PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN GAYA BELAJAR
TERHADAP HASIL BELAJAR IPA
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh :
ROIDA FERAWATI SINAGA
NIM. 8136122045
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
ABSTRACT
Sinaga, Roida Ferawati (2016) The Effect of Instructional Models and
Learning Style Against Outcomes Learn The Nature of Science, Theses,
Study Programs: Educational Technology, Post Graduate School, The
State University of Medan.
This research aims to know the effect of instructional Model of Learning
and Learning Style results learn The Nature of Science grade V Cinta Rakyat 4
Elementary School school year 2016-2017. The population of this research is the
whole grade V Cinta Rakyat 4 Elementary School year 2016-2017, which consists
of 3 classes with a total of 126 students. Sampling techniques in the study was a
random group of sample techniques (cluster random sampling). The results of the
draw carried out then selected two classes as sample i.e. the class V
2(42 students)
applied Learning Model Number Head Together and V
1(42 students) Learning
Model applied Think Pair Share. Research data were collected by using test
results to learn The Nature of Science and question form of learning styles,
analyzed with anva two lines on the significance level of 5%.
The results of the calculation with Liliefors test normality test of learning results
students all study groups are normal with the value L
Count> L
Table. Further testing
of its homogeneity of data against the results of the learning of students who are
taught with a Learning Model Number Head Together and Think Pair Share data
as well as the results of a study of students who have a learning style Auditorial
and low value F
Count< F
Tablewhich means that the data the results of the second
study group is homogeneous. It
’
s homogeneity testing against the learning
outcomes of students who are taught the The Nature of Science with a Learning
Model Number Head Together with different Learning Styles and Learning
Models Think Pair Share with a different learning style has value χ
2Count
< χ
2Tabledata the results of the fourth study group is homogeneous.
The results of this study suggest that (1) the results of the study groups of
students who were given The Nature of Science learning with a Learning Model
Number Head Together higher than the results of the study groups of students that
are learning with Learning Models Think Pair Share with a value Fhitung (8.15)>
FTabel (3.96); (2) the results of learning The Nature of Science groups of students
who have a Learning Style Auditorial learning results higher than groups of
students who have a Visual Learning Style with a value of F
Count(29.22) > F
Table(3.96); (3) there are interactions between The Learning Models and Learning
Styles affect the results in learning the The Nature of Science with a value of
F
Countcolumn-row (interaction) is greater than F
Table(F
Count= 23.21 > F
Table= 3.96)
on 5% significance level.
iii
ABSTRAK
Sinaga, Roida Ferawati (2016) Pengaruh Model Pembelajaran dan Gaya
Belajar terhadap Hasil Belajar IPA, Thesis, Medan: Program Studi
Tekhnologi Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Negeri
Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Model Pembelajaran
dan Gaya Belajar terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD Cinta Rakyat 4
Tahun ajaran 2016-2017. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD
Cinta Rakyat 4 Tahun ajaran 2016-2017, yang terdiri dari 3 kelas dengan jumlah
126 siswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik sampel
kelompok secara acak (cluster random sampling). Hasil pengundian yang
dilakukan maka terpilih 2 (dua) kelas sebagai sampel yaitu Kelas V
2(42 siswa)
yang diterapkan Model Pembelajaran Number Head Together dan V
1(42 siswa)
yang diterapkan dengan Model Pembelajaran Think Pair Share. Data penelitian
dikumpul dengan menggunakan tes untuk hasil belajar IPA dan angket Gaya
Belajar, dianalisis dengan anva dua jalur pada taraf signifikansi 5%.
Hasil perhitungan uji normalitas dengan uji Liliefors terhadap nilai hasil
belajar siswa semua kelompok belajar adalah normal dengan nilai L
Hitumg> L
Tabel.
Selanjutnya pengujian Homogenitas terhadap data hasil belajar siswa yang diajar
dengan Model Pembelajaran Number Head Together dan Think Pair Share serta
data hasil belajar siswa yang memiliki Gaya Belajar Auditorial dan rendah
memiliki nilai F
Hitung< F
Tabelyang berarti bahwa data hasil belajar kedua
kelompok adalah homogen. Pengujian Homogenitas terhadap hasil belajar IPA
siswa yang diajar dengan Model Pembelajaran Number Head Together dengan
Gaya Belajar yang berbeda dan Model Pembelajaran Think Pair Share dengan
Gaya Belajar yang berbeda memiliki nilai
χ
2Hitung<
χ
2Tabelmaka data hasil belajar
keempat kelompok adalah Homogen.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) hasil belajar IPA kelompok
siswa yang diberi pembelajaran dengan Model Pembelajaran Number Head
Together lebih tinggi dibandingkan hasil belajar kelompok siswa yang diberi
pembelajaran dengan Model Pembelajaran Think Pair Share dengan nilai F
hitung8,15 > F
Tabel3,96; (2) hasil belajar IPA kelompok siswa yang memiliki Gaya
Belajar Auditorial lebih tinggi dibandingkan hasil belajar kelompok siswa yang
memiliki Gaya Belajar Visual dengan nilai F
hitung= 29,22 > F
Tabel= 3,96; (3)
terdapat interaksi antara Model Pembelajaran dan Gaya Belajar dalam
mempengaruhi hasil belajar IPA dengan nilai F
Hitungkolom
–
baris (interaksi)
lebih besar dari F
Tabel(F
Hitung= 23,21 > F
Tabel= 3,96) pada taraf signifikansi 5%.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kasih
dan berkat-Nya senantiasa menyertai hidup penulis, sehingga tetap dalam keadaan
sehat menyelesaikan tesis ini. Tesis berjudul:
“Pengaruh Model Pembelajaran dan
Gaya
Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA”.
Tesis ini merupakan salah satu syarat
untuk meraih gelar Magister Pendidikan pada Program Pascsarjana Universitas
Negeri Medan.
Penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih sebesar-besarnya kepada
Dosen Pembimbing Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd dan Prof. Dr. Sahat Siagian,
M.Pd yang meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan arahan kepada
penulis sejak awal perkuliahan hingga menyelesaikan tesis ini. Penulis juga
menyampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, Dr. Fauziyah, M.Si dan
Dr. Samsidar Tanjung, M.Pd sebagai narasumber yang telah memberikan kritik dan
masukan yang membangun tesis ini.
Rasa terima kasih juga disampaikan penulis kepada:
1.
Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd sebagai Direktur Pascasarjana Universitas Negeri
Medan, Dr. R. Mursid, M.Pd sebagai Ketua Prodi Teknologi Pendidikan dan Dr.
Samsidar Tanjung, M.Pd sebagai Sekretaris Prodi yang telah banyak membantu
penulis khususnya dalam administrasi selama perkuliahan.
2.
Bapak dn Ibu dosen di program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang
telah memberikan banyak ilmu, pengalaman, kematangan, dan pemahaman yang
baik dalam berpikir dan bertindak.
3.
Harni Lestianna Saragih, S.Pd sebagai Kepala SD Swasta RK No 4 yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan memberikan
data yang diperlukan selama penelitian dan guru patner penelitian yang telah
banyak membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian di lapangan dan siswa
kelas V1 dan V2 yang telah menjadi sampel penilitian.
4.
Suami tercinta Parlindungan Nadeak dan anak tercinta Ivo Dominicus serta
mendoakan serta mendukung penulis secara moril dan material dalam
menyelesaikan Program Magister Pendidikan pada Pascasarjana Universitas
Negeri Medan sampai selesai.
5.
Teman-teman mahasiswa Prodi Teknologi Pendidikan Kelas B-2 Angkatan
XXIII Program Pascasarjan Universitas Negeri Medan khususnya kepada Etsas
Brema Sinulingga, M.Pd dan Herlin Munte, M.Pd yang memberi dukungan dan
doa kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.
Dalam penyusunan tesis ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan yang dikarenakan beberapa hambatan yang di hadapi. Namun
berkat bimbingan dan bantuan pihak-pihak di atas serta yang belum tersebut namanya
sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Penulis berharap tesis ini berguna dan
bermafaat serta dapat menambah khasanah berpikir bagi setiap yang membacanya,
terkhusus bagi dunia pendidikan.
Medan, September 2016
Penulis
Roida Ferawati Sinaga
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...
i
ABSTRACT ...
ii
KATA PENGANTAR ...
iii
DAFTAR ISI ...
v
DAFTAR TABEL ...
vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN ...
1
A. Latar Belakang ...
1
B. Identifikasi Masalah ...
10
C. Pembatasan Masalah ...
11
D. Perumusan masalah ...
12
E. Tujuan Penelitian ...
12
F. Manfaat Penelitian ...
13
BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ...
14
A.
Kajian Teoretis ...
14
1.
Hakikat Hasil Belajar IPA ...
14
2.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head
Together ...
24
3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair
Share ...
27
4. Hakikat Gaya Belajar ...
32
B.
Penelitian yang Relevan ...
36
C.
Kerangka Berpikir ...
37
D.
Pengajuan Hipotesis ...
44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...
46
A.
Lokasi Dan Waktu Penelitian ...
46
B.
Populasi dan Sampel Penelitian ...
46
C.
Metode Penelitian ...
47
D.
Desain Penelitian ...
48
E.
Variabel dan Defenisi Operasional ...
49
F.
Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ...
51
G.
Pengontrolan Perlakuan ...
54
H.
Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ...
56
I.
Uji Coba Instrumen ...
58
J.
Teknik Analisis Data ...
62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...
67
A. Deskripsi Data ...
67
B. Uji Persyaratan Analisis ...
79
vi
D. Pembahasan Penelitian ...
89
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ...
95
A. Simpulan ...
95
B. Implikasi ...
96
C. Saran ...
96
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
Tabel 3.1 Desain faktorial 2 x 2 ...
48
Tabel 3.2. Gradasi Nilai ...
56
Tabel 3.3. Kisi-kisi Angket Gaya Belajar Auditorial ...
56
Tabel 3.4. Kisi-kisi Angket Gaya Belajar Visual ...
57
Tabel 3.2. Kisi
–
kisi Tes Hasil Belajar IPA ...
58
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa Yang Diajar
Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Number Head
Together (NHT) ...
68
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa Yang Diajar
Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair
Share ...
69
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa yang memiliki
Gaya Belajar Auditorial Pada Kelas yang Menggunakan
Model Pembelajaran Number Head Together (NHT) ...
71
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki
Gaya Belajar Visual Pada Kelas Yang Menggunakan
Model Pembelajaran Number Head Together (NHT) ...
72
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa yang memiliki
Gaya Belajar Auditorial Pada Kelas yang Menggunakan
Model Pembelajaran Think Pair Share ...
74
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa yang Memiliki
Gaya Belajar Visual Pada Kelas yang Menggunakan Model
Pembelajaran Think Pair Share ...
75
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa yang Memiliki
Gaya Belajar Auditorial ...
77
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa yang Memiliki
Gaya Belajar Visual ...
78
Tabel 4.9.Ringkasan hasil analisis uji normalitas setiap kelompok
Penelitian ...
80
Tabel 4.10. Rangkuman Hasil Perhitungan Homogenitas ...
81
Tabel 4.11. Rangkuman Hasil Perhitungan Homogenitas Siswa Yang
Memiliki Gaya Belajar Auditorial dan Gaya Belajar
Visual ...
82
Tabel 4.12. Rangkuman Hasil Perhitungan Homogenitas Varians Gaya
Belajar Auditorial dan Visual pada Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ...
82
Tabel 4.13. Tabel Statistik Penelitian ...
83
Tabel 4.14. Tabel Anava Dua Jalur ...
84
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
Gambar 2.1. Gambaran Model Pembelajaran tipe Think Pair Share ....
30
Gambar 4.1. Histogram Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar IPA
Kelas yang Diajar dengan Model Pembelajaran Number
Head Together (NHT)
……….
...
68
Gambar 4.2. Histogram Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Siswa
yang Diajar dengan Model Pembelajaran Think Pair
Share
….……….
70
Gambar 4.3. Histogram Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Siswa
Yang Memiliki Gaya Belajar Auditorial Pada Kelas Yang
Menggunakan Model Pembelajaran Number Head
Together (NHT)
………..………
71
Gambar 4.4. Histogram Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Siswa
Yang Memiliki Gaya Belajar Visual Pada Kelas Yang
Menggunakan Model Pembelajaran Number Head
Together (NHT)
... 73
Gambar 4.5. Histogram Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Siswa
Yang Memiliki Gaya Belajar Auditorial Pada Kelas Yang
Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair
Share
……….
74
Gambar 4.6. Histogram Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Siswa
Yang Memiliki Gaya Belajar Visual Pada Kelas Yang
MenggunakanModel Pembelajaran Think Pair
Share
………
76
Gambar 4.7. Histogram Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Siswa
Yang Memiliki Gaya Belajar Auditorial
…
...
………
77
Gambar 4.8. Histogram Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Siswa
Yang Memiliki Gaya Belajar Visual ...
….
79
Gambar 4.9. Interaksi antara Model pembelajaran dan Gaya Belajar
1
BABBIB
PENDAHULUANB
B
A.LatarBBelakangBMasalah
Kegiatan pembelajaran yang berkualitas dan evaluasi diharapkan
dikelola dan dilaksanakan dengan baik dan berarti. Suatu proses pembelajaran
dikatakan berhasil bila terjadi strukturisasi situasi perubahan tingkah laku siswa.
Perubahan tingkah laku siswa pada saat proses pembelajaran digunakan sebagai
salah satu indikasi terselenggaranya proses pembelajaran dengan baik. Tujuan
setiap proses pembelajaran adalah diperolehnya hasil yang optimal. Hal ini akan
dicapai apabila semua terlibat secara aktif baik fisik, mental, maupun emosional.
Suatu tujuan pembelajaran menyatakan suatu hasil yang diharapkan
dari pembelajaran itu dan bukan sekedar suatu proses dari pembelajaran itu
sendiri. Tuntutan manusia yang berkualitas hanya dapat dipenuhi oleh dunia
pendidikan. Upaya pemenuhan tersebut merupakan suatu proses yang panjang
yang dimulai sejak anak belajar di SD. Salah satu unsur yang turut menentukan
kualitas Sumber Daya Manusia yaitu penguasaan IPA. Salah satu mata pelajaran
yang ada di SD yang perlu ditingkatkan kualitasnya adalah IPA dan SD
merupakan tempat pertama siswa mengenal konsep-konsep dasar IPA, karena
itu pengetahuan yang diterima siswa hendaknya menjadi dasar yang dapat
dikembangkan di tingkat sekolah yang lebih tinggi disamping mempunyai
kegiatan praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pada pembelajaran IPA sangat berkaitan dengan dunia nyata dalam
2
yang bervariasi sehingga siswa dapat mempelajari konsep-konsep dalam
penggunaannya pada aspek yang terkandung dalam mata pelajaran IPA
untuk memecahkan suatu masalah atau persoalan serta mendorong siswa
membuat hubungan antara materi IPA dan penerapannya yang berkaitan dalam
kehidupan sehari-hari.
IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan
yang sangat luas terkait dengan kehidupana manusia. Pembelajaran IPA
sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan teknologi,
karena IPA memiliki upaya untuk membangkitkan minat dan motivasi siswa
serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum
terungkap dan masih bersifat rahasia sehingga fakta penemuannya dapat
dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan alam yang baru dan dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Abdullah (1998: 18) IPA adalah
pengetahuan khusus yaitu dengan melakukanobservasi, eksperimentasi,
penyimpulan, penyusunan teori dan demikian seterusnya kait mengkait antara
cara yang satu dengan cara yang lain.
Tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar seperti yang diamanatkan
dalam kurikulum KTSP tidaklah hanya sekedar siswa memiliki pemahaman
tentang alam semesta saja. Melainkan melalui pendidikan IPA siswa juga
diharapkan memiliki kemampuan, (1) Mengembangkan pengetahuan dan
pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari, (2) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap
3
keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah
dan membuat keputusan, (3) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam
memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. Oleh karena itu IPA
merupakan salah satu mata pelajaran yang penting bagi siswa karena
perannya sangat penting berguna dalam kehidupan sehari-hari.(Sri, 2007: 42).
Kenyataan yang terjadi, mata pelajaran IPA tidak begitu diminati dan kurang
disukai siswa. Bahkan siswa beranggapan mata pelajaran IPA sulit untuk
dipelajari. Akibatnya rata-rata hasil belajar siswa cenderung lebih rendah
dibanding mata pelajaran lainnya.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas V
SD Cinta Rakyat 4 Pematangsiantar diperoleh hasil belajar siswa masih
rendah. Persentasi siswa tuntas hanya 43,33% dari 122 siswa dan untuk
siswa seluruhnya diperlukan remedial. Masih banyak siswa yang memperoleh
nilai di bawah nilai standar kelulusun KKM yaitu 73. Rendahnya kualitas hasil
belajar siswa tersebut dapat disebabkan oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi dua, yaitu faktor eksternal
dan faktor internal (Slameto, 2009:54). Adapun yang dimaksud dengan faktor
eksternal adalah segala faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti faktor
keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Dalam hal ini rendahnya hasil
belajar IPA siswa apabila ditinjau dari sisi eksternal siswa salah satunya berkaitan
dengan sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan sumber informasi
formal yang sangat penting bagi siswa. Faktor sekolah sangat menentukan
keberhasilan belajar siswa dan beberapa faktor yang mempengaruhi hasil
4
dan waktu sekolah. Oleh sebab itu, perlu pengkajian khusus salah satunya
mengenai model pembelajaran yang digunakan. Apakah model pembelajaran
tersebut sesuai dengan konteks materi dan tujuan pembelajaran, potensi dan latar
belakang siswa serta konteks dengan situasi dan lingkungan belajar. Oleh karena
itu, guru memiliki peran yang sangat penting terutama yang menyangkut model
pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar yang juga akan ikut
menentukan tinggi-rendahnya hasil dan tercapainya tujuan pembelajaran IPA.
Kenyataan lain menunjukkan bahwa pelajaran IPA oleh sebagian siswa
dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dan rumit dan untuk mempelajarinya
siswa harus siap berkerut kulit muka. Perasaan sulitnya pelajaran IPA bagi siswa
tentu saja dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan guru yang tidak
mampu membuat siswa merasa nyaman, bergairah, dan menikmati kegiatan
belajar. Lebih jauh akan berimplikasi pada malas dan tidak senangnya siswa pada
mata pelajaran IPA sehingga mempengaruhi hasil belajarnya. Memperhatikan
pentingya penguasaan pelajaran IPA oleh siswa dan penyebab rendahnya hasil
belajar siswa seperti yang telah diurai di atas, adalah penting untuk melakukan
terobosan baru guna menciptakan suasana belajar yang efektif dan efisien
sehingga dapat meningkatkan kualitas belajar siswa. Terobasan baru itu adalah
inovasi dan pergeseran paradigma pembelajaran dari pembelajaran yang
cenderung membuat siswa pasif menjadi siswa yang bergerak secara massif dalam
kegiatan belajar. Akan tetapi, perubahan model pembelajaran tersebut hingga kini
belum sepenuhnya maksimal. Seperti data hasil observasi yang diperoleh dari SD
Cinta Rakyat 4 Pematangsiantar dimana dalam pembelajaran disekolah mereka
5
ceramah akan tetapi belum sepenuhnya diterapkan. Dalam pembelajaran berbasis
diskusi ini siswa cenderung kurang terlibat dalam diskusi karena hanya sebagian
siswa saja yang menjalankan diskusi dalam kelompok dan selebihnya mereka
bercerita dengan temannya bahkan ada sebagian siswa yang bermain handphone
atau game online. Siswa merasa cepat bosan dan kurang tertarik dengan materi
pelajaran yang disampaikan. Model pembelajaran ini juga diasumsikan tidak
dapat meningkatkan gairah belajar pada diri siswa. Ketidaktertarikan siswa serta
kejenuhan siswa dalam mengikuti mata pelajaran IPA ini berpengaruh terhadap
hasil belajar IPA siswa, akibatnya siswa tidak memperoleh hasil belajar yang
optimal.
Guru diharapkan dapat menarik perhatian siswa serta menuntunnya dalam
penyajian yang baik, Guru IPA perlu melakukan pembenahan diri, seperti
melakukan perubahan dalam pembelajaran IPA, terutama penggunaan model
pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik materi pelajaran untuk
meningkatkan penghayatan dan usaha menumbuhkan kesadaran IPA di kalangan
siswa. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan pembelajaran IPA dibutuhkan kreatifitas
guru dan penerapan model pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran
yang diinginkan.
Berdasarkan identifikasi masalah yang dilakukan pada observasi awal
salah satu penyebab terjadinya kesenjangan ini adalah kurang variatifnya model
pembelajaran yang digunakan oleh guru. Suasana belajar di dalam kelas yang
terlalu serius dan terkesan membosankan akibat model pembelajaran yang
6
lebih hidup kepada siswa. Murid tidak cukup dijejali kesibukan kognitif,
menghapal pengetahuan lewat fakta-fakta, sebagaimana banyak terjadi selama ini.
Untuk menggali potensi anak agar selalu kreatif dan berkembang
perlu diterapkan pembelajaran bermakna yang akan membawa siswa pada
pengalaman belajar yang mengesankan. Pengalaman yang diperoleh siswa
semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperoleh merupakan hasil
dari pemahaman dan penemuannya sendiri yaitu proses yang melibatkan siswa
sepenuhnya untuk merumuskan suatu konsep. Untuk itu sudah menjadi tugas
guru dalam mengelola proses belajar-mengajar adalah memilih model
pembelajaran yang sesuai, agar pembelajaran lebih menarik dan bermakna.
Hal ini disebabkan adanya tuntutan pada dunia pendidikan bahwa
proses pembelajaran tidak lagi hanya sekedar menstransfer pengetahuan dari
guru ke siswa. Guru harus mengubah paradigma tersebut dengan kegiatan
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Terkait belum
optimalnya hasil belajar siswa kelas V SD Cinta Rakyat 4 Pematangsiantar,
maka penulis berupaya menerapkan model pembelajaran yang sepenuhnya
dapat melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Mungkin akan
berbeda hasil pembelajaran bila pembelajaran IPA dilakukan dengan
menggunakan model pembelajaran Number Head Together (NHT) sebagai salah
satu alternatif pembelajaran yang bermakna yang bermuara pada
pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan.
Number Head Together (NHT) merupakan salah satu teknik dari model
pembelajaran Kooperatif Learning. Number Head Together (NHT) adalah suatu
7
melibatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk berdiskusi menelaah
materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran tersebut. Pada dasarnya, NHT merupakan varian dari
diskusi kelompok. Teknis pelaksanaannya hampir sama dengan diskusi kelompok.
Pertama-tama, guru meminta siswa untuk duduk berkelompok-kelompok.
Masing-masing anggota diberi nomor. Setelah selesai, guru memanggil nomor
untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Guru tidak memberitahukan nomor
berapa yang akan berpresentasi selanjutnya. Begitu seterusnya hingga semua
nomor terpanggil. Pemanggilan secara acak ini akan memastikan semua siswa
benar-benar terlibat dalam dalam diskusi tersebut. Menurut Slavin (2005), metode
yang dikembangkan oleh Rushh Frank ini cocok untuk memastikan akuntabilasi
individu dalam diskusi kelompok. Model pembelajaran NHT juga
mengintegrasikan sistem pembelajaran sosial yang tujuannya mengelola sekolah
menjadi komunitas belajar, tempat guru dan siswa bisa bekerja sama dalam tugas
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah nyata.
Berbeda halnya dengan situasi pembelajaran yang terbentuk melalui model
pembelajaran Konvensional yang digunakan oleh SD Cinta Rakyat 4
Pematangsiantar yaitu model pembelajaran Think Pair Share (TPS). Model
pembelajaran Think Pair Share (TPS) juga merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa
yang meliputi fase berpikir (think) – berpasangan (pair) – berbagi (share). Think
Pair Share menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil (2
anggota) dan lebih dirincikan oleh penghargaan kooperatif, dari pada penghargaan
8
membutuhkan koordinasi secara bersamaan dari berbagai aktivitas, membutuhkan
perhatian khusus dalam penggunaan ruangan kelas dan peralihan dari seluruh
kelas ke kelompok kecil dapat menyita waktu pengajaran yang berharga. Hal ini
akan membuat waktu diskusi siswa berkurang. Selain itu, pada tahap penentuan
sebagai pelatih didalam berdiskusi akan menyulitkan guru untuk menentukan
siswa yang layak sebagai pelatih agar kinerja diskusi dari kelompok tersebut
optimal. Kondisi ini akan mempengaruhi mental siswa didalam melakukan
diskusi. Model Think Pair Share memberi waktu kepada para siswa untuk
berfikir dan merespons serta saling membantu yang lain. Model pembelajaran
Number Head Together dan Think Pair Share merupakan model pembelajaran
yang sama-sama memiliki konsep kooperatif berdiskusi bagi siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Akan tetapi secara teknis pelaksanaan kedua pembelajaran tersebut
memiliki perbedaan yaitu pada tahap evaluasi guru dalam meninjau dan mengukur
pemahaman siswa secara klasikal. Pada model pembelajaran TPS, kegiatan
presentasi hasil diskusi kelompok sudah terlebih dahulu menunjuk kelompok
diskusi yang akan tampil sehingga bagi kelompok diskusi siswa yang tidak tampil
kemungkinan akan kurang memaksimalkan kegiatan diskusi kelompok. Berbeda
halnya dengan model pembelajaran NHT, dimana kegiatan presentasi hasil diskusi
kelompok dilakukan secara acak oleh guru dengan menunjuk nomor kelompok.
Kondisi ini akan membuat seluruh kelompok diskusi mempersiapkan secara
matang kualitas diskusinya sehingga seluruh siswa benar-benar melaksanakan
diskusi dengan baik.
Setelah mengkaji faktor eksternal di atas, faktor internal siswa juga turut
9
internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti motivasi, minat,
gaya belajar dan inteligensi siswa. Dalam hal ini yang akan dikaji adalah faktor
gaya belajar siswa sebagai faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Setiap siswa
mempunyai cara atau sikap yang berbeda-beda dan hal tersebut selalu
dilakukannya dalam belajar. Hal tersebut sesuai dengan beberapa pendapat dari
beberapa ahli. NASSP dalam Yosep (2005:2) menyatakan bahwa Gaya Belajar
atau Learning Style adalah suatu karakteristik kognitif, afektif dan perilaku
psikomotoris, sebagai indikator yang bertindak yang relatif stabil untuk
pebelajar merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan
belajar.
Gaya belajar merupakan cara yang cenderung dipilih seseorang untuk
menerima informasi dari lingkungan dan memproses informasi tersebut. Hal
ini sesuai dengan pendapat De Porter (1999:110) yang merumuskan bahwa gaya
belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan kemudian
mengatur serta mengolah informasi. Gaya belajar ini berkaitan dengan pribadi
seseorang yang tentu dipengaruhi oleh pendidikan dan riwayat
perkembangannya. Sriyono (1992:4) menggolongkan gaya belajar berdasarkan
cara menerima informasi ke dalam empat tipe yaitu tipe mendengarkan, tipe
penglihatan, tipe merasakan dan tipe motorik. Sedangkan De Porter (1999:112)
mengolongkan gaya belajar berdasarkan cara menerima informasi dengan
mudah (modalitas) ke dalam tiga tipe yaitu gaya belajar tipe visual, tipe
auditorial, dan tipe Kinestetik. Selanjutnya sesuai dengan pembagian tipe gaya
belajar, orang dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu orang bertipe
10
guru dengan terlebih dahulu memperhatikan karakteristik siswa berdasarkan gaya
belajarnya untuk dapat menentukan model pembelajaran yang tepat agar kegiatan
pembelajaran berlangsung menarik dan hasil belajar yang dicapai optimal.
Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “ Pengaruh Model Pembelajaran dan Gaya Belajar Siswa Terhadap
Hasil Belajar IPA di SD Cinta Rakyat 4 Pematangsiantar”
B.IdentifikasiBMasalahBBB
Permasalahan yang berhubungan dengan pencapaian hasil belajar IPA
tidaklah sesederhana yang dipikirkan, namun dengan adanya uraian tersebut
diharapkan dapat menjadi dasar pemikiran yang kuat untuk dapat melaksanakan
penelitian yang bermanfaat bagi pencapaian hasil belajar IPA secara optimal.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang akan diteliti
adalah hal – hal yang berkaitan dengan hasil belajar IPA di SD Cinta Rakyat 4
Pematangsiantar yaitu (1) faktor-faktor apakah yang mempengaruhi hasil belajar
IPA siswa SD Cinta Rakyat 4?; (2) apakah model pembelajaran yang tepat
digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA?; (3) apakah perbedaan
karakteristik siswa mempengaruhi hasil belajar siswa?; (4) apakah gaya belajar
mempengaruhi hasil belajar siswa?; (5) apakah dalam pembelajaran IPA perlu
diadakan pengelompokan berdasarkan gaya belajar?; (6) apakah pemberian model
pembelajaran yang berbeda pada pembelajaran IPA dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa?; (7) bagaimana sebaiknya model pembelajaran yang digunakan
dalam pelajaran IPA sehingga siswa tidak bosan dan jenuh?; (8) model
pembelajaran yang bagaimanakah yang sebaiknya dipakai untuk Gaya belajar
11
Together dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa?; (10) apakah penggunaan
model pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar IPA
siswa?; (11) apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang memiliki
gaya belajar yang berbeda?; (11) apakah terdapat interaksi antara penggunaan
model pembelajaran yang berbeda dan gaya belajar dalam mempengaruhi hasil
belajar IPA siswa?.
C.B PembatasanBMasalahB
B B Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal
maupun faktor eksternal, penelitian yang mencakup keseluruhan faktor tersebut
merupakan hal yang rumit, menuntut keahlian, waktu dan dana. Mengingat
keterbatasan – keterbatasan yang tidak dapat dihindarkan serta agar penelitian ini
dapat terfokus, maka perlu batasan – batasan sehingga tujuan penelitian ini dapat
tercapai. Oleh sebab itu, objek permasalahan dalam penelitian ini akan dibatasi
pada pencapaian hasil belajar IPA pada aspek kognitif di kelas V (Lima) siswa SD
Cinta Rakyat 4 Pematangsiantar meliputi:
1. Hasil belajar IPA merupakan kemampuan siswa dalam menguasai materi
mata pelajaran IPA yang dibatasi dalam ranah kognitif menurut taksonomi
bloom yang di kembangkan oleh Anderson (2001) yang dibatasi pada aspek
pengetahuan (C1), Pemahaman (C2), Penerapan (C3), Analisis (C4), Sintesis
(C5), dan Penilaian (C6).
2. Hasil belajar ini diperoleh dari tes hasil belajar IPA yang diberikan setelah
perlakuan selesai dilaksanakan. Materi pembelajaran yang diberikan meliputi
12
3. Model pembelajaran yang digunakan dibedakan menjadi dua macam yaitu:
model pembelajaran Number Head Together (NHT) dan model pembelajaran
Think Pair Share (TPS).
4. Gaya belajar siswa dibatasi pada perbedaan antara gaya belajar Auditorial dan
Visual.
D.B PerumusanBMasalahB
B B Dari uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan
masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah hasil belajar IPA siswa yang diajar dengan model pembelajaran
Number Head Together (NHT) lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang
diajar dengan model pembelajaran Think Pair Share (TPS)?
2. Apakah hasil belajar IPA siswa yang memiliki gaya belajar Auditorial lebih
tinggi dari pada siswa yang memiliki gaya belajar Visual?
3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan gaya
belajar terhadap hasil belajar IPA siswa?
E.B TujuanBPenelitianB
Secara umum tujuan penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
tentang pengaruh aplikasi penggunaan model pembelajaran dan gaya belajar
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA, sedangkan secara khusus
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Apakah hasil belajar IPA siswa yang diajar dengan model pembelajaran
Number Head Together (NHT) lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang
13
2. Apakah hasil belajar IPA siswa yang memiliki gaya belajar Auditorial lebih
tinggi dari pada siswa yang memiliki gaya belajar Visual.
3. Interaksi antara model pembelajaran dengan gaya belajar terhadap hasil belajar
IPA siswa.
F.B ManfaatBPenelitianB
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pengambil
kebijakan dalam mengambil keputusan di SD Cinta Rakyat 4 , khususnya yang
berkaitan dengan penyusunan perangkat kegiatan belajar mengajar. Secara teoritis
penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan guna
meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan
penggunaan model pembelajaran dan gaya belajar sebagai salah satu karakteristik
siswa.
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai: (1) bahan
masukan bagi guru, khususnya pada mata pelajaran IPA sebagai salah satu
pendekatan alternatif dalam menyampaikan materi pelajaran. (2) memberikan
gambaran bagi guru, khususnya bagi guru IPA tentang pemilihan model
96
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI
DAN SARAN
A.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan yang dapat dikemukakan
yaitu:
1.
Kelompok siswa yang diajar dengan model pembelajaran Number Head
Together (NHT) memperoleh hasil belajar IPA yang lebih tinggi
dibanding kelompok siswa yang diajar dengan model pembelajaran Think
Pair Share (TPS)
2.
Kelompok siswa yang memiliki Gaya Belajar Auditorial memperoleh
hasil belajar IPA lebih tinggi dibanding kelompok siswa yang memiliki
Gaya Belajar Visual.
3.
Terdapat interaksi antara Model Pembelajaran dan Gaya Belajar dalam
mempengaruhi hasil belajar IPA siswa dimana Kelompok siswa yang
memiliki Gaya Belajar Auditorial yang diajar dengan model
pembelajaran Number Head Together (NHT) memperoleh hasil belajar
IPA yang lebih tinggi dibanding dengan kelompok siswa yang memiliki
Gaya Belajar Visual dan kelompok siswa yang diajar dengan model
pembelajaran Think Pair Share (TPS) yang memiliki Gaya Belajar
97
B.
Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian maka diberikan
implikasi sebagai berikut:
1.
Implikasi terhadap Guru Bidang Studi IPA
Pemahaman dan kemampuan yang baik dalam belajar IPA akan sangat
membantu peserta didik dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi.
Peningkatan pemahaman dan kemampuan tersebut akan optimal apabila siswa
aktif dalam kegiatan pembelajaran IPA. Model Pembelajaran Kooperatif tipe
Number Head Together dan Think Pair Share adalah contoh model pembelajaran
yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dan berpusat pada siswa (student
centered), dimana aktivitas mental siswa bekerja secara aktif. Siswa diberi
kesempatan terlebih dahulu untuk memahami persoalan yang diberikan, kemudian
siswa mendiskusikannya dalam kelompok belajar serta melakukan investigasi
bersama, setelah itu memodelkannya kembali dengan cara sendiri seraya
dibimbing guru dan kemudian melakukan analisis dan mengevaluasi proses
penyelesaian masalah yang telah dilakukan bersama. Oleh karena itu sebelum
menggunakan
model
pembelajaran,
seorang
Guru
IPA
seharusnya
mengidentifikasi cirri-ciri dari materi pelajaran yang akan disampaikan kepada
siswa. Selain itu, hal penting lainnya yang harus dilakukan oleh seorang Guru IPA
adalah mengidentifikasi karakteristik siswa berdasarkan kepribadian, motivasi,
gaya belajar, gaya berpikir dan faktor internal lainnya yang berasal dari dalam diri
siswa. Mengidentifikasi materi pelajaran dan karakteristik siswa serta
menyesuaikannya dengan model pembelajaran tentunya akan mendatangkan hasil
belajar IPA yang lebih optimal. Temuan penelitian ini perlu disosialisasikan
98
IPA dapat menggunakan model pembelajaran NHT dengan baik dan apabila para
Guru dapat mengenali gaya belajar siswa maka juga dapat menentukan model
pembelajaran yang tepat untuk siswa tersebut.
2.
Implikasi terhadap Perencanaan dan Pengembangan Model Pembelajaran
Berdasarkan temuan dalam penelitian ini diperoleh bahwa hasil belajar
IPA kelompok siswa yang diberi pembelajaran dengan Model Pembelajaran
Number Head Together (NHT) lebih tinggi dibandingkan hasil belajar kelompok
siswa yang diberi pembelajaran dengan Model Pembelajaran Think Pair Share
(TPS) ditinjau dari gaya belajar siswa, memberikan suatu fakta bahwa dalam
pembelajaran IPA model pembelajaran NHT lebih tepat digunakan daripada
model pembelajaran TPS. Desain model pembelajaran NHT direncanakan dan
dikembangkan sesuai dengan karakteristik materi pelajaran yang ada sehingga
mendukung kegiatan pembelajaran yang optimal dan hasil belajar yang dicapai
siswa sesuai dengan harapan. Selain memperhatikan karakteristik materi
pelajaran, hal penting lainnya yang perlu diperhatikan adalah karakteristik siswa.
Kesesuaian antara karakteristik mata pelajaran dan karakteristik siswa dalam
kegiatan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran akan memberikan
hasil belajar yang lebih optimal. Temuan penelitian ini perlu disosialisasikan
kepada para Guru yang mengajar melalui seminar ataupun lokakarya maupun
pelatihan. Dengan memperhatikan model pembelajaran NHT dan gaya belajar
siswa melalui pelatihan dan lokakarya diharapkan dapat memberikan hasil belajar
yang lebih optimal dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran TPS.
99
diketahui oleh orang banyak khususnya yang berminat dalam pengembangan
model pembelajaran.
C.
Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian, maka perlu disarankan beberapa
hal:
1.
Dalam kegiatan pembelajaran hendaknya guru menerapkan pembelajaran
Kooperatif Number Head Together (NHT) untuk meningkatkan hasil
belajar khususnya mata pelajaran IPA, karena hal ini membantu guru
dalam membuat suasana belajar yang lebih kondusif dan siswa lebih dapat
memusatkan perhatiannya dalam belajar.
2.
Pihak
sekolah
sebagai
penyelenggara
pendidikan
hendaknya
memperhatikan karakteristik siswa. Salah satu karakteristik yang berkaitan
erat dengan proses pembelajaran adalah Gaya Belajar. Hal ini bertujuan
mempermudah guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang
maksimal.
3.
Pihak Dinas Pendidikan terkait dalam rangka peningkatan kualitas
pendidikan melalui penerapan model pembelajaran dan dengan
memperhatikan karakteritik siswa yang ditinjau dari gaya belajar siswa
harus turut mensosialisasikan temuan penelitian ini.
4.
Untuk penelitian lanjutan dengan variabel yang relevan hendaknya dapat
memperbaiki kekurangan yang ada pada penelitian ini dengan membuat
perencanaan penelitian yang lebih baik lagi untuk mendapatkan hasil yang
1001
DAFTAR PUSTAKA
Aly,1 Abdullah1 dan1 Eny1 Rahma.1 (1998).1Ilmu Alamiah Dasar.1 Jakarta:1 Bumi1
Aksara1 1
Anderson,O.W.dan1Karthwohl,D.R.1(2001).1A Taxaonomy for Learning, Teaching
and Assessing. New1York:1Addison1wesley1Longman,Inc1 1
Arikunto,1S.1(2005).11Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.1Jakarta:1Bumi1Aksara1
1
__________(2005).1 Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta:1
11111111111Rineka1Cipta1 1
Danusastro.1(2003).1Strategi Belajar Mengajar Efektif.1Jakarta:1Media1Pratama1
1
DePorter,1 Bobbi1 &1 Mike1 Hernacki.1 (1999).1 Quantum Learning:
Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan.1Bandung:1Kaifa1 1
Efendi,1Oky1Ardian.1(2015).1Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Gaya
Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa.1 Surakarta:1 Jurnal1 Pendidikan1Ilmiah1Vol.141
1
Fraenkel,J.R,Wallen,N.E.1 (2008).1 How to Design and Evaluate Research in
Education. New1York:1McGraw1Hill1 1
Gobai,1 Yosep.1 (2005).1Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar dan Gaya Belajar
Terhadap Hasil Belajar.1Homepage1Pendidikan1Network. 1
Habeyb.1(1983).1Supervisi Pendidikan.1Jakart:1P2LPTK1
1
Herdana.1(2000).1Antisipasi Pengembangan Pendidikan Dalam Rangka Otonomi
Daerah.1Bandung:1UPI1Press1 1
Heriyanto.1 (2010)1 Pengaruh Model Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi
terhadap Hasil Belajar IPA Siswa SD Negeri 1 Simpang Empat.1 Medan:1 Tesis1PPs1Unimed.1Tidak1diterbitkan1
1
Hergenhan,B.R1 dan1 Olson,M.H.1 (1993).1Theories of Learning.1 Jakarta:Kencana1
Prenada1Media1Group1 1
Iskandar,1Srini1M..1(2001).1Pendidikan IPA.1Bandung:1Maulana1
1
Mulyono.1 (1998).1 Dasar – dasar Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengejar.1
1011 1
Nawawi.1(2001).1Dasar – dasar Perencanaan Pengajaran.1Jakarta:1Raja1Grafindo1
Persada1 1
Nuraina1 .1 (2007).1Pengaruh Model Pembelajaran dan Gaya Belajar terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa SMA Negeri 1 Rantau Utara Kabupaten Labuhan Batu.1Medan:1Tesis1PPs1Unimed.1Tidak1diterbitkan1
1
Nurtain1dan1Andi.1(2000).1Evaluasi Pengajaran,1Jakarta1:1Bumi1Aksara1
1
Purwanto.1(1992).1Evaluasi Pengajaran.1Jakarta:1Rineka1Cipta1
1
Sanjaya,W.1 (2008).1 Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses
Pendidikan.1Jakarta1:1Kencana1Prenada1Media1Group1
Seaborne,1 Bodgard.1 (2001).1Perfect Empowerment (Edisi terjemahan).1 Jakarta:11
1111111111Gramedia1 1
Seels,1Barbara1B.1&1Richey,1Rita1C.1(1994)1. Teknologi Pembelajaran: Definisi
dan Kawasannya. Penerjemah Dewi S. Prawiradilaga dkk. Jakarta:1 Kerjasama1IPTPI1LPTK1UNJ1
1
Slameto.1(2009).1Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya.1Jakarta:1PT.1
Asdi1Mahasatya11 1
Slavin,1 Robert.1 (2005).1Cooperative Learning :1Theory, Research And Practice.1
London:1Allymand1Bacon1 1
Sriyono.1(1992).1Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA.1Jakarta1:1Rineka1Cipta1
1
Sudjana.1(2005).1Metode Statika. Bandung:1Tarsito1
1
Sudjana,1 Nana.1 (2005).1Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.1 Bandung:1
Penerbit1PT1Remaja1Rosdakarya1 1
Suharsimi,1 Arikunto.1 (2003)1 .1Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.1
Jakarta:1Rineka1Cipta.1 1
Sulistyorini,1 Sri.1 1 (2007).1 1Pembelajaran IPA Sekolah Dasar.1 1 Yogyakarta:11
Tiara1Karya.1 1
Suprijono,1 Agus.1 (2010).1Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi1PAIKEM.1111
Yogyakarta:1PT1Pustaka1Pelajar1 1
Suprayekti.1(2003)1.1Interaksi Belajar Mengajar.1Jakarta1:1Departemen1Pendidikan1
Nasional1 1
1021 1
Susilohadi.1 (2012).1Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Number Head
Together (NHT) dan Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar IPA Siswa SD Surabaya, Jurnal1Pendidikan1Wahana,1Vol.581No.11
1
Sutikno,1M.1Sobry.1(2004).1Menuju Pendidikan Bermutu .1Mataram:1NTP1Press1
1
Suyoso,1Suharto1dan1Sujoko.1(1998)1.11Ilmu Alamiah Dasar.1Bandung:1Maulana1
1
Syah,1M.1(2010)1.1Psikologi Belajar.1Jakarta:1PT.1Raja1Grafindo1Persada1
1
Trianto.1 (2009).1 Mendesain Model Pembelajaran Progresif.1 Bandung:1 PT1
111111111Angkasa1 1
Trianto.1 (2007)1 .1 Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik.1Jakarta:1Prestasi1Pustaka1Publisher1 1
Winkel,1W.1S.1(1996)1.1Psikologi Pengajaran.1Jakarta:1Gramedia1