beetle sebagai mobil kedua setelah BMW atau

Lexus. Mereka mempunyai gaya hidup tertentu, mereka ingin

mengendarai mobil yang lebih enak untuk dikendarai daripada mobil

pertama mereka yang lebih profesional. Jadi act di sini meliputi perilaku

yang nyata atau gaya hidup yang lebih luas. Ada berbagai cara untuk

mengkomunikasikan act. Dalam Web pemasar dapat menggunakan flash

animations di TV dengan iklan pendek. Sedangkan di lingkungan sosial

dapat dilakukan dengan gambar hidup yang dapat bergerak dengan cepat.

Media cetak bukanlah pilihan yang baik untuk ini. Pemilihan sarananya

harus hati-hati dan tepat sehingga dapat membangkitkan pengalaman

yang diinginkan.

e. Relate

Andreani (2007) berpendapat bahwa relate berkaitan dengan

budaya seseorang dan kelompok referensinya yang dapat menciptakan

identitas sosial. Seorang pemasar harus mampu menciptakan identitas

sosial (generasi, kebangsaan, etnis) bagi pelanggannya dengan produk

atau jasa yang ditawarkan. Pemasar dapat menggunakan simbol budaya

dalam kampanye iklan dan desain web yang mampu mengidentifikasikan

kelompok pelanggan tertentu. Relate menghubungkan pelanggan secara

individu dengan masyarakat, atau budaya. Relate menjadi daya tarik

(33)

self-15

improvement, status socio-economic, dan image. Relate campaign

menunjukkan sekelompok orang yang merupakan target pelanggan

dimana seorang pelanggan dapat berinteraksi, berhubungan, dan berbagi

kesenangan yang sama (Rini, 2009).

Kelima tipe dari experience ini disampaikan kepada konsumen

melalui experience provider. Agen–agen yang bisa menghantarkan

experience ini adalah Rini (2009):

a. Komunikasi meliputi iklan, komunikasi perusahaan baik internal maupun

eksternal, dan public relation.

b. Identitas dan tanda baik visual maupun verbal, meliputi nama, logo,

warna, dan lain-lain.

c. Tampilan produk, baik desain, kemasan, maupun penampakan.

d. Co-branding, meliputi even–even pemasaran, sponsorship, aliansi dan

rekanan kerja, lisensi, penempatan produk dalam film, dan sebagainya.

e. Lingkungan spatial, termasuk desain kantor, baik interior maupun

eksterior, outlet penjualan, ekshibisi penjualan, dan lain-lain.

f. Web sites

g. Orang, meliputi penjual, representasi perusahaan, customer service dan

(34)

2. Kepuasan Pelanggan/Konsumen

Dewasa ini perhatian terhadap kepuasan maupun ketidakpuasan

pelanggan telah semakin besar karena pada dasarnya tujuan dari suatu

perusahaan adalah untuk menciptakan rasa puas pada pelanggan. Semakin

tinggi tingkat kepuasan pelanggan, maka akan mendatangkan keuntungan

yang semakin besar bagi perusahaan, karena pelanggan akan melakukan

pembelian ulang terhadap produk perusahaan. Namun, apabila tingkat

kepuasan yang dirasakan pelanggan kecil, maka terdapat kemungkinan

bahwa pelanggan tersebut akan pindah ke produk pesaing.

Kepuasan pelanggan adalah tingkat dimana persepsi kualitas sebuah

produk sesuai dengan harapan pelanggan. Jika kualitas produk dibawah

harapan pelanggan maka konsumen tidak puas. Jika kualitas produk sesuai

dengan harapan pelanggan maka pelanggan puas. Jika kualitas produk

melebihi harapan maka pelanggan sangat puas (Kotler dan Amstrong,

2012). Sedangkan Lupiyoadi (2006), menyatakan kepuasan atau

ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi

kesesuaian atau ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dirasakan antara

harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah

pemakaiannya. Tjiptono (2008), menyatakan bahwa kepuasan pelanggan

merupakan evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih

sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan

(35)

17

Kepuasan pelanggan terhadap suatu produk ataupun jasa,

sebenarnya sesuatu yang sulit untuk didapat jika perusahaan jasa atau

industri tersebut tidak benar-benar mengerti apa yang diharapkan oleh

konsumen. Untuk produk atau layanan dengan kualitas yang sama, dapat

memberikan tingkat kepuasan yang berbeda-beda bagi konsumen yang

berbeda. Oleh karena itu, suatu perusahaan harus selalu memperhatikan

kualitas produk maupun pelayanan yang diberikan kepada konsumen.

Kepuasan pelanggan merupakan respons pelanggan terhadap

ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual

yang dirasakannya setelah pemakaian (Rangkuti, 2006). Kepuasan

pelanggan dipengaruhi oleh persepsi kualitas jasa, kualitas produk, harga

dan faktor-faktor yang bersifat pribadi serta yang bersifat situasi sesaat.

Dari berbagai pendapat yang dilontarkan para ahli bisa disimpulkan

definisi kepuasan pelanggan adalah respon dari perilaku yang ditunjukkan

oleh pelanggan dengan membandingkan antara kinerja atau hasil yang

dirasakan dengan harapan. Apabila hasil yang dirasakan dibawah harapan,

maka pelanggan akan kecewa, kurang puas bahkan tidak puas, namun

sebaliknya bila sesuai dengan harapan, pelanggan akan puas dan bila

kinerja melebihi harapan, pelanggan akan sangat puas.

Menurut Kotler dan Amstrong (2012), ada empat metode yang

(36)

a. Sistem keluhan dan saran

Perusahaan yang memberikan kesempatan penuh bagi pelanggannya

untuk menyampaikan pendapat atau bahkan keluhan merupakan

perusahaan yang berorientasi pada konsumen (costumer oriented).

b. Survei kepuasan pelanggan

Sesekali perusahaan perlu melakukan survei kepuasan pelanggan

terhadap kualitas jasa atau produk perusahaan tersebut. Survei ini

dapat dilakukan dengan penyebaran kuesioner oleh karyawan

perusahaan kepada para pelanggan. Melalui survei tersebut, perusahaan

dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan produk atau jasa

perusahaan tersebut, sehingga perusahaan dapat melakukan perbaikan

pada hal yang dianggap kurang oleh pelanggan.

c. Ghost Shopping

Metode ini dilaksanakan dengan mempekerjakan beberapa orang

perusahaan (ghost shopper) untuk bersikap sebagai pelanggan di

perusahaan pesaing dengan tujuan para ghost shopper tersebut dapat

mengetahui kualitas pelayanan perusahaan pesaing sehingga dapat

dijadikan sebagai koreksi terhadap kualitas pelayanan perusahaan itu

sendiri.

d. Analisa pelanggan yang hilang

Metode ini dilakukan perusahaan dengan cara menghubungi kembali

pelanggannya yang telah lama tidak berkunjung atau melakukan

(37)

19

perusahaan pesaing. Selain itu, perusahaan dapat menanyakan

sebab-sebab berpindahnya pelanggan ke perusahaan pesaing.

Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa

manfaat, diantaranya adalah hubungan antara perusahaan dan pelanggan

jadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan

terciptanya loyalitas pelanggan dan membentuk suatu rekomendasi dari

mulut ke mulut yang menguntungkan bagi perusahaan, reputasi

perusahaan menjadi baik dimata pelanggan, dan laba yang diperoleh

menjadi meningkat.

3. Loyalitas Pelanggan/Konsumen

Loyalitas atau kesetiaan didefinisikan sebagai komitmen yang

dipegang kuat untuk membeli atau berlangganan lagi produk atau jasa

tertentu di masa depan meskipun ada pengaruh situasi dan usaha pemasaran

yang berpotensi menyebabkan perubahan perilaku (Kotler dan Keller,

2012). Loyalitas sebagai kondisi dimana pelanggan mempunyai sikap positif

terhadap suatu merek, mempunyai komitmen pada merek tersebut dan

bermaksud meneruskan pembeliannya di masa mendatang (Mowen dan

Minor, 2002). Loyalitas pelanggan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu

loyalitas merek (brand loyalty) dan loyalitas toko (store loyalty). Loyalitas

merek adalah sikap menyenangi terhadap suatu merek yang

direpresentasikan dalam pembelian yang konsisten terhadap merek itu

(38)

konsisten tetapi perilaku konsistennya adalah dalam mengunjungi toko

dimana di temapt tersebut pelanggan bisa memebeli merek yang diinginkan

(Sutisna, 2006).

Pelanggan yang dianggap loyal akan berlangganan atau melakukan

pembelian ulang selama jangka waktu tertentu. Pelanggan yang loyal sangat

berarti bagi badan usaha karena biaya untuk mendapatkan pelanggan baru

lebih mahal daripada memelihara pelanggan lama (Peter dan Olson, 2006).

Loyalitas dapat diukur berdasarkan :

a. Urutan pilihan (choice sequence)

Metode urutan pilihan atau disebut juga pola pembelian ulang ini banyak

dipakai dalam penelitian dengan menggunakan panel-panel agenda

harian pelanggan lainnya, dan lebih terkini lagi, data scanner

supermarket.

b. Proporsi pembelian (proportion of purchase)

Berbeda dengan runtutan pilihan, cara ini menguji proporsi pembelian

total dalam sebuah kelompok produk tertentu. Data yang dianalisis

berasal dari panel pelanggan.

c. Preferensi (preference)

Cara ini mengukur loyalitas dengan menggunakan komitmen psikologis

atau pernyataan preferensi.Dalam hal ini, loyalitas dianggap sebagai

“sikap yang positif” terhadap suatu produk tertentu, sering digambarkan

(39)

21

d. Komitmen (commitment)

Komitmen lebih terfokus pada komponen emosional atau perasaan.

Komitmen terjadi dari keterkaitan pembelian yang merupakan akibat dari

keterlibatan ego dengan kategori merek . Keterlibatan ego tersebut terjadi

ketika sebuah produk sangat berkaitan dengan nilai-nilai penting,

keperluan, dan konsep diri pelanggan (Mardalis, 2005).

Indikator dari loyalitas pelanggan adalah :

a. Repeat Purchase yaitu kesetiaan terhadap pembelian produk

b. Retention yaitu ketahanan terhadap pengaruh yang negatif mengenai

perusahaan

c. Referalls yaitu mereferensikan secara total esistensi perusahaan (Kotler

dan Keller, 2012).

Ada beberapa keuntungan yang diproleh perusahaan apabila

mempunyai pelanggan yang loyal :

a. Mengurangi biaya pemasaran

b. Mengurangi biaya transaksi

c. Mengurangi biaya turn over pelanggan

d. Meningkatkan penjualan silang yang akan memperbesar pangsa pasar

perusahaan.

e. Word of mouth yang lebih positif dengan asumsi bahwa pelanggan yang

loyal juga berarti mereka yang merasa puas

(40)

Ada beberapa fakta penting sehubungan dengan loyalitas pelanggan

bagi perusahaan (Kotler dan Keller, 2012):

a. Mendapatkan pelanggan baru biayanya bisa mencapai lima kali lipat

lebih besar daripada biaya yang tercakup dalam memuaskan dan

mempertahankan pelanggan. Diperlukan banyak usaha untuk membujuk

pelanggan yang puas untuk beralih ke pemasok mereka yang sekarang.

b. Rata-rata perusahaan kehilangan 10% dari pelanggannya setiap tahun.

c. Pengurangan 5% dari tingkat kehilangan pelanggan dapat meningkatkan

laba sebesar 25% sampai 85%, tergantung pada industrinya.

d. Tingkat laba pelanggan cenderung meningkat selama hidup pelanggan

yang tetap bertahan itu.

Terdapat 2 cara dalam memperkuat retensi pelanggan. Pertama

dengan mendirikan rintangan beralih yang tinggi. Pelanggan lebih enggan

beralih ke perusahaan lainnya jika melibatkan biaya modal yang tinggi,

biaya pencarian yang tinggi, kehilangan potongan harga dan sebagainya.

Kedua dengan memberikan kepuasan yang tinggi kepada pelanggan. Hal ini

mempersulit pesaing untuk meruntuhkan rintangan beralih dengan hanya

menawarkan harga yang lebih rendah atau perangsang lain untuk beralih

(Kotler dan Keller, 2012).

B.Penelitian Terdahulu

Peneliti menggunakan beberapa penelitian terdahulu sebagai dasar dan

(41)

23

tentang Pengaruh Experiential Marketing dan Kepuasan Pelanggan Terhadap

Loyalitas Pelanggan (Studi Kasus pada Rumah Makan Pring Asri Bumiayu).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa experiential marketing dan kepuasan

konsumen secara parsial berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan Rumah

Makan Pring Asri.

Penelitian Satria (2009) dengan judul “Analisis Pengaruh Struktur dan

Format Iklan Rokok Djarum Terhadap Keputusan Pembelian, Kepuasan serta

Loyalitas Pelanggan (Studi Kasus pada Anggota Club Motor di Jember)”. Hasil

penelitian ini membuktikan bahwa isi iklan berpengaruh langsung positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian, struktur iklan berpengaruh langsung

positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, format iklan berpengaruh

langsung positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Isi iklan tidak

berpengaruh langsung positif dan signifikan terhadap kepuasan dan loyalitas

konsumen, struktur iklan berpengaruh langsung positif dan signifikan terhadap

kepuasan dan loyalitas konsumen, format iklan berpengaruh langsung positif

dan signifikan terhadap kepuasan dan loyalitas konsumen. Keputusan

pembelian berpengaruh langsung positif dan signifikan terhadap kepuasan dan

loyalitas konsumen.

Andrawina (2013) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh

Experiential Marketing, Perceived Quality, dan Advertising terhadap

Keputusan Pembelian pada Produk Luwak White Koffie (Studi Kasus pada

Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “Kopi Koe”). Hasil penelitian

(42)

signifikan terhadap keputusan pembelian sedangkan perceived quality tidak

berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Secara simultan terbukti bahwa

experiential marketing, perceived quality dan advertising berpengaruh secara

signifikan terhadap keputusan pembelian.

Prasetya (2015) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Strategi

Experiential Marketing dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan

Pelangggan dan Loyalitas (Studi pada mahasiswa strata 1 Universitas Negeri

Yogyakarta pengguna Indosat). Hasil penelitian menunjukkan experiential

marketing berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Kualitas

pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Experiential

marketing berpengaruh signifikan terhadap loyalitas melalui kepuasan

pelanggan. Kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas

melalui kepuasan pelanggan.

Setiawan dan Michele (2015) melakukan penelitian dengan judul

Analisa Experiental Marketing terhadap Loyalitas Konsumen dengan Variabel

Customer Experience sebagai Variabel Perantara. Hasil penelitian

menunjukkan variabel feel dan relate yang berpengaruh terhadap customer

experience dan customer experience berpengaruh terhadap customer loyalty.

Sedangkan variabel lainnya tidak terbukti berpengaruh terhadap customer

(43)

25

C.Penurunan Hipotesis

1. Pengaruh experiential marketing terhadap kepuasan konsumen

Experiential marketing merupakan suatu teknik pemasaran yang

dilakukan suatu perusahaan dengan tujuan bukan supaya orang membeli

produk itu tetapi bagaimana memberikan pengalaman pada konsumen saat

membeli produk itu yang menjadi dampak apakah konsumen puas terhadap

tempat tersebut atau tidak (Andreani, 2007). Experiential marketing tidak

hanya sekedar menawarkan feature dan benefits dari suatu produk untuk

memenangkan hati konsumen, tetapi juga harus dapat memberikan sensasi

dan pengalaman yang baik yang kemudian akan menjadi basis dan dasar

bagi kepuasan konsumen.

Penelitian Prasetya (2015) menunjukkan bahwa experiential

marketing berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Sehingga dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: experiential marketing berpengaruh positif terhadap kepuasan

konsumen pada Mobil Honda Jazz di Yogyakarta.

2. Pengaruh experiential marketing terhadap loyalitas konsumen

Konsep experiential marketing adalah sentuhan baik secara fisik

maupun psikologis yang bisa memberikan kemenangan bagi pelanggan

terhadap layanan yang didapatkan pelanggan selama berinteraksi dengan

perusahaan. Ketika penerapan experiential marketing menyentuh perasaan

pelanggan maka pelanggan memiliki pengalaman khusus ketika

berhubungan dengan layanan perusahaan. Pengalaman yang diperoleh

(44)

pertimbangan bagi pelanggan untuk tetap memprioritaskan layanan

perusahaan dibandingkan dengan layanan perusahaan lainnya.

Melalui experiential marketing, pemasar berusaha untuk mengerti,

berinteraksi dengan konsumen dan berempati terhadap kebutuhan mereka.

Dengan strategi ini diharapkan konsumen akan menjadi loyal, bersedia

melakukan hubungan jangka panjang, menggunakan produk dan jasa

perusahaan secara terus menerus dan merekomendasikan kepada teman –

teman dan orang terdekat mereka.

Penelitian Dharmawansyah (2013) menunjukkan experiential

marketing berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Sehingga

dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2: experiential marketing berpengaruh positif terhadap loyalitas

konsumen pada Mobil Honda Jazz di Yogyakarta.

3. Pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen

Pada dasarnya tujuan dari bisnis adalah menciptakan para konsumen

yang puas. Karena konsumen yang puas dapat menciptakan keharmonisan

hubungan antara perusahaan dengan konsumen dan dapat memberikan dasar

yang baik bagi pembelian ulang, sehingga dapat tercipta loyalitas dan word

of mouth yang menguntungkan bagi perusahaan.

Pelanggan yang mencapai kepuasan akan menimbulkan ikatan emosi

yang kuat dan komitmen jangka panjang dengan merek perusahaan, dengan

kata lain pelanggan tersebut akan loyal kepada perusahaan yang telah

(45)

27

Penelitian Dharmawansyah (2013) menunjukkan kepuasan konsumen

berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Sehingga dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3: kepuasan konsumen berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen

pada Mobil Honda Jazz di Yogyakarta.

4. Kepuasan konsumen memediasi pengaruh experiential marketing terhadap

loyalitas konsumen

Experiential marketing adalah cara untuk menciptakan pengalaman

yang akan dirasakan oleh pelanggan ketika menggunakan produk atau jasa

melalui panca indera (sense), pengalaman afektif (feel), pengalaman berpikir

secara kreatif (think), pengalaman pelanggan yang berhubungan dengan

tubuh secara fisik, dengan perilaku dan gaya hidup, serta dengan

pengalaman-pengalaman sebagai hasil dari interaksi dengan orang lain (act).

Pengalaman produk yang berkesan dan memberikan kepuasan kepada

pelanggan sehingga pelanggan akan merasa puas dan kemudian loyal.

Sebelum pelanggan dapat loyal, pelanggan terlebih dahulu mendapatkan

rasa kepuasan yang sesuai dengan keinginannya bahkan lebih. Hal ini sesuai

dengan teori yang dikemukakan oleh Tjiptono (2008) bahwa pelanggan

tidak akan bisa mencapai tahap loyalitas jika sebelumnya tidak merasakan

kepuasan dari produk ataupun jasa

Penelitian Prasetya (2015) menunjukkan experiential marketing

berpengaruh signifikan terhadap loyalitas melalui kepuasan pelanggan.

(46)

H4: kepuasan konsumen memediasi pengaruh experiential marketing

terhadap loyalitas konsumen konsumen pada Mobil Honda Jazz di

Yogyakarta.

D.Model Penelitian

Model yang digunakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut:

Sumber: Modifikasi Satria (2009), Andrawina (2013), Setiawan dan Michele (2015)

Berdasarkan Gambar 2.1 model penelitian dapat dilihat variabel

independen experiental marketing berpengaruh terhadap kepuasan dan

loyalitas konsumen sebagai variabel dependen. Pengaruh experiental marketing

terhadap loyalitas konsumen dapat secara langsung atau melalui kepuasan

konsumen sebagai variabel intervening.

(47)

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek dan Subjek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah Mobil Honda Jazz di Yogyakarta.

Subjek penelitian adalah konsumen Mobil Honda Jazz di Yogyakarta.

B. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan menggunakan

kriteria-kriteria tertentu. Dalam penelitian ini kriteria-kriteria yang digunakan sebagai sampel

adalah responden yang pernah membeli dan menggunakan Mobil Honda Jazz

di Yogyakarta.

C. Jenis Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data

yang diperoleh secara langsung dari responden yang dijadikan sampel

penelitian. Data primer dalam penelitian ini berupa jawaban responden atas

pertanyaan yang terkait dengan variabel-variabel yang diteliti yaitu experiential

marketing, kepuasan konsumen, dan loyalitas konsumen pada Mobil Honda

Jazz di Yogyakarta.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode survei

menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang

(48)

responden untuk dijawab. Dalam hal ini kuesioner disebarkan pada pengguna

Mobil Honda Jazz.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Experiential Marketing (X1)

Experiential marketing adalah strategi pemasaran yang menekankan

unsur sense, feel, think, act dan relate untuk memberikan kesan dan

pengalaman yang unik kepada pelanggan. Dimensi experiential marketing

yaitu:

a. Sense

Sense Experience merupakan pengalaman konsumen yang berkaitan

dengan panca indera melalui penglihatan, suara, peraba, pengecap dan

bau (Natasha dan Kristanti, 2013). Sense experience dapat diukur dengan

indikator:

1) Desain body produk menarik

2) Kelengkapan fitur interior

3) Kelengkapan fitur eksterior

4) Keragaman type mobil

5) Warna stripping produk menarik

b. Feel

Feel Experience merupakan perasaan yang paling dalam dan emosi

pelanggan (Rini, 2009). Feel experience, dapat diukur dengan indikator:

1) Ketertarikan pada produk

2) Kenyamanan menggunakan produk

(49)

31

4) Kebanggaan memiliki produk

5) Kepuasan menggunakan produk

c. Think

Think experience mendorong konsumen berfikir kreatif sehingga dapat

menghasilkan evaluasi kembali (Natasha dan Kristanti, 2013). Think

experience, dapat diukur dengan indikator:

1) Melibatkan konsumen

2) Promosi penjualan menarik

3) Iklan yang berkesan

4) Memberikan sesuatu lebih dari harapan konsumen

5) Kesempatan konsumen mengeluarkan ide

d. Act

Act experience merupakan pengalaman konsumen tercipta melalui

hubungan dengan tubuh secara fisik, pola perilaku, dan gaya hidup

jangka panjang serta pengalaman yang terjadi dari interaksi dengan orang

lain (Natasha dan Kristanti, 2013). Act experience, dapat diukur dengan

indikator:

1) Desain produk yang trendy dan sporty membuat saya percaya iri

menggunakan Honda jazz

2) Kinerja mesin 1.300 CC pada Honda jazz membuat saya stabil dalam

berkendara

3) Desain body Honda Jazz yang ramping memudahkan saya bermanufer

(50)

4) Desain produk yang trendy memungkinkan saya untuk berkreasi

memodifikasi mobil

e. Relate

Relate experience menghubungkan konsumen dengan budaya dan

lingkungan sosial (Natasha dan Kristanti, 2013). Relate experience, dapat

diukur dengan indikator:

1) Hubungan antara perusahaan dengan konsumen

2) Memberi rekomendasi kepada orang lain

3) Hubungan antar konsumen

4) Hubungan antara media yang digunakan pada produk dengan

konsumen

5) Antusias mengikuti even komunitas mobil Honda Jazz

2. Kepuasan konsumen (X2)

Kepuasan konsumen adalah tingkat dimana persepsi kualitas sebuah

produk sesuai dengan harapan pelanggan. Jika kualitas produk dibawah

harapan konsumen maka konsumen tidak puas. Jika kualitas produk sesuai

dengan harapan konsumen maka konsumen puas. Jika kualitas produk

melebihi harapan maka konsumen sangat puas (Kotler dan Amstrong, 2012).

Kepuasan konsumen dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan

indikator sebagai berikut:

a. Puas dengan layanan service

b. Produk sesuai dengan harapan

c. Puas dengan keiritan bahan bakar

d. Puas dengan ketangguhan mesin

(51)

33

f. Puas dengan kemampuan bermanuver

g. Puas dengan fasilitas keamanan

h. Puas dengan tanggapan keluhan konsumen yang tepat yang diberikan

produsen

3. Loyalitas konsumen (Y)

Loyalitas adalah kondisi dimana pelanggan mempunyai sikap positif

terhadap suatu merek, mempunyai komitmen pada merek tersebut dan

bermaksud meneruskan pembeliannya di masa mendatang (Mowen dan

Minor, 2002).

Loyalitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan indikator

sebagai berikut:

a. Menggunakan dalam jangka waktu lama

b. Tidak berpindah ke merek lain

c. Mengajak orang lain untuk membeli

d. Mengatakan hal yang positif

e. Menyarankan teman untuk membeli

f. Menjadikan pilihan pertama dalam membeli

g. Pilihan terbaik

h. Bersedia membayar lebih

F. Indikator Variabel Penelitian

Adapun ringkasan indikator variabel penelitian disajikan pada Tabel 3.1

(52)

Tabel 3.1

Indikator Variabel Penelitian

Variabel Dimensi Variabel Indikator

Experiental Marketing (X1)

Sense

(Rini, 2009)

1.Desain body produk menarik 2.Kelengkapan fitur interior 3.Kelengkapan fitur eksterior 4.Keragaman type mobil

5.Warna stripping produk menarik

Feel

(Shmitt, 1999)

1.Ketertarikan pada produk

2.Kenyamanan menggunakan produk 3.Keamanan menggunakan produk 4.Kebanggaan memiliki produk 5.Kepuasan menggunakan produk

Think

(Rini, 2009)

1.Melibatkan konsumen 2.Promosi penjualan menarik 3.Iklan yang berkesan

4.Memberikan sesuatu lebih dari harapan konsumen 5.Kesempatan konsumen mengeluarkan ide

Act

(Andrianie, 2007)

1.Desain produk yang trendy dan sporty membuat saya percaya diri menggunakan Honda jazz

2.Kinerja mesin 1.300 CC pada Honda jazz membuat saya stabil dalam berkendara

3.Desain body Honda Jazz yang ramping memudahkan saya bermanuver di jalan

4.Desain produk yang trendy memungkinkan saya untuk berkreasi memodifikasi mobil

Relate

(Andrianie, 2007)

1.Hubungan antara perusahaan dengan konsumen 2.Memberi rekomendasi kepada orang lain 3.Hubungan antar konsumen

4.Hubungan antara media yang digunakan pada produk dengan konsumen

5.Antusias mengikuti even komunitas mobil Honda Jazz Kepuasan

konsumen (X2)

(Kottler dan Amstrong, 2012)

1.Puas dengan layanan service 2.Produk sesuai dengan harapan 3.Puas dengan keiritan bahan bakar 4.Puas dengan ketangguhan mesin 5.Puas dengan kestabilian produk 6.Puas dengan kemampuan bermanuver 7.Puas dengan fasilitas keamanan

8.Puas dengan tanggapan keluhan konsumen yang tepat yang

1. Menggunakan dalam jangka waktu lama 2. Tidak berpindah ke merek lain

3. Mengajak orang lain untuk membeli 4. Mengatakan hal yang positif 5. Menyarankan teman untuk membeli 6. Menjadikan pilihan pertama dalam membeli 7. Pilihan terbaik

(53)

35

G. Uji Kualitas Instrumen

1. Uji Validitas

Uji validitas berkaitan dengan ketepatan dan alat ukur. Instrument

dikatakan valid apabila instrument tersebut dapat dengan tepat mengukur

apa yang hendak diukur. Uji validitas yang dilakukan pada penelitian ini

adalah pengujian validitas konstruksi (construct validy). Menurut Sugiyono

(2011), Instrumen mempunyai validitas konstruk jika indikator yang

dikembangkan dalam instrumen pengukur merupakan bagian dari variabel

yang ingin diukur berdasarkan defenisi operasional yang dikemukakan dan

untuk menguji validitas konstruksi, menggunakan teori yang relevan melalui

pendapat dari para ahli. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan

metode korelasi Pearson dengan derajat kesalahan yang ditoleransi sebesar

α = 5%. Jika nilai signifikan yang diperoleh dari tiap indikator < 0,05, maka

dinyatakan valid (Ghozali, 2009).

2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas merupakan pengujian yang menunjukan sejauh mana

stabilitas dan konsitensi dari alat pengukur yang kita gunakan, sehingga

memberikan hasil yang relatif konsisten jika pengukuran tersebut diulangi.

Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha >

0,60 (Sugiyono, 2011).

Pengujian reliabilitas instrumen pada penelitian ini dilakukan secara

seimbang (equivalence reliability). Pengujian reliabilitas secara seimbang

(54)

atau lebih instrumen untuk mengukur konsep yang sama pada tingkat

kesulitas yang sama. Reliabilitas atau tidaknya pengujian akan ditentukan

dari hubungan dua atau lebih skor instrumen, atau lebih dikenal dengan

hubungan antara variabel bebas (independen variable) dengan variabel

terikat (dependen variable).

H. Uji Hipotesis dan Analisis Data

1. Analisis regresi

Regresi linear berganda adalah analisis regresi antara satu variabel

terikat dan dua atau lebih variabel bebas (Ghozali, 2009). Analisis regresi

berganda untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh experiential marketing

dan kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen pada Mobil Honda

Jazz di Yogyakarta.

Adapun model persamaan regresi tersebut adalah Sugiyono (2011).

X2 = a1 + b1X1 + e1

Y = a2 + b1X1 + b2X2 + e2

Keterangan:

Y = Loyalitas konsumen

X1 = Experential marketing

X2 = Kepuasan konsumen

a = Nilai Konstanta

b1- b2 = Koefisien regresi

(55)

37

2. Uji Hipotesis

a. Uji Signifikansi Simultan (uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen

atau terikat. Uji F dilakukan dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai

probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka variabel independen secara

serentak berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2009).

Kriteria pengujian sebagai berikut:

1) Signifikan apabila p value < α (0,05), berarti ada pengaruh secara

simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen.

2) Tidak signifikan apabila p value ≥ α (0,05), berarti tidak ada pengaruh

secara simultan antara variabel independen terhadap variabel

dependen.

b. Pengujian Hipotesis (uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel penjelas atau independent secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependent. Besarnya tingkat signifikansi

masing-masing variabel dapat diketahui dengan cara melihat p value

pada uji t. apabila p value < α (0,05) berarti masing-masing variabel

independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali,

(56)

Kriteria pengujian sebagai berikut:

1) Signifikan apabila p value < α (0,05), berarti ada pengaruh secara

parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen.

2) Tidak signifikan apabila p value ≥ α (0,05), berarti tidak ada pengaruh

secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen.

c. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya untuk mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2009).

Kriteria pengujian sebagai berikut:

1) Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen

dalam menjelaskan variasi variabeldependen amat terbatas.

2) Nilai R2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

(57)

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Objek Penelitian dan Subjek Penelitian

Honda Jazz adalah mobil hatchback 5 pintu produksi pabrikan otomotif

Jepang Honda Motor Company. Mulai diperkenalkan pada tahun 2001 dan

sekarang memasuki generasi keduanya. Nama Honda Jazz digunakan di Eropa,

sebagian Asia, Australia, Oceania, Timur Tengah, dan Afrika. Di Jepang, China,

dan Amerika, mobil ini dinamai Honda Fit. Sampai tahun 2007, telah terjual 2

juta unit Honda Jazz di seluruh dunia.

Honda Jazz memulai debutnya pada tahun 2001 di Jepang, kemudian di

Eropa dan Australia tahun 2002, Amerika Selatan, Afrika Selatan, dan Asia

Tenggara tahun 2003, China tahun 2004, dan Meksiko tahun 2005. Mobil ini

sendiri baru dipasarkan di Kanada dan AS tahun 2006. Di Indonesia sendiri dijual

akhir tahun 2003 dan dijual dengan 2 tipe, yaitu tipe mesin i-DSI dan tipe mesin

VTEC yang merupakan tipe tertinggi dengan mesin 1.5 L

Tergantung dari wilayahnya, mesin Honda Jazz terbagi menjadi 1.2L, 1.3L

(di Eropa menjadi 1.4L), 1.5L i-DSI (Intelligent Dual & Sequential Ignition)

bertenaga 64 kW (87 PS) @ 5.500 rpm dengan torsi 13,1 kgm (128 Nm) @ 2700

rpm atau 1.5L VTEC (Variable Valve Timing & Lift Electronic Control)

bertenaga 81 kW (110 PS) @ 5800 rpm dengan torsi 14,6 kgm (143 Nm) @ 4800

rpm . Semua mesin Honda Jazz sudah menggunakan injeksi. Mesin i-DSI

mempunyai konfigurasi 8 valve, menggunakan 2 busi per silinder sehingga

(58)

Mesin VTEC mempunyai konfigurasi 16 valve sehingga tenaga yang dikeluarkan

maksimal di putaran mesin tinggi.

Transmisi Honda Jazz menggunakan manual 5 speed, otomatis 5 speed,

dan CVT (Continuously Variable Transmission) sesuai dengan area. Transmisi

CVT tidak tersedia di Amerika Serikat. Transmisi CVT-7 dikontrol menggunakan

paddle shift yang diletakkan di belakang kemudi.

Varian Honda Jazz tertinggi, VTEC ABS/ SRS dilengkapi rem dengan fitur

ABS (Anti-Lock Braking System), EBD (Electronic Brake Force Distribution)

dan BA(Brake Assist). Perlengkapan keamanan lainnya adalah 2 kantong udara

untuk pengemudi dan penumpang depan.

Honda Jazz memiliki akomodasi yang luas meski ruang kabinnya kecil. Hal

itu karena Honda menempatkan tangki BBM di bawah kursi penumpang depan,

sehingga bagian belakang lebih lega. Fleksibilitas yang tinggi ini dinamakan Ultra

Seat, dan memiliki 3 mode yaitu utility mode (dengan melipat kursi belakang

akan menciptakan ruangan yang datar), long-cargo mode (dengan melipat

sebagian kursi belakang dan kursi penumpang depan sehingga memuat barang

yang panjang s/d 2.4 meter), dan tall-cargo mode (dengan melipat dudukan kursi

belakang, didapatkan tinggi maks. 1.3 meter)

Honda Jazz generasi kedua diperkenalkan 17 Oktober 2007 di Tokyo

Motor Show. Mobil ini menawarkan wheelbase yang lebih panjang, lebih lebar,

dan panjangnya juga bertambah. Tersedia mesin 1.3L i-VTEC (tenaga maksimum

98hp (73 kW), torsi 133 N·m/4,500 rpm) dan 1.5L i-VTEC (tenaga maksimum 88

Gambar

Gambar 2.1.
Tabel 3.1 Indikator Variabel Penelitian
Tabel 4.1.
Tabel 4.3.
+4

Referensi

Dokumen terkait

a) Pengawasan harus dihubungkan dengan rencana dan kedudukan seseorang Semua sistem dan teknik pengawasan harus menggambarkan/ menyesuaikan rencana sebagai pedoman.

Berdasarkan pengujian hipotesis yang terdapat pada Tabel 1 diperoleh hasil bahwa hipotesis pertama yang menyatakan tingkat pendidikan berpengaruh signifikan

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap

Berdasarkan penelitian terdahulu, penelitian sekarang dimaksudkan untuk menguji pengaruh mekanisme good corporate governance berupa kepemilikan institusional, kepemilikan

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberi gambaran mengenai kondisi transportasi di Kampus Undip dalam mendukung keselamatan berlalu lintas, sehingga pada akhirnya

itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui berat campuran lempung dan eceng gondok yang efektif serta untuk mengetahui efisiensi penyisihan adsorben terhadap

1. Kedua orang tua, kakak, adik, serta keluarga besar yang selalu memberikan motivasi dan nasehat dan do’a. Dosen pembimbing dan dosen penguji yang telah berkenan membantu

Dengan akurasi klasifikasi rata-rata pada kedua metode tersebut dapat dikatakan bahwa pola sinyal EMG pada otot tungkai selama berjalan untuk keenam subyek masih