• Tidak ada hasil yang ditemukan

VISUALISASI GESTURE FIGUR RELIEF TUGU MAKAM RAJA SILAHISABUNGAN DI DESA SILALAHI KABUPATEN DAIRI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "VISUALISASI GESTURE FIGUR RELIEF TUGU MAKAM RAJA SILAHISABUNGAN DI DESA SILALAHI KABUPATEN DAIRI."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

VISUALISASI GESTURE FIGUR RELIEF TUGU MAKAM

RAJA SILAHISABUNGAN DI DESA SILALAHI

KABUPATEN DAIRI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S-I)

Oleh:

JULIARTO GURNING

NIM. 2103351013

JURUSAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Juliarto Gurning, NIM. 2103351013. “VISUALISASI GESTURE FIGUR RELIEF TUGU MAKAM RAJA SILAHISABUNGAN DI DESA SILALAHI

KABUPATEN DAIRI”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Seni Rupa,

Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan 2016.

Raja Silahisabungan termasuk Raja termasyhur dan dukun sakti pada masanya di Silalahi, seiring dengan berkembangnya jaman dan banyak para keturunannya tidak mengetahui nenek moyangnya berasal, sehingga di dirikan tugu makam Raja Silahisabungan serta dihiasi dengan visualisasi gesture figur relief Raja Silahisabungan semasa hidupnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeSkripsikan visualisasikan gesture figur relief Raja Silahisabungan semasa hidupnya, mulai dari Lumban Gorat Balige hingga sampai ke Silalahi. Populasi dalam penelitian ini adalah 29 bagian relief yang terdapat dalam 6 panel di tugu makam Raja Silahisabungan. Karena populasi tidak terlalu banyak, maka peneliti mengangkat seluruh populasi yang ada pada tugu makam Raja Silahisabungan, karena didalam penelitian ini populasi adalah juga sekaligus sebagai sampel atau subjek penelitian, maka yang menjadi sampel dari penelitian ini adalah tugu makam Raja Silahisabungan yang berjumlah 29 bagian relief (total sampling).

Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa, tugu makam Raja Silahisabungan di visualisasi dengan gestur figur relief Raja Silahisabungan semasa hidupnya. Tugu makam Raja Silahisabungan didirikan sebagai simbol pemersatu, dan tidak terdapat tulang belulang di dalamnya melainkan sibut (tanah dari kuburanya). Makna yang terkandung dalam relief tugu makam Raja Silahisabungan, agar seluruh keturunannya dapat mengetahui sejarah perjalanan Raja Silahisabungan, silsilah, serta pesan yang disampaikan pada seluruh keturunannya.

(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepadaTuhan Yang Maha Kuasa, Yesus Kristus atas kasih dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini dengan judul: “Visualisasi Gesture Figur Relief Tugu Makam Raja Silahisabungan di Desa Silalahi Kabupaten Dairi”.

Penulisan Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pendidikan Seni Rupa di Fakultas Bahasa dan Seni Unifersitas Negeri Medan.

Segala sesuatu yang dilakukan dalam penulisan Skripsi ini tidak dapat berjalan dengan baik tanpa dorongan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu, dalam kesempatan ini dengan segala rendah hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penulisan Skripsi ini:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

3. Drs. Mesra, M.Sn, Ketua Jurusan Seni Rupa, Fakultas bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

4. Dr. Daulat Saragi, M.Hum, Dosen Pembimbing Akademik, sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi yang sangat sabar membimbing dan memberikan arahan dan masukan pada proses penyusunan Skripsi ini. 5. Seluruh Bapak/ Ibu Dosen dan Staf Jurusan Seni Rupa serta Pegawaii dan

perlengkapan dilingkungan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

6. Rincon Situngkir Kepala Desa yang sudah memberikan izin penelitian serta sumber-sumber informasi bagi penulis.

(8)

8. pengorbanannya selama ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan program sarjana (S-1) di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

9. Ketiga adik penulis, Refendi Gurning, Ropitta Uli, dan Tambok Hamonangan Maruli Tua Gurning penulis ucapkan terimakasih atas doa dan dukungannya selama ini.

10. Romelin Huthabarat S.Pd yang penulis sayangi, ucapkan terimakasis yang selalu dukung dan beri nasehat hingga menyelesaikan Skripsi ini.

11. Wipan Manik, S.Pd, ucapkan terima kasih yang selalu setia menjalin persahabatan selama mengapdi di UNIMED.

12. Seluruh pihak yang telah banyak membantu dan tidak bisa penulis sebutkan satu persatu namanya, penulis ucapkan terima kasih.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun Skripsi ini lebih baik lagi, sehingga dapat bermanfaat bagi peneliti dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Seni Rupa.

Medan, April 2016

(9)

DAFTAR ISI A. Vusualisasi Gesture (Bahasa Tubuh) Figur ... 9

B. Pengertian Relief ... 12

C. Pengertian Tugu ... 14

D. Pengertian Makam... 15

E. Sekilas Tentang Kehidupan Raja Silahisabungan ... 17

F. Kerangka Konseptual ... 29

E. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 35

(10)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 38

B. Pembahasan ... 40

C. Temuan Penelitian ... 77

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan... 79

B. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 83

LAMPIRAN 1 ... 85

LAMPIRAN 2 ... 86

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Vitarka Mudra, Tamrin Basin ... 11

Gambar 4. 1. Visualisasi gesture figur Raja Sipaettua, Raja Silahisabungan, Dan Siraja Oloan ... 40

Gambar 4. 2. Visualisasi gesture figur RajaSipaettua, Raja Silahisabungan, dan Siraja Oloan ... 42

Gambar 4. 3. Visualisasi gesture figur Raja Silahisabungan ... 43

Gambar 4. 4. Visualisasi gesture figure Sipaettua bersama istrinya ... 44

Gambar 4. 5. Visualisasi gesture figur Raja Silahisabungan bersama adiknya Siraja Oloan ... 45

Gambar 4. 6. Visualisasi gesture figur Raja Silahisabungan ... 46

Gambar 4. 7. Visualisasi gesture figur Raja Silahisabungan ... 47

Gambar 4. 8. Visualisasi gesture figur Raja Silahisabungan sedang Menjalani pertapaan ... 48

Gambar 4. 9. Visualisasi gesture figure harimau ... 49

Gambar 4. 10. Visualisasi gesture figur Raja Silahisabungan ... 50

Gambar 4. 11. Visualisasi gesture figur Raja Silahisabungan ... 51

Gambar 4. 12. Visualisasi gesture figur Raja Silahisabungan ... 52

Gambar 4. 13. Visualisasi gesture figur Raja dengan rombongan Raja Parultop ... 53

Gambar 4. 14. Visualisasi gesture figur Raja Silahisabungan dengan putri jelmaan Raja Parultop ... 54

Gambar 4. 15. Visualisasi gesture figur Raja Silahisabungan dengan Pinggan Matio ... 55

Gambar 4. 16. Visualisasi gesture figur Raja Silahisabungan dengan Raja Simalungun ... 56

Gambar 4. 17. Visualisasi gesture figur Raja Silahisabungandengan Raja Simalungun ... 57

(12)

Gambar 4. 19. Visualisasi gesture figur Raja Silahisabungan bersama

keluarganya ... 60 Gambar 4. 20. Visualisasi gesture figur Raja Silahisabungan dan Siraja

Tambun ... 61 Gambar 4. 21. Visualisasi gesture figure Deang Namora ... 63 Gambar 4. 22. Visualisasi gesture figur Raja Silahisabungan dan Siraja Tambun ... 64 Gambar 4. 23. Visualisasi gesture figur Deang Namora ... 65 Gambar 4. 24. Visualisasi gesture figur Deang Namora ... 66 Gambar 4. 25. Visualisasi gesture figur Siraja Tambun bersama Siboru Nailing ... 67 Gambar 4. 26. Visualisasi gesture figur cucu Raja Silahisabungan

Sedang mengembala... 68 Gambar 4. 27. Visualisasi gesture figur cucu Raja Silahisabungan sedang bekerja diladang ... 69 Gambar 4. 28. Visualisasi gesture figur rombongan Tuan Sihubil ... 70 Gambar 4. 29. Visualisasi gesture figur Raja Silahisabungan sedang

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari budaya karena keseluruhan gagasan , tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia yang sedang belajar. Sejak zaman dahulu seni banyak berkembang untuk keperluan religi (keagamaan), ini jelas terlihat banyaknya peninggalan-peninggalan nenek moyang kita seperti dalam bentuk kepala singa besar sebagai hiasan makam, tanduk kerbau pada atap rumah, dan patung manusia sikap jongkok.

Demikian juga sistem religi mempunyai wujud sebagai sistem keyakinan, dan gagasan yang dikembangkan hingga saat ini karena seni merupakan hasil ungkapan rasa keindahan, sedih, gembira dan lainnya. Wujudnya berupa seni tari, seni musik, seni kerajinan, seni sastra, dan seni rupa. Seni rupa merupakan salah satu cabang kesenian. Seni rupa memiliki wujud pasti dan tetap yakni dengan mengapliklasifikasikan kedalam bentuk gambar, lukis, patung, grafis, relief, kerajinan tangan, kriya, dan multimedia.

(14)

2

Oleh karena itu karya seni terbagi menjadi dua, yaitu karya seni rupa dua dimensi dan karya seni rupa tiga dimensi. Karya seni dua dimensi adalah bentuk kreatifitas seni yang diwujudkan pada bidang (panjang dan lebar) misalnya lukis, serigrafi, wood cut, desain grafis, relief dan lain sebagainya. Sedangkan karya seni tiga dimensi adalah bentuk kreatifitas seni yang diwujudkan pada media ruang dan memiliki volume (panjang, lebar dan tinggi atau kedalaman) misalnya tugu (monumen), patung, keramik, arsitektur dan lain sebagainya. Dalam kehidupanya manusia selalu mengembangkan seni ditinjau dari berbagai ragam seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi.

Relief adalah lukisan timbul yang dipahat pada sebuah bidang datar dengan latar yang tidak memiliki dimensi sebenarnya yang dapat diaplikasikan kedalam bentuk media seni ukir atau pahat tiga dimensi dengan penggunaan bahan yang beragam mulai dari kayu, tembaga, aluminium, batu dan lain sebagainya. Selain media ukir atau pahat, relief juga dapat dibuat dengan dicungkil. Bentuk ukiran ini biasanya dijumpai pada bangunan candi, kuil, tugu (monumen), dan tempat bersejarah.

(15)

3

Hampir disetiap Desa di daerah Batak Toba terdapat tugu (monumen), seperti di Dairi, Karo, Angkola Mandailing, dan Nias, agak jarang dibandingkan di daerah Batak Toba. Berlainan halnya dengan suku-kuku Batak Toba mendirikan tugu sebagai penghormatan terhadap nenek moyang adalah kewajiban bagi setiap keturunannya dan sudah menjadi kebudayaan bagi suku Batak Toba umumnya (Saleh, 1980: 43).

Demikian pada tugu makam Raja Silahisabungan cara yang dilakukan adalah mengumpulkan orbuk tanah (bekas kuburan) Raja Silahisabungan, istrinya Pinggan Matio (Boru Padang Batanghari) serta putrinya Deang Namora. Kemudian dibangunlah tugu tersebut sebagai rasa hormat kepada Raja Silahisabungan dan sebagai titik pertemuan seluruh keturunan Raja Silahisabungan. Selain itu pada dinding tugu makam dihiasi dengan visualisasi

gesture figur-figur serta terhubung 6 panel relief yang mengisahkan

kejadian-kejadian penting pada masa kehidupan Raja Silahisabungan. Beberapa tempat yang penting pada masa kehidupan Raja Silahisabungan masih ada dan terawat dengan baik diantaranya, Mual Sipaulak hosa (air penghidupan), Batu sigadap (batu tergeletak), Batu jongjong (batu berdiri), Sopo ni Deang Namora (tempat tinggal Deang Namora).

(16)

4

perjalanan kehidupan Raja Silahisabungan semasa hidupnya. Selanjutnya peneliti ingin mengetahui lebih jelas, apakh visualisasi gesture yang terdapat pada dinding tugu makam Raja Silahisabungan sesuai dengan sejarah Raja Silahisabungan atau hanya sebagai hasil karya seni semata, kemudian apakah yang terdapat dalam tugu makam Raja Silahisabungan atau hanya sebagai simbol, dan apa makna yang terkandung dalam relief tugu makam Raja Silahisabungan.

Berdasarkan data-data dilapangan timbullah keinginan penulis untuk mengetahui lebih jauh tentang visualisasi gesture (bahasa tubuh) figur relief pada tugu makam Raja Silahisabungan, sebab itu penulis akan mencoba mengamati relief tersebut secara langsung untuk mendapatkan suatu fakta yang benar sebagai jawaban dari permasalahan. Sehingga penulis menerapkan hal ini menjadi latar belakang masalah dalam penelitian ini. Maka penelitian ini berjudul “Visualisasi Gesture Figur Relief Tugu Makam Raja Silahisabungan Di Desa Silalahi

(17)

5

B.Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat di identifikasi beberapa masalah:

1. Dalam relief tugu makam Raja Silahisabungan terdapat beberapa bagian relief. Apakah visualisasi gesture (bahasa tubuh) figur relief tersebut saling berhubungan dengan panel lain.

2. Ingin menelusuri lebih dalam apakah tugu makam Raja Silahisabungan terdapat tulang belulang atau tidak.

3. Dalam relief tugu makam Raja Silahisabungan terdapat figur-figur. Apakah visualisasi gesture (bahasa tubuh) figur yang terdapat pada tugu makam Raja Silahisabungan sudah sesuai dengan sejarah kehidupan Raja Silahisabungan semasa hidupnya.

4. Mencari fakta sebenarnya apakah tugu makam Raja Silahisabungan hanya sebagai simbol pemersatu atau tugu untuk memperingati keagungan Raja Silahisabungan.

(18)

6

C.Batasan Masalah

Dalam hal ini penulis membatasi permasalahan karna banyaknya kajian yang dapat dilakukan sehubungan dengan tugu makam Raja Silahisabungan yang banyak daya tarik untuk dikaji. Maka masalah penelitian ini dibatasi mengenai Visualisasi Gesture Relief Figur Tugu Makam Raja Silahisabungan Di Desa Silalahi kabupaten Dairi. Oleh karena itu yang menjadi batasan masalah pada penelitian ini adalah, pertama apakah visualisasi gesture (bahasa tubuh) figur relief yang ada di dinding Tugu makam Raja Silahisabungan sudah sesuai dengan perjalanan Raja Silahisabungan semasa hidupnya, kedua apakah di dalam tugu makam Raja Silahisabungan terdapat tulang belulang, dan yang ketiga apakah makna yang terkandung dalam tugu makam Raja Silahisabungan.

D.Rumusan Masalah

Untuk lebih memfokuskan dan memusatkan masalah dalam penelitian maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah visualisasi gesture (bahasa tubuh) figur relief tugu makam Raja Silahisabungan sudah sesuai dengan perjalanan Raja Silahisabungan semasa hidupnya?

2. Apakah visualisasi gesture (bahasa tubuh) figur relief tugu makam Raja Silahisabungan saling berhubungan dengan panel lain?

(19)

7

E.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian haruslah jelas dan terarah, ini dilakukan dengan maksud supaya penelitian yang dilakukan tidak menyimpang dari hasil yang di inginkan.

Sesuai dengan rumusan masalah penelitian ini, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan visualisasi gesture (bahasa tubuh) figur relief tugu makam Raja Silahisabungan sesuai dengan bentuknya.

2. Mengemukakan hubungan visualisasi gesture (bahasa tubuh) figur relief terhadap panel-panel yang ada di tugu makam Raja Silahisabungan.

3. Mengemukakan makna yang terdapat pada relief tugu makam Raja Silahisabungan.

4. Menemukan pemahaman atau paradigma baru dalam nilai relief tugu makam Raja Silahisabungan untuk perkembangan kebudayaan.

F. Manfaat Penelitian

Setelah peneliti terlaksana, maka diharapkan penelitian ini akan memberi manfaat, yaitu:

1. Manfaat teoritis

(20)

8

b. Sebagai bahan tambahan dan referensi bagi mahasiswa jurusan seni rupa khususya dan ruang lingkup Fakultas Bahasa dan Seni pada umumnya.

c. Sebagai bahan tambahan dan referensi pada penggiat relief khususnya yang berada di Unimed untuk mengetahui sejauh mana perkembangan relief pada generasi muda bangsa Indonesia.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai tambahan literatur bagi jurusan seni rupa.

b. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi peneliti nyang bermaksud menjadi penelitian pada parmasalahan yang sama.

c. Sebagai referensi bacaan tentang relief tugu makam Raja Silahisabungan.

d. Menambah wawasan pengetahuan dan cakrawala bagi peneliti tentang karakteristik relief di kawasan Silalahi, Kabupaten Dairi.

(21)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelusuran yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian yaitu, visualisasi gesture figur relief tugu makam Raja Silahisabungan, maka beberapa hal yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini adalah:

1. Berdasarkan dari hasil peneliti lakukan, peneliti mendeskripsikan seluruh bagian relief yang ada pada tugu makam Raja Silahisabungan. Mulai dari asal kelahiran Raja Silahisabungan sampai ke Silalahi menghabiskan semasa hidupnya, yang di deskripsiakan oleh peneliti dalam relief adalah visualisasi gestur figur Raja Silahisabungan, serta figur pendukung yang dihadirkan dalam tugu makam Raja Silahisabungan.

2. Setelah peneliti mendeskripsikan seluruh visualisasi gesture figur yang ada pada relief tugu makam Raja Silahisabungan, panel yang menghubungkan bagian-bagian relief saling berhubungan dan saling berkaitan sesuai dengan alur cerita Raja Silahisabungan semasa hidupnya. 3. Makna yang terkandung dalam tugu makam Raja Silahisabungan adalah

(22)

80

4. Tampak visualisasi gesture relief tugu makam Raja Silahisabungan sangat terlihat megah, jelas Raja Silahisabungan dulu Raja yang sakti, bijak, dan termasyhur pada masanya. Tetapi ada beberapa pemahaman atau paradigma yang harus diperhatikan agar relief tugu makam Raja Silahisabungan lebih baik lagi karena dalam setiap tahun melakukan renovasi, yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut:

a. Pada umumnya relief berdiri sendiri tanpa harus di beri warna berlebihan agar tidak terlihat menjolok.

b. Dalam panel terdapat beberapa bagian relief disusun secara acak, agar diberi nomor setiap bagian agar pengunjung dapat mengikut alur cerita dari awal hingga akhir.

c. Dari mimik sosok figur Raja Silahisabungan terjadi perubahan-perubahan hampir setiap panel, dikarenakan dalam pembuatan relief tersebut di laksanakan lewat bayangan (mimpi) karena tidak memiliki patokan secara khusus.

B. Saran

(23)

81

terlihat sangat mengagumkan dan dirawat dengan baik hingga sekarang. Oleh karena itu peneliti menyarankan:

1. Kepada seluruh keturunan Raja Silahisabungan agar tetap dapat memingat dan mengetahui asal usul sejarah perjalanan Raja Silahisabungan semasa hidupnya.

2. Kepada Raja Turpuk, tetap memperhatikan dan mempertahankan tentang pelestarian tugu makam Raja Silahisabungan seperti sedia kala.

3. Untuk kalangan muda mudi, agar tetap mencintai dan melestarikan budaya serta adat istiadat masing-masing supaya tetap dapat mengetahui asal usul kita berada.

4. Kepada pemerintah setempat tetap selalu mengawasi dan menata tugu makam Raja Silahisabungan, karena Kabupaten Silahisabungan berada di pinggiran tepi Danau Toba maka dapat dijadikan sebagai icon pariwisata yang patut untuk di kunjungi.

5. Kepada pemerintah Kabupaten Dairi agar menerbitkan sebuah buku yang berisi data-data yang lengkap tentang makna pendiriantugu makam Raja Silahisabungan dengan jelas dan berdasarkan sesuai dengan fakta yang ada.

(24)

82

7. Disarankan kepada mahasiswa Jurusan Seni Rupa khususnya , dapat meningkatkan pengetahuan dalam menciptakan tugu yang dihiasi dengan relief dengan baik.

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 2009. Apresiasi dan Ekspresi Seni Rupa. Bandung: Puri Pustaka. Delano. 1997. The Architecture of Monument. New York: Reinhold Publishing

Corporation.

Depdikbud. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Keempat, Jakarta:Balai Pustaka.

Depdikbud. 1991. Kamus Besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Germes.1985. Art Et Culture/ Seni Budaya, Terjemahan Jamaludin Hasibuan. Tanpa Tahun. Jakarta: Citra Indonesia.

Herwandi. 2003. Bungong Kalimah. Padang: Yakinku Vutura. Iskandar. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: GP Perss. Inventaris Tugu Perjuangan 1945-1949 Daerah Sumatra Utara.

Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Marbun, M. A. 1987. Kamus Budaya Batak Toba. Balai pustaka.

Marzuki. 1985. Borobudur. Djambatan: PT Midas Surya Grafindo.

Wudoyoko. 2012. Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: Remeje Rosdakarya Offset.

Payadewa, Seno. 2014. Misteri Borobudur. Dholpin.

Saleh, M. 1980. Seni Patung Batak Dan Nias. Proyek Media Kebudayaan Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sembiring, D. 2013. Penciptaan Relief Berbahan Resin Berbasis bentuk “Seni

Rupa” Etnis dan Agama Sebagai Model Seni Wisata Di Sumatra Utara.

Medan: Jurnal Seni Rupa, 1 (10) 4.

Sihaloho, J. 2000. Memori Tumaras. Pematang Siantar.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabet.

Sirait, B. 1984. Tinjauan Seni dan Apresiasi. Medan: Offset “Bali”.

Sinulingga, Pekenasa. 1995. Tugu Perjuangan Di Berastagi Dan Keterkaitannya

dengan Semangat Juang Generasi Penerus Di Tanah Karo. Ringkasan

Disertasi. Medan: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatra Utara. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif,

Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabet.

Sukardi. 2009. Metode Penelitian pendidikan. Bumi Aksara.

(26)

84

http://id.wikipedia.org/ 2015/ 03/ Kresna.

http://en.wikipedia.org/ 2015/ 03/ 02 Mariamman. http://id.wikipedia.org/ 2015/ 03/ 02 Relief.

http://arti-definisi-pengertian.info/2014/06/17/pengertian-kaharingan-dayak/. https://wikipedia.org/2015/06/17/wiki/pemakaman.

Gambar

Gambar 4. 19. Visualisasi gesture figur Raja Silahisabungan bersama

Referensi

Dokumen terkait