• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN MENURUNNYA JUMLAH PENGUNJUNG DI OBJEK WISATA KECAMATAN BAKTIRAJA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN MENURUNNYA JUMLAH PENGUNJUNG DI OBJEK WISATA KECAMATAN BAKTIRAJA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN MENURUNNYA

JUMLAH PENGUNJUNG DI OBJEK WISATA KECAMATAN

BAKTIRAJA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperolah

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

JOKOPRIANTO LUMBAN BATU

NIM. 3123131029

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)
(5)

vii

ABSTRAK

Jokoprianto Lumban Batu, 3123131029. Faktor-Faktor Yano Menyebabkan Menurunnya Jumlah Penounjuno di Objek Wisata Kecamatan Baktiraja. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geoorafi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Neoeri Medan, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk menoetahui : (1) Kondisi objek wisata, (2) Kondisi prasarana kepariwisataan, (3) Kondisi sarana Kepariwisataan, (4) Penerapan sapta pesona, dan (5) Faktor yano menyebabkan menurunnya jumlah penounjuno di objek wisata Kecamatan Baktiraja.

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Baktiraja pada tahun 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh objek wisata di Kecamatan Baktiraja berjumlah 7 objek wisata yakni Istana Sisinoamanoaraja, Tombak Sulu-sulu dan Goa Pertenunan, Hariara Tukkot dan Batu Hundul-hundulan, Aek Sipanoolu, Air Terjun Binanoa Janji, Mual Sitio-tio, dan Tipano Mas. Teknik penoumpulan data yano diounakan adalah teknik komunikasi lanosuno, observasi, dan komunikai tidak lanosuno. Teknik analisis data yano diounakan deskriptif.

(6)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa telah

melimpahkan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul : Faktor-faktor yang Menyebabkan Menurunnya Jumlah

Pengunjung di Objek Wisata Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang

Hasundutan. Adapun tujuan skripsi ini adalah sebagai kelengkapan tugas dalam

memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

pada Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Medan.

Dalam penulisan skripsi ini penulis mengalami banyak hambatan, namun

hal itu bisa diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Sebagai rasa syukur maka

pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri

Medan beserta staf.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

3. Bapak Drs. Ali Nurman, M.Si selaku ketua Jurusan Pendidikan geografi

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

5. Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang

sangat penuh perhatian dalam membimbing penulis selama menyelesaikan

skripsi ini.

6. Ibu Dra. Elfayetti, MP selaku dosen pembimbing akademik yang telah

banyak membimbing penulis selama mengikuti studi di Jurusan Pendidikan

(7)

v

7. Bapak M. Ridha Syafii Damanik, S.Pi, M.Sc, Bapak Drs. Mbina Pinem, M.Si

selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dalam penyelesaian

skripsi ini, dan seluruh Bapak/Ibu dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang

telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama mengikuti

perkuliahan.

8. Bapak Hajat Siagian selaku staff di Jurusan Pendidikan Geografi yang telah

banyak membantu penulis.

9. Bapak Bupati Humbang Hasundutan, Bapak Kepala Dinas Pariwisata

Humbang Hasundutan, Bapak Camat Baktiraja beserta staff yang telah

memberikan ijin penelitian dan kemudahan selama melakukan penelitian.

10. Teristimewa kepada kedua orang tua, buat Ayahanda tercinta K. Lumban

Batu (alm) dan Ibunda tersayang R. Lumban Gaol (alm) yang telah

memberikan pengorbanan, doa, kasih sayang yang tak ternilai sehingga

menjadi sumber motivasi dan inspirasi saya selama menjalani perkuliahan.

11. Buat adek saya yang terkasih Bale Juprino Lumban Batu dan kakak saya

Trisnawati Lumban Batu yang telah memberikan bantuan dana selama

perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini, kakak saya tersayang Lenny

Lumban Batu yang menjadi orang tua bagi saya yang telah memberikan kasih

sayang, semangat, motivasi, materi dan pengorbanan yang tak ternilai kepada

penulis.

12. Kepada kakak (Marlina Lumban Batu, Sediana Lumban Batu), abang (

Harlen Lumban Batu, Janto Lumban Batu, Subroto Lumban Batu (alm),

Fidelis Lumban Batu) dan seluruh keluarga besarku yang telah memberikan

(8)

vi

13. Teman-teman seperjuangan khususnya kelas B-Reguler 2012, terkhusus buat

teman terbaikku Rijal Saputra Sagala yang telah banyak membantu dalam

penyelesaian skripsi ini, Muhamad Haidir yang telah banyak memberikan

dorongan, dan Sudiati Marbun teman seperjuangan dalam penelitian.

14. Teman-teman satu PPL SMP N 4 Balige terkhusus Geng Lo (Lolipop

(primadani), Londur (Sentyani)) mudah-mudahan kebersamaan kita tetap

terjaga dan kesuksesan bersama kita, khususnya kita bertiga yang merupakan

komplotan pemberontak di PPL, Florida Siregar si perempuan sok tegar yang

merasa paling seksi, adek-adek kost tercinta yang telah menemani selama

PPL terkhusus buat Daniel Hutagaol, Umar Tambunan, Dandra Hutagaol,

Jhonson Samuel Hutagaol, Rajes Hutagaol, dan adek-adek OMK dari BTB

(terkhusus buat filipus, Deni, Martinus) dan rekan dari Yasop (Jumita Sinaga,

Frida), Sean Manroe, Bapak D Sitanggang dan Ibu H. Sipayung sebagai guru

pamong Terbaikku, dan siswa SMP 4 Balige terkhusus kelas 8c dan 9d.

15. Teman-teman satu kost, UK-KMK St MARTINUS Unimed, Gelora Choir,

dan Paduan Suara Regina Caeli.

Tiada yang dapat penulis berikan yang lebih berharga selain doa kepada

Tuhan Yang Maha Esa agar memberikan balasan yang lebih baik atas kebaikan

dan dukungan kepada penulis. Akhir kata penulis mengucapkan semoga skripsi

ini bermanfaat bagi pembaca khususnya di Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas

Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Medan, Mei 2016

(9)

viii DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Kerangka Teoritis ... 7

B. Penelitian yang Relevan ... 22

C. Kerangka Berfikir ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

(10)

ix

B. Populasi dan Sampel ... 27

B. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 27

C. Tehnik Pengumpulan Data ... 29

D. Tehnik Analisa Data ... 30

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ... 33

A. Kondisi Fisik ... 33

B. Kondisi Non Fisik ... 35

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Hasil Penelitian ... 41

B. Pembahasan ... 102

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 150

A. Kesimpulan ... 150

B. Saran ... 151

DAFTAR PUSTAKA...155

(11)

x

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal

1 Luas Wilayah Kecamatan Baktiraja Menurut Desa Tahun 2015.... 34

2 Luas Daerah Kecamatan Baktiraja Menurut Jenis Penggunaan Lahan Tahun 2015... 35

3 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Baktiraja Tahun 2015... 36

4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan Baktiraja Tahun 2015... 36

5 Sarana Pendidikan di Kecamatan Baktiraja Tahun 2015... 37

6 Sarana Kesehatan di Kecamatan Baktiraja Tahun 2015... 38

7 Sarana Ibadah di Kecamatan Baktiraja Tahun 2015... 39

8 Prasarana transportasi di Kecamatan Baktiraja Tahun 2015... 40

9 Kondisi Objek Wisata Istana Sisingamangaraja Tahun 2016... 50

10 Kondisi Objek Wisata Tombak Sulu-sulu dan Goa Pertenunan Tahun 2016... 52

11 Kondisi Objek Wisata Hariara Tukkot dan Batu Hundul-hundulan Tahun 2016 ... 55

12 Kondisi Objek Wisata Aek Sipangolu Tahun 2016... 58

13 Kondisi Objek Wisata Air Terjun Binanga Janji Tahun 2016... 60

14 Kondisi Objek Wisata Mual Sitio-tio Tahun 2016... 62

15 Kondisi Objek Wisata Tipang Mas Tahun 2016... 63

(12)

xi

17 Kondisi Prasarana Kepariwisataan di Objek Wisata Istana

Sisingamangaraja Tahun 2016... 65

18 Kondisi Prasarana Kepariwisataan di Objek Wisata Tombak

Sulu-sulu dan Hariara Tukkot Tahun 2016... 67

19 Kondisi Prasarana Kepariwisataan di Objek Wisata Harirara

Tukkot dan Batu Hundul-hundulan Tahun 2016... 68

20 Kondisi Prasarana Kepariwisataan di Objek Wisata Aek Sipangolu

Tahun 2016... ... 69

21 Kondisi Prasarana Kepariwisataan di Objek Wisata Air Terjun

Binanga Janji Tahun 2016... ... 70

22 Kondisi Prasarana Kepariwisataan di Objek Wisata Mual Sitio-tio

Tahun 2016... ... 71

23 Kondisi Prasarana Kepariwisataan di Objek Wisata Tipang Mas

Tahun 2016... ... 72

24 Kondisi Prasarana Kepariwisataan di Objek Wisata Kecamatan

Baktiraja Tahun 2016... 73

25 Kondisi Sarana Kepariwisataan di Objek Wisata Istana

Sisingamangaraja Tahun 2016... 75

26 Kondisi Sarana Kepariwisataan di Objek Wisata Tombak

Sulu-sulu dan Goa Pertenunan Tahun 2016... 77

27 Kondisi Sarana Kepariwisataan di Objek Wisata Hariara Tukkot

dan Batu Hundul-hundulan Tahun 2016... 79

28 Kondisi Sarana Kepariwisataan di Objek Wisata Aek Sipangolu

(13)

xii

29 Kondisi Sarana Kepariwisataan di Objek Wisata Air Terjun

Binanga Janji Tahun 2016... 84

30 Kondisi Sarana Kepariwisataan di Objek Wisata Mual Sitio-tio

Tahun 2016... ... 86

31 Kondisi Sarana Kepariwisataan di Objek Wisata Tipang Mas

Tahun 2016... ... 88

32 Kondisi Sarana Kepariwisataan di Objek Wisata Kecamatan

Baktiraja Tahun 2016... ... 89

33 Penerapan Sapta Pesona di Objek Wisata Istana Sisingamangaraja

Tahun 2016... ... 91

34 Penerapan Sapta Pesona di Objek Wisata Tombak Sulu-sulu dan

Goa Pertenunan Tahun 2016... ... 93

35 Penerapan Sapta Pesona di Objek Wisata Hariara Tukkot dan Batu

Hundul-hundulan Tahun 2016

95

36 Penerapan Sapta Pesona di Objek Wisata Aek Sipangolu Tahun

2016... ... 97

37 Penerapan Sapta Pesona di Objek Wisata Air Terjun Binanga Janji

Tahun 2016

99

38 Penerapan Sapta Pesona di Objek Wisata Mual Sitio-tio Tahun

2016... ... 101

39 Penerapan Sapta Pesona di Objek Wisata Tipang Mas Tahun 2016. 103

40 Penerapan Sapta Pesona di Objek Wisata Kecamatan Baktiraja

(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal

1 Kerangka Berpikir... 26

2 Peta Administrasi Daerah Penelitian... 41

(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No Uraian Hal

1 Daftar Wawancara Tentang Kondisi Objek Wisata di Kecamatan

Baktiraja Tahun 2016... 159

2 Lembar Observasi Tentang Kondisi Objek Wisata di Kecamatan

Baktiraja Tahun 2016... 161

3 Hasil Observasi Tentang Kondisi Objek Wisata di Kecamatan

Baktiraja Tahun 2016... 162

4 Lembar Observasi Tentang Kondisi Prasarana Kepariwisataan Di

Objek Wisata Kecamatan Baktiraja Tahun 2016... 170

5 Hasil Observasi Tentang Kondisi Prasarana Kepariwisataan di

Objek Wisata Kecamatan Baktiraja Tahun 2016... 172

6 Lembar Observasi Tentang Kondisi Sarana Kepariwisataan di

Objek Wisata Kecamatan Baktiraja Tahun 2016

177

7 Hasil Observasi Tentang Kondisi Sarana Kepariwisataan di Objek

Wisata Kecamatan Baktiraja Tahun 2016... 180

8 Daftar Angket Tentang Penerapan Sapta Pesona di Objek Wisata

Kecamatan Baktiraja Tahun 2016... 189

9 Asal Pengunjung, Pekerjaan Pengunjung, Frekuensi Berkunjung,

Teman Berkunjung, dan Transportasi yang Digunakan di Lokasi

Objek Wisata Kecamatan Baktiraja Tahun 2016... 194

10 Hasil Angket Tentang Penerapan Sapta Pesona di Objek Wisata

(16)

xv

11 Hasil Hasil Angket Tentang Penerapan Sapta Pesona di Objek

Wisata Kecamatan Baktiraja Tahun 2016... 205

12 Lembar Observasi Tentang Penerapan Sapta Pesona di Objek

Wisata Kecamatan Baktiraja Tahun 2016... 214

13 Hasil Observasi Tentang Penerapan Sapta Pesona di Objek Wisata

Kecamatan Baktiraja Tahun 2016... 216

14 Dokumentasi Objek Wisata Kecamatan Baktiraja Tahun

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah

pembangunan skala nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini

dapat dijadikan sebagai salah satu sektor andalan dalam peningkatan devisa

negara. Potensi-potensi wisata yang ada mulai diperhatikan untuk pembangunan

dan pengembangan. Pembangunan ini dimaksudkan selain untuk menambah aset

pendapatan negara juga untuk mendayagunakan sumber daya yang ada.

Keadaan objek wisata di Indonesia terlihat sangat menarik. Secara umum,

kepariwisataan di Indonesia mengalami perkembangan yakni dengan

meningkatnya jumlah pengunjung di beberapa wilayah wisata diantaranya Bali,

Yogyakarta dan Sumatera utara. Walaupun demikian, beberapa daerah masih

mengalami penurunan jumlah pengunjung khususnya di daerah Sumatera Utara.

Daerah yang mengalami penurunan pengunjung wisata yaitu Kabupaten

Simalungun, Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan

(BPS Propinsi 2015). Banyak faktor yang menyebabkan menurunnya pengunjung

di masing-masing wilayah yaitu kondisi objek (pemandangan alam, flora/fauna,

peninggalan bersejarah, tata cara hidup masyarakat/kebudayaan dan kegiatan yang

bisa dilakukan pengunjung), kondisi prasarana kepariwisataan (jaringan jalan,

jaringan listrik, Bank, pelayanan kesehatan), sarana kepariwisataan (transportasi,

akomodasi/penginapan, rumah makan, pondok pengunjung, cenderamata, tempat

(18)

2

ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan, dan

kenangan).(yoeti,1996 dan muljadi,2012)

Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu dari 10 propinsi yang

merupakan bagian pembangunan nasional yang dijadikan sebagai tujuan wisata

nasional (Pendit, 2006). Objek wisata di Sumatera Utara tergolong sangat menarik

karena memiliki laut, danau, sungai, air terjun dan berbagai objek wisata sejarah

seperti Istana Maimun, Gedung London Sumatera dan objek wisata lainnya. Hal

ini juga terdapat di beberapa kabupaten di Sumatera Utara yang memiliki potensi

wisata yang berbeda-beda seperti Kabupaten karo, Kabupaten Langkat,

Kabupaten Simalungun, Kabupaten Samosir dan salah satunya adalah kabupaten

Humbang Hasundutan, yang terdiri dari 10 kecamatan diantaranya adalah

Kecamatan Bakti Raja.

Kecamatan Bakti Raja sebagai salah satu Kecamatan di Kabupaten

Humbang Hasundutan memiliki objek wisata yang menarik. Objek wisata yang

terdapat di Kecamatan Baktiraja ini merupakan objek wisata alam yang memiliki

nilai sejarah yang tinggi yang meliputi Istana Sisingamangaraja, Tombak

Sulu-sulu dan Hariara Tukkot, Aek Sipangolu, Air Terjun Binanga Janji, Mual

Sitio-tio, dan Tipang Mas. Namun, masih terdapat masalah kepariwisataan yakni

menurunnya jumlah pengunjung selama periode 5 tahun terakhir. Hal ini

ditunjukkan dari jumlah pengunjung pada tahun 2000 berjumlah 23.000 orang,

tahun 2011 berjumlah 22.300, tahun 2012 berjumlah 21.143 orang, tahun 2013

berjumlah 20.453 orang dan tahun 2014 berjumlah 20.098 orang. (Dinas

Pariwisata Kabupaten Humbang Hasundutan 2015). Hal itu dimungkinkan oleh

(19)

3

bersejarah, tata cara hidup masyarakat/kebudayaan dan kegiatan yang bisa

dilakukan pengunjung di objek wisata), serta faktor pendukung lainnya yaitu

prasarana kepariwisataan ( jaringan jalan, jaringan listrik, Bank, pelayanan

kesehatan), sarana kepariwisataan ( transportasi, akomodasi, rumah makan,

atraksi wisata, cendera mata, tempat parkir, wc umum, tempat sampah), dan dan

sapta pesona yaitu ( keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan,

keramahan, dan kenangan). Oleh karena itu, perlu dikaji faktor yang

menyebabkan menurunnya jumlah pengunjung objek wisata di Kecamatan Bakti

Raja Kabupaten Humban Hasundutan.

B. Identifikasi Masalah

Kecamatan Bakti Raja memiliki banyak objek wisata baik objek wisata

alam maupun objek wisata sejarah. Akan tetapai kondisi pariwisata di kecamatan

ini masih mengalami permasalahan yakni menurunnya jumlah pengunjung selama

periode 5 tahun terakhir. Penurunan tersebut tidak lepas dari berbagai faktor

kepariwisataan yang mencakup kondisi objek wisata wisata (pemandangan alam,

flora/fauna, peninggalan bersejarah, tata cara hidup masyarakat/kebudayaan dan

kegiatan yang bisa dilakukan pengunjung di objek wisata) serta sarana

kepariwisataan ( transportasi, akomodasi/penginapan, rumah makan, pondok

pengunjung, souvenir, tempat parkir, WC umum, tempat sampah), prasarana

kepariwisataan (jaringan jalan, jaringan listrik, air bersih, sistem pengairan, Bank,

telekomunikasi, pelayanan kesehatan, keamanan dan pendidikan) dan sapta

pesona (keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan, dan

(20)

4

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka masalahnya dibatasi pada kondisi

objek wisata (pemandangan alam, flora/fauna, peninggalan bersejarah, tata cara

hidup masyarakat/kebudayaan dan kegiatan yang bisa dilakukan pengunjung

selama berada di bojek wisata), sarana kepariwisataan ( transportasi, penginapan,

rumah makan/ warung, souvenir, pondok pengunjung, tempat parkir, WC umum,

tempat sampah), prasarana kepariwisataan (jaringan jalan, jaringan listrik,

perbankan dan pelayanan kesehatan), dan penerapan sapta pesona (aman, tertib,

bersih, sejuk, indah, ramah, kenangan)

D. Perumusan Masalah

Sesuai dengan pembatasan masalah, maka masalah yang dirumuskan

dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi objek wisata (pemandangan alam, flora/fauna,

peninggalan bersejarah, tata cara hidup masyarakat/kebudayaan dan kegiatan

yang bisa dilakukan pengunjung selama berada di bojek wisata) di

Kecamatan Bakti Raja Kabupaten Humbang Hasundutan?

2. Bagaiamana kondisi sarana kepariwisataan (transportasi, penginapan, rumah

makan/warung, souvenir, pondok pengunjung, tempat parkir, WC umum,

tempat sampah) yang terdapat di objek wisata kecamatan Bakti Raja?

3. Bagaimana kondisi prasarana kepariwisataan (jaringan jalan, jaringan listrik,

perbankan dan pelayanan kesehatan) yang terdapat di objek wisata

Kecamatan Bakti Raja?

4. Bagaimana penerapan sapta pesona (aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah,

(21)

5

5. Faktor apa yang menyebabkan menurunnya jumlah pengunjung di objek

wisata Kecamatan Baktiraja?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini antara lain:

1. Mengetahui kondisi objek wisata (pemandangan alam, flora/fauna,

peninggalan bersejarah, tata cara hidup masyarakat/kebudayaan dan kegiatan

yang bisa dilakukan pengunjung selama berada di bojek wisata) di

Kecamatan Bakti Raja Kabupaten Humbang Hasundutan.

2. Mengetahui keadaan sarana kepariwisataan (transportasi, penginapan, rumah

makan/warung, souvenir, pondok pengunjung, tempat parkir, WC umum,

tempat sampah) di objek wisata Kecamatan Bakti Raja.

3. Mengetahui keadaan Prasarana kepariwisataan (jaringan jalan, jaringan

listrik, perbankan dan pelayanan kesehatan) yang terdapat pada objek wisata

kecamatan Bakti Raja.

4. Mengetahui penerapan sapta pesona (aman, tertib, bersih, sejuk, indah,

ramah, dan kenangan) di objek wisata Kecamatan Bakti Raja

5. Mengetahui faktor apa yang menyebabkan menurunnya jumlah pengunjung

(22)

6

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini antara lain:

1. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah khususnya Dinas Pariwisata

dalam kebijakan pembangunan obyek wisata, umumnya di wilayah

Kabupaten Humbang Hasundutan, khususnya di Kecamatan Bakti Raja.

2. Untuk menambah wawasan penulis dalam membuat tulisan ilmiah dalam

bentuk skripsi.

3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya dalam obyek yang sama,

(23)

122 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan, maka kesimpulan yang dapat

dikemukakan sebagai berikut:

1. Kondisi objek wisata tergolong dalam kategori sangat menarik (skor rata-rata

2,3). Hal ini ditunjjukan dari pemandangan alam yang unik dan menarik di

objek wisata meliputi pegunungan, hutan, sungai, danau, dan air terjun yang

sangat menarik (skor 3,0). Vegetasi yang sangat beragam meliputi bawang

sebagai tanaman lokal, pohon mangga, Hariara, pohon dapdap, dan Pohon

Hau Sangkam Madeha yang merupakan ciri khas dari objek wisata (skor 2,3),

memiliki beragam peninggalan bersejarah meliputi situs Sisingamangaraja,

dan marga Simamora (skor 2,4). Memiliki kebudayaan yang unik akan tetapi

sudah tidak dilakukakan lagi (skor 1,7) dan terdapat kegiatan yang bisa

dilakukan oleh pengunjung selama berada diobjek wisata (skor 2,6).

2. Kondisi prasarana kepariwisataan di objek wisata Kecamatan Baktiraja

tergolong dalam kategori baik (skor rata-rata 2,5). Keadaan ini diperlihatkan

dengan jaringan jalan yang secara keseluruhan berada dalam kondisi beraspal

yang dapat dilalui kendaraan roda dua dan roda empat, walaupun masih

terdapat jalan berbatu 500 meter menuju Tombak sulu-sulu dan Goa

Pertenunan, 300 meter menuju Mual Sitio-tio dan 500 meter menuju Tipang

Mas sehingga berada dalam kategori baik (skor rata-rata 2,6). Jaringan listrik

sudah tersedia di beberapa objek wisata meliputi Istana Sisingamangaraja, Air

(24)

123

(skor rata-rata 1,9), sedangkan pelayanan kesehatan sudah tersedia dalam

bentuk puskesmas sehingga tergolong dalam kategori baik (skor rata-rata

3,0).

3. Kondisi sarana kepariwisataan di objek wisata Kecamatan Baktiraja tergolong

dalam kategori sedang (skor rata-rata 1,7). Hal ini ditunjukkan sarana

transportasi yang belum tersedia menuju objek wisata (skor 1), penginapan

yang belum tersedia selain di objek wisata Tipang Mas (skor 1), rumah

makan tersedia dalam bentuk warung sederhana (skor 2,1), souvenir yang

belum disediakan (skor 1,1), pondok pengunjung yang belum memenuhi di

seluruh objek wisata (skor 1,7), tempat parkir yang belum memadai (skor

1,9), WC umum belum memadai (skor 1,7) dan tempat sampah dengan

jumlah yang sudah memadai (skor 2,9).

4. penerapan sapta pesona di objek wisata Tipang Mas tergolong dalam kategori

baik (skor rata-rata 2,8). Keadaan ini diperlihatkan dengan keamanan,

ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahahan, ramah tamah, dan kenangan

sudah tergolong dalam kategori baik.

5. Faktor yang menyebabkan menurunnya jumlah pengunjug di objek wisata

Kecamatan Baktiraja adalah kondisi fisik yang belum dikelola dengan baik

meliputi kondisi fisik alam yang belum dipugar deengan baik, kebudayaan

yang sudah tidak pernah ditampilkan lagi. Selain kondisi fisik wisata, ketidak

tersediaan sarana kepariwisataan menjadi faktor yang menyebabkan

menurunnya pengunjung di objek wisata ini. Hal ini ditunjjukkan belum

tersedianya sarana transportasi umum, penginapan, souvenir, pondok

(25)

124

B. Saran

Sesuai dengan kesimpulan, maka diperoleh beberapa saran antara lain:

1. Kondisi objek wisata sudah termasuk dalam kategori sangat menarik, akan

tetapi masih perlu mendapatkan perhatian khusus dalam bentuk pemugaran

kondisi fisik objek wisata meliputi Istana Sisingamangaraja, Hariara Tukkot

dan Batu Hundul-hundulan, Aek Sipangolu, Air Terjun Binanga Janji, Mual

Sitio-tio dan Tipang Mas. Pembenahan ini perlu dilakukan agar lebih

pemandangannya lebih menarik dan wisatawan bisa melakukan berbagai

kegiatan langsung di objek wisata. Selain pembenahan aspek fisik,

pemerintah dan masyarakat sekitar juga perlu melestarikan dan melakukan

kembali tradisi-tradisi unik berupa ritual adat dan keagamaan yang terdapat di

Kecamatan Baktiraja sehingga menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk

datang berkunjung.

2. Kondisi prasarana kepariwisataan di objek wisata Kecamatan Baktiraja sudah

tergolong dalam kategori baik, namun pemerintah masih perlu memperbaiki

prasarana jalan menuju objek wisata Tombak Sulu-sulu dan Goa Pertenunan,

Mual Sitio-tio dan Tipang Mas, serta menyediakan jaringan listrik berupa

lampu penerangan di objek wisata Harirara Tukkot dan Batu

Hundul-hundulan, Aek Sipangolu dan Mual Sitio-tio dimasa yang akan datang.

3. Kondisi sarana kepariwisataan di objek wisata Kecamatan Baktiraja tergolong

dalam kategori sedang, akan tetapi beberapa sarana kepariwisataan masih

dalam keadaan buruk sehingga perlu kerjasama antara pengelola dan pihak

pemerintah perlu menyediakan penginapan di sekitar lokasi objek wisata,

(26)

125

souvenir, pondok pengunjung, tempat parkir dan WC umum serta melengkapi

sarana tempat sampah dimasa yang akan datang.

4. Penerapan sapta pesona di objek wisata Kecamatan Baktiraja termasuk dalam

kategori baik namun masih perlu ditingkatkan penerapan sapta pesona dalam

bentuk kebersihan di objek wisata Aek Sipangolu dan Mual Sitio-tio,

meningkatkan keindahan di objek wisata Mual Sitio-tio, dan penyediaan

(27)

126

DAFTAR PUSTAKA

BPS . 2015. Badan Pusat Statistika. Medan: BPS

BPS. 2015. Badan Pusat Statistika Humbang Hasundutan. Dolok Sanggul: BPS

Dinas Pariwisata. 2015. Pariwisata Kabupaten Humbang Hasundutan. Dolok Sanggul. Dinas Pariwisata

Demak. 2016. Ekspos Kecamatan Baktiraja Tahun 2015. Baktiraja. Kecamatan Baktiraja

Damardjati, R.S. 1973. Istilah-Istilah Dunia Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita

Fazriah, Syarifah Dina.dkk. 2014. Pengembangan Sarana dan Prasarana Untuk Mendukung Pariwisata Pantai yang Berkelanjutan (Studi Kasus: Kawasan Pesisir Pantai Wonokerto Kabupaten Pekalongan). Jurnal Pembangunan wilayah dan Kota Vol 10(2):218-233. Semarang:

Muljadi. 2012. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Ni Wayan Suwithi, dkk. 2008. Akomodasi Perhotelan Jilid I. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Umum

Panjaitan, Budiman Hasoloan. 2011. Kondisi Objek Wisata Hairos Indah di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan

Pendit S.Nyoman. 1994. Ilmu Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita

Pitana, I Gede.dkk. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi

Prayogi, Putu Agus. 2011. Dampak Perkembangan Pariwisata di Objek Wisata Penglipuran. Jurnal Perhotelan dan Pariwisata Vol 1 Nomor 1 Hal 64. Bali: Sekolah Tinggi Pariwisata Triatma Jaya

Primadany, SefiraRyalita.dkk. Analisis Strategi Pengembangan Pariwisata Daerah. Jurnal Administrasi Publik Vol.1 No.4. Malang: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Rangkuty, Laili Hayati. 2013. Keadaan Objek Wisata Alam Pandayangan Indah di

Ulumahuam Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhan Batu

(28)

127

Sihura, Frida Trisnasari. 2006. Kondisi Sarana Prasarana Objek Wisata Pantai Sorake di Desa Botohilitano Kecamatan Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Sipayung, Dimpley. 2015. Kondisi Objek Wisata di Kecamatan Dolok Pardamean kabupaten Simalungun. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan

Tanjung, Jefry. 2011. Kondisi Objek Wisata Lumban Silintong Ditinjau dari Aspek Fasilitas, Sapta Pesona, dan Aktivitas Ekonomi di Desa Lumban Silintong Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Spillance, James.J. 1987. Pariwisata Indonesia. Jakarta: Gramedia

Spillane, James J.1989. Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta: Kanisius

Suchaina. 2014. Pengaruh Kualitas Fasilitas Sarana dan Prasarana Terhadap Peningkatan Jumlah Pengunjung Wisata Danau Ranu Grati. Jurnal Psikologi Vol. II Nomor 02 Hal 89-109 . Pasuruan: STKIP PGRI Pasuruan

Sunaryo, Bambang. 2012. Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata (Konsep dan Aplikasinya di Indonesai. Yogyakarta: Gava Media

Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi

Umasugi, Sardi.dkk. 2013. Studi Pengembangan Potensi Objek Wisata Anyar Mangrove(WAM) di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya. Jurnal Teknik Waktu Vol.11 Nomor 01-ISSN: 1412-1867 . Surabaya: Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dengan demikian, hipotesis yang berbunyi terdapat hubungan yang signifikan antara disiplin, tanggung jawab, minat belajar secara bersama-sama dengan pemerolehan

Anak sudah mengenal alat makan dan minum, dapat menggunakannya dalam kegiatan makan dan minum menggunakan alat ataupu dengan tangan, dan makan makan makanan dalam kemasan dan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukuan bahwa (1) Dalam merencanakan pembelajaran IPA Untuk meningkatkan kreativitas siswa melalui pemanfaatan

Contoh sikap percaya diri yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari adalah.... Rajin belajar dan tekun

This study takes a first step in addressing these questions by developing a measure of gatekeeping trust, distinguishing it from two other media trust constructs, experimentally

Reaksi ini terjadi ketika beberapa senyawa ionik, misalnya, asam tertentu, basa, dan garam, larut dalam air; mereka terlibat dalam proses yang sangat penting untuk

Teknik keliling kelompok merupakan salah satu teknik yang digunakan. secara berkelompok dan merupakan bagian dari cooperative