SKRIPSI
Oleh: Septia Handayani
20120210126
Program Studi Agroteknologi
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
APLIKASI BRIKET CAMPURAN ARANG SERBUK GERGAJI
DAN TEPUNG DARAH SAPI PADA BUDIDAYA JAGUNG
MANIS
(Zea mays saccharata
Sturt
.)
DI TANAH PASIR PANTAI
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian
Oleh: Septia Handayani
20120210126
Program Studi Agroteknologi
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
SKRIPSI
APLIKASI BRIKET CAMPURAN ARANG SERBUK GERGAJI
DAN TEPUNG DARAH SAPI PADA BUDIDAYA JAGUNG
MANIS
(Zea mays saccharata
Sturt
.)
DI TANAH PASIR PANTAI
Diajukan oleh:
SEPTIA HANDAYANI 20120210126
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 20 Mei 2016 :
Skripsi tersebut telah diterima sebagai persyaratan yang diperlukan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian
Pembimbing / Penguji Utama
Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P NIP. 19601120 198903 1 001
Anggota Penguji
Ir. Mulyono, M.P
NIP: 19600608 198903 1 002
Pembimbing / Penguji Pendamping
Ir. Titiek Widyastuti, M.S NIP. 19580512 198603 2 001
Yogyakarta, 09 Juni 2016
Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan:
1. Karya tulis saya, skripsi ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik, baik di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta maupun perguruan tinggi lainnya.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.
3. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penilaian saya setelah mendapatkan arahan dan saran dari Tim Pembimbing. Oleh karena itu, saya menyetujui pemanfaatan karya tulis ini dalam berbagai forum ilmiah, maupun pengembangannya dalam bentuk karya ilmiah lain oleh Tim Pembimbing.
4. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
5. Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran alam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya peroleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya yang sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.
Yogyakarta, 09 Juni 2016
Yang membuat pernyataan
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Aplikasi Briket Campuran Arang Serbuk Gergaji Dan Tepung Darah Sapi Pada Budidaya Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.) Di Tanah Pasir Pantai yang merupakan syarat yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun proposal, pelaksanaan hingga tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan semua pihak, oleh sebab itu Pembimbing dan Dosen Penguji yang telah memberikan kepercayaan, ilmu, saran, nasehat dan arahan dengan penuh kesabaran juga selalu memberikan semangat, motivasi, kepada saya hingga tersusunya skripsi ini.
3. Bapak Sukir, Bapak Rudi, Bapak Yuli, Ibu Marsih dan Ibu Harini selaku laboran Agroteknologi UMY, terimakasih banyak atas bantuannya dalam menyediakan sarana dan prasarana penelitian
4. Keluargaku baik yang di Palembang maupun di Kulonprogo, terimakasih atas do’a, support dan bantuannya
5. Sahabat Agroteknologi 2012 ikatan cinta kita luar biasa.
Atas semua bantuan, doa dan dukungan yang telah diberikan semoga mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini membawa manfaat yang besar, baik bagi penulis maupun pembaca.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb
Yogyakarta, 09 Juni 2016
Motto
‘’ Jagalah Allah, maka Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, maka engkau akan mendapatkan-Nya dihadapanmu. Ingatlah Allah pada saat engkau senang, maka
Dia akan mengingatmu pada saat engkau susah. Bila engkau meminta, mintalah
kepada Allah. Bila engkau meminta pertolongan, mintalah kepada Allah. Sungguh
pena telah kering menuliskan ketetapan yang bakal terjadi (sampai hari kiamat).
Kalaulah semua makhluk hendak memberimu manfaat dengan sesuatu yang
ditetapkan Allah untukmu, mereka tidak akan mampu melakukannya. Dan jika
mereka ingin mencelakakanmu dengan sesuatu yang tidak ditetapkan Allah
atasmu, mereka tidak akan mampu melakukannya. Berbuatlah untuk Allah
dengan syukur dan yakin. Ketahuilah, ada banyak kebaikan dalam kesabaranmu
atas sesuatu yang engkau benci, pertolongan ada bersama kesabaran,
kelapangan ada bersama kesusahan, dan dalam kesulitan ada kemudahan’’
(HR. Tirmidzi)
‘’Apabila telah Aku bebankan kemalangan (bencana) kepada salah seorang hamba-Ku pada badannya, hartanya, atau anaknya, kemudian ia menerima
dengan kesabaran yang sempurna, maka Aku merasa enggan menegakkan
timbangan pada hari kiamat atau membukakan buku catatan amalan baginya’’
(Hadits Qudsi, Dari Qudha’i, Dailami, Hakim, Tirmidzi, Dari Anas Ra.)
‘’Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki.
Mereka bergembira dengan kehidupan didunia itu (dibandingkan dengan)
kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit)’’
(QS. Ar-Ra’d:26)
‘’Akan engkau dapati manusia yang paling jahat pada hari kiamat di depan Allah (ketika diadili) yaitu orang yang mempunyai dua muka, yang pergi kepada
segolongan dengan satu muka dan pergi pada segolongan yang lain dengan muka
Persembahan
Bismillaahirrahmanirrahiim,
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarrakaatuh..
ه لؤسر ادامحم اناد ْثا ه اَا هلاَاْناد ْشا
Atas ridho dari Allah SWT dan syafa’at Nabi Muhammad SAW, ku persembahkan karya kecilku teruntuk yang sangat berarti dalam hidup:
Mr. Benhur;
You may have thought I didn't see or that I hadn't heard life lessons that you taught to me but I got every word. Perhaps you thought I missed it all and that we'd grow apart, but Dad, I picked up everything,Its written on my heart. Without you, Dad, I wouldn't beThe Person I am today.You built a strong foundationthat No one can take away.I love you, Dad, and want you to know, I feel your love wherever I go. Your wisdom and knowledge have shown me the way and I'm thankful for you as I live day by day. I don't tell you enough how important you are, In my universe you're a bright shining star. I love you because you're my father, but you're really so much more. You're a guide and a companion. You and I have great rapport. You’re pay attention to me, You’re listen to what I say, You’re pass on words of wisdom, helping me along the way. Whenever I'm in trouble,You always have a plan. You are the perfect father and I'm your biggest fan! I've grown up with your values and I'm very glad I did. So here's to you, dear father, From your forever grateful kid.
Mrs. Budinah;
My loveliest teachers;
Especially to Mr. Dr. Ir. Gunawaan Budiyanto, M. P., Mr. Ir. Mulyono, M.P and Mrs. Ir. Titiek Widyastuti, M.P; you are my second parents who taught me to live. After what we had passed in these 3,7 years you had educated me in joy and sorrow, now this is the time for me to go and apply all the knowledge that you had taught me. I am so grateful to be your student. You do not only teach but also educate me lovingly. Thank you for being a very influential person in my live. You had helped me find my identity and potency in my life. Who I am and what I’ve done now is the result of your hard work over the years. Thank you for being the best teachers ever that taught me over the years. We had created so many beautiful memories together. I will never forget that memories. I can’t give back for what you had given to me. It can’t be denied that you had made a wonderful impact in my live. Sometimes I made you upset but I know that you really care about me. I say thanks to you for all of your services and sacrifice for me. You gave your time sincerely to educate me to be a knowledgeable and faithful human. Thank you for teaching me to live in this tough world. You had given me the courage to live. Wherever I go and whatever I do, I will always remember you. I will remember all of your advices and guidance forever. Your kindness is so precious and you will be our best teachers of all time. Ordinary teacher only teaches human to be a good creature by asking them read the book. But great teachers like you teach me to be a good human by becoming an inspiration for me. Thank you for all your dedication, Thanks for leading me in achieving my dreams, thank you for all your sacrifices and thank you for all your attention. Only this word as my gratitude that I can give to you: Thanks for everything that you had given to me, my teachers. May Allah SWT rewards all of your kindness!
43;
We help one another, we tell our worst fears and biggest secrets. And then, just like real
sisters, we listen and don’t judge. Thanks for being my sister like figure, I’m so glad to
have you in my life. Thanks for all that you’ve given to me, hopefully all of these are
useful for all of us. You’re the guard in all my night and my fear. Thanks for all the love that you’ve given to me. I really felt a sincere kindness when you helped me. You’re so
kind thanks for sparing the time to handle everything that I need. You’re the light that
shines my life. Without you, I can’t do anything, I can’t pass all these troubles without your help. Thanks for knowing me more than I know my self. What you’ve done so far is
quite useful to me. I am not able to repay your kindness. I can’t give anything to you. I can only say thanks because you become very good person in my life. Hopefully what
you’ve given to me and all your goodness will be paid by the best reward from Allah
SWT. You’re the best Sister that I’ve ever had !
11.12.13;
trying to make me happy when I’m sad. Thanks for being here when I need you. Thanks for helping me passing my bad moments. Thanks for becoming my best friend in my life. When the world has closed its doors for me, you open your hands for me. When the world
doesn’t hear me, you open your heart to me. No matter how bad I feel, I always know that
you’ll catch me and hel me to get up. Because of you; I laugh a little harder, cry a little less and smile a lot more. However, the most important is thanks for loving me like you love yourself. You’re the only person who staying by my side, accompanying me through the storm and the obstacles that come into my life. Thanks for all that you’ve given to me. Thanks for everything you’ve done for me. Thanks for being an awesome for me. Thanks for becoming a hero, Avenger !
2012;
I’ll never stop loving the person who makes me happy when I’m sad. The
lighthouse in my storm of a life. My best friends, you means the world for me. Thanks for proving me that there still good people in this world just like you. Thanks for becoming a friend that is so perfect, a friends who always I need and friends that I deserve to have. The best part having you as friends is having a full
of jokes and laughter days with you. I can’t find any other way to explain how much help, you’ve given to me. I don’t know what would I do and I can’t imagine
one second without you. You was there for me when no one else was. I promise
I’ll remember you wherever I go, it’s hard to forget someone who give you so
much to remember.
Wherever we are, it is our friends that make our world. ‘’ Good friends are Hard to find, Harder to leave and Impossible to Forget’’ I love you the moon and back !
Wahai Allah SWT, tuhan semesta alam jadikanlah segala yang saya impikan berikut mimpi mereka terwujud. Ampunkanlah segala dosa kami dan berikanlah kami kebahagiaan dunia akhirat. Bimbinglah kami untuk selalu berada di jalan yang lurus, jauhkan kami dari segala bentuk kejahatan dan sifat buruk yang menghantarkan pada kenistaan. Jadikanlah kami hamba-Mu yang selalu bersyukur dan bersabar dan jadikanlah kami Ahli Surga-Mu, amiin.
Wahai Nabi Agung, Nabi Muhammad SAW berkat cintamu yang tak terhingga dan segala perjuanganmu menegakkan ISLAM. Semoga kami termasuk
pengikutmu yang mendapatkan syafa’at di Hari Akhir, amiin.
Bersama ampunan Allah SWT,
Nun Wal Qalami Wama Yasturun,
DAFTAR ISI
Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.) ... 12
Hipotesis ... 16
Parameter Pengamatan ... 24
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Uji Jarak Berganda Duncan Tinggi Tanaman Jagung Manis ... 28
Tabel 2. Uji Jarak Berganda Duncan Jumlah Daun Jagung Manis ... 33
Tabel 3. Rerata Panjang Akar Jagung Manis ... 38
Tabel 4. Uji Jarak Berganda Duncan Bobot Segar Tanaman Jagung Manis ... 39
Tabel 5. Uji Jarak Berganda Duncan Bobot Kering Tanaman Jagung Manis ... 43
Tabel 6. Uji Jarak Berganda Duncan Bobot Segar Akar Jagung Manis ... 45
Tabel 7. Uji Jarak Berganda Duncan Bobot Kering Akar Jagung Manis ... 47
Tabel 8. Uji Jarak Berganda Duncan Panjang Tongkol Jagung Manis... 51
Tabel 9. Uji Jarak Berganda Duncan Diameter Tongkol Jagung Manis... 54
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Tinggi Tanaman Jagung Manis ... 31
Gambar 2. Jumlah Daun Jagung Manis ... 36
Gambar 3. Perlakuan Tanpa Briket Dan Briket Arang Serbuk Gergaji Dan Tepung Darah Sapi ... 73
Gambar 4. Tinggi Tanaman Jagung Manis Umur 10 MST ... 73
Gambar 5. Perbedaan Tinggi Tanaman (a) Perlakuan Briket dan (b) Tanpa Briket ... 73
Gambar 7. Perbandingan Klorofil Daun (a) Perlakuan Tanpa Briket dan (b) Briket ... 73
Gambar 8. Pengukuran Panjang Akar ... 74
Gambar 9. Densitas Akar Pengaruh Perlakuan Briket Pada Media Tanah Pasir . 74 Gambar 10. Pertumbuhan Tanaman Pada Umur 8 MST ... 74
Gambar 11. Bobot Kering Tanaman ... 74
Gambar 12. Kemampuan Akar Mengikat Briket ... 75
Gambar 13. Penimbangan Bobot Kering Akar ... 75
Gambar 14. Pengukuran Panjang Tongkol Jagung Manis ... 76
Gambar 15. Pengukuran Diamater Tongkol ... 76
Gambar 16. Biji yang Muncul Pada Tongkol ... 76
Gambar 17. Penimbangan Bobot Segar Tongkol ... 77
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran I. Lay Out Penelitian ... 66 Lampiran II. Perhitungan Dosis Perlakuan ... 67 Lampiran III. Hasil Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan P0, P1, P2 dan P3 Terhadap Tinggi Tanaman, Jumlah Daun, Panjang Akar, Bobot Segar Tanaman, Bobot Kering Tanaman, Bobot Segar Akar, Bobot Kering Akar, Panjang Tongkol, Diameter Tongkol, Bobot Segar Tongkol 70 Lampiran IV. Dokumentasi Penelitian ... 73
Septia handayani
Gunawan Budiyanto / Titiek Widyastuti Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Muhammdiyah Yogyakarta ABSTRACT
The research is Application Briquette of Sawdust Charcoal and Cow Blood Flour On Sweet Corn (Zea mays saccharata Sturt.) Cultivation in the Sand Beach has done in Green House and Land Experiment Faculty of Agriculture, University of Muhammadiyah Yogyakarta in November 2015 until March 2016. The purpose of this research is to obtain composition briquettes mixture of the charcoal sawdust and cow flour blood to supply a part of nitrogen and also to increase the growth and yield of sweet corn in land sand beach.
This study used an experimental method which arranged in completely randomized design (CRD) with the design of single factor treatment consisted of 4 treatments. as follows: treatment P0: Without Briquette (Manure + Urea + SP36 + KCl), treatment P1: 99% Charcoal Sawdust + 1% Cow Flour Blood + 3.439 gram of Urea + SP36 + KCl, Treatment P2: 98% Charcoal Sawdust + 2% Cow Flour Blood + 2.396 gram of Urea + SP36 + KCl, treatment P3: 97% Charcoal Sawdust + 3% Cow Flour Blood + 1.354 gram of Urea + SP36 + KCl. Each treatment was repeated 3 times so that there are 12 experimental units consisting of three plant samples that contained 36 plants. Observation parameters which is plant height, leaf number, root length, fresh weight of plants, plant dry weight, fresh weight of root, root dry weight, cob length, diameter cobs and cobs fresh weight.
The result showed that all treatments briquettes positive effect on all parameters except the observation of the root length. Treatment tends to be better is Briquette composition P2 (98% Charcoal Sawdust + 2% Cow Flour Blood + 2,396 gram Urea) who is able to substitute the use of urea by 70% with the result that the average sweet corn cobs 113.06 gram.
I.PENDAHULUAN
A. Latar BelakangJumlah penduduk Indonesia yang meningkat dari 237 juta jiwa pada
tahun 2010 (Badan Pusat Statistik, 2011) menjadi 255 juta jiwa pada tahun 2015
(Https://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Demografi_Indonesia, Diakses Tanggal 7 Maret
2015) menyebabkan meningkatnya kebutuhan pangan, salah satunya tanaman
jagung. Menurut Badan Pusat Statistik (2014), dalam 5 tahun terakhir luas tanam
jagung nasional mengalami penyusutan sebesar 180.220 hektar dari 2008 sampai
dengan 2013. Hal ini disebabkan karena adanya alih fungsi lahan pertanian ke non
pertanian yang mengakibatkannya terbatasnya jumlah lahan budidaya tanaman
dan penurunan produksi jagung nasional.
Menurut Hafsjah (2003), laju alih fungsi lahan pertanian potensial ke
penggunaan non pertanian secara nasional mencapai sekitar 47.000 hektar per
tahun dan sebagian besar terjadi di Pulau Jawa, yaitu sekitar 43.000 hektar
per tahun. Alternatif yang dapat dilakukan adalah peningkatan potensi lahan
marjinal. Lahan marjinal merupakan lahan yang bermasalah dan mempunyai
faktor pembatas tinggi untuk tanaman.
Salah satu lahan marjinal yang memiliki potensi tinggi untuk dimanfaatkan
di Indonesia adalah lahan pasir pantai yang memiliki panjang garis pantai
mencapai 106.000 km dengan potensi luas lahan 1.060.000 hektar, lahan marginal
tersebut tersebar di beberapa pulau, termasuk di wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta (Dja’far, dkk., 2007). Lahan pasir pantai yang terdapat di DIY
adalah tanah bertekstur pasir, struktur berbutir tunggal, daya simpan lengasnya
rendah, status kesuburannya rendah, evaporasi tinggi, dan tiupan angin laut
kencang ( Dja’far, dkk., 2007 ).
Inovasi yang dapat dilakukan untuk memperbaiki sifat dan hara lahan pasir
pantai yaitu dengan pemberian bahan organik dalam bentuk briket yang berfungsi
meningkatkan kemampuan mengikat air dan memasok hara. Pemberian briket ke
dalam tanah juga dapat membuat pemupukan menjadi lambat tersedia sehingga
unsur hara pupuk terhindar dari proses pelindian.
Beberapa limbah yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan
briket diantaranya adalah campuran arang serbuk gergaji dan tepung darah sapi.
Serbuk gergaji membutuhkan proses degradasi dari bahan komplek menjadi
sederhana. Sedangkan tepung darah sapi mengandung protein non-sistetik yang
cukup tinggi, dengan kandungan N = 13,25%, P=1% dan K=0,6% (Jamila, 2012).
Arang serbuk gergaji yang kaya akan senyawa karbon akan diimbangi
dengan tepung darah sapi yang kaya akan senyawa nitrogen. Briket arang serbuk
gergaji dan tepung darah sapi dapat mengikat kandungan pupuk N, P dan K yang
diberikan agar terhindar dari proses perlindian sehingga ketersediaan hara
semakin panjang, dapat mensuplai sebagian hara N sehingga dapat meminimalisir
penggunaan pupuk Urea serta dapat meningkatkan kemampuan tanah pasir pantai
dalam mengikat air sehingga pemupukan tanaman jagung manis dapat
B. Perumusan Masalah
Tanah pasir dicirikan bertekstur pasir, struktur berbutir, konsistensi lepas,
sangat porous, sehingga daya sangga air dan pupuk sangat rendah, miskin hara
dan kurang mendukung pertumbuhan tanaman. Selain itu, stabilitas agregat dan
kandungan liat tanah pasiran rendah sehingga pada saat hujan, air dan hara akan
mudah hilang melalui proses pergerakan air ke bawah. Kondisi ini mengakibatkan
pemupukan di lahan pasir pantai menjadi tidak efisien karena sebagian hara pupuk
akan terlindi.
Upaya untuk memperbaiki sifat dan hara tanah pasir yaitu dengan
pemberian bahan organik dalam bentuk briket campuran arang serbuk gergaji dan
tepung darah sapi. Tepung darah sapi merupakan bahan ransum yang berasal dari
darah yang segar dan bersih yang biasanya diperoleh dari Rumah Pemotongan
Hewan (RPH). Tepung darah sapi mengandung protein kasar sebesar 80 %, lemak
1,6 % dan serat kasar 1 %, N = 13,25%, P=1% dan K=0,6%. Darah yang
dihasilkan dari seekor ternak yang disembelih antara 7-9 % dari berat badannya
sehingga limbah darah harus dimanfaatkan salah satunya sebagai sebagai
pemasok unsur hara bagi pertumbuhan jagung di tanah pasir pantai.
Menurut Jamila, 2012 darah dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
pupuk. Oleh karena itu briket campuran arang serbuk gergaji dan tepung darah
sapi yang diaplikasikan pada tanah pasir pantai dapat berfungsi meningkatkan
kemampuan mengikat air, memasok hara dan membuat pemupukan menjadi
dapat meningkatkan efisiensi pemupukan tanaman jagung yang di budidayakan di
tanah pasir pantai.
Dengan demikian permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini
adalah:
1. Berapakah komposisi briket campuran arang serbuk gergaji dan
tepung darah sapi yang dapat mensuplai sebagian kebutuhan hara N
pada budidaya tanaman jagung manis?
2. Apakah pemberian briket campuran arang serbuk gergaji dan tepung
darah sapi dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman
jagung manis?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendapatkan komposisi briket campuran arang serbuk gergaji
dan tepung darah sapi yang dapat memberikan menyuplai sebagian
hara N pada budidaya jagung manis di tanah pasir pantai.
2. Untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis di
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pasir PantaiPasir pantai merupakan tanah muda (baru) yang umumnya belum
mengalami perkembangan horizon, bertekstur kasar, struktur kersai atau berbutir
tunggal, konsistensi lepas-lepas sampai gembur dan kandungan bahan organik
rendah. Lahan pasiran adalah lahan yang tekstur tanahnya memiliki fraksi pasir
>70%, dengan porositas total <40%, kurang dapat menyimpan air karena memiliki
daya hantar air cepat, dan kurang dapat menyimpan hara karena kekurangan
kandungan koloid tanah. Pemberian bahan organik ke dalam tanah pasir
merupakan praktek yang paling dianjurkan, dan biasanya diberikan dalam takaran
yang melebihi anjuran pada umumnya (Gunawan Budiyanto, 2014).
Di Indonesia tanah ini dijumpai di Ciherang dan di sekitar Yogyakarta dan
daerah-daerah sekitar pantai (Muhammad Isa Darmawijaya, 1992). Berikut ini
merupakan sifat-sifat tanah pasir yaitu:
1. Sifat kimia
pH tanah berkisar antara 6-7, kaya akan unsur-unsur hara seperti posfor dan
kalium kecuali nitrogen tetapi belum terlapuk sehingga perlu penambahan
pupuk organik.
2. Sifat fisika
Butiran tanahnya kasar dan berkerikil, belum menampakkan adanya
diferensiasi horizontal, warnanya bervariasi dari merah kuning, coklat
3. Sifat biologi
Di tanah ini hanya sedikit mikroorganisme yang dapat memfiksasi nitogen
dari udara. Terdapat banyak bakteri bacillus yang dapat melarutkan
senyawa fosfat dan kalium di dalam tanah
Produktivitas tanah pasir pantai yang rendah disebabkan oleh faktor
pembatas yang berupa kemampuan memegang dan menyimpan air rendah,
infiltrasi dan evaporasi tinggi, kesuburan dan bahan organik sangat rendah dan
efisiensi penggunaan air rendah (Bambang Djatmo Kertonegoro, 2001).
Produktivitas tanah dipengaruhi oleh kandungan C organik, KPK, tekstur dan
warna. Tanah pasir dicirikan bertekstur pasir, struktur berbutir, konsistensi lepas,
sangat porous, sehingga daya sangga air dan pupuk sangat rendah, miskin hara
dan kurang mendukung pertumbuhan tanaman (Pusat Penelitian Tanah dan
Agroklimat, 1994). Tekstur tanah pasir ini sangat berpengaruh pada status dan
distribusi air, sehingga berpengaruh pada sistem perakaran, kedalaman akar, hara
dan pH (Bulmer and Simpson, 2005). Menurut Abdul Syukur (2005) lahan pasir
pantai memiliki kemampuan menyediakan udara yang berlebihan, sehingga
mempercepat pengeringan dan oksidasi bahan organik.
Kendala utama dalam pemanfaatan tanah pasir yaitu miskin mineral,
lempung, bahan organik dan tekstur yang kasar. Tekstur yang kasar dan struktur
berbutir tunggal menyebabkan tanah ini bersifat porus, aerasinya besar, dan
kecepatan infiltrasinya tinggi. Keadaan tersebut menyebabkan pupuk yang
pasiran rendah karena temperatur dan aerasi memungkinkan tingkat dekomposisi
bahan organik tinggi.
Selain itu, stabilitas agregat dan kandungan liat tanah pasiran rendah
sehingga pada saat hujan, air dan hara akan mudah hilang melalui proses
pergerakan air ke bawah (Gunawan Budiyanto, 2009). Hasil analisis yang
dilakukan Gunawan Budiyanto (2014) terhadap lahan pasir pantai yang
sampelnya di ambil dari Lahan Pantai Trisik, Banaran, Galur Kabupaten Dati II
Kulon Progo, DIY menunjukan bahwa daya dukung lahan dan potensi kesuburan
rendah. Untuk meningkatkan kesuburan lahan maka perlu penambahan bahan
organik dan biasanya dalam jumlah yang melebihi anjuran pada umumnya. Salah
satu bahan organik yang dapat di manfaatkan guna meningkatkan kesuburan tanah
pasir pantai yaitu campuran arang serbuk gergaji dan tepung darah sapi yang di
berikan dalam bentuk briket.
Secara morfologis briket memiliki pori yang efektif untuk mengikat dan
menyimpan hara tanah yang akan dilepaskan secara perlahan sesuai konsumsi dan
kebutuhan tanaman (slow release). Selain itu briket bersifat higroskopis sehingga
hara dalam tanah tidak mudah tercuci. Struktur tanah yang baik serta dengan
perimbangan dan penyebaran pori yang baik, maka agregat tanah dapat pula
memberikan imbangan padat dan ruang pori yang lebih menguntungkan terutama
bagi tanaman.
Briket
Briket adalah bahan padat yang berasal dari biomassa tanaman dan telah
dilakukan dengan menambah bahan perekat, yang bahan bakunya diarangkan
terlebih dahulu kemudian ditumbuk, dicampur perekat, dicetak dengan sistem
hidrolik maupun manual dan selanjutnya dikeringkan. Briket arang yang baik
diharapkan memiliki kadar karbon yang tinggi. Kadar karbon sangat dipengaruhi
oleh kadar zat mudah menguap dan kadar abu. Semakin besar kadar abu akan
menyebabkan turunnya kadar karbon briket arang tersebut (Gustan Pari dan
Hartoyo, 1983). Pembuatan briket arang terdiri dari beberapa proses berikut:
1. Karbonasi
Proses pengarangan (pirolisa) adalah penguraian biomassa (lysis) menjadi
panas (pyro) pada suhu lebih dari 1500 C. Pada proses pirolisa terdapat
beberapa tingkatan proses yaitu pirolisa primer dan pirolisa sekunder.
Pirolisa primer adalah pirolisa yang terjadi pada bahan baku (umpan),
sedangkan pirolisa sekunder adalah pirolisa yang terjadi atas partikel dan
gas/uap hasil pirolisa primer.
2. Bahan Perekat
Sifat alamiah bubuk arang cenderung saling terpisah sehingga
membutuhkan campuran perekat. Penambahan bahan perekat menyebabkan
butir-butir arang dapat disatukan dan dibentuk sesuai dengan kebutuhan.
Pembuatan briket dengan penggunaan bahan perekat akan lebih baik
hasilnya jika dibandingkan tanpa menggunakan bahan perekat. Disamping
meningkatkan nilai bakarnya, kekuatan briket arang dari tekanan luar juga
3. Pemadatan dan pencetakan
Tekanan diberikan untuk menciptakan kontak antara permukaan bahan yang
direkat dengan bahan perekat, setelah bahan perekat dicampurkan dan
tekanan mulai diberikan maka perekat yang masih dalam keadaan cair akan
mulai mengalir ke permukaan bahan. Pada saat yang bersamaan dengan
terjadinya aliran maka perekat juga mengalami perpindahan dari permukaan
yang diberi perekat kepermukaan yang belum terkena perekat (Muhammad
Kirana, 1985). Adonan yang sudah jadi siap untuk dicetak menjadi briket
dengan cara memasukan adonan ke dalam cetakan kemudian dipadatkan.
4. Pengeringan
Pengeringan ini bertujuan untuk menguapkan kembali air yang telah
ditambahkan pada proses pencampuran. Pengeringan dilakukan terhadap
briket, agar air yang tersimpan dalam briket dapat diuapkan, sehingga tidak
mengganggu pada saat briket di bakar (Noer Widayanti, 1995).
Arang Serbuk Gergaji
Arang merupakan hasil pembakaran dari bahan yang mengandung karbon
yang berbentuk padat dan berpori. Sebagian besar porinya masih tertutup dengan
hidrokarbon, ter dan senyawa organik lain yang komponennya terdiri dari abu, air,
nitrogen dan sulfur. Proses pengarangan akan menentukan dan berpengaruh
terhadap kualitas arang yang dihasilkan (Sudradjat dan Soleh, 1994).
Keuntungan pemberian arang yaitu arang mempunyai kemampuan dalam
pertumbuhan akar serta memberikan habitat yang baik untuk pertumbuhan
tanaman. Selain dapat meningkatkan pH tanah, arang juga dapat memudahkan
terjadinya pembentukan dan peningkatan jumlah spora dari ekto mau pun
endomikoriza. Gusmailina, dkk., (1999) mengemukakan bahwa pemberian arang
pada tanah selain dapat membangun kesuburan tanah, berfungsi sebagai pengikat.
Kandungan hara yang terdapat pada arang serbuk gergaji bergantung kepada
bahan baku serbuk gergaji. Secara umum arang yang dihasilkan dari serbuk
gergaji campuran mempunyai kandungan hara N berkisar antara 0,3 sampai 0,6
%; kandungan P total dan P tersedia berkisar antara 200 sampai 500 ppm dan 30
sampai 70 ppm; kandungan hara K berkisar antara 0,9 sampai 3 meq/100 gram;
kandungan hara Ca berkisar antara 1 sampai 15 meq/100 gram; dan kandungan
hara Mg berkisar antara 0,9 sampai 12 meq/100 gram. Pemberian arang sebagai
campuran media semai tanaman secara nyata meningkatkan diameter batang
Eucalyptus urophylla (Gusmailina, dkk., 1999).
Hasil penelitian Gustan Pari (1996) menyimpulkan bahwa arang aktif dari
serbuk gergajian sengon yang dibuat secara kimia dapat digunakan untuk menarik
logam Zn, Fe, Mn, Cl, PO4 dan SO4 yang terdapat dalam air sumur yang tercemar
dan juga dapat digunakan untuk menjernihkan air limbah industri pulp kertas.
Penggunaan arang baik yang berasal dari limbah eksploitasi maupun yang
berasal dari industri pengolahan kayu untuk peningkatan kesuburan tanah,
merupakan salah satu alternatif pemanfaatan arang selain sebagai sumber energi.
Secara morfologis arang memiliki pori yang efektif untuk mengikat dan
Oleh sebab itu aplikasi arang pada lahan-lahan terutama lahan miskin hara
seperti tanah pasir pantai dapat meningkatkan beberapa fungsi antara lain:
sirkulasi udara dan air tanah, pH tanah, merangsang pembentukan spora endo dan
ektomikoriza, dan menyerap kelebihan CO2 tanah. Tanah pasir pantai
membutuhkan bahan organik dapat bentuk padat seperti briket yang tidak mudah
terlindi dan dapat menyediakan unsur hara dalam waktu yang lebih lama,
sehingga dapat meningkatkan kesuburan lahan pasir pantai dan meningkatkan
hasil tanaman jagung manis.
Tepung Darah Sapi
Salah satu pengelolahan limbah darah di Rumah Pemotongan Hewan
(RPH) yatu dibuat menjadi tepung darah sapi. Tepung darah sapi merupakan hasil
pengolahan dari darah yang telah dikeringkan sehingga membentuk tepung.
Tepung darah sapi merupakan bahan ransum yang berasal dari darah yang segar
dan bersih yang biasanya diperoleh dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH).
Tepung darah sapi mengandung protein kasar sebesar 80 %, lemak 1,6 % dan
serat kasar 1 %, tetapi miskin asam amino, kalium dan phospor. Darah yang
dihasilkan dari seekor ternak yang disembelih antara 7-9 % dari berat badannya
(Jamila, 2012).
Tepung darah sapi diproduksi dari darah hasil pemotongan ternak yang
bersih dan segar, berwarna coklat kehitaman serta relatif sulit larut dalam air.
Adapun jumlah darah yang dapat diperoleh dari suatu pemotongan sangat
tergantung pada lama proses pengeluaran darah serta teknik pengeluaran darah
pembuatan tepung darah sapi, untuk mendapatkan 1 kg tepung darah sapi
memerlukan 5 kg darah segar (5:1). Untuk mencegah terjadinya pembekuan darah
pada saat penampungan maka dapat ditambahkan sejumlah garam (Jamila, 2012).
Tepung darah sapi mengandung protein non-sistetik yang cukup tinggi,
dengan kandungan N = 13,25%, P=1% dan K=0,6%. Secara umum tepung darah
sapi mengandung bahan kering 90%, protein kasar 80-85%, lemak kasar 1-1,6%,
serat kasar 1-1,5%, abu 4%, beta nitrogen 8,40% dan protein tercerna 63,1%.
Kadar asam amino masing-masing metionin 1,0%; sistin 1,4%; lisin 6,9%;
triptophan 1,0%; isoleusin 0,8% ; histidin 3,05% ; valin 5,2% ; leusin 10,3% ;
arginin 2,35% dan glisin 4,4%. Darah dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
pupuk (Jamila, 2012).
Oleh sebab itu limbah darah harus dimanfaatkan agar tidak mencemari
lingkungan. Salah satu pemanfaatan limbah darah yaitu sebagai bahan baku
campuran briket yang dapat memperbaiki tingkat kesuburan tanah pasir, sebagai
pemasok hara dan meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung di tanah
pasir pantai.
Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.)
Jagung di Indonesia kebanyakan ditanam di dataran rendah sebagian
terdapat juga di daerah pegunungan pada ketinggian 1000-1800 mdpl. Tanaman
jagung memerlukan aerasi yang baik sehingga membutuhkan kondisi tanah yang
gembur dan subur. Kemasaman tanah (pH) yang terbaik untuk jagung adalah
sekitar 5,5-7,0 (http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung, Diakses Tanggal 7 Maret
dalam famili Gramineae subfamili Panicoidae (Thompson and Kelly 1957).
Berdasarkan tipe pembungaannya jagung manis termasuk tanaman monoecius
yaitu memiliki bunga jantan dan betina pada satu tanaman.
Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman berupa karangan bunga
(inflorescence), sedangkan bunga betina tersusun dalam tongkol yang terbungkus
oleh cangkang yang umum disebut ‘’kelobot” dengan rambut jagung yang
sebenarnya merupakan tangkai putik. Jagung manis dibudidayakan melalui
tahapan sebagai berikut:
1. Persiapan Bahan Tanam
Ketersediaan benih sebaiknya dengan mutu tinggi baik genetik, dan
fisiknya. Benih untuk penyulaman dibutuhkan untuk menganti tanaman
yang terserang hama/penyakit dan yang tumbuh abnormal. Jagung manis
beradaptasi baik di dataran rendah sampai sedang dengan potensi hasil ±
16.8 ton/hektar.
2. Pengolahan Lahan
Tanah yang akan ditanami dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian
diratakan. Setiap 3 m dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman.
Lebar saluran 25-30 cm, kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat terutama
pada tanah yang drainasenya kurang baik. Di daerah dengan pH kurang
dari 5, tanah dikapur (dosis 300 kg/hektar) dengan cara menyebar kapur
merata/pada barisan tanaman, 1 bulan sebelum tanam.
3. Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan kedalaman 3-5 cm, dan tiap
lubang hanya diisi 2 butir benih. Ruang tanam antar lubang tanam 75 cm x
25 cm. Taburkan furadan di atas benih sebanyak 0,5 gram perlubang,
pemberian pupuk dasar dengan jarak 5 cm dari biji jagung.
4. Penjarangan dan Penyulaman
Tanaman yang tumbuhnya kurang maksmimal, dipotong tepat di atas
permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh
dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan
tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak
tumbuh/mati, dilakukan 7-10 hari sesudah tanam (HST). Jumlah dan jenis
benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu
penanaman.
5. Pemupukan
Pemupukan dalam budidaya tanaman bertujuan untuk merangsang
pertumbuhan jagung lebih maksimal. Pemupukan di bagi menjadi
pemupukan dasar dan susulan. Pupuk dasar yang diberikan sesudah tanah
diolah umumnya menggunakan pupuk kompos dan pupuk buatan seperti
Urea, SP36, dan KCl. Pupuk kandang diberikan seminggu sebelum benih
ditanam sebanyak 10-20 ton/hektar (Himmah Amaliyah Hasanah, 2010).
Dosis N yang biasanya digunakan petani untuk budidaya jagung manis
adalah 200 kg/hektar atau setara dengan 435 kg pupuk Urea, dosis pupuk
pupuk K2O sebanyak 150 kg/hektar atau setara dengan 250 kg KCl
(Koswara, 1989). Pupuk diberikan sebanyak 2 kali, 1/3 bagian pada saat
tanam dan 2/3 bagian pada saat tanaman berumur 4 – 5 minggu dengan
metode alur atau barisan (Soemadi Widyaningsih dan Abdul Mutholib,
1999). Menurut Enny Purbani, dkk., (2009) pemupukan pertama biasanya
dilakukan 1-10 hari setelah tanam. Pemupukan kedua diberikan 28–35 hari
setelah tanam. Kadang juga diperlukan pemupukan ketiga, yaitu saat
tanaman menjelang masa berbunga.
6. Pengairan
Pengairan dilakukan setiap hari untuk menciptakan kondisi tanah yang
lembab dan hangat, sehingga mempercepat terjadinya perkecambahan
benih serta ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Pengairan diberikan hari
pada pagi atau sore hari dan setiap kali selesai pemupukan.
7. Hama dan Pengendalian
a. Hama
Hama yang menyerang tanaman jagung yaitu: lalat bibit, ulat pemotong
(Agrotis sp., Spodoptera litura) dan Penggerek buah (Helicoverpa
armigera). Pengendalian hama-hama tersebut adalah dengan tanam secara
serempak pada areal yang luas, mencari dan membunuh secara manual,
serta melakukan semprot dengan insektisida dengan dosis sesuai anjuran.
b. Penyakit
Penyakit yang menyerang tanaman jagung yaitu bulai (Downy mildew),
dengan menggunakan benih varietas unggul, pergiliran tanaman, seed
treatment, serta melakukan penyemprotan dengan bahan aktif Mancozep
bila ada gejala serangan.
8. Pemanenan
Panen jagung manis dilakukan sekitar umur 65-75 hst, atau buah sudah
dikatakan masak secara fisiologis dengan ciri-ciri daun dan kelobot sudah
mengering (menguning), bila kelobot dibuka biji sudah tampak kisut 100%, serta
ada black layer pada daerah titik tumbuh. Teknis panen dapat dilakukan sebagai
berikut: Kelobot pembungkus buah dikupas dengan cara disobek dengan tangan.
Seleksi buah, dengan cara dipisahkan antara buah normal dengan yang masih
muda serta busuk.
Hipotesis
Di duga kombinasi perlakuan 98 % Arang Serbuk Gergaji + 2 % Tepung
darah sapi + 2,396 gram Urea merupakan perlakuan terbaik sebagai komposisi
briket dalam mensuplai hara N serta meningkatkan pertumbuhan dan hasil
III.TATA CARA PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai bulan
Maret 2016 di Green House dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu pasir pantai Samas,
arang serbuk gergaji sengon, tepung darah sapi, benih jagung manis, Urea, SP36,
KCl, daun randu dan air. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
timbangan analitik, polybag, ember, meteran, seng, alat press briket, sekop,
saringan ukuran 0,5 mm, nampan, karung, dan alat tulis.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang disusun dalam
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan rancangan perlakuan faktor tunggal
terdiri dari 4 perlakuan. Adapun susunan perlakuan sebagai berikut :
1. Per1akuan P0 : Tanpa Briket
2. Perlakuan P1 : Briket A
3. Perlakuan P2 : Briket B
4. Perlakuan P3 : Briket C
Setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat 12 unit percobaan yang
Aplikasi dosis briket campuran arang serbuk gergaji dan tepung darah sapi pada
budidaya jagung manis yaitu 20 ton/hektar.
Cara Penelitian 1. Pengambilan Sampel Pasir Pantai
Sampel tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah pasir pantai
yang diambil secara komposit dari 6 titik di pantai Samas, Bantul, Yogyakarta.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara membersihkan bagian permukaan
pasir pantai kemudian menggali sedalam 30 cm sesuai dengan kedalamam
perakaran tanaman jagung manis dan diambil sesuai kebutuhan yaitu 360 kg.
2. Pembuatan Tepung Darah Sapi
Prinsip utama yang digunakan dalam memproses tepung darah sapi hanya
dengan mengurangi kadar air melalui teknik pengeringan darah menjadi tepung
darah sapi secara sederhana sebagai berikut :
a. Darah segar yang telah diperoleh dari Rumah Potong Hewan (RPH)
ditampung dalam wadah.
b. Kemudian tambahkan garam dapur sebanyak 1% dari volume darah
agar darah tidak menggumpal sehingga mempermudah pembuatan
tepung.
c. Darah yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 15 liter.
Selanjutnya darah segar dipanaskan di atas nyala api sedang sambil
diaduk secara perlahan hingga akhirnya mengental (kira-kira selama
d. Darah yang sudah mengental akan berwarna hitam yang menandakan
bahwa campuran tersebut sudah matang.
e. Campuran darah kemudian dijemur dibawah sinar matahari selama 2
hari kemudian ditumbuk hingga halus dan diayak hingga konsistensinya
menyerupai tepung. Tepung darah sapi dapat langsung digunakan
sebagai campuran briket arang serbuk gergaji.
3. Pembuatan Arang Serbuk Gergaji
Proses pengarangan/karbonisasi arang serbuk gergaji yaitu:
a. Bahan dan alat yang diperlukan dipersiapkan terlebih dahulu (serbuk
gergaji sebanyak 3 karung, korek api, air, ember, seng, sapu lidi,
gembor dan kayu bakar).
b. Seng diletakkan pada dua tempat yaitu di atas tungku dengan api
menyala dan di bagian samping tungku. Setelah api membesar, serbuk
gergaji sengon dituangkan diatas seng dan diratakan menggunakan
sapu lidi agar merata sehingga mempermudah pengarangan. Seng
akan menghantarkan panas ke semua pori serbuk gergaji. Bagian
permukaan serbuk gergaji menghitam sempurna menandakan bahwa
serbuk gergaji telah menjadi arang. Arang serbuk gergaji kemudian
dipindahkan ke seng berikutnya dan langsung disiram air agar arang
tidak menjadi abu.
c. Arang serbuk gergaji yang sudah jadi didinginkan sampai sekitar 45
ayakan 0,5 mm untuk memisahkan abu yang ada pada arang serbuk
gergaji.
d. Pengujian daya serap arang serbuk gergaji dilakukan dengan cara
meletakkan arang pada petridish yang berisi air selanjutnya
mencelupkan jari telunjuk ke dalam petridish. Apabila arang serbuk
gergaji menempel pada seluruh bagian jari telunjuk maka arang
tersebut memiliki daya serap yang tinggi.
4. Pembuatan Briket
Proses pembuatan briket campuran arang serbuk gergaji dan tepung darah
sapi, yaitu:
a. Bubuk arang serbuk gergaji dan tepung darah sapi yang telah dibuat
sebelumnya disiapkan kemudian bahan tersebut dicampur menjadi satu
dengan daun randu sebagai perekat, yang sebelumnya telah dihaluskan
menggunakan mortar agar getah dalam daun dapat keluar secara maksimal.
Dosis pemberian daun randu sebagai perekat adalah 30 % dari dosis briket
yang diaplikasikan yaitu 112,5 gram kemudian dilakukan pengadukan
untuk menghasilkan adonan yang merata. Jumlah campuran
masing-masing bahan sesuai dengan perlakuan yaitu:
i. Per1akuan P0 : Tanpa Briket (Pupuk Kandang 375 gram + 8,15
gram Urea + 6,28 gram SP36 + 4,68 gram KCl).
ii. Perlakuan P1= (371, 25 gram (99%) arang serbuk gergaji + 3,75
gram (1%) tepung darah sapi + 3,493 gram Urea) + 6,28 gram
iii. Perlakuan P2= (367,5 gram (98%) arang serbuk gergaji + 7,5 gram
(2%) tepung darah sapi + 2,396 gram Urea) + 6,28 gram SP36 +
4,68 gram KCl.
iv. Perlakuan P3= (363,75 gram (97%) arang serbuk gergaji + 11,25
gram (3%) tepung darah sapi + 1,354 gram Urea) + 6,28 gram
SP36 + 4,68 gram KCl ( Lampiran II ).
b. Adonan yang sudah tercampur rata dimasukkan ke dalam alat press briket,
kemudian bagian bawah alat dilapisi karung. Adonan yang telah masukkan
ke dalam alat press briket, selanjutnya ditekan untuk memadatkan adonan
sehingga keras dan berbentuk bongkahan. Briket dikeluarkan dari cetakan
dan dilakukan pengeringan di bawah sinar matahari sampai briket menjadi
kering dan keras.
c. Briket yang sudah kering siap diaplikasikan pada media tanam jagung
manis.
5. Aplikasi Briket Pada Tanaman Jagung a. Persiapan media tanam
Cara mempersiapkan media tanam yaitu pasir pantai dikeringanginkan
terlebih dahulu selama 1 hari. Pasir pantai yang telah dikeringanginkan
selanjutnya ditimbang sebanyak 10 kg dan dimasukkan ke dalam polybag
berukuran 35 cm x 35 cm kemudian siram air sampai media tanah pasir
b. Persiapan benih
Benih yang digunakan pada penelitian ini yaitu biji jagung manis hibrida F1
yang sebelumnya telah direndam air. Benih yang mengapung tidak
digunakan. Benih tersebut direndam dalam cairan 2 jenis fungisida, 1 jenis
bakterisida dan aktivator. Masing-masing dosis fungisida dan bakterisida
sebesar 5 gram/liter sedangkan aktivator sebanyak 1 tutup botol.
c. Penanaman
Penanaman dilakukan 1 minggu setelah pupuk dasar diaplikasikan dengan
cara menanam 5 biji jagung kedalam media tanam sesuai dengan perlakuan
masing-masing. Biji yang telah berkecambah disisakan 2 tiap media tanam
dan yang tumbuh abnormal atau tidak berkecambah dibuang.
d. Penjarangan
Penjarangan dilakukan pada saat tanaman jagung berumur 3 minggu setelah
tanam (MST) dengan memilih 1 tanaman jagung dengan pertumbuhannya
lebih baik.
e. Pemupukan
i. Pemupukan dasar
Kegiatan awal yaitu menimbang pupuk kandang, pupuk Urea, SP36,
KCl dan briket campuran arang serbuk gergaji dan tepung darah sapi
sesuai dosis perlakuan per polybag (lampiran II) dan diaplikasikan ke
dalam media taah pasir pantai. Pada perlakuan tanpa briket aplikasi
dilakukan dengan cara mencampur pasir pantai dengan pupuk
dilakukan dengan cara meletakkan briket pada bagian atas, tengah dan
bawah berbentuk zig-zag dan untuk pupuk dasar N, P dan K
diaplikasikan dengan metode ring placement seminggu sebelum benih
jagung manis ditanam.
ii. Pemupukan susulan
Pemupukan pertama biasanya dilakukan 1-10 hari setelah tanam
Pemupukan kedua dilakukan pada saat umur 28-35 hari setelah tanam.
Pemupukan dengan takaran pupuk anorganik yaitu Urea, SP36, KCl
sesuai dengan dosis perhektar. Pemupukan dilakukan dengan
membenamkan pupuk di zona perakaran (Enny Purbani, dkk., 2009).
d. Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma disekitar tanaman
jagung dan penyiangan dilakukan sesuai dengan pertumbuhan gulma
e. Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari dengan memberi
air secukupnya untuk menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang
tanaman berbunga, jumlah air yang diperlukan lebih besar sehingga
pemberian air diberikan dua kali lipatnya.
f. Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan pestisida
atau insektisida dengan dosis anjuran saat terjadi serangan yang dapat
g. Panen
Panen tanaman jagung manis dilakukan pada tanaman berumur 65-75 hari
setelah tanam yang ditandai dengan tongkol atau klobot mulai mengering,
biji kering, keras dan mengkilat. Pemanenan dilakukan dengan cara
memutar tongkol berikut klobotnya atau dapat dilakukan dengan
mematahkan tangkai buah jagung. Buah jagung dan sisa tanaman (akar,
batang dan daun) dimasukan kedalam kantong kertas yang sudah diberi
label dan untuk selanjutnya dilakukan analisis data.
Parameter Pengamatan
1. Tinggi tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan setiap setiap minggu setelah
tanam hingga panen, Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan
cara mengukur mulai dari pangkal batang bawah hingga ruas batang
sebelum bunga dan dinyatakan dalam satuan sentimeter.
2. Jumlah daun (helai)
Perhitungan jumlah daun dilakukan setiap 1 minggu sekali setelah
tanam sampai tanaman dipanen. Perhitungan dilakukan dengan cara
menghitung jumlah daun yang membuka dan dinyatakan dalam satuan
helai.
3. Panjang akar (cm)
Panjang akar diperoleh dengan cara mengukur akar tanaman jagung
menggunakan penggaris. Pengamatan dilakukan saat panen dan
dinyatakan dalam satuan sentimeter.
4. Bobot segar tanaman (g)
Pengukuran bobot segar tanaman dilakukan setelah panen. Pengukuran
dilakukan dengan cara menyobek polybag kemudian media tanam
digemburkan dibawah pancuran air, selanjutnya dibilas hingga bagian
akar bersih. Sampel tanaman yang telah dibersihkan kemudian
ditimbang dan dinyatakan dalam satuan gram.
5. Bobot kering tanaman (g)
Pengukuran berat kering tanaman dilakukan setelah panen dengan
cara mengambil tanaman yang telah ditimbang bobot segarnya
kemudian dijemur pada terik sinar matahari hingga kering. Tanaman
yang telah dikeringkan selanjutnya dibungkus dengan kertas dan
dioven pada suhu sekitar 800Cselama 48 jam hingga konstan.
6. Bobot segar akar (g)
Bobot segar akar diperoleh dengan cara menimbang akar tanaman
jagung manis pada saat panen. Pengamatan dilakukan pada saat panen
dan dinyatakan dalam satuan gram.
7. Bobot kering akar (cm)
Bobot kering akar diperoleh dengan cara menimbang akar tanaman
jagung sampai diperoleh angka yang konstan. Sebelumnya akar
konstan. Pengamatan dilakukan pada saat panen dan dinyatakan dalam
satuan sentimeter.
8. Panjang tongkol (cm)
Pengukuran panjang tongkol jagung dilakukan pada saat panen
menggunakan penggaris dan dinyatakan dengan satuan sentimeter.
9. Diameter tongkol (cm)
Pengukuran diameter tongkol jagung dilakukan menggunakan jangka
sorong pada bagian atas, tengah dan bawah kemudian hasilnya direrata
dan dinyatakan dengan satuan sentimeter.
10.Bobot segar tongkol ( g )
Penimbangan bobot segar tongkol dilakukan dengan cara menimbang
tongkol jagung manis pada masing-masing tanaman dan dinyatakan
dalam satuan gram.
Analisis Data
Data hasil pengamatan di Sidik Ragam (Analysis of Variance) 5 %. Apabila
terdapat pengaruh yang berbeda nyata antar perlakuan dilakukan Uji Jarak
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan pada akhir musim kemarau dan awal musim
hujan. Pada awal tanam, tanaman jagung yang ditanam pada media pasir pantai di
Green House mengalami gejala bulai hingga penanaman kedua. Oleh sebab itu
penelitian dipindahkan ke Lahan Percobaan dan dapat tumbuh dengan baik hingga
panen. Tanaman jagung setiap waktu mengalami pertumbuhan yang menunjukkan
telah terjadi pembelahan dan pembesaran sel. Pertumbuhan tanaman sangat
dipengaruhi oleh faktor lingkungan, fisiologi dan genetik tanaman. Hasil
penelitian aplikasi briket arang serbuk gergaji dan tepung darah sapi pada
budidaya jagung manis di tanah pasir pantai sebagai berikut :
Tinggi Tanaman
Tanaman setiap waktu mengalami pertumbuhan yang menunjukkan telah
terjadi pembelahan dan pembesaran sel. Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi
oleh faktor lingkungan, fisiologi dan genetik tanaman. Pada tanaman jagung
manis tinggi tanaman merupakan salah satu parameter pertumbuhan vegetatif
yang diukur dari pangkal batang sampai hingga ruas batang terakhir sebelum
bunga. Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang sering diamati sebagai
indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter untuk mengukur pengaruh
lingkungan atau perlakuan yang diterapkan karena tinggi tanaman merupakan
ukuran pertumbuhan yang paling mudah dilihat (S.M Sitompul dan Bambang
Adapun perlakuan yang diujikan pada penelitian ini yaitu aplikasi briket
campuran arang serbuk gergaji dan tepung darah sapi seperti Gambar 3. Hasil
sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan semua perlakuan yang
diaplikasikan berpengaruh tidak sama (Lampiran III.a). Hasil Uji Jarak Berganda
Duncan 5% terhadap tinggi tanaman disajikan dalam Tabel 1 berikut :
Tabel 1. Uji Jarak Berganda Duncan Tinggi Tanaman Jagung Manis
Perlakuan
Tinggi Tanaman (cm) P0 : Tanpa Briket ( Pupuk Kandang + Urea + SP36 + KCl ) 83,78 b P1 : Briket (99 % Arang Serbuk Gergaji + 1 % Tepung
Darah Sapi + 3,439 gram Urea) + SP36 + KCl 148,44 a P2 : Briket (98 % Arang Serbuk Gergaji + 2 % Tepung
Darah Sapi + 2,396 gram Urea) + SP36 + KCl 155 a P3 : Briket (97 % Arang Serbuk Gergaji + 3 % Tepung
Darah Sapi + 1,354 gram Urea) + SP36 + KCl 147,89 a Keterangan:Angka yang diikuti huruf yang berbeda pada tiap kolom menunjukkan
pengaruh berbeda nyata menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf nyata 5%.
Hasil Uji Jarak Berganda Duncan dalam Tabel 1 terhadap tinggi tanaman
jagung manis menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan P0 tidak sama dengan
pengaruh perlakuan P1, P2 dan P3 dan berpengaruh sama antar pengaruh
perlakuan P1, P2 dan P3. Hal ini disebabkan karena porositas tanah pasir pantai
yang besar, aerasi besar, dan kecepatan infiltrasinya tinggi sehingga daya sangga
air dan pupuk sangat rendah akibat kekurangan kandungan koloid tanah. Tanah
pasir juga miskin hara sehingga kurang mendukung pertumbuhan tanaman.
Pemberian pupuk kandang dengan dosis 20 ton/hektar pada perlakuan P0
cenderung tidak dapat meningkatkan kesuburan tanah pasir pantai dan menahan
pupuk N, P dan K teroksidasi dan hilang secara perlahan akibat proses infiltrasi
dan presipitasi melalui penyiraman.
Hal ini diperkuat dengan pendapat Syukur (2005) bahwa lahan pasir pantai
memiliki kemampuan menyediakan udara yang berlebihan, sehingga
mempercepat pengeringan dan oksidasi bahan organik. Stabilitas agregat dan
kandungan liat tanah pasiran rendah sehingga pada saat hujan, air dan hara akan
mudah hilang melalui proses pergerakan air ke bawah (Gunawan Budiyanto,
2009). Sesuai dengan hasil analisis Gunawan Budiyanto (2014) bahwa kebutuhan
bahan organik pada lahan pasiran lebih banyak dari lahan konvensional yaitu
sekitar 15–20 ton/hektar sedangkan kebutuhan tanah lempung berkisar 60
ton/hektar, sehingga pemberian bahan organik ke dalam tanah pasir dapat
diberikan dalam jumlah 30-40 ton/hektar dari berbagai sumber bahan organik.
Selama proses pertumbuhan, tanaman membutuhkan unsur hara makro
dan mikro untuk proses pembelahan sel. Perbandingan tinggi tanaman perlakuan
tanpa briket dan perlakuan briket dapat dilihat pada Gambar 5 saat tanaman
jagung manis berumur 3 MST. Tanaman pengaruh perlakuan briket memiliki
pertumbuhan yang seragam, optimal dan mendukung proses fotositesis yang
maksimal sedangkan tanaman pengaruh perlakuan P0 atau tanpa briket
mengalami pertumbuhan yang lebih lambat atau kerdil. Hilangnya unsur hara N, P
dan K menyebabkan tanaman pengaruh perlakuan P0 mengalami defisiensi unsur
hara terutama nitrogen. Defisiensi nitrogen menyebabkan proses pembelahan sel
terhambat dan mengakibatkan penyusutan pertumbuhan tanaman atau kerdil.
tanaman membutuhkan hara N, P dan K yang merupakan unsur hara esensial
dimana unsur hara ini sangat berperan dalam pertumbuhan tanaman secara umum
pada fase vegetatif. Sesuai dengan Marschner (1986) yang menyatakan bahwa
tanaman yang kekurangan unsur nitrogen akan tumbuh lambat dan kerdil.
Tanaman jagung manis perlakuan briket P1, P2 dan P3 mengalami
pengaruh pertumbuhan yang normal dan lebih baik dibandingkan dengan
perlakuan P0, hal ini terlihat dari Gambar 1 dan 4 bahwa selama fase vegetatif
hingga fase generatif tanaman jagung manis pengaruh perlakuan briket memiliki
pertumbuhan yang seragam dan optimal sehingga pembentukan bunga dan
kelobot lebih cepat dibandingkan dengan pengaruh perlakuan P0. Hal ini
disebabkan karena secara morfologis briket campuran arang serbuk gergaji dan
tepung darah sapi memiliki pori yang efektif untuk mengikat dan menyimpan hara
dari pupuk N, P dan K yang akan dilepaskan secara perlahan sesuai konsumsi dan
kebutuhan tanaman dan bersifat higroskopis sehingga hara dalam tanah tidak
mudah tercuci.
Pemberian arang serbuk gergaji yang diaplikasikan ke dalam tanah pasir
pantai dapat berfungsi sebagai pembangun kesuburan tanah dan memperbaiki
perakaran jagung manis. Eni Faridah (1996) menyimpulkan bahwa pemberian
serbuk arang pada kadar 10 % volume berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
awal tinggi semai kapur (Dryobalanops sp). Selain itu kandungan nitrogen yang
terdapat dalam tepung darah sapi dinilai efektif dalam meningkatkan pertumbuhan
tanaman jagung manis dan meminimalisir penggunaan pupuk N anorganik seperti
Hal ini terlihat dari semua tanaman perlakuan briket tidak ada yang
mengalami gejala khlorosis atau kekurangan unsur hara N. Namun antar
perlakuan briket tidak terjadi beda nyata terhadap tinggi tanaman jagung manis,
hal ini menunjukkan bahwa unsur N yang dibutuhkan untuk perpanjangan sel
tanaman tercukupi pada masing-masing perlakuan briket. Penyebab lain ialah
semua dosis briket campuran arang serbuk gergaji dan tepung darah sapi yang
diaplikasikan sama sesuai kebutuhan hara N per tanaman yaitu sebesar 3,75
N/tanaman (Lampiran II.a.5) sehingga mengakibatkan semua perlakuan briket
berpengaruh sama terhadap tinggi tanaman. Hasil pengamatan pengaruh perlakuan
terhadap tinggi tanaman dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini:
Gambar 1. Tinggi Tanaman Jagung Manis
Pada Gambar 1, tinggi tanaman jagung manis mengalami peningkatan
setiap minggu dan membentuk kurva sigmoid. Tanaman jagung manis perlakuan
P0 dan perlakuan P1, P2 dan P3 mengalami pengaruh pertumbuhan seragam pada
umur 1-3 MST. Pada umur 4 MST laju pertumbuhan mengalami perbedaan,
tanaman jagung manis pengaruh perlakuan P0 mengalami pertumbuhan yang
lebih lambat karena hara N, P dan K tidak tersedia untuk mendukung proses
fotosintesis. Aplikasi pupuk susulan N, P dan K pada umur 5 MST dapat
mensuplai hara sehingga pertumbuhan tanaman mengalami peningkatan. Pada
umur 4-6 MST jagung manis pengaruh perlakuan briket P1, P2 dan P3
mengalami peningkatan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan pengaruh
perlakuan P0. Pada umur 5 MST laju tanaman jagung pengaruh perlakuan briket
mengalami perbedaan, pengaruh perlakuan P3 mengalami laju pertumbuhan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan pengaruh briket P1 dan P2. Laju pertumbuhan
pada umur 6 MST kembali seragam antar semua perlakuan briket.
Laju pertumbuhan optimal pada tanaman pengaruh perlakuan briket P1, P2
dan P3 terjadi pada umur 8 MST, sedangkan tanaman pengaruh perlakuan P0
terjadi pada pada umur 9 MST. Hal ini menunjukkan tanaman pengaruh
perlakuan briket P1, P2 dan P3 lebih cepat memasuki fase generatif dibandingkan
tanaman pengaruh perlakuan P0 yang terlambat memasuki fase generatif. Hal ini
terlihat dari kemunculan bunga pada pengaruh perlakuan briket P1, P2 dan P3
yang lebih cepat dan bunga mekar dengan sempurna sehingga penyerbukan pada
kelobot berjalan maksimal. Pada tanaman pengaruh perlakuan P0 bunga jantan
yang muncul lebih lambat dan tidak mekar sempurna sehingga proses
penyerbukan dan pembentukan biji jagung tidak berjalan maksimal.
Hal ini membuktikan bahwa komposisi N dari campuran arang serbuk
gergaji, tepung darah sapi dan Urea dapat mensuplai kebutuhan hara hingga fase
briket pada tanah pasir pantai memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap
daya sangga hara dan air sehingga menahan laju perlindian.
Jumlah Daun
Daun merupakan organ tanaman tempat mensintesis makanan untuk
kebutuhan tanaman maupun sebagai cadangan makanan. Daun memiliki klorofil
yang berperan dalam melakukan fotosintesis. Semakin banyak jumlah daun, maka
tempat untuk melakukan proses fotosisntesis lebih banyak dan dan hasilnya lebih
optimal. Soegito (2003) menyatakan bahwa semakin besar jumlah nitrogen yang
tersedia maka akan memperbesar jumlah hasil fotosintesis sampai dengan
optimum. Hasil sidik ragam 5% terhadap jumlah daun menunjukkan semua
perlakuan yang diaplikasikan berpengaruh tidak sama (Lampiran III.b). Hasil Uji
Jarak Berganda Duncan 5% terhadap jumlah daun disajikan dalam Tabel 2
berikut:
Tabel 2. Uji Jarak Berganda DuncanJumlah Daun Jagung Manis
Perlakuan menunjukkan pengaruh berbeda nyata menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf nyata 5%.
Hasil Uji Jarak Berganda Duncan dalam Tabel 2 terhadap jumlah daun
jagung manis menunjukkan pengaruh perlakuan P0 tidak sama dengan pengaruh
dan P3. Hal ini disebabkan karena kandungan N pada pengaruh perlakuan P0
lebih banyak mengalami perlindian dibandingkan jumlah yang dapat diserap oleh
tanaman. Hal ini terlihat pada Gambar 7, daun tanaman pengaruh perlakuan briket
P1, P2, dan P3 berwarna hijau tua yang menunjukkan tanaman mengandung
cukup N atau kadar klorofil dalam daun tinggi. Warna daun tanaman pengaruh
perlakuan P0 berwana kuning menunjukkan defisiensi unsur hara N atau klorosis
akibat kekurangan klorofil. Minimnya kandungan klorofil tanaman pengaruh
perlakuan P0 mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis, akibatnya jumlah
fotosintat yang dihasilkan tanaman rendah sehingga jumlah daun yang muncul
pada tanaman pengaruh perlakuan P0 lebih rendah dibandingkan tanaman
pengaruh perlakuan P1, P2, dan P3.P1, P2, dan P3.
Menurut Pinus Lingga (2003) cekaman Kebutuhan hara untuk
pertumbuhan jagung manis adalah nitrogen yang penting dalam meningkatkan
pertumbuhan vegetatif tanaman. Lebih lanjut Marschner (1986) menyatakan
bahwa tanaman yang kekurangan unsur nitrogen akan tumbuh lambat dan kerdil.
Kekurangan unsur hara nitrogen mengakibatkan terhambatnya pembentukan atau
pertumbuhan bagian-bagian vegetatif seperti daun, batang, dan akar
Perlakuan briket P1, P2 dan P3 memberikan pengaruh yang lebih baik
terhadap peningkatan jumlah daun dibandingkan pengaruh perlakuan P0.
Peningkatan jumlah daun yang tinggi menyebabkan pertumbuhan jagung manis
lebih optimal karena cahaya matahari yang diserap oleh daun lebih banyak
sehingga jumlah klorofil lebih besar dan fotosisntesis berjalan lancar dengan