S K R I P S I
ANALISIS LAPORAN ARUS KAS DALAM MENILAI
KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEMEN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
OLEH :
ZAHRA SAUSAN SIREGAR
0 7 0 5 0 3 1 2 9
PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Laporan Arus
Kas dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Semen yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI)” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul ini belum
pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks
penulisan skripsi untuk program S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh
telah dinyatakan dengan jelas, benar, apa adanya dan apabila dikemudian hari
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh
Universitas Sumatera Utara.
Medan, 9 Maret 2011 Yang Membuat Pernyataan,
Nama : Zahra Sausan Siregar
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim, segala puji dan syukur penulis ucapkan
kepada Allah ‘Azza Wa Jalla, yang tak pernah jemu melimpahkan bilangan cinta-
Nya yang tak berbalas, belaian kasih syang-Nya, atas semua karunia, kenikmatan,
keistiqomahan, kesehatan, waktu dan kesempatan yang telah diberikan-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Skripsi
yang berjudul “Analisis Laporan Arus Kas dalam Menilai Kinerja Keuangan
Perusahaan Semen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”, disusun dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari
Program S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Selama proses penyusunan skripsi ini, saya telah memperoleh bimbingan,
dorongan, semangat, nasehat, dan bantuan baik secara moril maupun materiil dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Wahidin Yasin M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing yang
telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga sehingga saya dapat
4. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Dosen Penguji I dan Bapak Drs.
Rustam, M.Si, Ak selaku dosen Penguji II saya atas segala masukan dan
saran yang telah diberikan.
5. Kedua orang tua saya, H. Togar Siregar, MAP dan Hj. Drs. Siti Maryam
Harahap, dan saudara perempuan saya Hani Amirah Siregar yang
senantiasa melimpahkan cinta dan kasih sayangnya serta selalu
mendoakan dan mendukung saya dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Kepada Mine Inspiration Cholic, Disi Aisa F, Fadmi Anafoni, Ikhwanisita,
Rahmadiani, Rahma Ukhty, dan Riza Rianty Hsb. Terima kasih untuk
dukungan materil, moril serta semangat juang terindahnya. Semoga Allah
sellau menyatukan hati-hati kita di jalan-Nya hingga akhirnya
mempertemukan kita di jannah-Nya, keep fight!!!.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya kepada Allah penulis berserah diri dan
memohon ridha-Nya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Amin.
Medan , 9 Maret 2011
Penulis
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menilai kinerja keuangan perusahaan pada kelompok perusahaan semen yang terdaftar di BEI yang diukur dengan menggunakan analisis informasi arus kas dalam bentuk rasio.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 3 Perusahaan Semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007-2009 dan yang menjadi sampel penelitian adalah seluruh Perusahaan Semen yang terdaftar di BEI. Metode sensus digunakan dalam pemilihan sampel. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari ICMD dan situ pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi. Alat analisis yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan adalah analisis rasio laporan arus kas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT Semen Gresik (Persero) Tbk yang paling baik kinerja keuangannya .
ABSTRACT
This research aims to determine and assess financial performance of companies in the group of cement companies listed on the Indonesian Stock Exchange as measured by using analysis of cash flow information in the form of ratios.
The design of research is descriptive. The population in this research were three Cement Companies are listed on the Indonesia Stock Exchange 2007-2009 and sample of this research are all listed Cement Companies in BEI. Census methods used in sample selection. Type of data in this research are secondary data obtained from ICMD and study documentation. The analytical tool used to measure the financial performance of companies is cash flow statement ratio analysis.
The results showed that financial performance of PT Semen Gresik (Persero) Tbk is better than to others.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kas dan Setara Kas ... 9
2. Pengertian Laporan Keuangan ... 10
a. Tujuan Laporan Keuangan ... 12
b. Pemakai Laporan Keuangan ... 13
3. Manfaat dan Tujuan Laporan Arus Kas ... 21
a. Manfaat Laporan Arus Kas ... 23
b. Tujuan Laporan Arus Kas ... 25
4. Penyusunan Laporan Arus Kas ... 26
5. Analisis Laporan Arus Kas dalam Menilai Kinerja Perusahaan... 28
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 34
C. Kerangka Konseptual ... 35
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 38
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 38
C. Jenis dan Sumber Data Penelitian ... 39
D. Teknik Pengumpulan Data ... 39
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 40
F. Metode Analisis Data ... 40
G. Jadwal Penelitian ... 41
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 42
1. PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk... 42
2. PT Holcim Indonesia ... 43
B. Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian
1. Rasio Arus Kas Operasi (AKO) ... 46
2. Rasio Cakupan Kas terhadap Bunga (CKB) ... 48
3. Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL) ... 51
4. Rasio Pengeluaran Modal (PM) ... 54
5. Rasio Total Hutang (TH) ... 56
6. Rasio Cakupan Arus Dana (CAD) ... 59
7. Rasio Arus Kas Bersih Bebas (AKBB) ... 61
8. Rasio Kecukupan Arus Kas (KAK)... 65
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 71
B. Keterbatasan ... 72
C. Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 75
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 34
Tabel 3.1 Populasi Penelitian ... 38
Tabel 3.2 Sampel Penelitian ... 39
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ... 41
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Rasio Arus Kas Operasi (AKO) PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk... 46
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Rasio Arus Kas Operasi (AKO) PT Holcim Indonesia Tbk ... 47
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Rasio Arus Kas Operasi (AKO) PT Semen Gresik (Persero) Tbk ... 48
Tabel 4.4 Hasil perhitungan Rasio Cakupan Kas terhadap Bunga (CKB) PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk ... 49
Tabel 4.5 Hasil perhitungan Rasio Cakupan Kas terhadap Bunga (CKB) PT Holcim Indonesia Tbk... 49
Tabel 4.6 Hasil perhitungan Rasio Cakupan Kas terhadap Bunga (CKB) PT Semen Gresik (Persero) Tbk ... 50
Tabel 4.7 Hasil perhitungan Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL) PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk ... 51
Tabel 4.8 Hasil perhitungan Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL) PT Holcim Indonesia Tbk ... 52
Tabel 4.10 Hasil perhitungan Rasio Pengeluaran Modal (PM)
PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk... 54
Tabel 4.11 Hasil perhitungan Rasio Pengeluaran Modal (PM)
PT Holcim Indonesia Tbk ... 55
Tabel 4.12 Hasil perhitungan Rasio Pengeluaran Modal (PM)
PT Semen Gresik (Persero) Tbk ... 55
Tabel 4.13 Hasil perhitungan Rasio Total Hutang (TH)
PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk... 57
Tabel 4.14 Hasil perhitungan Rasio Total Hutang (TH)
PT Holcim Indonesia Tbk ... 57
Tabel 4.15 Hasil perhitungan Rasio Total Hutang (TH)
PT Semen Gresik (Persero) Tbk ... 58
Tabel 4.16 Hasil perhitungan Rasio Cakupan Arus Dana (CAD)
PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk... 59
Tabel 4.17 Hasil perhitungan Rasio Cakupan Arus Dana (CAD)
PT Holcim Indonesia Tbk ... 60
Tabel 4.18 Hasil perhitungan Rasio Cakupan Arus Dana (CAD)
PT Semen Gresik (Persero) Tbk ... 60
Tabel 4.19 Hasil perhitungan Rasio Arus Kas Bersih Bebas (AKBB)
PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk... 62
Tabel 4.20 Hasil perhitungan Rasio Arus Kas Bersih Bebas (AKBB)
PT Holcim Indonesia Tbk ... 63
Tabel 4.21 Hasil perhitungan Rasio Arus Kas Bersih Bebas (AKBB)
Tabel 4.22 Hasil perhitungan Rasio Kecukupan Arus Kas (KAK)
PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk... 65
Tabel 4.23 Daftar Kewajiban Lancar untuk 5 tahun untuk tahun
2007 PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk ... 65
Tabel 4.24 Daftar Kewajiban Lancar untuk 5 tahun untuk tahun
2008 PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk ... 65
Tabel 4.25 Daftar Kewajiban Lancar untuk 5 tahun untuk tahun
2009 PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk ... 66
Tabel 4.26 Hasil perhitungan Rasio Kecukupan Arus Kas (KAK)
PT Holcim Indonesia Tbk ... 66
Tabel 4.27 Daftar Kewajiban Lancar untuk 5 tahun untuk tahun
2007 PT Holcim Indonesia Tbk ... 67
Tabel 4.28 Daftar Kewajiban Lancar untuk 5 tahun untuk tahun
2008 PT Holcim Indonesia Tbk ... 67
Tabel 4.29 Daftar Kewajiban Lancar untuk 5 tahun untuk tahun
2009 PT Holcim Indonesia Tbk ... 67
Tabel 4.30 Hasil perhitungan Rasio Kecukupan Arus Kas (KAK)
PT Semen Gresik (Persero) Tbk ... 68
Tabel 4.31 Daftar Kewajiban Lancar untuk 5 tahun untuk tahun
2007 PT Semen Gresik (Persero) Tbk ... 69
Tabel 4.32 Daftar Kewajiban Lancar untuk 5 tahun untuk tahun
2008 PT Semen Gresik (Persero) Tbk ... 69
Tabel 4.33 Daftar Kewajiban Lancar untuk 5 tahun untuk tahun
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1 Daftar Perusahaan Semen yang Terdaftar di BEI
(Populasi dan Sampel Penelitian) ... 77
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menilai kinerja keuangan perusahaan pada kelompok perusahaan semen yang terdaftar di BEI yang diukur dengan menggunakan analisis informasi arus kas dalam bentuk rasio.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 3 Perusahaan Semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007-2009 dan yang menjadi sampel penelitian adalah seluruh Perusahaan Semen yang terdaftar di BEI. Metode sensus digunakan dalam pemilihan sampel. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari ICMD dan situ pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi. Alat analisis yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan adalah analisis rasio laporan arus kas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT Semen Gresik (Persero) Tbk yang paling baik kinerja keuangannya .
ABSTRACT
This research aims to determine and assess financial performance of companies in the group of cement companies listed on the Indonesian Stock Exchange as measured by using analysis of cash flow information in the form of ratios.
The design of research is descriptive. The population in this research were three Cement Companies are listed on the Indonesia Stock Exchange 2007-2009 and sample of this research are all listed Cement Companies in BEI. Census methods used in sample selection. Type of data in this research are secondary data obtained from ICMD and study documentation. The analytical tool used to measure the financial performance of companies is cash flow statement ratio analysis.
The results showed that financial performance of PT Semen Gresik (Persero) Tbk is better than to others.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagaimana kita ketahui bahwa bidang keuangan merupakan bidang yang
sangat penting dalam suatu perusahaan. Baik dalam perusahaaan yang berskala
besar maupun kecil, ataupun bersifat profit motif maupun non-profit motif akan
mempunyai perhatian yang sangat besar di bidang keuangan, terutama dalam
perkembangan dunia usaha yang semakin maju, menimbulkan persaingan antara
perusahaan pun semakin ketat, sehingga menuntut perusahaan untuk dapat
membuat perusahaan lebih efisien dalam beroperasi sehingga dapat terus-menerus
meningkatkan kemampuan bersaing demi kelangsungan hidup perusahaannya.
Untuk dapat bertahan, perusahaan harus mencermati dan menganalisis kinerja
perusahaan, salah satunya adalah dengan melakukan analisis kinerja dari sisi
keuangan terhadap laporan keuangan.
Salah satu cara untuk mengukur tingkat kinerja perusahaan adalah dengan
menggunakan laporan arus kas. Laporan arus kas bermanfaat secara internal bagi
pihak manajemen perusahaan dan secara eksternal bagi pihak investor, pemerintah
dan masyarakat. Bagi internal perusahaan dengan menganalisis laporan arus kas,
pihak manajemen akan mengetahui apakah kebijakan yang dilakukan berjalan
baik dalam hal memperoleh serta menggunakan kas tersebut pada priode tertentu.
akan membantu para investor, kreditur, dan pihak lainnya dalam menilai berbagai
aspek dari posisi keuangan perusahaan.
Suatu keharusan bagi perusahaan mencantumkan laporan arus kas dalam
laporan keuangan tahunan membuat pengguna informasi laporan arus kas sebagai
alat analisis kinerja perusahaan semakin penting. Salah satu analisis kinerja
keuangan dengan menggunakan laporan arus kas adalah rasio laporan arus kas.
Analisis laporan arus kas, komponen neraca dan laporan laba rugi sebagai alat
analisis rasio. Untuk mengetahui apakah kondisi keuangan atau kinerja suatu
perusahaan mengalami kemajuan atau tidak, maka hasil perhitungan rasio
keuangan harus dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya dengan rata-rata
industri.
Dalam penelitian ini, perusahaan yang menjadi objek penelitian adalah
kelompok perusahaan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan
sumber data berupa laporan keuangan tahun 2007-2009. Indikator atau alat yang
akan digunakan untuk menilai kondisi keuangan perusahaan adalah rasio arus kas.
Laporan arus kas sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan perusahaan menyajikan data mengenai kondisi kas perusahaan
dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaannya. Beberapa penelitian terdahulu
menyatakan bahwa laporan arus kas mempunyai kandungan informasi yang
bermanfaat bagi investor. Oleh karena itu, penulis merasa
tertarik untuk meneliti perubahan kondisi kas perusahaan, yang dinilai dengan
pergerakan rasio-rasio arus kas untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dilihat
Walaupun masih jarang digunakan, namun teknik analisis ini dapat
memberikan gambaran yang lebih dalam atau detail bagi publik tentang kinerja
keuangan suatu perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana
penggunaan teknik analisis rasio arus kas dalam membandingkan kemampuan
atau kinerja suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya yang sejenis dari tahun
ke tahun agar dapat diketahui kelebihan dan kekurangan pada masing-masing
perusahaan, penyebab-penyebab penyimpangan, dan kemudian dapat dicari solusi
untuk peningkatan kualitasnya dan juga untuk memprediksikan kinerja
perusahaan dimasa yang akan datang.
Adapun rasio yang digunakan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan
yaitu berupa analisis rasio arus kas. Rasio arus kas, yaitu Rasio Arus Kas Operasi
(AKO), Cakupan Kas terhadap Bunga (CKB), Cakupan Kas terhadap Hutang
Lancar (CKHL), Pengeluaran Modal (PM), Total Hutang (TH), Cakupan Arus
Dana (CAD), Rasio Arus Kas Bersih Bebas (AKBB) dan rasio Kecukupan Arus
Kas (KAK).
Arus Kas Operasi (AKO) digunakan untuk menghitung kemampuan arus kas
operasi dalam membayar kewajiban lancar. Cakupan Kas terhadap Bunga (CKB)
digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar bunga
atas hutang yang telah ada. Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL)
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang
lancar berdasarkan arus kas operasi bersih. Rasio Pengeluaran Modal (PM)
digunakan untuk mengukur modal tersedia untuk investasi dan pembayaran
pembayaran hutang oleh perusahaan dengan asumsi semua arus kas operasi
digunakan untuk membayar hutang. Rasio Cakupan Arus Dana (CAD) digunakan
untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas guna
membayar komitmen-komitmen. Rasio Arus Kas Bersih Bebas (AKBB) berguna
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban kas dimasa
mendatang. Rasio Kecukupan Arus Kas (KAK) digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menyediakan kas untuk memenuhi kewajiban
dalam jangka lima tahun mendatang.
Fenomena pertumbuhan ekonomi negara yang terus bergerak naik serta
dukungan pemerintah terhadap iklim investasi memberikan beberapa harapan
terhadap perkembangan sektor rill dan sektor keuangan. Salah satu sektor yang
cukup baik untuk dicermati adalah sektor semen yang juga mendapat dukungan
dari pemerintah berupa program kerja pemerintah terhadap pembangunan
infrastruktur negara. Mengacu pada tingkat konsumsi semen, prospek industri
semen masih cerah untuk beberapa tahun ke depan. Sampai dengan akhir 2009,
prediksi penjualan semen tercatat sebesar 41 juta ton, naik 1,5 % dari tahun 2008
yang mencapai 40 juta ton. Pertumbuhan pembangunan infrastruktur dan property
di Indonesia yang terus meningkat setiap tahunnya berpotensi meningkatkan laju
penjualan semen.
Untuk mengetahui kondisi keuangan Perusahaan Semen yang terdaftar di BEI
yang meliputi kondisi umum kinerja keuangan perusahaan, analisis rasio arus kas
berguna untuk mengevaluasi posisi dan operasi keuangan perusahaan dan
dibandingkan dengan rasio rata-rata industri dari perusahaan sejenis yang terdaftar
di BEI, sehingga dapat diketahui baik tidaknya kinerja perusahaan, karena kinerja
keuangan merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan
mengalokasikan sumber dayanya. Banyak pihak yang berbeda kepentingan
terhadap kinerja keuangan, tergantung dari sudut pandang yang diambil. Sudut
pandang manajemen berkepentingan terhadap keberhasilan perusahaan agar dapat
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, pemilik berkepentingan dengan
profitabilitas dari investasi modal yang ditanamkan.
Manfaat bagi perusahaan setelah dilakukannya analisis rasio laporan arus
kasnya adalah perusahaan dapat dikatakan likuid bilamana perusahaan dapat
memenuhi kewajiban jangka pendek, perusahaan dapat dikatakan pengelolaan
aktivanya baik bila perusahaan mampu menggunakan asetnya dengan efisien,
perusahaan dikatakan solvabel jika perusahaan dapat memenuhi semua
kewajibannya baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang
dengan baik, perusahaan dikatakan profit apabila mampu menghasilkan
keuntungan pada penjualan,aset, dan modal saham.
Salah satu alasan dilakukannya analisis terhadap laporan arus kas adalah
menilai kinerja keuangan perusahaan. Dimana penilaian kinerja untuk
mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Penilaian kinerja suatu perusahaan dapat dilakukan dengan
menganalisis dua aspek, yaitu kinerja financial dan kinerja non-financial. Kinerja
pemasaran, aspek teknologi maupun aspek manajemen. Pengukuran kinerja
keuangan suatu perusahaan sangat berguna untuk membandingkan perusahaan
dengan perusahaan yang sejenis sehingga dapat dilakukan suatu tindakan yang
dianggap perlu untuk memperbaikinya. Tanpa perbandingan, tidak akan diketahui
apakah kinerja atau perusahaan mengalami perbaikan atau sebaliknya yaitu
menunjukkan penurunan.
Analisis kinerja keuangan khususnya dengan menggunakan laporan arus kas
perusahaan agar dapat membantu dalam pengambilan keputusan atau penyusunan
kebijakan untuk masa yang akan datang demi terciptanya peningkatan hasil dari
kinerja keuangan perusahaan. Melihat betapa pentingnya dilakukan suatu analisis
terhadap laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan ini, maka
penulis tertarik untuk meneliti analisis laporan arus kas sebagai dasar penilaian
kinerja keuangan pada kelompok industri semen yang terdaftar di BEI.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan penjelasan dari latar belakang yang dikemukakan
sebelumnya, maka penulis mencoba merumuskan masalah penelitian dalam
bentuk pertanyaan bagaimana kinerja keuangan kelompok perusahaan semen yang
terdaftar di BEI yang diukur dengan menggunakan analisis informasi arus kas
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah untuk
mengetahui dan menilai kinerja keuangan kelompok perusahaan semen yang
terdaftar di BEI yang diukur dengan menggunakan analisis informasi arus kas
dalam bentuk rasio.
D. Manfaat Penelitian
Dari Penelitian ini diharapkan akan memperoleh informasi yang akurat dan
relevan yang dapat digunakan oleh :
a. Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan pengetahuan
dalam menganalisis arus kas perusahaan, dan merupakan media pembanding
antara teori yang telah diperoleh dari literatur dan perkuliahan dengan aplikasinya
pada perusahaan tempat diadakan penelitian.
b. Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk dijadikan
bahan masukan untuk kemajuan perusahaan tersebut terutama dalam penilaian
posisi keuangan perusahaan dengan menggunakan analisis laporan arus kas.
c. Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan
dapat menjadi bahan referensi khususnya untuk mengkaji topik-topik yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Pengertian Kas dan Setara Kas
Setiap perusahaan dalam menjalankan operasi usahanya akan mengalami
arus kas masuk (cash inflows) dan arus keluar (cash outflows). Apabila arus kas yang masuk lebih besar dari arus kas yang keluar maka hal ini akan
menunjukkan positive cash flows, dan sebaliknya apabila arus kas masuk lebih sedikit daripada arus kas keluar maka arus kas yang tejadi akan negative cash flows.
Kas didefinisikan sebagai alat pembayaran yang siap dan bebas
dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Kas dan setara
kas menurut PSAK No.2 (IAI:2009 :22) ”Kas terdiri dari saldo kas (cash on
hand) dan rekening giro. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat liquid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan
sebagai kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapai risiko perubahan nilai
yang signifikan”.
PSAK No. 2, paragraf 6 menjelaskan setara kas sebagai berikut :
Kas merupakan komponen aktiva (asset) lancar yang paling likuid di
dalam neraca, karena kas sering mengalami mutasi atau perpindahan dan
hampir semua transaksi yang terjadi dalam perusahaan akan mempengaruhi
posisi kas. Dalam Standar Akuntansi Keuangan (IAI) (2009 : 1.7), Aset
lancar dijelaskan bahwa suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika
aset tersebut :
1. Diperkirakan akan direalisasikan atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaaan.
2. Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan kan direalisasikan dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan dari tanggal neraca
3. Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi
Dari definisi kas dan setara di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Kas dan setara kas bukan hanya yang ada di perusahaan, tetapi juga
saldo rekening giro di bank yang penggunaannya tidak dibatasi dan
surat-surat berharga yang dapat ditarik dengan segera menjadi kas
sehingga risikonya kecil akibat pengaruh terjadinya perubahan nilai
dari perubahan tingkat suku bunga.
2. Umumnya kas dan setara digunakan untuk membiayai kegiatan
umum perusahaan, sehingga kas dan setara kas secara langsung atau
tidak langsung hampir mempengaruhi semua transaksi bisnis
perusahaan.
3. Perkiraan kas dan setara kas di Neraca disajikan pada urutan pertama
Perbedaan utama terhadap pentingnya kas sebagai unsur kunci dalam
posisi likuiditas perusahaan adalah sifat tidak produktifnya, karena kas adalah
ukuran nilai, maka tidak dapat berkembang dan tumbuh jika tidak
dikonversikan ke dalam properti yang lain. Manajemen kas yang efisien
membutuhkan kas yang tersedia untuk operasional atau dalam investasi
jangka pendek dan jangka panjang.
Salah satu tanggung jawab manajer keuangan perusahaan adalah
mengatur sumber-sumber kas untuk memastikan tersedianya kas untuk
kebutuhan jangka pendek juga merencanakan kebutuhan kas jangka panjang
untuk memperlancar kebutuhan dan perkembangan perusahaan melalui
ekspansi dan akuisisi.
2. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009:2) pengertian laporan
keuangan adalah :
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap, biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam beberapa cara, laporan arus kas dan laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian intergal dari laporan keuangan,disamping itu juga segmen industri dan geografis serta pengungkapan perubahan harga.
Menurut Munawir (2002) Laporan Keuangan diartikan sebagai “Hasil
dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan
tersebut”.
Dari penjelasan diatas dapat dijelaskan bahwa laporan keuangan
merupakan suatu daftar yang digunakan sebagai alat untuk menginformasikan
kondisisi keuangan pada priode tertentu, yang terdiri dari neraca,laporan laba
rugi, laporan ekuitas, laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas
laporan keuangan.
a. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut APB Statement No.4, sumber :
Harahap (2007:133), adalah :
1. Tujuan Umum
Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan
posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yanng
diterima.
2. Tujuan Khusus
Memberikan informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan
bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban serta
informasi yang relevan.
Ikatan Akuntan Indonesia (2009) mengemukakan bahwa :
b. Pemakai Laporan keuangan
Pemakai laporan keuangan meliputi :
1. Investor
Para investor ( dan penasehatnya) berkepentingan terhadap resiko
yang melekat dari hasil pengembangan dari investasi yang
dilakukannya . Investor ini membutuhkan informasi untuk membantu
menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi
tersebut. Selain itu, mereka juga tertarik pada informasi yang
memungkinkan melakukan penilaian terhadap kemampuan
perusahaan dalam membayar dividen.
2. Kreditor (pemberi pinjaman)
Para kreditor tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta
bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
3. Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Pemasok dan kreditor lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang
terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha
berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih
4. Shareholder’s (para pemegang saham)
Para pemegang saham berkepentingan dengan informasi
mengenai kemajuan perusahaan, pembagian keuntungan yang akan
diperoleh, dan penambahan modal untuk business plan selanjutnya.
5. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup perusahaan, terutama jika mereka terlibat dalam
perjanjian jangka panjang dengan atau bergantung pada perusahaan.
6. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah
kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan oleh
karenanya berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Selain itu,
mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas
perusahaan, menetapkan pajak dan sebagai dasr untuk menyusun
statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
7. Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakilinya tertarik
pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan.
Mereka juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka
melakukan penilaian atas kemampuan perusahaan dalam memberikan
8. Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai
cara, seperti pemberian kontribusi pada prekonomian nasional,
termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada
para penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu
masyarakat dengan menyediakan informsi kecendrungan (ternd) dan
perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian
aktivitasnya.
c. Komponen-komponen Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang lengkap menurut Standar Akuntansi
Keuangan (2009 : 12), meliputi :
1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan perubahan Ekuitas
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan Atas laporan Keuangan
Komponen-komponen dari laporan keuangan dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Neraca
Untuk dapat amenggambarkan posisi keuangan perusahaan pada
kewajiban, dan ekuitas. Masing-masing unsur ini dapat
disubklasifikasikan sebagai berikut:
a) Aktiva, yang merupakan sumber daya yang dikuasai perusahaan
dapat disubklasifikasi lebih jauh menjadi lima subklasifikasi aktiva,
yaitu:
i. Aktiva lancar, yaitu yang manfaat ekonominya diharapkan akan
diperoleh dalam waktu satu tahun kurang (atau siklus operasi
normal), misalnya kas, surat berharga, persediaan, piutang dan
persekot biaya.
ii. Investasi jangka panjang, yaitu penanaman modal yang biasa
dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan tetap
atau untuk menguasai perusahaan lain dalam jangka waktunya
lebih dari satu tahun, misalnya investasi saham, investasi
obligasi
iii. Aktiva tetap, yaitu aktiva yang dimiliki subtansi (wujud) fisik,
digunakan dalam organisasi formal perusahaan ( tidak
simaksudkan untuk dijual) dan memberikan manfaat ekonomi
lebih dari satu tahun. Termasuk dalam sub-klasifikasi aktiva ini
antara lain tanah, gedung, kendaraan dan mesin serta peralatan.
iv. Aktiva yang tidak berwujud, yaitu aktiva yang tidak mempuyai
subtansi fisik dan biasanya berupa hak atau hak istimewa yang
memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan untuk jangka
aktiva ini misalnya patent, goodwill, royalty, copyright (hak
cipta), trade name/trade mark (merek/nama dagang), frenchise
dan license (lisensi).
v. Aktiva lain-lain, yaitu aktiva yang tidak dapat dimasukkan ke
dalam salah satu dari empat sub-klasifikasi tersebut, misalnya
beban ditangguhkan, piutang kepada direksi, deposito pinjaman
karyawan.
b) Kewajiban, yang merupakan utang perusahaan masa kini dapat
disub-klasifikasi lebih jauh menjadi tiga sub-klaasifikasi, yaitu :
i. Kewajiban lancar yaitu kewajiban yang penyelesaiannya
diharapkan akan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya
perusahaan ( yang memiliki manfaat ekonomi) dalam jangka
waktu satu tahun atau kurang (atau siklus operasi normal).
Termasuk dalam katagori kewajiban ini misalnya utang dagang,
utang wesel, utang gaji dan upah, utang pajak, dan utang biaya
atau beban lainnya yang belum dibayar.
ii. Kewajiban jangka panjang yaitu kewajiban yang
penyelesaiannya diharapkan akan mengakibatkan arus keluar
dari sumber daya perusahaan ( yang memiliki manfaat ekonomi)
dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Termasuk dalam
katgori kewajiban ini misalnya utang obligasi, utang hipotik,
iii.Kewajiban lain-lain, yaitu kewajiban yang tidak dapat
dikatagorikan kedalam salah satu sub-klasifikasi kewajiban
tersebut, misalnya utang pada salah satu sub-klasifikasi
kewajiban tersebut, misalnya utang pada direksi, utang pada
pemegang saham.
c). Ekuitas, yaitu merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan
yang merupakan selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada,
Unsur ekuitas ini dapat disub-klasifikasi lebih jauh menjadi dua
sub-klasifikasi, yaitu :
i. Ekuitas yang berasal dari setoran para pemilik, misalnya modal
saham (termasuk agio saham bila ada), dan
ii. Ekuitas yang berasal dari hasil operasi, yaitu laba yang tidak
dibagikan kepada para pemilik, misalnya dalam bentuk deviden,
(ditahan).
2. Laporan Laba-Rugi
Untuk dapat menggambarkan mengenai potensi (kemampuan)
perusahaan dalam menghasilkan laba selama priode tertentu (kinerja),
laporan laba rugi mempunyai dua unsur, yaitu penghasilan dan beban,
yang dijelaskan sebagai berikut :
a) Penghasilan (income) yang diartikan sebagai kenaikan manfaat
ekonomi dalam bentuk pemasukan atau peningkatan aktiva atau
yang bersal dari kontribusi pemilik) perusahaan selama priode
tertentu dapat dapat disub-klasifikasikan meliputi :
i. Pendapatan (revenues), yaitu penghasilan yang timbul dalam
pelaksanaan aktivitas yang bisa yang dikenal dengan sebutan
yang berbeda, seperti misalnya penjualan barang dagang,
penghasilan jasa (fees), pendapatan bunga, pendapatan dividen,
royalties dan sewa.
ii. Keuntungan (gains), yaitu pos lain yang memenuhi definisi
penghasilan dan mungkin timbul atau tidak timbul dalam
pelaksanaan aktivitas perusahaan yang rutin misalnya pos yang
timbul dalam pengalihan aktiva lancar, revaluasi sekuritas,
kenaikan jumlah aktiva jangka panjang.
b) Beban (expense) yang diartikan sebagai penurunan manfaat
ekonomi dalam bentuk arus keluar, penurunan aktiva, atau
kewajiban (yang menyebabkan penurunan ekuitas yang tidak
menyangkut pembagian kepada pemilik) perusahaan selama priode
tertentu dapat disub-klasifikasikan menjadi :
i. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan
yang biasa ( yang biasa arus keluar atau berkurangnya aktiva
seperti kas, persediaan, aktiva tetap), yang meliputi misalnya
ii. Kerugian, yang mencerminkan pos lain yang memenuhi
definisi beban yang timbul atau tidak timbul dari aktivitas
perusahaan yang jarang terjadi, seperti misalnya rugi karena
bencana alam, kebakaran, banjir atau pelepasan aktiva tidak
lancar.
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai
komponen laporan keuangan yang menunjukkan :
i. Rugi atau laba bersih periode yang bersangkutan
ii. Setiap pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta
jumlahnya yang berdasrkan SAK terkait diakui secara langnsung
dalam ekuitas
iii.Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan
perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur
dalam SAK terkait.
iv.Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik.
v. Saldo akumulasi rugi dan laba pada awal dan akhir periode
serata perubahannya.
vi.Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal
saham, agio, dan cadangan pada awal dan akhir periode yang
4. Laporan Arus Kas
Perusahaan harus menyajikan laporan arus kas sebagai bagian yang
tidak terpisah (intergal) dari laporan keuangan untuk setiap periode
penyajian laporan keuangan.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis,
Setiap pos dalam neraca, laporan laba-rugi dan laporan arus kas, harus
berkaitan dengan informasi yang terdapat catatan atas laporan
keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan :
i. Informasi tentang penyusunan laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi
ii. Informasi yang diwajibkan dalam SAK tetap disajikan di neraca,
laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan
ekuitas
iii.Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan
keyuangan tetap diperlukan dalam rangka penyajian secara
wajar.
3. Manfaat dan Tujuan Laporan Arus Kas
Manajer perusahaan biasanya menggunakan informasi laporan keuangan
di samping informasi lainnya sebagai tolok ukur dalam pengambilan
Informasi keuangan yang disajikan juga dapat membantu manajemen
perusahaan untuk memberikan pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang
berkepentingan pada perusahaan (stakeholders). Informasi keuangan menurut
standar akuntansi keuangan terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan
Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan Atas Laporan Keuangan
merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Informasi laporan keuangan sangat penting untuk mengetahui sampai
sejauh mana realisasi dari perencanaan dan kebijakan-kebijakan apa yang
harus disesuaikan dimasa mendatang sesuai dengan kemampuan keuangan
perusahaan. Menurut pendapat Harahap (2006) mengemukakan bahwa
“Laporan arus kas adalah suatu laporan yang bertujuan untuk memberikan
informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau setara
kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu”.
Kiesso, et all (2002) mengemukakan bahwa :
Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, pembayaran kas dan perubahan bersih pada kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dari suatu perusahaan selama suatu periode dalam suatu format merekomendasikan saldo kas awal dan akhir.
Sedangkan arus kas menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004: 2.2) ”arus
kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas”. Dari keterangan
di atas dapat dilihat bahwa laporan arus kas dapat membantu menunjukkan
bagaimana perubahan kas yang terjadi dalam sebuah perusahaan dilaporkan
a. Manfaat Laporan Arus Kas
Penyusunan laporan arus kas sangat bermanfaat bagi pihak intern
maupun pihak ekstern sebagaimana dikemukakan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (2004: 2.1) berikut ini:
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya. Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang lain, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows) dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama. Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu, dan kepastian arus kas masa depan. Disamping itu, informasi arus kas juga berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.
Menurut Kiesso et all ( 2002) laporan arus kas bermanfaat untuk:
a. Kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas dimasa depan b. Kemampuan entitas untuk membayar dividen danmemenuhi
kewajibannya
c. Penyebab perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari kegiatan operasi
Dengan adanya informasi yang diperoleh dari laporan arus kas, maka
manajer perusahaan dapat mengetahui sampai sejauh mana kemampuan
perusahaan menghasilkan kas. Penganalisaan juga dapat dilakukan oleh
pimpinan perusahaan dengan membandingkan perubahan kas pada laporan
keuangan dalam dua periode atau lebih.
Laporan arus kas (cash flow) sering disebut dengan laporan sumber dan
penggunaan kas atau laporan perubahan kas dalam suatu peiode akuntansi,
dimana dengan adanya laporan arus kas perusahaan dapat melakukan
penganalisaan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Laporan sumber
dan penggunaan kas digunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas
dimasa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada, atau dapat
digunakan sebagai dasar perencanaan dengan peramalan kebutuhan kas
dimasa yang akan datang.
Laporan arus kas perusahaan dapat berguna bagi para pemakai laporan
keuangan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan
menilai kebutuhan perusahaan dalam menghasilkan kas tersebut. Dalam
proses pengambilan keputusan para pemakai laporan arus kas perlu
melakukan evaluasi terhadap apa saja yang menjadi sumber-sumber dari
penerimaan kas, apa saja yang merupakan pengeluaran kegiatan operasi,
investasi dan pendanaan untuk setiap periode. Laporan sumber-sumber dan
penggunaan kas merupakan cara untuk mengetahui perubahan netto dari
penyusunan laporan keuangan pada awal dan akhir periode yang akan
dianalisa.
b. Tujuan Laporan Arus Kas
Menurut Hendriksen (1999) tujuan dari laporan arus kas sebagai berikut:
Tujuan utama penyajian data mengenai arus kas ialah menyediakan informasi yang diasumsikan akan (1) membantu para investor atau kreditur meramalkan jumlah kas yang mungkin didistribusikan pada waktu yang akan datang dalam bentuk bunga dan dalam bentuk distribusi likuidasi atau pembayaran kembali pokok dan (2) membantu dalam mengevaluasikan risiko.
Tujuan laporan arus menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004: 2.1)
adalah ”Memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas
dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus
kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan (financing)
selama suatu periode akuntansi”.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa tujuan utama dari laporan arus
kas adalah memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas
suatu kesatuan selama satu periode. Tujuan keduanya adalah memberikan
informasi atas dasar kas mengenai aktivitas operasi, investasi dan
pendanaannya.
4. Penyusunan Laporan Arus Kas
Penyusunan laporan arus kas menurut Ikatan Akuntan Indonesia
(2004:2.3) ”Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode
1. Arus Kas Dari Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan
perusahaan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain
yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
Kas dan setara kas dari aktivitas operasi merupakan indikator untuk
menentukan apakah perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup
untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan,
membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan
sumber pendanaan luar.
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh diperoleh dari
aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus
kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang
memengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. Beberapa contoh arus kas
dari aktivitas operasi menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004: 2.4)
adalah:
a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;
b. Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pendapatan lain; c. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;
d. Pembayaran kas kepada karyawan;
e. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anitas, dan manfaat asurans lainnya;
f. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi;
g. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.
2. Arus Kas Dari Aktivitas Investasi
Yang dimaksud dengan aktivitas investasi adalah perolehan dan
pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk
setara kas (cash equivalent). Pengungkapan arus kas yang berasal
aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan
penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang
bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
Beberapa contoh arus kas dari aktivitas investasi menurut Ikatan Akuntan
Indonesia (2004: 2.5) adalah:
a. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri.
b. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain;
c. Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain; d. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain
serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan);
e. Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
3. Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan
Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan
pinjaman perusahaan. Aktivitas ini perlu diungkapkan secara terpisah
pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas
pendanaan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2004: 2.5) adalah:
a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya;
b. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan;
c. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman lainnya;
d. Pelunasan pinjaman;
e. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease).
Perusahaan menyajikan laporan arus kas dari aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis
perusahaan tersebut. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi
yang memungkinkan para pengguna laporan keuangan untuk menilai
pengaruh dari aktivitas tersebut terhadap posisi perusahaan serta terhadap
jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk
mengevaluasi hubungan antara ketiga aktivitas tersebut.
5. Analisis Laporan Arus Kas Dalam Menilai Kinerja Perusahaan
Analisis Laporan arus kas merupakan analisis finansial yang sangat
penting bagi seorang manajer keuangan suatu perusahaan disamping alat-alat
finansial lainnya. Dengan melakukan analisis laporan arus kas, manajer
keuangan dapat melaksanakan salah satu fungsinya yaitu fungsi perencanaan.
Laporan arus kas disusun berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan dalam
pernyataan Standar Akuntansi Keuangan terkait.
Analisis arus kas adalah suatu metode analisa ekonomi yang memasukan pergerakan kas yang positif (aliran kas masuk) dan pergerakan kas yang negatif (aliran kas keluar) yang disebabkan oleh aktivitas untuk menentukan kebutuhan relatif dari aktivitas tersebut. termasuk didalamnya metode aliran kas yang dikontrol.
Laporan arus kas dapat membantu para pemakainya untuk melihat
bagaimana saldo kas dan setara kas dalam neraca perusahaan berubah dari
awal hingga akhir periode akuntansi dan apa artinya perubahan tersebut bagi
perusahaan, apakah menunjukkan prestasi positif atau negatif.
Karena laporan laba rugi perusahaan menggunakan dasar akrual yang
memungkinkan pelaporan pendapatan dan beban sebelum ada arus kas masuk
atau keluar, maka laporan arus kas dalam hal ini dapat digunakan sebagai
laporan pengimbang laporan laba rugi. Seperti yang dijelaskan oleh Kieso et
all (2002) bahwa :
Akuntansi akrual terlalu jauh menyimpang dari arus kas yang mendasari perusahaan bersangkutan, sehingga dengan demikian menghitung laba bersih tidak lagi memberikan indikator yang diterima mengenai daya menghasilkan laba perusahaan. Demikian pula, karena laporan keuangan tidak mengakui inflasi, banyak yang mencari standar yang lebih konkrit untuk mengevaluasi keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan.
Fungsi dari laporan laba rugi adalah untuk mengukur profitabilitas dari
perusahaan pada suatu periode tertentu dengan cara menghubungkan seluruh
biaya dan pendapatan yang terkait. Oleh karena itu, penilaian yang tepat atas
prestasi suatu perusahaan tidak hanya memperhatikan kemampuan
perusahaan dalam memperhatikan dalam menghasilkan laba tetapi juga
memperhatikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas positif
mengalami defisit arus kas dapat merupakan indikasi bahwa perusahaan
mengalami masalah keuangan dan dikhawatirkan tidak mampu
mengembalikan pinjaman kepada kreditor maupun membayar dividen kepada
investor.
Untuk alasan ini, para analisis laporan keuangan memilih untuk
menghubungkan arus kas operasi dengan laba bersih yang dilaporkan pada
periode yan bersangkutan sebagai pengecekan atas kualitas bersih yang
dilaporkan tersebut.
Dengan demikian, laporan arus kas digunakan untuk mengecek dan
melengkapi laporan laba rugi tapi bukan sebagai pengganti laporan laba rugi.
Laporan arus kas berfokus pada pengukuran keuangan daripada ukuran profit
dan biasanya lebih cocok digunakan untuk mengevaluasi dan
memproyeksikan likuiditas dan fleksibilitas perusahaan. Dalam hal ini tidak
mengidentifikasikan laporan mana yang lebih unggul, tapi penggunaannya
tergantung pada apa yang hendak diukur.
Karena laporan arus kas merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dengan laporan keuangan lainnya, maka penggunaannya secara
bersama-sama akan memberikan hasil yang lebih tepat untuk mengevaluasi sumber
dan penggunaaan kas perusahaan dalam seluruh kegiatan perusahaan. Dengan
demikian dapat membantu para pemakai laporan keuangan untuk
mengevaluasi struktur dan kinerja keuangan suatu perusahaan.
Salah satu analisis kinerja keuangan dengan menggunakan informasi
kas ini menggunakan komponen dalam laporan arus kas dan komponen
neraca dan laporan laba rugi sebagai informasi dalam analisis rasio.
Menurut Darsono dan Ashari (2005), alat analisis rasio laporan arus kas
yang diperlukan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan antara lain :
1. Rasio Arus Kas Operasi (AKO)
Rasio arus kas operasi menghitung kemampuan arus kas oparasi dalam membayar kewajiban lancar. Rasio ini diperoleh dengan membagi arus kas operasi dengan kewajiban lancar. Semakin besar rasio ini, maka perusahaan dikatakan semakin baik. 100% adalah ukuran memadai untuk rasio ini.
2. Rasio Cakupan kas Terhadap Bunga (CKB).
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atas hutang yang telah ada. Rasio ini diperoleh dengan arus kas dari operasi tambah pembayaran bunga, dan pembayaran pajak dibagi pembayaran bunga. Semakin besar rasio ini, maka perusahaan dikatakan semakin baik.
3. Rasio Cakupan Kas Terhadap Hutang Lancar (CKHL)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar berdasarkan arus kas opersi bersih. Rasio ini diperoleh dengan arus kas operasi ditambah deviden kas dibagi dengan hutang lancar. Semakin besar rasio ini, maka perusahaan dikatakan semakin baik.
4. Rasio Pengeluaran Modal (PM)
Rasio ini digunakan untuk mengukur modal tersedia untuk investasi dan pembayaran hutang yang ada. Rasio ini diperoleh dengan arus kas dari operasi dibagi dengan pengeluaran modal. Semakin besar rasio ini, maka perusahaan dikatakan semakin baik.
5. Rasio Total Hutang (TH)
Rasio ini menunjukan jangka waktu pembayaran hutang oleh perusahaan dengan asumsi semua arus kas operasi digunakan untuk membayar hutang. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa menganalisis dalam jangka waktu beberapa lama perusahaan akan mampu membayar hutang dengan menggunakan arus kas yang dihasilkan dari aktivitas operasional perusahaan. Semakin besar rasio ini, maka perusahaan dikatakan semakin baik.
6. Rasio Cakupan Arus Dana (CAD)
semakin likuid suatu perusahaan, akibatnya akan menarik investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan.
7. Rasio Arus Kas Bersih Bebas (AKBB)
Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban kas dimasa mendatang. Semakin besar rasio ini, maka perusahaan dikatakan semakin baik.
8. Rasio Kecukupan Arus Kas (KAK)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menyediakan kas untuk memenuhi kewajiban dalam jangka 5 tahun mendatang. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan semakin solvent suatu perusahaan. Dari kebanyakan literatur yang ada menyarankan bahwa 20% adalah ukuran yang memadai untuk rasio ini.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Berikut beberapa peneliti terdahulu yang meneliti tentang laporan arus kas:
Tabel 2.1
Tinjauan penelitian terdahulu
No Nama peneliti
Judul penelitian variabel Hasil penelitian Periode
sampel kas PT Lariza telah sesuai dengan PSAK transaksi non kas untuk
mendapatkan arus kas bersih dari aktivitas operasi sehingga perbedaan antara laba bersih dengan kas yang berasal dari aktivitas alat ukurnya yang terdiri dari Current Ratio, Quick Ratio, Debt to
Sumber : Peneliti 2011
Perbedaan penelitian ini dengan peneliti terdahulu dari Fahrita (2004) yaitu
berbeda di variabel penelitian, Fahrita meneliti bagaimana penyajian laporan arus
kas PT Lariza dengan menggunakan variabel penelitian yaitu penyusutan aktiva
tetap, penjualan aktiva tetap, penyusutan aktiva tetap, pelepasan saham dan laba
bersih. Sedangkan penelitian ini meneliti bagaimana kinerja perusahaan semen
yang terdaftar di BEI dengan menggunakan variabel penelitian rasio arus kas.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Chadijah (2009) yaitu juga pada
variabel penelitian, Chadijah menggunakan rasio laporan keuangan sebagai alat
ukur kinerja keuangan di kelompok industri alas kaki yang terdaftar di BEI, yaitu
rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas. Sedangkan penelitian ini
menggunakan rasio laporan arus kas sebagai alat ukur kinerja keuangan
perusahaan semen yang terdaftar di BEI. Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
Equity Ratio, Inventory Turnover, Total Asset
C. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari kejadian teori
yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan
tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian dan merupakan tempat penulis
memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel
ataupun masalah yang ada dalam penelitian.
Untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan semen yang terdaftar di BEI
perlu dilakukan evaluasi terhadap kinerja keuangan perusahaan melalui laporan
keuangan perusahaan. Adapun laporan keuangan yang digunakan yaitu Laporan
Laba Rugi, Neraca dan Laporan Arus Kas. Dari ketiga jenis laporan keuangan
inilah didapat hasil perhitungan untuk masing-masing rasio. Rasio laporan arus
kas yang digunakan yaitu AKO, CKB, CKHL, TH, PM, CAD, AKBB dan KAK.
Setelah masing masing rasio dihitung, maka dapat dinilai apakah kinerja
keuangan perusahaan semen yang terdaftar di BEI ini bisa dikatakan baik dan
efektif.
Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan di atas, maka penulis
Gambar 2.1 Kerangka konseptual
Sumber : Peneliti 2011
Perusahaan Semen di BEI
Laporan Laba Rugi
Kinerja Keuangan
AKO CKB CKHL
PM TH CAD AKBB
KAK
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penulis meggunakan metode penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang
berusaha untuk mengumpulkan dan menyajikan data dari perusahaan untuk
dianalisis sehingga memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek yang
diteliti. Penulis mencoba untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil
penelitian serta membandingkannya dengan teori yang ada, untuk kemudian
dianalisis penerapannya dalam praktik.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004). Populasi dalam
penelitian ini adalah perusahaan semen yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009,
sebanyak 3 perusahaan.
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
Kode Nama Perusahaan
intp PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk smcb PT Holcim Indonesia Tbk
smgr PT Semen Gresik (Persero) Tbk
Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan
karakteristik populasi (Erlina, 2007). Teknik pengambilan sampel yang digunakan
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
Kode Nama Perusahaan
intp PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk smcb PT Holcim Indonesia Tbk
smgr PT Semen Gresik (Persero) Tbk
C. Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis data yang dikumpulkan adalah data sekunder. Data Sekunder, yaitu data
primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul
data primer atau data oleh pihak lain (Umar, 2001). Sumber data diperoleh dari
ICMD dan situ
laporan laba rugi dan neraca perusahaan pada tahun 2007-2009. Menurut sifatnya
data dalam penelitian ini termasuk dalam data kuantitatif. Menurut Priyatno
(2008), “data kuantitatif adalah data yang berupa angka atau besaran tertentu yang
sifatnya pasti.”
D. Teknik Pengumpulan Data
Pola penelitian dilakukan dengan teknik dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data sekunder yang berkaitan dengan penelitian ini,dapat berupa catatan, laporan keuangan maupun informasi lainnya yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan data yang diperoleh dari situ
E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Defenisi operasional adalah memberikan pengertian terhadap suatu variabel
dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang diperlukan peneliti untuk
Variabel-variabel yang digunakan yaitu rasio laporan arus kas yang meliputi
rasio:
1. Rasio Arus Kas Operasi (AKO)
x 100 %
2. Rasio Cakupan kas Terhadap Bunga (CKB)
3. Rasio Cakupan Kas Terhadap Hutang Lancar (CKHL)
4. Rasio Pengeluaran Modal (PM)
5. Rasio Total Hutang (TH)
x 100%
6. Rasio Cakupan Arus Dana (CAD)
7. Rasio Arus Kas Bersih Bebas (AKBB)
AKBB
8. Rasio Kecukupan Arus Kas (KAK)
– – –
F. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif analisis, yaitu suatu
metode penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran keadaan objek
yang sebenarnya. Data yang didapat akan diolah, dianalisis dan kemudian dapat
ditarik suatu kesimpulan. Dalam hal ini analisis data akan dilakukan dengan
menggunakan rasio.
G. Jadwal Penelitian
Tabel 3.3 Jadwal penelitian
Tahapan Penelitian 2010 2011
Nov Des jan feb mar Apr
Penyelesaian Proposal
Pengajuan Proposal Skripsi
Bimbingan Proposal Seminar Proposal Bimbingan dan
Penulisan Skripsi
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak, dimana
data itu telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya. Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah perusahaan semen yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Setelah dilakukan pemilihan sampel dengan metode sensus
diperoleh sampel penelitian berjumlah 3 perusahaan. Berikut ini akan diuraikan
sejarah singkat dan profil perusahaan semen yang terdaftar di BEI.
1. PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk.
PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk merupakan salah satu produsen
semen terbesar di Indonesia yang memproduksi berbagai jenis semen
bermutu, termasuk produk semen khusus dipasarkan dengan merek "Tiga
Roda". Perusahaan ini didirikan tahun 1985 dan saat ini mengoperasikan 12
pabriknya secara terpadu, sembilan yang berlokasi di Citeureup, Bogor, Jawa
Barat, dua di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, dan satu di Tarjun, Kotabaru,
Kalimantan Selatan. Produk yang dihasilkan meliputi Ordinary Portland Cement
(OPC), Semen Portland Komposit (PCC), Oil Well Cement (OWC), Putih Semen
(WC) dan White Mortar TR30 dengan total kapasitas produksi sebesar 17,1 juta
Dewan Komisaris dan Direksi
Presiden Komisaris : DR. Albert Scheuer
Wakil Komisaris : Sudwikatmono
I Nyoman Tjager
Komisaris : DR. Lorenz Naeger
DR. Bernhard Scheifele
Daniel Gauthier
Sri Prakash
Presiden Direktur : Daniel Eugene Antoine Lavalle
Wakil Presiden Direktur : Tedy Djuhar
Direktur : Hasan Imer
Kuky Permana Kumalaputra
Nelson G. D. Borch
Ernest Gerard Jelito
Christian Kartawijaya
Benny Setiawan Santosa
2. PT Holcim Indonesia Tbk.
PT. Holcim Indonesia, Tbk. adalah perusahaan sebuah perusahaan
pembuat semen di Indonesia yang sebelumnya bernama PT. Semen Cibinong
Tbk. bergantinya nama seiring dengan dikuasainya mayoritas saham
perseroan oleh Holcim Ltd., pergantian nama perusahaan dilakukan pada
PT. Holcim adalah pelopor dan inovator di Indonesia yang
bergerak dalam pembuatan semem dan PT. Holcim adalah satu-satunya
penyedia yang terintegrasi sembilan berbagai jenis semen, beton dan agregat.
Produk-produk yang diproduksi oleh PT. Holcim merupakan produk yang
penciptaan semen berkualitas, berupa semen maupun mortar instan, dan
perangkat pendukungnya yang umumnya berupa modul-modul blok
pengisian semen yang dapat digunakan sebagai pengganti batu bata.
Dewan Komisaris dan Direksi
Presiden Komisaris : Paul Heinz Hugentobler
Wakil Komisaris : Thomas Ashley Clough
Komisaris : Arief Tarunakarya Surowidjojo
M.L. Narula
Kuntoro Mangkusubroto
Kemal Azis Stamboel
Renee Zecha
Presiden Direktur : Timothy David Mackay
Direktur : Jannus O. Hutapea
Olaf Nahe
Derek Williamson
M. Fazri Yulianto
Rully Safari
Alok Agarwal
Patrick Walser
Eamon John Ginley
3. PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
PT Semen Gresik (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang industri semen. Diresmikan di Gresik pada tanggal 7 Agustus 1957
oleh Presiden RI pertama dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per
tahun. Saat ini kapasitas terpasang Semen Gresik Group (SGG) sebesar 16,92
domestik. Lokasi pabrik sangat strategis di Sumatera, Jawa dan Sulawesi
menjadikan Semen Gresik Group (SGG) mampu memasok kebutuhan semen
di seluruh tanah air yang didukung ribuan distributor, sub distributor dan
toko-toko. Selain penjualan di dalam negeri, SGG juga mengekspor ke
beberapa negara antara lain: Singapura, Malaysia, Korea, Vietnam, Taiwan,
Hongkong, Kamboja, Bangladesh, Yaman, Norfolk USA, Australia, Canary
Island, Mauritius, Nigeria, Mozambik, dan Gambia.
Dewan Komisaris dan Direksi
Presiden Komisaris : Deddy Aditya Sumanagara
Wakil Komisaris : Darjoto Setyawan
Komisaris : Setia Purwaka
Arif Arryman
Marwoto Hadi Soesastro
Achmad Jazidie
Presiden Direktur : Dwi Soetjipto
Wakil Presiden Direktur : Rudiantara
Direktur : Cholil Hasan
Suparni
Suharto
Irwan Suarly
B. Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian 1. Rasio Arus Kas Operasi (AKO)