• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Akuntansi Positif 001

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Teori Akuntansi Positif 001"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Teori Akuntansi Positif

Hafizh Anshori Uncategorized January 6, 2013

Teori Akuntansi Positif

Teori akuntansi adalah adalah cabang akuntansi yang terdiri dari pernyataan sistematik tentang prinsip dan metodologi yang membedakan dengan praktik. Definisi lain teori akuntansi merupakan suatu susunan konsep, definisi, dan dalil yang menyajikan secure sistematis gambaran fenomena akuntansi serta menjelaskan hubungan antarvariabel dalam struktur akuntansi dengan maksud untuk dapat memprediksi fenomena yang muncul.

Fungsi Teori akuntansi adalah :

1. Sebagai pedoman bagi lembaga penyusun standar akuntansi

2. Memberikan kerangka acuan dalam menyelesaikan masalah akuntansi yang tidak ada standar resmi

3. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca terhadap informasi yang disajikan dalam laporan keuangan

4. Agar laporan keuangan dapat diperbandingkan

5. Memberikan kerangka acuan dalam menilai prosedur dan praktik akuntansi

Teori ekonomi positif menjelaskan fenomena ekonomi dan bisnis melalui spesifikasi variabel yang saling terkait. Teori yang dikemukakan Friedman (1953) ini merupakan sekumpulan proposisi (penjelasan sifat dan realita) yang terdiri dari konstruk yang didefinisikan secara luas dan menghubungkan berbagai unsur yang terdapat dalam proposisi tersebut. Teori ekonomi positif, menurut Friedman (1953), pada hakekatnya terbebas dari ikatan berbagai aspek etika, sebagaimana dikemukakan Keynes. Dia lebih mengacu ke istilah “apa adanya” (what it is) daripada ke istilah “seharusnya demikian” (it should be.

Dengan demikian, fungsinya harus dinilai berdasarkan ketepatan (precision), bidang kajian (scope), dan kesesuaian peramalan berdasarkan pada pengalaman. Ringkasnya, ekonomi positif adalah, atau dapat dikategorikan sebagai ilmu pengetahuan yang objektif (objective science), seperti halnya ilmu fisika.

Teori akuntansi positif merupakan varian dari teori ekonomi positif. Teori ini berkembang seiring dengan kebutuhan untuk menjelaskan dan memprediksi realitas praktik-praktik akuntansi yang ada di masyarakat, what it is (Watts dan Zimmerman, 1986). Teori ini memiliki pijakan yang berbeda dibandingkan dengan akuntansi normatif, yang lebih menjelaskan praktik-praktik akuntansi yang seharusnya berlaku, it should be. Teori ini bertujuan menjelaskan meramalkan, dan memberi jawaban atas praktik akuntansi. Di samping itu, teori ini juga meramalkan berbagai fenomena akuntansi dan menggambarkan bagaimana interaksi antar-variabel akuntansi dalam dunia nyata. Validitas teori akuntansi positif dinilai atas dasar kesesuaian teori dengan fakta atau apa yang nyatanya terjadi (what it is).

(2)

Sedangkan akuntansi normatif adalah praktik akuntansi yang dilaksanakan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Aturan tersebut dikenal dengan nama Praktik Akuntansi Berterima Umum (PABU) atau GAAP. Salah satu bagian kecil dari PABU adalah SAK atau standar akuntansi Keuangan.

SAK yang ada sekarang dikeluarkan oleh IAI melalui suatu organ yang kita kenal dengan Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK). Dewan ini bertugas untuk menyusun draft standar akuntansi keuangan yang akan diberlakukan. Draft tersebut terlebih dahulu didiskusikan dengan Dewan Konsultatif Standar Akuntansi Keuangan (DKSAK) untuk kemudian dikeluarkan draft-nya. Bila telah diperoleh masukan, dilakukan sosialisasi (public hearing) untuk

memperoleh masukan lebih banyak lagi dari masyarakat luas (pemakai laporan keuangan). Selanjutnya, bila tidak ada masalah lagi, maka IAI akan mengesahkan standar tersebut dan diberlakukan secara efektif.

Berbeda dengan di Indonesia, Amerika Serikat mendirikan badan penyusun standar akuntansi yang berada di luar asosiasi profesi. Badan ini adalah Financial Accounting Standards Board (FASB) yang tidak berada di bawah AICPA melainkan di bawah Financial Accounting Foundation (FAF). Badan ini berwenang penuh dalam menentukan standar akuntansi yang akan ditetapkan.

Tuntunan atas adanya suatu pendekatan positif terhadap akuntansi terjadi ketika Jensen menyatakan bahwa “penelitian dalam akuntansi (dengan satu atau dua pengecualian yang dapat di catat) tidak bersifat ilmiah.. karena fokus penelitian ini telah sangat normatif dan terdefinisi”. Jensen selanjutnya meminta akan adanya “perkembangan suatu teori akuntansi positif yang akan menjelaskan mengapa akuntansi seperti apa adanya ia, mengapa akuntan melakukan apa yang mereka lakukan, dan apa pengaruh yang dimiliki fenomena terhadap penggunaan orang dan sumber daya.

Pesan mendasar yang kemudian dikenal sebagai “Kelompok Akuntansi Rochester” adalah bahwa hampir semua teori akuntansi tidak bersifat ilmiah karena mereka bersifat normatif dan seharusnya diganti dengan teori positif yang menjelaskan praktek akuntansi aktual dilihat dari segi pilihan manajemen secara sukarela terhadap prosedur akuntansi dan bagaimana standar peraturan telah berubah dari waktu ke waktu.

Dorongan terbesar dari pendekatan positif dalam akuntansi adalah untuk menjelaskan dan meramalkan pilihan standar manajemen melalui analisis atas biaya dan manfaat dari pengungkapan keuangan tertentu dalam hubungannya dengan berbagai individu dan pengalokasian sumber daya ekonomi.

Teori positif didasarkan pada adanya dalil bahwa manajer, pemegang saham, dan aparat pengatur/polisi adalah rasional dan bahwa mereka berusaha untuk memaksimalkan kegunaan mereka yang secara langsung berhubungan dengan kompensasi mereka, dan oleh karena itu kesejahteraan mereka pula. Pilihan atas suatu kebijakan akuntansi oleh beberapa kelompok tersebut bergantung pada perbandingan relatif biaya dan manfaat dari prosedur akuntansi alternatif dengan cara demikian untuk memaksimalkan kegunaan mereka.

Ide utama dari pendekatan positif adalah untuk mengembangkan hipotesis atau faktor-faktor yang mempengaruhi dunia praktek akuntansi dan untuk menguji validitas dari hipotesis ini secara empiris:

1. Untuk meningkatkan keandalan dari peramalan berdasarkan atas pengamatan perataan serangkaian angka akuntansi sejalan dengan suatu kecenderungan yang dianggap terbaik atau normal oleh manajemen.

(3)

Tidak seperti hipotesis perataan laba, teori positif dalam akuntansi berasumsi bahwa harga saham bergantung pada arus kas dan bukannya laba yang dilaporkan. Lebih jauh lagi pada pasar yang efisien dua perusahaan dengan distribusi arus kas yang sama akan dinilai sama tanpa memperhatikan perbedaan penggunaan prosedur akuntansi. Masalah utama dalam teori positif adalah untuk menentukan bagaiman prosedur akuntansi mempengaruhi arus kas, dan kemudian fungsi kegunaan manajemen untuk memperoleh suatu wawasan atas faktor yang mempengaruhi pilihan manajer terhadap prosedur akuntansi. Resolusi dari masalah ini di pandu oleh asumsi-asumsi teoritis berikut ini:

1. Teori agensi berawal dengan adanya penekanan pada kontrak sukarela yang timbul di antara berbagai pihak organisasi sebagai suatu solusi yang efisien terhadap konflik kepentingan tersebut. Teori ini berubah menjadi suatu pandangan atas perusahaan sebagai suatu “penghubung (nexus)kontrak” melalui pernyataan Jensen dan Macklin yang menyatakan bahwa perusahaan adalah cerita fiksi legal yang berfungsi sebagai penghubung atas serangkaian hubungan kontrak antara individu. Farma memperluas pandangan “penghubung kontrak” ini dengan mencakup baik pasar modal maupun pasr untuk tenaga kerja manajerial.

2. Dengan adanya perspektif “penghubung kontrak” terhadap perusahaan ini, teori biaya kontrak melihat peran informasi akuntansi sebagai pengamat dan penegak atas kontrak-kontrak ini untuk menurunkan biaya agensi dari konflik kepentingan tertentu. Satu konflik yang mungkin muncul adalah konflik kepentingan antara

pemegang obligasi dan pemegang saham dari perusahaan terhadap utang yang ada. Dalam kejadian seperti ini keputusan yang menguntungkan pemegang saham tidaklah harus selalu keputusan yang terbaik bagi

kepentingan pemegang obligasi. Hal ini mungkin meminta perjanjian pemberian pinjaman untuk mendefinisikan aturan perhitungan guna menghitung angka-angka akuntansi dengan tujuan perjanjian yang terbatas.

Sejauh mana pilihan akuntansi mempengaruhi kesejahteraan kontrak bergantung pada besaran relatif dari biaya kontrak. Biaya kontrak ini mencakup:

1. Biaya transaksi (contoh biaya komisi perantara)

2. Biaya agensi (contoh biaya pemantauan, biaya obligasi, dan kerugian sisa akibat keputusan yang disfungsional)

3. Biaya informasi (contoh biaya untuk memperoleh informasi)

4. Biaya negosiasi ulang (misalnya biaya penulisan kembali kontrak yang ada ketika kontrak dianggap telah tidak sesuai dengan beberapa peristiwa yang tidak dapat diperkirakan)

5. Biaya kepailitan (contoh biaya hukum untuk memailitkan dan biaya keputusan yang disfungsional)

Pilihan akuntansi tergantung pada variabel-variabel yang mencerminkan intensif manajemen dalam memilih metode akuntansi berdasarkan rencana bonus, kontrak utang, dan proses politik. Sebagai hasilnya ada tiga hipotesis yang dihasilkan; hipotesis rencana bonus, hipotesis modal hutang, dan hipotesis biaya politis. Hipotesis ini secara umum dinyatakan dalam bentuk perilaku oportunistis dari para manajer. Hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis rencana bonus berpendapat bahwa manajer perusahaan dengan rencana bonus kemungkinan besar menggunakan metode akuntansi yang meningkatkan laporan laba periode di periode berjalan. Dasar pemikirannya adalah bahwa tindakan seperti itu mungkin akan meningkatkan persentase nilai bonus jika tidak terdapat penyesuaian terhadap metode terpilih.

(4)

maka semakin besar kemungkinan bahwa para manajer menggunakan metode-metode akuntansi yang meningkatkan laba.

3. Hipotesis biaya politis berpendapat bahwa perusahaan besar dan bukannya perusahaan kecil kemungkinan besar akan memilih akuntansi untuk menurunkan laporan laba.

Pesan dasar yang selanjutnya menjadi dikenal sebagai “Kelompok Akuntansi Rochester” adalah hampir semua teori akuntansi tidak bersifat keilmuan karena ia bersifat “normatif” dan harus diganti dengan teori “positif” yang menjelaskan praktek akuntansi aktual dalam bentuk pilihan bebas manajemen terhadap prosedur akuntansi dan bagaimana standar peraturan telah berubah dari waktu ke waktu.

Teori akuntansi positif berkembang seiring kbutuhan untuk menjelaskan dan memprediksi realitas praktek-praktek akuntansi yang ada di dalam masyarakat. Teori akuntansi positif berusaha untuk menjelaskan fenomena akuntansi yiang diamati berdasarkan pada alas an-alasan yang menyebabkan terjadinya suatu peristiwa. Dengan kata lain, Positive Accounting Theory (PAT) dimaksudkan untuk menjelaskan dan memprediksi konsekuensi yang terjadi jika manajer menentukan pilihan tertentu. Penjelasan dan prediksi dalam PAT didasarkan pada proses kontrak (contracting process) atau hubungan keagenan (agency relationship) antara manajer dengan kelompok lain seperti investor, kreditor, auditor, pihak pengelola pasar modal dan institusi pemerintah (Watts dan Zimmerman, 1986).

PAT lebih bersifat deskriptif bukan preskiptif. Tidak seperti teori normative yang didasarkan pada prems bahwa manajer akan memaksimumkan laba atau kemakmuran untuk kepentingan perusahaan , teori positif didasarkan pada premis bahwa individu selalu bertindak atasdasar motivasi pribadi (self seeking motives) dan berusaha memaksimumkan keuntungan pribadi. Watts dan Zimmerman berpendapat bahwa premis maksimisasi laba dalam konteks teori normatif tidak terbukti dan jauh dari bukti empiris.

Kritik utama mereka terhadap teori normative adalah teori tersebut didasarkan pada pertimbangan nilai (value judgment). Watts dan Zimmerman berpendapat bahwa perumusan teori harus betul-betul bebas pertimbangan nilai dan menekankan pada kebutuhan akan penekatan baru.hal ini dapat dilihat dalam pernyataan mereka sebagai berikut :

Tujuan dari teori akuntansi positif adalah untuk menjelaskan dan memprediksikan praktek akuntans. Penjelasan berarti memberikan alas an-alasan terhadap praktek yang diamamti. Misalnya, teori akntansi positif berusaha menjelaskan mengapa perusahaan tetap menggunakan akuntansicost histories dan mengapa perusahaan tertentu mengubah taktik akuntansi mereka. Predisi terhadap praktik akuntansi berarti teori berusaha memprediksi fenomena yang belum diamati.

(5)

bank atau akuntan terhadap tugas atau kasus tertentu yang dibuat peneliti (misalnya prediksi kebangkrutan, keputusan membeli atau menjual saham, dll).

Pendekatan lain yang dapat digunakan adalah dengan menguji arti penting output akuntansi di pasar. Dengan demikian teori akuntansi positif memiliki focus ekonomi dan berusaha menjawab pernyataan seperti :

- Apakah biaya yang dikeluarkan untuk memeilih metode akuntansi sesuai dengan manfaat yang diperoleh?

- Apakah biaya regulasi da proses penentuan standar akuntansi sesuai dengan manfaatnya?

- Apakah laporan keuangan berpengaruh terhadap saham?

Untuk menjawab pernyataan tersebut teori akuntansi positif menggunakan asumsi sebagai berikut :

- Manajer, investor, kreditor, dan individu lain bersifat rasional dan berusaha memaksimumkan kepuasan.

- Manajer memiliki kebebasan untuk memilih metode akuntansi yang memaksimumkan kepuasan mereka atau mengubah kebijakan produksi, investasi dan pendanaan perusahaan untuk memaksimukan kepuasan mereka.

- Manajer mengambil tindakan yang memaksimumkan nilai perusahaan.

Atas dasar pernyataan dan asumsi tersebut teori akuntansi positif berusaha menguji tiga hipotesis sebagai berikut :

- Hipotesis Rencana Bonus (Bonus Plan Hypothesis)

Manajer perusahaan dengan bonus tertentu cenderung lebih menyukai metode yang meningkatkan laba periode berjalan. Pilihan tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai sekarang bonus yang akan diterima seandainya komite kompensasi dari dewan direktur tidak menyesuaikan dengan metode yang dipilih (Watts dan Zimmerman, 1990)

- Hipotesis hutang atau ekuitas (Debt/Equity Hypothesis)

Makin tinggi rasio hutang atau ekuitas perusahaan mkin besar kemungkinan bagi manajer untuk memilih metode akuntansi yang dapat menaikkan laba. Makin tinggi rasio hutang atau ekuitas makin dekat perusahaan dengan batas perjanjian atau peraturan kredit (Kalay, 1982). Makin tinggi batasan krdit makin besar kemungkinan penyimpangan perjanjian kredit dan pengeluaran biaya. Manajer akan memiliki metode akuntansi yang dapat menaikkan laba sehingga dapat mengendurkan batasan kredit dan mengurangi biaya kesalahan teknis (Watts dan Zimmerman, 1990).

- Hipotesis Cost Politik (Political Cost Hypothesis)

(6)

yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Dengan demikian individu yang rasional cenderuang memiliki untuk tidak mengetahui informasi yang lengkap. Proses politik tidak beda jauh dengan proses pasar. Atas dasar cost informasi dan cost monitoring tersebut, manajer memiliki insentif untuk memiliki laba akuntansi tertentu dalam proses politik tersebut (Watts dan Zimmerman, 1990).

Tiga hipotesis di atas menunjukkan bahwa PAT mengakui adanya tiga hubungan keagenan :

1) Manjemen dengan pemilik

2) Manajemen dengan kreditor

3) Manajemen dengan pemerintah

Kehadiran pendekatan positif telah memeberikan sumbangan yang berari bagi pengembangan akuntansi. Menurut Watts dan Zimmerman (1990) PAT telah memberikan konstribusi pengembangan akuntansi misalnya :

- Menghasilkan pola sistematik dalam pilihan akuntansi dan membrikan penjelasan spesifik terhadap pola tersebut.

- Memberikan kerangka yang jelas dalam memahami akuntansi.

- Menunjukkan peran utama contracting cost dalam teori akuntansi.

- Menjelaskan mengapa akuntansi dijelaskan dan memberikan kerangka dalam memprediksi pilihan-pilihan akuntansi.

- Mendorong riset yang relevan dengan akuntansi dengan menekankan pada prediksi dan penjelasan terhadap fenomena akuntansi.

(7)

TEORI AKUNTANSI : KERANGKA KONSEPTUAL

ppt kerangka konseptual

Kerangka konseptual

adalah suatu konstitusi, suatu system koheren dari hubungan anatara tujuan dan

fundamental yang dapat mendorong standar yang konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi dan

keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan.

Kerangka kerja konseptual dimaksudkan untuk konstitusi dalam proses penyusunan standar. Tujuannya

adalah memberikan petunjuk dalam menyelesaikan perselisihan yang meningkat selama proses

penyusunan standar dengan mempersempit pertanyaan, apakah standar telah sesuai dengan kerangka

konseptual ataukah tidak. Secara lengkap, kerangka kerja konseptual adalah :

Petunjuk FASB dalam menetapkan standar akuntansi

Menyediakan kerangka acuan untuk menyelesaikan pertanyaan sebelum ada standar khusus

yang mengaturnya.

Menentukan batasan pertimbangan dalam penyusunan laporan keuangan

Mempertinggi komparabilitas dengan menurunkan jumlah alternative metode akuntansi.

Isu-Isu Kerangka Konseptual :

Sebelum memulai kerja yang efektif dalam menyusun kerangka kerja konseptual, FASB berusah

mengidentifikasi isu-isu konseptual terpenting berkaitan dengan penyusunan standar. Ada sembilan isu

disajikan untuk didiskusikan dan dicarikan penyelesaian :

1. Isu : Pandangan Earnings Manakah yang seharusnya diadopsi ?

Terdapat tiga pandangan yang berbeda tentang pengukuran earning yaitu :

(8)

Pandangan earnig Asset/Utang . Revenue dan expense merupakan hasil dari perubahan asset

dan utang.

Pandangan earning Revenue/Expense. Revenue dan expense dihasilkan dari kebutuhan akan

penandingan.

Artikulasi terdapat saling hubungan antara tiap jenis laporan keuangan yaitu neraca, laporan rugi

laba dan laporan perubahan modal.

Pandangan revenue/expense juga disebut pandangan laporan income atau penandingan berarti bahwa

revenue dan expense dihasilkan dari kebutuhan akan penandingan. Earning semata-mata merupakan

perbedaan antara revenue pada suatu periode dan expense yang terjadi dalam menghasilkan revenue.

Penandingan, proses pengukuran fundamental dalam akuntansi, terdiri dari dua tahap :

1.

Pengakuan revenue atau waktu melalui prinsip realisasi

2.

Pengakuan expense dalam tiga cara :

Hubungan sebab akibat, seperti kos barang terjual

Alokasi yang rasional dan sistematis, seperti depresiasi

Pengakuan segera, seperti biaya administrasi dan penjualan

Pandangan nonartikualsi didasarkan pada keyakinan bahwa artikulasi mendorong perulangan,

karena ”semua kejadian yang dilaporkan dalam laporan income juga dilaporkan dalam neraca meskipun

dari perspektif yang berbeda “. Menurut pandangan ini, definisi asset dan utang penting dalam penyajian

posisi keuangan dan definisi revenue dan expense mendominasi pengukuran earning. Dua laporan

keuangan tersebut mempunyai eksistensi dan makna yang independent, sehingga skema pengukuran

yang berbeda digunakan oleh masing-masing laporan. Contoh pandangan nonartikulasi adalah

penggunaan LIFO dalam laporan income dan FIFO dalam neraca.

Pandangan non artikulasi muncul pada tahun 1966 A Statement of Basic Accounting Theory

(ASOBAT) dari American Accounting Association (AAA) mengkritik artikulasi :

Kita tidak menemukan alasan yang logis mengapa laporan eksternal diharapkan untuk “seimbang” atau

berartikulasi satu sama lain. Pada kenyataannya, kita menemukan bahwa keseimbangan yang dibuat

dan artikulasi seringkali membatasi penyajian informasi yang relevan. Petunjuk pentingnya adalah

mengungkapkan semua informasi yang relevan dengan prosedur pengukuran yang memenuhi standar

yang disarankan dalam ASOBAT.

Pandangan earning yang mana yang seharusnya diadopsi sebagai dasar kerangka kerja konseptual

untuk akuntansi keuangan dan pelaporan ? Jika artikulasi terbukti tidak hanya perlu tapi juga

menguntungkan, maka pilih di antara pandangan asset/hutang dan pendangan revenue/expense.

Pemilihan antara dua pandangan tersebut tergantung pada pandangan mana yang merupakan proses

pengukuran fundamental :

1.

Pengukuran atribut-atribut asset dan hutang dan perubahan dalam keduanya

2.

Proses penandingan

(9)

2. Isu : Definisi Aset

Definisi untuk setiap elemen laporan keuangan tersedia baik oleh pandangan asset/ hutang dan

pandangan revenue/expense:

Menurut pandangan asset/hutang, asset adalah sumber daya ekonomi perusahaan, sumber daya

tersebut mempresentasikan manfaat di masa mendatang yang diharapkan menghasilkan aliran kas

masuk secara langsung atau tidak langsung. Adapun sumber daya ekonomi perusahaan adalah :

1.

Sumber daya produktif yang dimiliki perusahaan

2.

Hak kontrak atau sumber daya produktif

3.

Produk

4.

Uang

5.

Klaim untuk menerima uang

6.

Kepemilikan saham diperusahaan lain

Menurut pandangan revenue/expense, asset tidak hanya meliputi asset yang didefinisi oleh

pandangan asset/hutang, tetapi semua item yang tidak mempresentasikan sumber daya ekonomi namun

diperlukan untuk penandingan dan penentuan income secara memadai.

Pandangan ketiga atas asset muncul dari presepsi neraca tidak hanya sebagai laporan posisi

keuangan, tetapi sebagai “laporan tentang sumber dan komposisi modal perusahaan”.

Definisi asset yang memberi generalisasi aplikasi yang diperlukan kerangka kerja konseptual

memiliki karakteristik sebagai berikut :

1.

Asset merepresentasikan sumber daya ekonomi dan tidak meliputi beban tangguhan.

2.

Asset mempresentasikan aliran kas potensial perusahaan

3.

Manfaat potensial dapat diperoleh perusahaan

4.

Aset merepresentasikan himpunan hal legal tentang manfaat tertentu sebagai hasil dari transaksi

sekarang atau masa lalu dan meliputi semua komitmen, seperti dalam keseluruhan kontrak executary.

5.

Dapatdipertukarkan bukanlah karakterisik penting asset kecuali untuk beban tangguhan, untuk

menjaga asset tidak berujud sebagai asset dan mengeluarkan beban tangguhan.

3. Isu : Definisi Utang

Menurut pandangan asset/utang, hutang adalah kewajiban perusahaan untuk mentransfer

sumber daya ekonomi ke pihak lain di masa mendatang.

Menurut pandangan revenue/expense, hutang tidak hanya meliputi utang yang didefinisi oleh

(10)

Pandangan ketiga atas hutang dari presepsi neraca sebagai “laporan sumber dan komposisi modal

perusahaan”. Menurut pandangan ini, uatang dianggap sebagai sumber modal perusahaan”. Menurut

pandangan ini, utang dianggap sebagai sumber modal dan meliputi kredit tangguhan dan cadangan yang

tidak mempresentasikan kewajiban untuk mentransfer sumber daya ekonomi. Definisi hutang yang

disajikan oleh ketiga pandangan tersebut memiliki karakteristik umum sbb :

1.

Hutang adalah pengorbanan sumber daya ekonomi di masa mendatang

2.

Hutang mempresentasikan kewajiban tertentu perusahaan

3.

Hutang mungkin dibatasi pada hutang legal.

4.

Hutang merupakan hasil dari transaksi atau kejadian sekarang atau masa lalu.

4. Isu : Definisi Earning, Revenue, dan Expense.

Menurut pandangan asset/hutang earning adalah peningkatan dalam asset bersih perusahaan kecuali

perubahan modal.

Menurut pandangan revenue/expense, earning adalah hasil dari proses penandingan revenue dan

expense, mungkin juga gains dan losses. Komponen earning (revenue, expenses, gains, dan losses).

Menurut pandangan asset/hutang, revenue yang meliputi gains dan losses didefinis sebagai

peningkatan dalam asset atau penurunan dalam hutang yang tidak mempengaruhi modal.

Expenese yang meliputi gains dan losses, didefinisi sebagai penurunan dalam asset atau

peningkatan dalam hutang yang timbul dari penggunaan sumber daya ekonomi dan jasa dalam periode

tertentu.

Menurut pandangan revenue/expense, revenue yang meliputi gains dan losses, hasil dari

penjualan barang dan jasa dan termasuk gains dari penjualan dan pertukaran asset selain persediaan,

bunga dan deviden yang diperoleh dari investasi, dan peningkatan lain dalam ekuitas pemilik selama satu

periode selain kontribusi modal dan penyesuaian.

Expense meliputi semua kos yang sudah digunakan untuk menghasilkan revenue pada satu

periode.

Jika gains dan loses didefinisi sebagai elemen yang terpisah dari earning, maka revenue

didefinisi sebagai ukuran output perusahaan yang merupakan hasil dari memproduksi atau menjual

barang dan memberikan jasa selama satu periode.

Expense adalah kos yang telah digunakan untuk menghasilkan revenue selama satu periode.

5. Isu : Gains dan Loses

Menurut pandangan asset dan hutang, gains didefenisikan sebagai peningkatan dalam asset

bersih selain peningkatan dalam revenue atau dari perubahan dalam modal.

(11)

Menurut pandangan reveue dan expense, gains didefinisikan sebagai kelebihan hasil di atas kos

asset terjual, atau keuntungan yang tidak diduga, atau manfaat lain yang diperoleh tanpa kos atau

pengorbanan.

Loss didefinisikan sebagai kelebihan di atas hasil yang terkait, jika ada, atau semua atau porsi

yang layak dari kos asset terjual, diabaikan, atau keseluruhan atau sebagian rusak karena bencana, atau

kos yang telah digunakan bukan untuk menghasilkan revenue. Jadi menurut pandangan

revenue/expense, gains dan loses adalah independent dari definisi elemen lain dalam laporan keuangan.

6. Isu : Hubungan antara earning dan komponen earnings

Tiga hubungan utama antara earnings dan komponen earnings:

a.

Earning = Revenue – Expenses + Gains – Losses

b.

Earning = Revenue – Expenses

c.

Earning = Revenue (termasuk Gains) – Expenses (termasuk Losses)

Dalam hubungan pertama, setiap komponen adalah terpisah dan penting untuk definisi earning.

Perbedaan sumber earning dibedakan, sehingga menyediakan fleksibilitas yang lebih besar dalam

klasifikasi dan analisa kinerja perusahaan.

Dalam hubungan kedua, gains dan loses tidak dipisah dan tidak penting bagi definisi earning.

Semua peningkatan dan penurunan diperlakukan sama sebagai revenue dan expense. Definisi ini tidak

cocok untuk gains dan losses dari transfer searah, keuntungan tak terduga, korban bencana, dan gains

dan losses holding.

Dalam hubungan ketiga, meskipun gains dan losses merupakan konsep terpisah kedunaya

adalah bagian dari revenue dan expense. Definisi revenue dan income harus campuran dari item-item

yang berbeda dan memerlukan identifikasi lengkap dan daftar item yang termasuk dalam revenue

expense, gains dan losses.

Hubungan pertama tampaknya menyajikan kerugian terkecil menurut pandangan asset/hutang

maupun revenue.expenses.

7. Isu : Akuntansi Akrual

Elemen-elemen laporan keuangan dihitung dan dimasukkan dalam laporan keuangan melalui

penggunaan prosedur akuntansi akrual. Akuntansi akrual mendasarkan pada konsep akrual, tangguhan

(deferral), alokasi, amortisasi, realisasi, dan pengakuan, FASB memberikan definisi untuk konsep-konsep

tersebut yaitu :

(12)

Tangguhan adalah proses akuntansi dalam pengakuan utang dengan penerimaan kas sekarang

atau asset dengan pembayaran kas sekarang (atau utang, yang terjadi sekarang) dengan harapan

berdampak pada revenue dan expenses di masa mendatang.

Alokasi adalah proses akuntansi dalam pembebanan dan pendistribusian suatu jumlah sesuai rencana

atau formula tertentu. Alokasi lebih luas dari amortisasi, karena amortisasi merupakan proses alokasi.

Amortisasi adalah proses akuntansi yang secara sistematis mengurangi jumlah dengan pembayaran

periodic, atau dengan mencatat saja.

Realisasi adalah proses mengkonversi sumber daya non kas dan hak menjadi uang, penggunaan

yang lebih tepat dalam akuntansi dan pelaporan keuangan merujuk pada penjualan asset dengan kas

atau klaim atas kas.

Pengakuan adalah proses pencatatan secara formal atau pemasukan item-item dalam akun dan laporan

keuangan perusahaan. Jadi suatu elemen dapat diakui (dicatat) atau tidak diakui (tidak dicatat) .

Realisasi dan Pengakuan tidak digunakan sebagai sinonim.

8. Isu : Konsep Pemeliharaan modal (Cost Recovery) yang seharusnya digunakan ?

Konsep pemeliharaan modal memungkinkan kita membuat perbedaan antara return on capital

atau (earning) dan return of capital atau (Cost of recovery). Earning berasal dari pemulihan atau

pemeliharaan modal. Terdapat dua konsep pemeliharaan modal, konsep modal keuangan dan konsep

modal fisik. Kedua konsep menggunakan pengukuran unit monetr atau unit daya beli umum yang sama,

menghasilkan empat konsep pemeliharan modal :

a.

Modal keuangan yang diukur dengan unit uang

b.

Modal keuangan yang diukur dengan daya beli umum yang sama

c.

Modal fisik yang diukur dengan uang

d.

Modal fisik yang diukur dengan daya beli umum yang sama

9. Isu. Metode Pengukuran manakah yang seharusnya diadopsi

Isu metode pengukuran berkaitan dengan penentuan unit ukuran maupun atribut yang diukur.

Terkait dengan unit ukuran, pilihannya adalah antara dolar actual dan dollar yang disesuaikan dengan

daya beli umum. Terkait dengan atribut yang akan diukur kita memiliki lima pilihan, yaitu :

a.

Metode kos historis

b.

Kos sekarang

c.

Nilai keluaran /jual sekarang

d.

Nilai keluaran/jual harapan

Referensi

Dokumen terkait

PENGANTAR TEORI AKUNTANSI DAN PROSES AKUNTANSI TEORI AKUNTANSI JIANTARI C 301 09 013 (KELOMPOK 5) hubungan sosial yang membentuk usaha produktif. Akuntansi juga dipandang

Konsekuensi ekonomi adalah suatu konsep yang menegaskan bahwa, meskipun terlepas dari implikasi teori pasar sekuritas yang efisien, pilihan kebijakan akuntansi

Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa teori akuntansi merupakan sebuah proses yang didesain menjadi seperangkat azas hipotesis, konseptual dan pragmatis yang

(PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI-TA).. Normatifproses penalaran/rekayasa dlm membangun sistem pelprn keuangan dlm satu wilayah atau negara. Positifproses aktualisasi manfaat

Adapun tujuan pengembangan teori akuntansi adalah untuk memahami praktik akuntansi yang saat ini dilakukan, kemudian mempelajari kelemahan dan kekurangan dari

Kedua pandangan ini adalah tidak tepat meskipun seseorang peneliti oleh pengamat akuntansi mungkin menerapkan metode ilmiah kedalam teori konstruksi, para

Prinsip akuntansi adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan akuntansi secara keseluruhan baik itu metode, prosedur, serta ketentuan yang mengandung teori atau pun

Beberapa berpendapat bahwa pendekatan ilmiah terhadap konstruksi teori dalam akuntansi adalah tidak patut karena hal itu mencoba untuk membuat para ilmuwan di luar praktisi