CHINESE HISTORY
Nama : Tri Mulyani ( 2404413002 )
Dwi Ayu W ( 2404413003 )
Dinasti Xin
Wang Mang (45 SM-23 M).Dinasti Han menguasai China dalam rentang waktu 206 SM-220 M. Disela pemerintahan Dinasti Han, ada Dinasti Xin yang hanya berumur jagung. Kekuasaan Dinasti Xin hanya berlangsung selama 15 tahun. Dinasti Xin hanya memiliki satu raja, yaitu Wang Mang.
Sebenarnya Wang Mang sudah mengendalikan kekuasaan Dinasti Han sejak 1 SM. Dipercaya sebagai Perdana Menteri, Wang Mang mengangkat kaisar bergelar Pingdi. Kaisar ini baru berusia delapan tahun sehingga kekuasaan dibawah kendali Wang Mang. Kaisar boneka ini wafat pada 6 M.
Wang Mang kemudian mengangkat kaisar boneka lagi. Kaisar baru bergelar Ruzi ini baru berusia dua tahun. Penunjukan ini mendapat protes dari
anggota keluarga kerajaan. Tapi, keputusan Wang Mang mendapat dukungan dari pejabat kerajaan.
Raja belia ini hanya berkuasa selama dua tahun. Wang Mang mengambil alih materai kerajaan dan mengangkat dirinya menjadi kaisar dan
mendeklarasikan berdirinya Dinasti Xin yang bermakna ‘baru’. Dia berdalih Dinasti Han sudah tidak mendapat kuasa surgawi lagi untuk memerintah China.
Pewarisan tahta kaisar ini tidak berimbas ke wilayah kekuasaan. Wang Mang kesulitan melebarkan pengaruhnya di daerah yang masih dikuasai Dinasti Han. Kekuasaan Wang Mang hanya sebatas di Ibukota Chang’an. Sedangkan daerah lain masih dikuasai keluarga Dinasti Han.
Meskipun digambarkan sebagai kaisar lalim, Wang Mang sangat cakap
Pada tahun 11, Sungai Kuning meluap. Banjir bandang ini mengakibatkan bencana kelaparan. Rakyat mulai meragukan legitimasi surgawi yang
diamanatkan kepada Wang Mang. Sejumlah pemberontak pun muncul tidak lama setelah banjir bandang yang diikuti bencana kelaparan ini. Diantara pemberontak adalah Guatian Yi, Zhang Ba, Yang Mu, Diao Zidu,Wang Kuang, dan The Chimei (alis merah).
Dua masukan berbeda diterima Wang Mang menyikapi maraknya
pemberontakan ini. Beberapa pejabat menyarankan agar Wang Mang tidak menggunakan kekerasan untuk menumpas pemberontak. Pemberontakan ini muncul akibat kemiskinan yang melanda China. Sebaliknya, beberapa
pejabat lain menyarankan menggunakan kekerasan untuk menumpas pemberontakan. Wang Mang memilih masukan kedua.
Wang Mang mengirim Wang Kuang dan Lian Dan untuk menumpas pemberontak agraria. The Chimei menjadi target utama penumpasan
pemberontakan ini. Wang Kuang dan Lian Dan memang berhasil menumpas beberapa pemberontakan. Banyak pemberontakan membuat tentara
kelelahan.
Pemberontak berhasil masuk Kota Chang’an pada 4 Oktober 23. Para pemuda pun ikut bangkit melawan kekuasaan Wang Mang. Dua hari
kemudian atau 6 Oktober 23, pemberontak dan pemuda berhasil menerobos masuk Weiyang Palace atau istana kekaisaran utama. Wang Mang tewas dalam penyerbuan ini. Tubuh Wang Mang dipotong-potong, dan kepalanya dikirim ke ibukota sementara Dinasti Han, Wancheng.
DINASTI HAN TIMUR
Periode Dong han ini bisa berdiri berkat jasa pangeran Liu Xiu yang berhasil menegemblikan pemerintahan dinasti Han. Liu Xiu bergelar Han Guangwudi; satu kaisar lagi dalam sejarah china yang bijaksana dan hebat, adalah kaisar hebat kedua di masa pemerintahan Dinasti Han setelah
wafatnya Kaisar Liu Che atau Han Wudi. Liu Xiu mulai bersinar setelah membereskan pertempuran Kun’yang yang merupakan perang antara pemberontak dengan kekuatan Dinasti Han yang compang camping karena perebutan kekuasaan oleh Wang mang yang berumur 14 tahun. Kemudian muncul Gengshihuangdi yang hanya berumur 3 tahun. Setelah pertempuran Kun’yang, Liu xiu bersama dengan kakak laki-lakinya sekandung bernama Liu Yin sangat berjasa dalam memenangkan peperangan ini dan
memberantas total pemberontak “ Pasukan Beralis Merah”. Karena ketangkasan dan kebijaksanaannya, mereka lebih berwibawa bila
dibandingkan sang kaisar, sehingga Kaisar Gengshihuandi pun mulai segan dan takut kalau Liu Yin yang sangat piawai, murah hati, dan bertalenta itu merebut kekuasaannya pada suatu saat yang akan datang. Maka, dengan sengaja kaisar pun mencari dosa atau kesalahan yang sebetulnya tidak pernah dilakukan lalu menghukum mati Liu Yin. Di satu sisi Liu Xiu aadalah orang yang sangat pendiam. Isi hatinya selalu terpendam dalam-dalam dan sangat tersembunyi. Meskipun dalam hati sanubarinya sangat menaruh dendam, namun sikapnya tak sedikitpun terlihat atau terbca oleh orang luar; apalagi dia sama sekali tidak pernah membicarakan kemenangan
memberikan kado, menyampaikan rasa terima kasih karena namanya telah direhabilitasi atau kehormatan mereka diberikan kembali; namun dengan rasa hormat Liu Xiu menolak semua hadiah dan berkata bahwa adalah menjadi kewajibannya membela keadilan. Karena kebijaksanaan itu, Liu Xiu sangat dihormati dan dicintai oleh rakyat setempat.
Tahun 24, Liu Xiu mendapat perintah untuk mengerahkan pasukan menggempur kota Handan, menumpas pemberontakan yang dilancarkan oleh Wang Lang yang mengaku sebagai keturunan dari Dinasti Han dan mendeklarasikan diri sebagi kaisar. Orang ini mengaku sebagai anak kandung dari Kaisar Han Chengdi. Dengan menggunakan kesempatan menindas dan merekrut tentara petani pemberontak, Liu Xiu
berhasilmenghimpun satu kekuatan yang besar dan berhasil menduduki sebagian besar wilayah dari Provinsi Hebei dan Henan.
Pada bulan Juni tahun 25, Liu Xiu mendeklrasikan diri sebagai Kaisar di daerah Gao, menegakkan kembali “nama kebesaran” Dinasti Han. Pada bulan ke-10, ia menetapkan kota Luoyang sebagai ibu kota dan
mendeklarasikan diri sebagai Kaisar Han Guangwudi dengan menguras waktu selama10 tahun lebih baru berhasil menyatukan kembali wilayah kekuasaan Dinasti Xi Han.
Setelah kaisar Han Guangwudi berhasil bertakhta kembali, dia sangat memperhatikan urusan negara untuk mengambil rasa simpati rakyat
kepadanya. Ia juga berhasil untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan para cendekiawan dan para terpelajar. Sikap dan tindakan kaisar Han
Guanwudi juga sangan bijaksana dan murah hati. Konon ada seorang
menteri Dasima ( menteri berkedudukan tinggi yang mengurus urusan dalam negeri ) Zhu Wei. Ia penah menyarankan kepada Kaisar Liu Xian
menobatkannya sebagai Bangsawan fugouhou, bahkan kemudian masih dipromosikan menjadi shaofu ( Penguasa Kerajaan Dinasti ).
Kaisar Guangwudi sangat bijaksana. Ia beberapa kali mengeluarkan maklumat yang menyatakan untuk melarang dan tidak menganiaya para budak, baik wanita maupun pria. Pada bulan ke-2 tahun 35, ia mengatakan, “ Makhluk yang berada diantara langit dan bumi, jiwa manusialah yang paling berharga.” Kaisa Guangwudi juga mengeluarkan hukum yang segera
diberlakukan, Hukum itu berkata: “ Tidak peduli siapapun yang terbukti menganiaya budak pelayannya sendiri harus dihukum dan didegradasikan menjadi rakyat biasa.” Bersama dengan hukum yang dikeluarkan itu, Kaisar juga sering mengeluarkan dan membagi-bagikan bahan pangan kepada rakyat miskin dengan tujuan mengurangi penderitaan atau kelaparan yang mungkin terjadi. Sebab bila terjadi kelaparan, maka mungkin mereka akan menjual diri mereka atau anak sendiri sebagai budak. Kaisar juga
mengurangi biaya sewa tanah sawah, tanah ladang, dan juga mengurangi kerja paksa. Ia membangun saluran dan irigasi yang dipelakukan oleh pertanian sehingga bisa mendorong perkembangan dan peningkatan hasil pertanian.
Terhadap ancaman bangsa Xiongnu, Kaisar Han Guangwudi juga bertahan untuk tidak mengerahkan pasukan untuk menyerang. Dengan demikian, kebijakan ini akan mengurangi tugas paksa sebagai prajurit yang sudah pasti akan diambil dari kalangan rakyat miskin. Kebijakan itu akan mengurangi beban rakyat yang tidak ringan. Beruntung bagi kaisar Han, karena pada waktu yang bersamaan, diantara para raja sheik bangsa Xiongnu selalu terjadi perang saudara. Mereka terpecah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok utara dan kelompok selatan. Kedua kelompok kemudian juga datang untuk menyerah kepada Pemerintah Dinasti Han. Dengan demikian, selama Kaisar Guangwudi bertakhta, beliau telah
membenamkan peperangan dan menghidupkan kebudayaan, menciptakan situasi yang aman dan damai di perbatasan, masyarakatnya pun aman sejahtera , ekonomi negara pun berkembang dengan pesat.
Kesehatan Kaisar Guangwudi di hari tua semakin kurang bagus dan selalu memderita penyaki. Akhirnya Kaisar Guangwudi meutup mata pada bulan ke-2 tahun 57 di ibu kota Luoyang pada usia 63 tahun. Belau bertakhta seama 33 tahun.
budha untuk menjawab mimpi sang kaisar. Para bhiksu yang dibawa adalah Gobharana (Ni Mopeng) dan Kasyappa Matanga (Zhu Falan) yang diundang oleh kaisar Han Mingdi untuk mengajarkan buddhisme. Pada tahun 68 M, mereka tiba di Luo Yang dan tinggal di vihara Baimasi (Vihara Kuda Putih) serta menterjemahkan Sutra Empat Puluh Dua Bagian. Sutra ini adalah kitab pertama yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Mandarin.
Pada masa akhir hayatnya, Dinasti Han diperintah oleh kaisar-kaisar lemah yang hanya memerintah secara singkat. Kekuasaan jatuh ke dalam kekuasaan klan-klan tertentu dan para kasim. Pemberontakan di daerah-daerah pun pecah, antara lain yang terbesar adalah Pemberontakan Topi Kuning (Huang Qin), yang dipimpin oleh tiga bersaudara Zhang. Dinasti Han benar-benar dilemahkan oleh pemberontakan ini. Pada akhirnya klan Cao berhasil merebut kekuasaan dari tangan Dinasti Han dan mendirikan
Kerajaan Wei (220-264), dimana Cao Pi mengkudeta kaisar Han terakhir yang bernama Han Xiandi (189-220). Tindakan kudeta ini membuat Liu Bei, salah seorang keturunan Dinasti Han, merasa perlu untuk meneruskan
keberlangsungan Dinasti Han dan ia juga mengangkat dirinya sebagai kaisar di negeri Shu (Sichuan sekarang) dengan gelar Han Congwang (221-223). Xuande adalah nama lainnya, maka dia juga disebut Liu Xuande.
Kerajaannya tetap bernama Shu (221-263), Shu-Han adalah nama yang disebut oleh para ahli sejarah untuk membedakan masa Liu Bei sebelum menjadi raja dan sesudahnya. Sun Quan, seorang jenderal juga mengangkat dirinya sebagai kaisar dan bergelar Wudi (232-252). Kerajaannya dinamakan Wu (222-280). Karena terpecahnya Dinasti Han menjadi tiga negara ini, maka jaman ini dinamakan Jaman Tiga Negara (San Guo), yang dipenuhi oleh peperangan untuk memperebutkan kekuasaan tertinggi.
Perkembangan di Berbagai Bidang pada Masa Dinasti Han
a. Bidang IPTEK
Ditemukannya kertas pada tahun 105 M oleh seorang raja yang bernama Cai Lun saat pemerintahan Han Hedi ( 88-106 M). Kertas pada masa ini dibuat dari kulit pohon dan serat nanas.
Ditemukannya seismograf oleh Zhang Heng ( 78-139 M) b. Bidang Seni
Penemuan replica rumah pada makam c. Bidang Ekonomi
Adanya jalur sutra
Masuknya Buddhisme ke China
Berdirinya Taoisme sebagai lambang keagamaan Percaya akan adanya kehidupan setelah kematian
Tokoh-Tokoh Ilmu dan Budaya Dinasti Han
1. Sima Qian (145-90 SM)
adalah seorang sejarawan dan negarawan pada zaman Dinasti Han.Karyanya yang termashyur adalah Catatan Sejarah Agung yang merupakan catatan sejarah terlengkap pertama di Tiongkok bahkan di dunia yang mencatatkan sejarah peradaban Tiongkok sejak zaman Kaisar Kuning sampai masa Dinasti Han.
2. Ban Biao,Ban Gu,dan Ban Chao
Mereka menulis secara kolektif buku sejarah berjudul Hanshu (Dinasti Han).
3. Wang Chong
Adalah seorang pakar ilmu ideologi dan filsafat yang sangat terkenal di masa Dinasti Han.Beliau telah menghabiskan waktu selama 30 tahun demi buku ciptaannya yang berjudul Lun’heng (Tentang
Keseimbangan). 4. Jia Yi
Adalah seorang politikus muda yang ternama pada masa Dinasti
Han.Selain itu,dia juga berperan sebagai “reformis” dan sastrawan.Dia menulis buku yang hebat,diantaranya Chenzheng Shishu dan
Guoqinlun.
5. Sima Xiangru
Adalah sastrawan yang sangat ternama pada masa Dinasti
Han.Karyanya tampak semakin indah setelah dia pergi melarikan diri bersama seorang janda muda yang cantik bernama Zhou
Wenjun.Seperti yang tertulis dalam tulisannya,yaitu Xiangru
Gujiu,Wenjun Danglu yang menceritakan kisah asmara mereka berdua. 6. Xu Shen
Selain ahli ideologi,politik,dan sastra,pada masa Dinasti Han juga lahir ahli kaligrafi bernama Xu Shen.Karya tulisan yang sangat gemilang diantaranya adalah Shouwen Jiezi.
7. Zhang Heng
itu akan mengarah.Dalam bahasa Mandarin,alat ini disebut sebagai “dizhen’yi” atau alat pendeteksi getaran/gempa.
8. Cai Lun
Adalah seorang pencipta besar lainnya juga yang telah berhasil
menciptakan ilmu pembuatan kertas pertama dalam sejarah di dunia ini,dan menjadi salah satu dari empat ciptaan terbesar di zaman China Kuno.
9. Zhang Zhongjing dan Hua Tuo
Keduanya adalah dokter yang sangat ternama di masa dinasti Han Timur.Zhang Zhongjing menulis buku yang berjudul Shanghan
zabinglun.Artinya : Buku tentang Penyakit Tifus dan Penyakit-Penyakit
Lainnya.Sedangkan Hua Tuo adalah seorang sinse atau tabib yang namanya sangat menggetarkan dunia obat-obatan terutama di China.Ia disebut