• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSATUAN ISL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSATUAN ISL"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PERENCANAAN PENGEMBANGAN

KURIKULUM PAI TINGKAT SEKOLAH

DASAR

Ditujukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah: Pengembangan Kurikulum PAI Dosen pengampu: Drs. H. Ino Sutrisno, M.Ag

Di susun oleh: Lina Sopyan Miana Hanurita Sansan Fahrul H

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSATUAN ISLAM

(2)

KATA PENGANTAR

Assaalamu’alaikum wr.wb.

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmatnya kepada kita semua sehingga kami bisa menyelasaikan tugas mata kuliah “Pengembangan Kurikulum PAI”, yang berjudul “Perencanaan Pengembangan Kurikulum PAI pada Tingkat Dasar”.

Dan tak lupa kami haturkan terima kasih banyak kepada teman-teman yang telah membantu demi terselesainya tugas mata kuliah “Pengembangan Kurikulum PAI”:

1. Kepada Bpk Ino Sutrisno Selaku Dosen Pengampu “Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum PAI”, yang telah memberikan arahan dan bimbinganya.

2. Kepada Rekan-Rekan Kelompok Satu, yang telah membantu dan bekerjasama sehingga bisa terselesainya tugas mata kuliah ini.

Kepada semua pihak-pihak yang telah membantu atas kerjasamanya demi terselesainya tugas mata kuliah ini, kami berterima kasih banyak, semoga apa yang ada dalam pembahasan makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Di Susun:

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman, dan latihan-latihan yang dilaluinya pada masa kecilnya. Seseorang yang pada waktu kecilnya tidak mendapatkan pendidikan agama, maka pada masa dewasanya nanti ia akan merasakan bahwa pentingnya agama dalam hidupnya. Lain halnya dengan orang yang pada masa kecilnya mempunyai pengalaman-pengalaman agama, misalnya ibu dan bapaknya orang yang beragama, lingkungan sosial dan kawan-kawannya juga hidup menjalankan agama, ditambah pula dengan pendidikan agama di rumah, masyarakat, dan sekolah secara sistematis. Maka, dengan sendirinya orang tersebut akan mempunyai kecenderungan kepada hidup dalam aturan beragama, terbiasa menjalankan ibadah, takut melangkahi larangan-larangan agama, dan dapat merasakan betapa nikmatnya hidup beragama. Dari sebab-sebab itulah diketahui bahwa pentinnya pendidikan agama di sekolah, terutama pada sekolah dasar (SD).

Dan pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam (PAI) merupakan salah satu perwujudan dari pengembangan sistem pendidikan Islam.Dan hal ini akan penulis paparkan dalam makalah ini yang berjudul “Pengembangan Kurikulum 2013 Pendididikan Agama Islam pada Sekolah Dasar (SD)”. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Pengembangan Kurikulum PAI”..

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka penulis merumuskan berbagai permasalahan yaitu:

1. Apa pengertian pengembangan kurikulum PAI pada Sekolah Dasar (SD)?

2. Apa saja prinsip-prinsip pengembangan kurikulum PAI?

3. Bagaimana landasan filosofis pengembangan kurikulum PAI ?

4. Apa dasar hukum pengembangan kurikulum PAI?

5. Bagaimana komponen pengembangan kurikulum PAI?

(4)

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini ialah:

1. Untuk menjelaskan kepada para pembaca mengenai pengertian pengembangan

kurikulum PAI pada Sekolah Dasar (SD).

2. Untuk menjelaskan kepada para pembaca mengenai prinsip-prinsip pengembangan

kurikulum PAI.

3. Untuk menjelaskan kepada para pembaca mengenai landasan filosofis

pengembangan kurikulum PAI.

4. Untuk menjelaskan kepada para pembaca mengenai dasar hukum pengembangan

kurikulum PAI.

5. Untuk menjelaskan kepada para pembaca mengenai komponen pengembangan

kurikulum PAI.

6. Untuk menjelaskan kepada para pembaca mengenai contoh dari pengembangan

(5)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian pengembangan kurikulum PAI pada tingkat Sekolah Dasar (SD)

Judul makalah ini adalah “Perencanaan pengembangan kurikulum PAI pada tingkat sekolah dasar” Agar tidak terjadi kesalahfahaman dalam memberikan interprestasi terhadap judul tersebut, maka dipertegas beberapa istilah yang terkandung di dalamnya yaitu:

1. Pengertian pengembangan

Menurut KBBI pengembangan ialah cara/proses mengembangkan. 2. Pengertian Kurikulum

Ditinjau dari asal katanya, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang mula-mula digunakan dalam bidang olah raga, yaitu kata currere, yang berarti jarak tempuh lari. Dalam kegiatan berlari tentu saja ada jarak yang harus ditempuh mulai dari start sampai dengan finish.[1] Atas dasar tersebut pengertian kurikulum diterapkan dalam bidang pendidikan. Kurikulum merupakan seperangkat/sistem rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman untuk menggunakan aktivitas belajar mengajar.

Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum 2013 yang merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang pernah digagas dalam rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, tapi belum terselesaikan karena desakan untuk segera mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Selain itu penataan kurikulum pada kurikulum 2013 dilakukan sebagai amanah dari UU No.20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional dan peraturan presiden N0. 5 tahun 2010 tentang rencana pembangunan jangka menengah nasional.

(6)

Kurikulum 2013 dikembangkan untuk meningkatkan capaian pendidikan dengan dua strategi utama, yaitu peningkatan efektifitas pembelajaran pada satuan pendidikan dan penambahan waktu pembelajaran di sekolah.[ ]2

3. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran yang wajib diajarkan setiap jenjang pendidikan, yaitu mulai pendidikan dasar sampai keperguruan tinggi, hal ini sesuai dengan UU RI No. 2 Tahun 1989 pada bab IX pasal 39 ayat 2. [ ]3

4. Pengertian Sekolah Dasar

Sekolah Dasar yaitu jenjang pendidikan yang paling dasar, setara dengan MI.

Dari pengertian-pengertian yang disebutkan diatas. Penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan “Perencanaan Pengembangan Kurikulum Pendididikan Agama Islam pada tingkat Sekolah Dasar (SD)” adalah cara/proses mengembangkan kurikulum yang digunakan saat ini dengan menggunakan cara-cara tertentu dan khusus pada Pendididikan Agama Islam di tingkat Sekolah Dasar (SD).

B. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum PAI

Pengembangan kurikulum berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Prinsip berorientasi pada tujuan

Pengembangan kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu, yang bertitik tolak dari tujuan pendidikan nasional. Tujuan kurikulum merupakan penjabaran dan upaya untuk mencapai tujuan satuan dan jenjang pendidikan tertentu. Tujuan kurikulum mengendung aspek-aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai; yang selanjutnya menumbuhkan perubahan tingkah laku peserta didik yang mencakup ketiga aspek tersebut dan bertalian dengan aspek-aspek yang terkandung dalam tujuan pendidikan nasional.

b. Prinsip relevansi (kesesuaian)

Pengembangan kurikulum yang meliputi tujuan, isi dan sistem penyampaiannya harus relevan (sesuai) dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, serta serasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.[ 4 ]

c. Prinsip efisiensi dan efektifitas

2. www.unja.ac.id/fkip/index.php/kurikulum-2013/133-prinsip-penyusunan-rpp

3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1989, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (PT. Mediawiyata: Semarang), hlm.19.

(7)

Pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan segi efisiensi dalam pendayagunaan dana, waktu, tenaga dan sumber-sumber yang tersedia agar dapat mencapai hasil yang optimal demi keberhasilan siswa.

d. Prinsip fleksibilitas (keluwesan)

Kurikulum yang luwes mudah disesuaikan, diubah, dilengkapi atau dikurangi berdasarkan tuntutan dan keadaan ekosistem dan kemampuan setempat, jadi tidak statis atau kaku.

e. Prinsip berkesinambungan (kontinuitas)

Kurikulum disusun secara berkesinambungan, artinya bagian-bagian, aspek-aspek, materi, bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas-lepas, melainkan satu sama lain memiliki hubungan fungsional yang bermakan, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan pendidikan, tingkat perkembangan siswa. Dengan prinsip ini, tampak jelas alur dan keterkaitan di dalam kurikulum tersebut sehingga mempermudah guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.

f. Prinsip keseimbangan

Penyusunan kurikulum supaya memerhatikan keseimbangan secara proporsional dan fungsional antara berbagai program dan sub-program, antara semua mata ajaran, dan antara aspek-aspek perilaku yang ingin dikembangkan. Keseimbangan juga perlu diadakan antara teori dan praktik, antara unsure-unsur keilmuan sains, sosial, humaniora, dan keilmuan perilaku. Dengan keseimbangan tersebut diharapkan terjalin perpaduan yang lengkap dan menyeluruh, yang satu sama lainnya saling memberikan sumbangannya terhadap pengembangan pribadi.[5]

g. Prinsip keterpaduan

Kurikulum dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prinsip keterpaduan. Perencanaan terpadu bertitik tolak dari masalah atau topik dan konsistensi antara unsur-unsurnya. Pelaksanaan terpadu dengan melibatkan semua pihak, baik di lingkungan sekolah maupun pada tingkat intersektoral. Dengan keterpaduan ini diharapkan terbentuknya pribadi yang bulat dan utuh. Disamping itu juga dilaksanakan keterpaduan dalam proses pembelajaran, baik dalam interaksi antara siswa dan guru maupun antara teori dan praktik.

(8)

mengajar, peralatan/media yang bermutu. Hasil pendidikan yang bermutu diukur berdasarkan kriteria tujuan pendidikan nasional yang diharapkan.[6]

C. Landasan filosofis pengembangan kurikulum PAI

Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenjang masing-masing satuan pendidikan. Berdasarkan ketentuan tersebut, pengembangan kurikulum agar berlandaskan faktor-faktor sebagai berikut:

a. Tujuan filsafat dan pendidikan nasional yang dijadikan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan instruksional yang pada gilirannya menjadi landasan dalam merumuskan tujuan kurikulum satuan pendidikan.

b. Sosial budaya dan agama yang berlaku dalam masyarakat kita.

c. Perkembangan peserta didik, yang menunjuk pada karakteristik perkembangan

ekonomi, kesejahteraan rakyat, hokum, hankam, dan sebagainya.

f. Perkembangan ilmu pengetahauan dan teknologi yang sesuai dengan sistem nilai dan

kemanusiaan serta budaya bangsa.[7]

D. Dasar hukum pengembangan kurikulum PAI

Dasar hukum pengembangan dan penyusunan kurikulum SD ini mengacu pada:

a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal

36 Ayat 1 &2, Pasal 38 Ayat 2 dan Pasal 51 Ayat 1.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Pasal 17 Ayat 1 & 2, dan Pasal 49 Ayat 1.

c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

(SI) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

(9)

e. Peraturan Mendiknas Nomor 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaaan Permendiknas

Nomor 22 dan 23.

f. Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah (RPS/M)[8]

E. Komponen pengembangan kurikulum PAI

Kurikulum sebagai suatu sistem keseluruhan memiliki komponen-komponen yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yakni: (a) tujuan, (b) materi, (c) metode, (d) organisasi, dan (e) evaluasi. Komponen-komponen tersebut, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama menjadi dasar utama dalam upaya mengembangkan sistem pembelajaran.

a. Tujuan Kurikulum

Tujuan kurikulum tiap satuan pendidikan harus mengacu kearah pencapaian tujuan pendidikan nasional, sebagaimana telah ditetapkan dalam Undang-undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

b. Materi Kurikulum

Materi kurikulum pada hakikatnya adalah isi kurikulum. Dalam Undang-undang Pendidikan tentang Sistem Pendidikan Nasional telah ditetapkan bahwa, “Isi kurikulum merupakan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional” (Bab IX, Pasal 39).

Materi kurikulum mengandung aspek-aspek tertentu sesuai dengan tujuan kurikulum, yang meliputi:

a) Teori, ialah seperangkat konstruk atau konsep, definisi dan preposisi yang saling berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematik tentang gejala dengan menspesifikasi hubungan-hubungan antara variabel-variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.

b) Konsep, adalah suatu abstraksi yang dibentuk oleh generalisasi dari kekhususan-kekhususan. Konseo adalah definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala.

c) Generalisasi, adalah kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus, bersumber dari analisis, pendapat, atau pembuktian dalam penelitian.

d) Prinsip, adalh ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.

e) Prosedur, adalah suatu seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi pelajaran yang harus dilakukan oleh siswa.[9]

8 . Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam, Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006), hlm. 169.

(10)

f) Fakta, adalah sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap penting, terdiri dari terminologi, orang dan tempat, dan kejadian.

g) Istilah, adalah kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang diperkenalkan dalam materi.[10]

h) Contoh atau ilustrasi, ialah suatu hal atau tindakan atau roses yang bertujuan untuk memperjelas suatu uraian atau pendapat.

i) Definisi, adalah penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu hal dlam garis besarnya.

j) Preposisi, adalah suatu pernyataan yang tak perlu diberi argumentasi. Preposisi hampir sama dengan asumsi dan paradigm.

c. Metode

Metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Suatu metode mengandung pengertian terlaksananya kegiatan guru dan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran.

d. Organisasi Kurikulum

Organisasi kurikulum terdiri dari beberapa bentuk, yang masing-masing memiliki ciri-cirinya sendiri:

1) Mata pelajaran terpisah-pisah (isolated subjects)

Kurikulumm terdiri dari sejumlah mata ajaran yang terpisah-pisah, seperti: Sejarah, Ilmu Pasti, Bahasa Indonesia, dan sebagainya. Tiap mata ajaran disampaikan sendiri-sendiri tanpa ada hubungannya dengan mata ajaran lainnya. Masing-masing diberikan pada waktu tertentu, dan tidak mempertimbangkan minat, kebutuhan, dan kemampuan siswa, semua materi diberikan sama.

2) Mata ajaran-mata ajaran berkolerasi (correlated)

Korelasi diadakan sebagai upaya untuk menggurangi kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisahan mata ajaran. Prosedur yang ditempuh ialah menyampaikan pokok-pokok yang saling berkorelasi guna memudahkan siswa memahami pelajaran tersebut.

3) Bidang studi (broadfield)

Beberapa mata ajaran yang sejenis dan memiliki ciri-ciri yang sama dikorelasikan/difungsikan dalam satu bidang pengajaran, misalnya bidang studi bahasa, meliputi membaca, bercerita, mengarang, bercakap-cakap, dan sebgainya.

4) Program yang berpusat pada anak (childecentered program)

Program ini adalah orientasi baru dimana kurikulum dititkberatkan pada kegiatan-kegiatan peserta diidk, bukan pada mata ajaran. Guru menyiapkan program yang meliputi kegiatan-kegiatan yang menyajikan kehidupan anak, misalnya ekskursi

(11)

dan cerita. Dengan cara memperkaya dan memperluas macam-macam kegiatan, peserta didik dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

5) Core program

Core program adalah suatu program inti berupa suatu unit atau masalah. Masalah itu diambil dari suatu mata ajaran tertentu, misalnya bidang studi IPS. Beberapa mata ajaran lainnya diberikan melalui kegiatan-kegiatan belajar dalam upaya memecahkan masalah tersebut. Mata ajaran tersebut tidak diberikan secara terpisah.

6) Eclectic program

Eclectic program adalah suatu program yang mencari keseimbangan antara organisasi kurikulum yang berpusat pada mata ajaran dan yang berpusat pada peserta didik. Caranya ialah memilih unsur-unsur yang dianggap baik yang terdapat pada kedua jenis organisasi tersebut, kemudian unsur-unsur tersebut diintegrasikanmenjadi suatu program. Program ini sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kematangan peserta didik. Program ini juga menyediakan kesempatan untuk bekerja kreatif, mengembangkan apresiasi, dan pemahaman.

e. Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk memperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan siswa. Berdasarkan informasi itu dapat dibuat keputusan tentang kurikulum itu sendiri, pembelajran, kesulitan dan upaya bimbingan yang perlu dilakukan.

F. Contoh dari pengembangan kurikulum PAI di SD

(12)

kecakapan-kecakapan untuk dapat berpartisipasi dalam masyarakat. Ketiga, pelaksanaan pendidikan dipengaruhi dan didukung oleh lingkungan masyarakat tempat pendidikan itu berlangsung.

Kurikulum yang digunakan di SDN Sumbersari 1 Malang ialah dibedakan menjadi dua, dimana kelas I dan kelas IV menggunakan Kurikulum 2013, sedangkan kelas yang lainnya menggunakan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Penggunaan Kurikulum 2013 terutama untuk mata pelajaran PAI disini masih belum optimal, karena sosialisasi dan pengarahan yang diberikan kepada guru pengajar PAI masih kurang dibandingkan dengan guru kelas. Selain itu pihak sekolah harus mengusahakan sendiri dalam pengadaan buku pelajaran bagi siswa, karena biaya sekolah yang dituntut gratis, dan guru disini juga masih memegang peranan aktif selama pembelajaran di kelas. Hal inilah yang menjadi kendala dalam penggunaan Kurikulum 2013. Dengan adanya berbagai kekurangan dalam penggunaan kurikulum 2013, diakui oleh Ibu Siti Marsiyah, guru pengajar PAI di SD Sumbersari 1 Malang, bahwa dalam mengajarkan mata pelajaran PAI lebih mudah menggunakan kurikulum sebelumnya, yakni KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).

Tujuan utama KTSP adalah memandirikan dan memberdayakan sekolah dalam mengembangkan kompetensi yang akan disampaikan kepada peserta didik, sesuai dengan kondisi lingkungan. Penyusunan KTSP ini dipercayakan pada setiap tingkat satuan pendidikan untuk memberdayakan daerah dan sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengelola serta menilai pembelajaran sesuai dengan kondisi dan aspirasi mereka. Dalam kegiatan pengembangan dan pembinaan kurikulum, perhatikan skema berikut ini.

(13)

berhubungan dengan kegiatan pelaksanaan kurikulum dan pemotretan pelaksanaannya. Hal ini ditujukan untuk mempertahankan dan menyempurnakan kurikulum yang sudah ada, supaya hasilnya maksimal.

Berkaitan dengan tim pengembang kurikulum, mereka berkedudukan dalam kegiatan pengembangan. Ketika pengembangan kurikulum masih bersifat sentralistik, maka tim pengembang berada pada tingkat nasional. Namun, ketika pengembangan kurikulum bersifat desentralistik, tim pengembang kurikulum dapat berada pada tingkat nasional, propinsi, kota/kabupaten, dan sekolah. Penetapan siapa saja tim pengembang kurikulum tak dapat dilepaskan dari model pengembangan kurikulum yang dianut. Salah satu model dalam pengembangan kurikulum yakni model Grass Roots, dengan langkah-langkahnya sebagai berikut. Kebijakan mengenai pengembangan KTSP merupakan suatu bentuk perwujudan pelaksanaan otonomi pendidikan. Sekolah diberi kesempatan yang lebih leluasa untuk mengembangkan program pendidikan yang akan dilaksanakan dengan melibatkan berbagai komponen antara lain kepala sekolah, guru dan karyawan, komite sekolah, dewan pendidikan, tokoh masyarakat, pakar kurikulum setempat, dan pejabat daerah setempat. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan masukan dari berbagai komponen masyarakat sehingga pengembangan kurikulum dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat setempat.

(14)

pendidikan untuk dapat mencapai tujuan pendidikannya sescara efisien. Dalam konteks ini, pemeran utama dalam pengembangan KTSP adalah kepala sekolah, guru, dan komite sekolah. Pihak lain yang dapat dilibatkan dalam pengembangan kurikulum itu diantaranya adalah pemerintah, perguruan tinggi, ahli kurikulum dan berbagai lapisan masyarakat umumnya, seperti golongan agama, industri, politik, dan juga siswa.

Dengan kata lain, pengembang kurikulum sekolah dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok intern (dari dalam) sekolah dan kelompok ekstern (dari luar) sekolah. Kontribusi dari pihak luar biasanya bersifat umum. Sekolahlah yang harus menerjemahkannya dalam kegiatan yang lebih spesifik dan operasional.

BAB III

KESIMPULAN

Kurikulum merupakan seperangkat/sistem rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman untuk menggunakan aktivitas belajar mengajar.

Kurikulum juga diartikan sebagai aktivitas dan kegiatan belajar yang direncaknakan, diprogamkan peserta didik dibawah bimbingan sekolah, baik didalam maupun diluar sekolah.

Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yaitu: Prinsip berorientasi pada tujuan, Prinsip relevansi (kesesuaian), Prinsip efisiensi dan efektifitas, Prinsip fleksibilitas (keluwesan), Prinsip berkesinambungan (kontinuitas), Prinsip keseimbangang, Prinsip keterpaduan dan Prinsip mutu.

(15)

Dasar hukum pengembangan dan penyusunan kurikulum SD ini mengacu pada: Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 Ayat 1 &2, Pasal 38 Ayat 2 dan Pasal 51 Ayat 1.

Kemudian ada 4 unsur komponen kurikulum yaitu: tujuan, isi (bahan pelajaran), strategi pelaksanaan (proses belajar mengajar), dan penilaian (evaluasi)

Pendidikan Agama Islam pada jenjang pendidikan dasar dimaksudkan untuk meningkatkan potensi spiritual peserta didik agar dapat mengenal dan membiasakan diri dalam menjalankan ajaran agama, serta dapat memahami, meyakini, dan mengamalkan ajaran agama Islam dengan baik. Dengan demikian, PAI pada jenjang pendidikan dasar ini lebih diarahkan pada pembinaan sikap keberagaman dan pengembangan potensi spiritual siswa yang bersifat personal dan individual (kesalehan individual) yang secara langsung atau tidak langsung akan memiliki dampak social.

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Subandijah, 1992, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta : PT. Raja Grafindo.

Muhaimin, 2006, Nuansa Baru Pendidikan Islam, Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Oemar Hamalik, 2007, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: PT

Bumi Aksara.

(16)

http://www.solopos.com/2013/11/20/kurikulum-2013-guru-kesulitan-melaksanakan-466994 diakses pada: 12 Desember 2016

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa sub bahasan yang akan diuraikan dalam pembahasan ini adalah tinjauan Pendidikan Agama Islam, materi pokok Pendidikan Agama Islam, kurikulum PAI, serta PAI Penguatan

Dalam rangka mempermudah Implementasi Kurikulum 2013 PAI dan Budi Pekerti pada Sekolah, Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI) akan menyelenggarakan Apresiasi Guru PAI

Model pengembangan kurikulum PAI sistem Fullday School di Lembaga Pendidikan Islam.. Model pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam di

Berdasarkan hasil analisis korelasi, pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam dan prestasi belajar mata pelajaran PAI siswa SMA Tunas Luhur Paiton Probolinggo

Berdasarkan hasil analis yang penulis dilakukan, dapat diketahui bahwa: (1) Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama Islam Dalam Pengembangan Pembelajaran Pendidikan

Pendidikan Agama Islam (PAI) sangatlah berpengaruh terhadap perilaku peserta didik. Di Indonesia, Pendidikan Agama termasuk kurikulum wajib yang harus di pelajari oleh

Jadi yang dimaksud Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam PAI di SMA adalah perluasan atau penyempurnaan sekumpulan materi pokok PAI dan apa saja yang dialami peserta didik

PENGEMBANGAN KULTURAL Karena masyarakat Indonesia yang majemuk, maka kurikulum Pendidikan Agama islam PAI yang ideal adalah kurikulum yang dapat menunjang proses siswa menjadi