• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DI SMP SULTAN ISKANDAR MUDA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DI SMP SULTAN ISKANDAR MUDA."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI DI SMP SWASTA SULTAN ISKANDAR MUDA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi PendidikanMatematika

OLEH: DEVI ANDRIANI

NIM: 8146171014

PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis dengan judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inquiry di SMP Swasta Sultan Iskandar Muda ”. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa risalah umat.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah

membantu penulis dengan keikhlasan dan ketulusan, baik langsung maupun tidak langsung sampai terselesainya tesis ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan tersebut. Terima kasih dan penghargaan khususnya

peneliti sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd, selaku dosen pembimbing I dan Bapak

Dr. KMS. M. Amin Fauzi, M.Pd selaku dosen pemimbing II yang telah meluangkan waktu disela-sela kesibukannya untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran-saran yang sangat berarti bagi penulis.

2. Bapak Bapak Dr. Edy Surya, M.Si,, Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd dan Ibu Dr. Ani Minarni, M.Si., selaku nara sumber yang telah banyak memberikan saran

(7)

iv

3. Kepala Sekolah dan Guru SMP Sultan Iskandar Muda yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian lapangan.

4. Teristimewa kepada kedua orang tua saya Ayahanda Maliadi,S.IP dan Ibunda Hayati, serta kakakku Lola Mandasari, M.Pd dan adikku Tri Suprima Dani

yang senantiasa memberikan perhatian, kasih sayang, motivasi, do’a dan

dukungan baik moril maupun materi yang tak terhingga.

5. Sahabat semua yang telah memberikan semangat dan inspirasi, serta rekan-rekan mahasiswa pendidikan matematika angkatan XXIII khususnya untuk teman seperjuangan kelas Dikmat A-1 Tahun 2014.

6. Semua pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu yang

telah memberikan dukungan do’a dan motivasi yang diberikan selama ini.

Dengan segala kekurangan dan keterbatasan, penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan masukan dan manfaat bagi para pembaca, sehingga dapat memperkaya khasanan dalam membuat tesis dan dapat memberi inspirasi

untuk penelitian lebih lanjut.

(8)

DAFTAR ISI

1.2 Identifikasi Masalah 12

1.3 Batasan Masalah 13

1.4 Rumusan Masalah 13

1.5 Tujuan Penelitian 14

1.6 Manfaat Penelitian 15

BAB II KAJIAN TEORITIS

2.1 Perangkat Pembelajaran 16

2.1.1 RPP 17

2.1.2 Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 17

2.1.3 Instrumen Penilaian 18

2.2 Kualitas Perangkat Pembelajaran 19

2.2.1 Validasi 20

2.2.2 Kepraktisan 21

2.2.3 Keefektifan 22

2.3 Prosedur Pengembangan Perangkat Pembelajaran 25

2.3.1 Model Pengembangan 4-D 25

2.4 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis 31

2.4.1 Pengertian Masalah 31

2.4.2 Pemecahan Masalah Matematis 31

2.4.3 Proses Pemecahan Masalah 34

2.4.4 Strategi Pemecahan Masalah 35 2.4.5 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis 36 2.5 Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis 38

2.5.1 Kreatifitas 39

2.5.2 Berpikir Kreatif 45

2.5.3 Berpikir Kreatif Matematis 53

2.6 Model Pembelajaran Inkuiri 55

2.6.1 Pengertian Inkuiri 55

2.6.2 Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri 56 2.6.3 Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri 59

2.7 Kerangka Konseptual 60

(9)

vi

2.8.1 Teori Belajar Paget dan Pandangan 63 Kontruktivisme

2.8.2 Teori Belajar Vygotsky 63

2.8.3 Teori Belajar Bruner 64

2.8.4 Teori Ausubel 65

2.9 Penelitian Yang Relevan 65

2.10 Pertanyaan Penelitian 69

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian 70

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 70

3.3 Subjek Penelitian dan Objek Penelitian 70

3.4 Definisi Operasional 71

3.5 Prosedur Pengembangan Perangkat Pembelajaran 72 3.5.1 Tahap Pendefinisian (define) 74 3.5.2 Tahap Perancangan (design) 77 3.5.3 Tahap Pengambangan (develop) 79 3.5.4 Tahap Penyebaran (diseminate) 82

3.6 Instrumen Penelitian 84

3.7 Teknik Pengumpulan Data 89

3.8 Teknik Analisis Data 91

3.9 Analisis Instrumen tes 94

3.10 Analisis Data Keefektifitasan 98 Perangkat Pembelajaran Matematika

BAB.IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 102

4.2 Deskripsi Tahap Pengambangan Perangkat 103 Pembelajaran

4.3 Kepraktisan Uji Coba I 135

4.4 Hasil Kepraktisan Uji Coba II 137

4.5 Analisis Efektivitas Perangkat Pembelajaran 140 Dengan Model Pembelajaran Inquiri

4.6 Analisis Efektivitas Perangkat Pembelajaran 140 Dengan Model Pembelajaran Inquiri Pada

Uji Coba I

4.7 Ketercapaian Tjuan Pembelajaran 146

4.8 Waktu Pembelajaran 150

4.9 Analisis Efektivita Perangkat Pembelajaran 151 Berbasis Model Pembelajaran Inquiri Pada

Tahap II

4.10 Deskripisi Peningkatan Kemampuan Pemecahan 161 Masalah dan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

Melalui Perangkat Pembelajaran Berbasis Model Inquiri

(10)

vii

Matematis Siswa dengan Menggunakan Perangkat Pembelajaran Berbasis Model Pembelajaran Inquiri

4.12 Deskripsi Respon Siswa Terhadap Perangkat 167 Pembelajaran Berbasis Model Pembelajaran Inquiri

4.13 Pembahasan Hasil Penelitian 172

4.13.1 Pengembangan Perangkat Pembelajaran 172 Berbasis Model Pembelajaran Berbasis Model Inquiri yang Valid, Praktis dan Efetif

4.13.2 Validitas Perangkat Pembelajaran Berbasis 174 Model Inquiri

4.13.3 Kepraktisan Perangkat Pembelajaran Berbasis 175 Model Inquiri

4.13.4 Efektifitas Perangkat Pembelajaran Berbasis 176 Model Pembelajaran Inquiri

4.13.5 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah 179 Matematis Siswa

4.13.6 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif 181 Matematis Siswa

4.13.7 Respon Siswa Terhadap Perangkat 182 Pembelajaran Berbasis Model Pembelajaran

Inquiri

4.14 Keterbatasan Penelitian 184

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 186

5.2 Saran 188

(11)
(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tes Berpikir Kreatif Matematis Siswa 86

Tabel 3.2 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 86

Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Kevalidan 93

Tabel 3.4 Format Perhitungan Validasi 94

Tabel 3.5 Interpretasi Validasi Tes 95

Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Validitas Butir Soal Dan Realibitas 96 Tabel 3.7 kisi-kisi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika 96 Tabel 3.8 kisi-kisi Kemampuan Pemecahan Masalah 97 Tabel 4.1 Analisis Tugas Materi Segiempat pada LAS 107 Tabel 4.2 Sub Topik dan Tujuan Pembelajaran Setiap Pertemuan 108 Tabel 4.3 Topik Dan Tujuan Pembelajaran Stiap Pertemuan 111 Tabel 4.4 Kisi-Kisi Tes Kemampuan pemecahan masalah Matematis 112 Tabel 4.5. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis 115 Tabel 4.6. Media dan Alat Bantu Pembelajaran Materi Segiempat 114 Tabel 4.7. Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 122 Tabel 4.8. Hasil Validasi Lembar Aktivitas Siswa 124

Tabel 4.9. Hasil Validasi Buku Siswa 126

Tabel 4.10 Hasil Validasi tes Kemampuan Kreatif dan 128 Pemecahan Masalah Matematis

Tabel 4.11. Validitas Butir Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 129 Tabel 4.12. Validitas Butir Soal Tes Kemampuan Berpikir 130

Kreatif Matematis

Tabel 4.13. Rangkuman Hasil Wawancara Uji Coba I 136 Tabel 4.14. Rangkuman Hasil Wawancara Uji Coba II 138 Tabel 4.15. Deskripsi Hasil Kemampuan Berpikir 141

Kreatif dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Uji coba I

Tabel 4.16 Tingkat Penguasaan Kemampuan Pemecahan Masalah 141 Matematis Hasil Tes Uji Coba I

Tabel 4.17. Tingkat Penguasaan Kemampuan Berpikir 143 Kreatif Matematis Siswa Hasil Tes Uji Coba I

Tabel 4.18. Tingkat Ketuntasan Klasikal Kemampuan 144 Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif Matematis

pada Uji Coba I

Tabel 4.19. Ketercapaian Tujuan Pembelajaran terhadap 146 Kemampuan pemecahan masalah Matematis pada Uji Coba I Tabel 4.20. Ketercapaian Tujuan Pembelajaran terhadap 148

Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis pada Uji Coba I

Tabel 4.21. Deskripsi Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah 151 Dan Berpikir Kreatif Matematis Uji coba II

Tabel 4.22. Tingkat Penguasaan Kemampuan Pemecahan Masalah 152 Matematis Siswa Hasil Posttest Uji Coba II

(13)

ix

Tabel 4.24. Tingkat Ketuntasan Klasikal Kemampuan 155 Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif Matematis

pada Uji Coba II

Tabel 4.25. Ketercapaian Tujuan Pembelajaran terhadap Kemampuan 156 Pemecahan Masalah Matematis pada Uji Coba II

Tabel 4.26.Ketercapaian Tujuan Pembelajaran terhadap Kemampuan 159 Berpikir Kreatif Matematis pada Uji Coba II

Tabel 4.27.Deskripsi Hasil Peningkatan Kemampuan 162 Pemecahan Masalah Matematis

Tabel 4.28. Rata-Rata Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 163 Untuk Setiap Indikator

Tabel 4.29. Deskripsi Hasil Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis 164 Tabel 4.30. Rata-rata Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa 165

untuk Setiap Indikator

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model 4-D 83

Gambar 3.2 Peta Konsep Segi Empat 76

Gambar 3.3 Prosedur Penelitian Pengembangan 82 PerangkatPembelajaran

Gambar 4.1 Peta Konsep Materi Segi Empat 106

Gambar 4.2. Cover Buku Siswa 117

Gambar 4.3. Peta Konsep Segiempat 118

Gambar 4.4. Materi Segiempat 119

Gambar 4.5. Lembar Aktivitas Siswa 120

Gambar 4.6 Sebelum dan Sesudah Revisi RPP Validator III 124 Gambar 4.7.Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah 142

Matematis Hasil Tes Uji Coba I

Gambar 4.8. Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif 144 Matematis Hasil Tes Uji coba I

Gambar 4.9. Pesentase Ketuntasan Klasikal Kemampuan 145 Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif Matematis

pada Uji Coba I

Gambar 4.10.Ketercapaian Tujuan Pembelajaran terhadap 147 Kemampuan Pemecahan Masalah pada Uji Coba I

Gambar 4.11. Ketercapaian Tujuan Pembelajaran terhadap 149 Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis pada Uji Coba I Gambar 4.12. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Hasil 152

Tes Uji Coba II

Gambar 4.13. Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis 154 Hasil Tes Uji coba II

Gambar 4.14. Pesentase Ketuntasan Klasikal Kemampuan Pemecahan 155 Masalah dan Berpikir Kreatif Matematis pada Uji Coba II Gambar 4.15. Ketercapaian Tujuan Pembelajaran terhadap 158

Kemampuan Pemecahan Masalah pada Uji Coba II

Gambar 4.16. Ketercapaian Tujuan Pembelajaran terhadap 160 Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis pada Uji Coba II Gambar 4.17. Rata-rata Kemampuan Pemecahan Masalah 163 untuk Setiap Indikator

(15)

DAFTAR LAMPIRAN Riwayat Hidup

SK Pembimbing

Surat Undangan Seminar Proposal Tesis Surat Ijin Penelitian

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pemanfaatan teknologi sangat berpengaruh pada saat ini, globalisasi dan

perkembangan informasi mengalami perubahan pesat kearah yang lebih maju

yang sedang terjadi pada segala bidang, termasuk ilmu pengetahuan, teknologi,

budaya dan profesi masyarakat. Hal ini menuntut individu untuk memiliki

berbagai kemampuan dan keterampilan. Kemampuan dan keterampilan yang

harus dimiliki tersebut termasuk diantaranya kemampuan pemecahan masalah dan

kemampuan berpikir kreatif. Kemampuan ini sangat penting, karena dalam

kehidupan sehari-hari setiap orang selalu dihadapkan pada berbagai masalah yang

harus dipecahkan dan menuntut berpikir kreatif untuk menemukan solusi dari

permasalahan yang dihadapinya. Perubahan ini berimplikasi pula terhadap

pendidikan. Pendidikan merupakan sarana terpenting untuk mewujudkan

kemajuan bangsa dan negara. Dengan pendidikan yang bermutu, akan tercipta

sumber daya manusia yang berkualitas.

Ruseffendi (2006) mengemukakan bahwa matematika merupakan aspek

yang penting untuk membentuk sikap, sehingga tugas pengajar selain

menyampainkan materi juga membantu pembentukan karakter siswa. Mengingat

pentingnya matematika, maka sangat diharapkan siswa dapat menguasai pelajaran

matematika. Namun kenyataannya, mutu pendidikan matematika di Indonesia

(17)

2

menyebutkan bahwa mutu pendidikan matematika di Indonesia berada pada

peringkat 34 dari 38 negara yang diamati.Ini menjadi sorotan karena merupakan

masalah pendidikan yang harus diselesaikan.

Pada bidang pendidikan, kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan

pemecahan masalah mendapatkan perhatian yang cukup besar. Hal itu terlihat

pada upaya-upaya pengambil kebijakan dibidang pendidikan untuk memasukkan

kedua komponen ini dalam berbagai kegiatan pendidikan, baik dimuat dalam

kurikulum, strategi pembelajaran maupun perangkat pembelajaran lainnya. Upaya

tersebut dimaksudkan agar setiap kegiatan pendidikan atau pembelajaran kepada

siswa dapat dilatihkan keterampilan yang dapat mengembangkan kemampuan

kreatif dan pemecahan masalah. Dengan demikian dunia pendidikan akan

memberikan kontribusi yang besar terhadap pengembangan SDM yang kreatif dan

memiliki kamampuan pemecahan masalah yang handal untuk menjalani masa

depan yang penuh tantangan. Seperti tercantum dalam UU no 20 tahun 2003

tentang sistem pendidikan nasional :

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadikan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan kreatif dan

pemecahan masalah bagi siswa pada pendidikan adalah melalui pembelajaran

matematika. Dalam hal ini dapat dikemukakan bahwa dalam proses pembelajaran

(18)

3

“selain matematika sebagai pintu masuk menguasai sains dan teknologi yang berkembang pesat dewasa ini, dengan belajar matematika seseorang dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, kritis dan kreatif, yang sungguh dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari”.

Pada dasarnya hal yang paling mendasar terhadap masalah yang sering

dihadapi bukan hanya masalah metode, strategi ataupun model pembelajaran apa

yang digunakan, kita sering melupakan bahwa hal yang paling mendasar dalam

proses pembelajaran adalah perangkat pembelajaran, dimana setiap guru sebelum

memulai pelajaran harus terlebih dahulu mempersiapkan semua perangkat

pembelajaran sebelum ia mengajar, baik itu RPP, bahan ajar, dan LAS,

dimungkinkan juga menggunakan media agar pembelajaran lebih menarik dan

mudah dipahami siswa, dan tak lupa strategi, metode, atau model pembelajaran

apa yang akan diterapkan nantinya. Seperti halnya yang dituliskan oleh Suparno

(dalam Fitriani, 2014:1) mengungkapkan bahwa:

“sebelum guru mengajar (tahap persiapan) seorang guru diharapkan mempersiapkan bahan yang mau diajarkan, mempersiapkan alat peraga/praktikum yang akan digunakan, mempersiapkan pertanyaan dan arahan untuk memancing siswa lebih aktif belajar, mempelajari keadaan siswa, mengerti kelemahan dan kelebihan siswa, serta mempelajari pengetahuan awal siswa, kesemuaan ini akan terurai pelaksanaannya di dalam perangkat pembelajaran”

Pentingnya pengembangan perangkat pembelajaran bagi seorang guru,

dimana perangkat pembelajaran merupakan panduan, artinya perangkat

pembelajaran tersebut memberikkan arahan kepada guru dalam melaksanakan

proses pembelajaran yang telah disusun secara sistematis, yang sebelumnya telah

disusun oleh guru tersebut. Perangkat pembelajaran merupakan tolak ukur, artinya

(19)

4

LAS, ataupun LKS. Perangkat pembelajaran merupakan peningkatan kualitas diri,

artinya dengan adanya pengembangan perangkat pembelajaran yang telah

dilakukan oleh guru, ini memperlihatkan bahwa guru tersebut telah menunjukkan

keprofesionalannya sebagai guru. Perangkat pembelajaran itu mempermudah,

artinya dengan dikembangkannya suatu perangkat pembelajaran sedemikian rupa

akan mempermudah guru dalam proses pembelajarannya tanpa harus berpikir lagi

hal apa atau bagaimana menyampaikan materi yang akan diajarkan .

Dalam hal ini guru dituntut untuk lebih kreatif untuk mengembangkan

bahan ajar yang akan digunakannya, sebisa mungkin mengembangkan perangkat

pembelajaran yang menarik dan dapat menumbuhkan keingin tahuan siswa

terhadap materi tersebut. Pengembangan perangkat pembelajaran merupakan

tanggung jawab setiap guru, sebisa mungkin perangkat pembelajaran tersebut

seefektif mungkin mengaktifkan proses pembelajaran siswa.

Untuk menciptakan pembelajaran yang menarik, guru diberi tuntutan

dalam mempersiapkan desain pembelajaran yang meliputi Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), bahan ajar (Lembar Aktifitas Siswa, buku ajar, dan lainnya).

Bahan ajar merupakan komponen terpenting yang harus dipersiapkan oleh guru

sebelum melaksanakan proses pembelajaran. National Center Vocational

Education Research ltd/National Center for Competency Based Training

(Spronken-Smith, 2005) mengemukakan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk

bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan

(20)

5

proses pembelajaran kearah yang lebih baik, disusun secara sistematis agar dapat

digunakan guru dan siswa pada saat proses pembelajaran.

Pada dasarnya perangkat pembelajaran yang sering digunakan guru

tergolong monoton, guru cenderung berpusat pada buku pegangan yang diberikan

sekolah dan menyampaikan materi dengan cara yang biasanya, tanpa melakukan

modifikasi terhadap bahan ajar dan model atau strategi pembelajaran. Disini akan

diperlihatkan hasil wawancara dengan beberapa guru disalah satu sekolah, dan

didapat hasil bahwa guru hanya menggunakan perangkat pembelajaran yang

diberikan dari sekolah dimana guru tersebut mengajar. Dan hanya satu guru yang

menggunakan media pembelajaran berupa software. Berikut hasil wawancara

yang dilakukan.

Saat wawancara dilakukan dari beberapa guru matematika di sekolah

tersebut, didapat bahwa hampir semua guru matematika memperbaharui RPP

setiap tahun ajaran dengan sumber dari internet. Sedangkan materi yang diberikan

pada siswa hanya bersumber dari buku yang diberikan dari sekolah atau penerbit

saja, begitu juga dengan LAS yang digunakan. Model pembelajaran yang

digunakan guru pada saat proses pembelajaran kebanyakan sudah mencoba model

pembelajaran yang bervariasi contohnya menggunakan model pembelajaran

kooperatif untuk meningkatkan kualitas belajar, tetapi guru kembali lagi ke model

pembelajaran konvensional, karena menganggap tidak adanya peningkatan belajar

dengan menggunakan model tersebut.

Agar tercapainya tujuan dari proses pembelajaran, perlu adanya

(21)

6

yang diterapkan. Dalam pengembangan perangkat pembelajaran, penyusunan

bahan ajar hendaknya berdasarkan pembelajaran yang dapat memudahkan siswa

dalam memahami materi matematika. Para peneliti lainnya telah menganjurkan

kepada guru untuk membimbing siswa dalam memecahkan masalah secara

kooperatif dalam konteks skenario nyata, bukan melakukan percobaan validasi

hanya berdasarkan buku teks. Pengembangan perangkat pembelajaran ini haruslah

sesuai dengan lima standart proses yang ditetapkan oleh National Council of

Teachers of Mathematics (NCTM). Standar kemampuan matematis yang

dikemukakan oleh NCTM yaitu kemampuan matematis, meliputi pemecahan

masalah, penalaran, komunikasi, koneksi, dan representasi, yang harus dimiliki

oleh setiap siswa. Dalam pengembangan perangkat pembelajaran yang berkualitas

perlu diperhatikan beberapa hal, yang mana dikemukakan oleh Rochmad (2012):

“Untuk memperoleh hasil pengembangan yang berkualitas diperlukan penilaian. Untuk menentukan kualitas hasil pengembangan model dan perangkat pembelajaran umumnya diperlukan tiga kriteria: kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan”.

Selain mengembangkan perangkat pembelajaran di sekolah, dalam sistem

pendidikan sering ditemukan hal yang selalu ingin ditingkatkan yaitu pemecahan

masalah siswa dan kemampuan berpikir kreatif, hal ini mendapat perhatian

khusus, karena siswa yang memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik,

nantinya akan lebih mudah dalam menerima pelajaran. Hal itu terlihat pada

upaya-upaya pengambil kebijakan dibidang pendidikan untuk memasukkan

komponen ini dalam berbagai kegiatan pendidikan, baik dimuat dalam kurikulum,

(22)

7

dimaksudkan agar supaya setiap kegiatan pendidikan atau pembelajaran, kepada

siswa dapat dilatihkan keterampilan yang dapat mengembangkan kemampuan

kreatif dan pemecahan masalah. Dengan demikian dunia pendidikan akan

memberikan kontribusi yang besar terhadap pengembangan SDM yang kreatif dan

memiliki kamampuan pemecahan masalah yang handal untuk menjalani mesa

depan yang penuh tantangan

Supporting Kindergarten (2011) menyatakan bahwa pertanyaan efektif

dalam matematika adalah kunci untuk memulai dan membimbing proses inkuiri

siswa dalam berpikir kritis, melakukan pemecahan masalah, dan merefleksikan

pembelajaran mereka sendiri. Pemecahan masalah merupakan hal yang sangat

penting dalam pembelajaran matematika karena dapat membangkitkan siswa

untuk merespon pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, siswa menjadi lebih

terampil dalam memilih dan mengidentifikasi kondisi dan konsep yang relevan,

dan merumuskan penyelesaian permasalahan.Pembelajaran pemecahan masalah

mengacu pada upaya yang diperlukan dalam mencapai suatu tujuan atau mencari

solusi dari suatu masalah. Sebagian besar peneliti memeriksa pada umumnya

strategi pemecahan masalah yang spesifik.

National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) menyatakan seni

pemecahan masalah merupakan jantung dari matematika. Jadi pembelajaran

matematika dapat didesain sedemikian sehingga pengalaman matematika sebagai

pemecahan masalah. Dari rekomendasi NCTM tersebut dapat diartikan bahwa

kemampuan pemecahan masalah sangat penting dalam pelajaran matematika,

(23)

8

dan mengaplikasikan ide-ide dalam pemecahan masalah matematis, sehingga

perlu lebih dikembangkan dalam proses pembelajaran. Xuehui Xie pada jurnalnya

menyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah dalam matematika harus

mencakup kedua aspek intelektual dan non intelektual. Aspek intelektual antara

lain meliputi : a) kemampuan untuk merumuskan, (b) kemampuan menyelediki

masalah matematika, (c) kemampuan untuk mencari strategi yang tepat, (d)

kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari, (e)

kemampuan untuk mencerminkan dan memantau proses berpikir matematis. Dan

aspek non intelektual antara lain : (a) budidaya disposisi positif, seperti

ketekunan, rasa ingin tahu dan percaya diri, (b) pemahaman tentang peran

matematika dalam kenyataan, (c) kecenderungan untuk mengeksplorasi

pengetahuan baru dari perspektif matematika. Dan keduanya juga melihat

penalaran sebagai proses dugaan, penjelasan dan pembenaran. Dan pendidikan

matematika harus mendorong penalaran induktif dan deduktif siswa.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat melatih

kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan berpikir kreatif siswa,

mengembangkan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, pemecahan

masalah sudah lama menjadi fokus dan perhatian pendidik matematika di kelas,

karena hal itu berkaitan dengan sifat dan karakteristik keilmuan matematika.

Untuk meningkatakan pemecahan masalah pada siswa diperlukan

perangkat pembelajaran yang mendukung serta media pembelajaran yang

mendukung pula, dengan mengembangkan perangkat pembelajaran diharapkan

(24)

9

masalah. Perangkat yang akan dibuat harus sesuai dan konsep yang berikan akan

cepat dimengerti dan dipahami oleh siswa. Hal ini menuntut guru untuk lebih

kreatif dan inovatif dalam melakukan proses pembelajaran, guru berupaya

membentuk perangkat pembelajaran dan model pembelajaran yang sesuai dan

menerapkannya kepada siswa, karena menyiapkan perangkat pembelajaran

merupakan tanggung jawab setiap guru sebelum berlangsungnya proses

pembelajaran.

Menyikapi permasalahan tersebut maka diperlukan pembelajaran yang

kontruktivis. Salah satu model pembelajaran yang menganut paham

konstruktivisme dimana siswa membangun sendiri kemampuannya adalah model

inkuiri, yaitu suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada

proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri

jawaban dari suatu masalah yang dihadapi. Hinrichsen & Jarrett(dalam Erh-Tsung

Chin, 2007) mengemukakan empat karakteristik inkuiri, yaitu menghubungkan

pengetahuan individu dan konsep-konsep ilmiah, merancang percobaan,

mengeksplorasi, dan membangun makna dari data dan observasi yang ada.

Pembelajaran berbasis inkuiri melibatkan para siswa dalam mengajukan

pertanyaan, merancang dan melaksanakan percobaan, menganalisis, dan

mengkomunikasikan temuan mereka dalam rangka memperluas pengetahuan

mereka. Alberta (2004) mengemukakan,

(25)

10

Model ini sesuai dengan kemampuan yang ingin ditingkatkan yaitu

kemampuan pemecahan masalah, sesuai dengan di ungkapkan oleh Dennis Jarret

mengemukakan alasan menerapkan inkuiri dalam proses pembelajaran, yaitu

meningkatkan sikap dan prestasi siswa, memfasilitasi siswa dalam pemahaman

dan memfasilitasi penemuan matematika. Sedangkan menurut Alan, definisi

inkuiri adalah pencapaian sebuah kelas dimana siswa terlibat dalam persoalan

dasar yang berpusat pada siswa. Beberapa definisi yang berbeda dalam

pendekatan inquiri, yaitu:

a. Structured inquiry – Guru meminta siswa untuk menyelidiki suatu

masalah, dengan pemberian prosedur, tetapi tidak memberitahu mereka

tentang hasil yang diharapkan. Siswa akan menemukan hubungan antar

variabel dari data yang dikumpulkan.

b. Guided inquiry-Guru hanya menyediakan materi dan masalah untuk

diselidiki. Siswa menyusun prosedur mereka sendiri untuk memecahkan

masalah.

c. Open inquiry-Pendekatan ini mirip dengan inkuiri terbimbing (Guided

Inquiry), dengan tambahan bahwa siswa juga merumuskan masalah

mereka sendiri untuk diselidiki.

d. Learning cycle-Siswa terlibat dalam kegiatan yang memperkenalkan

konsep baru. Guru kemudian memberikan nama resmi untuk konsep

(26)

11

Dengan pembelajaran inquiri dapat meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah siswa serta mendukung perangkat pembelajaran yang akan diterpakan.

Pembelajaran yang menyenangkan memang menjadi langkah awal untuk

mencapai hasil belajar yang berkualitas. Nurhadi, dkk (dalam Sari:2013)

menyatakan bahwa “belajar akan lebih bermakna apabila siswa atau anak didik

mengalami sendiri apa yang dipelajarinya”. Pembelajaran inkuiri merupakan

model pembelajaran yang mampu mendorong siswa mengkonstruksikan

pengetahuan yang telah diperolehnya melalui pola pikir mereka sendiri. Nurhadi,

dkk (dalam Sari:2013) menyatakan bahwa pembelajaran tersebut adalah sebagai

berikut:

“Konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antar pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi sendiri sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat”.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengembangkan

perangkat pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kretif dan pemecahan masalah matematis

siswa. Dalam memenuhi maksud tersebut, maka penulis tertarik mengadakan

suatu penelitian tentang “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika

untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemecahan Masalah

Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inquiri di SMP

(27)

12

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah dikemukakan diatas,

diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut.

1. Dalam belajar matematika, pembelajaran masih berfokus pada guru sebagai

sumber utama pengetahuan (teacher centered).

2. Dalam belajar matematika, siswa pasif untuk memberikan pendapat/ide,

pendekatan pembelajaran yang diterapkan guru di kelas dalam menyampaikan

materi pelajaran tidak melibatkan siswa secara aktif.

3. Perangkat pembelajaran yang digunakan di sekolah belum memadai untuk

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kreatif siswa.

4. Siswa kesulitan menyelesaikan soal kemampuan berpikir kreatif dan

pemecahan masalah matematis.

5. Rendahnya kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.

6. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

7. Rendahnya (negatif) respon siswa terhadap pembelajaran dikelas.

1.3Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi

batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Validitas, kepraktisan dan efektivitas perangkat pembelajaran matematika

yang dikembangkan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan

pemecahan masalah matematis siswa pada indikator;

(28)

13

b. Pencapaian ketuntasan tujuan pembelajaran

c. respon siswa terhadap perangkat pembelajaran dan proses pembelajaran

yang dilakukan.

2. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dengan

menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan dengan

model pembelajaran inquiri.

3. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan

menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan dengan

model pembelajaran inquiri.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah yang telah

diuraikan diatas, maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Bagaimana validitas, kepraktisan, efektivitas perangkat pembelajaran

matematika yang dikembangkan dalam meningkatkan kemampuan berpikir

kreatif dan pemecahan masalah matematis siswa dengan model pembelajaran

inquiri, dengan indikator efektivitas adalah sebagai berikut:

a. ketuntasan belajar siswa secara klasikal?

b. Pencapain ketuntasan tujuan pembelajaran?

c. respon siswa terhadap perangkat pembelajaran dan proses pembelajaran

(29)

14

2. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dengan

menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan dengan

model pembelajaran inquiri?

3. Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa

dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan

dengan model pembelajaran inquiri?

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan validitas, kepraktisan, efektivitas perangkat pembelajaran

matematika yang dikembangkan dalam meningkatkan kemampuan berpikir

kreatif dan pemecahan masalah matematis siswa dengan model pembelajaran

inquiri, pada indikator;

a. ketuntasan belajar siswa secara klasikal.

b. Pencapain ketuntasan tujuan pembelajaran?

c. respon siswa terhadap perangkat pembelajaran dan proses pembelajaran

yang dilakukan

2. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan

(30)

15

3. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis

siswa dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah

dikembangkan dengan model pembelajaran inquiri?

1.6Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan banyak manfaat kepada banyak pihak dan

menjadi masukan berarti bagi pembaharuan pembelajaran. Manfaat yang

diperoleh adalah sebagai berikut.

1. Bagi siswa melalui diterapkannnya perangkat pembelajaran matematika

menggunakan model pembelajaran inkuiri diharapkan tercipta sikap

belajar yang positif dan kreatif.

2. Bagi guru, sebagai masukan untuk pengembangan perangkat pembelajaran

matematika menggunakan model pembelajaran inkuiri.

3. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman

dalam pengembangan perangkat pembelajaran matematika menggunakan

model pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah matematis siswa.

4. Sebagai bahan perbandingan dan informatif bagi pembaca ataupun peneliti

(31)

186

186 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini,

dikemukakan beberapa simpulan sebagai berikut:

1. Keefektivan perangkat pembelajaran berbasis model pembelajaran inquiri

dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematis sudah efektif untuk digunakan dalam pembelajaran, berdasarkan dari hasil validasi, kepraktisan perangkat dan efektivitas perangkat

pembelajaran yang meliputi ketuntasan belajar secara klasikal, ketercapaian tujuan pembelajaran, dan respon siswa.

2. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa menggunakan perangkat pembelajaran berbasis model pembelajaran inquiri pada materi segiempat adalah rata-rata pencapaian kemampuan berpikir kreatif matematis

siswa pada uji coba I sebesar 73, 88 meningkat menjadi 77,58 pada uji coba II.. Hal ini menunjukkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan berbasis model inquiri mengalami peningkatan dari uji coba I ke uji coba II. Peningkatan terbesar yaitu 0,26 pada indikator flexibility, sementara peningkatan terkecil

pada indikator elaboration hanya sebesar 0,08.

3. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa menggunakan perangkat

(32)

187

coba I sebesar 77,92 meningkat menjadi 81,81 pada uji coba II. Hal ini menunjukkan pemecahan masalah matematika siswa menggunakan perangkat

pembelajaran yang dikembangkan berbasis model inquiri mengalami peningkatan dari uji coba I ke uji coba II. Peningkatan terbesar yaitu 0,21

(33)

188

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka dapat

disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Para guru dapat menggunakan perangkat pembelajaran berbasis model

pembelajaran inquiri sebagai alternatif pembelajaran, dengan bimbingan atau pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dapat terjangkau oleh siswa, sehingga

siswa lebih mudah memahami masalah-masalah yang diberikan.

2. Untuk peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian yang sama mengenai peningkatan kemampuan kreatifitas dan pemecahan masalah matematis, perlu

memperhatikan indikator elaboration pada kemampuan kreatifitas matematis dan indikator memahami masalah pada kemampuan pemecahan masalaah

matematis, karena siswa sering mengalami kendala pada indikator tersebut, sehingga diharapkan untuk peneliti selanjutnya untuk lebih memperhatikan indikator tersebut.

3. Peneliti menyarankan kepada pembaca dan para praktisi pendidikan untuk dapat melakukan penelitian sejenis. Sehingga kesalahan-kesalahan atau

Gambar

Tabel 4.24. Tingkat Ketuntasan Klasikal Kemampuan         Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif Matematis

Referensi

Dokumen terkait

Dokumen yang dikaji dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu buku teks Fisika SMA sebagai buku yang diteliti dan buku Fisika Universitas sebagai rujukan

 Untuk keluarga saya terutama mama dan bapak saya yang memberikan kasih sayang kepada mas brian atas kelulusan sarjana … terima kasih atas doanya dan

[r]

This thesis has been examined by the board of examiners of Teacher Training and Education Faculty, Sebelas Maret University, Surakarta, and has been accepted as

Menurut perhitungan, t hitung variabel debt to total assets sebesar -2,120, lebih kecil dari - t tabel -2,0181 dengan nilai signifikansi 0,040 atau lebih kecil dari

Dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses dan produk pembelajaran matematika di SLB, model pembelajaran kooperatif TAPPS berbantuan LKS dapat

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN

Hasil penelitian tersebut menunjukkan Implementasi Sistem Kenaikan pangkat Online melalui aplikasi SIAGUS di Dinas Pendidikan Kota Surabaya sudah cukup baik yang dipengaruhi