RANCANG BANGUN DASHBOARD UNTUK
VISUALISASI PRODUKTIVITAS BAHAN BAKU
TEBU PADA PABRIK GULA GEMPOLKREP
TUGAS AKHIR
Program Studi Sistem Informasi
Oleh:
Welly Abdi Prayogi
09.41010.0247
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA
ix
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
2.1 Data, Informasi dan Pengolahan Data ... 5
x
2.9 Analisis dan Perancangan Sistem ... 20
2.10 Unified Modeling Language ... 21
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 30
3.1 Analisis Sistem ... 30
3.1.1 Sekilas Mengenai PG. Gempolkrep ... 30
3.1.2 Identifikasi Permasalahan ... 31
3.1.3 Analisis Permasalahan ... 32
3.2 Gambaran Umum Sistem ... 33
3.3 Perancangan Sistem ... 35
3.3.1 Analisis Kebutuhan Sistem ... 35
3.3.2 Identifikasi Parameter Indikator ... 36
3.3.3 Input, Proses, dan Output ... 39
3.3.4 UML ... 42
xi
3.3.6 Desain Interface... 56
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 61
4.1 Kebutuhan Sistem ... 61
4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras ... 61
4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 61
4.2 Pembuatan Aplikasi ... 62
4.3 Implementasi Sistem ... 62
4.3.1 Halaman Login ... 62
4.3.2 Halaman Dashboard Manajer Tanaman ... 63
4.3.3 Halaman Dashboard Kepala Tebang Angkut ... 65
4.4 Uji Coba Sistem ... 67
4.4.1 Uji Coba Dashboard Manajer Tanaman ... 68
4.4.2 Uji Coba Dashboard Kepala Tebang Angkut... 68
4.5 Evaluasi Sistem ... 69
BAB V PENUTUP ... 70
5.1 Kesimpulan ... 70
5.2 Saran ... 70
1 1.1 Latar Belakang
Pabrik Gula (PG). Gempolkrep merupakan salah satu anak perusahaan
dari PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) yang memproduksi gula kristal dari
bahan baku tebu. Untuk proses produksinya pabrik ini mendapatkan pemasukan
bahan baku tebu dari petani tebu yang ada di wilayah Mojokerto, Lamongan, dan
Jombang. Petani yang akan mengirim bahan baku tebu ke PG. Gempolkrep harus
mendaftar kontrak pada kantor Koperasi Unit Desa (KUD) yang telah bekerja
sama dengan PG.Gempolkrep, pada proses pendaftaran kontrak lahan akan di
survey oleh petugas dari PG. Gempolkrep mulai dari luas lahan, lokasi, varietas
tebu, dan masa tanam.
Pada proses pemasukan bahan baku tebu dimulai dari pengiriman tebu
petani ke PG. Gempolkrep, kemudian memasuki tahap pemeriksaan kebersihan
dan mutu bahan baku terlebih dahulu, jika bahan baku tebu sudah memenuhi
kriteria yang ditentukan dilanjutkan pada proses penimbangan bobot bahan baku
tebu, setelah itu tebu akan dipindahkan ke lori untuk dibawa ke tempat
penggilingan tebu. Untuk setiap pencatatan hasil dari setiap proses diatas seperti
mutu dan juga bobot tebu PG. Gempolkrep menggunakan teknologi informasi
yang disebut SIPG (Sistem Informasi Pabrik Gula).
Saat ini data mengenai produktivitas bahan baku tebu yang didapatkan
dari SIPG masih berupa data tabel yang cukup rumit, sehingga untuk mengetahui
pengolahan terlebih dahulu, Selain itu pada SIPG juga tidak memiliki sistem
peringatan untuk situasi yang kritis seperti kurangnya pasokan tebu, jadi pada
batas akhir waktu pengiriman tebu jam 17:00 jumlah tebu digiling kurang dari
6800 ton maka penting kepada kepala tebang angkut agar bisa mengambil
kebijakan guna mencukupi kebutuhan produksi harian jika tidak perusahaan akan
mengalami kerugian karena kurangnya bahan baku menyebabkan biaya produksi
lebih besar dibandingkan dengan hasil produksi.
Data produktivitas bahan baku tebu lebih baik jika ditampilkan dalam
bentuk visualisasi yang lebih mudah dipahami, padat dan ringkas dari pada tabel
data yang sulit dipahami jika hanya dilihat secara sekilas, salah satu visualisasi
data yang bisa digunakan adalah sistem dashboard (Haryanti, 2008). Dashboard
akan memberikan gambaran singkat kepada manajer tanaman, asisten manajer
tanaman dan juga asisten muda mengenai keadaan perusahaan sehingga
membantu mereka dalam hal pengambilan keputusan. Evaluasi dapat dilakukan
dengan cepat dengan melihat kumpulan informasi pencapaian dalam bentuk
grafik batang, grafik lingkaran, dan lain-lain.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan beberapa
perumusan masalah dalam sistem ini yaitu:
1. Bagaimana mengelola data produktivitas bahan baku tebu menjadi
informasi yang dapat membantu memonitoring pencapaian produktivitas
2. Bagaimana merubah data tabel produktivitas bahan baku tebu menjadi
informasi visual dalam bentuk dashboard.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam pembuatan dashboard produktivitas bahan baku
tebu ini adalah:
1. Data yang diolah adalah data pemasukan bahan baku tebu yang telah digiling
dan telah sesuai dengan persyaratan.
2. Pengguna dari dashboard produktivitas bahan baku tebu ini adalah pegawai
PG. Gempolkrep bagian tanaman yang menjabat sebagai: manajer tanaman,
kepala tebang angkut, dan asisten muda.
3. Dashboard yang dibangun dalam penelitian ini, berfokus pada monitoring
kinerja dalam ruang lingkup produktivitas PG Gempolkrep yaitu: luas areal,
tebu digiling/produksi, hablur, rendemen, tebu/ha, dan hablur/ha.
1.4 Tujuan Penelitian
Dengan mengacu pada perumusan masalah maka tujuan yang hendak
dicapai dalam pembuatan dashboard produktivitas bahan baku tebu adalah
menyajikan data produktivitas bahan baku tebu menjadi informasi yang dapat
digunakan oleh pihak manajemen untuk memonitoring dan mengontrol
produktivitas bahan baku tebu pada PG. Gempolkrep.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penyusunan Tugas Akhir ini akan dijabarkan dalam
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas latar belakang masalah, permasalahan
yang ada, batasan masalah serta sistematika penulisan yang berisi
penjelasan singkat pada masing-masing bab.
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini dijelaskan landasan teori yang merupakan teori dasar
dari teori yang dipakai untuk menyelesaikan permasalahan.
Teori-teori tersebut antara lain: data dan informasi, produk, dashboard,
visualisasi, Unified Modeling Language, hmtl5, Hypertext
Preprocessor (PHP), MySQL, java script, dan highcharts.
BAB III : ANALISIS DAN PERENCANGAN SISTEM
Bab ini membahas tentang analisis, perancangan sistem, yaitu
gambaran umum sistem, diagram blok sistem, use case sistem,
diagram aktivitas, diagram interaksi, struktur tabel, desain
input/output dan desain uji coba.
BAB IV : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Dalam bab ini dijelaskan tentang implementasi dari aplikasi yang
dibuat secara keseluruhan dan memberikan penjelasan dari
kebutuhan perangkat keras, kebutuhan perangkat lunak, desain
penelitian, uji coba aplikasi, evaluasi sistem
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini dibahas tentang kesimpulan dan saran dari penggunaan
5
Pada bab ini akan dijelaskan landasan teori yang terkait dengan
permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan sistem yang digunakan pada
Tugas Akhir ini. Adapun landasan teori yang digunakan sebagai berikut:
2.1 Data, Informasi, dan Proses Pengolahan Data
Menurut Bocij dkk.(2008:6) Data adalah fakta atau hasil pengamatan yang
dianggap memiliki sedikit atau tidak memiliki nilai sampai mereka telah diproses
dan diubah menjadi informasi. Informasi adalah data yang diolah sesuai
kebutuhan sehingga bisa dipahami oleh pengguna atau penerima informasi.
Proses pengolahan data harus dilakukan dengan baik dan sesuai dengan
konteks agar mudah dipahami oleh pengguna. Pada gambar berikut menunjukkan
bagaimana sebuah data diubah menjadi informasi. Beberapa cara yang dapat
digunakan untuk melakukan proses data seperti berikut ini (Bocij dkk., 2008:8).
1. Classification, mengelompokkan data berdasarkan kategori tertentu.
2. Rearranging/Sorting, mengelola data dengan dalam satu kelompok dan diatur
atau diurutkan berdasarkan urutan tertentu.
3. Aggregating, mengolah data dengan meringkasnya seperti menghitung
rata-rata, total, atau subtotal.
4. Performing calculations, mengolah data dengan melakukan perhitungan
terhadap data bisa dengan melakukan perkalian, penjumlahan, atau
harga yang harus dibayar, kita melakukan perhitungan harga satuan dikalikan
harga barang.
5. Selection, mengolah data dengan memilih atau memilah data berdasarkan
kriteria tertentu. Sebagai contoh, sebuah contoh sebuah perusahaan dapat
membuat daftar pelanggan potensial berdasarkan besarnya pendapatan diatas
rata-rata pelanggan lainnya.
Lima cara tersebut bukann merupakan cara mutlak bisa saja ada cara lain yang
dapat digunakan untuk megolah data, misalkan dengan kombinasi diantara lima
cara tersebut
Data Transformation process Information
Gambar 2.1 Proses Perubahan Data
Hasil pengolahan data menjadi informasi harus memenuhi karakteristik sebagai
berikut (Tarigan dkk., 2010).
1. Relevant, informasi dikatakan relevan jika berguna untuk menjawab kebutuhan
organisasi.
2. Relieble, informasi yang disajikan lengkap tanpa menghilangkan elemen
penting dari bagian yang akan digunakan dalam mengambil keputusan.
3. Timely, disajikan tepat waktu atau sesuai dengan waktunya agar tidak
2.2 Produktivitas Bahan Baku Tebu
Kualitas dan kuantitas produksi gula tergantung pada bahan baku tebu yang
diproduksi, ada beberapa parameter yang digunakan untuk mengetahui
produktivitas bahan baku tebu.
1. Luas Areal
Luas areal merupakan sasaran yang harus terpenuhi guna memproduksi
tanaman tebu untuk memenuhi pasok bahan baku tebu selama musim giling.
Satuan yang digunakan hektar(ha).
2. Tebu Digiling
Tebu digiling merupakan jumlah tebu yang tergiling selama musim giling
dalam satuan berat(ton). Pendapatan perusahaan mayoritas terdukung dari
ketersediaan bahan baku semakin banyak bahan baku yang mendukung
proses produksi semakin banyak pula produksi yang dihasilkan oleh
perusahaan, semakin besar pula potensi pendapatan perusahaan dan begitu
sebaliknya. Oleh karena itu jumlah bahan baku sangat berpengaruh terhadap
pendapatan perusahaan sehingga hal ini menjadi titik kritis dan kunci dalam
keberhasilan usaha di pabrik gula.
3. Hablur
Hablur adalah gula sukrosa yang dikristalkan. Pembentukan gula yang
sebenarnya terjadi di lahan(on farm). Tugas pabrik gula berfungsi sebagai alat
ekstraksi untuk mengeluarkan nira dari batang tebu dan mengolahnya menjadi
gula kristal. Hablur yang dihasilkan mencerminkan rendemen tebu. Satuan
4. Rendemen
Rendemen tebu adalah kadar kandungan gula yang ada didalam batang tebu
yang dinyatakan dalam persen. Bila dikatakan rendemen tebu 10% , artinya
ialah bahwa dari 100 kg tebu yang digiling dipabrik gula akan diperoleh gula
10 kg. Untuk mendapatkan rendemen tinggi tanaman harus bermutu baik dan
di tebang pada saat yang tepat.
5. Tebu/ha
Menunjukkan produksi tanaman tebu dalam satuan luas hektar. Baik
buruknya produksi dipengaruhi beberapa faktor diantaranya: kesuburan tanah,
pemeliharaan, potensi varietas dan iklim.
6. Hablur/ha
Merupakan parameter dari produktivitas lahan. Semakin banyak kuintal tebu
yang diproduksi dalam hektar tanam dan rendemennya, maka kebun tersebut
akan mendapatkan hablur yang tinggi.
2.3 Sistem Dashboard
2.3.1 Visualisasi
Menurut Frey (2008:4), sebuah visualisasi yang tepat adalah semacam
narasi yang memberikan jawaban jelas atas pertanyaan tanpa rincian yang tidak
berhubungan/asing. Dengan berfokus pada tujuan awal dari pertanyaan, Anda
dapat menghilangkan rincian seperti itu karena pertanyaan itu memberikan acuhan
untuk apa yang diperlukan dan apa yang tidak diperlukan.
Menurut McCormick (1987:3), Visualisasi adalah metode komputasi.
simulasi dan perhitungan. Visualisasi menawarkan metode untuk melihat yang tak
terlihat. Memperkaya proses penemuan ilmiah dan mendorong pengetahuan yang
tak terduga. Dalam banyak bidang hal ini sudah merevolusi cara pandang
ilmuwan terhadap ilmu pengetahuan.
Visualisasi mencakup baik pemahaman gambar dan perpaduan gambar.
Artinya, visualisasi adalah alat untuk menafsirkan data gambar yang dimasukkan
ke komputer, dan untuk menghasilkan gambar dari data multi-dimensi yang
kompleks. Mempelajari mekanisme tersebut pada manusia dan komputer yang
memungkinkan dengan tujuan untuk memahami, menggunakan, dan
mengkomunikasikan informasi visual. Visualisasi menyatukan sebagian besar
bidang independen dan konvergen, dari berikut ini:
1. Computer Graphic
2. Image Processing
3. Computer Vision
4. Computer Aided Design (CAD)
5. Signal Processing
6. User Interface Studies
2.3.2 Pengertian Dashboard
Dashboard adalah sebuah tampilan visual dari informasi terpenting yang
dibutuhkan untuk mencapai satu atau lebih tujuan, digabungkan dan diatur pada
sebuah layar, menjadi informasi yang dibutuhkan dan dapat dilihat secara sekilas.
Dashboard itu sebuah tampilan pada satu monitor komputer penuh yang berisi
diketahui. Biasanya kombinasi teks dan grafik, tetapi lebih ditekankan pada grafik
(Few, 2006:34).
2.3.3 Tujuan Penggunaan Dashboard
Tujuan penggunaan dashboard menurut Eckerson (2006a:5) yaitu:
1. Mengkomunikasikan Strategi
Mengkomunikasikan strategi dan tujuan yang dibuat oleh eksekutif kepada
semua pihak yang berkepentingan sesuai dengan peran dan tingkatannya
dalam organisasi.
2. Memonitor dan Menyesuiakan Pelaksanaan Strategi
Memonitor pelaksanaan dari rencana dan strategi yang telah dibuat.
Memungkinkan eksekutif untuk mengidentifikasi permasalahan kritis dan
membuat stategi untuk mengatasinya.
3. Menyampaikan Wawasan dan Informasi ke Semua Pihak
Menyajikan informasi menggunakan grafik, simbol, bagan dan warna yang
memudahkan pengguna dalam memahami dan mempersepsi informasi secara
benar.
2.3.4 Jenis Dashboard
Dashboard bisa dikelompokkan sesuai dengan level manajemen yang
didukungnya menurut Eckerson dan Few pada (Hariyanti 2008:10) yaitu:
1. StrategicDashboard
a. Mendukung manajemen level strategis.
b. Informasi untuk membuat keputusan bisnis, memprediksi peluang, dan
c. Fokus pada pengukuran kinerja high-level dan pencapaian tujuan strategis
organisasi.
d. Mengadopsi konsep Balance Score Card.
e. Informasi yang disajikan tidak terlalu detail.
f. Konten informasi tidak terlalu banyak dan disajikan secara ringkas.
g. Informasi disajikan dengan mekanisme yang sederhana, melalui tampilan
yang unidirectional.
h. Tidak di desain untuk berinteraksi dalam melakukan analisis yang lebih
detail.
i. Tidak memerlukan data real time.
2. TacticalDashboard
a. Mendukung manajemen tactical.
b. Memberikan informasi yang diperlukan oleh analisis untuk mengetahui
penyebab suatu kejadian.
c. Fokus pada analisis untuk menemukan penyebab dari suatu kondisi atau
kejadian tertentu.
d. Dengan fungsi drill down dan navigasi yang baik.
e. Memiliki konten informasi yang lebih banyak (Analisis perbandingan,
pola/tren, evaluasi kerja).
f. Menggunakan media penyajian yang “cerdas” yang memungkinkan
pengguna melakukan analisis terhadap data yang kompleks.
g. Didesain untuk berinteraksi dengan data.
h. Tidak memerlukan data real time.
a. Mendukung manajemen level operasional.
b. Memberikan informasi tentang aktivitas yang sedang terjadi, beserta
perubahannya secara real time untuk memberikan kewaspadaan terhadap
hal-hal yang perlu direspon secara cepat.
c. Fokus pada monitoring aktifitas dan kejadian yang berubah secara
konstan.
d. Informasi disajikan spesifik, tingkat kedetailan yang cukup dalam.
e. Media penyajian yang sederhana.
f. Alert disajikan dengan cara yang mudah dipahami dan mampu menarik
perhatian pengguna.
g. Bersifat dinamis, sehingga memerlukan data real time.
h. Didesain untuk berinteraksi dengan data, untuk mendapatkan informasi
yang lebih detail, maupun informasi pada level lebih atas (Higher Level
Data).
2.3.5 Karakteristik Dashboard
Karakteristik dashboard menurut (Eckerson, 2006b:117) yaitu:
1. Model pemrosesan berdasarkan kejadian yaitu menangkap kejadian setiap saat
dari beberapa sistem yang mencakup dan mempengaruhi proses bisnis.
2. Aturan bisnis yang kuat yaitu mengijinkan penggunanya membuat peringatan,
target, ambang untuk menilai kinerja individu.
3. Dashboard bisnis yang user friendly yaitu mempebarui nilai sebagai aliran
kejadian melalui sistem dan menempatkan nilai tersebut dalam hubungan
4. Sebuah sistem aliran kerja yang bergabung dan bekerjasama yang mengijinkan
penggunanya untuk memulai proses secara formal dan informal, yang dengan
proses itu pengguna dapat berkolaborasi mendiskusikan hasilnya.
Beberapa karakteristik dashboard menurut Malik (Hariyanti, 2008:8)
yaitu:
1. Sinergi
Ergonomis dan memiliki tampilan visual yang mudah dipahami oleh
pengguna. Dashboard mensinergikan informasi dari berbagai aspek yang
berbeda dalam satu layar.
2. Monitor
Menampilkan KPI yang diperlukan dalam pembuatan keputusan dalam
domain tertentu, sesuai dengan tujuan pembangunan dashboard tersebut.
3. Akurat
Informasi yang disajikan harus akurat, dengan tujuan untuk mendapatkan
kepercayaan dari penggunanya.
4. Responsif
Merespon threshold yang telah didefinisikan, dengan memberikan alert
(seperti bunyi alarm, blinker, email) untuk mendapatkan perhatian pengguna
terhadap hal-hal yang kritis.
5. Timely
Menampilkan informasi terkini yang diperlukan untuk pengambilan
6. Interaktif
Pengguna dapat melakukan drilldown dan mendapatkan informasi lebih detail,
analisis sebab akibat dan sebagainya.
7. More Data History
Melihat tren sejarah KPI contohnya perbandingan jumlah mahasiswa baru saat
ini dengan beberapa tahun yang lalu, untuk mengetahui apakah kondisi
sekarang lebih baik atau tidak.
8. Personalized
Penyajian informasi spesifik untuk setiap jenis pengguna sesuai domain
tanggung jawab, hak akses dan batasan akses data.
9. Analitical
Fasilitas untuk melakukan analisis seperti sebab akibat.
10.Collaborative
Fasilitas pertukaran catatan laporan antar pengguna mengenai hasil
pengamatan dashboard-nya masing-masing yaitu sarana komunikasi dalam
melakukan fungsi manajemen dan control.
11.Trackability
Memungkinkan setiap pengguna untuk mengkustomisasi nilai yang akan
dilacaknya.
2.3.6 Komponen Dashboard
Dalam memahami perbedaan diantara ketiga jenis dashboard kinerja,
perlu untuk mengetahui masing-masing komponen aplikasi yang digunakan.
Meskipun tidak ada aturan keras dan cepat tentang penggunaan komponen,
Gambar 2.2 Komponen Dashboard Kinerja
1. Komponen Dashboard Operasional
Dashboard operasional menggunakan antarmuka dashboard untuk
memantau proses operasional. Dashboard memberikan peringatan yang
memberitahukan pengguna tentang kondisi pengecualian dalam proses yang
sedang mereka pantau sehingga mereka dapat bertindak cepat untuk memperbaiki
masalah atau memanfaatkan peluang.
2. Komponen Dashboard Taktis
Dashboard taktis sering menampilkan hasil dalam business intelligence
(BI) portal yang berisi grafik dan tabel serta dokumen lainnya pengguna perlu
untuk memantau proyek atau proses yang mereka kelola. Portal ini dibangun ke
sebagian besar alat BI dan biasanya mengintegrasikan dengan portal komersial
yang banyak digunakan perusahaan untuk menjalankan intranet perusahaan
3. Komponen Dashboard Strategis
Dashboard Strategis menggunakan antarmuka scorecard untuk melacak
kinerja terhadap tujuan strategis. Meskipun mereka mirip dengan antarmuka
dashboard, scorecard umumnya melacak kemajuan kelompok secara bulanan
daripada secara tepat waktu. Scorecard umumnya menampilkan lebih metrik
seluruh spektrum yang lebih luas dari organisasi daripada dashboard, terutama di
scorecard perusahaan. Informasi kinerja dalam antarmuka scorecard biasanya
lebih diringkas dari dalam antarmuka dashboard.
2.4 Kesalahan Umum Pembuatan Dashboard
Beberapa hal dibawah ini merupakan 13 kesalahan umum pada pembuatan
dashboard (Few, 2006):
1. Melebihi batas pada satu layar monitor komputer. Hal ini mengacu pada
tampilan dashboard.
2. Menyediakan data yang tidak memadai: misal dashboard tentang penerimaan
mahasiswa baru, seharusnya dashboard yang ada tidak hanya berisi jumlah
mahasiswa baru pada tahun itu saja, melainkan berisi informasi jumlah
mahasiswa baru tahun lalu.
3. Menampilkan detil atau presisi yang berlebihan: dashboard hampir selalu
memerlukan informasi tingkat tinggi untuk mampu mendukung penggunanya
untuk peninjauan cepat. Jadi dengan detil yang berlebihan, hanya akan
memperlambat penangkapan si pengguna tanpa menambah keuntungan
4. Memilih ukuran kurang tepat: misalnya, bila seorang pengguna dashboard
hanya memerlukan persentase tingkat penjualan, maka sebaiknya hanya
disajikan dalam bentuk persentase (-9% akan lebih baik dibanding -$8.066)
5. Memilih media tampilan yang tidak tepat: maksudnya adalah salah memilih
media (bar, pie, circle, atau radar) .
6. Menyajikan variasi berbeda yang sia-sia: misalnya, menyajikan chart penjualan
pada beberapa daerah dengan menggunakan pie, radar, dan bar pada dashboard
yang sama.
7. Menggunakan media tampil yang desainnya payah.
8. Menampilkan kuantitas data secara tidak akurat: contoh sebuah grafik batang
yang dimulai angka $500.000 bukan $0.
9. Mengatur tampilan data dengan payah. Dashboard pada dasarnya menampilkan
informasi yang banyak dengan tampilan seminimalis mungkin. Jadi, bila data
yang ada tidak diatur sedemikian rupa, akan semakin membingungkan
penggunanya.
10. Menyoroti data penting secara tidak efektif atau tidak sama sekali. Dashboard
yang baik adalah menonjolkan data yang lebih penting dibanding yang lain.
Sehingga pengguna langsung melihatnya.
11. Mengacaukan tampilan dengan dekorasi yang tak perlu. Sebaiknya tampilan
dashboard tidak terlalu “wah” tampillannya, hal ini akan menyebabkan mata
penggunanya mudah lelah di kemudian hari.
12. Salah atau berlebihan menggunakan warna. Sebaiknya menggunakan warna
yang tepat. Dan tidak serampangan dalam menggunakan warna.
2.5 Key Performance Indikator
Key Performance Indicator (Hariyanti, 2008) adalah indikator yang
merepresentasikan kinerja dari proses yang dilaksanakan. Key Performance
Indicator merupakan sekumpulan ukuran mengenai aspek kinerja yang paling
kritis, yang menentukan kesuksesan organisasi pada masa sekarang dan masa
yang akan datang. Key Performance Indicator digunakan memprediksi peluang
kesuksesan atau kegagalan dari proses-proses yang dilaksanakan organisasi,
sehingga KPI dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kinerja
organisasi secara dramatis. Contoh dari penjelasan diatas adalah penentuan
parameter nilai dalam trend penerimaan mahasiswa baru membuat user dapat
dengan mudah mengetahui kondisi penerimaan mahasiswa baru apakah sedang
bagus atau tidak.
2.6 Grafik
Grafik dapat digunakan untuk menunjukkan keterhubungan antar data,
seperti perbandingan nominal, time-series, deviasi, korelasi, dan sebagainya . Ada
berbagai macam bentuk grafik yang dapat dipilih untuk menggambarkan setiap
jenis keterhubungan data, seperti yang terdapat pada tabel 2.1, Namun demikian,
Tabel 2.1 Keterhubungan Data dan Jenis Grafik yang Sesuai (Hariyanti, 2008).
No Keterhubungan Data Jenis Grafik yang sesuai
1 Perbandingan nominal a. Grafik bar (horisontal atau vertikal). b. Grafik titik (jika 0 tidak termasuk dalam
skala nilai).
2 Time-series a. Grafik garis (untuk melihat tren seluruh
data).
b. Perbandingan (antar nilai individu).
c. Grafik titik yang dihubungkan dengan garis (untuk melihat nilai individu sekaligus tren data secara keseluruhan).
3 Ranking a. Grafik bar (horisontal atau vertikal)
b. Grafik titik (jika 0 tidak termasuk dalam skala nilai).
4 Bagian dari keseluruhan a. Grafik bar (horisontal maupun vertikal). b. Grafik stack bar.
c. Pie chart.
5 Deviasi a. Grafik garis.
b. Grafik titik yang dihubungkan dengan garis.
6 Distribusi frekuensi a. Grafik bar vertikal/histogram (untuk menunjukkan nilai individu).
b. Grafik garis/poligon frekuensi (untuk menunjuk tren data secara keseluruhan). 7 Korelasi a. Grafik titik dan garis (scatter-plot)
2.7 Monitoring
Menurut Casley dan Kumar (1989:76), monitoring merupakan
pengidentifikasian kesuksesan atau kegagalan secara nyata maupun potensial
sedini mungkin dan sewaktu-waktu bisa menyelesaikan operasionalnya dengan
tujuan meninjau kemajuan dan mengusulkan langkah untuk mewujudkan tujuan.
aktifitas proyek sebagaimana telah direncanakan, waktu pelaksanaan sebagaimana
telah dijadwalkan, dan kemajuan dalam mencapai tujuan.
2.8 Controlling
Menurut Williams (2009:11), controlling atau pengendalian adalah
proses pemantauan kemajuan menuju pencapaian tujuan dan mengambil tindakan
korektif ketika kemajuan tidak sedang dibuat. Dasar dari proses pengendalian
mencakup penetapan standar untuk mencapai tujuan, membandingkan kinerja
actual dengan standar tersebut, dan kemudian membuat perubahan untuk kembali
menuju ke performa standar tersebut.
2.9 Analisis dan Perancangan Sistem
Menurut Kendall dan Kendall (2003:7), analisis dan perancangan sistem
dipergunakan untuk menganalisis, merancang, dan mengimplementasikan
peningkatan-peningkatan fungsi bisnis yang dapat dicapai melalui penggunaan
sistem informasi terkomputerisasi. Analisis sistem dilakukan dengan tujuan untuk
dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi dan
kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat diusulkan perbaikannya.
Perancangan sistem merupakan penguraian suatu sistem informasi yang
utuh ke dalam bagian komputerisasi yang dimaksud, mengidentifikasi dan
mengevaluasi permasalahan, menentukan kriteria, menghitung konsistensi
terhadap kriteria yang ada, serta mendapatkan hasil atau tujuan dari masalah
tersebut serta mengimplementasikan seluruh kebutuhan operasional dalam
2.10 Unified Modeling Language
Menurut Nugroho (2005:16), pemodelan visual adalah proses
penggambaran informasi-informasi secara grafis dengan notasi-notasi baku yang
telah disepakati sebelumnya. Notasi-notasi baku sangat penting demi suatu alasan
komunikasi. Dengan notasi-notasi pemodelan yang bersifat baku komunikasi yang
baik akan terjalin dengan mudah antar anggota tim pengembang sistem/perangkat
lunak dan antara anggota tim pengembang dengan para pengguna. Untuk
melakukan pemodelan sistem/perangkat lunak, dalam buku ini notasi-notasi
Unified Modeling Language (UML) yang akan digambarkan secara elektronik
(dengan bantuan komputer) lewat sarana perangkat lunak. Dengan pemodelan
menggunakan UML ini, pengembang dapat melakukan:
1. Tinjauan umum bagaimana arsitektur sistem secara keseluruhan.
2. Penelaahan bagaimana objek-objek dalam sistem saling mengirim pesan
(message) dan saling bekerjasama satu sama lain.
3. Menguji apakah sistem/perangkat lunak sudah berfungsi seperti yang
seharusnya.
4. Dokumentasi sistem/perangkat lunak untuk keperluan-keperluan tertentu di
masa yang akan datang.
A. Actor
Pada dasarnya actor bukanlah bagian dari use case diagram, namun untuk
dapat terciptanya suatu use case diagram diperlukan beberapa actor. Actor
tersebut mempresentasikan seseorang atau sesuatu (seperti perangkat, sistem lain)
informasi inputan pada sistem, hanya menerima informasi dari sistem atau
keduanya menerima, dan memberi informasi pada sistem. Actor hanya
berinteraksi dengan use case, tetapi tidak memiliki kontrol atas use case. Actor
digambarkan dengan stick man. Actor dapat digambarkan secara secara umum
atau spesifik, dimana untuk membedakannya kita dapat menggunakan
relationship.
Gambar 2.3 Actor pada UseCaseDiagram
B. Use Case
Use case adalah gambaran fungsionalitas dari suatu sistem, sehingga
customer atau pengguna sistem paham dan mengerti mengenai kegunaan sistem
yang akan dibangun.
Catatan : Use case diagram adalah penggambaran sistem dari sudut
pandang pengguna sistem tersebut (user), sehingga pembuatan use case lebih
dititik beratkan pada fungsionalitas yang ada pada sistem, bukan berdasarkan alur
Gambar 2.4 Use Case pada Use Case Diagram
C. Activity Diagram
Activity diagram memiliki pengertian yaitu lebih fokus kepada
menggambarkan proses bisnis dan urutan aktivitas dalam sebuah proses. Dipakai
pada business modeling untuk memperlihatkan urutan aktifitas proses bisnis.
Memiliki struktur diagram yang mirip flowchart atau data flow diagram pada
perancangan terstruktur. Memiliki pula manfaat yaitu apabila kita membuat
diagram ini terlebih dahulu dalam memodelkan sebuah proses untuk membantu
memahami proses secara keseluruhan. Dan activity dibuat berdasarkan sebuah
atau beberapa usecase pada usecasediagram (Felici, 2004).
Tabel 2.2 Simbol Activity Diagram
No. Notasi Penjelasan
1. Activity mengambarkan sebuah pekerjaan atau
tugas dalam workflow, pada UML activity
digambarkan dengan simbol kotak
2. Start state dengan tegas menunjukan dimulainya suatu workflow pada sebuah activity diagram. Hanya terdapat satu start state dalam sebuah
workflow serta pada UML, start state
3. End state menggambarkan akhir atau terminal dari pada sebuah activity diagram. Bisa terdapat lebih dari satu end state pada sebuah activity
diagram. Pada UML, end state digambarkan
dengan simbol sebuah bull's eye
4. State transition menunjukan kegiatan apa
berikutnya setelah suatu kegiatan sebelumnya. Pada UML, state transition digambarkan oleh sebuah solid line dengan panah
5. Decision adalah suatu titik atau point pada activity
diagram yang mengindikasikan suatu kondisi
dimana ada kemungkinan perbedaan transisi. Pada UML, decision digambarkan dengan sebuah simbol diamond
6. Obyek swimlane untuk menggambarkan objek
mana yang bertanggung jawab untuk aktivitas tertentu atau biasa disebut entitas pada workflow.
D. Sequence Diagram
Sequence diagram adalah interaksi antar objek di dalam dan di sekitar
sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang
digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atar dimensi vertikal
(waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait).
Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau
rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event
untuk menghasilkan output tertentu. Diawali dari apa yang men-trigger aktivitas
tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa
Gambar 2.5 Sequence Diagram
Sequence diagram biasanya digunakan untuk tujuan analisa dan desain,
memfokuskan pada identifikasi method didalam sebuah system.
E.Class Diagram
kumpulan objek-objek dengan dan yang mempunyai struktur umum,
behavior umum, relasi umum, dan semantic/kata yang umum. Class-class
ditentukan/ditemukan dengan cara memeriksa objek-objek dalam sequence
diagram dan collaboration diagram. Sebuah class digambarkan seperti sebuah
bujur sangkar dengan tiga bagian ruangan. Class sebaiknya diberi nama
menggunakan kata benda sesuai dengan domain/bagian/kelompoknya (Whitten L.
Jeffery et al, 2004).
Elemen-eleman class diagram dalam pemodelan UML terdiri dari:
Class-class, struktur class, sifat class (class behavior), perkumpulan/gabungan
relasi-relasi turunannya, keberagaman dan indikator navigasi, dan role name
(peranan/tugas nama).
Simbol-simbol pada class diagram:
Tabel 2.3 Simbol Class Diagram
No. Simbol Penjelasan
1. 1) Class adalah blok-blok pembangun pada
pemrograman berorientasi obyek. Sebuah class
digambarkan sebagai sebuah kotak yang terbagi atas 3 bagian. Bagian atas adalah bagian nama dari class. Bagian tengah mendefinisikan property/atribut class. Bagian akhir mendefinisikan method dari sebuah
class.
2. 2) Association merupakan sebuah relationship
paling umum antara 2 class dan dilambangkan oleh sebuah garis yang menghubungkan antara
2 class. Garis ini bisa melambangkan tipe-tipe
relationship dan juga dapat menampilkan
hukum-hukum multiplisitas pada sebuah
relationship.(Contoh: One-to-one,
one-to-many,many-to-many).
3)
3. 4) composition Jika sebuah class tidak bisa
berdiri sendiri dan harus merupakan bagian dari class yang lain, maka class tersebut memiliki relasi Composition terhadap class
tempat dia bergantung tersebut. Sebuah
relationship composition digambarkan sebagai
garis dengan ujung berbentuk jajaran genjang berisi/solid.
4. 6) Dependency : Kadangkala sebuah class
menggunakan class yang lain. Hal ini disebut
dependency. Umumnya penggunaan
dependency digunakan untuk menunjukkan
operasi pada suatu class yang menggunakan
class yang lain. Sebuah dependency
dilambangkan sebagai sebuah panah bertitik-titik.
7)
5. 8) Aggregation : Aggregation mengindikasikan
keseluruhan bagian relationship dan biasanya
disebut sebagai relasi.
9)
2.11 Database
Menurut Marlinda (2004:1), database adalah suatu susunan/kumpulan data
operasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan yang diorganisir/dikelola
dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu
menggunakan komputer sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang
diperlukan pemakainya. Penyusunan satu database digunakan untuk mengatasi
masalah-masalah pada penyusunan data yaitu redundansi dan inkonsistensi data,
kesulitan pengaksesan data, isolasi data untuk standarisasi, banyak
pemakai(multiple user), masalah keamanan(security), masalah
kesatuan(integration), dan masalah kebebasan data(dataindependence).
2.12 Hypertext Preprocessor
Menurut Firdaus (2007:2), PHP merupakan singkatan dari Hypertext
terpasang pada HTML dan berada di server dieksekusi di server dan digunakan
untuk membuat halaman web yang dinamis. Sebagian besar sintaksnya mirip
dengan bahasa C atau java, ditambah dengan beberapa fungsi PHP yang spesifik.
Tujuan utama bahasa ini adalah untuk memungkinkan perancang web menulis
halaman web dinamis dengan cepat.
Halaman web biasanya disusun dari kode-kode HTML yang disimpan dalam
sebuah file berekstensi .html. File HTML ini dikirimkan oleh server (atau file) ke
browser, kemudian browser menerjemahkan kode-kode tersebut sehingga
menghasilkan suatu tampilan yang indah. Lain halnya dengan program PHP,
program ini harus diterjemahkan oleh web server sehingga menghasilkan kode
html yang dikirim ke browser agar dapat ditampilkan. Program ini dapat berdiri
sendiri ataupun disisipkan di antara kode-kode HTML sehingga dapat langsung
ditampilkan bersama dengan kode-kode HTML tersebut. Program php dapat
ditambahkan dengan mengapit program tersebut di antara tanda <? dan ?>.
Tanda-tanda tersebut biasanya digunakan untuk memisahkan kode php dari kode HTML.
File HTML yang telah dibubuhi program php harus diganti ekstensi-nya menjadi
.php atau .php3.
2.13 MySQL
MySQL adalah database yang menghubungkan script PHP menggunakan
perintah query dan escape character yang sama dengan PHP. PHP memang
mendukung banyak database, tetapi untuk membuat sebuah web yang dinamis
selalu Up to Date, MySQL merupakan pilihan database tercepat saat ini(Firdaus,
MySQL (My Structured Query Language) atau yang bisa dibaca mai-sekuel
adalah program pembuat dan pengelola database. Selain itu data Mysql juga
merupakan program pengakses database yang bersifat jaringan, sehingga dapat
digunakan untuk Aplikasi Multi User (banyak pengguna). Kelebihan dari MySQL
adalah menggunakan bahasa query (permintaan) standar SQL (Structured Query
Language). SQL adalah suatu bahasa permintaan yang terstruktur.
2.14 Java Script
Menurut Hakim (2010:2), java script merupakan bahasa scripting yang
dapat bekerja di sebagian besar web browser. Java script dapat disisipkan di
dalam web menggunakan tag script. Java script dapat digunakan untuk banyak
tujuan, misalnya untuk membuat efek roolover baik gambar maupun text, dan
untuk membuat AJAX Java script adalah bahasa yang digunakan untuk AJAX.
Kode java script juga dapat diletakkan di file tersendiri yang berekstensi
javascript (.js). Script tersebut akan dieksekusi ketika dipanggil berdasarkan
trigger pada event tertentu.
2.15 Highcharts
Highcharts adalah library pembuatan chart yang ditulis dalam
JavaScript murni, menawarkan cara mudah untuk menambahkan grafik interaktif
ke situs web atau aplikasi web. Highcharts saat ini mendukung line, spline, area,
area spline, column, bar, pie, scatter, angular gauges, area range, area spline
range, column range, bubble, box plot, error bars, funnel, waterfall dan polar
30 3.1 Analisis Sistem
Dashboard visualisasi informasi produktivitas bahan baku tebu ini
dirancang untuk membantu pihak PG. Gempolkrep untuk memberikan informasi
mengenai pencapaian produktivitas bahan baku tebu yang berupa informasi
visual. Selain memudahkan dalam melakukan pemantauan dashboard ini juga
dirancang untuk bisa memberikan alert untuk keadaan tertentu.
3.1.1 Sekilas Mengenai PG. Gempolkrep
PG. Gempolkrep merupakan pabrik gula yang dimiliki oleh pemerintah
Hindia Belanda yaitu suiker pabrik Gempolkrep dengan nama N. Kooy A
Costervan Voo Hut yang didirikan tahun 1849. Namun setelah terbitnya peraturan
pemerintah No. 23 tahun 1973 Lembaran Negara RI tahun 1973 No. 29 tambahan
berita negara RI tanggal 2 juni 1974 No. 16 sejak itu PG. Gempolkrep menjadi
salah satu pabrik dibawah naungan PTP XXI-XXII(PERSERO) yang saat ini
menjadi PT.Perkebunan Nusantara X(PERSERO).
Perusahaan ini memproduksi gula kristal putih dari bahan baku tebu
yang dikirim oleh petani tebu yang ada di kabupaten Mojokerto, Jombang dan
Lamongan. Untuk proses pengiriman tebu dimulai dari pengiriman tebu petani ke
PG. Gempolkrep, kemudian memasuki tahap pemeriksaan kebersihan dan mutu
bahan baku terlebih dahulu, jika bahan baku tebu sudah memenuhi kriteria yang
ditentukan dilanjutkan pada proses penimbangan bobot bahan baku tebu, setelah
Untuk setiap pencatatan hasil dari setiap proses diatas seperti mutu dan juga bobot
tebu PG. Gempolkrep menggunakan teknologi informasi yang disebut SIPG
(Sistem Informasi Pabrik Gula).
3.1.2 Identifikasi Permasalahan
Dalam menjalankan proses bisnisnya PG. Gempolkrep sebagai salah satu
pabrik gula terbesar di jawa timur membutuhkan suatu sistem yang dapat
membantu meningkatkan kualitas produksi gula sehingga mampu bersaing dengan
pabrik gula lain. Sistem yang dibutuhkan adalah sistem yang dapat memberikan
informasi mengenai produktivitas bahan baku tebu yang merupakan salah satu
unsur penting dalam menghasilkan produk gula yang berkualitas. Meskipun PG.
Gempolkrep sudah menggunakan sistem informasi dalam proses bisnisnya,
namun sistem informasi pabrik gula(SIPG) yang digunakan belum mampu
memberikan informasi produktivitas bahan baku tebu secara realtime sehingga
pimpinan perusahaan tidak bisa memonitoring dan mengontrol kondisi
produktivitas bahan baku tebu pada PG. Gempolkrep. Berikut adalah beberapa
permasalahan yang ada di PG. Gempolkrep yang belum dapat dipenuhi oleh
SIPG:
1. Tidak bisa mengetahui luas areal lahan kebun tebu yang sudah tertebang.
2. Tidak bisa mengetahui apakah jumlah tebu yang digiling sudah sesuai
target.
3. Tidak dapat memantau pencapaian rendemen gula baik secara keseluruhan
4. Tidak dapat mengetahui hablur dari bahan baku tebu yang diproduksi oleh
PG. Gempolkrep.
5. Tidak dapat mengetahui berapa ton tebu yang dihasilkan setiap satu hektar
kebun tebu yang dikelola oleh PG. Gempolkrep.
6. Tidak dapat mengetahui berapa hablur tebu yang dihasilkan setiap satu
hektar kebun tebu yang dikelola oleh PG. Gempolkrep.
3.1.3 Analisis Permasalahan
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, PG. Gempolkrep membutuhkan
dashboard produktivitas bahan baku tebu yang dapat memberikan informasi
kondisi produktivitas bahan baku tebu sehingga dapat membantu dalam
memonitor dan mengontrol bahan baku tebu agar sesuai kebutuhan sehingga gula
yang diproduksi bisa sesuai dengan target yang diinginkan. Berikut adalah solusi
penanganan permasalahan yang bisa dilakukan dashboard produktivitas bahan
baku tebu untuk menangani permasalahan yang ada:
1. Untuk menangani permasalahan apakah luas areal lahan kebun tebu sudah
memenuhi target, akan dibuat informasi yang akan menampilkan luas areal
lahan.
2. Untuk menangani permasalahan apakah tebu yang digiling sudah
memenuhi target, maka akan dibuat informasi yang menampilkan
pencapaian tebu yang digiling.
3. Untuk menangani permasalahan tidak adanya sistem peringatan jika terjadi
kekurangan bahan baku, maka akan dibuat alert untuk memberi peringatan
4. Untuk mengetahui pencapaian rendemen gula secara keseluruhan dan tiap
wilayah, akan dibuat informasi yang menampilkan informasi rendemen
dan informasi rendemen berdasarkan wilayah.
5. Untuk mengetahui hablur dari bahan baku tebu yang diproduksi, akan
dibuat informasi yang menampilkan informasi hablur.
6. Untuk mengetahui berapa ton tebu yang dihasilkan setiap satu hektar
kebun tebu yang dikelola oleh PG. Gempolkrep, akan dibuat informasi
yang menampilkan informasi tebu yang disajikan dengan satuan ton/ha.
7. Untuk mengetahui berapa hablur tebu yang dihasilkan setiap satu hektar
kebun tebu yang dikelola oleh PG. Gempolkrep, akan dibuat informasi
yang menampilkan informasi hablur yang disajikan dengan satuan
hablur/ha.
Dengan demikian, penggunaan dashboard Produktivitas bahan baku tebu
diharapkan dapat membantu PG. Gempolkrep dalam memantau dan mengontrol
produktivitas bahan baku tebu PG. Gempolkrep agar sesuai dengan target
sehingga produksi gula yang dihasilkan bisa bersaing dengan pabrik gula lain.
3.2 Gambaran Umum Sistem
Gambar 3.1 di bawah ini adalah gambaran umum sistem dashboard
produktivitas bahan baku tebu yang menggambarkan hubungan antara
Gambar 3.1 Gambaran Umum Sistem
Pada Gambar 3.1 pengguna dashboard dibagi menjadi tiga sesuai
dengan level penggunanya, yaitu: manajer tanaman, kepala tebang angkut, asisten
muda karena setiap pengguna memiliki tampilan dashboard yang berbeda.
Pengguna berinteraksi dengan sistem melalui tampilan dashboard dari layar
personal komputer yang terkoneksi dengan jaringan lokal di area PG.
Gempolkrep.
Ketika pengguna berinteraksi dengan dashboard produktivitas bahan
baku tebu, sistem memberikan perintah/task yang dikirim dari personal
komputer/tampilan dashboard melalui jaringan lokal dan dieksekusi oleh visual
engine. Di dalam visual engine, query berguna untuk mengolah data pada
database SIPG PG.Gempolkrep. Setelah data diolah oleh query, data tersebut
dikodekan menjadi gambar/chart oleh visual encoding. Kemudian data tersebut
akan dikirim kembali kepada pengguna melalui internet dan ditampilkan pada
layar dashboard pengguna. Proses tersebut dapat berjalan berulang-ulang dalam
sistem ini.
Proses pembuatan sistem dashboard akan didasarkan pada beberapa
tahapan, pembuatan dashboard memperhatikan semua tahapan dalam siklus hidup
Design, Build and Validate, Deploy. Pada tahap Plan akan ditentukan ruang
lingkup dan KPI yang digunakan. Tahap Requirement Gathering akan dilakukan
wawancara, studi literatur, menentukan stakeholder dan kebutuhanya. Tahap
Design untuk menentukan sumber data, prototype tampilan, menentukan
drill-down, dan menentukan query. Tahap Build and Validate untuk melakukan
pengkodean, menetapkan desain, implementasi query, dan pengujian dashboard.
dapat dilihat pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Tahapan penelitian
Dalam melakukan perancangan sistem ada beberapa tahap yang harus
dilakukan. Pada tahap ini akan dibuat narasi sistem dan desain arsitektur. Berikut
adalah penjelasan secara lengkap tahap-tahap yang dilakukan dalam perancangan
3.3.1 Analisis Kebutuhan Sistem
Pada tahap ini peneliti melakukan identifikasi informasi mengenai
kebutuhan pengguna, seperti informasi apa yang perlu disampaikan, kepada siapa
informasi akan disampaikan dan bagaimana cara menyampaikan informasi
tersebut(bentuk visual yang digunakan) sehingga mudah dipahami, Tabel 3.2
merupakan analisis kebutuhan pengguna sekaligus rancangan output pada sistem
ini.
Tabel 3.2 Analisis Kebutuhan
Posisi Pekerjaan Kebutuhan
Manajer Tanaman berdasarkan bulan dan tahun.
3.3.2 Identifikasi Parameter Indikator
Parameter indikator yang digunakan untuk mengetahui pencapaian
produktivitas bahan baku tebu pada PG. Gempolkrep, apakah dalam keadaan
buruk, normal, ataupun bagus. Berdasarkan buku panduan manajemen
perkebunan PTPN X, terdapat beberapa parameter indikator yang dapat dilihat
pada Tabel 3.3 dan Tabel 3.4.
Pada Tabel 3.3 menjelaskan target harian untuk produktivitas bahan baku
tebu yang menjadi tanggung jawab kepala tebang angkut dan juga aktivitas
kontrol yang dilakukan oleh kepala tebang angkut agar target harian tercapai.
Tabel 3.3 KPI Harian Produktivitas Bahan Baku Tebu Kepala Tebang Angkut
No. Nama
2. Menambah buruh penebang tebu.
2. Tebu digiling 6800 Ton 1. Memperpanjang waktu pengiriman
tebu (standarnya sampai jam 5 sore).
2. Mengeluarkan SPTA (surat perintah tebang angkut) tambahan.
3. Rendemen 8 % 1. Memberi perintah kepada seluruh
asisten muda untuk menebang tebu dengan varietas tertentu.
. Kemudian pada Tabel 3.3 menjelaskan target tahunan untuk
produktivitas bahan baku tebu yang menjadi tanggung jawab manajer tanaman
dan juga aktivitas kontrol yang dilakukan oleh manajer agar target harian tercapai.
Tabel 3.4 KPI Tahunan Produktivitas Bahan Baku Manajer Tanaman
No didaftarkan ke pabrik gula lain.
2. Selain itu pabrik gula juga melakukan perluasan diareal lahan kering yang sebelumnya belum pernah ditanami tebu. 2. Tebu
digiling
1.073.000 Ton 1. Pabrik gula membuat sebuah Program Tebu Rakyat Khusus(TR-SUS)
2. Penambahan biaya garap.
3. Inputan teknologi melalui keharusan pemakaian kompos dan zat pemacu tumbuh. 3 Hablur 89.017,50 Ton 1. Untuk mendapatkan hablur sesuai dengan
target pabrik gula melakukan pendampingan atau pembinaan terhadap petani dalam mengelola kebun tebu mulai dari pemilihan varietas tebu, waktu penanaman bibit dan pemupukan.
4. Rendemen 8,30 % 1. Pabrik gula melakukan pengawasan dan pengetatan mutu mulai dari kebun sampai dengan pintu masuk pabrik gula dengan melibatkan petugas tebang angkut, petani, penebang, dan sopir.
5. Tebu/ha 88,1 Ton/ha 1. Pendekatan yang lebih oleh petugas pelaksana lapangan terhadap petani dengan meningkatkan frekuensi kunjungan.
2. Inhouse training untuk menambah wawasan petugas pelaksana.
3.3.3 Input, Proses, dan Output
Input, proses, dan output sistem dashboard penjualan dapat dilihat pada
Gambar 3.2 yang menggambarkan tentang apa saja input, proses, dan output dari
dashboard produktivitas bahan baku tebu. Berikut adalah gambar beserta
penjelasannya.
Pada dashboard produktivitas bahan baku tebu terdapat 6 proses
pengolahan data yaitu:
1. Proses pengolahan data luas areal
A. Input
1) Data luas areal
2) Data wilayah
B. Proses
1) Proses mengolah data luas areal berdasarkan tahun.
2) Proses mengolah data luas areal berdasarkan wilayah.
C. Output
1) Informasi pencapaian luas areal berdasarkan tahun.
2) Informasi luas areal berdasarkan wilayah.
2. Proses pengolahan data tebu digiling.
A. Input
1) Data jumlah data tebu digiling
2) Data wilayah.
3) Data varietas.
B. Proses
1) Proses mengolah data jumlah tebu digiling berdasarkan tahun.
2) Proses mengolah data jumlah tebu digiling berdasarkan wilayah.
3) Proses mengolah data jumlah pemasukan berdasarkan varietas.
C. Output
1) Informasi pencapaian jumlah tebu digiling berdasarkan tahun.
3) Informasi jumlah tebu digiling berdasarkan varietas
3. Proses pengolahan data rendemen.
A. Input.
1) Data rendemen
2) Data wilayah
B. Proses.
1) Proses mengolah data rendemen berdasarkan wilayah.
2) Proses mengolah data rendemen berdasarkan tahun.
C. Output.
1) Informasi rendemen berdasarkan wilayah.
2) Informasi pencapaian rendemen berdasarkan tahun.
4. Proses pengolahan data hablur.
A. Input.
1) Data hablur.
B. Proses.
1) Proses mengolah data hablur.
C. Output.
1) Informasi pencapaian hablur berdasarkan tahun.
5. Proses pengolahan data tebu/ha.
A. Input.
1) Data tebu/ha.
B. Proses.
C. Output.
1) Informasi pencapaian tebu/ha berdasarkan tahun.
6. Proses pengolahan data hablur/ha.
A. Input.
1) Data hablur/ha.
B. Proses.
1) Proses mengolah data hablur/ha.
C. Output.
1) Informasi pencapaian hablur/ha berdasarkan tahun.
3.3.4 UML
A. Mengidentifikasi Actor
Actor menggambarkan seseorang atau apa saja yang berhubungan dengan
sistem yang sedang dibangun. Ada dua tipe actor yaitu: pengguna sistem dan
sistem lain yang berhubungan dengan sistem yang sedang dibangun. Dalam
sistem ini actor dapat diidentifikasi seperti pada Gambar 3.3 dibawah ini.
Actor atau pengguna yang akan berinteraksi langsung dengan dashboard
produktivitas bahan baku tebu ini terbagi menjadi dua tingkat hak akses bisa
dilihat pada tabel 3.5 dibawah ini.
Tabel 3.5 Hak Akses
No. Jabatan Infomasi yang diakses Wilayah Waktu 1. Manajer tanaman a. Infomasi tebu
digiling
Usecase adalah bagian tingkat tinggi dan fungsional sistem. Dengan kata
lain, use case menggambarkan bagaimana seseorang menggunakan sistem
(Sholiq, 2006). Berikut ini merupakan use case yang telah didapat berdasarkan
kebutuhan sistem yang dapat dilihat pada Gambar 3.4
C.Use Case Diagram
Use Case Diagram menyajikan interaksi antara Use Case dan Actor
(Sholiq, 2006). Use Case dan Actor menggambarkan ruang lingkup sistem yang
sedang dibangun. Use Case meliputi semua yang ada didalam sistem, sedangkan
actor meliputi semua yang ada diluar sistem. Use Case Diagram dapat dilihat
pada Gambar 3.5 dibawah ini.
D. Diagram Aktivitas Login
Desain diagram aktivitas login dapat dilihat pada Gambar 3.6 dibawah ini.
Gambar 3.6 Diagram Aktivitas Login
Proses dimulai dengan mengakses halaman login dengan cara
memasukkan alamat halaman login. Setelah berhasil menampilkan halaman login
dan pengguna memasukkan username dan password. Kemudian sistem akan
melakukan validasi username dan password tersebut dengan yang ada didalam
memberikan notifikasi bahwa login sukses dan akan tampil dashboard sesuai
dengan hak akses pengguna.
E. Diagram Aktivitas Mengoperasikan Dashboard
Desain diagram aktivitas Mengoperasikan dashboard dapat dilihat pada
Gambar 3.7 dibawah ini.
Setelah proses login berhasil maka akan masuk ke halaman dashboard
yang menampilkan informasi sesuai dengan hak akses pengguna. Kemudian
pengguna dapat memilih informasi yang ingin ditampilkan pada dashboard maka
sistem akan menampilkan informasi tersebut.
F. Diagram Activity mencetak laporan
Desain diagram aktivitas Mencetak laporan dapat dilihat pada Gambar
3.8 dibawah ini.
Pada gambar 3.8 menggambarkan setelah proses login berhasil pengguna
memilih terlebih dahulu informasi mana yang ingin dicetak pada layar dashboard
dan sistem akan menampilkan informasi yang dipilih tersebut. Kemudian
pengguna dapat menekan tombol cetak lalu sistem akan menampilkan halaman
print preview yang dapat mencetak informasi tersebut.
G. Diagram Squence Login
Desain diagram sequence login beserta penjelasannya dapat dilihat pada
Gambar 3.9 dibawah ini.
Gambar 3.9 Diagram Squence Login
Diagram sequence login dilakukan oleh semua pengguna. Pengguna
meminta mengakses halaman login. Sistem akan menampilkan halaman tersebut.
sistem akan mengecek data tersebut. Apabila data sesuai dengan database akun
maka sistem akan memberikan notifikasi bahwa login sukses. Setelah login
berhasil maka sistem akan menampilkan halaman dashboard.
H. Diagram Squence Mengoperasikan Dashboard
Desain diagram sequence mengoperasikan dashboard dapat dilihat pada
Gambar 3.10 dibawah ini.
Gambar 3.10 Diagram Squence Mengoperasikan Dashboard
Diagram sequence mengoperasikan dashboard dilakukan oleh pengguna.
Setiap pengguna memiliki tampilan informasi yang berbeda sesuai dengan role
dashboard dan sistem akan menampilkan halaman tersebut. Kemudian pengguna
dapat memilih informasi yang ingin ditampilkan pada dashboard maka sistem
akan menampilkan informasi tersebut.
I. Diagram Squence Mencetak Laporan
Desain diagram sequence mengoperasikan dashboard beserta
penjelasannya dapat dilihat pada Gambar 3.11 dibawah ini.
Gambar 3.11 Diagram Sequence Mencetak Laporan
Diagram sequence mencetak laporan dilakukan oleh pengguna. Pengguna
memilih terlebih dahulu tampilan informasi yang ingin dicetak pada layar
dashboard dan sistem akan menampilkan informasi yang dipilih tersebut.
Kemudian pengguna dapat menekan tombol cetak lalu sistem akan menampilkan
J. Class Diagram
Class diagram digunakan untuk menunjukkan interaksi antar kelas dalam
sistem (Sholiq, 2006). Class diagram memberikan gambaran sistem secara statis
dan relasi antar mereka.
1. Class diagram Dashboard Manajer Tanaman
Relasi antar kelas pada dashboard manajer tanaman dapat dilihat pada
gambar 3.12 dibawah ini.
2. Class diagram dashboard kepala tebang angkut
Relasi antar kelas pada dashboard manajer tanaman dapat dilihat pada
gambar 3.13 dibawah ini.
Gambar 3.13 Class Diagram Dashboard Kepala Tebang Angkut
3.3.5 Stuktur Tabel
Struktur tabel digunakan untuk penjabaran dan penjelasan secara detail
tabel-tabel yang digunakan dan fungsi dari semua tabel sampai masing-masing
field yang ada di dalam sebuah tabel sesuai dengan kebutuhan aplikasi ini.
A. Tabel Pegawai
Nama Tabel : Pegawai
Primary Key : Nopeg
Foreign Key : Kodewilayah
Fungsi : Digunakan untuk menyimpan pegawai
Tabel 3.6Pegawai
No Nama Field Tipe
Data
Panjang Key Keterangan
1 Nopeg Char 10 PK PK dari tabel pegawai
Fungsi : Digunakan untuk menyimpan data wilayah
C.Tabel Tebu Digiling
Nama Tabel : Tebu_digiling
Primary Key : No_SPTA
Foreign Key : Kode_kebun, Kodewilayah, dan Varietas
Fungsi : Digunakan untuk menyimpan data tebu yang digiling.
Tabel 3.8 Tebu_digiling
Tabel 3.9 Hablur
No Nama Field Tipe
Data
Panjang Key Keterangan
1 ID Char 5 PK PK dari tabel
Fungsi : Digunakan untuk menyimpan data kebun tebu.
F. Tabel Varietas
Nama Tabel : Varietas
Primary Key : Varietas
Foreign Key : -
Fungsi : Digunakan untuk menyimpan data Varietas
Tabel 3.11 Varietas
No Nama Field Tipe Data Panjang Key Keterangan
1 Varietas Char 20 PK PK dari tabel
Varietas
3.3.6 Desain Interface
Pada tahap ini akan dibahas tentang desain interface dari dashboard
produktivitas bahan baku tebu yang terbagi menjadi tiga sesuai dengan role
pengguna, yaitu dashboard untuk manajer tanaman, dashboard untuk kepala
tebang angkut, dan dashboard untuk asisten muda .Penjelasan lebih lengkapnya
adalah sebagai berikut:
A. Desain Interface Login
Desain tampilan halaman login ini dibuat sama untuk semua pengguna
dan akan tampil saat pengguna mengakses halaman login dashboard. Pengguna
harus memasukkan username dan password yang sesuai dengan data pada
database untuk bisa masuk ke halaman dashboard. Tampilan desainnya bisa
Gambar 3.14 Interface Login
Pada tampilan desain halaman login dapat dilihat bahwa untuk user login
harus menggunakan no pegawai karena pengguna dari aplikasi dashboard ini
merupakan pegawai ptpnx yang bertugas pada unit pabrik gula Gempolkrep
sehingga ada kemungkinan ada nama yang sama. Oleh karena itu penting dibuat
user login yang unik agar tidak terjadi kesalahan pada sistem pada saat
menampilkan informasi kepada penggunanya.
B. Desain Interface Dashboard Manajaer Tanaman
Desain tampilan dashboard yang akan digunakan oleh manajer tanaman
ini akan menampilkan visual produktivitas bahan baku tebu PG. Gempolkrep
musim ini seperti pada gambar 3.15:
1. Informasi tebu digiling musim ini disajikan dalam grafik gauge karena lebih
2. Informasi rendemen musim ini disajikan dalam grafik gauge karena lebih
mudah dalam membaca pencapaian tebu digiling musim ini.
3. Informasi luas area berdasarkan periode disajikan dalam bentuk grafik batang
digunakan untuk melakukan perbandingan pencapaian luas area yang
ditebang berdasarkan periode.
4. Informasi tebu digiling/ha berdasarkan periode disajikan dalam bentuk grafik
batang digunakan untuk melakukan perbandingan pencapaian tebu digiling/ha
berdasarkan periode.
5. Informasi hablur berdasarkan periode disajikan dalam bentuk grafik batang
digunakan untuk melakukan perbandingan pencapaian hablur berdasarkan
periode.
6. Informasi hablur/ha berdasarkan periode disajikan dalam bentuk grafik
batang digunakan untuk melakukan perbandingan pencapaian hablur/ha
Gambar 3.15 Interface dasboard pencapaian produktivitas musim ini.
C. Desain Interface Dashboard Kepala Tebang Angkut
Desain tampilan dashboard yang akan digunakan oleh kepala tebang
angkut ini akan menampilkan visual produktivitas bahan baku tebu PG.
Gempolkrep sesuai kebutuhan kepala tebang angkut seperti:
1. Informasi tebu digiling ditampilkan dalam bentuk grafik gauge speedometer
karena informasi yang diinginkan berupa informasi pencapaian.
2. Informasi total luas area ditebang ditampilkan dalam bentuk grafik gauge
speedometer karena informasi yang diinginkan berupa informasi pencapaian.
3. Total rendemen ditampilkan dalam bentuk grafik gauge speedometer karena
4. Informasi tebu digiling berdasarkan varietas yang ditampilkan dalam bentuk
pie karena merupakan informasi prosentase jumlah tebu digiling berdasarkan
varietas.
5. Informasi tiga wilayah dengan rendemen tertinggi ditampilkan dalam bentuk
grafik batang vertikal karena merupakan informasi ranking pencapaian
rendemen berdasarkan wilayah.
6. Tampilan tiga wilayah dengan pengiriman tebu terbanyak ditampilkan dalam
bentuk grafik batang vertikal karena merupakan informasi ranking pencapaian
tebu digiling berdasarkan wilayah.
Tampilan desainnya bisa dilihat pada gambar 3.17.