• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pemakaian Polisemi pada Harian Sumut Pos

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pemakaian Polisemi pada Harian Sumut Pos"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PEMAKAIAN POLISEMI PADA HARIAN

SUMUT POS

SKRIPSI

OLEH

TRIANA HUTABARAT

060701014

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi. Sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya perbuat ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.

Medan, Mei 2011

(3)

ANALISIS PEMAKAIAN POLISEMI PADA HARIAN SUMUT POS

TRIANA HUTABARAT

ABSTRAK

Penelitian ini menganalisis polisemi pada harian Sumut Pos. Masalah yang diteliti adalah kategori jenis kata polisemi dan makna kata polisemi yang terdapat dalam harian Sumut Pos edisi Maret 2010. Tujuan penelitian ini adalah : mendeskripsikan jenis kata polisemi dan makna kata polisemi dalam harian Sumut Pos edisi Maret 2010. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak dan teknik yang digunakan adalah teknik catat. Metode pengkajian data adalah metode agih dan teknik yang digunakan adalah teknik ganti.

(4)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, berkat, pertolongan, kekuatan dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul ”Analisis Pemakaian Polisemi pada Harian Sumut Pos”

Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana humaniora pada Departemen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan doa, moril, materil, dorongan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A. sebagai Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si. sebagai Ketua Departemen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Haris Sutan Lubis, M.S.P. sebagai Sekretaris Departemen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Salliyanti, M.Hum. sebagai dosen pembimbing I dan Ibu Dra.Mascahaya, M.Hum. sebagai dosen pembimbing II. Terima kasih atas ilmu, waktu, tenaga, dan kesabaran selama membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Drs.D. Syahrial Isa, S.U. sebagai dosen wali yang telah memberikan

bimbingan dan nasehat selama penulis menjalankan perkuliahan.

(5)

Budaya, Universitas Sumatera Utara, yang memberikan berbagai ilmu dan materi perkuliahan.

7. Teristimewa buat kedua orang tua tercinta, dalam kenangan Ayahanda Martua Saut Hutabarat dan terkhusus buat Ibunda tersayang Agustina Tampubolon yang telah memberikan moril, spritual, semangat, dorongan, materi dan tenaga serta jadi motivator yang baik dan selalu mendoakan selama masa perkuliahan hingga selesainya skripsi ini. Penulis persembahkan skripsi ini dengan kesungguhan hati sebagai tanda sayang dan terima kasih atas segala yang telah diberikan selama ini. 8. Semua keluarga, saudara terkasih (Tante Dame, Abang Welro, Kakak Martina,

Sogit, Sry, Promina Sitinjak, Kakak Tari, Kakak Tetty, Leo, Pesta, Desy dan Lince) yang selalu memberikan doa, semangat dan perhatian yang terus memacu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Istimewa juga buat Abang Fransisco Simatupang yang selalu memberi doa, semangat, dukungan, perhatian dan kasih sayang kepada penulis. Terima kasih juga buat kehadiran, kesetiaan dan pengorbanan abang mendampingi penulis selama pengerjaan skripsi ini hingga selesai dengan baik.

10.Semua teman-teman junior maupun senior di Departemen Sastra Indonesia 2006 khususnya, Lina Tarsil, Nelly Sitohang, Dewi Simanjuntak, Meri Gultom, Lidia Sianturi, Vera Hutapea, Fitriani Siahaan, Monica sahabat-sahabat yang membantu, menyemangati penulis selama perkuliahan sampai

selesai penulisan skripsi ini.

(6)

Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai polisemi. Semoga bermanfaat bagi perkembangan linguistik.

Medan, Mei 2011 Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN……….………i

ABSTRAK……….……..…………...ii

PRAKATA………..…...……iii

DAFTAR ISI………..………...………….…...…….………vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang dan Masalah ………...………..1

1.1.1 Latar Belakang………...…………...1

1.1.2 Masalah……….……....…..….….4

1.2Batasan Masalah………...………..…………....4

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian………..……...………...…….….5

1.3.1Tujuan Penelitian……….……….………….……5

1.3.2Manfaat Penelitian………..….………….…….5

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep………...…..………..……6

2.1.1Semantik.………...………....…….………6

2.1.2 Makna………...…….…………..…….7

2.1.3 Harian Sumut Pos…..………...………....……….……….……8

2.2 Landasan Teori………...………9

2.2.1 Polisemi.……….…………..…….9

2.2.2 Jenis-jenis Kata………..…………..………..…….13

(8)

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian………...………...……18

3.2 Populasi dan Sampel………..…..………....……....18

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data………….……….….19

3.4 Metode dan Teknik Analisi Data……….………..……..19

BAB V ANALISIS PEMAKAIAN POLISEMI PADA HARIAN SUMUT POS 4.1 Jenis Kata Polisemi………..…………21

4.1.1 Polisemi Verba (kata kerja)………..…...…………21

4.1.2 Polisemi Nomina (kata benda)………..………..27

4.1.3 Polisemi Adjektiva (kata sifat)………...………...………30

4.2 Makna Kata Polisemi……….……….32

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 5.1 SIMPULAN……….54

5.2 SARAN……….………...……56

DAFTAR PUSTAKA………...…….…………..57

(9)

ANALISIS PEMAKAIAN POLISEMI PADA HARIAN SUMUT POS

TRIANA HUTABARAT

ABSTRAK

Penelitian ini menganalisis polisemi pada harian Sumut Pos. Masalah yang diteliti adalah kategori jenis kata polisemi dan makna kata polisemi yang terdapat dalam harian Sumut Pos edisi Maret 2010. Tujuan penelitian ini adalah : mendeskripsikan jenis kata polisemi dan makna kata polisemi dalam harian Sumut Pos edisi Maret 2010. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak dan teknik yang digunakan adalah teknik catat. Metode pengkajian data adalah metode agih dan teknik yang digunakan adalah teknik ganti.

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

1.1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Bahasa terus berkembang sesuai dengan perkembangan pemikiran pemakai bahasa. Pemakaian bahasa diwujudkan di dalam bentuk kata-kata dan kalimat. Manusialah yang menggunakan kata, kalimat, dan manusia yang menambah kosa kata sesuai dengan kebutuhannya.

Bahasa dan masyarakat mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling berkaitan karena bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana, 1982:2). Maksud sistem lambang bunyi yang arbitrer yakni tidak ada hubungan wajib antara lambang sebagai hal-hal yang menandai, berwujud kata atau leksem dengan benda atau konsep yang ditandai yaitu referensi dari kata atau leksem tersebut.

(11)

Bahasa yang kita pergunakan sehari-hari merupakan hasil kesepakatan, perjanjian bersama yang dilakukan oleh masyarakat bahasa. Tentu saja di dalam komunikasi itu harus ada saling pengertian di antara pemakai bahasa itu sendiri. Komunikasi akan lancar apabila kita mengerti apa yang dimaksud oleh si pembicara atau penulis dan sebaliknya kita menyampaikan pendapat kita dengan bahasa yang dapat dimengerti. Jadi, ide atau gagasan yang kita sampaikan harus merupakan kata-kata yang memiliki makna.

Dalam setiap bahasa, termasuk bahasa Indonesia sering ditemui adanya hubungan kemaknaan atau relasi semantik antara sebuah kata atau satuan bahasa lainnya dengan kata atau satuan bahasa lainnya lagi. Salah satu hubungan kemaknaan itu adalah polisemi yaitu satuan bahasa (terutama kata, bisa juga frase) yang memiliki makna lebih dari satu (Chaer, 1995 : 101). Sedangkan, menurut Aminuddin (2001 : 123) polisemi adalah hubungan antara bentuk kebahasaan dengan perangkat makna.

Parera (2004:81) mengatakan polisemi adalah suatu ujaran dalam bentuk kata yang mempunyai makna berbeda-beda, tetapi masih ada hubungan atau kaitan antara makna-makna yang berlainan.

Untuk membedakan makna tersebut dapat dilihat dalam kalimat berikut: 1) Buah durian itu jatuh.

2) Ujiannya jatuh karena ia tidak belajar.

3) Perusahaan itu jatuh sehingga karyawannya banyak di PHK. 4) Harga sawit jatuh saat ini.

5) Nama pejabat itu jatuh akibat perbuatannya.

6) Hakim menjatuhkan hukuman atas pelanggaran yan ia perbuat.

(12)

dalam gerakan turun maupun sudah sampai ke tanah dan sebagainya). Makna kata jatuh pada kalimat (2) gagal, tidak lulus (ujian), (3) bangkrut (tentang toko, kongsi dan sebagainya, (4) bermakna murah sekali, merosot, turun banyak, (5) bermakna mendapat nama buruk, (6) bermakna memberi hukuman. Kalimat (2-6) kata jatuh berubah maknanya, namun masih mempunyai pertalian dengan makna aslinya walaupun sedikit dan dapat disebut sebagai polisemi.

Surat kabar merupakan salah satu sumber informasi tertulis yang memuat informasi berbagai macam hal dan peristiwa. Sebagai sumber informasi yang penting, surat kabar memiliki tanggung jawab yang besar dalam perkembangan bahasa Indonesia. Bahasa yang digunakan haruslah bahasa yang lugas dan dapat dipahami dengan baik sehingga informasi yang sampai kepada pembaca sesuai dengan apa yang diharapkan penulis. Informasi yang jelas dan akurat akan diperoleh dari pemilihan kata dan kalimat yang tepat. Salah satu surat kabar yang terdapat di Medan adalah harian Sumut Pos yang digunakan sebagai objek penelitian.

(13)

edisi Maret 2010 agar pemahaman dan pengertian pembaca tidak salah dalam mengartikan informasi/berita yang didapat atau dibaca dari harian tersebut.

1.1.2 Masalah

Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apa sajakah kategori jenis kata polisemi dalam harian Sumut Pos edisi Maret 2010 ?

2. Bagaimanakah makna kata polisemi yang terdapat dalam harian Sumut Pos edisi Maret 2010 ?

1.2 Batasan Masalah

Masalah dalam penelitian akan dibatasi agar tidak terjadi tumpang tindih. Dalam penelitian ini analisis polisemi harian Sumut Pos dibatasi pada edisi Maret 2010 dan pada jenis kata. Jenis kata yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah kata kerja, kata benda dan kata sifat.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan jenis kata polisemi dalam harian Sumut Pos edisi Maret 2010.

2. Mendeskripsikan makna kata polisemi dalam harian Sumut Pos edisi Maret 2010.

(14)

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Menambah wawasan kebahasaan mengenai relasi kemaknaan khususnya polisemi.

2. Menambah bahan bacaan yang dipergunakan sebagai bahan perbandingan kepada peneliti-peneliti lainnya yang akan menganalisis hal yang sama di bidang linguistik khususnya yang ingin meneliti polisemi dalam harian atau surat kabar lainnya yang beredar di Medan dan sekitarnya.

(15)

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1Konsep

Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Kridalaksana, 2001 :117).

2.1.1 Semantik

Kata semantik dalam bahasa Indonesia ( Inggris : semantics) berasal dari bahasa Yunani sema ( kata benda) yang berarti “tanda” atau “lambang”. Kata kerjanya adalah semaino yang berarti “menandai” atau “melambangkan”. Yang dimaksud dengan tanda atau lambang di sini sebagai padanan kata sema itu adalah tanda linguistik (Perancis : signe linguistique) seperti yang dikemukakan oleh Ferdinand de Saussure (dalam Chaer , 1995 :2), yang terdiri atas (1) komponen yang mengartikan, yang berwujud bentuk-bentuk bunyi bahasa dan (2) komponen yang diartikan atau makna dari komponen yang pertama itu. Kedua komponen ini merupakan tanda atau lambang sedangkan yang ditandai atau dilambanginya adalah suatu yang berada di luar bahasa yang lazim disebut referen atau hal yang ditunjuk.

Kata semantik ini kemudian disepakati sebagai istilah yang digunakan untuk bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya. Atau dengan kata lain, bidang studi dalam linguistik yang mempelajari makna atau arti dalam bahasa. Istilah semantik lebih umum digunakan dalam studi linguistik karena istilah-istilah yang lainnya itu mempunyai cakupan objek yang lebih luas, yakni mencakup makna tanda atau lambang pada umumnya (Chaer, 1995 : 3).

(16)

Objek studi semantik adalah makna, atau yang lebih tepat makna yang terdapat dalam satuan-satuan ujaran seperti kata, frase, klausa, dan kalimat.

Teori yang dikemukakan Ferdinand de Saussure (dalam Chaer, 1995 : 29) mengungkapkan bahwa pengertian makna merupakan konsep dari suatu tanda bunyi, yang terbentuk dari fonem-fonem bahasa yang bersangkutan.

Pemahaman makna dibedakan dari arti di dalam semantik. Makna adalah pertautan yang ada di antara unsur-unsur bahasa itu sendiri (terutama kata-kata). Makna menurut Palmer (1976 : 30) hanya menyangkut intrabahasa. Sejalan dengan pendapat tersebut, Lyons (1977 : 20) menyebutkan bahwa mengkaji atau memberikan makna suatu kata ialah memahami kajian kata tersebut yang berkenan dengan hubungan-hubungan makna yang membuat kata tersebut berbeda dari kata-kata lain. Arti dalam hal ini menyangkut makna leksikal yang cenderung terdapat dalam kamus sebagai leksikon.

Makna sebagai penghubung bahasa dengan dunia luar sesuai dengan kesepakatan para pemakainya sehingga dapat saling mengerti. Mempelajari makna pada hakikatnya berarti mempelajari bagaimana setiap pemakai bahasa dalam suatu masyarakat bahasa saling mengerti. Untuk menyusun kalimat yang dapat dimengerti, pemakai bahasa dituntut untuk menaati kaidah gramatikal, atau tunduk kepada kaidah pilihan kata menurut sistem leksikal yang berlaku di dalam suatu bahasa.

2.1.3 Harian Sumut Pos

(17)

Sumut Pos adalah surat kabar harian di Indonesia milik grup Jawa Pos. Koran ini beredar setiap pagi di wilayah Sumatera Utara, khususnya Medan dan sekitarnya. SumutPos sebelumnya adalah Radar Medan terbit pertama kali 1 Juni 1999 di kota Medan, tampil berani dan berbeda saat semua koran lokal di kota ini masih tampil dengan 9 kolom, Radar Medan Koran lokal baru tampil modern dengan 7 kolom sangat disambut baik oleh masyarakat Medan dan berkembang. Dalam perkembangannya Radar Medan memiliki adik baru yakni Radar Nauli, koran yang mengkoordinir semua berita dan geliat daerah di kabupaten/kota Sumatera Utara dan didistribusikan hanya di daerah.

Kemudian dalam perjalanannya, manajemen merubah nama Radar Medan menjadi Harian Sumut Pos, yang merupakan perpaduan Radar Medan dengan Radar Nauli. Koran yang berpenampilan modern dan intelek ini terbit 1 oktober 2001. Setiap hari terbit 24 halaman dan berwarna, dan semakin kaya akan informasi lokal, nasional, dan internasional. Harian Sumut Pos edisi Maret 2010 memuat berita yang cukup lengkap meliputi beberapa kolom, yaitu Sumut Pos, internasional, digilife, pilkada, prosumut, setia budi, medan on fokus, total sport, world soccer, iklan paket murah, iklan kolom, all sport, ayam kinantan, metropolis, publik interaktif, Medan society, kota satelit, citizen jurnalism, gerbang edukasi, dan Xpresy.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Polisemi

(18)

depan dan merupakan hal yang penting atau terutama seperti pada kepala susu, kepala meja, dan kepala kereta api ; (3) bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti kepala, seperti pada kepala paku dan kepala jarum; (4) pemimpin atau ketua seperti pada kepala sekolah, kepala kantor, dan kepala stasiun ; (5) jiwa atau orang seperti dalam kalimat : setiap kepala menerima bantuan Rp 6000,00 ; dan (6) akal budi seperti pada kalimat : badannya besar tapi kepalanya kosong.

Parera (2004:81) mengatakan polisemi adalah suatu ujaran dalam bentuk kata yang mempunyai makna berbeda-beda, tetapi masih ada hubungan atau kaitan antara makna-makna yang berlainan.

Pada dasarnya setiap kata hanya memiliki satu makna, yakni yang disebut makna leksikal atau makna yang sesuai dengan referennya. Umpamanya makna leksikal kata kepala di atas adalah ‘bagian tubuh manusia atau hewan dari leher ke atas’. Makna leksikal ini yang sesuai dengan referennya (lazim disebut orang makna asal, atau makna sebenarnya) mempunyai banyak unsur atau komponen makna. Kata kepala di atas, antara lain, memiliki komponen makna :

1) terletak di sebelah atas atau depan

2) merupakan bagian yang penting (tanpa kepala manusia tidak bisa hidup, tetapi tanpa kaki atau lengan masih bisa hidup)

3) berbentuk bulat

Dalam perkembangan selanjutnya komponen-komponen makna ini berkembang menjadi makna-makna tersendiri.

Kita ambil contoh lain, kata kaki yang memiliki komponen makna, antara lain; 1) anggota tubuh manusia (juga binatang)

2) terletak di sebelah bawah

(19)

Komponen makna (1) adalah makna asal, yang sesuai dengan referen, atau juga makna leksikal dari kata itu. Dalam perkembangan selanjutnya komponen makna (2) berkembang menjadi makna tersendiri untuk menyatakan bagian dari segala sesuatu yang terletak di sebelah bawah seperti dalam frase kaki gunung dan kaki bukit. Komponen makna (3) juga berkembang jadi makna tersendiri untuk menyatakan segala sesuatu yang berfungsi sebagai penopang, seperti dalam frase kaki meja dan kaki kamera.

Kalau kita perhatikan kata kepala dan kata kaki dengan segala macam maknanya itu, maka kita dapat menyatakan bahwa makna-makna yang banyak dari sebuah kata yang polisemi itu masih ada sangkut pautnya dengan makna asal karena dijabarkan dari komponen makna yang ada pada makna asal kata tersebut.

Makna-makna yang bukan makna asal dari sebuah kata bukanlah makna leksikal sebab tidak merujuk kepada referen dari kata itu. Kehadiran kata-kata itu harus dalam satuan-satuan gramatikal yang lebih tinggi dari kata seperti frase atau kalimat. Kata kepala yang berarti ‘pemimpin’ atau ‘ketua’ baru muncul dalam pertuturan karena kehadirannya dalam frase seperti frase kepala desa, kepala gerombolan, dan kepala rombongan. Tanpa kehadirannya dalam satuan gramatikal yang lebih besar dari kata, kita tidak akan tahu akan makna-makna lain itu. Berbeda dengan makna asalnya yang sudah jelas dari makna leksikalnya karena adanya referen tertentu dari kata tersebut.

Palmer (dalam Pateda, 1976 : 65) mengatakan bahwa polisemi merupakan suatu kata yang mengandung seperangkat makna yang berbeda, mengandung makna ganda.

(20)

sejajar dengan pendapat Zgusta (1971 : 61) yang mengatakan bahwa polisemi merupakan sebuah kata yang memiliki makna lebih dari satu.

Di dalam meneliti pemakaian polisemi, peneliti harus memiliki kosakata yang besar jumlahnya karena pengertian yang akan digunakan masing-masing berbeda-beda satu dengan yang lain. Namun, hal itu bukan persyaratan mutlak. Manusia tidak sanggup mengingat kosakata yang seluas itu. Sebaliknya bahasa Indonesia pun tidak cukup kesanggupannya untuk membentuk kata yang berbeda-beda sebanyak yang timbul dalam pikiran. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah kata-kata atau paduan kata yang dipakai dalam penggunaan bahasa itu, sedapat mungkin tidak terjadi kesalahpahaman atau bebas dari tafsiran ganda.

Kegandaan makna dapat membuat pendengar atau pembaca ragu-ragu dalam menafsirkan makna kata atau kalimat yang didengar atau dibacanya. Misalnya kalau kita mendengarkan orang mengatakan pukul kita menjadi ragu-ragu. Apakah yang dimaksud adalah pukul yang digunakan untuk menyatakan waktu (jam) atau barangkali yang dimaksud adalah perbuatan memukul.

Dari beberapa pendapat di atas, penelitian ini menggunakan pendapat Abdul Chaer (1995:101) mengenai polisemi. Setelah kita mengetahui apa itu polisemi ( makna ganda) timbul pertanyaan mengapa terjadi polisemi ?

Menurut Fatimah (2009:67) polisemi dapat terjadi karena : 1) Kecepatan melafalkan kata.

Misalnya ( ban tuan) atau (b a n t u a n)

(21)

Misalnya pemukul dapat bermakna “alat yang digunakan untuk memukul atau bermakna “orang yang memukul ; orangtua “ibu-bapak” atau “orang yang sudah tua”.

3) Faktor leksikal yang dapat bersumber dari :

a. Sebuah kata yang mengalami perubahan penggunaan sehingga makna baru.

b. Sebuah kata yang digunakan pada lingkungan yang berbeda.

c. Karena manusia pandai berandai-andai atau akibat adanya metafora. 4) Faktor pengaruh bahasa asing.

Misalnya kata butir digunakan untuk mengganti kata unsur atau dari bahasa Inggris item, dan butir bermakna “barang yang kecil-kecil serperti beras, intan” ; “penolong bilangan untuk barang yang bulat-bulat atau kecil-kecil” ; ‘”salah satu bagian dari keseluruhan’ ; “perincian”.

2.2.2 Jenis-jenis Kata

Kata merupakan masalah yang sering dihadapi oleh para linguis dalam linguistik. Para pemakai bahasa yang awam dengan mudah membentuk kalimat-kalimat dengan kata dan dapat memisah-misahkan kalimat-kalimat terhadap kata-kata. Begitu juga terhadap orang pandai dapat menuliskan kalimat-kalimat dengan mudah memisahkan kata-kata antar sesamanya dalam tulisan mereka.

Di dalam KBBI (Dekdipbud 1993 : 451) kata bermakna sebagai berikut :

1) Unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa.

(22)

3) Morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas.

4) Satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal atau gabungan morfem.

Adapun penggolongan kata yang dikemukakan oleh beberapa ahli, sebagai berikut: Alwi (dalam Bandana, 2002:78-79) membagi kelas kata ke dalam empat kelompok yaitu :

1) Verba (kata kerja) yaitu kata yang berfungsi sebagai predikat dalam tataran klausa atau kalimat. Misalnya : belajar, tidur.

2) Nomina (kata benda) yaitu kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, konsep atau pengertian. Misalnya : baju, rumah, laptop, dan buku.

3) Adjektiva (kata sifat) yaitu :

a. Kata yang dapat bergabung dengan partikel sekali, tidak, sangat, seperti tidak cantik.

b. Kata yang dapat mendampingi nomina, seperti : anak baik, guru cantik. c. Kata yang dapat didampingi partikel sekali, seperti : buruk sekali,

manis sekali. 4) Adverba (kata keterangan).

Berdasarkan ciri bentuk dan kelompok kata, Gorys Keraf (dalam Ramlan, 1985 : 44-46) menggolongkan kata-kata menjadi empat golongan, yaitu :

1. Kata benda

(23)

benda mempunyai ciri-ciri dapat diperluas dengan yang + kata sifat. Jadi yang disebut kata benda adalah semua kata yang dapat diterangkan atau diperluas dengan yang + kata sifat. Kata ganti merupakan subgolongan kata benda.

2. Kata kerja

Berdasarkan bentuknya, semua kata yang mengandung me-, ber-, -kan, -I, di- dicalonkan sebagai kata kerja. Berdasarkan kelompok kata semua jenis kata-kata diperluas dengan kelompok kata dengan + kata sifat termasuk golongan kata kerja. Misalnya, kata berlari, memasak, makan,melihat, mengarungi, dan sebagainya.

3. Kata sifat

Berdasarkan bentuknya, semua kata dapat menggunakan se + reduplikasi kata dasar + nya dicalonkan sebagai kata sifat dapat diterangkan oleh kata paling, lebih, sekali. Kata bilangan merupakan subgolongan kata sifat.

4. Kata tugas

Berdasarkan bentuknya kata tugas sukar sekali mengalami perubahan bentuk. Misalnya, kata dengan, telah, dan tetapi. Ada juga yang dapat mengalami perubahan bentuk, misalnya kata tidak, sudah.

Berdasarkan kelompok kata, kata tugas hanya mempunyai tugas untuk memperluas transformasi kalimat. Kata tugas tidak dapat menduduki fungsi pokok dalam sebuah kalimat dan tidak dapat membentuk kalimat meskipun ada juga kata tugas yang dapat membentuk kalimat. Misalnya : sudah, belum, tidak, bukan.

(24)

3.3Tinjauan Pustaka

Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan, maka ada sejumlah sumber yang didapat untuk di kaji dalam penelitian ini, adapun sumber tersebut adalah sebagai berikut :

Tetty Rinawaty (1999), dalam skripsinya yang berjudul Tinjauan Pemakaian Polisemi pada Harian Suara Pembaharuan, menganalisis tentang makna polisemi dan kategori polisemi. Dalam penelitiannya dia menyimpulkan bahwa polisemi dalam harian Suara Pembaharuan lebih cenderung menggunakan kelas kata kerja serta tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda karena telah digunakan pada kalimat yang tepat, sehingga informasi yang di sampaikan dapat di pahami.

Bandana dan kawan-kawan (2002), dalam skripsinya yang berjudul Tinjauan Polisemi dalam Bahasa Bali. Bandana dan kawan-kawan menyimpulkan bahwa polisemi dalam bahasa Bali dapat ditinjau dari bentuknya, kategori katanya dan perubahan maknanya. Berdasarkan perubahan makna, polisemi dalam bahasa Bali ada dua yaitu perluasan makna dan pembelahan makna.

Fahri Lubis (2004), dalam skripsinya yang berjudul Polisemi dalam Bahasa Mandailing, menganalisis tentang kategori kata polisemi serta perubahan makna polisemi. Dalam penelitiannya, dia menyimpulkan bahwa polisemi dalam bahasa Mandailing berdasarkan bentuknya ada dua yaitu polisemi berbentuk kata dasar dan polisemi berbentuk kata kompleks. Berdasarkan kategori kata polisemi dalam bahasa Mandailing ada empat yaitu : polisemi Verba (kata kerja), polisemi Nomina (kata benda), polisemi Adjektiva (kata sifat).

(25)

menyimpulkan bahwa dalam harian Medan Bisnis edisi Agustus 2007 terdapat tiga kelas kata polisemi yakni polisemi Verba (kata kerja) sebanyak 60,57%, polisemi nomina (kata benda) sebanyak 32,21%, dan polisemi Adjektiva (kata sifat) sebanyak 41,22%. Polisemi pada harian Medan Bisnis edisi Agustus 2007 lebih cenderung menggunakan kata kerja.

(26)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi adalah letak atau tempat. Lokasi penelitian dapat dilakukan di lapangan atau di perpustakaan. Di perpustakaan peneliti mencari sumber data berupa buku-buku atau tulisan-tulisan yang berkaitan dengan penelitian ini. Penelitian ini berlangsung di ruang belajar peneliti untuk mengumpulkan data-data yang diambil dari harian Sumut Pos. Pengumpulan data dalam penelitian analisis polisemi pada harian Sumut Pos adalah bulan Maret 2010.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah sejumlah keseluruhan pemakaian bahasa yang diketahui batas-batasnya akibat luasnya daerah dan orang yang menggunakan bahasa tersebut (Sudaryanto, 1993 : 36). Sampel adalah sebagian dari pemakaian bahasa yang mewakili dari suatu populasi (Sudaryanto, 1990 : 30).

(27)

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode adalah cara yang harus dilakukan dalam melakukan penelitian, sedangkan teknik adalah cara melaksanakan metode (Sudaryanto, 1993 : 9).

Data penelitian ini adalah data tulis yang diperoleh dari harian Sumut Pos edisi Maret 2010. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak. Disebut metode simak karena berupa penyimakan, yaitu dengan menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1993 ; 133). Penyimakan dapat dilakukan dengan cara :

1) membaca keseluruhan harian Sumut Pos edisi Maret 2010 secara cermat;

2) mengidentifikasikan dan menyimak lalu menganalisis polisemi pada harian Sumut Pos edisi Maret 2010; dan

3) mengumpulkan data dan menyimpulkan hasil analisis.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik catat, yaitu mencatat semua data yang mengandung polisemi dalam harian Sumut Pos edisi Maret 2010.

3.4 Metode dan Teknik Analisis Data

Metode digunakan dalam menganalisis data adalah metode agih (Sudaryanto, 1993 : 15). Metode agih adalah membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau unsur, dan unsur-unsur yang bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud yaitu unsur dari bahasa objek sasaran penelitian itu sendiri. Metode agih digunakan karena penelitian ini mengkaji pemakaian bahasa tanpa menghubungkan dengan hal-hal yang berada di luar bahasa (Sudaryanto, 1993:15).

(28)

lainnya di luar satuan lingual yang bersangkutan sehingga dapat dilihat makna yang berbeda dari data tersebut (Sudaryanto, 1993 : 36).

Misalnya :

a) Meski tertangkap basah, namun keberuntungan masih menghampiri Sareh. (6 Maret 2010, halaman 21, kolom kota satelit)

b) Pakaiannya basah kena hujan.

(29)

BAB IV

ANALISIS PEMAKAIAN POLISEMI PADA HARIAN SUMUT POS

4.1Jenis Kata Polisemi

Berdasarkan kategori kata yang dikemukakan oleh Alwi (dalam Bandana, 2002) dan Gorys Keraf (dalam Ramlan, 1985: 44-46) peneliti menganalisis kata polisemi yang terdapat dalam harian Sumut Pos edisi Maret 2010 berdasarkan kelas kata verba (kata kerja), nomina (kata benda), adjektiva(kata sifat) dalam penelitian ini. 4.1.1 Polisemi Verba (kata kerja)

Verba (kata kerja) yaitu kata yang berfungsi sebagai predikat dalam tataran klausa atau kalimat. Berdasarkan bentuknya, semua kata yang mengandung me-, ber-, -kan, -I, di- dicalonkan sebagai kata kerja. Berdasarkan kelompok kata semua jenis kata diperluas dengan kelompok kata dengan + kata sifat termasuk golongan kata kerja.

Contoh kata-kata polisemi verba yang terdapat dalam harian Sumut Pos edisi Maret 2010 adalah sebagai berikut:

1) 1 Maret 2010

1. Lebih menyedihkan lagi, kata Rimawan, vonis hukuman yang dijatuhkan kepada terpidana korupsi kebanyakan kurang dari 10 tahun. (halaman 2 kolom lawan korupsi).

2. Di musim hujan yang diwarnai beberapa bencana longsor di tanah air, pembuat virus ternyata sibuk nonton sinetron. (halaman 3 kolom digilife) 3. Sutan Batoegana Pj ketua DPJ Partai Demokrat Medan hadir pada acara itu

(30)

4. Dua pengendara sepeda motor tabrakan laga kambing di Jalan Lubukpakam batang Kuis Dusun Jati Desa Tumpatan Kecamatan Beringin Deli Serdang. (halaman 5 kolom pro sumut)

5. Begitu di atas panggung, Rossi mendaratkan ciuman di sebelah kiri pipi cewek itu. (halaman 7 kolom sambungan)

6. Saya tak ingin konsentrasi saya terpecah, bilang pria kelahiran Urbino, Italia itu. (halaman 7 kolom sambungan)

7. Suara emasnya masih mampu ‘menghipnotis’ pendengarnya seperti masa popularitasnya pada dekade 80-an. (halaman 17 kolom metropolis)

2) 2 Maret 2010

8. Menurut Antonius, percetakan memiliki masa banjir order. (halaman 6 kolom setia budi)

3) 3 Maret 2010

9. Maia pun disebut-sebut akan terjun ke panggung politik menjadi bakal calon wakil wali kota Surabaya. (halaman 1kolom Sumut Pos)

10.Senin malam itu pansus akhirnya berhasil menyelesaikan seluruh rangkaian tugas meskipun gagal melahirkan satu kesimpulan dan rekomendasi final. (halaman 1 kolom sumut pos)

11.Kita akan merangkul tokoh-tokoh masyarakat di Sumatera Utara dan di Jakarta untuk memperjuangkannya. (halaman 7 kolom sambungan)

(31)

13.Fakta itu langsung mematahkan ungkapan Saleh yang sebelumnya menyebut Ngon sedang berada di Kamerun. (halaman 15 kolom All sport)

14.Berbagai spanduk dan baleho pun sudah menghiasi hampir di setiap ruas jalan di Kota Medan. (halaman 17 kolom metropolis)

4) 4 Maret 2010

15.Mereka menyisir areal persawahan dan rumah-rumah warga. (halaman 2 kolom internasional)

16.Afifuddin tidak pernah menjual keyakinan demi jabatan atau uang. (halaman 4 kolom pilkada)

17.Komunikasi kita selama ini selalu tersumbat. (halaman 7 kolom sambungan)

5) 6 Maret 2010

18. Penggunaan minyak itu tiap tahun memakan biaya Rp15 triliun. (halaman 7 kolom sambungan)

6) 9 Maret 2010

19.Mantan presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu meminta semua pihak menahan diri dan tidak memanaskan suasana. (halaman 2 kolom internasional) 20.Film aksi berlatar perang Irak, The Hurf Locker, yang keluar sebagai jawara

(32)

7) 11 Maret 2010

21.Meski asing sudah ikut mencicipi bisnis menara lewat kepemilikannya dalam saham operator. (halaman 3 kolom digilife)

22.Wujudnya keputusan-keputusan politik yang sering tidak logis dan menabrak hati nurani kita sebagai bangsa. (halaman 22 kolom citizen jurnalism)

8) 13 Maret 2010

23.Duel yang diharapkan menyedot banyak penonton itu diadakan untuk menggalang dana bagi para korban gempa bumi di Haiti. (halaman 14 kolom all sport)

9) 15 Maret 2010

24.Keputusan Ferrari itu berbuah manis. (halaman 1 kolom Sumut Pos)

25.Samator sukses menumbangkan Bantul Yuso Ghundarma di sektor pria. (halaman 15 kolom all sport)

26.Pasalnya, waria kelahiran Perbaungan ini disangka maling oleh sekelompok pria tak dikenal yang kemudian menghadiahinya bogem mentah. (halaman 17 kolom metropolis)

10) 18 Maret 2010

27.Musibah tabrakan maut yang menelan belasan korban jiwa terjadi di jalur Pantura Penundan, Kecamatan Banyuputih.(halaman 2 kolom internasional)

(33)

28.Cerita pilu nikah sirih kepada bocah ingusan itu, menyegarkan kembali kisah pernikahan Pujiono Cahyo Widianto alias Syeh Puji. (halaman 8 kolom Medan on fokus)

12) 26 Maret 2010

29.Hingga kemarin, keberadaan tokoh kunci dugaan makelar kasus pajak yang menggoyang Mabes Polri tersebut masih misterius. (halaman 1 kolom Sumut Pos)

30.Ternyata benar, saat saya tiba di lokasi, asap tebal sudah menyelimuti rumah. (halaman 5 kolom Pro Sumut)

13) 29 Maret 2010

31.Kasus Gayus Tambunan menjadi potret nyata bahwa aparat pajak telah terbukti menyalahgunakan wewenang dengan menggelapkan dana pajak masyarakat. (halaman 1 kolom Sumut Pos)

32.Gayus diduga memutar uang hasil penggelapan pajak itu melalui sejumlah perusahaan. (halaman 2 kolom lawan korupsi)

33.Gayus punya peluang untuk membersihkan aparat perpajakan. (halaman 2 lawan korupsi)

34.Hal ini seiring dengan perkembangan ibukota Provinsi Sumatera Utara ini sebagai kawasan yang menggiurkan bagi pelaku bisnis. (halaman 17 kolom metropolis)

(34)

35.Lembaga pengawas dibentuk untuk memastikan pengusutan kasus korupsi berjalan adil dan bebas dari mafia hukum. (halaman 2 kolom internasional) 36.Kata-kata manis itu dilontarkan Imelda ketika dia menegaskan alasan

mengapa diusianya yang sudah kepala delapan, dirinya masih juga ngiler untuk berpolitik. (halaman 8 kolom on fokus)

37.Ketiganya akhirnya buka mulut kalau barang tersebut didapat dari Eko. (halaman 18 kolom metropolis)

Dari data di atas polisemi verba (kata kerja) berjumlah 37 kata yang terdapat dalam kalimat pada harian Sumut Pos edisi Maret 2010.

4.1.2 Polisemi Nomina (kata benda)

Nomina (kata benda) yaitu kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, konsep atau pengertian. Berdasarkan bentuknya, semua kata yang mengandung morfem terikat atau imbuhan ke-an, pe-an, pe-, -an, ke- merupakan calon kata benda. Berdasarkan kelompok kata benda mempunyai ciri-ciri dapat diperluas dengan yang + kata sifat. Jadi yang disebut kata benda adalah semua kata yang dapat diterangkan atau diperluas dengan yang + kata sifat.

Contoh kata-kata polisemi nomina yang terdapat dalam harian Sumut Pos edisi Maret 2010 adalah sebgai berikut :

1) 1 Maret 2010

38.Kalau kasus ini dihentikan maka akan jadi noda hitam bagi kejaksaan. (halaman 2 lawan korupsi)

(35)

2) 2 Maret 2010

40.Keluarga pasien itu saat itu hanya memiliki uang Rp8 juta, hingga keluarga pasien melobi pihak rumah sakit dengan meninggalkan buku hitam sepeda motor. (halaman 5 kolom Pro Sumut)

3) 3 Maret 2010

41.“Kerikil-kerikil tajam sudah kita lalui, berkat rahmat-Nya, keluarga besar pansus bisa bekerja dengan baik,” ujarnya. (halaman 7 kolom sambungan)

4) 4 Maret 2010

42.Mari kita ciptakan iklim agar tidak saling curiga. (halaman 7 kolom sambungan

43.Kita tidak buat di badan jalan, tapi di bahu jalan dengan sistem bongkar pasang dan tidak permanen. (halaman 8 kolom metropolis)

5) 6 Maret 2010

44.PT PLN sudah mendapatkan lampu dari Exxon untuk menggunakan gasnya sebagai bahan Pembangkit Listrik Tenaga Gas. (halaman 1 kolom Sumut Pos)

6) 9 Maret 2010

45.Ini dilihat dari mata pebisnis. (halaman 2 kolom internasional)

46.Yang menjadi ‘motor’ kelompok tersebut adalah para aktivitis Lampung. (halaman 8 nasional on fokus)

(36)

48.Penting bagi kami melakukan rotasi pemain, karena jumlah pemain yang siap merumput sangat terbatas. (halaman 9 kolom total sport)

7) 10 Maret 2010

49.Jejak Yahya yang menjadi otak utama pengirim kader dan logistik latihan teroris di Aceh. (halaman 1 kolom Sumut Pos)

50.Mereka tidak lagi menjalankan pola operasi lama yang meledakkan bom secara membabi buta. (halaman 7 kolom sambungan)

51.Namun para saksi dalam keterangannya mengaku kalau mereka hanya tumbal dalam kasus ini. (halaman 21 kolom satelit)

52.Bila sebelumnya perusahaan tambang selalu jadi bintang kini tidak lagi. (halaman 22 kolom sitizen jurnalism)

53.Bagi mereka, memberi amplop untuk setiap warta yang datang menyelesaikan satu urusan berhubungan dengan media. (halaman 22 kolom sitizen jurnalism)

8) 11 Maret 2010

54. Seperti diketahui dalam perwal nomor 23 tahun 2009 yang akan dijadikan payung hukum untuk penertiban hewan kaki empat tersebut. (halaman 18 kolom metropolis)

(37)

9) 15 Maret 2010

56. Saat berada jauh dari keluarga, maka komunikasi adalah salah satu obat penawar rindu. (halaman 3 kolom digilife)

10) 24 Maret 2010

57. Setelah berputar sekali di atas perairan biru, pesawat berkapasitas 10 penumpang itu lantas menukik, kemudian mendarat di bibir pantai yang indah. (halaman 1 kolom Sumut Pos)

58. Di babak kedua tim SSB Kebun Bunga Kuning terus melakukan tekanan ke jantung pertahanan lawan. (halamn 15 kolom all sport)

11) 25 Maret 2010

59. Dari kacamata hukum positif atau undang yang dibuat di republik ini, sangat jelas mengatur batasan umur, laki-laki dan perempuan yang diizinkan menikah. (halaman 8 kolom Medan on fokus)

12) 29 Maret 2010

60. Kasus Gayus Tambunan menjadi potret nyata bahwa aparat pajak telah terbukti menyalahgunakan wewenang dengan menggelapkan dana pajak masyarakat. (halaman 1 kolom Sumut Pos)

61. Gayus dan Andi Kosasih ini sengaja mungkin untuk dijadikan kambing hitam. (halaman 7 kolom lawan korupsi)

(38)

62. Di laga terakhir, FC Hollywood, julukan Bayern, dipaksa menelan pil pahit setelah dipermalukan VfB Stutgart 1-2 di ajang Bundes-liga. (halaman 7 kolom sambungan)

Dari data di atas polisemi nomina (kata benda) berjumlah 25 kata yang terdapat dalam kalimat pada harian Sumut Pos edisi Maret 2010.

4.1.3 Polisemi Adjektiva (kata sifat)

Adjektiva (kata sifat) yaitu :

a. Kata yang dapat bergabung dengan partikel sekali, tidak, sangat. b. Kata yang dapat mendampingi nomina

c. Kata yang dapat didampingi partikel sekali.

Berdasarkan bentuknya, semua kata dapat menggunakan se + reduplikasi kata dasar + nya dicalonkan sebagai kata sifat.

Contoh kata-kata polisemi adjektiva yang terdapat dalam harian Sumut Pos edisi Maret 2010 adalah sebagai berikut :

1) 1 Maret 2010

63. Kewenangan lembaga pengawas dianggap masih mandul, ketika proses pemilihan umum berjalan. (halaman 4 kolom pilkada)

2) 2 Maret 2010

64. Suasana semakin panas karena anggota DPR lain, spontan mendatangi buruh dan mengecam buruh yang asal dituding. (halaman 5 kolom Pro Sumut)

(39)

66. Tapi, sejak November 2009 skema tersebut kian matang. (halaman 5 kolom Pro Sumut)

3) 6 Maret 2010

67. Meski sudah tertangkap basah, namun keberuntungan masih menghampiri Sareh. (halaman 21 kolom kota satelit)

4) 10 Maret 2010

68. Ketiga, sudah tentu harus bersih dari segala prilaku dan sifat yang merugikan masyarakat. (halaman 18 kolom metropolis)

69. Dari situlah muncul ide ‘gila’ tersebut Telegraph, melaporkan bahwa Angerer mencantumkan sebuah menu yang mengandung empat cangkir susu. (halaman 1 kolom Sumut Pos)

5) 30 Maret 2010

70. Mulai ada indikasi persaingan tidak sehat dalam bursa Ketua Partai Demokrat. (halaman 1 kolom Sumut Pos)

Dari data di atas polisemi adjektiva (kata sifat) berjumlah 8 kata yang terdapat dalam kalimat pada harian Sumut Pos edisi Maret 2010.

4.2 Makna Kata Polisemi

(40)

(Depdiknas 2007 : 703) makna adalah arti ; maksud pembicara atau penulis ; pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan.

Makna memegang peranan penting dalam pemakaian bahasa sebagai alat untuk menyampaikan pengalaman jiwa, pikiran, maksud dalam masyarakat bahasa. Makna kata dalam perbendaharaan bahasa tidak dapat diteliti keseluruhannya karena pengetahuan kita terbatas.

Dalam meneliti makna kata, kita harus membedakan bermacam-macam arti. Untuk mencapai tujuan itu kita harus bertitik tolak dari peletakan dasar-dasar pengertian tentang makna atau arti dari sebuah kata itu. Meskipun makna suatu ujaran bahasa telah mempunyai makna baku karena telah disepakati anggota masyarakat pemakai bahasa yang bersangkutan, tapi itu tidak berarti bahwa makna kata dapat bertahan selamanya.

Dalam perbendaharaan bahasa Indonesia banyak kata-kata yang mempunyai makna lebih dari satu. Demikian juga kata yang berdiri sendiri dalam perbendaharaan bahasa Indonesia mempunyai arti yang samar-samar yang mungkin menimbulkan makna lengkap.

Jika kita ingin meneliti sesuatu dalam pemakaian bahasa kita harus memiliki perbendaharaan bahasa yang jumlahnya sebesar pengertian yang akan digunakan masing-masing berbeda yang satu dengan yang lain. Hal demikian mustahil dan tidak merupakan syarat mutlak. Hal yang perlu diperhatikan ialah bahwa kata-kata atau kelompok kata yang digunakan dalam pemakaian bahasa itu sedapat mungkin bebas dari tafsiran ganda atau rangkap. Untuk tujuan tersebut perlu kita perbuat seteliti-telitinya seperti dalam kalimat telah banyak menolong untuk menetapkan maknanya.

(41)

terdapat dalam harian Sumut Pos edisi Maret 2010. Makna kias adalah semua bentuk bahasa (baik kata, frase, maupun kalimat) yang tidak merujuk pada arti sebenarnya. Makna idiomatikal adalah satuan-satuan bahasa (bias berupa kata, frase, maupun kalimat) yang maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut (Chaer, 2009: 74, 77).

Makna leksikal adalah makna yang bersifat leksikon, bersifat leksem, atau bersifat kata. Makna leksikal dapat juga diartikan sebagai makna yang sesuai referennya, makna yang merujuk pada arti sebenarnya (arti konseptual atau arti denotatif), makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita (Chaer, 2009:60).

(Chaer, 2009 : 62) mendefinisikan bahwa makna gramatikal adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses gramatika seperti proses afiksasi (imbuhan), proses reduplikasi (kata ulang), proses kompositum (pemajemukan), dan proses klitikisasi (kepemilikan atau kepunyaan). Makna gramatikal ini sering juga disebut makna kontekstual atau makna situasional. Selain itu bisa juga disebut makna struktural karena proses dan satuan-satuan gramatikal itu selalu berkenan dengan struktur ketatabahasaan.

Adapun makna kata polisemi yang terdapat dalam harian Sumut Pos edisi Maret 2010 adalah sebagai berikut :

1) a. Lebih menyedihkan lagi, kata Rimawan, vonis hukuman yang dijatuhkan kepada terpidana korupsi kebanyakan kurang dari 10 tahun.

b. Cermin yang baru dibeli Nita dijatuhkan Ari.

(42)

2) a. Di musim hujan yang diwarnai beberapa bencana longsor di tanah air, pembuat virus ternyata sibuk nonton sinetron.

b. Lukisan itu telah diwarnai sehingga kelihatan cantik.

Pada kalimat di atas makna diwarnai (a) adalah dipenuhi, ditandai. Makna leksikalnya (b) adalah diberi warna, diberi cat.

3) a. Sutan Batoegana Pj ketua DPJ Partai Demokrat Medan hadir pada acara itu sekaligus membakar semangat para kader untuk solid mendukung pasangan Rahudman-Dzulmi Eldin.

b. Pak Reza membakar sampah di belakang rumahnya.

Pada kalimat di atas makna membakar (a) adalah membuat supaya berapi-api, mengobarkan. Makna leksikalnya (b) adalah menghanguskan(menyalakan, merusakkan dengan api.

4) a. Dua pengendara sepeda motor tabrakan laga kambing di Jalan Lubukpakam batang Kuis Dusun Jati Desa Tumpatan Kecamatan Beringin Deli Serdang. b. Desa Sukadono mengadakan perlombaan laga kambing.

Pada kalimat di atas makna laga kambing (a) adalah tabrakan. Makna leksikalnya (b) adalah berkelahi, bertanding (tentang binatang yaitu kambing).

5) a. Begitu di atas panggung, Rossi mendaratkan ciuman di sebelah kiri pipi cewek itu.

(43)

Pada kalimat di atas makna mendaratkan (a) adalah mengenakan. Makna leksikalnya (b) adalah membawa ke darat, menaikkan atau menurunkan ke darat.

6) a. Saya tak ingin konsentrasi saya terpecah, bilang pria kelahiran Urbino, Italia itu.

b. Piring yang dipegangnya jatuh dan terpecah.

Pada kalimat di atas makna terpecah (a) adalah buyar, tidak terpusat lagi (tentang pikiran). Makna leksikalnya (b) adalah terbelah menjadi beberapa bagian.

7) a. Suara emasnya masih mampu ‘menghipnotis’ pendengarnya seperti masa popularitasnya pada dekade 80-an.

b. Dedy Corbuzer menghipnotis penonton yang ada di studio Trans7.

Pada kalimat di atas makna menghipnotis (a) adalah menarik perhatian. Makna leksikalnya (b) adalah menyebabkan atau membuat seseorang berada dalam keadaan hipnotis.

8) a. Menurut Antonius, percetakan memiliki masa banjir order. b. Pada musim hujan, daerah itu sering dilanda banjir.

Pada kalimat di atas makna banjir (a) adalah datang (ada) banyak sekali. Makna leksikalnya (b) adalah berair banyak dan deras.

9) a. Maia pun disebut-sebut akan terjun ke panggung politik menjadi bakal calon wakil wali kota Surabaya.

(44)

Pada kalimat di atas makna terjun (a) adalah menyelami, mengikuti. Makna leksikalnya (b) adalah melompat turun, menceburkan diri ke dalam air.

10) a. Senin malam itu pansus akhirnya berhasil menyelesaikan seluruh rangkaian tugas meskipun gagal melahirkan satu kesimpulan dan rekomendasi final. b. Istrinya meninggal setelah melahirkan anak yang kedua.

Pada kalimat di atas makna melahirkan (a) adalah mengeluarkan (perasaan, pendapat, pikiran dsb). Makna leksikalnya (b) adalah mengeluarkan anak (dari kandungan), beroleh anak.

11) a. Kita akan merangkul tokoh-tokoh masyarakat di Sumatera Utara dan di Jakarta untuk memperjuangkannya.

b. Dia menangis sambil merangkul anaknya.

Pada kalimat di atas makna merangkul (a) adalah merekrut. Makna leksikalnya (b) adalah melingkarkan lengan pada pundak (tubuh, pinggang, dsb), mendekap, memeluk.

12) a. Sebenarnya, untuk melaju Australia cukup memetik hasil seri saja dengan Indonesia dengan catatan Oman kalah dari Kuwait.

b. Pria tampan itu memetik bunga mawar untuk kekasihnya.

Pada kalimat di atas makna memetik (a) adalah mendapat. Makna leksikalnya (b) adalah mengambil dengan mematahkan tangkainya (buah, bunga, dsb).

(45)

b. Paman mematahkan kayu bakar dengan parang yang dipakai untuk memasak air.

Pada kalimat di atas makna mematahkan (a) adalah menyela. Makna leksikalnya (b) adalah menjadikan, membuat jadi patah.

14) a. Berbagai spanduk dan baleho pun sudah menghiasi hampir di setiap ruas jalan di Kota Medan.

b. Kakak sedang menghiasi ruang tamu.

Pada kalimat di atas makna menghiasi (a) adalah memenuhi. Makna leksikalnya (b) adalah memperelok dengan barang-barang yang indah.

15) a. Mereka menyisir areal persawahan dan rumah-rumah warga. b. Anak kecil itu mampu menyisir rambutnya dengan rapi.

Pada kalimat di atas makna menyisir (a) adalah menyusuri, berjalan. Makna leksikalnya (b) adalah merapikan (rambut) dengan sisir.

16) a. Afifuddin tidak pernah menjual keyakinan demi jabatan atau uang. b. Ia menjual dagangannya dengan harga yang cukup mahal.

Pada kalimat di atas makna menjual (a) adalah mengkhianati, menggunakan cara-cara jahat untuk kepentingan pribadi. Makna leksikalnya (b) adalah menjual sesuatu kepada orang lain untuk memperoleh uang pembayaran atau menerima uang.

(46)

Pada kalimat di atas makna tersumbat (a) adalah tidak lancar. Makna leksikalnya (b) adalah tertutup (dengan sumbat), tersumpal.

18) a. Penggunaan minyak itu tiap tahun memakan biaya Rp15 triliun. b. Nenek sedang memakan sirih.

Pada kalimat di atas makna memakan (a) adalah memerlukan, menghabiskan. Makna leksikalnya (b) adalah memasukkan sesuatu ke dalam mulut dan menelannya.

19) a. Mantan presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu meminta semua pihak menahan diri dan tidak memanaskan suasana.

b. Ibu memanaskan sayur di dapur.

Pada kalimat di atas makna memanaskan (a) adalah menjadikan runcing (genting). Makna leksikalnya (b) adalah menjadikan panas, menghangatkan.

20) a. Film aksi berlatar perang Irak, The Hurf Locker, yang keluar sebagai jawara Piala Oscar juga mencetak sebuah sejarah baru.

b. Pak Riko mencetak buku hasil karangannya sebanyak 10 eksemplar.

Pada kalimat di atas makna mencetak (a) adalah memperoleh kemenangan. Makna leksikalnya (b) adalah membuat tulisan, menerbitkan buku.

21) a. Meski asing sudah ikut mencicipi bisnis menara lewat kepemilikannya dalam saham operator.

b. Abang mencicipi makanan yang baru dihidangkan Ibu.

(47)

22) a. Wujudnya keputusan-keputusan politik yang sering tidak logis dan menabrak hati nurani kita sebagai bangsa.

b. Sepedanya menabrak gerobak tukang sate.

Pada kalimat di atas makna menabrak (a) adalah bertolak belakang, tidak sejalan. Makna leksikalnya (b) adalah melanggar, menubruk.

23) a. Duel yang diharapkan menyedot banyak penonton itu diadakan untuk menggalang dana bagi para korban gempa bumi di Haiti.

b. Tino menyedot minuman itu dengan pipet.

Pada kalimat di atas makna menyedot (a) adalah diramaikan. Makna leksikalnya (b) adalah mengisap.

24) a. Keputusan Ferrari itu berbuah manis. b. Pohon rambutan itu belum berbuah.

Pada kalimat di atas makna berbuah (a) adalah hasil. Makna leksikalnya (b) adalah ada buahnya.

25) a. Samator sukses menumbangkan Bantul Yuso Ghundarma di sektor pria. b. Hujan yang disertai badai menumbangkan pohon-pohon di sepanjang jalan. Pada kalimat di atas makna menumbangkan (a) adalah mengalahkan, menjatuhkan. Makna leksikalnya (b) merobohkan (pohon besar), menjatuhkan, meruntuhkan.

(48)

b. Paman menghadiahi kakak sebuah mobil karena mendapat prestasi yang bagus di sekolahnya.

Pada kalimat di atas makna menghadiahi (a) adalah memberi ganjaran. Makna leksikalnya (b) adalah memberikan sesuatu sebagai hadiah, menganugerahkan.

27) a. Musibah tabrakan maut yang menelan belasan korban jiwa terjadi di jalur Pantura Penundan, Kecaatan Banyuputih.

b. Frans menelan pil yang diberikan dokter.

Pada kalimat di atas makna menelan (a) adalah memakan mangsa dan sebagainya (dipakai juga dalam arti kiasan). Makna leksikalnya (b) adalah memasukkan sesuatu (makanan) ke dalam pembuluh kerongkongan.

28) a. Cerita pilu nikah sirih kepada bocah ingusan itu, menyegarkan kembali kisah pernikahan Pujiono Cahyo Widianto alias Syeh Puji.

b. Minuman sari buah menyegarkan badan.

Pada kalimat di atas makna menyegarkan (a) adalah mengingat kembali. Makna leksikalnya (b) adalah menjadikan segar (nyaman, sehat dan sebagainya).

29) a. Hingga kemarin, keberadaan tokoh kunci dugaan makelar kasus pajak yang menggoyang Mabes Polri tersebut masih misterius.

b. Gempa berkekuatan 9,8 skala richter menggoyang negara Jepang.

(49)

30) a. Ternyata benar, saat saya tiba di lokasi, asap tebal sudah menyelimuti rumah.

b. Ibu menyelimuti tubuh anaknya yang menggigil kedinginan.

Pada kalimat di atas makna menyelimuti (a) adalah memenuhi, menutupi. Makna leksikalnya (b) adalah memberi selimut, menyelubungi.

31) a. Kasus Gayus Tambunan menjadi potret nyata bahwa aparat pajak telah terbukti menyalahgunakan wewenang dengan menggelapkan dana pajak masyarakat.

b. Petugas bagian radiologi mulai menggelapkan ruangan itu.

Pada kalimat di atas makna menggelapkan (a) adalah menggunakan (uang, barang,dsb) secarah tidak sah, korupsi. Makna leksikalnya (b) adalah menjadikan gelap.

32) a. Gayus diduga memutar uang hasil penggelapan pajak itu melalui sejumlah perusahaan.

b. Pak Ari memutar mobilnya ke sebelah kiri jalan.

Pada kalimat di atas makna memutar (a) menjalankan. Makna leksikalnya (b) adalah menggerakkan supaya berputar.

33) a. Gayus punya peluang untuk membersihkan aparat perpajakan. b. Adik membersihkan tubuhnya dengan mandi.

(50)

34) a. Hal ini seiring dengan perkembangan ibukota Provinsi Sumatera Utara ini sebagai kawasan yang menggiurkan bagi pelaku bisnis.

b. Senyumnya menawan dan menggiurkan.

Pada kalimat di atas makna menggiurkan (a) adalah memiliki peluang, pas. Makna leksikalnya (b) adalah membangkitkan berahi, keinginan di dalam hati.

35) a. Lembaga pengawas dibentuk untuk memastikan pengusutan kasus korupsi berjalan adil dan bebas dari mafia hukum.

b. Anak itu belum bisa berjalan meskipun umurnya sudah setahun.

Pada kalimat di atas makna berjalan (a) adalah terlaksana. Makna leksikalnya (b) adalah melangkahkan kaki bergerak maju.

36) a. Kata-kata manis itu dilontarkan Imelda ketika dia menegaskan alasan mengapa diusianya yang sudah kepala delapan, dirinya masih juga ngiler untuk berpolitik.

b. Tino ngiler waktu tidur.

Pada kalimat di atas makna ngiler (a) adalah ingin sekali. Makna leksikalnya (b) adalah mengeluarkan air liur.

37) a. Ketiganya akhirnya buka mulut kalau barang tersebut didapat dari Eko. b. Adik buka mulut saat Ibu menyuapkan nasi.

Pada kalimat di atas makna buka mulut (a) mengatakan yang sebenarnya, angkat bicara. Makna leksikalnya (b) adalah membuka, terbuka, menjadikan tidak tertutup.

(51)

b. Tampak noda hitam dari tinta pada kemejanya.

Pada kalimat di atas makna noda hitam (a) mendapat nama buruk. Makna leksikalnya (b) adalah noktah (yang menyebabkan kotor); bercak.

39) a. Tetapi, kawasan itu kini jadi primadona dan incaran favorit penggarap untuk kebun sawit.

b. Era 80-an Desi Ratnasari merupakan primadona dalam dunia keartisan. Pada kalimat di atas makna primadona (a) adalah yang paling utama, penting. Makna leksikalnya (b) adalah penyanyi wanita, pelaku wanita terpenting, sripanggung.

40) a. Keluarga pasien itu saat itu hanya memiliki uang Rp8 juta, hingga keluarga pasien melobi pihak rumah sakit dengan meninggalkan buku hitam sepeda motor.

b. Buku hitam itu milik sekretaris perusahaan.

Pada kalimat di atas makna buku hitam (a) adalah buku yang berisi nama dan catatan sebagai jaminan. Makna leksikalnya (b) adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan.

41) a. “Kerikil-kerikil tajam sudah kita lalui, berkat rahmat-Nya, keluarga besar pansus bisa bekerja dengan baik,” ujarnya.

b. Beberapa orang buruh sedang mengumpulkan kerikil-kerikil untuk melapisi jalan.

(52)

42) a. Mari kita ciptakan iklim agar tidak saling curiga.

b. Iklim sangat mempengaruhi tingkat kesuburan suatu daerah.

Pada kalimat di atas makna iklim (a) adalah keadaan, suasana,situasi. Makna leksikalnya (a) adalah keadaan hawa (suhu, kelembapan, awan).

43) a. Kita tidak buat di badan jalan, tapi di bahu jalan dengan sistem bongkar pasang dan tidak permanen.

b. Akibat kecelakaan itu badannya cacat.

Pada kalimat di atas makna badan jalan (a) adalah bagian utama dari jalan. Makna leksikalnya (b) adalah tubuh (jasad manusia keseluruhan).

44) a. PT PLN sudah mendapatkan lampu hijau dari Exxon untuk menggunakan gasnya sebagai bahan Pembangkit Listrik Tenaga Gas.

b. Lampu hijau menandakan bahwa kendaraan bisa lewat.

Pada kalimat di atas makna lampu hijau (a) adalah persetujuan. Makna leksikalnya (b) adalah lampu lalu lintas yang berwarna hijau.

45) a. Ini dilihat dari mata pebisnis.

b. Mata Dani tidak dapat lagi melihat dengan jelas.

Pada kalimat di atas makna mata (a) adalah sesuatu yang menjadi pusat. Makna leksikalnya (b) adalah indra untuk melihat, indra penglihatan.

(53)

Pada kalimat di atas makna motor (a) adalah orang yang memegang peranan penting atas jalannya organisasi. Makna leksikalnya (b) adalah mesin yang menjadi tenaga penggerak.

47) a. Hal itu, sambungnya, berkaitan dengan kelangsungan roda organisasi di jajaran MPC Pemuda Pancasila Kota Medan.

b. Adik tidak dapat memakai sepedanya ke sekolah karena roda depannya bocor.

Pada kalimat di atas makna roda (a) adalah kegiatan. Makna leksikalnya (b) adalah barang bundar.

48) a. Penting bagi kami melakukan rotasi pemain, karena jumlah pemain yang siap merumput sangat terbatas.

b. Rotasi bumi berputar pada porosnya dari arah barat ke timur.

Pada kalimat di atas makna rotasi (a) adalah pergantian. Makna leksikalnya (b) adalah perputaran, peredaran.

49) a. Jejak Yahya yang menjadi otak utama pengirim kader dan logistik latihan teroris di Aceh.

(54)

50) a. Mereka tidak lagi menjalankan pola operasi lama yang meledakkan bom secara membabi buta.

b. Penyakit ginjal yang belum parah dapat disembuhkan tanpa operasi.

Pada kalimat di atas makna operasi (a) adalah aktivitas kerja. Makna leksikalnya (b) adalah bedah, bedel (untuk mengobati penyakit).

51) a. Namun para saksi dalam keterangannya mengaku kalau mereka hanya tumbal dalam kasus ini.

b. Putra raja Sibayak mengembara di kampung- kampung, sebab dibuang keluarganya sebagai tumbal.

Pada kalimat di atas makna tumbal (a) adalah korban. Makna leksikalnya (b) adalah sesuatu yang dipakai untuk menolak, tolak bala.

52) a. Bila sebelumnya perusahaan tambang selalu jadi bintang kini tidak lagi. b. Pada malam hari tampak bintang bertaburan di langit.

Pada kalimat di atas makna bintang (a) adalah terkemuka, terbaik. Makna leksikalnya (b) adalah benda langit, planet atau gugusan planet.

53) a. Bagi mereka, memberi amplop untuk setiap wartawan yang datang menyelesaikan satu urusan berhubungan dengan media.

b. Surat itu dimasukkan ke dalam amplop setelah diketik.

(55)

54) a. Seperti diketahui dalam perwal nomor 23 tahun 2009 yang akan dijadikan payung hukum untuk penertiban hewan kaki empat tersebut.

b. Penjual payung sangat laris sekali karena musim hujan.

Pada kalimat di atas makna payung (a) adalah sesuatu hal untuk melindungi. Makna leksikalnya (b) adalah alat pelindung badan supaya tidak terkena panas matahari atau hujan.

55) a. Lebih jauh dikatakannya, hubungan kejiwaan antara pimpinan dengan yang dipimpin juga merupakan kunci keberhasilan tugas.

b. Sebelum pergi ke pajak Ibu menitipkan kunci rumah kepada tetangga. Pada kalimat di atas makna kunci (a) adalah cara untuk mencapai suatu maksud. Makna leksikalnya (b) adalah alat untuk mengancing pintu, peti, dsb.

56) a. Saat berada jauh dari keluarga, maka komunikasi adalah salah satu obat penawar rindu.

b. Dia membelikan obat untuk orangtuanya sesuai dengan resep dari dokter. Pada kalimat di atas makna obat (a) adalah cara untuk mengurangi rasa rindu. Makna leksikalnya (b) adalah bahan untuk menghilangkan, menyembuhkan penyakit.

57) a. Setelah berputar sekali di atas perairan biru, pesawat berkapasitas 10 penumpang itu lantas menukik, kemudian mendarat di bibir pantai yang indah.

b. Bibir anak remaja itu merah delima.

(56)

58) a. Di babak kedua tim SSB Kebun Bunga Kuning terus melakukan tekanan ke jantung pertahanan lawan.

b. Darah bersih mengalir dari jantung ke seluruh tubuh.

Pada kalimat di atas makna jantung (a) adalah pusat kegiatan. Makna leksikalnya (b) adalah bagian tubuh yang menjadi pusat peredaran darah (letaknya di dalam rongga dada sebelah atas).

59) a. Dari kacamata hukum positif atau undang yang dibuat di republik ini, sangat jelas mengatur batasan umur, laki-laki dan perempuan yang diizinkan menikah.

b. Dia tidak jelas lagi melihat sehingga harus memakai kacamata.

Pada kalimat di atas makna kacamata (a) adalah pandangan terhadap sesuatu hal yang ditinjau dari sudut (segi) tertentu, sudut pandang. Makna leksikalnya (b) adalah lensa tipis untuk mata guna menormalkan dan mempertajam penglihatan.

60) a. Kasus Gayus Tambunan menjadi potret nyata bahwa aparat pajak telah terbukti menyalahgunakan wewenang dengan menggelapkan dana pajak masyarakat.

b. Potret keluarga besar organisasi itu dipajang di ruang tamu.

Pada kalimat di atas makna potret (a) adalah gambaran. Makna leksikalnya (b) adalah gambar yang dibuat dengan kamera, foto.

(57)

b. Pak Tino membeli 5 ekor kambing hitam untuk acara syukuran di rumahnya.

Pada kalimat di atas makna kambing hitam (a) adalah orang yang dalam suatu peristiwa sebenarnya tidak bersalah, tetapi dipersalahkan. Makna leksikalnya (b) adalah binatang (hewan) berwarna hitam.

62) a. Di laga terakhir, FC Hollywood, julukan Bayern, dipaksa menelan pil pahit setelah dipermalukan VfB Stutgart 1-2 di ajang Bundes-liga.

b. Ibu memaksa Bimo untuk meminum pil pahit yang diberikan dokter.

Pada kalimat di atas makna pil pahit (a) adalah kesalahan yang mencolok, kekecewaan. Makna leksikalnya (b) adalah obat dalam bentuk butiran kecil, padat; tablet.

63) a. Kewenangan lembaga pengawas dianggap masih mandul, ketika proses pemilihan umum berjalan.

b. Perempuan itu dinyatakan mandul setelah diperiksa dokter.

Pada kalimat di atas makna mandul (a) adalah tidak dapat berjalan baik. Makna leksikalnya (b) adalah tidak dapat mempunyai anak.

64) a. Suasana semakin panas karena anggota DPR lain, spontan mendatangi buruh dan mengecam buruh yang asal dituding.

b. Air mendidih itu sangat panas.

(58)

65) a. Walau sempat terdengar tegang, Iptu Siswaya diperiksa di ruang Resum Satreskrim Polres Karo.

b. Layar perahu tegang karena angin laut sangat kencang.

Pada kalimat di atas makna tegang (a) adalah terasa mencekam (tentang perasaan, jiwa). Makna leksikalnya (b) adalah regang (kencang, seperti tali yang ditarik atau direntangkan).

66) a. Tapi, sejak November 2009, skema tersebut kian matang. b. Rambutan itu dibiarkan matang di pohon.

Pada kalimat di atas makna matang (a) adalah sudah baik atau sudah pada tingkatan yang terbaik. Makna leksikalnya (b) adalah sudah tua dan sudah sampai waktunya untuk dipetik, dimakan (tentang buah-buahan); masak.

67) a. Meski sudah tertangkap basah, namun keberuntungan masih menghampiri Sareh.

b. Bajunya basah kena hujan.

Pada kalimat di atas makna basah (a) adalah terpergoki. Makna leksikalnya (b) adalah mengandung air atau barang cair, tidak kering.

68) a. Ketiga, sudah tentu harus bersih dari segala prilaku dan sifat yang merugikan masyarakat.

b. Danau itu tidak bersih lagi karena limbah dari pabrik.

(59)

69) a. Dari situlah muncul ide ‘gila’ tersebut Telegraph, melaporkan bahwa Angerer mencantumkan sebuah menu yang mengandung empat cangkir susu.

b. Ia menjadi gila karena menderita tekanan batin yang sangat berat.

Pada kalimat di atas makna gila (a) adalah tidak biasa, tidak sebagaimana mestinya. Makna leksikalnya (b) adalah sakit ingatan, sakit jiwa.

70) a. Mulai ada indikasi persaingan tidak sehat dalam bursa Ketua Partai Demokrat.

b. Dokter yang merawatnya menyatakan dia telah sehat dan boleh pulang segera.

(60)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Pada bagian ini akan disimpulkan beberapa hal yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini. Sesuai permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini, maka kesimpulan yang penulis peroleh adalah :

1. Dalam harian Sumut Pos edisi Maret 2010 polisemi dikategorikan dalam tiga jenis kata polisemi yakni polisemi verba (kata kerja) yang berjumlah 37 kata , polisemi nomina (kata benda) sebanyak 25 kata, polisemi adjektiva (kata sifat) sebanyak 8 kata yang terdapat dalam kalimat. Dari ketiga jenis kata polisemi tersebut, polisemi verba (kata kerja) lebih banyak ditemukan daripada polisemi nomina (kata benda) dan polisemi adjektiva (kata sifat) sedangkan jenis kata polisemi yang lebih sedikit ditemukan dalam harian Sumut Pos edisi Maret 2010 adalah polisemi adjektiva (kata sifat). Oleh karena itu, polisemi pada harian Sumut Pos edisi Maret lebih cenderung menggunakan kata kerja.

(61)

Makna kata polisemi pada harian Sumut Pos edisi Maret 2010 menimbulkan tanggapan atau tafsiran makna yang berbeda karena penggunaan kalimatnya ada yang tepat dan ada juga yang kurang tepat.

Makna kata polisemi pada harian Sumut Pos edisi Maret 2010 yang menggunakan kalimat yang tepat atau lebih tepatnya menggunakan kalimat yang santun adalah kalimat nomor 1,2,4,6-12,14,15,18- 20,24,27,28,30-33,35,37-44,46-50,52-56,58-60,62,64-68,70 sedangkan makna kata polisemi yang menggunakan kalimat yang kurang tepat atau menyesatkan pengertian adalah kalimat nomor 3,5,13,16,17,21-23,25,26,29,34,36,45,51,57,61,63,69. Contoh makna kata polisemi verba (kata kerja) yang tepat penggunaan kalimatnya atau kalimatnya santun terdapat pada kalimat No.35.

Contoh makna kata polisemi verba (kata kerja) yang kurang tepat penggunaan kalimatnya terdapat pada kalimat No.17.

Contoh makna kata polisemi nomina (kata benda) yang tepat penggunaan kalimatnya atau kalimatnya santun terdapat pada kalimat No.41.

Contoh makna kata polisemi nomina (kata benda) yang kurang tepat penggunaan kalimatnya terdapat pada kalimat No.51.

Contoh makna kata polisemi adjektiva (kata sifat) yang tepat penggunaan kalimatnya atau kalimatnya santun terdapat pada kalimat No.70.

(62)

5.2 SARAN

1. Seorang wartawan, editor bahasa dan ahli bahasa harus lebih teliti dan cermat dalam menggunakan, memilih kata-kata yang berpolisemi untuk menghindari salah pengertian dalam memperoleh informasi yang didapat atau dibaca.

2. Agar lebih ditingkatkan upaya pembentukan kata-kata yang baru bagi perkembangan bahasa Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Jenis kata tersebut dapat dibentuk dari kata dasar yang mendapat

Kata benda majemuk atau fukugou meishi adalah nomina yang terbentuk dari gabungan beberapa kata, lalu gabungan kata tersebut secara keseluruhannya dianggap sebagai

Frasa nomina merupakan gabungan lebih dari satu kata yang membentuk suatu makna benda. Yang dicetak tebal dan merupakan frasa yang berwujud nomina. Ini rombongan tamu

Distingsi gender pada nomina dalam bA tidak hanya mengacu pada benda hidup seperti manusia dan hewan, tetapi juga pada benda mati, konsep, dan pengertian. Hal ini

Data penelitian berupa kalimat yang di dalamnya terdapat nomina atau kata benda dalam surat kabar Tribun bulan September 2015.. Sumber data diperoleh dari surat kabar

Distingsi gender pada nomina dalam bA tidak hanya mengacu pada benda hidup seperti manusia dan hewan, tetapi juga pada benda mati, konsep, dan pengertian. Hal ini

Distingsi gender pada nomina dalam bA tidak hanya mengacu pada benda hidup seperti manusia dan hewan, tetapi juga pada benda mati, konsep, dan pengertian. Hal ini berbeda

Kata mlempem dalam bahasa Jawa, mlempem yang berarti keadaan yang tidak lagi renyah (tentang makanan yang digoreng). Dari kedua fenomena di atas, penulis