• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Teori Akuntansi Sektor Publ (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengembangan Teori Akuntansi Sektor Publ (1)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Pengembangan Teori Akuntansi Sektor Publik

A. Pengertian Teori Akuntansi

Pengertian teori akuntansi sangat bergantung pada pengertian atau pendefinisian akuntansi sebagai suatu bidang pengetahuan. Tidak ada definisi tunggal yang dapat menjelaskan pengertian akuntansi. Terdapat banyak definisi yang diajukan oleh para ahli atau buku teks tentang pengertian akuntansi (Suwardjono, 2005).

American Accounting Association (AAA) tahun 1966 dalam publikasinya “A Statement of Basic Accounting Theory” (ASOBAT) mendefinisikan “teori” sebagai suatu rangkaian hipotesis, konsepsual, dan prinsip-prinsip pragmatik yang membentuk suatu rerangka acuan umum untuk suatu bidang studi.

Mardiasmo (2009) menyatakan bahwa suatu teori perlu didukung oleh berbagai riset yang di dalamnya terdapat hipotesis-hipotesis yang diuji kebenarannya. Suatu teori memiliki validitas keilmuan jika memenuhi tiga karakteristik dasar, yaitu:

 Teori tersebut memiliki kemampuan untuk menjelaskan fenomena yang

terjadi (the ability to explain),

 Teori tersebut memiliki kemampuan untuk memprediksi terjadinya suatu

fenomena (the abilty to predict),

 Teori tersebut memiliki kemampuan untuk mengendalikan fenomena (the

ability to control goven phenomenon).

(2)

B. Pelaporan Keuangan Organisasi Sektor Publik

Teori akuntansi sangat erat kaitannya dengan akuntansi keuangan terutama terkait dengan penyajian laporan ekuangan eksternal. Aspek-aspek pelaporan keuangan untuk pihak eksternal tersebut antara lain meliputi:

1. Tujuan Penyajian Laporan Keuangan

a) Tujuan penyajian laporan keuangan sektor publik adalah:

Memberikan informasi kepada para pengguna laporan keuangan yang

digunakan untuk pertimbangan pembuatan keputusan ekonomi, sosial, dan politik;

Menunjukkan transparansi dan akuntabilitas publik;

Memberikan informasi untuk evaluasi kinerja manajerial dan organisasi.

b) Manfaat laporan keuangan sektor publik

Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi

kondisi keuangan terkait dengan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan aktivitasnya serta kebutuhan sumber keuangan jangka pendek dari suati unit organisasi pemerintahan;

Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi

kondisi ekonomi suatu unit organisasi pemerintahan dan perubahan-perubahan yang telah dan akan terjadi;

Memberikan informasi keuangan untuk memonitor kinerja,

kesesuaiannya dengan peraturan perundang-perundangan, kontrak yang telah disepakati, dan ketentuan lain yang disyaratkan;

Memberikan informasi untuk perencanaan dan penganggaran serta

untuk memprediksi dampak perolehan dan alokasi sumber daya untuk mencapai tujuan

Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan

(3)

c) Pengguna laporan keuangan sektor publik dan kebutuhannya

Governmental Acoounting Standard Board (GASB) megidentifikasi pengguna laporan keuangan pemerintah dalam tiga bagian utama, yaitu:

Rakyat yang kepadanya pemerintah bertanggungjawab, meliputi

pembayaran pajak, peserta pemilu, pengguna jasa publik, media, kelompok advokasi publik, dan akademisi atau peneliti keuangan publik;

Wakil rakyat (dewan legislatif dan badan pengawas);

Investor dan kreditor, meliputi investor dan kreditor individual maupun

institusi, penjamin sekuritas pemerintah, lembaga perating obligasi pemerintah, lembaga keuangan dan penjaminan obligasi pemerintah.

Setiap pengguna laporan keuangan memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda-beda terhadap informasi keuangan yang diberikan oleh pemerintah. Secara umum, kebutuhan para pengguna laporan keuangan sektor publik adalah untuk:

Menilai kinerja keuangan aktual dengan yang ditargetkan

Menilai kondisi keuangan dan hasil-hasil operasi pemerintah

Menilai kepatuhan pengelolaan fiskal terhadap peraturan perundangan

terkait

Menilai efisiensi dan efektivitas

Menilai transparansi dan akuntabilitas

2. Bentuk Laporan Keuangan

Hal penting selain menentukan tujuan laporan keuangan dan mengidentifikasi pengguna dan kebutuhannya adalah menentukan bentuk atau komponen laporan keuangan yang perlu disampaikan para pengguna tesebut PP No. 71 Tahun 2010 tentang SAP mengidentifikasi komponen laporan keuangan pokok yang perlu disajikan pemerintah meliputi:

Laporan Realisai Anggaran (LRA);

(4)

Neraca;

Laporan Operasional (LO);

Laporan Arus Kas (LAK);

Laporan Perubahan Ekuitas (LPE);

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

3. Informasi Atau Elemen Laporan Keuangan

Elemen laporan keuangan memuat informasi rincian dari masing-masing komponen laporan keuangan yang disajikan. Elemen apa saja yang perlu ditampilkan kepada publik dan rincian elemen apa yang tidak perlu ditampilkan menjadi perhatian manajemen dalam penyajian laporan keuangan. Hal ini mengingat laporan keuangan merupakan hasil transaksi yang diringkas dan diinformasikan kepada para pemangku kepentingan yang beragam. Laporan keuangan menyediakan informasi mengenai entitas pelaporan dalam hal: aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan-LRA, belanja, transfer, pembiayaan, saldo anggaran lebih, pendapatan-LO, beban, dan arus kas. Informasi pokok tersebut selanjutnya dirinci lagi.

4. Regulasi, Prinsip, dan Standar Akuntansi

Hal penting dalam penyajian laporan keuangan adalah terkait dengan kepatuhan terhadap berbagai regulasi, prinsip, dan standar akuntansi yang menjadi pedoman landasan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

(5)

mencapai tujuan pelaporan keuangan negara tersebut. Standar akuntansi diterapkan untuk menjadi pedoman utama dalam memperlakukan suatu obyek, elemen, atau pos pelaporan. Sementara itu, prinsip akuntansi berterima umum (PABU) adalah suatu rerangka pedoman yang terdiri atas standar akuntansi dan sumber-sumber lain yang didukung berlakunya secara resmi, teoritis, dan praktis.

5. Badan Penyusun Standar Atau Regulasi Akuntansi

Agar standar akuntansi yang ditetapkan memiliki legitimasi secara yuridis, keilmuan, maupun praktik maka standar tersebut perlu dibuat oleh penyusun standar dan regulasi akuntansi yang memiliki otoritas dan independsi untuk mengeluarkan standar. Di Indonesia, standar akuntansi untuk organisasi bisnis dan nonbisnis (nirlaba) yang bukan merupakan organsasi pemerintahan disusun oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), sedangkan standar akuntansi untuk pemerintahan baik pusat maupun daerah disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP). KSAP merupakan suatu komite standar akuntansi pemerintahan yang independen yang ditetapkan oleh keputusan presiden. Selain menyusun standar akuntansi pemerintahan (SAP), KSAP juga memiliki kewenangan menerbitkan publikasi lainnya seperti Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (IPSAP) dan Buletin Teknis.

C. Asumsi Dasar

Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di lingkungan pemerintahan adalah anggapan yang diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar standar akuntansi dapat diterapkan. Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah terdiri atas:

1. Kemandirian Entitas

(6)

laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit instansi pemerintah dalam pelaporan keuangan.

2. Kesinambungan Entitas

Asumsi kesinambungan entitas menyatakan bahwa jika tidak ada tanda-tanda gejala atau rencana pasti di masa datang bahwa entitas akan dibubarkan atau dilikuidasi maka akuntansi menganggap bahwa entitas pelaporan akan berlanjut keberadaannya sampai waktu yang tidak terbatas.

3. Keterukuran Dalam Satuan Uang

Laporan keuangan entitas pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang. Hal ini diperlukan agar memungkinkan dilakukannya analisis dan pengukuran dalam akuntansi.

D. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Dalam Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan, karakteristik-karakteristik kualitatif laporan keuangan pemerintah meliputi:

1. Relevan : Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuar di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.

2. Andal : Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi.

3. Dapat dibandingkan : Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguja jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. 4. Dapat dipahami : Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat

(7)

E. Prinsip Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan

Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan yang dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dalam meyusun standar, penyelenggara akuntansi dan pelaporan keuangan dalam melakukan kegiatannya, serta pengguna laporan keuang dalam memahami laporan keuangan yang disajikan. Terdapat delapan prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah, yaitu: basis akuntanis; prinsip nilai historis; prinsip realisasi; prinsip substansi mengungguli bentuk formal; prinsip periodisitas; prinsip konsistensi; prinsip pengungkapan lengkap; dan prinsip penyajian wajar.

F. Kendala Informasi Yang Relevan Dan Andal

Kendala informasi akuntansi dan laporan keuangan adalah setiap keadaan yang tidak memungkinkan terwujudnya kondisi yang ideal dalam mewujudkan informasi akuntansi dan laporan keuangan yang relevan dan andal. Kendala dalam informasi akuntansi dan laporan keuangan pemerintah antara lain:

1. Materialitas

Informasi dipandang materialitas apabila terdapat kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat memengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan.

2. Pertimbangan Biaya dan Manfaat

Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya. Oleh karena itu, laporan keuangan pemerintah tidak semestinya menyajikan segala informasi yang manfaatnya lebih kecil dari biaya penyusunannya.

3. Keseimbangan Antar Karakteristik Kualitatif

Keseimbangan antar karakteristik kualitatif fiperlukan untuk mencapai suatu keseimbangan yang tepat di antara berbagai tujuan normatif yang diharapkan dipenuhi oleh laporan keuangan pemerintah.

(8)

Laporan keuangan seharusnya disusun seobyektif mungkin, netral, dan tidak bias. Namun demikian, karena dalam beberapa hal dimungkinkan adanya kebijakan dan pemilihan metode akuntansi tertentu yang berbeda maka laporan keuangan tidak dapat sepenuhnya obyektif dan terbebas dari unsur subyektifitas penyusun laporan keuangan.

G. Teori Pelaporan

Bentuk laporan keuangan biasa berbeda-beda antara organisasi sektor publik, sektor bisnis, dan sektor sosial. Perbedaan tersebut karena adanya perbedaan standar akuntansi yang mengatur juga karena adanya teori unit pelaporan yang dianut. Terdapat beberapa teori unit pelaporan, yaitu:

1. Teori Pemilik (proprietary theory)

Teori pemilik memandang pemegang saham sebagai pemilik organisasi secara eksklusif. Dengan teori pemilik, akuntansi difokuskan pada pemegang saham. Teori pemilik banyak dianut pada perusahaan perseorangan dan perusahaan persekutuan yang pemiliknya merangkap sebagai manajemen.

2. Teori Entitas (entity theory)

Teori entitas berpandangan bahwa suatu organisasi sebagai entitas yang berdiri sendiri terpisah dari kelompok atau individu-individu yang terkait dengan organisasi. Dengan teori entitas diperlukan laporan pertambahan nilai, bukan laporan laba rugi.

3. Teori Dana (fund theory)

Akuntansi dana pada umumnya dapat digunakan pada sektor publik dan lembaga nonprofit lainnya. Sistem akuntansi dana dibuat untuk memastikan bahwa uang publik dialokasikan atau didistribusikan untuk tujuan yang telah ditetapkan. Sistem akuntansi dana adalah metode akuntansi yang menekankan pada pelaporan pemanfaatan dana, bukan pelaporan organisasi itu sendiri.

4. Teori Pengendali (commander theory)

(9)

sedangkan teori pengendali melihat organisasi sebagai suatu pusat pertanggungjawaban atau rangkaian pusat pertanggungjawaban.

H. Pengembangan Teori Akuntansi Sektor Publik

Pengembangan teori akuntansi secara deduktif adalah membangun teori yang penalarannya berasal dai teori-teori yang sudah ada, prinsip, konsep, doktrin, norma, dan nilai-nilai yang dianggap benar dan baik. Pengembangan teori akuntansi dengan pendekatan deduktif ini disebut juga dengan teori akuntansi normatif. Pendekatan deduktif dalam penelitian akuntansi sektor publik bermanfaat untuk memberikan penjelasan, dukungan, atau koreksi terhadap kelayakan suatu pernyataan dan praktik akuntansi yang ada.

Referensi

Dokumen terkait

proporsi 5% dapat memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan berat mutlak, laju pertumbuhan harian, kelangsungan hidup, dan efisiensi pakan yang optimal pada budidaya

Semua aduan sama ada (dibuat secara) online atau persendirian akan dipusatkan ke unit ini dan unit ini akan menjawab balik. Pada masa ini, orang ramai menggunakan pelbagai

(1) Walikotamadya Kepala Daerah atas dasar permohonan tertulis dari pemilik Reklame berwenang untuk memberikan keringanan pembayaran pajak Reklame dan atau retribusi sewa tanah dan

bahwa sesuai ketentuan Pasal 7 ayat (3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, penetapan gambar Pahlawan Nasional sebagai gambar utama pada bagian depan Rupiah

Pada desain ini digunakan dua sampel kelas, satu kelas yang diberikan perlakuan metode blended leraning dan satu kelas untuk kelas kontrol yaitu kelas yang

Adanya kesadaran spiritual dalam diri umat Buddha untuk melakukan pemujaan terhadap perlambang Buddha membuat para umat Buddha yang tak hanya berasal dari Bali namun

Cerita pantun Ciung Wanara merupakan karya sastra klasik berbahasa Sunda yang dituliskan kembali ke dalam bahasa Indonesia oleh Ajip Rosidi ke dalam bentuk