• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGATURAN PERIZINAN TERHADAP LEMBAGA PENDIDIKAN PRIVAT DI KOTA BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGATURAN PERIZINAN TERHADAP LEMBAGA PENDIDIKAN PRIVAT DI KOTA BANDAR LAMPUNG"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PENGATURAN PERIZINAN TERHADAP LEMBAGA PENDIDIKAN PRIVAT DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

WINDA YUNIKA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA HUKUM

Pada

Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

Judul Sripsi : PENGATURAN PERIZINAN

TERHADAP LEMBAGA PENDIDIKAN PRIVAT DI KOTA BANDAR

LAMPUNG

Nama Mahasiawa : Winda Yunika

Nomor Pokok Mahasiswa : 0912011266

Bagian : Hukum Administrasi Negara

Fakultas : Hukum

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yuswanto, S.H., M.H. Syamsir Syamsu, S.H.,M.H. NIP. 19620514 198703 1 003 NIP. 19610805 198903 1 005

2. Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara

(3)

RIWAYAT HIDUP

Dilahirkan di Kota Bandar Lampung pada tanggal 24 Juni 1991, Tanjung Karang Timur Bandar Lampung, Winda Yunika merupakan anak tengah dari pasangan Djoko Kiswanto dan Asnah. Penulis menempuh pendidikan di Taman Kanak-kanak sejak tahun 1996 di TK Pertiwi, Pahoman, Bandar Lampung dan menamatkan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri 2 Rawa Laut (Teladan) lulus tahun 2003. Pada tahun 2003 penulis terdaftar sebagai siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bandar Lampung, dan lulus pada tahun 2006, serta menamatkan pendidikan menengah di SMA N 2 Bandar Lampung lulus pada tahun 2009. Takdir oleh Allah SWT dengan segala ikhtiar dan akhirnya sampai kepada titik tawakal untuk mengenyam pendidikan perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Lampung angkatan 2009 melalui jalur SNMPTN.

(4)

sekolah menengah, penulis menjadi Ketua Umum di ekstra kulikuler jurnalistik DEPPEL (Derap Pelajar) SMA N 2 Bandar Lampung pada tahun 2008-2009, dengan menorehkan beberapa prestasi di bidang majalah dinding tingkat daerah, dan menerbitkan dua buah majalah sekolah yang dipasarkan hingga keseluruh SMA di Kota Bandar Lampung secara gratis, menjadi sekertaris divisi peningkatan prestasi akademik di ROHIS SMANDA, menjadi anggota di Majelis Permusyawarahan Kelas periode 2007-2008, serta menjadi Bendahara Umum di Tae Kwon Do SMA Negeri 2 Bandar Lampung pada tahun 2008-2009, penulis juga sempat bekerja sebagai guru ekstra kulikuler majalah dinding di SMP N 9 Bandar Lampung pada tahun 2009.

Aktif diberbagai kegiatan ekstra kulikuler selama sekolah, mengukir sederet prestasi baik akademik maupun non akademik diantaranya, menjadi perwakilan SMA N 2 Bandar Lampung pada Olimpiade Geografi Nasional tingkat SMA di Universitas Gadjah Mada Tahun 2008, Juara I Lomba kreasi mading a-radio pada tahun 2008, Juara II Lomba Mading Xaverius-day se-Provinsi lampung pada tahun 2008, Juara II Lomba Mading di kegiatan Gebyar Mahasiswa Pendidikan Eksakta 2008 tingkat SMA/MA se-Lampung, Juara III Feather Yunior Putri pada kejuaraan Darmajaya Cup IV se-Lampung tahun 2007, dan mendapatkan kehormatan dari Walikota Bandar Lampung atas prestasi penulis sebagai Juara I seni Kriya Putri pada PORSENI tahun 2008.

(5)

Universitas Lampung Kabinet Kritis Melayani tahun 2011-2012, Kepala Divisi Kesekretariatan dua periode di Tae Kwon Do UNILA pada tahun 2010-2011 dan 2011-2012, Bendahara Umum Pusat Study Bantuan Hukum FH UNILA periode 2011-2012, Bendahara Umum Himpunan Mahasiswa Hukum Administrasi Negara pada tahun 2012-2013, Sekertaris Departemen Kaderisasi Forum Silaturahim dan Study Islam FH UNILA dua periode 2010-2011 dan 2011-2012, Ketua Umum Bibit Bangsa Anti Korupsi (Komunitas Anti Korupsi KPK wilayah Lampung) dua periode 2011-2012 dan 2012-2013, Kepala divisi penelitian dan pengembangan KOPHI pada tahun 2012, Magang UKM Pers TEKNOKRA tahun 2009-20010, Mentri Hukum Advokasi dan PerUndang-undangan BEM U KBM UNILA Kabinet Cerdas Progersif periode 2012-2013, anggota Ikatan Advokasi Mahasiswa Hukum Indonesia (IAMHI) yang di koordinatori oleh FORMAH PK Universitas Brawijaya, dan Alumni Korps Kapal Pemuda Nusantara (KPN) Kementrian Pemuda dan Olahraga tahun 2012.

(6)

Debat Konstitusi Antar Perguruan Tinggi se-Indonesia tingkat Regional VI Medan Tahun 2012 yang diselenggarakan oleh Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Participant in National Future Leader Summit July 12, 2012 Universitas Dipenegoro, Semarang, Duta Muda Bahari Lampung tahun 2012 dalam Sail Morotai 2012 dengan rute Pelayaran Jakarta-Ambon-Sorong-Raja Ampat-Ternate-Morotai-Makassar-Jakarta dari tanggal 27 Agustus-24 September 2012, Pembicara pada Seminar Daerah “Peran Strategis Generasi Muda dalam Pemberantasan Korupsi”yang diadakan oleh Bibit Bangsa Anti Korupsi Lampung di Graha Pena Radar Lampung pada tahun 2011.

Semasa kuliah penulis sering mengikuti training dan pelatihan diantaranya Workshop Wirausaha Muda Mandiri oleh Bank Mandiri tanggal 28 Juni 2011, Pendidikan dan Pelatihan Anti Korupsi diselenggarakan oleh BEM U KBM UNILA tahun 2011, Sosialisasi Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945 oleh MPR RI tahun 2012, Participant in Lear From The Experts marketing online with Anne Ahira and Cinematography Clinic with Nia Dinata

(7)

HAN FH UNILA tahun 2012, dan Panitia dalam Kompetisi Peradilan Semu tingkat Sumatera BKBH UNILA tahun 2011.

Pengalaman pengabdian kepada masyarakat dialami penulis pada saat Kuliah Kerja Nyata (KKN Tematik) periode Januari 2012 di desa Negeri Jemanten Kecamatan Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur, yang menemukan penulis dengan induk semang yang baik hati hingga diangkat menjadi seperti anak sendiri, bersyukur kepada Sang maha pencipta mempertemukan penulis dengan warga yang ramah, induk semang yang baik serta teman sekelompok yang kompak dan solid.

Penulis selama kuliah mendapatkan beasiswa untuk membiayai pendidikannya diantaranya, beasiswa BBM pada tahun 2010-2011, mengikuti seleksi Djarum Beasiswa plus hingga tahap wawancara pada tahun 2011, beasiswa PPA pada tahun 2012-2013, serta pernah mendapatkan dana hibah dari Kementrian Pendidikan Tinggi (Dikti) dalam Pekan Mahasiswa Wirausaha pada tahun 2011 untuk usaha penulis “Rumah Jenius” yang bergerak di bidang jasa Lembaga Pendidikan Privat, selain itu penulis juga pernah mendapatkan dana dari Dikti dalam Pekan Kreatifitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) dalam usahanya “Komersialisasi Kapsul Sirsak sebagai Pencegah Penyakit Kanker” pada tahun 2012.

(8)

Jenius” yang telah dilakoni penulis kurang lebih satu setengah tahun dengan jumlah murid 24 (dua puluh empat siswa), usaha di bidang kuliner yaitu Keripik Bayem POPAYE yang dikembangkan penulis setelah selesai mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Lampung Timur yang telah berjalan kurang lebih satu tahun, dn insyaallah penulis akan membuka “Kedai Wong Kito Galau” di Kampung Baru dekat dengan UNILA pada bulan Maret 2013 ini, doakan sukses, dipermudah, dan diridoi Allah SWT.

(9)

PERSEMBAHAN

Satu langkah yang ditempuh untuk melukiskan senyum diwajah kalian, dan saya berjanji untuk mengukir senyum-senyum selanjutnya

Ayah dan Ibu, dua sosok hebat sepanjang masa Kepada kalian tulisan ini dipersembahkan

Kakak dan adik yang merupakan harta berharga setelah orang tua, saudara-saudara yang tidak pernah putus berdoa kebaikan untuk saya, dan para sahabat yang memotivasi dan

memberikan pengalaman berarti dalam hidup

Para pendidik dan Almamater tercinta.

(10)

ABSTRAK

PENGATURAN PERIZINAN TERHADAP LEMBAGA PENDIDIKAN PRIVAT DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh Winda Yunika

Lembaga Pendidikan Privat adalah lembaga yang bergerak dibidang pendidikan bertujuan untuk membantu menyelesaikan permasalahan akademik siswa di pendidikan formal. Pengaturan terkait izin operasinal lembaga pendidikan privat diatur di Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 62 ayat (1). Sanksi terhadap lembaga pendidikan privat yang tidak memiliki izin jelas diatur dalam Pasal 71 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Faktanya banyak lembaga pendidikan privat di Kota Bandar Lampung yang tetap beroperasi tanpa mendapatkan izin resmi dari Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung. Fokus penelitian ini adalah Pengaturan Perizinan Terhadap Lembaga Pendidikan Privat Di Kota Bandar Lampung. Dengan rumusan masalah yaitu bagaimana pengaturan perizinan lembaga pendidikan privat di Kota Bandar Lampung dan faktor-faktor yang menjadi penghambat tidak terwujudnya pemberian izin usaha lembaga pendidikan privat pendidikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis empiris. Faktor-faktor penghambat tidak terwujudnya pemberian izin operasional lembaga pendidikan privat di Kota Bandar Lampung antara lain adanya ketidak tahuan terhadap kewajiban memiliki izin operasional, terlalu banyak syarat untuk mendapatkan izin operasional, adanya biaya tidak terduga pada saat proses pengajuan izin, birokrasi yang rumit, dan kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung terhadap lembaga pendidikan privat yang tidak memiliki izin.

(11)

ABSTRACT

LICENSING ARRANGEMENTS FOR PRIVATE EDUCATIONAL INSTITUTIONS AT BANDAR LAMPUNG CITY

By

Winda Yunika

Private Educational Institutions are institutions engaged in education aims to help solve problems in the student's academic education. Related settings operasinal permit private educational institutions regulated in the Law of the Republic of Indonesia Number 20 Year 2003 on National Education System, Article 62 paragraph (1). Sanctions against private educational institutions that do not have the permission expressly provided for in Article 71 of Law of the Republic of Indonesia Number 20 Year 2003 on National Education System. In fact many private educational institutions in the city of Bandar Lampung keep operating without obtaining permission of the Education Office of Bandar Lampung. The focus of this research is Against Licensing Settings Private Institutions In the city of Bandar Lampung. With the formulation of the problem is how to manage the licensing of private educational institutions in the city of Bandar Lampung and what factors are a barrier to the realization of not granting business licenses of private educational institutions. The method used in this study is empirical juridical. Factors inhibiting the realization of not granting operational licenses of private educational institutions in the city of Bandar Lampung among others, the ignorance of the requirement to hold an operating permit, too many requirements to obtain an operating permit, any unexpected costs during the process of applying for licenses, bureaucracy, and lack of control by the Education Office of Bandar Lampung on private educational institutions which do not have permission.

Keywords:

(12)

PENGATURAN PERIZINAN TERHADAP LEMBAGA PENDIDIKAN PRIVAT DI KOTA BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh Winda Yunika

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

(13)

SANWACANA

Assalamualaikum Wr.Wb.

Alhamdulillahrobbil’alamien. Puji syukur selalu kita berikan kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada kita semua. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta tak lupa kita yang selalu istiqomah untuk menjadi umatnya. Dan atas berkat rahmat, karunia, dan ridhoNya pula peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Lampung dengan judul “Pengaturan Perizinan Terhadap Lembaga Pendidikan Privat di Kota Bandar Lampung”. Hasil skripsi ini tentunya tak lepas dari bantuan banyak pihak yang selalu mendukung peneliti secara moril dan materiil. Dengan segenap ketulusan hati, peneliti ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak sebagai berikut :

1. Bapak Dr. Heryandi, S.H., M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung.

(14)

3. Bapak Dr. Yuswanto, S.H.,M.H., selaku pembimbing Utama, yang telah banyak memberi masukan, kritik, saran dan bimbingan yang membantu peneliti hingga terselesaikannya skripsi ini.

4. Bapak Syamsir Syamsu, S.H.,M.H., selaku pembimbing kedua yang mengajarkan bahwa mahasiswa itu tidak boleh ”bohong”, tetapi boleh salah. Nilai moral yang terus saya ingat dan insyaallah akan terus saya aplikasikan dikehidupan saya.

5. Ibu Upik Hamidah, S.H., M.H., selaku Sekretaris Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung dan selaku pembahas I sekaligus penguji utama yang telah banyak memberikan masukan, kritik dan saran yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini serta telah memberikan solusi terbaiknya.

6. Bapak Agus Triyono, S.H., M.H., selaku Pembahas II, yang penuh dengan kesabaran membimbing dan memberikan masukan serta pelajaran berarti bagaimana menjadi seorang dosen ”teladan” bagi mahasiswanya, mengajarkan arti kesederhanaan dalam hidup.

7. Ibu Marlia Eka Putri, S.H.,M.H., selaku Pembimbing Akademik, tempat mengadukan segala persoalan akademik, sosok wanita hebat yang tegas dalam menanggapi segala persoalan, pemberi nasehat terbaik, ucap syukur tak terhingga mendapatkan beliau sebagai pembimbing akademik terbaik, regards to your child.

(15)

9. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Hukum Universitas Lampung, terutama untuk pak marlan dan bu hera yang telah memperlancar semua urusan akademik penulis.

10. Bapak Nurmansyah S.Pd, MM., selaku kepala devisi pendididikan masyarakat di Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung, yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.

11. Papa dan mama yang telah tulus ikhlas mendidik, memberikan kasih sayang, do’a, motivasi, dan keramaian hidup. Orang tua yang unik yang memberika

teladan dengan cara yang khusus, teruntuk ibu yang selalu berdoa agar anak-anak nya menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah, serta hafiz Qur’an.

Hopefully, your ideals are noble can I make happen for the pair crown on

your head at the end Yaumil. Aamiin ya Rabb.

12. Kakakku, Sinka Aprilia, partner ngajar privat terbaik, aku yakin suatu ketika mbak Sinka pasti jadi guru yang sukses, punya lembaga privat nomor satu di Kota Bandar Lampung. Dan bisa menjadi kakak panutan yang baik buat adik-adiknya,believe it.

13. Adikku, Muhammad Dandi Kurniawan, inventaris berharga dikeluarga, adik kesayangan yang mengemban banyak harapan dari Papa, Mama, mbak Owin dan mbak Osin. Adik yang diinginkan jadi penghapal Al-Qur’an oleh ibu, dan adik yang aku persiapkan untuk sukses melebihi kakak-kakaknya,insyaallah. Rasa sayang tidak terhingga, walaupun terkadang waktu mengajar untukmu

(16)

14. Sahabat nomor satu tiada tanding, Gadis Mahkota Negara yang memiliki cita-cita sama untuk mengejar kuliah di Universitas Indonesia, namun lebih dahulu terealisasinya, do’a kan aku segeramenyusul di program Magister UI, untuk 9.8ell’z bersaudara, bentuk pertemanan semasa SMP tidak lekang

oleh waktu sampai sekarang, walaupun kita menuntut ilmu terpisahkan jarak yang membentang antar pulau, semoga tidak mengurangi silaturahim diantara kita, masih banyak janji yang harus kita penuhi, yaitu janji sukses bersama dan meraih mimpi masing-masing.

15. Sahabat penuh pengertian selama kuliah, Malicia Evendia, terimakasih atas segala perhatian, kasih sayang, dan motivasi melebihi siapapun selama kuliah. Terimakasih untuk menghibur dikala bimbang menerjang, terimakasih tidak terlupakan untuk susu milo hangat, masakan spesial dan pempek yang selalu tersedia saat saya berkunjung ke kontrakan. Kenangan tidak terlupa selama menempuh kompetisi daerah maupun nasional, melintasi kota malang, terbang perdana ke Medan, dan mengikuti segala seleksi kompetisi nasional, semoga ada cerita-cerita baru di daerah-daerah baru bersamamu. Dan yang harus kamu ingat, terima kasih tulus dan ikhlas atas perhatian saat saya kehujanan lengkap dengan penderitaan, dan menggigil yang melebihi perih nya hati, memotivasi untuk mengingatkan agar tidak berharap dan berlaku bodoh lagi. Semoga Alloh SWT mempertemukan kita sebagai sahabat di surga Nya kelak. Aamiin Ya Rabb.

(17)

orang tua dan almamaternya, serta untuk tetap menuntut ilmu dunia dan akhirat, menjadi perempuan shalehah seutuhnya. Terimakasih atas dukungan dan doanya selama ini.

17. Teman-teman Hukum Administrasi Negara angkatan 09, terimakasi atas kekompakan untuk mengharumkan nama jurusan terbaik di FH UNILA, tetap semangat merancang masa depan untuk menjadi pemuda-pemudi kebanggaan bangsa.

(18)

perjuangan saya di Kementrian HAN, takdir Allah mempertemukan kita kembali setelah lama tidak bertemu selepas kompetisi d OGN UGM, subhanaallah.

19. Keluarga Bibit Bangsa Anti Korupsi Lampung, yang mengajarkan saya banyak hal tentang budaya Anti Korupsi dan nilai-nilai Integritas, serta kerjasama yang baik dengan KPK RI, Qyoko, Prisca, Listi, Lita, Emil, Beni, Ka Adit, dan semuanya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, semoga pembelajaran kita disini dapat kita aplikasikan nantinya sebagai pemimpin yang Anti terhadap Korupsi. Kecintaan mendalam terhadap organisasi ini yang membuat saya tetap didalam dua periode kepengurusan sebagai Ketua Umum, hopefully new shoots leaders with integrity who will lead LAMPUNG'S BATIK will be coming soon.

20. Keluarga FOSSI dan PSBH tercinta, Eli, yunika, yanti, Almira, Wida, Yessi, Mba via, Mba Ida, Mba Yessi, Mba firda, dan seluruh Akhwat disetiap angkatan, serta seluruh ikhwan disetiap angkatan yang turut andil dalam perjuangan dakwah, serta warna-warni cerita organisasi ini yang terlihat sangat dominan dikehidupan saya. Untuk keluarga PSBH seluruh angkatan, terimakasih atas ilmu praktek persidangannya, terimakasih atas kesempatan mengikuti MCC Djokosoetono 2010 di Universitas Indonesia, kenangan tidak bisa terlupakan pra kompetisi, saat kompetisi dan pasca kompetisi sampai dengan sekarang, semoga pembelajaran terbaik dapat saya petik dari kisah ini.

(19)

sparing, target, dan dobok itu, serta rindu akan kekeluargaan murni yang lepas dari kepentingan politik maupun politik praktis. Thanks for all professional athlet Lampung University.

22. The Family Of SUMALI, keluarga KKN Tematik Periode Januari 2012, yang memberikan pelajaran berarti dalam melakukan pengabdian kemasyarakat. Nuri, Gusti, Ita, Leli, Hotang, Gigih, Dio, Agung, dan mbah Oco. Kenangan 40 hari yang menjadi satu kelurga abadi, penuh gelak tawa, yang pastinya selalu saya rindukan untuk kembali berkunjung ke Desa Negeri Jemanten tercinta. Rasa syukur tidak terhingga dipertemukan dengan Ibu dan Bapak serta masyarakat yang teramat baik oleh Alloh SWT, serta dipertemukan dengan kelompok II yang memberikan ”greget penuh arti” akan sebuah kekompokan untuk membangun desa. Dan kepada Pak Tangkas, bos pengalaman di badan legislatif, terimakasih arahannya Pak.

23. Almamaterku tercinta, Universitas lampung.

24. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan, semangat dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Bandar Lampung, Februari 2013

Penulis

(20)

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA PRAKTIKUMHAND ON

DENGANVIRTUAL LABORATORY

(Skripsi)

Oleh Sinka Aprilia

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(21)

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA PRAKTIKUMHAND ON

DENGANVIRTUAL LABORATORY

Oleh Sinka Aprilia

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(22)

Sinka Aprilia

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah:

Nama : Winda Yunika

NPM : 0912011266

Fakultas/Jurusan : Hukum/Hukum Administrasi Negara

Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan Gg. PLN No. 50, Kelurahan Kota Baru, Kec. Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung

Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Februari 2013 Yang Menyatakan,

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Literatur :

Friere, Paulo. 2000.Pendidikan Pembebasan,Jakarta, LP3S.

Sutedi, Adrian. 2010. Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik,Jakarta: Sinar Grafika.

Basah, Sjachran. 2000.Pengantar Hukum Perizinan, Jakarta: Rineka Cipta. Utrecht.E, 2010.Pengantar dalam Hukum Indonesia, Jakarta : Ichtiar

Manan, Bagir, Ketentuan-ketentuan Mengenai Pengaturan Penyelenggaraan Perizinan, Makalah tidak Dipublikasikan, Jakarta, 2009, hlm. 8

Sri Pudyamoko, 2009,Hukum Perizinan Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Effendi, Taufiq. 2004.Tingkatkan Pelayanan Publik. Jakarta: Suara Pembaruan.

Hartono, Sri Redjeki. 2003.Aspek Keperdataan Pada Pelayanan Publik. Jakarta: Rineka Cipta.

Syafrudin, Ateng. 2009. Perizinan Untuk Berbagai Kegiatan. Jakarta: Gramedia Hadjon, Philipus, M,.1994.Pengantar Hukum Administrasi Indonesia.

Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Ngainun Naim. 2008. Dasar-dasar Komunikasi Pendidikan. Bandung: Graha Pustaka Utama.

Sianipar, J.PG. 2000. Manajemen Pelayanan Masyarakat. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

(24)

Ibrahim, Amin, 2008.Pokok-pokok Administrasi Publik dan Implementasinya. Bandung : PT. Refika Aditama.

Muhamad, Abdulkadir,2004.Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung : PT. Citra Aditya Bhakti.

Pudyatmoko, Sri, 2009.Perizinan problem dan Upaya Pembenahan. Jakarta : Gramedia.

Tutik,Triwulan Titik, S.H,M.H.,2006.Pokok-pokok Hukum Tata Negara. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Saleh, Moh. Djindang, Moh. Saleh,S.H.1990.Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, cetakan Kesembilan. Jakarta : Ikhtiar baru.

Peraturan Perundang-undangan :

Undang-Undang Republik Indonesia Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003.

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik .

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 1988 Tentang Pembinaan dan Pengembangan Kursus dan Lembaga Pelatihan Kerja.

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 261/U/1999 Tentang

Penyelenggaraan Kursus.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan Pemerintah Daerah Otonom.

(25)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 62 ayat (1) menyatakan bahwa, setiap satuan pendidikan formal dan nonformal yang didirikan wajib memperoleh izin Pemerintah atau Pemerintah Daerah. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, jenis pendidikan di Indonesia terbagi dalam tiga jalur, yaitu jalur formal, non formal, dan informal.

Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstuktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.1

Pendidikan nonformal seperti dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 26 dari ayat (1) sampai (6) adalah layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta

1

(26)

didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.2

Didalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Pasal 103 ayat (1), menerangkan bahwa Lembaga kursus atau Lembaga Pendidikan Privat dan Lembaga Pelatihan serta bentuk lain yang sejenis menyelenggarakan pendidikan bagi warga masyarakat untuk memperoleh keterampilan kecakapan hidup, mengembangkan sikap dan kepribadian professional, mempersiapkan diri untuk bekerja, meningkatkan kompetensi vokasional, mempersiapan diri untuk berusaha mandiri dan/atau melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.

Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, lembaga pendidikan privat, dan majelis taklim serta satuan pendidikan yang sejenis. Dewasa ini, perkembangan lembaga pendidikan privat di Kota Bandar lampung berkembang pesat, sejalan dengan kebutuhan pendidikan berkualitas di masyarakat terus meningkat.

Hal ini dapat terlihat dari data di Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung yang menyebutkan bahwa, ada 20 (dua puluh) lembaga pendidikan privat yang aktif dan berkembang di Kota Bandar Lampung, namun yang telah mendapatkan izin resmi dari Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung hanya dua lembaga Pendidikan Privat, yaitu Lembaga Pendidikan Privat Setia dan Lembaga Pendidikan Privat Smart Education, selebihnya hanya berstatus terdaftar tanpa mempunyai surat izin resmi dari instansi terkait.

2

(27)

Secara umum, tujuan dan fungsi perizinan adalah untuk pengendalian daripada aktivitas pemerintah dalam hal-hal tertentu dimana ketentuannya berisi pedoman-pedoman yang harus dilaksanakan dengan baik oleh yang berkepentingan ataupun oleh pejabat yang berwenang. Selain itu, tujuan dari perizinan itu dilihat dari dua sisi yaitu:

1. Dari sisi pemerintah, dan 2. Dari sisi masyarakat.

Dari sisi pemerintah tujuan pemberian izin itu adalah untuk melaksanakan peraturan, apakah ketentuan-ketentuan yang termuat dalam peraturan tersebut sesuai dengan kenyataan dalam praktiknya atau tidak dan sekaligus untuk mengatur ketertiban. Selain itu pemberian izin yang dilakukan oleh pemerintah adalah untuk sumber pendapatan daerah, dengan adanya pemberian izin, maka secara langsung pendapatan pemerintah akan bertambah, karena setiap izin yang dikeluarkan pemohon harus membayar retribusi terlebih dahulu, dan hal ini akan berdampak langsung ke pembangunan daerah.

Sedangkan dari sisi masyarakat, tujuan pemberian izin adalah sebagai berikut.

a. Untuk adanya kepastian hukum b. Untuk adanya kepastian hak.

c. Untuk memudahkan mendapatkan fasilitas, apabila usaha tersebut mendapatkan izin, maka lebih mudah untuk medapat fasilitas dan dukungan dari pemerintah daerah.3

Jika dikaitkan dengan perizinan lembaga pendidikan privat yang belum berjalan secara maksimal, maka tujuan pemerintah untuk melihat apakah pelaksanaan peraturan tersebut sesuai

3

(28)

dengan kenyataan dalam praktiknya atau tidak tidak akan tercapai. Karena banyak lembaga pendidikan privat yang mengkesampingkan perizinan terhadap usahanya, dengan dalil bahwa usahanya masih belum membutuhkan izin dari pemerintah maupun pemerintah daerah.

Dampak dari kesenjangan antara peraturan dengan pelaksanaan ini akan menimbulkan tidak adanya kepastian hukum, terlanggarnya hak-hak warga negara, dan akan berkurangnya sumber pemasukan pendapatan daerah. Sehingga pembenahan dan pengawasan terhadap penerapan Pasal 62 ayat (1) harus lebih mendapat pengawasan secara khusus, agar dapat terlaksana dengan baik.

Sanksi terhadap satuan pendidikan yang tidak memiliki izin, secara tegas diatur dalam Pasal 71 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa, penyelenggaraan satuan pendidikan yang didirikan tanpa izin Pemerintah atau Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

(29)

benar-benar di implementasikan, meskipun dirasakan cukup rumit namun hal tersebut wajib dilaksanakan. Didalam peraturan telah dijelaskan, bagi usaha yang tidak memiliki izin, maka akan dikenakan sanksi baik itu administratif maupun hukuman pokok.

Menurut pemantauan dan data dari Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung, dari sekitar 20 (dua puluh) lembaga pendidikan privat yang berkembang dan tumbuh di Kota Bandar Lampung dua diantaranya sudah memilkik izin resmi dari pemerintah Kota Bandar Lampung, dan sisanya tetap beroperasi meski tanpa mengantongi izin resmi dari pemerintah daerah setempat.

Izin penyelenggaraan usaha lembaga pendidikan privat tidak hanya melalui prosedur di Depdiknas saja, tetapi pengusaha harus meminta izin ke BPMP Kota Bandar Lampung. Tidak hanya pelayanan publik saja yang bertugas untuk terwujudnya izin pendirian usaha lembaga pendidikan privat, tetapi semua pihak mempunyai peran sentral tersendiri dalam membantu terwujudnya usaha lembaga pendidikan privat yang memiliki izin.

Berpijak dari latar belakang tersebut, maka dari aspek hukum administrasi perlu diadakan penelitian dengan judul :“PENGATURAN PERIZINAN TERHADAP LEMBAGA PRIVAT PENDIDIKAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG”.

1.2.Rumusan Masalah dan 1.3.Ruang Lingkup

1.2.1. Rumusan Masalah

(30)

b. Apakah faktor- faktor penghambat pemberian izin operasional Lembaga Privat Pendidikan?

1.2.2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup proposal ini adalah kondisi Lembaga Privat Pendidikan yang ada di Kota Bandar Lampung. Melihat bagaimana penerapan Pasal 62 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengatur setiap satuan pendidikan non-formal perlu mendapatkan izin pendirian lembaga agar terlindungi oleh pemerintah atau pemerintah daerah. Secara lebih khusus juga diatur dalam Pasal 10 ayat (1) Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 261/U/1999 tentang Penyelenggaraan izin usaha Lembaga Pendidikan Privat yang mewajibkan setiap usaha dibidang Bimbingan Belajar wajib memiliki izin usaha dari instansi yang berwenang (dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional).

Surat izin yang wajib dimiliki oleh lembaga pendidikan privat yaitu, surat izin gangguan (HO), surat izin lokasi, surat persetujuan dari tetangga yang ditandatangani oleh RT/RW, surat izin mendirikan bangunan, dan keterangan sah tentang status lembaga pendidikan dan atau akreditasi yang ditetapkan departemen pendidikan/ departemen lain yang berwenang. Dalam kajian selanjutnya, melihat faktor-faktor apa saja yang menghambat tidak terwujudnya izin pendirian usaha lembaga pendidikan privat di Kota Bandar Lampung.

1.3. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

(31)

a. Memaparkan prosedur-prosedur yang diperlukan dalam proses perolehan izin usaha lembaga privat pendidikan di Kota Bandar Lampung sehingga dapat dilihat sejauh mana Pasal 62 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dapat benar-benar diterapkan;

b. Mengetahui dampak dari tidak diterapkannya Pasal 62 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional di Kota Bandar Lampung;

c. Mengetahui faktor-faktor yang menghambat terwujudnya pemberian izin usaha lembaga privat pendidikan di Kota Bandar Lampung.

1.3.2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini dibagi dua yaitu :

1. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menunjang pengembangan ilmu pengetahuan dibidang hukum administrasi negara dalam lingkup hukum perizinan.

2. Kegunaan Praktis

a. Secara praktis penelitian ini dapat mengkaji secara objektif mengenai penerapan Pasal 62 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

(32)
(33)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Pengertian Pengaturan

Pengaturan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tatanan (petunjuk, kaidah, ketentuan) yang dibuat untuk mengatur. Definisi pengaturan menurut Utrecht adalah suatu perintah atau larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat dan seharusnya ditaati oleh anggota

masyarakat yang bersangkutan.1

Menurut Hans Kelsen pengertian dari pengaturan adalah sebuah ketentuan sosial yang mengatur perilaku mutual antar manusia, yaitu sebuah ketentuan yang mengatur perilaku tertentu dan berkaitan dengan sebuah sistem norma.

Sedangkan menurut Leon Duguit, pengaturan adalah suatu perbuatan untuk mengatur tingkah laku para anggota masyarakat, daya gunanya pada saat tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama, dan jika timbul pelanggaran dari pengaturan terebut akan menimbulkan reaksi bersama terhadap orang yang melakukan

1

(34)

pelanggaran itu. Plato mengatakan bahwa pengaturan adalah sebuah sistem peraturan–peraturan yang teratur yang tersusun baik, dibuat untuk mengikat masyarakat.2

Pendapat lain diungkapan oleh Austin terkait dengan pengaturan yaitu sebuah sistem peraturan yang diadakan untuk memberi bimbingan kepada makhluk yang berakal oleh makhluk yang berakal yang berkuasa atasnya.

Menurut M.H Tirtaamidjata, S.H., pengaturan adalah semua aturan (norma) yang diarahkan dan harus dituruti dalam tingkah laku tindakan-tindakan dalam pergaulan hidup dengan ancaman adanya ganti kerugian jika melanggar system pengaturan itu.

Berdasarkan definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaturan merupakan suatu tatanan yang dibuat untuk mengatur tingkah laku masyarakat dan harus ditaati oleh masyarakat itu sendiri, agar tercipta suatu ketertiban sosial.

Apabila pengaturan dikaitkan dengan perizinan maka pemerintah berwenang membuat suatu pengaturan untuk membuat instrument yuridis yang dapat menghadapi peristiwa individual konkret, yaitu dalam bentuk ketetapan.

1.2. Pengertian Perizinan

2

(35)

Agak sulit menberikan definisi izin. Hal ini dikemukakan oleh Sjachran Basah.3. Pendapat yang dikatakan Sjachran sepertinya sama dengan yang berlaku di negara Belanda, seperti yang dikemukakan Van Der Pot sangat sukar membuat definisi untuk menyatakan pengertian izin itu. Hal ini disebabkan antara pakar tidak dapat persesuaian paham, masing-masing melihat dari sisi yang berlainan terhadap objek yang didefinisikannya. Sukar memberikan definisi, bahkan ditemukan definisi yang beragam.4

Izin adalah persetujuan dari penguasa berdasarkan Undang-undang atau peraturan pemerintah untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari larangan umum tersebut. Izin dapat juga diartikan sebagai dispensasi atau pelepasan/pembebasan dari suatu larangan.5. Izin dalam istilah asing (Belanda) disebutVergunning.Bentuk izin itu harus tertulis.

Secara lebih khusus, izin diartikan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan dan bersifat pengendalian yang dimiliki oleh pemerintah terhadap kegiatan–kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat. Perizinan dapat berbentuk pendaftaran, rekomendasi, sertifikasi, penentuan kuota dan izin untuk melakukan sesuatu usaha yang biasanya harus dimiliki atau diperoleh suatu organisasi perusahaan atau seseorang sebelum yang bersangkutan dapat melakukan suatu kegiatan atau tindakan.

3

Basah, Sjachran. Pencabutan Izin Salah Satu Sanksi Hukum Administrasi. Makalah pada Penataran Hukum Administrasi dan Lingkungan. Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya. November 2010. Hal 1-2.

4

IbidBasah, Sjachran. hal 52

5

(36)

Selanjutnya, Utrecht memberikan pengertianvergunningyaitu bilamana pembuat peraturan tidak umumnya melarang suatu perbuatan, tetapi masih juga memperkenankannya asal saja diadakan secara yang ditentukan untuk masing–masing hal konkret, maka perbuatan administrasi negara yang memperkenankan perbuatan tersebut bersifat suatu izin (vergunning). Adapun pengertian perizinan menurut Adrian Sutedi adalah salah satu bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan dan bersifat pengendalian yang dimiliki oleh pemerintah terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat. 6Perizinan dapat berbentuk pendaftaran, rekomendasi, sertifikasi, penentuan kuota, dan izin untuk melakukan suatu usaha yang biasanya harus dimiliki atau diperoleh suatu organisasi perusahaan atau seseorang sebelum yang bersangkutan dapat melakukan suatu tindakan atau kegiatan.

Sedangkan menurut Ten Betge izin merupakan suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang–undang atau peraturan pemerintah, untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan- ketentuan larangan–larangan perundang-undangan.7 Pendapat lain dikemukakan oleh M. Hadjon, konsep izin adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh warga Negara yang secara umumnya tidak dilarang, tetapi menurut peraturan perundang-undangan perbuatan/tindakan tersebut melanggar ketentuan larangan yang telah ditetapkan sehingga dalam pelaksanaannya memerlukan izin dari negara.

Menurut Ateng Syarifudin izin bertujuan dan berarti menghilangkan halangan, hal yang dilarang menjadi boleh, atauAls opheffing van een algemene verbodsregel in het concrete geval, (sebagai peniadaan ketentuan larangan umum dalam peristiwa konkret).

6

Sutedi, Adrian.Hukum Perizinan dalam Sektor Pelayanan Publik, Sinar Grafika. 2010, hal 52

7

(37)

Dari berbagai pendapat diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perizinan merupakan suatu perbuatan warga negara terhadap suatu hal yang dalam keadaan tertentu menyimpang, namun telah mendapat persetujuan dari penguasa. Peneliti lebih cenderung pada pendapat dari Philipus M. Hadjon, yang menyatakan bahwa izin merupakan perbuatan/tindakan yang dilakukan warga negara yang secara umum tidak dilarang, tetapi menurut peraturan perundang-undangan perbuatan/ tindakan tersebut melanggar ketentuan larangan yang telah ditetapkan sehingga dalam pelaksanaannya memerlukan izin dari negara. Karena, setiap tindakan warga negara memerlukan pengawasan dari Negara sehinggga dibutuhkannya izin, hal ini tidak berarti bahwa perbuatan yang salah yang harus memiliki izin, perbutan yang diperbolehkan pun wajib memiliki izin. Hal ini menunjukan eksistensi pemerintah dalam mengontrol tindakan warga negaranya.

Izin dalam arti sempit merupakan aktifitas- aktifitas pada suatu peraturan izin pada umumnya didasarkan pada keinginan pembuat undang- undang untuk mencapai sesuatu tatanan tertentu atau untuk menghalangi keadaan- keadaan yang buruk. Hal pokok pada izin (dalam arti sempit) ialah bahwa suatu tindakan dilarang, terkecuali diperkenankan dengan tujuan agar dalam ketentuan-ketentuan yang disangkutkan dengan perkenan dapat dengan teliti diberikan batas-batas tertentu bagi tiap kasus.

Konsepsi yang menjadi dasar filosofis dari pemberian izin adalah sebagai instrument pengawas terhadap perilaku masyarakat. Pemberian izin juga dapat diartikan dengan pembatasan terhadap potensi- potensi yang jumlahnya terbatas.

(38)

1. Izin dalam arti sempit, yaitu izin saja; 2. Izin dalam arti luas, yaitu :

a. Izin merupakan persetujuan; b. Dispensasi yaitu pembebasan;

c. Lisensi yang biasa digunakan dalam bidang perdagangan;

d. Konsesi merupakan perjanjian antara pemerintah dan swasta dalam bidang pertambangan untuk menyerahkan tugas- tugas pemerintah kepada pihak swasta yang menyangkut kepentingan umum.8

Kekuasaan merupakan hak jabatan, yang berbeda dengan kewenangan yang merupakan hak yang dijalankan dengan adanya tanggung jawab. Izin dalam istilah asing (Belanda) disebut vergunning. Bentuk izin itu harus tertulis. Tujuan izin yaitu untuk mempengaruhi masyarakat untuk mengikuti keinginan pemerintah :

1. Mengarahkan aktifitas tertentu (sturen); 2. Mencegah bahaya bagi lingkungan;

3. Keinginan untuk melindungi objek tertentu; 4. Hendak membagi benda-benda yang sedikit;

5. Mengarahkan dengan menyeleksi orang- orang dan aktifitas-aktifitas.9

2.3. Bentuk, Isi, dan Sifat Izin

8

Effendi, Taufiq. 2004.Tingkatkan Pelayanan Publik. Jakarta: Suara Pembaruan, hal 81

9

(39)

1. Bentuk dan isi perizinan

Izin selalu mengikuti peraturan yang mendasar. Sebagai suatu bukti dan dokumen hukum, maka izin akan selalu berbentuk tertulis. Dalam izin selalu dicantumkan pihak yang mengeluarkan izin, penerima izin, untuk apa izin diberikan beserta alasan- alasan pemberiannya.

Dalam hal perizinan memerlukan persyaratan tertentu, maka dalam izin tersebut dicantumkan pula syarat-syarat tersebut. Dalam izin yang dikeluarkan tersebut akan dicantumkan pula akibat hukum (diktum) dari izin. Diktum ini merupakan inti dari keputusan izin, yang berisi hak dan kewajiban pemegang izin.10

2. Sifat izin

Izin merupakan keputusan pejabat/badan tata usaha negara yang berwenang, yang isinya atau substansinya mempunyai sifat sebagai berikut.

1. Izin bersifat bebas, adalah izin sebagai keputusan tata usaha negara yang penerbitannya tidak terikat pada aturan dan hukum tertulis serta organ yang berwenang dalam izin memiliki kadar kebebasan yang besar dalam memutuskan pemberian izin.

2. Izin bersifat terikat, adalah izin sebagai keputusan tata usaha negara yang penerbitannya terikat pada aturan dan hukum tertulis serta hukum tidak tertulis dalam izin kadar kebebasannya dan wewenangnya tergantung pada kadar sejauh mana peraturan perundang-undangan mengaturnya. Misalnya, izin yang bersifat terikat adalah IMB, izin HO, izin usaha industri, dan lain-lain.

10

(40)

3. Izin yang bersifat menguntungkan, izin yang isinya mempunyai sifat menguntungkan pada yang bersangkutan. Dalam arti, yang bersangkutan diberikan hak-hak atau pemenuhan tuntutan yang tidak aka nada tanpa keputusan tersebut. Misalnya, SIM, SIUP, SITU, dan lain-lain.

4. Izin yang bersifat memberatkan, merupakan izin yang isinya mengandung unsur-unsur memberatkan dalam bentuk ketentuan-ketentuan yang berkaitan kepadanya, memberikan beban kepada orang lain atau masyarakat sekitarnya. Misalnya, pemberian izin kepada perusahaan tertentu, bagi mereka yang tinggal disekitarnya merasa dirugikan maka izin tersebut merupakan suatu beban. Pembedaan antara izin yang bersifat menguntungkan dengan izin yang bersifat memberatkan adalah dalam hal penarikan kembali/pencabutan dan perubahannya.

5. Izin yang segera berakhir, merupakan izin yang menyangkut tindakan yang akan segera berakhir atau izin yang masa berlakunya relative pendek. Misalnya, IMB, yang berlaku hanya pada saat untuk mendirikan bangunan dan berakhir setelah bangunan selesai didirikan.

6. Izin yang berlangsung lama, merupakan izin yang menyangkut tindakan yang berakhirnya atau masa berlakunya relative lama, misalnya izin usaha industri dan izin yang berhubungan dengan lingkungan.

7. Izin yang bersifat pribadi, merupakan izin yang isinya tergantung pada sifat atau kualitas pribadi dan pemohon izin. Misalnya, izin mengemudi (SIM).

(41)

2.4 . Pengertian dan Pengaturan Lembaga Pendidikan Privat.

Pada hakikatnya, yang dimaksud dengan pendidikan adalah pengaruh bimbingan, arahan dari orang dewasa kepada anak yang belum dewasa agar menjadi dewasa, mandiri, memiliki kepribadian yang utuh dan matang. Kepribadian yang dimaksud memiliki semua aspek yaitu cipta, rasa. dan karsa.

Dalam prosesnya, pendidikan dalam sebuah bangsa khususnya di Indonesia sudah mengalami perubahan dan kemajuan dari masa ke masa. Berpedoman pada tujuan yaitu untuk mencerdaskan bangsa dan memenuhi standar pendidikan yang berkualitas.

Perkembangan belajar siswa tidak selalu berjalan lancar dan memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Ada kalanya murid menghadapi berbagai kesulitan atau hambatan. Kesulitan atau hambatan dalam belajar ini dimanifestasikan dalam beberapa gejala masalah, seperti prestasi belajar rendah, kurang atau tidak ada motivasi belajar, belajar lambat, berkebiasaan kurang baik dalam belajar, sikap yang kurang baik terhadap pelajaran, guru ataupun sekolah.

(42)

Menurut Ngainun Naim dalam bukunya Dasar-Dasar Komunikasi Pendidikan menyebutkan bahwa: “ Belajar merupakan suatu proses, karena secara formal belajar dapat dikomparasikan

dengan proses organic manusia, seperti pencernaan dan pernapasan.11

Sedangkan menurut Benyamin S. Bloom yang dimaksud proses belajar mengajar adalah proses mengorganisasi tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian sehingga menumbuhkan kegiatan belajar pada diri peserta didik seoptimal mungkin menuju terjadinya perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Setiap kegiatan harus memiliki izin dari pemerintah maupun pemerintah daerah, hal ini bertujuan agar setiap kegiatan yang telah memiliki izin tersebut mendapat perlindungan sepenuhnya oleh pemerintah. Termasuk izin usaha pendirian lembaga pendidikan privat pun wajib memiliki izin.

Dalam perkembangannya, secara yuridis pengertian izin dan perizinan tertuang dalam Pasal 1 ayat (8) dan (9) Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Dalam Pasal 1 ayat (8) ditegaskan bahwa izin adalah dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah berdasarkan peraturan daerah atau peraturan lainnya yang merupakan bukti legalitas, menyatakan sah atau diperbolehkannya seseorang atau badan untuk melakukan usaha/ kegiatan tertentu.

Kemudian Pasal 1 ayat (9) menegaskan bahwa perizinan adalah pemberian legalitas kepada seseorang atau pelaku usaha/kegiatan tertentu, baik dalam bentuk izin maupun tanda daftar

11

(43)

usaha. Definisi perizinan juga didefinisikan sama dalam Pasal (1) ayat (8) dan ayat (9) Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan Terpadu di Daerah. Perizinan yang harus dipenuhi oleh Lembaga Pendidikan Privat minimal mempunyai surat izin operasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat, surat izin gangguan (HO), Surat izin lokasi, surat persetujuan dari tetangga yang ditandatangani oleh RT/RW, Surat IMB, dan keterangan sah tentang status lembaga pendidikan dan atau akreditasi yang ditetapkan departemen pendidikan/ departemen lain yang berwenang.12

2.5. Proses dan Prosedur Perizinan Lembaga Pendidikan Privat

Proses dan prosedur perizinan dapat meliputi prosedur pelayanan perizinan, proses penyelesaian perizinan yang merupakan proses internal yang dilakukan oleh aparat/petugas. Dalam setiap tahapan pekerjaan tersebut, masing-masing pegawai dapat mengetahui peran masing-masing dalam proses penyelesaian perizinan. Pada umumnya permohonan izin harus menempuh prosedur tertentu yang ditentukan oleh pemerintah, selaku pemberi izin. Selain itu pemohon izin juga harus memenuhi persyaratan–persyaratan tertentu yang ditentukan secara sepihak oleh pemerintah atau pemberi izin. Prosedur dan persyaratan perizinan itu berbeda- berbeda tergantung jenis izin, tujuan izin, dan instansi pemberi izin.

Dalam hal pelaksanaan perizinan,lack of competenciessangat mudah untuk dijelaskan. Pertama, proses perizinan memerlukan adanya pengetahuan tidak hanya sebatas pada aspek legal dari proses perizinan, tetapi lebih jauh dari aspek tersebut. Misalnya untuk memberikan izin, pihak

12

Sianipar, J.PG. 2000.Manajemen Pelayanan Masyarakat. Jakarta: Lembaga

(44)

pelaksana juga harus mempertimbangkan dampak yang akan ditimbulkan dari izin tersebut baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Lembaga Pendidikan Privat yang ingin mendirikan usaha kursusnya, harus melewati syarat-syarat administratif yang harus dipenuhi baik perorangan maupun badan usaha atau badan hukum, syarat yang diminta oleh Dinas Pendidikan Kota adalah sebagai berikut :

1. Profil Lembaga ( Struktur, Visi, Misi, Program, dan Struktur Pengurus). 2. Melampirkan fotokopi KTP Pimpinan Lembaga.

3. Pas Foto Ukuran 3x4 cm (dua lembar).

4. Melampirkan fotokopi akta Notaris Lembaga. 5. Keterangan/Legalitas tempat Lembaga.

6. Rekomendasi dari UPT Dinas Pendidikan Kecamatan. 7. NPWP atas nama Lembaga

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya.1

3.1. Pendekatan Masalah

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan, yuridis empiris.

3.1.1 Pendekatan Yuridis Empiris

Pendekatan Yuridis Empiris yaitu pendekatan yang dilakukan dengan cara menggali informasi dan melakukan penelitian dilapangan guna mengetahui secara lebih jauh mengenai permasalahan yang dibahas. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung sebagai lembaga yang berwenang untuk memberikan izin usaha, termasuk usaha Lembaga privat pendidikan di Kota Bandar Lampung. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi lapangan yang lebih akurat.

1

(46)

3.2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa :

3.2.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara lisan dari pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini melalui wawancara. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan tehnik wawancara terhadap Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung, dan apabila dalam perjalanan penelitian ini dirasakan perlu maka akan diadakan wawancara pada salah satu lembaga privat pendidikan yang telah memperoleh izin dari Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung, hal ini dilakukan untuk mengetahui secara pasti prosedur perizinan usaha yang dapat berfungsi sebagai data pelengkap.

3.2.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan mempelajari peraturan perundang-undangan, buku-buku hukum, dan dokumen yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Kegiatan pengumpulan data dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut :

(47)

b. Menginvertarisasi data yang relevan dengan rumusan masalah dengan cara membaca, mempelajari, mengutip/mencatat, dan memahami maknanya;

c. Pengkajian data yang sudah terkumpul dengan cara menelaah literatur-literatur dan bahan kepustakaan lainnya agar mempermudah pembahasan penelitian ini serta untuk menentukan relevansinya dengan kebutuhan dan rumusan masalah.

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Bahan Hukum Primer

Bahan- bahan hukum yang mempunyai kekuatan hukum mengikat seperti peraturan perundang-undangan dan peraturan-peraturan lainnya.

2. Bahan Hukum Sekunder

Bahan-bahan yang erat kaitannnya dengan bahan hukum primer, yang dapat memberikan penjelasan terhadap bahan-bahan hukum primer. Berupa peraturan pelaksanan dan peraturan pelaksana tekhnis yang berkaitan dengan pokok bahasan, seperti literatur dan norma-norma hukum yang berhubungan dengan masalah yang

dibahas dalam penelitian ini.

3. Bahan Hukum Tersier

Bahan-bahan penunjang lain yang ada relevansinya dengan pokok permasalahan, memberikan informasi, petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, bukan merupakan bahan hukum, namun secara signifikan dapat dijadikan bahan analisa terhadap penerapan kebijakan hukum dilapangan, seperti hasil

(48)

sifatnya seperti karya ilmiah berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini.

3.3. Metode Pengumpulan Data dan Metode Pengolahan Data

3.3.1. Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang benar dan akurat dalam penelitian ini ditempuh prosedur sebagai berikut :

1. Studi Kepustakaan(Library Reasearch).

Studi kepustakaan adalah mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara membaca, mengutip, mencatat dan memahami berbagai literatur yang ada hubungannya dengan materi penelitian, berupa buku-buku, peraturan perundang-undangan, majalah-majalah serta dokumen lain yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

2. Studi Lapangan(Field Research)

Studi Lapangan adalah mengumpulkan data dengan mengadakan penelitian langsung pada tempat atau objek penelitian.

3.3.2. Pengolahan Data

Data yang terkumpul, diolah melalui pengolahan data dengan tahap-tahap sebagai berikut:

(49)

Identifikasi data yaitu mencari dan menetapkan data yang berhubungan dengan proses perizinan usaha Lembaga pendidikan privat di Kota Bandar Lampung.

2. Editing

Editing yaitu meneliti kembali data yang diperoleh dari keterangan para responden maupun dari kepustakaan, hal ini perlu untuk mengetahui apakah data tersebut sudah cukup dan dapat dilakukan untuk proses selanjutnya. Semua data yang diperoleh kemudian disesuaikan dengan permasalahan yang ada dalam penulisan ini, editing dilakukan pada data yang sudah terkumpul diseleksi dan diambil data yang diperlukan.

3. Klasifikasi Data

Klasifikasi data yaitu menyusun data yang diperoleh menurut kelompok yang telah ditentukan secara sistematis sehingga data tersebut siap untuk dianalisis.

4. Penyusunan Data

Sistematisasi data yaitu penyusunan data secara teratur sehingga dalam data tersebut dapat dianalisa menurut susunan yang benar dan tepat.

5. Penarikan Kesimpulan

(50)

3.4 Analisis Data

(51)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Berdasarkan hal-hal yang telah dimuat pada bab hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan hal-hal antara lain :

1. Pengaturan perizinan terhadap lembaga pendidikan privat di Kota Bandar Lampung terdapat di Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 261/U/1999 Tentang Penyelenggaraan Kursus, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan Pemerintah Daerah Otonom, serta Keputusan Walikota Bandar Lampung No. 05 Tanggal 11 Februari 2008.

(52)

dan menimbulkan efek keengganan dari lembaga tersebut untuk mengurus izin, Adanya biaya tidak terduga yang harus dikeluarkan pada proses pengajuan izin, dan biaya perizinan yang relatif besar bagi Lembaga Pendidikan Privat yang masih baru beroperasi, Birokrasi yang cukup rumit pun merupakan faktor yang cukup menghambat terwujudnya izin penyelenggaraan operasional usaha dibidang pendidikan oleh Lembaga Pendidikan Privat, Kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung terkait dengan penyelenggaraan usaha dibidang pendidikan yang dilakukan oleh Lembaga Pendidikan di Kota Bandar Lampung. Sehingga sebagian besar Lembaga Pendidikan Privat merasa tidak perlu mengeluarkan dana lebih untuk mengurus izin, karena tidak ada sanksi yang dirasakan oleh mereka apabila mereka tidak memiliki izin. Dampak hukum yang ditimbulkan apabila masih saja ada Lembaga Pendidikan Privat yang tidak memiliki izin dan tidak memenuhi teguran dari pihak Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung untuk segera mengajukan izin operaional akan mendapatkan sanksi berupa pelarangan pengoperasian dan penyitaan aset-aset yang berkaitan dengan penyelenggaraan lembaga pendidikan tersebut

1.2 Saran

(53)

1. Sebaiknya Dinas Pendidikan Kota dapat terus melakukan sosialisasi aktif dengan memberikan iklan-iklan layanan masyarakat pada media cetak, televisi atau radio-radio terkait dengan kewajiban mempunyai izin untuk seluruh usaha yang bergerak dibidang pendidikan. Sehingga ketidaktahuan dan ketidak ingin tahuan tersebut dapat tumbuh menjadi suatu kesadaran akan taat hukum. Penyikapan terhadap lembaga pendidikan privat yang belum memiliki izin memanglah tugas dari Dinas Pendididkan Kota Bandar Lampung berdasarkan Instrusi dari Kementrian Pendidikan Nasioanal, namun hal itu bukan berarti pihak lain (contohnya masyarakat) berlepas tangan untuk membantu, karena hal ini merupakan kewajiban seluruh pihak. Selain itu pengawasan terhadap usaha pendidikan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung ini harus dioptimalkan lagi, agar terdapat kesadaran hukum yang dimiliki oleh pemilik usaha untuk segera mengurus izin terkait dengan usahanya dibidang Lembaga Pendidikan Privat, dan bagi lembaga yang tidak memiliki izin agar ditegur dengan tegas oleh pihak terkait, sehingga menimbulkan keadilan yang menyeluruh serta pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 62 ayat (1) dapat berjalan optimal.

(54)
(55)

DAFTAR ISI

2.3 Bentuk, Isi, dan Sifat Izin ... 15

2.4 Pengertian dan Pengaturan Lembaga Pendidikan Privat ... 17

2.5 Proses dan Prosedur Perizinan Lembaga Pendidikan Privat... 20

BAB III METODE PENELITIAN

3.3 Metode pengumpulan data dan pengolahan data ... 25

3.3.1 Pengumpulan data... 25

3.3.2 Pengolahan data ... 26

3.4 Analisis data... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran umum Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dan Lembaga Pendidikan Privat ... 28

(56)

4.2.1 Pelaksanaan pemberian izin operasional Lembaga Pendidikan Privat di Kota Bandar Lampung ... 55 4.2.2 Tahapan Pengaturan Perizinan Lembaga Pendidikan Privat

yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung ... 57 4.2.3 Tahapan Pengajuan izin Penyelenggaraan Lembaga

Pendidikan Privat ... 59 4.3 Faktor penghambat dalam pengajuan izin penyelenggaraan Lembaga

Pendidikan Privat di Kota Bandar Lampung ... 65 4.3.1 Dampak hukum dari tidak terwujudnya izin usaha terhadap

Lembaga Pendidikan Privat di Kota Bandar Lampung... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 69 5.2 Saran... 71

(57)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Visi dan Misi Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung ... . 29

4.2 Pendidikan Formal di Kota Bandar Lampung... . 33

4.3 Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung... 37

4.4 Jumlah Penduduk Kota Bandar Lampung ... . 38

4.5 Lembaga Pendidikan Privat di Kota Bandar Lampung... . 42

4.6 Klasifikasi Kelas dan Harga Lembaga Pendidikan Privat... . 45

4.7 Data Kepemilikan Izin Lembaga Pendidikan Privat ... . 51

4.8 Data Tanggapan Responden Terhadap Pengaturan Perizinan yang Harus Dimiliki oleh Lembaga Pendidikan Privat ... . 52

Referensi

Dokumen terkait

PEMBERIAN CORRECTIVE FEEDBACK DALAM PEMBIMBINGAN MENULIS KARYA ILMIAH: STUDI KASUS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 7 SURAKARTA Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu

c) Quick Ratio atau Acid Test Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan aktiva lancar yang lebih likuid

NPP tidak cepat teraglomerasi, sehingga absorbansi yang dihasilkan besar dan max yang dihasilkan kecil, hal ini menunjukkan bahwa jumlah nanopartikel yang terbentuk banyak

Derajat subsitusi CMC tertinggi yang dihasilkan pada penelitian ini diperoleh dari perlakuan asam trikloroasetat 20 % dan waktu reaksi 3 jam. Sehingga viskositas CMC

Pada penelitian ini akan dilakukan sintesis dan karakterisasi Na-CMC dari selulosa tanaman eceng gondok yang diperoleh dari dua daerah yang berbeda, yaitu daerah Jatinangor

Zat-zat yang tersuspensi dalam air setelah dilakukan perlakuan terjadi penurunan dari air asli, dari 700 menjadi 100 tetapi masih lebih besar dari baku mutu yang

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang alternatif bahan baku sosis yang berasal dari bahan nabati seperti jamur tiram putih dengan

Model penjadwalan pemetikan pucuk teh yang disusun dengan menggunakan program linier fuzzy memberikan hasil berupa produktivitas pucuk basah yang lebih tinggi dibandingkan hasil