• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian ASI Bersamaan Makanan Tambahan oleh Ibu Pada Bayi 0-6 Bulan Di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian ASI Bersamaan Makanan Tambahan oleh Ibu Pada Bayi 0-6 Bulan Di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2011"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN PEMBERIAN ASI

BERSAMAAN MAKANAN TAMBAHAN OLEH IBU PADA

BAYI 0-6 BULAN DI KELURAHAN LADANG BAMBU

KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN

SARAH SAPUTRI TARIGAN

105102020

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV KEBIDANAN FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 Sarah Saputri Tarigan

Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Asi Bersamaan Makanan Tambahan oleh Ibu Pada Bayi 0-6 Bulan Di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan

Tuntungan Tahun 2011

x + 42 hal + 7 tabel + 1 skema + 9 lampiran ABSTRAK

Pemberian ASI ekslusif di berikan pada bayi usia 0-6 bulan. Secara ilmiah pemberian ASI ekslusif akan bermanfaat bagi daya tahan tubuh bayi, pertumbuhan, dan perkembangan. Pemberian makanan tambahan terlalu dini sangat berbahaya karena menyebabkan resiko infeksi dan belum ada bukti yang menguntungkan, bahkan mempunyai dampak negatif bagi bayi. Namun banyak ibu-ibu yang memberikan makanan tambahan pada usia 0-6 bulan yang dipengaruhi oleh faktor kesehatan bayi, pengetahuan ibu, petugas kesehatan, budaya, iklan, ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi “faktor-faktor yang menyebabkan pemberian ASI bersamaan makanan tambahan oleh ibu pada bayi 0-6 bulan di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan” dengan desain desktiptif . Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 51 orang dengan menggunakan tehnik pengambilan sampel total sampling. Hasil penelitian karakteristik responden menunjukkan mayoritas umur responden adalah 21-25 tahun ( 58,8%), mayoritas pendidikan responden adalah SMA (47,1%), mayoritas respoden bekerja (78,4), mayoritas paritas responden adalah 2-4 kali (58,8%). Hasil penelitian menunjukkan dari faktor kesehatan bayi paling banyak disebabkan bayi menangis bila di beri ASI saja (100%), faktor pengetahuan ibu disebabkan oleh ketidaktahuan resiko pemberian makanan tambahan (76,5%), faktor petugas kesehatan disebabkan oleh kurangnya penjelasan petugas kesehatan tentang waktu pemberian makanan tambahan (27,5%), faktor budaya disebabkan karena adanya kebiasaan keluarga dalam memberikan makanan tambahan kurang dari enam bulan (98,03%), faktor iklan disebabkan karena adanya media non elektronik (70,03%), faktor ekonomi disebabkan oleh adanya pendapatan keluarga dapat membeli makanan tambahan pada ibu (96,2%). Penelitian berikutnya diharapkan dapat menguji hubungan faktor budaya dalam mempengaruhi ibu memberikan ASI bersamaan makanan tambahan pada usia 0-6 bulan dengan menggunakan desain deskriptif korelasi.

(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan kasih karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian ASI Bersamaan Makanan Tambahan Pada Bayi 0-6 Bulan di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat bagi peneliti untuk menyelesaikan program pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Penyusunan karya tulis ilmiah ini telah banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program D-IV Bidan Pendidik sekaligus dosen pembimbing karya tulis ilmiah ini yang dengan penuh keikhlasan dan kesabaran telah memberikan arahan, bimbingan, serta ilmu yang bermanfaat dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

3. dr. Zulkifli M.Si selaku dosen pembimbing karya tulis ilmiah ini yang dengan penuh keikhlasan dan kesabaran telah memberikan arahan, bimbingan, serta ilmu yang bermanfaat dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

(5)

5. Kedua oarng tua yang tak henti-hentinya memberikan semangat, dorongan, serta dukungan moril dan material.

6. Kepada seluruh teman - teman D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, yang tak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberi banyak bantuan dan semangat.

7. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Medan, Juni 2011

(6)

DAFTAR ISI

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. ASI ... 6

5. Kapan Memulai Makanan Tambahan ... 13

6. Dampak Pemberian Makanan Tambahan ... 14

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN IBU MEMBERIKAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BAYI 0-6 BULAN ... 15

BAB III. KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep ... 20

(7)

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian ... 24

B. Populasi dan Sampel ... 24

1. Populasi ... 24

2. Sampel ... 24

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

1. Lokasi Penelitian ... 25

2. Waktu Penelitian ... 25

D. Etika Penelitian ... 26

E. Instrumen Penelitian ... 26

F. Uji Validitas dan Uji Reabilitas ... 27

G. Prosedur Pengumpulan Data ... 28

H. Analisis Data ... 30

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 31

B. Pembahasan ... 39

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 45

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Definisi Operasional ... 21 Tabel 5. 1 Distribusi Karakteristik Responden di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan

Medan Tuntungan ... 32 Tabel 5. 2 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Kesehatan Bayi di

Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2011 33 Tabel 5. 3 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Pengetahuan Ibu di

Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2011 34 Tabel 5. 4 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Petugas Kesehatan di

Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2011 35 Tabel 5. 5 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Budaya di Kelurahan

Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2011... 37 Tabel 5. 6 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Iklan di Kelurahan

Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2011... 38 Tabel 5. 6 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Iklan di Kelurahan

Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2011... 38 Tabel 5. 7 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Ekonomi di Kelurahan Ladang

(9)

DAFTAR SKEMA

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 2 : Kuesioner

Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Melaksanakan Penelitian Lampiran 4 : Surat izin Pengambilan Data Penelitian Lampiran 5 : Surat Balasan Penelitian

(11)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 Sarah Saputri Tarigan

Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Asi Bersamaan Makanan Tambahan oleh Ibu Pada Bayi 0-6 Bulan Di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan

Tuntungan Tahun 2011

x + 42 hal + 7 tabel + 1 skema + 9 lampiran ABSTRAK

Pemberian ASI ekslusif di berikan pada bayi usia 0-6 bulan. Secara ilmiah pemberian ASI ekslusif akan bermanfaat bagi daya tahan tubuh bayi, pertumbuhan, dan perkembangan. Pemberian makanan tambahan terlalu dini sangat berbahaya karena menyebabkan resiko infeksi dan belum ada bukti yang menguntungkan, bahkan mempunyai dampak negatif bagi bayi. Namun banyak ibu-ibu yang memberikan makanan tambahan pada usia 0-6 bulan yang dipengaruhi oleh faktor kesehatan bayi, pengetahuan ibu, petugas kesehatan, budaya, iklan, ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi “faktor-faktor yang menyebabkan pemberian ASI bersamaan makanan tambahan oleh ibu pada bayi 0-6 bulan di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan” dengan desain desktiptif . Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 51 orang dengan menggunakan tehnik pengambilan sampel total sampling. Hasil penelitian karakteristik responden menunjukkan mayoritas umur responden adalah 21-25 tahun ( 58,8%), mayoritas pendidikan responden adalah SMA (47,1%), mayoritas respoden bekerja (78,4), mayoritas paritas responden adalah 2-4 kali (58,8%). Hasil penelitian menunjukkan dari faktor kesehatan bayi paling banyak disebabkan bayi menangis bila di beri ASI saja (100%), faktor pengetahuan ibu disebabkan oleh ketidaktahuan resiko pemberian makanan tambahan (76,5%), faktor petugas kesehatan disebabkan oleh kurangnya penjelasan petugas kesehatan tentang waktu pemberian makanan tambahan (27,5%), faktor budaya disebabkan karena adanya kebiasaan keluarga dalam memberikan makanan tambahan kurang dari enam bulan (98,03%), faktor iklan disebabkan karena adanya media non elektronik (70,03%), faktor ekonomi disebabkan oleh adanya pendapatan keluarga dapat membeli makanan tambahan pada ibu (96,2%). Penelitian berikutnya diharapkan dapat menguji hubungan faktor budaya dalam mempengaruhi ibu memberikan ASI bersamaan makanan tambahan pada usia 0-6 bulan dengan menggunakan desain deskriptif korelasi.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

ASI merupakan makanan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi. Terkait itu, ada suatu hal yang perlu di sayangkan, yakni rendahnya pemahaman ibu, keluarga, dan masyarakat mengenai pentingnya ASI bayi. Akibatnya, program pemberian ASI ekslusif tidak berlansung secara optimal (Prasetyo,2009).

Pemberian ASI secara ekslusif adalah pemberian ASI tanpa makanan ataupun minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Makanan atau minuman lain yang dimaksud misalnya seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, ataupun makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim. Bahkan air putih pun tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini (Kodrat,2010).

(13)

perkembangan bayi. ASI memberi semua energi dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama enam bulan pertama hidupnya (Yuliarti,2010).

Kemala (2008, dalam Amiruddin dan Rostina, 2006) mengatakan bahwa setelah pengalaman selama 9 tahun, UNICEF (United Nations International Children Education Found) memberikan klarifikasi tentang rekomendasi jangka waktu pemberian ASI ekslusif. Rekomendasi terbaru UNICEF bersama Word Health Assembly (WHA) adalah menetapkan jangka waktu pemberian ASI Ekslusif selama 6 bulan. Kajian WHO atas lebih dari 3000 penelitian menunjukkan bahwa pemberian ASI selama 6 bulan adalah jangka waktu paling optimal untuk pemberian ASI ekslusif. Menurut Kepmenkes, 2004 bahwa target pencapaian ASI ekslusif adalah 40 % tahun 2005 dan 80 % tahun 2010. Juga berdasarkan Depkes, 2003 target Indonesia 2010 bahwa persentase bayi mendapatkan ASI ekslusif adalah 80 % (Kemala, 2008). Dan hanya delapan belas persen ibu di Indonesia memberi Air Susu Ibu (ASI) ekslusif selama enam bulan. Persentase itu jauh dari target nasional 80 persen.(Setiawan, 2009 )

Meskipun UNICEF sudah menyampaikan bahwa ASI harus diberikan pada enam bulan pertama si bayi, namun kenyataannya aplikasinya juga sangat sulit di laksanakan (Kodrat,2010).

(14)

untuk mengunyah makanan yang akan membantu perkembangan rahangnya (Suririnah, 2009).

Pemberian makanan tambahan yang terlalu dini berbahaya bagi bayi karena dapat menyebabkan infeksi. Selain itu pemberian makanan tambahan pada usia 0-6 bulan adalah beban ginjal yang terlalu berat sehingga mengakibatkan hiperosmolaritas plasma, alergi terhadap makanan dan mungkin gangguan selera makan (Suharjo,2004). Oleh karena itu pemberian makanan sebaiknya diberikan pada usia diatas enam bulan. Hal ini dapat memberikan keuntungan antara lain : perlindungan besar dari berbagai infeksi, pencernaanya sudah relatif sempurna dan siap menerima Makanan Tambahan, melindungi bayi dari obesitas dikemudian hari (Soraya, 2005).

Namun kenyataannya masih banyak ibu yang memberikan makanan tambahan terlalu dini pada bayi mereka pada usia 0-6 bulan. Umumnya ibu beranggapan bahwa bayi akan tidur nyenyak apabila diberi makan yang kenyang karena kalau bayi menangis dianggap sibayi lapar (Soraya, 2005). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi ibu memberikan makanan tambahan pada usia 0-6 bulan yaitu : faktor kesehatan bayi, faktor iklan (Soetjiningsih, 1997), faktor pengetahuan ibu, faktor petugas kesehatan, faktor budaya dan faktor ekonomi (Suharjo,1992)

Berdasarkan suvei pendahuluan terdahulu pada tanggal 4 November 2010 kepada 10 orang ibu yang mempunyai bayi di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan, hanya terdapat satu orang yang memberikan ASI ekslusif, sembilan orang yang memberikan ASI bersamaan dengan makanan tambahan pada bayi 0–6 bulan.

(15)

Makanan Tambahan oleh Ibu pada Bayi 0–6 Bulan di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2011.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor–faktor yang menyebabkan pemberian ASI bersamaan makanan tambahan oleh ibu pada bayi usia 0–6 bulan Di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2011.

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat faktor yang menyebabkan pemberian ASI bersamaan makanan tambahan oleh ibu pada bayi usia 0 – 6 bulan di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan tahun 2011.

2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi faktor – faktor yang menyebabkan pemberian ASI bersamaan makanan tambahan oleh ibu pada bayi 0-6 bulan berdasarkan kesehatan bayi.

b. Untuk mengidentifikasi faktor – faktor yang menyebabkan pemberian ASI bersamaan makanan tambahan oleh ibu pada bayi 0-6 bulan berdasarkan pengetahuan ibu

(16)

d. Untuk mengidentifikasi faktor – faktor yang menyebabkan pemberian ASI bersamaan makanan tambahan oleh ibu pada bayi 0-6 bulan berdasarkan petugas budaya

e. Untuk mengidentifikasi faktor – faktor yang menyebabkan pemberian ASI bersamaan makanan tambahan oleh ibu pada bayi 0-6 bulan berdasarkan petugas iklan

f. Untuk mengidentifikasi faktor – faktor yang menyebabkan pemberian ASI bersamaan makanan tambahan oleh ibu pada bayi 0-6 bulan berdasarkan ekonomi

D Manfaat Penelitian

1. Tenaga Kesehatan

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi tentang faktor-faktor yang menyebabkan pemberian ASI bersamaan makanan tambahan pada bayi 0-6 bulan sehingga tenaga kesehatan dapat membuat perencanaan dalam mengatasi faktor yang menyebabkan ibu memberikan ASI bersamaan makanan tambahan dan pemberian ASI ekslusif dapat lebih ditingkatkan

2. Masyarakat

Penenelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan perubahan cara penerapan pemberian ASI yang selama ini masih kurang tepat di masyarakat sehingga masyarakat dengan adanya penelitian ini dapat memberikan dukungan bagi ibu-ibu yang menyusui agar tetap memberikan ASI ekslusif pada bayinya.

3. Pendidikan Kebidanan

(17)

memikirkan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mengatasi faktor-faktor tersebut dan dapat diaplikasikan lansung kelapangan praktek atau kerja

4. Peneliti Selanjut

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ASI

1. Definisi

Air Susu Ibu atau ASI adalah makanan yang paling baik untuk setiap bayi. ( Shelov, 2005 ). Air Susu Ibu atau ASI adalah konsumsi bayi dan merupakan sumber

gizi utama bayi yang belum dapat mencerna makanan padat. ASI adalah salah satu sumber makanan terbaik bagi bayi yang baru lahir karena memiliki begitu banyak zat penting yang bagus guna meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit. Penelitian ini juga menyatakan ASI adalah makanan yang bayi tidak ada tandingannya. Makanan bayi dan susu yang dibuat dengan teknologi masa kini tidak mampu menggantikan sumber makanan yang menabjukkan ini. Karena banyaknya manfaat ASI,bahkan hampir setiap hari ditemukan satu manfaat baru ASI bagi bayi. Dengan demikian ASI ekslusif kepada bayi selama dua tahun setelah kelahiran terbukti sungguh bermanfaat.(Kodrat, 2010)

2. Manfaat ASI

A. Bagi Bayi

(19)

mengandung campuran berbagai bahan makanan yang tepat bagi bayi. ASI saja – tanpa tambahan makanan lain – merupakan cara terbaik untuk memberi makan bayi dalam waktu 4 – 6 bulan pertama. Sesudah 6 bulan, beberapa bahan makanan lain harus di tambahkan pada bayi. Pemberian ASI pada umumnya harus ditambahkan pada bayi. Pemberian ASI pada umumnya harus disarankan selama setidaknya 1 tahun pertama kehidupan anak.

B. Bagi Ibu

1. Pemberian ASI membantu ibu untuk memulihkan diri dari proses persalinannya. Pemberian ASI selama beberapa hari pertama membuat rahim berkontraksi dengan cepat dan memperlambat perdarahan ( hisapan pada puting susu merangsang dikeluarkannya hormon oksitosin alami yang akan membantu kontraksi rahim ).

2. Wanita yang menyusui bayinya akan lebih cepat pulih / turun berat badan yang bertambah selama kehamilan.

3. Ibu yang menyusui, yang menstruasinya belum muncul kembali akan kecil kemungkinannya untuk menjadi hamil ( kadar prolaktin yang tinggi akan menekan hormon FSH dan ovulasi )

4. Pemberian ASI adalah cara terbaik bagi ibu untuk mencurahkan kasih sayangnya kepada buah hatinya.

C. Bagi Semua Orang

(20)

2. Pemberian ASI tidak memerlukan persiapan khusus.

3. ASI selalu tersedia dan gratis.

4. Bila ibu memberiakan ASI pada bayinya sewaktu – waktu ketika bayinya meminta maka kecil kemungkinannya bagi ibu untuk hamil kembali dalam 6 bulan pertama sesudah melahirkan.

5. Ibu menyusui yang siklus menstruasinya belum pulih kembali akan memperoleh perlindungan sepenuhnya dari kemungkinanan hamil. (Sulistyawati.2009.Hal 18 )

3. Jenis – Jenis ASI

Berdasarkan waktu produksinya, ASI di bedakan menjadi tiga, yaitu kolostrum, foremik, dan hindmilk. Penjelasan selengkapnya adalah sebagai berikut :

A. Kolostrum

Menurut Anton Baskoro, beberapa ciri penting yang menyertai produksi kolostrum adalah sebagai berikut :

1. Komposisi kolostrum mengalami perubahan secara berangsur – angsur setelah bayi lahir.

2. Kolostrum adalah cairan kental berwarna kekuning – kunigan, dan lebih kuning ketimbang ASI mature.

(21)

4. Kolostrum lebih banyak mengandung protein ( sekitar 10 % protein ) dibandingkan ASI mature ( kira – kira 1 % protein ).

B. Foremilk

Air susu yang keluar pertama kali di sebut susu awal (foremil ). Air susu ini hanya mengandung sekitar 1 – 2 % lemak dan terlihat encer, serta tersimpan dalam saluran penyimpanan. Air susu tersebut sangat banyak dan membantu menghilangkan rasa haus pada bayi.

C. Hindmilk

Hindmilk keluar setelah foremilk habis, yakni saat menyusui hampir selesai. Hindmilk sangat kaya, kental, dan penuh lemak bervitamin, sebagaimana hidangan utama setelah sup pembuka. Air susu ini memberikan sebagian besar energi yang dibutuhkan oleh bayi. ( Prasetyono. 2009. Hal 95 – 96 ).

4. Periode Pemberian ASI

Menurut UU nomor 36 / tahun 2009 tentang ASI Pasal 128 ayat 1 mengatakan bahwa “ Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu ekslusif sejak di lahirkan selama 6 enam bulan, kecuali indikasi medis “. (UU Kesehatan, 2010)

(22)

pertumbuhan, dan perkembangan bayi. ASI memberi semua semua energi dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama enam bulan pertama hidupnya.

Pemberian ASI ekslusif selama enam bulan, artinya hanya memberikan ASI selam enam bulan tanpa pemberian makanan tambahan atau minuman yang lain.(Yuliarti. 2010.Hal 1)

Menurut Prasetyono tahun 2009 hal 31 menyatakan bahwa WHO, UNICEF, dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui SK Menkes No. 450/Men/Kes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah menerapkan rekomendasi pemberian ASI eklusif selam 6 bulan. Dalam rekomendasi tersebut, dijelaskan bahwa untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan optimal, bayi harus diberi ASI eklusif selama 6 bulan pertama. Selanjutnya, demi tercukupinya nutrisi bayi, maka ibu mulai bayi, maka ibu mulai memberikan makanan pendamping ASI dan ASI hingga bayi berusia 2 tahun atau lebih.

B. Makanan Tambahan

1. Definisi

Makanan tambahan adalah makanan selain ASI dan susu formula.(Widodo.2010.Hal 49)

2. Tujuan Pemberian Makanan Tambahan pada Bayi

a. Tujuan Pemberian Makanan Tambahan

Tujuan pemberian makanan tambahan adalah agar bayi mendapatkan semua jenis

(23)

Tujuan pemberian makanan tambahan adalah :

a. Melengkapi zat-zat gizi yang kurang terdapat dalam ASI.

b. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan dengan berbagai rasa dan tekstur.

c. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan.

d. Melakukan adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi yang tinggi (Soenardi, 2006).

3. Manfaat Pemberian Makanan Tambahan pada Bayi :

1. Zat Tenaga

Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat, lemak protein, tenaga diperlukan untuk melakukan aktifitasnya serta pertumbuhan dan perkembangannya

2. Zat Pembangun

Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan organ - organ tubuh, tetapi juga menggantikan jaringan.

3. Zat Pengatur

Zat pengatur berfungsi agar fungsi organ - organ dan jaringan tubuh termasuk otak dapat berjalan seperti yang diharapkan (Vera Urifi, 2003).

4. Jenis Makanan Tambahan

1. Jenis Makanan Tambahan yang dianjurkan

a. Bubur tepung beras / beras merah, dimasak dengan menggunakan cairan air / kaldu daging / sayuran, susu formula, ASI atau air.

(24)

c. Pure buah atau buah yang dihaluskan, seperti pisang, pepaya, melon, apel, alpokat.

d. Pure sayuran, sayuran yang direbus kemudian dihaluskan menggunakan blender. Sayuran yang dianjurkan, kacang polong, kacang merah, wortel, tomat, kentang, labu kuning. Selama memblender sayuran sebaiknya ditambah dengan kaldu atau air matang agar tekstur sayuran dapat lembut. e. Pure kacang, kacang merah / kacang hijau / kacang polong yang direbus

dengan kaldu hingga empuk kemudian dihaluskan dengan blender. Pastikan blender atau alat saji berlabel food grade agar aman bagi bayi.

f.Daging, pilih yang tidak berlemak.

g. Ayam, pilih daging ayam kampung muda tanpa tulang, kulit dan lemak. h. Ikan, pilih daging ikan tanpa duri seperti fillet salmon, fillet ikan kakap dan

gindara.

2. Jenis Makanan Tambahan Yang Tidak Dianjurkan

a. Semua jenis makanan yang mengandung protein gluten, biasanya terdapat di dalam tepung terigu, barley, biji gandum, cookies dari tepung terigu dan havermut. Protein gluten di dalam bahan pangan ini seringkali menyebabkan perut kembung, mual dan diare pada bayi.

b. Hindari pemberian gula, garam, bumbu masak / penyedap rasa terhadap makanan bayi.

c. Makanan terlalu berlemak.

d. Buah terlalu asam, seperti jeruk, sirsak.

(25)

f. Susu sapi dan olahannya. Khusus untuk bayi yang memiliki reaksi alergi terhadap susu sapi atau lactose intolerance.

g. Buah-buahan mengandung gas, durian, cempedak, pemicu kembung dan sembelit.

h. Sayuran mengandung gas, kol, kembang kol, lobak, pemicu perut kembung. i. Kacang tanah, bisa menyebabkan alergi atau pemicu anaphylactic shock atau

pembengkakan pada tenggorokan sehingga bayi susah bernapas.

j. Seringkali telur memicu alergi, berikan bertahap dengan porsi kecil dan lihat reaksinya. Jika tidak menimbulkan alergi telur bisa diberikan (Nuraeni, 2009)

5. Kapan memulai makanan tambahan ?

Dalam praktek sehari – hari masih banyak dokter yang menyarankan untuk memberkan makan tambahan saat bayi berusia 4 bulan., karena hal ini sudah dipraktekkan sejak lama. Memang tidak ada pedoman yang tepat tentang umur beberapa bayi harus memulai makanan tambahannya. Batas ideal yang dipakai sejak lama adalah usia 4 – 6 bulan. Namun, rekomendasi terbaru American Academy of Pediatrics ( AAP ) dan WHO menyarankan hanya memberikan ASI ekslusif sampai berusia 6 bulan. Karena setelah 6 bulan, tubuh bayi sudah lebih siap menerima makanan tambahannya. Ini berarti makanan tambahan sebaiknya baru di mulai saat bayi berusia 6 bulan.(Suririnah.2009. Hal 128)

6. Dampak Pemberian Makanan Tambahan

1. Dampak memberikan makanan tambahan terlalu dini pada bayi :

(26)

dan pencernaan yang bahkan dapat menimbulkan keluhan perut dan pencernaan yang bahkan dapat menimbulkan masalah yang lebih serius. b. Resiko alergi makanan terutama pada keluarga dengan riwayat alergi akan

meningkat. Setelah bayi berusia sekitar 6 bulan, sistem pencernaan dan imun (kekebalan tubuh) sudah lebih matang sehingga mengurangi resiko alergi yang berat.

c. Reflexs mendorong benda apa pun dengan lidahnya kecuali ASI / dot susu baru akan menghilang pada usia 4-6 bulan. bayi perlu mampu mengunyah dan menelan dengan baik dahulu sebelum ia dapat mulai makan dengan aman.

2. Dampak memberikan makanan terlalu lambat pada bayi:

a. Menyebabkan defisiensi nutrisi seperti zat besi, vitamin A dan D karena ASI sangat sedikit mengandung nutrisi ini.

b. Menghilangkan kesempatan bayi untuk belajar kemampuan baru dan mengenali rasa baru makanan tambahannya.

c. Membuat bayi terlambat belajar mengunyah makanan yang akan membantu perkembangan rahangnya (Suririnah, 2009).

C. Faktor-faktor Yang Menyebabkan Ibu Memberikan Makanan Tambahan

Pada Bayi Usia 0-6 Bulan

(27)

1. Faktor Kesehatan Bayi

Faktor kesehatan bayi adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan ibu memberikan makanan tambahan pada bayinya antara lain kelainan anatomik berupa sumbing pada bibir atau palatum yang menyebabkan bayi kesulitan menciptakan tekanan negatif pada rongga mulut, masalah organik yaitu prematuitas, dan faktor fisiologi di mana bayi menjadi rewel atau sering menangis baik sebelum maupun sesudah menyusui akibatnya produksi ASI ibu menjadi berkurang karena bayi menjadi jarang disusui (Arifin, 2004)

2. Faktor Iklan

(28)

Kebanyakan ibu-ibu di perkotaan sebagai karyawan atau pekerja profesional. Meskipun kelompok ini tahu manfaat dan keunggulan ASI, namun sulit untuk mempraktekkannya. Alokasi waktu kerja sehari-hari yang banyak berada di luar rumah, sehingga tidak bisa merawat bayi sepenuhnya, lebih memilih untuk menggunakan makanan tambahan lantaran dianggap lebih menguntungkan dan membantu mereka dalam pekerjaan mereka, dan ibu-ibu juga terpengaruh oleh lingkungan sendiri dan terpengaruh oleh produk makanan tambahan yang beredar di pasaran seperti : Sun, Promina, Cerelac, Nestrum Nutricia, Milna dan Farley. Pemberian ASI yang tidak bisa dilakukan secara penuh biasanya akan didampingi dengan susu formula, hal ini di pengaruhi oleh gaya hidup yang selalu mau meniru orang lain, atau hanya untuk prastise dan merasa ketinggalan zaman jika menyusui bayinya (Prasetyono, 2009).

3. Faktor Pengetahuan Ibu

Berbagai aspek kehidupan kota telah membawa pengaruh terhadap banyak para ibu untuk tidak menyusui bayinya. Padahal makanan pengganti yang bergizi tinggi jauh dari jangkauan mereka. Kurangnya pengertian dan pengetahuan ibu tentang manfaat ASI dan menyusui menyebabkan ibu-ibu mudah terpengaruh dan beralih kepada susu botol atau susu formula. Untuk itu petugas kesehatan perlu membekali pengetahuan ibu dalam pemberian ASI eksklusif.

Bagi ibu peningkatan pengetahuan dapat diperoleh melalui penerimaan informasi, disamping itu dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dijadikan media dalam menimbah pengetahuan tentang ilmu-ilmu yang berkembang di dunia luar sehingga para ibu yang memberi ASI eksklusif dapat melakukannya dengan baik.

(29)

keterampilan. Hal ini dapat diperhatikan apabila seseorang pengetahuan cukup, maka informasi yang di sampaikan akan jelas dan mudah diterima oleh penerima, akan tetapi apabila pengetahuan kurang maka akan menghasilkan informasi yang kurang (Hidayat, 2008).

4. Faktor Petugas Kesehatan.

Program laktasi adalah suatu program agar dihasilkan suatu pelayanan yang komprehensif dan terpadu bagi ibu yang menyusui, sehingga promosi ASI secara aktif dapat dilakukan petugas kesehatan. Dalam hal ini sikap dan pengetahuan petugas kesehatan adalah faktor penentu kesiapan petugas dalam mengelola ibu menyusui. Selain itu sistem pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan juga mempengaruhi kegiatan menyusui.

Perilaku tenaga kesehatan biasanya ditiru oleh masyarakat dalam hal prilaku hidup sehat. Promosi pemberian makanan bayi yang optimal dalam setiap tumbuh kembangnya sangatlah penting untuk mendukung keberhasilan ibu dalam menyusui bayinya (Elza, 2008). Selain itu adanya sikap petugas kesehatan baik yang berada di klinisi maupun di masyarakat dalam hal menganjurkan masyarakat agar menyusui bayi secara ekslusif pada usia 0-6 bulan dan dilanjutkan sampai dua tahun dan juga meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalam hal PP-ASI sehingga petugas terampil dalm melaksanakan penyuluhan kepada masyarakat luas (Erlina, 2008)

5. Faktor Ekonomi

(30)

untuk mencari nafkah. Dengan bekerja di luar rumah ibu tidak dapat berhubungan dengan bayinya. Akhirnya ibu cenderung memberikan susu formula. Kemudian hai ini juga akan mempengaruhi gizi ibu hamil baik pada saat hamil maupun ibu melahirkan. Walaupun pada saat hamil kalori dan nutrien diperlukan tetapi ibu tidak memenuhinya. Akibatnya kalori yang dibutuhkan sebagai persiapan produksi ASI akan berkurang sehingga kualitas dan kuantitas ASI tidak terpenuhi demikian juga pada saat ibu sedang menyusui bayinya (Suhardjo,1992).

6. Faktor Budaya.

(31)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep pada penelitian ini menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi ibu memberikan asi bersamaan makanan tambahan pada bayi usia kurang dari enam bulan adalah faktor kesehatan bayi, faktor iklan, faktor pekerjaan ibu, faktor pengetahuan ibu, faktor petugas kesehatan, faktor budaya, faktor ekonomi di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan tahun 2011.

Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian ASI Bersamaan Makanan

Tambahan oleh Ibu pada Bayi 0-6 Bulan

Kesehatan bayi

Pengetahuan ibu

Petugas Kesehatan

Budaya

Iklan

(32)

B. Definisi Operasional

No Variabel

Penelitian Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur

Hasil

2 Pengetahuan Segala sesuatu yang diketahui ibu tentang

Orang yang bekerja di bidang kesehatan yang tambahan dan izin dari petugas kesehatan

(33)

kurang dari enam bulan. 5 Iklan Informasi yang terima

ibu dari media elektronik dan non elektronik mengenai makanan tambahan serta sampel gratis atau hadiah dari produk

(34)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif, bertujuan untuk melihat faktor – faktor yang menyebabkan ibu memberikan asi bersamaan dengan makanan tambahan oleh ibu pada bayi 0 – 6 bulan di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2011.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang memberikan ASI bersamaan makanan tambahan pada bayi 0-6 bulan yang berjumlah 51 orang di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2011.

2. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitan ini menggunakan Total sampling yaitu jumlah semua ibu yang memberikan asi bersamaan dengan makanan tambahan pada bayi 0–6 bulan yang didapat dari seluruh populasi di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan sebanyak 51 orang.

(35)

C. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini di lakukan di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan September 2010 sampai dengan bulan Juni tahun 2011.

D. Etika Penelitian

(36)

E. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada kerangka konsep dan tinjauan pustaka, Kuesioner terdiri atas 2 ( dua ) bagian yaitu kuesioner data demografi, dan kuesioner faktor – faktor yang menyebabkan pemberian asi bersamaan dengan makanan tambahan pada bayi 0 – 6 bulan.

Kuesioner tentang data demografi responden meliputi : umur ibu, pendidikan, pekerjaan dan paritas. Kuesioner tentang faktor- faktor yang menyebabkan pemberian asi bersamaan makanan oleh ibu pada bayi 0 – 6 bulan terdiri dari faktor kesehatan bayi (pertanyaan No.1-5), faktor pengetahuan ibu (pertanyaan No 6-10 ), faktor petugas kesehatan (pertanyaan No 11-15), faktor budaya (pertanyaan No 16-20), faktor iklan (pertanyaan 21-25), faktor ekonomi (pertanyaan 26-30). Bentuk pertanyaan dengan jawaban ya atau tidak.Nilai 1 untuk jawaban “ ya ” dan nilai 0 untuk jawaban “ tidak ’’ (Nursalam, 2003). Kuesioner data demografi dan kuesioner faktor – faktor yang memyebabkan pemberian asi bersamaan dengan makanan tambahan oleh ibu pada bayi 0 – 6 bulan tidak dianalisis, hanya untuk mendiskripsikan distribusi frekuensi dan presentasi.

F. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

(37)

Sedangkan reliabilitas instrumen dilakukan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah pengukurtan yang digunakan reliabel atau tidak. Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil yang sama bila digunakan berulang kali. Dalam penelitian ini di gunakan uji reliabilitas dilakukan pada 10 ibu yang menyusui yang mempunyai kriteria yang sama dengan sampel yaitu memberikan ASI bersamaan makanan tambahan pada bayi 0-6 bulan di Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan pada bulan Februari 2011, lalu data diolah menggunakan komputerisasi diperoleh nilai koefisien Alpha Crobach yaitu sebesar 0,80

G. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan Program D–IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU, dan mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada Kepala Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan, setelah mendapat izin dari Kepala Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan peneliti menemui kader yang ada di Lingkungan II dengan tujuan meminta kesediaan kader tersebut membantu peneliti dalam mendapatkan responden sesuai dengan kriteria responden yang diteliti dan menjelaskan tujuan dari penelitian tersebut. Kader yang di temui bernama ibu Umi, pekerjaan adalah tukang cuci dan riwayat pendidikan tamatan dari SMA. Setelah mendapat persetujuan dari kader, peneliti memberi arahan terlebih dahulu kepada kader tersebut bagaimana cara dalam pengisian instrumen berupa kuesioner yang di gunakan sehingga kader dapat menjelaskan kepada responden cara pengisian kuesioner yang di gunakan.

(38)

sebagian responden bekerja pada pagi hari. Dan berdasarkan kesepakatan antara peneliti dengan kader bahwa dalam penelitian ini lebih di utamakan di posyandu yang diadakan satu bulan sekali setiap lingkungan.

Hari selanjutnya peneliti datang menemui responden ke posyandu dibantu kader. Sebelum melakukan penelitian sebelumnya memperkenalkan diri dan meminta izin kepada bidan atau kader-kader yang sedang posyandu. Dan setelah mendapat izin maka peneliti menunggu responden selesai pemberian imunisasi dan pada saat itu peneliti menjelaskan tujuan dari penelitian tersebut dilakukan, kemudian peneliti meminta kesediaan ibu menjadi responden peneliti. Responden telah menyetujui dirinya sebagai responden dan menandatangani lembar persetujuan (informed consent), peneliti menjelaskan kepada responden cara pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya dipersilahkan untuk mengisi lembar kuesioner dan menjawab seluruh pertanyaan dengan jujur, peneliti mendampingi responden dalam pengisian kuesioner apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner, pengisian kuesioner diisi oleh masing-masing ibu yang memberikan ASI bersamaan makanan tambahan pada bayi 0-6 bulan dengan waktu lima belas menit, kemudian memeriksa kelengkapan data

Dalam pengumpulan data dilakukan selama empat minggu yaitu 9 Maret 2011 s.d 3 April 2011 di dapat 51 responden. Pengumpulan data dilakukan dari posyandu lalu sorenya kerumah responden.

H. Analisis Data

(39)
(40)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian mengenai karakteristik responden. Faktor-faktor yang menyebabkan pemberian ASI bersamaan makanan tambahan oleh ibu pada bayi 0-6 bulan di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan dengan jumlah responden 51 orang.

1. Karakteristik Reponden

(41)

Tabel 5.1

Distribusi Karakteristik Responden di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan

Medan Tuntungan

Karakteristik Frekuensi Persentasi ( % )

(42)

2. Berdasarkan Kesehatan Bayi

Dari 51 orang ibu yang menjadi responden didapatkan bahwa faktor kesehatan bayi yang memnyebabkan ibu memberikan ASI bersamaan makanan tambahan pada bayi mereka yang berusia 0-6 bulan terdiri dari bayi ibu sering diare sebanyak 42 orang (82,4 %), bayi lahir kurang bulan (premature) sebanyak 15 orang ( 29,4 % ), bayi sering menangis bila diberi ASI saja sebanyak 51 orang ( 100%), Hal tersebut dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.2

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Kesehatan Bayi di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2011

No

1 Memberikan ASI bersamaan makanan tambahan menyebabkan bayi ibu mencret atau diare.

42 82,4 9 17,6 51 100

2 Bayi mengalami kelainan pada mulut 0 0 51 100 51 100 3 Bayi lahir kurang bulan (prematur) 15 29,4 36 70,6 51 100 4 Bayi sering menangis bila diberi ASI

saja

51 100 0 0 51 100

5 KMS ( kartu menuju sehat ) bayi berada pada garis merah

0 0 51 100 51 100

3. Berdasarkan Pengetahuan Ibu

(43)

tambahan sebanyak 12 orang (23,5 %), sebanyak 36 orang (70,6%) ibu mengetahui pemberian ASI dapat di berikan juga bubur,pisang pada bayi setelah enam bulan.Lebih jelas dapat dilihat pada tabel

Tabel 5.3

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2011

No

6 Makanan tambahan merupakan makanan yang di berikan kepada bayi setelah 6 bulan

21 41,2 30 58,8 51 100

7 Makanan tambahan yang di berikan pada bayi lebih dari enam bulan karena berfungsi memenuhi zat gizi yang kurang dari ASI dan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi

23 45,1 28 54,9 51 100

8 Makanan tambahan dapat meningkatkan daya tahan tubuh bila di berikan pada bayi berumur setelah enam bulan

22 41,2 30 58,8 51 100

9 Makanan tambahan yang diberikan pada bayi kurang dari enam bulan dapat menyebabkan diare

12 23,5 39 76,5 51 100

10 Pemberian ASI dapat di tambah dengan bubur, pisang setelah usia bayi enam bulan

36 70,6 15 29,4 51 100

4. Berdasarkan Petugas Kesehatan

(44)

sebanyak 21 orang (41,2%) yang mendapatkan penjelasan tentang resiko pemberian makanan tambahan pada bayi kurang enam bulan, sebanyak 18 orang (35,3 %) yang pernah bertanya kepada tugas kesehatan untuk memberikan ASI bersamaan makanan tambahan misalnya pisang, bubur dan petugas memperbolehkannya.Dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 5.4

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Petugas Kesehatan Ibu di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2011

No

11 Penjelasan kapan pemberian makanan tambahan

14 27,5 37 72,5 51 100

12 Penjelasan fungsi makanan tambahan 20 39,2 31 60,8 51 100 13 penjelasan makanan tambahan dapat

meningkatkan daya tahan tubuh setelah bayi berumur 6 bulan?

19 37,3 32 62,7 51 100

14 Penjelasan resiko pemberian makanan tambahan pada bayi kurang dari enam bulan

21 41,2 30 58,8 51 100

15 Petugas kesehatan memperbolehkan untuk memberikan asi bersamaan dengan pemberian mkanan tambahan pada bayi kurang dari enam bulan

18 35,3 33 64,7 51 100

5. Berdasarkan Budaya

(45)

bersamaan makanan tambahan pada bayi kurang dari enam bulan, sebanyak 48 orang (94,1%) mengatakan memberikan makanan tambahan pada bayi kurang dari enam bulan menyebabkan bayi cerdas dan pintar, sebanyak 29 orang, sebanyak 32 orang (62,7%) memberikan ASI bersamaan makanan tambahanan pada bayi kurang dari enam bulan karena pengalaman dari anak sebelumnya. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel

Tabel 5.5

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Budaya Ibu di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2011

No Pernyatan Jawaban Responden

Jumlah Ya Tidak

f % f % f %

16 Kebiasaan dalam keluarga memberikan makanan tambahan kurang dari enam bulan

50 98,03 1 1,96 51 100

17 Anjuran dari orang tua untuk memberikan asi bersamaan makanan tambahan kurang dari enam bulan

48 94,11 3 5,88 51 100

18 Anjuran tetangga bayi yang sering menangis sudah bisa diberi makanan tambahan walaupun belum berusia enam bulan

48 94,11 3 5,88 51 100

19 Apakah menurut budaya ibu, memberikan makanan tambahan kurang dari enam bulan menyebabkan bayi cerdas dan pintar

48 94,11 3 5,88 51 100

20 Pengaruh dari pengalaman anak sebelummnya

32 62,7 19 37,3 51 100

6. Berdasarkan Iklan

(46)

tambahan mencantumkan label empat bulan keatas, sebanyak 13 oran (25,5%) yang mendapatkan hadiah dari produk makanan.Lebih jelas dapat dilihat pada tabel

Tabel 5.6

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Iklan Di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2011

No

Pernyataan Jawaban Responden Jumlah Ya Tidak

f % f % f %

21 Media elektronik 37 72,5 14 27,5 51 100

22 Media nonelektronik 36 70,6 15 29,4 51 100 23 Mendapatkan sampel gratis 18 35,3 33 64,7 51 100 24 Apakah ibu memberikan makanan

tambahan karena mencantumkan label di bawah enam bulan

1 2 50 98 51 100

25 Apakah ibu memberikan makanan tambahan karena ibu mendapatkan hadiah dari produk makanan

13 25,5 38 74,5 51 100

7. Berdasarkan Ekonomi

(47)

Tabel 5.7

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Ekonomi di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2011

No

26 Apakah pendapatan keluarga ibu dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari?

49 96,1 2 3,9 51 100

27 Apakah pendapatan keluarga ibu dapat membeli makanan tambahan untuk bayi ibu?

49 96,2 2 3,9 51 100

28 Apakah ibu mengolah makanan tambahan pada bayi ibu?

14 27,5 37 72,5 51 100

29 Apakah ibu membeli makanan tambahan yang di jual dari hasil produk teknologi ?

31 60,8 20 39,2 51 100

30 Apakah ibu membeli makanan tambahan yang dijual untuk melihat status sosial?

21 41,2 30 58,8 51 100

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian yang diperoleh, pembahasan yang dilakukan untuk mengedentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ibu memberikan ASI bersamaan makanan tambahan pada bayi 0-6 bulan di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan.

1. Faktor yang Menyebabkan Pemberian ASI Bersamaan Makanan Tambahan

Berdasarkan Kesehatan Bayi

(48)

ditemukan bahwa jika bayi menangis maka ibu akan memberikan nasi saring yang dicampur dengan tomat dan wortel dan makanan instan yang dijual di pasaran.

Selain itu yang menyebabkan ibu memberikan ASI bersamaan makanan tambahan dari faktor kesehatan bayi adalah bayi ibu sering diare sebanyak 42 orang (82,4 %). Ibu memberikan makanan tambahan karena bayi ibu sering diare jika hanya di beri ASI saja. Sedangkan menurut Suririnah (2009) mengatakan bahwa pencernaan bayi belum berkembang sempurna sehingga belum dapat mencerna makanan dengan baik, hanya akan menimbulkan keluhan perut dan pencernaan yang bahkan dapat menimbulkan keluhan perut dan pencernaan yang bahkan dapat menimbulkan masalah yang lebih serius.

2. Faktor yang Menyebabkan Pemberian ASI Bersamaan Makanan Tambahan

Berdasarkan Pengetahuan Ibu

Faktor pengetahun ibu adalah salah satu faktor mempengaruhi ibu memberikan makanan tambahan pada bayinya (Rosida,2004). Dalam penelitian ini ibu beranggapan mak%, makanan tambahan dapat diberikan kepada bayi 0-6 bulan sebanyak 41,2 %, makanan tambahan dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi sebanyak 45,1%, ibu mengetahui makanan tambahan dapat meningkatkan kekebalan sebanyak 41,2%, makanan tambahan dapat menyebabkan diare sebanyak 23,5%, pemberian ASI dapat di tambahn dengan bubur, pisang sebelum usia enam bulan

(49)

3. Faktor Yang Menyebabkan Pemberian ASI Bersamaan Makanan Tambahan

Berdasarkan Petugas Kesehatan

Petugas kesehatan sangat berperan dalam penyebaran informasi pada bayi meliputi, waktu yang tepat pemberian makanan tambahan, fungsi makanan tambahan dan resiko pemberian makanan tambahan bila diberikan terlalu dini (Rosida,2004).

Menurut pengamatan peneliti walaupun petugas kesehatan sering memberikan penyuluhan tentang ASI ekslusif, tetapi penjelasan yang diberikan tidaklah lengkap seperti hanya 27,5 % ibu-ibu yang mendapatkan penjelasan tentang waktu pemberian makanan tambahan. Selain itu prilaku ibu yang sulit untuk di rubah untuk mengikuti nasehat petugas kesehatan.

Sesuai dengan hal tersebut maka penempatan petugas kesehatan selain memberi pelayanan kesehatan pada masyarakat juga berfungsi sebagai agen perubah (change agent) maka pengetahuan dan kemampuan berkomunikasi dari petugas kesehatan sangat diperlukan disamping kemampuan dan keterampilan memberi pelayanan kesehatan. (Maas, 2004)

4. Faktor yang Menyebabkan Pemberian Asi Bersamaan Makanan Tambahan

Berdasarkan Budaya

(50)

situasional dipengaruhi oleh pendapatan, karekteristik kebutuhan, dan estetika dari lingkungan. Meskipun masyarakat mengetahui bahwa kebiasaan-kebiasaan yang dilakukannya seperti memberikan makanan tambahan pada bayinya dapat berakibat buruk, tetapi karena pengaruh tersebut mereka tetap melakukannya.

Pada dasarnya, peran kebudayaan terhadap kesehatan masyarakat adalah dalam memberntuk, mengatur dan mempengaruhi tindakan atau kegiatan individu-individu suatu kelompok sosial untuk memenuhi berbagai kebutuhan kesehatan. Memang tidak semua praktek/perilaku masyarakat yang pada awalnya bertujuan untuk menjaga kesehatan dirinya adalah merupakan praktek yang sesuai dengan ketentuan medis/kesehatan.

Apalagi kalau persepsi tentang kesehatan ataupun penyebab sakit sudah berbeda sekali dengan konsep medis, tentunya upaya mengatasinya juga berbeda di sesuaikan dengan keyakinan ataupun kepercayaan-kepercayaan yang sudah dianut secara turun-menurun sehingga lebih banyak menimbulkan dampak-dampak yang merugikan bagi kesehatan. Dan untuk merubah perilaku ini sangat membutuhkan waktu dan cara strategis. (Maas,2004)

5. Faktor yang Menyebabkan Pemberian ASI Bersamaan Makanan Tambahan

Berdasarkan Iklan

(51)

ekslusif juga sudah disusun melalui media elektronik, penyebaran materi KIE ASI ekslusif melaui leaflet, poster, booklet dan buku. (DEPKES RI,2005)

Sebagian produsen masih berpegang pada peraturan lama yaitu batasan ASI ekslusif samapai usia empat bulan sehingga makanan tambahan misalnya bubur susu, biskuit masih mencantumkan usia empat bulan keatas (Soetjningsih,1997). Selain itu masih ada praktek doker atau klinik bersalin yang turut memasarkan produk makanan tambahan dan susu formula.

Selain itu gencarnya promosi susu formula dan kebiasaan memberikan makanan/minuman secara dini pada sebagian masyarakat menjadi pemicu kurang berhasilnya pemberian ASI ekslusif (DEPKES RI,2005)

6. Faktor yang Menyebabkan Pemberian ASI Bersamaan Makanan Tambahan

Berdasarkan Ekonomi

Faktor ekonomi sangat berperan dalam pemberian makanan tambahan pada bayi usia kurang enam bulan, dimana pada keadaan ekonomi yang rendah dan ibu bekerja di luar cenderung memberikan makanan tambahan pada bayinya (Suhardjo,1992). Pada penelitian ini menunjukkan bahwa ibu yang tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari 3,9%, tidak dapat membeli makanan tambahan 3,9%, mengolah makanan tambahan sendiri 27,5%, membeli makanan tambahan yang di jual dari hasil produk teknologi 60,8 %, membeli makanan tambahan yang dijual untuk melihat status sosial 42,2 %.

(52)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang di sajikan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Karakteristik responden yang memberikan ASI bersamaan makanan tambahan mayoritas kelompok umur 21-25 tahun (38,8%), tingkat pendidikan SMA (47,1%), ibu bekerja ( 78,4%), ibu melahirkan 2-4 kali (58,85)

2. Dari faktor kesehatan bayi disebabkan bayi menangis bila diberi ASI saja (100%) 3. Dari faktor pengetahuan ibu disebabkan karena ketidaktahuan ibu tentang resiko

pemberian makanan tambahan (76,5%)

4. Dari faktor petugas kesehatan disebabkan karena resiko pemberian makanan tambahan (41,2%)

5. Dari faktor budaya disebabkan karena kebiasaan dalam keluarga memberikan makanan tambahan kurang dari enam bulan (98,03%)

6. Dari faktor iklan disebabkan karena media elektronik (72,5%)

(53)

B. Saran

1. Tenaga Kesehatan

Kader atau petugas kesehatan agar melakukan penyuluhan tentang faktor-faktor penghambat ibu memberikan ASI ekslusif dan mengungkap semua kesalahan dari setiap faktor sehingga ibu mengetahui kebenarannya dan pandangan ibu yang salah tentang ASI ekslusif dapat dirubah, serta mempersiapkan ibu-ibu hamil agar nantinya setelah melahirkan dan bayi berumur enam bulan dapat memberikan ASI ekslusif dan melibatkan keluarga dalam mensukseskan ASI ekslusif

2. Masyarakat

Masyarakat khususnya ibu menyusui agar memberikan ASI ekslusif kepada bayinya dan mencari informasi yang lebih tentang ASI ekslusif dan informasi tersebut lebih baik di tanyakan kepada petugas kesehatan

3. Peneliti lanjutan

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya dan dapat dikembangkan pada penelitian berikutnya dalam lingkup yang lebih luas dan menggunakan sampel yang lebih banyak lagi.

4. Pendidikan Kebidanan

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta.

Arifin,M.S (2004). Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI oleh ibu melahirkan. Medan. USU digital library

Anriyati,R.P (2008). Bayi dalam bayangan bisnis susu. Jakarta. EGC

Depkes.Pusat Kesehatan Kerja. (2005). Kebijakan Departeman Kesehatan tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (asi) pekerja wanita. Ditelusuri dari

Elza,Y.(2008).Dukung ibu untuk meraih emas. Ditelusuri dari

Hidayat, A. Azis. (2008). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I, Salemba Medika. Jakarta.

Hidayat, A. A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta. Salemba Medika.

Kodrat Laksono. ( 2010 ). Dahsyatnya Asi Dan Laktasi Untuk Kecerdasan Buah Hati Anda.Yogyakarta :MediaBaca

Maas. L. Kesehatan ibu dan anak; persepsi budaya dan dampak kesehatannya. Medan. USU digital library

Nuraeni Bunda.( 2009) . 33 Rahasia Sehat Ibu Hamil, Menyusui Bayi + Balita + Menu Sehat, Cam.

Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta. Prasetyono Sukar Dwi. (2009). Buku Pintar ASI Eksklusif, Diva Press, Jogjakarta.

Riyanto Agus, (2009), Pengolahan dan Analiasa Data Kesehatan.Yogyakarta. Yoha Muha Medika.

Rosidah, D (2004). Pemberian Makanan Tambahan. Jakarta. ECH

Sulistyawati, Ari .(2009) . Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta :Andi Offset.

Soenardi.( 2006). Variasi Makanan Bayi. Jakarta : Gramedia Utama

(55)

Soetjiningsih. (1997). ASI: Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta. EGC Suhardjo.(1992). Pemberian Makanan Pada Bayi dan Anak. Yogyakarta:Kanisius. Tri Pranoto, M. (2004). Sosiologi. Jakarta. CV. Regina

Yuliarti, Nurheti. (2010 ).Keajaiban Asi Makanan Terbaik Untuk Kesehatan Kecerdasan Dan Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta. Andi Offset.

Urifi Vera, (2004). Menu Sehat Untuk Balita, Jakarta. Puspa swara

(56)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Sarah Saputri Tarigan adalah mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Asi Bersamaan

Dengan Makanan Tambahan Oleh Ibu Pada Bayi 0 – 6 Bulan Di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2011 ”

Demi terlaksananya penelitian ini, saya mengharapkan partisipasi saudara sebagai responden dan saya mengharapkan jawaban saudara berikan sesuai dengan pendapat saudara sendiri tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan pendapat saudara. Informasi yang saudara berikan hanya akan di pergunakan dalam penelitian ini dan tidak dipergunakan untuk maksud- maksud lain.

Partisipasi anda dalam penelitian ini bersifat sukarela. Sehingga saudara bebas untuk ikut atau tidak tanpa adanya sanski apapun.

Jika saudara bersedia menjadi peserta penelitian ini, maka silahkan menandatangani formulir ini. Terimakasih atas partisipasi saudara dalam penelitian ini.

Medan, 2010

Peneliti Responden

( Sarah Saputri Tarigan) ( )

(57)

LEMBAR KUESIONER

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN PEMBERIAN ASI BERSAMAAN DENGAN MAKANAN TAMBAHAN OLEH IBU PADA BAYI 0 – 6 BULAN DI

KELURAHAN LADANG BAMBU KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN TAHUN 2011.

I. Identitas Responden

1. No. Responden : (Diisi oleh peneliti) 2. Usia Ibu saat ini :

< 20 tahun 26-30 tahun 36-40 tahun 21-25 tahun 31-35 tahun

3. Usia bayi ...

4. Suku :

5. Paritas : Melahirkan 1 kali

Melahirkan 2 – 4 kali Melahirkan > 5 kali

6. Pendidikan : SD SMP TIDAKSEKOLAH

SMA PERGURUAN TINGGI

(58)

II. Petunjuk pengisian :

1. Bacalah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan teliti

2. Pilihlah jawaban salah satu yang dipilih dengan memberi tanda check list (√)

3. Apabila ada pertanyaan yang tidak dimengerti dapat ditanyakan kepada peneliti yang memberikan kuesioner

III. Kuesioner penelitian tentang faktor – faktor yang menyebabkan ibu memberikan asi bersamaan dengan makanan tambahan pada bayi 0 – 6 bulan oleh ibu

No Pertanyaan Alternatif Jawaban

Ya Tidak

FAKTOR KESEHATAN BAYI

1 Apakah ibu memberikan asi bersaman makanan tambahan menyebabkan bayi ibu diare?

2 Apakah ibu memberikan asi bersamaan makanan tambahan pada bayi karena ada kelainan pada mulut? 3 Apakah ibu memberikan asi bersamaan makanan

tambahan karena bayi ibu lahir kurang cukup bulan ( prematur )?

4 Apakah ibu memberikan asi bersamaan makanan tambahan karena bayi sering menangis?

5 Apakah KMS ( kartu menuju sehat) bayi berada pada garis merah?

No Pertanyaan Alternatif Jawaban

Ya Tidak

PENGETAHUAN IBU

6 Makanan tambahan merupakan makanan yang di berikan setelah enam bulan

7 Makanan tambahan yang di berikan pada bayi kurang dari enam bulan karena berfungsi untuk memenuhi zat gizi yang kurang dari ASI dan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi

8 Makanan tambahan dapat meningkatkan daya tahan tubuh bila di berikan pada bayi lebih dari enam bulan 9 Makanan tambahan yang di berikan pada bayi kurang

dari enam bulan dapat menyebabkan diare

(59)

No Pertanyaan Alternatif Jawaban

Ya Tidak

PETUGAS KESEHATAN

11 Apakah ibu pernah mendapat penjelasan dari petugas kesehatan tentang kapan pemberian makanan tambahan?

12 Apakah ibu pernah mendengar dari petugas kesehatan tentang fungsi makanan tambahan?

13 Apakah ibu pernah mendapat penjelasan dari petugas kesehatan tentang makanan tambahan dapat meningkatkan daya tahan tubuh di setelah enam bulan? 14 Apakah ibu pernah mendengar penjelasan dari petugas

kesehatan tentang resiko pemberian makanan tambahan pada bayi kurang dari enam bulan?

15 Apakah ibu pernah bertanya kepada petugas kesehatan untuk memberikan asi bersamaan dengan pemberian makanan tambahan misalnya pisang, bubur dan petugas kesehatan memperbolehkannya?

No Pertanyaan Alternatif Jawaban

Ya Tidak

BUDAYA

16 Apakah ada kebiasaan dalam keluarga ibu memberikan makanan tambahan kurang dari enam bulan

17 Apakah ada anjuran dari orang tua untuk memberikan makanan tambahan kurang dari enam bulan?

18 Apakah budaya daerah tempat tinggal ibu menganjurkan bayi yang sering menangis sudah bisa di beri makanan tambahan walaupun belum berusia enam bulan

19 Apakah menurut budaya ibu, memberikan makanan tambahan kurang dari enam bulan menyebabkan bayi cerdas dan pintar?

(60)

No Pertanyaan Alternatif Jawaban

Ya Tidak

IKLAN

21 Apakah ibu memberikan asi bersamaan makanan tambahan karena tertarik dengan iklan pemberian makanan tambahan dari media elektronik ( TV, RADIO )?

22 Apakah ibu memberikan makanan tambahan karena tertarik dengan iklan pemberian makanan tambahan dari media cetak ( koran, majalah)?

23 Apakah ibu memberikan makanan tambahan karena mendapat sampel gratis dari produk makanan

24 Apakah ibu memberikan makanan tambahan karena mencantumkan label di atas enam bulan?

25 Apakah ibu memberikan makanan tambahan karena ibu mendapatkan hadiah dari produk makanan?

No Pertanyaan Alternatif Jawaban

Ya Tidak

EKONOMI

26 Apakah pendapatan keluarga ibu dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari?

27 Apakah pendapatan keluarga ibu dapat membeli makanan tambahan untuk bayi ibu?

28 Apakah ibu mengolah sendiri makanan tambahan pada bayi ibu?

29 Apakah ibu membeli makanan tambahan yang di jual hasil produk teknologi?

(61)

PERSETUJUAN MELAKSANAKAN PENELITIAN

NAMA : SARAH SAPUTRI TARIGAN NIM : 105102020

JUDUL : FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN PEMBERIAN ASI BERSAMAAN MAKANAN TAMBAHAN OLEH IBU PADA BAYI 0-6 BULAN DI KELURAHAN LADANG BAMBU KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN TAHUN 2011

Telah disetujui untuk melaksanakan penelitian

Medan, 3 Maret 2011 Pembimbing

(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sarah Saputri Tarigan Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 31 Desember 1987 Nama Ayah : Sabar Tarigan

Nama Ibu : Aida Br. Napitupulu Anak Ke : 1 (satu)

Alamat : Jl. Bunga Rampai I No. 39 Simalingkar B Pendidikan Formal :

SD : SDN 060934 Tahun 1993 - 1999

SMP : SMP Negeri 21 Medan Tahun 1999 - 2002 SMA : SMA Negeri 17 Medan Tahun 2002 - 2005

DIII : Diploma III (Tiga) Kebidanan Mutiara Indonesia Medan Tahun 2005-2008

Gambar

Tabel 5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.3
Tabel 5.4
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pembuatan game anti korupsi penulis memilih membuat genre arcade karena tujuan dari game ini adalah untuk mengedukasi anak muda tentang kasus korupsi dengan tampilan

Melihat uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai organizational citizenship behavior pegawai di Biro Administrasi Umum dan

Pada hasil pengujian didapatkan jika waktu yang telah ditentukan atau tombol on- off di aktifkan, maka mikrokontroler sebagai unit kendali utama pada alat akan

Kotler dan Amstrong (2008) menjelaskan mengenai proses keputusan pembelian oleh konsumen yang terdiri dari lima tahapan yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi,

Dampak kenaikan harga BBM yang diukur dari perubahan benefit dan atau perubahan kerugian menunjukkan bahwa jenis sayur seledri tidak mengalami perubahan keuntungan dan

Hal ini pembuatan buku sebagai upaya melestarikan produk lokal ialah sebagai upaya mendokumentasikan atau mempublikasikan guna menyajikan sebuah informasi akan

Rancangan percobaan yang dipakai dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap faktorial dengan pola 4 x 4 dan menggunakan 2 faktor yaitu faktor perbedaan

1. Pemberian pupuk hijau cair dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah anakan, luas daun, berat akar dan produksi bahan kering. Pemberian pupuk hijau cair daun eceng gondok