• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SIKAP LILIN DENGAN ALAT BANTU DAN MODEL PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS 5 SD NEGERI 3 WONODADI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SIKAP LILIN DENGAN ALAT BANTU DAN MODEL PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS 5 SD NEGERI 3 WONODADI TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Wonokrio Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu pada tanggal 14 Juni 1961 lapan dari sembilan bersaudara dari pasangan bapak Atas Suroto dan Ibu Sutari.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah pendidikan Sekolah Dasar Negeri 1 Wonokrio lulus pada tahun 1975, kemudian menempuh

pendidikan Menengah Pertama Negeri 1 Gadingrejo lulus pada tahun 1919 dan melanjutkan ke Program SGO Tanjung Karang lulus pada tahun 1982, dan melanjutkan Diploma Dua (D II) di Universitas Terbuka dan lulus pada tahun 1997.

(2)

MOTTO

Jika dalam hidup ini anda pernah mengalami suatu kegagalan, itu

bukan berarti takdir, tapi itu adalah ujian dan tantangan dari-Nya

(Penulis)

Yakinlah pada diri kita, bahwa keberhasilan itu salah satunya

tergantung dari diri kita sendiri

(3)

PERSEMBAHAN

Seiring rasa syukur dan dengan penuh kerendahan hati, kupersembahkan

karya ku ini kepada Suamiku Wasono Pribadi dan ke-dua anakku, yang selalu

mendoakan dan mendukung semangat ibunya untuk maju.

Kepala Sekolah dan dewan guru SD Negeri 3 Wonodadi Yang selalu

memberi suport, serta semua keluargaku yang tersayang, terima kasih atas

perhatian dan motivasinya sehingga membuat penulis menjadi kuat untuk

menyelesaikan studi ini.

Almamater-ku FKIP Unila,

(4)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judul Peningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Sikap Lilin Dengan Alat Bantu dan Model Pembelajaran Pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Wonodadi Tahun Pelajaran 2011/2012 adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis 2. Drs. Usman Adam, M. Pd selaku Pembahas, terimakasih atas kritik dan

sarannya yang telah memberikan banyak masukan dan pengarahan selama masa studi.

3. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 4. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan dan

segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung.

5. Drs. Wiyono, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

7. Kepala SD Negeri 3 Wonodadi yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas 5 Tahun Pelajaran 2011/2012. 8. Siswa-siswi kelas 5 SD Negeri 3 Wonodadi tahun pelajaran 2011/2012,

terimakasih atas waktu dan kerjasamanya.

9. Teman-teman seperjuangan Penjaskesrek Dalam Jabatan angkatan 2010, terimakasih atas persahabatan yang indah ini.

(5)

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, 25 Mei 2012 Penulis

Suwarti

(6)

Halaman

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

I. PENDAHULUAN... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Identifikasi Masalah ... 3

3. Batasan Masalah... 3

4. Rumusan Masalah ... 3

5. Tujuan Penelitian ... 4

6. Manfaat Penelitian ... 4

7. Ruang Lingkup Penelitian... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA... 6

1. Pendidikan Jasmani ... 6

2. Belajar ... 7

3. Gerak ... 8

4. Alat Belajar ... 9

5. Model Pembelajaran... 11

6. Model Pembelajaran Berkelompok Atau Kooperatif ... 12

7. Alat Belajar ... 13

8. Keterampilan Gerak Dasar ... 14

9. Belajar Motorik ... 14

10. Senam Lantai... 16

11. Sikap Lilin ... 16

12. Kerangka Pikir... 17

13. Hipotesis... 18

III. METODOLOGI PENELITIAN... 20

1. Jenis Penelitian... 20

2. Rencana Penelitian ... 22

3. Subjek Penelitian... 23

4. Tempat dan Waktu ... 23

5. Instrumen Penelitian... 23

6. Tehnik Analisis Data... 25

7. Proses Pembelajaran Keterampilan Gerak Dasar Sikap Lilin... 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 28

A. Hasil Penelitian ... 28

1. Pelaksanaan Tindakan ... 28

2. Monotoring... 29

3. Analisis Hasil Penelitian Tindakan Kelas Gerak Dasar Sikap Lilin... 30

4. Impementasi Penilaian Tindakan Kelas ... 32

(7)

V. SIMPULAN DAN DARAN ... 36

A. Simpulan ... 36

B. Saran... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 38

LAMPIRAN... 39

DAFTAR TABEL

(8)

1. Istrumen Penilaiyan Gerak Dasar Sikap Lilin... 24

2. Simpulan Deskripsi Nilai Siklus Gerak Dasar Sikap Lilin ... 30

3. Hasil Tes Awal Gerak Dasar Sikap Lilin... 42

4. Hasil Siklus Pertama Gerak Dasar Sikap Lilin ... 43

5. Hasil Siklus Kedua Gerak Dasar Sikap Lilin... 44

6. Instrumen Penilaian Gerak Dasar Sikap Lilin... 45

(9)

2. Gerak Dasar Sikap Lilin... 17

3. Spiral Penelitian Tindakan Kelas ... 21

4. Siklus Satu... 55

(10)

ABSTRAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SIKAP LILIN DENGAN ALAT BANTU DAN MODEL PEMBELAJARAN

PADA SISWA KELAS 5 SD NEGERI 3 WONODADI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

OLEH SUWARTI

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Wonodadi. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas 5 yang berjumlah 30 siswa, jumlah siswa laki-laki 19 orang dan siswa perempuan 11 orang. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan menggunakan instrumen penilaian tes keterampilan gerak dasar sikap lilin.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran dan memperbaiki gerak dasar sikap lilin pada siswa kelas 5 SD Negeri 3 Wonodadi Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan penggunaan alat bantu berupa matras yang ditumpuk dan bantuan 2 orang teman yang saling bergandeng tangan untuk menopang badan bagian belakang siswa yang sedang melakukan gerak dasar sikap lilin.

Hasil penelitian menunjukkan: pada siklus pertama dengan penggunaan alat bantu berupa matras yang ditumpuk diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar 50 %. Pada siklus kedua dengan bantuan teman prosentase keberhasilan ketuntasan belajar 93,33 %.

(11)

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SIKAP LILIN DENGAN ALAT BANTU DAN MODEL PEMBELAJARAN

PADA SISWA KELAS 5 SD NEGERI 3 WONODADI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

OLEH SUWARTI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapat Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(12)

Judul Skripsi : Peningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Sikap Lilin Dengan Alat Bantu Dan Model Pembelajaran Pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Wonodadi Tahun Pelajaran

2011/2012. Nama Mahasiswa : Suwarti Nomor Pokok Mahasiswa :1013118070 Program Studi : Penjaskes Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

(13)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Usman Adam, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si NIP 1960 0315 198503 1 003

Tanggal Lulus Ujian Skripsi: 25 Mei 2012

(14)

Bahwa saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Suwarti

NPM : 1013118070

Tempat tanggal lahir : Wonokrio, 14 Juni 1961

Dengan ini menyatakan Peningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Sikap Lilin Dengan Alat Bantu Dan Model Pembelajaran Pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 3Wonodadi Tahun Pelajaran 2011/2012 adalah benar hasil karya penulis, bukan menjiplak/plagiat hasil karya orang lain. Jika di kemudian hari karya ini adalah hasil karya dari orang lain, penulis siap diberikan sanksi akademik.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya.

Bandar Lampung, 25 Mei 2012

Suwarti

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SIKAP LILIN DENGAN ALAT BANTU DAN MODEL PEMBELAJARAN

(15)

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

OLEH Suwarti 1013118070

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(16)

1

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya.

Di negara-negara yang baru berkembang pendidikan merupakan hal yang sangat penting, karena baik tidaknya hasil pendidikan tersebut akan dapat berpengaruh pada kemajuan suatu bangsa dan Negara. Indonesia adalah negara sedang berkembang dimana sedang giat-giatnya membangun di segala bidang, termasuk di dalamnya bidang pendidikan.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan pengelolaan pendidikan dilaksanakan secara terdesentralisasi. Globalisasi menuntut penyelenggaraan pendidikan yang demokratis dan akuntabel untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional sehingga dapat bersaing dengan hasil pendidikan negara-negara maju.

(17)

2

ditempuh upaya melalui berbagai jalur pendidikan baik formal maupun non formal, salah satunya melalui pendidikan jasmani.

Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam

kurikulum di sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi pendidikan melalui aktivitas jasmani dan pembiasaan perilaku hidup sehat. Tujuan yang ingin dicapai dalam mata pelajaran ini adalah

meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan penanaman sikap positif serta

Dari berbagai bentuk dan macam kegiatan pendidikan jasmani di sekolah salah satunya yaitu senam lantai dan salah satunya sikap lilin.

Sikap lilin merupakan sikap tidur terlentang kemudian kedua kaki diangkat ke atas (rapat) bersama-sama, pinggang ditopang kedua tangan dan pundak tetap menempel pada lantai. Dalam melakukan sikap lilin, kekuatan otot perut berfungsi untuk kedua tangan menopang pinggang.

Dari hasil pengamatan pada siswa kelas Pada Siswa kelas 5 SD Negeri 3 Wonodadi, bahwa keterampilan gerak dasar sikap lilin masih dalam kategori rendah, Hal ini dilihat pada saat siswa melakukan gerakan sikap lilin, siswa masih belum bisa melakukan teknik gerak dasar yang benar hal ini diduga karena siswa masih takut untuk melakukan gerak dasar sikap lilin, sehigga hasil belajar siswa masih rendah. Bertitik tolak dari uraian di

Peningkatan

(18)

3

Pembelajaran Pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Wonodadi Tahun Pelajaran

2011/2012

2. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya keberanian siswa melakukan gerak dasar sikap lilin. 2. Kurangnya kemampuan siswa melakukan keterampilan gerak dasar

sikap lilin.

3. Rendahnya hasil belajar siswa dalam keterampilan gerak dasar sikap lilin.

3. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak meluas, maka penelitian ini dibatasi hanya pada

Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Sikap Lilin Dengan Alat Bantu Dan

Model pembelajaran Pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Wonodadi Tahun Pelajaran

2011/2012

4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah, maka penelitian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :

ApakahKeterampilan Gerak DasarSikap LilinDapat Ditingkatkan Dengan Menggunakan Alat Bantu Dan Model Pembelajaran Pada Siswa Kelas 5 SD

Negeri 3 Wonodadi Tahun Pelajaran 2011/2012?

(19)

4

Sesuai dengan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Meningkatkan keberanian siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Wonodadi Tahun

Pelajaran 2011/2012 untuk melakukan gerak dasar sikap lilin dengan benar.

2. Untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar sikap lilin pada siswa

Kelas 5 SD Negeri 3 Wonodadi Tahun Pelajaran 2011/2012.

3. Untuk memperbaiki proses pembelajaran khususnya keterampilan gerak dasar sikap lilin pada siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Wonodadi Tahun

Pelajaran 2011/2012.

6. Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : a. Penulis

Sebagai salah satu sarana untuk mengkaji ulang mengenai peran ilmu biomekanik dalam menunjang peningkatan pembelajaran senam lantai salah satunya sikap lilin.

b. Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar sikap lilin dan untuk meningkatkan proses pembelajaran gerak dasar sikap lilin.

(20)

5

Sebagai salah satu referensi untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar sikap lilin dalam pembelajaran senam lantai.

d. Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran dalam upaya pengkajian dalam pengembangan ilmu pembelajaran senam lantai.

7. Ruang Lingkup Penelitian.

Obyek penelitian : Memberikan peningkatan keterampilan gerak Sikap lilin dalam pembelajaran senam lantai. Subyek peneliti :Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Wonodadi Tahun Pelajaran

2010/2011.

(21)

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi

pendidikan melalui aktivitas jasmani dan pembiasaan perilaku hidup sehat sehari-hari. Tujuan yang ingin dicapai dalam mata pelajaran ini adalah

pengenalan dan penanaman sikap positif serta kemampuan gerak dasar dan d, 1993: 1).

Aktivitas pendidikan jasmani merupakan gejala yang komplek. Artinya kegiatan pendidikan jasmani mencakup aspek biologis, sosiologis, dan budaya. Dari aspek biologis hakikatnya adalah pola gerak fisik manusia yang terwujud dalam struktur jasmani yang perlu dipahami sebagai pola perilaku manusia. Dari aspek sosiologis dan budaya seorang pelatih atau guru dituntut memahami lingkungan belajar yang baik untuk mencapai tujuan pembelajaran pendidikan jasmani yang berdaya guna dan berhasil guna. Karena itu dalam garis-garis besar kurikulum pendidikan dasar (Depdikbud, 1993: 1) menjelaskan :

(22)

7

emosional yang serasi, selaras, dan seimbang, (b) memberikan pemahaman tentang manfaat pendidikan jasmani dan kesehatan serta memenuhi hasrat bergerak, (c) memacu perkembangan dan aktivitas system peredaran darah, pencernaan, pernapasan dan saraf, (d) memberikan kemampuan untuk menigkatk

Berdasarkan paparan di atas dapat ditegaskan bahwa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani yang lebih diutamakan adalah

pemahaman tentang karakteristik pertumbuhan dan perkembangan yang professional dari domain belajar yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif. Oleh karena itu program pendidikan jasmani harus merupakan suatu program yang memberikan perhatian yang cukup dan seimbang kepada ketiga domain tersebut. Jika tidak, maka program bersangkutan tidak lagi bisa disebut pendidikan jasmani.

Salah satu materi pendidikan jasmani di sekolah adalah pelajaran senam lantai. Senam lantai merupakan suatu keterampilan yang mampu

mengembangkan potensi manusia baik secara fisik maupun mental dan dapat diberikan kepada peserta didik baik secara formal, informal, maupun non formal.

2. Belajar

Belajar merupakan suatu usaha untuk menambah dan mengumpulkan berbagai pengalaman tentang ilmu pengtahuan. Belajar juga sebuah proses yang sering diartikan penambahan pengetahuan.

(23)

8

material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.

Adapun ciri kegiata

(Noehi, Nasution, 1994:2):

a. Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan individu yang belajar, baik aktual maupun potensial

b. Perubahan itu pada dasarnya berubah didapatkan kemampuan baru, yang berlaku yang relatif lama.

c. Perubahan itu terjadi karena usaha

Belajar adalah sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungan. Tingkah laku ini mencakup pengatahuan, ketrampilan dan sikap.

Sedangkan menurut A Tabrani Rusyan, 1989: 7 mengatakan bahwa;

diyatakan dalam bentuk penguasaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang study atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku akibat adanya interaksi, perubahan itu berupa penguasaan, sikap dan cara berfikir yang bersikap menetap sebagai hasil dari latihan dan pengalaman belajar.

3. Gerak

Proses belajar gerak berlangsung dalam suatu rangkaian kejadian dari waktu ke waktu dan dalam prosesnya melibatkan sistim saraf pusat (SSP), otak, dan ingatan. Dengan demikian tugas utama peserta didik dalam proses belajar gerak adalah menerima dan menginterprestasikan informasi tentang gerakan-gerakan yang akan dipelajari kemudian mengolah dan

(24)

9

memungkinkan realisasi gerakan secara optimal dalam bentuk keterampilan.

Pengertian gerak adalah kegiatan atau proses perubahan tempat atau posisi ditinjau dari titik pandang tertentu, sekali hal ini sudah dilakukan maka gerak itu, tanpa memikirkan gerak itu transkusi atau rotasi maka dengan itu dapat ditetukan jarak dan arah dari titik pangkalnya. (Soedarminto 1993-197). Jadi pengertian gerak perpindahan tempat ketempat lain sesuai dengan tujuan tertentu.

Gerak dasar dalam sikap lilin adalah keterampilan gerak yang dilakukan baik yang berkaitan dengan aktivitas dasar itu mencakup gerakan

lokomotor dan keterampilan manipulative.

4. Alat Bantu (peraga)

Alat bantu (peraga) adalah alat yang digunakan pendidik dalam

menyampaikan pendidikan, alat peraga sangat penting dengan adanya alat peraga ini maka bahan dengan mudah dipahami oleh siswa. Alat tersebut berguna agar bahan pelajar yang disampaikan oleh guru lebih mudah diterima atau dipahami peserta didik. Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih berhasil dalam proses pembelajaran dan efektif serta efesien. Di bawah ini merupakan pengertian alat peraga menurut:

a. Tayar Yusuf (1985 : 52) Alat peraga adalah alat yang dapat

(25)

10

dengan cermat, memegang atau merasakan bahan-bahan peragaan pelajar itu.

b. Menurut Asosiasi Pendidikan Nasional (NEA) dalam Nirvan Diana (1992:2) bahwa media merupakan alat Bantu yang diperlukan oleh guru dan siswa agar dapat memperjelas materi dan dapat lebih

mengefektifkan proses belajar mengajar.

Menurut Ag. Suejono ( 1964:79) alat peraga dua dimensi hanya

menggunakan dua ukuran panjang dan lebar, umpamanya: gambar, bagan, dan grafik, sedangkan alat peraga tiga dimensi menggunakan tiga ukuran yaitu panjang, lebar, dan tinggi, umpamanya : biasa menggunakan barang

Alat peraga yang di proyeksi adalah alat yang menggunakan proyektor sehingga gambar nampak pada layar: a. Film dan Televisi b. Slide dan Film strip.

(26)

11

Gambar 1. Alat bantu berupa dua buah matras dan satu kasur busa sebagai pengganti matras.

5. Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan sebuah rencana yang dimanfaatkan untuk merancang pengajaran (Husdarta, 2000:35). Isi yang terkandung di dalam model pembelajaran adalah berupa strategi pengajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan instruksional. Sebagai contoh strategi pengajaran yang biasa guru terapkan pada saat proses belajar mengajar adalah manajemen kelas, pengelompokan siswa, dan penggunaan alat bantu pengajaran.

(27)

12

Ada dua pengaruh implementasi suatu model pembelajaran terhadap perubahan siswa yaitu yang bersifat langsung dan tidak langsung.

Mengetahui kedua jenis pengaruh ini bagi guru sangat penting agar ia dapat memperkirakan pengunaan model pembelajaran.

Dan model pembelajaran yang akan diberikan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran berkelompok atau kooperatif.

6. Model Pembelajaran Berkelompok Atau Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang memiliki aturan2 tertentu. Prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar kepada sesamanya untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pembelajaran kooperatif siswa yang pandai mengajar siswa yang kurang pandai tanpa merasa dirugikan. Siswa yang kurang pandai dapat belajar dengan suasana yang menyenagkan karena banyak teman yang membantu dan

memotivasinya. Siswa yang sebelumnya terbiasa dengan sikap pasif setelah menggunakan pembelajaran kooperatif akan terpaksa berpartisipasi secara aktif agar bisa diterima oleh anggota kelompoknya (Priyanto, 2007).

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar

(28)

13

guru bertindak sebagai fasilitator. Sedangkan Abdurahman dan Bintoro dalam Priyant (2007), mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengambangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antar sesama siswa sebagai latihan hidup didalam masyarakat nyata. Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapt disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah sistem

pembelajaran yang berusaha memanfaatkan teman sejawat (siswa lain) sebagai sumber belajar, disamping guru dan sumber belajar lainnya.

7. Alat Belajar

Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian dari alat

pendidikan yang digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar. Dengan alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung tentang materi tersebut agar mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa.

Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa alat pembelajaran yang digunaka adalah tiga buah matras tujuan untuk meningkatkan keberanian siswa untuk melakukan sikap lilin dan meningkatkan pembelajaran kemudian memperoleh hasil yang lebih baik dan dicapai dengan sebaik-baiknya.

8. Keterampilan Gerak Dasar

Gerak dasar adalah gerak yang berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan dan tingkat kematangan. Keterampilan gerak dasar

(29)

14

kompleks. Rusli (1998) membagi tiga gerakan dasar yang melekat pada individu yaitu, 1) lokomotor, (2) gerak non lokomotor, (3) manipulatif.

Rusli (1998) mendefinisikan gerak lokomotor adalah gerak yang

digunakan untuk memudahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau memproyeksikan tubuh ke atas misalnya: jalan, lompat dan

Gerak non lokomotor adalah keterampilan yang dilakukan tanpa memindahkan tubuh dari tempatnya, misalnya membungkuk badan, memutar badan, mendorong dan menarik . Sedangkan gerak manipualtif adalah keterampilan memainkan suatu proyek baik yang dilakukan dengan kaki maupun dengan tangan atau bagian tubuh yang lain.Gerak manipulatif ini bertujuan untuk koordinasi mata-kaki, mata-tangan, misalnya

melempar, menangkap dan menendang.

9. Belajar Motorik

Belajar motorik adalah menghasilkan perubahan yang relatif permanen. Seorang yang ingin memiliki keterampilan yang baik harus terlebih dahulu mengembangkan unsur gerak, kemudian hal ini dapat dilakukan melalui proses belajar dan berlatih. Lutan (1998) mengatakan belajar adalah sebuah prilaku yang relatif permanen sebagai akibat latihan atau

(30)

15

Adapun tahap dalam keterampilan motorik yaitu sebagai berikut: a.

tahap ini peserta didik harus memahami hakikat kegiatan yang akan dilakukan, kemudian harus memperoleh gambaran yang jelas baik secara verbal maupun visual.

b. Tahap fiksasi pada tahap ini pengembangan keterampilan dilakukan peserta didik melalui latihan praktik secara teratur agar peubahan prilaku gerak menjadi permanen, selama latihan peserta didik

membutuhkan semangat dan umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu benar atau salah.

c. Tahap otomatis. Pada tahap otomatis, kontrol terhadap gerak semakin tepat dan penampilan semakin konsisten serta cermat. Menurut girimijoyo dalam priyono mengatakan Secara psikologi hal ini dapat diartikan bahwa pada diri peserta didik telah terjadi suatu kondisi refleks bersyarat yaitu terjadi pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek yang sangat efesien dan hanya akan melibatkan unsur unit yang benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan .

10. Senam Lantai

(31)

16

latihannya pesenam tidak boleh menggunakan alat atau suatu benda, salah materi pembelajaran senam lantai adalah sikap lilin.

11. Sikap Lilin

Sikap lilin merupakan sikap tidur terlentang kemudian kedua kaki diangkat keras di atas (rapat) bersama-sama, pinggang ditopang kedua tangan dan pundak tetap menempel pada lantai. Dalam melakukan sikap lilin, kekuatan otot perut berfungsi untuk kedua tangan menopang pinggang.

Cara melakukan gerakan sikap lilin sebagai berikut :

a. Sikap awal

Tidur telentang.

Lengan di samping badan.

Pandangan ke atas,

Kedua tangan memegang pinggang merapat lantai atau matras.

b. Gerakan

Kedua kaki rapat.

Diangkat lurus ke atas.

Punggung, tungkai, serta jari-jarinya lurus ke atas.

Sedangkan yang menjadi landasan adalah seluruh pundak.

Kedua lengan membantu mendorong pinggul bagian belakang.

(32)

17

Gambar 2. Sikap lilin

12. Kerangka Pikir

Pemahaman dan pengembangan keterampilan gerak-gerak dasar yang dilakukan sejak dini akan menambah kemampuan gerak seorang dan dapat menjadi landasan yang kuat untuk penyempurnaan suatu keterampilan gerak yang lebih khusus secara matang.

Proses pembelajaran keterampilan gerak yang efektif dan efisien hanya dapat dicapai dengan memberikan tahanan pada tingkat keterampilan, mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks dan memodifikasi alat pembelajaran. Tingkat keterampilan tersebut hanya mungkin dapat diperoleh dengan pengulangan yang berulang-ulang dengan melibatkan semua pengalaman gerak yang diperoleh sebelumnya.

(33)

18

Dalam mengajarkan keterampilan gerak dasar senam lantai dapat

menggunakan alat bantu dan model pembelajaran, tujuannya adalah agar proses belajar dapat disampaikan dengan mudah karena didukung oleh penggunaan metode-metode yang menunjang.

Dengan alat bantu dan model pembelajaran diharapkan pembelajaran gerak dasar sikap lilin dapat lebih efektif, agar siswa lebih leluasa dan nyaman dalam melakukan gerakan sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran pendidikan jasmani dan pengembangan prestasi dalam bidang olahraga.

Dari latar tinjauan pustaka dimungkinkan jika pembelajaran itu diadakan modifikasi alat dan pemberian model pembelajaran khususnya gerak dasar sikap lilin akan efektif tercapai.

13. Hipotesis

yang masih lemah keberadaanya, hipotesis dapat menjadi penuntun ke arah proses penelitian untuk menjelaskan permasalahan yang harus dicari pemecahanya. Menurut Suharsimi Arikunto ( 2006 : 71 ) hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

(34)

19

Keterampilan gerak dasar sikap lilin dapat ditingkatkan dengan

(35)

20

III. METODOLOGI PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan, karena penelitian ini dilakukan dengan metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman yang peneliti tindak kelas(Clas room action research)CAR.

Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas atau di lapangan

(36)

21

Pada penelitian tidakan ini berciri sebagai berikut: a. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual.

b. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan perkembangan-perkembangan yang lebih baik.

c. Dilakukan melalui putaran-putaran yang berspiral.

Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui putaran atau spiral dengan beberapa siklus yang terdiri dari merencanakan, tahap melakukan tindakan, pengamatan (0bservasi) dan tahap refleksi.

Yang dimaksud dengan penelitian yang dilakukan melalaui putaran spiral adalah penelitian yang melalui siklus-siklus berikut ini:

Gambar 3: Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Hopkins, 1993) dalam buku (Arikunto 1991:105)

(37)

22

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.  Tindakan

Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.  Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat oleh suatu tindakan.

 Refleksi

adalah merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.

 Perbaikan rencana

Adalah memperbaiki suatu tindakan yang sudah dilaksanakan apabila tidak sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau tindakan sesuai rencana.

2. Rencana Penelitian

Pada penelitian ini penulis melaksanakan penelitian sampai dua siklus (dua kali pertemuan) kemudian di antara setiap siklusnya penelitian

merencanakan kegiatan tindakan berbeda pada setiap siklus, akan tetapi setiap siklus saling berkaitan, setiap proses penelitian merupakan tindakan lanjutan dari siklus penelitian sebelumnya.

3. Subjek Penelitian

(38)

23

4. Tempat dan Waktu

a. Tempat penelitian

DiSDNegeri 3 Wonodadi. b. Pelaksanaan penelitian

Lama waktu yang dilakukan dalam penelitian dua minggu dan Terdapat dua siklus (dua kali pertemuan).

5. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK (penelitian kaji tindak) disetiap siklusnya, Menurut Freir and Cuning ham dalam Muhajir (1997;58) dijelaskan

PTK dikatakana valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang

Alat itu berupa indikator-indikator dari penilaian keterampilan gerak dasar

sikap lilin, bentuk indikatornya adalah: (1) sikap awal (2) gerakan. Untuk lebih jelasnya lihat di bawah ini :

Tabel 1. Instrument Penilaian Keterampilan Gerak Dasar sikap lilin

No Aspek

Sikap lilin Indikator

Skor

(39)

24

Keterangan :

0 : Gerak salah 1 : Gerak benar

6. Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan melalui tindakan disetiap siklusnya, selanjutnya data dianalisis melalui tabulasi, presentase dan normatif. Tenik penilaian

1 Sikap awal Tidur telentang.

Lengan di samping badan.

Pandangan ke atas,

Kedua tangan memegang pinggang merapat lantai atau matras.

2 Gerakan Kedua kaki rapat.

Diangkat lurus ke atas.

Punggung, tungkai, serta jari-jarinya lurus ke atas.

Sedangkan yang menjadi landasan adalah seluruh pundak.

Dibantu oleh kedua lengan yang mendorong pinggul bagian belakang.

(40)

25

dalam proses pembelajaran menggunakan penilaian kwantitatif untuk melihat

kwalitas hasil tindakan disetiap siklus menggunakan rumus sebagai berikut:

P : Presentase keberhasilan

f : Jumlah gerakan yang dilakukan dengan benar N : Jumlah siswa yang mengikuti tes

7. Proses Pembelajaran Keterampilan Gerak Dasar Sikap Lilin

1. Siklus Pertama a. Rencana

1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, penutup.

2. Menyiapkan alat-alat berupa matras dan instrumen yang dibutuhkan untuk mengobservasi tindakan.

3. Menyiapkan siswa untuk pembelajaran sikap lilin.

b. Tindakan

(41)

26

2. Siswa melakukan gerak dasar sikap lilin dengan matras mula mula dengan tiga lapis ini bertujuan untuk mengurangi ketakutan siswa melakukan sikap lilin sehingga siswa dapat melakukan secara berulang-ulang tanpa ada rasa takut akan jatuh sakit.

3. Setiap siswa melakukan gerakan secara bergantian. c. Observasi

1. Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi dan berikan waktu pengulangan kemudian dinilai atau dievaluasi

d. Refleksi

1. Dari data hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan 2. Didiskusikan rencana tindakan pada siklus kedua

2. Siklus kedua a. Rencana

1. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran Penjaskes sikap lilin.

2. Menyiapkan alat berupa matras dan yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan instrumen yang dibutuhkan untuk

mengobservasi tindakan.

3. Menyiapkan instrument yang diperlukan untuk mengevaluasi dan mengobservasi tindakan.

b. Tindakan

1. Siswa dibariskan dan diperintahkan nencari pasangan untuk melakukan sikap lilin.

(42)

27

posisi kaki agar dapat lurus keatas, terus bergantian dan berulang ulang.

3. Siswa diberikan kesempatan melakukan pengulangan. 4. Siswa melakukan sikap lilin dengan benar.

c. Observasi

1. Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi diberikan waktu pengulangan dan dinilai maka dapat diketahui presentase

keberhasilan sehingga dapat disimpulkan. d. Refleksi

(43)

6

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan dari hasil penelitian, pada setiap siklus maka dapat disimpulkan hasil penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut : 1. Dengan penggunaan alat bantu dan model pembelajaran dapat

meningkatkan keberanian siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Wonodadi Tahun Pelajaran 2011/2012 untuk melakukan gerak dasar sikap lilin dengan benar.

2. Dengan penggunaan alat bantu dan model pembelajaran dapat

meningkatkan keterampilan gerak dasar sikap lilin pada siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Wonodadi Tahun Pelajaran 2011/2012.

3. Dengan penggunaan alat bantú dan model pembelajaran memperbaiki proses pembelajaran khususnya keterampilan gerak dasar sikap lilin pada siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Wonodadi Tahun Pelajaran 2011/2012.

B. Saran

Setelah penelitian ini dilaksanakan, banyak sekali penulis yang ingin sampaikan baik itu bagi penulis sendiri maupun pembaca yang akan melakukan proses pembelajaran yang sejenis antara lain :

1. Bagi siswa agar bersifat aktif, sehingga ide-ide guru dalam

(44)

37

modifikasi alat bantu pembelajaran dan proses pembelajaran akan berjalan lancar.

2. Untuk para guru pendidikan jasmani, alat bantu pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai acuan ke depan dalam proses pembelajaran gerak dasar sikap lilin.

3. Program Studi Pendidikan Jasmani FKIP Universitas Lampung, agar dapat merekomendasikan strategi pembelajaran dengan modifikasi alat bantu pembelajaran kepada guru pendidikan jasmani dan mahasiswa Pendidikan Jasmani Universitas lampung.

(45)

DAFTAR PUSTAKA

____, 2008.Panduan Umum Universitas Lampung.Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Ali Nur. (2006).Belajar Gerak (makalah). Menpora, Yogyakarta.

Anonimus. 2008.Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Arikunto DKK. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Jubiidi Ade. 2010.Bentuk Metode Latihan Senam Artistik. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Lutan Rusli dan Agung Suherman. (2000).Perencanaan Pembelajaran Penjaskes, Depdikbud, Jakarta.

Mahendra Agus. 2002.Pembelajaran Senam Disekolah Dasar. Depdiknas. Jakarta.

Muhajir, 2003.Teori dan Praktik Pendidikan Jasmani. Bandung: Yudhistira.

Pamungkas. 1999.Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan. EYD. Surabaya: Giri Surya.

Gambar

Gambar 1. Alat bantu berupa dua buah matras dan satu kasur busasebagai pengganti matras.
Gambar 2. Sikap lilin
Gambar 3: Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Hopkins, 1993)dalam buku (Arikunto 1991:105)

Referensi

Dokumen terkait

Ruang lingkup penelitian skripsi ini terbatas pada kajian bidang hukum pidana anak di Indonesia khususnya hanya terbatas pada bentuk pengkualifikasian tindak pidana Pasal

Insektisida mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan kita, bukan hanya untuk perlindungan hasil pertanian saja, akan tetapi untuk mencegah penyebaran hama

Data tersebut diolah dengan menggunakan data panel dengan metode terpilih yaitu metode analisis Pooled Least Square (PLS) dibantu dengan software E-views7 dalam

Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu akidah adalah ilmu yang membicarakan segala hal yang berhubungan dengan rukun iman dalam Islam dengan dalil-dalil

Di unduh dari : Bukupaket.com.. Tiba-tiba pintunya tertutup. Utsman berkata, Periksalah! Ternyata disitu ada seorang laki-laki yang membawa pedang. Utsman berkata kepadanya, Apa

Pemberdayaan Peternak Sapi Pesisir Garut Selatan Melalui Introduksi Pengetahuan Dalam Kegiatan Peningkatan Mutu Genetik Ternak (kasus di Kelompok Peternak Sapi Pasir Pogor

Hasil dari penelitian ini adalah membuat sebuah sistem informasi berbasis GIS android untuk membantu masyarakat menuju lokasi pool dan agen tiket bus di kota Solo

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelesaian perkara pidana terhadap anak melalui diversi telah dilakukan pada tingkat penyidikan, sebagian besar berhasil dan ada